Download doc - TUGAS IRIGASI

Transcript

BAB I

KATA PENGANTAR

Air adalah komponen tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Bagi manusia air adalah kebutuhan manusia yang sangat vital, tanpa air manusia tak akan mampu bertahan hidup. Sebagai contoh sekitar 80% komponen tubuh manusia adalah air, selain itu manusia juga menggunakan air sebagai penunjang aktivitas hidupnya, misalnya untuk mandi, mencuci, memasak, pertanian, hingga pembangkit listrik.

Ditinjau dari fungsinya dalam pertanian, air sangat diperlukan untuk mengairi sawah atau biasa dikenal dengan irigasi. Dikarenakan semakin meningkatnya peradaban manusia di muka bumi ini maka perkembangan irigasipun semakin meningkat, manusia selalu berusaha agar sistem irigasi dapat terus berkembang, sehingga dapat menghasilkan sistem yang lebih efisien dan tepat guna. Akan tetapi dalam proses irigasi atau pemberian air untuk tanaman dalam hal ini adalah tanaman padi, tidak dapat dilakukan secara sembarangan, baik cara ataupun perhitungan analitisnya mesti dilakukan dengan cermat, sehingga air yang dialirkan tidak berlebihan atau kurang dan seterusnya.Oleh karena itu dalam tugas ini kami menyajikan cara perhitungan kebutuhan air bagi tanaman, yang diharapkan melalui tugas ini kami dapat mengetahui besarnya kebutuhan air pada proses pertanian.

Kami sangat menyadari penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, karenanya saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan, akhir kata dari kami semoga tugas ini dapat menjadi manfaat bagi semuanya.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Irigasi

Irigasi ( Irrigatie Bahasa belanda ; Irrigation Bahasa inggris ) adalah cara untuk mencukupi kebutuhan air bagi tanaman.

Istilah irigasi menurut PP Nomor : 7 tahun 2001 adalah usaha manusia di dalam menyediakan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi, irigasi permukaan, irigasi bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak. Merupakan pengembangan dan pemantapan dari PP Nomor : 23 tahun 1982 dimana irigasi dimaksudkan sebagai usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian. Sedangkan menurut Hansen, 1992, Irigasi adalah suatu seni yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan keberadaban manusia atau dikatakannya bahwa peradaban manusia ternyata mengikuti perkembangan irigasi, peradaban meningkat dengan meningkatnya daerah yang beririgasi.

Negara RI sejak tahun 1974 telah mengeluarkan UU RI No 11/1974 tentang pengairan, yang berisi tentang kebijakan dasar bagi peraturan-peraturan pelaksanaan tentang pengairan. Pengairan merupakan pemanfaatan dan pengaturan air, meliputi:

Irigasi yaitu usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian, baik air permukaan maupun air tanah.

Pengembangan daerah rawa, yaitu pematangan tanah daerah-daerah rawa antara lain untuk pertanian.

Pengendaliaan dan pengairan banjir serta usaha untuk perbaikan sungai, waduk, dan lainnya.

Pengaturan penyediaan air minum, air perkotaan, air industri dan pencegahan terhadap pencemaran atau pengotoran air dan lainnya.Untuk kegiatan eksploitasi dan pemeliharaan bangunan pengairan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah seperti dalam PP No 23/1982 bahwa: Penyediaan air irigasi pada dasarnya untuk mengairi tanaman, tetapi perlu diperhatikan keperluan, untuk pemukiman, peternakan dan perikanan air tawar.

Penggunaan air irigasi hanya diperkenankan dengan mengambil air dari saluran tersier atau saluran kuarter pada tempat pengambilan yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang.

Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), sangat ditekankan agar memperhatikan perkembangan Daerah Irigasi dan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.

Irigasi secara umum didefinisikan sebagai cara-cara pengelolaan dan pemanfaatan air yang ada (di/pada) tanah untuk keperluan mencukupi pertumbuhan dan tumbuhnya tanam-tanaman terutama bagi tanaman pokok (di Indonesia yang utama ditujukan untuk tanaman padi dan palawija). Lebih umum lagi diartikan sebagai pemanfaatan keberadaan air yang ada di dunia ini tidak saja untuk pertanian tapi untuk kebutuhan dan keperluan hidup dan kelestarian dunia itu sendiri.

1.2 Manfaat Dan Tujuan Irigasi

Maksud dan tujuan irigasi dapat dirumuskan menjadi delapan permasalahan, yaitu:

a. Menambah air ke dalam tanah atau membasahi tanah.

Pemberian air pada waktu tidak hujan atau kurang hujan dimaksudkan agar tanaman mendapatkan air bagi pertumbuhannya, karena air sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan tanaman.

b. Mencukupi kebutuhan air bagi tanaman saat musim kemarau (kering atau saat kekurangan air) dan merabuk.

Seraya mengalirkan air yang mengandung zat-zat makanan bagi tanaman atau lumpur yang baik maka dengan sendirinya kebutuhan air bagi tanaman tercukupi, tanah akan menjadi bertambah subur dan dapat melakukan pertumbuhan dengan baik karena kandungan air yang dialirkan dapat merabuk tanaman.

c. Mendinginkan tanah dan atmosfer atau mengatur suhu tanah.

Adanya perendaman atau pengaliran air muka, suhu tanah menjadi sesuai dengan suhu/ keadaan tanaman. Dalam pertumbuhannya tanaman membutuhkan suhu-suhu tertentu sehingga ada batas-batas tertentu yang harus dipenuhi dan tidak boleh terlalu panas ataupun terlalu dingin.

d. Mengurangi bahaya kebekuan dan gangguan hama tanah lainnya.

Perendaman tanah dapat mengurangi kebekuan dalam tanah dan dapat membasmi hama-hama yang ada di dalam tanah.

e. Membersihkan ( mencuci ), mengurangi kandungan garam dalam tanah.

Di dalam tanah sangat dimungkinkan banyaknya zat-zat kimia yang dapat merugikan tanaman, dengan melakukan penggenangan ada zat-zat yang dapat larut dan terangkut terutama pada saat dilakukan penggantian lapis air.

f. Mengurangi bahaya erosi tanah dan kolmatase.

Bila air dalam keadaan mengalir maka pasti akan terjadi erosi sehingga untuk menguranginya dilakukan penggenangan. Kolmatase dilakukan dengan mengalirkan air yang banyak mengandung lumpur ke daerah yang rendah dengan maksud mengendapkannya maka daerah yang rendah akan terisi lumpur dan semakin lama akan semakin tinggi dari semula.

g. Melunakkan tanah pada saat pengerjaan tanah.

Dengan penggenangan atau pembasahan tanah dalam waktu tertentu diharapkan dapat melunakkan tanah, sehingga mempermudah dalam proses pengerjaan tanah. Adanya gumpalan-gumpalan tanah pun akan berkurang dan dengan mudah akan dapat dihancurkan pada saat pengerjaan tanah.

h. Mempertinggi muka air tanah dan mengurangi adanya penguapan

Adanya penggenangan air akan mempertinggi muka air tanah di sekelilingnya. Secara otomatis air akan meresap dan berusaha untuk menyeimbangkan kedudukannya. Penguapan yang terjadi disetiap saat akan selalu tertutupi/digantikan oleh pemberian air yang dilakukan.1.3 Tentang Air Irigasi

Irigasi biasanya sering digunakan dalam bidang pertanian, contohnya padi, jagung, kedelai, ketela pohon, ubi jalar, kacang tanah, dan lain-lain. Sementara ini, permasalahan yang dibicarakan adalah terbatas pada tiga macam tanaman yaitu tanaman padi, palawija dan tebu, yang harus dapat diselesaikan dengan sistem pemberian air secara irigasi yang diselenggarakan oleh pemerintah namun pihak swastapun dapat bertindak dengan lebih leluasa (dalam keteraturannya) untuk dapat mengelola bisnisnya guna mencukupi kebutuhan akan air bagi tanamannya, sehingga fungsi irigasi sebenarnya dapat lebih luas jangkauannya, tidak hanya untuk tanaman padi, tebu, dan palawija saja tapi bisa tanaman pangan atau tanaman lain yang bermanfaat (bagi bisnisnya).

Masyarakat Indonesia memilih nasi sebagai makanan pokok, walaupun ada sebagian makan ketela pohon, ubi, jagung. Padi merupakan tanaman utama yang penting bagi masyarakat. Walaupun tanaman padi dapat tumbuh ditempat tergenang (digenangi air) dan ditempat kering, tapi hasilnya antara keduanya sangat jauh berbeda. Oleh karenanya petani Indonesia berusaha menanam padinya dengan mempergunakan banyak air, sehingga dengan ketergantungan tanaman padi akan air (hujan), maka sebagai tujuan pokok Ilmu Pengairan atau Irigasi adalah melakukan berbagai cara untuk mencukupi kebutuhan air bagi tanaman, terutama tanaman padi, palawija dan tanaman pokok lainnya.Agar tanah dan air dapat berfungsi, untuk dipergunakan menanam padi, palawija, buah-buahan, rumput atau memelihara ikan, maka diperlukan beberapa syarat air dalam jumlah dan kandungannya, sehingga maksud dari irigasi dapat terpenuhi.

