TINEA KAPITIS
DEPARTEMEN KULIT DAN KELAMIN RUMAH SAKIT KUSTA DR. RIVAI ABDULLAH
Oleh:Ayu Fitriani, S.Ked
70 2009 016
PEMBIMBING : dr.Riliani Hastuti, Sp.KK
Laporan Kasus
BAB I PENDAHULUAN
Jamur Infeksi Kulit
Kelainan jamur yang sering ditemukan adalah tinea atau ring worm. Infeksi tinea dapat mengenai kepala, Tinea
kapitis adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh jamur dermatofit
infeksi dermatofit pada kepala, alis mata dan bulu mata karena spesies
Microsporum dan Trichophyton
hygiene yang kurang sehat, adanya sumber penularan, pemakaian antibiotika, dan penyakit kronis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• Tinea kapitis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur dermatofit (biasanya berasal dari spesies Microsporum dan Trichophyton) yang terjadi pada folikel rambut kulit kepala dan kulit sekitarnya.
BAB IIILAPORAN KASUS
3.1. Identifikasi• Nama : Intan• Jenis Kelamin : Perempuan • Umur : 7 tahun• Alamat : Desa Sungai Kundur, Palembang• Tanggal kunjungan : 23 April 2013• 3.2 AnamnesisKeluhan Utama : •Bercak-bercak putih di kepala bersisik dan disertai rasa gatal sejak satu tahun yang lalu.
Keluhan Tambahan : •Rambut mudah rontok.
Riwayat Perjalanan Penyakit :•Sejak satu tahun yang lalu penderita merasakan gatal di kulit kepala. Beberapa hari setelah timbul gatal, mulai timbul bintil-bintil merah yang di kepala. Penderita mengeluh rasa gatal di kepala yang semakin sering, sehingga menyebabkan penderita sering menggaruk dan setelah itu bercak-bercak putih yang bersisik semakin menyebar dan meluas hampir di setiap sisi kulit kepala.•Penderita tidak pernah berobat sebelumnya, keluhan yang diderita hanya diatasi dengan mengganti shampo rambut secara terus menerus, namun keluhan tidak hilang.
• Sekitar 2 minggu yang lalu penderita mengeluh rambut mulai rontok. Lalu penderita datang ke Puskesmas dan disarankan untuk berobat ke RSK. Dr. Rivai Abdullah Palembang.
Riwayat Penyakit Dahulu :• Penyakit seperti ini baru pertama kali di alami pasien.• Riwayat penyakit jantung disangkal• Riwayat alergi disangkal
Riwayat Hygiene :Pasien mandi dengan air dari sumur 2 x sehari, dengan
menggunakan shampo dan sabun. Pasien menggunakan handuk dirinya sendiri. Riwayat Kontak :
Penderita mengaku dekat dengan kakaknya. Riwayat Penyakit Keluarga :Kakak penderita juga mengalami keluhan yang sama dan hanya mendapatkan pengobatan dari Puskesmas. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien tinggal bersama ayah, ibu, dan kakak, dengan penghasilan yang cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Riwayat Pengobatan :
Penderita belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya.
3.3 Pemeriksaan FisikKeadaan Umum: baikVital signKesadaran : Compos MentisTD : 110/70 mmHgNadi : x/menitSuhu : 36,5 oCRR : 20 x/menit
Status Generalisata•Kepala : •- Wajah : terdapat bercak-bercak putih yang diduga tinea vesikolor •- Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik•- Hidung : tidak ada sekret•- Telinga : tidak ada sekret •Leher : •- Pembesaran tiroid (-)•- Pembesaran KGB (-)•Thoraks : dalam batas normal•Abdomen : dalam batas normal•Ekstremitas : dalam batas normal
3.4 Status Dermatologikus•Regio cranium sekitar muara rambut terdapat makula hipopigmentasi, multipel, ukuran miliar, diskret, sebagian konfluen, pada permukaan sebagian ditutupi skuama halus. 3.5 Pemeriksaan Penunjang Dermatologis1. Pemeriksaan sinar Wood : fluoresensi kehijauan2. Pemeriksaan preparat langsung dari kerokan kulit kepala dengan KOH 10%, dapat terlihat hifa atau spora dan miselium.
