16
1 BAB 1 KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL 1. Pengertian dan Pengaturan Transaksi Ekspor Impor untuk UKM Hubungan perdagangan luar negeri dalam hal ini ekspor impor sama halnya dengan perdagangan dalam negeri yaitu terdapat pembeli, penjual dan adanya transaksi jual beli. Dalam perdagangan luar negeri, kegiatanjualnya disebut ekspor dan kegiatan belinya disebut impor dan transaksinya adalah transaksi ekspor impor. Hanya saja wilayah atau domisili penjual dan pembeli melintas batas negara. Salah satu pelaku usaha yang memiliki eksistensi penting namun kadang dianggap “terlupakan” dalam percaturan kebijakan di negeri ini adalah Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM). Padahal jika kita mengenal lebih jauh dan dalam, peran UMKM bukanlah sekedar pendukung dalam kontribusi ekonomi nasional. Selama ini, secara keseluruhan, ekspor UKM mengalami pertumbuhan yang masih lamban. Sebenarnya peluang UKM untuk memasuki pasar ekspor masih memiliki prospek yang sangat besar. Hal ini terutama bila dilihat dari produk unggulan UKM yang selama ini dikenal sebagai produk ekspor non migas. Salah satu faktor penghambat UKM dalam melakukan ekspor adalah minimnya pengetahuan pelaku usaha dalam bidang informasi mengenai tata laksana ekspor dan impor. Pengertian ekspor dan impor bisa dilihat di bawah ini : Ekspor adalah : Perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah Pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Impor adalah : Perdagangan dengan cara memasukkan barang kedalam wilayah Pabean Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Daerah Pabean adalah: Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara dialasnya serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan

Bab1 konsepperdaganganinternasional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab1 konsepperdaganganinternasional

1

BAB 1

KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL

1. Pengertian dan Pengaturan Transaksi Ekspor Impor untuk UKM

Hubungan perdagangan luar negeri dalam hal ini ekspor impor sama halnya dengan

perdagangan dalam negeri yaitu terdapat pembeli, penjual dan adanya transaksi jual beli.

Dalam perdagangan luar negeri, kegiatanjualnya disebut ekspor dan kegiatan belinya

disebut impor dan transaksinya adalah transaksi ekspor impor. Hanya saja wilayah atau

domisili penjual dan pembeli melintas batas negara. Salah satu pelaku usaha yang memiliki

eksistensi penting namun kadang dianggap “terlupakan” dalam percaturan kebijakan di

negeri ini adalah Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM). Padahal jika kita mengenal

lebih jauh dan dalam, peran UMKM bukanlah sekedar pendukung dalam kontribusi

ekonomi nasional. Selama ini, secara keseluruhan, ekspor UKM mengalami pertumbuhan

yang masih lamban. Sebenarnya peluang UKM untuk memasuki pasar ekspor masih

memiliki prospek yang sangat besar. Hal ini terutama bila dilihat dari produk unggulan

UKM yang selama ini dikenal sebagai produk ekspor non migas. Salah satu faktor

penghambat UKM dalam melakukan ekspor adalah minimnya pengetahuan pelaku usaha

dalam bidang informasi mengenai tata laksana ekspor dan impor.

Pengertian ekspor dan impor bisa dilihat di bawah ini :

Ekspor adalah :

Perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah Pabean

Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.

Impor adalah :

Perdagangan dengan cara memasukkan barang kedalam wilayah Pabean Indonesia sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Daerah Pabean adalah:

Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan,

dan ruang udara dialasnya serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan

Page 2: Bab1 konsepperdaganganinternasional

2

Landas Kontinen yang didalamnya berlaku Undang - undang Nomor 10 Tahun 1995

tentang

Kepabeanan.