Syarat air terhadap maksud irigasi sangat tergantung untuk tujuan apa irigasi dilakukan. Misalnya:

a) Untuk Membasahi

Mestinya cukup kalau ada air yang tidak membawa akibat negatif atau yang merugikan/membahayakan bagi pertumbuhan/kehidupan tanaman, termasuk zat-zat yang dapat melarutkan kesuburan tanah.

b) Untuk merabuk

Untuk memenuhi keperluan merabuk harus diperhatikan ada tidaknya zat-zat yang ada dalam kandungan air, yang berguna bagi pertumbuhan tanaman, biasanya air yang mengandung lumpur sangat baik untuk tanaman.

c) Untuk KolmataseDiperlukan air yang banyak mengandung lumpur/pasir agar dapat diendapkan, sehingga akan mempercepat proses peninggian permukaan tanah.

Syarat air irigasi untuk kebutuhan tanaman-tanaman/tumbuh-tumbuhan adalah jangan sampai air yang diberikan mengandung zat-zat yang merugikan tanaman. Air yang merugikan bagi tanaman, antara lain adalah air yang mengandung S (sulphure = belerang) atau Cl (chloor), karena secara langsung merugikan tanaman. Air yang baik bagi tanaman, antara lain adalah air yang mengandung N (Nitrogen), P (Phosporus), K (Kalium), Ca (Calsium) dan Fe (Ferrum).

Pengaruh air secara fisik terhadap tanah adalah bila air mengandung zat Fe atau Na, mengakibatkan tanah menjadi padat, akan menutup peredaran udara dalam tanah. Hal ini secara langsung akan merugikan tanaman. Biasanya air yang jernih miskin akan unsur-unsur kimia, biasanya mengandung zat asam yang agresif sehingga dapat mempergaruhi proses oksidasi yang mengurangi tingkat kesuburan tanah karena air akan melarutkan zat-zat kimia yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

Pengaruh lumpur bila berasal dari :

a) Tanah gunung berapi yang telah mengalami proses perusakan alam lebih baik bagi tanaman daripada yang belum mengalami proses perusakan alam.b) Tanah padas (napal atau mergel) akan menutup pori-pori tanah sehingga menghalangi peredaran udara dalam tanah.

c) Warna lumpur dalam air yang putih/abu-abu dapat merugikan tanaman (karena air yang berwarna putih/abu-abu berasal dari tanah-tanah berkapur), yang kuning hitam atau kecoklat-coklatan sangat baik bagi tanaman (karena air berasal dari gunung berapi).

BAB II

PEMAKAIAN AIR

2.1 Cara Pemberian Air

Cara pemakaian atau pemberian air bagi tanaman sangat tergantung, dari keadaan tanah, macam tanaman, peralatan yang dipergunakan dan kebiasaan setempat yang berlaku:

Ada lima cara pokok dalam pemberian air bagi tanaman yaitu :1. Merendam tanah

Dalam merendam tanah, ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu:

a. Cara pengairan alam atau sesuai dengan keadaan alamnya.

b. Merendam tanah dengan air diam.c. Merendam tanah dengan memperbaharui air.2. Merembeskan air

Dalam merembeskan air ini ada dua cara yang dilakukan, sesuai dengan keadaan alamnya yaitu:

a. Pengaliran lereng tanah.

Air dialirkan pada daerah miring dan dalam lapisan tipis saja, dalam hal ini dibuat saluran pembawa dan saluran peluap yang sejajar dengan saluran pembawa. Kemudian dibagian bahwa lagi dibuat saluran penerima yang berfungsi juga sebagai saluran pembawa, demikian terus sampai kebawah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar berikut.

b. Pengaliran Panggung Tanah.

Cara pemberian airnya sama dengan pengaliran di lereng tanah, cara ini dilakukan untuk mengairi ladang yang tanahnya datar. Terlebih dahulu tanah dibuat miring ke kanan dan ke kiri. Kemiringan dibuat dengan selisih tinggi hanya sekitar 20 cm saja, tetapi dengan panjang tanah sekitar 50 m.

3. Pengaliran dan Pengeringan

Apabila kondisi tanahnya tidak begitu dapat meluluskan air, misalnya pada jenis tanah liat, apalagi dilakukan pemberian air sedikit saja tanah jadi becek, sehingga untuk mengatasi hal ini di samping pengaliran juga dilakukan pengeringan. Untuk itu dilakukan dengan membuat saluran drainase atau sekaligus dengan membuat saluran pembuangan.

Pemasangan atau pembuatan saluran drainase sangat bermanfaat, bila tanah kebanyakan air (misalnya pada musim penghujan), maka kelebihan dapat langsung dibuang. Akan tetapi pada waktunya air sulit (pada musim kemarau), maka praktis muka air tanah jadi rendah sampai pada dasar saluran drainase, sehingga tidak diperlukan pembuangan.4. Pembasahan Tanah

Dalam pembasahan tanah, dapat dilakukan dengan cara:a. Selokan Terbuka

Di atas tanah atau petak tanah dibuat selokan-selokan, sehingga air dapat dialirkan dalam selokan-selokan tersebut. Muka air dalam selokan dapat diatur sesuai dengan keperluan, sedikitnya 17 cm di bawah permukaan tanah, sehingga air dapat merembes ke dalam tanah (di kanan-kiri selokan).

Pengairan semacam ini dapat dipergunakan untuk tanah yang cukup berpori, tetapi tidak begitu banyak meluluskan air. Pemakaian menjadi lebih hemat, pengaliran air dilakukan tidak terus menerus, cukup 5 atau 10 hari sekali disesuikan keadaan tanah dan tanamannya.

b. Pipa-pipa yang ditanam

Dengan menanam pipa ke dalam tanah, biasanya diameter pipa yang dipakai adalah 30 cm, diberi lubang-lubang di beberapa tempat dan dijaga agar lubang-lubang tersebut jangan tersumbat, misalnya kemasukan tanah atau akar-akar pohon. Penanaman pipa dilakukan menurut kebutuhan, baik panjang maupun kedalamannya.

5. Menyiram dan Menyemprot

Cara menyiram dengan meniru hujan, pemakaian air dengan cara ini sangat hemat dan semua tanaman dapat bagian air seperti jangkauan hujan. Cara ini dikenal dengan istilah sprinkler, yaitu penyiraman sistem disemprotkan. Biasanya dipakai curat, seperti pompa curat pemadam kebakaran yang sering dilakukan untuk menyiram rumput atau tanaman di taman-taman kota atau atau di dalam hotel berbintang.

Pada daerah yang sulit untuk mendapatkan air, cara ini sangat tepat, karena pemakaian airnya sangat hemat. Kehilangan air dalam saluran hampir tidak ada, akan tetapi biayanya lebih besar. Guna penghematan dilakukan dengan membuat konstruksi dimana pipa-pipanya dapat dipindahkan (tidak ditanam) sehingga jumlah pipa relatif sedikit tetapi untuk tanaman yang lebih besar atau tinggi akan kesulitan, dalam memindah-mindahkannya.

Sebenarnya sprinkler system memiliki keunggulan dan tata cara khusus yang telah dikembangkan dan telah banyak dipergunakan diperkebunan-perkebunan di Oregon Amerika Serikat.

2.2. Cara Perhitungan Pemakaian Air.

Dalam perhitungan pemakaian air guna pertumbuhan tanaman, ada empat cara dalam menetapkan kesatuan pemakaian air, yaitu :

1. Menurut tinggi air yang dibutuhkan guna sebidang tanah yang ditanami, sehingga banyaknya air yang dibutuhkan = tinggi muka air x luas tanah.

Sama dengan cara perhitungan jumlah hujan disuatu tempat/daerah, misal : A mm, bila diketahui luas daerah adalah 1 hektare dan dibutuhkan sebanyak 20 kali penyiraman dimana tiap kali penyiraman dibutuhkan 7 mm air, maka kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman adalah sebanyak:

0,007 x 10.000 = 70 m sekali penyiraman

Untuk 20 kali penyiraman = 20 x 70 m = 1.400 m

2.Jumlah air yang dibutuhkan untuk sebidang tanah (luas tanah yang ditanami) dengan sekali penyiraman atau selama masa pertumbuhan tanaman, misal A m / ha.

