Download docx - Tugas Kuliah Gunung Salak

Transcript
Page 1: Tugas Kuliah Gunung Salak

111.100.034UPN VETERAN YOGYAKARTAFAKULTAS TEKNOLOGI MINERALTEKNIK GEOLOGI2010

Page 2: Tugas Kuliah Gunung Salak

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI 2012

Gunung Salak

Gunung Salak

Gunung Salak, dilihat dari arah Bogor

Ketinggian 2.221 m

Lokasi

Lokasi Jawa Barat, Indonesia

Koordinat 6.43°LS 106.44°BT

Gunung Salak merupakan sebuah gunung berapi yang terdapat di

pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini mempunyai beberapa puncak, di

antaranya Puncak Salak I dan Salak II. Letak astronomis puncak gunung ini

ialah pada 6°43' LS dan 106°44' BT. Tinggi puncak Salak I 2.211 m dan

Salak II 2.180 m dpl. Ada satu puncak lagi bernama Puncak Sumbul dengan

ketinggian 1.926 m dpl.

Secara administratif, Gunung Salak termasuk dalam wilayah Kabupaten

Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengelolaan kawasan

hutannya semula berada di bawah Perum Perhutani KPH Bogor, namun

2 NABELLA NURUL FITRI111.100.034KELAS D

Page 3: Tugas Kuliah Gunung Salak

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI 2012

sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, kini

bernama Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.

Banyak yang mengira nama Gunung Salak berasal dari nama tanamanSalak,

akan tetapi sesunguhnya nama gunung ini berasal dari

bahasasansekerta "Salaka" yang berarti perak. Maka Gunung Salak

bermakna "Gunung Perak."

Secara administratif, Gunung Salak termasuk dalam wilayah Kabupaten

Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di dalamnya terdapat Taman

Nasional Gunung Halimun-Salak. Nama gunung Salak, ternyata bukanlah

berasal dari nama buah, namun sesungguhnya Salak, berasal dari kata

sansekerta 'Salaka' yang berarti perak.

Gunung Salak merupakan gunung api strato tipe A. Tercatat terjadi beberapa

kali letusan sejak tahun 1600-an diantaranya rangkaian letusan antara 1668-

1699, 1780, 1902-1903, dan 1935. Sementara itu letusan Gunung Salak

terakhir berlangsung pada tahun 1938, berupa erupsi freatik yang terjadi di

Kawah Cikuluwung Putri.

Gunung setinggi 2221 m di atas permukaan laut (dpl) tersebut memiliki

beberapa puncak. Puncak tertinggi disebut Salak I setinggi 2211 m dpl

disusul kemudian puncak Salak II setinggi 2180 m dpl dan puncak Sumbul

setinggi 1926 m dpl.

Vulkanologi dan geologi

Gunung Salak merupakan gunung api strato tipe A. Semenjak tahun 1600-an

tercatat terjadi beberapa kali letusan, di antaranya rangkaian letusan antara

1668-1699, 1780, 1902-1903, dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada tahun

1938, berupa erupsi freatik yang terjadi di Kawah Cikuluwung Putri.

3 NABELLA NURUL FITRI111.100.034KELAS D

Page 4: Tugas Kuliah Gunung Salak

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI 2012

Menurut Hartman (1938) Gunung Salak I merupakan bagian gunung yang

paling tua. Disusul oleh Gunung Salak II dan kemudian muncul Gunung

Sumbul. Sedangkan Kawah Ratu diperkirakan merupakan produk akhir dari

Gunung Salak. Kawah Cikuluwung Putri dan Kawah Hirup masih merupakan

bagian dari Kawah Ratu.

Jalur pendakian

Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur pendakian. Puncak yang

paling sering didaki adalah puncak II dan I. Jalur yang paling ramai adalah

melalui Curug Nangka, di sebelah utara gunung. Melalui jalur ini, orang akan

sampai pada puncak Salak II.

Puncak Salak I biasanya didaki dari arah timur, yakni Cimelati dekat Cicurug.

Salak I bisa juga dicapai dari Salak II, dan dengan banyak kesulitan, dari

Sukamantri, Ciapus.