Eksportir untuk melakukan kegiatan ekspor harus mendapatkan ijin dari pemerintah dalam

bentuk Surat Pengakuan Eksportir dan diberi Angka Pengenal Ekspor (APE) dan

diperkenankan melaksanakan ekspor komoditi yang dicantumkan dalam Surat Pengakuan

tersebut. Skema perdagangan internasional untuk UKM dapat dilihat di bawah ini :

LUAR NEGERI

KEPUTUSAN DIRJEN BEA DAN CUKAINO : KEP- /BC/2003

Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan Di Bidang Ekspor Yang Mendapat Kemudahan Ekspor

Dokumen Perdagangan

PembayaranPE

Konfirmasi PembayaranBank

Importir

Terminal Peti

Kemas

Bea & CukaiEksportir

P E B

Persetujuan Ekspor KPBC

Instansi terkait (perijinan/pengawasan, misal : karantina, dll.)

Perusahaan Pelayaran / Penerbangan

PDE EKSPOR

Salinan Persetujuan Ekspor

Persetujuan Ekspor

Outward

Manifest

Secara umum persyaratan untuk ekspor adalah sebagai berikut:

a. Memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), perusahaan dapat mengajukan

permohonan melalui Departemen Perdagangan (Depdag), atau

b. Memiliki Surat Ijin Usaha dari Departemen Teknis atau Lembaga

Pemerintah non Teknis lainnya berdasarkan peraturan perundangundangan

yang berlaku.

Perdagangan ekspor impor termasuk kegiatan yang mengandung risiko tinggi, karena

eksportir dan importir berjauhan secara geografis,berbeda bahasa, kebiasaan dan hukum

Page 3: Bab1 konsepperdaganganinternasional

3

dalam transaksi ekspor impor. Salah satu risiko yang dihadapi oleh eksportir adalah apabila

terjadi penyimpangan maupun pembatalan kontrak. Risiko tersebut dapat dihindari apabila

setiap transaksi ekspor yang dilakukan, dituangkan dalam bentuk tertulis atau ke dalam

bentuk kontrak dagang (sales contract).

Pada pelaksanaan perjanjian ekspor impor tahapannya sebagai berikut:

a) Pra kontraktual atau tahap awal perjanjian

Dalam tahap ini terjadi penawaran produk yang diajukan oleh penjual (eksportir)

biasanya disertai dengan harga barang, mutu barang, jumlah serta syarat - syarat lain

yang biasanya disebut an inquiry for a quotation. Apabila penawaran tersebut disetujui

oleh pembeli (importir), maka kedua belah pihak mengikatkan diri untuk melakukan

“perjanjian jual beli”, dengan syarat-syarat yang telah disepakati.

b) Kontraktual atau tahap terjadinya perjanjian

Merupakan realisasi dari tahap awal perjanjian, yang kemudian

dituangkan secara rinci dan tertulis tentang segala sesuatu yang

dianggap penting dalam transaksi ekspor impor.

c) Post kontraktual ;

Merupakan realisasi dari perjanjian yaitu pelaksanaan kontrak .

Perjanjian jual beli antar negara dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Jika

dibuat secara tertulis, perjanjian itu disebut kontrak jual beli (sales contract). Disamping

itu juga harus ada, kesepakatan tentang dokumen-dokumen ekspor impor yang diperlukan.

Dokumen – dokumen tersebut adalah.

a. Faktur atau "Invoice", yaitu dokumen dari penjual sebagai, lampiran B/L, yang berisi

catatan barang-barang yang dikirim beserta harganya ditempat penjual.

Ada dua macam "Invoice", yaitu:

1) Commercial Invoice: Invoice yang dibuat oleh penjual, berisi perincian barang-barang

yang dikirim beserta harganya.

2) Consular invoice: invoice yang dibuat dan ditandatangani oleh Konsul Dagang dari

negara pembeli yang berdomisili di Negara penjual.

b. Polis Asuransi, yaitu tanda bukti bahwa barang-barang yang dikirimkan itu sudah

diasuransikan.

