22
KEPEMIMPINAN KEPERCAYAAN

6 kepemimpinan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: 6   kepemimpinan

KEPEMIMPINANKEPEMIMPINAN

KEPERCAYAANKEPERCAYAAN

Page 2: 6   kepemimpinan

LEADERSHIPLEADERSHIP

Suatu organisasi membutuhkan :Suatu organisasi membutuhkan :

PEMIMPIN untuk :menghadapi status quo/ memulai perubahan, merumuskan visi untuk masa depan dan, menjadi inspirator bagi seluruh anggota organisasi

PEMIMPIN untuk :menghadapi status quo/ memulai perubahan, merumuskan visi untuk masa depan dan, menjadi inspirator bagi seluruh anggota organisasi

MANAJER untuk :merumuskan rencana-rencana secara detail, menciptakan struktur organisasi yang efisien dan, mengelola aktifitas operasional harian

MANAJER untuk :merumuskan rencana-rencana secara detail, menciptakan struktur organisasi yang efisien dan, mengelola aktifitas operasional harian

Kemampuan mendorong/ mempengaruhi suatu kelompok/ anggota group dalam upaya pencapaian/ mewujudkan tujuan organisasi

Kemampuan mendorong/ mempengaruhi suatu kelompok/ anggota group dalam upaya pencapaian/ mewujudkan tujuan organisasi

Page 3: 6   kepemimpinan

3 Faktor penting dalam kepemimpinan :1. Orang yang memimpin

2. Orang yang dipimpin

3. Situasi yang dihadapi

AA

EFEKTIFEFEKTIF

TDK TDK EFEKTIFEFEKTIF

BERHASIBERHASILL

TDK TDK BERHASILBERHASIL

UPAYAKEPIM

BB

LEADERSHIPLEADERSHIP

Page 4: 6   kepemimpinan

Ciri Kepemimpinan Tidak Efektif1. Gaya kepemimpinan tdk sesuai dengan

kebutuhan2. Bawahan melaksanakan tugas dengan rasa

terpaksa3. Tujuan pribadi tdk sesuai dengan tujuan

organisasi

LEADERSHIPLEADERSHIP

Page 5: 6   kepemimpinan

Ciri Kepemimpinan Efektif1. Timbul rasa mantap pd diri bawahan, 1. Timbul rasa mantap pd diri bawahan,

percaya pd puan, reaksi puas & percaya pd puan, reaksi puas & peningkatan diripeningkatan diri

2. Bawahan percaya pd pemimpin-nya2. Bawahan percaya pd pemimpin-nya3. Tercipta hubungan kerjasama yg kondusif3. Tercipta hubungan kerjasama yg kondusif4. Siap pecahkan masalah, 4. Siap pecahkan masalah, tdk lari dr

kenyataan5. Merangsang & mengembangkan pola pikir 5. Merangsang & mengembangkan pola pikir

yg berorientasi pd tujuan organisasi

LEADERSHIPLEADERSHIP

Page 6: 6   kepemimpinan

Trait Theories of Leadership Trait Theories of Leadership Teori-teori yang berpandangan bahwa kepribadian, status sosial, tampilan phisik atau kecerdasan yang dimiliki seseorang (sejak lahir/ karena keturunan), yang menjadikan dia seorang pemimpin.

Teori-teori yang berpandangan bahwa kepribadian, status sosial, tampilan phisik atau kecerdasan yang dimiliki seseorang (sejak lahir/ karena keturunan), yang menjadikan dia seorang pemimpin.

kepribadian, status sosial, tampilan phisik atau kecerdasan dapat menjadikan seseorang sebagai pemimpin, namun bukan menjadi jaminan bahwa dia akan berhasil memimpin organisasi dalam mewujudkan tujuan organisasi

kepribadian, status sosial, tampilan phisik atau kecerdasan dapat menjadikan seseorang sebagai pemimpin, namun bukan menjadi jaminan bahwa dia akan berhasil memimpin organisasi dalam mewujudkan tujuan organisasi

LEADERSHIPLEADERSHIP

MODEL 5 BESAR:1. Ekstraversi2. Kemampuan bersepakat 3. Stabilitas Emosi4. Sifat berhati-hati (Conscientiousness):5. Keterbukaan thd hal baru (Openness to Experience):

Page 7: 6   kepemimpinan

Behavioral Theories of LeadershipBehavioral Theories of Leadership

Teori-teori yang mengedepankan perilaku-perilaku spesifik (yg dapat dipelajari) yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin.