Jalur lain adalah ‘jalan belakang’ lewat Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah

Ratu dekat Gunung Bunder.

Selain itu Gunung Salak lebih populer sebagai ajang tempat pendidikan bagi

klub-klub pecinta alam, terutama sekali daerah punggungan Salak II. Ini

dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga jarang pendaki yang

mengunjungi gunung ini. Juga memiliki jalur yang cukup sulit bagi para

pendaki pemula dikarenakan jalur yang dilewati jarang kita temukan

cadangan air kecuali di Pos I jalur pendakian Kawah Ratu, beruntung di

puncak Gunung ( 2211 Mdpl ) ditemukan kubangan air hujan. Gunung Salak

meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki

keunikan tersendiri baik karakteristik hutannya maupun medannya.

Cimelati Di jalur ini masuk dari desa cibuntu, Jika melewati track ini kita kan

bertmu sebuah Vila besar sebelum mencapai pos/shelter 1 dan di sini juga

4 NABELLA NURUL FITRI111.100.034KELAS D

Page 5: Tugas Kuliah Gunung Salak

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI 2012

terdapat beberapa air terjun, Di jalur ini banyak air yang cukup, dan tempat

terakhir kita mengambil air sekitar 5 Meter kurang lebih dari pos/shelter 3

karna ada saluran air milik warga setempat yang di sebut juga dengan

Pos/shelter Air, Setelah pos/shelter ini kita tidak bisa menemukan air maka

bawalah cadangan air setelah kita melewati pos/shelter ini. jika anda

melewati ini akan melewati 7 pos/shelter yang mana akan tertanda/di

berinama di setiap pos/shelter. dan pos yang ke 7 adalah puncak salak 1.

Sejarah Letusan 

1668-1699 Terjadi erupsi samping dan erupsi normal, erupsi yang merusak

lingkungan di G. Salak II

1780 Erupsi samping, erupsi normal di Kawah Ratu

1902-1903 Erupsi samping, erupsi preatik

1935 Erupsi samping, erupsi preatik diKawah Cikuluwung Putri

1938 Erupsi samping, erupsi preatik diKawah Cikuluwung Putri

PETA KAWASAN RAWAN BENCANA

Peta kawasan rawan bencana Gunung Salak dibagi kedalam dua kawasan

rawan bencana. Kawasan Rawan Bencana I dan Kawasan Rawan Bencana

II.

Kawasan Rawan Bencana I

Kawasan Rawan Bencana I adalah daerah waspada yang berpotensi

terlanda lahar/banjir dan tidak menutup kemungkinan dilanda perluasan awan

panas dan aliran lava.

5 NABELLA NURUL FITRI111.100.034KELAS D

Page 6: Tugas Kuliah Gunung Salak

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI 2012

Bila erupsi membesar, daerah ini mungkin dilanda hujan abu lebat dan

lontaran batu (pijar). Kawasan Rawan Bencana I ini dibedakan menjadi dua,

yaitu :

1. Kawasan rawan bencana terhadap aliran masa, seperti  lahar/banjir dan

kemungkinan perluasan awan panas atau aliran lava.

2. Kawasan rawan bencana terhadap materian jatuhan seperti  jatuhan abu

dan kemungkinan dapat terkena lontaran batu (pijar), tanpa

memperhitungkan arah angin

Hasil pengamatan di lapangan menunjukan bahwa untuk fragmen jatuhan

piroklastik halus dan lontaran batu berukuran kerikil dijumpai hingga radius 5

Km dari pusat erupsi.

Daerah-daerah yang termasuk Kawasan Rawan Bencana I antara lain

meliputi wilayah Kecamatan Leuwilian, Ciampea, Dramaga, Ciomas, Cijeruk,

Cicurug, Parungkuda dan Cidahu.

Kawasan Rawan Bencana II

Kawasan Rawan Bencana II adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan

panas, lontaran batu (pijar), aliran lava, hujan abu lebat, hujan lumpur

(panas) atau lahar dan gas beracun. Kawasan Rawan Bencana II ini 

dibedakan menjadi dua kelompok :

1. Kawasan rawan bencana terhadap aliran masa seperti : awan panas,

aliran lava dan lahar.

