37
1 LAPORAN KEUANGAN PROFORMA PT. SEPATU BATA TBK. Periode 2008-2012 Putri Permatasari Husa, SE, M.Buss. Disusun oleh: Kelompok 5 CAHYA PAMBARAP F3312033 GARNIS NURHIDAYAH F3312064 REBECA ARLINDA PI F3312105 PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

1

LAPORAN KEUANGAN PROFORMA

PT. SEPATU BATA TBK.

Periode 2008-2012

Putri Permatasari Husa, SE, M.Buss.

Disusun oleh:

Kelompok 5

CAHYA PAMBARAP F3312033

GARNIS NURHIDAYAH F3312064

REBECA ARLINDA PI F3312105

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2014

Page 2: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

2

BAB I

Gambaran Umum Perusahaan

A. Profil Perusahaan

Pada saat ini, industri manufaktur sudah berkembang pesat di Indonesia.

Banyak perusahaan bermunculan dan melakukan suatu kegiatan manufaktur dan

proses produksi. Perusahaan-perusahaan tersebut setiap waktu berusaha untuk

meningkatkan kualitas hasil produksi. Perusahaan bersaing untuk mendapat pasar

yang lebih banyak dan berupaya mendapat perhatian dari para konsumen.

Setiap industri dituntut untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil

produksi perusahaan untuk mengahdapi persaingan yang ada saat ini. Karena dengan

hal ini, perusahanan manufaktur tersebut akan terus mendapat kepercayaan dari

konsumen. Disini perusahaan bidang industri manufaktur harus menjaga proses

produsksi agar berjalan dalam kondisi operasi yang optimal. Optimal disini berarti

dapat memenuhi permintaan konsumen dengan tepat waktu dan berkualitas. Untuk

mencapai hal tersebut, banyak faktor yang harus diperhatikan.

PT. Sepatu Bata Tbk. merupakan perusahaan industri manufaktur yang

menghasilkan produk sepatu dan sandal, baik sepatu resmi dan santai untuk pria

maupun wanita. PT. Sepatu Bata Tbk. ini melakukan proses produksi secara terus-

menerus dan dituntut untuk menghasilkan produk dengan baik dan tepat waktu. Karena

produk sepatu yang dihasilkan ini merupakan salah-satu produk yang diminati

konsumen di Indonesia dari kalangan menengah kebawah sampai kalangan menengah

ke atas.

Struktur organisasi PT Sepatu Bata Tbk kami sajikan di dalam lampiran.

Berikut ini adalah profil perusahaan secara singkat.

Page 3: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

3

1. Dewan Komisaris:

Marcello Pace

Jorge Domingo Carbajal Gutierrez

Michael Graham Voisey Middleton

Hanafiah Djajawinata

Farid Harianto

2. Dewan Direksi:

Alberto Errico

Fabio Bellini

Ricardo Lumalessil

Solaiappan Mariappan

3. Sekretaris Perusahaan:

Is Sugiyono

4. Kantor:

Kantor Pusat

Graha Bata

Jl. R.A Kartini kav. 28

Cilandak Barat, Jakarta Selatan 12430

Telp. +62 21 750 5353, Fax. +62 21 750 5354

Pabrik Purwakarta

Jl. Raya Cibening

Kecamatan Campaka

Purwakarta 41181

Telp. +62 264 203 870, 203 871, Fax. +62 264 203 860

5. Akuntan Publik:

Kantor Akuntan Purwanto, Suherman & Surja.

Ernst & Young

6. Penasehat Hukum:

Page 4: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

4

Kartini Muljadi & Rekan

Jalan Gunawarman No. 18, Kebayoran Baru, Jakarta 12110.

7. Bank:

Bank Negara Indonesia Tbk, Cabang Tebet

The Hongkong Shanghai Banking Co. Ltd (HSBC)

8. Kantor Penunjang Pasar Modal:

PT. Blue Chip Mulia

Gedung Bina Mulia I Lt.4,

Jl. HR. Rasuna Said kav. 10

Kuningan Jakarta 12950

B. Sejarah Singkat Perusahaan

Bata atau T.&A. Bata Shoe Company terdaftar di Zlin, Ceko (Dulu

Cekoslovakia) oleh dua bersaudara Tomáš, Anna dan Antonín Bata (1894).

Perusahaan sepatu raksasa keluarga ini mengoperasikan empat unit bisnis

internasional: Bata Eropa, Bata Asia-Pasifika, Afrika, Bata Amerika Latin dan

Bata Amerika Utara. Produk perusahaan ini hadir di lebih dari 50 negara dan

memiliki fasilitas produksi di 26 negara. Sepanjang sejarahnya, perusahaan ini

telah menjual sebanyak 14 milyar pasang sepatu.

Di Indonesia pengoperasian penjualan sepatu Bata dijalankan oleh PT. Sepatu

Bata, Tbk. Pabrik perusahaan ini pertama kali berdiri pada tahun 1939, sejauh ini

telah menghasilkan capaian 7 juta pasang alas kaki setahun, dan terdiri dari 400

model sepatu, sepatu sandal dan sandal, dari kulit, karet dan plastik. Sebelum

tahun 1978, status Bata di Indonesia adalah PMA, sehingga dilarang menjua l

langsung ke pasar. Bata menjual melalui para penyalur khusus (depot) dengan

sistem konsinyasi. Status para penyalur tersebut diubah dan pada 1 Januari 1978,

Page 5: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

5

yaitu saat izin dagang Bata "dipindahkan" kepada mereka dan PT. Sepatu Bata,

Tbk menjadi perusahaan PMDM.

