Download docx - tekno steril

Transcript

1. Jelaskan yang dimaksud dengan sediaan steril? Jawaban : a. RPS 18tb : 1470 Steril adalah ketidakhadiran atau tidak adanya mikroorganisme yang hidup b. DOM Martin Hal 241 Steril adalah biasanya kontaminasinya dibuat sangat kecil c. SDF: 37 Steril adalah bebas dari mikroorganisme yang dipastikan pada permukaannya dengan mempengaruhi / menaklukkan suatu produk dalam proses sterilisasi yang sah, kemudian pengemasan produk dalam suatu bentuk ini menjamin penerimaan dari karakteristiknya. Istilah steril adalah suatu kemutlakan dan seharusnya tidak digunakan atau dipertimbangkan secara relatif sebagai suatu bagian atau kebanyakan steril. d. Lachman 3 : 1254 Steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini mengatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai konotasi relatif dan memungkinkan menciptakan kondisi mutlak bebas dari mikroorganisme hanya dapat diduga atas dasar proyeksi kinetis angka kematian mikroba. e. Ansel: 399 Steril adalah bebas dari pencemaran mikroba f. PTM: 120 Suatu produk steril didefinisikan dalam istilah praktis sebagai suatu bentuk yang mikroorganisme hidup tidak dapat dibebaskan ketika dimusnahkan untuk suatu prosedur pengujian sterilitas. 2. Apa yang dimaksud sediaan parenteral? Jawab: a. Menurut RPS 16,hal.369 Pemberian dosis secara berturut-turut pada interval tertentu dimana obat sama sekali tidak meninggalkan tubuh pada setiap interval pemberian dosis. Penggunaan prosedur pada pengaturan dosis ganda digunakan pada pemberian obat yang berulang-ulang dengan interval dosis yang konstan . b. Menurut SDF, bal.203 Sediaan steril yang digunakan secara berulang atau lebih dari satu kali dan dikemas dalam wadah 10 ml atau lebih dan mengandung zat antibakteri . c. Menurut History Parenteral Medication Parenteral ialah pemberian obat yang tidak melalui usus dan dengan pengertian ini tentu termasukjuga cara pemberian obat melalui mata, telinga, hidung, uretra, vagina dan kulit. Tetapi menurut pengertian umum sekarang ini yang dimaksud dengan parentral ialah sediaan yang dimasukkan kedalam tubuh melalui bawah kulit dengan pertolongan sebuah jarum . d. Scovilles Hal.190 Parenteral adalah larutan atau suspensi dari obat untuk disuntikkan dibawah atau menembus satu atau lebih lapisan kulit atau membran mukosa . e. Parrot Hal.283 Injeksi atau parenteral adalah sediaan steril yang pemberiannya menembus satu atau lebih lapisan kulit. e. Dom Martin Hal.968 melalui satu atau lebih lapisan kulit ataumembran mucus Parenteral adalah sediaan farmasi steril yang bentuk dosisnya dimaksudkan untuk pemberian dibawah f. Lachman Hal.1292 Sediaan parenteral adalah merupakan sediaan yang unik diantara bentuk obat terbagibagi, karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa ke bagian dalam tubuh g. Ansel Hal.399 Parenteral adalah sediaan dengan pemberian lewat suntikan, seperti berbagai sediaan yang diberikan dengan suntikan. Kesimpulan Parenteral dosis ganda adalah sediaan steril berupa emulsi, suspensi, larutan dan serbuk yang dihaluskan dan yang mengandung satu atau lebih zat aktif dan zat tambahan dengan volume tertentu yang penggunaanya dengan cara disuntikkan melalui lubang jarum yang runcing kedalam tubuh pada tempat tertentu dan penggunaannya lebih dari satu kali. 3. Jelaskan syarat-syarat sediaan steril Jawab a. Menurut Lachman, hal.l300 a. Zat Antibakteri Zat antibakteri dalam konsentrasi bakteriostatik harus dimasukkan dalam formulasi . produk yang dikemas dalam