39
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini, telah banyak munculnya gejala-gejala yang kurang baik yang menimbulkan kegoncangan dalam kehidupan keluarga dan dunia pendidikan. Salah satu penyebab timbulnya kenakalan anak karena kurangnya kasih sayang orang tua, pendidikan dalam keluarga dan pendidikan di sekolah. Anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil, anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangannya. Sekarang ini banyak orang tua yang kurang memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak- anaknya. Oleh karena itu, tidak sedikit anak yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang lambat atau bahkan jauh dari tahap-tahap yang diharapkan pada saat usia tersebut. 1

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akhir-akhir ini, telah banyak munculnya gejala-gejala yang kurang

baik yang menimbulkan kegoncangan dalam kehidupan keluarga dan

dunia pendidikan. Salah satu penyebab timbulnya kenakalan anak karena

kurangnya kasih sayang orang tua, pendidikan dalam keluarga dan

pendidikan di sekolah.

Anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil, anak harus

diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap pertumbuhan dan

perkembangannya. Sekarang ini banyak orang tua yang kurang

memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya. Oleh

karena itu, tidak sedikit anak yang mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang lambat atau bahkan jauh dari tahap-tahap yang

diharapkan pada saat usia tersebut.

Para ahli pendidikan sepakat bahwa setiap periode perkembangan

memiliki tugas perkembangan masing-masing. Perkembangan atau

development berarti seragkaian perubahan progresif yang terjadi akibat

dari proses kematangan dan pengalaman. Dalam kamus psikologis ada 3

arti perkembangan yaitu: Pertama, perubahan yang berkesinambunagn dan

progresif dalam organisme, mulai lahir sampai mati. Kedua, perubahan

dalam bentuk dan dalam integerasi dari bagian-bagian jasmaniah. Ketiga,

1

Page 2: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

kedewasaan atau kemunculan pola-pola dari tingkah laku yang tidak

dipelajari.

Dalam makalah ini penulis memamparkan aspek-aspek

perkembangan peserta didik yang harus diketahui dan dipahami oleh guru

ataupun peserta didik. Semoga dengan tulisan ini guru dan orang tua dapat

memperhatikan secara jelas perkembangan anak-anaknya sesuai dengan

usia dan perkembanagan yang diharapkan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja aspek-aspek perkembanagan?

2. Bagaimana ciri-ciri dari aspek perkembangan?

3. Bagaimana pengaruh aspek perkembangan terhadap keberhasilan

belajar peserta didik?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah perkembangan peserta

didik.

2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang perkembangan dan

aspek-aspek perkembangan peserta didik.

3. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang ciri-ciri dari setiap

aspek-aspek perkembangan.

4. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang pengaruh aspek

perkembangan terhadap keberhasilan belajar.

2

Page 3: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

D. MANFAAT PENULISAN

1. Sebagai pedoman bagi guru atau orang tua peserta didik untuk bisa

lebih memperhatikan dan mengetahui tentang aspek-aspek

perkembangan peserta didik.

2. Menambah pengetahuan kepada pembaca tentang perkembangan dan

aspek-aspek perkembangan peserta didik.

3

Page 4: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN

Perkembangan atau development berarti seragkaian perubahan progresif

yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Dalam kamus

psikologis ada 3 arti perkembangan yaitu: Pertama, perubahan yang

berkesinambunagn dan progresif dalam organisme, mulai lahir sampai mati.

Kedua, perubahan dalam bentuk dan dalam integerasi dari bagian-bagian

jasmaniah. Ketiga, kedewasaan atau kemunculan pola-pola dari tingkah laku yang

tidak dipelajari.

B. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN YANG MEMPENGARUHI

KEBERHASILAN BELAJAR PESERTA DIDIK

Aspek aspek yang membatu perkembanga peserta didik ada 8, yaitu:

1. Aspek Perkembangan Fisik

2. Aspek Perkembangan Intelegensi/kognitif/intelektual

3. Aspek Perkembangan Emosi

4. Aspek Perkembangan Bahasa

5. Aspek Perkembangan Sosial

6. Aspek Perkembangan Kepribadian

7. Aspek Perkembangan Moral

8. Aspek Perkembangan Kesadaran Beragama

Berikut ini penulis uraikan aspek-aspek perkembangan peserta didik.

4

Page 5: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

1. Perkembangan Fisik

Secara umum, fisik berarti bentuk (postur) atau perawakan. Jadi

Pertumbuhan fisik adalah pertumbuhan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak

dalam kandungan hingga ia dewasa atau mencapai tingkat kematangan

pertumbuhannya. Proses perubahannnya adalah menjadi panjang (pertumbuhan

vertikal) dan menjadi tebal/lebar (pertumbuhan horizontal) dalam suatu proporsi

bentuk tubuh. Pertumbuhan sebelum lahir dimulai sejak terjadinya pembuahan

(fertilisasi) antara sel telur dengan sel sperma yang kemudian berkembang

menjadi embrio. Pertumbuhan fisik sebelum lahir akan dilanjutkan dengan

pertumbuhan fisik setelah kelahiran yang akan menyempurnakan struktur dan

fungsi dari dimensi fisik peserta didik.

Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan

pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds,

2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh,

pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi

reproduksi. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna

meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).

             Perkembangan  fisik  atau  jasmani  anak  sangat  berbeda  satu sama lain,

sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi

yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga

menunjukkan perbedaan yang mencolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan

gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-

lain. 

5

Page 6: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban,

kurang berdaya  dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang

bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup

yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.

Contoh perkembangan fisik yang terjadi pada bayi adalah seperti

merangkak, berdiri, berjalan hingga berlari. Orang tua harus mengetahui

perkembangan anak-anaknya agar selalu tetap terjaga asupan nutrisinya serta

lingkungan keluarga yang mendukung yang membantunya untuk tumbuh dan

berkembang. Hal itu juga akan membantu perkembangan agar dapat berkembang

secara optimal sesuai dengan usia anak.

Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu

kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan.

Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar

peserta didik. Sesuai dengan perkembangan fisik atau motorik anak yang sudah

siap untuk menerima pembelajaran ketermpilan, maka sekolah perlu memfasilitasi

perkembangan motorik anak itu secara fungsional.

2. Perkembangan Intelektual/Kognitif/Intelegensi

Istilah intelek berasal dari perkataan ”itelect” (bahasa inggris) yang

berarti : (1).Proses kognitif berfikir, daya menghubungkan  serta kemampuan

menilai dan mempertimbangkan; (2).Kemampuan mental atau intelegensi.

(CP.Chaplin,1981: 252)

6

Page 7: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor

utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan

orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang

dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif

dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kognisi peserta didik

antara lain:

1. Kondisi organ penginderaan sebagai saluran yang dilalui pesan indera

dalam perjalanannya ke otak (kesadaran).

2. Intelegensi mempengaruhi kemampuan anak untuk mengerti dan

memahami sesuatu.

3. Kesempatan belajar yang diperoleh anak.

4. Tipe pengalaman yang didapat anak secara langsung akan berbeda jika

anak mendapat pengalaman secara tidak langsung dari orang lain atau

informasi dari buku.

5. Jenis kelamin karena pembentukan konsep anak laki-laki atau perempuan

telah dilatih sejak kecil dengan cara yang sesuai dengan jenis kelamin.

6. Kepribadian pada anak dalam memandang kehidupan dan menggunakan

suatu kerangka acuan berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.

Perkembangan intelektual / kognitif / intelegensi adalah perubahan

kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget

(dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi

7

Page 8: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan

lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja

untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai

tahap operasi formal (dalam Papalia & Olds, 2001).

Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia

yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis

yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan

lingkungannya. Dalam Dictionary Of Psychology karya Drever, dijelaskan bahwa

“kognisi adalah istilah umum yang mencakup segenap model pemahaman, yakni

persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian dan penalaran”..

Piaget menyatakan bahwa cara berpikir anak bukan hanya kurang matang

dibandingkan dengan orang dewasa karena kalah pengetahuan, tetapi juga berbeda

secara kualitatif. Menurut penelitiannya tahap-tahap perkembangan

individu/pribadi serta perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan belajar

individu. Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif ini sebagai skemata

(Schemas), yaitu kumpulan dari skema-skema. Seseorang individu dapat

mengikat, memahami, dan memberikan respons terhadap stimulus disebabkan

karena bekerjanya skemata ini. Skemata ini berkembang secara kronologis,

sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dengan demikian

seorang individu yang lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih lengkap

dibandingkan ketika ia masih kecil. Piaget mengemukakan empat tahapan kognitif

anak yaitu tahap sensori-motor, pra-operasional, operasional konkrit, dan

operasional formal.

8

Page 9: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

3. Perkembangan Emosi

Emosi dapat dirumuskan sebagai suatu keadaan yang terangsang dari

organisme, mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam

sifatnya, dan perubahan perilaku (CP.Chaplin, 1982: 163).

Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang

baru lahir. Gejala pertama perilaku emosional adalah keterangsangan umum

terhadap stimulasi yang kuat. Keterangsangan yang berlebih-lebihan ini tercermin

dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru lahir. Meskipun demikian, pada

saat bayi lahir, bayi tidak memperlihatkan reaksi yang secara jelas dapat

dinyatakan sebagai keadaan emosional yang spesifik.

Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan

kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal

sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Namun sering kali juga adanya

tindakan orang tua yang sering kali tidak dapat mempengaruhi perkembangan

emosional anak. Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak larangan karena

terlalu mencintai anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka

menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele

juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak.

Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku

individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Mengingat hal tersebut,

maka guru hendaknya mempunyai kepedulian untuk menciptakan situasi belajar

9

Page 10: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

yang menyenangkan atau kondusif bagi terciptanya proses belajar mengajar yang

efektif. Upaya yang dilakukan antara lain :

1. Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan.

2. Memperlakukan peserta didik sebagai individu yang mempunyai harga

diri.

3. Memberikan nilai secara objektif.

4. Menghargai hasil karya peserta didik.

Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk mencintai;

merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk

emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi

dengan orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Emosi yang berkembang akan

sesuai dengan impuls emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak

mendapatkan curahan kasih sayang, mereka akan belajar untuk menyayangi.

Pengaruh emosi terhadap perilaku dan perubahan fisik individu :

a. Memperkuat semangat bila merasa senang atas suatu keberhasilan.

b. Melemahkan semangat apabila timbul rasa kekecewaan karena suatu kegagalan.

c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar apabila individu dalam

keadaan gugup.

d. Terganggu penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.

4. Perkembangan Bahasa

10

Page 11: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian

ini tercakup semua cara berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan

dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata,

kalimat, bunyi, lambang, gambar, atau lukisan. Dengan bahasa semua manusia

dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan dan

nilai-nilai moral atau agama.

Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa

yaitu :

1. Proses jadi matang dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (organ-

organ suara/bicara sudah berfungsi) untuk berkata-kata.

2. Proses belajar, yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara

lalu mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi atau meniru

ucapan/kata-kata yang didengarnya. Kedua proses ini berlangsung sejak

masa bayi dan kanak-kanak

Perkembangan bahasa seorang anak menurut Clara dan William Stern,

ilmuan bangsa Jerman, dibagi dalam empat masa, yaitu: masa kalimat satu kata,

masa memberi nama, masa kalimat tunggal dan masa kalimat majemuk.

