Upload
nurularidha
View
58
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
“LEBARAN IDUL ADHA”
Malam sebelum lebaran biasa kita kenal sebagai “malam takbiran”.
Di malam itu semua tetangga-tetangga di dekat rumah sibuk memasak
untuk Hari Raya Idul Adha besok. Begitu pula dengan saya dan keluarga.
Saya dan kakakku membagi tugas agar pekerjaan rumah cepat
terselesaikan. Bagian kakak yaitu membantu mama memasak, sedangkan
saya membersihkan ruang tamu, kamar,menyetrika, dan mengepel.
Pekerjaan itu berlangsung mulai pukul 18.30 WITA hingga pukul 00.00
WITA. Kami pun sekeluarga bergegas ke tempat tidur agar tidak
terlambat bangun. Sungguh kelelahan yang sangat di rasakan. Salawat
pertanda salat subuh pun terdengar di telingaku. Aku bagun dan
bergegas berwudhu untuk ke masjid menunaikan salat subuh sekalian
meyimpan sajadah untuk tempat salat Idul Adha. Salat subuh usai saya
kerjakan. Saya kembali ke rumah mandi dan berdandan serta berpakaian
rapi agar kelihatan cantik. Setelah semua selesai berpakaian, saya dan
keluarga berbondong-bondong ke masjid untuk menunaikan salat Idul
Adha. Suara takbiran terdengar sangat merdu menenangkan hati. Hari
yang sangat menyenangkan.
Salat Idul Adha pun usai terlaksanakan dengan penuh suka cita.
Saya dan keluarga serta kerabat – kerabat saling bersalam-salaman dan
meminta maaf satu sama lain. Tak terasa, perut pun berbunyi. Aku
segera kembali ke rumah dan makan masakan mama tercinta. Tapi,
makanku tidak banyak dikarenakan saya dan teman-teman akan
berangkat ke tosora untuk ziarah di rumah Ummi. Tiba-tiba suara klakson
motor Meidy terdengar, aku segera ke kamar dan mangganti pakaian dan
berangkat ke rumah Albab. Di rumah Albab, saya dan Meidy menunggu
teman-teman yang lain. Akhirnya , hanya Cita,Bedel,Nina yang jadi
berangkat. Sesampai di rumah Ummi, kami terlebih dulu di beri minum
dan kue. Setelah itu di lanjutkan makan coto,ayam,buras,dll. Walaupun
sedikit kami tetap bersyukur karena bisa memuaskan perut yang
kelaparan ini. Setelah beristirahat sejenak, kami pun segera mengambil
kunci motor dan berpamitan serta bersalim-salim dengan keluarga Ummi.
Cita dan saya yang mengendarai motor melaju dengan kecepatan yang
cukup tinggi. Tapi, selama perjalanan pulang kami tak melihat Albab.
Tiba-tiba handphone Bedel berbunyi dan ternyata itu Nina yang minta
tolong karena motor yang di tumpanginya itu meletus. Kami pun berbalik
arah walaupun sudah setengah perjalanan. Sesampainya di tempat
mereka, kami segera mencarikan tempat press ban. Untung tak jauh dari
tempat kejadian. Nina pun ingin pulang secepatnya karena orang tuanya
menelpon untuk memanggil Nina ke Pammana. Jadi, Bedel yang
mengantar Nina duluan ke Sengkang. Saya,Cita,Meidy menunggu motor
Albab yang masih di perbaiki.
Akhirnya, tak lama kemudian motor Albab selesai. Kami pun
melanjutkan perjalanan. Sesampai di Sengkang kami singgah di rumah
Bedel dan makan lagi. Sudah di rumah Bedel, saya mengajak teman-
teman ke rumah makan coto. Di rumahku, kami berbincang-bincang
kelelahan. Satu setengah jam pun terlewatkan di rumahku. Mereka pun
kembali ke rumah masing-masing.