TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Waktu : 08/02/2013
Tempat : Ruang Mawar RSUD Majalengka
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. E
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD
Alamat : Desa Babakan Kec. Kertajati
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 05/02/2013
Cara Masuk Rumah Sakit : Masuk melalui UGD atas rujukan
dari Puskesmas Kertajati
Diagnosa Medis : Sirosis hepatis
Alasan dirawat : Mual, tidak napsu makan, perut
buncit, kaki bengkak.
Keluhan Utama : Mual
Upaya yang telah dilakukan : Berobat ke Puskesmas Kertajati
Terapi/Operasi yang pernah dilakukan : Terapi tidak diketahui / operasi
tidak pernah
2. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)
1) Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. E dirawat di RSUD Majalengka sejak 3 hari yang lalu atas rujukan
Puskesmas Kertajati dengan keluhan mual, tidak napsu makan, perut buncit
dan kaki bengkak. Pada saat dikaji Ny. E masih mengeluh mual, tidak napsu
makan, porsi makan hanya 1-2 sendok dari menu yang disajikan, mual
bertambah apabila mencium bau makanan. Perut buncit (asites) dan kaki
edem derajat 1.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Sejak 5 bulan yang lalu Ny. E menderita perut buncit. Ny. E belum
pernah dirawat sebelumnya, hanya berobat jalan di puskesmas dan dokter.
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan diantara anggota keluarga tidak ada yang mempunyai
penyakit yang bersifat herediter, seperti DM, Asma, dll.
GENOGRAM
Keterangan :
: Laki-laki : Perempuan
: Klien : Meninggal
4) Keadaan Kesehatan Lingkungan
Menurut pengakuan klien, merasa nyaman dengan lingkungan fisik maupun
sosialnya. Klien tinggal di pedesaan. Rumah klien bersifat permanen dengan lantai
keramik. Luas rumah kurang lebih 80 m2 yang terdiri dari 2 kamar tidur, ruang
tamu, ruang keluarga, dapur dan kamar mandi. Ventilasi dan pencahayaan rumah
melalui jendela kaca yang bisa dibuka tutup. Sumber air minum dari sumur pompa,
sarana pembuangan air limbah menggunakan septik tank.
5) Riwayat Kesehatan Lainya
Tidak ada riwayat penggunaan narkotikapsikotropika dan zat adiktif.
3. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan Umum :
Klien tampak lemah dan lesu, kesadaran composmentis GCS 15 (E4V5M6)
2) Tanda-tanda Vital :
Suhu : 36,8 o C
Nadi : 112 x/menit
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Respirasi : 28 x/menit
3) Pengkajian
a. Pemeriksaan Fisik
1. Sistem Pengindaran
a Penglihatan
Konjungtiva kedua mata ananemis, sklera kedua mata anikterik, reflex
cahaya (+), reflex kornea (+), ptosis (-), distribusi kedua alis merata, tajam
penglihatan normal, strabismus (-), lapang pandang pada kedua mata
masih dalam batas normal, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan pada
kedua mata.
b Penciuman
Fungsi penciuman baik ditandai dengan klien dapat membedakan bau
kopi dan kayu putih.
c Pendengaran
Tidak ada lesi pada kedua telinga, tidak ada serumen, fungsi
pendengaran pada kedua telinga baik ditandai dengan klien dapat
menjawab pertanyaan tanpa harus diulang, tidak ada nyeri tekan pada
kedua tulang mastoid, tidak ada nyeri tekan pada tragus, tidak ada massa
pada kedua telinga.
d Pengecapan/Perasa
Fungsi pengecapan baik, klien dapat membedakan rasa manis, asam,
asin dan pahit.
e Peraba
Klien dapat merasakan sentuhan ketika tangannya dipegang, klien
dapat merasakan sensasi nyeri ketika dicubit.
2. Sistem Pernafasan
Mukosa hidung merah muda, lubang hidung simetris, tidak ada lesi
pada hidung, polip (-), keadaan hidung bersih, sianosis (-), tidak ada nyeri
tekan pada area sinus, tidak ada lesi pada daerah leher dan dada, tidak ada
massa pada daerah leher, bentuk dada simetris, pergerakan dada simetris, tidak
tampak pernapasan cuping hidung, tidak ada retraksi intercosta, tidak ada
nyeri tekan pada daerah leher dan dada, Pola nafas reguler dengan bunyi
nafas vesikuler.