Cara ini dipergunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan air di suatu tempat/daerah pengairan, karena persediaan air di waduk dalam jumlah tertentu pula, maka areal tanaman dapat dihitung. Misal, untuk 1 ha tanaman diperlukan A m3 selama pertumbuhannya. Maka areal tanaman yang dapat diairi waduk = (isi waduk kehilangan air akibat peresapan dan penguapan) dibagi A m3 = ha.

3.Dalam kesatuan pengaliran air, jadi dihitung isi air yang diperlukan dalam satuan waktu (lama pengaliran) untuk satuan luas, biasanya disebut A liter/detik/hektare.

Cara ini lebih lazim digunakan untuk setiap kebutuhan pengairan bagi tanaman dalam tiap-tiap waktu tertentu 1/dt/ha atau m/dt/ha.4. Menentukan luas tanaman yang dapat dialiri dalam jumlah dan waktu tertentu (duty of water) (1 second foot = 28,31/det untuk A ha tanaman). Atau dapat di artikan bahwa suatu tanaman dalaqm areal tertentu membutuhkan pengairan yang sudah tertentu pula (1 second foot). Cara ini hampir tidak pernah digunakan di Indonesia (kurang lazim dipergunakan).

Pemakaian air untuk tanaman padi.

Tanaman padi membutuhkan banyak air, pada umumnya ditanam waktu musim penghujan. Menurut lama hidupnya, padi dibagi 2 golongan :

Padi Genjah umur : 3-5 bulan

Padi Dalam umur : 5-7 bulan

Pemberian air untuk tanaman padi dilakukan sebagai berikut :

0,5 bulan untuk pembibitan dengan pemberian air 1 lt/dt/ha,1,5 bulan untuk penggarapan dengan pemberian air 1,2 lt/dt/ha,1,0 bulan untuk pemeliharaan dengan pemberian air 0,8 lt/dt/ha,1,0 bulan untuk pemeliharaan dengan pemberian air 0,4 lt/dt/ha,Pemberian air penuh (k) lt/dt/ha Pemakaian air untuk tanaman tebu.

Pemberian air untuk tanaman tebu diberikan tidak perlu setiap hari, sehingga dapat dilakukan secara bergiliran. Perhitungan air untuk tanaman tebu sebanyak 0,25 lt/dt/ha sampai 0,30 lt/dt/ha dalam 24 jam. Pemakaian air untuk tanaman palawija.

Tanaman palawija ada 3 jenis, yaitu :

- Palawija yang membutuhkan sedikit sekali air, seperti kacang panjang ketimun dan sebagainya. - Palawija yang membutuhkan sedikit air, seperti tembakau, lombok, kedelai, jagung dan sebagainya.

Palawija yang membutuhkan banyak air, seperti ketela, kacang tanah, bawang dan sebagainya.

Perbandingan penggunaan air untuk ketiga jenis tanaman palawija diatas adalah 1 : 2 : 3. dimana penggunaan air untuk tanaman palawija membutuhkan air berkisar antara 0,2 lt/dt/ha sampai 0,25 lt/dt/ha untuk mendapatkan hasil yang baik. Namun semua tergantung dengan keadaan.Dari beberapa data yang ada, perbandingan pemakaian air untuk masing-masing tanaman yaitu tanaman palawija dibanding dengan tanaman tebu dibanding dengan tanaman padi diperkirakan sebesar 1 : 3 : 8.

BAB III

PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR BAGI TANAMAN

3.1. Keseimbangan Tata Air.

Keseimbangan tata air bagi tanaman atau tepatnya disebut dengan istilah WATER BALANCE, karena memang keberadaan air dilahan tidak bisa lepas dengan adanya siklus hidrologi secara umum walau dalam ruang lingkup terbatas (sempit).

Pada gambar berikut ditunjukkan gambar sketsa sepetak/sebidang tanah pada kedalaman sampai di daerah/batas ujung perakaran suatu tanaman.

Gbr. 3.1 Keseimbangan di daerah perakaran tanaman, Hansen, 1992.

Keterangan :

Drz: Depth root zone = kedalaman daerah perakaran

SFI: Surface Flow Into The Control Volume

I: Irrigation = air untuk irigasi (untuk tanaman)

ET: Evapotranspiration = penguapan dan untuk kebutuhan tanaman

GW: Ground Water Seepage = irisan air tanah, daya kapilaritasDP: Deep Percolation = perkolasi

L: Leaching Requirement = pencucian; aliran dalam tanah

LI: Leaching In

LO: Leaching Out

RO: Run Off

i: Batas Awal (initial)

f: Batas Akhir (final)

Keseimbangan tata air yang dimaksud adalah :

ET = I + P + SFI + LI + GW RO LO L DP Drz (f- i)

Sedangkan besarnya ET (Evapotranspirasi) merupakan kebutuhan air bagi tanaman, oleh karenanya besar kebutuhan air sangat dipengaruhi oleh jenis tanamannya, jenis tanah, banyaknya kehilangan air dan cara pemakaian (pemberiannya).

3.2. Kebutuhan Air Bagi Tanaman.

Kebutuhan air bagi tanaman atau biasanya disebut sebagai kebutuhan air irigasi (NFR) ditentukan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :

1. Penyiapan lahan (LP = Land Prepation)

2. Penggunaan komsumtif (ETc = Evapotranpiration tanaman)

3. Perkolasi (P = Percolation)

4. Pergantian lapisan air (WLR = Water Land Requirement)

5. Curah hujan efektif (Re)

6. Efisiensi irigasi (ef)

7. Pola tanam

Besarnya perkiraan kebutuhan air irigasi dinyatakan sebagai berikut (Dirjen Pengairan, Dep. P.U Bagian Penunjang Standart Perencanaan. 1986)

1. Kebutuhan bersih air disawah untuk padi

NFR = ETc + P Re + WLR

2. Kebutuhan bersih air disawah untuk palawija

NFR = ETc + P Re 3. Kebutuhan bersih air dipintu pengambilan (intake)

yaitu : dengan memperhitungkan evapotranspirasi (ETc), Perkolasi (P), Penggantian lapisan air (WLR), dan berapa curah hujan yang dapat diprediksikan yang diperoleh dari data yang ada, sehingga diperoleh curah hujan efektif (Re).

NFR=kebutuhan air untuk tanaman, bisa padi, jagung, ataupun kapas dan lain-lain.

ETc= penggunaan konsumtif air oleh tanaman (mm)

P= besarnya perkolasi tanah, yang diperhitungkan maksimal sebesar 6 mm/hari dan paling sedikit 2 mm/hari.

WLR= penggantian lapisan air, yang dilakukan sebanyak dua kali yang masing-masing 50 mm sebulan atau 1,7 mm/hari.

Re= curah hujan efektif, yang diperhitungkan dari data curah hujan harian atau bulanan maksimal yang tersedia.

ef= efisiensi irigasi secara keseluruhan.Tabel 3.6. Data Curah Hujan Harian Pada Tahun 2005

TGLJANFEBMARAPRMEIJUNJULAGUSSEPTOKTNOVDES

10.52.126.34.422.22.4103.610

23.634.24.6

32.60.63033.223.4

41.44.7139.71.621.63.4

53.815.410.28.45.519.5

63.61.20.666.60.618.116.7

715.815.210.93.5

810.41.773.92.5

94.2

100.135.815.42.535.35.9

1154.412.43128

124431.235.55.928.3

13158.24.82.414.41.78.21.619.6

141.4344.61215.6

152.66.82.21.311.632.57

163.260.64040.58.32.4

172.21.421.61.30.8

180.80.4133229.21.41.4

1934.46.9216.3910.4

203.614.821.61.64.21.27.612.48

2113.220.81219.21.46.248.47.522.737

225.10.618133.86.20.5184.22.110.8

238.2215.811

246.256.83.23.626.17.21.4

2513.419.413.22.413.46.2

2615.611.238.1

2739.612.482.20.623.846.45.5

282.50.40.86.49.62.420.46

291.742.80.889.81119.717.6

301.21.838.314.42.72.6

3124.671.68.22.8

3.2.1. EVAPOTRANSPIRASI

Dari beberapa cara dalam perhitungan Evapotranspirasi ( ETo), dapat dikelompokan menjadi 4 metode antara lain :

a. Metode Aerodynamic yang di kembangkan oleh Dalton

b. Metode Energy Balance

c. Metode Combination yang di kembangkan oleh Penman.

d. Metode Epirical yang dikembangkan oleh Thomthwaite.

Evapotranspirasi merupakan salah satu kebutuhan air untuk budidaya pertanian yang terdiri atas kehilangan air karena penguapan secara langsung melalui penguapan (Evaporasi) dan kebutuhan air selama pertumbuhan tanaman (transpirasi). ETo adalah kondisi evaporasi berdasarkan keadaan meteorologi seperti : Temperatur, lama matahari bersinar, kelembaban udara, dan kecepatan angin ( Dirjen pengairan, Dep. PU, 1986 : hal 162 ).