Merek berlisensi Perusahaan, selain merek Bata utama, termasuk North Star,

Power, Bubblegummers, Marie-Claire dan Weinbrenner. Perusahaan ini juga

tetap sebagai anggota dari Organisasi Sepatu Bata internasional. Yang berlokasi

di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, 12750. Yang didirikan di

Indonesia pada tanggal 15 Oktober 1931 dengan akte notaris Adrian Hendrick

Van Ophuisjen No. 64, dengan nama Nederlandsch-Indische Schoenhande l

Maatschappij Bata, kemudian tanggal 29 Desembar 1931 berubah namanya

menjadi PT Sepatu Bata. Perusahaan ini berkantor pusat dulunya di Jalan TMP

Kalibata, tetapi sekarang berpindah di daerah jalan T.B Simatupang karena

proyek Kalibata City. Pada tahun 1995 pabrik baru di buka di Purwakarta Jawa

Barat. Sampai saat ini perusahaan ini adalah pelopor perusahaan alas kaki di

Indonesia. Agar tetap dapat bersaing di pasar global, maka semua upaya

dilakukan seperti perbaikan teknologi dan efisiensi produksi agar tetap dapat

bersaing. Salah satu yang tetap harus dipertahankan adalah kinerja keuangan

perusahaan. Kondisi keuangan harus selalu berada dalam standar yang telah

ditetapkan oleh perusahaan PT Sepatu Bata adalah perusahaan yang bergerak di

bidang industri alas kaki dan juga mengacu kepada standar industri sejenis.

Corporate initiatives, Menjadikan Bata sebagai lembaga internasional yang

memiliki gagasan dan kreativitas yang tinggi serta menciptakan kondisi yang

merangsang untuk berfikir secara internasional.

Bata Culture menciptakan kesempatan yang sama bagi semua karyawan untuk

mendapatkan promosi atau pelatihan dan pendidikan. Dengan mendapatkan

training tersebut, diharapkan karyawan memperoleh keahlian yang pada akhirnya

bisa mendapatkan promosi untuk level internasional.

Page 6: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

6

Culture, Perusahaan Bata Memiliki tradisi untuk menjadi perusahaan yang

berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat disekitar kegiatan usaha

perusahaan.

Bata Bekerja keras untuk membangun hubungan jangka panjang dengan suplier

dan distributornya. kegiatan Usaha Bata di seluruh dunia, dipastikan

dilaksanakan secara etis.

Perkembangan PT. Sepatu Bata Tbk. Di Indonesia dari tahun ke-tahun:

Tahun 1931, didirikan di Indonesia sebagai importir sepatu.

Tahun 1940, produksi dimulai di pabrik Kalibata di Jakarta Selatan.

Tahun 1982, tercatat di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 24 Maret.

Tahun 1994, menyelesaikan pembangunan pabrik Purwakarta.

Tahun 2004, memperoleh Lisensi Import dan Distribusi Umum.

Tahun 2008, pabrik tanah Kalibata dijual dan produksi dipindahkan ke

Purwakarta.

Tahun 2008, administrasi dan kantor pemasaran dipindahkan ke Graha

Bata, Cilandak Barat, Jakarta.

Tahun 2009, pembukaan toko Bata terbesar dan menjadi unggulan di

Mall Artha Gading Jakarta, Indonesia.

Tahun 2010, membuka konsep kios baru dengan merek PataPata.

Jabatan-jabatan :

Presiden Direktur

Jabatan ini memiliki fungsi yang menentukan jalannya perusahaan yang ditinjau

dari egala aspek, baik itu menentukan jalannya produksi, pemasaran dan

manajemen perusahaan perusahaan secara keseluruhan. Dalam hal ini, Presiden

Direktur lain dari departemen-departemen yang ada dalam perusahaan tersebut.

Production

Page 7: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

7

Bagian produksi merupakan bagian yang merealisasikan seluruh planning dan

konsep yang ingin di hasilkan menjadi suatu produkjadi yan akan dikeluarkan ke

pasaran. Bagian ini bertanggungjawab atas jalannya proses produksi yang

dihasilkan dengan memenuhi estimasinya.

Purchasing

Bagian ini berfungsi dimana melakukan pembelian dan pemesanan. Pembelian

dan pemesana dilakukan bagian purchasing antara lain dalam hal pembelian

material. Bagian purchasing yang melakukan pemesanan material yang

dibutuhkan untuk keperluan produksi. Dan tentunya pembelian dan pemesanan

yang dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan.

Product Development Support

Product Development Support sebagai bagian yang berfungsi untuk merancang

dan mengembangkan produk yang udah ada, agar produk tersebut dapat

mengikuti perkembangan tren mode terkini.

Dimulai dengan membuat konsep hingga menjadi sebuat prototype produk yang

dikembangkan. Setelah itu produk diajukan untuk menjadi produk yang akan

dibut masal dan dipasarkan.

Marketing

Marketing merupakan bagian yang menjalankan tugas pemasaran produ yang

telah dihasilkan terhadap konsumen. Bagian marketing juga membuat suatu

Production Estimate yang diberikan ke bagian produksi.dimana ddalamnya

berisi mengenai berap banyakn jumlah produk yang diestimasikan dalam

produksi.

Financial

Departemen financial memiliki fungsi sebagai accounting perusahaan ini.

Kmudian bagian finansial berfungsi sebagai pemegang pengendalian data, baik

hal penjualan maupun pembelia.

Page 8: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

8

Human Resources

Bagian ini merupakan divisi yang berkaitan dengan segala hal mengenai sumber

daya manusia didalam pabrik. Baik itu hal perekrutan pegawai, kesejahteraan

pegawai sampai denga pemberhentisn masa kerja pegawai.

