26
ASKEP

Askep pasien infeksi.Egas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Asuhan keperawatan pada Px ISK-K1

Citation preview

Page 1: Askep pasien infeksi.Egas

ASKEP

Page 2: Askep pasien infeksi.Egas

ASKEP PASIEN DENGAN PENYAKIT INFEKSI

Kelompok I

Page 3: Askep pasien infeksi.Egas

1. Adrianus Langging : 2012610004

2. Aplonia Amaral : 2012610022

3. Astriade N. K. Lura : 2012610026

4. Darsono : 2012610036

5. Egas A. Da Costa Xavier

: 2012610048

6. Emerenciana Madeira : 2012610052

7. Engga : 2012610054

8. And cont………. : Till 20

Page 4: Askep pasien infeksi.Egas

PENDAHULUANInfeksi saluran kemih adalah istilah yang dipakai untuk

menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran

kemih. Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki

maupun perempuan dari semua umur baik pada anak,

remaja, dewasa maupu pada umur lanjut

Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering daripada pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5-15%. Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih (ISK) harus ditemukan bakteri didalam urin.

Page 5: Askep pasien infeksi.Egas

CONT..............Bakteriuria bermakna yang disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriouria bergejala sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala. Mikroorganisme yang paling sering menyebabkan ISK adalah jenis bakteri aerob

Saluran kemih normal tidak dihuni oleh bakteri atau

mikroba yang lain, karena itu urin dalam ginjal dan buli-

buli biasa steril. Walaupun demikian uretra bagian bawah

terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang

jumlahnya makin kurang pada bagian yang mendekati

kandung kemih.

Page 6: Askep pasien infeksi.Egas

TINJAUAN PUSTAKA KONSEP PENYAKIT

PENGERTIAN

Infeksi saluran kemih adalah ditemukannnya bakteri pada urin di kandung kemih, yang umumnya steril. Istilah ini dipakai secara bergantian dengan istilah infeksi urin. Termasuk pula berbagai infeksi di saluran kemih yang tidak hanya mengenai kandung kemih (Prostates, Uretris)

Page 7: Askep pasien infeksi.Egas

ETIOLOGIBiasanya bakteri enterik, terutama Escheria coli pada wanita. Gejala bervariasi tergantung dari variasi jenis bakteri tersebut. Pada pria dan pasien di rumah sakit, 30-40% disebabkan oleh proteus, stafilokokus dan bahkan pseudomonas

Bila ditemukan, kemungkinan besar terdapat kelainan saluran kemih. Namun harus diperhitungkan kemungkinan kontaminasi jika ditemukan lebih dari satu organisme

Page 8: Askep pasien infeksi.Egas

PATOFISIOLOGI

Sebagian besar merupakan infeksi asenden. Pada wanita, jalur yang biasa terjadi adalah mula-mula kuman dari anal berkoloni di vulva, kemudian masuk ke kandung kemih melalui uretra yang pendek secara spontan atau mekanik akibat hubungan seksual

Pada pria, pemasangan setelah prostat terkoloni maka akan terjadi infeksi asenden. Mungkin juga terjadi akibat pemasangan alat, seperti kateter, terutama pada golongan usia lajut

Page 9: Askep pasien infeksi.Egas

CONT,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Wanita lebih sering menderita ISK karena uretra yang pendek, masuknya kuman melalui hubungan seksual, dan mungkin perubahan pH dan flora vulva dalam siklus menstruasi

Page 10: Askep pasien infeksi.Egas

MANIFESTASI KLINIS

Dapat asimtomatis, terutama pada wanita. Biasanya dengan riwayat ISK simtomatis atau dikemudian hari. Terapi singkat biasanya menyebabkan timbulnya ISK simtomatis, akibat reinfeksi organisme yang lebih virulen. Disuria, frekuensi miksi lebih bertambah, dan nyeri suprapubik adalah gejala iritasi kandung kemih. Bila mengenai saluran kemih atas, mugkin terdapat gejala-gejala pielonefritis akut seperti demam, mual, dan nyeri pada ginjal. Namun pasien dengan infeksi ginjal, mungkin hanya menunjukkan gejala saluran kemih bawah atau tidak bergejala

Page 11: Askep pasien infeksi.Egas

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Diagnosis ditegakkan dengan kultur organisme melalui urin, terutama

sample dari urin porsi tengah. Sample ini dikirimkan ke laboratorium

atau waktu 24 jam dalam lemari es dengan suhu 40 C. bila sulit, ambil

urin yang pertama dikeluarkan pada pagi hari karena penyimpanan

semalam dalam kandung kemih dapat meningkatkan jumlah bakteri.