vial dosis ganda, dan seringkali dimasukkan dalam formulasi yang akan disterilkan dengan proses marginal atau dibuat secara aseptis. Persyaratan aktifitas, kestabilan, dan keefektifan zat antibakteri dalam preparat paranteral telah diulas dalam kertas kerja yang telah dipublikasi. b. Antioksidan Antioksidan dimasukkan dalam banyak formulasi untuk melindungi suatu zat terapeutis yang mudah mengalami oksidasi, terutama pada kondisi dipercepat dengan sterilisasi panas, dan bisa berfungsi paling tidak dengan 2 cara, yakni (1) dengan oksidasi secara istimewa (zat pereduksi) dan dengan demikian digunakan perlahanlahan, atau (2) dengan memblokir suatu reaksi rantai oksidatif dimana zat-zat tersebut biasanya tidak dikonsumsi. Disamping itu, senyawa- senyawa tertentu beraksi smergts, meningkatkan keefektifan antioksidan, terutama anti oksidan yang memblokir reaksi oksidasi. Empat golongan senyawa berguna dalam hal ini, karena membentuk kompleks dengan katalis yang jika tidak diikat akan mempercepat reaki oksidasi. Karena ada perbedaan dalam cara kerjanya, kadang-kadang digunakan kombinasi dari zat ini. c. Steril (Lachman, hal. 1292 ) Sediaan ini merupakan sediaan yang unik diantara bentuk obat-obat yang terbagi karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa kedalam bagian tubuh yang paling efisien, yakni membuat kulit dan mukosa sediaan tersebut harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari komponen toksis dan harus mempunyai tingkat kemurnian tinggi atau luar biasa. b. Menurut PTM ,hal.Hal 123 Karena ini bersifat suatu tuntutan sediaan paranteral harus disiapkan dengan hati-hati pada kondisi lingkungan yang terkontrol dan juga dikemas pada keadaan tadi, untuk point yang digunakan produk harus. 1. Bebas dari mikroorganisme, steril atau penyiapan dari bahan bahan steril dibawah kondisi yang meminimalkan terkontaminasi dengan mikroorganisme ( proses aseptis). 2. Secara khusus bebas dari bakteri endotoksin dan bahan pirogen lainnya. 3. Harus bebas dari bahan eksitioreus atau bahan asing yang tidak larut. c. Menurut SDF, hal.37 a. Sterilitas Semua bentuk sediaan yang diberikan secara paranteral, larutan optalmic dan beberapa alat medis yang digunakan dalam hubungannya dengan pemberian bahan yang harus steril, bebas d ari semua mikroorganisme hidup. Kebebasan dari mikroorganisme dijamin pada awalnya dan pembuatan prod uk dengan proses sterilisasi yang kemudian pengemasan prod uk dalam suatu bentuk yang meyakinkan penyimpanan dari sifat ini, istilah steril adalah mutlak dan seharusnya tidak pemah digunakan atau betul-betul dipertimbangkan dalam suatu relatif baik sebagian, atau hampir steril. Juga diharapkan bahwa dalam penanganan berikutnya dari produk selama pemberian, tehnik aseptik dari manipulator akan menjamin pengeluaran berlanjut dari mikroorganisme hidup. Tehnik aseptik yang tepat untuk penyiapan dan pemberian larutan steril. b. Bebas dari bahan partikulat Bahan partikulat mengacu pada bahan yang bergerak, tidak larut dan kehadirannya tanpa sengaja ada dalam sediaan paranteral. Adanya bahan partikulat dalam larutan paranteral harus diperhatikan sejak adanya gambaran rute pemberian walaupun rute paranteral dapat memberikan keamanan, kenyamanan dan metode efektif dari pemberian namun dipercaya bahwa bahan-bahan dari luar yang tidak disengaja dapat berbahaya. Komposisi dari bahan partikulat yang tidak diinginkan bervariasi. Dalam beberapa hal komposisi ini berasal dari berbagai materi mengingat yang lain meliputi