Transcript
Page 1: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

DISERTASI

STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN

DI KABUPATEN KLUNGKUNG PROVINSI BALI

I GUSTI NENGAH DARMA DIATMIKA

NIM : 1090671008

PROGRAM DOKTOR

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

Page 2: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan pokok dalam proses

pembangunan yang cukup kompleks dan kronis serta tidak terbatas pada dimensi

ruang dan waktu. Resistensi kemiskinan bukan hanya terjadi pada aspek ekonomi

namun juga sosial, budaya, politik dan kelembagaan yang terjadi secara persisten.

Persoalan kemiskinan menjadi isu utama pembangunan terutama di negara-negara

sedang berkembang termasuk di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk hampir

220 juta jiwa. Persebaran kantong kemiskinan bukan hanya terjadi diwilayah

pedesaan namun juga di perkotaan terutama kota-kota besar yang masih massive

dengan mobilitas penduduk dari wilayah lainnya dan mendatangkan sejumlah

persoalan terutama kebutuhan akan kesempatan kerja.

Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat

kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa. Pada periode

sebelumnya sampai dengan Maret 2011, tingkat kemiskinan nasional menurun

hingga 12,49 persen, dari 13,33 persen pada tahun 2010. Selanjutnya, pada periode

September 2011, tingkat kemiskinan menurun menjadi 12,36 persen

(http://bappenas.go.id).

Konsentrasi terbesar dari penduduk miskin sebesar 57,8 persen berada di

pulau Jawa. Kemudian 21 persen di Sumatera, 7,5 persen di Sulawesi, 6,2 persen di

Nusa Tenggara, 4,2 persen di Maluku dan Papua dan angka terkecil sebesar 3,4

Page 3: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

2

persen tersebar di Kalimantan (http://bappenas.go.id). Pemusatan kantong

kemiskinan di Pulau Jawa erat kaitannya dengan pola persebaran penduduk yang

sebagian besar berada di Jawa. Pemusatan kantong kemiskinan di Pulau Jawa

berdampak pada rentannya penduduk terhadap krisis ekonomi sehingga

meningkatkan jumlah penduduk miskin.

Kemiskinan menjadi permasalahan yang persisten dan bersifat multidimensi

yang memerlukan upaya penanganan secara serius. Secara umum, kondisi

kemiskinan ditandai dengan kerentanan, ketidakberdayaan, dan ketidakmampuan

dalam menyampaikan aspirasi dan kebutuhan. Kemiskinan merupakan integrated

concept yang memiliki lima dimensi, yaitu: 1) kemiskinan (poverty), 2)

ketidakberdayaan (powerless), 3) kerentanan menghadapi situasi darurat, 4)

ketergantungan (dependence), dan 5) keterasingan (isolation) baik secara geografis

maupun sosiologis. Kemiskinan tidak hanya berkaitan dengan masalah kesejahteraan

masyarakat, namun juga terkait dengan aspek lainnya seperti akses infrastruktur

dasar dan peluang kerja. Hidup dalam kemiskinan bukan hanya dilihat dari tingkat

pendapatan rendah, tetapi juga ditentukan faktor lain seperti tingkat kesehatan,

pendidikan rendah, perlakuan hukum, kerentanan terhadap tindak kriminal,

ketidakberdayaan kekuasaan, dan ketidakberdayaan dalam menentukan jalan

hidupnya sendiri.

Penyebab kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan dalam pola

kepemilikan sumber daya yang menimbulkan ketimpangan distribusi pendapatan,

penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan

kualitasnya rendah. Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya

Page 4: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

3

manusia rendah, sehingga produktivitas dan upah rendah (Kuncoro, 2006). Menurut

Chambers dalam Bayo (1996), beberapa hal yang melingkari masyarakat miskin

yaitu kerentanan, ketidakberdayaan, lemahnya ketahanan fisik dan keterisolasian.

Masalah kerentanan (vulnerability) yaitu ketidakmampuan keluarga miskin

menghadapi situasi darurat atau guncangan yang dapat menyebabkan turunnya

tingkat kesejahteraan, seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), pekerjaan tidak

tetap, bencana alam, dan berbagai musibah lainnya. Masalah ketidakberdayaan yang

tercermin dalam ketidakmampuan dalam menghadapi elit dan para birokrasi dalam

menentukan keputusan yang menyangkut nasibnya, tanpa memberi kesempatan

untuk mengaktualisasi dirinya. Lemahnya ketahanan fisik karena rendahnya

konsumsi pangan baik kualitas maupun kuantitas sehingga konsumsi gizi sangat

rendah yang berakibat pada rendahnya produktivitas. Masalah keterisolasian

tercermin dari kantong-kantong kemiskinan yang sulit dijangkau maupun

ketertutupan dalam integrasi masyarakat miskin dengan masyarakat lainnya karena

perbedaan akses dan modal.

Pengentasan kemiskinan dalam tataran kebijakan masih menjadi agenda

utama bagi Pemerintah baik Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta

stakeholder terkait lainnya. Tak terkecuali Provinsi Bali sebagai wilayah yang

menjadi salah satu episentrum pariwisata di Indonesia, hingga saat ini juga

memberikan prioritas penting dalam pengentasan kemiskinan daerah. Provinsi Bali

dengan luas wilayah mencapai 5.636,66 Km2 memiliki jumlah penduduk 3.572.831

jiwa dan kepadatan penduduk 634 jiwa/Km2.

Page 5: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

4

Jumlah penduduk di Provinsi Bali berdasarkan hasil registrasi tahun 2011

tercatat sebanyak 3.643.472 jiwa yang mengalami kenaikan pada tahun 2013 yaitu

menjadi 4.056.300 jiwa. Diantara kabupaten/kota yang ada di Bali, pada tahun 2011

kabupaten Buleleng yang memiliki penduduk terbesar yaitu 675.513 atau 18,54

persen dari seluruh jumlah penduduk Bali, namun pada tahun 2013, Kota Denpasar

memiliki jumlah penduduk terbesar yaitu 846.200 jiwa.

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk Provinsi Bali

Kabupaten/Kota Tahun 2011 Tahun 2013

Jumlah Laki-Laki Perempuan Jumlah

Jembrana 273.918 133.000 135.000 268.000

Tabanan 437.679 213.800 216.800 430.600

Badung 399.861 300.400 288.600 589.000

Gianyar 473.535 245.400 240.600 486.000

Klungkung 186.488 86.000 87.900 173.900

Bangli 216.017 111.200 108.800 220.000

Karangasem 448.537 202.200 202.100 404.300

Buleleng 675.513 318.000 320.300 638.300

Denpasar 531.924 432.000 414.200 846.200

Jumlah 3.643.472 2.042.000 2.014.300 4.056.300

Sumber : Bali dalam Angka, 2014

Sementara laju pertumbuhan ekonomi tahun 2013 di Provinsi Bali tercatat

mengalami perlambatan sebesar 6,05 persen dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu

6,65 persen. Sedangkan jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali tahun 2013

mengalami tren peningkatan menjadi 182.770 jiwa dibandingkan tahun 2012 yaitu

160.800 jiwa. Oleh karena itu masih banyaknya jumlah penduduk miskin di Provinsi

Bali menjadi perhatian utama Pemerintah Daerah dalam prioritas dalam program

pembangunan daerah terkait dengan pengentasan kemiskinan.

Page 6: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

5

Sumber : Bali dalam Angka, 2014 (http://bali.bps.go.id)

Gambar 1.1

Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Penduduk Miskin Provinsi Bali

Secara spasial pada wilayah kabupaten selama tahun 2013, Kabupaten

Buleleng memiliki jumlah penduduk miskin tertinggi yaitu 40.321 jiwa dan

Kabupaten Klungkung dengan jumlah penduduk miskin terendah yaitu 12.210 jiwa

namun secara persentase penduduk miskin Kabupaten Klungkung menempati urutan

ketiga tertinggi di Provinsi Bali yaitu 7,01 persen diikuti Kabupaten Karangasem dan

Buleleng. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Klungkung mengalami

peningkatan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dengan jumlah

penduduk miskin mencapai 9.400 jiwa, sementara untuk tahun 2011 mencapai

10.700 jiwa.

Page 7: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

6

Tabel 1.2

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Bali 2011-2013

Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Miskin

(Jiwa)

Persentase Penduduk

Miskin Terhadap Jumlah

Penduduk

(Persen)

Jembrana 17.600 15.500 14.924 6,56 5,74 5,56

Tabanan 24.200 21.300 22.488 5,62 4,90 5,21

Badung 14.600 12.800 14.546 2,62 2,16 2,46

Gianyar 26.000 22.900 20.802 5,40 4,69 4,27

Klungkung 10.700 9.400 12.210 6,10 5,37 7,01

Bangli 11.400 10.000 12.000 5,16 4,52 5,45

Karangasem 26.100 22.900 27.848 6,43 5,63 6,88

Buleleng 37.900 33.300 40.321 5,93 5,19 6,31

Denpasar 14.500 12.700 17.631 1,79 1,52 2,07

Provinsi Bali 183.000 160.800 182.770 4,62 4,01 4,51

Sumber : Bali dalam Angka, 2014 (http://bali.bps.go.id)

Sementara bila dilihat dari adanya Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Kabupaten Klungkung selama periode 2011 hingga 2013, secara umum mengalami

peningkatan dari 0,66 pada tahun 2011 menjadi 0,79 pada tahun 2013. Pada tahun

2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan Kabupaten Klungkung menempati posisi

tertinggi ketiga setelah Kabupaten Karangasem dan Buleleng. Hal ini menunjukkan

bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan

atau tingkat kemiskinan cukup dalam. Hal yang sama ditunjukkan oleh Kabupaten

lainnya yang juga menunjukkan tren meningkat. Sedangkan Indeks Keparahan

Kemiskinan (P2) Kabupaten Klungkung selama periode 2011 hingga 2013, secara

umum menunjukkan tren menurun meskipun pada tahun 2012 mengalami kenaikan

sebesar 0,05 dari 0,11 menjadi 0,16 pada tahun 2012. Sedangkan tahun 2013

mengalami kenaikan menjadi 0,14. Hal ini menunjukkan bahwa ketimpangan

pengeluaran diantara masyarakat miskin Kabupaten Klungkung semakin kecil.

Page 8: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

7

Tabel 1.3

Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan Provinsi Bali

Kabupaten/Kota Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1)

Indeks Keparahan

Kemiskinan (P2)

2011 2012 2013 2011 2012 2013

Jembrana 0,78 0.89 0,68 0,13 0,19 0,13

Tabanan 0,71 0,34 0,78 0,12 0,05 0,19

Badung 0,27 0,33 0,27 0,05 0,08 0,06

Gianyar 0,45 0,47 0,45 0,06 0,08 0,09

Klungkung 0,66 0,77 0,79 0,11 0,16 0,14

Bangli 0,61 0,58 0,38 0,14 0,10 0,04

Karangasem 0,97 0,65 0,98 0,22 0,15 0,20

Buleleng 0,61 0,62 0,85 0,11 0,11 0,17

Denpasar 0,27 0,19 0,29 0,08 0,04 0,08

Provinsi Bali 0,62 0,39 0,70 0,13 0,07 0,16

Sumber : Bali dalam Angka, 2014 (http://bali.bps.go.id)

Secara statistik pada tahun 2013, Kabupaten Klungkung memiliki jumlah

penduduk mencapai 173.900 jiwa. Penyebaran penduduk tidak merata di empat

kecamatan yaitu 73,93 persen berada di daratan Klungkung yaitu Banjarangkan,

Dawan dan Klungkung sedangkan 26,07 persen berada di Kepulauan Nusa Penida

yaitu Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Adapun jumlah penduduk

di masing-masing kecamatan yaitu Nusa Penida 45.340 jiwa, Banjarangkan 38.150

jiwa, Klungkung 56.570 jiwa dan Dawan 33.840 jiwa. Sehingga terdapat

ketimpangan kepadatan penduduk di empat kecamatan dengan kepadatan per

kilometer persegi di Kecamatan Nusa Penida 224 jiwa, Banjarangkan 834 jiwa,

Klungkung 1.947 jiwa dan Dawan 905 jiwa pada tahun 2013 (BPS, 2014).

Sebaran persentase penduduk miskin berdasarkan data Survei Sosial

Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2009 di Kabupaten Klungkung sebesar 5,23

persen dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 5,33 persen. Upaya pengentasan

kemiskinan di Kabupaten Klungkung dilakukan melalui Rumah Tangga Sasaran

Page 9: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

8

(RTS) sebagai jangkauan program berdasarkan wilayah yaitu dusun, desa,

kecamatan, Kabupaten/Kota. Berdasarkan pendataan rumah tangga sasaran tahun

2008, terdapat 7.988 rumah tangga dengan persentase 17,55 persen. Rata-rata rumah

tangga sasaran terendah di Kecamatan Dawan yaitu 11,17 persen dan yang tertinggi

berada di kecamatan Nusa Penida yaitu 31,96 persen.

Tabel 1.4

Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) Kabupaten Klungkung Tahun 2013

Kecamatan Jumlah Rumah

Tangga

(RT)

Jumlah Rumah

Tangga Sasaran

(RTS)

Persentase RTS

Terhadap Total

RT

(Persen)

Nusa Penida 12.711 5.857 46,08

Banjarangkan 8.862 1.971 22,24

Klungkung 13.689 2.129 15,55

Dawan 8.393 1.488 17,73

Jumlah 43.655 11.445 26,22

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Klungkung, 2014

Kemiskinan di Kabupaten Klungkung tidak terlepas dari kondisi geografis

yang merupakan kabupaten dengan luas terkecil kedua di Propinsi Bali setelah kota

Denpasar dan satu-satunya kabupaten yang memiliki 4 (empat) pulau yaitu Bali,

Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Permukaan tanah pada

umumnya bergelombang bahkan sebagian besar berupa bukit-bukit terjal yang kering

dan tandus terutama di Pulau Nusa Penida sehingga Pulau Nusa Penida memiliki

jumlah masyrakat miskin terbanyak di Kabupaten Klungkung. Namun kondisi

perairan Nusa Penida yang arusnya tidak deras sangat potensial untuk budidaya

rumput laut dan perikanan laut.

Tingginya tingkat kedalaman kemiskinan (P1) di Kabupaten Klungkung

bertolak belakang dengan kondisi makroekonomi regional Kabupaten Klungkung

Page 10: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

9

yang menunjukkan kemajuan sebagai salah satu daerah tujuan pariwisata yang secara

ekonomi memberikan efek pengganda dalam perekonomian daerah. Laju

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Klungkung atas dasar harga konstan pada tahun

2013 sedikit mengalami perlambatan yaitu 5,71 persen lebih rendah dibandingkan

tahun 2012 yaitu 6,04 persen. Namun laju pertumbuhan ekonomi atas harga berlaku

tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi 11,57 persen lebih tinggi dari tahun 2012

yaitu 10,54 persen. Sementara perkembangan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) atas dasar harga konstan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi

1.551.108,64 Juta Rupiah dari sebelumnya tahun 2012 adalah sebesar 1.467.352,42

Juta Rupiah. Distribusi PDRB Kabupaten Klungkung masih didominasi oleh sektor

pertanian dan perdagangan serta jasa (BPS, 2014).

Sementara bila dilihat dari indikator sosial pembangunan Kabupaten

Klungkung, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2013 sebesar 72,25 berada

pada urutan kedelapan setelah Kabupaten Bangli dengan IPM 72,28. IPM Kabupaten

Klungkung Tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 yaitu

71,76 (http://klungkungkab.bps.go.id). Beberapa indikator untuk mengukur IPM

Kabupaten Klungkung adalah Angka Harapan Hidup pada tahun 2013 adalah 69,52,

Angka Melek Huruf 84,47 persen, Rata-rata Lama Sekolah 7,43 tahun dan Paritas

Daya Beli Rp. 661.730,- (BPS, 2014). Kondisi ini menggambarkan bahwa kualitas

hidup masyarakat Kabupaten Klungkung mengalami peningkatan meskipun pada

urutan terbawah kedua setelah Kabupaten Karangasem.

Berangkat dari fenomena tingkat keparahan kemiskinan di Kabupaten

Klungkung menuntut Pemerintah Daerah memberikan prioritas program pengentasan

Page 11: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

10

kemiskinan menjadi agenda utama dalam rencana pembangunan menengah dan

panjang. Program pengentasan kemiskinan juga diarahkan untuk mencapai

Millenium Development Goals (MDGs) dimana penduduk miskin di masing-masing

negara diharapkan turun hingga mencapai 50 persen pada tahun 2015.

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Klungkung dalam pengentasan kemiskinan

diarahkan pada dimensi pokok yaitu kurangnya kesempatan, rendahnya kemandirian

dan kemampuan, rendahnya sumberdaya masyarakat dan partisipasi, lemahnya

jaminan atau perlindungan sosial. Maka pola kebijakan pengentasan kemiskinan

yang digunakan adalah melalui kebijakan perluasan kesempatan oleh pemerintah

bersama swasta dan masyarakat, kebijakan pemberdayaan masyarakat, kebijakan

pengembangan kapasitas dan kebijakan perlindungan sosial (Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Klungkung, 2012).

Bergulirnya implementasi berbagai program pengentasan kemiskinan baik

dari Pemerintah maupun lembaga lainnya dalam tataran empiris seringkali belum

membawa perubahan kondisi masyarakat miskin secara signifikan. Hal ini ditandai

dengan masih banyaknya masyarakat miskin yang tetap sangat rentan terhadap

perubahan ekonomi, sosial dan politik serta bencana alam yang terjadi diberbagai

daerah. Adanya program bantuan sosial yang bukan bersifat pemberdayaan

menyebabkan tingginya tingkat ketergantungan. Beberapa sumber kelemahannya

antara lain adalah kebijakan yang masih bersifat sentralisasi, yang lebih

memfokuskan pada pertumbuhan makroekonomi, pandangan kemiskinan yang

berorientasi ekonomi, penempatan masyarakat sebagai obyek, dan anggapan bahwa

Page 12: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

11

masalah dan pengelolaan kemiskinan bersifat seragam di seluruh daerah (Gonner et

al, 2007).

Program-program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat

antara lain adalah Program Inpres Desa Tertinggal (IDT), PPK (Program

Pengembangan Kecamatan) yang dilaksanakan Departemen Dalam Negeri, P2KP

(Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) yang dilaksanakan Departemen

Pekerjaan Umum, P4K (Proyek Peningkatan Pendapatan Petani dan Nelayan Kecil)

yang dilaksanakan Departemen Pertanian, PEMP (Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat Pesisir) yang dilaksanakan Departemen Kelautan dan Perikanan, KUBE

(Kelompok Usaha Bersama) yang dilaksanakan Departemen Sosial, dan lain-lain.

Program-program tersebut berjalan secara parsial menurut kebijakan Departemen

yang bersangkutan, tidak terintegrasi, parsial dan sektoral. Beberapa faktor penyebab

kegagalan program antara lain adalah pendekatan target dan bersifat top-down dan

kurang memperhatikan nilai-nilai lokal dan partisipasi masyarakat.

Implementasi otonomi daerah yang merupakan reformasi desentralisasi,

memberikan ruang gerak kepada pemerintah daerah dalam wewenang politik dan

kekuasaan pengambilan keputusan yang lebih besar dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah daerah memiliki peranan yang

lebih besar dalam pengentasan kemiskinan dan perbaikan kesejahteraan di daerah.

Pemerintah Daerah berperan untuk menyelesaikan masalah-masalah khas didaerah

sesuai dengan persepsi dan prioritas daerah dan mengevaluasi intervensi atau

program di daerah.

Page 13: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

12

Efektivitas program pengentasan kemiskinan daerah ditentukan oleh

kejelasan dalam menentukan kelompok sasaran masyarakat miskin dan identifikasi

penyebab kemiskinan sebagai akar permasalahan timbulnya kemiskinan. Berbagai

bantuan yang diberikan tidak sepenuhnya memberikan pengaruh positif yang

signifikan terhadap pengentasan kemiskinan yang disebabkan karena kelompok

masyarakat yang tidak tepat sasaran dan belum menyentuh pada akar permasalahan

atau indikator kemiskinan tiap daerah.

Merujuk pada penggunaan indikator kemiskinan yang digunakan oleh Badan

Pusat Statistik (BPS) mengukur kemiskinan di suatu wilayah meliputi

ketidakmampuan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan makan dan non

makanan yang minimal. Penggunaan indikator pengukuran dari Badan Pusat Statistik

yang mencakup 14 kriteria akan berbeda implikasinya pada tiap daerah sehingga

beberapa pendekatan atau pengukuran kemiskinan dianggap memiliki beberapa

kelemahan antara lain 1) tidak menggambarkan spesifik-lokal (seperti kondisi

perumahan dan preferensi makanan); 2) tidak menyentuh konteks kemiskinan (antara

lain tidak ada di antara 14 kriteria yang menyentuh konteks sosial); 3) data yang ada

sering kontradiktif dan 4) tidak terkait dengan pengurangan kemiskinan atau

perencanaan pembangunan (Cahyat et al, 2007). Perbedaan indikator pengukuran

kemiskinan akan berimplikasi pada konsep kemiskinan dan kesejahteraan yang

diperlukan untuk menghubungkan aktifitas pemantauan dan perencanaan secara lebih

baik. Maka konsep kemiskinan lebih merupakan suatu situasi dimana seseorang atau

rumah tangga mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar sementara

Page 14: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

13

lingkungan pendukungnya kurang memberikan peluang untuk meningkatkan

kesejahteraan secara berkesinambungan untuk keluar dari kerentanan kemiskinan.

Pemetaan dan strategi pengentasan kemiskinan di Kabupaten Klungkung

dalam studi ini lebih menekankan pada pendekatan penggunaan indikator kemiskinan

yang terbentuk dari kesejahteraan subyektif, dan dikelilingi oleh aspek inti

kemiskinan, yang meliputi kebutuhan dasar, dan lingkungan pendukung kontekstual

yang merupakan sarana untuk keluar dari kemiskinan. Kesejahteraan subyektif

bersifat sangat individu dan emosional. Kesejahteraan ini tidak memiliki nilai

konstan, tetapi berubah-ubah sesuai dengan suasana hati dan lingkungan.

Inti model mencakup kebutuhan dasar seperti makanan, kesehatan,

perumahan dan pendidikan. Yang juga tercakup adalah kapabilitas individu secara

umum (yakni, kecakapan dan kondisi fisik) untuk keluar dari kemiskinan. Kebutuhan

dasar dan kapabilitas individu digabung menjadi tiga kategori yaitu kesehatan, materi

dan pengetahuan (formal, informal atau tradisional). Konteks terdiri dari lima

lingkungan. Lingkungan alam mencakup ketersediaan dan kualitas sumber daya

alam. Lingkungan ekonomi mencakup kesempatan ekonomi dan jaring pengaman.

Aspek-aspek seperti kapital dan kohesi sosial, rasa saling percaya dan konflik,

membangun lingkungan sosial. Lingkungan politik terdiri dari hak dan partisipasi

atau representasi dalam pengambilan keputusan, pemberdayaan dan kebebasan.

Lingkungan konteks mempengaruhi keempat lingkungan konteks yang lain yaitu

prasarana dan pelayanan dimana lingkungan ini sebagian besar didukung oleh badan-

badan pemerintah, LSM, proyek pembangunan dan sektor swasta. Konteks adalah

Page 15: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

14

lingkungan pendukung yang mendukung upaya-upaya inisiatif sendiri untuk keluar

dari kemiskinan (Cahyat et al, 2007).

Kajian mengenai kemiskinan di berbagai negara dan daerah telah banyak

dilakukan dengan menggunakan indikator dan metode pendekatan pengentasan yang

berbeda-beda. Beberapa kajian kemiskinan di berbagai negara antara lain studi

Fukuda (2004) di Zambia, dimana penyebab kemiskinan bukan hanya karena tata

pemerintahan (poor governance) dan kondisi makroekonomi yang buruk namun juga

karena lemahnya persaingan utamanya ekspor di pasar global. Oleh karena itu

diperlukan adanya investasi dalam pendidikan dan kesehatan, infrastruktur, pertanian

dan manufaktur. Studi Khan (2008) tentang penyebab kemiskinan di Pakistan yang

disebabkan karena degradasi lingkungan. Dan strategi pengentasan kemiskinan

melalui pendekatan kelembagaan diantaranya adalah eco-labelling, organic practice,

fair trade dan sebagainya.

Studi Tiwari (2009), berbeda dengan studi lainnya, studi ini lebih

menekankan pengaruh wellbeing atau perilaku masyarakat miskin di Dhar District

Madhya Pradesh India selama tahun 2007. Penyebab kemiskinan dalam level

grassroots bersifat multidimensi dan kemiskinan lebih pada isu ekonomi terutama

dalam kerentanan pemenuhan kebutuhan hidup serta kurangnya peran pemerintah

dalam mengatasi kemiskinan yang masih ditandai dengan tingginya korupsi. Begitu

halnya dengan masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat dan tingginya angka

buta huruf. Dan pengaruh politik dan isu nasional memiliki korelasi dengan

perspektif kemiskinan.

Page 16: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

15

Yunus (1998) mengenai keterbatasan ekonomi dalam mengatasi kemiskinan

yang mengabaikan faktor sosial, dengan model bipolar melalui pembentukan

lembaga keuangan mikro Grameen Bank yang memiliki tujuan dalam memperoleh

laba sekaligus juga manfaat sosial dan memberikan dampak positif dalam mengatasi

kemiskinan. Dewilde (2004), mengukur kemiskinan di Belgia dan Inggris dengan

indikator moneter dan non-moneter. Dengan menggunakan pengukuran latent class

dengan data multidimensi dan hasilnya menunjukkan adanya multiple deprivation.

Sedangkan beberapa kajian kemiskinan di Indonesia dengan menggunakan

spesifik-lokal antara lain adalah studi Gonner et al (2007) yang melakukan studi

pemetaan di Kabupaten Kutai Barat pada awal tahun 2006 dengan menggunakan

model nested spheres of poverty (NESP) yang mencerminkan ciri khas lokal.

Beberapa temuan adalah secara rata-rata, hampir sepertiga dari seluruh rumah tangga

hidup dalam kondisi kesejahteraan yang kritis. 52,1 persen rumah tangga sampel

mengatakan bahwa mereka hidup dalam kemiskinan. Pengetahuan dari 45,2 persen

rumah tangga ada dalam kondisi kritis. Hampir setiap satu dari empat rumah tangga

mengalami kesulitan akses terhadap layanan kesehatan dan gizi. Penyebab

kemiskinan dapat ditemukan dalam rumah tangga sendiri, seperti tingkat pendidikan

yang rendah atau lemahnya wawasan dalam membelanjakan pendapatan tunai. Studi

Haug (2007) mengenai kemiskinan di Kutai Barat sejalan yang dilakukan Gonner et

al (2007). Tujuan utama studi adalah mengungkap dampak otonomi daerah terhadap

kesejahteraan masyarakat Dayak Benuaq di Kutai Barat, Kalimantan Timur.

Pattinama (2009) dalam studinya mengenai konsep kemiskinan dan

pengamatan ke lokasi penelitian untuk mendeteksi penduduk miskin itu. Kemudian

Page 17: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

16

mencari alternatif kebijakan yang sesuai dengan kondisi spesifik lokal untuk

menanggulangi kemiskinan, dan akhirnya menggali serta memahami kearifan

penduduk lokal dalam hubungannya dengan upaya preventif untuk menanggulangi

kemiskinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep kemiskinan bersifat

banyak sisi atau multifaset. Orang Bupolo dan petani Surade sama-sama mengolah

lahan sempit. Petani Surade miskin karena tidak mempunyai lahan atau memiliki

lahan tetapi dengan skala usaha yang relatif kecil. Orang Bupolo memiliki tanah

yang relatif luas tetapi mempunyai keterbatasan akses pada teknologi, hidup

terisolasi karena tidak mempunyai akses terhadap sarana dan prasarana sosial

ekonomi maupun komunikasi, sehingga mereka hidup miskin dan hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Dalam studi Pattinama (2009) bahwa

definisi kemiskinan perlu diperluas meliputi akses terhadap infrastruktur sosial

ekonomi, keluar dari keterisolasian, ketidakberdayaan, dan kebebasan mengeluarkan

pendapat, serta memperoleh keadilan dalam pembangunan. Kemiskinan tidak bisa

didefinisikan secara tunggal yakni dari hanya sudut pandang pemenuhan kebutuhan

kalori semata sebagaimana yang dilakukan Biro Pusat Statistik (BPS) selama ini,

karena pada hakekatnya definisi kemiskinan tidak hanya bersifat relatif tetapi juga

dinamis.

1.2 Rumusan Masalah

Upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Klungkung dilakukan melalui

Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebagai jangkauan program berdasarkan wilayah.

Rumah Tangga Sasaran (RTS) berdasarkan hasil validasi Program Perlindungan

Sosial (PPLS) tahun 2012 memberikan kategori masyarakat miskin dalam tiga

Page 18: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

17

kelompok yaitu kelompok satu adalah rumah tangga di bawah 1,2 garis kemiskinan,

kelompok dua adalah rumah tangga diantara 1,2 hingga 1,5 garis kemiskinan dan

kelompok tiga adalah rumah tangga berada di antara 1,5 hingga 1,7 garis kemiskinan.

Kelompok satu adalah sasaran prioritas terutama untuk program yang bersifat

bantuan dan perlindungan sosial, sementara kelompok dua dan tiga adalah kelompok

yang rentan miskin (Bappeda Kabupaten Klungkung, 2013).

Berdasarkan pendataan rumah tangga sasaran tahun 2011, terdapat 11.445

rumah tangga dan Indeks keparahan kemiskinan (P2) Kabupaten Klungkung tahun

2013 adalah 0,14 dan indeks kedalaman kemiskinan (P1) sebesar 0,79. Berangkat

dari fenomena tingkat kedalamam kemiskinan di Kabupaten Klungkung menuntut

Pemerintah Daerah memberikan prioritas program pengentasan kemiskinan menjadi

agenda utama dalam rencana pembangunan menengah dan panjang.

Efektivitas program pengentasan kemiskinan daerah ditentukan oleh

kejelasan dalam menentukan kelompok sasaran masyarakat miskin dan identifikasi

penyebab kemiskinan sebagai akar permasalahan timbulnya kemiskinan. Berbagai

bantuan yang diberikan tidak sepenuhnya memberikan pengaruh positif yang

signifikan terhadap pengentasan kemiskinan yang disebabkan karena kelompok

masyarakat yang tidak tepat sasaran dan belum menyentuh pada akar permasalahan

atau indikator kemiskinan tiap daerah.

Maka perlu kiranya dilakukan kajian mengenai identifikasi masyarakat

miskin, penyebab dan dapat dirumuskan upaya pengentasannya di Provinsi Bali

khususnya di Kabupaten Klungkung sehingga pemerintah daerah dapat memperoleh

informasi yang sesuai dengan kondisi sebenarnya dan dapat memprioritaskan

Page 19: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

18

program pengentasan kemiskinan. Sehingga rumusan masalah yang akan dikaji

dalam penelitian ini adalah:

1) Bagaimana kondisi riil kemiskinan di Kabupaten Klungkung?

2) Apa yang menjadi determinan utama kemiskinan di Kabupaten Klungkung

berdasarkan hasil pemetaan kondisi riil kemiskinan?

3) Bagaimana potensi yang dimiliki wilayah dan masyarakat miskin di

Kabupaten Klungkung dalam upaya menghadapi kerentanan kemiskinan?

4) Sejauhmana efektivitas kebijakan pemerintah Kabupaten Klungkung dalam

pengentasan kemiskinan baik yang telah dan sedang berjalan?

5) Bagaimana strategi pengentasan kemiskinan di Kabupaten Klungkung

berdasarkan hasil pemetaan dan identifikasi potensi masyarakat?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah :

1) Mendeskripsikan kondisi riil kemiskinan di Kabupaten Klungkung dengan

menggunakan indikator lokal sehingga diagnosa kemiskinan tiap daerah akan

berbeda dan berimplikasi pada pendekatan kebijakan yang berbeda pula

untuk tiap daerah.

2) Mengidentifikasi determinan kemiskinan di Kabupaten Klungkung

berdasarkan hasil pemetaan kondisi riil kemiskinan.

3) Mengidentifikasi potensi yang dimiliki wilayah dan masyarakat miskin di

Kabupaten Klungkung sebagai upaya untuk menghadapi kerentanan

kemiskinan sehingga masyarakat dapat keluar dari lingkaran kemiskinan.

Page 20: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

19

4) Mengetahui efektivitas kebijakan pengentasan kemiskinan di Kabupaten

Klungkung dalam hubungannya dengan perubahan perbaikan kesejahteraan

masyarakat miskin.

5) Merumuskan strategi pengentasan kemiskinan yang dapat digunakan sebagai

preskripsi atau informasi mengenai alternatif program penanganan

kemiskinan di Kabupaten Klungkung.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan diperoleh dari penelitian ini adalah :

1) Manfaat teoritis adalah sebagai berikut.

a) Penelitian ini dapat menjadi referensi dalam pengembangan model dan

indikator dalam pendekatan pengentasan kemiskinan yang sesuai dengan

spesifik lokal masing-masing daerah.

b) Penelitian ini dapat memperkaya khazanah pengetahuan dan riset terkait

dengan masalah kemiskinan dan strategi pengentasan kemiskinan di

berbagai daerah.

2) Manfaat praktis adalah sebagai berikut.

a) Bagi Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kabupaten Klungkung

khususnya dan pihak terkait diharapkan hasil studi ini dapat menjadi

masukan didalam menentukan strategi pengentasan kemiskinan secara

lebih komprehensif dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

b) Bagi masyarakat diharapkan akan mewujudkan suatu keberlangsungan

hidup yang lebih sejahtera, adil, makmur dan memenuhi standar terutama

dalam menghadapi kerentanan kemiskinan.

Page 21: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses peningkatan riil PDB (Produk

Domestik Bruto) per kapita dari waktu ke waktu dan kedua dikatakan berhasil kalau

secara obyektif menunjukkan peningkatan per kapita dari meningkatnya upah riil

serta pendapatan yang mengarah ke standar hidup yang lebih baik atau tinggi. Bishop

et al (2011). Pertumbuhan ekonomi yaitu peningkatan nyata atau riil dalam

pendapatan per kapita dan lembaga-lembaga sosial serta politik yang diperlukan

untuk mendukung ekspansi ekonomi nasional. Perubahan ini ditandai oleh

tumbuhnya sektor industri dengan pangsa pasar pertanian menurun dari PDB dan

perubahan signifikan dalam pertumbuhan penduduk, migrasi pedesaan ke perkotaan

serta memberikan kesempatan kerja. Perkins et al (2010). Pertumbuhan ekonomi

menunjukkan perubahan tingkat kegiatan ekonomi Nasional yang terjadi dari tahun

ke tahun. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP atau GNP (Gross

Domestic Product/Gros Nasional Produk) tanpa memandang apakah kenaikkan itu

lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk dan atau terjadi

perubahan struktur ekonomi dan perbaikan sistem kelembagaan atau tidak (Adelman,

1975 dalam Arsyad 2010).

Page 22: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

22

Pertumbuhan Ekonomi adalah bagian dari teori ekonomi yang berusaha untuk

menjelaskan dan berharap untuk memprediksi tingkat dimana ekonomi suatu negara

akan tumbuh dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ekonomi cenderung memusatkan

upaya untuk menganalisis dan menjelaskan penyimpangan dan arah pertumbuhan

untuk jangka panjang atau rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi selama periode

satu dekade atau lebih.

2.1.2 Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi itu mengandung pengertian yang sangat luas bukan

saja hanya meningkatkan GNP (Gross National Product). Pembangunan ekonomi

bersifat multidimensi yang mencakup berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat

dan bukan hanya salah satu aspek ekonomi saja. Pembangunan ekonomi diartikan

sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh suatu negara dalam rangka

mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya. Dengan kata lain

sebagai proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk

suatu negara dalam kurun waktu lama (jangka panjang) disertai oleh perbaikan

sistem kelembagaan. Arsyad (2010). Berdasarkan arti pembangunan, maka pada

umumnya pembangunan selalu dibarengi oleh pertumbuhan, tetapi pertumbuhan

belum tentu disertai dengan pembangunan.

2.1.3 Pembangunan Ekonomi Millenium Development Goals (MDGs)

Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium Perserikatan

Bangsa‐Bangsa (PBB), sebanyak 189 negara anggota PBB bersepakat untuk

mengadopsi Deklarasi Millenium untuk menangani isu perdamaian, keamanan,

Page 23: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

23

pembangunan, hak asasi manusia dan kebebasan fundamental dalam satu paket.

Dalam konteks inilah, negara‐negara anggota PBB kemudian mengadopsi tujuan

pembanguan Millenium Development Goals (MDGs). Setiap tujuan memiliki satu

atau beberapa target beserta indikatornya dan menempatkan pembangunan manusia

sebagai fokus utama pembangunan dan memiliki tenggat waktu serta kemajuan yang

terukur.

Sebagai komitmen dari komunitas internasional terhadap pengembangan visi

mengenai pembangunan; MDGs yang secara kuat mempromosikan pembangunan

manusia sebagai kunci untuk mencapai pengembangan sosial dan ekonomi yang

berkelanjutan dengan menciptakan dan mengembangkan kerjasama dan kemitraan

global. MDGs juga mendorong pemerintah, lembaga donor dan organisasi

masyarakat sipil untuk mencapai target‐target pembangunan yang spesifik, ada

tenggat waktu dan terukur ke dalam 8 tujuan pembangunan milenium yaitu :

1) Menghapuskan tingkat kemiskinan dan kelaparan. Target untuk 2015 adalah

mengurangi setengah dari penduduk dunia yang berpenghasilan kurang dari 1

US$ sehari dan mengalami kelaparan.

2) Mencapai Pendidikan Dasar secara Universal. Target 2015 adalah

memastikan bahwa setiap anak laki dan perempuan mendapatkan dan

menyelesaikan tahap pendidikan dasar.

3) Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan. Target 2005

dan 2015 adalah mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam

pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua

tingkatan pada tahun 2015.

Page 24: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

24

4) Mengurangi tingkat kematian anak. Target 2015 adalah mengurangi tingkat

kematian anak‐anak usia di bawah 5 tahun hingga dua‐pertiga.

5) Meningkatkan Kesehatan Ibu. Target 2015 adalah mengurangi rasio kematian

ibu hingga 75 persen dalam proses melahirkan.

6) Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya. Target 2015 adalah

menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS dan gejala

malaria dan penyakit berat lainnya.

7) Menjamin keberkelanjutan lingkungan. Target adalah mengintegrasikan

prinsip‐prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap

negara dan program serta merehabilitasi sumber daya lingkungan yang

hilang.

8) Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Target adalah

mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan

yang melibatkan komitmen terhadap pengaturan manajemen yang jujur dan

bersih, pembangunan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional

dan internasional.

Kemiskinan merupakan permasalahan global yang dipandang

sebagai permasalahan sosial paling krusial. Upaya pengentasan kemiskinan global

menjadi agenda prioritas dalam kerangka kebijakan di banyak negara dan juga

organisasi internasional, termasuk PBB. Kinerja serta komitmen MDGs dalam upaya

mengentaskan kemiskinan, baik di dunia maupun di Indonesia pada khususnya, dapat

dilihat dari 3 tujuan yang tercantum dalam 8 tujuan MDGs.

Page 25: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

25

Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan sosial yang sangat terlihat di

Indonesia. Pada tujuan pertama, yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan.

Dalam hal ini Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan, sebagaimana

diukur oleh indikator USD 1,00 per kapita per hari, menjadi setengahnya. Kemajuan

juga telah dicapai dalam upaya untuk lebih menurunkan lagi tingkat kemiskinan,

sebagaimana diukur oleh garis kemiskinan nasional dari tingkat saat ini sebesar

13,33 persen (2010) menuju targetnya sebesar 8 – 10 persen pada tahun 2014.

Prevalensi kekurangan gizi pada balita telah menurun dari 31 persen pada tahun 1989

menjadi 18,4 persen pada tahun 2007, sehingga Indonesia diperkirakan dapat

mencapai target MDGs sebesar 15,5 persen pada tahun 2015.

Prioritas kedepan untuk menurunkan kemiskinan dan kelaparan yang menjadi

fokus pemerintah Indonesia adalah dengan memperluas kesempatan kerja,

meningkatkan infrastruktur pendukung, dan memperkuat sektor pertanian. Perhatian

khusus yang perlu diberikan adalah pada (i) perluasan fasilitas kredit untuk usaha

mikro, kecil, dan menengah (UMKM); (ii) pemberdayaan masyarakat miskin dengan

meningkatkan akses dan penggunaan sumber daya untuk meningkatkan

kesejahteraannya; (iii) peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan sosial

dan (iv) perbaikan penyediaan proteksi sosial bagi kelompok termiskin di antara

yang miskin.

2.1.4 Definisi Kemiskinan

Definisi kemiskinan dalam berbagai literatur memiliki berbagai konsepsi

teoritis yang berbeda dalam cakupan permasalahan yang dihadapi suatu negara atau

daerah. Menurut Ahmed (2004) bahwa dalam konsepsi kemiskinan, dimensi yang

Page 26: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

26

dipertimbangkan dan diperhatikan meliputi pendapatan, konsumsi, nutrisi, kesehatan,

pendidikan, rumah dan lain-lain. Keberagaman pemahaman kemiskinan juga

ditunjukkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) yang

mendefinisikan kemiskinan sebagai kelaparan, ketiadaan tempat berlindung,

ketidakmampuan berobat ke dokter jika sakit, tidak mempunyai akses ke sekolah dan

buta huruf, tidak mempunyai pekerjaan, takut akan masa depan, hidup dalam

hitungan harian, ketidakmampuan mendapatkan air bersih, ketidakberdayaan, tidak

ada keterwakilan dan kebebasan.