2. Pemakaian kateter untuk diagnosis yang memag memakai kateter

3. Dipakai tes stick untuk mengetahui adanya protenuria, hematuria,

glukosuria dan pH.

4. Pemeriksaan secara makroskopik dikatakan positif bila terdapat piuria

(>2.000 leukosit/ml) pada pasien dengan gejala infeksi saluran kemih.

Page 12: Askep pasien infeksi.Egas

DIAGNOSIS BANDING

Infeksi atau iritasi pada periuretra

atau vagina.

Komplikasi:

1.Pielonefritis akut

2.Septicemia

3.Kerusakan ginjal

Page 13: Askep pasien infeksi.Egas

PROSES KEPERAWATAN

Identitas Pasien

Sumber informasi

A. PENGKAJIAN

1. PENGUMPULAN DATA

Page 14: Askep pasien infeksi.Egas

RIWAYAT KESEHATAN

1.Riwayat Keluhan Utama

2.Riwayat Kesehatan Sekarang

3.Riwayat Kesehatan Terdahulu

4.Riwayat Lingkungan

5.Riwayat Kesehatan Keluarga

6.Riwayat Psikososial

Page 15: Askep pasien infeksi.Egas

PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)

1. Keadaan Umum:

Sedang

2. Kesadaran: Baik

3. Tinggi Badan: cm

4. Berat Badan: Kg

5. Tanda Vital

6. Kepala

6. Leher

7. Paru-paru

8. Jantung: COR (-)

9. Ekstremitas atas dan bawah:

Normal

10.Genetalia: normal

Page 16: Askep pasien infeksi.Egas

POLA KEGIATAN SEHARI-HARI (POLA GORDON)

.1. Pola Persepsi Management Kesehatan2. Pola Nutrisi Metabolic

a.Makanan

b.Minuman3. Pola Eliminasi

a.Buang Air Kecil

b.Buang Air Besar

Page 17: Askep pasien infeksi.Egas

CON............

4. Pola Aktivitas dan Latihana.Mobilisasi

b.Respirasi

5. Pola Tidur/Istirahat

6. Pola Kognitif Perceptual

Page 18: Askep pasien infeksi.Egas

CONT............

7. Pola Persepsi/Konsep Diri

8. Pola Peran Hubungan

9. Pola Seksual/Reproduksi

10. Pola Koping Toleransi.

11. Pola Nilai Kepercayaan.

Page 19: Askep pasien infeksi.Egas

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pielografi

intravena

2. Ultrasonografi

3. CT-Scanning

Page 20: Askep pasien infeksi.Egas

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1.Urinalisis

a.Leukosuria:

b.Hematuria:

2.Bakteriologis

a.Mikroskopis

b.Biakan bakteri

3.Tes kimiawi

4.Tes plat-celup (dip-slide)

Page 21: Askep pasien infeksi.Egas

ANALISA DATANo. Data Penunjang Etiologi Masalah

1. DS:

Klien mengeluh nyeri pada daerah selangkangan dan nyeri saat BAK.

DO:

1. Klien tampak meringis.

2. Skala Nyeri 3 dari 0-5/sedang.

3. Blood Presure: 130/90 mmHg

4. Respirasi: 25x/menit

5. Heart Rate: 75x/menit

6. Temperature: 35,5º C

Peradangan Saluran Kemih Nyeri Akut

2. DS:

Klien mengatakan tidak ada nafsu makan.

DO:

1. 1/2 porsi nasi yang disediakan tidak dihabiskan dank lien tidak ada makan makanan selain dari rumah sakit.

2. Klien tampak lemah dan berat badan turun 3kg.

3. Blood Presure: …mmHg

4. Respirasi: .../menit

5. Heart Rate: ….x/menit

6. Temperature: …. º C

Penurunan Intake Oral/ Gangguan Pemenuhan Nutrisi

Kurang dari Kebutuhan Tubuh

3. DS:

Klien mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak karena menahan nyeri.

DO:

1. Tatapan terlihat lemah dan sayu.

TTV:

2. Blood Presure: 130/90 mmHg

3. Respirasi: ….x/menit

4. Heart Rate: ….x/menit

5. Temperature: …. º C

Faktor Internal: Penyakit, Stress

Psikologis

Gangguan Pola Tidur

4. DS:

Klien mengatakan tidak dapat puasa dan sholat.

DO:

1. -Klien tidak dapat menjalankan sholat.

2. -Klien tidak dapat menjalankan puasa.

