15
Progressivisme dan Pendidikan Wulan Sari Silvana Dewi III/B (2225131690) Pendidikan Matematika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Aliran Progressivisme dan Pendidikan (PP MAT 3B-9)

Embed Size (px)

Citation preview

Progressivisme dan Pendidikan

Wulan Sari Silvana DewiIII/B (2225131690)

Pendidikan MatematikaUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa

Progressivisme dalam pendidikan adalah bagian dari gerakan reformasi umum ssosial-politik yang menandai kehidupan Amerika di akhir abad XIX dan awal abad XX, disaat Amerika berusaha menyesuaikan diri dengan urbanisasi dan industrialisasi masif.

Progresivisme sebagai sebuah teori pendidikan muncul sebagai bentuk reaksi terbatas terhadap pendidikan tradisional yang menekankan metode-metode formal pengajaran, belajar mental (kejiwaan), dan kesusastraan klasik peradaban Barat.

SEJARAH PROGRESSIVISME

Tokoh aliran progressivisme adalah John Dewey(1859-1952). Aliran ini berpendapat “bahwamanusia mempunyai kemampuan-kemampuanyang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasimasalah yang bersifat menekan ataupun masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya”. Aliranfilsafat pendidikan modern ini memandang bahwapeserta didik mempunyai akal dan kecerdasan.Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif dan didukung oleh kecerdasannya sebagai bekal dalammenghadapi dan memecahkan masalah.

Aliran progressivisme muncul sebagai reformasimetode-metode pendidikan tradisional dimanapelaksanaan pendidikan masih berpusat padaguru (teacher-centered) dan bahan ajar (subject-centered) menjadi berpusat terhadap siswa(student center). Metode-metode tradisionalseperti ini membuat siswa menjadi pasif dansiswa hanya belajar melalui ingatan-ingatanyang telah ia pelajari saja.

Para pendidik progressivisme ini mecoba untuk mereformasi metode pendidikan di sekolah dasar. Sebagaimana sekolah tradisional biasanya menekankan pelajaran terhadap subjek tertentu, membaca, menulis, aritmetika, geografi, sejarah dan tata bahasa. Guru mengajar atau mendiktekan pelajaran tersebut kemudian pelajar menuliskannya pada buku catatan masing-masing. Murid kemudian mempelajari inti pokok dari apa yang ada dalam buku catatan dan kemudian diperhadapkan kepada teks buku mereka. Guru menjalankan tugasnya sepanjang pelajaran berlangsung kecuali pada saat para murid diperintahkan untuk menghafalkan bahan pelajaran. Dan para murid duduk pada jajaran meja tulis dan mereka tidak boleh berbicara kecuali dengan ijin dari guru (Whitney, 1964: 716).

Progresivisme mempunyai konsep yang didasari olehpengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyaikemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat meghadapimasalah yang menekan atau mengancam dirinya sendiri.

Gerakan pendidikan progressivisme di satu pihak hadir sebagaiprotes, dan di pihak lain sebagai visi atau pandangan. Padaawalnya, aliran ini hadir sebagai protes terhadap pendidikanyang bersifat otoriter, standarisasi metode pendidikan yangditetapkan oleh psikologi pendidikan (metode latihan dandisiplin formal).

Tujuan pendidikan progressivisme adalahmemberikan keterampilan dan alat-alat yangbermanfaat untuk berinteraksi denganlingkungannya yang berada dalam prosesperubahan secara terus-menerus.

TUJUAN PENDIDIKAN

PROGRESSIVISME

Alat-alat adalah keterampilan pemecahanmasalah yang dapat digunakan oleh individuuntuk menentukan, menganalisis, danmemecahkan masalah. Proses belajarterpusatkan pada perilaku kooperatif dandisiplin diri, dimana kebudayaan sangatdibutuhkan dan sangat berfungsi dalammasyarakat.

CIRI-CIRI

PENDIDIKAN

PROGRESSIVISME

Ciri-ciri utama aliran progressivisme antara lain:1. Manusia sebagai subjek yang memiliki kemampuan menghadapi dunia dan lingkungan hidupnya.2. Manusia mempunyai kemampuan untuk mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang akan mengancam manusia itu sendiri.3. Pendidikan dianggap mampu untuk mengubah dan menyelamatkan manusia demi masa depan.

PRINSIP

PENDIDIKAN

PROGRESSIVISME

• Anak-anak dibiarkan berkembang bebas secara alami.

• Perhatian, didorong langsung pada pengalaman, karean ini dianggap sebagai pendorong yang paling baik dalam pengajaran.

• Guru harus menjadi seorang narasumber dan seorang pembimbing dan pengarah dalam aktivititas pembelajaran.

• Sekolah seharusnya menjadi laboratorium bagi reformasi pendidikan dan tempat untuk bereksperimen (Ornstein dan Levine, 1985:203)

• Di dalam kelas siswa bukanlah pelaku pasif yang hanya mendengarkan guru menerangkan pelajaran saja. Siswa belajar untuk hidup di masa depan, bukan hanya saat ini.