Page 4: Bab1 konsepperdaganganinternasional

4

c. Certificate of Origin, yaitu surat keterangan asal barang, yang dibuat oleh Kamar Dagang

di negara penjual dengan tujuan untuk menjamin keaslian barang-barang yang

bersangkutan. Di dalam sertifikat itudijelaskan bahwa barang tersebut benar-benar hasil

produksl darinegara penandatangan sertifikat tersebut, sehingga secara tidak langsung

sertifikat itu merupakan suatu jaminan atas kualitas barang tersebut.

d. Packing List, yaitu suatu daftar tentang koli-koli beserta isiny a, dibuat olehperusahaan

yang mengepak barang-barang tersebut.

e. Weight List (certificate of weight), yaitu daftar timbangan/beratnya barang-bararg di

pelabuhan pemuatan.

f. Konosemen (Bill of Lading, adalah surat bertanggal dalam mana pengangkut

menerangkan bahwa ia telah menerima barang tertentu untuk diangkut ke suatu tempat

tujuan yang ditunjuk dan disana menyerahkannya kepada orang yang ditunjuk

(penerima) disertai dengan janji-janji apa penyerahan akan terjadi.

2. Pembayaran dalam transaksi ekspor impor

Pembayaran dalam transaksi ekspor impor juga memegang peranan penting. Cara

pembayaran yang digunakan ditentukan dan disepakati bersama dalam sales contract.

Cara pembayaran ekspor impor dapat dilakukan dengan:

a. Pembayaran di muka ( Advance Payment )

b. Sistem pembayaran ini dilakukan manakala pembeli (importir) membayar terlebih

dahulu kepada penjual, (eksportir) sebelum merealisasi ekspor sesuai dengan

kesepakatan para pihak. Kesepakatan tersebut tercantum dalam kontrak jual beli

(sales contract).

c. Wesel Inkaso

d. Cara pembayaran dimana eksportir adalah sebagai penarik wesel (drawer) yang

memerintahkan kepada importir sebagai si tertarik (drawee) untuk membayar

sejumlah uang pada waktu yang ditentukan dalam wesel itu.

e. Perhitungan kemudian (Open Account)

f. Importir akan membayar barang setelah barang tiba di tempat importer berada.

Eksportir menanggung segala risiko, sedang importir mendapat penangguhan

Page 5: Bab1 konsepperdaganganinternasional

5

pembayaran. Transaksi ini merupakan transaksi yang langsung antara eksportir

dengan importir. Eksportir setelah melakukan pengapalan barang, kemudian

mengirimkan "invoice" atau "faktur" kepada importir yang mencantumkan tanggal

atau waktu pembayaranharus diselesaikan.

g. Konsinyasi (Consignment)

h. Dalam pelaksanaan pembayaran konsinyasi importir tidak berfungsi sebagai

pembeli, melainkan hanya sebagai penerima titipan dari supplier untuk

menjualkan komiditi/barang tertentu yang dikirimkan. Pembayaran baru dilakukan

setelah komoditi tersebut terjual, kemudian mentransfer valuta hasil penjualan

kepada supplier melalui Bank atau pos. Dan importir mendapatkan komisi dari hasil

penjualan.

i. Letter of Credits (L/C)

j. Pengertian secara umum Letter of Credit, merupakan suatu pernyataan dari bank

atas permintaan importir yang merupakan nasabah dari bank tersebut, untuk

menyediakan dana dan membayar sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak

ketiga (eksportir).

k. Cara pembayaran lain yang biasa dilakukan dalam perdagangan internasional

diantaranya adalah barter dan konsinyasi.

3. Pengertian Letter of Credit

Letter of credit adalah suatu surat yang dikeluarkan bank devisa atas permintaan

importir nasabah bank devisa bersangkutan dan ditujukan kepada eksportir di luar negeri

yang menjadi relasi dari importir tersebut. Isi surat itu menyatakan bahwa eksportir

penerima L/C diberi hak oleh importir importir untuk menarik wesel (surat perintah untuk

melunasi utang) atas Bank Pembuka untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat itu.

Bank yang bersangkutan menjamin untuk mengakseptir wesel yang ditarik tersebut asal

sesuai dan memenuhi syarat yang tercantum di dalam surat itu.

Page 6: Bab1 konsepperdaganganinternasional

6

Keunggulan Letter of Credit

L/C adalah suatu alat (instrumen) yang memudahkan transaksi dagang antara eksportir

dengan importir yang belum saling mengenal, atau yang tidak mempunyai ikatan khusus

tertentu. L/C dianggap instrumen yang paling penting dan paling aman didalam transaksi

perdagangan internasional, terutama dilihat dari sudut sistem pembayaran. Peranan L/C

dalam perdagangan internasional adalah

a. Mempermudah lalu lintas pembayaran

b. Mengamankan dana yang disediakan importir untuk melunasi kewajibannya

c. Menjamin kelengkapan dokumen pengapalan.