Sementara Tjiptoherijanto (1997) menyatakan bahwa ada tiga pola utama

yang digunakan untuk memberikan pengertian kemiskinan. Pengertian kemiskinan

menurut pola pertama, didasarkan atas pengukuran tingkat pendapatan. Pengertian

kemiskinan yang menggunakan indikator tingkat pendapatan ini dibagi menjadi 2

dua, yaitu: (a) kemiskinan absolut dan (b) kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut

berkaitan dengan ketidakmampuan seseorang melampaui ukuran kemiskinan yang

telah ditetapkan. Sedangkan kemiskinan relatif berkaitan dengan perbedaan tingkat

pendapatan suatu kelompok dibandingkan dengan kelompok pendapatan lainnya.

Pola kedua, didasarkan atas pola waktu. Kemiskinan menurut pola waktu dibedakan

atas empat pengertian, yaitu: (a) persistent poverty yaitu kemiskinan yang telah

kronis atau turun-temurun. Kemiskinan ini pada umumnya terjadi di daerah yang

kritis sumber daya alam atau daerah yang terisolasi; (b) cyclical poverty, yaitu

kemiskinan yang mengikuti pola siklus ekonomi secara keseluruhan; (c) seasonal

poverty yaitu kemiskinan musiman, seperti yang sering dijumpai pada petani dan

nelayan, serta (d) accidental poverty yaitu kemiskinan yang terjadi karena bencana

Page 27: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

27

alam atau dampak dari suatu kebijakan tertentu yang menyebabkan menurunnya

tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Pola ketiga, didasarkan atas keadaan

penduduk dan potensi wilayah. Dari segi keadaan penduduk, penentuan penduduk

miskin tetap berdasar pada garis kemiskinan. Adapun potensi wilayah digunakan

untuk menetapkan wilayah-wilayah atau desa-desa yang dikategorikan sebagai

wilayah atau desa tertinggal. Meskipun demikian, penduduk miskin umumnya erat

kaitannya dengan wilayah miskin. Dengan kata lain, wilayah dengan potensi

tertinggal atau kurang berkembang juga menyebabkan penduduknya menjadi miskin.

Di sisi lain, dalam panduan keluarga sejahtera pengertian kemiskinan lebih

difoukuskan pada suatu keadaan dimana seorang tidak sanggup memelihara dirinya

sendiri dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan juga tidak mampu memanfaatkan

tenaga, mental maupun fisiknya dalam memenuhi kebutuhannya. Pengertian yang

tidak jauh beda juga dipaparkan dalam Panduan Inpres Desa Tertinggal (IDT) bahwa

kemiskinan adalah situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena dikehendaki

oleh si miskin, melainkan karena tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada

padanya. Kemiskinan ini ditandai oleh sikap dan tingkah laku yang menerima

keadaan yang seakan-akan tidak dapat diubah yang tercermin di dalam lemahnya

kemauan untuk maju, rendahnya kualitas sumber daya manusia, lemahnya nilai tukar

hasil produksi, rendahnya produktivitas, terbatasnya modal yang dimiliki

berpartisipasi dalam pembangunan.

Mengamati secara mendalam tentang kemiskinan dan penyebabnya akan

muncul berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itu sendiri

multikompleks, dinamis, dan berkaitan dengan ruang, waktu serta tempat dimana

Page 28: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

28

kemiskinan dilihat dari berbagai sudut pandang. Kemiskinan dibagi dalam dua

kriteria yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut adalah

kemiskinan yang diukur dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhan dasarnya sedangkan kemiskinan relatif adalah penduduk yang

telah memiliki pendapatan sudah mencapai kebutuhan dasar namun jauh lebih rendah

dibanding keadaan masyarakat sekitarnya. Kemiskinan menurut tingkatan

kemiskinan adalah kemiskinan sementara dan kemiskinan kronis.

Sedangkan, kemiskinan menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan

adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri

dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan juga tidak sanggup memanfaatkan tenaga,

mental maupun fisiknya untuk memenuhi kebutuhannya. Miskin atau kurang

sejahtera dalam pembangunan keluarga sejahtera diidentikkan dengan keadaan

keluarga :

1) Pra sejahtera adalah keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya secara minimal seperti kebutuhan spiritual, pangan,

sandang, papan, kesehatan dan keluarga berencana. Kondisi ini diidentikkan

dengan ketidakmampuan dalam memenuhi salah satu indikator berikut :

a) Menjalankan ibadah sesuai agama

b) Makan minimal dua kali per hari

c) Pakaian lebih dari satu pasang

d) Sebagian besar lantai rumahnya bukan dari tanah

e) Dapat memenuhi kondisi kesehatan

Page 29: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

29

2) Keluarga sejahtera I adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan

dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial dan

psikologis seperti pendidikan, interaksi keluarga, interaksi lingkungan tempat

tinggal dan transportasi. Secara operasional, kondisi ini diidentikkan dengan

ketidakmampuan dalam memenuhi indikator berikut :

a) Menjalankan ibadah secara teratur

b) Minimal seminggu sekali makan daging/telur/ikan

c) Minimal memiliki baju baru sekali dalam satu tahun

d) Luas lantai rumah rata-rata 8 m2 per anggota keluarga

e) Tidak ada anggota keluarga yang berumur antara 10-60 tahun yang buta

huruf latin

f) Semua anak yang berusia antara 7-12 tahun bersekolah

g) Salah satu anggota keluarga memiliki penghasilan tetap

h) Dalam tiga bulan terakhir tidak sakit dan masih dapat melaksanakan

fungsinya dengan baik

Keluarga Pra sejahtera dan sejahtera I dibagi dalam dua kelompok yaitu :

1) Karena alasan ekonomi atau keluarga miskin adalah keluarga yang menurut

kemampuan ekonominya lemah dan miskin. Keluarga ini adalah keluarga

yang secara ekonomis memang miskin atau sangat miskin dan belum bisa

menyediakan kebutuhan pokoknya dengan baik.

2) Karena alasan non ekonomi yaitu keluarga yang kemiskinannya bukan karena

harta atau uang tetapi miskin kepeduliannya untuk mengubah hidupnya lebih

sejahtera seperti dalam partisipasi pembangunan dan kesehatan.

Page 30: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

30

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menyebutkan beberapa

indikator-indikator kemiskinan yaitu antara lain terbatasnya kecukupan dan mutu

pangan, terbatasnya akses dan mutu layanan kesehatan, terbatasnya kesempatan kerja

dan berusaha, lemahnya perlindungan terhadap aset usaha, terbatasnya akses layanan

perumahan dan sanitasi, terbatasnya akses air bersih, lemahnya kepastian

kepemilikan dan penguasaan tanah, memburuknya kondisi lingkungan hidup,

lemahnya jaminan rasa aman, lemahnya partisipasi, besarnya beban tanggungan

keluarga, dan tata kelola pemerintahan yang buruk.

2.1.5 Dimensi Kemiskinan dan Kesejahteraan

Kemiskinan adalah kekurangan dalam banyak hal. Kemiskinan dapat

disebabkan oleh kurangnya penghasilan, atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar,

seperti kesehatan, pendidikan atau perumahan. Tetapi kemiskinan juga sangat

subyektif dan mungkin disebabkan oleh perasaan kekurangan, kerentanan,

keterkucilan,malu, menderita, atau perasaan tidak enak lainnya. Selain itu,

kemiskinan adalah akibat dari kurangnya sarana, kemampuan, kebebasan dan pilihan

untuk masa depan yang lebih baik. Jika tidak ada lingkungan pendukung untuk

keluar dari kemiskinan, maka akan terjebak dalam kemiskinan kronis.

Konsep kemiskinan dapat dijelaskan melalui nested spheres of poverty

(NESP). Bagian tengah dari konsep ini adalah kesejahteraan subyektif atau Sejahtera

Subyektif (SJS), yang dikelilingi aspek inti kemiskinan, yang meliputi kebutuhan

dasar, dan lingkungan pendukung kontekstual yang merupakan sarana untuk keluar

dari kemiskinan. Kesejahteraan subyektif bersifat sangat individu dan emosional.

Kesejahteraan ini tidak memiliki nilai konstan, tetapi berubah-ubah sesuai dengan

Page 31: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

31

suasana hati dan lingkungan. Perasaan pribadi seperti kebahagiaan, keamanan,

keterlibatan dan kepuasan, ikut menyumbang kesejahteraan subyektif secara

keseluruhan. Bentuk-bentuk kesejahteraan lain juga tercakup, seperti kesejahteraan

jasmani, kesejahteraan sosial, kepemilikan martabat diri dan perasaan aman dan

terjamin.

Inti pada model ini mencakup kebutuhan dasar seperti makanan, kesehatan,

perumahan dan pendidikan. Yang juga tercakup adalah kapabilitas individu secara

umum yakni, kecakapan dan kondisi fisik untuk keluar dari kemiskinan. Pada model

NESP, kebutuhan dasar dan kapabilitas individu digabung menjadi tiga kategori:

kesehatan, materi dan pengetahuan (formal, informal atau tradisional). Konteks

terdiri dari lima lingkungan. Lingkungan alam mencakup ketersediaan dan kualitas

sumber daya alam. Lingkungan ekonomi mencakup kesempatan ekonomi dan jaring

pengaman. Aspek-aspek seperti kapital dan kohesi sosial, rasa saling percaya dan

konflik, membangun lingkungan sosial. Lingkungan politik terdiri dari hak dan

partisipasi atau representasi dalam pengambilan keputusan, pemberdayaan dan

kebebasan. Lapisan luar model NESP adalah lingkungan konteks kelima, yang

mempengaruhi keempat lingkungan konteks yang lain prasarana dan pelayanan.

Keduanya sebagian besar disediakan oleh badan-badan pemerintah, Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM), proyek pembangunan dan sektor swasta. Konteks

adalah lingkungan pendukung yang mendukung upaya-upaya inisiatif sendiri untuk

keluar dari kemiskinan. Lebih jelasnya, Nested Spheres of Poverty (NESP) dapat

dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut:

Page 32: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

32

Sumber : Gonner, et.al, 2007

Gambar 2.1

Nested Spheres of Poverty (NESP)

2.1.6 Penyebab Kemiskinan

Menurut Kuncoro (2006) terdapat beberapa penyebab kemiskinan di

Indonesia sebagai berikut:

1) Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola

kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan timpang,

penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah yang terbatas

dan kualitasnya rendah;

2) Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena

kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah,

upahnya pun rendah;

3) Kemiskinan muncul sebab perbedaan akses dan modal.

Page 33: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

33

Ketiga penyebab kemiskinan itu bermuara pada teori lingkaran setan

kemiskinan (vicious circle of poverty). Adanya keterbelakangan, ketidak-sempurnaan

pasar, kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya

produktivitas mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima. Rendahnya

pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi, rendahnya

investasi akan berakibat pada keterbelakangan dan seterusnya. Logika berpikir yang

dikemukakan Nurkse dalam Kuncoro (2006) yang mengemukakan bahwa negara

miskin itu miskin karena miskin (a poor country is poor because it is poor). Gambar

2.2 akan menggambarkan mengenai lingkaran setan kemiskinan.

Sumber : Kuncoro (2006)

Gambar 2.2

Lingkaran Setan Kemiskinan (The Vicious Circle of Poverty )

Menurut Chambers dalam (Bayo, 1996), terdapat lima ketidakberuntungan

yang melingkari orang atau keluarga miskin yaitu sebagai berikut:

Ketidaksempurnaan pasar,

keterbelakangan, ketertinggalan

Kekurangan Modal

Produktivitas Rendah

Investasi rendah

Tabungan rendah Pendapatan Rendah

Page 34: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

34

1) Kemiskinan (poverty) memiliki tanda-tanda sebagai berikut: rumah dengan

gubug dan dibuat dari bahan bangunan yang bermutu rendah, perlengkapan

yang sangat minim, ekonomi keluarga ditandai dengan ekonomi gali lubang

tutup lubang serta pendapatan yang tidak menentu; Ketidak sempurnaan pasar

Keterbelakanga, Ketinggalan, kekurangan modal, investasi rendah

Produktivitas rendah, tabungan rendah pendapatan rendah

2) Masalah kerentanan (vulnerability), kerentanan ini dapat dilihat dari

ketidakmampuan keluarga miskin menghadapi situasi darurat. Perbaikan

ekonomi yang dicapai dengan susah payah sewaktu-waktu dapat lenyap

ketika penyakit menghampiri keluarga mereka yang membutuhkan biaya

pengobatan dalam jumlah yang besar;

3) Masalah ketidakberdayaan. Bentuk ketidakberdayaan kelompok miskin

tercermin dalam ketidakmampuan mereka dalam menghadapi elit dan para

birokrasi dalam menentukan keputusan yang menyangkut nasibnya, tanpa

memberi kesempatan untuk mengaktualisasi dirinya;

4) Lemahnya ketahanan fisik karena rendahnya konsumsi pangan baik kualitas

maupun kuantitas sehingga konsumsi gizi mereka sangat rendah yang

berakibat pada rendahnya produktivitas mereka;

5) Masalah keterisolasian. Keterisolasian fisik tercermin dari kantong-kantong

kemiskinan yang sulit dijangkau sedang keterisolasian sosial tercermin dari

ketertutupan dalam integrasi masyarakat miskin dengan masyarakat yang

lebih luas.

Page 35: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

35

Menurut Sumodiningrat (1998), secara sosioekonomis, terdapat dua bentuk

kemiskinan, yaitu :

1) Kemiskinan absolut adalah suatu kemiskinan di mana orang-orang miskin

memiliki tingkat pendapatan dibawah garis kemiskinan, atau jumlah

pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum,

yang diukur dengan kebutuhan pangan, sandang, kesehatan, perumahan dan

pendidikan, kalori, Gross National Product (GNP) per kapita, pengeluaran

konsumsi dan lain-lain.

2) Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang dilihat berdasarkan perbandingan

antara suatu tingkat pendapatan dengan tingkat pendapatan lainnya.

Di samping itu terdapat bentuk-bentuk kemiskinan yang sekaligus menjadi

faktor penyebab kemiskinan yaitu (1) Kemiskinan natural, (2) Kemiskinan kultural,

dan (3) Kemiskinan struktural (Sumodiningrat, 1998).

1) Kemiskinan natural atau alamiah adalah keadaan miskin karena dari awalnya

memang miskin. Kemiskinan natural adalah kemiskinan yang disebabkan

oleh kualitas sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, sehingga peluang

untuk berproduksi relatif kecil ataupun jika kegiatan produksi dapat dilakukan

umumnya dengan tingkat efisiensi yang relatif rendah. Kelompok masyarakat

tersebut menjadi miskin karena tidak memiliki sumberdaya yang memadai

baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia maupun sumberdaya

pembangunan. Kemiskinan alamiah juga disebabkan oleh faktor-faktor

alamiah seperti karena cacat, sakit, usia lanjut atau karena bencana alam.

Page 36: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

36

2) Kemiskinan kultural merupakan suatu kondisi kemiskinan yang terjadi karena

kultur, budaya atau adat istiadat yang dianut oleh suatu kelompok

masyarakat. Kemiskinan kultural mengacu pada sikap hidup seseorang atau

kelompok masyarakat yang disebabkan oleh gaya hidup, kebiasaan hidup dan

budaya di mana mereka merasa hidup berkecukupan dan tidak merasa

kekurangan. Kelompok masyarakat seperti ini tidak mudah untuk diajak

berpartisipasi dalam pembangunan, tidak mau berusaha untuk memperbaiki

dan merubah tingkat kehidupannya. Akibatnya tingkat pendapatan mereka

rendah menurut ukuran yang dipakai secara umum. Penyebab kemiskinan ini

karena faktor budaya seperti malas, tidak disiplin, boros dan lain-lainnya.

3) Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor

buatan manusia seperti kebijakan ekonomi yang tidak adil, distribusi aset

produksi yang tidak merata, korupsi dan kolusi serta tatanan ekonomi dunia

yang cenderung menguntungkan kelompok masyarakat tertentu. Menurut

Sumodiningrat (1998) bahwa munculnya kemiskinan struktural disebabkan

karena berupaya menanggulangi kemiskinan natural, yaitu dengan

direncanakan bermacam-macam program dan kebijakan. Namun karena

pelaksanaannya tidak seimbang, pemilikan sumber daya tidak merata,

kesempatan yang tidak sama menyebabkan keikutsertaan masyarakat menjadi

tidak merata pula, sehingga menimbulkan struktur masyarakat yang timpang.

Kemiskianan struktural memiliki beberapa hirarkhi struktural yang

menyebabkannya. Kemiskinan pada suatu wilayah dapat merupakan akibat

langsung atau tidak langsung dari struktur kelembagaan yang diselenggarakan

Page 37: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

37

sebagai suatu program nasional. Di sisi lain, kemiskinan pada tingkatan lokal

dapat merupakan akibat langsung atau tidak langsung dari struktur

kelembagaan regional (Propinsi, Kabupaten). Pada hirarkhi yang paling

rendah, kemiskinan di tingkatan lokal seringkali disebabkan oleh sistem

kelembagaan lokal, sistem pemilikan penguasaan lahan, sistem bagi hasil,dan

sebagainya yang berlaku secara lokal.

2.1.7 Indikator Kemiskinan

Indikator kemiskinan yang digunakan umumnya menggunakan kriteria garis

kemiskinan untuk mengukur kemiskinan absolut. Pada ranah indentifikasi

kemiskinan, terdapat dua kategori kemiskinan, yaitu:

1) Kemiskinan Absolut

Konsep kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan dan

kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau

kebutuhan dasar. Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu :

a) Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.

b) Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.

2) Kemiskinan Relatif

Menurut Kincald (1975) semakin besar ketimpangan antara tingkat hidup

orang kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin.

Sehingga Bank Dunia membagi aspek tersebut dalam tiga bagian antara lain :

1) Jika 40 persen jumlah penduduk berpendapat rendah menerima kurang dari

12 persen pendapatan nasionalnya maka pembagian pembangunan sangat

timpang.

Page 38: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

38

2) Apabila 40 persen lapisan penduduk berpendapatan rendah menikmati antara

12 – 17 persen pendapatan nasional dianggap sedang.

3) Jika 40 persen dari penduduk berpendapatan menengah menikmati lebih dari

17 persen pendapatan nasional maka dianggap rendah.

2.1.7.1 Garis Kemiskinan Menurut Badan Pusat Statistik

Batas garis kemiskinan yang digunakan setiap negara ternyata berbeda-beda.

Ini disebabkan oleh adanya perbedaan lokasi dan standar kebutuhan hidup. Badan

Pusat Statistik (BPS) menggunakan batas miskin dari besarnya rupiah yang

dibelanjakan per kapita sebulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dan

bukan makanan. Untuk kebutuhan minimum makanan digunakan patokan 2.100

kalori per hari. Sedang pengeluaran kebutuhan minimum bukan makanan meliputi

pengeluaran untuk perumahan, sandang, serta aneka barang dan jasa.

BPS menggunakan dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kebutuhan

dasar dan pendekatan head count index. Pendekatan yang pertama merupakan

pendekatan yang sering digunakan. Kemiskinan dikonseptualisasikan sebagai

ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Sedangkan head count index

merupakan ukuran yang menggunakan kemiskinan absolut. Jumlah penduduk miskin

adalah jumlah penduduk yang berada di bawah suatu batas yang disebut batas garis

kemiskinan, yang merupakan nilai rupiah dari kebutuhan minuman makanan dan non

makanan.

Upaya pengentasan kemiskinan tidak terlepas dari dimensi pembangunan

manusia. United Nation Development Programme (UNDP) mengajukan konsep

Human development index (HDI) untuk memperoleh indikator pembangunan

Page 39: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

39

berdasarkan komposit harapan hidup, pendidikan dan pendapatan. Indikator dasar ini

bertujuan untuk mengukur seberapa jauh pertumbuhan dan pemerataan

pembangunan manusia mampu memberikan output kebutuhan fisik dan input

dimensi pembangunan manusia untuk dapat memperoleh pilihan-pilihan kebutuhan.

Human development index (HDI) merupakan indeks komposit kependudukan yang

disusun dari variabel-variabel 1) kesehatan, dengan indikator angka harapan hidup,

2) Pendidikan dengan indikator kemampuan membaca dan lama bersekolah, 3)

pendapatan, dengan indikator standard hidup layak (paritas daya beli).

Berbagai variabel tersebut yang dijabarkan lebih lanjut dalam Indikator

komposit kependudukan seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada skala 0,0

– 100,0 dengan kategori tinggi IPM lebih dari 80,0; menengah atas IPM antara 66,0 –

79,9; menengah bawah IPM antara 50,0 – 65,9; rendah IPM kurang dari 50,0. Ada

dua hal yang menjadi titik perhatian dalam megukur Kinerja Pembangunan Manusia

yaitu pembangunan sebagai input dan kesejahteraan atau kualitas sebagai output.

Output merupakan variabel yang menggambarkan kualitas penduduk yang

merupakan gabungan dari tiga indikator yaitu Angka Harapan Hidup (AHH), Angka

Melek Huruf (AMH) dan pendapatan. Komponen output dianggap sebagai variabel

yang dipengaruhi dan komponen input sebagai variabel mempengaruhi, yang

selanjutnya disebut sebagai indikator inti dan indikator sektoral. Indikator-indikator

tersebut antara lain adalah:

1) Indikator Inti terdiri dari Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan

Indeks Pendapatan.

2) Indikator Sektoral, terdiri dari:

Page 40: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

40

a) Indikator Kesehatan, meliputi umur harapan hidup, jumlah kematian bayi

di bawah umur 1 tahun per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Kasar

per 1000 penduduk, proporsi dokter terhadap jumlah penduduk, rata-rata

lama sakit, angka kesakitan (prevalensi kesakitan), proporsi puskemas

terhadap jumlah penduduk, Penduduk sakit, Lama Sakit, Perkembangan

kasus penyakit menular, Kematian balita, Cakupan imunisasi balita, dan

pertolongan persalinan medis.

b) Indikator Pendidikan meliputi angka melek huruf, rata-rata lama sekolah,

partisipasi murid Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

(SLTP), Sekolah Menengah Umum/Sekolah Menengah Kejuruan

(SMU/SMK), lama sekolah, rasio penduduk usia SD, SLTP, SMU/SMK

dan rasio murid terhadap sekolah/kelas/guru SD,SLTP, SMU/SMK.

c) Indikator Ekonomi, meliputi daya beli standar hidup, kegiatan perbankan,

jumlah sarana transportasi, produksi, modal, harga pasar dan inflasi,

Tingkat Partisipasi Kerja (TPK), Tingkat Pengangguran, Setengah

Pengangguran, Tingkat pengangguran terbuka, Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), pertumbuhan ekonomi, kontribusi sektor

perekonomian, pendapatan per kapita, dan pengeluaran konsumsi riil.

d) Indikator pemukiman dan kesehatan lingkungan, meliputi luas dan jenis

lantai, jenis dinding, fasilitas air minum dan penyediaan air bersih,

tempat pembuangan air besar, tempat penampungan akhir, ketersediaan

listrik dan sebagainya.

Page 41: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

41

e) Indikator Gender Development Index (GDI) dan Gender Empowerment

Messure (GEM.

2.1.8 Strategi Pengentasan Kemiskinan

Strategi dalam mengurangi kemiskinan adalah dengan mengidentifikasi

terlebih dahulu mengenai konsep dan dimensi kemiskinan. Pertama, konsep

kemiskinan. Terdapat tiga macam konsep kemiskinan yaitu kemiskinan absolut,

kemiskinan relatif, dan kemiskinan subyektif. Kedua, dimensi kemiskinan.

Sedikitnya ada dua macam perspektif yang lazim dipergunakan untuk mendekati

masalah kemiskinan antara lain 1) Perspektif kultural (cultural perspective), yaitu

mendekati masalah kemiskinan pada tiga tingkat analisis yaitu individual, keluarga

dan masyarakat, dan 2) Perspektif struktural atau situasional (situational

perspective).

Dalam hal menanggulangi masalah kemiskinan diperlukan upaya yang

memadukan berbagai kebijakan dan program pembangunan yang tersebar di berbagai

sektor. Kebijakan pengentasan kemiskinan menurut Sumodiningrat (1998) dapat

dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu kebijakan tidak langsung, dan kebijakan yang

langsung. Kebijakan tak langsung meliputi (1) upaya menciptakan ketentraman dan

kestabilan situasi ekonomi, sosial dan politik; (2) mengendalikan jumlah penduduk;

(3) melestarikan lingkungan hidup dan menyiapkan kelompok masyarakat miskin

melalui kegiatan pelatihan. Sedangkan kebijakan yang langsung mencakup: (1)

pengembangan data dasar dalam penentuan kelompok sasaran; (2) penyediaan

kebutuhan dasar (pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan); (3)

penciptaan kesempatan kerja; (4) program pembangunan wilayah; dan (5) pelayanan

Page 42: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

42

perkreditan. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan harus dipilih strategi yang

dapat memperkuat peran dan posisi perekonomian rakyat dalam perekonomian

nasional, sehingga terjadi perubahan struktural yang meliputi pengalokasian sumber

daya, penguatan kelembagaan, pemberdayaan sumber daya manusia. Program yang

dipilih harus berpihak dan memberdayakan masyarakat melalui pembangunan

ekonomi dan peningkatan perekonomian rakyat. Program ini harus diwujudkan

dalam langkah-langkah strategis yang diarahkan secara langsung pada perluasan

akses masyarakat miskin kepada sumber daya pembangunan dan menciptakan

peluang bagi masyarakat paling bawah untuk berpartisipasi dalam proses

pembangunan, sehingga mereka mampu mengatasi kondisi keterbelakangannya.

Selain itu upaya pengentasan kemiskinan harus senantiasa didasarkan pada

penentuan garis kemiskinan yang tepat dan pada pemahaman yang jelas mengenai

sebab-sebab timbulnya persoalan itu.

Terdapat tiga pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat miskin. Pertama,

pendekatan yang terarah, artinya pemberdayaan masyarakat harus terarah yakni

berpihak kepada orang miskin. Kedua, pendekatan kelompok, artinya secara

bersama-sama untuk memudahkan pemecahan masalah yang dihadapi. Ketiga,

pendekatan pendampingan, artinya selama proses pembentukan dan penyelenggaraan

kelompok masyarakat miskin perlu didampingi oleh pendamping yang profesional

sebagai fasilitator, komunikator, dan dinamisator terhadap kelompok untuk

mempercepat tercapainya kemandirian (Soegijoko, 1997). Arah baru strategi

pembangunan diwujudkan dalam bentuk: (1) upaya pemihakan kepada yang lemah

dan pemberdayaan masyarakat, (2) pemantapan otonomi dan desentralisasi, dan (3)

Page 43: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

43

modernisasi melalui penajaman arah perubahan struktur sosial ekonomi masyarakat

(Sumodiningrat, 1999). Untuk merealisir arah baru pembangunan tersebut, maka

pemerintah perlu lebih mempertajam fokus pelaksanaan strategi pembangunan yaitu

melalui penguatan kelembagaan pembangunan masyarakat maupun birokrasi.

Penguatan kelembagaan pembangunan masyarakat dilaksanakan dengan

menggunakan model pembangunan partisipatif yang bertujuan untuk

mengembangkan kapasitas masyarakat dan kemampuan aparat birokrasi dalam

menjalankan fungsi lembaga pemerintahan yang berorientasi pada kepentingan

rakyat.

Model pembangunan yang partisipatif mengutamakan pembangunan yang

dilakukan dan dikelola langsung oleh masyarakat lokal. Model yang demikian itu

menekankan pada upaya pengembangan kapasitas masyarakat dalam bentuk

pemberdayaan masyarakat (Sumodiningrat, 1999). Berdasarkan model pembangunan

tersebut, suatu proyek atau program dapat digolongkan ke dalam model

pembangunan partisipatif apabila program dikelola sendiri oleh masyarakat yang

bersangkutan, bukan oleh aparat pemerintah. Pada gilirannya keberdayaan

masyarakat menjadi baik sebagai akibat dari meningkatnya kemampuan dan

kapasitas masyarakat. Penguatan kelembagaan di sini tidak hanya berarati penguatan

secara fisik saja, seperti bangunan, struktur, atau hanya kelengkapan organisasi,

tetapi lebih kepada penguatan fungsi dan perannya sebagai lembaga/organisasi yang

diserahi tugas dan wewenang melaksanakan, memantau, atau menjaga program

pembangunan di wilayahnya. Dengan menguatnya kelembagaan masyarakat

setempat terutama berkaitan dengan fungsi dan peran sebagai lembaga masyarakat,

Page 44: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

44

maka partisipasi masyarakat untuk mensukseskan program tersebut dapat dijamin

tinggi.

Partisipasi masyarakat akan terjadi apabila pelaku atau pelaksana program

pembangunan di daerahnya adalah orang-orang, organisasi, atau lembaga yang telah

mereka percaya integritasnya, serta apabila program tersebut menyentuh inti masalah

yang mereka rasakan dan dapat memberikan manfaat terhadap kesejahteraannya.

Menguatnya kemampuan masyarakat miskin untuk meningkatkan taraf hidupnya,

adalah hasil atau dampak dari semua aktivitas program pengentasan kemiskinan.

Penguatan masyarakat tersebut dapat dilihat dari: (1) dimensi pemberdayaan

masyarakat miskin, (2) dimensi terwujudnya kemandirian masyarakat miskin, dan (3)

dimensi perekonomian rakyat. Dimensi pemberdayaan masyarakat perlu diarahkan

terutama dalam rangka pengembangan kegiatan sosial ekonominya. Dimensi

kemandirian masyarakat dapat dicapai melalui asas gotong royong, keswadayaan dan

partisipasi. Sedang dimensi perekonomian rakyat dapat ditandai oleh tersedianya

dana untuk modal usaha guna dikembangkan oleh masyarakat miskin itu sendiri.

Pemberdayaan secara substansial merupakan proses untuk memutus

hubungan antara subyek dan obyek. Proses ini menekankan pada pengakuan subyek

akan kemampuan atau daya yang dimiliki obyek. Pemberdayaan lebih

mengutamakan usaha sendiri dari orang yang diberdayakan untuk meraih

keberdayaannya. Fenomena kemiskinan lebih disebabkan oleh keadaan ekonomi

daripada kebudayaan kemiskinan. Oleh karena itu, mengurangi kemiskinan adalah

membuat konsep yang dapat menumbuhkan kemampuan ekonomi.

Page 45: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

45

Upaya pemberdayaan dapat dilihat dari tiga hal. Pertama, pemberdayaan

dengan menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi rumah tangga

miskin berkembang. Hal ini berarti setiap anggota keluarga secara alamiah memiliki

potensi yang dapat dikembangkan pada kehidupan yang lebih baik. Kedua,

pemberdayaan dilakukan untuk memperkuat potensi ekonomi atau daya yang

dimiliki rumah tangga. Untuk memperkuat potensi tersebut dilakukan peningkatan

taraf pendidikan, derajat kesehatan dan akses terhadap sumber-sumber kemajuan

ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja dan pasar. Ketiga,

pemberdayaan melalui pengembangan ekonomi rumah tangga yaitu melindungi

untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang serta menciptakan

kebersamaan dan kemitraan antara yang sudah maju dan belum berkembang.

Peran program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui bantuan

dana yang dapat diciptakan dari kegiatan sosial ekonomi dengan menerapkan

beberapa prinsip antara lain 1) mudah diterima dan didayagunakan oleh kelompok

sasaran, 2) dikelola oleh masyarakat secara terbuka dan dapat

dipertanggungjawabkan, 3) memberikan pendapatan yang memadai dan mendidik

masyarakat untuk mengelola secara ekonomis, 4) hasilnya dapat dilestarikan oleh

masyarakat (sustainable), 5) pengelolaan dana dan pelestarian hasil dapat dengan

mudah digulirkan dan dikembangkan oleh masyarakat dalam lingkup lebih luas

(replicable).

Menurut Gonner et al (2007) bahwa upaya meningkatkan dan

mempertahankan kesejahteraan masyarakat miskin dapat dilakukan dengan

memperbaiki lingkungan pendukung masyarakat antara lain kapabilitas, strategi

Page 46: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

46

penghidupan lokal, peluang dan dukungan, kerentanan, keberlanjutan sebagaimana

ditunjukkan pada gambar 2.3.

Sumber : Gonner et al, 2007

Gambar 2.3

Prinsip Meningkatkan Kesejahteraan

Beberapa prinsip meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah :

1) Kapabilitas masyarakat miskin harus didayagunakan dan diperkuat.

Kapabilitas mencakup lima hal yaitu keuangan, manusia, sosial, fisik, dan

alam.

2) Pemerintah daerah harus mendata strategi penghidupan lokal yang ada dan

menciptakan kerangka kerja kelembagaan yang mendukung strategi

peningkatan kesejahteraan swadaya berkelanjutan.

3) Peluang dan dukungan untuk memanfaatkan kapabilitas masyarakat. Bukan

hanya peluang ekonomi, seperti pekerjaan dan pasar, namun juga peluang

politis untuk berpartisipasi dan pemberdayaan yang lebih baik. Pemerintah

Page 47: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

47

daerah dengan instansi pemerintah lainnya dan sektor swasta memegang

peran penting.

4) Kerentanan perlu dikurangi dimana masyarakat membutuhkan rasa aman.

Sebagian kelompok miskin rentan untuk kembali menjadi miskin atau

terjebak dalam lingkaran kemiskinan. Bukan hanya melalui jaring pengaman

masyarakat seperti asuransi kesehatan gratis, pendidikan gratis dan makanan

subsidi tetapi juga memerlukan jaring pengaman berbasis keluarga atau

masyarakat, diversifikasi pendapatan untuk menghindari resiko dan

ketergantungan pada hubungan timbal balik melalui jaringan sosial yang

diperluas.

5) Keberlanjutan diperlukan untuk memastikan keberhasilan pengentasan

kemiskinan dalam jangka panjang. Mengorbankan lingkungan alam atau

kohesi sosial untuk capaian ekonomis jangka pendek tidak meningkatkan

kesejahteraan, namun perlu adanya keseimbangan antar komponen

lingkungan ekonomi, sosial, alam.

Berdasarkan hal tersebut, diperlukan adanya keterpaduan antar kelembagaaan

di daerah kabupaten- kota hingga tingkat desa, yaitu; antara kelembagaan

pemerintah-politik, kelembagaan ekonomidunia usaha/swasta dan kelembagaan

masyarakat. Kelembagaan pemerintah, bagaimana kebijakan dan program

pemerintah dapat diarahkan pada pemberdayaan ekonomi rakyat, sehingga

masyarakat banyak, dapat memiliki akses dan kontrol terhadap sumberdaya setempat

dan dalam sistem pengambilan keputusan. Kelembagaan ekonomi, didorong untuk

menciptakan sistem ekonomi yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya usaha

Page 48: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

48

ekonomi produktif bagi kelompok miskin. Sementara itu, kelembagaan masyarakat

ditujukan untuk memperkuat kelembagaan sosial-ekonomi masyarakat yang tumbuh

dan berkembang. Di samping ke tiga kelembagaan tersebut kelembagaan Lembaga

Swadaya Masyarakat dapat difungsikan sebagai katalisator dan fasilitator dari

pelaksanaan pembangunan ekonomi rakyat. Strategi jangka pendek, antara lain

adalah: (1) identifikasi masalah kemiskinan; (2) mengkaji potensi yang dimiliki baik

SDA, SDM, teknologi, dan kelembagaan yang ada; (3) identifikasi kendala dan

permasalahan pokok dalam pengentasan kemiskinan baik kendala teknis, ekonomi,

maupun sosial kelembagaan; (4) identifikasi kebijakan dan program pengentasan

kemiskinan dari ketiga kelembagaan yang ada; (5) koordinasi dan sinkronisasi

program antardinas atau instansi pemerintah terkait baik secara vertikal maupun

secara horisontal; (6) konsistensi antara program/kegiatan dengan alokasi anggaran;

(7) pembagian peran antara ketiga kelembagaan; (8) menentukan kelompok sasaran

dan merumuskan perencanaan, pelaksanaan, dan melakukan monev program

pembangunan yang dilaksanakan secara partisipatif.

2.1.9 Analisis Strengthness, Weakness, Opportunity, Threatness (SWOT)

Pengentasan Kemiskinan

Kemiskinan tidak hanya merupakan aspek permasalahan dalam sudut

pandang keluarga miskin namun juga perlu didukung oleh sudut pandang pemerintah

sebagai pengambil keputusan, kelompok pemerhati dan masyarakat mampu sebagai

pelaksana. Manajemen pengentasan kemiskinan mensyaratkan mutlak adaya proses

looping dalam memahami kemiskinan. Untuk itulah pandangan stakeholder

Page 49: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

49

pengentasan kemiskinan dirumuskan dalam analisis Strengthness, Weakness,

Opportunity, Threatness (SWOT).

Analisis dengan menggunakan matriks SWOT bertujuan untuk

mengidentifikasikan alternatif-alternatif strategi yang secara intuitif dirasakan

feasible dan sesuai untuk dilaksanakan. Salah satu alasan perlunya dilakukan

identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal dengan menggunakan

matrik Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE)

adalah penentuan analisis SWOT dilakukan setelah mengetahui kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman yang ada. Unsur-unsur SWOT meliputi strength

(S) yang berarti mengacu pada keunggulan kompetitif dan kompetisi lainnya;

weakness (W) yang merupakan hambatan yang membatasi pilihan-pilihan pada

pengembangan strategi, opportunities (O) yang menggambarkan kondisi yang

menguntungkan atau peluang yang membatasi penghalang, dan threats (T) yang

berhubungan dengan kondisi yang dapat menghalangi atau ancaman dalam mencapai

tujuan. Matriks SWOT ini mengembangkan empat tipe strategi yaitu kekuatan -

peluang atau strength-opportunities (SO), kelemahan – peluang atau weakness

opportunities (WO), kekuatan – ancaman atau strength – threats (ST) dan kelemahan

– ancaman atau weakness – threats (WT). Berikut adalah beberapa faktor internal

dan eksternal dalam analisis SWOT. Penyusunan strategi yang dihasilkan analisis

SWOT didasarkan berbagai indikator atau faktor internal dan eksternal masyarakat

miskin untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Berikut adalah beberapa faktor

internal dan eksternal masyarakat miskin.

Page 50: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

50

1) Kekuatan

a) Adanya Peraturan Daerah mengenai Pengentasan Kemiskinan

b) Potensi sumber daya alam.

c) Struktur dalam kelembagaan.

d) Beragam aktifitas masyarakat miskin

e) Ketersediaan tenaga kerja produktif.

f) Peran lembaga-lembaga non pemerintah.

2) Kelemahan

a) Daya dukung aktor sosial masih bernuansa sektoral.

b) Belum terdapat suatu pedoman yang mengintegrasikan semua potensi

kelembagaan lokal.

c) Pelaksanaan multisektoral memunculkan perbedaan dalam kerangka

pengorganisasian.

d) Kualitas SDM

e) Akses sumberdaya alam terbatas

f) Akses permodalan

g) Akses pemasaran terbatas

3) Peluang

a) Perkembangan teknologi.

b) Kebijakan pemerintah daerah.

c) Posisi strategis

d) Tanggung jawab sosial.

e) Kondisi ekonomi daerah dan nasional

Page 51: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

51

f) Peluang usaha dengan keberadaan pertumbuhan pariwisata

g) Program pemberdayaan usaha masyarakat

4) Ancaman

a) Penguasaan aset ekonomi penduduk pendatang.

b) Era globalisasi yang menuntut daya saing yang tinggi.

c) Ketidakstabilan kondisi politik dan keamanan nasional.

d) Kemandirian masyarakat dan keberlanjutan program

2.2 Tinjauan Empiris Sebelumnya

Studi empiris mengenai kemiskinan telah banyak dilakukan di berbagai

wilayah di Indonesia maupun di negara berkembang lainnya seperti di India,

Bangladesh dan negara lainnya. Dalam pembangunan ekonomi, isu kemiskinan

menjadi masalah utama yang memerlukan penanganan secara serius baik dalam

jangka pendek maupun jangka panjang.

Gonner et al (2007) melakukan studi pemetaan di Kabupaten Kutai Barat

pada awal tahun 2006. Sebanyak sekitar 50 indikator kemiskinan dan kesejahteraan

diukur dalam survei yang melibatkan lebih dari 10.000 rumah tangga di 222 dari 223

kampung di kabupaten Kutai Barat ini. Beberapa temuan yang menarik antara lain:

Secara rata-rata, hampir sepertiga dari seluruh rumah tangga hidup dalam kondisi

kesejahteraan yang kritis. 52,1 persen rumah tangga sampel mengatakan bahwa

mereka hidup dalam kemiskinan. Pengetahuan dari 45,2 persen rumah tangga ada

dalam kondisi kritis. Hampir setiap satu dari empat rumah tangga mengalami

kesulitan akses terhadap layanan kesehatan dan gizi. Dari delapan lingkungan

kesejahteraan (kesehatan, materi, pengetahuan; alam, ekonomi, sosial dan politik;

Page 52: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

52

prasarana dan pelayanan) yang diukur, setidaknya satu kondisi lingkungan kritis

dialami oleh 87 persen rumah tangga sampel, dua kondisi kritis oleh 62 persen dan

tiga kondisi kritis oleh 42 persen. Sekitar sepertiga dari semua rumah tangga hidup

dalam lingkungan alam kritis, dan ini sering merupakan akibat dari pembangunan

ekonomi yang tidak berkelanjutan. Meskipun kohesi sosial relatif tinggi, konflik

pada semua tingkat (biasanya tentang akses dan keuntungan dari sumber daya alam)

meningkat. Hampir separuh dari semua rumah tangga sampel kurang tersentuh

pemberdayaan politik dan kurang memiliki peluang untuk berpartisipasi dalam

pengambilan keputusan. Penyebab kemiskinan dapat ditemukan pada berbagai

jenjang. Ada penyebab yang berasal dari dalam rumah tangga sendiri, seperti tingkat

pendidikan yang rendah atau lemahnya wawasan dalam membelanjakan pendapatan

tunai. Penyebab lainnya lebih merupakan tanggung jawab jenjang yang lebih tinggi

(pemerintah), seperti kurang memadainya anggaran kesehatan dan pendidikan, atau

kurangnya pengakuan terhadap hak-hak kepemilikan lahan tradisional dan hak

terhadap sumber daya alam. Selain itu, ada penyebab kemiskinan yang tidak dapat

dikendalikan langsung oleh pemerintah, seperti bencana alam, kejadian

makroekonomi dan topografi kawasan.