2. Kawasan rawan bencana terhadap material lontaran seperti lontaran

batu (pijar) dan hujan abu lebat.

Pada Kawasan Rawan Bencana II masyarakat diharuskan mengungsi jika

terjadi peningkatan kegiatan gunungapi, sesuai dengan saran Direktorat

6 NABELLA NURUL FITRI111.100.034KELAS D

Page 7: Tugas Kuliah Gunung Salak

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI 2012

Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) sampai daerah ini

dinyatakan aman kembali. Pernyataan bahwa harus mengungsi, tetap tinggal

di tempat dan keadaan sudah aman kembali diputuskan oleh Pemerintah

Daerah, sesuai peraturan yang berlaku.

Daerah Kawasan Rawan Bencana II G. Salak terdiri atas 2 bagian yaitu

kawasan yang berpotensi terlanda aliran massa berupa aliran piroklastik,

aliran lava dan lontaran jatuhan piroklastik, lapili, bom gunungapi dan

lontaran batu lainnya.

Daerah yang termasuk Kawasan Rawan Bencana II meliputi wilayah

Kecamatan Pamijahan diantaranya Desa Gunungsari, Caringin,

Arcawinangun dan hulu sungai Cipeundey yang merupakan Desa terakhir

sebelum melakukan pendakian ke Gunung Salak.

Dari hasil analisis petrografi terhadap conto lava, secara mikroskopis lava –

lava tersebut mempunyai kisaran SiO2 antara 53,4% - 56,62%, K2O rendah

antara 0,72 – 1,65%, nilai total alkali 4 – 5,95%.

Sifat – sifat khas dari lava kalk -alkali berdasarkan komposisi mayor elemen

adalah:

Batuan andesit basaltik lebih umum diendapkan dibandingkan dengan

andesit dan basalt

Umumnya mempunyai kandungan TiO2 yang rendah (<1,16%)

Kandungan Al2O3 bervariasi, umumnya bernilai tinggi (16,5 – 18,17%)

Kandungan MgO umumnya rendah (2,43 – 4,13%)

Kandungan total alkali bervariasi berkisar antara 4 – 5,95%

7 NABELLA NURUL FITRI111.100.034KELAS D

Page 8: Tugas Kuliah Gunung Salak

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI 2012

Kawah Ratu Berada di Pinggang Gunung Salak

Kawah Ratu Berada di Pinggang Gunung Salak

Yang dimaksud dengan kawasan rawan bencana adalah kawasan yang

pernah terlanda atau diidentifikasikan berpotensi terancam bahaya letusan

baik secara langsung maupun tidak langsung

Kawasan-kawasan tersebut ditentukan atas dasar kemungkinan pola sebaran

jenis potensi bahaya yang dikaitkan terhadap situasi

topografi/geomorfologinya, sehingga dapat diperkirakan pola sebaran

masing-masing jenis produk pada letusan yang akan datang.

Peta kawasan rawan bencana gunung api yang identik dengan peta daerah

bahaya gunung api adalah peta petunjuk yang menggambarkan tingkat

kerawanan bencana suatu daerah bila terjadi letusan gunung api.

Peta ini juga menerangkan jenis dan tipe bahaya gunung api, kawasan rawan

bencana, arah pengungsian, lokasi pengungsian dan pos-pos

penanggulangan bencana.

Peta kawasan rawan bencana Gunung Salak dibagi kedalam dua kawasan

rawan bencana. Kawasan Rawan Bencana I dan Kawasan Rawan Bencana

II.

Kawasan Rawan Bencana I

Kawasan Rawan Bencana I adalah daerah waspada yang berpotensi

terlanda lahar/banjir dan tidak menutup kemungkinan dilanda perluasan awan

panas dan aliran lava.

Bila erupsi membesar, daerah ini mungkin dilanda hujan abu lebat dan

lontaran batu (pijar). Kawasan Rawan Bencana I ini dibedakan menjadi dua,

yaitu :

8 NABELLA NURUL FITRI111.100.034KELAS D

Page 9: Tugas Kuliah Gunung Salak

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI 2012

Kawasan rawan bencana terhadap aliran masa, seperti lahar/banjir dan

kemungkinan perluasan awan panas atau aliran lava.