sumber khusus tersendiri. Bahan dari luar yang ditemukan pada sediaan paranteral meliputi selulosa, serat buatan, gelas, karet, logam, partikel plastik, bahan kimia yang tidak larut, koral, diatom, ketombe dan sejenisnya Secara teoritis mungkin meliputi bahan dari lingkungan dimana produk tersebut dipasarkan. c. Pengaruh Biologis Kejernihan, atau ketidakhadiran bahan partikel yang tampak selalu dipertimbangkan sebagai penyesuaian untuk produk paranteral bagaimanapun, awalnya konsep utama alasan psikologi, misalnya pengaruh larutan terhadap bahan yang tampak terhadap pasien yang menerima injeksi atau memberi gambaran kesimpulan injeksi yang beredar dipasaran dengan bahan-bahan yang mengapung pada larutan. Walaupun bukti yang dikumpulkan saat ini langsung pengukurannya yang menggunakan larutan produk harus menghilangkan partikel didalamnya. Mungkin saja bahwa bahan partikel dalam larutan intravena tidak berbahaya, khususnya untuk pasien usia lanjut yang menerima infus volume besar dan untuk pasien dirumah sakit. d. Tidak mengandung bahan bakteriostatik (SDF hal.163 ) Karena pemberian cairan infus dalam volume besar bahan bakteriostatik tidak pernah terkandung untuk mencegah toksisitas yang ditimbulkan akibat dari jumlah bahan bakteriostatik yang diberikan. d. Menurut Scoville's hal.152 dan 154 a. Isotonis Larutan yang mempunyai tekanan osmotik yang sarna dengan cairan dikatakan bahwa yang isotonik dengan yang lainnya jika suatu larutan yang digunakan berkontak dengan sel air akan masuk kedalam sel karena perbedaan osmotik dari larutan disekitamya. Demonstrasi dengan tekanan osmotik menunjukkan bahwa kedua larutan dengan tonisitas yang tidak sarna yang dipisahkan oleh suatu larutan semi permeabel, cairan atau pelarut yang digunakan dari larutan yang mempunyai tonisitas yang mudah ditarik melewati membran menjadi kelarutan yang mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi jadi meningkatkan volume larutan akhir (berkonsentrasi tinggi). Dalarn sistem dengan larutan dengan konsentrasi rendah disebut hipotonik dibanding larutan yang konsentrasinya lebih kuat dan cairan yang pekat dibuat menjadi hipertonik dibandingkan dengan yang lain. Ketika dua larutan memiliki tekanan osmotik yang sarna tidak akan terjadi sesuatu pada alat-alat eksperimen, menunjukkan bahwa daya tanggap untuk transpor cairan dalam keadaan awal telah diabaikan. Setiap larutan dikatakan menjadi isotonis yaitu jika mempunyai tonisitas yang sarna. b. Larutan Hipotonik dan Hipertonik Jika larutan hipotonik mengalami kontak dengan sel maka cairan akan masuk ke dalam sel karena perbedaan tekanan larutan. Pada sisi lain membran plasma sel merupakan unit yang tertutup sehingga pemasukan air banyak kedalam sel akan menghasilkan pembengkakan dan selanjutnya hal ini menimbulkan rasa sakit. Sebagai tambahan hal ini sangat mungkin menghasilkan atau menyebabkan terjadinya pemisahan sel (hemolisis) yang menyebabkan kerusakan perman en jika larutan hipertonik digunakan cairan akan tertarik dari sel dan sel menjadi berkerut atau keriput dan tidak berfungsi secara normal. Ketika menimbulkan rasa nyeri, kerusakannya tidak permanen sel akan kembali normal dengan segera setelah larutan hipertonis masuk kedalam cairan tubuh. e. Menurut R. Voight, hal.462 a. Persesuaian dari kandungan bahan obat yang dinyatakan yang nyata-nyata terdapat, tidak ada penurunan kerja selama penyimpanan melalui perusakan secara kimia dari obat dan sebagainya. b. Penggunaan wadah yang cocok, yang tidak hanya