Download pptx - Tinea Korporis

Transcript

Laporan Kasus

Pembimbing:dr. Heryanto Syamsudin, Sp. KK

Disusun Oleh:Noviana Delima0961050109Kepaniteraan Klinik Kulit dan KelaminFakultas Kedokteran Universitas Kristen IndonesiaJakarta 2015

Laporan KasusTinea Korporis

Laporan KasusIdentitas PasienNama: Ny KJenis kelamin: PerempeuanUmur: 54 thnStatus perkawinan: sudah menikahBangsa : IndonesiaAgama: IslamPekerjaan: Ibu rumah tanggaTanggal pemeriksaan: 30 Desember 2014

AnamnesisAnamnesis dilakukan di Poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pelabuhan Tanjung Priok pada tanggal 30 Desember 2014 secara autoanamnesis.

Keluhan Utama:perubahan warna kulit menjadi putih dengan tepi yang berwarna merah pada daerah tangan kiri dan pipi kanan

Keluhan Tambahan: -rasa gatal pada daerah yang mengalami perubahan warna

Riwayat penyakit sekarangPasien datang dengan keluhan perubahan warna kulit menjadi putih dengan tepi yang berwarna merah pada daerah tangan kiri dan pipi kanan,awalnya terjadi perubahan warna kulit menjadi putih hanya pada tangan,menurut pasien sudah bepuluh-puluh tahun keluhan tersebut dialami,awalnya kecil lama kelamaan melebar.pasien juga mengatakan pernah merasa gatal saat awal munculnya perubahan warna kulit.Sekitar 1 tahun yang lalu pasien pasien mengatakan mulai timbul perubahan warna kulit yang sama pada samping bibir kanan dan membesar ke darah pipi.pasien juga merasa gatal.pasien menggunakan minyak kayu putih untuk digosok,tepi keluhan tidak berkurangRiwayat penyakit dahuluRiwayat alergi disangkal.

Riwayat penyakit keluargaKeluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama.

Status Generalis30 desember 2014Kesadaran: kompos mentis Keadaan umum: tampak sakit ringanJantung: T.A.K.Paru: T.A.K.Abdomen : T.A.K.KGB : T.A.K.Integumen: (di status dermatologi)

Status dermatologi

Tampak lesi bulat,berbatas tegas,tersebar difus,terdiri atas eritema,skuama,tepi menonojol.bagian tengah tenang, permukaan datar Status dermatologi

Tampak lesi bulat,berbatas tegas,tersebar difus,terdiri atas eritema,skuama,tepi menonojol.bagian tengah tenang, permukaan datar EFLORESENSIJenisPrimer :Makula eritema,Sekunder : skuama LokasiLengan kiri dan pipi bagian kananDistribusidifusSusunanSirsinarBentukBulatUkuran

TepiTidak teratur,aktifBatassirkumskripPermukaanDatar, kasarBagian tengahtenang,tidak ada central healing11Pemeriksaan penunjangTidak dilakukan pada pasien ini. Pemeriksaan anjuran : pemeriksaan KOH

ResumePerempuan 54 tahun datang dengan keluhan perubahan warna kulit menjadi putih dengan tepi yang berwarna merah pada daerah tangan kiri dan pipi kanan,awalnya terjadi perubahan warna kulit menjadi putih hanya pada tangan,menurut pasien sudah bepuluh-puluh tahun keluhan tersebut dialami,awalnya kecil lama kelamaan melebar.pasien juga mengatakan pernah merasa gatal saat awal munculnya perubahan warna kulit.

Sekitar 1 tahun yang lalu pasien pasien mengatakan mulai timbul perubahan warna kulit yang sama pada samping bibir kanan dan membesar ke darah pipi.pasien juga merasa gatal.pasien menggunakan minyak kayu putih untuk digosok,tepi keluhan tidak berkurang

TatalaksanaNon-medikamentosa Gunakan handuk sendiriJangan gunakan handuk,baju atau benda lainnya secara bergantianCuci baju dan handuk yang terkontaminasi jamur dengan air panas. Bersihkan kulit setiap hari menggunakan sabun dan air.Hindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.