Page 7: Bab1 konsepperdaganganinternasional

7

Keuntungan yang diperoleh eksportir dari L/C

1. Kepastian pembayaran dan menghindari risiko .Sekalipun eksportir tidak mengenal

importir, tetapi dengan adanya L/C sudah merupakan jaminan bagi eksportir bahwa

tagihannya pasti dilunasi bank sesuai ketentuan.

2. Penguangan dokumen dapat langsung dilakukan

Bila barang sudah dikapalkan, maka dengan adanya L/C shipping documents dapat

langsung diuangkan atau dinegosiasikan dengan Advising Bank dan tidak perlu lagi

menunggu pembayaran atau kiriman uang dari importir. Advising Bank atau Negotiating

Bank tidak ragu untuk melunasi dokumen pengapalan itu karena pembayarannya sudah

dijamin oleh Opening Bank.

3. Biaya yang dipungut bank untuk negosiasi dokumen relatif kecil bila ada L/C

4.Terhindar dari risiko pembatasan transfer valuta . Di berbagai negara terdapat pembatasan

transfer valuta asing dan diperlukan izin impor sebelum dilakukan pembukaan L/C. Oleh

karena itu, pada setiap pembukaan L/C Opening Bank sudah menyediakan valuta asing

untuk setiap tagihan yang didasarkan pada L/C tersebut.

5. Kemungkinan memperoleh uang muka atau kredit tanpa bunga bila importir bersedia

membuka L/C dengan syarat "Red Clause", maka eksportir dapat memperoleh uang

muka dari L/C yang tersedia. untuk memulai produksi barang yang akan diekspor itu.

Keuntungan L/C bagi importir:

1. Pembukaan L/C dapat diartikan bahwa Opening Ba nkmeminjamkan nama baik dan

reputasinya kepada importer sehingga dapat dipercayai oleh eksportir. Eksportir yakin

bahwa barang yang akan dikirimkan pasti akan dibayar.

2. L/C merupakan jaminan bagi importir, bahwa dokumen atas barang yang dipesan akan

diterimanya dalam keadaan lengkap dan utuh, karena akan diteliti oleh bank yang sudah

mempunyai keahlian dalam hal itu.

3. Importir dapat mencantumkan syarat-syarat untuk pengamananyang pasti akan dipatuhi

oleh eksportir agar dapat menarik uangdari L/C yang tersedia.

Perjanjian Dasar Pembukaan Letter of Credit

Perjanjian pembukaan Letter of Credit yang diadakan bukan merupakan perjanjian

yang berdiri sendiri, tetapi merupakan, perjanjian tambahan dari perjanjian pokoknya yang

Page 8: Bab1 konsepperdaganganinternasional

8

berupa perjanjian jual beli yang tertuang dalam kontrak dagang (Sales Contract) antara

eksportir dan importir. Proses pembukaan L/C dimulai dengan adanya kontrak jual beli

antara penjual dan pembeli yang mensyaratkan pembukaan L/C sebagai pembayarannya,

pembeli kemudian mengajukan aplikasi L/C kepada bank devisa di negaranya untuk

manfaat pihak penjual. Jalannya pembukaan suatu L/C secara skematis dapat digambarkan

sebagai berikut :

1. Importir meminta kepada bank devisanya untuk membuka sebuahLetter of Credit (L/C)

sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi hutangnya kepada eksportir, sejumlah

yang disepakati dalam sales contract dan sesuai dengan syarat-syarat pencairan. L/C

yang dibuka adalah untuk dan atas nama eksportir atau orang atau badan usaha lain yang

ditentukan eksportir, sesuai kesepakatan dalam sales contract. Bank devisa yang diminta

eksportir membuka L/C itu disebut opening bank. Opening bank inilah yang

bertanggung jawab melakukan pembayaran atas L/C itu kepada eksportir penerima L/C.

Importir yang disebut pembukaan L/C disebut applicant.

