Download docx - Tugas hesti cepriana

Transcript
Page 1: Tugas hesti cepriana

Peningkatan Minat Belajar Praktek Menggulung Trafo Melalui

Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning) Pada Siswa SMK Negeri 3 Makassar

Disusun Dalam Rangka

Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran

Dosen Pengajar

Bambang Dharma Putra

Penyusun :

Hesti Cepriana (5235109027)

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Jurusan Fakultas Elektro

Universitas Negeri Jakarta

2011

Page 2: Tugas hesti cepriana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar praktek

menggulung trafo melalui pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem based

learning) pada siswa SMK Negeri 3 Makassar. Metode penelitian yang digunakan adalah

penelitian pengembangan metode dan strategi pembelajaran yang dsilaksanakan sebanyak 2

siklus, setiap siklusnya masing-masing 4 kali pertemuan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas dua listrik SMK Negeri 3

Makassar. Sedangkan sampel penelitiannya adalah siswa kelas II L3 yang melaksanakan

praktek menggulung trafo. Instrumen yang digunakan adalah angket, observasi, dan

dokumentasi. Dalam instrumen angket terdiri atas 26 item pertanyaan atau pernyataan dengan

empat alternatif jawaban. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah

teknik analisis statistik deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran

berbasis masalah (problem based learning) maka minat belajar praktek menggulung trafo

dapat ditingkatkan yang jika ditinjau dari segi sub variabel perhatian mengalami peningkatan

13,33%. Begitu pula jika ditinjau dari segi sub variabel inisiatif, minat praktek menggulung

trafo mengalami peningkatan 10,00%. Hasil observasi tentang kegiatan siswa yang relevan

dengan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan berbasis masalah juga mengalami

peningkatan 16,67%.

Kata Kunci: Minat Belajar, Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based learning).

Praktek Menggulung Trafo.

Page 3: Tugas hesti cepriana

A. Pendahuluan

Proses pembelajaran adalah suatu peristiwa yang melibatkan dua pihak, guru dan

siswa, dengan tujuan yang sama, yaitu meningkatkan prestasi belajar, tetapi dengan

pemikiran yang berbeda. Dari pihak siswa pemikirannya terutama tertuju kepada bagaimana

mempelajari materi pelajaran supaya prestasi belajarnya dapat meningkat. Dari pihak guru

pemikirannya bercabang dua, tertuju kepada siswa dan materi pelajaran.

Di satu sisi guru memikirkan pula bagaimana mengajarkan materi pelajaran supaya

prestasi belajar siswa dapat meningkat. Di sisi lain guru memikirkan pula bagaimana

meningkatkan minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran agar timbul motivasi

belajar dan dapat mencapai hasil atau prestasi belajar yang lebih baik. Ini tidak berarti bahwa

guru lebih aktif dari siswa, tetapi karena tanggung jawab propesional, mengharuskan guru

berupaya merangsang motivasi belajar siswa dan berupaya pula menguasai materi pelajaran

beserta strategi yang lebih efektif mencapai tujuan yang diharapakan.

Banyak faktor yang menyebabkan minat belajar siswa rendah yaitu faktor internal dan

eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: inisiatif dalam belajar, intelegensi, kebiasaan

dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa

seperti: guru sebagai pembina kegiatan belajar, pendekatan pembelajaran, sarana dan

prasarana.

Hasil pengamatan secara langsung yang dilakukan peneliti selama pra penelitian,

terlihat siswa kurang berinisiatif dalam melaksanakan praktek menggulung trafo. Pada proses

pemberian materi siswa cenderung tidak memperhatikan penjelasan guru. Ini dikarenakan,

guru dalam melaksanakan proses pembelajaran masih menggunakan skenario pembelajaran

konvensional. Guru cenderung hanya menulis di papan tulis, menyebabkan siswa bersifat

pasif, sehingga mereka (siswa) lebih banyak menunggu apa yang diajarkan guru dari pada

mencari dan menemukan sendiri pemecahan dari masalah yang dihadapi dalam praktek

menggulung trafo.

