36
Bayu Fijri

Asuhan antenatal di komunitas

Embed Size (px)

Citation preview

Bayu Fijri

• Pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa

keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala.

• Tiap hasil pemeriksaan di ikuti dengan upaya koreksi

terhadap penyimpangan yang ditemukan selama

kehamilan.

• Pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim .

• Tujuan Umum• Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu dan janin yang

sesuai dengan kebutuhan, sehingga kehamilan dapat berjalan secara normal dan bayi dapat lahir dengan sehat.

• Tujuan Khusus• Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan

serta pertumbuhan dan perkembangan bayi

• Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin

• Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan

• Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi komplikasi

• Mempersiapkan masa nifas dan pemberian ASI Ekslusif

• Standar pelayanan asuhan

antenatal

di komunitas merupakan bagian

dari ruang lingkup pelayanan

kebidanan yaitu standar 3 s/d

standar 8. Standar tersebut

meliputi : ...

• Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan memotivasi

ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu

untuk memeriksakan kehamilannya secara dini dan secara

teratur.

• Hasil yang diharapkan adalah :

• Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan.

• Ibu, suami, anggota masyarakat meyadari manfaat

pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui

tempat pemeriksaan hamil.

• Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri

sebelum kehamilan 16 minggu.

• Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.

• Pemeriksaan meliputi : anamnesis dan pemantauan ibu dan janin

dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung

normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan,

khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV;

memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan

kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh

puskesmas. Mereka harus dapat mencatat data yang tepat pada

setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu

mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan

selanjutnya.

Hasil yang diharapkan adalah :

• Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4x

selama kehamilan.

• Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.

• Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan.

• Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui

tanda bahayakehamilan dan tahu apa yang harus

dilakukan.

• Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi

kedaruratan.

• Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan

seksama dan melakukan palpasi untuk meperkirakan

usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah,

memeriksa posisi, bagian terendah, msuknya kepala ke

dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta

melakukan rujukan tepat waktu.

• Hasil yang diharapkan adalah :

• Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik.

• Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan

kebutuhan.

• Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain, serta

merujuknya sesuai dengan kebutuhan.

• Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,

penanganan, dan/atau rujukan semua kasus anemia

pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

• Hasil yang diharapkan adalah :

• Ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk.

• Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia.

• Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR

• Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan

darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala

preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang

tepat dan merujuknya.

• Hasil yang diharapkan adalah :

• Ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat perawatan yang

memadai dan tepat waktu.

• Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat preeklamsia.

• Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami/ keluarganya pada trimester III memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.

• Bidan mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk hal ini.

• Hasil yang diharapkan adalah :• Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk

merencanakan persalinan yang bersih dan aman.

• Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil.

• Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin jika perlu.

• Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan.

• Timbang berat badan

• Ukur tekanan darah

• Ukur tinggi fundus uteri

• Pemberian imunisasi tetanus toxoid

• Pemberian tablet besi minimal 90

tablet selama kehamilan

• Tes terhadap infeksi menular seksual

(IMS)

• Temu wicara dalam rangka persiapan

rujukan

• Salah satu indikator untuk melihat kesejahteraan ibu dan

janin adalah dengan mengukur berat badan, tekanan

darah, dan tinggi fundus uteri ibu setiap kali kunjungan.

• Mengukur tekanan darah untuk deteksi dini seperti

adanya preeklamsi dan eklamsi

• Ukur tinggi fundus uteri untuk memantau perkembangan

janin

• Kunjungan dilakukan :

• Sampai 28 minggu: 4 minggu sekali

• 28-36 minggu : 2 minggu sekali

• Diatas 36 minggu: satu minggu sekali

• Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk

menurunkan angka kematian bayi atau neonatus yang

disebabkan oleh tetanus

• TT1 diberikan saat ANC pertama, dilanjutkan TT 2

setelah 4 minggu dari TT1

• Diharapkan bayi yang dilahirkan akan terlindung dari

tetanus neonatorum ( 3 tahun )

• Dengan pemberian imunisasi TT diharapkan bayi yang

dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum

dalam kurun waktu 3 tahun.

1. Usia/tahun kelahiran WUS (mencari riwayat imunisasi bayi)

• Umur dibawah 20 tahun (lahir setelah 1987)

Seorang WUS muda sebagian besar diperkirakan telah mendapat imunisasi lengkap pada waktu bayi dan sekolah, sehingga sudah memiliki status TT lengkap 5 dosis.

• Umur antara 20-30 tahun (lahir antara 1987-1997)

Tanyakan imunisasi yang pernah diterima pada saat bayi, anak sekolah, calon pengantin, dan kehamilan sebelumnya. Bila tidak mempunyai catatan/kartu imunisasi saat bayi maka abaikan pertanyaan imunisasi saat bayi.