menginginkan suatu pengambilan steril, melainkan juga menolak interaksi bahan obat, materi bimbing. c. Tersatukan tanpa reaksi. Untuk itu yang bertanggung jawab terutama : bebas kuman, bebas pirogen bahan pelarut yang netral secara fisiologis, isotonis, isohidris dan bebas bahan terapung. d. Bebas pirogen Oleh karena pirogenitas dalam persyaratan yang tetap masih menunjukkan ketahanan yang tinggi, maka pembuatan larutan yang bebas pirogen tidak perlu dirumitkan tetapi diperhatikan terutama pengotoran yang menyebabkan pirogen, maupun dalam air destillasi yang telah tersirnpan lama dalam bahan obat dan bahan penolong, tangki untuk pembuatan larutan paranteral (injeksi) atau tempat yang diperuntukkan untuk penyimpanan dan akhirnya timbul pada alat semprot, kanul (pipa) dan selang infus. Akibatnya timbul pengaturan yang ketat. Oleh karena itu hendaklah dijaga, bahwa suatu pembuatan injeksi atau larutan infus harus bebas pirogen dan harus pasti, bahwa apirogenitas untuk pemakaian dipersyaratkan. Hanya apabila dari sudut Farmasi dan Kedokteran, syarat apirogenitas tidak perlu ditambahkan maka pembuatan bebas pirogen dikesampingkan, tetapi bila pada penggunaan paranteral pada pasien menimbulkan hipertermi ( panas/menggigil) dan sensasi maka perlu dapat dihentikan dan diganti yang bebas pirogen. f. Menurut RPS a. Bebas bahan partikulat Bahan partikel berbahaya jika mengandung partikel tidak larut karena dapat menghambat aliran kapiler (RPS,hal.1545). Walaupun bahan tarnbahan tidak lebih dari 50 partikel Iml yang sama atau lebih besar dari 10 mm dan tidak lebih dari 5 partikel/ml yang sarna atau lebih besar dari 25/ml dalam ukuran yang seimbang (RPS, hal.1570). b. Bebas pirogen Walaupun sediaan telah steril, walaupun sediaan telah steril tetapi tetap harus bebas pirogen karena pirogen dapat timbul dari produksi pertumbuhan mikroorganisme yang telah mati yang tahan terhadap panas dan jika tidak didepirogenesasikan dapat menyebabkan reaksi demam pada manusia ( RPS,hal. 1550 ) 4. Jelaskan tentang pirogen dan cara menghilangkannya, dan bahan partikulat serta darimana sumber-sumbernya! Jawab: Devinisi Pirogen a. Menurut Scoville's hal 195 pirogen adalah penyebab demam atau bahan yang dibentuk oleh mikroorganisme yang kadang-kadang ada dalam cairan parenteral dan menghasilkan panas ketika larutan disuntikkan pada pasien. b. Menurut SDF (44) Pirogena adalah produk metabolit dari mikroorganisme hidup dan mikroorganisme mati yang menyebabkan respon spesifik pitretik setelah penyuntikkan. c. Menurut Lachman (1296) Pirogen adalah produk metabolisme mikroorganisme hidup umumnya bakteri dan kapang serta virus telah dilaporkan sebagai penghasil pirogen bakteri gram negative memberikan zat pirogenik paten sebagai endotoksi, secara kimiawi pirogen adalah lemak yang berhubungan dengan senyawa molekul pembuat yang biasanya merupakan polisakarida tetap juga bias merupakan suatu peptide. d. Menurut RPS 18th (1550) Pirogen adalah produk dari pertumbuhan mikroorganisme bahan pirogenik yang paling berbahaya adalah dihasilkan oleh bakteri gram negative (ebdotoksin) tetapi gram positifjuga menghasilkan pirogenik yang berbahaya. e. Menurut PDF (139) Pirogen atau endotoksin adalah sebagian besar fragmen dinding sel bakteri bahwa penyebab reaksi kontraksi ketika di injeksikan. Reaksi-reaksi yang ditimbulkan pirogen 1. Menurut Scoville's hal195 Pirogen dapat diartikan sebagai penghasil panas. Pirtogenin dibentuk dari bahanbahan mikroorganisme, kadang kadang kehadirannya dalam