3.6 Resume•Pada kasus ini didapatkan Nn. I, 7 tahun, datang dengan keluhan timbul bercak putih di kepala bersisik dan disertai rasa gatal sejak satu tahun yang lalu. Pada awalnya sejak satu tahun yang lalu penderita merasakan gatal di kulit kepala. Beberapa hari setelah timbul gatal, mulai timbul bintil-bintil merah di kepala. Penderita juga mengeluh rasa gatal di kepala yang semakin sering, sehingga menyebabkan penderita sering menggaruk dan setelah itu bercak-bercak putih yang bersisik semakin menyebar dan meluas hampir di setiap sisi kulit kepala.•Penderita tidak pernah berobat sebelumnya, keluhan yang diderita hanya diatasi dengan mengganti shampo rambut secara terus menerus, namun keluhan tidak hilang.
• Sekitar 2 minggu yang lalu penderita mengeluh rambut mulai rontok. Lalu penderita datang ke Puskesmas dan disarankan untuk berobat ke RSK. Dr. Rivai Abdullah Palembang.
• Keluhan seperti ini baru pertama kali di alami penderita. Penderita tidak memiliki riwayat alergi.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal, hanya saja pada wajah ditemukan bercak-bercak putih yang diduga tinea vesikolor. Untuk pemeriksaan dermatologikus pada regio cranium sekitar muara rambut terdapat makula hipopigmentasi, multipel, ukuran miliar, diskret, sebagian konfluen, pada permukaan sebagian ditutupi skuama halus.
3.7 Diagnosis Banding1. Tinea Kapitis2. Alopesia areata (dengan bentuk black dot), biasanya kulit tampak licin dan berwarna coklat.3. Dermatitis seboroik 4. Psoriasis 3.8 Diagnosis Klinis
Tinea Kapitis
3.9 PentalaksanaanNon medikamentosa :•Meskipun tinea kapitis tidak membahayakan atau menyebabkan kematian, tetapi bersifat residif dan kronik. Sehingga diperlukan pemberian edukasi kepada penderita tentang bagaimana tinea kapitis itu dan bagaimana menghindari faktor pencetus yaitu hygiene yang kurang sehat, adanya sumber penularan, pemakaian antibiotika, dan penyakit kronis •Penderita sebaiknya menghindari pemakaian barang bersamaan dengan keluarga atau kerabat terdekat untuk menghindari kontak penularan.
Medikantosa :1). Topikal •Mencuci kepala dan rambut dengan shampo desinfektan antimikroba seperti larutan kentomed•Salep : asam salisilat 2% + kentomed 20 gr 2). Sistemik •Griseofulvin 25 mg (2 x 1)•CTM (3 x 1)•Vit B.comp (3 x 1)
3.10 Prognosisa. quo ad vitam : bonamb. quo ad functionam : bonamc. quo ad sanationam : dubiad. quo ad cosmetica : dubia ad bonam
BAB IVPEMBAHASAN
• Tinea kapitis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur dermatofit (biasanya berasal dari spesies Microsporum dan Trichophyton) yang terjadi pada folikel rambut kulit kepala dan kulit sekitarnya.
• Tinea Kapitis (Ringworm of the scalp and hair, tinea tonsurans, herpes tonsurans) dalah infeksi dermatofit karena spesies Microsporum dan Trichophyton. Penyakitnya bervariasi dari kolonisasi subklinis non inflamasi berskuama ringan sampai penyakit yang beradang ditandai dengan produksi lesi kemerahan berskuama dan alopesia (kebotakan) yang mungkin menjadi beradang berat dengan pembentukan erupsi kerion ulseratif dalam. Ini sering menyebabkan pembentukan keloid dan skar dengan alopesia permanen. Tipe timbulnya penyakit tergantung pada interaksi pejamu dan jamur penyebab.
• Pada kasus ini didapatkan Nn. I, 7 tahun, datang dengan keluhan timbul bercak putih di kepala bersisik dan disertai rasa gatal sejak satu tahun yang lalu. Pada awalnya sejak satu tahun yang lalu penderita merasakan gatal di kulit kepala. Beberapa hari setelah timbul gatal, mulai timbul bintil-bintil merah di kepala. Penderita juga mengeluh rasa gatal di kepala yang semakin sering, sehingga menyebabkan penderita sering menggaruk dan setelah itu bercak-bercak putih yang bersisik semakin menyebar dan meluas hampir di setiap sisi kulit kepala.