Merchandising

Bagian merchandising memiliki tugas untuk menyerap tren pasar untuk

diterapkan kedalam produksi. Bagiann ini juga bertugas untuk membuat Sales

Report, dimana laporan ini digunakan sebagai dasar pembuatan planning

kedepan serta dipakai untuk penyeleki produk-produk yang akan dijual untuk

waktu yang akan datang.

Costing

Bagian costing berfungsi untuk merincikan jumlah pengeluaran biaya yang

dikeluarkan untuk keperluan dalam menghasilkan produk, sebagai contoh biaya-

biaya material yang harus dikeluarkan dan hal itu semuanya tentuang didalam

costing ticket.

Page 9: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

9

BAB II

Latar Belakang Analisis

Analisis sangat bergantung pada informasi laporan keuangan perusahaan dan

merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi mengena i

kondisi industri, seperti bunga pasar perusahaan, kondisi perekonomian, kualitas

menajemen dan hal yang lainnya sebagai asumsi lain yang mempengaruhi hasil

analisis. Untuk dapat menganalisa kinerja perusahaan dalam kemampuannya

memperoleh laba dan kegiatan operasionalnya kita dapat mengukur lewat bergai

macam rasio yang dibandingkan dengan perusahaan lain dalam satu industri yang

sama.

Dewasa ini banyak kita jumpai industri besar salah satunya pada industr i

produksi sepatu. Di Indonesia kita banyak menjumpai merk sepatu yang sudah tidak

asing lagi di kalangan masyarakat mulaidari merk local dan internas ional, seperti Ando,

Bata, Nevada, New Era, Buccheri dan lain sebagainya. Hari ini banyak sekali merk

sepatu lokal yang namanya mulai meredup. Pada makalah kali ini kami ingin

menganalisis salah satu produk local yaitu sepatu Bata yang pada tahun 2000-an

namanya cukup dikenal. PT sepatu Bata yang berdiri pada tahun 1931 dengan nama

NederlandschIndische Schoenhandel Maatschappij Bata ini diperkirakan akan

mempunyai pangsa pasar yang potensial di masa yang akan datang. Akan tetapi dari

tahun ke tahun terutama pada tahun 2000 ke atas banyak dijumpai merk luar negeri

yang merajah pangsa pasar Indonesia , dari makalah ini kami ingin mengetahui

seberapa besar pengaruhnya hal tersebut terhadap tren Sepatu Bata ini. Dengan

memanfaatkan laporan keuangan yang berupa Laporan Laba/Rugi dan Neraca yang

dipublikasikan pada tahun 2008-2012 sebagai modal untuk menghitung rasio yang

digunakan untuk menganalisa kondisi keuangan perusahaan, serta untuk

memproyeksikan kelangsungan hidup perusahaan 4 tahun kedepan.

Page 10: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

10

BAB III

Analisis Laporan Keuangan Proforma

A. Analisis Rasio

1. Rasio Likuiditas

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajian finansial jangka pendek yang berupa hutang – hutang

jangka pendek (short time debt)

1.1. Rasio Lancar

Merupakan rasio yang menunjukkan besarnya kas yang dimiliki perusahaan

ditambah dengan aset-aset yang bisa berubah menjadi kas dalam waktu satu

tahun, relatif terhadap besarnya hutang-hutang yang jatuh tempo dalam waktu

dekat (tidak lebih dari satu tahun) atau rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva lancar yang dimiliki

Dapat dihitung dengan formula:

Aktiva Lancar

Kewajiban Lancar

TAHUN AKTIVA

LANCAR*

KEWAJIBAN

LANCAR*

RASIO

LANCAR

2008 240302947 110428767 2,18

2009 242294757 103018589 2,35

Page 11: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

11

2010 295496348 141757440 2,08

2011 316645577 148822766 2,10

2012 357373694 168267966 2,12

*dalam ribuan rupiah

Tabel 1.1 Rasio lancar

Grafik 1.1 Grafik rasio lancar

Berdasarkan grafik di atas , rasio lancar PT Sepatu Bata Tbk. selama 5 tahun

mulai dari tahun 2008 hingga tahun 2012 menunjukkan jumlah yang cenderung

stabil di atas angka 2. Perubahan yang terjadi juga tidak signifikan meskipun

perusahaan sempat mengalami kenaikan dan penurunan, rasio masing-mas ing

yaitu 2,18 (2008), 2,35 (2009), 2,08 (2010), 2,13 (2011), dan 2,12( 2012). Pada

tahun 2008 rasio lancar menunjukkan angka 2,18 berarti setiap Rp 2,18 dari kas

dapat menjamin Rp 1 dari hutang lancar. Sehingga masih ada sisa kas bebas Rp

1,18 yang dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan

dan kegiatan lainnya. Pada tahun 2009 rasionya naik 17% menjadi 2,35. Hal

2.18

2.35

2.08

2.13 2.12

1.95

2.00

2.05

2.10

2.15

2.20

2.25

2.30

2.35

2.40

2008 2009 2010 2011 2012

Rasio Lancar

Page 12: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

12

tersebut diakibatkan adanya kenaikan aktiva lancar perusahaan yang diikuti dengan

penurunan kewajiban lancarnya. Sempat mengalami penurunan pada tahun 2010

sebesar 27%, nyatanya perusahaan berhasil menaikkan rasionya pada tahun 2011

sebesar 5% menjadi 2,13. Akan tetapi perusahaan harus kembali mengalami

penurunan pada tahun 2012 meskipun jumlahnya sangat kecil yaitu 1%. Secara

umum, salah satu hal penting yang berpengaruh terhadap rasio lancar perusahaan

yaitu aktiva lancar selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun akan tetapi hal

tersebut tidak seimbang dengan kenaikan kewajiban lancarnya sehingga pada tahun

2010 dan 2012 rasio lancar perusahaan harus mengalami penurunan.