• Umur diatas 30 tahun (lahir diatas 1997) pasti tidak mendapat imunisasi BIAS.

2. Imunisasi Anak Sekolah

• Apakah lulus kelas 6 SD? (bila ya, pertanyaan

selanjutnya, bila tidak langsung ke pertanyaan 3)

• Berapa kali? Dengan interval berapa bulan?

3. Imunisasi calon pengantin

• Apakah saat calon pengantin mendapat suntikan

imunisasi di lengan? (bila ya, ke pertanyaan

selanjutnya, bila tidak langsung ke pertanyaan 4)

• Berapa kali? Dengan interval berapa bulan?

4. Imunisasi masa kehamilan

• Apakah sudah pernah hamil sebelumnya? (bila ya, ke

pertanyaan selanjutnya, bila tidak langsung ke

pertanyaan 5)

• Pada kehamilan sebelumnya apakah mendapat

imunisasi TT? Berapa kali? (bila ya, ke pertanyaan

selanjutnya, bila tidak langsung ke pertanyaan 5)

• Berapa jarak (interval) dari imunisasi TT yang didapat

saat catin dengan imunisasi saat hamil?

5. Imunisasi kegiatan akselerasi MNTE

• Apakah pernah mendapat suntikan imunisasi di lengan

selain pada saat calon pengantin, dan

masa kehamilan? Berapa kali? Kapan?

• Diberikan untuk mencegah anemia dalam kehamilan.

Setiap tablet mengandung FeSO4 320mg (zat besi 60mg)

dan asam folat 500µg. Pemberian dimulai dengan dosis

satu tablet sehari pada saat ibu tidak merasa mual, dan

pemberian selama kehamilan minimal sebanyak 90

tablet.

• Ibu hamil merupakan kelompok resiko tinggi terhadap

PMS. Melakukan pemeriksaan konfirmatif dengan tujuan

untuk mengetahui etiologi yang pasti tentang ada atau

tidaknya penyakit menular seksual yang diderita ibu

hamil, sangat penting karena PMS dapat menimbulkan

morbiditas dan mortalitas baik kepada ibu maupun bayi

yang dikandung/dilahirkan.

• Upaya diagnosis yang dilakukan adalah dengan

melakukan diagnosis pendekatan gejala, memberikan

terapi sesuai dengan gejala yang muncul, dan

memberikan konseling untuk rujukan.

Ditujukan untuk ibu hamil dengan msalah kesehatan atau komplikasi yang memerlukan rujukan., yang dimaksudkan untuk memberikan konsultasi atau melakukan kerja sama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan adalah:

• Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan pilihan yang tepat untuk konsultasi.

• Melampirkan kartu kesehatan ibu hamil beserta surat rujukan.

• Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil rujukan.

• Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan.

• Memberikan layanan atau asuhan antenatal.

• Perencanaan dini jika tidak aman bagi ibu melahirkan di rumah.

• Menyepakati di antara pengambil keputusan dalam keluarga tentang rencana kelahiran.

• Persiapan atau pengaturan transpportasi dan biaya untuk ke tempatpersalinan.

• Standar peralatan dalam asuhan antenatal meliputi

perlatan steril dan tidak steril, bahan-bahan habis pakai,

formulir yang disediakan dan obat-obatan.

1. Timbangan dewasa

2. Pengukur tinggi badan

3. Sphygmomanometer (tensimeter)

4. Stetoskop

5. Funduskup

6. Termometer aksila

7. Pengukur waktu

8. Senter

9. Refleks hammer

10.Pita pengukur lingkar lengan atas

11.Pengukur hb

12.Metline

13.Bengkok

14.Handuk kering

15.Tabung urine

16.Lampu spiritus

17.Reagen untuk pemeriksaan urine

18. Tempat sampah

1. Bak instrumen

2. Spatel lidah

3. Sarung tangan (handscoen)

4. Spuit (jarum)

1. Kasa bersih

2. Kapas

3. Alkohol 70%

4. Larutan klorin

1. Buku KIA

2. Kartu status

3. Formulir rujukan

4. Buku register

5. Alat tulis kantor

6. Kartu penapisan dini

7. Kohort ibu/bayi

1. Golongan roborantia (Vitamin B6 dan B kompleks)

2. Tablet zat besi

3. Vaksin TT

4. Kapsul Yodium

5. Obat KB

• merupakan langkah-langkah alamiah sistematis yang dilakukan bidan, dengan tujun untuk mempersiapkan kehamilan dan persalinan yang sehat berdasarkan standar yang berlaku. Dalam manajemen asuahan antenatal di komunitas, bidan harus melakukan kerja sama dengan ibu, keluarga, dan masyarakat megenai persiapan recana kelahiran, penolong persalinan, tempat bersalinan, tabungan untuk bersalinan, dan mempersiapkan recana apabila terjadi komplikasi.