3. Sistem Pencernaan
Keadaan bibir simetris, mukosa bibir lembab, stomatitis (-), tidak ada
gigi tanggal atau berlubang, tidak ada gigi palsu, lidah berwarna merah muda,
tidak ada nyeri saat menelan, distensi abdomen (+), tampak spider nevi,
bising usus 15 x / menit, nyeri tekan (+), tympani pada perkusi
4. Sistem Kardiovaskuler
Tidak ada peningkatan JVP, Capillary Refill Time (CRT) < 2 detik,
bunyi perkusi dullness pada daerah ICS 2 lineasternal dekstra dan sinistra,
terdengar jelas bunyi jantung S1 pada ICS 4 lineasternal sinistra dan bunyi
jantung S2 pada ICS 2 lineasternal sinistra, tidak ada bunyi tambahan,
frekuensi nadi cepat, irama reguler.
5. Sistem Urinaria
Terpasang kateter, tidak ada keluhan nyeri atau sulit BAK, tidak
terdapat distensi pada kandung kemih, tidak ada nyeri tekan pada daerah supra
pubis, tidak ada lesi.
6. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada tremor, tidak ada
tanda kretinisme dan tidak ada tanda gigantisme.
7. Sistem Muskuloskeletal
a) Ekstremitas Atas
Kedua tangan dapat digerakkan, reflek bisep dan trisep positif pada
kedua tangan. ROM (range of motion) pada kedua tangan maksimal, tidak
ada atrofi otot kedua tangan, terpasang infuse pada tangan kiri.
b) Ekstremitas Bawah
Kedua kaki bisa digerakkan, edema +1 pada kedua kaki, reflek patella
(+), reflek babinski (-).
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Keterangan :
Skala 0 : Paralisis berat
Skala 1 : Tidak ada gerakkan, teraba / terlihat adanya kontraksi
otot sedikit
Skala 2 : Gerakan otot penuh menentang gravitasi
Skala 3 : Rentang gerak lengkap / normal menentang gravitasi
Skala 4 : (jari pergelangan tangan dan kaki, siku dan lutut, bahu
dan panggul) gerakan otot penuh sedikit tekanan
Skala 5 : (jari, pergelangan tangan dan kaki, siku dan lutut, bahu
dan panggul) gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan
penahanan penuh
8. Sistem Reproduksi
Pertumbuhan payudara (+), tidak ada lesi, tidak ada benjolan pada
payudara. Klien mengalami haid pertama pada usia 13 tahun, siklus
haid 28 hari, tidak ada nyeri haid, klien sudah menikah dan
mempunyai 1 orang anak.
9. Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, keadaan kulit kepala bersih, rambut
tumbuh merata, turgor kulit baik, kuku pendek dan bersih.
10. Sistem Persyarafan
Orientasi klien terhadap orang, tempat dan waktu baik.
a) Nervus I (Olfaktorius)
Fungsi penciuman hidung baik, terbukti klien dapat membedakan
bau-bauan.
b) Nerfus II (Optikus)
Fungsi penglihatan baik, klien dapat membaca koran pada jarak
sekitar 30 cm.
c) Nerfus III (Oculomotorius)
Reflek pupil mengecil sama besar pada saat terkena cahaya, klien
dapat menggerakkan bola matanya ke atas.
d) Nerfus IV (Tochlearis)
Klien dapat menggerakkan bola matanya kesegala arah.
e) Nerfus V (Trigeminus)
Klien dapat merasakan sensasi nyeri dan sentuhan.
f) Nerfus VI (Abdusen)
Klien dapat menggerakkan matanya ke kanan dan ke kiri.
g) Nerfus VII (Facialis)
Klien dapat menutup kedua mata, menggerakkan alis dan dahi, klien
dapat tersenyum, ada rangsangan nyeri saat dicubit.
h) Nerfus VIII (Aksutikus)
Fungsi pendengaran baik, klien dapat menjawab pertanyaan perawat
tanpa diulang.
i) Nerfus IX (Glosofaringeal)
Fungsi pengecapan baik, klien dapat membedakan rasa manis, asam,
asin dan pahit.
j) Nerfus X (Vagus)
Reflek menelan baik.
k) Nerfus XI (Asesorius)
Leher dapat digerakkan ke segala arah, klien dapat menggerakkan
bahunya.
l) Nerfus XII (Hipoglosus)
Klien dapat menggerakkan dan menjulurkan lidahnya.
b. Pola Aktifitas Sehari-hari
1. Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat
Klien berpandangan bahwa sehat itu sangat berharga karena saat sakit
ia tidak dapat melakukan aktivitas dengan bebas. Klien berusaha untuk
selalu berperilaku hidup sehat seperti cuci tangan sebelum makan dan gosok
gigi sebelum tidur dan sesudah makan, mengkonsumsi makanan bergizi serta
tidak menyalahgunakan obat-obatan.