Teori-teori yang mengedepankan perilaku-perilaku spesifik (yg dapat dipelajari) yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin.

Perilaku-perilaku yang berkaitan dengan :Interpersonal relationship dan aspek-aspek teknis dalam pekerjaan menjadi dimensi dalam pengukuran efektifitas kepemimpinan.

Perilaku-perilaku yang berkaitan dengan :Interpersonal relationship dan aspek-aspek teknis dalam pekerjaan menjadi dimensi dalam pengukuran efektifitas kepemimpinan.

Pendekatan ini belum menjadikan faktor-faktor yang bersifat situasional sebagai variabel dalam pengukuran efektifitas kepemimpinan

Pendekatan ini belum menjadikan faktor-faktor yang bersifat situasional sebagai variabel dalam pengukuran efektifitas kepemimpinan

LEADERSHIPLEADERSHIP

Page 8: 6   kepemimpinan

LEADERSHIPLEADERSHIP

Concern for production Concern for production

Conce

rn f

or

people

Conce

rn f

or

people

11 22 33 44 55 66 77 88 99

1122

3344

5566

7788

99

1,11,1

1,91,9

5,55,5

9,99,9

9,19,1

Perform best Perform best

Page 9: 6   kepemimpinan

Contingency TheoriesContingency Theories

Keyakinan, bahwa pola kepemimpinan akan selalu cocok/ sesuai untuk semua situasi/ kondisi, ternyata belum tentu benar

Keyakinan, bahwa pola kepemimpinan akan selalu cocok/ sesuai untuk semua situasi/ kondisi, ternyata belum tentu benarA

bili

tyA

bili

ty

WillinglyWillingly high

high

low

Clear and specificdirectionsClear and specificdirections

Supportive andparticipativeSupportive andparticipative

High task and High relationshipHigh task and High relationship

Laissez-faireLaissez-faire

Kepemimpinan situasional: Kepemimpinan yang efektif dicapai dengan memilih gaya kepemimpinan yang benar dan berfokus pada situasi kesiapan para pengikut (HERSEY & BLANCHARD)

Kepemimpinan situasional: Kepemimpinan yang efektif dicapai dengan memilih gaya kepemimpinan yang benar dan berfokus pada situasi kesiapan para pengikut (HERSEY & BLANCHARD)

LEADERSHIPLEADERSHIP

Page 10: 6   kepemimpinan

Neo-charismatic TheoriesNeo-charismatic Theories

Teori-teori kepemimpinan yang;• Menekankan pada perilaku pemimpin yang dapat

menjadi perlambang/ simbol dan mempunyai pesona emosional,

• Mencoba mengungkap cara-cara untuk mendapatkan pengikut yang fanatik (extraordinary levels of follower commitment)

• Menghindari kerumitan teoritis dalam pengelolaan aktifitas yang berkaitan dengan kepemimpinan.

Teori-teori kepemimpinan yang;• Menekankan pada perilaku pemimpin yang dapat

menjadi perlambang/ simbol dan mempunyai pesona emosional,

• Mencoba mengungkap cara-cara untuk mendapatkan pengikut yang fanatik (extraordinary levels of follower commitment)

• Menghindari kerumitan teoritis dalam pengelolaan aktifitas yang berkaitan dengan kepemimpinan.

LEADERSHIPLEADERSHIP

Page 11: 6   kepemimpinan

Charismatic LeadershipCharismatic Leadership

Rasa hormat pengikut timbul dari hasil pengamatan atas perilaku (yang mencerminkan pengorbanan atau menunjukkan adanya kemampuan lebih) pemimpinnya.

Rasa hormat pengikut timbul dari hasil pengamatan atas perilaku (yang mencerminkan pengorbanan atau menunjukkan adanya kemampuan lebih) pemimpinnya.