Pada proses pelaksanaan praktek siswa sering menemui kesulitan-kesulitan, kesulitan-

kesulitan ini juga membuat siswa fakum untuk melanjutkan praktek, ini dikarenakan mereka

tidak tau bagaimana cara mencari jalan keluar dari masalah yang mereka hadapi, masalah-

masalah yang sering muncul pada praktek menggulung trafo diantaranya yaitu: pada proses

pembuatan koker terjadi ketidak cocokan ukuran antara koker dan keren yang digunakan

sehingga perencanaan kembali diulang, dan pada proses menggulung kawat email kedalam

Page 4: Tugas hesti cepriana

koker biasa terjadi kawat tersebut putus pada pertengahan gulungan, selain putus kesalahan

menghitung gulungan juga sering terjadi.

Dari masalah-masalah yang dikemukakan di atas, perlu dicari pendekatan baru dalam

pembelajaran praktek menggulung trafo yang melibatkan siswa dan guru secara aktif.

Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa (focus

on learners) dan guru sebagai fasilitator, memberikan pembelajaran dan pengalaman belajar

yang relevan dan kontekstual dalam kehidupan nyata (provide relevant and contextualized

subject matter).

Strategi pembelajaran yang dimaksud adalah strategi dimana dalam proses belajar

siswa terlatih bekerja sama dalam kolompok. Mereka bertanggung jawab bersama dalam

memecahkan masalah. Timbulnya pertanyaan, saran dan komentar mendorong mereka untuk

berpikir lebih lanjut, dan berusaha memperbaiki kekurangannya. Di sini guru dituntut untuk

merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam

ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran yang berpusat pada

siswa dan penciptaan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan

minat belajar siswa. Dalam hal ini penulis memilih pendekatan pembelajaran berbasis

masalah (problem based learning) dalam memecahkan masalah-masalah yang muncul pada

praktek menggulung trafo.

Menurut E. Mulyana dalam Aston (2008), pembelajaran aktif dengan menciptakan

suatu kondisis dimana siswa dapat berperan aktif, sedangkan guru bertindak sebagai

fasilitator. Pembelajaran harus dibuat dalam suatu kondisi yang menyenangkan sehingga

siswa akan terus termotivasi dari awal sampai akhir kegiatan belajar mengajar (KBM). Dalam

hal ini pembelajaran dengan problem based learning sebagai salah satu bagian dari

pembelajaran CTL (contextual teaching learning) merupakan salah satu alternatif yang dapat

digunakan guru di sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aston (2008), bahwa model problem

based learning dapat meningkatakan kemampuan siswa memecahkan masalah HAM dalam

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa SMK Negeri 3 Jakarta.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin melakukan penelitian di SMK Negeri 3

Makassar dengan judul ”Peningkatan Minat Belajar Praktek Menggulung Trafo Melalui

Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (problem based learning) Pada Siswa di SMK

Negeri 3 Makassar”.

Page 5: Tugas hesti cepriana

B. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pikir

1. Minat

Pada dasarnya yang dimaksud dengan minat dalam konteks penelitian ini adalah

aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu

yang mendorong orang yang bersangkutan melakukan kegiatan tersebut. Karena tinggi

rendahnya perhatian dan dorongan pada setiap orang belum tentu sama.

Para ahli pendidikan serta para psikolog mencoba mendefinisikan terminologi atau

mengenai pengertian minat (interest) dengan bahasa yang berbeda meskipun inti pengertian

adalah sama. Hilgart dalan Slameto (2003) merumuskan minat sebagai berikut : “ interest is

persisting to pay attention to and same activity or content” Minat adalah kecendrungan yang

tetap memperhatikan dan menyenangi beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,

diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Sementara itu, Andi Mappiasse

dalam Rohana (2006), mengemukakan bahwa minat adalah suatu perangkat mental yang

terdiri dari suatu campuran perasaan, harapan, pendirian, rasa takut, atau kecendrungan-

kecendrungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

Berdasarakan definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Hilgart atau

Mappiase kiranya sependapat bahwa minat merupakan suatu faktor yang ada dalam

seseorang yang merupakan gejala psikis dan berkaitan dengan aktivitas yang menstimulir

perasaan senang pada individu. Dengan minat inilah yang akan memberikan dorongan kepada

individu tersebut untuk melakukan berbagai aktivitas yang disenanginya.

2. Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok. Kegiatan belajar ini hanya dilakukan oleh siswa atau pebelajar

saja. Ini sebabnya berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada

bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Menurut Hamalik dalam Hervina (2007), belajar adalah suatu proses perubahan

tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkunganya. Selanjutnya menurut Bruner

dalam Muliana (2003), belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia

untuk menemukan hal-hal baru diluar (melebihi) informasi yang diberikan kepada dirinya.