Bank Dunia (2008) memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai

kemiskinan pasca tsunami dan konflik kepada pemerintah provinsi dan Badan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) dalam penyusunan kebijakan dan program

yang lebih baik untuk mengurangi kemiskinan di Aceh. Kemiskinan di Aceh sedikit

meningkat pasca bencana tsunami, dari 28,4 persen pada tahun 2004 mencapai 32,6

persen pada tahun 2005. Hal ini berlawanan dengan tingkat penurunan kemiskinan

Page 53: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

53

yang terjadi pada wilayah-wilayah lain di Indonesia. Peningkatan tersebut termasuk

relatif kecil mengingat besarnya kerusakan dan kerugian yang disebabkan oleh

tsunami dan juga mencerminkan dampak yang positif dari upaya awal rekonstruksi.

Tingkat kemiskinan menurun pada tahun 2006 hingga mencapai 26.5 persen, lebih

rendah dari tingkat kemiskinan sebelum tsunami, menunjukkan bahwa peningkatan

kemiskinan yang berkaitan dengan tsunami tidak berlangsung lama dan aktivitas

rekonstruksi kemungkinan besar memfasilitasi penurunan tersebut. Kemiskinan di

Aceh sebagian besar merupakan fenomena pedesaan, dengan lebih dari 30 persen

rumah tangga di pedesaan hidup di bawah garis kemiskinan. Hal ini dibandingkan

dengan tingkat rumah tangga miskin di wilayah perkotaan yang kurang dari 15

persen. Karakteristik lainnya yang terkait dengan tingginya tingkat kemiskinan yaitu

ukuran rumah tangga yang lebih besar, tingkat pendidikan yang lebih rendah, rumah

tangga yang dikepalai perempuan, dan rumah tangga dengan mata pencaharian di

bidang pertanian. Hubungan antara karakteristik ini dengan kemiskinan masih tetap

relatif stabil setelah masa tsunami yang menunjukkan bahwa faktor pokok penentu

kemiskinan tidak berubah meskipun terjadi perubahan yang cepat dalam aspek

politik dan sosialekonomi.

Haug (2007) melakukan studi kemiskinan di Kutai Barat sejalan yang

dilakukan Gonner et al (2007). Tujuan utama studi adalah mengungkap dampak

otonomi daerah terhadap kesejahteraan masyarakat Dayak Benuaq di Kutai Barat,

Kalimantan Timur. Penelitian ini menyajikan persepsi masyarakat Dayak Benuaq

tentang kemiskinan, mendokumentasikan perubahan yang terjadi setelah

desentralisasi, dan menjelaskan hubungan sebab akibat di balik proses-proses yang

Page 54: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

54

sedang berlangsung. Masyarakat Dayak Benuaq memiliki kesamaan pemahaman

tentang kemiskinan yang sebagian besar didasarkan pada situasi ekonomi rumah

tangga. Umumnya, warga dianggap miskin jika mereka kesulitan memenuhi

kebutuhan dasar seperti pangan, perumahan, dan pakaian. Selain itu, masyarakat

Dayak Benuaq memiliki konsep kehidupan yang baik (bolupm bueq) dan kehidupan

yang buruk (bolupm daat), yang meliputi berbagai aspek ekonomi, sosial, politik,

fisik, dan emosional. Konsep setempat ini sangat mirip dengan konsep kesejahteraan

(wellbeing) dan kesengsaraan (illbeing). Desentralisasi tampak jelas memiliki

sejumlah dampak positif terhadap kehidupan warga Dayak Benuaq. Pembentukan

kabupaten baru Kutai Barat meningkatkan partisipasi politik dan hak menentukan

nasib sendiri dari kelompok suku yang sebelumnya terpinggirkan. Dengan otonomi

daerah, infrastruktur dan pelayanan pemerintah di berbagai sektor meningkat dan

peluang-peluang ekonomi baru tumbuh. Tetapi perbaikan dan peluang ini belum

dapat dinikmati oleh semua kalangan. Bahkan data resmi kemiskinan menunjukkan

adanya stagnasi kemiskinan pada tingkat yang lebih tinggi daripada sebelum era

desentralisasi. Program pengentasan kemiskinan pemerintah daerah memang terlihat

di tingkat kampung, tetapi program ini sering tidak memenuhi harapan pejabat

pemerintah daerah dan warga karena lemahnya implementasi dan mekanisme

kontrol. Konflik antar warga, dan antara warga dengan perusahaan, meningkat sejak

desentralisasi yang dipicu oleh masalah lahan dan sumber daya alam yang semakin

tinggi nilainya. Banyak konflik yang diperparah dengan tumbuhnya kecenderungan

ke arah kepemilikan individual dan melemahnya mekanisme penyelesaian konflik

tradisional. Pengambilan sumber daya alam melalui kegiatan penebangan dan

Page 55: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

55

pertambangan batubara di Kutai Barat menyebabkan turunnya mutu air sungai dan

hutan.

Studi Moeliono, et al (20007) menangkap kemiskinan dan kesejahteraan

masyarakat di Malinau dengan pengembangan sistem peamntauan menggunakan

kerangka multidimensi Nested Spheres of Poverty (NESP). Hasil studi menunjukkan

rendahnya indeks sektor ekonomi di semua kecamatan, kecuali di kecamatan Sungai

Boh. Kayan Hulu dan Malinau Barat sebagai kecamatan dengan tingkat

kesejahteraan paling rendah. Sektor alam juga mendapat skor rendah, kendati tutupan

hutan masih mencapai sekitar 90 persen. Rendahnya skor yang diberikan untuk

lingkungan alam ini menunjukkan persepsi masyarakat tentang penurunan sumber

daya alam (khususnya kayu) akibat eksploitasi besar-besaran selama 2000-2003.

Jarak dan kesulitan bepergian tidak mempengaruhi semua aspek secara

seragam. Pengaruh ini menjadi nyata bila, misalnya, keterpencilan dikaitkan dengan

kondisi kesehatan atau pendidikan.

Lebih lanjut dalam studi Moeliono, et al (2007), kemiskinan bersifat

multidimensi dan mencakup aspek-aspek kebutuhan dasar serta konteks pendukung

yang lebih luas, di mana persepsi individu terhadap aspek-aspek tersebut bersifat

subjektif dan dipengaruhi konteks. Subjektivitas ini juga menunjukkan perlunya

kriteria yang khas daerah, terutama karena perbedaan mata pencaharian dan sumber

daya alam mendorong cara penyelesaian kebutuhan yang berbeda-beda pula.

Pemerintah daerah telah berupaya menyesuaikan program-program pengentasan

kemiskinan nasional dengan kondisi setempat (misalnya dengan distribusi beras),

tetapi keberhasilan upaya ini memerlukan penyesuaian yang belum dimungkinkan

Page 56: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

56

dalam kerangka birokrasi pemerintah saat ini. Intervensi pemerintah masih diarahkan

pada pemenuhan kebutuhan pokok, seperti beras murah, asuransi kesehatan dan

bantuan tunai, sementara pengembangan lingkungan yang mendukung masyarakat

untuk mengatasi kemiskinannya sendiri masih terabaikan. Pemerintah juga

cenderung memandang kemiskinan dari tingkat desa, sementara realita menunjukkan

terdapat tingkat-tingkat kemiskinan yang berbeda. Misalnya, di tingkat rumah

tangga, orang miskin karena tidak memiliki cukup kekayaan materi atau

pengetahuan. Di sisi lain, orang mungkin memiliki sumber daya yang cukup untuk

mengatasi kemiskinannya tetapi rentan terhadap krisis eksternal, seperti merosotnya

harga komoditas (misalnya gaharu dan karet) atau meningkatnya harga minyak.

Pergeseran dari ekonomi kebutuhan ke arah ekonomi keserakahan menciptakan sekat

antara penduduk asli dan pendatang baru, dan mengikis kerukunan sosial dan rasa

gotong-royong.

Pattinama (2009) dalam studinya mengenai konsep kemiskinan dan

pengamatan ke lokasi penelitian untuk mendeteksi penduduk miskin itu. Kemudian

mencari alternatif kebijakan yang sesuai dengan kondisi spesifik lokal untuk

menanggulangi kemiskinan, dan akhirnya menggali serta memahami kearifan

penduduk lokal dalam hubungannya dengan upaya preventif untuk menanggulangi

kemiskinan. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan observasi langsung,

in-depth interview dan diskusi kelompok fokus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

konsep kemiskinan bersifat banyak sisi atau multifaset. Orang Bupolo dan petani

Surade sama-sama mengolah lahan sempit. Petani Surade miskin karena tidak

mempunyai lahan atau memiliki lahan tetapi dengan skala usaha yang relatif kecil.

Page 57: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

57

Orang Bupolo memiliki tanah yang relatif luas tetapi mempunyai keterbatasan akses

pada teknologi, hidup terisolasi karena tidak mempunyai akses terhadap sarana dan

prasarana sosial ekonomi maupun komunikasi, sehingga mereka hidup miskin dan

hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Jadi definisi

kemiskinan perlu diperluas meliputi akses terhadap infrastruktur sosial ekonomi,

keluar dari keterisolasian, ketidakberdayaan, dan kebebasan mengeluarkan pendapat,

serta memperoleh keadilan dalam pembangunan. Kemiskinan tidak bisa didefinisikan

secara tunggal yakni dari kacamata pemenuhan kebutuhan kalori semata

sebagaimana yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) selama ini, karena pada

hakekatnya definisi kemiskinan tidak hanya bersifat relatif tetapi juga dinamis.

BPS (2008) menganalisa kemiskinan melalui pendekatan spesifik-daerah dan

sayang budaya di Sumba Timur. Ukuran-ukuran kemiskinan yang dirancang secara

sentralistik kurang memadai dan kurang realistik dalam memantau kemiskinan dan

kesejahteraan masyarakat pada level atau di bawah level kabupaten/kota. Budaya

lokal dan faktor-faktor non-ekonomi lainnya hanya dipertimbangkan secara tidak

langsung melalui penyeragaman pola konsumsi tingkat provinsi. Informasi-informasi

yang dihasilkan tersebut dapat menjadikan kebijakan salah arah karena tidak dapat

mengidentifikasikan kemiskinan sebenarnya yang terjadi. Oleh karena itu, alat

pengukuran yang akurat, yang dapat merefleksikan hubungan sosial dan budaya dan

yang menyebabkan kemiskinan pada level atau di bawah level kabupaten/kota di

Indonesia sangat diperlukan. Dalam proses pengambilan keputusan diperlukan

adanya indikatorindikator yang realistik, yang dapat diterjemahkan ke dalam

berbagai kebijakan yang perlu diambil dan program yang perlu dilaksanakan untuk

Page 58: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

58

pengentasan kemiskinan. Indikator tersebut harus sensitif terhadap fenomena-

fenomena kemiskinan atau kesejahteraan individu, keluarga, unitunit sosial yang

lebih besar, dan wilayah. Tinjauan terhadap berbagai fenomena yang berkaitan

dengan kemiskinan, seperti faktor penyebab proses terjadinya kemiskinan atau

pemiskinan dan indikator-indikator dalam pemahaman gejala kemiskinan serta

akibat-akibat dari kemiskinan itu sendiri perlu dilakukan. Indikator-indikator tersebut

tentunya harus bersifat spesifik lokal dan sayang budaya. Salah satu model

kesejahteraan yang komprehensif dan mampu mengidentifikasi tingkat kesejahteraan

individu, rumah tangga atau keluarga, unit-unit sosial, dan wilayah komunitas adalah

model ketahanan sosial seperti dikembangkan Betke (2002).

BPS Aceh Tenggara (2005), melakukan studi pemetaan di Kabupaten Gayo

Lues sampai tingkatan kecamatan yang mencakup desa/ kelurahan yang ada.

Pembuatan peta kemiskinan ini dengan memanfaatkan data dalam Pendataan

Kemiskinan Dengan Indikator Baru (PKIB) Kabupaten Gayo Lues dan Pendataan

Sosial Ekonomi (PSE) 2005. PKIB Kabupaten Gayo Lues dilaksanakan oleh BPS

Aceh Tenggara pada Tahun 2005, sedangkan PSE 2005 dilaksanakan oleh BPS

Pusat. Perbedaan persentase rumah tangga miskin di Kabupaten Gayo Lues,

disebabkan perbedaan dalam metode penelitian yang dilakukan, yaitu: Pertama,

dalam PKIB, pengumpulan data dilakukan dengan metode survei. Sedangkan PSE

2005, pengumpulan data dilakukan dengan metode sensus. Kedua, dalam PKIB yang

menjadi responden adalah semua rumah tangga yang diduga miskin. Kemudian dari

data yang terkumpul baru dilakukan pemisahan menurut 3 kategori yaitu rumah

tangga mendekati miskin, rumah tangga miskin dan rumah tangga sangat miskin.

Page 59: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

59

Yang selanjutnya untuk rumah tangga miskin dan rumah tangga sangat miskin

digabung menjadi 1 kategori yaitu rumah tangga miskin (dasar dalam menyusun

metodologi penelitian untuk laporan akhir pemetaan kemiskinan Kabupaten Gayo

Lues 2005).

Studi Marianti, et al (2006) meneliti determinan masyarakat yang tergabung

dalam komunitas dapat keluar dari kemiskinan. Dengan mengidentifikasi faktor

struktur dan pelaku pada komunitas masyarakat menggunakan teknik FGD di Branta

Pesisir. Hasil studi menunjukkan dinamika sosial ekonomi positif mempengaruhi

aksesibilitas coastlibe dan ketersediaan fasilitas publik seperti jalan dan transportasi.

Faktor lainnya adalah kemampuan kritis untuk menerima perbedaan sosial. Begitu

halnya dengan kondisi ekonomi dengan beragamnya sumber pendapatan masyarakat.

Sehingga beberapa hal yang dibutuhkan adalah bantuan teknis dan permodalan.

Studi Awan, et al (2010) mengenai determinan kemiskinan perkotaan di

Sargodha Pakistan terhadap 330 rumah tangga. Analisis didasarkan pada garis

kemiskinan yang ditetapkan pemerintah yakni head count ratio di Sargodha 14,3

persen dan poverty gap cukup tinggi 4,4 persen bila dibandingkan dengan aggregate

poverty gap yaitu 2,1 persen. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi

seperti pendidikan, jumlah keluarga, pekerjaan dan public amenities sangat

mempengaruhi pengentasan kemiskinan. Oleh karena ketersediaan fasilitas publik

menjadi faktor penting dalam mendukung program pengurangan kemiskinan.

Studi Radhakrishna, et al (2006) mengenai determinan chronic poverty di

India. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor demografi, rendahnya tingkat upah,

rendahnya pendapatan dan faktor sosial menyumbang terjadinya chronic poverty.

Page 60: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

60

Rumah tangga yang jatuh dalam kemiskinan kronis adalah rumah tangga dengan

jumlah anggota keluarga, anak yang banyak, rasio ketergantungan, menurunnya

pengeluaran dan jumlah jam kerja.

Studi Kam, et al (2005) menganalisis variasi spasial kemiskinan pedesaan di

Bangladesh dan terkait dengan aset yang dimiliki mempengaruhi ketahanan pangan.

Faktor lainnya adalah pendidikan, aksesibilitas dan pelayanan mempengaruhi tingkat

kemiskinan. Oleh karena itu dibutuhkan kemajuan pendidikan dan akses dalam

penciptaan pendapatan.

Studi Dostie, et al (2002), mengukur dampak intervensi akibat adanya

ketahanan pangan. Hasil studi menunjukkan intervensi meningkatkan produktifitas

pertanian.

Studi de Janvry, et al (2000), mengidentifikasi empat jalur kemiskinan yaitu

exit, pertanian, pluriactive dan assistance. Hasil studi menunjukkan pendapatan

masyarakat rural ditentukan oleh aset dan karakteristik penggunaan aset. Faktor

lainnya teknologi pertanian memegang peranan penting dalam menyumbang

peningkatan pertumbuhan nasional di Amerika Latin.

Studi Anand, et al (2011) mengenai pengaruh faktor psikologi dan perilaku

ekonomi terhadap kemiskinan yang diindikasikan dengan kemandirian dan

pemberdayaan dan program pengurangan kemiskinan. Bahwa pengetahuan atau

pengalaman yang dimiliki masyarakat, kognisi dan faktor sosial serta hubungan

sosial efektif dalam pengentasan kemiskinan.

Pennings, et al (2005), menyebutkan inovasi, time preference dan kekayaan

berpengaruh terhadap pengurangan kemiskinan. Time preference akan berimplikasi

Page 61: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

61

untuk negara berkembang, organisasi bantuan internasional, IMF, Bank Dunia,

universitas dan kebijakan nasional negara berkembang. Disebutkan bahwa ekspor

dan penerimaan negara dan program transfer ditujukan untuk mencapai take-off time

preference rate melalui investasi kesehatan dan pendidikan.

Studi Montalvo, et al (2010) menganalisis kesuksesan China dalam

menurunkan kemiskinan dimana dari hasil studi menunjukkan sektor primer menjadi

pendorong utama penurunan kemiskinan absolut dibandingkan dengan sektor

manufaktur dan sektor jasa yang berbeda dengan India yang lebih pada sektor jasa.

Dalam hal ini China menciptakan sistem de-collectivization pertanian dan

memperkenalkan household responsibility system.

Labar et al (2011) menganalisis penurunan kemiskinan di China dengan

menggunakan analisis multidimensional terhadap deprivasi pendapatan, pendidikan,

kesehatan. Hasil studi menunjukkan kemiskinan menurun selama periode 1991-2006

dimana deprivasi pendapatan, pendapatan dan kesehatan secara statistik signifikan

untuk periode 1991-2004 dan adanya keberhasilan pendidikan sejak berakhirnya

revolusi budaya. Namun pasca tahun 1997, program sosial terhadap kemiskinan

menurun dan berpengaruh pada pendidikan dan kesehatan. Namun sejak pertengahan

tahun 2000-an pemerintah China kembali menekankan program pengentasan

kemiskinan dengan Di-Bao system untuk rural area.

Grootaert et al (2004) menganalisis dampak modal sosial terhadap

kesejahteraan masyarakat di Bolivia. Modal sosial yang diukur dengan keanggotaan

dalam agrarian syndicates dan asosiasi lainnya mendorong peningkatan

kesejahteraan rumah tangga dan menurunkan kemiskinan. Modal sosial memberikan

Page 62: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

62

efek kesejahteraan lebih besar dibandingkan investasi dalam pendidikan. Dalam studi

ini juga mengelaborasikan hubungan komplementer dan substitusi antara lembaga

formal dan informal.

Studi McCulloch et al (2003) menunjukkan kemiskinan di Sichuan selama

periode 1991-1995 adalah dinamis dan persisten. Kemiskinan kronis yang diartikan

sebagai tingginya kerentanan kemiskinan dan dibandingkan dengan definisi

tradisional yang diartikan dengan konsumsi rata-rata rendah. Masyarakat rentan

miskin pada saat rata-rata konsumsi di atas garis kemiskinan.

Mukherjee, et al (2003) menganalisis determinan kemiskinan di Malawi

selama tahun 1997-1998. Hasil studi menunjukkan tingginya pendidikan terutama

untuk perempuan dan realokasi tenaga kerja dalam sektor perdagangan dan jasa lebih

efektif menurunkan kemiskinan di Malawi.

Dhanani et al (2002) mengestimasi consumption poverty di Indonesia dan

capability poverty. Selama periode krisis, pola konsumsi digambarkan dengan

transient in nature dan kerentanan. Dengan tidak adanya intervensi pemerintah dan

kondisi makroekonomi yang tidak stabil menyebabkan kerentanan. Maka dengan

kelangsungan fiskal melalui jaring pengaman sosial mampu menciptakan modal

sosial dalam upaya menanggulangi kemiskinan.

Bastiaensen, et al (2005) menunjukkan bahwa kemiskinan terkait dengan

faktor kelembagaan yaitu pada social-constructivist yang fokus pada proses politik

dan contest people entitlement. Adanya pengaturan kelembagaan politik merupakan

faktor utama dalam pengurangan kemiskinan.

Page 63: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

63

Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan studi dengan beberapa

indikator. BPS (2000) melakukan studi penentuan kriteria penduduk miskin (SPKPM

2000) untuk mengetahui karakteristik-karakteristik rumah tangga yang mampu

mencirikan kemiskinan secara konseptual (pendekatan 16 Analisis dan Penghitungan

Tingkat Kemiskinan Tahun 2008 kebutuhan dasar/garis kemiskinan). Hal ini menjadi

sangat penting karena pengukuran makro (basic needs) tidak dapat digunakan untuk

mengidentifikasi rumah tangga/penduduk miskin di lapangan. Informasi ini berguna

untuk penentuan sasaran rumah tangga program pengentasan kemiskinan (intervensi

program). Cakupan wilayah studi meliputi tujuh provinsi, yaitu Sumatera Selatan,

DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat,

dan Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil studi SPKPM 2000 diperoleh delapan

variabel yang dianggap layak dan operasional untuk penentuan rumah tangga miskin

di lapangan. Skor 1 mengacu kepada sifat-sifat yang mencirikan kemiskinan dan skor

0 mengacu kepada sifat-sifat yang mencirikan ketidakmiskinan. Kedelapan variabel

tersebut adalah:

1) Luas Lantai Perkapita :

a) <= 8 m2 (skor 1)

b) > 8 m2 (skor 0)

2) Jenis Lantai :

a) Tanah (skor 1)

b) Bukan Tanah (skor 0)

3) Air Minum/Ketersediaan Air Bersih :

a. Air hujan/sumur tidak terlindung (skor 1)

Page 64: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

64

b. Ledeng/PAM/sumur terlindung (skor 0)

4) Jenis Jamban/WC :

a) Tidak Ada (skor 1)

b) Bersama/Sendiri (skor 0)

5) Kepemilikan Asset :

a. Tidak Punya Asset (skor 1)

b. Punya Asset (skor 0)

6) Pendapatan (total pendapatan per bulan) :

a. <= 350.000 (skor 1)

b. > 350.000 (skor 0)

7) Pengeluaran (persentase pengeluaran untuk makanan) :

a. 80 persen + (skor 1)

b. < 80 persen (skor 0)

8) Konsumsi lauk pauk (daging, ikan, telur, ayam) :

a. Tidak ada/ada, tapi tidak bervariasi (skor 1)

b. Ada, bervariasi (skor 0)

Kedelapan variabel tersebut diatas diperoleh dengan menggunakan metode

stepwise logistic regression dan misklasifikasi yang dihasilkan sekitar 17 persen.

Hasil analisis deskriptif dan uji Chi-Square juga menunjukkan bahwa kedelapan

variabel terpilih tersebut sangat terkait dengan fenomena kemiskinan dengan tingkat

kepercayaan sekitar 99 persen. Skor batas yang digunakan adalah 5 (lima) yang

didasarkan atas modus total skor dari domain rumah tangga miskin secara

konseptual. Dengan demikian apabila suatu rumah tangga mempunyai minimal 5

Page 65: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

65

(lima) ciri miskin maka rumah tangga tersebut digolongkan sebagai rumah tangga

miskin.

Penghitungan kemiskinan dengan mengaplikasikan dan memodifikasi

pendekatan kriteria penduduk miskin BPS telah dilaksanakan di tiga provinsi, yaitu

Kalimantan Selatan (1999), DKI Jakarta (2000), dan Jawa Timur (2001). Aplikasi

penghitungan kemiskinan berdasarkan variabel-variabel kemiskinan rumah tangga

tersebut dikenal sebagai Sensus Kemiskinan.

Sensus Kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan, 1999. Penentuan suatu

rumah tangga layak dapat Sembako didasarkan pada hasil skoring dari beberapa

variabel yang diolah dari data hasil Pendataan Rumah tangga 1999. Secara garis

besar variabel dimaksud adalah :

1) Kelompok pendapatan perkapita.

2) Pola makanan.

3) Pakaian.

4) Perumahan : luas lantai, jenis lantai, jenis atap, dan kakus.

5) Fasilitas TV.

Penentuan nilai skor untuk masing-masing variabel dibedakan antara daerah

perkotaan dan perdesaan. Selain itu, dalam menentukan skor juga dilakukan

beberapa kali uji coba (trial and error), sampai diperoleh nilai yang dianggap

memadai. Dengan demikian, hasil dari skoring tersebut yang selanjutnya digunakan

sebagai dasar dalam menentukan suatu rumah tangga layak atau tidak layak dapat

sembako.

Page 66: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

66

Sensus Kemiskinan di Provinsi DKI Jakarta, 2000. Suatu rumah tangga

dikategorikan sebagai rumah tangga miskin apabila memiliki minimal 3 ciri/variabel

dari 7 variabel kemiskinan rumah tangga, yaitu:

1) Luas lantai hunian kurang dari 8 m2 per anggota rumah tangga.

2) Jenis lantai hunian sebagian besar tanah atau lainnya.

3) Fasilitas air bersih : tidak ada.

4) Fasilitas jamban/WC : tidak ada dan atau WC Umum.

5) Kepemilikan aset (kursi tamu) : tidak tersedia.

6) Konsumsi lauk-pauk dalam seminggu : tak bervariasi.

7) Kemampuan membeli pakaian minimal 1 stel dalam setahun untuk setiap

anggota rumah tangga : tidak ada.

Sensus Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur, 2001. Metodologi yang

digunakan dalam penentuan skor untuk mengukur Indeks Rumah tangga Miskin

(IRM) yaitu metode skor tertimbang (weighted scoring method) pada setiap

kategorinya. Dengan menggunakan 11 variabel, dimana dalam setiap variabelnya

dibagi menjadi 3 kategori yaitu skor 1 yang menggambarkan riil ekonomi yang

cenderung tidak miskin, skor 2 cenderung miskin, dan skor 3 sangat miskin. Metode

skoring ini memberikan interval nilai 1-3 yang disebut sebagai Indeks Tingkat

Kemiskinan yang artinya bahwa semakin tinggi nilai indeksnya semakin miskin

kondisi rumah tangga bersangkutan. Orang yang tidak miskin mempunyai nilai

indeks kecil atau mendekati 1 (satu). Dalam rangka evaluasi antar wilayah,

diperlukan indeks secara wilayah yang dapat dilakukan berjenjang dari Rukun

Tetangga (RT), desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi.

Page 67: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

67

Penghitungan indeks pada tingkat RT, desa/ kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota,

dan provinsi sudah harus menggunakan penimbang rumah tangga/ penduduk miskin

dalam suatu wilayah satu tingkat dibawahnya.

Peta Penduduk Miskin Indonesia, 2000. Pemetaan penduduk miskin

memberikan gambaran awal yang menyeluruh (snapshot) mengenai sebaran

penduduk miskin berdasarkan tingkat wilayah administrasi tertentu dan pada waktu

tertentu. Peta semacam ini adalah untuk mengetahui peta wilayah atau “kantong”

penduduk miskin di Indonesia. Melalui peta ini penduduk miskin dapat diketahui,

baik secara relatif (persentase penduduk miskin) maupun secara absolut (jumlah

penduduk miskin). Metode pemetaan penduduk miskin (Metode PovMap) pada

dasarnya merupakan suatu metode yang menggunakan model regresi untuk

memperkirakan pengeluaran rumah tangga dalam sensus berdasarkan data

pengeluaran hasil survei. Hasil estimasi mengenai ukuran-ukuran kesejahteraan

rumah tangga hasil sensus kemudian diaggregasikan menjadi ukuran-ukuran

kemiskinan dan ketimpangan pada tingkat desa. Metode PovMap diimplementasikan

melalui dua tahap. Tahap pertama merupakan tahap pembentukan model pengeluaran

dan dekomposisi komponen residu (random). Dalam tahap ini penghitungan poverty

mapping, dimulai dengan melakukan estimasi fungsi pengeluaran. Dalam

pemilihannya, variabel-variabel penjelas yang akan digunakan dalam

model,pengeluaran harus terdapat pada data sensus dan survei, variabel-

variabel,tersebut kemudian diuji dan didiagnostik melalui metode statistik

untuk,memperoleh variabel penjelas yang paling tepat menjelaskan fungsi konsumsi

rumah tangga. Tahap kedua adalah tahap simulasi. Pada tahap ini proses simulasi

Page 68: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

68

melakukan beberapa tahap iterasi untuk memperoleh model yang paling tepat untuk

menjelaskan konsumsi rumah tangga sensus. Proses ini menggunakan paket program

(software package) yang telah disiapkan oleh Qinghua Zhao dari DECRG World

Bank (2002). Aplikasi software tersebut secara otomatis (dengan spesifikasi model

yang memadai) menghasilkan indeks-indeks kemiskinan sampai pada level desa

dengan masing-masing tingkat kecermatan kesalahan bakunya.

Pemetaan Kemiskinan Kecamatan di Indonesia, 2005. Penghitungan

penduduk miskin tahun 2005 tingkat kecamatan dilakukan dengan menggunakan

gabungan data Susenas Kor tahun 2000-2005, sehingga kecukupan sampel untuk

estimasi pada tingkat kecamatan terpenuhi. Metode yang digunakan adalah dengan

menggunakan metode yang didasarkan pada Hukum Engel. Dasar dari Hukum Engel

adalah semakin miskin seseorang maka akan semakin tinggi proporsi pengeluaran

untuk makanan. Langkah-langkah penghitungannya adalah seperti berikut ini:

1) Mencari Garis Kemiskinan (GK) provinsi tahun 2002 dari Kor yang setara

dengan GK provinsi dari Modul tahun 2002. Hal ini dilakukan oleh karena

Susenas 2005 bukan merupakan modul konsumsi.

2) Menghitung GK provinsi tahun 2005 dengan menggunakan GK provinsi

tahun 2002 dari Kor yang disesuaikan dengan perubahan IHK pada provinsi

selama Feb 2002-Feb 2005.

3) Menghitung jumlah dan persentase penduduk miskin provinsi tahun 2005

berdasarkan GK provinsi tahun 2005 dengan menggunakan data Susenas Kor

2005.

Page 69: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

69

4) Jumlah dari penduduk miskin per provinsi disesuaikan dengan jumlah

penduduk miskin nasional yang dihitung dari panel Susenas Modul Konsumsi

2005.

5) Menghitung rata-rata proporsi konsumsi makanan per provinsi (PMp) untuk

penduduk miskin.

6) Menghitung interval estimasi PMp dengan tingkat keyakinan 99 persen.

7) Dari butir f, diperoleh batas atas interval estimasi koefisien Engel untuk

provinsi (Ep).

8) Menghitung rasio proporsi konsumsi makanan kabupaten (PMk) terhadap

PMp: RPM=PMk/PMp.

9) Menghitung koefisien Engel untuk kabupaten/kota sebagai batas kemiskinan,

yaitu: Ek=Ep*RPM.

10) Berdasarkan butir i dilakukan penghitungan jumlah dan persentase penduduk

miskin tahun 2005. Pada tahap ini dilakukan penyesuaian, dimana apabila

proporsi makanan di atas batas pada butir i, namun pengeluaran per kapitanya

di atas batas atas interval garis kemiskinan pada tingkat keyakinan 99 persen,

maka dikategorikan tidak miskin.

11) Lakukan prorate jumlah/persentase penduduk miskin kabupaten/kota

terhadap jumlah penduduk miskin provinsi (hasil pada butir d).

12) Selanjutnya menghitung rata-rata proporsi pengeluaran makanan per

kecamatan untuk penduduk miskin.

Page 70: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

70

13) Kemudian, dihitung koefisien Engel untuk kecamatan sebagai batas

kemiskinan dengan cara yang sama pada saat menghitung koefisien Engel

kabupaten.

14) Hasilnya digunakan untuk melakukan penghitungan jumlah dan persentase

penduduk miskin tingkat kecamatan. Pada tahap ini dilakukan penyesuaian,

yaitu apabila proporsi makanan lebih besar daripada batas namun

pengeluaran per kapitanya di atas batas interval garis kemiskinan pada tingkat

keyakinan 99 persen, maka dikategorikan tidak miskin.

15) Dari persentase penduduk miskin yang diperoleh pada butir k, maka dihitung

GK dari seluruh kabupaten/kota. Penghitungan GK kabupaten/kota dilakukan

sebagai dasar dalam penghitungan indeks kedalaman kemiskinan/poverty gap

index (P1).

Pendekatan Spesifik-Daerah dan Sayang Budaya di Sumba Timur. Ukuran-

ukuran kemiskinan yang dirancang secara sentralistik kurang memadai dan kurang

realistik dalam memantau kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat pada level atau

di bawah level kabupaten/kota. Budaya lokal dan faktor-faktor non-ekonomi lainnya

hanya dipertimbangkan secara tidak langsung melalui penyeragaman pola konsumsi

tingkat provinsi. Informasi-informasi yang dihasilkan tersebut dapat menjadikan

kebijakan salah arah karena tidak dapat mengidentifikasikan kemiskinan sebenarnya

yang terjadi. Oleh karena itu, alat pengukuran yang akurat, yang dapat merefleksikan

hubungan sosial dan budaya dan yang menyebabkan kemiskinan pada level atau di

bawah level kabupaten/kota di Indonesia sangat diperlukan (Menuju Pendekatan

Pemantauan Kesejahteraan Rakyat yang Spesifik Daerah dan Sayang Budaya,

Page 71: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

71

Ritonga dan Betke 2002). Dalam proses pengambilan keputusan diperlukan adanya

indikatorindikator yang realistik, yang dapat diterjemahkan ke dalam berbagai

kebijakan yang perlu diambil dan program yang perlu dilaksanakan untuk

pengentasan kemiskinan. Indikator tersebut harus sensitif terhadap fenomena-

fenomena kemiskinan atau kesejahteraan individu, keluarga, unitunit sosial yang

lebih besar, dan wilayah. Tinjauan terhadap berbagai fenomena yang berkaitan

dengan kemiskinan, seperti faktor penyebab proses terjadinya kemiskinan atau

pemiskinan dan indikator-indikator dalam pemahaman gejala kemiskinan serta

akibat-akibat dari kemiskinan itu sendiri perlu dilakukan. Indikator-indikator tersebut

tentunya harus bersifat spesifik lokal dan sayang budaya. Salah satu model

kesejahteraan yang komprehensif dan mampu mengidentifikasi tingkat kesejahteraan

individu, rumah tangga atau keluarga, unit-unit sosial, dan wilayah komunitas adalah

model ketahanan sosial seperti dikembangkan Betke (2002).

Pendataan Sosial Ekonomi Tahun 2005 (PSE05). Data kemiskinan yang

selama ini dihitung dari Susenas merupakan data makro berupa perkiraan penduduk

miskin di Indonesia yang hanya dapat disajikan sampai tingkat provinsi/kabupaten.

PSE05 dimaksudkan untuk mendapatkan data kemiskinan mikro berupa direktori

rumah tangga menerima BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang berisi nama kepala

rumah tangga dan alamat tempat

tinggal mereka. Berbeda dengan data kemiskinan makro, penentuan rumah tangga

penerima BLT pada PSE05 didasarkan pada pendekatan karakteristik rumah tangga,

bukan dengan pendekatan nilai konsumsi pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan

Page 72: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

72

dasar minimum (non-monetary approach). Adapun indikator yang digunakan ada

sebanyak 14 variabel, yaitu :

1) Luas lantai rumah

2) Jenis lantai rumah

3) Jenis dinding rumah

4) Fasilitas tempat buang air besar

5) Sumber air minum

6) Penerangan yang digunakan

7) Bahan bakar yang digunakan

8) Frekuensi makan dalam sehari

9) Kebiasaan membeli daging/ayam/susu

10) Kemampuan membeli pakaian.

11) Kemampuan berobat ke puskesmas/poliklinik

12) Lapangan pekerjaan kepala rumah tangga

13) Pendidikan kepala rumah tangga

14) Kepemilikan aset.

Metode yang digunakan dalam penentuan kategori rumah tangga penerima

BLT adalah dengan menggunakan sistem skoring dimana setiap variabel diberi skor

yang diberi bobot dan bobotnya didasarkan kepada besarnya pengaruh dari setiap

variabel terhadap kemiskinan. Jumlah variabel dan besarnya bobot berbeda di setiap

kabupaten. Dari bobot masing-masing variabel terpilih untuk tiap kabupaten/kota

selanjutnya dihitung indeks skor rumah tangga penerima BLT dari hasil PSE05.

Page 73: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

73

BAB III

KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Kemiskinan dilihat dari dimensi ruang multidimensional, bukan hanya pada

kerangka yang bersifat absolut. Proses menuju kesejahteraan atau kemampuan

masyarakat miskin untuk dapat keluar dari lingkaran kemiskinan menjadi integrated

concept yang memperhatikan aspek potensi diri yang dimiliki masyarakat yang

didukung oleh peran serta pemerintah dalam perangkat program pemberdayaan.

Upaya untuk menanggulangi kemiskinan bukan terbatas pada koridor waktu jangka

pendek, namun juga jangka panjang melalui pentingnya keberlanjutan dan

pengembangan potensi diri terutama dalam menghadapi kerentanan kemiskinan.

Secara umum rangkaian proses tersebut sebagaimana gambar 3.1.

Karakteristik rumah tangga miskin yang disajikan mengacu pada teori Nested

Spheres of Poverty (NESP). Inti pada model ini mencakup kebutuhan dasar seperti

makanan, kesehatan, perumahan dan pendidikan. Juga tercakup adalah kapabilitas

individu secara umum (yakni, kecakapan dan kondisi fisik) untuk keluar dari

kemiskinan. Pada model NESP, kebutuhan dasar dan kapabilitas individu digabung

menjadi tiga kategori kesehatan, materi dan pengetahuan (formal, informal atau

tradisional). Konteks terdiri dari lima lingkungan. Lingkungan alam mencakup

ketersediaan dan kualitas sumber daya alam. Lingkungan ekonomi mencakup

kesempatan ekonomi dan jaring pengaman. Aspek-aspek seperti kapital dan kohesi

sosial, rasa saling percaya dan konflik, membangun lingkungan sosial. Lingkungan

Page 74: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

74

politik terdiri dari hak dan partisipasi atau representasi dalam pengambilan

keputusan, pemberdayaan dan kebebasan. Lapisan luar model NESP adalah

lingkungan konteks kelima, yang mempengaruhi keempat lingkungan konteks yang

lain prasarana dan pelayanan. Gambar 3.1 berikut akan mennjukkan lebih lanjut

mengenai kerangka berpikir dalam penelitian ini.

Gambar 3.1

Kerangka Berpikir

Permasalahan Multidimensi Kemiskinan

Ekonomi Politik Sosial Alam Infrastruktur

Pendekatan Model Nested Spheres of Poverty (NESP) atau Model Kesejahteraan

Kapabilitas Masyarakat

Miskin (Faktor Internal)

Kesejahteraan Masyarakat Miskin

(Pengentasan Kemiskinan)

Peluang Pendukung

(Faktor Eksternal)

Keberlanjutan

Dimensi Waktu Kerentanan

Kebijakan Pengentasan

Kemiskinan

1. Pemerintah

2. Non Pemerintah

Strategi Pengentasan Kemiskinan Lokal

Melalui

1. KelembagaanDesa Adat dan Koperasi

2. Pemberdayaan Ekonomi

3. Tata Kelola Program

Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

Page 75: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

75

Menurut Gonner et al (2007) bahwa upaya meningkatkan dan

mempertahankan kesejahteraan masyarakat miskin dapat dilakukan dengan

memperbaiki lingkungan pendukung masyarakat antara lain kapabilitas, strategi

penghidupan lokal, peluang dan dukungan, kerentanan, keberlanjutan. Beberapa

prinsip meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah :

1) Kapabilitas masyarakat miskin harus didayagunakan dan diperkuat.

Kapabilitas mencakup lima hal yaitu keuangan, manusia, sosial, fisik, dan

alam.

2) Peluang dan dukungan untuk memanfaatkan kapabilitas masyarakat. Bukan

hanya peluang ekonomi, seperti pekerjaan dan pasar, namun juga peluang

politis untuk berpartisipasi dan pemberdayaan yang lebih baik. Pemerintah

daerah dengan instansi pemerintah lainnya dan sektor swasta memegang

peran penting.

3) Kerentanan perlu dikurangi dimana masyarakat membutuhkan rasa aman.

Sebagian kelompok miskin rentan untuk kembali menjadi miskin atau

terjebak dalam lingkaran kemiskinan. Bukan hanya melalui jaring pengaman

masyarakat seperti asuransi kesehatan gratis, pendidikan gratis dan makanan

subsidi tetapi juga memerlukan jaring pengaman berbasis keluarga atau

masyarakat, diversifikasi pendapatan untuk menghindari resiko dan

ketergantungan pada hubungan timbal balik melalui jaringan sosial yang

diperluas.

4) Keberlanjutan diperlukan untuk memastikan keberhasilan pengentasan

kemiskinan dalam jangka panjang. Mengorbankan lingkungan alam atau

Page 76: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

76

kohesi sosial untuk capaian ekonomis jangka pendek tidak meningkatkan

kesejahteraan, namun perlu adanya keseimbangan antar komponen

lingkungan ekonomi, sosial, alam.