• Penderita tidak pernah berobat sebelumnya, keluhan yang diderita hanya diatasi dengan mengganti shampo rambut secara terus menerus, namun keluhan tidak hilang.
• Sekitar 2 minggu yang lalu penderita mengeluh rambut mulai rontok. Lalu penderita datang ke Puskesmas dan disarankan untuk berobat ke RSK. Dr. Rivai Abdullah Palembang.
• Keluhan seperti ini baru pertama kali di alami penderita. Penderita tidak memiliki riwayat alergi.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal, hanya saja pada wajah ditemukan bercak-bercak putih yang diduga tinea vesikolor. Untuk pemeriksaan dermatologikus pada regio cranium sekitar muara rambut terdapat makula hipopigmentasi, multipel, ukuran miliar, diskret, sebagian konfluen, pada permukaan sebagian ditutupi skuama halus.
• Pada pemeriksaan penunjang dermatologis dengan pemeriksaan sinar Wood tampak fluoresensi kehijauan, sedangkan pada pemeriksaan preparat langsung dari kerokan kulit kepala dengan KOH 10%, dapat terlihat hifa atau spora dan miselium.
Anamnesis
Teori Kasus
- Tinea kapitis tersering dijumpai
pada anak-anak 3-14 tahun, jarang
pada dewasa
- Frekuensi yang sama pada pria dan
wanita
- Penderita mengeluh gatal dan
rambut rontok
- Tempat predileksi pada daerah
kulit kepala dan rambut
- Usia 7 tahun
- Wanita
- Gatal dan rambut rontok
- Daerah kulit kepala dan rambut
Tabel 4.1. Anamnesis secara teori dan kasus
Berdasarkan data tersebut, maka mengarah ke tinea kapitis. Kemudian dilakukan pengkajian lebih lanjut berdasarkan status dermatologis.
Status Dermatologis
Teori Kasus
- Tempat predileksi pada daerah
kulit kepala dan rambut
- Efloresensi :
Gray patch ring worm :
pada awalnya berupa papul-papul
merah kecil disekitar rambut. Papul
ini melebar dan membentuk bercak
yang menjadi pucat dan bersisik.
Black dot ring worm
Kerion
Tinea favosa
- Regio cranium sekitar muara rambut
terdapat makula hipopigmentasi,
multipel, ukuran miliar, diskret,
sebagian konfluen, pada permukaan
sebagian ditutupi skuama halus.
Tabel 4.2. Status dermatologis berdasarkan teori dan kasus
4.3. Diagnosis BandingI. Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik berbeda dengan tinea kapitis karena skuamanya berminyak dan kekuning-kuningan dan tempat predileksinya pada tempat seboroikII. Alopesia areata
Alopesia areata berbeda dengan tinea kapitis karena biasanya kulit tampak licin dan berwarna coklat.III. Psoriasis
Psoriasis berbeda dengan tinea kapitis karena berskuama kasar, putih transparan dan berlapis-lapis
Penatalaksanaan
Teori Kasus
a. Non medikamentosa :
b. Medikamentosa :
1) Topikal
- Mencuci kepala dan rambut
dengan shampo desinfektan
antimikroba
- asam salisilat
- salep atau krim yang dapat
menyembuhkan
2). Sistemik
- Griseofulvin yang bersifat
fungistatik
a. Non medikamentosa :
- Meskipun tinea kapitis tidak
membahayakan atau menyebabkan
kematian, tetapi bersifat residif dan kronik.
Sehingga diperlukan pemberian edukasi
kepada penderita tentang bagaimana tinea
kapitis itu dan bagaimana menghindari
faktor pencetus yaitu hygiene yang kurang
sehat, adanya sumber penularan,
pemakaian antibiotika, dan penyakit kronis
- Penderita sebaiknya menghindari
pemakaian barang bersamaan dengan
keluarga atau kerabat terdekat untuk
menghindari kontak penularan.
b. Medikantosa :
1). Topikal
- Mencuci kepala dan rambut dengan
shampo desinfektan antimikroba seperti
larutan kentomed
- Salep : asam salisilat 2% + kentomed
20 gr
2). Sistemik
- Griseofulvin 25 mg (2 x 1)
- CTM (3 x 1)
- Vit B.comp (3 x 1)
Tabel 4.3. Penatalaksanaan berdasarkan teori dan kasus
Prognosis pada pasien ini bonam. Prognosis akan baik selama pengobatan sesuai dan teratur dengan anjuran