TatalaksanaMedikamentosaTopikal: imidazole selama 3-4 minggu

Sistemik:Griseofulvin 500-1000 mg/hariPrognosis

Tinjauan Pustaka Tinea korporisDefinisiTinea korporis adalah dermatofitosis pada kulit yang tidak berambut (glabrous skin) kecuali telapak tangan, telapak kaki, dan paha.Dermatofitosis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu Epidermophyton, Mycrosporum dan Trycophyton.Terdapat lebih dari 40 spesies dermatofita yang berbeda, yang menginfeksi kulit dan salah satu penyakit yang disebabkan jamur golongan dermatofita adalah tinea korporis.

Impetigo adalah suatu infeksi/peradangan pada kulit yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri penyebabnya dapat satu atau kedua dari Staphylococcus aureus dan Streptococcus hemoliticus grup A (Streptococcus pyogenes). Impetigo menyerang lapisan superfisial dan paling sering menyerang anak, namun tidak menutup kemungkinan usia dewasa juga bisa terkena. Impetigo mempunyai dua gambaran klinis, impetigo krustosa dan impetigo bulosa19EpidemiologiPrevalensi infeksi jamur superfisial di seluruh dunia diperkirakan menyerang 20-25% populasi dunia dan merupakan salah satu bentuk infeksi kulit tersering. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia yang dapat menyerang semua ras dan kelompok umur sehingga infeksi jamur superfisial ini relatif sering terkena pada negara tropis (iklim panas dan kelembaban yang tinggi) dan sering terjadi eksaserbasi EtiologiDermatofitosis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu Epidermophyton, Mycrosporum dan Trycophyton.Terdapat lebih dari 40 spesies dermatofita yang berbeda, yang menginfeksi kulit dan salah satu penyakit yang disebabkan jamur golongan dermatofita adalah tinea korporisPatofisiologiInfeksi Dermatofita diawali dengan perlekatan jamur atau elemen jamur yang dapat tumbuh dan berkembang pada stratum korneum. Pada saat perlekatan, jamur dermatofita harus tahan terhadap rintangan seperti sinar ultraviolet variasi temperatur dan kelembaban, kompetensi dengan flora normal, spingosin dan asam lemak. Kerusakan stratum korneum, tempat yang tertutup dan maserasi memudahkan masuknya jamur ke epidermis.Masuknya dermatofita ke epidermis menyebabkan respon imun pejamu baik respon imun nonspesifik maupun respon imun spesifik. Respon imun nonspesifik merupakan pertahanan lini pertama melawan infeksi jamur. Mekanisme ini dapat dipengaruhi faktor umum, seperti gizi, keadaan hormonal, usia, dan faktor khusus seperti penghalang mekanik dari kulit dan mukosa, sekresi permukaan dan respons radang.

Respons radang merupakan mekanisme pertahanan nonspesifik terpenting yang dirangsang oleh penetrasi elemen jamur. Terdapat 2 unsur reaksi radang, yaitu pertama produksi sejumlah komponen kimia yang larut dan bersifat toksik terhadap invasi organisme. Komponen kimia ini antara lain ialah lisozim,sitokin,interferon,komplemen, dan protein fase akut. Unsur kedua merupakan elemen seluler,seperti netrofil, dan makrofag, dengan fungsi utama fagositosis, mencerna, dan merusak partikel asing. Makrofag juga terlibat dalam respons imun yang spesifik. Sel-sel lain yang termasuk respons radang nonspesifik ialah basophil, sel mast, eosinophil, trombosit dan sel NK (natural killer). Neutrofil mempunyai peranan utama dalam pertahanan melawan infeksi jamur

Imunitas spesifik membentuk lini kedua pertahanan melawan jamur setelah jamur mengalahkan pertahanan nonspesifik. Limfosit T dan limfosit B merupakan sel yang berperan penting pada pertahanan tubuh spesifik. Sel-sel ini mempunyai mekanisme termasuk pengenalan dan mengingat organism asing, sehingga terjadi amplifikasi dari kerja dan kemampuannya untuk merspons secara cepat terhadap adanya presentasi dengan memproduksi antibodi, sedangkan limfosit T berperan dalam respons seluler terhadap infeksi. Imunitas seluler sangat penting pada infeksi jamur. Kedua mekanisme ini dicetuskan oleh adanya kontak antara limfosit dengan antigenManifestasi KlinisGambaran klinis dimulai dengan lesi bulat atau lonjong dengan tepi yang aktif dengan perkembangan kearah luar, bercak-bercak bisa melebar dan akhirnya memberi gambaran yang polisiklik,arsinar,dan sirsinar. Pada bagian pinggir ditemukan lesi yang aktif yang ditandai dengan eritema, adanya papul atau vesikel, sedangkan pada bagian tengah lesi relatif lebih tenang. Tinea korporis yang menahun, tanda-tanda aktif menjadi hilang dan selanjutnya hanya meninggalkan daerah hiperpigmentasi saja.Gejala subyektif yaitu gatal, dan terutama jika berkeringat dan kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan

PemeriksaanSelain dari gejala khas tinea korporis, diagnosis harus dibantu dengan pemeriksaan laboratorium antara lain pemeriksaan mikroskopis, kultur, pemeriksaan lampu wood, biopsi dan histopatologi, pemeriksaan serologi, dan pemeriksaan dengan menggunakan PCR.Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan membuat preparat langsung dari kerokan kulit, kemudian sediaan dituangi larutan KOH 10%. Sesudah 15 menit atau sesudah dipanaskan dengan api kecil, dilihat di bawah mikroskop. Pemeriksaan ini memberikan hasil positif hifa ditemukan hifa (benang-benang) yang bersepta atau bercabang, selain itu tampak juga spora berupa bola kecil sebesar 1-3

Kultur dilakukan dalam media agar sabaroud pada suhu kamar (25-30C),kemudian satu minggu dilihat dan dinilai apakah ada pertumbuhan jamur. Spesies jamur dapat ditentukan melalui bentuk koloni, bentuk hifa dan bentuk sporaPemeriksaan lampu wood adalah pemeriksaan yang menggunakan sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 365 nm. Sinar ini tidak dapat dilihat. Bila sinar ini diarahkan ke kulit yang mengalami infeksi oleh jamur dermatofita tertentu, sinar ini akan berubah menjadi dapat dilihat dengan memberi warna (fluoresensi). Beberapa jamur yang memberikan fluoresensi yaitu M.canis, M.audouini, M.ferrugineum dan T.schoenleinii

Diagnosis BandingEritema Anulare sentrifugumEksema numularGranuloma anularePsoriasisDermatitis seboroikPitiriasis roseaLiken planus dan dermatitis kontkTatalaksanaNon-medikamentosaa.Gunakan handuk tersendiri untuk mengeringkan bagian yang terkena infeksi atau bagian yang terinfeksi dikeringkan terakhir untuk mencegah penyebaran infeksi ke bagian tubuh lainnya. b.Jangan mengunakan handuk, baju, atau benda lainnya secara bergantian dengan orang yang terinfeksi. c.Cuci handuk dan baju yang terkontaminasi jamur dengan air panas untuk mencegah penyebaran jamur tersebut.

d.Bersihkan kulit setiap hari menggunakan sabun dan air untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran agar jamur tidak mudah tumbuh. e.Jika memungkinkan hindari penggunaan baju dan sepatu yang dapat menyebabkan kulit selalu basah seperti bahan wool dan bahan sintetis yang dapat menghambat sirkulasi udara.f.Sebelum menggunakan sepatu, sebaiknya dilap terlebih dahulu dan bersihkan debu-debu yang menempel pada sepatu. g.Hindari kontak langsung dengan orang yang mengalami infeksi jamur. Gunakan sandal yang terbuat dari bahan kayu dan kare

TatalaksanaMEDIKAMENTOSAPengobatan Topikal obat-obat derivate imidazole dan alilamin dapat digunakan untuk mengatasi masalah tinea korporis ini. Efektivitas obat yang termasuk golongan imidaol kurang lebih sama. Pemberian obat dianjurkan selama 3-4 minggu atau sampai hasil kultur negative. Selanjutnya dianjurkan juga untuk meneruskan pengobatan selama 7-10 hari setelah penyembuhan klinis dan mikologis dengan maksud mengurangi kekambuhan.Pengobatan SistemikPengobatan sistemik yang dapat diberikan pada tinea korporis adalah: GriseofulvinGriseofulvin merupakan obat sistemik pilihan pertama. Dosis untuk anak-anak 15-20 mg/kgBB/hari, sedangkan dewasa 500-1000 mg/hariKetokonazol Ketokonazol digunakan untuk mengobati tinea korporis yang resisten terhadap griseofulvin atau terapi topikal. Dosisnya adalah 200 mg/hari selama 3 minggu. Obat-obat yang relative baru seperti itrakonazol serta terbinafin dikatakan cukup memuaskan untuk pengobatan tinea korporis.

Prognosis

TERIMA KASIH