39
Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil PB. 2 KUB SEBAGAI WADAH PEMBERDAYAAN 2.1. KONSEP DAN ARAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 2.1.1. Pengertian Pemberdayaan Pemberdayaan dimengerti sebagai proses perubahan "kreatif" yang diprakarsai oleh warga masyarakat yang SADAR dan TERBINA. Dalam pengertian di atas, terdapat beberapa hal penting, yakni : SADAR, mengandung 2 dimensi penting, yaitu : Kemandirian dan Partisipasi. Kemandirian sendiri memiliki pengertian yang luas dan mencakup kemandirian pada beberapa sektor, yakni : a. Kemandirian Ekonomi, ditandai oleh kemampuan bertahan pada kondisi ekonomi yang sulit, dan kemampuan mempertahankan kondisi ekonominya pada tingkat yang baik, bahkan meningkatkannya. b. Kemandirian Intelektual, yakni kemampuan untuk berpikir dengan pola SEBAB-AKIBAT, serta mengembang dari tingkat LOKAL ke REGIONAL dan akhirnya INTERNASIONAL. c. Kemandirian Manajemen, tercermin dari kemampuan untuk mengontrol institusi yang dibentuk dalam rangka pembangunan untuk masyarakat. Sedangkan partisipasi tidaklah terbatas pengertiannya pada kesempatan untuk memberikan usul, tetapi jauh lebih luas sampai kepada pelibatan mereka dalam seluruh langkah dan keputusan program atau proyek. Masyarakat terlibat dari sejak analisa kebutuhan dan masalah, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut setiap program dan proyek yang melibatkan mereka. 2.1.2. Tahap-tahap Pemberdayaan Ditinjau dari segi tingkat pelibatan pendamping, tahapan-tahapan pemberdayaan meliputi : a. Tahap Animasi , yakni tahap menumbuhkan/membangkitkan jiwa/semangat pada diri masyarakat bahwa mereka mampu. b. Tahap Fasilitasi , yakni tahap membantu masyarakat menembus/mengatasi rintangan teknis melalui pelatihan, penyuluhan, dan sebagainya. c. Tahap Penghapusan Diri , yakni tahap dimana pendamping menarik diri dari kelompok dampingannya. d. Sedangkan ditinjau dari segi kualitas atau tingkatan hasil yang akan dicapai, pemberdayaan bisa dibedakan dalam tahapan-tahapan : e. Tahap Kesejahteraan, dimana pemberdayaan masih berpusat pada peningkatan derajat kesejahteraan masyarakat. f. Tahap Akses pada Sumberdaya , dalam tahap ini berbagai sumberdaya telah terakses dan siap mendukung program 1

Bahan Bacaan KUB

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

PB. 2KUB SEBAGAI WADAH PEMBERDAYAAN

2.1. KONSEP DAN ARAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

2.1.1. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan dimengerti sebagai proses perubahan "kreatif" yang diprakarsai oleh warga masyarakat yang SADAR dan TERBINA.

Dalam pengertian di atas, terdapat beberapa hal penting, yakni : SADAR, mengandung 2 dimensi penting, yaitu : Kemandirian dan Partisipasi.

Kemandirian sendiri memiliki pengertian yang luas dan mencakup kemandirian pada beberapa sektor, yakni :a. Kemandirian Ekonomi, ditandai oleh kemampuan bertahan pada

kondisi ekonomi yang sulit, dan kemampuan mempertahankan kondisi ekonominya pada tingkat yang baik, bahkan meningkatkannya.

b. Kemandirian Intelektual, yakni kemampuan untuk berpikir dengan pola SEBAB-AKIBAT, serta mengembang dari tingkat LOKAL ke REGIONAL dan akhirnya INTERNASIONAL.

c. Kemandirian Manajemen, tercermin dari kemampuan untuk mengontrol institusi yang dibentuk dalam rangka pembangunan untuk masyarakat.

Sedangkan partisipasi tidaklah terbatas pengertiannya pada kesempatan untuk memberikan usul, tetapi jauh lebih luas sampai kepada pelibatan mereka dalam seluruh langkah dan keputusan program atau proyek.

Masyarakat terlibat dari sejak analisa kebutuhan dan masalah, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut setiap program dan proyek yang melibatkan mereka.

2.1.2. Tahap-tahap Pemberdayaan

Ditinjau dari segi tingkat pelibatan pendamping, tahapan-tahapan pemberdayaan meliputi :a. Tahap Animasi, yakni tahap menumbuhkan/membangkitkan

jiwa/semangat pada diri masyarakat bahwa mereka mampu. b. Tahap Fasilitasi, yakni tahap membantu masyarakat

menembus/mengatasi rintangan teknis melalui pelatihan, penyuluhan, dan sebagainya.

c. Tahap Penghapusan Diri, yakni tahap dimana pendamping menarik diri dari kelompok dampingannya.

d. Sedangkan ditinjau dari segi kualitas atau tingkatan hasil yang akan dicapai, pemberdayaan bisa dibedakan dalam tahapan-tahapan :

e. Tahap Kesejahteraan, dimana pemberdayaan masih berpusat pada peningkatan derajat kesejahteraan masyarakat.

f. Tahap Akses pada Sumberdaya, dalam tahap ini berbagai sumberdaya telah terakses dan siap mendukung program

1

Page 2: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

g. Tahap Kesadaran Kritis, yakni tahapan dimana pemberdayaan telah mencapai tingkatan untuk menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk berpikir kritis terhadap segala hal di sekitarnya.

h. Tahap Pengorganisasian, dimana pemberdayaan telah meningkat kepada peningkatan kualitas organisasinya dan terus diupayakan untuk mampu mengambil keputusan-keputusan sekitar dirinya sendiri.

i. Tahap Kontrol, dimana masyarakat telah memiliki kemampuan mengontrol terhadap segala hal yang terkait dengan hidup mereka.

2.1.3. Wahana Pemberdayaan Masyarakat

Berangkat dari keterbatasan yang dimiliki masyarakat (khususnya masyarakat miskin), maka wahana yang relevan untuk pemberdayaan mereka adalah wahana yang memungkinkan mereka memiliki tambahan potensi untuk berkembang. Namun dengan tetap mengingat, bahwa pemberdayaan semestinya tidak menyeret mereka ke dalam ketergantungan yang akan melestarikan kemiskinannya, maka wahana yang paling relevan adalah wahana yang dibentuk DARI - OLEH - UNTUK mereka yang memberikan kesempatan pada mereka untuk saling membantu, tanpa menutup keterlibatan pihak luar yang tidak bertujuan membangun ketergantungan pada diri mereka. Wahana yang dimaksud sering disebut sebagai Kelompok Usaha Bersama (KUB).

Sebagai wahana bagi pemberdayaan masyarakat tentunya KUB sendiri harus memiliki kapasitas yang memadai untuk menopang proses pemberdayaan tersebut. Oleh karena itu, dari waktu ke waktu KUB perlu memperkuat diri dalam bidang-bidang sebagai berikut (bagian/komponen internal dari KUB) :

a. Organisasi, yakni pranata-pranata yang mengatur hak dan tanggung jawab setiap individu yang ada di dalam KUB. Oleh karenanya KUB semestinya memiliki kepengurusan dan keanggotaan yang ditata secara bersama oleh mereka yang selanjutnya difungsikan guna menjamin perolehan hak dan penunaian tanggung jawab masing-masing sesuai kesepakatan yang telah dibuat. Tanpa pengorganisasian yang baik, akan terbuka peluang ketimpangan dalam hak dan tanggung jawab, yang akan bermuara pada pelemahan makna berkelompok.

b. Modal, yakni sekumpulan potensi yang dihimpun oleh mereka sendiri, baik yang berasal dari mereka sendiri maupun yang berasal dari luar atas kesepakatan mereka, yang selanjutnya dapat difungsikan untuk peningkatan usaha dan hidup mereka secara individual maupun secara kelompok. Modal tidaklah dimengerti sebagai kumpulan uang saja, tetapi kumpulan semua potensi yang mungkin dikumpulkan. Tanpa modal, kelompok bisa berfungsi, tetapi perkembangannya tentu bergantung pada permodalan.

c. Administrasi, yakni pencatatan/pendokumentasian segala hal yang berkaitan dengan pemfungsian kelompok, sebagai acuan bagi semua anggota dan pengurus dalam pengelolaan kelompok. Administrasi akan selalu menjadi bukti dan saksi yang menentukan bagi transparansi semua hal yang terjadi dalam kelompok. Administrasi yang kurang

2

Page 3: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

baik, bisa membuka ketidakpercayaan, kebingungan dan kesulitan mengetahui perkembangan kelompok dari waktu ke waktu.

d. Kegiatan atau Usaha Produktif, merupakan perwujudan dari upaya kelompok mencapai tujuannya. Dalam kelompok yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi, kegiatan atau usaha tersebut bisa berupa usaha simpan pinjam, usaha produktif individual dengan bantuan kelompok, usaha produktif kelompok, dan sebagainya. Jika kelompok tidak melakukan kegiatan dalam wadah kelompok tersebut, maka dapat diartikan kelompok tidak berfungsi, sekalipun individu tetap mengembangkan usaha produktif. Karena usaha produktif yang dilakukan sendiri oleh individu tanpa sentuhan dari kelompok tentunya tidaklah bisa diklaim sebagai kegiatan kelompok.

e. Pengakaran, yakni kemampuan kelompok untuk memberi manfaat bagi anggotanya, keluarga anggotanya dan lebih jauh lagi masyarakat di luar kelompok tersebut. Kemampuan memberi manfaat tersebut biasanya akan berdampak pada peningkatan dukungan semua pihak yang memperoleh manfaat, dan sebaliknya bila kelompok tidak memberi manfaat maka pihak-pihak tersebut bisa jadi akan mengabaikan kelompok bahkan merekomendasi pembubarannya.

f. AdvokasiAdvokasi tumbuh dari kesadaran kritis terhadap kondisi lingkungan sekitar. Advokasi ini merujuk pada kondisi positif, dimana KUB sebagai sebuah organisasi tanggap dan bersedia untuk mengikuti isu yang berkembang di luar sekitarnya.

3

Page 4: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

2.2 MANAJEMEN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB)

2.2.1. Dasar-dasar Kelompok Usaha Bersama3

4 1. Pengertian Kelompok Usaha Bersama

Kaitannya dengan wahana pemberdayaan masyarakat, sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan sendiri sudah banyak kelompok-kelompok tradisional yang bergerak dalam bidang sosial ekonomi, misalnya adalah kelompok arisan, tangelan, lumbung paceklik dan Lumbung Pitih Nagari (LPN). Mereka bekerja atas dasar “dari-oleh, dan untuk mereka sendiri guna meningkatkan taraf hidup mereka”. Pada umumnya, kegiatan mereka bertujuan untuk mengatasi masalah yang menghimpit mereka, yaitu keterbelakangan status sosial ekonomi. Dengan melihat berbagai macam kegiatan semacam ini, sebenarnya masyarakat telah lama mengenal apa itu “usaha bersama”. Pengertian itu masih amat dasar tetapi prinsipiil.