2. Opening bank setelah menyelesaikan jaminan dana L/C dengan importir, melakukan

pembukaan L/C melalui bank korespondennya di negara eksportir. Pembukaan L/C

dilakukan dengan surat, kawat, teleks, faksimile, atau media elektronik lainnya yang

sah. Penegasan pembukaan UC dalam bentuk tertulis itu disebut L/C confirmation yang

diteruskan oleh opening bank kepada bank korespondennya untuk disampaikan kepada

penerima, yaitu eksportir yang disebut dalam surat itu. Bank koresponden yang diminta

opening bank untuk menyampaikan amanat pembukaan L/C disebut Advising Bank.

3. Advising Bank setelah meneliti keabsahan amanat pembukaan L/C yang diterimanya dari

opening bank meneruskan amanat pembukaan L/C itu kepada eksportir yang berhak

menerima dengan surat pengantar dari Advising Bank. Surat pengantar itu disebut L/C

advice, sedangkan eksportir penerima L/C disebut sebagai beneficiary dari L/C itu. Bila

Advising Bank diminta dengan tertulis oleh opening bank untuk turut menjamin

pembayaran atas L/C tersebut,maka Advising Bank juga disebut sebagai confirming

bank.

Isi pokok dari Letter of Credit antara lain:

a. Nomor dan tanggal L/C

b. Jenis dan sifat L/C yang dibuka.

Page 9: Bab1 konsepperdaganganinternasional

9

c. Nama dan alamat eksportir (penerima L/C) yang lazim disebut sebagai "beneficiary".

d. Jumlah dana yang tersedia.

e. Uraian barang dan jumlahnya.

f. Perincian dokumen pengapalan yang disyaratkan seperti:

1. Bill of Lading

2. Faktur perdagangan

3. Daftar Pengepakan

4. Daftar kubikasi

5. Daftar timbangan

6. Keterangan negara asal

7. Sertifikat mutu

8. Laporan Kebenaran Pemeriksaan

9. Polis asuransi, dan lain-lain.

g. Batas waktu pengapalan terakhir.

h. Batas waktu berlakunya L/C.

i. Syarat pengapalan seperti partial shipment, transshipment dan lain-lain.

j. Ketentuan negosiasi dokumen pengapalan.

Mekanisme pembayaran L/C dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap pembukaan

Importir mengajukan permohonan pembukaan L/C kepada sebuah Bank yang dianggap

bonafide. Untuk ini importir diminta mengisivformulir aplikasi (permohonan)

pembukaan L/C yang mencantumkan semua syarat yang harus dipenuhi oleh eksportir di

negara lain.

2. Tahap penerusan kredit advis

Apabila Issuing Bank menyetujui aplikasi pembukaan L/C, maka Issuing Bank

menerbitkan "kredit advis" yang menyebutkan bahwa pembeli akan membayar sejumlah

uang kepada penjual atas barang yang dibeli. Kredit advis ini dilengkapi dengan syarat-

syarat yang tercantum daim formulir permohonan L/C yang ditujukan kepada Bank di

tempat eksportir, sebagaimana disyaratkan dalam formulir aplikasi tersebut. Apabila

nama dari Bank di negara eksportir tidak disyaratkan oleh importir, maka biasanya Bank

Page 10: Bab1 konsepperdaganganinternasional

10

pembuka L/C akan memilih sendiri Advising Banknya yaitu Bank korespondennya yang

setelah menerima advis kredit kemudian akan meneruskannya kepada eksportir.Advising

Bank ditempat eksportir inilah yang akan melakukan pembayaran atau akseptasi atau

negosiasi atas dokumen dokumen yang disyaratkan dan diserahkan oleh eksportir.

Dalam tahap penerusan kredit advis ini, adakalanya terjadi suatu perubahan dari kondisi

L/C yang harus dilakukan dan harusdisampalkan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam

L/C, sehingga L/C yang dibuka harus dimintakan amandements (perubahan-perubahan)

terhadap syarat L/C, khususnya sebelum L/C jatuh tempo. Adanya perubahan Adanya

perubahan terhadap syarat-syarat L/C harus dimintakan persetujuan dari pihak-pihak

yang terlibat dalam L/C. Sekiranya sudah disetujui dan sudah cukup lengkap dan tepat,

kemudian disampaikan oleh Advising Bank kepada eksportir dengan surat,kawat atau

telex sesuai dengan permintaan importir.