Lebih lanjut untuk menghitung Evapotranspirasi digunakan kombinasi dua metode yaitu metode aerodynamic dan metode kesetimbangan energi, metode ini terutama dikembangkan oleh Penman (sebagai salah satu cara).

Rumus kombinasi Penman yang telah disederhanakan, adalah :

ETo =

= Dengan :

F1=

F2=

F3=

Perhitungan komponen-komponen yang ada sesuai data yang ada yaitu sebagai berikut:

1. Kecepatan angin ( U2 )

Hasilnya dapat di peroleh dengan merata ratakan data kecepatan angin per bulannyaUntuk bulan januari =

=

=

= 7,3 knot = 7,3 x 27,429 = 200.232 mile/hari

2. Temperatur (T)

Hasil diperoleh dari rata rata data temperatur udara per bulannya.

Untuk bulan januari =

=

= 3. Kelembaban udara (Rh)

Caranya sama seperti diatas, yaitu dengan merata ratakan data persentase kelembaban udara per bulannya.

Untuk bulan januari =

=

= 4. Nilai tekanan uap jenuh pada suhu rata rata (ea)Tabel 3.7. Nilai suhu dalam satuan mmHg :

oCmmHg

1512,75

2017,53

2523,76

3031,83

3542,18

Contoh :

Pada bulan Januari, diambil nilai rata rata temperaturnya sekitar 26,21 C Kemudian diubah satuannya ke mmHg. Apabila tidak terdapat pada tabel seperti diatas, maka digunakan rumus Interpolasi.

X1 = 17,55

Y1 20

Y = 26,41

X2 = 31,86

Y2 = 30

Maka :

5. Lama matahari bersinar (n/D)

Hasil didapat dengan merata - ratakan data presentase lama matahari bersinar perbulannya

Untuk bulan januari

6. Solar Radiation (RA).

Hasil di dapat dari tabel MIDMONTHLY INTENSITY OF SOLAR RADIATION (RA) ON A HORIZONTAL SURFACE . Di mana daerah pengamatan yaitu Pangkalan Bun berada di 2 35 - 2 20 LS ,di ambil 2 35 = 2,583, karena derajat tersebut tidak terdapat dalam tabel maka di cari dengan cara interpolasi.

X1 = 15,8

Y1 = 0

Y = 2,583X2 = 14,5

Y2 = 10 RA bulan Januari =

7. Black body radiation pada temperatur udara rata-rata, dalam mmH2O/ hari (T4 )Dengan menggunakan tabel Value of T4 in the penmen equation.

Data temperatur rata-rata pada bulan januari adalah 28,21C, maka harus di ganti satuannya ke F.

Digunakan tabel untuk mencari T4 , dengan cara interpolasi sehingga diperoleh:

T4 = 16,584 mm/hari8. Nilai tekanan Uap sebenarnya (aktual)( ed ).

Dengan menggunakan rumus : Rh x ea

Untuk bulan januari diketahui Rh = 89,6 % dan ea = 28,85 mmHg. Sehingga di peroleh hasil:

9. Nilai slope ( lengkung ) tekanan uap pada temperatur udara rata-rata ( )

Dari grafik temperature versus in the panman equation.

Pada bulan januari rata-rata temperatur yang telah diketahui yaitu 28,21C. Maka untuk memperoleh nilai slope dapat menggunakan grafik yang ada atau agar lebih akuratnya dapat menggunakan metode interpolasi yaitu sebagai berikut :

Maka :

X = X1 + (X2 X1)

= 0,6 +

= 0,93 mmHg/hari

10. Nilai F1, F2, F3.

11. Nilai E1, E2, E3

E1= - F1 (0,10 + 0,90 n/D)

E2= F2. RA (1 r ), dimana nilai r dalam desimal.

E3= F3 (k + 0,01 U2 )

Dimana : k = 112. Nilai evapotranspirasi ( ETo)

Setelah semua data telah didapatkan maka dapat diperoleh nilai ETo

Dengan rumus : ETo = E1 + E2 + E3

Data selengkapnya dapat di lihat dalam tabel berikut :Lembar untuk Tabel ETo

3.2.2. KEBUTUHAN AIR UNTUK PENYIAPAN LAHAN ( IR )

Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (IR atau Irrigation Requirement atau Land Preparation) umumnya menentukan kebutuhan maksimum air irigasi pada suatu proyek. Faktor- faktor penting yang menentukan besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan adalah :

a. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan penyiapan lahan.

b. Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan.

Untuk perhitungan air irigasi selama penyiapan lahan, digunakan metode yang dikembangkan oleh Van de goor dan zijltra, metode tersebut didasarkan pada laju air konstan selama periode penyiapan lahan dan menghasilkan rumus sebagai berikut :

IR =

M = 1,1ETo + P

k =

Perhitungan Komponen Komponen yang ada sesuai dengan data yang ada yaitu sebagai berikut:

1. ETo diambil dengan satuan mm/hari.

2. P merupakan harga perkolasi 2mm sampai 6mm (diambil 5 mm).

3. Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang sudah jenuh (M) dalam mm/hari. Didapat dengan rumus :

M = 1,1ETo + P

Untuk bulan oktober diketahui : ETo = 3,701 dan P = 5 maka di dapat nilai

M = [1,1x 3,701] + 5

= 9,071 mm/hari

4. k di dapat dengan rumus :

k =

untuk bulan oktober, diketahui M = 9,071 mm/hari ; T diambil 30 hari ; S diambil 300 mm.

maka :

k =

= 0,9075. ek . untuk bulan oktober diketahui k = 0,907 ; dan e merupakan bilangan dasar = 2,718281828.

Maka : ek = (2,718281828 ) 0,907

= 2,4776. IR (Kebutuhan air untuk penyiapan lahan ) dalam mm/hari

Untuk bulan oktober diketahui M = 9,071 ; ek = 2,477 maka di dapat n: :

IR =

= 15,212 mm/ hari.

Tabel 3.9. perhitungan kebutuhan air irigasi untuk penyiapan lahan

BulanET0PMkekIR

1234567

Oktober3,7015.0009,0710,9072,47715,212

November3,5275.0008,8800,8882,43015,088

Desember3,2045.0008,5240,8522,34514,861

Januari 3,3785.0008,7160,8722,39114,983

Febuari3,7575.0009,1330,9132,49215,252

Mater3,8675.0009,2540,9252,52315,330

April3,7415.0009,1150,9122,48815,241

Mei3,9435.0009,3370,9342,54415,385

Juni3,9495.0009,3440,9342,54615,389

Juli3,9675.0009,3640,9362,55115,402

Agustus 4,3635.0009,7990,9802,66415,687

September4,0985.0009,5080,9512,58815,496

3.2.3 CURAH HUJAN EFEKTIF

Hujan efektif adalah curah hujan yang secara efektif dapat dimanfaatkan oleh tanaman untuk irigasi padi curah hujan efektif bulanan diambil 70% dari curah hujan rata rata tengah bulanan dengan kemungkinan tidak terpenuhi 20%. Hal diatas dilakukan dengan mengingat tidak seluruh hujan yang jatuh meresap ke dalam tanah dan dimanfaatkan oleh tanaman, tetapi menjadi air permukaan (Run off).

Re = 0,7 x R80

Keterangan :

Re = curah hujan efektif (mm/hari)

R80 = curah hujan rata-rata tengah bulanan dengan kemungkinan tidak terpenuhi

Besarnya R80 dihitung sebagai berikut :

1. data curah hujan diurutkan dari terbesar ke terkecil (atau sebaliknya)

2. R80 ditentukan dengan memilih ranking ke (n/5 + 1) dari urutan terkecil, dengan n periode lamanya pengamatan.

Sedangkan utuk irigasi tanaman palawija (kedelai), curah hujan efektif ditentukan oleh curah hujan rata-rata bulanan dengan kemungkinan terpenuhi 50% yang dihubungkan dengan evavotranspirasi rata-rata bulanan.

Tabel 3. 10 . Hasil pemilihan curah hujan efektif.