Secara singkat dapatlah dikatakan bahwa pada dasarnya Kelompok Usaha Bersama (KUB) adalah kumpulan orang-orang yang menyatukan diri dalam usaha-usaha di bidang sosial ekonomi, yang tumbuh dan berkembang dari-oleh dan untuk anggota, dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup anggotanya serta masyarakat sekelilingnya.

2. Tujuan Kelompok Usaha Bersama

Kelompok Usaha Bersama (KUB) sebagai kumpulan orang-orang yang menyatukan diri dalam usaha-usaha di bidang sosial ekonomi, mempunyai tujuan sebagai berikut :a. Melaksanakan pengaturan ekonomi yang sehat, baik di dalam

keluarga masing-masing anggotanya, maupun di dalam kelompok secara bersama agar orang-orang lebih mampu menolong dirinya sendiri.

b. Menanamkan sikap pengaturan ekonomi yang sehat, sehingga anggota lebih menyadari peranannya serta bertanggungjawab terhadap masa depannya.

c. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan rasa percaya diri sendiri, kerjasama dan kesetiakawanan agar orang-orang dengan cara sendiri-sendiri/bersama, lebih mampu mengembangkan kemampuannya di bidang ekonomi secara terus-menerus berdasarkan swadaya.

d. Memberikan pelayanan modal kepada para anggota guna memenuhi kebutuhan usaha maupun kebutuhan rumah tangganya.

e. Membina dan mengembangkan usaha para anggota dalam bidang produksi, pengolahan dan pemasaran untuk meningkatkan penghasilan para anggotanya.

3. Prinsip Dasar Kelompok Usaha Bersama

4

Page 5: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

Berdasarkan pengertian dan tujuan KUB tersebut di atas dapat ditarik beberapa ciri yang disebut juga sebagai Prinsip Dasar KUB. Di mana Prinsip dasar ini merupakan sesuatu yang harus ada di dalam KUB itu sendiri. Adapun Prinsip Dasar KUB tersebut adalah :a. KUB semata-mata bukanlah perkumpulan modal atau uang,

melainkan merupakan perkumpulan orang-orang yang saling mengenal, berhubungan secara intensif satu sama lain, dan bekerjasama.

b. KUB bertujuan meningkatkan taraf hidup sosial ekonomi anggotanya, melalui program dan kegiatan yang ditentukan bersama oleh anggotanya.

c. KUB bekerja atas dasar prinsip : “dari-oleh-untuk” anggota dengan adanya pengakuan bahwa musyawarah dan mufakat merupakan ciri utama di dalam pengambilan keputusan.

d. Keanggotaan KUB adalah bersifat terbuka, sukarela, tidak ada untuk paksaan dan bagi siapa yang mempunyai tujuan yang sama.

e. KUB mengadakan pertemuan anggota dan pengurus secara teratur guna menggalang dan meningkatkan komunikasi dan kerjasama antar anggota, serta memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh anggota KUB.

f. KUB mengikuti pola manajemen (tata usaha dan tata laksana) secara terbuka sehingga setiap anggota dapat mengetahui proses dan hasil kerja pengurus.

g. KUB berupaya mengembangkan dan meningkatkan permodalan kelompok yang diperoleh dari tabungan anggota yang dilakukan secara teratur dan ajeg.

h. KUB mengadakan upaya pendidikan dan pembinaan secara teratur dan terus menerus bagi para anggotanya, antara lain dilaksanakan dalam pertemuan anggota/rapat anggota.

i. KUB berperan serta dalam proses pembangunan masyarakat di sekitarnya melalui kegiatan-kegiatan maupun usaha-usaha yang dilakukannya.

2.2.2. Pembentukan Kelompok Usaha Bersama

Penumbuhan dan Pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) pada dasarnya merupakan kegiatan menumbuhkan, mendorong, dan memperkuat semangat dan kesadaran orang-orang sehingga mereka membentuk Usaha Bersama Simpan Pinjam (KUB).

Menumbuhkan ataupun membentuk KUB tidaklah terlalu sulit, karena tidak memerlukan prosedur yang berbelit-belit, tetapi membutuhkan kesabaran, keuletan, kemauan keras dan disiplin diri serta bersikap percaya diri sendiri. Suatu KUB dikatakan telah berdiri atau terbentuk jika:a. Ada orang-orang yang menjadi anggota dan secara berkala

mengadakan pertemuan.b. Memiliki azas dan tujuan serta ketentuan-ketentuan yang disusun

bersama berdasarkan Pedoman Pokok KUB.c. Memiliki Pengelola (Pengurus) yang dipilih dari dan di dalam

pertemuan anggota/rapat anggota.d. Mempunyai rencana kerja yang jelas, untuk mencapai tujuan bersama

tersebut.

5

Page 6: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

1. Kebijakan Pembentukan Kelompok Usaha Bersama

Kebijakan adalah hal-hal yang perlu dipatuhi dalam membentuk suatu KUB, yaitu meliputi :a. Sesuai dengan tujuan KUB, maka sasaran utama membentuk KUB

adalah masyarakat golongan ekonomi lemah, khususnya dipedesaan.

b. Penumbuhan dan pembentukan KUB harus mendapatkan dukungan dari pihak pemerintah setempat : kelurahan, kecamatan, dll.

c. Pembentukan KUB harus dilakukan oleh para anggota sendiri berdasarkan di antara mereka dengan kata lain, KUB tidak boleh “dipaksakan oleh pihak manapun di luar mereka”.

d. Pembentukan KUB harus mempertimbangkan masa depan perkembangan organisasi serta masa depan perkembangan usaha di daerah/desa setempat.

e. Pembentukan KUB harus didahului dengan pendidikan motivasi tentang pengertian KUB, yang disebut dengan kursus dasar.

f. Keanggotaan (jumlah dan tempat tinggal) harus ditentukan sedemikian sehingga memungkinkan terjadinya pertemuan anggota berkala secara teratur dan lengkap.

2. Strategi Pembentukan Kelompok Usaha Bersama

Berdasarkan kebijakan di atas, maka penumbuhan dan pembentukan KUB dapat ditempuh dengan cara-cara (strategi) sebagai berikut :a. Bekerjasama dengan tokoh masyarakat serta kelompok-kelompok

(informal maupun formal) yang sudah ada.b. Mengisi/melengkapi program kerja dari berbagai dinas yang

bergerak dalam bidang pembangunan pedesaan pada tingkat desa, atau pada tingkat yang sesuai, dengan memberikan motivasi tentang KUB.

c. Bekerjasama dengan LSM yang telah melakukan program pelayanan di daerah itu, dengan mengambil peran melengkapi atau mengisi program yang telah berjalan.

d. Memberikan pendidikan atau kursus dalam rangka penumbuhan dan pembentukan KUB, yaitu kursus dasar KUB.

e. KUB dapat ditumbuhkan dan dibentuk dengan berangkat dari jumlah calon anggota yang telah sadar seadanya.

f. Penumbuhan dan pembentukan KUB dapat didasarkan kepada ikatan tempat tinggal yang saling berdekatan atau berdasarkan kepentingan

3. Langkah-langkah Kegiatan Penumbuhan dan Pembentukan Kelompok Usaha Bersama

Berdasarkan kebijakan dan strategi tersebut di atas, maka langkah-langkah penumbuhan dan pembentukan KUB yang dapat ditempuh antara lain :

6

Page 7: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

a. Menentukan daerah/desa sasaran yang berada dalam jangkauan pembinaan berdasarkan informasi-informasi yang pernah diterima tentang keadaan sosial ekonomi daerah/desa tersebut.

b. Menghubungi pejabat dan tokoh masyarakat untuk mengetahui program serta kegiatan pembangunan yang telah diluncurkan pemerintah maupun pihak lain di daerah/desa itu, serta sejauh mana gagasan tentang penumbuhan dan pembentukan KUB dapat menunjangnya.

c. Mengadakan tukar pikiran dengan pejabat dan tokoh masyarakat melalui kunjungan-kunjungan resmi maupun tidak, tentang seluk beluk KUB, serta minta ijin kepada pemerintah setempat untuk melihat sumber-sumber daya di daerah/desa tersebut guna mengetahui masa depan perkembangan kelompok/KUB.

d. Setelah mendapatkan lampu hijau dari pihak pemerintah setempat, maka langkah selanjutnya adalah mencari tenaga-tenaga kader atau orang-orang kunci di daerah/desa itu untuk bersama-sama memberikan motivasi kepada masyarakat sekitarnya.

e. Memberikan bimbingan kepada tenaga kader/motivator untuk memprakarsai pembentukan KUB di daerah/desa itu, baik melalui kursus dasar maupun melalui pendekatan informal.

f. Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada tenaga kader/motivator dan calon peserta pada setiap pertemuan penumbuhan dan pembentukan KUB, serta membimbing jalannya pertemuan, antara lain dalam hal :• Merumuskan tujuan perkumpulan (KUB)• Merumuskan peraturan dasar dan peraturan rumah tangga• Pemilihan pengurus (dan perangkat lainnya jika diperlukan)• Tata kerja kepengurusan dan tata kerja perkumpulan (KUB)• Menyusun program kerja untuk tahun yang bersangkutan

Dalam hal ini yang perlu dipersiapkan adalah meliputi :• Buku Daftar Anggota• Buku Notulen Pertemuan• Buku/Kartu Anggota• Konsep peraturan/ketentuan/anggaran dasar dan konsep

peraturan/ketentuan/anggaran rumah tangga KUB yang akan dibentuk.

g. Membimbing tindak lanjut setalah pembentukan KUB antara lain dalam hal :• Menyusun laporan pembentukan KUB, dan pihak-pihak mana yang

perlu dikirimi• Menyelenggarakan pertemuan/rapat pengurus, dan rapat

anggota secara berkala• Pengelolaan keuangan dan administrasinya• Pengelolaan kegiatan usaha

4. Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT)

PD/PRT bukanlah ketentuan statis yang berasal dari luar, tetapi merupakan pedoman yang tumbuh dan berkembang dari dalam (dari-oleh dan untuk kelompok itu sendiri), sehingga bisa saja kelompok

7

Page 8: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

merancang secara sederhana pada saat pembentukan kelompok, kemudian pada proses perkembangannya semakin dilengkapi setelah berhadapan dengan berbagai permasalahan.