3.2 Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian berangkat dari berbagai isu kemiskinan nasional

dan kemiskinan daerah yang hingga saat ini masih menjadi masalah utama

pembangunan ekonomi. Penelitian ini lebih menekankan pada pendekatan model

Nested Spheres of Poverty (NESP) dalam memandang kemiskinan sebagai sebuah

jaring. Bagian tengah terbentuk dari kesejahteraan subyektif atau Sejahtera Subyektif

(SJS), dan dikelilingi oleh aspek inti kemiskinan, yang meliputi kebutuhan dasar, dan

lingkungan pendukung kontekstual yang merupakan media untuk keluar dari

kemiskinan. Kesejahteraan subyektif bersifat sangat individu dan emosional.

Kesejahteraan ini tidak memiliki nilai konstan, tetapi berubah-ubah sesuai dengan

suasana hati dan lingkungan. Kategori dalam model ini lebih komprehensif dimana

Pemerintah dapat menentukan lingkungan dan indikatornya sesuai prioritas.

Aspek inti pada lapisan model NESP mencakup kebutuhan dasar seperti

makanan, kesehatan, perumahan dan pendidikan. Yang juga tercakup adalah

kapabilitas individu secara umum (yakni, kecakapan dan kondisi fisik) untuk keluar

dari kemiskinan. Lingkungan alam mencakup ketersediaan dan kualitas sumber daya

alam. Lingkungan ekonomi mencakup kesempatan ekonomi dan jaring pengaman.

Lingkungan politik terdiri dari hak dan partisipasi atau representasi dalam

pengambilan keputusan, pemberdayaan dan kebebasan. Lingkungan pendukung

lainnya adalah prasarana dan pelayanan. Keduanya sebagian besar disediakan oleh

Page 77: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

77

badan-badan pemerintah, LSM, proyek pembangunan dan sektor swasta. Konteks

adalah lingkungan pendukung yang mendukung upaya-upaya inisiatif sendiri untuk

keluar dari kemiskinan. Lebih jelasnya, Gambar 3.2 akan menunjukkan kerangka

konsep dalam penelitian ini.

Gambar 3.2

Kerangka Konsep

Permasalahan Multidimensi

Kemiskinan

Ekonomi Politik Sosial Alam Infrastruktur

Pendekatan Model Nested Spheres of Poverty (NESP) atau Model Kesejahteraan

Penyebab Kemiskinan

di Kabupaten

Klungkung

a. Indeks Kemiskinan

b. Sumber : PPLS hasil

validasi tahun 2012

by name, by address

c. Rumah tangga

sasaran (RTS)

kelompok 1, 2, 3

Pemetaan Wilayah

Kemiskinan

Kabupaten Klungkung

Strategi Pengentasan Kemiskinan

di Kabupaten Klungkung

(Pendekatan Prioritas Masalah/Penyebab)

Identifikasi Potensi

Daerah/Masyarakat Miskin

Evaluasi Kebijakan Pengentasan

Kemiskinan

Analisis SWOT Analisis Deskriptif Kuantitatif

Metode Analytical

Hierarchy Process

Page 78: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

78

Berdasarkan indikator kemiskinan dengan model NESP atau model

kesejahteraan, maka akan dapat dipetakan wilayah-wilayah yang menjadi kantong-

kantong kemiskinan di suatu wilayah berdasarkan indikator prioritas masalah yang

dihadapi tiap daerah dengan nilai kondisi yang dihitung melalui indeks kemiskinan

yaitu baik/sejahtera, moderat dan kritis. Secara operasional, data rumah tangga yang

akan digunakan dalam sampel adalah berdasarkan hasil validasi Program

Perlindungan Sosial (PPLS) yang mengkategorikan masyarakat miskin dalam

kelompok satu adalah rumah tangga di bawah 1,2 Garis Kemiskinan, kelompok dua

adalah rumah tangga diantara 1,2 hingga 1,5 Garis Kemiskinan dan kelompok tiga

adalah rumah tangga berada di antara 1,5 hingga 1,7 Garis Kemiskinan. Kelompok

satu adalah sasaran prioritas terutama untuk program yang bersifat bantuan dan

perlindungan sosial, sementara kelompok dua dan tiga adalah kelompok yang rentan

miskin (Bappeda Kabupaten Klungkung, 2012).

Permasalahan kemiskinan akan muncul secara persisten bila potensi

masyarakat tidak berusaha untuk digali dan dikembangkan. Maka setelah pemetaan

dan identifikasi penyebab masalah kemiskinan sebagai pendekatan yang akan

digunakan dalam program pengentasan, maka identifikasi potensi wilayah dan

potensi diri masyarakat miskin juga perlu mendapatkan prioritas dalam upaya

menjaga keberlanjutan program pengentasan kemiskinan dan mereduksi kerentanan

kemiskinan. Metode yang digunakan adalah SWOT. Selain itu identifikasi terhadap

kebijakan atau berbagai program pengentasan kemiskinan menjadi sangat penting

sehingga tidak terjadi overlapping dalam berbagai implementasi program baik yang

dikeluarkan Pemerintah Daerah maupun lembaga non pemerintah lainnya. Metode

Page 79: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

79

yang digunakan adalah statistik deskriptif. Tujuan akhir yang akan dicapai dalam

penelitian ini adalah pada akhirnya untuk mendapatkan strategi pengentasan

kemiskinan daerah secara lebih komprehensif dan implementatif. Metode yang

digunakan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP).

Page 80: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

79

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat eksploratif dan deskriptif kuantitatif yang memberikan

gambaran nyata kondisi kemiskinan di Kabupaten Klungkung Provinsi Bali.

Penelitian ini mencoba untuk mengidentifikasi dengan pendekatan kuantitatif dalam

menangkap indikator kemiskinan dan potensi masyarakat miskin. Untuk evaluasi

kebijakan dan rekomendasi kebijakan bersifat deskriptif kualitatif dan pendekatan

kualitatif yang dikuantifikasikan dalam bentuk analytical hierarchy process yang

berusaha menangkap persepsi expertise mengenai strategi pengentasan kemiskinan.

Kerangka operasional penelitian berangkat dari berbagai isu kemiskinan

nasional dan kemiskinan daerah yang hingga saat ini masih menjadi masalah utama

pembangunan. Berbagai pendekatan dalam pengentasan kemiskinan baik nasional

maupun daerah menggunakan berbagai macam penggunaan atau pengukuran

indikator yang dikeluarkan oleh lembaga pelaksana program pengentasan

kemiskinan. Namun implementasi program belum tercapai secara optimal, yang

disebabkan oleh sifat program yang masih normatif dan generik dan belum

menyentuh pada akar permasalahan penyebab kemiskinan, sehingga terkadang

capaian program menjadi tidak tepat sasaran. Adapun tahapan penelitian meliputi :

1) Tahap Persiapan

Satuan terkecil yang menjadi obyek penelitian adalah rumah tangga sasaran,

dimana yang dimaksud dengan rumah tangga adalah seseorang atau

Page 81: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

80

sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik yang

tinggal dan hidup bersama. Pendataan rumah tangga untuk masing-masing

kelurahan/desa didapatkan dari informasi kepala kelurahan/desa dan data by

name by address yang telah di-release oleh BPS, dan kemudian rukun warga

dari masing-masing kelurahan/desa dan menentukan rumah tangga miskin

secara proportional area random sampling berdasarkan informasi rukun

warga/rukun tetangga.

2) Tahap Pelaksanaan Penelitian Lapangan

Pada dasarnya pelaksanaan penelitian lapangan dilaksanakan dalam dua

tahapan, yaitu:

a) Survei utama, tahapan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan

data primer dan hasilnya digunakan sebagai dasar analisis kajian.

Tahapan ini dilakukan kepada sampel rumah tangga sasaran yang dipilih

sesuai dengan prosedur dan kaidah random sampling untuk mendapatkan

hasil yang mewakili keadaan masyarakat Kabupaten Klungkung Provinsi

Bali.

b) Pendalaman dan konfirmasi hasil dilakukan setelah mendapatkan hasil

survai utama dan dilakukan pengambilan kesimpulan sementara.

3) Tahap Analisis dan Rekomendasi Kebijakan

Tahapan selanjutnya setelah survei adalah analisis data dengan menggunakan

berbagai macam alat analisis. Pelaksanaan analisis data harus dapat

memenuhi tujuan dari kajian ini berupa :

a) Mengidentifikasi indikator kemiskinan di Kabupaten Klungkung.

Page 82: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

81

b) Mengidentifikasi dan menggambarkan tingkat kemiskinan di Kabupaten

Klungkung.

c) Membuat peta penyebaran masyarakat miskin di wilayah Kabupaten

Klungkung.

d) Mengetahui gambaran penyebab kemiskinan dan peluang atau potensi

yang dapat digunakan untuk melakukan program pengentasan

kemiskinan.

Hasil identifikasi indikator kemiskinan selanjutnya akan dianalisis guna membuat

rekomendasi kebijakan terkait dengan pengentasan kemiskinan. Untuk maksud

tersebut dilakukan beberapa hal sebagai berikut.

1) Membandingkan keadaan desa-desa yang disurvei yang sebenarnya dengan

data yang mewakilinya.

2) Menyimpulkan masalah apa yang paling mungkin menjadi penyebab.

3) Membuat peringkat masalah berdasarkan data temuan dan eksplorasi, dengan

mempertimbangkan, antara lain :

a) Tingkat keseriusan dampak yang mungkin terjadi jika masalah tersebut

tidak terselesaikan,

b) Seberapa banyak orang yang terkena dampak masalah tersebut,

c) Jumlah masalah lain yang akan timbul jika masalah tersebut tidak

dipecahkan.

4) Menentukan tindakan-tindakan yang sekiranya akan efektif memecahkan

masalah. Untuk setiap tindakan, ditentukan juga skala waktu serta skalanya,

Page 83: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

82

apakah jangka pendek, menengah atau panjang. Selain itu, apakah dilakukan

pada skala desa, lintas desa, kecamatan atau lintas kecamatan.

5) Membuat peringkat prioritas untuk tindakan ini. Pemeringkatan dapat

dilakukan dengan mempertimbangkan antara lain:

a) Relevansi calon tindakan dengan penyebab masalah, yaitu bahwa setiap

tindakan yang diambil harus ditujukan untuk memecahkan masalah

prioritas.

b) Peringkat masalah yang menjadi target untuk dipecahkan.

c) Tingkat peluang keberhasilan.

Dalam penyusunan rekomendasi kebijakan pengentasan kemiskinan

sepantasnya memuat isu mengenai dua hal berikut:

1) Model pemanfaatan potensi masyarakat miskin melalui pemberdayaan

masyarakat.

2) Model pemberdayaan masyarakat miskin sebagai salah satu faktor potensial

dalam pengentasan kemiskinan di Kabupaten Klungkung Provinsi Bali

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah Kabupaten Klungkung Provinsi Bali dengan

pengamatan pemetaan kantong kemiskinan mencakup seluruh kecamatan di

Kabupaten Klungkung. Alasan pemilihan Kabupaten Klungkung sebagai lokasi

penelitian adalah secara persentase jumlah masyarakat miskin terhadap total jumlah

penduduk menempati urutan pertama. Secara makroekonomi regional, pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Klungkung tahun 2013 yaitu 5,71 persen cukup moderat pada

kisaran pertumbuhan ekonomi Provinsi 6,05 persen dan indikator sosial Indeks

Page 84: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

83

Pembangunan Manusia (IPM) yaitu 72,25 urutan kedelapan setelah Kabupaten

Bangli dengan IPM 72,28. Kabupaten Klungkung juga memiliki potensi sumberdaya

cukup memadai terutama budidaya rumput laut di Kecamatan Nusa Penida, namun

jumlah penduduk miskin di wilayah Nusa Penida tertinggi di Kabupaten Klungkung.

Beberapa kecamatan di Kabupaten Klungkung adalah Kecamatan Nusa

Penida, Banjarangkan, Klungkung dan Dawan. Waktu pengamatan yang menjadi

obyek analisis adalah kondisi 1 (satu) tahun yang sudah berjalan yaitu tahun 2013.

Pertimbangan penggunaan tahun 2013, selain merupakan tahun yang sudah berjalan,

penggunaan informasi waktu yang tidak terlalu panjang adalah untuk memudahkan

merekam informasi dari responden yaitu rumah tangga miskin pada peristiwa yang

lalu dan dapat lebih mudah terdeteksi kerentanan kemiskinan yang masyarakat.

4.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari kajian identifikasi penyebab dan upaya pengentasan

kemiskinan di Kabupaten Klungkung Provinsi Bali adalah 1) mendeskripsikan

kondisi kemiskinan; 2) mendeskripsikan faktor penyebab kemiskinan; 3)

mengidentifikasi potensi/sektor-sektor unggulan yang dimiliki wilayah miskin; 4)

mengevaluasi dampak-dampak program pengentasan kemiskinan; 5) merumuskan

rekomendasi mengenai alternatif program penanganan kemiskinan.

4.4 Penentuan Sampel Responden

4.4.1 Sampel Pemetaan Rumah Tangga Miskin

Pemetaan penduduk miskin dimaksudkan untuk memberikan gambaran awal

mengenai sebaran penduduk miskin secara menyeluruh (tingkat wilayah administrasi

Page 85: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

84

tertentu dan pada waktu tertentu). Terkait dengan pemetaan penduduk miskin, maka

perlu dilakukan penentuan wilayah yang termasuk dalam kategori miskin. Wilayah

sasaran penelitian adalah wilayah kelurahan dan desa. Kemudian dari wilayah

kelurahan tersebut dilakukan pemilihan dusun/kampung dan diambil sampel rumah

tangga miskin sebagai satuan lingkungan terkecil secara proportional area random

sampling. Teknik proporsional merupakan cara penarikan sampel yang dilakukan

dengan melakukan seleksi setiap unit sampel sesuai dengan ukuran unit sampling.

Keuntungan dari teknik ini adalah aspek representatif lebih meyakinkan sesuai

dengan sifat-sifat yang membentuk dasar unit-unit yang mengklasifikasinya sehingga

mengurangi keanekaragaman (Narimawati dan Dadang, 2008).

Page 86: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

85

Gambar 4.1

Bagan Alir Pengambilan Sampel

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam teknik proportional area

random sampling adalah sebagai berikut :

1. Menentukan sub populasi dari masing-masing kecamatan secara proporsional

persentase Rumah Tangga Sasaran (RTS) dari masing-masing kecamatan dengan

total populasi.

Informasi Rumah Tangga Sasaran (RTS)

(RTM)

Kecamatan :

4 Kecamatan

Kelurahan/Desa A

Temuan Empiris

Kelurahan/Desa B

Kelurahan/Desa

tiap Kecamatan

Dusun Dusun Dusun

RTM RTM RTM

Dusun Dusun Dusun

RTM RTM RTM

proportional area random sampling proportional area random sampling

Page 87: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

86

2. Menentukan sampel dengan tehnik perhitungan sampel dan proporsi untuk

masing-masing kecamatan dan mengambil secara proporsional menurut

Kelurahan/Desa dari sampel Kecamatan

3. Mengambil secara acak rumah tangga miskin pada tingkatan dusun/kampung dari

sampel Kelurahan/Desa

Perhitungan sampel dilakukan dengan teknik proportional area random sampling

dengan jumlah populasi sebanyak 11.445 rumah tangga miskin. Data/informasi

jumlah rumah tangga sasaran tersebut diperoleh dari hasil validasi Program

Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2012 yang mengkategorikan masyarakat miskin

dalam kelompok satu adalah rumah tangga di bawah 1,2 garis kemiskinan, kelompok

dua adalah rumah tangga diantara 1,2 hingga 1,5 garis kemiskinan dan kelompok tiga

adalah rumah tangga berada di antara 1,5 hingga 1,7 garis kemiskinan. Kelompok

satu adalah sasaran prioritas terutama untuk program yang bersifat bantuan dan

perlindungan sosial, sementara kelompok dua dan tiga adalah kelompok yang rentan

miskin (Bappeda Kabupaten Klungkung, 2012). Gambaran output pemetaan sampel

rumah tangga sasaran adalah perbedaan tingkatan kondisi sampel yaitu kritis, sedang

atau moderat dan baik. Perhitungan pengambilan sampel adalah sebagai berikut

(Narimawati dan Dadang, 2008) :

21 Ne

Nn

2)1,0(445.111

445.11

= 99

Page 88: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

87

Sehingga jumlah sampel yang diambil adalah 99 proporsional untuk masing-masing

kecamatan dan desa/kelurahan dengan toleransi kesalahan 10 persen. Sedangkan

untuk perhitungan sampel secara berjenjang hingga tingkat kelurahan terdapat dalam

lampiran.

Tabel 4.1

Sampel Pemetaan Rumah Tangga Sasaran

Kecamatan Populasi Rumah

Tangga Sasaran

fi Sampel Rumah

Tangga Sasaran

Nusa Penida 5.857 0.51 51

Banjarangkan 1.971 0.17 17

Klungkung 2.129 0.19 18

Dawan 1.488 0.13 13

Jumlah 11.445 100 99

Keterangan : fi adalah proporsi RTS tiap kecamatan terhadap total RTS Kabupaten

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Klungkung, 2012, diolah

4.4.2 Sampel Analisa Evaluasi Kebijakan dan Strategi Kebijakan

Penentuan sampel untuk mengidentifikasi strategi kebijakan dilakukan secara

purposive sampling dengan metode analytic hierarchy process (AHP), sedangkan

untuk evaluasi kebijakan dengan analisis deskriptif kuantitatif. Metode AHP tidak

menekankan jumlah minimum responden, namun metode ini menekankan pada

responden yang expert terhadap permasalahan kemiskinan. Pengambilan sampel

penelitian ini sebanyak 4 (empat) responden (Saaty, 1980).

AHP adalah suatu model permasalahan yang tidak mempunyai struktur,

biasanya ditetapkan untuk memecahkan masalah yang terukur (kuantitatif), masalah

yang memerlukan pendapat (judgement) maupun pada situasi yang kompleks atau

Page 89: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

88

tidak terkerangka, pada situasi dimana data, informasi statistik sangat minim atau

tidak ada sama sekali dan hanya bersifat kualitatif yang didasari oleh persepsi,

pengalaman ataupun intuisi.

4.5 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder,

seperti :

a. Data Primer, yaitu data dan informasi yang diperoleh secara langsung dari

narasumber/responden. Data ini diperoleh dengan melakukan wawancara

terhadap responden dari rumah tangga miskin di Kabupaten Klungkung Provinsi

Bali, yang menjadi unit sampel dalam kajian ini. Serta untuk menangkap

informasi potensi masyarakat dan evaluasi kebijakan, sasaran sampel adalah

pemangku kebijakan yaitu perangkat desa/kecamatan dan tokoh masyarakat.

b. Data Sekunder, yaitu data dan informasi pendukung yang diperoleh dari

dokumen/publikasi/laporan penelitian dari dinas/instansi maupun sumber data

lainnya. Data ini diperoleh dari data BPS terutama data Kabupaten Klungkung

dan Provinsi Bali dalam angka, data Dinas Kependudukan dan berbagai sumber

lain.

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi deskriptif

melalui survei kepustakaan dan survei lapangan melalui in-depth interview.

Wawancara yang dilakukan bersifat terbuka dan tertutup. Wawancara dilakukan pada

masyarakat yang masuk dalam kategori miskin dan tokoh masyarakat. Metode ini

Page 90: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

89

bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang karakteristik sosial

ekonomi masyarakat, persepsi masyarakat terhadap permasalahan kemiskinan.

Wawancara juga dilakukan pada tokoh pemerintah desa, desa adat dan tokoh

masyarakat terkait dengan tujuan untuk menangkap persepsi mereka yang mengerti

permasalahan kemiskinan di Kabupaten Klungkung Provinsi Bali.

4.7 Teknik Analisis Data

4.7.1 Indeks Rumah Tangga Miskin

Perhitungan indeks rumah tangga miskin digunakan untuk melakukan

pemetaan kondisi riil kemiskinan dan untuk mengetahui determinan utama

kemiskinan di Kabupaten Klungkung. Indeks rumah tangga miskin dihitung

berdasarkan nilai indeks untuk masing-masing klasifikasi yaitu indeks inti

(pengetahuan, kekayaan materi dan kesehatan) serta indeks konteks (politik,

ekonomi, sosial, alam dan prasarana dan pelayanan). Berdasarkan hasil masing-

masing indeks klasifikasi, selanjutnya akan dihitung indeks agregat dan kemudian

juga akan dihitung klasifikasi nilai untuk indeks. Rumus untuk masing-masing

klasifikasi diatas diberikan seperti berikut dengan skor 1-3, skor terendah digunakan

untuk menunjukkan kondisi kritis (Gonner,et al, 2007; Cahyat et al, 2007).

Nilai indeks berkisar antara 0-100. Indeks agregat dihitung dengan rata-rata

penjumlahan indeks berdasarkan klasifikasi. Batas kemiskinan dibuat dengan garis

kemiskinan berdasarkan klasifikasi nilai indeks.

Indeks Klasifikasi = (Jumlah skor yang diperoleh – Jumlah skor minimum)

(Jumlah skor maksimum – Jumlah skor minimum)

x 100

Page 91: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

90

Batas kemiskinan dibuat dengan garis kemiskinan berdasarkan klasifikasi

nilai indeks. Klasiikasi nilai indeks harus mencerminkan jawaban dalam lembar

wawancara. Karena penghitungan dilakukan pada seluruh indeks, maka klasiikasi

juga harus dibuat untuk setiap indeks. Penentuan kategori kemiskinan dibedakan

menjadi kondisi kritis, sedang/moderat dan baik. Kategori ini didasarkan pada nilai

pada masing-masing indikator, dimana nilai 1 menunjukkan kondisi kritis, nilai 2

kondisi sedang dan nilai 3 adalah kondisi baik. Batas kemiskinan adalah nilai 1. Pada

angka indikator yang memiliki nilai tengah seperti 1, 2 ,3 maka nilai 1 setara dengan

33,33 setelah dinormalisasi, bila angka indikator tidak memiliki nilai tengah seperti

1,3 maka nilai 1 setara dengan 50 setelah dinormalisasi. Sehingga dari penghitungan

akan diperoleh batas kemiskinan untuk indeks kemiskinan.

Adapun indikator kemiskinan sesuai dengan model Nested Spheres of Poverty

(NESP) yaitu terdiri dari :

Kesejahteraan Subyektif. Perasaan subyektif merupakan campuran dari

perasaan-perasaan seseorang, diperlukan lebih dari satu indikator yang dapat

mewakili seluruh perasaan responden. Beberapa indikator yang digunakan untuk

mengukur kesejahteraan subyektif adalah perasaan sejahtera, perasaan miskin dan

perasaan bahagia yang masing-masing istilah disesuaikan dengan bahasa daerah

setempat atau diserahkan pada masyarakat yang menjadi sampel.

Kesejahteraan Inti. Kesejahteraan ini merupakan kesejahteraan dasar dibagi

menjadi tiga indeks yaitu: (1) kesehatan dan gizi, (2) kekayaan materi, dan (3)

pengetahuan. Beberapa kriteria untuk kesehatan dan gizi adalah sebagai berikut.

Page 92: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

91

a. Kekurangan makanan adalah untuk mengetahui tingkat kerentanan rumah

tangga dari segi makanan. Masa satu bulan adalah batas waktu bagi rumah

tangga yang berada dalam situasi kekurangan bahan makanan yang serius.

Kekurangan bahan makanan tidak berarti tidak makan, tetapi kesulitan untuk

mendapatkan bahan makanan, sehingga rumah tangga tersebut harus makan

dengan pola yang tidak wajar. Misalnya, rumah tangga tersebut harus sering

makan dengan singkong atau umbi-umbian sebagai pengganti beras, atau

sangat sulit mendapatkan sumbersumber protein seperti ikan, daging, ayam,

dan telur.

b. Akses kepada air minum bersih. Untuk mengetahui apakah rumah tangga

mendapatkan air bersih. Arti air bersih diserahkan kepada responden sendiri.

Air bersih tidak harus air ledeng (misalnya: dari Perusahaan Daerah Air

Minum, PDAM). Bagaimana responden mendapatkan air bersih, tidak

penting untuk diketahui. Yang ingin diketahui adalah apakah responden

mendapatkan air bersih atau tidak.

c. Akses kepada pelayanan kesehatan. Untuk mengetahui daya jangkau rumah

tangga pada pelayanan kesehatan saat ada anggota rumah tangga yang sakit.

Pelayanan kesehatan bisa berupa pelayanan medis seperti dokter, bidan,

perawat, dan sebagainya, bisa juga pelayanan tradisional seperti dukun,

tanaman obat dan sebagainya. Dalam hal ini, tidak penting untuk diketahui

bagaimana rumah tangga tersebut bisa mendapatkan pelayanan kesehatan,

termasuk jika responden ternyata harus berhutang untuk itu. Yang ingin

diketahui adalah: apakah rumah tangga tersebut mendapatkan pelayanan

Page 93: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

92

kesehatan sewaktu ada yang sakit. Jika tidak pernah ada yang sakit dalam 12

bulan terakhir maka responden harus mendapatkan skor paling tinggi.

Dalam kekayaan materi akan diungkap hal yang terkait dengan antara lain adalah :

a. Kondisi rumah. Untuk mengetahui kondisi rumah responden. Rumah yang

dinilai adalah rumah yang ditempati dan berada di desanya. Rumah milik

responden yang berada di luar desa dapat diabaikan.

b. Memiliki aset atau tabungan baik berupa uang atau barang yang mudah dijual

seperti sepeda motor, uang tunai atau kredit, ternak dan lainnya.

Pada kriteria pengetahuan akan diungkap hal yang terkait dengan :

a. Tingkat pendidikan (formal) orang dewasa. Untuk mengetahui tingkat

pengetahuan rumah tangga yang tercermin lewat pendidikan formal

(sekolah). Di sini diasumsikan bahwa semakin tinggi sekolahnya, semakin

tinggi juga pengetahuannya. Anggota rumah tangga dewasa adalah yang

sudah berusia 17 tahun atau lebih atau sudah berkeluarga.

b. Jumlah anak yang bersekolah atau putus sekolah. Untuk mengetahui tingkat

partisipasi atau putus sekolah pada usia pendidikan dasar (7 s/d 16 tahun).

Anak-anak tidak harus anak kandung responden, bisa juga anak angkat, cucu,

keponakan, sepupu, dsb. Yang dimaksud dengan anak-anak adalah seluruh

anak-anak yang tinggal atau menjadi tanggungan rumah tangga responden.

Anak-anak titipan yang masih ditanggung oleh keluarga asalnya tidak

dihitung. Nilai 3 (tiga) diberikan pada rumah tangga yang tidak memiliki

anak usia pendidikan dasar. Ini dilakukan agar rumah tangga tersebut

Page 94: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

93

mendapatkan nilai tertinggi. Dengan tidak adanya anak usia pendidikan dasar,

maka tidak ada kewajiban bagi pemerintah untuk menjamin pendidikan.

c. Pengetahuan informal. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang tidak

didapatkan di sekolah (informal). Ini dapat melengkapi indikator pendidikan

formal. Pengetahuan informal dapat meningkatkan kesempatan bagi rumah

tangga untuk meningkatkan penghidupannya. Pengetahuan ini harus

merupakan pengetahuan di luar pengetahuan atau keterampilan pertanian. Ini

dilakukan untuk mengidentifikasi perbedaan karena keterampilan pertanian

biasanya cukup merata di masyarakat pedesaan. Pengetahuan informal tidak

harus yang dapat menghasilkan uang.

Lingkungan Pendukung (Konteks). Lingkungan pendukung terdiri dari lima indeks,

yaitu: (1) lingkungan alam, (2) lingkungan ekonomi, (3) lingkungan sosial, dan (4)

lingkungan politik, dan (5) infrastruktur dan pelayanan.

1. Lingkungan alam meliputi :

a. Tingkat kerusakan lingkungan alam. Untuk mengetahui tingkat kerusakan

alam di wilayah desa dalam 12 bulan terakhir. Pengertian rusak diserahkan

kepada penilaian responden sendiri.

b. Pengambilan sumber daya alam secara berlebihan. Untuk melihat metode

yang digunakan dan seberapa banyak sumber daya alam yang diambil di desa

tersebut. Pengambilan yang berlebihan akan menghabiskan beberapa produk

alam, sehingga dapat menutup kesempatan bagi masyarakat lain untuk

mendapatkan manfaat dari sumber daya alam tersebut. Habisnya sumber daya

alam yang dimaksud di sini adalah sumber daya alam yang habis dalam 12

Page 95: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

94

bulan terakhir. Harap diingat bahwa skor 1 harus diberikan bila nyaris tidak

ada sumber daya alam yang tersisa.

c. Mutu air. Untuk mengetahui keadaan lingkungan dari sisi kualitas air.

Keadaan air sungai atau danau dapat memberikan informasi penting tentang

kualitas lingkungan desa. Penilaian keadaan diserahkan sepenuhnya pada

penilaian responden sendiri.

2. Lingkungan ekonomi meliputi :

a. Sumber penghasilan. Untuk mengetahui jenis-jenis sumber penghasilan dan

sejauh mana penghasilan bergantung pada sumber daya alam.

b. Stabilitas penghasilan. Untuk mengetahui apakah rumah tangga tersebut

memiliki lebih dari satu sumber penghasilan, juga untuk mengetahui apakah

penghasilan tersebut tetap (stabil). Pilihan penghasilan penting untuk

mengurangi potensi kerentanan yang disebabkan oleh ketergantungan pada

satu sumber penghasilan. Kalimat “Ada yang tetap” tidak berarti seluruh

sumber penghasilan harus tetap, bisa hanya salah satunya saja. Penghasilan

tetap adalah penghasilan yang stabil yang mampu memberikan rasa aman

karena dirasakan masih akan ada di masa depan dalam jangka waktu yang

relatif panjang. Umumnya penghasilan tetap selalu bisa diterima secara

teratur. Gaji bulanan dapat dianggap penghasilan tetap, sedangkan gaji harian

tidak bisa

c. Persediaan beras dan kemampuan membeli beras. Untuk mengetahui

kemampuan memenuhi kebutuhan pangan, dan beras merupakan

indikatornya. Rumah tangga yang memiliki persediaan beras cukup sampai

Page 96: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

95

satu musim tanam tanpa harus membeli akan mendapatkan nilai tertinggi

karena mereka tidak memiliki resiko kekurangan beras. Rumah tangga yang

menggantungkan pemenuhan berasnya dari membeli dianggap tidak memiliki

persediaan beras, sehingga harus diketahui kemampuannya dalam membeli

beras. Responden yang bekerja sebagai pedagang beras tetap harus ditanya

tingkat kesulitannya dalam membeli beras.

d. Akses pada kredit. Ini untuk mengetahui seberapa sulit bagi anggota

masyarakat untuk mendapatkan pinjaman usaha dari sumber apa pun (Dinas

PMD, Koperasi Simpan Pinjam, dan Bank).

3. Lingkungan sosial meliputi :

a. Tingkat tolong-menolong. Untuk mengetahui sejauh mana responden

merasakan bahwa anggota masyarakatnya saling tolong-menolong. Tingkat

tolong menolong merupakan indikator kuat untuk mengetahui keterikatan

sosial antar masyarakat. Tolong-menolong tidak selalu harus memberikan

uang, dapat juga berupa pertolongan tenaga saat ada acara-acara adat.

b. Tingkat rasa saling percaya Untuk mengetahui tingkat rasa saling percaya

antar masyarakat di desa. Penilaian rasa saling percaya dinilai sepenuhnya

menurut perasaan responden sendiri.

c. Konflik. Konflik sangat mempengaruhi seberapa aman atau damai keadaan

yang dirasakan orang dalam masyarakatnya.

4. Lingkungan politik meliputi :

a. Akses kepada sumber daya alam. Untuk mengetahui daya jangkau rumah

tangga responden terhadap sumber daya alam di desanya sendiri. Tingkat

Page 97: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

96

keterjangkauan ini sangat mempengaruhi penghidupan masyarakat di

pedesaan. Istilah “kesulitan” pada pilihan jawaban dapat disebabkan oleh

jarak, ketiadaan alat transportasi, ketiadaan teknologi, kelangkaan atau

larangan hukum.

b. Akses kepada informasi. Untuk melihat akses kepada informasi di tingkat

rumah tangga. Berita atau informasi sehari-hari adalah berita atau informasi

harian yang didapat setiap hari.

c. Keikutsertaan dalam pengambilan keputusan di tingkat desa. Untuk

mengetahui tingkat keikutsertaan masyarakat dalam pengambilan keputusan

di tingkat desa. Walaupun sudah ada Badan Perwakilan Desa (BPD) tetapi

proses konsultasi BPD dengan masyarakat harus tetap ada. Seringkali di desa-

desa kecil, mekanisme musyawarah bersama lebih kuat dibandingkan dengan

BPD.

2. Ketersediaan infrastruktur dan layanan meliputi :

a. Fasilitas pendidikan dasar (sekolah menengah pertama) Untuk mengetahui

tingkat kesulitan masyarakat dalam menjangkau SMP terdekat. Indikator ini

menunjukan keberadaan dan kualitas infrastruktur bangunan sekolah.

b. Kualitas pendidikan di sekolah. Untuk mengetahui kualitas layanan

pendidikan formal. Indikator ini mencerminkan seluruh faktor dalam

pelayanan seperti guru, fasilitas pendidikan, dan sebagainya.

c. Fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk mengetahui tingkat kesulitan

masyarakat dalam menjangkau pusat pelayanan kesehatan terdekat. Indikator

ini menunjukkan cakupan pelayanan kesehatan.

Page 98: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

97

d. Kualitas pelayanan kesehatan. Untuk mengetahui kualitas pelayanan

kesehatan. Indikator ini mencerminkan seluruh faktor dalam pelayanan

kesehatan seperti tenaga kesehatan (dokter, perawat, dan sebagainya),

fasilitas perawatan, obat-obatan, dan sebagainya.

e. Pelatihan dan pendampingan usaha Untuk mengetahui adanya pelayanan

pelatihan dan pendampingan usaha sebagai bagian penting dalam

pengembangan ekonomi. Hal ini mencakup seluruh bentuk bantuan usaha,

termasuk pertanian.

f. Kondisi jalan dan jembatan. Untuk mengetahui kondisi jalan dan jembatan

sampai ke ibukota kecamatan. Jalan dan jembatan adalah akses penting yang

dampaknya dapat mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan. Penilaian

kondisi jalan diserahkan kepada responden masingmasing.

g. Fasilitas pasar. Untuk mengetahui seberapa sulit masyarakat menjangkau

pasar terdekat. Pasar di sini dapat berupa pasar tetap ataupun musiman

(misalnya Pasar Minggu) yang dicirikan dengan adanya tempat-tempat

khusus berjualan, baik permanen maupun semi permanen. Pasar keliling yang

tidak memiliki tempat khusus untuk menjual barang tidak termasuk dalam

kategori ini. Penilaian tingkat kesulitan diserahkan kepada responden sendiri.

h. Fasilitas komunikasi. Untuk mengetahui daya jangkau masyarakat terhadap

fasilitas komunikasi seperti telepon, telepon genggam/seluler (ponsel), dan

radio.

Page 99: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

98

i. Pelayanan rohani. Untuk mengetahui daya jangkau rumah tangga terhadap

pelayanan rohani. Pelayanan rohani dapat berupa tempat peribadatan, guru

atau pembimbing rohani, dan perangkat-perangkat peribadatan.

j. Fasilitas rekreasi. Untuk mengetahui daya jangkau masyarakat terhadap

fasilitas rekreasi, seperti obyek wisata, sarana olahraga, atau tempat-tempat

yang dapat digunakan masyarakat untuk bersantai dan menghibur diri.

4.7.2 Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis efektivitas

kebijakan atau program pengentasan kemiskinan yang telah dijalankan di Kabupaten

Klungkung. Analisis deskriptif kuantitatif mendeskripsikan data dan informasi yang

disajikan dalam bentuk narasi. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti

status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu pemikiran ataupun

suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dengan kata lain penelitian

deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan dan melukiskan fenomena dengan

jalan mendeskripsikan sejumlah variabel-variabel yang berkenaan dengan masalah

yang diteliti. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat penggambaran

secara tegas (descriptive assertions) tentang populasi yang menemukan distribusi

dari beberapa atribut.

Page 100: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

99

4.7.3 Analisis SWOT

Analisis Strenghtness, Weakness, Opportunity, Threatness (SWOT)

digunakan untuk menganalisis potensi dan tantangan yang dimiliki oleh masyarakat

miskin. Analisis ini penting untuk mengetahui kekuatan masyarakat yang nantinya

dapat diberdayakan untuk mengentaskan kondisi kemiskinan terutama kerentanan

kemiskinan. Analisis SWOT adalah indentifikasi terhadap berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengambilan misi,

tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih lanjut, analisis SWOT yaitu analisis yang membandingkan antara faktor

eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan

(Rangkuti, 2000). Analisis ini pada prinsipnya strategi yang menghasilkan keserasian

yang kuat antara kemampuan internal dan situasi eksternal. Analisis SWOT

merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh gambaran situasi strategis dari

sebuah Unit Kerja Ekonomi (UKE). Strategi yang digunakan untuk

mengoptimalisasikan potensi unggulan dipergunakan matrik TOWS atau SWOT

yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal

yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dimiliki, berdasarkan hasil perhitungan dalam diagram analisis SWOT.

Page 101: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

100

Tabel 4.2

Komponen dalam Analisis SWOT

Kekuatan Kelemahan Peluang Hambatan

1. Adanya

Peraturan

Daerah

mengenai

Pengentasan

Kemiskinan

1. Daya dukung

aktor sosial

masih

bernuansa

sektoral

1. Perkembangan

teknologi

1. Penguasaan aset

ekonomi

penduduk

pendatang.

2. Potensi sumber

daya alam

2. Belum terdapat

suatu pedoman

yang

mengintegrasik

an semua

potensi

kelembagaan

lokal

2. Kebijakan

pemerintah

daerah

2. Era globalisasi

yang menuntut

daya saing yang

tinggi

3. Struktur dalam

kelembagaan

3. Kualitas SDM 3. Tanggung

jawab sosial

3. Ketidakstabilan

kondisi politik

dan keamanan

nasional

4. Beragam

aktifitas

masyarakat

miskin

4. Akses

sumberdaya

alam terbatas

4. Kondisi

ekonomi

daerah dan

nasional

4. Kemandirian

masyarakat dan

keberlanjutan

program

5. Ketersediaan

tenaga kerja

produktif

5. Akses

permodalan

terbatas

5. Peluang usaha

dengan

keberadaan

pertumbuhan

pariwisata

6. Peran lembaga-

lembaga non

pemerintah

6. Akses

pemasaran

terbatas

4.7.4 Analytic Hierarchy Process (AHP)

Analisis Analytic Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menganalisis

rumusan strategi dalam pengentasan kemiskinan di Kabupaten Klungkung. Metode

AHP merupakan metode pengambilan keputusan dengan menggunakan peralatan

utamanya yaitu sebuah hirarki. Dengan hirarki ini, suatu masalah yang kompleks dan

Page 102: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

101

tidak terstruktur dipecah, dikelompokkan dan diatur menjadi suatu bentuk hirarki .

Data utama dari AHP ini adalah persepsi manusia yang dianggap expert. Kriteria dari

expert disini bukan berarti jenius, pintar atau bergelar doktor maupun profesor,

melainkan lebih mengarah pada orang yang yang lebih mengerti benar permasalahan

yang dihadapi dalam suatu penelitian.

AHP merupakan suatu teori tentang pengukuran, yang digunakan untuk

menemukan skala rasio baik dari perbandingan pasangan yang diskret maupun yang

kontinu. Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari

suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan preferensi relatif. AHP

memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran dan

pada ketergantungan di dalam dan diantara kelompok elemen strukturnya. AHP

banyak ditemukan pada pengambilan keputusan untuk banyak kriteria, perencanaan,

prediksi, dan alokasi sumber daya, sehingga AHP dapat disebut sebagai metode yang

serba guna dan banyak yang menganggap kontroversial (Mulyono, 1988). Dengan

demikian, AHP dapat dianggap sebagai suatu model multiobjective-multicriteria-

multifactor decisions (Harker dan Vargas, 1987:1383 ).

Dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP ada beberapa prinsip dasar

yang harus dipahami antara lain:

a) Dekomposisi, setelah mendefinisikan permasalahan/persoalan, maka perlu

dilakukan dekomposisi, yaitu: memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-

unsurnya, sampai yang sekecil-kecilnya.

b) Comparative Judgement, prinsip ini berarti membuat penilaian tentang

kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya

Page 103: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

102

dengan tingkatan diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan

berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini lebih

mudah disajikan dalam bentuk matriks Pairwise Comparison.

c) Synthesis of Priority, dari setiap matriks pairwise comparison vektor eigen

untuk mendapatkan prioritas lokal, karena matriks pairwise comparison terdapat

pada setiap tingkat, maka untuk melakukan global harus dilakukan sintesis

diantara prioritas lokal. Prosedur melakukan sintesis berbeda menurut bentuk hierarki.

d) Logical Consistency, konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa

obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai keseragaman dan

relevansinya. Kedua adalah tingkat hubungan antara obyek-obyek yang

didasarkan pada kriteria tertentu. Pendekatan AHP menggunakan skala Saaty

mulai dari nilai bobot 1 sampai dengan 9. Nilai bobot 1 menggambarkan “sama

penting”, ini berarti bahwa nilai atribut yang sama skalanya, nilai bobotnya 1,

sedangkan nilai bobot 9 menggambarkan kasus atribut yang “penting absolut”

dibandingkan dengan yang lainnya.

Di dalam AHP, penetapan prioritas kebijakan dilakukan dengan menangkap

secara rasional persepsi orang, kemudian mengkonversi faktor-faktor yang intangible

(yang tidak terukur) ke dalam aturan yang biasa, sehingga dapat dibandingkan.

Adapun tahapan dalam analisis data sebagai berikut (Saaty, 1980):

1. Identifikasi sistem, yaitu untuk mengidentifikasi permasalahan dan menentukan

solusi yang diinginkan. Identifikasi sistem dilakukan dengan cara mempelajari

referensi dan berdiskusi dengan para pakar yang memahami permasalahan,

sehingga diperoleh konsep yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.