1. Kalimat satu kata: satu tahun s.d satu tahun enam bulan

Dalam masa pertama ini seorang anak mulai mengeluarkan suara-suara raban

yakni permainan dengan tenggorokan, mulut dan bibir supaya selaput suara

menjadi lebih lembut. Selain itu di masa ini seorang anak sudah dapat menirukan

suara-suara walaupun tidak begitu sama persis dengan bunyi aslinya. Di masa ini

11

Page 12: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

juga mulai terbentuknya satu kata. Anak sudah mulai bisa mengucapkan kata

seperti “ibu” dan lainnya.

2. Masa memberi satu nama: satu setengah tahun s.d dua tahun

Dalam masa kedua ini adalah masa dimana mulai timbul suatu dorongan dalam

diri seorang anak untuk mengetahui banyak hal. Inilah yang menyebabkan anak

akan sering bertanya apa ini? apa itu? siapa ini? dan lainnya. Dan di masa ini

kemampuan anak merangkai kata mulai meningkat. Dulu yang hanya bisa satu

kata, bertambah menjadi dua kata, tiga kata hingga lebih sempurna.

3. Masa kalimat tunggal: dua tahun s.d dua setengah tahun.

Dalam masa ketiga ini terdapat usaha anak untuk dapat berbahasa dengan lebih

baik dan sempurna. Anak mulai bisa menggunakan kalimat tunggal serta

menggunakan awalan dan akhiran pada kata. Namun tak jarang anak membuat

kata-kata baru yang lucu didengar dengan menggunakan caranya sendiri.

4. Masa kalimat majemuk : dua tahun enam bulan dan seterusnya.

Di tahap ini seorang anak sudah dapat mengucapkan kalimat yang lebih

panjang dan sempurna, baik berupa kalimat majemuk dan berupa pertanyaan,

sehingga susunan bahasanya terdengar lebih sempurna.

Perkembangan bahasa merupakan kemampuan khas manusia yang paling

kompleks dan mengagumkan (Semiawan;1989). Meski para ahli mengungkapkan

bahwa bahasa itu kompleks, namun pada umumnya perkembangan pada individu

12

Page 13: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

dengan kecepatan luar biasa pada awal masa kanak-kanak. Berangkat dari hasil-

hasil penelitian para ahli psikologi perkembangan, perkembangan bahasa adalah

kemampuan individu dalam menguasai kosa kata, ucapan, gramatikal, dan etika

pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan umur

kronologisnya. Perbandingan antara umur kronologis dengan kemampuan

berbahasa individu menunjukkan perkembangan bahasa individu yang

bersangkutan.

Pengaruh perkembangan bahasa terhadap keberhasilan belajar salah

satunya adalah dapat berinteraksi dengan orang lain untuk saling bertanya, saling

mengisi pengetahuan melalui dialog atau percakapan antar sesama. Dengan

bahasa individu dapat saling menambah informasi pengetahuan yang belum

diketahui.

5. Perkembangan Sosial

Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa perkembangan sosial

merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial

dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap

norma-norma kelompok moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan

dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Pada awal manusia dilahirkan belum

bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi

dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan

dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Kebutuhan

berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak anak memasuki usia 6 (enam)

13

Page 14: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

bulan. Disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain terutama yang dekat

dengan dirinya yaitu ibu atau anggota keluarga yang lain. Anak mulai mampu

membedakan arti senyum, marah, tidak senang, terkejut, dan kasih sayang.

Sunarto dan Hartono (1999) menambahkan bahwa hubungan sosial (sosialisasi)

merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan.

Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana dan terbatas yang

didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur,

kebutuhan manusia menjadi semakin kompleks dan dengan demikian tingkat

hubungan sosial juga berkembang amat kompleks. Dari kutipan diatas dapatlah

dimengerti bahwa semakin bertambah usia anak, maka semakin kompleks

perkembangan sosialnya karena anak semakin membutuhkan untuk berinteraksi

dengan orang lain.