PD/PRT tidak dikembangkan dengan asumsi dasar, bahwa setiap orang harus diatur supaya tidak melanggar, namun lebih menitikberatkan pada pemahaman hak dan kepentingan anggota yang harus dilindungi dalam iklim yang selaras, serasi dan seimbang.

a. Pengertian

PD/PRT merupakan arah/pedoman bagi pengurus dan anggota dalam menjalankan kebijakan KUB untuk mencapai tujuannya dan memuat berbagai aturan secara tertulis yang disusun serta disepakati oleh anggota dan bersifat mengikat seluruh kmponen KUB.1) Peraturan Dasar (PD)

Peraturan dasar hanya memuat perturan-peraturan pokok dan hanya dapat diubah oleh keputusan tertinggi dalam organisasi

2) Peraturan Rumah Tangga (PRT)PRT merupakan penjabaran dari Peraturan Dasar yang dapat diubah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi.

b. Pentingnya PD/PRT1) PD/PRT merupakan peraturan organisasi yang mengatur serta

mengikat pengurus dan anggota tanpa kecuali.2) PD/PRT merupakan aturan main dalam organisasi yang

memberikan kepastian terhadap tertib organisasi.3) Sebagai sarana organisasi dalm mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.4) Sebagai pembatas agar organisasi tidak menyimpang dari tujuan

yang telah ditetapkan.5) Mekanisme perlindungan bagi anggota kelompok yang

menjalankan tugas dan kewajiban secara benar.

c. Pokok Bahasan dalam Perturan DasarSebelum pembahasan sampai pada ketentuan-ketentuan pokok yang perlu diatur, Pedoman Dasar mengacu kepada dua hal. Pertama; PD harus sesuai dengan prinsip dasar KUB. Kedua; PD secara operasional mendukung pengembangan 5 komponen internal KUB yang tediri dari :1) Bidang Organisasi2) Bidang Administrasi3) Bidang Kegiatan atau Usaha Produktif4) Bidang Permodalan5) Bidang Pengakaran (Akseptasi)

Pedoman Dasar yang sudah biasa dan lazim dalam suatu organisasi antara lain berisi :1) Nama Organisasi2) Alamat lengkap dan kedudukan organisasi3) Azas dan Tujuan Organisasi4) Struktur dan Susunan Kepengurusan Organisasi5) Ketentuan dan Syarat Keanggotaan

8

Page 9: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

6) Ketentuan Pemilihan Pengurus dan Jabatan7) Ketentuan Rapat-rapat8) Ketentuan Quorum dalam Rapat Anggota maupun Pengurus9 Pembiayaan dan Sumber Keuangan10) Menetapkan Lingkup Usaha dan Kegiatan Organisasi11) Perubahan Peraturan Dasar12) Pembentukan dan Pembubaran Organisasi

d. Cara Menyusun PD/PRT1) Idealnya sebelum organisasi dibentuk, PD/PRT telah

dirumuskan sehingga bentuk organisasi yang disepakati akan senantiasa mengacu kepada PD/PRT yang telah dirumuskan.

2) Cara lain yang dapat dikembangkan adalah dengan mendokumentasikan setiap keputusan pertemuan yang bersifat mengikat. Keputusan-keputusan ini pada akhirnya dapat dijadikan pedoman maupun peraturan yang memberikan landasan kegiatan pada masa yang akan datang.

2.2.3. Pengorganisasian Kelompok Usaha Bersama

Kelompok Usaha Bersama (KUB) menghimpun banyak orang yang mempunyai tujuan yang sama. Tujuan itu dapat dicapai apabila tersedia wadah untuk menyalurkan aspirasi masing-masing anggotanya. Wadah tersebut adalah organisasi.

Organisasi sebagai wadah untuk mencapai tujuan perlu difikirkan dalam rangka pengembangan KUB. Organisasi yang akan menjamin bahwa kegiatan yang ada akan dapat berjalan dengan baik. Di dalam suatu organisasi terdapat pembagian tugas dan fungsi serta tanggungjawab masing-masing orang yang terlibat di dalamnya, baik itu pengurus maupun anggota. Makin besar KUB makin komplek/rumit pula hal-hal yang perlu ditangani dan bukan main besar pula organisasi yang dibutuhkan. Untuk itu, beberapa faktor yang perlu diperhatikan di dalam menyusun organisasi KUB yaitu :1. Kebutuhan akan tertib dan pengembangan organisasi dari kegiatan-

kegiatan yang sedang berjalan.2. Tingkat kesadaran dan perkembangan pengetahuan para anggota, dan

terutama kualifikasi anggota yang (diharapkan) memegang fungsi-fungsi keorganisasian tersebut.

Pada tahap organisasi KUB yang sederhana, paling tidak sudah dibutuhkan adanya perangkat organisasi sebagai berikut :1. Rapat Anggota (RA)2. Badan Pengurus KUB3. Badan Pemeriksa4. Anggota

Hubungan dari empat perangkat organisasi tersebut dapatlah digambarkan sebagai berikut :

9

Rapat Anggota

Page 10: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

: Garis pertanggungjawaban: Garis pelayanan: Garis kontrol/pengawasan

1. Rapat Anggota

Rapat Anggota (RA) sering juga disebut dengan istilah yang lebih akrab dan enak yaitu Pertemuan Anggota, pada dasarnya memang pertemuan para anggota suatu KUB. Pertemuan tersebut diselenggarakan berdasarkan kesepakatan bersama pada saat pembentukan KUB, atau berdasarkan Peraturan Rumah Tangga (PRT) KUB yang bersangkutan.Rapat Anggota disiapkan dan diselenggarakan oleh pengurus atas nama KUB yang bersangkutan. Pengurus juga memimpin jalannya RA tersebut, di dasarkan pada pokok acara yang telah disiapkannya, yang intinya berupa laporan perkembangan sampai dengan bulan yang lalu dan pemikiran mengenai rencana kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk bulan mendatang. Dengan demikian RA pada dasarnya merupakan rapat evaluasi (penilaian) dan perencanaan bulanan ataupun tahunan.

Selain itu, sudah barang tentu RA juga bisa sekaligus dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan lainnya seperti menerima setoran-setoran tabungan dari pada anggota, angsuran dan bunga pinjaman, dan pemberian pinjaman-pinjaman baru kepada anggota yang membutuhkan.

a. Tujuan Rapat Anggota

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka tujuan Rapat Anggota kiranya dapat disebut secara terperinci sebagai berikut :1) Semua anggota mengetahui keadaan KUB-nya sampai pada saat

diadakan RA tersebut, baik keadaan keuangannya, kegiatannya, maupun kegiatan-kegiatan anggota serta organisasinya dan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.

2) Membahas dan memecahkan, serta mengambil keputusan-keputusan tentang :• Permohonan-permohonan pinjaman baru yang diajukan anggota• Langkah-langkah perbaikan dibidang keuangan, administrasi,

organisasi dan kegiatan yang sedang berjalan.

3) Menampung setoran-setoran dari anggota berupa :

10

Anggota KSM

Pengurus• Ketua• Sekret a ris• Bendah a r a

Badan Pemeriksa• Ketua• Sekret a ris• Anggota

Page 11: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

• Tabungan/simpanan• Angsuran pinjaman• Bunga pinjaman• Denda pinjaman• Biaya-biaya, dan lain-lain.

4) Pemberian pinjaman baru kepada anggota yang mengajukan permohonan.

5) Mempertimbangkan dan memutuskan tentang penerimaan anggota baru bila mana ada

6) Pemilihan Pengurus atau Badan Pemeriksa baru (jika masa jabatannya telah habis)

b. Bentuk Rapat Anggota

Bila kita kaji lebih jauh lagi, Rapat Anggota dapat kita bagi menjadi dua bentuk, yaitu :1) Rapat Anggota Bulanan

Adalah pertemuan yang dihadari oleh anggota dan pengurus KUB yang dilaksanakan secara berskala setiap bulan sekali, atau setiap periode-waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan anggota yang dituangkan dalam anggaran rumah tangga KUB.

Langkah-langkah Menyelenggarakan Rapat Anggota Bulanan :

• Pengurus menyelenggarakan pertemuan untuk mempersiapkan RA bulanan. Pertemuan pengurus membicarakan tentang acara rapat anggota bulanan dan pembagian tugas.

• Sekretaris membuat undangan dan menyampaikannya kepada para anggota

• Pelaksanaan RA bulanan, yang dipimpin oleh Ketua. Apabila Ketua berhalangan dapat dipimpin oleh anggota pengurus lainnya yang mendapatkan mandat dari ketua.

Langkah-langkah Pelaksanaan Rapat Anggota Bulanan• Ketua menyampaikan kata pembukaan• Sekretaris membacakan susunan acara, dan menawarkan kepada

anggota untuk disetujui• Sekretaris membacakan notulen hasil rapat yang lalu• Bendahara membacakan laporan keuangan• Pelaksanaan kegiatan simpan pinjam :- Anggota menyetor tabungan, angsuran pinjaman dan bunga

pinjaman- Anggota mengajukan pinjaman kepada pengurus- Pengurus memutuskan pinjaman yang diberikan kepada

anggota- Pengurus menyerahkan uang pinjaman kepada anggota,

disaksikan - oleh anggota lainnya

• Pembina atau orang yang dianggap ahli memberikan pengarahan, penyadaran diri ataupun penyampaian pengalaman dan lain-lain yang bersifat pendidikan.

11

Page 12: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

• Pemecahan masalah-masalah yang dihadapi KUBKetua memimpin diskusi untuk pembahasan masalah-masalah yang dihadapi kelompok/KUB, misalnya : membahas konsep peraturan pinjaman.

• Pengambilan keputusan terhadap pemecahan masalah atas dasar musyawarah. Ketua menegaskan dan membacakan keputusan yang diambil bersama.

• Sekretaris membacakan rangkuman keputusan-keputusan yang diambil termasuk keputusan tentang pinjaman anggota.

• Ketua menutup rapat

12

Page 13: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

Tindak Lanjut Rapat Anggota Bulanan

Sekretaris membuat rangkuman keputusan-keputusan penting dalam rapat, kemudian keputusan tersebut diperbanyak, dan disampaikan kepada seluruh anggota maupun pengurus sesuai dengan kepentingannya.

2) Rapat Anggota TahunanAdalah pertemuan yang dilakukan pada setiap akhir tahun pembukuan KUB, yang dihadari oleh seluruh anggota, pengurus, badan pemeriksa dan pihak luar yang dipandang perlu dan mempunyai kepentingan dengan KUB.

Langkah-langkah Menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan :• Pengurus mengadakan rapat persiapan untuk mempersiapkan

laporan-laporan yang akan disampaikan dalam Rapat Anggota Tahunan :- Bendahara menyiapkan laporan keuangan berupa Neraca Akhir

dan - pertanggungjawaban keuangan- Sekretaris menyiapkan laporan jalannya organisasi KUB

dengan ketua- Seksi-seksi menyiapkan laporan kegiatan masing-masing

• Badan Pemeriksa (BP) melakukan pemeriksaan terhadap jalannya organisasi dan keuangan KUB selama setahun.

• Sekretaris membuat undangan rapat, dan mengirimkan kepada seluruh anggota serta undangan lain yang dianggap perlu. Undangan rapat dilampiri dengan laporan keuangan, minimal neraca akhir, sehingga anggota dapat memahami neraca tersebut.