1.2. Rasio Cepat

Merupakan angka perbandingan antara jumlah uang kas bank, piutang dagang, dan

sekuritas yang mudah dijual terhadap jumlah utang lancar. Rasio ini di pakai sebagai

ukuran kemampuan perusahaan untuk membayar dengan segera utang lancamya.

Persediaan tidak termasuk di dalamnya karena persediaan dianggap memerlukan waktu

yang cukup lama untuk dapat direalisasikan menjadi kas.

Dapat dihitung dengan formula:

Aktiva lancar – persediaan

Kewajiban lancar

TAHUN Aktiva

Lancar*

Persediaan* Kewajiban

Lancar*

RASIO

CEPAT

2008 240302947 151761143 110428767 0,80

2009 242294757 164290195 103018589 0,76

Page 13: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

13

2010 295496348 191217901 141757440 0,74

2011 316645577 193997433 148822766 0.82

2012 357373694 221854075 168267966 0.81

*dalam ribuan rupiah

Tabel 1.2 Rasio cepat

Grafik 1.2 Rasio cepat

Berdasarkan grafik di atas, terungkap bahwa terjadi penurunan rasio cepat

perusahaan dari 0,80 (2008) menjadi 0,76 (2009). Penyebab penurunan rasio

tersebut karena adanya kenaikan persediaan barang yang dimiliki perusahaan

sebesar 8,25% yang melebihi kenaikan aktiva lancarnya. Penurunan juga masih

terjadi di tahun 2010, di mana pada tahun ini seluruh komponen yang

mempengaruhi rasio cepat perusahaan mengalami kenaikan. Akan tetapi besarnya

kenaikan aktiva lancar yang hanya 21% tidak bisa mengimbangi kenaikan

persediaan sebesar 16% dan kewajiban lancar sebesar 37%. Sehingga pada tahun

0.80

0.76

0.74

0.82

0.81

0.68

0.70

0.72

0.74

0.76

0.78

0.80

0.82

0.84

2008 2009 2010 2011 2012

Rasio Cepat

Page 14: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

14

ini, rasio cepat perusahaan menurun 4%. Namun perusahaan masih bisa

mempertahankan eksistensinya, hal ini terbukti pada tahun 2011 rasio cepatnya

meningkat cukup signifikan dari 0,74 (2010) menjadi 0,82 (2011). Pada tahun

2012, rasio cepat perusahaan mengalami sedikit penurunan sebesar 1% yang

disebabkan adanya kenaikan sebesar 13% pada kewajiban lancarnya.

1.3. Rasio Kas

Menunjukkan aktiva lancar yang paling likuid (mudah dicairkan/diuangkan) dan dapat

digunakan segera untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Dapat dihitung dengan formula:

Aktiva lancar – persediaan – piutang usaha

Kewajiban lancar

TAHUN AKTIVA

LANCAR*

PERSEDIAAN* PIUTANG

USAHA*

KEWAJIBAN

LANCAR*

RASIO

KAS

2008 240302947 151761143 14722762

110428767 0,67

2009 242294757 164290195 13732316 103018589 0,62

2010 295496348 191217901 20460201 141757440 0,59

2011 316645577 193997433 27259760 148822766 0,64

2012 357373694 221854075 31449167 168267966 0,62

*dalam ribuan rupiah

Tabel 1.3 Rasio kas

Page 15: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

15

Grafik 1.3 Grafik Rasio Kas

Berdasarkan analisa laporan keuangan dapat diketahui pada tahun 2008, rasio

kas perusahaan menunjukkan angka 0,67. Hal tersebut berarti setiap Rp 1,00

kewajiban lancar perusahaan dijamin dengan Rp 0,67 aktiva lancar setelah

dikurang persediaan dan piutang usaha. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa

perusahaan belum cukup likuid dalam membiayai kewajiban lancarnya karena aset

yang dimiliki belum mampu menutup kewajiban lancarnya. Jika perusahaan

dihadapkan pada kondisi dimana ia harus melunasi piutang lancarnya pada saat

yang bersamaan tahun itu juga perusahaan harus menjual atau mengubah aset lain

menjadi kas atau dengan penukaran. Pada tahun 2009 dan 2010 terjadi penurunan

rasio kas perusahaan masing- masing sebesar 5% dan 3%. Hal tersebut diakibatkan

adanya kenaikan persediaan yang dimiliki perusahaan sebesar 8% di tahun 2009

dan pada tahun 2010 kenaikan aktiva lancar perusahaan tidak mampu mengimbangi

kenaikan persediaan, piutang usaha, dan kewajiban lancarnya. Meskipun sempat

mengalami kenaikan sebesar 5% pada tahun 2011 namun tidak demikian dengan

tahun berikutnya karena pada tahun 2012 rasio kas perusahaan menurun sebesar

2%.

0.67

0.62

0.59

0.64

0.62

0.54

0.56

0.58

0.60

0.62

0.64

0.66

0.68

2008 2009 2010 2011 2012

Rasio Kas

Page 16: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

16

2. Rasio Aktivitas

Rasio ini mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan meliha t

tingkat efektivitas aset. Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian tingkat

aktivitas aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu.

2.1. Rasio Perputaran Piutang

Rasio ini memberikan analisa mengenai frekuensi piutang dapat berubah menjadi

bentuk uang tuai kemudian berubah kembali menjdi bentuk piutang.

