Upload
malichatun-nisa
View
8.571
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Citation preview
Oleh :Arifah ZurotunnisaLinda Novika Arum
Malihatun Nisa’Veronika
Bulan
BERPIKIR TINGKAT TINGGI(Higher Order Thinking)
Pendahuluan Berpikir merupakan suatu upaya kompleks dan reflektif dan juga
pengalaman kreatifBerpikir merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran
siswaKemampuan berpikir ini dimungkinkan untuk berkembang karena
manusia memiliki rasa ingin ta-hu yang selalu terus berkembang. Berarti keterampilan berpikir setiap orang akan selalu berkembang dan dapat dipelajari
Depdiknas (2003a) menegaskan salah satu kecakapan hidup (life skill) yang perlu dikembangkan melalui proses pendidikan adalah keterampilan berpikir
Beyer menekankan pentingnya mendefinisikan keterampilan secara akurat dan menyarankan untuk mere-view kerja para peneliti seperti Bloom, Guilford, dan Feuerstein untuk menemukan definisi yang bermakna tentang berpikir. Agar tidak bingung membedakan proses seperti inkuiri dan mengingat sederhana. Beyer konsisten dengan para peneliti sebelum-nya tentang proses kognitif, untuk membedakan keterampilan berpikir tingkat rendah, dan keterampilan berpikir kompleks
Ketrampilan berfikir
Proses Berpikir Dasar
Proses Berpikir Kompleks
Memecahkan Masalah (Problem Solving
)
Membuat Keputusan (Decision Making
)
Berpikir Kritis (Critical Thinking
)
Berpikir Kreatif (Creative Thinking
)
Pembahasan
Berpikir Tingkat Tinggi
(Higher Order
Thinking)
Ketrampilan berfikir
Tingkat kemampuan berpikir menurut Bloom (Anderson dan Krat-hohl, 2001) dengan mengelompokkan proses yang digunakan siswa untuk memperoleh pengetahuan terdiri atas dimensi pengetahuan dan proses. Dimensi pengetahuan mencakup pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan pengetahuan metakognitif. Proses terdiri atas kategori mengingat, memahami, aplikasikan, analisis, evaluasi, dan menciptakan.
Definisi berpikir Menurut Para Ahli
Taylor • berpikir sebagai proses penarikan kesimpulan.
Edward de Bono
• berpikir sebagai satu proses yang kompleks yang berlaku dalam pikiran seseorang apabila orang itu menceritakan pengalamannya secara terperinci untuk mencapai sesuatu tujuan
Ruch•berpikir itu sendiri merupakan manipulasi atau organisasi unsur lingkungan dengan menggunakan lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak. Berpikir merujuk pada pelbagai aktivitas yang melibatkan penggunaan lambang dan konsep, sebagai pengganti objek dan peristiwa.