Page 104: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

103

2. Penyusunan struktur hierarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan

dengan sub tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan

kriteria yang paling bawah.

3. Perbandingan berpasangan, menggambarkan pengaruh relatif setiap elemen

terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Teknik

perbandingan berpasangan yang digunakan dalam AHP berdasarkan “judgement”

atau pendapat dari para responden yang dianggap sebagai “ key person“. Mereka

dapat terdiri atas: 1) pengambil keputusan; 2) para pakar; 3) orang yang terlibat

dan memahami permasalahan yang dihadapi.

4. Matriks pendapat gabungan, merupakan matriks baru yang elemen-elemennya

berasal dari rata-rata geometrik elemen matriks pendapat individu yang nilai

rasio inkonsistensinya memenuhi syarat.

5. Pengolahan horisontal, yaitu : a) Perkalian baris; b) Perhitungan vektor prioritas

atau vektor ciri (eigen vector); c) Perhitungan akar ciri (eigen value) maksimum,

dan d) Perhitungan rasio inkonsistensi. Nilai pengukuran konsistensi diperlukan

untuk menghitung konsistensi jawaban responden

6. Pengolahan vertikal, digunakan untuk menyusun prioritas pengaruh setiap

elemen pada tingkat hierarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama. Revisi

Pendapat, dapat dilakukan apabila nilai rasio inkonsistensi pendapat cukup tinggi

(>0,1). Beberapa ahli berpendapat jika jumlah revisi terlalu besar, sebaiknya

responden tersebut dihilangkan.

Page 105: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

104

BAB V

HASIL ANALISIS

5.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Klungkung

5.1.1 Geografis dan Pemerintahan

Kabupaten Klungkung merupakan kabupaten dengan luas wilayah terkecil

kedua setelah Kota Denpasar dari sembilan Kabupaten dan Kota di Provinsi Bali.

Secara geografis Kabupaten Klungkung memiliki luas wilayah 315 Km2 yang

diantara 115021’28” - 115

037’43’ Bujur Timur dan 008

027’37” – 008

049’00” Lintang

Selatan. Batas-batas wilayah Kabupaten Klungkung adalah sebelah utara berbatasan

dengan Kabupaten Bangli, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karangasem

sebelah selatan Samudera India dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten

Gianyar.

Dilihat dari luas wilayah kecamatan, Kepulauan Nusa Penida memiliki

wilayah terluas yaitu 202.840 Km2 atau 64,39 persen dari total luas wilayah dan

diikuti Kecamatan Banjarangkan 45.730 Km2 atau 14,52 persen dari total,

Kecamatan Dawan 37.380 Km2 dan Kecamatan Klungkung 29.050 Km

2. Jarak dari

Ibukota Kabupaten Klungkung (Kota Semarapura) ke Ibu kota Provinsi Bali (Kota

Denpasar) sekitar 40 km yang dihubungkan oleh jalan arteri primer dengan waktu

tempuh perjalanan darat sekitar 30-45 menit. Jarak antara Ibukota Kecamatan ke

Ibukota Kabupaten berkisar antara 0-25 km, dimana Kecamatan Nusa Penida

merupakan daerah yang memiliki jarak terjauh dari Ibukota Kabupaten. Sementara

Page 106: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

105

jarak dari Kota Semarapura ke Ibukota Kecamatan yaitu ke Nusa Penida 25 Km,

Banjarangkan 5,50 Km dan Dawan 6,5 Km.

Sumber : RTRW Kabupaten Klungkung Tahun 2011-2031

Gambar 5.1

Peta Administrasi Kabupaten Klungkung

Wilayah Kabupaten Klungkung sepertiga merupakan daratan yaitu 11.216 Ha

dan dua pertiga terletak di Kepulauan Nusa Penida yaitu 20.284 Ha. Sementara

panjang pantai Kabupaten Klungkung sekitar 97,6 Km, terdapat di Klungkung

daratan 14,10 Km dan Kepulauan Nusa Penida 83,50 Km. Garis pantai tersebut

tergolong tipe pantai dasar berpasir, pantai bertebing terjal dan pantai mangrove.

Pola arus dipengaruhi oleh pergerakan massa air di perairan selat Bali, Selat Lombok

dan Samudera Indonesia sedangkan pasang surut tergolong campuran semi-diurnal.

Kelandaian dasar laut di Pulau Nusa Penida perairan laut bagian timur termasuk

curam dan di bagian utara Pulau Nusa Penida sangat curam mencapai 30.8 persen

pada kedalaman 100 m. Kondisi geografis ini merupakan potensi bagi perekonomian

laut dengan budidaya rumput laut dan pemanfaatan sumberdaya laut lainnya.

Page 107: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

106

Permukaan tanah umumnya tidak rata, bergelombang bahkan sebagian besar

berupa bukit-bukit terjal yang kering dan tandus dan sebagian kecil saja yang

merupakan dataran rendah. Tingkat kemiringan tanah diatas 400

(terjal) seluas 16,47

Km2 atau 5,23 persen dari luas kabupaten. Sedangkan apabila dilihat dari

penggunaan lahan terdiri dari lahan sawah 3.843 Ha, bukan lahan sawah 27.651 Ha

yang terdiri dari lahan kering 27.648 Ha dan lahan lainnya 3 Ha (BPS, 2013).

Sementara bila dilihat dari sumberdaya air, Kabupaten Klungkung memiliki

air tanah berupa mata air dan sumur, termasuk sumur dangkal (sumur gali) dan

sumur dalam (sumur bor). Ketiga sumber air tersebut terdapat di Klungkung daratan

maupun di Klungkung kepulauan (Kecamatan Nusa Penida). Di wilayah daratan

sebagian besar air tanah digunakan sebagai sumber air baku PDAM dengan besar

kapasitas debit air 548 liter/detik dan sudah terpasang 300 liter/detik. Sumber air

tanah berupa mata air telah ditemukan di delapan desa di Kecamatan Nusa Penida

dengan debit air mencapai 524.60 liter/detik. Sumur dalam dan sumur gali lebih

banyak terdapat di tepi pantai dengan potensi debit air antara 0.4 liter/detik dan

bersifat payau. Selain bersumber dari mata air dan sumur, sumber air tanah lainya

adalah air sungai. Sungai yang mengalir secara tetap sepanjang tahun pada sungai

yang menyebar di Kecamatan Klungkung, Banjarangkan, dan Dawan. Kepulauan

(Kecamatan Nusa Penida) tidak terdapat sungai yang airnya mengalir sepanjang

tahun, hampir semua sungai di Kecamatan Nusa Penida mempunyai jenis sungai

musiman (intermitten), dimana debit aliran hanya ada pada musim hujan dengan

intensitas yang cukup lama.

Page 108: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

107

Secara administratif, Kabupaten Klungkung memiliki empat kecamatan, 53

desa, 6 kelurahan dan 244 dusun atau lingkungan. Sementara secara adat terdiri dari

113 desa adat dan 394 banjar adat. Klasifikasi desa seluruhnya sudah swasembada

dan LKMD kategori III.

Tabel 5.1

Jumlah Daerah Administrasi Kabupaten Klungkung Tahun 2013

Kecamatan Desa/Kelurahan Dusun Desa Adat Banjar Adat

Nusa Penida 16 80 40 157

Banjarangkan 13 55 30 75

Klungkung 18 60 23 96

Dawan 12 49 20 66

Kabupaten 59 244 113 394

Sumber : Klungkung dalam Angka, BPS (2014)

5.1.2 Demografi dan Sosial

Penduduk merupakan salah satu aset pembangunan daerah yang memegang

peran penting dalam proses pembangunan. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk,

jumlah penduduk Kabupaten Klungkung tahun 2013 berjumlah 173.900 jiwa yang

terdiri dari 86.000 jiwa penduduk laki-laki dan 87.900 jiwa penduduk perempuan.

Penyebaran penduduk tidak merata di empat kecamatan yaitu 73,93 persen

berada di daratan Klungkung yaitu Banjarangkan, Dawan dan Klungkung sedangkan

26,07 persen berada di Kepulauan Nusa Penida yaitu Nusa Penida, Nusa Lembongan

dan Nusa Ceningan. Adapun jumlah penduduk di masing-masing kecamatan yaitu

Nusa Penida 45.340 jiwa, Banjarangkan 38.150 jiwa, Klungkung 56.570 jiwa dan

Dawan 33.840 jiwa. Sehingga terdapat ketimpangan kepadatan penduduk di empat

kecamatan dengan kepadatan per kilometer persegi di Kecamatan Nusa Penida 224

Page 109: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

108

jiwa, Banjarangkan 834 jiwa, Klungkung 1.947 jiwa dan Dawan 905 jiwa pada tahun

2013 (BPS, 2014).

Tabel 5.2

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Klungkung Tahun 2013

Kecamatan Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan

(Jiwa/Km2)

Sex Ratio

(Persen)

Rata-Rata

Pertumbuhan

(Persen)

Nusa Penida 45.340 224 99 0,05

Banjarangkan 38.150 834 100 1,41

Klungkung 56.570 1.947 97 1,40

Dawan 33.840 905 97 1,00

Kabupaten 173.900 552 98 0,95

Sumber : Klungkung dalam Angka 2014, BPS (2014)

Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan penduduk laki-laki dan

perempuan tahun 2013 adalah 98 persen dan semua kecamatan memiliki sex ratio

dibawah 100 persen yang berarti jumlah penduduk perempuan lebih besar dari

penduduk laki-laki. Sementara Berdasarkan komposisi penduduk menurut umur dan

jenis kelamin dalam piramida penduduk merupakan piramida penduduk ekspansif

yang menggambarkan sebagian besar penduduk Kabupaten Klungkung berada dalam

kelompok umur muda.

Page 110: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

109

Sumber : Klungkung dalam Angka 2014, BPS (2014)

Gambar 5.2

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kabupaten Klungkung

Dilihat dari ketenagakerjaan, tahun 2013 terdapat 102.889 penduduk usia

kerja dan yang aktif secara ekonomi ada sebanyak 100.703 penduduk, dengan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah 75,69 persen. Sementara

berdasarkan lapangan pekerjaan dari 96.421 orang yang bekerja, 29,30 persen

bekerja di sektor pertanian, 23,18 persen di sektor perdagangan, hotel dan rumah

makan, 16,43 persen di sektor industri pengolahan dan 13,78 persen di sektor jasa

dan lainnya yang masing-masing tidak lebih dari 10 persen.

Page 111: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

110

Sumber : Klungkung dalam Angka 2014, BPS (2014)

Gambar 5.3

Penduduk Kabupaten Klungkung Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut

Lapangan Usaha Utama Tahun 2013

Salah satu keberhasilan pembangunan adalah tersedianya sumberdaya

manusia yang memiliki kualitas yang menempuh jalur pendidikan formal. Salah satu

program pendidikan formal adalah wajib belajar sembilan tahun dan sekolah gratis.

Jumlah murid terbesar di setiap tingkat pendidikan adalah murid Sekolah Dasar di

setiap kecamatan dan jumlah terkecil adalah murid TK.

Page 112: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

111

Tabel 5.3

Angka Partisipasi Sekolah Penduduk Kabupaten Klungkung Menurut

Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2013

Kecamatan Penduduk Rata-Rata

(Persen) Laki-Laki Perempuan

7-12 (SD/MI) 100,00 100,00 100,00

13-15 (SMP/MTs) 95,57 97,64 96,65

16-18 (SMA/MA) 76,66 92,05 82,77

19-24 (PT) 12,31 16,01 14,00

Sumber : Klungkung dalam Angka 2014, BPS (2014)

Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan hidup sehat

bagi seluruh masyarakat. Sarana kesehatan rumah sakit sebanyak tiga unit,

puskesmas sembilan unit, puskesmas pembantu 54 unit dan puskesmas keliling

sembilan unit. Di Kabupaten Klungkung terdapat tujuh balai pengobatan, empat unit

optikal, 13 apotik dan sembilan toko obat berijin. Sementara praktek tenaga

kesehatan seperti praktek dokter umum 57, dokter spesialis 20, dokter gigi tujuh,

bidan praktek 55, poskesdes 59 dan posyandu 289.

5.1.3 Makroekonomi Regional

Kemampuan suatu pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan

dapat dilihat dari realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Realisasi APBD Kabupaten Klungkung tahun 2012 sebesar 406,74 Milyar Rupiah

dan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 27,09 Milyar Rupiah dibanding tahun

sebelumnya.

Page 113: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

112

Tabel 5.4

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Klungkung

(dalam Ribuan Rupiah)

Tahun Anggaran Pendapatan Pengeluaran 2008 277.268.054 324.584.440

2009 422.928.710 492.173.620

2010 447.067.234 503.575.318

2011 502.868.134 567.872.140

2012 590.231.294 657.701.501

2013 711.405.235 665.547.903

Sumber : Klungkung dalam Angka 2014, BPS (2014)

Dilihat dari pendapatan regional melalui perkembangan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) tahun 2013 atas dasar harga berlaku sebesar 3.727.869,24

Juta Rupiah meningkat dibandingkan tahun 2012 yaitu sebesar 3.341.186,21 Juta

Rupiah. PDRB atas harga konstan 2000 tahun 2013 sebesar 1.551.108,64 Juta

Rupiah meningkat dibandingkan tahun 2012 yaitu sebesar 1.467.352,42 Juta Rupiah.

Hal sama juga ditunjukkan dari perkembangan PDRB per kapita atas harga konstan

yang mengalami kenaikan dari Rp.8.382.332,27 pada tahun 2012 meningkat menjadi

Rp. 8.799.867,53 pada tahun 2013. Sementara perkembangan laju pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Klungkung melambat dari 6,04 persen pada tahun 2012 menjadi

5,71 persen pada tahun 2013 (BPS, 2014).

Dari sisi pengeluaran rata-rata per kapita, kelompok pengeluaran bukan

makanan selama kurun waktu dua tahun terakhir yaitu tahun 2012 dan 2013

menunjukkan peningkatan yaitu Rp. 348.292,- dan Rp.360.510,-. Sementara dari

kelompok makanan juga mengalami kenaikan dari Rp.346.795,- pada tahun 2012

menjadi Rp.358.910,- pada tahun 2013.

Page 114: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

113

Tabel 5.5

Perkembangan Indikator Makroekonomi

Kabupaten Klungkung Tahun 2011 – 2013

Indikator Tahun

2011 2012 2013

PDRB atas harga berlaku (Juta

Rupiah) 3.022.786,71 3.347.198,61 3.727.869,23

PDRB atas harga konstan (Juta

Rupiah) 1.383.890,23 1.467.352,42 1.551.108,65

Laju Pertumbuhan Ekonomi

(Persen) 5,81 6,04 5,71

PDRB/kapita atas harga berlaku

(Rupiah) 17.365.052,08 19.121.058,25 21.149.231,16

PDRB/kapita atas harga konstan

(Rupiah) 7.950.056,75 8.382.332,33 8.799.867,53

Sumber : Klungkung dalam Angka 2014, BPS (2014)

Secara sektoral, sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB masih menjadi

leading sector dari sektor lainnya yaitu sebesar 430.016,06 Juta Rupiah pada tahun

2013, dan diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 389.938,04

Juta Rupiah, sektor jasa sebesar 292.769,46 Juta Rupiah. Perkembangan PDRB atas

harga konstan tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Kontribusi sektor pertanian sebagai sektor primer sejalan dengan

potensi geografis lahan pertanian yang didukung dengan keunikan budaya sistem

pertanian. Selain itu potensi sumberdaya alam yang memberikan kontribusi bagi

perkembangan pariwisata dan jasa pendukung pariwisata menjadi aset penting dalam

meningkatkan pendapatan daerah.

Page 115: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

114

Tabel 5.6

PDRB atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Klungkung Tahun 2011-2013

No. Sektor Tahun (PDRB dalam Jutaan Rupiah)

2011 2012 2013

1. Pertanian 417.443,64 424.723,00 430.016,06

2. Pertambangan 48.404,09 48.160,38 47.860,38

3. Industri Pengolahan 126.449,79 130.534,71 140.494,00

4. Listrik, Gas dan Air

Bersih 16.920,70 18.852,16 20.743,48

5. Bangunan 83.160,02 91.837,77 99.818,10

6. Perdagangan, Hotel dan

Restoran 325.787,98 359.716,71 389.938,04

7. Pengangkutan dan

Komunikasi 71.274,49 76.732,82 82.432,88

8. Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 40.657,22 42.892,44 47.036,24

9. Jasa-jasa 253.792,29 273.902,44 292.769,46

10. Total PDRB 1.383.890,23 1.467.352,42 1.551.108,64

Sumber : Klungkung dalam Angka 2014, BPS (2014)

Distribusi sektoral PDRB atas dasar harga konstan juga menunjukkan sektor

pertanian memberikan sumbangan terbesar yaitu 28,94 persen dan diikuti sektor

perdagangan 24,51 persen dan sektor jasa 18,64 persen.

Page 116: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

115

Sumber : Klungkung dalam Angka 2014, BPS (2014)

Gambar 5.4

Distribusi Sektoral PDRB Kabupaten Klungkung Atas Harga Konstan 2000

Tahun 2013

5.2 Kondisi Kemiskinan Kabupaten Klungkung

Masalah kemiskinan masih menjadi permasalahan nasional yang harus

ditangani secara intensif dan berkesinambungan yang melibatkan seluruh komponen

masyarakat. Masih belum teratasinya masalah kemiskinan mendorong pemikiran

pada pentingnta strategi penanggulangan kemiskinan yang lebih menyentuh pada

akar permasalahan kemiskinan. Maka dalam hal ini Pemerintah Daerah sebagai

penyelenggara negara berperan aktif dalam menciptakan perluasan kesempatan bagi

terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin seperti pekerjaan, pangan,

pendidikan, kesehatan dan sebagainya.

Berkaitan dengan upaya penanggulangan kemiskinan, Pemerintah Kabupaten

Klungkung pada tahun anggaran 2011 menyusun Dokumen Strategi Penanggulangan

Kemiskinan Daerah (DSPKD) Tahun 2011-2015. DSPKD nantinya diharapkan dapat

mengimplementasikan dan mensinergikan seluruh program penanggulangan

kemiskinan baik di tingkat Dinas maupun swasta di Kabupaten Klungkung.

Page 117: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

116

Pendataan jumlah rumah tangga sasaran di Kabupaten Klungkung dimulai

pada tahun 2005 sebagai sinergi antara Pendataan Kemiskinan tahun 2005 dan

Pedoman Pendataan Kemiskinan tahun 2008 dengan menggunakan 14 indikator.

Berdasarkan hasil pendataan diperoleh jumlah rumah tangga sasaran per 31

Desember 2008 di Kabupaten Klungkung sebanyak 8.460 rumah tangga dan hasil

validasi dari BPS adalah 7.988 rumah tangga yang menunjukkan penurunan 17,55

persen. Rata-rata rumah tangga sasaran yang paling rendah terdapat di Kecamatan

Dawan yaitu sebesar 11,17 persen dan diikuti Kabupaten Klungkung 11,32 persen,

Kecamatan Banjarangkan 15,46 persen dan Nusa Penida 31,96 persen (Bappeda

Kabupaten Klungkung, 2011).

Sementara dalam pelaksanaan validasi tahun 2012 dengan acuan data

Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011 merupakan kombinasi antara data

sensus penduduk tahun 2010 dengan pendekatan 14 variabel dan menggunakan

pendekatan garis kemiskinan. PPLS tahun 2011 merupakan pendataan yang diperluas

dengan menyasar 25,7 persen rumah tangga menengah kebawah atau dengan tingkat

pendapatan hingga 1,7 garis kemiskinan (GK). Adapun Garis Kemiskinan pada saat

PPLS tahun 2011 RP. 249.997,- per kapita per bulan. Data PPLS tahun 2011

menggunakan pendekatan garis kemiskinan dengan tiga kategori yaitu :

1. Kelompok satu adalah kelompok rumah tangga yang berada dibawah 1,2 Garis

Kemiskinan

2. Kelompok dua adalah kelompok rumah tangga yang berada diantara 1,2 hingga

1,5 Garis Kemiskinan

Page 118: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

117

3. Kelompok tiga adalah kelompok rumah tangga yang berada di antara 1,5 hingga

1,7 Garis Kemiskinan.

Kelompok satu adalah sasaran prioritas program yang bersifat bantuan dan

perlindungan sosial sementara kelompok dua dan tiga adalah kelompok yang rentan

terhadap kemiskinan. Berdasarkan hasil validasi tahun 2012, jumlah tangga sasaran

di Kabupaten Klungkung adalah sebagaimana tabel berikut.

Tabel 5.7

Jumlah Rumah Tangga Sasaran Berdasarkan Data PPLS Hasil Validasi

Kabupaten Klungkung Tahun 2011

No. Kecamatan Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Total

1. Nusa Penida 1.325 2.283 2.249 5.857

2. Banjarangkan 529 728 714 1.971

3. Klungkung 501 821 807 2.129

4. Dawan 308 559 621 1.488

Total 2.663 4.391 4.391 11.445

Sumber : Bappeda Kabupaten Klungkung, 2012

Berdasarkan tabel 5.7, Kecamatan Nusa Penida masih menempati pole

position baik untuk kelompok satu, dua dan tiga dengan jumlah rumah tangga

sasaran 5.857 atau 46,08 persen dari total rumah tangga di Kecamatan Nusa Penida.

Diikuti Kecamatan Banjarangkan dengan jumlah 1.971 rumah tangga sasaran atau

22,24 persen dari total rumah tangga dan Kecamatan Dawan 17,73 persen dan

Kecamatan Klungkung 15,55 persen.

Hal berbeda dengan penggunaan indikator dari Kantor Menteri Negara

Kependudukan atau BKKBN yaitu suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup

memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan juga tidak

sanggup memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya untuk memenuhi

kebutuhannya. Adapun tahapan keluarga sejahtera dibagi dalam pra keluarga

Page 119: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

118

sejahtera, keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III dan

keluarga sejahtera III+.

Tabel 5.8

Tahapan Keluarga Sejahtera Kabupaten Klungkung Tahun 2013

(dalam satuan Rumah Tangga)

Kecamatan Pra KS KS I KS II KS III KS III+

Nusa Penida 4.260 652 656 7.999 122

Banjarangkan 284 1.190 2.125 5.875 0

Klungkung 512 1.551 6.510 5.479 99

Dawan 890 1.010 804 7.143 61

Sumber : Klungkung dalam Angka 2014, BPS (2014)

Pada tahun 2013, keluarga pra sejahtera terbesar adalah kecamatan Nusa

Penida dengan jumlah 4.260 keluarga diikuti kecamatan Dawan, Klungkung dan

Banjarangkan. Sementara untuk keluarga sejahtera I tertinggi adalah Kecamatan

Klungkung begitu halnya dengan keluarga sejahtera II. Hal berbeda untuk keluarga

sejahtera III dan keluarga sejahtera III+ ditempati Kecamatan Nusa Penida, hal ini

mengingat secara demografi Kecamatan Nusa Penida memiliki jumlah penduduk

terbesar kedua setelah Kecamatan Klungkung. Kecamatan Nusa Penida yang identik

dengan kegersangan dan daerah tandus, wilayah dengan kelerengan tinggi, curam

dan berbatu-batu, curah hujan yang rendah, keterbatasan tumbuhnya tanaman pangan

termasuk tidak adanya produksi beras, dan keberadaan Nusa Penida yang dipisahkan

oleh perairan/laut yang memberikan dampak pada keterbatasan aksessibilitas dan

keterisolasian dibandingkan denan kecamatan kecamatan lainnya.

Page 120: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

119

5.3 Hasil Penelitian

5.3.1 Karakteristik Umum Responden

Rumah tangga merupakan satuan terkecil dalam lingkungan masyarakat yang

memiliki peran penting dalam implementasi pembangunan daerah. Kesejahteraan

sebuah rumah tangga dalam masyarakat menjadi deskripsi dasar yang

merepresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat secara agregat di suatu daerah

maupun nasional. Semakin tinggi kesejahteraan rumah tangga masyarakat dapat

menjadi mesin penggerak tingginya pertumbuhan ekonomi (engine of growth) suatu

daerah dan nasional.

Karakteristik umum responden rumah tangga miskin yang dijadikan sampel

dalam penelitian dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin, pendidikan terakhir yang

ditempuh dan jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan keluarga, jumlah

keluarga dalam rumah tangga. Berdasarkan jenis kelamin responden yang menjadi

sampel secara keseluruhan yaitu 99 orang adalah laki-laki, hal ini mengingat

responden utama adalah kepala rumah tangga. Rata-rata kisaran umur masih

tergolong dalam kelompok usia produktif sebagai angkatan kerja. Hal ini

mengindikasikan bahwa kemampuan kepala rumah tangga untuk bekerja memenuhi

kebutuhan rumah tangga masih cukup potensial.

Page 121: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

120

Tabel 5.9

Tingkat Pendidikan Terakhir Kepala Rumah Tangga Responden

No. Tingkat Pendidikan

Kepala

RTS

(orang)

Persentase

(%)

1. Tidak Sekolah/Tidak Tamat Sekolah Dasar 54 54,6

2. Tamat Sekolah Dasar 42 42,4

3. Tamat Sekolah Menengah Pertama 3 3,0

Total 99 100

Sumber : Data primer, diolah, 2014

Pendidikan menjadi salah satu determinan penting dalam kesejahteraan

keluarga. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh, kepala rumah

tangga yang menjadi responden rata-rata tidak tamat SD atau tidak sekolah yaitu

54,6 persen dan tamat Sekolah Dasar (SD) 42 persen dan tiga persen dengan

pendidikan SMP. Masih rendahnya tingkat pendidikan kepala rumah tangga

mengindikasikan masih terbatasnya akses pendidikan yang dimiliki kepala rumah

tangga. Hal ini akan memberikan implikasi terhadap pola pikir dan produktivitas

anggota rumah tangga miskin.

Page 122: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

121

Tabel 5.10

Matrik Jumlah Anggota Keluarga Responden

Jumlah Anggota

(Orang)

Persentase (%) 1 2 3 4 5

Anggota keluarga - - 13,1 47,5 39,4

Anggota laki-laki dewasa 56,6 43,4 - - -

Anggota perempuan dewasa 48,5 50,5 - - -

Anak laki-laki < 17 tahun 79,8 5,10 1,00 - -

Anak perempuan < 17 tahun 75,8 20,2 2,00 - -

Sumber : Data primer, diolah, 2014

Dilihat dari susunan anggota keluarga, rata-rata jumlah anggota keluarga

dalam satu RTM dihuni oleh 5 (lima) orang. Sedangkan jumlah anak laki-laki yang

masih hidup dibawah umur 17 tahun dan anak perempuan dibawah usia 17 tahun

sama yaitu rata-rata satu orang dalam satu RTM. Hal ini menunjukkan kondisi

normal untuk jumlah anak di bawah usia 17 tahun yang masih menjadi tanggungan

keluarga.

5.3.2 Deskripsi Kesejahteraan Responden

Kemiskinan adalah suatu situasi dimana seseorang atau rumah tangga

mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar sementara lingkungan

pendukung kurang memberikan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan secara

berkelanjutan dan keluar dari kerentanan. Maka upaya untuk meningkatkan dan

mempertahankan kesejahteraan masyarakat miskin dapat dilakukan dengan

memperbaiki lingkungan pendukung masyarakat antara lain kapabilitas, strategi

Page 123: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

122

penghidupan lokal, peluang dan dukungan, kerentanan, keberlanjutan. Deskripsi

kesejahteraan responden dibagi dalam beberapa indikator kondisi seperti kondisi

ekonomi, modal sosial, kondisi hunian, pemenuhan kebutuhan pangan, kebutuhan

terhadap pendidikan dan akses pelayanan.

5.3.2.1 Kondisi Ekonomi

Salah satu indikator penting untuk mengukur tingkat kesejahteraan

masyarakat adalah tingkat pendapatan. Semakin tinggi pendapatan yang diterima

keluarga maka kesejahteraan keluarga juga akan meningkat. Rata-rata sumber

penghasilan utama kepala rumah tangga miskin adalah petani dengan luas lahan 0,5

ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya

dengan pendapatan di bawah Rp.600.000 per bulan. Mata pencaharian utama

responden adalah buruh tani dan nelayan. Lebih dari separuh responden tidak

memiliki pekerjaan lain diluar pekerjaan utama 66,7 persen dan hanya 33,3 persen

yang memiliki pekerjaan lain sebagai buruh ternak, nelayan dan pekerjaan tidak tetap

lainnya.

Dilihat dari tingkat pendapatan yang diperoleh oleh rumah tangga dalam satu

bulan umumnya tidak pasti namun secara rata-rata berkisar antara Rp.500.000,-,

hingga Rp.1.000.000,- dan pengeluaran berada pada kisaran yang sama dengan

pendapatan. Umumnya pengeluaran lebih banyak digunakan untuk konsumsi

kebutuhan pangan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan yang

diperoleh hampir secara keseluruhan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan tidak

Page 124: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

123

yang ditabung dan mengindikasikan pemenuhan kebutuhan dasar (basic needs)

masih menjadi prioritas dan permasalahan utama rumah tangga miskin.

Pola berhutang juga dijumpai dalam rumah tangga miskin dimana 35,4

persen rumah tangga miskin pernah berhutang dalam setahun, umumnya dalam

bentuk uang. Sumber hutang diperoleh dari tetangga dan sebagian lainnya dari

saudara. Rata-rata besarnya hutang berkisar antara Rp.100.000,- hingga Rp.400.000,-

. Pada umumnya hutang tersebut digunakan untuk keperluan pemenuhan kebutuhan

pokok dan sebagian lainnya untuk biaya sekolah dan biaya sakit. Masalah

kemiskinan sebagian besar rumah tangga miskin adalah pada masih kurangnya

pemenuhan kebutuhan pokok.

Masih rendahnya tingkat pendapatan masyarakat miskin dan keterbatasan

dalam memenuhi kebutuhan pokok, maka diperlukan adanya keterampilan usaha

dalam mendukung pekerjaan utama kepala rumah tangga miskin. Keterampilan

usaha sangat penting dalam meningkatkan produktivitas dan pada akhirnya akan

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat miskin. Sebanyak 53,1

persen masyarakat tidak memiliki keterampilan dalam mendukung pekerjaan utama

dan 46,9 persen memiliki keterampilan. Kondisi ini berbeda dengan keikutsertaan

masyarakat dalam kelompok usaha bersama dimana 66 persen telah tergabung

seperti kelompok tani andalan dan kelompok tani nelayan. Rata-rata masyarakat telah

bergabung dalam kelompok usaha bersama selama lima hingga enam tahun.

Pada umumnya masyarakat memiliki keinginan untuk membuka usaha

mandiri yaitu sekitar 70,4 persen dengan bentuk usaha yang diinginkan adalah

beternak ayam dan sapi dan sebagian lainnya menginginkan usaha kerajinan dan

Page 125: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

124

budidaya ikan hias mengingat prospek usaha yang dianggap cukup menjanjikan.

Masyarakat mengharapkan peran pemerintah dalam mendukung usaha mereka

adalah dalam bentuk bantuan modal usaha. Masalah permodalan memang masih

menjadi persoalan utama dalam pengembangan usaha masyarakat. Hal ini terlihat

26,3 persen masyarakat masih merasa mengalami kesulitan dalam mengajukan kredit

dan 72,7 persen masyarakat tidak pernah mengajukan kredit usaha baik di lembaga

keuangan bank dan non bank.

5.3.2.2 Kondisi Modal Sosial

Kondisi sosial sebagai salah satu lingkungan pendukung sangat penting

dalam membangun kesejahteraan rumah tangga miskin. Pemenuhan dan aksesibilitas

terhadap fasilitas sosial dan proses interaksi sosial menjadi media penting dalam

membantu masyarakat miskin untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Kondisi sosial

masyarakat miskin dapat dilihat terlebih dahulu dari sistem sosial yang berlaku di

lingkungan masyarakat miskin tinggal seperti peran lembaga sosial yang ada di

masyarakat, interaksi antar masyarakat, partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial.

Berdasarkan hasil kajian, modal sosial yang dibangun di masyarakat cukup

tinggi. Hal ini terlihat dari tingginya partisipasi masyarakat dalam organisasi sosial di

masyarakat yaitu 84,7 persen dalam kegiatan di banjar adat dan subak. Fenomena ini

mengindikasikan bahwa media penting dalam melakukan pendekatan sosial

masyarakat masih terletak pada kegiatan keagamaan. Kondisi ini sesuai dengan

krakteristik kehidupan masyarakat Kabupaten Klungkung yang cukup kental dengan

keagamaan. Adapun proses pengambilan keputusan lebih banyak pada tokoh

Page 126: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

125

masyarakat dan agama 56,2 persen dan kepala desa atau RT/RW 40,8 persen. Begitu

halnya apabila ada konflik dalam masyarakat, penyelesaian masalah 92,8 persen

melalui musyawarah desa dan hanya 5,2 persen yang melalui aparat berwenang.

5.3.2.3 Kondisi Hunian atau Tempat Tinggal

Salah satu indikator yang menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat

adalah kondisi hunian tinggal rumah tangga miskin. Kondisi fisik rumah tinggal

masyarakat miskin dapat dilihat dari luas lantai rumah dan bahan materialnya, atap,

dinding rumah, fasilitas MCK dan sumber penerangan. Status kepemilikan rumah

rumah tangga miskin, 84,8 persen merupakan rumah milik sendiri dan hanya 15,2

persen yang sewa. Secara keseluruhan rumah tangga miskin yang menjadi sampel

memiliki luas lantai kurang dari 8 meter persegi yang dihuni rata-rata oleh 5 (lima)

anggota keluarga. Kondisi ini termasuk dalam kondisi yang tidak layak untuk hunian

rumah tangga dengan rata-rata dihuni lima orang. Hal ini diperparah dengan bahan

material lantai yang masih tanah 90,9 persen, semen 8,1 persen dan 1,0 persen dari

keramik.

Tabel 5.11

Struktur Material Lantai Rumah Tangga Miskin

Material Lantai Jumlah Persentase (%)

Tanah/Bambu/Kayu 90 90,90

Lantai Semen 8 8,10

Ubin/Keramik 1 1,00

Total 99 100,00

Sumber : Data primer, diolah, 2014

Page 127: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

126

Sedangkan untuk material dinding, 87,9 persen masih dari bambu atau

tembok tanpa plester dan 12,1 persen dari kayu atau setengah tembok. Stuktur atap

dari genteng tanah liat baik manual dan press 84,9 persen dan hanya 15,1 persen

yang menggunakan daun kelapa.

Pada fasilitas MCK, 98 persen rumah tangga tidak memiliki fasilitas mandi

cuci kakus (MCK) atau penggunaan bersama-sama dengan rumah tangga lainnya dan

dua persen sudah memiliki MCK sendiri. Begitu halnya dengan sumber penerangan

77,8 persen belum menggunakan listrik dan hanya 22,2 persen yang sudah memiliki

listrik. Melihat hunian rumah tangga miskin, menunjukkan kondisi di bawah standar

hidup layak. Program bantuan Pemerintah dalam rehabilitasi rumah tinggal

dilakukan dalam bentuk bedah rumah namun secara umum masih belum mencukupi

untuk pemenuhan hunian layak tinggal.

5.3.2.4 Pemenuhan Kebutuhan Pangan

Maslow (1964) mengemukakan bahwa pada dasarnya manusia memiliki

kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk

menyayangi dan disayangi, kebutuhan untuk memperoleh penghargaan dan

kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan

dasar manusia yang utama untuk dipenuhi. Masyarakat dikatakan mengalami

kemiskinan absolut bila kebutuhan pokok atau dasar tidak atau belum terpenuhi.

Beberapa indikator yang digunakan untuk melihat pemenuhan kebutuhan pokok

antara lain konsumsi makanan bergizi seperti daging,ayam atau susu, frekuensi

Page 128: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

127

makan dalam sehari, kebutuhan bahan bakar untuk memasak dan pemenuhan

kebutuhan air minum.

Sebanyak 84,8 persen masyarakat miskin dalam seminggu tidak pernah atau

hanya sekali mengkonsumsi kebutuhan gizi minimum yaitu ayam, daging maupun

susu, umumnya masyarakat hanya mengkonsumsi ikan dan sayuran yang diambil

dari pekarangan rumah. Sedangkan 15,2 persen pernah atau lebih dari sekali

mengkonsumsi kebutuhan gizi standar. Untuk frekuensi makan 97 persen makan

kurang dari dua kali sehari. Kondisi ini menunjukkan bahwa kebutuhan pangan

terutama beras memiliki proporsi yang cukup besar sebagai kecukupan karbohidrat,

namun pemenuhan gizi lainnya masih kurang. Rendahnya konsumsi gizi makanan

rumah tangga miskin akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan kemampuan daya

pikir masyarakat terutama untuk anak usia sekolah yang sebenarnya masih

memerlukan asupan gizi yang cukup.

Untuk memenuhi kebutuhan memasak, rata-rata 99 persen masyarakat miskin

masih menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu dan minyak tanah. Kayu bakar

biasanya dipasok dari mencari sendiri dan hanya satu persen yang menggunakan gas

LPG yang merupakan subsidi dari Pemerintah.

Tabel 5.12

Bahan Bakar Memasak Rumah Tangga Miskin

Bahan Bakar Jumlah Persentase (%)

Kayu Bakar/Arang/MInyak Tanah 98 99,00

Batu Bara 0 0,00

LPG 1 1,00

Total 99 100,00

Sumber : Data primer, diolah, 2014

Page 129: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

128

Sedangkan untuk kebutuhan air minum, 98 persen dipenuhi dari sumur

bersama dengan tetangga dan hanya dua persen yang memiliki sumur sendiri atau

PDAM. Sementara untuk pemenuhan air bersih 88,9 persen masyarakat sudah

mendapatkan air bersih dan 11,1 persen yang belum mendapatkan air bersih.

5.3.2.5 Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan

Pendidikan menjadi kebutuhan utama rumah tangga miskin dalam

meningkatkan kesejahteraan dan mengatasi kerentanan kemiskinan. Pendidikan

dapat dikatakan sebagai kebutuhan pokok yang diperlukan masyarakat melalui

lembaga pendidikan formal maupun informal, baik melalui bimbingan, pengajaran

atau latihan di sekolah atau luar sekolah.

Berdasarkan hasil kajian, dilihat dari segi pendidikan rumah tangga miskin

cukup baik yaitu lebih dari 80 persen anak usia 7 hingga 16 tahun yang sudah

bersekolah. Namun disisi lain masih rendahnya beasiswa yang didapatkan anak

rumah tangga miskin yaitu 99 persen yang belum mendapatkan beasiswa padahal

tawaran beasiswa sekolah seperti dana BOS cukup potensial dan fasilitas sekolah

cukup baik.

5.3.2.6 Pemenuhan Akses Pelayanan

Sebagai kesatuan sistem yang ada di masyarakat, adanya fasilitas pelayanan

publik yang mamadai merupakan pendukung yang penting dalam menunjang

kesejahteraan masyarakat. Akses pelayanan antara lain akses kesehatan, pendidikan

dan fasilitas publik lainnya.

Page 130: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

129

Secara umum menurut persepsi rumah tangga miskin untuk akses pelayanan

kesehatan seperti Puskesmas cukup mudah dan dari sisi pelayanan sudah cukup baik.

96 persen masyarakat sudah memiliki kartu kesehatan masyarakat miskin yaitu

Jamkesmas. Kondisi ini menunjukkan pelayanan kesehatan dirasakan sudah cukup

baik bagi masyarakat miskin dalam memenuhi jaminan kesehatan.

Dari akses jalan dan jembatan yang ada di lingkungan desa, 88,9 persen

menyatakan sudah ada namun masih buruk dan hanya 11,1 persen yang menyatakan

baik, begitu halnya dengan akses untuk ke pasar terdekat 97 persen masih dirasakan

sulit, hal ini mengingat jarak rumah yang jauh dari pusat pertumbuhan yang rata-rata

berjarak 15 kilometer. Pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan dan

jembatan sangat penting dalam mempermudah akses kegiatan masyarakat baik intra

daerah maupun antar daerah, sehingga diharapkan pertumbuhan ekonomi desa akan

meningkat dan menjadi pusat-pusat pertumbuhan.

5.3.3 Pemetaan Indeks Kemiskinan dan Identifikasi Penyebab Kabupaten

Klungkung

Pemetaan kemiskinan di Kabupaten Klungkung dianalisis melalui

perhitungan indeks kemiskinan berdasarkan model Nested Spheres of Poverty.

Indeks kemiskinan dihitung dengan tujuan antara lain 1) mengetahui tingkat

kemiskinan pada tingkat rumah tangga, kelurahan/desa, kecamatan dan Kabupaten

melalui pengambilan sampel; 2) mendiagnosis permasalahan wilayah dan sektoral;

3) membantu penyusunan strategi intervensi dalam penanggulangan kemiskinan; 4)

membantu peningkatan akurasi penentuan sasaran program bantuan kemiskinan.

Page 131: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

130

5.3.3.1 Indeks Kemiskinan Agregat

Indeks kemiskinan agregat memberikan gambaran kemiskinan secara umum

dan sangat penting untuk mengetahui prioritas masalah atau aspek yang menjadi

perhatian serius dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Klungkung.

Indeks kemiskinan mencakup jumlah dari indeks inti atau kebutuhan dasar dan

indeks konteks atau lingkungan pendukung. Indeks kebutuhan dasar mencakup

beberapa indeks yaitu kesehatan, kekayaan materi dan pengetahuan. Sementara

indeks konteks terdiri indeks politik, ekonomi, sosial, alam dan infrastruktur dan

layanan.