No312831303130313130313031

JANFEBMARAPRMEIJUNJULAGUSSEPTOKTNOVDES

124,627,130,626,036,014,48,614,69,011,435,027,0

234,029,649,047,039,227,422,430,240,035,542,937,0

337,031,057,754,040,634,040,040,543,047,043,039,4

438,031,059,374,141,043,649,841,247,050,045,741,6

541,050,364,276,242,045,652,447,958,653,860,851,8

644,058,276,178,052,047,058,355,060,754,062,653,6

745,458,397,078,852,057,061,060,770,663,974,057,0

865,062,0107,081,060,658,672,080,089,969,078,479,0

968,073,5113,693,868,164,0109,0115,072,3103,681,0

10119,786,0119,1122,583,078,9118,384,2151,2100,4

Rank 337,031,057,754,040,634,040,040,543,047,043,039,4

NoR80R80Re = 0,7x R80

(mm/bulan)(mm/hari)(mm/hari)

137,01,1940,8358

231,01,1070,7749

357,71,8611,3027

454,01,81,2600

540,61,310,9170

634,01,1330,7931

740,01,290,9030

840,51,3060,9142

943,01,4331,0031

1047,01,5161,0612

1143,01,4331,0031

1239,41,2710,8897

Tabel 3.11 . Curah hujan efektif (Re)

3.2.4 KEBUTUHAN AIR IRIGASI UNTUK TANAMAN.

Selanjutnya dapat diperhitungkan, kebutuhan air irigasi bila awal tanam pada tanggal 1 oktober, 16 oktober, dan 1 november ; 16 november , 1 desember, dan 16 desember ; 1 januari, 16 januari, dan 1 februari. Perhitungan kebutuhan air irigasi dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Di mana :

Penggantian Lapisan air (WLR ) diberikan setelah masa pemupukan selesai, diusahakan untuk menjadwalkan dan mengganti lapisan air menurut atau sesuai kebutuhan, Apabila tidak ada penjadwalan, lakukan pergantian sebanyak 2 kali, masing masing 50 mm/ bulan ( 1,7 mm/ hari selama 1 bulan ) diberikan 1 bulan setelah tanam dan 2 bulan setelah transplantasi ( Dirjen pengairan, Dep. PU, 1986 : hal 165 ).

Tabel Nulai Kc untuk penyiapan Lahan selama 1,5 bulan

PeriodeC1C2C3Kc

1LPLPLPLP

21.10LPLPLP

31.101.10LPLP

41.051.101,101.08

51.051.051,101.07

60.951.051,051.02

70.000.951,050.67

80.000.000,950.32

0,000,00

Sumber : Bardan, M. 1990

Perhitungan Komponen Komponen yang ada sesuai dengan data yang ada yaitu sebagai berikut:

ETc = Kc. ETo

Dimana ;

ETc= Penggunaan konsumtif.

ETo= Evapotranspirasi Tanaman Acuan ( mm/ hari )

Kc= koefisien tanaman

Pada saat penyiapan lahan, beberapa saat awal akan memulai menanam,nilai IR atau LP yang menggantikan nilai WLR + P dan ETc, sehingga perhitungan menjadi ;

NFR= LP- Re

Untuk periode masa tanam oktober,pada tanggal 1 oktober diketahui :

ETo= 3,378 mm/hari

P= 5

Re= 1,0612 mm/hari

ETc= IR = 15,212 mm/hari

Maka di dapat nilai :

NFR= LP Re

= 15,212 1,0612

= 14,151mm/ hari =

= 1,638 L/ dt

Untuk periode masa awal tanam 1 oktober, pada bulan november I di ketahui :

ETo= 3,527 mm/ hariP= 5 mm/hari

Re= 1,0031 mm/hari

Maka di dapat :

Maka di dapat :

ETc= IR = 15,088NFR= LP - Re

= 15,088 1.0031

= 14,085 mm/hari

= 1,6302 L/dt

Data selengkapnya dapat di lihat dalam tabel berikut :

TABEL NFR

TABEL NFR

TABEL NFR

3.3 ROTASI TEKNIS

Rotasi teknis/ peraturan golongan adalah cara penamaan dan waktu penamaan yang dilakukan diatur secara teknis dalam beberapa golongan sehingga dinamakan peraturan golongan dengan dengan menggilir secara teknis maka dapat disebut juga sebagai giliran teknis.

Seperti pada data yang diperoleh untuk suatu wilayah seperti diatas, dapat diingat bahwa keadaan air belum tentu tersedia cukup, maka sangat diperlukan efisiensi oleh karenanya pemanfaatan sistem rotasi teknis sangat diperlukan agar diperoleh penghematan air. Disamping itu masih dipilih saat-saat awal tanam tepat oleh karenanya dipakai sistem simulasi sehingga diperkirakan pemanfaatan air hujan secara optimal.

Dalam hal ini dipilih sistem tiga golongan dengan empat variasi awal tanam ( 1 oktober, 16 oktober, 1 november, 16 november ). Hasilnya dapat diketahui dengan membuat tabel perhitungan kebutuhan air untuk setiap ha luasan tanah yang akan dilakukan pemanfaatan dari rotasi teknis tersebut, yaitu dengan memasukan nilai kebutuhan air irigasi yang telah disusun ke dalam tabel sebelumnya, kemudian dijumlah sesuai dengan periode tanamnya. Apabila menggunakan 300 1 per ha, maka koefisien pengalirannya adalah 0,30 dan apabila menggunakan 400 1 per ha maka koefisiennya adalah 0,40. Sehingga kemudian dapat dicari rata-rata per luasnya yaitu membagi jumlah kebutuhan air tersebut dengan golongannya, sebagai contoh :

Untuk bulan oktober 1, jumlah yang didapat adalah dan golongan yang diinginkan adalah tiga golongan dengan koefiisien 0,30 maka dapat diperoleh jumlah rata rata tiap ha nya adalah .

Keterangan : koefisien untuk DR diasumsikan = 0,65

Diambil dari saluran primer = 0,90

Saluran sekunder = 0,90

Saluran tersier= 0,80

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat peda tabel berikut:

