Download pptx - ULKUS DM Refrat 16b4

Transcript

Slide 1

Ulkus Diabetes mellitusPembimbing : dr. Bakri Hasbullah, Sp. B FINACS

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2014

Pendahuluan Di Indonesia berdasarkan penelitian epidemiologis didapatkan prevalensi diabetes mellitus sebesar 1,5 2,3% pada penduduk yang usia lebih 15 tahun,bahkan di daerah urban prevalensi DM sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar7,2%. Prevalensi tersebut meningkat 2-3 kali dibandingkan dengan negara maju, sehingga DM merupakan masalah kesehatan masyarakat yang seriusPendahuluan

Penderita DM berisiko 29 kali terjadi komplikasi ulkus diabetika. Ulkus diabetika merupakan luka terbuka pada permukaan kulit yang disebabkan adanya makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan neuropati. Ulkus diabetika mudah berkembang menjadi infeksi karena masuknya kuman atau bakteri dan adanya gula darah yang tinggi menjadi tempat yang strategis untuk pertumbuhan kumanPendahuluan Ulkus diabetika kalau tidak segera mendapatkan pengobatan dan perawatan, maka akan mudah terjadi infeksi yang segera meluas dan dalam keadaan lebih lanjut memerlukan tindakan amputasi.Prevalensi penderita ulkus diabetika di Indonesia sekitar 15%, angka amputasi 30%, angka mortalitas 32% dan ulkus diabetika merupakan sebab perawatan rumah sakit yang terbanyak sebesar 80% untuk DM.

DEFINISI

Ulkus diabetes adalah suatu luka terbuka pada lapisan kulit sampai ke dalam dermis yang biasanya terjadi di telapak kaki akibat komplikasi penyakit diabetes melitus.

EPIDEMIOLOGIMenurut The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease diperkirakan 16 juta orang Amerika Serikat diketahui menderita diabetes, dan jutaan diantaranya beresiko untuk menderita diabetes. Dari keseluruhan penderita diabetes, 15% menderita ulkus di kaki, dan 12-14% dari yang menderita ulkus di kaki memerlukan amputasi.

EPIDEMIOLOGISeparo lebih amputasi non trauma merupakan akibat dari komplikasi ulkus diabetes, dan disertai dengan tingginya angka mortalitas, reamputasi dan amputasi kaki kontralateral. Bahkan setelah hasil perawatan penyembuhan luka bagus, angka kekambuhan diperkirakan sekitar 66 %, dan resiko amputasi meningkat sampai 12%

ETIOLOGI

neuropati,penyakit arterial, tekanan dan deformitas kaki.

PATOFISIOLOGI

Neuropati PeriferNeuropati disebabkan karena peningkatan gula darah yang lama sehingga menyebabkan kelainan vaskuler dan metabolik. Peningkatan kadar sorbitol intraseluler, menyebabkan saraf membengkak dan terganggu fungsinya.Penurunan kadar insulin sejalan dengan perubahan kadar peptida neurotropik,perubahan metabolisme lemak, stres oksidatif, perubahan kadar bahan vasoaktif seperti nitrit oxide mempengaruhi fungsi dan perbaikan saraf. Kombinasi antara pembengkakan saraf yang disebabkan berbagai mekanisme dan penyempitan kompartemen karena glikosilasi kolagen menyebabkan double crush syndrome yang dapat menimbulkan kelainan fungsi saraf motorik, sensorik dan autonomik.

PATOFISIOLOGI

Penyakit ArterialPeningkatan viskositas darah yang terjadi pada pasien diabetes timbul berawal pada kekakuan mernbran sel darah merah & aggregasi eritrosit -> hambatan aliran & kerusakan pada endotelial -> penurunan aliran darah -> kompensasi dalam tekanan perfusi -> transudasi melalui kapiler -> viskositas darah.