Keterangan :

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Gambar 5.5

Indeks Kemiskinan Agregat Berdasarkan Kecamatan

Secara agregat, indeks kemiskinan Kabupaten Klungkung secara rata-rata

adalah 31,02 dengan klasifikasi nilai yaitu 0 hingga 39 untuk kondisi kritis, 40

: Kondisi Kritis (0-39) : Moderat/Sedang (40-60) : Baik (61-100)

Page 132: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

131

hingga 60 untuk kondisi sedangatau moderat dan 61 hingga 100 untuk kategori baik,

sehingga agregat indeks rumah tangga miskin masuk dalam klasifikasi kritis. Hal ini

mengindikasikan bahwa secara agregat, permasalahan kemiskinan masih menjadi

perhatian utama dari seluruh aspek yang memerlukan penanganan secara serius dan

terencana sehingga permasalahan kemiskinan dapat tereduksi pada kisaran indeks

yang lebih baik.

Sedangkan secara kewilayahan, indeks kemiskinan seluruh kecamatan yaitu

Banjarangkan, Klungkung, Dawan dan Nusa Penida menunjukkan kondisi kritis.

Kecamatan Nusa Penida dengan indeks terendah yaitu 27,93, Kecamatan Dawan

32,28, Kecamatan Klungkung 33,79 dan Kecamatan Banjarangkan 36,42.

Kecamatan Nusa Penida dengan geografis wilayah yang tandus dan kelerengan

tinggi, curam dan berbatu-batu, curah hujan yang rendah menyebabkan keterbatasan

bagi tumbuhnya tanaman pangan termasuk tidak adanya produksi beras meskipun

budidaya rumput laut cukup potensial untuk dikembangkan. Selain itu keberadaan

Nusa Penida yang dipisahkan oleh perairan/laut yang memberikan dampak pada

keterbatasan aksessibilitas dan keterisolasian dibandingkan denan kecamatan

kecamatan lainnya.

Page 133: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

132

Tabel 5.13

Indeks Kesejahteraan Inti Kabupaten Klungkung Berdasarkan Klasifikasi

No. Klasifikasi Indeks Rata-Rata Kategori

1. Kesehatan 46,34 Sedang/Moderat

2. Kekayaan Materi 12,32 Kritis

3. Pengetahuan 17,51 Kritis

Keterangan :

Klasifikasi Nilai :

Kesehatan : 0 - 42 Kritis; 43 - 57 Sedang/moderat;58 - 100 Baik

Materi : 0 - 40 kritis; 41 - 59 sedang/moderat; 60 - 100 baik

Pengetahuan : 0 - 33 Kritis; 34 - 66 sedang/moderat; 67 - 100 Baik

Sumber : Data primer, diolah, 2014

Dilihat dari indeks inti atau kebutuhan dasar, indeks kesehatan berada pada

kisaran moderat yaitu 46,34 dengan batas indeks 43 hingga 57. Artinya kebutuhan

masyarakat terhadap kesehatan masih cukup baik baik dari sisi kuantitas dan kualitas

baik dari layanan yang diberikan pemerintah maupun pemenuhan gizi dan air bersih

rumah tangga miskin. Hal berbeda ditunjukkan dari indeks kekayaan materi dan

pengetahuan yang dimiliki rumah tangga miskin yang berada pada kisaran kritis atau

buruk yaitu dengan rata-rata untuk kekayaan materi 12,32 dengan batas indeks 0

hingga 40, sementara indeks pengetahuan adalah 17,51 dengan batas indeks 0 hingga

33.

Kondisi ini menunjukkan bahwa masalah akses terhadap pendidikan baik

formal maupun informal masih rendah seperti tingkat pendidikan kepala rumah

tangga yang rendah dan tidak memiliki keterampilan dalam mendukung pekerjaan

utama maupun pekerjaan lainnya. Begitu halnya dengan indikator kekayaan materi

yang dimaksud meliputi antara lain kondisi tempat tinggal masyarakat yang belum

layak dan kepemilikan atas aset/tabungan masih kurang.

Page 134: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

133

Tabel 5.14

Indeks Konteks Kabupaten Klungkung Berdasarkan Klasifikasi

No. Klasifikasi Indeks Rata-Rata Kategori

1. Politik 17,51 Kritis

2. Ekonomi 31,31 Kritis

3. Sosial 55,89 Sedang/Moderat

4. Alam 27,39 Kritis

5. Infrastruktur 51,16 Sedang/Moderat

Keterangan :

Klasifikasi Nilai :

Politik : 0 - 33 Kritis; 34 - 66 Sedang/moderat; 67 - 100 Baik

Ekonomi : 0 - 40 kritis; 41 - 59 sedang/moderat; 60 - 100 baik

Sosial : 0 - 39 Kritis; 40 - 60 sedang/moderat; 61 - 100 Baik

Alam : 0 - 42 Kritis; 43 - 57 Sedang/moderat; 58 - 100 Baik

Infrastruktur : 0 - 38 Kritis; 39 - 61 Sedang/moderat; 62 - 100 Baik

Sumber : Data primer, diolah, 2014

Dilihat dari indeks konteks meliputi lingkungan politik, ekonomi, sosial, alam

dan infrastruktur dan layanan. Indeks konteks sosial dan infrastruktur menunjukkan

kondisi yang sedang atau moderat. Sedangkan indeks konteks ekonomi, alam dan

politik menunjukkan kondisi kritis atau buruk. Kondisi kritis pada indikator ekonomi

dapat dilihat dari penghasilan masyarakat miskin, stabilitas penghasilan yang masih

tidak tetap, kemampuan memenuhi kebutuhan pokok beras masih kurang dan

aksesibilitas terhadap kredit usaha yang masih terbatas. Kondisi alam dapat dilihat

dari akses terhadap sumberdaya alam, pengelolaan dan kondisi lingkungan alam

sekitar masyarakat. Sementara lingkungan politik yang dimaksud adalah aksesibilitas

masyarakat terhadap sumberdaya alam, akses informasi dan keikutsertaan

masyarakat dalam pengambilan keputusan di lingkungan yang dinilai masih kurang.

Page 135: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

134

Keterangan :

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Gambar 5.6

Indeks Kesejahteraan Subyektif Berdasarkan Kecamatan

Sementara dilihat dari indeks kesejahteraan subyektif yang mencakup

perasaan sejahtera, miskin dan bahagia menunjukkan kondisi kritis yaitu 10,10 yang

berada pada kisaran 0 hingga 33. Begitu halnya dilihat dari kecamatan, seluruh

kecamatan memiliki indeks kesejahteraan subyektif kritis. Perasaan kesejahteraan

subjektif adalah kumpulan perasaan seseorang berupa perasaan sejahtera, rasa

bahagia, rasa dihormati, rasa diakui, rasa miskin, rasa serba kekurangan, dan

perasaan-perasaan sejenisnya. Perasaan ini bersifat sangat umum dan dipengaruhi

oleh seluruh aspek kehidupan. Perasaan ini bisa saja bersifat sementara dan mungkin

dipengaruhi oleh kejadian-kejadian sesaat. Kesejahteraan subyektif bersifat sangat

individu dan emosional. Kesejahteraan ini tidak memiliki nilai konstan, tetapi

berubah ubah sesuai dengan suasana hati dan lingkungan.

: Kondisi Kritis (0-33) : Moderat/Sedang (34-66) : Baik (67-100)

Page 136: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

135

5.3.3.2 Indeks Kemiskinan Berdasarkan Aspek Nested Spheres of Poverty

Indeks kemiskinan dengan model Nested Spheres of Poverty (NESP)

mendekatkan konsep kemiskinan dengan kesejahteraan. Selama dua dekade terakhir,

konsep kemiskinan telah mengalami dinamika yang sebelumnya menekankan pada

pertimbangan pendapatan atau konsumsi yang sederhana menjadi definisi yang lebih

luas dan dinamis yaitu mencakup multidimensi kekurangan dan kesejahteraan.

Dimensi kemiskinan dengan model Nested Spheres of Poverty terbentuk dari

kesejahteraan subyektif yang didukung oleh aspek inti kemiskinan, yang meliputi

kebutuhan dasar, dan lingkungan pendukung kontekstual yang merupakan media

dalam menghadapi kerentanan kemiskinan.

Aspek inti kemiskinan mencakup kebutuhan dasar seperti pemenuhan

kebutuhan pangan, kesehatan, perumahan dan pendidikan termasuk kapabilitas

masyarakat seperti kondisi fisik dan keahlian untuk keluar dari kemiskinan.

Berdasarkan aspek kebutuhan dasar pangan, kesehatan dan gizi, Kecamatan

Banjarangkan, Klungkung dan Dawan masih berada dalam kondisi sedang atau

cukup moderat. Sedangkan Kecamatan Nusa Penida berada dalam kondisi kritis.

Page 137: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

136

Keterangan :

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Gambar 5.7

Indeks Kesejahteraan Inti Berdasarkan Klasifikasi Kesehatan

Aspek kesejahteraan inti berikutnya adalah kekayaan materi. Aspek ini

mencakup pemenuhan kebutuhan rumah tangga miskin terhadap kondisi fisik hunian

tinggal dan kepemilikan terhadap aset baik bergerak maupun tidak bergerak.

Berdasarkan aspek kekayaan materi seluruh kecamatan menunjukkan kondisi kritis

yang artinya kondisi hunian tinggal masih belum layak dan rumah tangga miskin

tidak memiliki aset atau tabungan.

: Kondisi Kritis (0-42) : Moderat/Sedang (43-57) : Baik (58-100)

Page 138: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

137

Keterangan :

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Gambar 5.8

Indeks Kesejahteraan Inti Berdasarkan Klasifikasi Kekayaan Materi

Aspek kesejahteraan inti lainnya adalah pengetahuan yang mencakup tingkat

pendidikan kepala rumah tangga, jumlah anak yang bersekolah dan keterampilan

yang dimiliki kepala rumah tangga dalam mendukung pekerjaan utama. Seluruh

kecamatan untuk aspek pengetahuan masih sangat rendah, terutama dari rendahnya

tingkat pendidikan kepala rumah tangga dan tidak adanya keterampilan meskipun 66

persen masyarakat menyatakan telah bergabung dengan kelompok usaha bersama.

Pada umumnya rumah tangga hanya memiliki satu mata pencaharian yang umumnya

adalah buruh tani, buruh ternak dan nelayan. Kecamatan Nusa Penida masih

menempati kisaran indek kritis paling rendah dibandingkan dengan tiga kecamatan

lainnya.

: Kondisi Kritis (0-40) : Moderat/Sedang (41-59) : Baik (60-100)

Page 139: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

138

Keterangan :

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Gambar 5.9

Indeks Kesejahteraan Inti Berdasarkan Klasifikasi Pengetahuan

Selain kesejahteraan inti, aspek pendukung kesejahteraan lainnya adalah

konteks yang terdiri dari lingkungan alam mencakup ketersediaan dan kualitas

sumber daya alam. Lingkungan ekonomi mencakup kesempatan ekonomi dan jaring

pengaman. Aspek-aspek seperti kapital dan kohesi sosial, rasa saling percaya dan

konflik adalah untuk membangun lingkungan sosial. Lingkungan politik terdiri dari

hak dan partisipasi atau representasi dalam pengambilan keputusan, pemberdayaan

dan kebebasan. Prasarana dan pelayanan mempengaruhi keempat lingkungan

konteks yang lain.

Aspek lingkungan alam secara keseluruhan juga masuk dalam kondisi kritis.

Kondisi paling kritis adalah kecamatan Nusa Penida yang disebabkan kondisi

geografis yang kurang mendukung penciptaan sumber-sumber ekonomi. Pada

umumnya responden menyatakan tidak tahu terhadap permasalahan lingkungan

: Kondisi Kritis (0-33) : Moderat/Sedang (34-66) : Baik (67-100)

Page 140: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

139

seperti kerusakan lahan, kebakaran lahan, kualitas sumber air dan eksploitasi

sumberdaya. Ketidaktahuan masyarakat menunjukkan masih rendahnya kepedulian

masyarakat terhadap kondisi lingkungan alam disekitarnya.

Keterangan :

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Gambar 5.10

Indeks Kesejahteraan Konteks Berdasarkan Klasifikasi Lingkungan Alam

Aspek lingkungan ekonomi mencakup sumber penghasilan, stabilitas

penghasilan, persediaan bahan pangan dan akses terhadap pembiayaan usaha.

Berdasarkan perhitungan indeks, seluruh kecamatan berada dalam kondisi kritis

dengan batas indeks 0 hingga 40. Namun hal menarik yang dapat dilihat adalah nilai

indeks tertinggi adalah Kecamatan Banjarangkan 38,24 dan diikuti Kecamatan Nusa

Penida 34,51, Kecamatan Dawan 26,92 dan Kecamatan Klungkung 18,89. Dari

asepek ekonomi dibandingkan dengan aspek lainnya Kecamatan Nusa Penida

: Kondisi Kritis (0-42) : Moderat/Sedang (43-57) : Baik (58-100)

Page 141: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

140

memiliki keunggulan dalam stabilitas penghasilan dimana rata-rata masyarakat

memiliki pekerjaan lebih dari satu umumnya menjadi budidaya ternak seperti ayam

dan buruh dalam budidaya rumput laut. Meskipun secara geografis merupakan

daerah yang tandus, namun potensi masyarakat untuk memanfaatkan ketersediaan

lahan yang luas terutama usaha ternak cukup tinggi.

Keterangan :

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Gambar 5.11

Indeks Kesejahteraan Konteks Berdasarkan Klasifikasi Lingkungan Ekonomi

Aspek lingkungan sosial merupakan aspek dengan nilai indeks tertinggi yang

artinya baik. Kohesi sosial yang ada di masyarakat didukung dengan tingginya

toleransi sosial antar masyarakat yang pada akhirnya meminimalisir friksi yang

mungkin terjadi di lingkungan masyarakat. Hal ini menjadi penguat modal sosial

dalam capacity dan community building yang sangat penting dalam

mengimplementasikan konsep pemberdayaan masyarakat.

: Kondisi Kritis (0-40) : Moderat/Sedang (41-59) : Baik (60-100)

Page 142: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

141

Keterangan :

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Gambar 5.12

Indeks Kesejahteraan Konteks Berdasarkan Klasifikasi Lingkungan Sosial

Lingkungan politik mencakup aksessibilitas terhadap sumberdaya alam di

sekitar, informasi publik melalui media, pengambilan keputusan dalam lingkungan.

Aspek politik sangat penting sebagai media interaksi masyarakat dalam memberikan

suara dalam pengambilan keputusan, kuantitas dan kualitas informasi secara umum

serta hak dalam turut mengelola potensi sumberdaya sekitar. Berdasarkan nilai

indeks, seluruh kecamatan berada dalam kondisi kritis. Hal ini disebabkan faktor

masih terbatasnya akses masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya ekonomi. Hal

ini yang belum termanfaatkan dalam kelompok usaha bersama sebagai wadah

pengembangan usaha masyarakat. Hal lainnya adalah masih terbatasnya

keikutsertaan anggota rumah tangga dalam pengambilan keputusan, mengingat di

: Kondisi Kritis (0-39) : Moderat/Sedang (40-60) : Baik (61-100)

Page 143: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

142

Kabupaten Klungkung umumnya keputusan berada dalam musyawarah desa

sehingga aspirasi masyarakat sudah terwakili dalam musyawarah desa dan peran

tokoh masyarakat masih menjadi pemangku tertinggi di masyarakat.

Keterangan :

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Gambar 5.13

Indeks Kesejahteraan Konteks Berdasarkan Klasifikasi Lingkungan Politik

Aspek konteks lainnya adalah lingkungan pendukung prasarana dan layanan.

Aspek prasarana dan layanan mencakup fasilitas publik yang disediakan Pemerintah

Daerah mulai dari pendidikan,kesehatan, akses ke pusat pertumbuhan dan fasilitas

publik, komunikasi, layanan rohani dan obyek wisata. Berdasarkan nilai indeks,

seluruh kecamatan menunjukkan kondisi baik meskipun beberapa indikator

pendidikan, kesehatan dan akses pada fasilitas publik seperti pasar masih dirasakan

sedang bahkan akses ke pasar masih sulit. Nilai indeks terendah adalah kecamatan

Nusa Penida, hal ini mengingat adanya keterbatasan akses dan layanan publik baik

: Kondisi Kritis (0-33) : Moderat/Sedang (34-66) : Baik (67-100)

Page 144: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

143

secara kuantitas maupun kualitas karena letak geografis yang terpisah dan jauh dari

Ibukota Kabupaten.

Keterangan :

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Gambar 5.14

Indeks Kesejahteraan Konteks Berdasarkan Prasarana dan Layanan

5.3.3.3 Identifikasi Penyebab Kemiskinan

Kemiskinan menjadi salah satu permasalahan dalam pembangunan dan

bersifat multidimensi. Kondisi ini menyebabkan identifikasi terhadap penyebab

kemiskinan sangat penting dalam merumuskan program penanggulangan

kemiskinan. Bukan hanya secara faktoral namun juga sektoral dan menjadi bahan

analisis yang berbeda-beda antar wilayah yang identik dengan permasalahan berbeda

pula.

: Kondisi Kritis (0-38) : Moderat/Sedang (39-61) : Baik (62-100)

Page 145: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

144

Penyebab kemiskinan dapat ditemukan pada berbagai tingkat. Ada penyebab

yang berasal dari dalam rumah tangga sendiri, seperti tingkat pendidikan yang

rendah atau lemahnya wawasan dalam membelanjakan pendapatan tunai. Penyebab

lainnya lebih merupakan tanggung jawab jenjang administratif yang lebih tinggi,

seperti kurang memadainya anggaran kesehatan dan pendidikan, atau kurangnya

pengakuan terhadap hak-hak kepemilikan lahan tradisional dan hak terhadap sumber

daya alam. Selain itu, ada penyebab kemiskinan yang tidak dapat dikendalikan

langsung oleh pemerintah, seperti bencana alam, kejadian makroekonomi dan

topografi kawasan (Gonner et al, 2007).

Kemiskinan di Kabupaten Klungkung yang secara agregat memiliki kondisi

kritis memerlukan perhatian serius dari Pemerintah Daerah untuk menganalisis

secara mendalam penyebab kemiskinan. Berdasarkan hasil pemetaan kondisi

kemiskinan di empat kecamatan dalam berbagai aspek, maka penyebab kemiskinan

dapat diidentifikasi melalui urutan prioritas masalah dalam berbagai aspek tersebut

yang akan berbeda tiap wilayah.

Secara agregat urutan prioritas penyebab kemiskinan paling parah atau kritis

dari berbagai aspek secara berturut-turut berdasarkan nilai indeks kemiskinan adalah

kekayaan materi, pengetahuan, politik, lingkungan alam, lingkungan ekonomi,

kesehatan, prasarana dan layanan, lingkungan sosial.

1. Kekayaan Materi

Pemenuhan kebutuhan kekayaan materi yang mencakup kondisi hunian

tinggal dan kepemilikan aset menjadi masalah paling prioritas pertama di tiga

Page 146: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

145

kecamatan yaitu Kecamatan Banjarangkan, Dawan dan Klungkung. Sedangkan di

Kecamatan Nusa Penida menjadi prioritas kedua. Hal ini disebabkan meskipun

Kecamatan Nusa Penida kurang diuntungkan secara geografis karena daerah tandus

namun masyarakat mampu memanfaatkan potensi lahan yang luas dengan usaha

beternak. Sehingga hal ini akan menciptakan lapangan usaha bagi masyarakat,

stabilitas penghasilan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kekayaan materi.

Pemenuhan kebutuhan kekayaan materi bergantung pada penghasilan yang

diperoleh rumah tangga miskin. Di beberapa tempat, sumber penghasilan masih

terbatas karena lemahnya prasarana dan akses ke pasar yang buruk. Masalah

rendahnya kekayaan materi di tiga kecamatan adalah hunian tempat tinggal yang

kurang layak. Sementara program bedah rumah dari Pemerintah masih terbatas dan

tidak semua masyarakat mendapatkan bantuan tersebut. Luas lantai yang kurang dari

8 meter persegi per orang, lantai tanah dan dinding bambu.

Dilihat dari kepemilikan asset, seluruh rumah tangga miskin tidak memiliki

aset baik berupa tabungan, atau barang yang mudah dijual minimal Rp. 500.000,-

seperti sepeda motor, emas,ternak dan sebagainya. Rata-rata tingkat penghasilan

rumah tangga berkisar antara Rp.600.000,- hingga Rp.900.000,- dengan alokasi

pengeluaran yang berkisar antara Rp.500.000,- hingga Rp. 650.000,- yang mayoritas

bahkan keseluruhan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok atau konsumsi.

Sehingga terlihat bahwa tingkat menabung masyarakat rendah dan bahkan tidak

mampu untuk membeli aset lainnya.

Page 147: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

146

2. Pengetahuan

Pemenuhan kebutuhan pengetahuan secara rata-rata adalah kritis dan menjadi

prioritas kedua di Kecamatan Banjarangkan dan Dawan. Sementara di Kecamatan

Klungkung tidak terlalu rendah yaitu pada urutan keempat dan untuk Kecamatan

Nusa Penida urutan ketiga prioritas masalah. Hal menarik yang dapat dilihat adalah

rendahnya pengetahuan justru terjadi di wilayah dengan pertumbuhan ekonomi yang

tinggi seperti Kecamatan Banjarangkan dan Dawan. Alasan rendahnya pengetahuan

dapat disebabkan keterpencilan dan kurangnya peluang ekonomi. Kurangnya

peluang ekonomi menciptakan situasi di mana anak tidak dapat masuk sekolah

secara teratur karena mereka harus ikuti orang tuanya ke sawah atau bahkan

membantu penghasilan rumah tangga.

Sementara kurangnya peluang ekonomi juga disebabkan masih banyaknya

rumah tangga yang tidak memiliki keterampilan dalam menunjang pekerjaan utama.

Sehingga tidak ada perbaikan taraf hidup dalam mendapatkan sumber-sumber

ekonomi yang layak sesuai kebutuhan rumah tangga. Meskipun masyarakat telah

bergabung pada kelompok usaha bersama, namun ragam dan intensitas pelatihan

untuk meningkatkan keterampilan masyarakat masih dirasakan kurang.

3. Lingkungan Politik

Rendahnya pemenuhan kebutuhan politik juga berada dalam kondisi kritis di

seluruh kecamatan dan yang paling buruk adalah Kecamatan Nusa Penida yang

menjadi prioritas masalah terbesar, sementara kecamatan lainnya berada pada

prioritas ketiga. Alasan utama masih rendahnya akses terhadap potensi sumberdaya

Page 148: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

147

sekitar yang sulit secara geografis dan belum optimalnya prasarana dalam mengelola

sumberdaya yang ada. Sehingga bentuk usaha yang memungkinkan adalah

memanfaatkan lahan yang tersedia untuk budidaya ternak.

Meskipun terjadi peningkatan pengakuan informal terhadap hak-hak atas

lahan dan sumber daya tradisional, namun ketidakpastian masih relatif tinggi. Hak-

hak tradisional masih belum diakui secara resmi. Ketidakpastian ini yang menjadi

pendorong kuat pemanfaatan sumber daya secara tidak berkelanjutan.

Faktor lain masih rendahnya pengambilan keputusan dalam musyawarah

karena secara umum masih berada pada musyawarah desa dan tokoh masyarakat.

Sementara di sisi lain, masyarakat semakin banyak memiliki informasi seiring

dengan membaiknya akses informasi dan pengetahuan mengenai undang-undang.

4. Lingkungan Alam

Aspek lingkungan alam di Kabupaten Klungkung berada pada kondisi kritis

dan kondisi yang paling buruk adalah Kecamatan Nusa Penida. Hal ini memang

disebabkan secara geografis Kecamatan Nusa Penida merupakan wilayah tandus dan

terjal. Namun secara keseluruhan penilaian adanya masalah pada lingkungan alam

lebih disebabkan karena masih rendahnya kepedulian masyarakat terhadap

lingkungan sekitar dengan menjawab tidak tahu terhadap kondisi alam sekitar.

5. Lingkungan Ekonomi

Secara agregat lingkungan ekonomi di Kabupaten Klungkung dalam kondisi

kritis dan tertinggi di Kecamatan Klungkung dan yang terendah di Kecamatan Nusa

Page 149: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

148

Penida. Kondisi ini sangat kontradiktif secara geografis, dimana Kecamatan

Klungkung yang memiliki akses prasarana yang dekat dengan pusat pertumbuhan

ekonomi kabupaten justru masalah ekonomi menjadi prioritas kedua, sementara

Kecamatan Nusa Penida menjadi prioritas kelima dan Kecamatan Banjarangkan dan

Dawan pada prioritas keempat. Alasan rendahnya skor ekonomi disebabkan stabilitas

penghasilan rumah tangga yang masih rendah dimana rata-rata masyarakat hanya

memiliki satu sumber penghasilan dan tidak didukung dengan keahlian atau

keterampilan. Masih kurangnya sumber penghasilan yang beragam dan andal masih

menjadi permasalahan utama. Sementara jaring pengaman ekonomi tradisional

masyarakat juga masih rendah.

Di sisi lain keinginan masyarakat untuk memiliki sumber penghasilan yang

stabil tinggi. Untuk mengatasi ketidakpastian, ada kemauan kuat untuk mendapatkan

sumber penghasilan yang stabil. Banyak warga masyarakat yang menginginkan

usaha baru seperti beternak yang rata-rata adalah ayam dan sapi, dan budidaya ikan

hias yang dinilai cukup prospektif peluang pasarnya.

Dalam hal pengembangan usaha, masyarakat banyak yang belum pernah

mengajukan pinjaman modal usaha ke lembaga keuangan dan sebagian lainnya

masih merasakan kesulitan dalam pengajuan pinjaman. Keterbatasan dalam akses

permodalan memang menjadi permasalahan klasik dalam pengembangan usaha di

Indonesia. Oleh karena itu masyarakat pada umumnya menginginkan adanya bantuan

modal usaha.

Sementara masalah ketersediaan pangan dalam hal ini beras, selalu dapat

terpenuhi walaupun sulit. Rata-rata masyarakat tidak memiliki ketersediaan beras

Page 150: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

149

untuk bulan yang akan datang. Bantuan beras RASKIN juga masih kadang-kadang

diterima masyarakat. Hal ini disebabkan belum meningkatnya tingkat penghasilan

atau peluang ekonomi yang dimiliki masyarakat, sehingga meningkatnya kebutuhan

pokok pangan juga masih menjadi masalah yang sulit dan menjadi komponen

pengeluaran terbesar dalam alokasi penghasilan.

6. Kesehatan

Aspek pemenuhan kesehatan masyarakat sudah cukup baik dalam kondisi

moderat di seluruh kecamatan. Program Pemerintah dalam memberikan layanan

kesehatan bagi masyarakat miskin yaitu JAMKESMAS sudah banyak dimiliki oleh

masyarakat. Hal ini didukung dengan kuantitas dan kualitas prasarana kesehatan

yang cukup meskipun sebagian masyarakat masih merasakan akses yang sulit untuk

pergi ke pusat layanan kesehatan seperti Puskesmas, namun secara keseluruhan

layanan kesehatan sudah cukup baik.

7. Prasarana dan Layanan

Aspek ketersediaan prasarana dan layanan menunjukkan kondisi yang cukup

baik atau moderat di seluruh kecamatan. Ketersediaan prasarana mulai dari

pendidikan, kesehatan, akses ke pasar dan pusat ekonomi, rohani hingga tempat

wisata sudah cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Meskipun sebagian masih

menyatakan akses yang sulit ke pasar namun masih bisa terpenuhi. Kondisi tersebut

bukan hanya cukup dari segi kuantitas namun juga kualitas layanan yang dirasakan

Page 151: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

150

masyarakat sudah cukup baik. Peran Pemerintah Daerah sangat penting dalam

mengakomodasi kebutuhan masyarakat melalui fasilitas publik.

8. Lingkungan Sosial

Secara keseluruhan lingkungan sosial menunjukkan kondisi yang baik. Modal

sosial masyarakat yang cukup tinggi dalam membangun kebersamaan gotong royong

dan tolong menolong. Sehingga hal ini dapat meminimalisir terjadinya konflik antar

warga apalagi didukung dengan penyelesaian masalah melalui musyarawarah desa.

Modal sosial ini menjadi potensi besar bukan hanya membangun kebersamaan sosial

namun juga membuka peluang ekonomi bersama dan mengoptimalkan peran

kelompok usaha bersama yang telah ada dan kelompok sosial dan ekonomi lainnya.

Berikut adalah ringkasan urutan prioritas masalah kemiskinan di Kabupaten

Klungkung per kecamatan.

Tabel 5.15

Matrik Urutan Prioritas Masalah Kemiskinan Di Kabupaten Klungkung

Urutan

Kecamatan

Banjarangkan

Kecamatan

Dawan

Kecamatan

Klungkung

Kecamatan Nusa

Penida

Aspek Aspek Aspek Aspek

1. Materi

Pengetahuan

Politik

Ekonomi

Alam

Infrastruktur

Kesehatan

Sosial

Materi

Pengetahuan

Politik

Ekonomi

Alam

Kesehatan

Infrastruktur

Sosial

Materi

Ekonomi

Politik

Pengetahuan

Alam

Sosial

Kesehatan

Infrastruktur

Politik

Materi

Pengetahuan

Alam

Ekonomi

Kesehatan

Infrastruktur

Sosial

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Keterangan : Urutan 1-8 adalah mulai dari kondisi paling kritis hingga yang paling baik

Page 152: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

151

5.3.4 Potensi Masyarakat Miskin Kabupaten Klungkung

Kesejahteraan merupakan kondisi dimana seluruh kapasitas atau potensi baik

internal yang berasal dari individu masyarakat maupun lingkungan pendukung

sebagai faktor eksternal bekerja secara simultan dalam mereduksi kondisi

kemiskinan dan potensi kerentanan kemiskinan. Potensi yang dimiliki masyarakat

miskin dan lingkungan sekitarnya menggambarkan posisi strategis masyarakat dalam

menanggulangi kemiskinan saat ini dan masa yang akan datang. Hal ini sangat

penting untuk diidentifikasi dalam merumuskan strategi yang lebih komprehensif

dalam memandang permasalahan kemiskinan dalam berbagai aspek baik internal dan

eksternal.

Secara umum potensi untuk keluar dari kemiskinan tampak dari adanya

keinginan yang kuat dalam mendapatkan peluang-peluang ekonomi yang ada dalam

berbagai bentuk usaha, dan didukung oleh modal sosial yang kuat serta adanya

dukungan dari Pemerintah Daerah dan pihak terkait dalam mereduksi permasalahan

yang dihadapi masyarakat miskin.

Analisis Strengths, Weakness, Opportunity dan Threats (SWOT) merupakan

teknik analisis yang dapat memetakan posisi strategis atau potensi masyarakat dalam

mengentaskan kemiskinan. Analisis SWOT adalah indentifikasi terhadap berbagai

faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities),

namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman

Page 153: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

152

(threatness). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan

pengambilan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan (Rangkuti, 2000).

Pemetaan potensi atau posisi strategis masyarakat Kabupaten Klungkung

dalam menanggulangi kemiskinan mencakup 21 faktor yang terdiri dari 16 faktor

internal dan sembilan faktor eksternal. Berikut adalah identifikasi faktor-faktor

potensi masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan. Faktor internal berupa

kekuatan yang dimiliki masyarakat antara lain mencakup adanya program dari

Pemerintah Daerah mengenai penanggulangan kemiskinan, potensi sumberdaya

alam, struktur kelembagaan yang kuat, adanya ragam aktifitas masyarakat, adanya

tenaga kerja produktif, dan peran lembaga non pemerintah. Sementara kendala

internal yang dihadapi masyarakat adalah daya dukung aktor sosial yang terkadang

masih sektoral, belum ada peraturan khusus dalam memperkuat integrasi

kelembagaan lokal, kualitas sumberdaya manusia yang rendah, akses sumberdaya

alam yang masih terbatas, akses permodalan dan pemasaran yang juga terbatas.

Page 154: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

153

Tabel 5.16

Diagram SWOT Potensi Masyarakat dalam Pengentasan Kemiskinan

Faktor Internal

Faktor Eksternal

STRENGHTS (S)

Faktor kekuatan internal:

1. Peraturan Pemerintah

Daerah dalam

penanggulangan kemiskinan

2. Potensi sumberdaya alam

3. Struktur kelembagaan

4. Beragam aktifitas

masyarakat

5. Ketersediaan tenaga kerja

produktif

6. Peran lembaga non

pemerintah

WEAKNESS (W)

Faktor kelemahan internal:

1. Daya dukung aktor sosial

masih sektoral

2. Belum ada pedoman

integrasi kelembagaan

lokal

3. Kualitas SDM

4. Akses sumberdaya alam

terbatas

5. Akses permodalan terbatas

6. Akses pemasaran terbatas

OPPORTUNITIES (O)

Faktor peluang eksternal:

1. Perkembangan teknologi

2. Kebijakan pemerintah

daerah

3. Tanggung jawab sosial

4. Kondisi ekonomi daerah

dan nasional

5. Peluang usaha dari

pariwisata

Strategi S-O

Strategi yang menggunakan

kekuatan untuk memanfaatkan

peluang, yaitu:

“Strategi Meningkatkan

Kualitas dan Kapasitas

Masyarakat untuk

Peningkatan Kesejahteraan”

Strategi W-O

Strategi yang minimalisir

kelemahan untuk

memanfaatkan peluang:

“Strategi Peningkatan

Kelembagaan dan Potensi

Pariwisata untuk

Meningkatkan Kapasitas

Masyarakat ”

THREATS (T)

Faktor tantangan eksternal:

1. Penguasaan aset ekonomi

oleh penduduk pendatang

2. Globalisasi dengan daya

saing

3. Ketidakstabilan kondisi

politik dan keamanan

nasional

4. Kemandirian masyarakat

dan keberlanjutan program

Strategi S-T

Strategi yang menggunakan

kekuatan untuk mengatasi

ancaman

“Strategi Peningkatan

Keterampilan dan

Kelembagaan untuk

Meningkatkan Kemandirian

Masyarakat”

Strategi W-T

Strategi yang meminimalisir

kelemahan untuk mengatasi

ancaman

“Strategi Kelembagaan dan

Kapasitas untuk Peningkatan

Daya Saing Daerah dan

Nasional”

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Faktor eksternal peluang antara lain adalah adanya perkembangan teknologi,

dukungan kebijakan pemerintah daerah, adanya tanggung jawab sosial atau

corporate social responsibility (CSR), kondisi ekonomi daerah dan nasional yang

membaik, dan peluang ekonomi dari adanya potensi pariwisata. Sedangkan kendala

eksternal yang masih dihadapi adalah masih banyaknya penguasaan aset ekonomi

Page 155: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

154

oleh penduduk pendatang, era globalisasi yang menuntut persaingan, ketidakstabilan

politik dan keamanan nasional yang dapat terjadi sewaktu-waktu dan kemandirian

masyarakat dan keberlanjutan program.

Tabel 5.17

Hasil Analisis Faktor Internal

Komponen Faktor Internal Bobot Skor Nilai

Kekuatan

1. Adanya Peraturan Daerah mengenai

Pengentasan Kemiskinan 0.12 4.00 0.48

2. Potensi sumber daya alam 0.08 2.67 0.21

3. Struktur dalam kelembagaan 0.09 3.17 0.30

4. Beragam aktifitas masyarakat miskin 0.07 2.50 0.19

5. Ketersediaan tenaga kerja produktif 0.06 2.17 0.14

6. Peran lembaga-lembaga non pemerintah 0.08 2.67 0.21

Jumlah 0,51

1,52

Kelemahan

1. Daya dukung aktor sosial masih bernuansa

sektoral 0,09 3,00 0,27

2.

Belum terdapat suatu pedoman yang

mengintegrasikan semua potensi

kelembagaan lokal 0,07 2,50 0,19

3. Kualitas SDM 0,08 2,67 0,21

4. Akses sumberdaya alam terbatas 0,07 2,33 0,16

5. Akses permodalan terbatas 0,10 3,33 0,33

6. Akses pemasaran terbatas 0,08 2,67 0,21

Jumlah 0,49

1,37

Selisih antara Faktor Kekuatan dan Kelemahan

0,15

Sumber: Data Primer, diolah, 2014

Berdasarkan kondisi internal dan eksternal, maka dibutuhkan strategi

secara komprehensif dan integratif yaitu (1) strategi meningkatkan kualitas dan

kapasitas masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan; (2) strategi penguatan

Page 156: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

155

kelembagaan dan potensi pariwisata dalam upaya meningkatkan kapasitas

masyarakat; (3) strategi meningkatkan keterampilan dan kelembagaan untuk

kemandirian masyarakat; (4) strategi kelembagaan dan kapasitas untuk

meningkatkan daya saing daerah.

Tabel 5.18

Hasil Analisis Faktor Eksternal

Komponen Faktor Eksternal Bobot Skor Nilai

Peluang

1. Perkembangan teknologi 0,13 3,33 0,43

2. Kebijakan pemerintah daerah 0,14 3,67 0,52

3. Tanggung jawab sosial 0,12 3,17 0,39

4. Kondisi ekonomi daerah dan nasional 0,10 2,67 0,28

5. Peluang usaha dengan keberadaan pertumbuhan

pariwisata 0,12 3,00 0,35

Jumlah 0,61

1,96

Ancaman

1. Penguasaan aset ekonomi penduduk pendatang. 0,10 2,50 0,24

2. Era globalisasi yang menuntut daya saing yang

tinggi 0,11 2,83 0,31

3. Ketidakstabilan kondisi politik dan keamanan

nasional 0,09 2,33 0,21

4. Kemandirian masyarakat dan keberlanjutan program 0,09 2,33 0,21

Jumlah 0,39

0,97

Selisih antara Peluang dan Ancaman

0,99

Sumber: Data Primer, diolah, 2014

Berdasarkan hasil identifikasi potensi masyarakat dalam penanggulangan

kemiskinan bahwa faktor kekuatan yang dimiliki masih lebih besar dibandingkan

dengan kelemahan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa potensi internal baik dari

kapasitas individu masyarakat dan dukungan Pemerintah Daerah dapat

meminimalkan kelemahan struktur kelembagaan dan peluang ekonomi yang terbatas.

Page 157: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

156

Oleh karena itu perlu adanya upaya intensif dalam memberikan peluang ekonomi

dan memanfaatkan modal sosial yang kuat dalam masyarakat.

Berdasarkan hasil identifikasi potensi masyarakat dalam penanggulangan

kemiskinan bahwa faktor eksternal peluang lebih besar dibandingkan dengan faktor

ancaman. Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat miskin cukup potensial dalam

menangkap peluang eksternal dalam menghadapi segala kemungkinan ancaman

eksternal yang dapat muncul sewaktu-waktu.

Faktor Internal

Kuat

1,00

Lemah

-1,00

Tinggi

1,00

Faktor Eksternal

-1,00

“Strategi Meningkatkan

Kualitas dan Kapasitas

Masyarakat untuk Peningkatan

Kesejahteraan”

“Strategi Peningkatan

Kelembagaan dan Potensi

Pariwisata untuk Meningkatkan

Kapasitas Masyarakat ”

“Strategi Peningkatan

Keterampilan dan Kelembagaan

untuk Meningkatkan

Kemandirian Masyarakat”

“Strategi Kelembagaan dan

Kapasitas untuk Peningkatan

Daya Saing Daerah dan Nasional”

Sumber: Data Primer, diolah, 2014

Gambar 5.15

Strategi Pengembangan Potensi Masyarakat Miskin

Kondisi internal dan eksternal yang dihadapi masyarakat menuntut pada

pentingnya strategi pengembangan kapasitas dan kekuatan struktur kelembagaan

yang ada dalam menghadapi dinamika global. Berdasarkan hasil pemetaan, secara

umum potensi masyarakat dalam matrik SWOT diperoleh hasil bahwa keberadaan

potensi masyarakat adalah pada kuadran I yang ditunjukkan dengan nilai faktor

Skor IFAS = 0,15

Skor EFAS = 0,99

Page 158: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

157

internal adalah 0,15 dan faktor eksternal 0,99. Posisi industri pada kuadran I

merupakan posisi yang sangat menguntungkan dimana masyarakat memiliki peluang

dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal.

Strategi yang diterapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif

melalui penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas masyarakat.

5.3.5 Evaluasi Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan

Kemiskinan merupakan permasalahan yang komplek dan kronis sehingga

upaya penanggulangan kemiskinan membutuhkan analisis yang tepat, yang

melibatkan semua komponen permasalahan dan diperlukan penanganan/strategi yang

tepat, berkelanjutan dan tidak bersifat temporer. Sejumlah variabel dapat digunakan

untuk mengidentifikasi permasalahan kemiskinan, dan dari variabel tersebut dapat

dihasilkan serangkaian strategi dan kebijakan penanggulangan kemiskinan secara

tepat sasaran dan berkesinambungan.

Beberapa program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Klungkung

antara lain adalah beras Raskin, BLT, PKH (Program Keluarga Harapan),

Jamkesmas, PNPM, dana BOS untuk pendidikan. Berikut adalah persepsi

masyarakat terhadap program pengentasan kemiskinan yang telah dijalankan

pemerintah.

Page 159: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

158

Tabel 5.19

Persepsi Masyarakat Terhadap Program Pengentasan Kemiskinan

Persepsi Jumlah (Orang) Persentase (%)

Sangat Puas 74 74,7

Kurang Puas 20 20,2

Tidak Puas 5 5,1

Total 99 100

Sumber : Data primer, diolah, 2014

Secara umum, persepsi masyarakat terhadap program pengentasan

kemiskinan yang telah dilakukan pemerintah adalah 74,7 persen sangat puas, 20,2

persen kurang puas dan 5,1 persen tidak puas. Alasan kekurangpuasan masyarakat

terhadap program yang telah dijalankan antara lain masih belum meratanya

implementasi program dalam mencakup masyarakat miskin lebih banyak bahkan ada

yang belum mencapai sasaran yang tepat, belum adanya perubahan kesejahteraan

dari dampak program dan program kurang berkelanjutan karena keterbatasan

anggaran. Walaupun demikian 89,9 persen masyarakat tidak mengetahui secara jelas

mengenai program yang diberikan.