Tabel 3.16. Sistem Tiga Golongan Dengan Awal Tanam 1 Oktober

BulanOktoberNovemberJumlahKoefisienDR Rata-rata

1210,65tiap Ha

Okt10,1160,1160,1780,059

20,2311,6381,8692,8760,959

Nov10,1161,6301,6303,3765,1941,731

20,2311,6301,6303,4925,3721,791

Des10,1161,0731,6172,8064,3171,439

20,2311,0691,0732,3743,6521,217

Jan10,1161,0781,0972,2903,5241,175

20,2310,9411,0782,2503,4611,154

Feb10,1160,6280,9771,7212,6480,883

20,2310,4890,6281,3492,0750,692

Mar10,1161,6240,4282,1673,3341,111

20,2311,6241,6243,4795,3521,784

Apr10,1161,6181,6183,3525,1571,719

20,2311,0971,6182,9474,5341,511

Mei10,1161,1581,1622,4353,7471,249

20,2311,1351,1582,5243,8831,294

Jun10,1160,9901,1502,2563,4701,157

20,2310,6330,9901,8552,8530,951

Jul10,0000,4740,6211,0951,6850,562

20,0000,4740,4740,7300,243

Tabel 3.17. Sistem Tiga Golongan Dengan Awal Tanam 16 Oktober

BulanOktoberNovemberJumlahKoefisienDR Rata-rata

2120,65tiap Ha

Okt1

21,6381,6382,5200,840

Nov11,6301,6303,2605,0161,672

21,6301,6301,6304,8917,5242,508

Des11,0731,6171,6174,3076,6262,209

21,0691,0731,6173,7595,7841,928

Jan11,0781,0971,1013,2765,0391,680

20,9411,0781,0973,1154,7931,598

Feb10,6280,9771,1292,7354,2071,402

20,4890,6280,9772,0943,2221,074

Mar11,6240,4280,5712,6234,0351,345

21,6241,6240,4283,6755,6541,885

Apr11,6181,6181,6184,8557,4682,489

21,0971,6181,6184,3346,6672,222

Mei11,1581,1621,6753,9946,1452,048

21,1351,1581,1623,4545,3151,772

Jun10,9901,1501,1733,3135,0961,699

20,6330,9901,1502,7734,2661,422

Jul10,4740,6210,9792,0743,1911,064

20,0000,4740,6211,0951,6850,562

Ags10,0000,4730,4730,7280,243

Tabel 3.18 Sistem Tiga Golongan Dengan Awal Tanam 1 November

BulanNovemberDesemberJumlahKoefisienDR Rata-rata

1210,65tiap Ha

Okt1

2

Nov11,6301,6302,5080,836

21,6301,6303,2605,0161,672

Des11,6171,6171,6174,8517,4632,488

21,0731,6171,6174,3076,6262,209

Jan11,0971,1011,6373,8355,9011,967

21,0781,0971,1013,2765,0391,680

Feb10,9771,1291,1513,2585,0121,671

20,6280,9771,1292,7354,2071,402

Mar10,4280,5710,9251,9242,9590,986

21,6240,4280,5712,6234,0351,345

Apr11,6181,6180,4333,6695,6451,882

21,6181,6181,6184,8557,4682,489

Mei11,1621,6751,6754,5116,9402,313

21,1581,1621,6753,9946,1452,048

Jun11,1501,1731,1773,5005,3851,795

20,9901,1501,1733,3135,0961,699

Jul10,6210,9791,1392,7394,2141,405

20,4740,6210,9792,0743,1911,064

Ags10,0000,4730,6341,1071,7040,568

20,0000,4730,4730,7280,243

Sept10,0000,0000,000

Tabel 3.19. Sistem Tiga Golongan Dengan Awal Tanam 16 November

BulanNovemberDesemberJumlahKoefisienDR Rata-rata

2120,65tiap Ha

Okt1

2

Nov1

21,6301,6302,5080,836

Des11,6171,6173,2344,9761,659

21,6171,6171,6174,8517,4632,488

Jan11,1011,6371,6374,3766,7322,244

21,0971,1011,6373,8355,9011,967

Feb11,1291,1511,1553,4365,2861,762

20,9771,1291,1513,2585,0121,671

Mar10,5710,9251,0812,5773,9641,321

20,4280,5710,9251,9242,9590,986

Apr11,6180,4330,5712,6224,0351,345

21,6181,6180,4333,6695,6451,882

Mei11,6751,6751,6755,0247,7292,576

21,1621,6751,6754,5116,9402,313

Jun11,1731,1771,6894,0396,2152,072

21,1501,1731,1773,5005,3851,795

Jul10,9791,1391,1623,2805,0461,682

20,6210,9791,1392,7394,2141,405

Ags10,4730,6341,0082,1153,2541,085

20,0000,4730,6341,1071,7040,568

Sept10,0000,4630,4630,7120,237

20,0000,0000,0000,000

Tabel 3.20. Sistem Tiga Golongan Dengan Awal Tanam 1 Desember

BulanDesemberJanuariJumlahKoefisienDR Rata-rata

1210,65tiap Ha

Okt1

2

Nov1

2

Des11,6171,6172,4880,829

21,6171,6173,2344,9761,659

Jan11,6371,6371,6374,9127,5572,519

21,1011,6371,6374,3766,7322,244

Feb11,1511,1551,6763,9826,1262,042

21,1291,1511,1553,4365,2861,762

Mar10,9251,0811,1043,1094,7831,594

20,5710,9251,0812,5773,9641,321

Apr10,4330,5710,9201,9242,9600,987

21,6180,4330,5712,6224,0351,345

Mei11,6751,6750,4733,8225,8791,960

21,6751,6751,6755,0247,7292,576

Jun11,1771,6891,6894,5567,0092,336

21,1731,1771,6894,0396,2152,072

Jul11,1391,1621,1673,4685,3361,779

20,9791,1391,1623,2805,0461,682

Ags10,6341,0081,1852,8274,3491,450

20,4730,6341,0082,1153,2541,085

Sept10,0000,4630,6141,0771,6570,552

20,0000,4630,4630,7120,237

Tabel 3.21. Sistem Tiga Golongan Dengan Awal Tanam 16 Desember

BulanDesemberJanuariJumlahKoefisienDR Rata-rata

2120,65tiap Ha

Okt1

2

Nov1

2

Des1

21,6171,6172,4880,829

Jan11,6371,6373,2755,0381,679

21,6371,6371,6374,9127,5572,519

Feb11,1551,6761,6764,5076,9332,311

21,1511,1551,6763,9826,1262,042

Mar11,0811,1041,1083,2935,0661,689

20,9251,0811,1043,1094,7831,594

Apr10,5710,9201,0712,5623,9421,314

20,4330,5710,9201,9242,9600,987

Mei11,6750,4730,4732,6204,0301,343

21,6751,6750,4733,8225,8791,960

Jun11,6891,6891,6895,0687,7972,599

21,1771,6891,6894,5567,0092,336

Jul11,1621,1671,6784,0076,1652,055

21,1391,1621,1673,4685,3361,779

Ags11,0081,1851,2103,4035,2351,745

20,6341,0081,1852,8274,3491,450

Sept10,4630,6140,9772,0543,1601,053

20,0000,4630,4630,9251,4230,474

Tabel 3.22. Sistem Tiga Golongan Dengan Awal Tanam 1 JanuariBulanJanuariFebruariJumlahKoefisienDR Rata-rata

1210,65tiap Ha

Okt1

2

Nov1

2

Des1

2

Jan11,6371,6372,5190,840

21,6371,6373,2755,0381,679

Feb11,6761,6761,6765,0277,7332,578

21,1551,6761,6764,5076,9332,311

Mar11,1041,1081,6243,8355,9001,967

21,0811,1041,1083,2935,0661,689

Apr10,9201,0711,0933,0844,7441,581

20,5710,9201,0712,5623,9421,314

Mei10,4730,4730,9751,9202,9540,985

21,6750,4730,6192,7664,2551,418

Jun11,6891,6890,4873,8665,9471,982

21,6891,6891,6895,0687,7972,599

Jul11,1671,6781,6784,5236,9592,320

21,1621,1671,6784,0076,1652,055

Ags11,1851,2101,2153,6105,5531,851

21,0081,1851,2103,4035,2351,745

Sept10,6140,9771,1432,7354,2071,402

20,4630,4630,9771,9022,9270,976

Tabel 3.23. Sistem Empat Golongan Dengan Awal Tanam 1 Oktober

BulanOktoberNovemberJumlahKoefisienDR Rata-rata

12120,65tiap Ha

Okt10,1160,1160,1780,045

20,2311,6381,8692,8760,719

Nov10,1161,6301,6303,3765,1941,299

20,2311,6301,6301,6305,1227,8801,970

Des10,1161,0731,6171,6174,4236,8041,701

20,2311,0691,0731,6173,9916,1401,535

Jan10,1161,0781,0971,1013,3915,2171,304

20,2310,9411,0781,0973,3475,1491,287

Feb10,1160,6280,9771,1292,8504,3851,096

20,2310,4890,6280,9772,3263,5780,895

Mar10,1161,6240,4280,5712,7384,2131,053

20,2311,6241,6240,4283,9066,0101,502

Apr10,1161,6181,6181,6184,9707,6471,912

20,2311,0971,6181,6184,5657,0231,756

Mei10,1161,1581,1621,6754,1106,3231,581

20,2311,1351,1581,1623,6865,6711,418

Jun10,1160,9901,1501,1733,4285,2741,319

20,2310,6330,9901,1503,0044,6221,156

Jul10,0000,4740,6210,9792,0743,1910,798

20,0000,4740,6211,0951,6850,421

Ags10,0000,4730,4730,7280,182

20,0000,0000,0000,000

Tabel 3.24.Sistem Empat Golongan Dengan Awal Tanam 16 OktoberBulanOktoberNovemberDesemberJumlahKoefisienDR Rata-rata

21210,65tiap Ha

Okt1

21,6381,6382,5200,630

Nov11,6301,6303,2605,0161,254

21,6301,6301,6304,8917,5241,881

Des11,0731,6171,6171,6175,9249,1142,279

21,0691,0731,6171,6175,3768,2712,068

Jan11,0781,0971,1011,6374,9137,5581,890

20,9411,0781,0971,1014,2166,4871,622

Feb10,6280,9771,1291,1513,8865,9781,495

20,4890,6280,9771,1293,2244,9591,240

Mar11,6240,4280,5710,9253,5475,4571,364

21,6241,6240,4280,5714,2466,5331,633

Apr11,6181,6181,6180,4335,2878,1342,034

21,0971,6181,6181,6185,9529,1572,289

Mei11,1581,1621,6751,6755,6698,7212,180

21,1351,1581,1621,6755,1297,8911,973

Jun10,9901,1501,1731,1774,4906,9081,727

20,6330,9901,1501,1733,9466,0701,518

Jul10,4740,6210,9791,1393,2134,9431,236

20,0000,4740,6210,9792,0743,1910,798

Ags10,0000,4730,6341,1071,7040,426

20,0000,4730,4730,7280,182

Sept10,0000,0000,0000,000

Tabel 3.25 Sistem Empat Golongan Dengan Awal Tanam 1 November

BulanNovemberDesemberJumlahKoefisienDR Rata-rata

12120,65tiap Ha

Okt1

2

Nov11,6301,6302,5080,627

21,6301,6303,2605,0161,254

Des11,6171,6171,6174,8517,4631,866

21,0731,6171,6171,6175,9249,1142,279

Jan11,0971,1011,6371,6375,4738,4202,105

21,0781,0971,1011,6374,9137,5581,890

Feb10,9771,1291,1511,1554,4136,7891,697

20,6280,9771,1291,1513,8865,9781,495

Mar10,4280,5710,9251,0813,0054,6231,156

21,6240,4280,5710,9253,5475,4571,364

Apr11,6181,6180,4330,5714,2416,5241,631

21,6181,6181,6180,4335,2878,1342,034

Mei11,1621,6751,6751,6756,1869,5172,379

21,1581,1621,6751,6755,6698,7212,180

Jun11,1501,1731,1771,6895,1897,9841,996

20,9901,1501,1731,1774,4906,9081,727

Jul10,6210,9791,1391,1623,9016,0021,500

20,4740,6210,9791,1393,2134,9431,236

Ags10,0000,4730,6341,0082,1153,2540,814

20,0000,4730,6341,1071,7040,426

Sept10,0000,4630,4630,7120,178

20,0000,0000,0000,000

Tabel 3.26 Sistem Empat Golongan Dengan Awal Tanam 16 NovemberBulanNovemberDesemberJanuariJumlahKoefisienDR Rata-rata