Langkah-langkah pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan :• Ketua menyampaikan kata pembukaan, dan penjelasan tentang

tujuan Rapat Anggota Tahunan• Sekretaris membacakan susunan acara, dan menawarkan kepada

peserta rapat untuk disetujui atau tidak• Pembacaan laporan-laporan dari pengurus, yang meliputi :- Sekretaris menyampaikan laporan tentang jalannya organisasi- Bendahara menyampaikan laporan keuangan dan SHU yang

diperoleh.- Seksi-seksi lain melaporkan kegiatan masing-masing seksinya

• Badan Pemeriksa menyampaikan laporan hasil pemeriksaannya terhadap pengurus.

• Pembahasan Laporan Pengurus dan Badan Pemeriksa.• Anggota melakukan tanya jawab dengan pengurus dan Badan

Pemeriksa serta mengadakan koreksi terhadap kekurangan-kekurangan kerja pengurus dan Badan Pemeriksa.

• Pengesahan laporan kerja pengurus dan Badan Pemeriksa• Pengarahan dari Pembina atau ahli sebagai masukan penyusunan

Rencana Kerja Tahunan

13

Page 14: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

• Menampung usulan-usulan anggota sebagai bahan penyusunan Rencana Kerja Pengurus.

• Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada anggota• Penutup

Tindak Lanjut Rapat Anggota Tahunan

Sekretaris membuat rangkuman keputusan-keputusan penting dalam rapat, kemudian keputusan tersebut diperbanyak, dan disampaikan kepada seluruh anggota maupun pengurus lainnya.

2. Badan Pengurus Kelompok Usaha Bersama

Badan Pengurus atau disebut pengurus adalah organ yang melaksanakan rencana kerja dimana paling tidak harus terdiri dari beberapa unsur sebagai berikut :

Ketua

Tugas-tugas Ketua KUB meliputi :a) Mengatur pelaksanaan program kerja KUBb) Mengkoordinasi seluruh kegiatan dan usaha KUBc) Bertanggungjawab ke luar maupun ke dalamd) Memimpin rapat pengurus dan rapat anggota secara teratur dan

atau terus menerus.e) Mewakili KUBf) Mengambil keputusan dalam KUB berdasarkan musyawarah dan

mufakatg) Memberikan laporan tahunan pengurus terhadap anggota dalam

Rapat Anggota.

Sekrateris

Tugas-tugas sekretaris KUB meliputi :a) Mencatat data kegiatan dan usaha KUBb) Membuat notulen rapat pengurus maupun rapat anggota KUBc) Bertanggungjawab terhadap ketertiban administrasi organisasi KUBd) Membuat laporan tentang rapat yang telah lalu dan

menyampaikannya kepada seluruh anggota atas keputusan dan hasil-hasil yang dicapai.

e) Bila perlu dapat mewakili Ketuaf) Menyimpan surat-surat dan arsip kegiatan

Bendahara

Tugas-tugas bendahara KUB meliputi :a) Bertanggungjawab atas kekayaan KUB yang adab) Memegang keuangan KUB dan pembukuannya/administrasinyac) Mencatat transaksi keuangan yang terjadi dalam KUB disertai

dengan bukti yang sah.

14

Page 15: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

d) Membuat laporan tentang keadaan KUB kepada anggota secara teratur dan terus-menerus.

e) Bertanggungjawab atas Administrasi Keuangan KUB, baik itu Buku Kas Harian, Buku Rekapitulasi Kas Bulanan, Neraca Lajur, maupun Neraca Akhir dan Perhitungan Rugi/Laba.

Secara umum tugas-tugas dan kewajiban pengurus KUB yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara adalah sebagai berikut :a) Pengurus melaksanakan kewajiban umum pertemuan/Rapat

Anggota.b) Menyusun rencana kerja dan anggaran biaya dan pendapatan

tahunan KUBc) Melaksanakan rencana kerja yang telah disetujui dalam

pertemuan-pertemuan pengurus secara rutin dan teratur.d) Memberikan laporan pertanggungjawaban secara menyeluruh

mengenai keadaan serta perkembangan KUBe) Bertanggungjawab serta menanggung kerugian yang disebabkan

karena kelalaiannya.

Sedang bagi anggota KUB juga mempunyai tugas dan kewajiban menyangkut kepentingan organisasi, sebagai berikut :a) Memberikan suara atas segenap keputusan yang akan diambilb) Hadir dan aktif dalam rapat anggota dan mentaati keputusannyac) Mengamalkan dan mengembangkan kelompok sesuai dengan

prinsip KUBd) Mencari anggota barue) Mentaati dan melaksanakan PD/PRT kelompokf) Memperoleh manfaat dari setiap kemajuan yang dicapai oleh

kelompokg) Ikut menanggung resiko usaha kelompok sesuai dengan PD/PRTh) Membela kepentingan dan nama baik kelompoki) Bertanggung jawab atas pelayanan yang diterima

2.2.4. Permodalan Kelompok Usaha Bersama

1. Pemupukan Modal

Pemupukan modal merupakan keperluan dasar bagi Kelompok Usaha Bersama (KUB), karena permodalan merupakan salah satu tiang pokok dalam KUB. Agar KUB dapat berkembang dengan baik, pemupukan modal perlu dilaksanakan secara teratur dan terus menerus. Besar kecilnya dan frekuensinya sangat tergantung kepada kemampuan anggota KUB.Pemupukan modal bagi KUB dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara adalah dengan menabung. Menabung adalah usaha untuk menyisihkan sebagian dari penghasilan serta melakukan penghematan secara sadar, teratur, dan terencana sesuai dengan kemampuan yang ada.

Sedangkan tujuan menabung dalam KUB adalah :a. Ingin membentuk dan mengembangkan sikap di dalam hal

menghemat, berencana, serta ekonomis dalam pemakaiannya.

15

Page 16: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

b. Mengembangkan rasa kepercayaan pada diri sendiri danc. Membentuk dan mengembangkan modal KUB lewat akumulasi

tabungan guna meningkatkan penghasilan anggota KUB.

Menabung tidak dilakukan setelah menunggu kelebihan hasil, kalau demikian kita tidak akan pernah menemukan hasil yang berlebihan. Tetapi tabungan berarti menyisihkan sebagian dari hasil yang ada. Menabung tidak bisa dilakukan secara pasif, artinya tanpa tujuan yang jelas, pokoknya menabung entah nanti untuk apa. Untuk itu dalam rangka memupuk dan mengembangkan modal KUB menabung perlu dilakukan secara sadar, terencana dan teratur disertai dengan tujuan yang jelas. Selain itu, manfaat tabungan bagi KUB adalah :a. Dapat memenuhi kebutuhan pinjaman anggota b. Dapat digunakan sebagai jaminan pada pihak IIIc. Meningkatkan SHU sehingga meningkatkan kemampuan untuk

membiayai usahanya d. Memupuk kebersamaan, saling percaya dan saling membantu

sesama anggota.

Macam-macam tabungan yang dapat diusahakan dalam pemupukan modal KUB adalah meliputi :

a. Tabungan/Simpanan Pokok. Tabungan/Simpanan Pokok hanya disetorkan satu kali saja, yaitu pada saat seseorang menjadi anggota KUB. Tabungan/Simpanan Pokok tidak dapat diambil oleh anggota selama ia masih berminat menjadi anggota KUB. Dengan demikian maka tabungan/simpanan pokok merupakan pengikat seseorang terhadap KUB. Besarnya tabungan/simpanan pokok ini ditentukan berdasarkan musyawarah mufakat, dengan mempertimbangkan kemampuan anggota yang paling lemah.

b. Tabungan/Simpanan Wajib. Tabungan/Simpanan Wajib merupakan tabungan/simpanan yang harus dilakukan oleh anggota KUB secara teratur dan terus-menerus secara ajeg. Besarnya simpanan wajib/tabungan ini ditentukan berdasarkan Rapat Anggota KUB. Biasanya simpanan/tabungan wajib ini dilakukan setiap bulan sekali atau seminggu sekali tergantung dari kehendak dan keputusan Rapat Anggota KUB. Tabungan/Simpanan Wajib terikat dalam jangka waktu tertentu. Jadi di sini ada kewajiban bagi anggota KUB untuk menyimpan/ menabung dalam KUB secara teratur dan terus menerus secara ajeg.

c. Tabungan/Simpanan Sukarela. Tabungan/Simpanan Sukarela adalah semacam tabungan/simpanan yang memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk menabung atau menyimpan dalam KUB berdasarkan suka dan rela seseorang. Tabungan/ simpanan Sukarela ini besarnya tergantung dari kemampuan masing-masing anggota. Dalam hal ini ada semacam tanggungjawab moral bagi yang mampu untuk membantu yang kurang mampu. Maka yang mampu diberi kesempatan untuk menabung/menyimpan secara sukarela hingga jumlah yang terkumpul dapat memperbesar modal KUB.

d. Tabungan/Simpanan Wajib Pinjam. Jenis simpanan ini penarikannya dikaitkan dengan pemberian pinjaman, caranya setiap anggota menerima kredit dari kelompok langsung dipotong sejumlah prosentase tertentu untuk tabungan. Besarnya prosentase

16

Page 17: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

potongan yang harus ditabung ditentukan melalui musyawarah anggota.

e. Tabungan/Simpanan Khusus. Dibuka untuk anggota yang mempunyai tujuan khusus dengan tujuan khusus.

f. Tabungan/Simpanan Berjangka. Simpanan yang terikat dalam jangka waktu dengan peraturan yang tertentu.

g. Tabungan/Simpanan Hari Raya. Simpanan anggota yang mungkin akan ditarik menjelang hari raya.

h. Tabungan/Simpanan Pendidikan. Simpanan anggota yang akan ditarik pada waktu menjelang pendidikan.

Sedangkan cara-cara yang dapat ditempuh untuk menggerakkan tabungan/simpanan anggota KUB antara lain :a. Mewajibkan kepada setiap anggota KUB untuk menabung secara

teratur dan terus-menerus, baik itu bulanan.b. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap anggota

untuk menabung sukarelac. Menyelenggarakan tabungan/simpanan berhadiah secara berkala

guna merangsang dan memberikan motivasi menabung kepada anggota.

d. Mengadakan gerakan tabungan/simpanan pada saat tertentu, misalnya pada saat musim panen, mempunyai penghasilan tambahan dan lain sebagainya.

e. Mengadakan kerja kolektif yang hasilnya untuk meningkatkan modal KUB

f. Memperbanyak jenis-jenis tabungan/simpanan di KUB, akan dapat memicu anggota untuk aktif menabung.