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Dirumah : klien tidak mau makan karena mual, minum sebanyak
± 5-5 gelas/hari, terbiasa minum ai putih, tidak ada kesulitan menelan,
klien tidak pernah diet khusus , postur tubuh kurus, tidak ada riwayat
alergi makanan.
Di rumah sakit : klien makan teratur 3 x/hari, tetapi porsi makan
tidak dihabiskan hanya 1-2 sendok makan dari menu yang disajikan
dengan alasan ada rasa mual dan tidak napsu makan.
3. Pola Eliminasi
Di rumah : klien BAB teratur 1 kali setiap hari, sudah 2 hari di
rumah sakit klien belum BAB, flatus (+), BAK melalui catheter,
warna urin kekuningan, jumlah ± 500 cc. Di rumah sakit klien
menggunakan obat-obat untuk memperlancar BAB.
4. Pola Aktifitas dan Latihan
Di Rumah Sakit sehari-hari hanya berbaring di tempat tidur. Di rumah
klien setiap hari rajin ke sawah. Penggunaan alat bantu (-), tidak ada
kesulitan gerak.
Di rumah klien tidur jam 22.00 sampai dengan jam 04.30 dan jarang
tidur siang. Di Rumah sakit klien tidur jam 22.00 sampai dengan 05.00,
gangguan tidur (+) karena ketidaknyamanan pada perut.
5. Pola Kognitif dan Perseptual
Klien dapat melihat dengan baik, klien mampu melihat dengan
jelas tulisan dari jarak kurang lebih 30 cm. Indra perasa klien juga
berfungsi baik, klien dapat mengecap rasa asin, asam, manis dan pahit.
Klien mengetahui penyakitnya dengan bertanya kepada dokter dan
perawat, klien dapat menyebutkan bahwa penyakit yang dideritanya adalah
penyakit liver.
6. Persepsi dan Konsep Diri
Klien merasakan sakitnya sebagai sebuah stressor dan menganggapnya
sebagai sesuatu yang harus diselesaikan. Secara lengkap konsep diri klien
dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Body image / gambaran diri
Klien mengatakan menerima dengan keadaan tubuhnya walaupun
merasa cemas karena perutnya buncit.
b) Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah,
berkumpul dengan keluarganya dan kembali bekerja.
c) Harga diri
Sejak sakit klien merasa tidak berdaya, semua kebutuhan klien
banyak dibantu oleh keluarganya serta perawat sehingga klien merasa
sangat diperhatikan.
d) Identitas diri
Klien mampu menyebutkan nama, umur, pekerjaan dan lain-lain
pada saat dilakukan pengkajian.
e) Peran diri
Klien adalah seorang ibu rumah tangga dengan 1 orang anak dan
merasa dengan kondisi sakitnya klien tidak dapat menjalankan perannya.
7. Pola Hubungan dan Peran
Klien adalah anak ke 2 dari lima bersaudara. Klien sudah menikah dan
mempunyai 1 orang anak, hubungan klien dengan anggota keluarga, saudara
dan dengan lingkungan tempat tinggal klien baik. Klien juga kooperatif
terhadap dokter dan perawat.
8. Pola Reproduksi Seksual
Klien merasa sebagai seorang wanita dan ibu rumah tangga yang
telah mempunyai 1 orang anak.
9. Pola Penanggulangan Stress
Klien merasa lelah dengan kondisi sakitnya, namun klien selalu
menganggap masalah sebagai suatu cobaan hidup yang harus dijalaninya,
klien berpandangan bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Setiap
ada masalah selalu dimusyawarahkan dalam keluarga.
10. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Di lingkungan tempat tinggalnya terdapat kepercayaan
masyarakat yang berpandangan bahwa ketika sakit tidak boleh
keramas, memotong rambut dan kuku (pamali), dan apabila ada luka
tidak boleh mengkonsumsi makanan yang anyir-anyir.
11. Personal Higiene
Di Rumah Sakit klien mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari,
keramas belum pernah tetapi rambut klien tampak bersih, gunting kuku juga
belum pernah karena kukunya masih pendek. Semua aktivitas personal
hygiene dilakukan dengan bantuan keluarga.