Pengaruh lingkungan atau perkembangan sosial terhadap prestasi belajar:

Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak-anak. Maka

kewajiban orang tua adalah mengawasi dan memberi pengertian

untuk mengurangi pergaulan yang dapat memberikan dampak

negatif bagi anak tersebut.

Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak untuk

belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu juga

sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang yang tidak

sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.

14

Page 15: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh dalam belajar

anak. Peran orang tua disini adalah memberikan pengarahan

kepada anak agar kegiatan diluar belajar dapat diikuti tanpa

melupakan tugas belajarnya

6. Perkembangan kepribadian

Istilah kepribadian berasal dari bahasa Latin “persona”, atau topeng yang

dipakai orang untuk menampilkan dirinya pada dunia luar, tetapi psikologi

memandang kepribadian lebih dari sekedar penampilan luar. Jess Feist &Gregory

J. Feist (2009: 86) mengatakan bahwa ”Kepribadian mencakup sistem fisik dan

psikologis meliputi perilaku yang terlihat dan pikiran yang tidak terlihat, serta

tidak hanya merupakan sesuatu, tetapi melakukan sesuatu. Kepribadian adalah

substansi dan perubahan, produk dan proses serta struktur dan perkembangan”.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Gardon Allport (1951) dalam Inge

Hatugalung (2007: 1) bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam

individu sebagi system psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam

menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 136) kepribadian merupakan

keterpaduan antara aspek-aspek kepribadian, yaitu aspek psikis seperti aku,

keceerdasan, bakat, sikap, motif, minat, kemampuan, moral, dan aspek jasmaniah

seperti postur tubuh, tinggi dan berat badan,indra, dll.

Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara

individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik;

15

Page 16: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan

orang lain (Papalia & Olds, 2001).

Menurut Allport kepribadian itu dapat dikategorikan pada tiga fase

perkembangan sebagai berikut:

1. Masa Bayi (neonates)

Pada masa bayi, didorong oleh kebutuhan mengurangi ketidakenakan

sampai minimal dan mencari keenakansampai maksimal. Dengan motivasi

kebutuhan untuk mengurangi rasa sakit, dan meningkatkan rasa nikmat. Seornag

bayi menjalani proses perkembangan dirinya. Untuk itu dapatlah dikatakan bahwa

sebagian tingkah lalu bayi dipandang sebagai bentuk awal pola kepribadian.

Peranan orang tua untuk memperkenalkan nilai dan norma kehidupan pada bayi

adalah sangat berpengaruh bagi perkembangan pola kepribadian selanjutnya.

Gardon Allport (1951) menyimpulkan bahwa pada bagian kedua tahun pertama

anak telah menunjukkan dengan pasti watak yang khas. Setidaknya pada paruh

kedua tahun pertama seorang bayi telah mulai memperlihatkan kualitas-kualitas

unik yang kiranya merupakan atribut-atribut kepribadian yang bersifat tetap.

2. Masa Kanak-Kanak

Perkembangan dari masa bayi menuju masa kanak-kanak melewati garis-

garis yang berganda. Manusia adalah organisme yang pada waktu lahir adalah

makhluk biologis, akan berubah/berkembang menjadi individu yang egonya selalu

berkembang. Prinsip ini menjelaskan sesuatu yang awalnya sekedar merupakan

alat untuk mencapai suatu tujuan biologis dapat menjadi motif otonom yang

16

Page 17: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

mengarahkan tingkah laku dengan daya seperti yang dimiliki oleh dorongan yang

dibawa sejak lahir.

3. Masa Dewasa

Dalam diri individu dewasa ditemukan kepribadian yang tingkah lakunya

ditentukan oleh sekumpulan sifat yang terorganisasi dan harmonis. Individu

dewasa mengetahui apa yang dikerjakannnya dan mengapa itu dikerjakannya.