Dapat dihitung dengan formula:

Perputaran piutang = Penjualan

Piutang

Rata-rata umur piutang = 365

Perputaran piutang

TAHUN PENJUALAN* PIUTANG * PERPUTARAN

PIUTANG

RATA-RATA

UMUR

PIUTANG

2008 539762355 14722762

37 10

2009 598466433

13732316 44 8

2010 644189190 20460201 31 12

2011 678591535 27259760 25 15

Page 17: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

17

2012 751449338

31449167 24 15

*dalam ribuan rupiah

Tabel 2.1 Rasio perputaran piutang

Grafik 2.1 Grafik Rasio perputaran piutang

Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa rasio perputaran perusahaan

pada tahun 2008 sebesar 37 kali atau piutang rata-rata baru dapat tertagih setelah 10

hari. Rasio ini mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi 44 kali atau piutang

rata-rata dapat tertagih hanya dalam waktu 8 hari saja. Namun perolehan ini tidak bisa

dipertahankan oleh perusahaan karena pada tahun 2010 hingga 2012 rasio perputaran

piutangnya justru terus mengalami penurunan yang mengakibatkan semakin lamanya

piutang perusahaan baru dapat tertagih. Semakin rendah tingkat perputaran piutang

perusahaan menunjukkan terlalu besarnya modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk

36.66

43.58

31.48

24.89 23.899.96

8.38

11.59

14.6615.28

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

50.00

2008 2009 2010 2011 2012

Rasio Perputaran Piutang

Perputaran Piutang

Rata-rata umur piutang

Page 18: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

18

piutang. Perusahaan sebaiknya dapat menekan penjualan kreditnya agar rasio

perputaran piutangnya dapat membaik. Hal ini dapat dicapai melalui peningka tan

motivasi SDM bagian penagihan, dengan cara memberikan reward atau bonus bagi

SDM penagihan yang kinerjanya baik (mampu melakukan penagihan piutang dengan

cepat).

2.2. Rasio Perputaran Persediaan

Rasio ini menunjukkan berapa kali persediaan barang berputar selama satu periode

tertentu

Dapat dihitung dengan formula:

Perputaran persediaan = Harga Pokok Penjualan

Persediaan

Rata-rata umur persediaan = 365

Perputaran persediaan

TAHUN HARGA

POKOK

PENJUALAN*

PERSEDIAAN* PERPUTARAN

PERSEDIAAN

RATA-RATA

UMUR

PERSEDIAAN

2008 301240031

151761143 1,98 184

2009 322782390

164290195 1,96 186

2010 337998532 191217901 1,77 206

Page 19: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

19

2011 369611149

193997433 1.91 192

2012 400963064

221854075 1,81 202

*Dalam ribuan rupiah

Tabel 2.2 Rasio Perputaran persediaan

Grafik 2.2 Rasio perputaran persediaan

Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa tingkat perputaran

persediaan pada tahun 2008 sebesar 1,98 kali atau barang dagangan rata-rata baru dapat

terjual setelah tersimpan di dalam gudang selama 184 hari.Rasio ini mengalami

penurunan selama 4 tahun berturut-turut mulai tahun 2009 hingga tahun 2012.

Penurunan ini disebabkan karena kenaikan jumlah persediaan yang dimiliki perusahaan

1.98 1.96 1.77 1.91 1.81

184 186

206192

202

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

2008 2009 2010 2011

Rasio Perputaran Persediaan

Rata-rata umur persediaan

Perputaran Persediaan

Page 20: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

20

tidak seimbang dengan kenaikan harga pokok penjualannya. Rasio Perputara

Persediaan yang rendah dapat terjadi karena perusahaan melalukan over investment

dalam persediaannya, hal ini mengindikasikan pengendalian persediaan yang dimilik i

perusahaan kurang efektif sehingga persediaan harus menunggu dalam waktu yang

cukup lama baru dapat terjual. Hal lain yang mempengaruhi perputaran persediaan ini

dimungkinkan produk sepatu ini bukan merupakan fast moving product atau produk

yang cepat terjual, umumnya konsumen membeli sepatu sesuai kebutuhannya. Jadi

angka 184 masih tergolong wajar.

2.3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan

berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan,

Dapat dihitung dengan formula:

Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan

Aktiva Tetap

TAHUN PENJUALAN* AKTIVA

TETAP*

RASIO

PERPUTARAN

AKTIVA TETAP

2008 539762355 161597632 3,34

2009 598466433

174384380 3,43

Page 21: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

21

2010 644189190 295496348 3,41

2011 678591535

316645577 3,39

2012 751449338

357373694 3,47

*Dalam ribuan rupiah

Tabel 2.3 Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Grafik 2.3 Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Rasio perputaran aktiva tetap perusahaan pada tahun 2008 sebesar 3,34. Hal ini

berarti setiap Rp 1,00 aktiva tetap mampu menghasilkan Rp 3,34 penjualan netto.Pada

tahun 2009 rasio perputaran aktiva tetapnya meningkat menjadi 3,43. Hal itu

disebabkan danya peningkatan penjualan yang melebihi peningkatan aktiva tetap

perusahaan. Namun rasio ini harus mengalami penurunan selama 2 tahun mulai tahun

3.34

3.43

3.41

3.39

3.47

3.26

3.28

3.30

3.32

3.34

3.36

3.38

3.40

3.42

3.44

3.46

3.48

2008 2009 2010 2011 2012

Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Page 22: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

22

2010 hingga 2011 karena aktiva tetap yang dimiliki perusahaan terus meningka t

meskipun jumlahnya tidak signifikan. Pada tahun 2012 perusahaan berhasil menaikkan

penjualannya sebesar 10% sehingga rasio perputaran aktiva tetap perusahaan ikut

meningkat menjadi 3,47. Perusahaan diharapkan mampu mengurangi aktiva tetapnya

yng sudah tidak produktif lagi agar penggunaan aktiva tetapnya dapat lebih efektif

lagi.