• Memiliki visi serta dapat menjelaskan secara jelas dan lugas

• Rela berkorban atau menanggung resiko secara pribadi• Mampu (secara realistis) melihat hambatan-hambatan

dan mendapatkan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk melakukan perubahan/ perbaikan.

• Terbuka terhadap pendapat lain dan cepat tanggap atas kebutuhan pengikutnya.

• Berperilaku melawan arus (unconventional).

• Memiliki visi serta dapat menjelaskan secara jelas dan lugas

• Rela berkorban atau menanggung resiko secara pribadi• Mampu (secara realistis) melihat hambatan-hambatan

dan mendapatkan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk melakukan perubahan/ perbaikan.

• Terbuka terhadap pendapat lain dan cepat tanggap atas kebutuhan pengikutnya.

• Berperilaku melawan arus (unconventional).

LEADERSHIPLEADERSHIP

Page 12: 6   kepemimpinan

Pola kepemimpinan yang menjadikan visi (yang rasional, realistis serta atraktif) sebagai faktor pendorong pengerahan potensi (keahlian, bakat) dan sumber daya dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

Pola kepemimpinan yang menjadikan visi (yang rasional, realistis serta atraktif) sebagai faktor pendorong pengerahan potensi (keahlian, bakat) dan sumber daya dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

Visionary LeadershipVisionary Leadership

LEADERSHIPLEADERSHIP

Page 13: 6   kepemimpinan

Transformational LeadershipPola kepemimpinan yang memberikan perhatian secara individual dan setara kepada seluruh pengikutnya, dalam bentuk: inspirasi, peningkatan kemampuan intelektual dan pengembangan wawasan dengan tujuan untuk mendapat-kan ‘extra efforts’

Prosesnya: meningkatkan kebutuhan anggota ke arah: Self-directing: visi pribadi, aspirasi ke masa depan Self-reinforcing: menghargai prestasi sendiri, melakukan studi banding dg orang lain untuk pengembangan diri Self-actualizing: menggunakan potensi pribadi secara Maksimal ke arah keunggulan, berani hadapi tantangan Self-regulating: proaktif, disiplin pribadi Self-controlling: pegendalian diri yg matang

LEADERSHIPLEADERSHIP

Page 14: 6   kepemimpinan

LEADERSHIPLEADERSHIP

Emotional intelligence, Intelligence Quotient yg tinggi dan penguasaan teknis sangat diperlukan dlm konteks kepemimpinan, namun itu dirasakan masih belum mencukupi, akan lebih lengkap apabila seorang pemimpin memiliki: self-awareness, self-management, self-motivation, empathy dan social skill (EI)

Emotional intelligence, Intelligence Quotient yg tinggi dan penguasaan teknis sangat diperlukan dlm konteks kepemimpinan, namun itu dirasakan masih belum mencukupi, akan lebih lengkap apabila seorang pemimpin memiliki: self-awareness, self-management, self-motivation, empathy dan social skill (EI)

Team leadership, pemimpin yg efektif paham dan tahu persis, kapan dia harus mendampingi anak buah (tim) dan kapan harus melepaskan anak buah bekerja mandiri.

Team leadership, pemimpin yg efektif paham dan tahu persis, kapan dia harus mendampingi anak buah (tim) dan kapan harus melepaskan anak buah bekerja mandiri.

LEADERSHIP ISSUES (a)LEADERSHIP ISSUES (a)

Page 15: 6   kepemimpinan

Moral leadership, cara-cara, metode yang dipakai oleh seorang pemimpin harus sesuai dan selaras dengan kandungan idealisme dari tujuan yang akan dicapai.

Moral leadership, cara-cara, metode yang dipakai oleh seorang pemimpin harus sesuai dan selaras dengan kandungan idealisme dari tujuan yang akan dicapai.

LEADERSHIPLEADERSHIP

Cross-cultural leadership, nilai-nilai kebudayaan setempat (nasional) harus menjadi konsideran dalam memilih dan menetapkan pola kepemimpinan yang efektif.

Cross-cultural leadership, nilai-nilai kebudayaan setempat (nasional) harus menjadi konsideran dalam memilih dan menetapkan pola kepemimpinan yang efektif.