Untuk memahami sepenuhnya apa yang harus dilakukannya, orang dewasa harus

mempunyai tujuan dan aspirasinya dengan jelas. Motif yang terpenting bukan lagi

berpuas “gema” masa lampau, melainkan lambaian “ajakan” masa depan. (Inge

Hatugalang, 2007: 7-9)

Menurut Inge Hatugalang (2007: 7-9) perkembangan kepribadian seseorang

akan terhambat dikarenakan dua faktor, antara lain:

1. Faktor Internal Diri

Perkembangan kepribadian akan mengalami hambatan berasal dari diri

individu sendiri dikarenakan :

a. Individu tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas

b. Individu kurang termotivasi dalam hidup

c. Individu enggan menelaah diri

d. Faktor usia

2. Faktor Ekternal Diri

a. Faktor tradisi budaya

b. Penerimaan masyarakat/sosial

17

Page 18: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Aspek kepribadian ini juga erat kaitannya dengan pendidikan, terutama

sebagai faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Secara global,

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga

macam:

1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan jasmani dan rohani

siswa.

2. Faktor ekternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar

siswa.

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar

siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunkan siswa untuk melakukan

kegiatan pembelajarn materi-materi pelajaran.

7. Perkembangan Moral

Istilah moral berasal dari kata Latin “mos” (moris) yang berarti adat istiadat,

kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas

merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau

prinsip-prinsip moral.

Nilai-nilai moral itu, seperti seruan untuk berbuat baik kepada orang lain,

memelihara ketertiban dan keamanan, memelihara kebersihan, dan memelihara

hak orang lain, serta larangan mencuri, berzina, membunuh, meminum minuman

keras dan berjudi.

Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut

sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.

18

Page 19: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Perilaku moral dikendalikan oleh konsep-konsep moral peraturan perilaku yang

telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dan yang menentukan pola

perilaku yang diharapkan dari seluruh anggota kelompok.

Perilaku tak bermoral berarti perilaku yang tidak sesuai dengan harapan

sosial. perilaku demikian tidak disebabkan oleh ketidak acuhan akan harapan

sosial, melainkan ketidak setujuan dengan standar sosial atau kurang adanya

perasaan wajib menyesuaikan diri.

Menurut Piaget, perkembangan moral terjadi dalam dua tahap. Tahap

pertama disebut tahap realisme moral (moralitas oleh pembatasan). Tahap kedua

disebut moralitas otonomi (moralitas oleh kerja sama atau hubungan timbal balik)

Dalam tahap yang pertama ini seorang anak menilai tindakan sebagai

benar atau salah atas dasar konsekuensinya dan bukan berdasarkan motifasi

dibelakangnya. Moral anak otomatis mengikuti peraturan tanpa berfikir atau

menilai, dan cendrung menganggap orang dewasa yang berkuasa sebagai maha

kuasa. Yang paling penting menurut Piaget bahwa anak menilai suatu perbuatan

benar atau salah berdasarkan hukuman bukan pada nilai moralnya.

Di tahap kedua perkembangan moral anak telah terbentuk sehingga dia

dapat mempertimbangkan semua cara yang mungkin untuk memecahkan masalah

tertentu. Anak mulai dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan

dapat mempertimbangkan berbagai faktor untuk memecahkan masalah.

19

Page 20: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Berikut ini beberapa proses pembentukan perilaku moral dan sikap anak:

1. Imitasi

Pada umunya anak mulai mengadakan imitasi atau peniruan sejak usia 3

tahun, yaitu meniru perilaku orang lain yang ada di sekitarnya. Anak perempuan

meniru perilaku Ibu, kakak perempuan dan orang lain dirumah, demikian pula

anak laki-laki suka meniru perilaku ayah, kakak atau tetangganya yang sering

dijumpai di sekitarnya. Sering kali anak tidak hanya meniru perilaku misalnya

gerak tubuh,rasa senang atau tidak senang,sikap orang tua terhadap agama,

politik, hobi, dan lain-lain.