2.4. Rasio Perputaran Total Aktiva

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan

berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan,

Dapat dihitung dengan formula:

Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan

Total Aktiva

TAHUN PENJUALAN* TOTAL

AKTIVA*

RASIO

PERPUTARAN

TOTAL AKTIVA

2008 539762355 401900579 1,34

2009 598466433

416679137 1,44

2010 644189190 484261555 1,33

2011 678591535

516651305 1,31

Page 23: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

23

2012 751449338

574107994 1,31

*dalam ribuan rupiah

Tabel 2.4 Rasio Perputaran Total Aktiva

Grafik 2.4 Rasio perputaran total aktiva

Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa perputaran total aktiva pada tahun

2008 sebesar 1,34 kali. Artinya setiap Rp 1,00 aktiva dapat menghasilkan Rp 1,34

penjualan . Kondisi perusahaan dapat dikatakan membaik karena terjadi peningka tan

rasio dari tahun 2008 ke 2009 sebesar 0,11 hal ini terjadi karena adanyta penjualan

aktiva yang cukup banyak. Namun perusahaan kembali mengalami penurunan rasio

pada tahun 2010 hingga 2011 yang disebabkan adanya kenaikan pada total aktiva .

Pada tahun 2012 rasionya stabil pada angka 1,31. Perusahaan diharapkan mampu

meningkatkan lagi penjualannya atau mengurangi sebagian aktiva yang kurang

produktif agar rasionya dapat terus meningkat. Kenaikan rasio ini terjadi karena

1.34

1.44

1.331.31 1.31

1.20

1.25

1.30

1.35

1.40

1.45

2008 2009 2010 2011

Rasio Perputaran Total Aktiva

Rasio Perputaran Total Aktiva

Page 24: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

24

adanya kombinasi dari hal berikut: kenaikan kas yang sebagian besar merupakan

simpanan dalam deposito berjangka, kenaikan piutang dagang terutama karena

kenaikan tagihan ke franchise, kenaikan persediaan menggambarkan pengaruh dari

kenaikan penjualan sejalan dengan bunyi hukum permintaan dan penawaran dimana

penawaran akan meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan, kenaikan dalam

aktiva lancar lain-lain umumnya merupakn bagian dari kenaikan dari sewa yang

dibayar dimuka untuk masa jangka panjang.

3. Rasio Profitabilitas

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, modal saham tertentu

3.1. Profit Margin

Rasio ini digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan menghasilkan laba

bersih pada tingkat penjualan tertentu

Dapat dihitung dengan formula:

Laba bersih

Penjualan

TAHUN LABA BERSIH* Penjualan* PROFIT

MARGIN

2008 157562668 539762355 0,29

2009 52980646 598466433

0,09

2010 60975070 644189190 0,09

Page 25: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

25

2011 56615123 678591535

0,08

2012 69343398 751449338

0,09

*dalam ribuan rupiah

Tabel 3.1 Profit Margin

Grafik 3.1 Profit Margin

Berdasarkan analisa pada grafik di atas, dapat diketahui bahwa profit margin

perusahaan cenderung tinggi di tahun 2008 dan stabil di tahun 2009 hingga 2012. Pada

tahun2008 profit margin perusahaan berada pada angka 0,29 yang berarti setiap Rp

1,00 penjulan bersih perusahaan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp

0,29.Namun di tahun 2009, profit margin perusahaan menurun hingga 20%, ini sekali

lagi disebabkan karena adanya penjualan aktiva yang cukup banyak sehingga dapat

menghasilkan laba diluar usaha yang cukup banyak pula. Meskipun begitu, rasio ini

0.29

0.09 0.090.08 0.09

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

2008 2009 2010 2011 2012

Profit Margin

Profit Margin

Page 26: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

26

stabil hingga tahun 2010. Pada tahun 2011 profit margin perusahaan menurun 1%

menjadi 0,08. Hal ini disebabkan oleh penurunan laba perusahaan dari

Rp60.975.070.000,00 menjadi Rp 56.615.123.000, 00. Namun pada tahun 2012 profit

margin perusahaan kembali naik 1% menjadi 0,09.

3.2. Return on Total Asset (ROA)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan

tingkat aset tertentu.

Dapat dihitung dengan formula:

Laba bersih

Total Aset

TAHUN LABA BERSIH* TOTAL ASET* RETURN ON

TOTAL

ASSET(ROA)

2008 157562668 401900579 0,39

2009 52980646 416679137 0.13

2010 60975070 484261555 0,13

2011 56615123 516651305 0,11

2012 69343398 574107994 0,12

*dalam ribuan rupiah

Tabel 3.2 Return On Total Asset (ROA)

Page 27: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

27

Grafik 3.2 Return On Total Asset

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa perusahaan memiliki ROA yang

tinggi pada tahun 2008 dan cenderung stabil pada tahun 2009 hingga 2012 meskupun

jumlahnya sering mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2008 ROA

perusahaan menunjukkan angka 0,39 yang berarti setiap Rp 1,00 total aktiva bersih

yang dimiliki perusahaan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,39. Pada

tahun 2009 ROA perusahaan menurun drastis dari 0,39 menjadi 0,13. Hal ini

disebabkan karena laba yang dimiliki perusahaan menurun 66%. Penurunan laba

perusahaan terjadi karena naiknya beban usaha yang harus ditanggung perusahaan.