21210,65tiap Ha

Okt1

2

Nov1

21,6301,6302,5080,627

Des11,6171,6173,2344,9761,244

21,6171,6171,6174,8517,4631,866

Jan11,1011,6371,6371,6376,0139,2512,313

21,0971,1011,6371,6375,4738,4202,105

Feb11,1291,1511,1551,6765,1117,8641,966

20,9771,1291,1511,1554,4136,7891,697

Mar10,5710,9251,0811,1043,6805,6621,416

20,4280,5710,9251,0813,0054,6231,156

Apr11,6180,4330,5710,9203,5425,4501,362

21,6181,6180,4330,5714,2416,5241,631

Mei11,6751,6751,6750,4735,4968,4562,114

21,1621,6751,6751,6756,1869,5172,379

Jun11,1731,1771,6891,6895,7298,8142,203

21,1501,1731,1771,6895,1897,9841,996

Jul10,9791,1391,1621,1674,4476,8411,710

20,6210,9791,1391,1623,9016,0021,500

Ags10,4730,6341,0081,1853,3005,0771,269

20,0000,4730,6341,0082,1153,2540,814

Sept10,0000,4630,6141,0771,6570,414

20,0000,4630,4630,7120,178

Tabel 3.27 Sistem Empat Golongan Dengan Awal Tanam 1 Desember

BulanDesemberJanuariJumlahKoefisienDR Rata-rata

12120,65tiap Ha

Okt1

2

Nov1

2

Des11,6171,6172,4880,622

21,6171,6173,2344,9761,244

Jan11,6371,6371,6374,9127,5571,889

21,1011,6371,6371,6376,0139,2512,313

Feb11,1511,1551,6761,6765,6588,7042,176

21,1291,1511,1551,6765,1117,8641,966

Mar10,9251,0811,1041,1084,2176,4881,622

20,5710,9251,0811,1043,6805,6621,416

Apr10,4330,5710,9201,0712,9954,6081,152

21,6180,4330,5710,9203,5425,4501,362

Mei11,6751,6750,4730,4734,2946,6061,652

21,6751,6751,6750,4735,4968,4562,114

Jun11,1771,6891,6891,6896,2459,6082,402

21,1731,1771,6891,6895,7298,8142,203

Jul11,1391,1621,1671,6785,1467,9171,979

20,9791,1391,1621,1674,4476,8411,710

Ags10,6341,0081,1851,2104,0376,2111,553

20,4730,6341,0081,1853,3005,0771,269

Sept10,0000,4630,6140,9772,0543,1600,790

20,0000,4630,4630,9251,4230,356

Tabel 3.28 Sistem Empat Golongan Dengan Awal Tanam 16 Desember

BulanDesemerJanuariFebruariJumlahKoefisienDR Rata-rata

21210,65tiap Ha

Okt1

2

Nov1

2

Des1

21,6171,6172,4880,622

Jan11,6371,6373,2755,0381,260

21,6371,6371,6374,9127,5571,889

Feb11,1551,6761,6761,6766,1829,5112,378

21,1511,1551,6761,6765,6588,7042,176

Mar11,0811,1041,1081,6244,9167,5641,891

20,9251,0811,1041,1084,2176,4881,622

Apr10,5710,9201,0711,0933,6555,6241,406

20,4330,5710,9201,0712,9954,6081,152

Mei11,6750,4730,4730,9753,5955,5301,383

21,6751,6750,4730,6194,4406,8311,708

Jun11,6891,6891,6890,4875,5558,5462,137

21,1771,6891,6891,6896,2459,6082,402

Jul11,1621,1671,6781,6785,6858,7472,187

21,1391,1621,1671,6785,1467,9171,979

Ags11,0081,1851,2101,2154,6187,1041,776

20,6341,0081,1851,2104,0376,2111,553

Sept10,4630,6140,9771,1433,1974,9191,230

20,0000,4630,4630,9771,9022,9270,732

Tabel 3.29. Rekapitulasi Kebutuhan air Irigasi Masing Masing Periode Tanam

BulanOktoberNovemberDesemberJanuariFebruari

121212121

Okt10,116

20,2311,638

Nov10,1161,6301,630

20,2311,6301,6301,630

Des10,1161,0731,6171,6171,617

20,2311,0691,0731,6171,6171,617

Jan10,1161,0781,0971,1011,6371,6371,637

20,2310,9411,0781,0971,1011,6371,6371,637

Feb10,1160,6280,9771,1291,1511,1551,6761,6761,676

20,2310,4890,6280,9771,1291,1511,1551,6761,676

Mar10,1161,6240,4280,5710,9251,0811,1041,1081,624

20,2311,6241,6240,4280,5710,9251,0811,1041,108

Apr10,1161,6181,6181,6180,4330,5710,9201,0711,093

20,2311,0971,6181,6181,6180,4330,5710,9201,071

Mei10,1161,1581,1621,6751,6751,6750,4730,4730,975

20,2311,1351,1581,1621,6751,6751,6750,4730,619

Jun10,1160,9901,1501,1731,1771,6891,6891,6890,487

20,2310,6330,9901,1501,1731,1771,6891,6891,689

Jul10,0000,4740,6210,9791,1391,1621,1671,6781,678

20,0000,4740,6210,9791,1391,1621,1671,678

Ags10,0000,4730,6341,0081,1851,2101,215

20,0000,4730,6341,0081,1851,210

Sept10,0000,4630,6140,9771,143

20,0000,4630,4630,977

3.4. KETERSEDIAAN AIR

Ketersediaan air irigasi atau sering dinamakan sebagai DEBIT ANDALAN (dependable flow) adalah debit minimum untuk kemungkinan terpenuhi air yang sudah ditentukan yang dapat dipakai untuk irigasi. Kemungkinan terpenuhi 80% (kemungkinan bahwa debit sungai lebih rendah dari debit andalan adalah 20%. Debit andalan di tentukan pada periode tengah bulanan (Dirjen Pengairan, Dep.PU, 1986 : hal 70)

Ketersediaan air irigasi dihitung dengan rumus :

Keterangan :

Q= debit andalan (ketersediaan air irigasi ), dalam ha mm/hari

= koefisien yang besarnya = 0.52

A= luas lahan, dalam haH= curah hujan harian rata-rata maksimum bulanT= jumlah hari (umur periode) tengah bulanan atau bulanan.

Tabel 3.28. Ketersediaan air irigasi

NOBulanAH/TQ Q

( ha ) ( mm/hr )(ha mm/hari )( ha liter/detik )

1234678

1Oktober I0,5233,112,73219,0225,35

2Oktober II0,5233,18,99154,7917,91

3November I0,5233,123,13398,1146,08

4November II0,5233,115,10259,9030,08

5Desember I0,5233,112,41213,6024,72

6Desember II0,5233,18,48146,0416,90

7Januari I0,5233,12,9650,905,89

8Januari II0,5233,18,30142,8616,53

9Februari I0,5233,113,42230,9126,73

10Februari II0,5233,110,34178,0520,61

11Maret I0,5233,110,19175,3720,30

12Maret II0,5233,117,30297,7734,46

13April I0,5233,117,13294,8434,13

14April II0,5233,129,30504,3158,37

15Mei I0,5233,13,7965,167,54

16Mei II0,5233,127,00464,7253,79

17Juni I0,5233,18,63148,6017,20

18Juni II0,5233,15,2790,6510,49

19Juli I0,5233,110,65183,3121,22

20Juli II0,5233,111,78202,8123,47

21Agustus I0,5233,111,13191,6322,18

22Agustus II0,5233,113,14226,2126,18

23September I0,5233,10,9015,491,79

24September II0,5233,123,43403,2546,67

Untuk menkonversikannya ke satuan ha liter/detik maka Q dibagi dengan 8,64.

Dari hasil di atas, kemudian dibandingkan dengan kebutuhan air untuk tanaman (NFR) untuk seluruh area yaitu seluas 31,1 ha ( DR di kali dengan luas area 31,1 ) baik yang memakai rotasi teknis tiga golongan maupun empat golongan. Selanjutnya di ambil jumlah ketersediaan air yang lebih banyak memenuhi kebutuhan tanaman akan air, sehingga di dapat jenis rotasi yang di pakai dan waktu awal tanam yang sebagian besar kebutuhan airnya terpenuhi oleh ketersediaan airnya.