LEADERSHIP ISSUES (b)LEADERSHIP ISSUES (b)

Page 16: 6   kepemimpinan

TRUSTTRUST

Dengan semakin labil dan tidak menentunya dinamika lingkungan organisasi maka faktor KEPERCAYAAN (strong bond of trust) semakin berperan menggantikan ketentuan-ketentuan birokratis yang berkaitan dengan ekspektasi dan kerjasama.

Dengan semakin labil dan tidak menentunya dinamika lingkungan organisasi maka faktor KEPERCAYAAN (strong bond of trust) semakin berperan menggantikan ketentuan-ketentuan birokratis yang berkaitan dengan ekspektasi dan kerjasama.

Pengharapan/ keinginan pada pihak lain untuk tidak berlaku curang/ mempergunakan kesem-patan.

Pengharapan/ keinginan pada pihak lain untuk tidak berlaku curang/ mempergunakan kesem-patan.

Page 17: 6   kepemimpinan

ConsistencyConsistency

IntegrityIntegrity

OpennessOpennessLoyaltyLoyalty

CompetenceCompetence

•Moral•Ketulusan•Moral•Ketulusan

•Kemampuan teknis•Interpersonal skills•Kemampuan teknis•Interpersonal skills

•Dapat diramalkan•Dapat diandalkan•Dapat diramalkan•Dapat diandalkan

•Rela berkorban•Melindungi•Rela berkorban•Melindungi

•Terus terang•Jujur•Terus terang•Jujur

TRUSTTRUST

Page 18: 6   kepemimpinan

TRUSTTRUST

Deterrence-based trust, adalah rasa percaya/ mempercayai seseorang yang didasarkan pada rasa takut atau segan (menghindari konsekuensi buruk yang mungkin terjadi).

Deterrence-based trust, adalah rasa percaya/ mempercayai seseorang yang didasarkan pada rasa takut atau segan (menghindari konsekuensi buruk yang mungkin terjadi).

Knowledge-based trust, adalah rasa percaya/ mempercayai seseorang yang didasarkan pada ‘behavioral predictability’ ( merupakan akumulasi pengalaman berinteraksi antara kedua belah pihak).

Knowledge-based trust, adalah rasa percaya/ mempercayai seseorang yang didasarkan pada ‘behavioral predictability’ ( merupakan akumulasi pengalaman berinteraksi antara kedua belah pihak).

Identification-based trust, adalah rasa percaya/ mempercayai seseorang yang yang timbul karena masing-masing pihak telah saling memahami secara mendalam keinginan dan aspirasinya.

Identification-based trust, adalah rasa percaya/ mempercayai seseorang yang yang timbul karena masing-masing pihak telah saling memahami secara mendalam keinginan dan aspirasinya.

Alasan mempercayai seseorang :Alasan mempercayai seseorang :

Page 19: 6   kepemimpinan

TRUSTTRUST

Deterrence-basedDeterrence-based

Knowledge-basedKnowledge-based

Identification-basedIdentification-based

Tahapan rasa percayaTahapan rasa percaya

Page 20: 6   kepemimpinan

1. Adanya keterbukaan2. Adil3. Mengatakan apa yang sesungguhnya

dirasakan4. Mengatakan kebenaran5. Menunjukkan konsistensi6. Memenuhi Janji7. Menjaga Kepercayaan8. Menunjukkan Kompetensi

1. Adanya keterbukaan2. Adil3. Mengatakan apa yang sesungguhnya

dirasakan4. Mengatakan kebenaran5. Menunjukkan konsistensi6. Memenuhi Janji7. Menjaga Kepercayaan8. Menunjukkan Kompetensi

TRUSTTRUST

Kepercayaan akan terbentuk bila :Kepercayaan akan terbentuk bila :

Page 21: 6   kepemimpinan

TraitsTraits BehavioralBehavioral ContingencyContingency Neo CharismaticNeo Charismatic

Personal Personal Personal

Task Task

Situation

TRUST

Page 22: 6   kepemimpinan

Tugas Kelompok

Buatlah sebuah resensi buku yang bertema kepemimpinan

Tuliskan dengan jelas judul buku, pengarang dan penerbitnya

Resensi dibuat bab per babNilai tambah diberikan pada resensi buku yang

berbahasa inggris