cairan atau larutan parenteral dan penghasil fibril ketika larurtan diinjeksikan ke dalam tubuh pasien. Tipe pirogen atau reaksi fibril terdiri dari demam dan menggigil. Untuk campuran pirogen. Pasien mengalami kenaikan suhu tubuh antara 15 menit sampai 8 jam dan kecepatan nadi. Reaksi ini menyebabkan pengeluaran keringatyang berlebihan dan penurunan temperatur, mual, sakit kepala dan alguminaria juga dapat menyertai reaksi ini. 2. Menurut Lachman hal1296 Reaksi yang muncul 1 jam setelah pemberian injeksi pada manusia., dirnana pirogen menghasilkan kenaikan temperature tubuh yang nyata, demarn (panas dingin), sakit badan, vase kontriksi pada kulit, dan kenaikan dalam tekanan darah arteri. Anti piretik dapat mengeliminasi demam tersebut, tetapi tidak mengeliminasi efek sistemis pirogen lainnya. Sumber-Sumber Pirogen 1. Menurut Scoville's hal196 Prinsip sumber pirogen adalah : Destilasi air, dimana sebelum terkontaminasi dengan bakteri dan dengan udara, dimana tumbuh dan menghasilkan eksotoksin, dalam penambahan pirogen saat terbawa dalam penyulingan dan dalam proses destilasi. Surnber pirogen lain adalah air yang terdekat pada permukaan dari wadah atau menggunakan labu dalam sediaan larutan , seperti dekstrose dan NaCL dapat berisi pirogen. 2. Menurut Lachman hal1296 Sumber yang paling banyak adalah air, zat terlarut yang terkontaminasi dan wadah. Air bebas dari pirogen jika air tersebut telah disuling, sehingga rnolekulmolekul yang terkondensasi telah hilang menjadi uap, dilindungi dari kontaminasi yang masuk tidak disengaja dan jika distilat sudah dikumpulkan dan disimpan dalam suatu kondisi steril. Cara Pencegahan Pirogen 1. Menurut Scoville's (196) Dari beberapa infonnasi yang jelas, pencegahan perkenalan dan perkembangan pirogen dalam sediaan parenteral. Pemilihan rancangan yang cocok dan menjalankan penyulinga tiba-tiba dengan mencegah naik kenudian menetesnya air mendidih didalam destilasi, ini dibahas secara detail, destilat akan dikumpulkan didalam wadah dan dibilas dengan menggunakan air destilat segar. 2. Menurut RPS 18th (1550) Pirogen dapat dihancurkan dengan pemanasan pada temperature tinggi. Prosedur yang digunakan untuk dipirogenasi gelas dan peralatan adalah pemanasan pad suhu 250C selama 45 men it. Tekanan ini dilaporkan bahwa 650C selama 1 men it atau 180C selama 4 jam akan menghancurkan pirogen. Siklus autokaf yang biasa tidak dapat melakukannya, pemanasan dengan atau larutan oksidasi akan menghancurkan pirogen . telah ditegaskan bahwa malalui pencucian dengan deterjen akan memberikan gelas bebas pirogen. Jika dilindungi selama pembuatan dan penyimpanan dari kontaminasi pirogenik berat. Cara yang disukai , wadah pelasti dan dimaksudkan harus dilindungi dari kontaminasi pirogenik selama pembuatan dan penyimpanan karena langkah-langkah yang diketahui untuk menghancurkan pirogen akan mempengaruhi pelastik dengan kurang baik. Telah dilaporkan bahwa resin penukar anion akan mengabsorbsi pirogen dari air dan osmosis yang akan mengeliminasinya, WaJaupun demikian, rnetode yang pirogenaling dipercaya untuk mengeliminasinya di air adalah destilasi. Cara menghilangkan Pirogen 1. Menurut Scoville's (197) Jauh lebih baik mencegah pembentukan pirogen bagiamnapun pirogen dapt dihilangkan dengan pengabsorbsi pada suatu Japisan penyarig asbescur aktif. Metode ini digunakan terutama jika dipikrkan bahwa bahan-bahan kimia dapat terkontaminasi oleh pirogen. Bahkan ketika salah satu dari metode absorbsi digunakan tindakan pencegahan tetap dilakukan penyulingan, pengumpulan dan penyimpanan air suling dan dalam perlakukan yang cepat dari pirogen pembuatan larutan. Metode poenyaringan asbescur terkomoresi dari tipe-tipe serum-serum, permukaan asbescur dan kemudian dihilangkan dart pirogen diabsorbsi pada permukaan saringan melalui lapisan penyaring. 