Tugas berpikir secara umum bergerak dari operasi sederhana menuju operasi yang lebih kompleks, dari dimensi konkrit menuju abstrak, dan dari penekanan bekerja dengan materi yang diketahui menuju kreasi atau penemuan sesuatu yang baru
Tingkatan berpikir
Berpikir biasa adalah berpikir sederhana dan dapat dilakukan oleh kebanyakan
Sedangan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir yang mendalam terhadap suatu
Proses Berpikir DasarTabel 1. Model keterampilan berpikir dasar
menurut Bloom dan GuifordNo Keterampilan Berpikir Dasar Proses Dasar
1 Sebab - memantapkan sebab dan akibat,- menguji
Prediksi; Inferensi; Pertimbangan; Evaluasi
2 Transformasi
- mengaitkan karakteristik yang sudah dan belum
diketahui, menciptakan makna
Analogi
Metafor
Induksi logis
3 Relasi
- mendeteksi operasi reguler
Fakta dan pola; Analisis dan
sintesis; Urutan dan
pilihandeduksi logis
4 Klasifikasi
- menentukan ciri umum
Persamaan dan perbedaan
pengelompokan dan pemilahan
perbandingan dan pemisahan
5 Kualifikasi
- menentukan karakteristik unik
Unit identitas dasar
definisi, fakta-fakta
pengenalan masalah
Proses Berpikir Kompleks
Cohen (1995) mengemukakan empat proses berpikir kompleks
memecahkan masalah
membuat keputusan
berpikir kritisberpikir kreatif
Memecahkan Masalah (Problem Solving)
Analisis
(1) mendefinisikan masalah
(2) membuat akternatif pemecahan masalah
(3) evaluasi alternatif pemecahan masalah(4) solusi dan tindak lanjut
Beberapa karakteristik dari pendefinisian masalah yang baik adalah: (1) Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi, dan data objektif dipisahkan dari persepsi; (2) Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi; (3) Masalah harus dinyatakan secara eksplisit/ tegas. Hal ini seringkali dapat menghindarkan kita dari pembuatan definisi yang tidak jelas; (4) Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidaksesuaian antara standar atau harapan yang telah ditetapkan sebelumnya dan kenyataan yang terjadi; (5) Definisi yang dibuat harus me-nyatakan dengan jelas, pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan de-ngan terjadinya masalah; dan (6) Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar
Karakteristik dari pembuatan alternatif masalah yang baik adalah:
(1) Semua alternatif yang ada sebaiknya diusulkan dan dikemukakan terlebih dahulu sebelum kemudian dilakukannya evaluasi terhadap mereka;
(2) Alternatif yang ada, diusulkan oleh semua orang yang terlibat dalam penyelesaian masalah. Semakin banyaknya orang yang mengusulkan al-ternatif, dapat meningkatkan kualitas solusi dan penerimaaan kelompok;
(3) Alternatif yang diusulkan harus sejalan dengan tujuan atau kebijakan organisasi. Kritik dapat menjadi penghambat baik terhadap proses orga-nisasi maupun proses pembuatan alternatif pemecahan masalah;
(4) Alternatif yang diusulkan perlu mempertimbangkan konsekuensi yang muncul dalam jangka pendek, maupun jangka panjang;
(5) Alternatif yang ada saling melengkapi satu dengan lainnya. Gagasan yang kurang menarik, bisa menjadi gagasan yang menarik bila dikombinasikan dengan gagasan-gagasan lainnya.
(6) Alternatif yang diusulkan harus dapat menyelesaikan masalah yang telah didefinisikan dengan baik. Masalah lainnya yang muncul, mungkin juga penting. Namun dapat diabaikan bila, tidak secara langsung mempengaruhi pemecahan masalah utama yang sedang terjadi.
Karakteristik dari evaluasi alternatif pemecahan masalah yang baik adalah:
(1) Alternatif yang ada dinilai secara relatif berdasarkan suatu standar yang optimal, dan bukan sekedar standar yang memuaskan;
(2) Penilaian terhadap alternatif yang ada dilakukan secara sistematis, sehingga semua alternatif yang diusulkan akan dipertimbangkan;
(3) Alternatif yang ada dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan organisasi dan mempertimbangkan preferensi dari orang-orang yang terlibat didalamnya;
(4) Alternatif yang ada dinilai berdasarkan dampak yang mungkin ditim-bulkannya, baik secara langsung, maupun tidak langsung; dan
(5) Alternatif yang paling dipilih dinyatakan secara eksplisit/tegas.