Page 6: Tugas hesti cepriana

Dengan demikian belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia secara sadar

untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

Menurut Slameto (2003), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

3. Minat Belajar

Salah satu kondisis belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat untuk belajar.

Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali

pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang

diminatinya. Sebaliknya tanpa minat, seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.

Menurut Slameto (1993), minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh

kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan dipengaruhi belajar selanjutnya serta

mempengaruhi penerimaan minat-minat baru, jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil

belajar dan menyokong belajar selanjutnya.

Minat dan kegiatan belajar merupakan aspek yang sangat penting dimiliki pada diri

seseorang seperti siswa yang melakukan aktivitas belajar melalui proses pembinaan

keterampilan, mengingat seseorang akan berhasil dalam belajarnya kalau pada dirinya ada

kesedihan untuk melakukan aktivitas belajar,kesediaan inilah yang yang disebut dengan

minat belajar. Minat belajar tersebut ditandai adanya kesenangan atau keterkaitan mengikuti

pelajaran (teori dan praktek), dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

Jadi dalam kegiatan pembelajar, siswa yang dalam belajar, akan merasa senang dan

mau mengerjakan semua tindakan-tindakan dalam proses belajar. Sebab minat yang tumbuh

dari kebutuhan dirinya sendiri merupakan fakor pendorong bagi siswa dalam melakukan

usahanya.

4. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Sejatinya banyak jenis metode mengajar, dan setiap metode mengajar memiliki

kelebihan dan kekurangan, sehingga pengajar dituntut untuk dapat memilih metode yang

tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Suatu metode mengajar dikatakan efektif apabila tujuan pembelajaran dicapai dengan

kata lain keefektifan metode mengajar ditentukan oleh keberhasilan siswa menguasai materi

yang diajarkan dengan metode tersebut. Dalam hal ini salah satu metode mengajar yang tepat

dan efektif merefleksikan orientasi tersebut adalah model pembelajaran berbasis masalah,

Page 7: Tugas hesti cepriana

karena model ini memberikan kesempatan yang luas kepada siswa membangun, mengenali

dan memecahkan sendiri masalah nyata yang dihadapinya.

Oleh karena itu mulai dari sekarang peserta didik perlu dilatih dan diperhadapkan

pada berbagai situasi berbasis masalah, ini merangsang mereka berupaya memecahkan

bermacam-macam masalah. Seperti dikemukaan sebelumnya, bahwa salah satu model

pembelajaran yang relevan dengan dunia nyata pendidikan sekarang adalah model

pembelajaran berbasis masalah.

Sebagaimana dikemukakan oleh Glazer dalam Ahmad Talib dkk (2005), bahwa

pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu strategi pengajaran dimana siswa secara

aktif dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata. Secara garis besar model

pembelajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan situasi masalah yang autentik dan

bermakna yang memberikan kemudahan kepada siswa melakukan penyelidikan dan inquiri.

Ibrahim. M dalam Ahmad Talib dkk (2005), mengemukakan bahwa model

pembelajaran berbasis masalah terdiri dari lima tahap utama, yang dimulai dengan guru

mengorientasikan siswa kepada situasi masalah yang autentik dan diakhiri dengan penyajian

karya.

a) Tahap-1 Orientasi siswa pada masalah,

b) Tahap-2 Mengorientasi siswa untuk belajar,

c) Tahap-3 Membimbing penyelidikan individu,

d) Tahap-4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya,

e) Tahap-5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

5. Praktek Menggulung Trafo

Praktek menggulung trafo merupakan salah satu dari tiga kompetensi dasar mata

pelajaran melilit dan membongkar kumparan. Dalam praktek ini siswa diajarakan tentang

bagaimana merancang suatau transformataor. Di bawah ini ada langkah-langkah dalam

proses penggulungan suatu transformator diantaranya: mencatat data transformator,

membongkar keren, mengukur koker, mengukur diameter kawat email, membuat koker baru,

menghitung jumlah lilitan pada setiap sisi, menggulung/melilit kawat email pada koker,

memasang keren, menyolder ujung-ujung kawat pada terminal, menguji transformator,

mencelup transformator pada seerlack, dan yang terakhir mengeringkan transformator.