• Pendidikan seharusnya tidak menuntut siswa untuk selalu menerapkan study oriented, karena pada kenyataannya yang di butuhkan siswa di masa mendatang (untuk bekerja dan sebagainya) adalah sebuah penerapan (praktek). Siswa merupakan bagian dari lingkungan (masyarakat), hidup dalam interaksi dengan segala yang ada di dalam lingkungan.

• Di kelas anak diberi kebebasan dari tekanan pengajaran dengan menggunakan sistem hafalan, pendiktean bahan pelajaran dan otorisasi terhadap buku teks. Anak akan belajar lebih baik ketika bekerja dan menemukan sendiri cara belajar mereka dan bersungguh-sungguh atas apa yang dipelajari, sebaliknya siswa tidak akan belajar dengan baik apabila mereka ditekan untuk menghafal dan mengingat berbagai macam fakta-fakta yang dianggap percuma.

• Guru-guru progesif menilai dengan melalui interaksi keseharian di kelas, mengarahkan siswa untuk melihat bahwa mata pelajaran yang akan dipelajari dapat meningkatkan kehidupan mereka.

• Proses pembelajaran di dalam kelas difokuskan pada praktik pemecahan masalah, serta situasi kelas diarahkan pada situasi yang kooperatif dan demokratis. Anak juga dapat mencari berbagai materi belajar dari berbagai sumber dan dapat menyelesaikan persoalan secara kelompok.

PROSES PEMBELAJARAN

Dalam proses pendidikan peranan guru tidak langsung, melainkanmemberi petunjuk kepada siswa. Adapun peranan guru sebagai berkut:

• Fasilitator, guru menyediakan dirinya untuk memberikan jalan kepadasiswa untuk kelancaran proses belajarnya.

• Motifator, guru mampu membangkitkan minat siswa untuk giatbelajar dapat mengeluarkan semua kemampuan yang ada dalam dirisiswa.

• Konselor, guru dapat membantu siswa menemukan dan mengatasisendiri masalah-masalah yang telah dihadapi setiap siswa dalamkegiatan belajar sendiri.

• Dalam proses pendidikan peranan guru tidak langsung, melainkanmemberi petunjuk kepada siswa.

PERAN PENDIDIK

• Sekolah yang dapat memberi jaminan kepada siswanya selama iabelajar bahwa sekolah harus mampu untuk membantu siswa dalamtumbuh dan berkembang serta memberi keleluasaan bagi siswa untukmengembangkan minat dan bakatnya melalui bimbingan guru. Selainitu siswa juga memiliki wadah untuk mengekspresikan apa yang adadalam pikiran mereka.

• Selain itu pendidikan Progressivisme ini sekolah seharusnya tidakhanya memiliki satu ruang kelas, melainkan juga harus memiliki ruangkerja, laboratorium ilmu, studio, ruang seni, ruang masak, gedungolah-raga dan perkebunan. Dengan fasilitas ini, para pengajarProgressivisme yakin bahwa dengan prosedural pengadaan fasilitas iniakan secara otomatis membangun fisik, sosial, emosi alamiah merekasebagaimana adanya (Whitney, 1964: 717).

PERAN SEKOLAH

• Kurikulum di sekolah harus mencerminkan perkembangan siswadalam masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum haruslah fleksibel, tidakkaku, dapat berubah dan tidak terikat oleh doktrin tertentu.Kurikulum harus mewadahi aspirasi siswa sehingga kurikulumdibentuk sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan siswa.

• Dalam pembelajaran, guru menggunakan ketertarikan alamiah siswauntuk membantunya belajar berbagai keterampilan yang akanmendukung anak menemukan kebutuhan dan keinginannya.

• Selain itu kurikulum juga mempunyai nilai edukatif, yangmemperhatikan semua bahan ajar dapat membantu perkembangananak yang mencakup perkembangan minat berpikir mauupunkemampuan praktis.

PERAN KURIKULUM

• Metode Pendidikan aktif, guru memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak untuk mengekspresikan minat secara alamiah dan kegiatan yng diperlukan oleh anak.

• Metode Memonitor Kegiatan Belajar, mengikuti proses kegiatan anak belajar sendiri, sambil memberikan bantuan-bantuan apabila diperlukan yang sifatnya memperlancar berlangsung kegiatan belajar tersebut

• Metode Penelitian Ilmiah, pendidikan progresif merintis digunakannya metode penelitian ilmiah yang tertuju pada penyusunan konsep

• Sekolah Sebagai Laboratorium Pembaharuan

• Pendidikan, Sekolah tidak hanya tempat untuk belajar, tetapi berperan pula sebagai laboratoriun pengembangan siswa.

• dsb.

PENGUNAAN METODE

PENDIDIKAN

• Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuandan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat meghadapi masalah yangmenekan atau mengecam adanya manusia itu sendiri yangmembungkinkan manusia untuk tetap survive terhadap semuarintangan hidup manusia.

• Aliran progresivisme telah memberikan sumbangan yang besar didunia saat ini. Aliran ini telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaandan kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebaikanbaik secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakatdan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambatoleh rintangan yang dibuat oleh orang lain.

• Progresivisme kurang menyetujui adanya pendidikan yang bercorakotoriter, baik yang timbul pada zaman dahulu maupun pada zamansekarang.

KESIMPULAN