2. Pendayagunaan Modal

Sesuai dengan tujuan KUB, tabungan yang telah terkumpul dalam kelompok dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota, baik untuk memenuhi kebutuhan konsumtif maupun positif, dalam bentuk pinjaman. Usaha tersebut disamping untuk memenuhi kebutuhan anggota dan salah satu bentuk untuk meningkatkan penghasilan anggota, juga sekaligus merupakan sarana untuk mengembangkan modal KUB, yaitu diambil dari bunga pinjaman. Dalam hal ini modal yang didayagunakan dengan memberikan pinjaman kepada anggota yang membutuhkannya. Tetapi perlu diingat, bahwa usaha pendayagunaan modal tersebut mempunyai resiko yg cukup besar, maka untuk itu perlu diserta dengan peraturan yang mengikat, di antaranya dalam hal :a. Hak Pinjaman. Hak pinjaman masing-masing anggota perlu diatur

dengan adil. Semua anggota mempunyai hak yang sama untuk meminjam kepada KUB kecuali bagi anggota yang masih mempunyai tunggakkan atau sedang menanggung anggota lain yang masih mempunyai pinjaman

b. Jumlah Pinjaman. Dalam pendayagunaan modal, sebaiknya pengurus mengusahakan supaya pinjaman yang diberikan kepada anggota KUB disesuaikan dengan jumlah tabungan anggota tersebut, dalam arti bahwa jumlah pinjaman ditentukan beberapa kali jumlah tabungan yang ada, dana dapat dikembalikan dalam waktu tertentu.

17

Page 18: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

c. Hasil Pinjaman. Hasil pinjaman anggota yang berupa bunga dapat dipergunakan untuk memperkembangkan modal KUB. Semakin banyak anggota yang memanfaatkan pinjaman berarti pemasukan atau pendapatan KUB makin besar. Namun, walaupun bunga merupakan salah satu cara untuk memperkuat modal kelompok/ KUB, tetapi janganlah dijadikan tujuan utama untuk menentukan suku bunga yang tinggi. Oleh karena itu sangat dianjurkan kepada KUB, agar bunga pinjaman tidak lebih dari 5%. Ketentuan tingkat besarnya bunga ini berdasarkan musyawarah mufakat anggota dan dicantumkan dalam Peraturan Rumah Tangga.

d. Jaminan Pinjaman. Jaminan pinjaman pertama-tema adalah kepercayaan pribadi anggota yang bersangkutan. Kedua adalah rencana penggunaan yang betul-betul untuk tujuan produktif maupun konsumtif. Ketiga adalah keteraturan anggota untuk ikut menghadiri pertemuan anggota, keaktifannya, keteraturan menabung, kelancaran mengembalikan pinjaman, dan keempat barulah jumlah tabungannya dalam KUB. Walaupun demikian perlu adanya sanksi atas keterlambatan pengembalian, misalnya dengan memberikan denda 1% dari pinjaman. Hal ini terutama ditujukan untuk melatih kedisiplinan anggota KUB tersebut dan di lain pihak keuntungan akhir tahun bertambah pula. Prosedur pelayakan (yang mencakup permohonan, pertimbangan dan keputusan) pinjaman secara sederhana dapat dilakukan langsung pada saat rapat anggota/pertemuan anggota.

1) Manfaat Pinjamana. Bagi Anggota

• Menambah modal untuk membiayai usaha produktif anggota, baik untuk usaha sampingan, memperluas atau memperkuat usaha yang sudah ada maupun membuat usaha baru.

• Memperoleh sarana produksi secara kontinyu• Mampu meningkatkan pendapatan melalui usaha produktif,

dsb.

b. Bagi Kelompok• Merupakan pos pembentukan sumber kekayaan dan

pendapatan yang sekaligus menjamin kelangsungan hiidup kelompok

• Memungkinkan kelompok memiliki usaha produktif sesuai kebutuhan anggota, dsb.

2) Penentuan Bunga Pinjaman

Suku bunga pinjaman menganut bunga pasar, karena itu penentuan suku bunga pinjaman harus memperhatikan komponen suku bunga sebagai berikut :

a. Besarnya biaya dana, Untuk menghitung biaya dana harus kita perhatikan sumber dana yang diterima kelompok. Pada umumnya terdiri dari simpanan pokok, wajib, sukarela, berjangka dsb. Biaya dana juga mencakup biaya dalam memobilisasi dana. Biaya ini merupakan pengeluaran

18

Page 19: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

kelompok dalam upaya menarik minat anggota untuk menabung. Contoh : • Bentuk hadiah yang menarik.• Pemberian bunga atas simpanan cukup kompetitif• Pengumpulan tabungan oleh kolektor atau ditempat

strategis.

b. Biaya transaksi dalam pemberian pinjaman, Alokasi dana yang digunakan untuk membiayai proses pemberian pinjaman, mulai dari dari penilaian permohonan pinjaman sampai pelunasan

c. Biaya penanggulangan kemacetan/cadangan resiko pinjaman, Alokasi dana yang disediakan untuk menutup pinjaman yang tidak bisa dilunasi (pinjaman macet)

d. Keuntungan wajar yang direncanakan, Prosentase tertentu dari total pinjaman yang diberikan yang dianggap wajar untuk kelangsungan dan meningkatkan usaha kelompok. Jadi besarnya suku bunga yang akan ditetapkan akan ditentukan komponen tersebut diatas, agar kelompok dapat membiayai seluruh kebutuhannya (biaya operasional).Contoh perhitungan komponen suku bunga Suku bunga terdiri dari :• Biaya dana = 15 %• Biaya transaksi, manajemen dan operasional = 7 % • Biaya penanggulangan resiko pinajman/cadangan = 3 %• Untung yang diharapkan = 5 %+Jumlah………………………………………………… = 30 %

Suku bunga adalah 30 % per tahun.Perhitungan bunga atas pinjaman

e. Berdasarkan saldo pinjaman, Besarnya bunga yang harus dibayar kembali dihitung atas sisa pinjaman yang belum dibayar pada setiap cicilan. Lebih lazim disebut bunga menurun. Pembayaran dapat dilakukan dengan 3 cara :• Dengan cicilan tetap (angsuran pokok dan bunganya

dibayar sama dalam jangka waktu tertentu).• Dengan pokok cicilan tetap tapi bunga menurun/makin

kecil untuk tiap angsuran.• Dengan tenggang waktu.

f. Berdasarkan perhitungan bunga yang dibayar dimuka, Bunga dihitung atas sejumlah nominal pinjaman yang harus dibayarkan pada saat pinjaman dicairkan. Cara pembayaran pinjaman sekaligus dan jangka waktu kurang dari 1 tahun. Dengan cara ini sebenarnya jumlah uang yang diterima peminjam lebih kecil dari nominal pinjaman karena telah dipotong bunga lebih dahulu. Dapat dihitung dengan rumus : PV = Pvo (1-i)

PV = besarnya pinjaman yang diterimaPvo = nominal pinjaman yang harus dibyar kembali

19

Page 20: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

i = prosentase bunga pinjaman dalam jangka waktu tertentu

g. Berdasarkan total pinjamanDalam metode ini bunga yang harus dibayar dihitung atas total pinjaman, sedangkan pembayaran kembali dengan cicilan.

Pembayaran angsuran dihitung dengan rumus :

PV (1 + i)PMT =

n

PMT = besarnya angsuranPV = besarnya pinjamani = prosentase bungan = banyaknya kali angsuran.

Cara ini lebih cocok untuk menjual barang secara kredit.

3. Sisa Hasil Usaha

Dari hasil pendayagunaan modal KUB melalui kegiatan simpan pinjam ini maka akan diperoleh tambahan modal melalui Bunga Pinjaman, sehingga pada akhirnya akan memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU). Dalam hal ini penggunaan SHU ini perlu diperhitungkan pula bagi anggota. Penggunaan SHU diperoleh dari pendapatan-pendapatan KUB setelah dikurangi dengan biaya-biaya/ongkos-ongkos yang dikeluarkan.

Adapun yang termasuk pendapatan atau pemasukan KUB, yaitu meliputi :a) Bunga yang diperoleh dari pinjaman-pinjaman anggota KUBb) Bunga yang diperoleh KUB jika KUB menitipkan tabungannya kepada

pihak ketiga. Misalnya saja kepada bank atau lembaga lain.c) Keuntungan yang diperoleh dari pembelian atau pemasaran

anggota.d) Keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan oleh KUB.

Sedangkan yang termasuk dengan biaya-biaya/ongkos-ongkos (pengeluaran) adalah:a) Bunga pinjaman yang dibayar kepada pihak ketiga bila KUB

mengambil kredit/pinjaman.b) Ongkos-ongkos administrasi, alat-alat tulis, dan lain-lain.c) Penyusutan alat perlengkapan/inventaris, dll.d) Honorarium tenaga pengurus/pengelolae) Biaya perjalanan, pendidikan, dll.

Guna menjamin pertambahan atau peningkatan modal KUB, sebagian SHU sebaiknya disisihkan untuk menambah modal. Dari tahun ke tahun

20

Page 21: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

dana pemupukan dan pengembangan modal KUB dari SHU tersebut akan bertambah besar, dan itu ada kemungkinan terbukanya modal usaha juga lebih besar pula.

Sebagai contoh dalam KUB pembagian SHU di atur sebagai berikut :a) 25% untuk pemupukan/penambahan modalb) 40% untuk anggotac) 15% untuk pengurus/pengelolad) 5% untuk iuaran pembinaane) 5% untuk dana pendidikanf) 5% untuk dana sosialg) 5% untuk cadangan

Tetapi, tentu saja ketentuan di atas dapat disesuaikan dengan keadaan setempat dan didasarkan atas keputusan rapat anggota, yang biasanya akan dicantumkan dalam Peraturan Rumah Tangga (PRT) KUB yang bersangkutan.

4. Tambahan Modal

Tambahan modal yang dimaksudkan di sini adalah modal yang diperoleh dari pihak ke tiga diluar KUB itu sendiri, yang pada umumnya berupa kredit/pinjaman. Tambahan modal dari pihak ketiga ini diperlukan kalau dirasakan bahwa KUB makin dibutuhkan anggotanya, sedangkan modal yang ada masih belum mencukupi. Tambahan modal dari pihak ketiga ini dapat diperoleh melalui bank dengan menggunakan “Program Hubungan Bank Dengan KUB (PHBK).

2.2.5. Pembukuan Keuangan KUB (UBSP)

1. Pengertian Dan Prinsip Dasar Pembukuan

Pembukuan adalah pencatatan secara kronologis (menurut urutan waktu) semua transaksi usaha dan sistematik (menurut cara-cara tertentu) sehingga tersusun laporan keuangan. Pada prinsipnya, informasi yang disajikan berkaitan dengan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki, hak-hak atas sumber tersebut, perubahan-perubahan yang terjadi baik pada sumber maupun hak dan hasil yang diperoleh, dari pemanfaatan sumber-sumber dimaksud dalam periode tertentu.