Setelah siswa mengetahui dan megerti dari keduabelas langkah tersebut diatas diharapkan

siswa dapat merancang suatu transformator sampai pada proses perakitannya.

Page 8: Tugas hesti cepriana

C. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan metode dan strategi pembelajaran,

dengan tahapan-tahapan yang berdaur ulang meliputi : perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi, dan evaluasi serta refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Makassar,

yang beralamat di jalan Bonto Te’ne nomor 6 Makassar, dan penelitian ini dilaksanakan

mulai tanggal 15 September 2008 dan berakhir tangal 15 November 2008.

Tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu pertama melakukan observasi

awal dan wawancara dengan guru mata pelajaran tentang bagaimana minat siswa dalam

melakukan praktek menggulung trafo dan menyampaikan maksud pelaksanaan penelitian,

selanjutnya melakukan pertemuan dengan kepala sekolah tentang izin penelitian di sekolah,

kemudian menelaah kurikulum dan materi pelajaran dalam hal ini ditentukan materi pelajaran

praktek menggulung trafo.

Langkah selanjutnya menyusun instrumen penelitian yang meliputi: penyusunan

rencana pembelajaran (RPP), membuat lembar observasi yang yang relevan dengan

pendekatan pembelajaran berbasis masalah dan menyusun instrumen angket untuk mengukur

aspek pisikologis tentang peningkatan minat belajar praktek menggulung trafo dengan

pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Selanjutnya membuat kesepakatan dengan guru

mata pelajaran tentang kapan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan berbasis masalah

diterapkan dalam pelajaran praktek menggulung trafo.

b. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan berbasis masalah siklus I.

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini adalah melaksanaan skenario pembelajaran yang

mengacu pada langkah-langkah pemecahan masalah, kemudian membimbing siswa membaca

dan memahami isi dari materi pelajaran praktek menggulung trafo, setelah itu siswa diminta

untuk mendengarkan penjelasan guru tentang materi pelajaran praktek menggulung trafo dan

diminta mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah perencanaan suatu

transformator, sebelum melaksanakan praktek siswa terlebih dahulu dibagi kedalam

kelompok.

Page 9: Tugas hesti cepriana

Selanjutnya guru memperhatikan setiap siswa dalam melaksanakan praktek mengenai

langkah-langkah perencanaan trafo dan apabila jika ditemukan siswa mendapat kesulitan

maka segera dibimbing untuk mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapinya tersebut.

c. Pengamatan atau observasi

Melakukan pengamatan lansung atau observasi dengan memakai format observasi

yang sudah disiapkan yaitu dengan catatan anekdot untuk mengumpulkan data tentang

kegiatan-kegiatan siswa yang relevan dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah.

Selain itu angket juga digunakan pada akhir siklus untuk mengukur aspek pisikologis tentang

adanya peningkatan minat pada paraktek menggulung trafo pada proses pembelajaran dengan

pendekatan berbasis masalah.

d. Refleksi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu: mengevaluasi hasil pelaksanaan

pembelajaran dengan pendekatan berbasis masalah pada pelajaran praktek menggulung trafo,

mengoreksi atau mengkaji ulang apa saja yang sudah dicapai dan belum ducapai serta apa

kendalanya. Kemudian yang terakhir memperbaiki rencana pelaksanaan sesuai hasil dari

evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan perencanaan siklus II yaitu: mengidentifikasi

masalah-masalah yang muncul pada siklus I yang belum teratasi dan menetapkan alternatif

pemecahan masalahnya, menyiapkan skenario pembelajaran, menyusun kembali lembar

observasi yang relevan dengan kegiatan pemebelajaran dan mengembangkan format

instrumen penelitian (angket).

b. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan berbasis masalah siklus II.

Pelaksanaan program siklus II mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada

siklus I sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan. Pada awal

pembelajaran dilaksanakan dengan membahas kembali teori langkah-langkah perencanaan

suatu transformator, kemudian dilanjutkan dengan praktek, guru sebagai fasilitator dan selalu

siap memberikan alternatif pemecahan masalah dan arahan sebagai mana yang diperlukan

siswa.

