2
“LEBARAN IDUL ADHA” Malam sebelum lebaran biasa kita kenal sebagai “malam takbiran”. Di malam itu semua tetangga-tetangga di dekat rumah sibuk memasak untuk Hari Raya Idul Adha besok. Begitu pula dengan saya dan keluarga. Saya dan kakakku membagi tugas agar pekerjaan rumah cepat terselesaikan. Bagian kakak yaitu membantu mama memasak, sedangkan saya membersihkan ruang tamu, kamar,menyetrika, dan mengepel. Pekerjaan itu berlangsung mulai pukul 18.30 WITA hingga pukul 00.00 WITA. Kami pun sekeluarga bergegas ke tempat tidur agar tidak terlambat bangun. Sungguh kelelahan yang sangat di rasakan. Salawat pertanda salat subuh pun terdengar di telingaku. Aku bagun dan bergegas berwudhu untuk ke masjid menunaikan salat subuh sekalian meyimpan sajadah untuk tempat salat Idul Adha. Salat subuh usai saya kerjakan. Saya kembali ke rumah mandi dan berdandan serta berpakaian rapi agar kelihatan cantik. Setelah semua selesai berpakaian, saya dan keluarga berbondong-bondong ke masjid untuk menunaikan salat Idul Adha. Suara takbiran terdengar sangat merdu menenangkan hati. Hari yang sangat menyenangkan. Salat Idul Adha pun usai terlaksanakan dengan penuh suka cita. Saya dan keluarga serta kerabat – kerabat saling bersalam-salaman dan meminta maaf satu sama lain. Tak terasa, perut pun berbunyi. Aku segera kembali ke rumah dan makan masakan mama tercinta. Tapi, makanku tidak banyak dikarenakan saya dan teman-teman akan berangkat ke tosora untuk ziarah di rumah Ummi. Tiba-tiba suara klakson motor Meidy terdengar, aku segera ke kamar dan mangganti pakaian dan berangkat ke rumah Albab. Di rumah Albab, saya dan Meidy menunggu teman-teman yang lain. Akhirnya , hanya Cita,Bedel,Nina yang jadi berangkat. Sesampai di rumah Ummi, kami terlebih dulu di beri minum dan kue. Setelah itu di lanjutkan makan coto,ayam,buras,dll. Walaupun sedikit kami tetap bersyukur karena bisa memuaskan perut yang kelaparan ini. Setelah

Cerita pendek

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Cerita pendek

“LEBARAN IDUL ADHA”

Malam sebelum lebaran biasa kita kenal sebagai “malam takbiran”.

Di malam itu semua tetangga-tetangga di dekat rumah sibuk memasak

untuk Hari Raya Idul Adha besok. Begitu pula dengan saya dan keluarga.

Saya dan kakakku membagi tugas agar pekerjaan rumah cepat

terselesaikan. Bagian kakak yaitu membantu mama memasak, sedangkan

saya membersihkan ruang tamu, kamar,menyetrika, dan mengepel.

Pekerjaan itu berlangsung mulai pukul 18.30 WITA hingga pukul 00.00

WITA. Kami pun sekeluarga bergegas ke tempat tidur agar tidak

terlambat bangun. Sungguh kelelahan yang sangat di rasakan. Salawat

pertanda salat subuh pun terdengar di telingaku. Aku bagun dan

bergegas berwudhu untuk ke masjid menunaikan salat subuh sekalian

meyimpan sajadah untuk tempat salat Idul Adha. Salat subuh usai saya

kerjakan. Saya kembali ke rumah mandi dan berdandan serta berpakaian

rapi agar kelihatan cantik. Setelah semua selesai berpakaian, saya dan

keluarga berbondong-bondong ke masjid untuk menunaikan salat Idul

Adha. Suara takbiran terdengar sangat merdu menenangkan hati. Hari

yang sangat menyenangkan.

Salat Idul Adha pun usai terlaksanakan dengan penuh suka cita.

Saya dan keluarga serta kerabat – kerabat saling bersalam-salaman dan

meminta maaf satu sama lain. Tak terasa, perut pun berbunyi. Aku

segera kembali ke rumah dan makan masakan mama tercinta. Tapi,

makanku tidak banyak dikarenakan saya dan teman-teman akan

berangkat ke tosora untuk ziarah di rumah Ummi. Tiba-tiba suara klakson

motor Meidy terdengar, aku segera ke kamar dan mangganti pakaian dan

berangkat ke rumah Albab. Di rumah Albab, saya dan Meidy menunggu

teman-teman yang lain. Akhirnya , hanya Cita,Bedel,Nina yang jadi

berangkat. Sesampai di rumah Ummi, kami terlebih dulu di beri minum

dan kue. Setelah itu di lanjutkan makan coto,ayam,buras,dll. Walaupun

sedikit kami tetap bersyukur karena bisa memuaskan perut yang

kelaparan ini. Setelah beristirahat sejenak, kami pun segera mengambil

kunci motor dan berpamitan serta bersalim-salim dengan keluarga Ummi.

Cita dan saya yang mengendarai motor melaju dengan kecepatan yang

cukup tinggi. Tapi, selama perjalanan pulang kami tak melihat Albab.

Tiba-tiba handphone Bedel berbunyi dan ternyata itu Nina yang minta

Page 2: Cerita pendek

tolong karena motor yang di tumpanginya itu meletus. Kami pun berbalik

arah walaupun sudah setengah perjalanan. Sesampainya di tempat

mereka, kami segera mencarikan tempat press ban. Untung tak jauh dari

tempat kejadian. Nina pun ingin pulang secepatnya karena orang tuanya

menelpon untuk memanggil Nina ke Pammana. Jadi, Bedel yang

mengantar Nina duluan ke Sengkang. Saya,Cita,Meidy menunggu motor

Albab yang masih di perbaiki.

Akhirnya, tak lama kemudian motor Albab selesai. Kami pun

melanjutkan perjalanan. Sesampai di Sengkang kami singgah di rumah

Bedel dan makan lagi. Sudah di rumah Bedel, saya mengajak teman-

teman ke rumah makan coto. Di rumahku, kami berbincang-bincang

kelelahan. Satu setengah jam pun terlewatkan di rumahku. Mereka pun

kembali ke rumah masing-masing.