12. Ketergantungan
Klien tidak mempunyai riwayat ketergantungan terhadap obat-obat
tertentu, termasuk alkohol,dan zat adiktif lainya.
c. Aspek Psikologis
Klien dan keluarga selalu menanyakan tentang kondisi penyakitnya,
apakah penyakitnya dapat disembuhkan, berapa lama penyakitnya akan
sembuh sehingga klien bisa beraktivitas seperti biasanya, klien juga selalu
menanyakan tindakan yang dilakukan. Ekspresi wajah klien tampak lesu.
d. Aspek Sosial/Interaksi
Hubungan klien dengan anggota keluarga, saudara dan dengan lingkungan
tempat tinggal klien baik. Klien juga kooperatif terhadap dokter dan perawat.
e. Aspek Spiritual
Klien beragama islam dan meyakini bahwa sakitnya merupakan
cobaan dari Allah SWT, sehingga klien merasa yakin bahwa dirinya akan
sembuh. Sebelum sakit klien selalu menunaikan kewajiban shalat 5 waktu,
namun setelah sakit klien merasa ada hambatan untuk menunaikan
kewajiban sholatnya, namun klien selalu berdoa agar cepat diberi
kesembuhan.
4. DIAGNOSTIC TEST
A. Laboratorium tanggal 15/01/2013
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL ANALISA
GDS 56 < 150 Rendah
HB 10,7 12-18 Normal
Leukosit 3.600 4000-10.000 Rendah
LED 86 0-20 Tinggi
PCV 33 37-48 Normal
Trombosit 159.000 150.000-300.000 Normal
Cholesterol total 102 150-220 Normal
HDL cholesterol 10 >60 Rendah
Trigliserida 23 <150 Normal
Creatinin 0,5 0,8-1,5 Normal
Asam urat 4,2 2-7,0 Normal
SGOT 81 s/d 29 Tinggi
SGPT 60 s/d 29 Tinggi
Albumin 1,2 4,5-6 rendah
Bilirubin indirek 0,3 0,4-0,7 Normal
HbsAg Negatif Negatif Normal
B. Radiologi
Rontgen : -
USG : -
EKG : -
C. TERAPI :
5. ANALISA DAN SINTESA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH Data subjektif
Klien mengeluh mual dan tidak napsu makan
Data objektif Porsi makan 1-2
sendok dari menu yang disajikan.
Klien tampak lemah dan lesu
GDS : 56 gr%
Peradangan/fibrosis pada hati
Gejala pada gastrointestinal
Mual, anoreksia
Perubahan nutrisi
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Data subjektif Klien mengeluh
perut buncit dan kaki bengkak
Data objektif Distensi abdomen Tampak spider
nevi Edema kaki +1 Tympani pada
perkusi Albumin : 1,2
Peradangan pada hati
Nekrosis hati
Tekanan vena porta meningkat
Asites dan edema
Kelebihan volume cairan
Kelebihan volume cairan tubuh
DATA ETIOLOGI MASALAH
No. Nama Obat Dosis Jam Cara Pemberiaan Sediaan
1 IVFD : RL 10 tts/menit Intravena Flabot2 Curcuma 2 x 1 08 - 20 Peroral Tablet3 Becom c 2 x 1 08 - 20 Peroral Tablet4 Inpepsa 3 x 1 08-20-04 Peroral Tablet5 Lasix 1 x 1 08 Intravena Ampul6 Propanolol 2x1 08-20 Peroral Tablet7 KSR 1x1 08 Per oral Tablet8 Amoksisilin 3x1 08-20-04 Peroral Tablet
Data subjektif Klien mengatakan
merasa capek dengan kondisi sakitnya
Klien merasa tidak berdaya dan tidak mampu menjalankan peranya
Data objektif Klien dan
keluarga sering bertanya apakah penyakitnya dapat disembuhkan
Klien tampak lemah dan lesu
Peradangan/fibrosis pada hati
Kegagalan fungsi hati total
Terminal illnes
Ancaman kematian
Stresor psikis
Koping tidak epektif
Respon maladaptif
Risiko tinggi koping individu dan keluarga
tidak efektif
Subyektif : Klien mengeluh
tidak tahu tentang pengelolaan penyakitnya
Obyektif : Klien sering
bertanya mengenai keadaan penyakitnya
Klien sering mengulang pertanyaan yang sama
Kurang informasi
Keterbatasan kognitif
Perilaku tidak sesuai/Ungkapan verbal
dari ketidaktahuan
Kurang pengetahuan
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
dan gangguan gastrointestinal
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
4. Risiko tinggi koping individu dan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
prognosis penyakit, perubahan psikososial, perubahan persepsi kognitif,
perubahan actual dalam struktur dan fungsi, ketidakberdayaan, dan merasa tidak
ada harapan.
III. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TGLDIAGNOSA KEPERAWATAN /
DATA PENUNJANGTUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN
RENCANA TINDAKAN RASIONAL PARAF
08/02/2013 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi, yang ditandai dengan : Data subjektif
Klien mengeluh perut buncit dan kaki bengkak
Data objektif Distensi abdomen Tampak spider nevi Edema kaki +1 Tympani pada perkusi Albumin : 1,2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 X 24 jam keseimbangan cairan tercpai, dengan kriteria hasil : Tekanan darah dalam
batas normal dengan tekanan sistolik 100-120 mmHg.
Udem tungkai (-) Distensi abdomen (-) Albumin meningkat
1. Pantau tekanan darah, nadi, irama jantung, suhu dan suara nafas. Catat dan laporkan perubahannya.
2. Pantau asupan, keluaran dan berat jenis urine setiap 8 jam.
3. Ukur berat badan setiap hari sebelum sarapan sesuai program dan periksa tanda-tanda resistensi cairan seperti udem
4. Berikan cairan sesuai instruksi dan pantau IV rate secara cermat.
5. Bila cairan oral diperbolehkan, bantu pasien membuat jadwal asupan cairan.
6. Berikan terapi sesuai program pengobatan dokter : Lasix 1x1 amp
7. Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien berkaitan dengan pembatasan cairan dan diet.
1. Perubahan parameter dapat mengindikasikan perubahan status cairan atau elektrolit.
2. Asupan yang melebihi haluaran dan peningkatan berat jenis urine dapat mengindikasikan retensi atau kelebihan beban cairan.
3. Untuk memberikan pembacaan yang konsisten.
4. Kelebihan cairan IV dapat memperburuk kondisi pasien.
5. Untuk memantau ascites dan melaporkan setiap perubahan yang ada.
6. Lasix menstimulasi pembentukan urine dengan meningkatkan permeabilitas tubulus ginjal terhadap air.
7. Tindakan tersebut dapat mendorong pasien, keluarga, dan teman pasien untuk berpartisipasi penuh dalam perawatan.
TGLDIAGNOSA KEPERAWATAN /
DATA PENUNJANGTUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN
RENCANA TINDAKAN RASIONAL PARAF
08/02/2013 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan gangguan gastrointestinal, yang ditandai dengan : Data subjektif
Klien mengeluh mual dan tidak napsu makan
Data objektif Klien tampak lemah Porsi makan hanya 1-2
sendok dari menu yang disajikan
GDS : 56 gr%
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam kebutuhan nutrisi terpenuhi, dengan kriteria hasil : Klien mengatakan tidak
mual Napsu makan meningkat Makan habis 1 porsi GDS meningkat
1. Beri kesempatan pasien untuk mendiskusikan alasan tidak makan.
2. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat
3. Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan
4. Observasi dan catat asupan makanan cair maupun padat.
5. Berikan penkes tentang diet hepar
6. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan atau vitamin
1. Membantu pasien mengidentifikasi penyebab gangguan makan.
2. situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.
3. Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan
4. Mengkaji zat gizi dan suplemen yang diperlukan.
5. Menjaga asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan
6. Mengandung zat yang diperlukan oleh tubuh.
08/02/2013 Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, ditandai dengan : Data subjektif
Klien mengeluh tidak tahu tentang pengelolaan penyakitnya
Data objektif Klien sering bertanya
mengenai keadaan penyakitnya
Klien sering mengulang pertanyaan yang sama
setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit klien dan keluarga mengerti tentang pengelolaan penyakitnya , dengan kriteria hasil : Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan kembali tentang penyakitnya
Mengenal kebutuhan perawatan dan pengobatan tanpa cemas
1. Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya
2. Jelaskan tentang proses penyakit (tanda dan gejala), identifikasi kemungkinan penyebab. Jelaskan kondisi tentangklien
3. Jelaskan tentang program pengobatan dan alternatif pengobantan
4. Diskusikan perubahan
1. Mempermudah dalam memberikan penjelasan pada klien
2. Meningkatan pengetahuan dan mengurangi cemas
3. Mempermudah intervensi
4. Mencegah keparahan
gaya hidup yang mungkin digunakan untuk mencegah komplikasi
5. Diskusikan tentang terapi dan pilihannya
penyakit
5. Memberi gambaran tentang pilihan terapi yang bisa digunakan
08/02/2013 Risiko tinggi koping individu dan keluarga tidak efektif berhubungan dengan prognosis penyakit, perubahan psikososial, perubahan persepsi kognitif, perubahan actual dalam struktur dan fungsi, ketidakberdayaan, dan merasa tidak ada harapan, ditandai dengan : Data subjektif
Klien mengatakan merasa capek dengan kondisi sakitnya
Klien merasa tidak berdaya dan tidak mampu menjalankan peranya
Data objektif Klien dan keluarga sering
bertanya apakah penyakitnya dapat disembuhkan
Klien tampak lemah dan lesu
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam mekanisme koping efektif, dengan kriteria hasil : Mampu menyatakan/
mengomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang sedang terjadi,
Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi
mengakui dan menggabungkan perubahan kedalam konsep diri dengan cara yang akurat.