• Tidak menutup kemungkinan di dalam masyarakat, bidan akan menemui ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan selama kehamilan atau antenatal care (ANC) diantaranya adalah ibu sakit, tidak ada transportasi, tidak ada yang menjaga anak yang lain, kurangnya motivasi, dan takut atau tidak mau ke pelayanan kesehatan.

1. Melakukan kunjungan rumah;

2. Berusaha memperoleh informasi mengenai alasan ibu

tidak melakukan pemeriksaan;

3. Apabila ada masalah, coba untuk membantu ibu dalam

mencari pemencahannya;

4. Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kehamilan.

• Satu kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu

ke -14

• Satu kali kunjungan selama trimester II, diantara

trimester ke-14 sampai minggu ke -28

• Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu

ke-28 sampai minggu ke-36 dan setelah minggu ke-36

1. Pertama dilakukan sedini mungkin ketika ibu

mengatakan terlambat haid 1 bulan

2. Satu kali setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan

3. Dua kali setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan

4. Satu kali setiap minggu samapai usia kehamilan 9

bulan

5. Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan

1. Bidan harus mempunyai data ibu hamil diwilayah

kerjanya

2. Bidan melakukan identifikasi apakah ibu hamil

melakukan pemeriksaan kehamilan dengan teratur

3. Bidan harus melakukan ANC di rumah, apabila ibu

hamil tidak memeriksakan kehamilannya

4. Sebelum melakukan asuhan dirumah, lakukan kontrak

tentang waktu, tanggal, hari, dan jam yang disepakati

bersama ibu hamil agar tidak mengganggu aktifitas ibu

serta keluarga

5. Pada saat melakukan kunjungan rumah, lakukan

pemeriksaan sesuai dengan standar, kemudian

identifikasi lingkungan rumah apabila ibu mempunyai

rencana melahirkan dirumah

1. Pemilihan tempat persalinan dimasyarakat dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan kebidanan yang lalu, keadaan kehamilan pada saat ini, pengalaman melahirkan sebelumnya, serta ketersediaan tempat tidur, kondisi rumah, sehingga dapat memilih tempat persalinan

2. Pengambilan keputusan untuk menentukan tempat persalinan dilakukan pada ibu sendiri atas dasar konsultasi dengan bidan atau dokter

3. Selama proses persalinan ibu memerlukan rasa aman, nyaman, dan percaya terhadap orang yang menolong

4. Tempat persalinan harus direncanakan dengan baik untuk menghindari adanya rujukan secara estafet.

5. Bidan harus melakukan skrining antenatal pada semua ibu hamil atau penapisan dini pada ibu hamil yang berpotensi mempunyai masalah atau faktor resiko. Skrining antenatal dilakukan dengan menggunakan prinsip 4T yaitu Temu muka, Temu wicara, Temu faktor resiko, dan Temu keluarga.

1. Ciptakan adanya rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga seramah mungkin dan membuatnya merasa nyaman

2. Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan cara menerapkan prinsip mendengarkan efektif

3. Melakukan anamnesis secara lengkap, terutama riwayat kesehatan ibu dan kebidanan

4. Melakukan peeriksaan seperlunya

5. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (misalnya albumin, Hb)

6. Membantu ibu dan keluarga mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan tindakan darurat

7. Memberikan konseling sesuai kebutuhan

8. Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman dirumah.

9. Memberikan nasihat kepada ibu untuk mencari

pertolongan apabila ada tanda-tanda seperti

perdarahan pervagina, sakit kepala lebih dari biasanya,

gangguan penglihatan, pembengkakan pada wajah dan

tangan, nyeri abdomen, janin tidak bergerak seperti

biasanya

10.Memberikan tablet Fe 90 butir dimulai saat

usia kehamilan 20 minggu

11.Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 cc

12.Menjadwalkan kunjungan berikutnya.

13.Mendokumentasikan hasil kunjungan.

Daftar Pustaka :

• Andayani, Ayu Rai. 2008. Skrining TT WUS Eliminasi

Tetanus Maternal – Neonatal. Bali: Dinas Kesehatan

Provinsi.

• Henderson, Christine dan Kathleen Jones. 2006. Buku

Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

• Kusmiyati, Yeni dkk. . Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta:

Fitramaya.

• Syahlan, J.H. 1996. Kebidanan komunitas. Yayasan bina

sumber kesehatan

• Yulifah, Rita dan Tri Johan Agus Yuswanto.

2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba

Medika.