2. Menurut SDF (47) Komponen pirogen dapat dirusak dengan oksidasi pemanasan tinggi atau burding up. Dengan menggunakan temperatur tinggi 250C dari 30 - 45 menit atau 170C sampai 180C dari 3 - 4 jam. Walaupun metode ini efektif untuk kontaminasi pirogen gelas dan wadah dari logam, tapi itu tidak praktis dari logam. Pirogen didalam larutan dihilangkan secara kimia oleh oksidasi dengan peroksid, asamasam dan alkali tetapi bahan-bahan ini juga dapat merusak obat-obat dan bahan kimia lainnya dalam larutan. Penyerapan pirogen didalam asbes dan arang juga efektif digunakan tetapi obat-obat dan bahan kimia lainnya dalam larutan juga dapat dihilangkan secara sempurna. 5. Jelaskan definisi tentang a.isotonis b.isohidris c.hipertonis d.hipotonis' e. dan uraian tentang tonisitas? Jawab : a. Isotonis Menurut ilmu resep, hal. 203 Isotonis adalah suatu keadaan pada saat tekanan osmosis larutan obat sama dengan tekanan osmosis cairan tubuh kita (darah, air mata) Menurut R.Voight, hal.479 Larutan injeksi dan infus serta larutan bahan obat yang ditetapkan penggunaannya pada mata sebaiknya memiliki sifat yang dapat diterima mata dengan baik, yang jika dibandingkan dengan cairan darah, cairan jaringan atau cairan air mata harus sesuai yakni diisotonisasikan artinya turunnya titik beku terhadap air murni dibuat sama. Menurut Scovilles, hal. 152 Isotonis, larutan yang memiliki tekanan osmotik yang sama dikatakan isotonik satu sama lain. Untuk cairan yang digunakan dalam tubuh manusia, larutan isotonik adalah salah satu yang memiliki tekanan osmotik yang sama dengan cairan tubuh. Demonstrasi menunjukkan tekanan osmotik itu, ketika 2 larutan atau pelarut dari larutan memiliki konsentrasi yang lebih besar sehingga meningkatkan volume larutan yang terakhir. b. Isohidris Menurut formulasi steril hal. 54 Isohidris adalah kondisi suatu larutan zat yang pHnya sesuai dengan pH fisiologis tubuh sekitar 7,4. Menurut IImu Resep hal. 20 Isohidri adalah pH optimal untuk darah atau cairan tubuh yang lain adalah 7,4 . c. Menurut Formulasi Steril Hal 5O Hipertonis, turunannya titik beku besar yaitu tekakan osmosisnya lebih tinggi dari serum darah sehingga menyebabkan air keluar dari sel darah merah melintasi membran semipermiabel dan menyebabkan terjadinya penciutan sel-sel darah merah, peristiwa demikian disebut plasmolisa. Hipertonis Menurut IImu Resep bal 202-203 Hipertonis adalah tekanan osmosis laruitan obat lebih besar daripada tekanan osmosis iran tubuh. Jika larutan injeksi hipertonis disuntikkan, air dalam sel akan ditarik luar dari sel sehingga sel akan mengerut, tetapi keadaan ini bersifat sementara dan idak akan menyebabkan kerusakan sel tersebut. Keadaan hipertonis adalah jika nilai B negatif; maka b,c > 0,52 d. Hipotonis Menurut Formulasi Steril Hal 50 Hipotonis turunannya titik beku keeil, yaitu tekanan osmosisnya lebih rendah dari serum darah sehingga menyebabakanb air akan melintasi membran sel darah merah . 