Page 10: Tugas hesti cepriana

c. Pengamatan atau observasi

Pelaksanaan observasi pada siklus II ini sama dengan pelaksanaan observasi pada

siklus I, yaitu mengamati kegiatan siswa yang relevan dengan pembelajaran dengan

pendekatan berbasis masalah kemudian pada akhir siklus II ini masing-masing siswa

diberikan angket untuk mengukur peningkatan minat prakteknya dalam pembelajaran dengan

pendekatan berbasis masalah.

d. Refleksi

Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II ini berdasarkan data yang

terkumpul kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan untuk menentukan tindakan-tindakan

selanjutnya.

D. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian

a. Peningkatan Minat pada Siklus I.

1) Untuk sub variabel perhatian siklus I

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden dapat diketahui bahwa nilai

rata-rata (mean) sebesar 24; titik tengah (median) 24; nilai yang sering muncul (modus)

sebesar 24; simpanan baku (standar deviasi) sebesar 2,62. Adapun distribusi frekuensi skor

siswa sub variabel perhatian pada siklus I dapat dilihat pada di bawah ini.

Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa sebanyak 17 orang siswa atau 56,67% nilai siswa

berada diatas rata-rata (mean), sedangkan sisanya yaitu sebanyak 13 orang siswa atau 43,34%

nilai siswa berada dibawah rata-rata (mean). Dari tabel 3 juga dapat diketahui bahwa minat

siswa praktek menggulung trafo di SMK Negeri 3 makassar pada siklus I ditinjau dari segi

perhatian berada pada kategori tinggi, yaitu sebesar 50,00%.

Page 11: Tugas hesti cepriana

2) Untuk sub variabel inisiatif siklus I

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden dapat diketahui bahwa nilai

rata-rata (mean) sebesar 43,1; titik tengah (median) 43,5; nilai yang sering muncul (modus)

sebesar 42; simpanan baku (standar deviasi) sebesar 4,24;. Adapun distribusi frekuensi dan

fersentase skor siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Dari tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 15 orang siswa atau 50,00%

nilai siswa diatas rata-rata (mean), sedangkan sisanya yaitu sebanyak 15 orang siswa atau

50,00% nilainya berda dibawah rata-rata (mean). Dari tabel 12 juga dapat diketahui bahwa

peningkatan minat praktek menggulung trafo pada siswa SMK Negeri 3 Makassar ditinjau

dari sub variabel inisiatif untuk siklus I berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 46,67%.

b. Peningkatan Minat pada Siklus II.

1) Untuk sub variabel perhatian siklus II

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden dapat diketahui bahwa

nilai rata-rata (mean) sebesar 24,4; titik tengah (median) 24,00; nilai yang sering muncul

(modus) sebesar 24; simpanan baku (standar deviasi) sebesar 3. Adapun distribusi frekuensi

skor siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 12: Tugas hesti cepriana

Dari tabel 29 dapat diketahui bahwa sebanyak 20 orang siswa atau 66,67% nilai skor

siswa berada di atas rata-rata (mean), sedangkan sisanya yaitu sebanyak 10 orang siswa atau

33,33% nilai siswa berada dibawah rata-rata (mean). Dari tabel 29 juga dapat diketahui

bahwa minat siswa praktek menggulung trafo di SMK Negeri 3 makassar pada siklus II

ditinjau dari segi sub variabel perhatian berada pada kategori tinggi, yaitu sebesar 63,33%.

2). Untuk sub variabel inisiatif siklus II

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang responden dapat diketahui

bahwa nilai rata-rata (mean) sebesar 44,4; titik tengah (median) 44; nilai yang sering muncul

(modus) sebesar 44; simpanan baku (standar deviasi) sebesar 3,8; Adapun distribusi frekuensi

dan fersentase skor siswa sub variabel inisiatif siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Dari tabel 38 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 18 orang siswa atau 60,00%

nilai siswa diatas rata-rata (mean), sedangkan sisan ya yaitu sebanyak 12 orang siswa atau

40,00% nilainya berda dibawah rata-rata (mean). Dari tabel 38 juga dapat diketahui bahwa

peningkatan minat praktek menggulung trafo pada siswa SMK Negeri 3 Makassar ditinjau

dari sub variabel inisiatif untuk siklus II berada pada kategori tinggi, yaitu sebesar 56,67%.

Selain data angket di atas, di bawah ini akan disajikan juga data hasil observasi

aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran berbasis masalah. Data observasi ini

diambil dari siklus ke siklus. Selajutnya hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada

tabel berikut:

Page 13: Tugas hesti cepriana

Berdasarkan tabel 56 di atas, terlihat bahwa aktivitas siswa yang relevan dengan

kegiatan pembelajaran berbasis masalah pada siklus kedua mengalami peningkatan dibanding

dengan siklus pertama yaitu sebesar 16,67%.