3. Tahap pengapalan barang

Setelah eksportir menerima kredit advis dari Bank koresponden,maka eksportir

mengajukan formulir Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) kepada Perusahaan

Pelayaran untuk dapat mengirim barang yang akan diekspor. Dalam instruksi muat

tercantum: jumlah dan kualitas, harga barang, pelabuhan tujuan, nama pembeli dan

penerima barang di luar negeri, shipping mark, serta syarat pembayaran freight.

Formulir PEB tersebut diajukan kepada kantor Bea dan Cukai untuk mendapatkan izin

meat barang, yang menunjukkan bahwa barang dapat diekspor dan Maskapai Pelayaran

melaksanakan pemuatan barang ke atas kapal dan mengeluarkan dokumen

pengangkutan atau Bill of Lading (B/L). Dokumen pengangkutan yang asli dikirimkan

kepada pembeli, sedang copy-nya diberikan kepada eksportir.

4. Tahap pengumpulan dokumen

Eksportir yang telah menerima dokumen pengangkutan selanjutnya mengumpulkan

dokumen-dokumen yang disyaratkan, yaitu dokumen pengangkutan (Bill of Lading/

Airway Bill/ Railway Bill); Invoice (Profoma Invoice/ Comercial Invoice/ Consular

Invoice); Dokumen asuransi (Insurance Policy/ Insurance Certificate/ Cover Note).

Dokumen-dokumen utama tersebut masih harus ditambah dengan dokumen-dokumen

lain sebagai pelengkap, yaitu

Page 11: Bab1 konsepperdaganganinternasional

11

dokumen yang diperlukan sesuai dengan jenis barang yang diperjanjikan. Misalnya

certificate of analysis, certificate of origin dan sebagainya.

5. Tahap penyelesaian pembayaran

Setelah Bank pembayar meneliti kelengkapan dan kebenaran formal dokumen dari

dokumen yang dipersyaratkan dan ternyata sudah sesuai dengan kredit advis, maka Bank

pembayar sejumlah uang yang diperjanjikan kepada eksportir. Eksportir harus

mempelajari dengan seksama semua keterangan yang tercantum di dalam L/C. Kalau

semua ketentuan itu tidak dipenuhi secara cepat dan cermat, maka bank dari importir

yang membuka L/C berhak penuh untuk menolak dokumen pengapalan yang diajukan

dan menolak pembayaran atas beban L/C itu.

Bentuk dan Jenis-jenis Letter of Credit.

Letter of Credit dapat dibedakan menjadi dua bentuk:

a. Revocable Letter of Credit;

Letter of Credit dalam bentuk ini mempunyai risiko yang tinggi, karena kurang

menjamin pembayaran. Pada Letter of Credit yang berbentuk revocable, importir setiap

saat dapat memerintahkan banknya (Issuing Bank) untuk membatalkan L/C yang telah

dibuka tanpa memberitahukan dan meminta persetujuan terlebih dahulu dari pihak

eksportir. Pembatalan yang diperintahkan oleh importir di luar negeri tidak berlaku

(tidak mempunyai kekuatan) bilaman eksportir telah mengapalkan dan wesel ekspor

telah dinegoisir oleh Negotiating Bank pada saat pembatalan diterima.

b. Irrevocable Letter of Credit.

Letter of Credit dalam bentuk ini dapat dibatalkan hanya atas persetujuan ksportir dan

importir. L/C dalam bentuk ini memberikan jaminan pembayaran yang lebih baik jika

dibandingkan dengan Revocable L/C. Dilihat dari segi saat pembayaran, L/C dapat

dibagi menjadi:

1. Sight L/C

L/C yang jika semua persyaratan dipenuhi, maka Negotiating Bank wajib membayar

nominal L/C kepada eksportir paling lama dalam 7 hari kerja.

2. Usance L/C

Page 12: Bab1 konsepperdaganganinternasional

12

L/C yang pembayarannya baru dapat dilunasi jika L/C tersebut sudah jatuh tempo yaitu

sekian hari dari tanggal pengapalan (tanggal Bill of Lading).