'ang permiabel memperbesar sel darah merah dan menyebabkan peningkatan tekanan dalam sel. Tekakan yang lebih besar menyebebkan peeabnya sel-sel darah merah peristiwa tersebut disebut hemolisa. Menurut IImu Resep bat 202-203 Hipotonis adalah tekanan osmosis larutan obat lebih kecil daripada tekanan osmosis cairan tubuh, jika larutan injeksi yang hipotonis disuntikkan, air dari larutan injeksi akan diserap dan masuk kedalam sel, akibatnya sel akan mengembang dan peeah, dan keadaan ini bersifat tetap, Jika yang peeah itu sel darah merah, disebut "haemolisis". Pecah sel ini akan dibawa aliran darah dan dapat menyumbat pembuluh darah yang Kecil. Keadaan hipotonis adalah jika nilai B positif; maka b, C < 0,52. e. Tonisitas Menurut kamus lengkap kedokteran, hal.263 Tonisitas adalah tegangan otot yang sehat Menurut Farmasi Fisik, hal. 483 Tonisitas larutan dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu yaitu hemolisis, pengaruh berbagai larutan diperiksa berdasarkan timbulnya efek ketika disuspensikan dengan darah. Menurut SDF, hal.358 Tonisitas mengacu pada tekanan osmotik yang diberikan oleh larutan atau padatan terlarut ini. Cairan/ air mata dan cairan tubuh lainnya mengerahkan tekanan osmotik sama dengan normal saline atau 0,9% larutan natrium klorida. Larutan dengan sejumlah besar zat terlarut dari cairan mata memiliki tekanan osmotik yang lebih besar dan disebut hipertonik, sebaliknya, larutan dengan zat terlarut kurang memiliki tekanan osmotik yang lebih rendah hipotonik. Mata dapat mentoleransi larutan yang memiliki nilai tonisitas mulai dari setara 0,5% menjadi natrium klorida 1,6% tanpa ketidaknyamanan besar. 6. Tuliskan rumus tentang sediaan steril dan cara perhitungannya! Jawab: Menurut FI Edisi III Farmasetik Dasar Dan Hitungan Farmasi # Cara penentuan titik beku air Suatu larutan dinyatakn isotonis dengan serum atau cairan mata jika membeku pada suhu - 0,52 0 C. Untuk memperoleh larutao isotonis, dapatr ditambahakan NaCI atau zat lain yang cocok yang dapat dihitung dengan rumus : B = 0,52 - b 1. c Keterangan : B = Bobot zat tambahan (NaCl )dalam satuan gram untuk tiap 100 ml larutan. 52 = Titik beku cairan tubuh (-0,52 0 C) Bl = PTB zat khasiat C = Konsentrasi dalam satuan % b/v zat berkhasiat B2 = PTB zat tambahan (NaCl) Terdapat tigajenis keadaan tekanan osmotik larutan obat, yaitu : 1. Keadaan isotonis apabila isotonis B = , b 1. c = 0,52 2. Keadaan hipotonis apabila nilai B positif, b l.c< 0,52 3. Keadaan hipertonis apabila apabila nilai B negatif, b1.c> 0,5 # Cara ekuivalensi NaCI (E) Yang dimaksud ekivalen dengan NaCI (E) dalam jumlah gram NaCI yang memberikan efek osmosis yang sarna dengan 1 gram suatu zat terlarut tertentu jika bobot NaC! = W . EQ, volume yang isotonis = (W . E ) 1 0,9 x 100, sehingga dapat dirumuskan : v = (W . E) 100/0,9 = (W . E) 111,1 Ket; V = Volume larutan yang sudah isotonis (ml) W = bobot zat aktif (gram) E = nilai ekivalen zat aktif Untuk setiap 100 ml larutan NaCI isotonis yang butuhkan 0,9 gran NaCl. Jika volume larutan sarna dengan V ml dan volume yang sudah isotonis sarna dengan v ml, volume yang belum isotonis adalah ( v- v ) ml sehingga bobot NaCI yang masih diperlukan agar larutan menjadi isotonis . Jika V' kita ganti dengan (WxE) 100/0,9 maka : B = [0,9/100xV] - [0,9/100x(WxE)100/0,9] dan akhirnya kita dapatkan rumus sebagai berikut : B = 0,9/100 xV(WxE) Keterangan: B = bobot zat tambahan V = volume larutan (ml) W = bobot zat berkhasiat (gram) E = Ekuivalensi zat aktifterhadap NaCI Tiga jenis keadaan osmotik larutan obat, yaitu : 1. Keadaan isotonis apabila nilai B = 0; 0,911 00 x V = (WxE) 2. Keadaan hipotonis apabila nilai B positif; 0,9/100 x V>(WxE) 3. Keadaan hipertonis apabila nialai B negative ; 0,9/100xV