2. Internalisasi

Internalisasi adalah suatu proses yang merasuk pada diri seseorang (anak)

karena pengaruh sosial yang paling mendalam dan paling langgeng dalam

kehidupan orang tersebut.

3. Introvert dan Ekstrovert

Introvert adalah kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari

lingkungan sosialnya, minat, sikap atau keputusan-keputusan yang diambil selalu

berasal berdasarkan pada perasaan, pemikiran, dan pengalaman sendiri. Orang-

orang yang berkecenderungan introvert biasanya bersifat pendiam dan kurang

bergaul.

     Ekstrovert adalah kencederungan seseorang untuk mengarahkan perhatian

keluar dirinya, sehingga segala minat, sikap dan keputusan-keputusan yang di

ambil lebih banyak di ambil oleh orang lain atau berbagai peristiwa yang terjadi di

luar dirinya.

20

Page 21: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

4. Kemandirian

Kemandirian adalah kemanpuan seseorang untuk berdiri sendiri tanpa

bantuan orang lain baik dalam bentuk material maupun moral. Sedangkan

kemandirian pada anak sering di kaitkan dengan kemampuan anak untuk

melakukan segala sesuatu berdasarkan kekuatan sendiri tanpa bantuan orang

dewasa.

5. Ketergantuangan

Ketergantungan di tandai dengan perilaku anak yang bersifat kekanak

kanakan perilakunya tidak sesuai dengan anak lain yang sebayanya. Dengan kata

lain anak tersebut tidak memiliki kemandirian yang mencakup fisik atau mental

dan perilakunya berlainan dengan anak normal.

6. Bakat

Bakat merupakan potensi dalam diri seseorang yang dengan adanya

rangsangan tertentu memungkinkan orang tersebut dapat mencapai sesuatu tingkat

kecakapan, pengetahuan dan ketrampilan khusus yang sering kali melebihi orang

lain.

Karakteristik yang menonjol dalam perkembangan moral adalah bahwa

sesuai dengan tingkat perkembangan kognisi yang mulai mencapai tahapan

berfikir operasional formal, yaitu mulai mampu berpikir abstrak dan mampu

memecahkan masala-masalah yang bersifat hipotetis maka pemikiran remaja

terhadap suatu permasalahan tidak lagi hanya terikat pada waktu, tempat, dan

21

Page 22: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

situasi, tetapi juga pada sumber moral yang menjadi dasar hidup mereka

(Gunarsa,1988).

Perkembangan pemikiran moral dicirikan dengan mulai tumbuh kesadaran

akan kewajiban mempertahankan kekuasaan dan pranata yang ada karena

dianggap sebagai suatu yang bernilai, walau belum mampu mempertanggung

jawabkannya secara pribadi (Monks, 1988).

Melalui pengalaman atau berinteraksi sosial dengan orang tua, guru, teman

sebaya atau orang dewasa lainnya, tingkat moralitas peserta didik sudah lebih

matang. Mereka sudah lebih mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsep-

konsep moralitas, seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, dan kedisiplinan.

8. Perkembangan Kesadaran Beragama

Agama mengandung dua unsur: keyakinan dan tata cara. Keduanya

terpisah dan berbeda. Akibatnya, minat terhadap satu unsur tidak dengan

sendirinya menjamin minat terhadap unsur lain. Juga tidak berarti bahwa minat

terhadap kedua unsur akan sama. Seorang mungkin terutama berminat mematuhi

aturan agama tetapi menunjukkan sedikit minat terhadap apa yang sering

dianggap sebagai “teologi” atau doktrin atau ajaran agama. Hal sebaliknya

mungkin terjadi pada orang lain. Demikian pula terhadap anak-anak. Beberapa

anak terutama berminat terhadap kepatuhan kepada agama dan yang lain terhadap

ajaran agama. Mana yang lebih menarik perhatian ditentukan sebagian oleh

tekanan yang diberikan pada kedua unsur tersebut pada masa awal pendidikan

agama dan sebagian oleh apa yang berdasarkan pengalaman, mereka anggap lebih

memenuhi kebutuhan mreka. Jadi minat terhadap agama terutama egosentris.