Namun angka ini stabil hingga tahun 2010 . Pada tahun ROA perusahaan menurun 2%

dikarenakan ada penurunan laba bersih perusahaan yang diikuti dengan kenaikan total

asetnya. ROA perusahaan kembali naik pada tahun 2012 meskipun hanya 1% menjadi

0,12.

3.3. Return on Total Equity (ROE)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan

modal saham yang dimiliki

0.39

0.13 0.130.11 0.12

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

0.40

0.45

2008 2009 2010 2011 2012

ROA

ROA

Page 28: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

28

Dapat dihitung dengan formula:

Laba bersih

Modal saham

TAHUN LABA BERSIH* MODAL

SAHAM*

RETURN ON

TATAL

EQUITY(ROE)

2008 157562668 13000000 12,12

2009 52980646 13000000 4,08

2010 60975070 13000000 4,69

2011 56615123 13000000 4,36

2012 69343398 13000000 5,33

*dalam ribuan rupiah

Tabel 3.3 Return On Equity (ROE)

Page 29: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

29

Grafik 3.3 Return On Equity (ROE)

Berdasarkan grafik di atas, ROE perusahaan pada tahun 2008 sebesar 12,12

yang berarti setiap Rp 1,00 saham mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 12,12.

Hal ini disebabkan karena perusahaan berhasil memperoleh laba yang tinggi pada tahun

tersebut. Sayangnya, perusahaan tidak mampu mempertahankan perolehan labanya

sehingga pada tahun 2009 ROE nya menurun drastis hingga 65% menjadi 4,08. ROE

perusahaan sempat mengalami kenaikan pada tahun 2010 dari 4,08 menjadi 4,69 yang

disebabkan adanya peningkatan laba perusahaan. Meskipun begitu, pada tahun 2011

ROE perusahaan harus kembali mengalami penurunan meskipun jumlahnya tidak

signifikan. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan ROE sebesar 22% yang disebabkan

laba perusahaan naik dari Rp 56.615.123.000,00 menjadi Rp

69.343.398.000,00.

12.12

4.084.69 4.36

5.33

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

2008 2009 2010 2011 2012

ROE

ROE

Page 30: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

30

4. Rasio Solvabilitas.

Rasio yang mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemliknya dengan dana

yang disediakan oleh guru,dipinjam dari kreditur

4.1. Rasio Total Hutang terjadap Total Aset

Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur

Dapat dihitung dengan formula:

Total Hutang

Total Aset

TAHUN TOTAL

HUTANG*

TOTAL ASET* RASIO TOTAL

HUTANG

terhadap TOTAL

ASET

2008 128782339 401900579 0,32

2009 115335252 416679137 028

2010 152752590 484261555 0,32

2011 162171217 516651305 0,31

2012 186619508 574107994 0,33

*dalam ribuan rupiah

Tabel 4.1 Rasio total hutang terhadap total aset

Page 31: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

31

Grafik 4.1 Rasio total hutang terhadap total aset

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa rasio total hutang terhadap

total aset perusahaan selama tahun 2008 hingga 2012 cukup stabil kendati selalu

mengalami kenaikan dan penurunan .Pada tahun 2008, rasionya berada pada angka

0,32 yang berarti setiap Rp 0,32 hutang perusahaan dijamin oleh Rp 1,00 aset. Pada

tahun 2009, rasionya menurun 4% menjadi 0,28 dikarenakan perusahaan mampu

meningkatkan jumlah aset dan menurunkan jumlah kewajibannya. Pada tahun 2010,

rasio total hutang terhadap total aset perusahaan kembali naik di angka 0,32 yang

disebabkan peningkatan total kewajibannya menjadi 32% sementara total asetnya

hanya meningkat sebesar 16%. Di tahun 2011 rasio perusahaan sempat kembali

menurun meskipun jmlahnya tidak terlalu signifikan yaitu sebesar 1%. Perusahaan

kembali mengalami peningkatan rasio pada tahun 2012 sebesar 2% karena adanya

peningkatan total aset perusahaan.

4.2. Rasio TIE (Time Interest Earned Ratio)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang dengan laba sebelum

bunga pajak

0.32

0.28

0.32 0.31

0.33

0.25

0.26

0.27

0.28

0.29

0.30

0.31

0.32

0.33

2008 2009 2010 2011 2012

Rasio Total Hutang terhadap Total Aset

Rasio Total Hutang terhadap

Total Aset

Page 32: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

32

Dapat dihitung dengan formula:

Laba sebelum bunga dan pajak

Bunga

TAHUN LABA SEBELUM

BUNGA dan PAJAK*

BUNGA* RASIO TIE

2008 229967590 1213804 189,46

2009 76658249 4980268 15,39

2010 88957670 4390307 20,26

2011 81127717 2554959 31,87

2012 100163879 0 0

*dalam ribuan rupiah

Tabel 4.2 Rasio TIE

Grafik 4.2 Rasio TIE

189.46

15.39 20.2631.78

0.000.00

50.00

100.00

150.00

200.00

2008 2009 2010 2011 2012

Rasio TIE

Rasio TIE

Page 33: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

33

Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa rasio TIE perusahaan pada

tahun 2008 adalah 189,46 yang berarti setiap Rp 1,00 beban sebelum bunga dan pajak

dijamin dengan 189,46 laba sebelum bunga dan pajak. Hal tersebut menunjukkan

bahwa laba yang dimiliki perusahaan sebelum bunga dan pajak sangat mencukup i

untuk menutup beban operasional dan hutangnya dikarenakan pada tahun tersebut laba

yang dimiliki cukup tinggi. Namun, pada tahun 2009 rasionya mengalami penurunan

drastis hingga 91%. Hal tersebut disebabkan karena ada kenaikan harga pokok

penjualan serta beban usaha perusahaan yang melebihi kenaikan penjualannya. Pada

tahun 2010 hingga tahun 2011, rasio TIE perusahaan mengalami kenaikan yang

disebabkan kenaikan laba sebelum bunga dan pajak yang diikuti dengan penurunan

beban bunganya. Pada tahun 2012 bunga menunjukkan angka nol dikarenakan terjadi

pelunasan hutang bunga di tahun 2011 sehingga pada tahun ini beban bunga perusahaan

nol.