1. Identifikasi kecemasan klien tentang penyakitnya dan koping mekanisme
2. Jelaskan pada klien tentang penyakit dan proses penyembuhanya
3. Ajak klien untuk kooperatif dengan penatalaksanaa medis dan perawatan
4. Anjurkan klien dan ajak keluarga untuk selalu mendukung klien dan selalu berdoa kepada ALLAH SWT.
1. Mengetahui koping efektif klien
2. Pengetahuan yang baik mengurangi tingkat kecemasan
3. Kerjasama positif untuk program perawatan
4. Dukungan spiritual yang tertinggi
IV. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL JAMNO. DX
KEPERAWATANTINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PARAF
08/02/2013 14.30 1 1. Memantau dan mencatat tekanan darah, nadi, irama jantung, suhu dan suara nafas.
2. Memantau intake dan output setiap 8 jam.
3. Memeriksa tanda-tanda resistensi cairan.4. Memantau IV rate.5. Memberikan obat : Lasix 1 ampul IV dan
KSR 1 tablet peroral.
1. TD : 120/80 mmHg , P : 112 x/menit , R : 28 x/menit , S :36,8oC , irama jantung regular, tidak ada krakels atau ronkhi.
2. Intake oral 300 ml, IVFD RL 400 ml, volume urine 300 ml.
3. Asites (+), edema tungkai +14. IV rate 10 gtt/menit.5. Pasien mengatakan tidak ada keluhan ketika
obat disuntikkan melalui slang infuse.
08/02/2013 15.00 2 1. Berdiskusi dengan pasien alasan tidak menghabiskan porsi makannya.
2. Mengamati, menanyakan dan mencatat makanan yang dikonsumsi sejak tadi pagi.
3. Memberikan terapi sesuai advis dokter : Curcuma 1 tablet peroral Becom c 1 tablet peroral Inpepsa 1 tablet peroral
1. Pasien mengatakan bahwa ia merasa mual ketika makan makanan yang disajikan.
2. Porsi makan hanya 1-2 sendok makan
3. Pasien mengatakan tidak ada keluhan ketika minum obat.
08/02/2013 14.00 3 1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengaturan diet hati pada sirosis hepatis, yang meliputi : Tujuan diet hati Syarat diet hati Jenis diet hati Jenis makanan yang dianjurkan dan jenis
makanan yang harus dihindarkan
1. Setelah diberikan Penkes 1x30 menit, klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali tentang pengertian gagal jantung, tujuan diet, syarat diet, dan jenis diet dan jenis makanan yang dapat dikonsumsi dan jenis makanan yang harus dihindarkan.
TGL JAMNO. DX
KEPERAWATANTINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PARAF
08/02/2013 16.00 4 1. Mengidentifikasi kecemasan klien tentang penyakitnya dan koping mekanisme
2. Menjelaskan pada klien tentang penyakit dan proses penyembuhanya
3. Mengajak klien untuk kooperatif dengan penatalaksanaa medis dan perawatan
4. Menganjurkan klien dan ajak keluarga untuk berdoa kepada ALLAH SWT
1. Klien masih bertanya apakah lukanya masih basah, dan takut dioperasi
2. Klien mendengarkan dan bertanya masih lamakah penyembuhan lukanya
3. Klien kooperatif
4. Klien mengatkan selalu berdoa kepada ALLAH SWT dalam sholatnya untuk kesembuhanya.
V. CATATAN PERKEMBANGAN
TGL JAMNO. DX
KEPERAWATANEVALUASI PARAF
08/02/2013 14.30
15.00
1
2
Subyektif : Klien mengatakan perut buncit dan kaki bengkak
Obyektif : Asites (+), Spider nevi (+), Udema tungkai (+1), TD : 120/80 mmHg, Nadi 112 x/menit,
R 28 x/menit, suhu 36,8 oC, irama jantung regulerAnalisa :
Masalah belum teratasiPlanning :