3. Red Clause L/C

Yaitu L/C dimana bank pembuka L/C memberi kuasa kepada bank pembayar untuk

membayar uang muka kepada beneficiary sebagian tertentu atau seluruh nilai L/C

sebelum beneficiary menyerahkan dokumen.

Syarat-syaratnya L/C dibagi menjadi:

1. Open L/C

L/C yang memberi hak kepada eksportir penerima L/C untuk menegoisasikan dokumen

melalui bank mana saja yang diingininya.

2. Restricted L/C

negotiating bank dibatasi pada bank tertentu.

3. Documentary L/C

L/C yang mewajibkan eksportir penerima L/C untuk menyerahkan dokumen pengapalan

yang membuktikan pemilikan barang serta dokumen pelengkap lainnya sebagai syarat

untuk memperoleh pembayaran.

4. Revolving L/C

L/C di mana kredit yang, tersedia dapat dipakai ulang tanpa perlu mengadakan

perubahan syarat baik dalam bentuk waktu maupun nilai uang.

5. Back to back L/C

L/C yang dapat dibuka lagi oleh eksportir penerima L/C pertama kepada eksportir kedua

dengan menjaminkan L/C yang diterimanya. L/C ini biasa digunakan dalam

perdagangan segitiga.

Para Pihak yang terlibat dalam Letter of Credit.

Pihak-pihak yang terlibat dalam pembukaan L/C adalah:

a. Opener atau Applicant

Importir yang meminta bantuan bank devisanya untuk membuka L/C guna keperluan

penjual atau eksportir.

b. Opening bank atau Issuing Bank

Page 13: Bab1 konsepperdaganganinternasional

13

Bank devisa yang dimintai bantuannnya oleh importir untuk suatu L/C untuk keperluan

eksportir. Bank devisa inilah yang memberikan jaminan kepada eksportir. Oleh karena

itu, "nilai" L/C sangat bergantung pada nama baik dan reputasi dari bank devisa yang

membuka L/C tersebut.

c. Advising Bank

Opening bank membuka L/C untuk eksportir melalui bank lain di negara eksportir yang

menjadi koresponden dari Opening bank tersebut Bank korespondensi, ini berkewajiban

untuk menyampaikan amanat yang terkandung dalam L/C kepadaeksportir yang berhak.

Oleh karena itu bank korespondensi yang bersangkutan disebut Advising Bank atau

Bank Penyampai Amanat.

d. Beneficiary

Eksportir yang menerima pembukaan L/C dan diberi hak untuk menarik uang dari dana

L/C yang tersedia itu disebut sebagai penerima L/C atau beneficiary.

e. Negotiating Bank

Di dalam L/C biasanya disebutkan bahwa Beneficiary boleh menguangkan

(menegosiasikan shipping document) melalui bank mana saja yang disukainya asalkan

memenuhi syarat L/C. Bank yang membayar dokumen itu disebut sebagai Negotiating

Bank.

Dokumen-dokumen dalam Letter of Credit.

Dokumen-dokumen yang harus disepakati dan diminta dalam L/C adalah

1. Dokumen Induk

a. Dokumen Pengangkutan:

i. Bill of Lading

Bill of Lading atau Marine Bill of Lading atau Konosemen merupakan dokumen

pengapalan yang paling penting, karena mempunyai sifat jaminan atau pengamanan. Bill

of Lading (Marine Bill of Lading/Konosemen) menunjukkan hal pemilikan atas barang-

barang yang dikirim melalui laut ke sesuatu tujuan tertentu, dan selanjutnya barang-

barang tersebut diserahkan kepada penerima.

ii. Airway Bill

Page 14: Bab1 konsepperdaganganinternasional

14

Apabila Letter of Credit mensyaratkan barang-barang untuk diangkut dengan

pengangkutan udara, maka digunakan Airway Bill. Airway Bill (AWB) ini merupakan

tanda terima yang dikirim melalui udara untuk orang dan alamat tertentu.