Tabel 3.29. perbandingan ketersediaan air dengan kebutuhan air pada tiga golongan

BulanQ ( ha lt/dt )DR awal tanam 1 oktDR awal tanam 16 oktDR awal tanam 1 novDR awal tanam 16 novDR awal tanam 1 desDR awal tanam 16 des

Oktober I25,35025,69500000

Oktober II17,91551,38925,6950000

November I46,07868,53151,14425,572000

November II30,08160,20768,53151,14425,57200

Desember I24,72251,26959,94068,41351,16925,5840

Desember II16,90250,60651,26959,94068,41351,16925,584

Januari I5,89144,42751,58252,26160,87369,28151,702

Januari II16,53534,21344,42751,58252,26160,87369,281

Februari I26,72544,51335,76846,74454,33455,08663,455

Februari II20,60760,24744,51335,76846,74454,33455,086

Maret I19,70068,15056,48440,68132,01643,29251,054

Maret II34,46460,11068,15056,48440,68132,01643,292

April I34,12551,23759,60767,75256,40440,67131,925

April II58,36950,48551,23759,60767,75256,40440,671

Mei I7,54247,38555,39456,21664,35672,25060,131

Mei II53,78835,67747,38555,39456,21664,35672,250

Juni I17,19918,57337,73950,21458,66259,55767,463

Juni II10,4927,13818,57337,73950,21458,66259,557

Juli I21,21606,84817,57535,58047,14155,066

Juli II23,474006,84817,57535,58047,141

Agustus I22,1790006,81917,89836,669

Agustus II26,1820000017,898

September I1,793000006,584

September II46,673000000

Tabel 3.30. perbandingan ketersediaan air dengan kebutuhan air pada empat golongan

BulanQ ( ha lt/dt )DR awal tanam 1 oktDR awal tanam 16 oktDR awal tanam 1 novDR awal tanam 16 novDR awal tanam 1 des

Oktober I25,35019,2710000

Oktober II17,91538,54219,271000

November I46,07851,39838,35819,17900

November II30,08164,33451,39838,35819,1790

Desember I24,72257,64064,14351,31038,37719,188

Desember II16,90250,88857,64064,14351,31038,377

Januari I5,89146,40251,87158,58465,04351,961

Januari II16,53538,58946,40251,87158,58465,043

Februari I26,72546,72440,44748,84854,65461,213

Februari II20,60753,28346,72440,44748,84854,654

Maret I19,70055,45849,52043,02136,81545,447

Maret II34,46464,09155,45849,52043,02136,815

April I34,12557,36463,64255,24449,44042,880

April II58,36950,80457,36463,64255,24449,440

Mei I7,54249,61355,74362,15768,26259,296

Mei II53,78840,64749,61355,74362,15768,262

Juni I17,19928,30443,01452,57259,04265,308

Juni II10,49213,93028,30443,01452,57259,042

Juli I21,2165,13613,18126,68540,49249,344

Juli II23,47405,13613,18126,68540,492

Agustus I22,179005,11413,42327,502

Agustus II26,1820005,11413,423

September I1,79300004,938

September II46,67300000

BAB IV

JARINGAN IRGASI4.1. PERENCANAAN SALURAN

a. Saluran Primer

Diketahui :

A = Luas areal yang diketahiui (ha) = 33.1 ha

NFR= Kebutuhan Air Irigasi (l/dt/ha) = 68.471 l/dt = 2.069 l/dt/ha

K= Koef Strickler

= 35

Ditanya :

DIMENSI SALURAN ?

DR = Debit Rencana

= NFR x A / e e = efisinesi saluran (mengacu pada bagian penunjang untuk standar perencanaan irigasi Dep.P.U.,1986 : hal 10

Primer = 90%

Sekunder = 90%

Tersier = 80%

Sehingga efisiensi keseluruhan 65%

DR = 2.069 x 33.1 / 90

= 0.761 l/dt

Kemiringan saluran

I = (H / L

(H = 90.00- 89.75 = 0.25 m

L = 6000 m, diperoleh dari peta konversi 1 cm = 2000 m .

3 cm = 6000 m.

I = 0.25/6000 = 0.00004

b/h = 1 (sumber Dirjen pengairan, P.U.,1986 atau Diktat BARDAN hal 74)

Data yang tersedia :

Qrencana = 0.761 l/dt

K= 35 (Diktat BARDAN hal 73)

I= 0.00004

A = (b + mh) h m = 1 , b/h = 1 b = h

= ( b + b ) b

= 2 b2

P = b + 2h m2 + 1

= b + 2b 1 +1

= 3b

R = A / P = 2 b2 /3 b = 0.667 b

Q = A x k x R 2 / 3 x I 1 / 20.761 = 2 b2 x 35 x 0.667 b 2 / 3 x 0.000041/2

0.761 = 0.338 b 8 / 3

b 8 / 3 = 2 .251

b = 1,356 m =1,4 m

b = h h = 1,4 m

b. Saluran Tersier

DR = 2.069 x 33.1 / 80

= 0.856 l/dt

Kemiringan saluran

I = (H / L

(H = 90.00- 87.00 = 3 m

L = 13000 m, diperoleh dari peta konversi 1 cm = 2000 m .

13 cm = 13000 m.

I = 3 /13000 = 0.0002

b/h = 1 (sumber Dirjen pengairan, P.U.,1986 atau Diktat BARDAN hal 74)

Data yang tersedia :

Qrencana = 0.856 l/dt

K= 35 (Diktat BARDAN hal 73)

I= 0.0002

A = (b + mh) h m = 1 , b/h = 1 b = h

= ( b + b ) b

= 2 b2

P = b + 2h m2 + 1

= b + 2b 1 +1

= 3b

R = A / P = 2 b2 /3 b = 0.667 b

Q = A x k x R 2 / 3 x I 1 / 20.856 = 2 b2 x 35 x 0.667 b 2 / 3 x 0.00021/ 2

0.856 = 0.756 b 8 / 3

b 8 / 3 = 1,132

b = 1,048 m = 1,1m

b = h h = 1,1 m

c. Saluran Pembuang

Kemiringan saluran

I = (H / L

(H = 87.00- 86.50 = 0.5 m

L = 4000 m, diperoleh dari peta konversi 1 cm = 2000 m .

4 cm = 4000 m.

I = 0.5/4000 = 0.0001

b/h = 1 (sumber Dirjen pengairan, P.U.,1986 atau Diktat BARDAN hal 74)

Data yang tersedia :

Qrencana = 0.761 l/dt

K= 30 (Diktat BARDAN hal 73)

I= 0.0001

A = (b + mh) h m = 1 , b/h = 1 b = h

= ( b + b ) b

= 2 b2

P =

=

= 3b

R = A / P = 2 b2 /3 b = 0.667 b

Q = A x k x R 2 / 3 x I 1 / 20.761 = 2 b2 x 30 x 0.667 b 2 / 3 x 0.00011/2

0.761 = 0.458 b 8 / 3

b 8 / 3 = 1,662

b = 1,209 m = 1,2m

b = h h = 1,2 m

BAB V PENUTUP

SFI

Permukaan Tanah

Batas Ujung Perakaran Tanaman

Control Volume

GW

DP

L

LO

f

i

Drz

LI

I

P

ET

RO

E1 + E2 + E3

-F1(0,10 + 0,90n/D) + F2 . RA (1 r ) + F3 (k + 0,01 U2 )

Y = 28,21

Y1 = 20

Y2 = 30

X1 = 0,6

X2 = 1,00

Ket :

IR = kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan ( mm/hari )

M = kebutuhan air untuk menggantikan kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang sudah jenuh.

P = harga perkolasi 2mm sampai 6mm ( diambil 5 mm).

T = jangka waktu penyiapan lahan ( 30 hari )

S = kebutuhan air untuk penjenuhan (300 mm)

e = bilangan dasar,eksponensial ( 2,718281828 )

(9,071x 30 )

300

NFR = ETc + P + WLR Re

= LP - Re

IR = LP ( Land Preparation )

P = Besarnya perkolasi tanah, yang diperhitungkan maksimal 6 mm/ hari dan paling sedikit 2 mm/ hari, diambil = 5.

WLR = Water land Requerement, diberikan setelah 2 bulan setelah pengerjaan tanah

ETo = Besarnya evapotranspirasi (mm / hari )

Kc = Koefisien tanaman, sesuai dengan jenis tanaman

ETc = penggunaan air konsumtif oleh tanaman

Re = curah hujan efektif.

Q = ( . A .H/T

F

h

mh

mh

b

m

90.00

89.75

F

(H

H

h

PAGE 20

_1290932430.unknown

_1290932440.unknown

_1290932794.unknown

_1290932915.unknown

_1290932445.unknown

_1290932447.unknown

_1290932448.unknown

_1290932446.unknown

_1290932444.unknown

_1290932434.unknown

_1290932439.unknown

_1290932433.unknown

_1290932428.unknown

_1290932429.unknown

_1290932426.unknown