2. Manfaat Pembukuan

Manfaat dilaksanakannya pembukuan adalah sebagai berikut, yaitu : a. Sebagai alat untuk mengetahui keadaan harta kekayaan UBSP setiap

saat, termasuk keadaan keuangannya.b. Sebagai alat kontrol/monitoring bagi KUB dalam menjalankan usaha

simpan pinjam secara terus menerus.c. Sebagai alat evaluasi bagi KUB untuk mengambil keputusan

terhadap pelaksanaan usaha bersama simpan

21

Page 22: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

3. Prinsip Dasar Pembukuan

Dalam pembukuan/akuntansi akan selalu dapat istilah harta, utang dan modal. Harta yang dimiliki oleh suatu perusahaan disebut aktiva/harta. Sedangkan hak atas harta tersebut dinamakan hak kekayaan/ekuitas. Apabila perusahaan mempunyai harta sebesar Rp 50 juta, berarti perusahaan mempunyai hak kekayaan Rp 50 juta pula. Jika pernyataan tersebut di atas ditulis dalam persamaan adalah:

HARTA = HAK KEKAYAAN

Hak kekayaan terdiri dari dua macam, yaitu hak kreditur dan hak pemilik. Hak kreditur merupakan utang perusahaan, sedangkan hak pemilik merupakan modal perusahaan. Dengan tambahan pengertian tersebut, maka persamaan di atas dapat dikembangkan menjadi:

HARTA = UTANG + MODAL

Persamaan inilah yang dalam pembukuan/akuntansi dikenal dengan persamaan dasar akuntansi/prinsip dasar akuntansi. Suatu peristiwa dikatakan suatu transaksi perusahaan apabila peristiwa tersebut mengubah/menyangkut paling sedikit dua atau lebih dari tiga unsur pokok akuntansi yaitu : harta, utang dan modal. Sebagai contoh, di bawah ini peristiwa yang termasuk transaksi dan dapat dimasukkan ke dalam persamaan dasar akuntansi:

Transaksi :1

Angota-anggota KUB menyetorkan simpanan pokok berupa uang tunai ke KUB-nya sebesar Rp 2.500.000. Akibat transaksi ini :• Uang kas KUB bertambah Rp 2.500.000• Modal KUB bertambah Rp 2.500.000

Dalam persamaan akuntansi nampak :

Harta = ModalKas Modal Kas

Transaksi :1 2.500.000 = 2.500.000

Transaksi : 2

KUB memberikan pinjaman ke Anggota A sebesar Rp 800.000. Pengaruh dari transaksi ini bagi KUB adalah :• Uang kas KUB berkurang Rp 800.000• KUB memiliki piutang A sebesar Rp 800.000

Dalam Persamaan Menjadi :

H a r t a . = M o d a l .Kas + Piutang A Modal KUB

22

Page 23: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

Saldo 2.500.000 = 2.500.000Transaksi : 2 -800.000 + 800.000 = 0

1.700.000 800.000 2.500.000

Transaksi : 3 KUB memberikan pinjaman ke Anggota B sebesar Rp 750.000. Pengaruh dari transaksi ini bagi KUB adalah :• Uang kas KUB berkurang Rp 750.000• KUB memiliki piutang B sebesar Rp 750.000 Dalam persamaan menjadi :

Harta . =Modal

Kas + Piutang A + Piutang B Modal KUBSaldo 1.700.000 + 800.000 = 2.500.000Transaksi 3 - 750.000 + . + 750.000 = 0

950.000 800.000 750.000 2.500.000

Transaksi : 4

KUB memberikan pinjaman kepada anggota C sejumlah Rp 1.000.000 dan baru dibayar Rp 250.000 sedang sisanya akan dibayar 1 bulan kemudian. Pengaruh dari transaksi ini bagi KUB adalah :• Uang kas KUB berkurang Rp 250.000• KUB memiliki piutang C sebesar Rp 1.000.000• Utang bertambah Rp 750.000

Dalam persamaan menjadi :

Harta . =Modal

Kas + Piutang A + Piutang B + Piutang C Utang + Modal Saldo 950.000 + 800.000 + 750.000 + = 0 + 2.500.000Transaksi 4: - 250.000 + . + . +1.000.000

700.000 800.000 750.000 1.000.000

=

750.000 + 0750.000 + 2.500.000

Hal yang perlu diperhatikan di sini :

a. Adanya sebuah transaksi dalam KUB akan mengakibatkan berubahnya dua unsur akuntansi atau lebih.

b. Kedua sisi persamaan akuntansi jumlahnya harus selalu sama.4. Pembukuan Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP)

Pembukuan Usaha Bersama Simpan Pinjam yang akan dipelajari di sini, telah mengalami modifikasi terhadap prinsip-prinsip akuntasi di atas (pada umumnya). Hal ini disebabkan karena jika mengikuti garis prinsip-prinsip akuntansi di atas, berdasarkan pengalaman Bina Swadaya selama ini, pelaksanaan pembukuan tersebut menjadi sulit untuk dipahami dan dikerjakan oleh pengurus KUB, yang rata-rata tidak mengenal ilmu akuntansi. Namun, pada saat pembuatan Neraca Lajur, prinsip-prinsip yang telah mengalami

23

Page 24: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

modifikasi tersebut, dikembalikan lagi seperti prinsip-prinsip pembukuan semula, sehingga hasilnya tidak berubah. Kelemahan dari pelajaran pembukuan ini adalah hanya bisa digunakan untuk pembukuan Usaha Simpan Pinjam (UBSP), dan tidak dapat digunakan untuk pembukuan usaha-usaha lainnya. Oleh sebab itu, pelajaran pembukuan yang akan kita bahas hanya terfokus pada pelajaran pembukuan UBSP.

Dalam pelajaran pembukuan ini, tujuan pembukuan UBSP akan tercapai dengan cara sebagai berikut :

1. Mencatat seluruh tindakan-tindakan keuangan (transaksi) dengan teliti ke dalam Buku Kas harian.

2. Menyusun Rekapitulasi-Kas Bulanan3. Menyusun Neraca Akhir melalui Neraca Lajur4. Menyusun Daftar Keuangan yang diperlukan :

a. Daftar Pinjaman Anggotab. Daftar Simpanan/Tabungan Anggota

Jika digambarkan, proses pengolahan data pembukuan UBSP dapat rumuskan sebagai berikut :

Dicatat ke dalam

Tiap akhir bulan disusun

Tiap akhir tahun (31 Desember) disusun

a. Buku Kas Harian

Buku Kas Harian adalah buku yang berguna untuk mencatat tindakan-tindakan keuangan (transaksi) KUB setiap harinya. Macam-macam transaksi tersebut

24

Tin d a ka n Ke u a n g a nTra n s a ks i

Bu ku Ka s Ha ria n

Ne ra ca La ju r(d a ri re ka p it u la s i ka s b u la n a n )

&

Ne ra ca Akh ir, Pe rh itu n g a n Ru g i d a n La b a

Re ka p it u la s i Ka s Bu la n a n

Bu ku S im p a n P in ja m An g g o t a

Re ka p it u la s i Bu la n a n

S im p a n a n P in ja m a n

Da ft a r S p e s if ika s i

S im p a n a n d a n P in ja m a n An g g o t a

Lampiran

Neraca

Akhir

Page 25: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

adalah:• Menerima simpanan pokok• Menerima tabungan wajib/sukarela• Menerima kredit dari bank/LSM• Membayar angsuran kredit ke bank/LSM• Membayar bunga kredit ke bank/LSM• Membayar denda kredit ke bank/LSM• Membayar pinjaman anggota• Menerimas angsuran pinjaman anggota• Menerima bunga pinjaman anggota• Menerima denda pinjaman anggota• Menyetor tabungan KUB ke bank/LSM• Membayar ongkos-ongkos • Membayar iuran pembinaan• Membayar biaya pendidikan• Membayar bagian laba anggota • Membayar bagian laba pengurus• Dan lain-lain

Sedangkan bentuk buku kas harian adalah sebagai berikut :

Buku Kas HarianKUB ………………………………..

Bulan : …………………. Lembar Ke : ……

Tgl. Keterangan No b.k.Debet(Rp)

Kredit(Rp)

(1) (2) (3) (4) (5)

Rp RpSaldo (Sisa) Rp

Jumlah Rp Rp

Keterangan :• Tgl. : Tanggal• No b.k. : Nomor Bukti kas

Cara-cara Mengerjakan Buku Kas Harian

1. Pahamilah setiap lajur sebagai berikut :• Lajur 1 : untuk mencatat tanggal setiap transaksi• Lajur 2 : untuk uraian singkat transaksi ;

Uraian harus singkat tapi jelas, sehingga orang lain tahu persis untuk apa uang telah dikeluarkan atau diterima

• Lajur 3 : untuk menunjukkan bukti-bukti transaksi;

25

Page 26: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

Bukti-bukti berupa bon-bob, faktur, kwitansi atau cacatan kecil yang dibuat bendahara (pipil; bukti-bukti diberi nomor urut sesuai dengan urutan kejadian. Kemudian disimpan menurut nomor urut dalam sebuah map.

• Lajur 4 : untuk mencatat pemasukan (lajur Debet)• Lajur 5 : untuk mencatat pengeluaran (lajur Kredit)

2. Jumlah pindahanJika lembaran Kas telah penuh sebelum akhir bulan (tutup buku), maka jumlahkan angka-angka pada lajur Debet (D) dan Kredit (K). Tuliskanlah hasil penjumlahan itu pada kaki halaman dengan keterangan : “Pindahan”.Pada lembar Kas berikutnya, pertama kali dituliskan jumlah-jumlah pindahan tersebut, dengan diberi keterangan : “Pindahan”.

3. Menutup Buku KasBuku Kas Harian ditutup sebulan sekali, dimana :a. Angka-angka pada lajur 4 (Debet) dijumlahkan ke bawah.b. Angka-angka pada lajur 5 (Kredit) dijumlahkan ke bawah.c. Hasil penjumlahan tersebut dicatat berjajar pada baris sesudah transak-si

yang terakhir.d. Hitung selisih jumlah (Debet) dan jumlah (Kredit). Kemudian tuliskanlah

selisih itu pada lajur 5 (Kredit) di bawah jumlah lajur 5 (Kredit) dengan keterangan “saldo”. Umumnya selisih ini selalu positif, atau selisih di Debet, dan dituliskan pada lajur 5 (Kredit)

e. Jumlahkan ke bawah sehingga akhirnya jumlah lajur 5 (Kredit) sama dengan jumlah lajur 4 (Debet)

f. Berilah garis dobel di bawah jumlah-jumlah tersebut.

4. Membuka kembali Buku KasBuku Kas Harian dibuka kembali dengan mencatat saldo bulan lalu pada lajur 4 (Debet), dengan keterangan “Saldo”. Saldo ini harus dicocokan dengan uang tunai yang sesungguhnya pada saat itu.