4.3. Fixed Charge Coverage

Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan membayar beban tetap total

termasuk biaya sewa. Rasio ini memperhitungka sewa, karena meskipun sewa bukan

hutang tetapi sewa merupakan beban tetap dan mengurangi kemampuan hutang

perusahaan. Beban tetap tersebut mempunyai efek yang sama dengan beban bunga

𝑓𝑖𝑥𝑒𝑑 𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒 𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =𝐸𝐵𝐼𝑇

𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎

Page 34: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

34

TAHUN EBIT BUNGA

FIXED

CHARGE

COVERAGE

2008 229967590 1213804 189,4602

2009 76658249 4980268 15,39239

2010 88957670 4390307 20,26229

2011 81185836 2554959 31,77579

2012 99147385 0 0

*dalam ribuan rupiah

Tabel 4.3 Fixed Charge Coverage

Grafik 4.3 Fixed Charge Coverage

Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa rasio Fixed Charge

Coverage, pada tahun 2008 menunjukkan angka 189,46 ini berarti setiap Rp 1 laba

sebelum pajak dan bunga dapat menjamin Rp 189,46 beban tetap. Tapi angka ini

menurun drastis pada tahun 2009 mencapai 15,39 karena ternyata pada tahun 2008 PT.

Sepatu Bata . Tbk.menjual sebagian besar aset tetapnya, sehingga terdapat kenaikan

laba yang cukup besar. Seterusnya pada tahun 2009 hingga tahun 2011 relatif stabil.

189.46

15.39 20.2631.78

0.000.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

200.00

2008 2009 2010 2011 2012

fixed charge coverage

fixed charge coverage

Page 35: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

35

Akan tetapi tahun 2012 rasio menunjukkan angka nol “0” , dikarenakan tidak ada pajak

bunga yang ditanggung oleh perusahaan sebab pada tahun 2011 perusahaan dapat

melunasi hutang sehingga beban bunga dapat ditekan dan perbaikan sistem komunikas i

on line dengan bank yang telah memperbaiki proses cashflow management.

B. Analisis Keuangan Proforma

Penjualan rata-rata PT Sepatu Bata dari tahun 2008 hingga 2012 meningkat 9%,

maka diproyeksikan kedepan perusahaan akan mengalami peningkatan yang sama

dengan tahun sebelumnya. Peningkatan penjualan ini diiringi dengan peningka tan

HPP 7% dan biaya usaha 8% beban lain-lain mencapai angka 509% sehingga laba

turun tiap tahunnya 9% dari laba tahun lalu. Tapi jika dilihat secara nominal dalam

proyeksi 5 tahun kedepan laba perusahaan masih cukup konstan hampir menyentuh

angka 70 Milyar. Dari sini perusahaan diharapkan dapat mempertahankan atau

menaikan penjualannya dan mempertahankan atau menurunkan biaya

operasionalnya agar laba yang dicapai dapat stabil dan akan lebih baik lagi jika

perusahaan dapat menaikkan labanya.

Page 36: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

36

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis rasio dan proforma diatas, dapat disimpulkan bahwa PT

Sepatu Bata Tbk ini mempunyai beberapa kelemahan diantaranya perusahaan ini

mempunyai jumlah aktiva tetap yang terlalu tinggi sehingga penggunaannya

kurang efektif. Dilihat dari rasio likuiditas maka perusahaan dapat dikatakan cukup

likuid meskipun dari jumlah rasio lancar jika dibanding dengan rasio cepat maka

persediaan turut andil kisaran 65%nya. Jika dilihat dari rasio aktivitas, perusahaan

kurang dapat memaksimalkan penggunaan aktiva tetap yang dimilikinya dan rasio

yang dimilikinya masih berada di bawah rata-rata rasio industri. Pada rasio

profitabilitas margin laba , ROA, ROE cenderung stabil dari tahun ke tahun,

pengecualian pada tahun 2008 dimana terdapat penjualan asset yang

mengakibatkan kenaikan laba yang signifikan. Pada rasio solvabilitas perusahaan

dikatakan solvable hal ini dibuktikan dengan terlunasinya utang jangka panjang

yang dimiliki, bahkan pada tahun 2011 PT Sepatu Bata Tbk mampu melunas i

Biaya bunga yang menjadi kewajibannya.

Page 37: analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016

37

BAB V

SARAN

Dari kelemahan yang dimiliki oleh PT. Sepatu Bata Tbk diatas, sebaiknya

perusahaan tersebut mengurangi penggunaan aktiva tetap, sehingga ROA dapat

meningkat. Selanjutnya perusahaan diharapkan lebih berinovasi lagi dalam hal

desain produk, agar lebih dapat meiningkatkan daya beli konsumen. Selain itu

strategi pemasaran perusahaan dipandang kurang efektif dan efisien, kurang

memanfaatkan media elektronik, rasio yang dimiliki PT. Sepatu Bata Tbk masih

berada di bawah rata-rata rasio industrinya.