Kawasan rawan bencana terhadap materian jatuhan seperti jatuhan abu dan

kemungkinan dapat terkena lontaran batu (pijar), tanpa memperhitungkan

arah angin

Hasil pengamatan di lapangan menunjukan bahwa untuk fragmen jatuhan

piroklastik halus dan lontaran batu berukuran kerikil dijumpai hingga radius 5

Km dari pusat erupsi.

Daerah-daerah yang termasuk Kawasan Rawan Bencana I antara lain

meliputi wilayah Kecamatan Leuwilian, Ciampea, Dramaga, Ciomas, Cijeruk,

Cicurug, Parungkuda dan Cidahu.

Kawasan Rawan Bencana II

Kawasan Rawan Bencana II adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan

panas, lontaran batu (pijar), aliran lava, hujan abu lebat, hujan lumpur

(panas) atau lahar dan gas beracun.

Kawasan Rawan Bencana II ini dibedakan menjadi dua kelompok :

Kawasan rawan bencana terhadap aliran masa seperti : awan panas, aliran

lava dan lahar.

Kawasan rawan bencana terhadap material lontaran seperti lontaran batu

(pijar) dan hujan abu lebat.

Pada Kawasan Rawan Bencana II masyarakat diharuskan mengungsi jika

terjadi peningkatan kegiatan gunungapi, sesuai dengan saran Direktorat

Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) sampai daerah ini

dinyatakan aman kembali. Pernyataan bahwa harus mengungsi, tetap tinggal

9 NABELLA NURUL FITRI111.100.034KELAS D

Page 10: Tugas Kuliah Gunung Salak

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI 2012

di tempat dan keadaan sudah aman kembali diputuskan oleh Pemerintah

Daerah, sesuai peraturan yang berlaku.

Daerah Kawasan Rawan Bencana II G. Salak terdiri atas 2 bagian yaitu

kawasan yang berpotensi terlanda aliran massa berupa aliran piroklastik,

aliran lava dan lontaran jatuhan piroklastik, lapili, bom gunungapi dan

lontaran batu lainnya.

Daerah yang termasuk Kawasan Rawan Bencana II meliputi wilayah

Kecamatan Pamijahan diantaranya Desa Gunungsari, Caringin,

Arcawinangun dan hulu sungai Cipeundey yang merupakan Desa terakhir

sebelum melakukan pendakian ke Gunung Salak.

Analisis Gas

Hasil analisi kimia gas di G. Salak didominasi oleh kandungan uap air

mencapai 91 – 94%, hal tersebut menunjukan bahwa dominasi uap air cukup

kuat dan gas ini dikelompokan ke dalam gas basah. Sedangkan komposisi

gas vulkanik G. Salak lainnya yang diambil dari Kawah Hirup adalah sebagai

berikut :

UNSUR KH-1 KH-2 KH-3 KH-4

H2 0,08 0,06 0,19 0,16

O2+Ar 0,04 0,01 0,01 0,01

N2 0,27 0,14 0,16 0,15

CH4 0,12 0,12 0,18 0,16

10 NABELLA NURUL FITRI111.100.034KELAS D

Page 11: Tugas Kuliah Gunung Salak

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI 2012

CO2 3,82 4,16 6,74 5,09

SO2 0,54 0,49 0,98 0,74

H2S 0,05 0,05 0,08 0,02

HCl 1,04 0,18 0,16 0,78

H2O 94,04 94,77 91,59 92,88

Suhu oC106,00 105,50 110,00 108,50

11 NABELLA NURUL FITRI111.100.034KELAS D

Page 12: Tugas Kuliah Gunung Salak

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI 2012

12 NABELLA NURUL FITRI111.100.034KELAS D

Page 13: Tugas Kuliah Gunung Salak

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI 2012

13 NABELLA NURUL FITRI111.100.034KELAS D

Page 14: Tugas Kuliah Gunung Salak

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI 2012

Gunung Pangrango

Gunung Pangrango

Gunung Pangrango (puncak tertinggi) dilihat dari arah Jalan Tol Jagorawi

Ketinggian 3.019 m

Lokasi

Lokasi Jawa Barat, Indonesia

Litografi tahun 1880-an yang menggambarkan Gunung Pangrango dilihat dari

Kebon Raya Bogor

Gunung Pangrango merupakan sebuah gunung yang terdapat di

pulau Jawa, Indonesia. Gunung Pangrango mempunyai ketinggian setinggi

3,019 meter. Puncaknya dinamakan Mandalawangi.