Perhatikan :• Jangan menunda pencatatan transaksi-transaksi. • Pisahkanlah uang milik pribadi dengan uang milik KUB

b. Rekapitulasi Kas Bulanan

Dalam satu bulan, banyak tindakan-tindakan keuangan (transaksi) yang sama. Oleh sebab itu, transaksi-transaksi yang sama tersebut, harus dikelompokkan. Pengelompokan tersebut disebut dengan rekapitulasi. Sedangkan rekapitulasi ini dilakukan sebulan sekali, setelah Buku Kas Harian ditutup.

Cara-cara Mengerjakan Buku Kas Harian

1. Susunlah (kelompokanlah) terlebih dahulu klat/buram untuk pemasukan dan pengeluaran. Kemudian lakukan pengecekan terhadap saldo kas. Adapun bentuk klat tersebut seperti di bawah ini :

26

Page 27: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

27

Page 28: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

a) Klat Pemasukan

Nob.k

Jenis Transaksi No b.k

Jenis Transaksi

No b.k

Jenis Transaksi

b) Klat Pengeluaran

Nob.k

Jenis Transaksi No b.k

Jenis Transaksi

No b.k

Jenis Transaksi

Catatan Untuk Klat Pemasukan dan Pengeluaran

1. Nomor bukti berguna untuk mempermudah pengecekan kembali bila ada kesalahan

2. Jenis transaksi misalnya : • tabungan anggota, • pinjaman anggota, • kredit ke bank/LSM, • angsuran kredit ke bank/LSM, • tabungan KUB ke bank/LSM,• ongkos-ongkos, dan lain-lain

Pengecekan Saldo KasSaldo awal Rp ………………………….Total pemasukan Rp …………………………. +

Rp ………………………….Total pengeluaran Rp …………………………. -Saldo akhir Rp ………………………….

2. Setelah klat/buram untuk pemasukan dan pengeluaran selesai, berarti jumlah masing-masing transaksi telah diketahui, maka jumlah itu dipindahkan kedalam “Lajur Rekapitulasi Kas. Adapun bentuk “Lajur Rekapitulasi Kas” :

Rekapitulasi Kas

No Keterangan Jumlah s.d. Jumlah Jumlah s.d.

28

Page 29: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

bulan lalu bulan ini bulan iniD K D K D K

(1) (2) (3)

Saldo Kas

Cara Mengisi Lajur Rekapitulasi Kas

1) Lajur 1 : Jumlah s.d. bulan yang laluLajur ini diisi dengan jumlah-jumlah kumulatip dari jumlah-jumlah bulan sebelumnyaCatatan : Pada permulaan tahun, lajur ini diisi dengan jumlah-jumlah saldo Neraca Awal

2) Lajur 2 : Jumlah bulan iniLajur ini diisi dengan hasil klat/buram rekapitulasi pemasukan dan pengeluaran bulan ini

3) Lajur 3 : Jumlah s.d. bulan ini• Lajur ini diisi dengan hasil penjumlahan antara Lajur 1 & Lajur 2.• Jumlahkan kesamping (horizontal) untuk setiap jenis transaksi.• Jumlahkan ke bawah (vertikal). Jumlah ini merupakan total pemasukan dan

pengeluaran sampai dengan bulan itu.

4) Saldo KasPerhitungan Saldo Kas baru dilakukan sesudah semua lajur dijumlahkan ke bawah.• Saldo Kas yang tercatat pada lajur 1 merupakan saldo kas yang seharusnya

ada pada akhir bulan lalu.• Saldo Kas yang tercatat pada lajur 2 merupakan selisih lebih (atau selisih

kurang) antara pemasukan dan pengeluaran dari bulan yang bersangkutan• Saldo Kas yang tercatat pada lajur 3 merupakan saldo kas yang seharusnya

ada pada akhir bulan yang bersangkutan.

c. Dari Rekapitulasi Kas ke Neraca Lajur

Setelah rekapitulasi kas disusun setiap bulan, selanjutnya pada akhir tahun (setiap bulan Desember), dari rekapitulasi kas tersebut dapatlah disusun menjadi neraca akhir. Namun, sebelum neraca akhir tersebut disusun, maka terlebih dahulu disusunlah “neraca lajur”. Tujuan disusunnya neraca lajur tersebut adalah untuk mengembalikan proses akuntansi yang telah dimodifikasi, sehingga kembali menjadi proses akuntansi yang semestinya. Adapun bentuk neraca lajur tersebut adalah sebagai berikut :

Neraca Lajur UBSP : …………………….Per tanggal : …………………….

29

Page 30: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

NoJenis Transaksi

Neraca Percobaan

Neraca Sisa Rugi/Laba

Neraca

D K D K D K D K

(1) (2) (3) (4)

Cara Mengisi Neraca Lajur

1. Cara Mengisi Neraca Percobaan

a) Transaksi-transaksi pada lajur (D) Rekapitulasi Kas Desember dipindahkan ke lajur (K) Neraca Percobaan,

b) Transaksi-transaksi pada lajur (K) Rekapitulasi Kas Desember dipindahkan ke lajur (D) Neraca Percobaan

c) Pos KAS• Tuliskan jumlah total pemasukan sampai dengan bulan Desember pada

lajur (D) Neraca Percobaan• Tuliskan jumlah total pengeluaran sampai dengan bulan Desember pada

lajur (K) Neraca percobaan

Prosesnya digambarkan sebagai berikut :

30

Page 31: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

Rekapitulasi Kas

No Keterangan/Jenis Transaksi

Jumlah s.d. bulan lalu

Jumlahbulan ini

Jumlah s.d. bulan ini

D K D K D K

Saldo Kas

No JenisTransaksi

Neraca Percobaan

Neraca Sisa Rugi/Laba

Neraca

D K D K D K D K

d. Setelah semua transaksi dipindahkan dengan betul, termasuk total pos kas (liha keterangan di atas), kemudian jumlahkan lajur (d) dan lajur (K) ke bawah. • Jumlah lajur (D) harus sama dengan lajur (K)

2. Cara Mengisi Neraca Sisa

a.Selisihkan setiap jenis transaksi pada lajur (D) dengan lajur (K) :• Jika jumlah (D) lebih besar dari (K), maka selisihnya dicatat pada lajur

(D) Neraca Sisa• Jika jumlah (K) lebih besar dari (D), maka selisihnya dicatat pada lajur

(K) Neraca Sisa

b. “Pijaman anggota” selalu diperhitungkan dengan “angsuran pinjaman anggota”. “Sisa pinjaman anggota” dicatat pada lajur (D) Neraca Sisa

c. “Kredit dari bank/LSM” selalu diperhitungkan dengan “angsuran kredit ke bank/LSM”. Sisa kredit dari bank dicatat pada lajur (K) Neraca sisa

d. Setelah selisih masing-masing jenis transaksi diperoleh dan ditulis pada lajur Neraca Sisa dengan betul, kemudian jumlahkan lajur (D) dan lajur (K) ke bawah. Jumlah lajur (D) harus sama dengan lajur (K)

31

Page 32: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

3. Cara Memperhitungkan Rugi/Laba

Setiap jenis transaksi (pos-pos) harus diperiksa dengan teliti satu persatu, untuk menentukan transasi mana termasuk unsur Harta, Tagihan, Hutang, Penghasilan dan Biaya-biaya.

Unsur-unsur Penghasilan dan Biaya-biaya diperhitungkan/dimasukkan pada lajur Rugi dan Laba.

a) Unsur Penghasilan dipindahkan dari lajur (K) Neraca Sisa, ke lajur (K) Rugi-Laba. Misalnya :• bunga pinjaman anggota• denda pinjaman anggota• iuran-iuran dari anggota• dll.

b) Unsur Biaya-biaya dipindahkan dari lajur (D) Neraca Sisa ke lajur (D) Rugi Laba Misalnya : ongkos-ongkos (ongkos perjalanan, buku tulis, ballpoint, pos dll)

c) Jumlahkan ke bawah unsur-unsur Penghasilan pada lajur (K) dan unsur Biaya-biaya pada lajur (D). • Jika jumlah Penghasilan (K) lebih besar dari jumlah biaya-biaya, berarti

memperoleh Laba. Laba dicatat pada lajur (D) Rugi-Laba• Jika jumlah Penghasilan (K) lebih kecil dari jumlah Biaya-biaya, berarti

menderita Rugi. Rugi dicatat pada lajur (K) Rugi-Laba• Kemudian jumlahkan ke bawah lajur (D) dan lajur (K) sehingga jumlah

lajur (D) = (K)

d) Dari lajur Perhitungan Rugi dan Laba ini kemudian disusun menjadi bentuk yang umum.

4. Cara Mengisi Neraca Akhir

a) Unsur-unsur selain Penghasilan dan Biaya-biaya pada Neraca Sisa (Hutang, Harta, Tagihan) langsung dipindahkan ke lajur Neraca Akhir.• Angka-angka pada lajur (D) Neraca Sisa dipindahkan ke lajur (D) Neraca

Akhir.• Angka-angka pada lajur (K) Neraca Sisa dipindahkan ke lajur (K) Neraca

Akhir

b) Pindahkan saldo Rugi atau saldo Laba dari lajur Rugi-Laba ke lajur Neraca Akhir.• Saldo Laba dicatat pada lajur (K) Neraca Akhir• Saldo Rugi dicatat pada lajur (D) Neraca Akhir

c) Jumlahkan ke bawah lajur (D) dan lajur (K) Neraca Akhir. Jumlah lajur (D)

harus sama dengan lajur (K).d) Dari lajur Neraca Akhir ini kemudian disusun menjadi bentuk yang umum.

d. Buku-buku Pembantu

32

Page 33: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

Buku Pembantu adalah buku pelengkap untuk mencatat data-data secara terperinci. Selain itu, data yang berasal dari buku pembantu juga merupakan data pembanding/pengontrol dari data yang ditunjukkan dalam Rekapitulasi Kas Bulanan dan Neraca. Dalam pembukuan Usaha Bersama Simpan Pinjam ini ada dua bentuk buku pembantu, yaitu :

1. Buku Simpan Pinjam Anggota

Adapun bentuk buku simpan pinjam anggota adalah sebagai berikut :

Buku Simpan Pinjam Anggota

Tanggal

Simpanan

Pokok

Tabungan W

ajib

Tabungan

Sukarela

Jumlah

Tanggal

Surat Pery Pinjam

an

Jumlah

Anggsuran

Pinjaman

Sisa Pinjam

an

Bunga

Denda

Catatan :

• Setiap anggota dibuatkan lajur simpan pinjaman pada halaman tersendiri.

• Semua perubahan-perubahan mengenai Simpanan Pokok, Tabungan Wajib, Tabungan Sukarela, Pinjaman, Angsuran Pinjaman, Bunga, Denda, dicatat dalam lajur-lajur tersebut, sehingga buku simpan pinjam anggota dapat memberikan data-data saldo bagi masing-masing anggota setiap saat.