1. Pantau tekanan darah, nadi, irama jantung, suhu dan suara nafas. Catat dan laporkan perubahannya.
2. Pantau asupan, keluaran dan berat jenis urine setiap 8 jam.3. Ukur berat badan setiap hari sebelum sarapan sesuai program dan periksa tanda-tanda resistensi
cairan seperti udem 4. Berikan cairan sesuai instruksi dan pantau IV rate secara cermat.5. Bila cairan oral diperbolehkan, bantu pasien membuat jadwal asupan cairan.6. Berikan terapi sesuai program pengobatan dokter : Lasix 1x1 amp7. Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien berkaitan dengan pembatasan cairan dan diet.
Implementasi :1. Memantau dan mencatat tekanan darah, nadi, irama jantung, suhu dan suara nafas. 2. Memantau intake dan output setiap 8 jam.3. Memeriksa tanda-tanda resistensi cairan.4. Memantau IV rate.5. Memberikan obat : Lasix 1 ampul IV dan KSR 1 tablet peroral.
Evaluasi : Asites (+), edema tungkai +1 Lanjutkan intervensi
Subyektif : Klien mengatakan masih mual dan tidak napsu makan
Obyektif : Porsi makan hanya 1-2 sendok makan dari menu yang disajikan, klien tampak lemah dan lesu
Analisa :
16.00 4
Masalah belum teratasiPlanning :
1. Beri kesempatan pasien untuk mendiskusikan alasan tidak makan.2. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan
dalam keadaan hangat3. Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan 4. Observasi dan catat asupan makanan cair maupun padat.5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
Terapi gizi : Diet hati Obat-obatan atau vitamin
Implementasi :1. Berdiskusi dengan pasien alasan tidak menghabiskan porsi makannya.2. Mengamati, menanyakan dan mencatat makanan yang dikonsumsi sejak tadi pagi.3. Memberikan terapi sesuai advis dokter :
Curcuma 1 tablet peroral Becom c 1 tablet peroral Inpepsa 1 tablet peroral
Evaluasi : Klien masih mual dan tidak napsu makan , porsi makan 1-2 sendok makan Lanjutkan intervensi
Subyektif : Klien merasa capek dan tidak berdaya
Obyektif : Klien dan keluarga sering bertanya tentang kondisi klien
Analisa : Masalah belum teratasi
Planning : 1. Identifikasi kecemasan klien tentang penyakitnya dan koping mekanisme 2. Jelaskan pada klien tentang penyakit dan proses penyembuhanya3. Ajak klien untuk kooperatif dengan penatalaksanaa medis dan perawatan4. Anjurkan klien dan ajak keluarga untuk berdoa kepada ALLAH SWT
Implementasi :1. Mengidentifikasi kecemasan klien tentang penyakitnya dan koping mekanisme 2. Menjelaskan pada klien tentang penyakit dan proses penyembuhanya3. Mengajak klien untuk kooperatif dengan penatalaksanaa medis dan perawatan
4. Menganjurkan klien dan ajak keluarga untuk berdoa kepada ALLAH SWTEvaluasi : Klien tampak lemah, tak berdaya Lanjutkan intervensi
09/02/2013 14.30
15.00
1
2
Subyektif : Klien mengatakan perut buncit dan kaki bengkak
Obyektif : Asites (+), Spider nevi (+), Udema tungkai (+1), TD : 120/80 mmHg, Nadi 100 x/menit,
R 28 x/menit, suhu 36,8 oC, irama jantung regulerAnalisa :
Masalah belum teratasiPlanning :
1. Pantau tekanan darah, nadi, irama jantung, suhu dan suara nafas. Catat dan laporkan perubahannya.
2. Pantau asupan, keluaran dan berat jenis urine setiap 8 jam.3. Ukur berat badan setiap hari sebelum sarapan sesuai program dan periksa tanda-tanda resistensi
cairan seperti udem 4. Berikan cairan sesuai instruksi dan pantau IV rate secara cermat.5. Bila cairan oral diperbolehkan, bantu pasien membuat jadwal asupan cairan.6. Berikan terapi sesuai program pengobatan dokter : Lasix 1x1 amp7. Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien berkaitan dengan pembatasan cairan dan diet.
Implementasi :1. Memantau dan mencatat tekanan darah, nadi, irama jantung, suhu dan suara nafas. 2. Memantau intake dan output setiap 8 jam.3. Memeriksa tanda-tanda resistensi cairan.4. Memantau IV rate.5. Memberikan obat : Lasix 1 ampul IV dan KSR 1 tablet peroral.