iii. Railway Consignment note

Dalam pengiriman barang-barang ekspor denganpe ngangkutan kereta api dari satu

negara ke Negara lainnya (misalnya di Eropa), eksportir memperoleh tanda terima yang

dinamakan Consignment note (surat angkutan kereta api). Dokumen ini mencantumkan

nama stasiun

pemberangkatan, tujuan, nama eksportir dan alamat yang dituju, kemudian dicap dengan

nama perusahaan kereta api yang bersangkutan. Barang-barang akan diserahkan pada

Consignee setelah adanya permohonan yang bersangkutan dan dibuktikan oleh pejabat-

pejabat perusahaan kereta api di tempat tujuan.

b. Invoice atau Faktur :

Invoice atau faktur penjualan ini sangat penting karena merupakan dokumen resmi dari

penjualan yang menguraikan barang-barang apa saja yang tercantum dalam

Invoicetersebut yang sesuai dengan L/C yang bersangkutan. Invoice atau faktur dapat

dibedakan menjadi 3 bentuk, yaitu:

i. Profoma Invoice:

Profoma Invoice ini menyatakan syarat-syarat jual beli dan bersangkutan menyetujui

pesanan tersebut maka akan ada kontrak antara pembeli dengan penjual sesuai dengan

yang ditetapkan dalam Proforma Invoice.

ii. Commercial Invoice

Nota perincian tentang keterangan barang-barang yang dijual, dan harga dari barang-

barang tersebut. Commercial Invoice dari penjual (eksportir) ini ditujukan kepada

pembeli (importir) yang nama dan alamatnya sesuai dengan yang tercantum dalam L/C

dan ditandatangani oleh pihak yang berhak menandatangani.

iii. Consular Invoice

Invoice yang dikeluarkan oleh instansi resmi, yakni kedutaan (konsulat), ditandatangani

oleh Konsul Dagang dari Negara pembeli yang berdomisili di negara penjual.

Page 15: Bab1 konsepperdaganganinternasional

15

c. Dokumen Asuransi:

i. Insurance Policy:

Polis Asuransi ini menyatakan bukti kontrak asuransi atas barang-barang yang akan

diangkut dengan kapal dan si tertanggung yang membayar premi.

ii. Insurance Certificate:

Merupakan surat keterangan yang menjelaskan terhadap barang-barang tertentu telah

dilakukan penutupan asuransinya dalam bentuk Open policy. Open policy ini diperlukan

untuk pengapalan-pengapalan dalam jumlah yang tidak terbatas. Setiap kali yang

bersangkutan mengapalkan barang, ia akan memberitahukan perusahaan asuransi dan

membayar preminya.

iii. Cover Note .

Merupakan sebuah pemberitahuan yang digunakan sebagai “permulaan alai bukti" dari

perusahaan asuransi yang menyatakan bahwa sebuah asuransi telah ditutup sementara

menunggu polis atau sertifikat asuransi dikeluarkan.

d. Draft (wesel)

Fungsi wesel sama dengan dokumen-dokumen lain yang dipersyaratkan dalam

perjanjian. Apabila suatu L/C, telah disyaratkan disertai dengan wesel, maka seorang

penjual akan menerima pembayaran setelah menyerahkan dokumendokumen disertai

dengan wesel

.

2. Dokumen Tambahan atau dokumen yarg diperlukan:

a. Certificate of Origin, yaitu Surat keterangan asal barang, yang dibuat oleh Kamar

Dagang di negara penjual dengan tujuan untuk menjamin keaslian barang-barang yang

bersangkutan. Didalam sertifikat itu dijelaskan bahwa barang tersebut benar benar hasil

produksi dari negara penandatangan sertifikat tersebut, sehingga secara tidak langsung

sertifikat itu merupakan suatu jaminan atas kualitas barang tersebut.

Page 16: Bab1 konsepperdaganganinternasional

16

b. Packing List, yaitu suatu daftar tentang koli-koli beserta isinya, dibuat oleh perusahaan

yang mengepak barang-barang tersebut.

c. Weight List (certificate of weight), yaitu daftar timbangan/beratnya barang-barang di

pelabuhan pemuatan.

d. Dan dokumen-dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan jenis barang ekspor yang

dilakukan.