• Perubahan-perubahan tersebut dilihat dari buku Kas Harian

2. Rekapitulasi Bulanan Simpan Pinjam Anggota

Rekapitulasi ini disusun sebulan sekali. Setiap akhir bulan dari masing-masing buku Simpan Pinjam Anggota dicari saldonya. Saldo-saldo tersebut (Simp. Pokok, Tab. Wajib, Tab. Sukarela, Pinjaman, Bunga, Denda) dipindahkan ke dalam lajur rekapitulasi Bulanan Simpan Pinjam Anggota.

Saldo-saldo ini harus cocok dengan saldo-saldo yang ditunjukkan oleh “Rekapitulasi Kas Bulanan”. Adapun bentuk rekapitulasi bulanan simpan pinjam anggota adalah sebagai berikut :

33

Page 34: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

Rekapitulasi Bulanan Simpan Pinjam Anggota

Tanggal

Simpanan

Pokok

Tabungan W

ajib

Tabungan

Sukarela

Jumlah

Tanggal

Surat Pery Pinjam

an

Jumlah

Anggsuran

Pinjaman

Sisa Pinjam

an

Bunga

Denda

e. Neraca dan Perhitungan Rugi/Laba

Jika kita membicarakan neraca, maka kita harus kembali ke persamaan akuntansi di atas, dimana :

HARTA = UTANG + MODAL

atau

HARTA + TAGIHAN = UTANG + MODAL

Rumus kedua ini sebenarnya untuk memudahkan bagi masyarakat memahami. Karena sesungguhnya tagihan adalah termasuk bagian dari harta. Oleh karena alasan ini, untuk pembahasan selenjutnya kita akan menggunakan rumus ke dua, yaitu : “Harta + Tagihan = Utang + Modal”.

Kemudian, jika persamaan tersebut dihubungkan dengan bentuk-bentuk transaksi dalam pembukuan UBSP, maka yang :

1. Termasuk kelompok HARTA adalah :• kas, • tabungan KUB ke bank/LSM• inventaris• saham, dan lain-lain

2. Termasuk kelompok TAGIHAN adalah :• piutang ke anggota (pinjaman anggota)

3. Termasuk MODAL adalah :

• tabungan Anggota • laba dicadangkan (yang berasal dari Sisa Hasil Usaha)

34

Page 35: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

4. Termasuk HUTANG adalah :• hutang KUB ke bank/LPSM • hutang ke orang lain.

Selain itu, ada lagi transaksi-transaksi dalam UBSP, yang perlu kita perhatikan dan dapat digunakan untuk melakukan perhitungan rugi/laba, yaitu :

5. BIAYA, adalah :• biaya perjalanan, • administrasi, • bunga kredit KUB ke bank/LPSM, • biaya pendidikan, • buku-buku, • dan lain-lain.

6. PENGHASILAN, adalah :

• bunga pinjaman anggota• denda• iuran-iuran dari anggota• dan lain-lain

Dari unsur-unsur tersebut, maka dapat disusun : a) Neraca, dan b) Perhitungan Rugi/Laba pada saat tertentu.

a) Neraca

Kegunaan neraca adalah sebagai laporan keuangan yang menggambarkan posisi HARTA, TAGIHAN, UTANG, dan MODAL suatu KUB, dalam kegiatan UBSP-nya pada periode tertentu. Baik neraca maupun perhitungan rugi/laba lazimnya disusun sekali setahun pada tanggal 31 Desember. Sedangkan bagi UBSP yang telah besar permodalannya (perputarannya), neraca dan perhitungan rugi/laba mungkin disusun lebih dari sekali dalam setahun. Karena ada neraca dan perhitungan rugi/laba tengah tahunan, kwartalan, dan sebagainya.

Adapun bentuk umum neraca adalah :

Neraca UBSP : ………………..Per tanggal : ………………..

Aktiva (Debet) Pasiva (Kredit)

HARTA :

Kas Tabungan KUB ke bank

Rp X

Rp X

HUTANG :

Hutang KUB ke bank/LPSM

Rp X

35

Page 36: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

TAGIHAN :

Piutang KUB ke anggota

Inventaris

Rp X

Rp X

Hutang ke orang lain.

MODAL :

Tabungan Anggota : - Pokok- Wajib- Sukarela

Laba dicadangkan (yang berasal dari Sisa Hasil Usaha)

Rp X

Rp XRp XRp X

Rp X

Rp xxx Rp xxx

Sebelah Aktiva (Debet) yang terdiri dari unsur HARTA dan TAGIHAN jumlahnya harus sama dengan sebelah Pasiva (Kredit) yang terdiri dari unsur HUTANG dan MODAL.

b) Perhitungan Rugi/Laba

Kegunaan perhitungan rugi/laba adalah sebagai suatu laporan yang menggambarkan pendapatan dan biaya serta keuntungan atau kerugian suatu KUB dalam melakukan kegiatan UBSP selama periode tertentu. Adapun bentuk perhitungan rugi/laba adalah sebagai berikut :

36

Page 37: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

Perhitungan Rugi/Laba

UBSP : ………………..Per tanggal: ………………..

Debet Kredit

BIAYA-BIAYA :

Biaya perjalanan

Administrasi

Bunga kredit KUB ke bank/LPSM,

Biaya pendidikan

SALDO LABA :

Rp X

Rp X

Rp X

Rp X

Rp X

PENGHASILAN :

Bunga pinjaman anggota

Denda

Iuran-iuran dari anggota

(SALDO RUGI) :

Rp X

Rp X

Rp X

(Rp X)

Rp xxx Rp xxx

Catatan :• Bila jumlah total PENGHASILAN lebih besar dari jumlah total BIAYA-BIAYA,

maka UBSP memperoleh laba. Dan laba tersebut dicatat di sebelah Debet.• Bila jumlah total PENGHASILAN lebih kecil dari jumlah total BIAYA-BIAYA, maka

UBSP menderita kerugian. Rugi ditulis di sebelah Kredit.

f. Pembagian Sisa Hasil Usaha

Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan hasil keuntungan dari kegiatan UBSP. Pembagian SHU ini, dapat dilakukan dalam tahun buku atau saat tutub buku telah dilaksanakan. Penggunaan pembagian SHU sangat tergantung dari kesepakatan Rapat Anggota, yang kemudian dituangkan dalam Peraturan Dasar KUB. Sebagai contoh, di bawah ini adalah bagaimana SHU tersebut dipergunakan, yaitu :

1. 25% Untuk pemupukan Modal2. 40% Untuk anggota3. 15% Untuk Pengurus4. 5% Untuk iuran pembinaan5. 5% Dana Pendidikan 6. 10% Dana cadangan

37

Page 38: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

g. Pembagian SHU Untuk Anggota

1. Berdasarkan jumlah tabunganContoh : Jumlah tabungan Andi Rp 10.000,-Total seluruh tabungan anggota Rp 100.000,-

SHU Andi = Rp 10.000/Rp 100.000 x SHU bagi anggota

2. Berdasarkan jumlah tabungan dan bunga/jasa pinjamanContoh : Jumlah tabungan Andi Rp 10.000,-Jumlah bunga diberikan Andi Rp 1.000,-SHU Andi = Rp 11.000/(total tab + bunga anggota) x SHU Anggota

3. Berdasarkan nilai sahamContoh : Nilai saham tabungan anggota per saham adalah Rp 500,-Aminah memiliki tabungan RP 50.000,-Maka, saham Aminah = 50.500,-/500 x 1 saham = 101 sahamSHU Aminah = 101/Jumlah nilai seluruh saham x SHU bgn anggota

4. Berdasarkan usia sahamCara menghitungnya adalah pertama perlu kita lihat dulu tahun tutup buku-nya. Biasanya, usia saham pada bulan Desember adalah 1, karena tutup buku biasanya pada bulan tersebut. Maka kalau kita urut usia saham tersebut menjadi:

Bulan Usia SahamJanuari 12Pebruari 11Maret 10April 9Mei 8Juni 7Juli 6Agustus 5September 4Oktober 3Nopember 2Desember 1

Dengan demikian akan dapat kita susun rumus pembagian SHU berdasarkan usia saham adalah :Bagian SHU = 309/Total saham x SHU bagian anggota

Contoh :Aminah memiliki SHU sebagai berikut :

Bulan Usia Saham Jumlah Yg Dimiliki

Nilai bulan SHU

Januari 12 8 96Pebruari 11 2 22

Maret 10 4 40April 9 3 27Mei 8 1 8

38

Page 39: Bahan Bacaan KUB

Bahan Bacaan Pela t ih a n Moti v a t o r KUB Wani t a Indu s t r i Kecil

Juni 7 4 28Juli 6 5 30

Agustus 5 7 35September 4 3 12

Oktober 3 2 6Nopember 2 1 2Desember 1 3 3Jumlah 309

Maka, SHU Aminah = 309/Total Saham x SHU bagian anggota

2.2.6. Akseptasi

Bila sebatang pohon pisang tumbuh dihalaman, mengapa orang sayang untuk menebangnya ? sedangkan bila ilalang tumbuh, mengapa pikiran pertama yang muncul adalah bagaimana memusnahkannya. Jawabnya sangat sederhana : pisang memberi manfaat sedangkan ilalang tidak. Demikian juga dengan keberadaan suatu kelompok. Secara alami, semakin tinggi besar pohon, semakin kuat dan kukuh akar merambah. Perkembangan akar sudah dimulai sejak daun pertama muncul, dan petani tidak akan memindahkan atau menanam pohon yang sudah besar. Demikian bahwa akhirnya akseptasi dikaitkan dengan pengertian seberapa jauh manfaat kelompok bisa diterima oleh anggota, keluarga anggota, masyarakat dan pemerintah, yang karenanya lalu berhubungan dengan tingkat penerimaan masyarakat terhadap kelompok itu sendiri. Prinsip menjaga ketegangan benar-benar perlu diperhatikan seperti antara kepentingan anggota dengan kepentingan kelompok, kepentingan kelompok dengan kepentingan masyarakat, aspirasi dengan legalitas dan sebagainya.

Secara berurutan, akseptasi diarahkan pada kelangsungan hidup kelompok, pengembangan kelompok dan partisipasi kelompok pada program pembangunan dilingkungan masyarakat secara lebih luas. Mengenai pengembangan BHP ini beberapa perbedaan prinsip mungkin masih akan ditemukan namun hal yang paling penting adalah memperhatikan konsekuensi yang akan muncul. Konsekuensi kadang-kadang menuntut agak jauh dimana beberapa perubahan mendasar perlu dilakukan.

Tidak semua konsekuensi harus diterima terutama bila secara prinsip hal tersebut berlawanan dengan kebijakan yang harus dijalankan. Diterima atau tidaknya suatu konsep perubahan sering akhirnya bermuara pada suatu diskusi yang ironisnya belum tentu hasilnya sesuai dengan harapan para pelaku langsung. Karenanya, betapapun sebuah pengalaman adalah kristalisasi dari segenap kejadian reflektif, ia akan kembali jadi mitos jika pandangan positif tentangnya justru menghentikan siklus belajar alami, yaitu : aksi refleksi.

39