Penurunan Kemampuan

Sekunder terhadap Penyakit

Gangguan Pemenuhan Spiritual

(Sholat dan Puasa)

Page 22: Askep pasien infeksi.Egas

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Nyeri

2.Gangguan Pemenuhan Kebetuhan Nutrisi

3.Gangguan Pola Tidur

4.Gangguan Pemenuhan Spiritual

Page 23: Askep pasien infeksi.Egas

INTERVENSINo Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria

Hasil

Intervensi Rasional TT

1 Infeksi berhubungan dengan masuknya

kuman ke kandung kemih. Ditandai dengan:

DS:pasien mengeluh nyeri

DO:

- wajah Meringis

- adanya tanda

-anda infeksi

Tidak terjadinya infeksi

setelah diberikan tindakan

keperawatan ditandai

dengan:

Tidak ada nyeri dan tanda-

tanda infeksi

Subyektif: keluhan nyeri pada

pasien berkurang/

menurun

Obyektif:

Berkurangnya

wajah meringis

- kaji TTV

- catat karakteristik urine

- tampung urine mid sternum

- anjurkan mandi menggunakan sabun anti bakteri

- hindari mandi rendam

- kolaborasi untuk pemberian antibiotic 3-5 hari

parenteral dan obat penurun panas.

- mengetahui tanda-tanda infeksi

- untuk mengetahui adanya kuman penyebab

- menghindari penyebaran infeksi

- membantu menghilangkan infeksi dan menurunkan panas

 

2 Nyeri berhubungan dengan infeksi saluran

kemih. Ditandai dengan:

DS: Pasien mengeluh nyeri seperti

terbakar waktu buang air kecil, mengeluh

nyeri pada daerah pinggul

DO: Ekspresi wajah meringis

Tidak adanya nyeri .

Dengan criteria hasil:

 

Subyektif:

Tidak ada keluhan nyeri waktu BAK

dan tidak ada nyeri pada daerah

pinggul

Obyektif: Ekspresi wajah rileks

- kajih sifat, intensitas, lokasi, lamanya dan factor

pencetus serta penurun nyeri

- pantau urine terhadap perubahan warna, bau dan pola

berkemih, masukan dan keluaran setiap 8 jam serta

hasil urinalisis ulang.

- mengetahui keadaan pasien untuk melaksanakan

tindakan selanjutnya

- untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau

penyimpangan dari hasil yang diharapkan

 

3 Perubahan pola eliminasi urine (disuria,

dorongan,frekuensi, dan nokturia) yang

berhubungan dengan infeksi saluran kemih.

Ditandai dengan:

DS:

-Pasien mengeluh sering BAK,

- adanya nokturia,

disuria

Pasien dapat berkemih

sesuai pola eliminasi yang

mendekati normal. Dengan

criteria hasil:

 

Subyektif:

tidak ada keluhan

Obyektif:

tidak ada

nokturia

- berikan kenyamanan non farmakologis : Bantu pasien

mengambil posisi yang nyaman

- kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik

- berikan antibiotic

- anjurkan pasien untuk meningkatkan masukan cairan

peroral untuk mengencerkan urine.

- Kaji haluan urine

- Ukur dan catat haluan urine setiap kali berkemih

- Bantu pasien ke kamar kecil dan memakai pispot atau

urinal

- Palpasi kandung kemih setiap 4 jam

- Menghindari minum 2-3 jam sebelum tidur dan anjurkan

untuk berkemih sebelum tidur.

 

- Diharapkan dapat mengurangi rasa nyeri

- Analgetik memblok lintasan nyeri, sehingga mengurangi

nyeri

- Pemberian antibiotic

- Akibat haluan urine memudahkan berkemih sering dan

memantuh salurean kemih

- Untuk mengetahui perkembangan kesehatan pasien

- Mengawasi ketelitian pengosongan kandung kemih

- Mengurangi resiko terjadinya kecelakaan

- Mengetahui adanya distensi

- Menghindari nokturia sehingga pasien dapat tidur secara

maksimal

 

4 Peningkatan suhu tubuh berhubungan

dengan invasi kuman ke dalam tubuh.

Ditandai dengan :

DS : Pasien mengatakan bahwa badan

terasa panas

 

DO : Suhu badan meningkat

Suhu tubuh kembali normal

dengan criteria hasil

 

Subyektif: Pasien mengatakan

badan tidak terasa panas

Obyektif: Suhu tubuh kembali

normal

- Kaji tanda-tanda vital

- Beri kompres air hangat

- Anjurkan pasien untuk minum air

- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti pireutik

- Mengetahui keadaan umum pasien

- Dapat membantu fasodilatasi pembuluh darah sehingga

mempermudah terjadinya penguapan tubuh

- Diharapkan dapat menurunkan suhu tubuh pasien dan

memenuhi kebutuhan cairan tubuh.