Evaluasi : Asites (+), edema tungkai +1 Lanjutkan intervensi
Subyektif : Klien mengatakan masih mual dan tidak napsu makan
16.00 4
Obyektif : Porsi makan hanya 1-2 sendok makan dari menu yang disajikan, klien tampak lemah dan lesu
Analisa : Masalah belum teratasi
Planning : 1. Beri kesempatan pasien untuk mendiskusikan alasan tidak makan.2. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan
dalam keadaan hangat3. Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan 4. Observasi dan catat asupan makanan cair maupun padat.5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
Terapi gizi : Diet hati Obat-obatan atau vitamin
Implementasi :1. Berdiskusi dengan pasien alasan tidak menghabiskan porsi makannya.2. Mengamati, menanyakan dan mencatat makanan yang dikonsumsi sejak tadi pagi.3. Memberikan terapi sesuai advis dokter :
Curcuma 1 tablet peroral Becom c 1 tablet peroral Inpepsa 1 tablet peroral
Evaluasi : Klien masih mual dan tidak napsu makan , porsi makan 1-2 sendok makan Lanjutkan intervensi
Subyektif : Klien merasa capek dan tidak berdaya
Obyektif : Klien dan keluarga sering bertanya tentang kondisi klien
Analisa : Masalah belum teratasi
Planning : 1. Identifikasi kecemasan klien tentang penyakitnya dan koping mekanisme 2. Jelaskan pada klien tentang penyakit dan proses penyembuhanya3. Ajak klien untuk kooperatif dengan penatalaksanaa medis dan perawatan4. Anjurkan klien dan ajak keluarga untuk berdoa kepada ALLAH SWT
Implementasi :
1. Mengidentifikasi kecemasan klien tentang penyakitnya dan koping mekanisme 2. Menjelaskan pada klien tentang penyakit dan proses penyembuhanya3. Mengajak klien untuk kooperatif dengan penatalaksanaa medis dan perawatan4. Menganjurkan klien dan ajak keluarga untuk berdoa kepada ALLAH SWT
Evaluasi : Klien tampak lemah, tak berdaya Lanjutkan intervensi
VI. EVALUASI
TGL JAM NO. DX EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN10/02/2013 14.30
15.00
1
2
Subyektif : Klien mengatakan perut masih buncit dan kaki bengkak
Obyektif : Asites (+), Spider nevi (+), Udema tungkai (+1), TD : 120/80 mmHg, Nadi 100 x/menit,
R 28 x/menit, suhu 36,8 oC, irama jantung regulerAnalisa :
Masalah belum teratasiPlanning :
Lanjutkan intervensi1. Pantau tekanan darah, nadi, irama jantung, suhu dan suara nafas. Catat dan laporkan
perubahannya.2. Pantau asupan, keluaran dan berat jenis urine setiap 8 jam.3. Ukur berat badan setiap hari sebelum sarapan sesuai program dan periksa tanda-tanda resistensi
cairan seperti udem 4. Berikan cairan sesuai instruksi dan pantau IV rate secara cermat.5. Bila cairan oral diperbolehkan, bantu pasien membuat jadwal asupan cairan.6. Berikan terapi sesuai program pengobatan dokter : Lasix 1x1 amp7. Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien berkaitan dengan pembatasan cairan dan diet.
Subyektif : Klien mengatakan masih mual dan tidak napsu makan
Obyektif : Porsi makan hanya 1-2 sendok makan dari menu yang disajikan, klien tampak lemah dan lesu
Analisa : Masalah belum teratasi
Planning : Lanjutkan intervensi
1. Beri kesempatan pasien untuk mendiskusikan alasan tidak makan.2. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan
dalam keadaan hangat3. Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan 4. Observasi dan catat asupan makanan cair maupun padat.5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
Terapi gizi : Diet hati
16.00 4
Obat-obatan atau vitamin
Subyektif : Klien merasa capek dan tidak berdaya
Obyektif : Klien dan keluarga sering bertanya tentang kondisi klien
Analisa : Masalah belum teratasi
Planning : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi kecemasan klien tentang penyakitnya dan koping mekanisme 2. Jelaskan pada klien tentang penyakit dan proses penyembuhanya3. Ajak klien untuk kooperatif dengan penatalaksanaa medis dan perawatan4. Anjurkan klien dan ajak keluarga untuk berdoa kepada ALLAH SWT
Recommended