Beberapa kebijakan yang dinilai masyarakat cukup efektif adalah beras

RASKIN, bantuan langsung tunai (BLT), JAMKESMAS dan bedah rumah.

Sedangkan untuk program yang dinilai kurang efektif adalah bentuk kegiatan yang

bersifat terlalu banyak ceramah. Program kebijakan yang paling banyak diinginkan

masyarakat miskin selain program RASKIN, BLT, bedah rumah, JAMKESMAS

adalah pentingnya pembuatan penampungan air hujan di beberapa daerah. Sebanyak

Page 160: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

159

84,8 persen masyarakat menyatakan bahwa program sudah sesuai dengan kebutuhan

yang diperlukan.

Penanganan kemiskinan harus dilakukan secara menyeluruh dan kontekstual.

Menyeluruh artinya menyangkut seluruh penyebab kemiskinan sedangkan

kontekstual mencakup faktor lingkungan masyarakat miskin. Beberapa diantaranya

yang memerlukan penanggulangan secara tetap ditindaklanjuti dan

diimplementasikan adalah akses kredit masyarakat miskin, pendidikan, perluasan

lapangan kerja dan pemberdayaan wirausaha.

Upaya penanggulangan kemiskinan selama ini umumnya dilakukan melalui

penyediaan kebutuhan dasar seperti pangan, kesehatan, dan pendidikan, perluasan

kesempatan kerja, pembangunan pertanian, pemberian dana bergulir, pembangunan

sarana dan pendampingan, penyuluhan dan sebagainya. Dari serangkaian cara dan

strategi penanggulangan kemiskinan masih berorientasi material sehingga

keberlanjutannya sangat tergantung pada ketersediaan anggaran dan komitmen

pemerintah. Masih rendahnya akseptabilitas dan inisiatif masyarakat untuk

menanggulangi kemiskinan dengan cara mereka sendiri masih rendah.

5.3.6 Strategi Pengentasan Kemiskinan

Kemiskinan merupakan permasalahan yang komplek dan kronis, maka cara

penanggulangan kemiskinan membutuhkan analisis yang tepat, yang melibatkan

semua komponen permasalahan dan diperlukan penanganan/strategi yang tepat,

berkelanjutan dan tidak bersifat temporer. Penanganan kemiskinan harus dilakukan

secara menyeluruh dan kontekstual. Menyeluruh artinya menyangkut seluruh

Page 161: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

160

penyebab kemiskinan sedangkan kontekstual mencakup faktor lingkungan

masyarakat miskin. Sejumlah variabel dapat digunakan untuk mengidentifikasi

permasalahan kemiskinan, dan dapat dihasilkan serangkaian strategi dan kebijakan

penanggulangan kemiskinan secara tepat sasaran dan berkesinambungan.

Hasil pemetaan kondisi kemiskinan di Kabupaten Klungkung menunjukkan

secara agregat kekayaan materi masyarakat menjadi prioritas masalah utama dalam

program pengentasan kemiskinan. Rendahnya pemenuhan kebutuhan kekayaan

materi sangat erat kaitannya dengan peluang ekonomi yang ada di masyarakat. Maka

berdasarkan analisis SWOT bahwa pada dasarnya masyarakat memiliki potensi yang

cukup baik dalam meningkatkan kesejahteraannya melalui peningkatan kualitas dan

kapasitas serta penguatan kelembagaan yang berkembang di masyarakat. Hal ini

didukung juga dengan peran pemerintah menurut penilaian masyarakat sudah cukup

baik dalam program pengentasan kemiskinan. Maka rumusan kebijakan dalam

mengentaskan kemiskinan dengan mengintegrasikan hasil pemetaan kondisi dan

potensi adalah pengelolaan program penanggulangan, pemberdayaan masyarakat dan

peningkatan kinerja usaha masyarakat. Pengelolaan program antara lain mencakup

pendanaan program dan pengelolaan program. Pemberdayaan masyarakat dapat

dilakukan melalui penguatan modal sosial dan kelembagaan yang berkembang di

masyarakat. Sementara untuk mendukung dan memperkuat kinerja usaha yang

berkembang di masyarakat adalah melalui penguatan usaha, kelembagaan usaha dan

penguatan pasar bagi produk usaha yang dihasilkan oleh masyarakat. Adapun

struktur hirarki pada gambar 5.16.

Page 162: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

161

Perumusan strategi dalam penanggulangan kemiskinan dianalisis

menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan responden

sejumlah empat orang responden yang dianggap expert dalam program

penanggulangan kemiskinan. Teknik analisis data dengan menggunakan AHP

diawali dengan melakukan tabulasi hasil persepsi empat responden melalui rata-rata

geometrik yaitu nilai sentral yang dianggap mewakili nilai seluruh data yang

diperoleh dari perkalian kualifikasi persepsi antar responden dan dicari pangkat dari

jumlah responden (Spiegel, 1999). Berikut adalah nama responden sebagai sampel

dalam analisis AHP.

Tabel 5.20

Daftar Responden Sampel dalam Analisis AHP

No. Nama Instansi Jabatan

1. I Wayantika, SH Pemerintah Kabupaten

Klungkung

Asisten I Bidang

Pemerintahan

Kabupaten

Klungkung

2. I.B Anom Adnyana,SE, M.Si

Dinas Sosial Tenaga

Kerja dan

Transmigrasi Kab.

Klungkung

Kadis Sosial

Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

3. I Putu Sadia, SE, M.Si Pemerintah Kabupaten

Klungkung

Kepala Bagian

Perekonomian

4. Luh Ketut Ari Citra Wati,

Ssos, MM

Pemerintah Kabupaten

Klungkung

Kepala Bagian

Pemerintahan

Sekretariat Daerah

Struktur hirarki AHP dalam penelitian ini terdiri atas tiga level yaitu level

pertama adalah tujuan yang akan dicapai adalah strategi dalam pengentasan

kemiskinan yang memiliki beberapa strategi pada level kedua yaitu (1) pengelolaan

program; (2) pemberdayaan masyarakat dan (3) peningkatan kinerja usaha

masyarakat. Masing-masing strategi memiliki sub strategi antara lain pendanaan

Page 163: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

162

melalui sharing pendanaan dan manajemen perguliran, manajemen program melalui

sosialisasi program dan monitoring, Strategi pemberdayaan masyarakat dengan sub

strategi modal sosial yang terdiri dari kepercayaan masyarakat dan tingkat partisipasi

masyarakat, sub strategi kelembagaan meliputi peran kelembagaan formal dan non

formal. Strategi peningkatan kinerja usaha masyarakat melalui penguatan usaha yang

mencakup akses terhadap permodalan dan kemitraan, strategi kelembagaan melalui

kelembagaan formal dan non formal, dan strategi penguatan pasar melalui

ketersediaan infrastruktur dan pengembangan sistem ekonomi lokal. Berikut adalah

struktur AHP dalam strategi pengentasan kemiskinan.

Page 164: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

Gambar 5.16

Struktur Hirarki Strategi Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Klungkung

Strategi Pengentasan Kemiskinan

Pengelolaan Program Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Kinerja

Usaha Masyarakat

Pendanaan Manajemen Modal Sosial Kelembagaan Penguatan

Usaha

Kelembagaan Penguatan

Pasar

Sharing

Pendanaan

Manajemen

Perguliran

Sosialisasi

Program

Monitoring Non

Formal

Formal

Kemitraan

Akses

Modal

Non

Formal

Formal Kepercayaan

Masyarakat

Tingkat

Partisipasi

Infrastruktur

Sistem

Ekonomi

Lokal

Page 165: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

163

A. Perhitungan Level Pertama

Perhitungan bobot level pertama meliputi faktor pengelolaan program,

pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kinerja usaha masyarakat. Langkah awal

adalah membentuk matrik perbandingan berpasangan (pairwise comparison) dari

tabulasi rata-rata geometrik persepsi responden. Berikut adalah matrik perbandingan

berpasangan.

Tabel 5.21

Tabulasi Matrik Perbandingan Berpasangan

Strategi Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Klungkung

Tujuan Pengelolaan

Program

Pemberdayaan

Masyarakat

Peningkatan

Kinerja Usaha

Pengelolaan Program 1,0000 0,2582 0,7598

Pemberdayaan Masyarakat 3,8730 1,0000 4,4006

Peningkatan Kinerja Usaha 1,3161 0,2272 1,0000

Jumlah 6,1891 1,4854 6,1604

Keterangan : Nilai matrik dari rata-rata geometrik persepsi responden

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Matrik perbandingan berpasangan menunjukkan tingkat kepentingan setiap

faktor terhadap faktor lainnya. Misalnya nilai 0,25 menunjukkan persepsi responden

yang menganggap bahwa faktor pemberdayaan masyarakat lebih prioritas

dibandingkan dengan pengelolaan program. Aksioma resiprocal comparison

menjadikan nilai matrik antara faktor pemberdayaan masyarakat dengan pengelolaan

program adalah 1/0,25 yaitu 3,87.

Langkah selanjutnya adalah menghitung eigen vector untuk menentukan

ranking prioritas. Nilai tiap elemen menunjukkan prioritas pilihan responden

Page 166: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

164

terhadap pilihan yang lain. Langkah awal adalah menghitung normalisasi matrik

dengan membagi setiap elemen vektor dengan jumlah vektor sehingga diperoleh nilai

1 (satu).

Tabel 5.22

Normalisasi Matrik Perbandingan Berpasangan Level Pertama

Strategi Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Klungkung

Tujuan Pengelolaan

Program

Pemberdayaan

Masyarakat

Peningkatan

Kinerja Usaha

Pengelolaan Program 0,1616 0,1738 0,1233

Pemberdayaan Masyarakat 0,6258 0,6732 0,7143

Peningkatan Kinerja Usaha 0,2126 0,1530 0,1623

Jumlah 1,0000 1,0000 1,0000

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah berikutnya untuk memperoleh eigen vector adalah mencari nilai

rata-rata baris dari matrik priority vector yang menjadi bobot global dari tiap vektor.

Tabel 5.23

Matrik Priority Vector

Strategi Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Klungkung

Tujuan Pengelolaan

Program

Pemberdayaan

Masyarakat

Peningkatan

Kinerja

Usaha

Jumlah

Pengelolaan Program 0,1616 0,1738 0,1233 0,4587

Pemberdayaan Masyarakat 0,6258 0,6732 0,7143 2,0133

Peningkatan Kinerja Usaha 0,2126 0,1530 0,1623 0,5280

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Sehingga nilai eigen vector atau bobot global tiap kriteria adalah.

Page 167: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

165

Tabel 5.24

Bobot Gobal Level Pertama

Strategi Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Klungkung

Faktor Bobot Ranking

Pemberdayaan Masyarakat 0,6711 1

Peningkatan Kinerja Usaha 0,1759 2

Pengelolaan Program 0,1529 3

Keterangan : Rasio konsistensi 0,016

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Berdasarkan hasil perhitungan bobot global tiap faktor, diperoleh hasil bahwa

strategi pemberdayaan masyarakat menjadi faktor prioritas yang menentukan

penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Klungkung dengan bobot 0,6711 dan

diikuti oleh peningkatan kinerja usaha 0,1759 dan pengelolaan program 0,1529

dengan rasio konsistensi kurang dari 10 persen yaitu 0,016 yang berarti jawaban

responden cukup konsisten. Kondisi ini menunjukkan bahwa strategi melalui

pemberdayaan lebih prioritas dalam penanggulangan kemiskinan di masyarakat,

diikuti peningkatan kinerja usaha dan pengelolaan program. Kemandirian masyarakat

dianggap sebagai faktor utama dalam menentukan keberlanjutan program

penanggulangan kemiskinan.

Model pembangunan yang partisipatif mengutamakan pembangunan yang

dilakukan dan dikelola langsung oleh masyarakat lokal. Model yang demikian itu

menekankan pada upaya pengembangan kapasitas masyarakat dalam bentuk

pemberdayaan masyarakat (Sumodiningrat, 1999). Berdasarkan model pembangunan

tersebut, suatu proyek atau program dapat digolongkan ke dalam model

pembangunan partisipatif apabila program dikelola sendiri oleh masyarakat

Page 168: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

166

yangbersangkutan, bukan oleh aparat pemerintah. Pada gilirannya keberdayaan

masyarakat menjadi baik sebagai akibat dari meningkatnya kemampuan dan

kapasitas masyarakat. Penguatan kelembagaan di sini tidak hanya berarati penguatan

secara fisik saja, seperti bangunan, struktur, atau hanya kelengkapan organisasi,

tetapi lebih kepada penguatan fungsi dan perannya sebagai lembaga/organisasi yang

diserahi tugas dan wewenang melaksanakan, memantau, atau menjaga program

pembangunan di wilayahnya. Dengan menguatnya kelembagaan masyarakat

setempat terutama berkaitan dengan fungsi dan peran sebagai lembaga masyarakat,

maka partisipasi masyarakat untuk mensukseskan program tersebut dapat dijamin

tinggi. Partisipasi masyarakat akan terjadi apabila pelaku atau pelaksana program

pembangunan di daerahnya adalah orang-orang, organisasi, atau lembaga yang telah

mereka percaya integritasnya, serta apabila program tersebut menyentuh inti masalah

yang mereka rasakan dan dapat memberikan manfaat terhadap kesejahteraannya.

Menguatnya kemampuan masyarakat miskin untuk meningkatkan taraf hidupnya,

adalah hasil atau dampak dari semua aktivitas program penanggulangan kemiskinan.

Penguatan masyarakat tersebut dapat dilihat dari: (1) dimensi pemberdayaan

masyarakat miskin, (2) dimensi terwujudnya kemandirian masyarakat miskin, dan (3)

dimensi perekonomian rakyat. Dimensi pemberdayaan masyarakat perlu diarahkan

terutama dalam rangka pengembangan kegiatan sosial ekonominya. Dimensi

kemandirian masyarakat dapat dicapai melalui asas gotong royong, keswadayaan dan

partisipasi. Sedang dimensi perekonomian rakyat dapat ditandai oleh tersedianya

dana untuk modal usaha guna dikembangkan oleh masyarakat miskin itu sendiri.

Page 169: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

167

Pemberdayaan secara substansial merupakan proses untuk memutus

hubungan antara subyek dan obyek. Proses ini menekankan pada pengakuan subyek

akan kemampuan atau daya yang dimiliki obyek. Pemberdayaan lebih

mengutamakan usaha sendiri dari orang yang diberdayakan untuk meraih

keberdayaannya. Fenomena kemiskinan lebih disebabkan oleh keadaan ekonomi

daripada kebudayaan kemiskinan. Oleh karena itu, mengurangi kemiskinan adalah

membuat konsep yang dapat menumbuhkan kemampuan ekonomi.

Upaya pemberdayaan dapat dilihat dari tiga hal. Pertama, pemberdayaan

dengan menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi rumah tangga

miskin berkembang. Hal ini berarti setiap anggota keluarga secara alamiah memiliki

potensi yang dapat dikembangkan pada kehidupan yang lebih baik. Kedua,

pemberdayaan dilakukan untuk memperkuat potensi ekonomi atau daya yang

dimiliki rumah tangga. Untuk memperkuat potensi tersebut dilakukan peningkatan

taraf pendidikan, derajat kesehatan dan akses terhadap sumber-sumber kemajuan

ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja dan pasar. Ketiga,

pemberdayaan melalui pengembangan ekonomi rumah tangga yaitu melindungi

untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang serta menciptakan

kebersamaan dan kemitraan antara yang sudah maju dan belum berkembang.

B. Perhitungan Level Kedua

Perhitungan pada level kedua dengan menggunakan langkah yang sama

seperti pada level pertama untuk tiap kriteria pada level. Level kedua adalah sub

faktor dari faktor-faktor pada level pertama.

Page 170: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

168

B.1 Strategi Pengelolaan Program

Langkah pertama adalah membentuk perbandingan berpasangan (Pairwise

comparison) dari tabulasi rata-rata geometrik persepsi responden untuk sub faktor

strategi pengelolaan program.

Tabel 25

Matrik Perbandingan Berpasangan Sub Faktor

Strategi Pengelolaan Program

Pengelolaan Program Pendanaan Manajemen

Pendanaan 1,0000 3,8730

Manajemen 0,2582 1,0000

Jumlah 1,2582 4,8730

Keterangan : Nilai matrik dari rata-rata geometrik persepsi responden

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah selanjutnya adalah menghitung eigen vector untuk menentukan

ranking prioritas. Nilai tiap elemen menunjukkan prioritas pilihan responden

terhadap pilihan yang lain. Langkah awal adalah menghitung normalisasi matrik

dengan membagi setiap elemen vektor dengan jumlah vektor sehingga diperoleh nilai

1 (satu).

Tabel 26

Normalisasi Matrik Perbandingan Berpasangan

Sub Faktor Strategi Pengelolaan Program

Pengelolaan Program Pendanaan Manajemen

Pendanaan 0,7948 0,7948

Manajemen 0,2052 0,2052

Jumlah 1,0000 1,0000

Sumber : Data Primer, diolah, 2013

Page 171: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

169

Langkah berikutnya untuk memperoleh eigen vector adalah mencari nilai rata-rata

baris dari matrik priority vector yang juga menjadi bobot lokal dari tiap sub faktor.

Tabel 27

Matrik Priority Vector Sub Faktor Strategi Pengelolaan Program

Pengelolaan Program Pendanaan Manajemen Jumlah

Pendanaan 0,7948 0,7948 1,5896

Manajemen 0,2052 0,2052 0,4104

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah selanjutnya adalah menghitung bobot global dengan mengalikan bobot

lokal tiap sub faktor dengan bobot global faktor atau kriteria level pertama dalam hal

ini adalah strategi pengelolaan keuangan yaitu 0,1529. Berikut adalah hasil

perhitungan bobot global untuk sub faktor pengelolaan program.

Tabel 28

Bobot Global Sub Faktor Strategi Pengelolaan Program

Sub Faktor Bobot Lokal Bobot Global Ranking

Pendanaan 0.7948 0.1215 1

Manajemen 0.2052 0.0314 2

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Berdasarkan hasil perhitungan bobot global tiap sub faktor, diperoleh hasil

bahwa pendanaan program menjadi faktor prioritas dalam strategi pengelolaan

program yang menentukan strategi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten

Klungkung dengan bobot 0,1215 dan diikuti oleh manajemen program dengan bobot

0,0314. Peran program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui bantuan

dana yang dapat diciptakan dari kegiatan sosial ekonomi dengan menerapkan

Page 172: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

170

beberapa prinsip antara lain 1) mudah diterima dan didayagunakan oleh kelompok

sasaran, 2) dikelola oleh masyarakat secara terbuka dan dapat

dipertanggungjawabkan, 3) memberikan pendapatan yang memadai dan mendidik

masyarakat untuk mengelola secara ekonomis, 4) hasilnya dapat dilestarikan oleh

masyarakat (sustainable), 5) pengelolaan dana dan pelestarian hasil dapat dengan

mudah digulirkan dan dikembangkan oleh masyarakat dalam lingkup lebih luas

(replicable).

B.2 Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Perhitungan selanjutnya mencari bobot global untuk sub faktor strategi

pemberdayaan masyarakat, dengan langkah yang sama dengan perhitungan sub

faktor strategi pengelolaan program. Langkah pertama adalah membentuk

perbandingan berpasangan (Pairwise comparison) dari tabulasi rata-rata geometrik

persepsi responden untuk strategi pemberdayaan masyarakat.

Tabel 29

Matrik Perbandingan Berpasangan

Sub Faktor Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat Modal Sosial Kelembagaan

Modal Sosial 1,0000 3,8730

Kelembagaan 0,2582 1,0000

Jumlah 1,2582 4,8730

Keterangan : Nilai matrik dari rata-rata geometrik persepsi responden

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Page 173: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

171

Langkah selanjutnya adalah menghitung eigen vector untuk menentukan

ranking prioritas. Nilai tiap elemen menunjukkan prioritas pilihan responden

terhadap pilihan yang lain. Langkah awal adalah menghitung normalisasi matrik

dengan membagi setiap elemen vektor dengan jumlah vektor sehingga diperoleh nilai

1 (satu).

Tabel 30

Normalisasi Matrik Perbandingan Berpasangan

Sub Faktor Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat Modal Sosial Kelembagaan

Modal Sosial 0,7948 0,7948

Kelembagaan 0,2052 0,2052

Jumlah 1,0000 1,0000

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah berikutnya untuk memperoleh eigen vector adalah mencari nilai rata-rata

baris dari matrik priority vector yang juga menjadi bobot lokal dari tiap sub faktor.

Tabel 31

Matrik Priority Vector Sub Faktor Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat Modal Sosial Kelembagaan Jumlah

Modal Sosial 0,7948 0,7948 1,5896

Kelembagaan 0,2052 0,2052 0,4104

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah selanjutnya adalah menghitung bobot global dengan mengalikan bobot

lokal tiap sub faktor dengan bobot global faktor atau kriteria level pertama dalam hal

ini adalah strategi pemberdayaan masyarakat yaitu 0,6711. Berikut adalah hasil

perhitungan bobot global untuk sub faktor pemberdayaan masyarakat.

Page 174: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

172

Tabel 32

Bobot Global Sub Faktor Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Faktor Bobot Lokal Bobot Global Ranking

Modal Sosial 0,7948 0,5333 1

Kelembagaan 0,2052 0,1377 2

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Berdasarkan hasil perhitungan bobot global tiap sub faktor, diperoleh hasil

bahwa modal sosial menjadi faktor prioritas dalam strategi pemberdayaan

masyarakat yang menentukan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Klungkung

dengan bobot 0,5333 dan diikuti oleh kelembagaan 0,1377. Modal sosial memiliki

cakupan dimensi yang sangat luas dan komplek. Modal sosial lebih menekankan

pada potensi individu maupun kelompok dan hubungan antar kelompok dalam suatu

jaringan sosial, norma, nilai, dan kepercayaan antar sesama yang lahir dari anggota

kelompok dan menjadi norma kelompok. Modal sosial merupakan kemampuan untuk

mendapatkan keuntungan dari jaringan. Keuntungan ini dapat meliputi akses kepada

pengetahuan, sumberdaya, teknologi, pasar, dan kesempatan usaha. Sebuah ikatan

jaringan menciptakan sumberdaya modal sosial. Ketika interaksi di dalam hubungan

naik, modal sosial menjadi lebih baik, sehingga secara potensial meningkatkan

keuntungan. Level kepercayaan dan ketergantungan rasional antara masyarakat

dalam sebuah hubungan khusus adalah indikator kualitatif dimensi relasional.

Modal sosial juga menambahkan elemen-elemen subyektif, proses budaya

seperti kepercayaan dan norma dari timbal balik yang memfasilitasi aksi sosial.

Jaringan sosial dan organisasi sosial masyarakat memberikan sumber daya yang

dapat digunakan untuk memfasilitasi aksi. Modal sosial pada gilirannya

Page 175: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

173

menghasilkan sumber daya lebih lanjut yang memberikan kontribusi kepada

organisasi sosial masyarakat dan sumber daya jaringan sosial. Modal sosial dalam

bentuk ekspektasi dan kepercayaan inilah yang bisa ditransformasikan menjadi

keunggulan untuk memperoleh manfaat ekonomi.

B.3 Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Masyarakat

Perhitungan selanjutnya mencari bobot global untuk sub faktor strategi

pemasaran, dengan langkah yang sama dengan perhitungan sub faktor pada faktor

sebelumnya. Langkah pertama adalah membentuk perbandingan berpasangan

(Pairwise comparison) dari tabulasi rata-rata geometrik persepsi responden untuk

sub faktor strategi peningkatan kinerja usaha masyarakat.

Tabel 33

Matrik Perbandingan Berpasangan

Sub Faktor Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Masyarakat

Peningkatan Kinerja

Usaha Penguatan Usaha Kelembagaan

Penguatan

Pasar

Penguatan Usaha 1,0000 4,7287 1,0000

Kelembagaan 0,2115 1,0000 1,0000

Penguatan Pasar 1,0000 1,0000 1,0000

Jumlah 2,2115 6,7287 3,0000

Keterangan : Nilai matrik dari rata-rata geometrik persepsi responden

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah selanjutnya adalah menghitung eigen vector untuk menentukan

ranking prioritas. Nilai tiap elemen menunjukkan prioritas pilihan responden

terhadap pilihan yang lain. Langkah awal adalah menghitung normalisasi matrik

Page 176: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

174

dengan membagi setiap elemen vektor dengan jumlah vektor sehingga diperoleh nilai

1 (satu).

Tabel 34

Normalisasi Matrik Perbandingan Berpasangan

Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Masyarakat

Peningkatan Kinerja

Usaha Penguatan Usaha Kelembagaan Penguatan Pasar

Penguatan Usaha 0,4522 0,7028 0,3333

Kelembagaan 0,0956 0,1486 0,3333

Penguatan Pasar 0,4522 0,1486 0,3333

Jumlah 1,0000 1,0000 1,0000

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah berikutnya untuk memperoleh eigen vector adalah mencari nilai rata-rata

baris dari matrik priority vector yang juga menjadi bobot lokal dari tiap sub faktor.

Tabel 35

Matrik Priority Vector Sub Faktor Strategi Pemasaran

Peningkatan Kinerja

Usaha

Penguatan

Usaha Kelembagaan

Penguatan

Pasar Jumlah

Penguatan Usaha 0,4522 0,7028 0,3333 1,4883

Kelembagaan 0,0956 0,1486 0,3333 0,5776

Penguatan Pasar 0,4522 0,1486 0,3333 0,9341

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah selanjutnya adalah menghitung bobot global dengan mengalikan bobot

lokal tiap sub faktor dengan bobot global faktor atau kriteria level pertama dalam hal

ini adalah strategi peningkatan kinerja usaha masyarakat yaitu 0,1759. Berikut adalah

Page 177: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

175

hasil perhitungan bobot global untuk sub faktor strategi peningkatan kinerja usaha

masyarakat.

Tabel 36

Bobot Global Sub Faktor Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Masyarakat

Faktor Bobot Lokal Bobot Global Ranking

Penguatan Usaha 0,4961 0,0873 1

Penguatan Pasar 0,3114 0,0548 2

Kelembagaan 0,1925 0,0339 3

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Berdasarkan hasil perhitungan bobot global tiap sub faktor, diperoleh hasil

bahwa penguatan usaha menjadi faktor prioritas dalam strategi peningkatan kinerja

usaha masyarakat yang menentukan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten

Klungkung dengan bobot 0,0873 dan diikuti oleh pengautan pasar 0,0548, dan

kelembagaan 0,0339. Pengembangan usaha ekonomi masyarakat menjadi upaya

paling penting dalam pengentasan kemiskinan. Penciptaan peluang usaha ekonomi

melalui optimalisasi sumberdaya yang ada dalam masyarakat, pada akhirnya akan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Usaha ekonomi produktif merupakan salah

satu kegiatan dalam bidang ekonomi yang dapat dilakukan oleh masyarakat atau

kelompok usaha ekonomi untuk meningkatkan pendapatan, menciptakan lapangan

kerja dan ketahanan pangan masyarakat berbasis sumberdaya lokal dengan

memberikan bantuan penguatan modal usaha untuk kegiatan usaha ekonomi

produktif.

Namun di sisi lain terdapat beberapa permasalahan dalam usaha ekonomi

masyarakat. Pertama, keterbatasan akses masyarakat dalam pendanaan, informasi

Page 178: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

176

dan pasar. Kedua, relatif masih rendahnya kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM)

dan kelembagaan usaha masyarakat. Ketiga, masih rendahnya produktifitas usaha

masyarakat. Permasalahan tersebut perlu diatasi dengan sebuah program yang

berupaya meminimalisir hambatan-hambatan yang ada di dalam pengembangan

usaha ekonomi masyarakat. Beberapa program dalam pengembangan usaha

masyarakat adalah sebagai berikut.

1. Peningkatan Akses. Program ini ditujukan untuk mengurangi keterbatasan akses

masyarakat yang mencakup akses pendanaan, informasi pasar, dan

pengembangan bisnis masyarakat. Beberapa program yang akan dilakukan dalam

lingkup fokus program ini adalah.

a. Fasilitasi pendanaan bagi usaha ekonomi masyarakat

b. Fasilitasi distribusi informasi dalam rangka pengembangan usaha ekonomi

masyarakat

c. Fasilitasi proses-proses intermediasi bisnis produk usaha ekonomi masyarakat

d. Fasilitasi pengembangan basis data produk dan informasi pasar

2. Peningkatan Kapasitas. Program ini ditujukan untuk peningkatan kapasitas baik

personal maupun organisasi dalam rangka pengembangan usaha ekonomi

masyarakat. Beberapa program yang akan dilakukan dalam lingkup fokus

program ini adalah.

a. Fasilitasi peningkatan kapasitas SDM, kelembagaan dalam pengelolaan dan

peningkatan kinerja usaha ekonomi masyarakat

b. Fasilitasi peningkatan kapasitas dalam penguasaan teknologi dan ketrampilan

Page 179: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

177

3. Peningkatan Produktifitas Usaha Masyarakat. Program ini ditujukan untuk

meningkatkan produktifitas usaha ekonomi masyarakat sekaligus perluasan skala

usahanya. Beberapa program yang akan dilakukan dalam lingkup fokus program

ini melalui :

a. Fasilitasi pengembangan usaha mikro

b. Fasilitasi berbagai upaya peningkatan produktifitas usaha ekonomi

masyarakat

C. Perhitungan Level Alternatif

Langkah terakhir adalah menghitung bobot global dari masing-masing sub

faktor strategi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Klungkung.

C.1 Sub Faktor Pendanaan

Langkah pertama adalah membentuk matrik perbandingan berpasangan

(pairwise comparison) alternatif dari tabulasi rata-rata geometrik persepsi responden

untuk sub faktor pendanaan.

Tabel 37

Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif dari

Sub Faktor Pendanaan

Pendanaan Sharing pendanaan Manajemen Perguliran

Sharing Pendanaan 1,0000 4,2129

Manajemen Perguliran 0,2374 1,0000

Jumlah 1,2374 5,2129

Keterangan : Nilai matrik dari rata-rata geometrik persepsi responden

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Page 180: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

178

Langkah untuk memperoleh eigen vector adalah mencari nilai rata-rata baris

dari matrik priority vector yang juga menjadi bobot lokal dari alternatif.

Tabel 38

Matrik Priority Vector Alternatif dari

Sub Faktor Strategi Pendanaan

Pendanaan Sharing pendanaan Manajemen Perguliran Jumlah

Sharing Pendanaan 0,8082 0,8082 1,6163

Manajemen Perguliran 0,1918 0,1918 0,3837

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah selanjutnya adalah menghitung bobot global dengan mengalikan

bobot lokal alternatif dengan bobot global sub faktor pendanaan yaitu 0,1215.

Berikut adalah hasil perhitungan bobot global untuk sub faktor strategi pendanaan.

Tabel 39

Bobot Global Alternatif dari

Sub Faktor Pendanaan

Faktor Bobot Lokal Bobot Global Ranking

Sharing Pendanaan 0,8082 0,0982 1

Manajemen Perguliran 0,1918 0,0233 2

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Permasalahan pokok yang masih menjadi kendala dalam program

pengentasan kemiskinan terutama terkait dengan pendanaan. Masih terbatasnya

kemampuan Pemerintah dalam menanggung biaya sosial yang diberikan pada

masyarakat miskin. Salah satu kebijakan dalam manajemen pendanaan adalah

melalui kebijakan sharing budget antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah

maupun dengan stakeholder lainnya. Maka diperlukan adanya dukungan kebijakan

yang mengatur dan mewajibkan penggunaan sebagian dana seperti Corporate Social

Page 181: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

179

Responsibility (CSR) terutama dari pihak perusahan swasta yang akan dialokasikan

untuk program pengentasan kemiskinan. Melalui kebijakan dan aturan terhadap

mekanisme kontrol yang kuat maka signifikansi kontribusi dana CSR diharapkan

dapat menaggulangi permasalahan kemiskinan. Oleh karena itu perlu dibangun

lembaga representasi publik yang independen dalam menjalankan peran kontrol

terhadap program CSR.

C.2 Sub Faktor Manajemen Program

Langkah pertama adalah membentuk matrik perbandingan berpasangan

(Pairwise comparison) alternatif dari tabulasi rata-rata geometrik persepsi responden

untuk sub faktor manajemen program.

Tabel 40

Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif dari

Sub Faktor Manajemen Program

Manajemen Sosialisasi Program Monitoring

Sosialisasi Program 1,0000 0,2272

Monitoring 4,4006 1,0000

Jumlah 5,4006 1,2272

Keterangan : Nilai matrik dari rata-rata geometrik persepsi responden

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah selanjutnya adalah menghitung eigen vector untuk menentukan

ranking prioritas. Langkah untuk memperoleh eigen vector adalah mencari nilai rata-

rata baris dari matrik priority vector yang juga menjadi bobot lokal dari alternatif.

Page 182: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

180

Tabel 41

Matrik Priority Vector Alternatif dari

Sub Faktor Manajemen Program

Manajemen Sosialisasi Program Monitoring Jumlah

Sosialisasi Program 0,1852 0,1852 0,3703

Monitoring 0,8148 0,8148 1,6297

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah selanjutnya adalah menghitung bobot global dengan mengalikan

bobot lokal alternatif dengan bobot global sub faktor manajemen program yaitu

0,0314.

Tabel 42

Bobot Global Alternatif dari

Sub Faktor Manajemen Program

Faktor Bobot Lokal Bobot Global Ranking

Monitoring 0,8184 0,0256 1

Sosialisasi Program 0,1852 0,0058 2

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Program penanggulangan kemiskinan pada dasarnya bertujuan untuk

mempercepat penurunan jumlah penduduk miskin di suatu daerah. Beberapa cakupan

program penanggulangan kemiskinan yang diharapkan dikembangkan di berbagai

wilayah adalah (1) pemberdayaan dan pengembangan kemampuan manusia yang

berkaitan dengan aspek pendidikan, kesehatan, dan perbaikan kebutuhan dasar

tertentu lainnya, (2) pemberdayaan dan pengembangan kemampuan manusia

berkaitan dengan perbaikan aspek lingkungan, permukiman, perumahan, dan

prasarana pendukungnya, dan (3) pemberdayaan dan pengembangan kemampuan

Page 183: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

181

manusia yang berkaitan dengan aspek usaha, lapangan kerja, dan lainnya yang dapat

meningkatkan pendapatan.

Bergulirnya implementasi berbagai program pengentasan kemiskinan baik

dari Pemerintah maupun lembaga lainnya dalam tataran empiris seringkali belum

membawa perubahan kondisi masyarakat miskin secara signifikan. Hal ini ditandai

dengan masih banyaknya masyarakat miskin yang tetap sangat rentan terhadap

perubahan ekonomi, sosial dan politik serta bencana alam yang terjadi diberbagai

daerah. Adanya program bantuan sosial yang bukan bersifat pemberdayaan

menyebabkan tingginya tingkat ketergantungan. Beberapa sumber kelemahannya

antara lain adalah kebijakan yang masih bersifat sentralisasi, yang lebih

memfokuskan pada pertumbuhan makroekonomi, pandangan kemiskinan yang

berorientasi ekonomi, penempatan masyarakat sebagai obyek, dan anggapan bahwa

masalah dan pengelolaan kemiskinan bersifat seragam di seluruh daerah.

Maka pentingnya monitoring dalam implementasi program menjadi salah satu

tahapan agar pelaksanaan program menjadi tepat sasaran dan berkelanjutan dengan

memberikan kemandirian masyarakat dalam menghadapi kerentanan. Tujuan

monitoring dan evaluasi program pengentasan kemiskinan adalah (1) melakukan

evaluasi terhadap capaian program pemberdayaan kelompok masyarakat miskin yang

selama ini telah dilakukan, (2) melakukan monitoring terhadap program pengentasan

kemiskinan apakah sudah tepat pada kelompok sasaran, dan (3) mengetahui

keefektifan dan efisiensi pelaksanaan program pengentasan kemiskinan, khususnya

program pemberdayaan kelompok masyarakat miskin.

Page 184: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

182

C.3 Modal Sosial

Langkah pertama adalah membentuk matrik perbandingan berpasangan

(Pairwise comparison) alternatif dari tabulasi rata-rata geometrik persepsi responden

untuk sub faktor modal sosial.

Tabel 43

Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif dari

Sub Faktor Modal Sosial

Modal Sosial Kepercayaan Masyarakat Tingkat Partisipasi

Kepercayaan Masyarakat 1,0000 0,2000

Tingkat Partisipasi 5,0000 1,0000

Jumlah 6,0000 1,2000

Keterangan : Nilai matrik dari rata-rata geometrik persepsi responden

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah untuk memperoleh eigen vector adalah mencari nilai rata-rata baris

dari matrik priority vector yang juga menjadi bobot lokal dari alternatif.

Tabel 44

Matrik Priority Vector Alternatif dari

Sub Faktor Modal Sosial

Modal Sosial Kepercayaan Masyarakat Tingkat Partisipasi Jumlah

Kepercayaan

Masyarakat 0,1667 0,1667 0,3333

Tingkat Partisipasi 0,8333 0,8333 1,6667

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah selanjutnya adalah menghitung bobot global dengan mengalikan

bobot lokal alternatif dengan bobot global sub faktor modal sosial yaitu 0,5333.

Page 185: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

183

Tabel 45

Bobot Global Alternatif dari

Sub Faktor Modal Sosial

Faktor Bobot Lokal Bobot Global Ranking

Tingkat Partisipasi 0,8333 0,4444 1

Kepercayaan Masyarakat 0,1667 0,0889 2

Sumber : Data Primer, diolah, 2013

Modal sosial lebih menekankan pada potensi individu maupun kelompok dan

hubungan antar kelompok dalam suatu jaringan sosial, norma, nilai, dan kepercayaan

antar sesama yang lahir dari anggota kelompok dan menjadi norma kelompok. Modal

sosial merupakan kemampuan untuk mendapatkan keuntungan dari jaringan. Level

kepercayaan dan ketergantungan rasional antara masyarakat dalam sebuah hubungan

khusus adalah indikator kualitatif dimensi relasional. Jaringan sosial dan organisasi

sosial masyarakat memberikan sumber daya yang dapat digunakan untuk fasilitasi

aksi. Modal sosial pada gilirannya akan menghasilkan sumber daya lebih lanjut yang

memberikan kontribusi kepada organisasi sosial masyarakat dan sumber daya

jaringan sosial. Modal sosial dalam bentuk ekspektasi dan kepercayaan inilah yang

bisa ditransformasikan menjadi keunggulan untuk memperoleh manfaat ekonomi.

C.4 Kelembagaan

Langkah pertama adalah membentuk matrik perbandingan berpasangan

(Pairwise comparison) alternatif dari tabulasi rata-rata geometrik persepsi responden

untuk sub faktor kelembagaan.

Page 186: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

184

Tabel 46

Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif dari

Sub Faktor Kelembagaan

Kelembagaan Formal Non Formal

Formal 1,0000 4,4006

Non Formal 0,2272 1,0000

Jumlah 1,2272 5,4006

Keterangan : Nilai matrik dari rata-rata geometrik persepsi responden

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah selanjutnya adalah menghitung eigen vector untuk menentukan

ranking prioritas. Langkah untuk memperoleh eigen vector adalah mencari nilai rata-

rata baris dari matrik priority vector yang juga menjadi bobot lokal alternatif.

Tabel 47

Matrik Priority Vector Alternatif dari

Sub Faktor Kelembagaan

Kelembagaan Formal Non Formal Jumlah

Formal 0,8148 0,8148 1,6297

Non Formal 0,1852 0,1852 0,3703

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah selanjutnya adalah menghitung bobot global dengan mengalikan

bobot lokal alternatif dengan bobot global sub faktor kelembagaan yaitu 0,1377.

Page 187: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

185

Tabel 48

Bobot Global Alternatif dari

Sub Faktor Kelembagaan

Faktor Bobot Lokal Bobot Global Ranking

Formal 0,8148 0,1122 1

Informal 0,1852 0,0255 2

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Terdapat tiga pilar yang menopang komunitas masyarakat miskin yaitu

kelembagaan yang hidup dan yang telah diterima oleh komunitas lokal atau

tradisional (voluntary sector), kelembagaan pasar (private sector) yang sejalan

dengan keterbukaan ekonomi, dan kelembagaan sistem politik atau sistem

pengambilan keputusan di tingkat publik (public sector). Esman dan Uphoff (1984)

dan Uphoff (1986) mengklasifikasikan kelembagaan lokal ke dalam enam kategori

yaitu administrasi lokal, pemerintah lokal, organisasi-organisasi yang beranggotakan

komunitas masyarakat, organisasi kerjasama usaha, organisasi-organisasi pelayanan,

dan bisnis swasta. Penguatan kelembagaan ekonomi di tingkat daerah dan di tingkat

lokal dengan sasaran kelompok masyarakat miskin harus mampu mendorong

berkembangnya sistem jaringan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada

sumberdaya lokal dalam memasuki pasar, baik lokal, regional, maupun global. Oleh

karena itu perlu adanya keterpaduan antar kelembagaaan yaitu antara kelembagaan

pemerintah-politik, kelembagaan ekonomi-dunia usaha atau swasta dan kelembagaan

masyarakat. Kelembagaan pemerintah dimana kebijakan dan program pemerintah

dapat diarahkan pada pemberdayaan ekonomi rakyat, sehingga masyarakat, dapat

memiliki akses dan kontrol terhadap sumberdaya setempat dan dalam sistem

Page 188: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

186

pengambilan keputusan. Kelembagaan ekonomi, didorong untuk menciptakan sistem

ekonomi yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya usaha ekonomi produktif

bagi kelompok miskin. Sementara itu, kelembagaan masyarakat ditujukan untuk

memperkuat kelembagaan sosial-ekonomi masyarakat yang tumbuh dan

berkembang. Di samping ke tiga kelembagaan tersebut kelembagaan Lembaga

Swadaya Masyarakat dapat difungsikan sebagai katalisator dan fasilitator dari

pelaksanaan pembangunan ekonomi rakyat.