- Antipireutik dapatb membantu menurunkan suhu tubuh.

 

5 Perubahan pemenuhan kebutuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual dan muntah. Ditandai dengan :

DS : Anoreksia

DO : Porsi makan tidak dihabiskan

Kebutuhan nutrisi terpenuhi

dengan criteria:

 

Subyektif: Adanya nafsu makan

Obyektif:

Porsi makan dihabiskan, tidak ada

mual dan muntah

- Kaji frekuansi

makan pasien

perhari

- Timbang berat badan

- Beri makan porsi sedikit tapi sering

- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antiemetika

- Anjurkan keluarga membawa makanan yang disukai

pasien

- Mengetahui perkembangan asukan nutrisi

- Mengetahui perkembangan status nutrisi pasien

- Usaha untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh

- Membantu meningkatkan nafsu makan pasien

 

6 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

adanya nyeri dan kelemahan fisik:

DS : pasien mengatakan nyeri saat bergerak

DO : pergerakan terbatas kelemahan fisik

Pasien dapat melakukan

aktifitas. Dengan criteria

hasil:

 

Subyektif:

Pasien mengatakan dapat

bergerak dan melakukan aktifitas

Obyektif:

Pasien dapat beraktifitas secara

mandiri

- Kaji tingkat kemampuan dalam melakukan aktifita

- Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya

- Latih pasien dalam melakukan aktifitas secara mandiri

- Mengetahui tingkat kemampuan pasien dalam

melaksanakan aktifitas

- Kebutuhan pasien dapat terpenuhi

- Meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan aktifitas

 

7 Ansietas berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang penyakit ISK. Ditandai

dengan :

DS : Pasien

bertanya tentang

penyakitnya

DO : Pasien gelisah, mekanisme koping

menurun

Ansietas berkurang. Dengan

criteria hasil:

 

Subyek:

pasien menyatakan pengetahuan

yang akurat tentang penyakitnya

Obyektif:

Pasien tampak rileks, ansitas

berkurang

- Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit ISK

- Observasi situuasi psikis pasien

- Beri penjelasan tentang penyakitnya

- Ajarkan nama obat, dosis, waktu, dan cara serta efek

samping obat

- Anjurkan pasien untuk menghindari minum kopi, the,

cola dan minuman beralkohol

- Mengetahui tingkat pengetahuan pasiententang

penyakitnya

- Mengetahui tingkat kexcemasan dan mekanisme koping

pasien

- Diharapkan pasien memahami tentang penyakitnya

sehingga mengurangi ansietas

- Untuk mengurang kesalahan dan pemberian terapi obat

oleh keluarga atau pasien

- Untuk mengurangi timbulyan gejala iritasi yang lebih

buruk.

 

Page 24: Askep pasien infeksi.Egas

Evaluasi

No. Diagnosa Evaluasi

1. Nyeri, Susah buang

air kecil

S: Pasien mengatakan, nyeri dibagian perut berkurang, buang air kecil menjadi efektif, suhu badan yang panas berkuhrang

O: Pasien kelihatam senyum, tidak gelisah, respirasi normal, makanan seporsi dapat dihabiskan, tidak sering BAK/BAK normal

A: Peningkatan kondisi kesehatan pasien menjadi lebih baik dari sebelumnya, adanya proses penyembuhan dari tindakan keperawatan yang telah diberikan

P: Kaji TTV , memberikan pendidikan kesehatan kepada px, selanjutnya pasien pulang dengan sehat

2. Gangguan pemenuhan status nutrisi

3. Gangguan Pola Tidur

4. Gangguan

Pemenuhan Spiritual

Page 25: Askep pasien infeksi.Egas

DAFTAR PUSTAKA 

Perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam Indonesia (2006). Buku ajar ilmu penyakit dalam.

Jilid II: edisi IV. Jakart: Balai Penerbit FKUI.

Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI

Marion Jones, etc, Nursing Outcomes Classification (NOC), Second Edition, Mosby inc.

Joanne C. Mc Clowskey, etc, Nursing Intervention Classification (NIC), Fourth edition, Mosby inc.

Doenges, Marilyn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan

pendokumentasian perawatan pasien. Jakrta: EGC.

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart. Alih

Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8 vol 2. Jakarta: EGC.

Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta: EGC.

Price, Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit: pathophysiologi

clinical concept of disease processes. Alih Bahasa: Peter Anugrah. Edisi: 4. Jakarta: EGC

Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih.

Edisi: 3. Jakarta: FKUI.

  

Page 26: Askep pasien infeksi.Egas

TERIMAKASIH