31
MERAJUT KEBERSAMAAN DALAM KEBHINNEKAAN

Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

MERAJUT KEBERSAMAAN

DALAM KEBHINNEKAAN

Page 2: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan
Page 3: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

Pengertian Integrasi Nasional

• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:

– Integrasi = Pemauran atau penyatuan

– Nasional = Kebangsaan; bersifat bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa seperti cita-cita nasional, dll.

Page 4: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

Konsep Tentang Integrasi Nasional

Jones J. Cleman dan Carl G. Roberg

Menurut Cleman & Roberg, proses pemerintahan

bagi suatu daerah ada 2 dimensi

– Integrasi Vertical / Integrasi Politik (Elite-Massa)

menjembatani celah perbedaan antara kaum elite dan

massa.

– (refrensi liat hal 159 pusss)

Page 5: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

Bhinneka Tunggal Ika

• Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa memilikiarti, “Terpecah belahlah itu, tetapi jugalah satu itu. Tidak adakerancuan dalam kebenaran.”

• Keberagaman akan bersifat positif jika ada persatuan danlebih berasa mafaatnya

• Persatuan bagi Indonesia sangatlah penting, KarenaIndonesia sangat rentan dengan perpecahan.

• Menjaga komitmen persatuan dapat dilakukan denganmeningkatkan sikap toleransi terhadap perbedaan. Selain itu, konflik yang terkait dengan perbedaan tidak perlu di besar-besarkan.

Page 6: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

A. Memupuk Komitmen Persatuandalam keberagaman

Denganalat-alat pemersatu bangsa Indonesia, yakni:

• 1. Dasar Negara Pancasila• 2. Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan• 3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa

persatuan• 4. Lambang Negara Burung Garuda• 5. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya• 6. Lagu-lagu perjuangan• 7. Semboyan Negara: “ Bhineka Tunggal Ika”

Page 7: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

• Persatuan dalam keberagaman memiliki arti yang sangat penting.

Persatuan dalam keberagaman harus dipahami oleh setiap warga

masyarakat agar dapat mewujudkan hal-hal sebagai berikut :

1. Kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang

2. Pergaulan antarsesama yang lebih akrab

3. Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah

4. Pembangunan berjalan lancar

Page 8: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

Identitas Provinsi

NO. Nama Provinsi Bahasa Daerah Rumah Adat TarianTradisional

1 Aceh Aceh, Gayo Rumoh KrongBade

Tari Saman

2 Sumatera Utara Batak Rumah Bolon Tari Tor-Tor

3 Sumatra Barat Padang Rumah Gadang Tari Piring

4 Jawa Tengah jawa Joglo Tari Serimpi

5 Papua Papua Honai Tari Perang

Page 9: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

• Keberagaman yang ada harusnya bisa menjadi modal bagi bangsa

ini untuk menjadi bangsa yang kuat.

• Komitmen akan persatuan akan tegak jika peraturan yang

mengatur masalah suku atau hak individu ditegakkan dengan

baik.

Page 10: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

• Jika bentrokan ini diakibatkan karena masalah berkaitan dengan hukum,

Undang-Undang Dasar telah mengatur dalam Pasal 28D ayat 1 bahwa

”Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian

hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.” Dengan

demikian, permaslahan dan bentrokan bisa dihindari dengan memberikan

perlindungan secara penuh kepada setiap warga negara.

Page 11: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

Implementasi Komitmen persatuanIntegrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “Integrasi” dan

“Nasional”. Integrasi berasal dari bahasa inggris, Integrate artinya menyatupadukan, menggabungkan, mempersatukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Integrasiartinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Kata Nasionalberasal dari bahasa Inggris, nation yang artinya bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti politis dan antropologis.

a. Secara Politis

Integrasi secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosialdalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.

b. Secara Antropologis

Integrasi secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsurkebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalamkehidupan masyarakat.

Page 12: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

2. Syarat Integrasi

Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff, syarat

keberhasilan suatu integrasi sbb:

a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil

saling mengisi kebutuhan-kebutuhan satu dengan lainnya.

b. Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai

norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan

pedoman

c. Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam

melangsungkan proses integrasi sosial.

Page 13: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

Faktor-faktor Pendorong TercapainyaIntegrasi Nasional

1) Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah

2) Adanya ideologi nasional yang tercermin dalamsimbol negara yaitu Garuda Pancasila dansemboyan Bhineka Tunggal Ika

3) Adanya tekad serta keinginan untuk bersatudikalangan bangsa indonesia seperti yang dinyatakan dalam sumpah pemuda.

4) Adanya ancaman dari luar yang menyebabkanmuncul semangat nasionalisme dikalanganbangsa indonesia.

Page 14: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

Faktor Pendukung Integrasi Nasional

• 1) Penggunaan bahasa indonesia• 2) Adanya semangat persatuan dan kesatuan

dalam suatu bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia

• 3) Adanya kepribadian dan pandangan hidupkebangsaan yang sama yaitu pancasila.

• 4) Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.

• 5) Adanya rasa senasib sepenanggungan akibatpenjajahan yang diderita.

Page 15: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

C. Faktor penghambat integrasiNasional

1) Kurangnya penghargaan terhadap

kemajemukan yang bersifat heterogen

2) Kurangnya toleransi antar golongan

3) Kurangnya kesadaran dari masyarakatindonesia terhadap ancaman, gangguan dariluar

4) Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangandan ketidakmerataan hasil-hasilpembangunan

Page 16: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

Upaya Mencapai Integrasi Nasional

• Dalam upaya untuk mencapai integrasinasional dengan cara menjaga keselarasanantarbudaya. Hal itu dapat terwujud jika adaperan serta pemerintah dan partisipasimasyarakat dalam proses integrasi nasional

Page 17: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

Peran Pemerintah dalam Mencapai Integrasi Nasional

– Mampu melaksanakan sebuah sistem politiknasional yang dapat mengakomodasikan aspirasirakyat yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

– Kemampuan desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dalam agenda otonomi daerah

– Keterbukaan dan demokratisasi yang bertumpupada kesamaan hak dan kewajiban warga negara.