Gunung Pangrango juga merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa

Barat setelah Gunung Ciremai, dan berada di dalam kawasan Taman

Nasional Gede Pangrango, tepatnya terletak persis bersebelahan

dengan Gunung Gede.

Gunung Pangrango mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit,hutan

Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

14 NABELLA NURUL FITRI111.100.034KELAS D

Page 15: Tugas Kuliah Gunung Salak

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI 2012

Menurut geolog Belanda, RW van Bemmelen, tahun 1747 adalah letusan

pertama Gunung Gede yang berhasil dicatat orang-orang Belanda yang

menguasai kebun teh. Ketika itu, letusannya berskala besar. Sejak saat

itulah, letusan Gunung Gede terus terjadi dalam peroide waktu tertentu, baik

berskala kecil, sedang, maupun besar

Gunung Gede meletus terakhir kali pada tahun 1957. Letusan berskala

sedang itu memuntahkan material vulanik ke udara dan membentuk tiang

asap setinggi 3.000 meter dari bibir kawah bawah. Akhmad mencatat, sejak

letusan itu, Gunung Gede beristirahat panjang. Meski demikian, aktivitas

kegem paannya dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini meningkat. 

Tercatat gempa vulkanik beberapa kali terjadi, yakni pada tahun 1990, 1991,

1992, 1997, 2000, 2006, 2007, dan 2010. "Pada akhir 2010, intensitas gempa

paling tinggi dan cenderung meningkat. Apakah tanda- tanda tersebut

merupakan proses akan terjadi letusan?" ujar dia. 

Inilah yang menjadi misteri. Seringnya gempa, baik vulkanik maupun tektonik,

telah mengindikasikan adanya akumulasi gas dan tambahan magma baru

dari bawah permukaan. Namun sejauh ini, penutup atau penyumbat lava

masih sangat kuat sehingga belum dapat didobrak oleh magma tadi. 

Sejarah mencatat, letusan magmatik yang cukup besar dapat terjadi setelah

gunung api beristirahat 71 tahun. Jadi, kalau sekarang masa rehat itu telah

berlangsung 55 tahun, tak ada salahnya kalau sejak dini kita waspada,

terutama bagi masyarakat yang berada pada radius 15 km di sisi timur laut

Gunung Gede. 

Upaya yang paling aman, mudah, dan murah adalah tidak membangun vila

mewah di kawasan rawan awan panas. Lebih ideal lagi, hijaukan kembali

15 NABELLA NURUL FITRI111.100.034KELAS D

Page 16: Tugas Kuliah Gunung Salak

TUGAS KULIAH VULKANOLOGI 2012

lahan-lahan kosong dengan vegetasi. Cara ini dapat mengurangi dampak

bencana awan panas yang bakal terjadi. Mari kita jaga hutan di kawasan

Gunung Gede-Pangrango yang masih utuh agar tetap tumbuh. 

Jangan ada lagi perambahan hutan untuk keperluan permukiman, pertanian,

atau perkebunan. Dari hutan inilah air jernih mengalir dan mengairi tanaman

sayur dan buah-buahan yang dibudidayakan petani. Diselimuti udara sejuk,

segar, dan bersih, kawasan Gunung Gede-Pangrango akan tetap menjadi

tujuan wisata bagi siapa pun. 

Apalagi lokasinya sangat strategis, berdekatan dengan Ibu Kota Jakarta. Lagi

pula, kawasan ini juga dilalui jalan raya yang menghubungkan Jakarta,

Bogor, Cianjur, dan Bandung. Jadi, selagi Gunung Gede masih beristirahat

tenang, nikmati saja keelokan dan keasrian alamnya.

16 NABELLA NURUL FITRI111.100.034KELAS D


Recommended