22

Page 23: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Saat anak bertambah usia dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan

anggota kelompok teman sebaya, teman-teman ini akan mempengaruhi minatnya.

Contohnya, seorang anak yang mempunyai teman-teman yang berbincang-

bincang mengenai agama,dan mematuhi aturan agama akan mempunyai minat

yang lebih besar pada agama dari seorang anak yang temannya tidak, atau hampir

tidak, menunjukkan minat pada agama dan mempunyai sikap negatif terhadap

semua aturan agama.

Pada masa ini, perkembangan penghayatan keagamaannya ditandai dengan

ciri-ciri sebagai berikut.

1. Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan

kaidah-kaidah logika yang berpedoman pada indikator alam semesta

sebagai manifestasi dari keagungan-Nya.

2. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan

ritual diterima sebagai keharusan moral.

3. Periode usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai

agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Adams dan Gullotta (1983), agama

memberikan sebuah kerangka moral, sehingga membuat seseorang mampu

membandingkan tingkah lakunya, agama dapat menstabilkan tingkah laku dan

bisa memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang berada di dunia

ini, serta agama memberikan perlindungan rasa aman.

Fitrah beragama ini merupakan disposisi (kemampuan dasar) yang

mengandung kemungkinan atau berpeluang untuk berkembang. Namun, mengenai

23

Page 24: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

arah dan kualitas perkembangan beragama remaja sangat bergantung kepada

proses pendidikan yang diterimanya. Jiwa beragama atau kesadaran beragama

merujuk kepada aspek rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan kepada

Allah yang direfleksikan kedalam peribadatan kepada-Nya.

24

Page 25: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Peserta didik diartikan sebagai anggota msyarakat yang berusaha

mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jejang dan jenis

pendidikan tertentu. Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor

penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun

keterampilan. Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang

keberhasilan belajar peserta didik. Perkembangan intelektual anak sangat

tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran

jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. Kemampuan mengontrol emosi

diperoleh anak melalui peniruan dan latihan (pembiasaan). Dalam proses

peniruan, kemampuan orang tua dalam mengndalikan emosinya sangatlah

berpengaruh pada anak. Bahasa telah berkembang sejak anak berusia 4 - 5 bulan.

Orang tua yang bijak selalu membimbing anaknya untuk belajar berbicara mulai

dari yang sederhana sampai anak memiliki keterampilan berkomunikasi dengan

mempergunakan bahasa. Oleh karena itu bahasa berkembang setahap demi

setahap sesuai dengan pertumbuhan organ pada anak dan kesediaan orang tua

membimbing anaknya. Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan

dirinya dengan kelompok teman sebayanya maupun dengan lingkungan

masyarakat sekitarnya. Moral pertamakali diperkenalkan oleh lingkungan

keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Moral itu dikenalkan kepada anak

25

Page 26: ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

agar anak bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah dan bisa

menentukan sikap anak sehubungan dengan perkembangan sosial nilai dan sikap.

Agama diperkenalkan kepada anak agar, anak dalam bertidak dapat sesuai dengan

ajaran agama.

B. SARAN

Dalam kehidupan individu tentunya ada individu yang berkembang sesuai

dengan aturan atau hukum perkembanagn namun ada pula anak yang berkembang

dan tumbuh dengan lambat. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

individu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar individu peserta didik.

Maka dari itu bagi orang tua ataupun guru harus dapat mengetahui aspek-aspek

perkembangan apa saja yang mempengaruhi keberhasilan belajar individu peserta

didik agar anak atau peserta didik dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan

memiliki prestasi belajar yang memuaskan.

26