Page 18: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

Partisipasi Masyarakat untuk MencapaiIntegrasi Nasional

• Meningkatkan rasa toleransi terhadapperbedaan yang ada

• Meminimalisir perbedaan dan berpijak padakesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh setiapbudaya daerah.

• Meminimalkan setiap potensi konflik yang ada.

Page 19: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan
Page 20: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

Membangkitkan Kesadaran Warga

Negara untuk Bela Negara

• Manfaat menjadi petugas upacara disekolah adalah agar lebihmembangkitkan rasa nasionalisme dari dalam diri kita

• Teman yang malas melaksanakan upacara bendera berarti iatidak menghormati perjuangan pahawan terdahulu yang susah payah memperjuangkan kemerdekaan sehingga dapatmengibarkan bendera

• Teman yang tidak mempunyai keadaran ialah dia yang malasmelaksanakan upacara bendera karna upacara benderaadalah awal kemerdekaan Indonesia

• Mempelajari sejarah kemerdekaan Indonesia dan mengambilhikmah nya

Page 21: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

Pengertian Bela Negara

• Menurut penjelasan pasal 9 ayat 1 UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Upaya Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Page 22: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

• Dengan demikian, terkandung pengertian bahwa upaya pertahanan negara harus didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri. Hal ini juga tercantum dalam Undang-undang Pertahanan Negara Pasal 1 ayat 1 UU No. 3 tahun 2002: Pertahanan Keamanan Negara adalah segala usaha untuk mempertahankan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan terhadap bangsa dan negara.

Page 23: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

ANCAMAN

Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan yang dilakukan secara konsepsional melalui tindak kriminal dan politis. Ancaman militer adalahancaman yang menggunakan kekuatanbersenjata yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dankeselamatan segenap bangsa. Ancamanmiliter dapat berasal dari luar negerimaupun dari luar negeri.

Page 24: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

ANCAMAN MILITERBeberapa macam ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan negara :

Dari luar negeri:

• Agresi

• Pelanggaran wilayah oleh negara lain

• Spionase (mata-mata)

• Sabotase

• Aksi terror dari jaringan internasional.

Dari dalam negeri:

• pemberontakan bersenjata

• konflik horizontal

• aksiteror dari dalam negeri

• sabotase dari dalam negeri

• Aksi kekerasan yang berbau SARA

• Gerakan separatis pemisahan diri membuat Negara baru

• Pengrusakan lingkungan.

Page 25: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

ANCAMAN NON-MILITER

Adapun ancaman non militer adalah ancaman yang tidak menggunakan senjata tetapi jika di biarkan akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.

1. Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan.

2. Hambatan adalah Usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan untuk melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.

3. Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).

Page 26: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

DASAR HUKUM BELA NEGARA

Ada beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :

• Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.

• Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.

• Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.

• Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.

• Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.

Page 27: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

• Amandemen UUD 1945 Pasal 30 ayat (1) dan (2): “Bahwa tiapwarga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanandan keamanan Negara dilaksanakan melalui system pemerintahandan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Kepolisian sebagaikomponen utana, dan rakyat sebagai komponen pendukung”. Adapula pada pasal 27 Ayat (3): “Bahwa tiap warga Negara berhakdan wajib ikut serta dalam upaya bela negara”.

• Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara ayat(1): “Setiap Warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalamupaya bela Negara yang diwujudkan dalam PenyelenggaraanPertahanan Negara”; ayat (2): “Keikutsertaan warga Negara dalamupaya bela Negara dimaksud ayat (1) diselenggarakan melalui:– Pendidikan Kewarganegaraan– Pelatihan dasar kemiliteran– Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib– Pengabdian sesuai dengan profesi”.

Page 28: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan
Page 29: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

• Kemenangan Timnas U-19 atas vietnam sangatmembanggakan, itu semua karna kerja keras sertakerjasama satu sama lain

• Bersyukur serta tidak cepat puas, berlatih lebih giatlagi agar mendapat hasil yang lebih baik

• Kami setuju atas pemberian beasiswa terhadap parapemain, karna itu sebagai tanda pengahargaan

• Sikap Timnas U-19 menunjukan sikap bela negarakarna telah mengharumkan nama Indonesia

• Dengan selalu memberikan dukungan

Page 30: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

Membangun Kesediaan Warga Negarauntuk Melakukan Bela Negara

Dalam Undang-Undang No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara pasal 9 ayat 2,ditegaskan berbagai bentuk usaha pembelaan negara yang meliputi.

a. Pendidikan Kewarganegaraan b. Pelatihan dasar kemiliteranc. Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesiad. Pengabdian sesuai dengan keahlian atau profesi

Page 31: Bab 7. merajut kebersamaan dalam kebhinnekaan

RANGKUMAN

• Setiap warga negara wajib ikut serta dalam membela negara dari segala macam

ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun

dari dalam.

• Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan yang

dilakukan secara konsepsional melalui tindak kriminal dan politis.Tantangan adalah

hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan.Hambatan adalah

Usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan untuk melemahkan

atau menghalangi secara tidak konsepsional.Gangguan adalah hal atau usaha yang

berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau menghalangi secara

tidak konsepsional (tidak terarah).

• Sikap-sikap yang harus dihindari agar perilaku toleransi tetap ada dan terjaga

sehingga kehidupan beragama di masyarakat aman dan damai. Sikap tersebut adalah

fanatik yang berlebihan, ekstremisme dan eksklusivisme.