Karakteristik dari penerapan dan langkah tindak lanjut yang efektif adalah:
(1) Penerapan solusi dilakukan pada saat yang tepat dan dalam urutan yang benar. Penerapan tidak mengabaikan faktor yang membatasi dan tidak akan terjadi sebelum tahap 1, 2, dan 3 dalam proses pemecahan masalah dilakukan;
(2) Penerapan solusi dilakukan dengan menggunakan strategi "sedikit demi sedikit" dengan tujuan untuk meminimalkan terjadinya resistensi dan meningkatkan dukungan
(3) Proses penerapan solusi meliputi juga proses pemberian umpan balik. Berhasil tidaknya penerapan solusi, harus dikomunikasikan, sehingga terjadi proses pertukaran informasi
(4) Keterlibatan dari orang-orang yang akan terkena dampak dari penerapan solusi dianjurkan dengan tujuan untuk membangun dukungan dan komitmen;
(5) Adanya sistim monitoring yang dapat memantau penerapan solusi secara berkesinambungan. Dampak jangka pendek, maupun jangka panjang diukur
(6) Penilaian terhadap keberhasilan penerapan solusi didasarkan atas terselesaikannya masalah yang dihadapi, bukan karena adanya manfaat lain yang diperoleh dengan adanya penerapan solusi ini. Sebuah solusi tidak dapat dianggap berhasil bila masalah yang menjadi pertimbangan yang utama tidak terselesaikan dengan baik.
Membuat Keputusan (Decision Making)Luthans dan Davis (1996) mengemukakan
bahwa, decision making is almost universally defined as choosing between alternatives. Artinya, bahwa secara umum pengertian dari pengambilan keputusan adalah me-milih di antara berbagai alternatif. Pengertian ini diperkuat oleh Garry Deslerr (2001) yang mengatakan bahwa, decision is a choice made between available alternatives. Ditinjau dari sudut pandang lain dinyatakan pula bahwa, decision making is the process of developing and analyzing alternatives and choosing from among them.
Dari pengertian yang disebutkan di atas, terdapat satu kata kunci yang penting untuk memahami makna pengambilan keputusan
yakni memilih (choice)
Berpikir Kritis (Critical Thinking).
Menurut Ennis & Beyer berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai
memutuskan apa yang harus diyakini atau dilakukan secara masuk akal dan reflektif. Jadi
berpikir kritis artinya membuat pertimbangan yang masuk akal
Berpikir Kreatif (Creative Thinking)Menurut Coleman & Hammen (1974) berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang menghasilkan sesuatu yang baru dalam bentuk konsep, penemuan maupun karya seni. Salah satu cara untuk mengembangkan dan menguatkan kemampuan kita untuk berpikir kreatif adalah percaya bahwa sesuatu itu dapat dilakukan. Sehingga akan muncul adanya suatu dorongan untuk menggerakkan pikiran untuk mencari dan melaksanakan sesuatu yang diinginkan.
Tabel 2: Suatu model keterampilan berpikir: Proses-proses kompleks
Tingkat Tinggi
Berpikir
Memecahkan
Masalah
Membuat
Keputusan
Berpikir Kritis Berpikir Kreatif
Tugas Memecahkan
kesulitan Memilih alternatif
terbaik
Memahami makna
spesifik
Menciptakan ide
atau produk baru
Keterampilan
esensial yang
ditekankan
Transformasi
Sebab akibat
Klasifikasi, kaitan Kaitan,
transformasi, sebab
akibat
Kualifikasi, kaitan,
transformasi
Hasil Solusi, generalisasi Respons Alasan, bukti, teori Makna baru,
produk baru
Kesimpulan:Proses kompleks ini secara jelas menggambarkan dan
mengelaborasi keterampilan esensial. Beberapa keterampilan esensial tertentu dapat lebih signifikan terhadap proses kompleks yang lain, namun penelitian terbaru tidak menjelaskan pemahaman diskrit tentang relasi ini. Yang paling penting adalah bahwa siswa mengembangkan kompetensi kete-rampilan esensial pada awal tahun pertama sekolah dan kemudian ketika memasuki sekolah menengah pertama mulailah dikenalkan pada proses berpikir yang lebih kompleks pada materi tertentu yang spesifik yang sangat dekat dengan penggunaan beberapa keterampilan. Saat para siswa berada di sekolah menengah pertama awal merupakan waktu yang tepat untuk mengenalkan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau proses berpikir kompleks ini. Semakin dewasa maka terjadi pertumbuhan kemampu-an kognitif yang menantang berpikir lebih kompleks
TERIMAKASIH^^