2. Pembahasan

Dalam mengimplementasikan pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problame

based learning), siswa lebih bergairah memperhatikan penjelasan guru serta timbul rasa ingin

tahu dari dalam diri siswa, lebih aktif bertanya dan menggali informasi-informasi tentang

bagaimana sebenarnya materi pembelajaran menggulung trafo itu, mengapa di trafo itu bisa

menurungkan tegangan dan bagaimana proses kerjanya. Pemikiran mereka timbul lebih kritis

dengan mengaitkan kenyataan yang ada baik melalui media cetak ataupun media elektronik.

Kegiatan pembelajaran lebih aktif, para siswa lebih giat lagi menyelesaikan gulungan trafo

mereka dan saling bekerjasama dalam kelompok, yang lain menggulung dan yang lainnya

lagi membantu menghitung dan mencatat jumlah lilitan yang sudah digulung ke dalam koker.

Dengan demikian perhatian dan inisiatif siswa untuk lebih tahu lagi tentang bagaimana

Page 14: Tugas hesti cepriana

menggulung trafo dengan baik itu meningkat. Peningkatan minat praktek menggulung trafo

ini dapat di lihat dari hasil penelitian di atas, ditinjau dari segi sub varibel perhatian ada

peningkatan sebesar 13,33%. Begitu pula jika ditinaju dari segi sub variabel inisiatif, minat

praktek menggulung trafo mengalami peningkatan 10,00%.

Berdasarkan tabel 56 di atas terlihat beberapa peningkatan aktivitas siswa yang

relevan dengan pembelajaran berbasis masalah, data tentang aktivitas siswa ini dicatat pada

tiap siklusnya. Hal-hal yang dimaksud tersebut terbagi atas enam indikator yaitu: Keberanian

siswa dalam bertanya mengalami peningkatan 13,33%, Bergairah dalam mengikuti

pembelajaran (aktif menyelesaikan tugas mandiri yang diberikan) mengalami peningkatan

13,34%. Hubungan siswa dengan guru dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, mengalami

peningkatan 13,33%. Interaksi siswa dalam mengikuti kegiatan kelompok mengalami

peningkatan 16,67%. Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran (dalam kerja

kelompok) mengalami peningkatan 16,66%. Partisipasi siswa dalam pembelajaran (melihat,

ikut melakukan kegiatan kelompok) mengalami peningkatan 13,34%.

Page 15: Tugas hesti cepriana

E. Simpulan dan Saran

1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, ada beberapa temuan dalam penelitian ini yaitu:

a. Minat siswa mengalami peningkatan. Jika ditinjau dari segi sub variabel perhatian

mengalami kenaikan 13,33%, dan jika ditinjau dari segi sub variabel inisiatif

mengalami kenaikan 10,00%.

b. Dari data hasil observasi tentang kegiatan siswa yang relevan dengan kegiatan

pembelaran dengan pendekatan berbasis masalah juga mengalami peningkatan

16,67%.

Berdasarkan temuan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pendekatan

pembelajaran berbasis masalah (problame based learning) dapat meningkatkan minat belajar

siswa praktek menggulung trafo pada siswa SMK Negeri 3 Makassar.

2. Saran

Berdasarkan temuan-temuan dari hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas,

maka dapat disarankan agar:

a. Proses pembelajaran menggulung trafo sebaiknya digunakan pendekatan

pembelajaran berbasis masalah (problame based learning).

b. Melalui pembelajaran problame based learning, guru dapat dengan mudah merespon

potensi atau modalitas siswa dalam kelompok belajar. Dengan demikin seorang guru

yang profesional dapat lebih efektif dalam melakukan kegiatan proses belajar

mengajar, serta dengan mudah dapat merespon perbedaan–perbedaan potensi yang

dimiliki peserta didiknya.

c. Kepada pihak-pihak yang akan meneliti masalah yang relevan dengan penelitian ini,

hendaknya merencanakan dengan baik langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran.

Page 16: Tugas hesti cepriana

DAFTAR PUSTAKA

http://iamga2.blogspot.com/2009/04/peningkatan-minat-belajar-praktek.html

(diakses pada 14 Juni 2011)


Recommended