17
AKULTURASI KEBUDAYAAN HINDU BUDHA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA KELOMPOK 6

Akulturasi Hindu-Buddha dan Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Akulturasi Hindu-Buddha dan Indonesia

AKULTURASI KEBUDAYAAN

HINDU BUDHA DAN

KEBUDAYAAN INDONESIAKELOMPOK 6

Page 2: Akulturasi Hindu-Buddha dan Indonesia

Anggota Kelompok

1.Arie Ardiansyah (04)

2.Savira Sanya K A (22)

3.Sheryll Deby R (25)

4.Zahra Tazkia (26)

Page 3: Akulturasi Hindu-Buddha dan Indonesia

AKULTURASI

• Akulturasi adalah suatu proses social yang timbul apabila suatu

kebudayaan bertemu kebudayaan lain kemudian lambat laun diterima

dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tetapi tidak menghilangkan

ciri kebudayaan aslinya.

• Hasil akulturasi kebudayaan Hindu Budha dan Indonesia asli :

1.Seni Bangunan

2.Seni Rupa

3.Bahasa dan Tulisan

4.Sistem Kepercayaan

5.Sistem Pemerintahan

Page 4: Akulturasi Hindu-Buddha dan Indonesia

Seni Rupa

Page 5: Akulturasi Hindu-Buddha dan Indonesia

RELIEF

• Relief dipahatkan pada kaki candi atau tubuh

candi. Relief ini merupakan hasil seni ahat

sebagai pengisi bidang pada bagian dinding

candi yang melukiskan suatu cerita atau kisah.

Page 6: Akulturasi Hindu-Buddha dan Indonesia

Relief Candi Borobudur

Relief pada dinding Candi Borobudur

pada umumnya menceritakan tentang

riwayat Sang Budha Gautama. Namun,

juga digambarkan kehidupan Indonesia

karena ditemukannya hiasan gambar

perahu bercadik, rumah panggung.

Page 7: Akulturasi Hindu-Buddha dan Indonesia

Relief Candi JagoRelief pada Candi Jago berisi cerita Kresnayana, Parthayajna,

dan Kunjarakarna. Dijumpai juga tokoh-tokoh punakawan

(Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong) yang setia menyertai

seorang kesatria. Cerita punakawan ini hanya ditemukan di

Indonesia.

Page 8: Akulturasi Hindu-Buddha dan Indonesia

Seni Sastra

Page 9: Akulturasi Hindu-Buddha dan Indonesia

yang ditulis olehWalmiki danMahabarata yang ditulis oleh Wiyasamerupakan kitabkepercayaan orang Hindu namun setelahberkembang di Indonesia tidak samalagi karena telahdisadur olehpujangga-pujanggaIndonesia ke dalambahasa Jawa Kuno. Juga tokoh dalamkisah tersebutditambah dengantokoh punakawan, seperti Semar, Bagong, Petruk, danGareng.

Page 10: Akulturasi Hindu-Buddha dan Indonesia

Seni Pertunjukan

Page 11: Akulturasi Hindu-Buddha dan Indonesia

Kisah Ramayana dan Mahabarata diambil

sebagai ceritera dalam salah satu seni

pertunjukan asal Indonesia, yaitu pertunjukan

Wayang.

Page 12: Akulturasi Hindu-Buddha dan Indonesia

Sistem Kepercayaan

Page 13: Akulturasi Hindu-Buddha dan Indonesia

• Orang dikepulauan Indonesia sejak zaman praaksara telah

mengenal simbol-simbol yang bermakna filosofi. Masyarakat

pada waktu itu sudah mempercayai animisme dan

dinamisme. Setelah masuknya pengaruh India ke

Nusantara, kepercayaan animisme tidak punah.

• Akibat adanya proses akulturasi, agama Hindu dan Buddha

lalu diterima penduduk asli. Dibandingkan agama Hindu,

agama Buddha lebih mudah diterima oleh masyarakat

kebanyakan sehingga dapat berkembang pesat dan

menyebar ke berbagai wilayah dikarenakan agama Buddha

tidak mengenal kasta, tidak membeda-bedakan manusia,

dan menganggap semua manusia itu sama derajatnya di

hadapan Tuhan (tidak diskriminatif). Menurut agama

Buddha, setiap manusia dapat mencapai nirwana asalkan

baik budi pekertinya dan berjasa terhadap masyarakat.

Page 14: Akulturasi Hindu-Buddha dan Indonesia

• Agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia

sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan

animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami

Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses

akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang

berbeda menjadi satu.

• Untuk itu agama Hindu dan Budha yang berkembang di

Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Budha yang

dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan

tersebut dapat dilihat dalam upacara ritual yang diadakan

oleh umat Hindu atau Budha yang ada di Indonesia.

Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat

Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat

Hindu di India.

Page 15: Akulturasi Hindu-Buddha dan Indonesia

Sistem Pemerintahan

Page 16: Akulturasi Hindu-Buddha dan Indonesia

• Sebelum pengaruh Hindu-Buddha masuk ke Indonesia,

struktur sosial asli masyarakat Indonesia berbentuk suku-

suku dengan pimpinannya ditunjuk atas kekuatan dan

kelebihannya.

• Setelah pengaruh Hindu-Buddha masuk, sistem

pemerintahan ini berubah menjadi kerajaan. Kepemimpinan

lalu diturunkan kepada keturunan Raja, Raja dan

keluarganya kemudian membentuk kalangan yang disebut

bangsawan

• Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau

dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat

sangat memuja Raja tersebut, hal ini dapat dibuktikan

dengan adanya raja-raja yang memerintah di Singosari

seperti Kertanegara diwujudkan sebagai Bairawa dan R

Wijaya Raja Majapahit diwujudkan sebagai Harhari (dewa

Syiwa dan Wisnu jadi satu).

Page 17: Akulturasi Hindu-Buddha dan Indonesia

• Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat

mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada

juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip

musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak

mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi di

kerajaan Majapahit, pada waktu pengangkatan

Wikramawardana.Wujud akulturasi di samping terlihat

dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistem

kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat

berdasarkan sistem kasta.