TekananDiabetes dapat memberikan dampak buruk pada sendi dan tendon-> biasanya pada tendon achiles -> advanced glycosylated end prodruct (AGEs) berhubungan dengan molekul kolagen pada tendon -> menyebabkan hilangnya elastisitas dan pemendekan tendon -> akibat ketidakmampuan gerakan dorsofleksi telapak kaki, arkus dan kaput metatarsal mendapatkan tekanan tinggi -> gangguan berjalan (gait) ->-> tekanan yang terus menerus akhirnya terjadi kerusakan jaringan lunak -> tidak terasanya panas dan dingin, tekanan sepatu yang salah, kerusakan akibat benda tumpul atau tajam -> pengelepuhan dan ulserasi -> aliran darah yang buruk meningkatkan resiko kehilangan anggota gerak pada penderita diabetesDIAGNOSIS KLINISAnamnesis riwayat

Sebagian besar orang yang menderita penyakit atherosklerosis pada ekstremitas bawah tidak menunjukkan gejala (asimtomatik).Penderita yang menunjukkan gejala didapatkan claudicatio, nyeri iskemik saat istirahat, luka yang tidak sembuh dan nyeri kaki yang jelas.Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan ulkus dan keadaan umum ekstremitasPenilaian kemungkinan isufisiensi vaskulerPenilaian kemungkinan neuropati periferPemeriksaan Ekstremitas

Ulkus diabetes mempunyai kecenderungan terjadi pada beberapa daerah yang menjadi tumpuan beban terbesar, seperti tumit, area kaput metatarsal di telapak, ujung jari yang menonjol (pada jari pertama dan kedua). Ulkus dapat timbul pada malleolus karena pada daerah ini sering mendapatkan trauma.Kelainan-kelainan lain yang ditemukan pada pemeriksaan fisik:o Callus hipertropiko Kuku yang rapuh/pecaho Hammer toeso FissurePenilaian isufisiensi arteri perifer

hilangnya atau menurunnya nadi perifer dibawah level tertentu. adanya bunyi bising (bruit) pada arteri iliaka dan femoralis,atrofi kulit,hilangnya rambut pada kaki, sianosis jari kaki, ulserasi dan nekrosis iskemia,kedua kaki pucat pada saat kakidiangkat setinggi jantung selama 1-2 menitPenilaian neuropati periferhilangnya sensasi rasa getar dan posisi, Hilangnya reflek tendon dalam, ulserasi tropik, foot drop, atrofi otot, pembentukan calus hipertropik khususnya pada daerah penekanan misalnya pada tumit.PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pemeriksaan darah : lekositosis adanya abses atau infeksi lainnya pada kaki. Penyembuhan luka dihambat oleh adanya anemia. Profil metabolik : pengukuran kadar glukosa darah, glikohemoglobin dan kreatinin serum untuk menentukan kecukupan regulasi glukosa dan fungsi ginjalPemeriksaan laboratorium vaskuler noninvasif : Pulse Volume Recording (PVR), atau plethymosgrafi.PEMERIKSAAN RADIOLOGISPemeriksaan foto polos pada kaki diabetik dapat menunjukkan demineralisasi dan sendi Charcot serta adanya osteomielitisarteriografi diperlukan untuk memperlihatkan luas dan makna penyakit atherosklerosis.Grade ulkus diabetikum WagnerGrade 0 : tidak ada luka, dapat terjadi deformitas/selulitisGrade I : merasakan hanya sampai pada permukaan kulit (superfisial)Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulangGrade III : terjadi abses, osteomielitis, sepses sendiGrade IV : gangren pada kaki bagian distalGrade V : gangren pad seluruh kakiTatalaksana DebridementDebridement adalah suatu tindakan untuk membuang jaringan nekrosis, callus dan jaringan fibrotik. Jaringan mati yang dibuang sekitar 2-3 mm dari tepi luka ke jaringan sehat.Debridement meningkatkan pengeluaran faktor pertumbuhan yang membantu proses penyembuhan lukaMetode debridement yang sering dilakukan yaitu surgical (sharp), autolitik, enzimatik, kimia, mekanis dan biologis.Metode surgical, autolitik dan kimia hanya membuang jaringan nekrosis (debridement selektif).metode mekanis membuang jaringan nekrosis dan jaringan hidup (debridement non selektif).Penanganan ulkus diabetik dapat dilakukan dalam beberapa tingkatanTingkat 0. edukasi kepada pasien tentang alas kaki khusus yang dianjurkan. Sepatu atau sandal yang dibuat secara khusus dapat mengurangi tekanan yang terjadi. Bila pada kaki terdapat tulang yang menonjol atau adanya deformitas, biasanya tidak dapat hanya diatasi dengan penggunaan alas kaki buatan, umumnya memerlukan tindakan pemotongan tulang yang menonjol (exostectomy) atau dengan pembenahan deformitas. Tingkat I. Memerlukan debridemen jaringan nekrotik atau jaringan yang infeksius, perawatan lokal luka dan pengurangan beban. Tingkat II. Memerlukan debridemen, antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur,perawatan lokal luka dan teknik pengurangan beban yang lebih berarti. Tingkat III. Memerlukan debridemen jaringan yang sudah menjadi gangren, amputasi sebagian, imobilisasi yang lebih ketat, dan pemberian antibiotik parenteral yang sesuai dengan kultur. Tingkat IV. Pada tahap ini biasanya memerlukan tindakan amputasi sebagian atau amputasi seluruh kaki.

Perawatan LukaSetelah debridement -> oleskan klorida ganti natrium lembab atau natrium klorida isotonik gel (misalnya, Normlgel, intrasite gel) atau pasta hydroactive (misalnya, Duoderm). Luka kering: hidrokoloid dressing, seperti DuoDERM atau intrasite hidrokoloid, yang kedap oksigen, kelembaban, dan bakteri; mempertahankan lingkungan lembab, dan mendukung debridement autolytic. Pilihan yang baik untuk luka yang relatif kering. Luka eksudatif: dressing serap, seperti alginat kalsium (misalnya, Kaltostat, Curasorb), sangat serap dan sesuai untuk luka eksudatif. Alginat yang tersedia dalam bentuk tali, yang berguna untuk kemasan luka dalam. Luka Sangat eksudatif: dressing kasa Diresapi (misalnya, Mesalt) atau dressing hydrofiber (misalnya, Aquacel, Aquacel-Ag) berguna untuk luka sangat eksudatif.Luka yang terinfeksi: Untuk luka dangkal yang terinfeksi, menggunakan Silvadene (perak sulfadiazin) jika pasien tidak alergi terhadap obat sulfa, jika alergi sulfa ada, baik salep bacitracin-seng atau Neosporin adalah alternatif yang baik. dressing hydrofiber-perak (Aquacel-Ag) dapat membantu luka kontrol yang baik eksudatif dan berpotensi terjajah. Luka tertutup cairankering: hanya melindungi luka sampai mengering eschar dan memisahkan mungkin manajemen terbaik. Daerah yang sulit untuk perban: perban daerah anatomi yang beresiko terkena tekanan, seperti di sekitar ulkus tumit, membutuhkan pembalut yang selaras, seperti hidrokoloid tipis ekstra.Fragile periwound skin: Hidrogel lembaran dan bentuk nonadhesive berguna untuk mengamankan dressing luka ketika kulit di sekitarnya sangat rentan.

Pencegahan komplikasi

Setiap infeksi meskipun kecil merupakan masalah penting sehingga menuntut perhatian penuh.Kaki harus dibersihkan secara teliti dan dikeringkan dengan handuk kering setiap kali mandi.Kaki harus diinspeksi setiap hari termasuk telapaknya.Kaki harus dilindungi dari kepanasan, batu atau pasir panas dan api.Sepatu harus cukup lebar dan pas.Dianjurkan memakai kaus kaki setiap saat.

Kaus kaki harus cocok dan dikenakan secara teliti tanpa lipatan.Lakukan perawatan kuku kaki secara teratur.Cuci dan keringkan kaki secara hati-hati setiap hari.Gunakan bedak antijamur.Jangan berjalan tanpa alas kaki.Jangan menggunakan sepatu yang terlalu sempit.Jangan menggunakan botol berisi air panas.Jangan menyepelekan setiap trauma pada kaki.