C.5 Penguatan Usaha

Langkah pertama adalah membentuk matrik perbandingan matrik

berpasangan (Pairwise comparison) alternatif dari tabulasi rata-rata geometrik

persepsi responden untuk sub faktor penguatan usaha.

Tabel 49

Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif dari

Sub Faktor Penguatan Usaha

Penguatan Usaha Akses Modal Kemitraan

Akses Modal 1,0000 1,0000

Kemitraan 1,0000 1,0000

Jumlah 2,0000 2,0000

Keterangan : Nilai matrik dari rata-rata geometrik persepsi responden

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah selanjutnya adalah menghitung eigen vector untuk menentukan

ranking prioritas. Langkah untuk memperoleh eigen vector adalah mencari nilai rata-

rata baris dari matrik priority vector yang juga menjadi bobot lokal dari alternatif.

Page 189: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

187

Tabel 50

Matrik Priority Vector Alternatif dari

Sub Faktor Penguatan Usaha

Penguatan Usaha Akses Modal Kemitraan Jumlah

Akses Modal 0,5000 0,5000 1,0000

Kemitraan 0,5000 0,5000 1,0000

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah selanjutnya adalah menghitung bobot global dengan mengalikan

bobot lokal alternatif dengan bobot global sub faktor penguatan usaha yaitu 0,0873.

Tabel 51

Bobot Global Alternatif dari

Sub Faktor Penguatan Usaha

Faktor Bobot Lokal Bobot Global Ranking

Akses Modal 0,5000 0,0436 1

Kemitraan 0,5000 0,0436 2

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Akses permodalan adalah persoalan yang selalu muncul dan menjadi syarat

dasar untuk menciptakan peluang peningkatan asset dan penghasilan dalam usaha.

Umumnya masyarakat miskin masih banyak menggunakan modal sendiri dan belum

mengakses modal dari lembaga keuangan formal seperti perbankan antara lain

karena alasan tidak punya agunan dan prosedur yang rumit. Pada umumnya

masyarakat lebih nyaman pinjam pada rentenir walaupun bunganya cukup tinggi

karena tanpa prosedur berbelit.

Masalah akses permodalan hanya bisa diselesaikan dengan campur tangan

pihak pemerintah untuk memetakan lembaga keuangan yang ada dalam masyarakat.

Pemerintah perlu memfasilitasi pengembangan lembaga keuangan yang berkembang

Page 190: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

188

dalam masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Pengembangan atau

pembentukan kelembagaan kredit pada komunitas dapat dilakukan melalui

pendekatan kelompok usaha yang ada. Pada kelompok ini sendiri masih diperlukan

peningkatan kapasitas pengurus, tidak hanya kapasitas manajerial, tetapi juga

kapasitas pendampingan usaha anggota sehingga dapat memanfaatkan pinjaman

modal secara lebih optimal.

C.6 Kelembagaan Usaha

Langkah pertama adalah membentuk matrik perbandingan berpasangan

(Pairwise comparison) alternatif dari tabulasi rata-rata geometrik persepsi responden

untuk sub faktor kelembagaan usaha.

Tabel 52

Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif dari

Sub Faktor Kelembagaan Usaha

Kelembagaan Formal Non Formal

Formal 1,0000 3,8730

Non Formal 0,2582 1,0000

Jumlah 1,2582 4,8730

Keterangan : Nilai matrik dari rata-rata geometrik persepsi responden

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah selanjutnya adalah menghitung eigen vector untuk menentukan

ranking prioritas. Langkah untuk memperoleh eigen vector adalah mencari nilai rata-

rata baris dari matrik priority vector yang juga menjadi bobot lokal alternatif.

Page 191: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

189

Tabel 53

Matrik Priority Vector Alternatif dari

Sub Faktor Kelembagaan Usaha

Kelembagaan Formal Non Formal Jumlah

Formal 0,7948 0,7948 1,5896

Non Formal 0,2052 0,2052 0,4104

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah selanjutnya adalah menghitung bobot global dengan mengalikan

bobot lokal alternatif dengan bobot global sub faktor kelembagaan usaha yaitu

0,0338.

Tabel 54

Bobot Global Alternatif dari

Sub Faktor Kelembagaan Usaha

Faktor Bobot Lokal Bobot Global Ranking

Formal 0,7948 0,0269 1

Non Formal 0,2052 0,0069 2

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Kegiatan ekonomi masyarakat miskin pada umumnya masih didominasi

dengan usaha mikro dan kecil yang masih terkendala dengan permasalahan dalam

akses pembiayaan usaha. Dalam hal ini peran kelembagaan formal sangat penting

dalam mendukung pengembangan usaha masyarakat. Salah satu bentuk kelembagaan

khususnya dalam pembiayaan usaha adalah lembaga keuangan mikro. Lembaga

keuangan mikro merupakan institusi yang menyediakan jasa-jasa keuangan

penduduk yang berpendapatan rendah dan termasuk dalam kelompok miskin.

lembaga keuangan mikro ini bersifat spesifik karena mempertemukan permintaan

dana penduduk miskin atas ketersediaan dana. Pemberdayaan lembaga keuangan

mikro termasuk lembaga pembiayaan informal merupakan langkah yang tepat dalam

Page 192: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

190

upaya mengentaskan kemiskinan dan pengembangan ekonomi rakyat. Hal ini

mengingat adanya investasi oleh masyarakat miskin akan pula meningkatkan

produktifitas masyarakat itu sendiri sehingga tidak terjebak dalam lingkaran

kemiskinan.

C.7 Penguatan Pasar

Langkah pertama adalah membentuk matrik perbandingan berpasangan

(Pairwise comparison) dari tabulasi rata-rata geometrik persepsi responden untuk

sub faktor penguatan pasar.

Tabel 55

Matrik Perbandingan Berpasangan Alternatif dari

Sub Faktor Penguatan Pasar

Penguatan Pasar Infrastruktur Sistem Ekonomi Lokal

Infrastruktur 1,0000 0,2934

Sistem Ekonomi Lokal 3,4087 1,0000

Jumlah 4,4087 1,2934

Keterangan : Nilai matrik dari rata-rata geometrik persepsi responden

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah selanjutnya adalah menghitung eigen vector untuk menentukan

ranking prioritas. Langkah untuk memperoleh eigen vector adalah mencari nilai rata-

rata baris dari matrik priority vector yang juga menjadi bobot lokal dari alternatif.

Page 193: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

191

Tabel 56

Matrik Priority Vector Alternatif dari

Sub Faktor Penguatan Pasar

Penguatan Pasar Infrastruktur Sistem Ekonomi Lokal Jumlah

Infrastruktur 0,2268 0,2268 0,4537

Sistem Ekonomi Lokal 0,7732 0,7732 1,5463

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Langkah selanjutnya adalah menghitung bobot global dengan mengalikan bobot

lokal alternatif dengan bobot global sub faktor penguatan pasar yaitu 0,0548.

Tabel 57

Bobot Global Alternatif dari

Sub Faktor Penguatan Pasar

Faktor Bobot Lokal Bobot Global Ranking

Sistem Ekonomi Lokal 0,7732 0,0424 1

Infrastruktur 0,2268 0,0124 2

Sumber : Data Primer, diolah, 2014

Pengembangan ekonomi lokal merupakan proses di mana pemerintah daerah

dan organsisasi masyarakat terlibat untuk mendorong dan memelihara aktivitas usaha

untuk menciptakan kesempatan kerja. Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) adalah

suatu proses yang mencoba merumuskan kelembagaan pembangunan di daerah,

peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menciptakan produk-

produk yang lebih baik serta pembinaan industri dan kegiatan usaha pada skala lokal.

Pengembangan wilayah dilihat sebagai upaya pemerintah daerah bersama

masyarakat dalam membangun peluang ekonomi yang sesuai dengan SDM dan

mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan kelembagaan secara lokal.

Keberhasilan pengembangan ekonomi lokal dapat dilihat dari beberapa indikator,

Page 194: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

192

yaitu 1) perluasan kesempatan bagi masyarakat kecil dalam kesempatan kerja dan

usaha; 2) perluasan bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan; 3)

keberdayaan lembaga usaha mikro dan kecil dalam proses produksi dan pemasaran;

dan 4) keberdayaan kelembagaan jaringan kerja kemitraan antara pemerintah, swasta,

dan masyarakat lokal.

Page 195: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

193

BAB VI

PEMBAHASAN HASIL

Pada bagian ini akan dibahas mengenai temuan teoritis dan empiris

berdasarkan hasil analisis. Pembahasan dilakukan berdasarkan pada temuan teoritis

maupun empiris dan penelitian sebelumnya yang relevan dengan studi yang

dilakukan.

6.1 Beberapa Temuan Teoritis dan Empiris Kemiskinan di Kabupaten

Klungkung

Hasil pemetaan kemiskinan di Kabupaten Klungkung berdasarkan model

Nested Spheres of Poverty menunjukkan bahwa secara agregat kondisi kemiskinan

berada dalam kategori kritis dari rerata aspek yang digunakan. Hal ini

mengindikasikan bahwa secara agregat, permasalahan kemiskinan masih menjadi

perhatian utama dari seluruh aspek yang memerlukan penanganan secara serius dan

terencana sehingga permasalahan kemiskinan dapat tereduksi pada kisaran indeks

yang lebih baik. Secara agregat urutan prioritas penyebab kemiskinan paling kritis

dari berbagai aspek secara berturut-turut adalah kekayaan materi, pengetahuan,

politik, lingkungan alam, lingkungan ekonomi, kesehatan, prasarana dan layanan,

lingkungan sosial.

Hasil penelitian ini sejalan dengan studi Gonner et al (2007); Haug (2007) di

Kutai Barat Kalimantan Timur, yang hampir sepertiga dari seluruh rumah tangga

hidup dalam kondisi kesejahteraan yang kritis. Penyebab kemiskinan dapat

Page 196: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

194

ditemukan dalam rumah tangga sendiri, seperti tingkat pendidikan yang rendah atau

lemahnya wawasan dalam membelanjakan pendapatan tunai.

Beberapa temuan dalam hasil pemetaan dan identifkasi penyebab kemiskinan

di Kabupaten Klungkung adalah sebagai berikut :

1. Temuan Teoritis

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan beberapa metode analisis

dalam pemetaan kemiskinan, identifikasi penyebab dan strategi pengentasan

kemiskinan di Kabupaten Klungkung, dapat disimpulkan beberapa temuan teoritis

sebagai berikut.

1. Permodelan Nested Spheres of Poverty memberikan gambaran lebih

komprehensif mengenai kemiskinan di Kabupaten Klungkung sebagaimana studi

Gonner et al (2007); Haug (2007) dan Pattinama (2009) yang memberikan

definisi kemiskinan lebih luas dan bersifat dinamis meliputi akses terhadap

infrastruktur sosial ekonomi, keluar dari keterisolasian, ketidakberdayaan, dan

kebebasan mengeluarkan pendapat, serta memperoleh keadilan dalam

pembangunan. Kemiskinan tidak bisa didefinisikan secara tunggal yakni dari

hanya sudut pandang pemenuhan kebutuhan kalori semata sebagaimana studi

Badan Pusat Statistik (BPS).

2. Strategi pemberdayaan menjadi prioritas dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Hasil analisis pemetaan potensi melalui SWOT, sejalan dengan hasil analisis

AHP bahwa kapasitas masyarakat menjadi potensi utama dalam pengentasan

masyarakat. Menurut Sumodiningrat (1999) bahwa salah satu arah baru strategi

pembangunan adalah penguatan kelembagaan masyarakat dan birokrasi melalui

Page 197: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

195

model partisipatif dimana program dikelola oleh masyarakat sebagai akibat dari

meningkatnya kemampuan dan kapasitas masyarakat. Sementara menurut

Gonner et al (2007) bahwa upaya meningkatkan dan mempertahankan

kesejahteraan masyarakat miskin dapat dilakukan dengan memperbaiki

lingkungan pendukung masyarakat antara lain kapabilitas, strategi penghidupan

lokal, peluang dan dukungan, kerentanan, keberlanjutan.

2. Temuan Empiris

Beberapa temuan empiris berdasarkan hasil analisis terhadap pemetaan

kondisi kemiskinan di Kabupaten Klungkung sebagai berikut.

1. Secara agregat, aspek sosial masyarakat Kabupaten Klungkung cukup tinggi.

Modal sosial masyarakat cukup tinggi dalam membangun kebersamaan gotong

royong dan tolong menolong. Sehingga hal ini dapat meminimalisir terjadinya

konflik antar warga apalagi didukung dengan penyelesaian masalah melalui

musyarawarah desa. Modal sosial ini menjadi potensi besar bukan hanya

membangun kebersamaan sosial namun juga membuka peluang ekonomi

bersama dan mengoptimalkan peran kelompok usaha bersama yang telah ada dan

kelompok sosial dan ekonomi lainnya. Kondisi berbeda terjadi di Kecamatan

Klungkung yang memiliki indeks sosial cukup rendah. Hal ini mengingat secara

administratif, Kecamatan Klungkung adalah daerah yang dekat dengan pusat

pemerintahan namun kohesi sosial masyarakat rendah. Hal ini disebabkan pola

hidup masyarakat dalam lingkungan yang sarat dengan rutinitas ekonomi

sehingga interaksi antar individu menjadi berkurang. Hal ini sejalan dengan studi

Page 198: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

196

Anand et al (2011) menyebutkan bahwa pengaruh faktor psikologi dan perilaku

ekonomi terhadap kemiskinan yang diindikasikan dengan kemandirian dan

pemberdayaan dan program pengurangan kemiskinan. Lebih lanjut menurut

Anand et al (2011) bahwa pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki

masyarakat, kognisi dan faktor sosial serta hubungan sosial efektif dalam

pengentasan kemiskinan. Sementara Grootaert et al (2004) menganalisis dampak

modal sosial terhadap kesejahteraan masyarakat di Bolivia. Modal sosial yang

diukur dengan keanggotaan dalam agrarian syndicates dan asosiasi lainnya

mendorong peningkatan kesejahteraan rumah tangga dan menurunkan

kemiskinan. Modal sosial memberikan efek kesejahteraan lebih besar

dibandingkan investasi dalam pendidikan. Dalam studi ini juga mengelaborasikan

hubungan komplementer dan substitusi antara lembaga formal dan informal.

2. Aspek lingkungan ekonomi mencakup sumber penghasilan, stabilitas

penghasilan, persediaan bahan pangan dan akses terhadap pembiayaan usaha.

Temuan menarik yang dapat dilihat adalah nilai indeks tertinggi adalah

Kecamatan Banjarangkan 38,24 dan diikuti Kecamatan Nusa Penida 34,51,

Kecamatan Dawan 26,92 dan Kecamatan Klungkung 18,89. Dari asepek

ekonomi dibandingkan dengan aspek lainnya Kecamatan Nusa Penida memiliki

keunggulan dalam stabilitas penghasilan dimana rata-rata masyarakat memiliki

pekerjaan lebih dari satu umumnya menjadi budidaya ternak seperti ayam dan

buruh dalam budidaya rumput laut. Meskipun secara geografis dengan kondisi

tandus, namun potensi masyarakat untuk memanfaatkan lahan yang luas untuk

beternak cukup tinggi. Hal berbeda ditunjukkan Kabupaten Klungkung dengan

Page 199: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

197

nilai indeks ekonomi yang rendah. Adanya keterbatasan lahan menjadi penyebab

terbatasnya peluang ekonomi yang dimanfaatkan masyarakat. Di sisi lain

keinginan masyarakat untuk memiliki sumber penghasilan yang stabil tinggi.

Untuk mengatasi ketidakpastian, ada kemauan kuat untuk mendapatkan sumber

penghasilan yang stabil. Banyak warga masyarakat yang menginginkan usaha

baru seperti beternak yang rata-rata adalah ayam dan sapi, dan budidaya ikan hias

yang dinilai cukup prospektif peluang pasarnya. Dalam hal pengembangan usaha,

masyarakat banyak yang belum pernah mengajukan pinjaman modal usaha ke

lembaga keuangan dan sebagian lainnya masih merasakan kesulitan dalam

pengajuan pinjaman.

3. Pemenuhan kebutuhan pengetahuan secara rata-rata adalah kritis dan menjadi

prioritas kedua di Kecamatan Banjarangkan dan Dawan. Sementara di

Kecamatan Klungkung tidak terlalu rendah yaitu pada urutan keempat dan untuk

Kecamatan Nusa Penida urutan ketiga menjadi prioritas masalah. Hal menarik

yang dapat dilihat adalah rendahnya pengetahuan justru terjadi di wilayah dengan

pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti Kecamatan Banjarangkan dan Dawan.

Alasan rendahnya pengetahuan dapat disebabkan keterpencilan dan kurangnya

peluang ekonomi. Kurangnya peluang ekonomi menciptakan situasi di mana

anak tidak dapat masuk sekolah secara teratur karena mereka harus ikuti orang

tuanya ke sawah atau bahkan membantu penghasilan rumah tangga. Sementara

kurangnya peluang ekonomi juga disebabkan masih banyaknya rumah tangga

yang tidak memiliki keterampilan dalam menunjang pekerjaan utama. Sehingga

tidak ada perbaikan taraf hidup dalam mendapatkan sumber-sumber ekonomi

Page 200: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

198

yang layak sesuai kebutuhan rumah tangga. Meskipun masyarakat telah

bergabung pada kelompok usaha bersama, namun pelatihan meningkatkan

keterampilan masyarakat masih dirasakan kurang.

4. Kepemilikan aset dan tabungan masyarakat miskin di Kabupaten Klungkung

masih rendah hal ini disebabkan rata-rata penghasilan dialokasikan seluruhnya

untuk kebutuhan konsumsi sehingga tidak ada sisa penghasilan yang dapat

ditabung atau membeli aset. Studi McCulloch et al (2003) menunjukkan

kemiskinan di Sichuan selama periode 1991-1995 adalah dinamis dan persisten.

Kemiskinan kronis yang diartikan sebagai tingginya kerentanan kemiskinan dan

dibandingkan dengan definisi tradisional yang diartikan dengan konsumsi rata-

rata rendah. Masyarakat rentan miskin pada saat rata-rata konsumsi di atas garis

kemiskinan. Dhanani et al (2002) mengestimasi consumption poverty di

Indonesia dan capability poverty. Selama periode krisis, pola konsumsi

digambarkan dengan transient in nature dan kerentanan. Dengan tidak adanya

intervensi pemerintah dan kondisi makroekonomi yang tidak stabil menyebabkan

kerentanan. Maka dengan kelangsungan fiskal melalui jaring pengaman sosial

mampu menciptakan modal sosial dalam upaya menanggulangi kemiskinan.

5. Rendahnya pemenuhan kebutuhan politik juga berada dalam kondisi kritis di

seluruh kecamatan dan yang terparah adalah Kecamatan Nusa Penida sebagai

prioritas masalah terbesar, sementara kecamatan lainnya berada pada prioritas

ketiga. Alasan utama masih rendahnya akses terhadap potensi sumberdaya sekitar

yang sulit secara geografis dan belum optimalnya prasarana dalam mengelola

sumberdaya yang ada. Meskipun terjadi peningkatan pengakuan informal

Page 201: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

199

terhadap hak-hak atas lahan dan sumber daya tradisional, namun ketidakpastian

masih relatif tinggi. Hak-hak tradisional masih belum diakui secara resmi.

Ketidakpastian ini menjadi pendorong kuat pemanfaatan sumber daya secara

tidak berkelanjutan. Faktor lain masih rendahnya pengambilan keputusan dalam

musyawarah karena secara umum masih berada pada musyawarah desa dan

tokoh masyarakat. Bastiaensen, et al (2005) menunjukkan bahwa kemiskinan

terkait dengan faktor kelembagaan yaitu pada social-constructivist yang fokus

pada proses politik dan contest people entitlement. Adanya pengaturan

kelembagaan politik merupakan faktor utama dalam pengurangan kemiskinan.

6. Aspek lingkungan alam di Kabupaten Klungkung berada pada kondisi kritis dan

yang paling parah kondisinya adalah Kecamatan Nusa Penida. Hal ini memang

disebabkan secara geografis Kecamatan Nusa Penida merupakan wilayah tandus

dan terjal. Namun secara keseluruhan masalah lingkungan alam lebih disebabkan

masih rendahnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar dengan

menjawab tidak tahu terhadap kondisi alam sekitar.

7. Secara umum, alasan kekurangpuasan masyarakat terhadap program pengentasan

kemiskinan yang telah dilakukan pemerintah antara lain masih belum meratanya

implementasi program dalam mencakup masyarakat miskin lebih banyak bahkan

ada yang belum tepat sasaran, belum adanya perubahan kesejahteraan dari

dampak program dan program kurang berkelanjutan karena keterbatasan

anggaran.

Page 202: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

200

3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain.

1. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam cakupan wilayah yaitu hanya pada

Kabupaten Klungkung yang memiliki empat kecamatan dengan karakteristik

geografis yang sebagian besar adalah kepulauan. Penelitian dapat diperluas

cakupan wilayah dengan karakteristik geografis dan demografis yang lebih

beragam di Provinsi Bali.

2. Keterbatasan dalam penggunaan indikator dan jumlah sampel. Indikator yang

digunakan dalam setiap aspek model Nested Spheres of Poverty masih bersifat

agregat untuk seluruh wilayah sampel dan belum menggali secara mendalam lagi

spesifik lokal yang berbeda di setiap wilayah sampel. Begitu halnya dengan

keterbatasan jumlah sampel dengan cakupan wilayah yang lebih luas. Diharapkan

pada penelitian yang akan datang cakupan indikator secara lebih komprehensif

sesuai fakta empiris yang dihadapi masyarakat miskin. Indikator seperti

kelembagaan baik sosial maupun ekonomi dan budaya

3. Keterbatasan dalam metode analisis yang digunakan dalam menggali secara

mendalam masalah kemiskinan. Pendekatan lain dengan metode yang berbeda

seperti pendekatan kualitatif dengan metode grounded research dapat digunakan

untuk menganalisis secara mendalam dan lebih spesifik fenomena kemiskinan.

Sehingga permasalahan kemiskinan dapat diselesaikan melalui instrumen

kebijakan yang lebih mencerminkan kondisi faktual sesuai masalah yang

dihadapi masyarakat miskin.

Page 203: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

201

6.2 Strategi Peningkatan Kesejahteraan

Hasil identifikasi potensi masyarakat dalam pengentasan kemiskinan

menunjukkan faktor kekuatan dan peluang yang dimiliki masih lebih besar

dibandingkan dengan kelemahan dan ancaman. Kondisi ini mengindikasikan bahwa

potensi internal dan eksternal baik dari kapasitas individu masyarakat dan dukungan

Pemerintah Daerah dapat meminimalkan kelemahan struktur kelembagaan dan

peluang ekonomi yang terbatas terutama juga dalam menghadapi daya saing global.

Oleh karena itu perlu adanya upaya intensif dalam memberikan peluang ekonomi dan

memanfaatkan modal sosial yang kuat dalam masyarakat.

Begitu halnya dengan identifikasi strategi menggunakan AHP menunjukkan

bahwa pemberdayaan masyarakat menjadi strategi prioritas dan diikuti strategi dalam

peningkatan kinerja usaha masyarakat dan pengelolaan program. Beberapa faktor

yang turut menentukan strategi penanggulangan adalah sharing pendanaan program,

monitoring program, tingkat partisipasi masyarakat, peran kelembagaan formal,

akses permodalan dan kemitraan serta penguatan sistem ekonomi lokal.

Upaya meningkatkan dan mempertahankan kesejahteraan masyarakat miskin

dapat dilakukan dengan memperbaiki lingkungan pendukung masyarakat antara lain

kapabilitas, strategi penghidupan lokal, peluang dan dukungan, kerentanan,

keberlanjutan. Beberapa prinsip meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah :

1. Kapabilitas masyarakat miskin harus didayagunakan dan diperkuat. Kapabilitas

mencakup lima hal yaitu keuangan, manusia, sosial, fisik, dan alam.

Page 204: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

202

2. Pemerintah daerah harus mendata strategi penghidupan lokal yang ada dan

menciptakan kerangka kerja kelembagaan yang mendukung strategi peningkatan

kesejahteraan swadaya berkelanjutan.

3. Peluang dan dukungan untuk memanfaatkan kapabilitas masyarakat. Bukan

hanya peluang ekonomi, seperti pekerjaan dan pasar, namun juga peluang politis

untuk berpartisipasi dan pemberdayaan yang lebih baik. Pemerintah daerah

dengan instansi pemerintah lainnya dan sektor swasta memegang peran penting.

4. Kerentanan perlu dikurangi dimana masyarakat membutuhkan rasa aman.

Sebagian kelompok miskin rentan untuk kembali menjadi miskin atau terjebak

dalam lingkaran kemiskinan. Bukan hanya melalui jaring pengaman masyarakat

seperti asuransi kesehatan gratis, pendidikan gratis dan makanan subsidi tetapi

juga memerlukan jaring pengaman berbasis keluarga atau masyarakat,

diversifikasi pendapatan untuk menghindari resiko dan ketergantungan pada

hubungan timbal balik melalui jaringan sosial yang diperluas.

5. Keberlanjutan diperlukan untuk memastikan keberhasilan pengentasan

kemiskinan dalam jangka panjang. Mengorbankan lingkungan alam atau kohesi

sosial untuk capaian ekonomis jangka pendek tidak meningkatkan kesejahteraan,

namun perlu adanya keseimbangan antar komponen lingkungan ekonomi, sosial,

alam.

Secara umum strategi kemiskinan yang mencakup berbagai aspek ditentukan

oleh dukungan internal individu masyarakat dan dukungan eksternal pemerintah,

swasta dan pihak terkait lainnya. Beberapa aspek tersebut adalah sebagai berikut.

Page 205: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

203

1. Aspek Ekonomi

Penanggulangan masalah ekonomi dilakukan melalui penciptaan peluang

sumber-sumber peningkatan penghasilan bagi masyarakat miskin yang meliputi

beberapa hal yaitu optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya lokal, penciptaan

diversifikasi lapangan kerja, peningkatan ketrampilan wirausaha, peningkatan

kemudahan akses permodalan, pengembangan pasar lokal. Secara geografis, potensi

ekonomi Kabupaten Klungkung adalah sektor pertanian dan pariwisata sehingga

program penanggulangan kemiskinan ditekankan pada sektor potensial yang menjadi

penggerak perekonomian daerah.

a. Optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya lokal

Pandangan umum sering menyatakan bahwa masyarakat miskin kurang

mampu melihat potensi sekitar untuk dikembangkan menjadi usaha produktif dan

dalam pemanfaatan sumberdaya lokal posisi masyarakat miskin hanya sebagai

suplier atau tenaga murah atau termarjinalkan tanpa kreativitas. Berdasarkan

hasil analisis, pada dasarnya masyarakat miskin memiliki keinginan yang besar

untuk membuka usaha dan memiliki keterampilan namun belum diberdayakan

secara optimal dan sebagian lainnya kurang siap atau berani dalam berwirausaha.

Dukungan yang diperlukan bagi masyarakat miskin dalam

pemanfaatan/pengelolaan sumberdaya lokal adalah kepercayaan (trust),

penguatan lembaga usaha kolektif (institutional building), pengembangan

jaringan.

Page 206: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

204

b. Penciptaan diversifikasi lapangan kerja atau usaha

Pada umumnya masyarakat miskin lebih memilih usaha serabutan dan

menjadi migran di daerah perkotaan menjadi buruh, tukang becak, tukang ojek,

pembantu rumah tangga dan sebagainya. Intervensi yang dibutuhkan untuk

mendorong diversifikasi lapangan kerja adalah penanaman investasi lokal yang

mengunakan suplai tenaga kerja. Selain itu dibutuhkan revitalisasi perlindungan

UMKM dengan menambah insentif modal dan keberlanjutan dalam peluang

pasar eksternal. Diversifikasi lapangan kerja dapat juga dengan membentuk dan

memberdayakan kelompok usaha sesuai dengan karakteristik wilayah lokal

seperti kelompok tani untuk di wilayah pedesaan atau kelompok usaha dagang

untuk di wilayah perkotaan.

c. Peningkatan keterampilan wirausaha

Banyaknya program pemerintah dalam membangun ketrampilan

kewirausahaan, masih dihadapkan pada permasalahan sulitnya menghadapi

kompetisi pasar, jaminan distribusi hasil produksi, hambatan permodalan,

kerentanan permintaan komoditi karena perubahan pasar dan kebijakan

pemerintah. Intervensi yang dibutuhkan dalam peningkatan ketrampilan

wirausaha adalah kebijakan diversifikasi ketrampilan yang responsif terhadap

permintaan pasar, perlindungan keberlangsungan usaha, pendampingan teknis

praktek usaha dan permodalan.

Page 207: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

205

d. Peningkatan kemudahan akses permodalan

Akses permodalan adalah persoalan yang selalu muncul dan menjadi

syarat dasar untuk menciptakan peluang peningkatan asset dan penghasilan

dalam usaha. Umumnya masyarakat miskin masih banyak menggunakan modal

sendiri dan belum mengakses modal dari lembaga keuangan formal seperti

perbankan antara lain karena alasan tidak punya agunan dan prosedur yang

rumit. Pada umumnya masyarakat lebih nyaman pinjam pada rentenir walaupun

bunganya cukup tinggi karena tanpa prosedur berbelit.

Untuk kemudahan akses permodalan, kebutuhan masyarakat miskin

adalah proses layanan yang mudah dan adanya dukungan kebijakan dengan

bunga pinjaman lunak. Proses layanan bank sebaiknya bersifat pro-aktif,

melakukan usaha menarik nasabah langsung tanpa prosedur administratif yang

rigid dan membebaskan dari persyaratan agunan. Alternatif lain yang lebih

progresif selain bank adalah membangun Lembaga Kredit Union (micro-finance

control) bersama dalam kelompok sosial kepentingan yang orientasinya lebih

pada programatik, bukan profitable. Lembaga ini akan melakukan

pendampingan usaha komunitas miskin mulai dari hulu hingga hilir arus

produksi.

Pemecahan masalah kesulitan akses permodalan hanya bisa diselesaikan

dengan campur tangan pihak pemerintah untuk memetakan lembaga keuangan

yang ada dalam masyarakat. Pemerintah perlu memfasilitasi pengembangan

lembaga keuangan yang berkembang dalam masyarakat, baik di perkotaan

maupun di pedesaan. Pada umumnya masyarakat sudah mempunyai jaringan

Page 208: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

206

interaksi sendiri dengan institusi simpan pinjam yang tidak legal, seperti

rentenir, juragan pada tukang kredit untuk kebutuhan peralatan. Oleh karena itu

untuk fasilitasi lembaga kredit mikro pada komunitas miskin, pemerintah tidak

perlu mengintrodusir lembaga baru, tetapi diperlukan modifikasi dan adaptasi

kelembagaan yang sudah menjadi kebiasaan, tanpa menghilangkan akar

hubungan yang sudah terjalin antara komunitas dengan lembaga-lembaga

keuangan yang ada, seperti kelompok simpan pinjam, kelompok arisan, rentenir,

dan sebagainya.

Pengembangan atau pembentukan kelembagaan kredit pada komunitas

sebaiknya dilakukan dengan pendekatan kelompok usaha. Pengembangan

kelembagaan kredit sebaiknya tetap dilakukan melalui penguatan kelompok

simpan pinjam yang ada. Kenyataan umumnya kelompok simpan pinjam yang

berkembang pada komunitas didasarkan pada kedekatan hubungan dan

kesamaan jenis usaha, atau yang menjadi anggota adalah juga anggota kelompok

usaha bersama. Pada kelompok ini sendiri masih diperlukan peningkatan

kapasitas pengurus, tidak hanya kapasitas manajerial, tetapi juga kapasitas

pendampingan usaha anggota agar tidak salah memanfaatkan pinjaman

modalnya.

e. Pengembangan pasar lokal

Pengembangan pasar lokal dimaksudkan untuk menghadapi persaingan

usaha yang berpihak baik di pasar regional maupun internasional.

Pengembangan pasar lokal akan menjamin implikasi berkembangnya jaringan

Page 209: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

207

UMKM yang semakin kuat berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi sektor

riil.

2. Aspek Sosial Budaya dan Kelembagaan

Selain upaya penanggulangan kemiskinan dari sisi ekonomi dengan

menciptakan peluang usaha, upaya perbaikan layanan fasilitas sosial juga menjadi

faktor penting yaitu melalui pengurangan beban biaya pendidikan dan kesehatan.

Permasalahan dalam biaya pendidikan dan pelayanan kesehatan dapat ditanggulangi

melalui kebijakan sharing budget antara pemerintah pusat dengan pemerintah

daerah. Maka diperlukan adanya dukungan kebijakan yang mengatur dan

mewajibkan penggunaan sebagian dana Corporate Social Responsibility (CSR)

terutama dari pihak yang akan dialokasikan pada kedua hal tersebut. Mekanisme

tersebut dapat diatur melalui sistem satu pintu agar dapat terjaga dari sisi

akuntabilitas dan transparansi. Melalui kebijakan dan aturan terhadap mekanisme

kontrol yang kuat maka signifikansi kontribusi dana CSR bisa diharapkan dapat

mengentaskan permasalahan pendidikan dan kesehatan masyarakat miskin. Implikasi

intervensi selanjutnya adalah perlunya dibangun lembaga representasi publik yang

independen dalam menjalankan peran kontrol terhadap program CSR.

Dari aspek kelembagaan, dukungan pemerintah daerah dalam berbagai

program pengentasan kemiskinan harus tetap dijaga kontinuitasnya dengan

memperhatikan segala aspek yang berkembang di masyarakat agar sesuai dengan

kebutuhan masyarakat dan tepat sasaran. Sinkronisasi kebijakan antar institusi

pemerintahan maupun dengan pihak terkait lainnya menjadi sangat penting dalam

Page 210: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

208

implementasi program. Di sisi lain, peran kelembagaan masyarakat juga diperlukan

sebagai kontrol sosial terhadap program-program penanggulangan kemiskinan. Hal

ini bertujuan untuk mengurangi adanya penyimpangan alokasi dana untuk

masyarakat miskin.

3. Mitigasi Kerentanan Kemiskinan

Permasalahan kemiskinan berkaitan erat dengan derajat kesejahteraan

keluarga. Pengukuran kesejahteraan dapat diidentifikasi melalui empat hal yaitu rasa

aman (security), kesejahteraan (welfare), kebebasan (freedom) dan jati diri (identity).

Dimensi rasa aman dapat diukur melalui indikator seperti derajat kerentanan

terhadap kematian (kesakitan) karena kecelakaan atau kekerasan dan kerentanan

untuk jatuh dalam kemiskinan atau pengangguran.

Kerentanan perlu dikurangi karena masyarakat membutuhkan rasa aman.

Sebagian kelompok miskin rentan untuk kembali menjadi miskin atau terjebak dalam

lingkaran kemiskinan. Bukan hanya melalui jaring pengaman masyarakat tetapi juga

memerlukan jaring pengaman berbasis keluarga atau masyarakat, diversifikasi

pendapatan untuk menghindari resiko dan ketergantungan pada hubungan timbal

balik melalui jaringan sosial yang diperluas.

4. Keberlanjutan

Keberlanjutan diperlukan untuk memastikan keberhasilan pengentasan

kemiskinan dalam jangka panjang. Program pengentasan kemiskinan dengan

mengorbankan lingkungan alam atau kohesi sosial untuk capaian ekonomis jangka

Page 211: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

209

pendek tidak meningkatkan kesejahteraan. Kondisi ini mendorong program

kemiskinan yang menjaga keseimbangan antar komponen lingkungan ekonomi,

sosial, alam.

Menjaga kontinuitas lingkungan alam sebagai upaya mitigasi bencana sangat

penting dalam upaya menanggulangi kemiskinan. Kemiskinan dan kerentanan juga

dapat terjadi terhadap bahaya-bahaya alam saling berkaitan erat dan saling

memperkuat satu sama lain. Bencana adalah sumber kesulitan yang potensial

membawa masyarakat dalam kondisi dibawah garis kemiskinan dan juga turut

menciptakan kemiskinan yang kronis. Bencana dapat menimbulkan kehilangan jiwa,

rumah dan aset, mengganggu peluang penghidupan, pendidikan dan penyelenggaraan

pelayanan-pelayanan sosial, tabungan dan menciptakan masalah-masalah kesehatan,

seringkali dengan konsekuensi-konsekuensi yang bersifat jangka panjang.

Masyarakat miskin adalah masyarakat yang paling rentan terhadap bahaya.

Sesuatu yang mencerminkan lingkungan sosial, budaya, ekonomi dan politik

misalnya, memiliki lokasi tempat tinggal yang kualitasnya di bawah standar dan

seringkali di daerah yang berbahaya, tingkat akses yang lebih rendah terhadap

layanan-layanan dasar, terutama berlaku bagi kaum miskin yang tinggal di pedesaan

dan para warga yang menghuni tempat-tempat kumuh; ketidakpastian dalam hal hak

kepemilikan, sesuatu yang mengurangi insentif untuk mengelola sumber daya

dengan berkelanjutan atau mengambil langkah-langkah mitigasi struktural,

penghidupan dan mata pencaharian yang lebih rentan dan akses yang terbatas pada

sumber-sumber keuangan, sehingga kemampuan untuk mendiversifikasi mata

pencaharian dan memulihkan diri setelah terjadi bencana sangat terbatas.

Page 212: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

210

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis mengenai kondisi dan strategi pengentasan

kemiskinan di Kabupaten Klungkung, menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai

berikut :

1. Hasil pemetaan kemiskinan di Kabupaten Klungkung berdasarkan model

Nested Spheres of Poverty menunjukkan bahwa secara agregat kondisi

kemiskinan berada dalam kategori kritis dari rerata aspek yang digunakan.

Hal ini mengindikasikan bahwa secara agregat, permasalahan kemiskinan

masih menjadi perhatian utama dari seluruh aspek yang memerlukan

penanganan secara serius dan terencana sehingga permasalahan kemiskinan

dapat tereduksi pada kisaran indeks yang lebih baik.

2. Secara agregat urutan prioritas penyebab kemiskinan paling kritis dari

berbagai aspek secara berturut-turut adalah kekayaan materi, pengetahuan,

politik, lingkungan alam, lingkungan ekonomi, kesehatan, prasarana dan

layanan, lingkungan sosial.

3. Hasil identifikasi potensi masyarakat dalam pengentasan kemiskinan

menunjukkan faktor kekuatan dan peluang yang dimiliki masih lebih besar

dibandingkan dengan kelemahan dan ancaman. Kondisi ini mengindikasikan

bahwa potensi internal dan eksternal baik dari kapasitas individu masyarakat

dan dukungan Pemerintah Daerah dapat meminimalkan kelemahan struktur

Page 213: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

211

kelembagaan dan peluang ekonomi yang terbatas terutama juga dalam

menghadapi daya saing global. Oleh karena itu perlu adanya upaya intensif

dalam memberikan peluang ekonomi dan memanfaatkan modal sosial yang

kuat dalam masyarakat.

4. Secara umum, alasan kekurangpuasan masyarakat terhadap program

pengentasan kemiskinan yang telah dilakukan pemerintah antara lain masih

belum meratanya implementasi program dalam mencakup masyarakat miskin

lebih banyak bahkan ada yang belum tepat sasaran, belum adanya perubahan

kesejahteraan dari dampak program dan program kurang berkelanjutan

karena keterbatasan anggaran.

5. Hasil identifikasi strategi menggunakan AHP menunjukkan bahwa

pemberdayaan masyarakat menjadi strategi prioritas dan diikuti strategi

dalam peningkatan kinerja usaha masyarakat dan pengelolaan program.

Beberapa faktor yang turut menentukan strategi penanggulangan adalah

sharing pendanaan program, monitoring program, tingkat partisipasi

masyarakat, peran kelembagaan formal, akses permodalan dan kemitraan

serta penguatan sistem ekonomi lokal.

7.2 Saran

Upaya dalam mendukung pengentasan kemiskinan ditentukan oleh peran

pemerintah, masyarakat dan pihak terkait lainnya.

1. Pemerintah. Peningkatan peran pemerintah Kabupaten Klungkung dalam

memutus mata rantai kemiskinan harus lebih hadap masalah dan terencana secara

Page 214: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

212

optimal melalui peningkatan perencanaan dan monitoring, prasarana dan

pelayanan, lingkungan ekonomi dan sosial serta menginisiasi pembuatan

peraturan daerah yang terintegrasi dengan dengan pelaku dunia usaha di wilayah

Kabupaten Klungkung.

2. Masyarakat. Berperan serta aktif dan koordinatif dalam seluruh rangkaian

program penanggulangan kemiskinan di lingkungan. Menciptakan keselarasan

program dengan budaya atau kearifan lokal yang berkembang di masyarakat.

Mengembangkan potensi alam sekitar dan potensi diri dalam tingkatan terkecil

yaitu keluarga secara produktif dalam upaya mengentaskan diri dari kemiskinan

dan kerentanan.

3. Penelitian ini memiliki keterbatasan baik dalam cakupan wilayah, indikator dan

jumlah sampel. Diharapkan pada penelitian yang akan datang cakupan indikator

secara lebih komprehensif sesuai fakta empiris yang dihadapi masyarakat miskin.

Indikator seperti kelembagaan baik sosial maupun ekonomi dan budaya dapat

dianalisis secara mendalam dengan metode yang berbeda seperti pendekatan

kualitatif dengan metode grounded research. Sehingga permasalahan kemiskinan

dapat diselesaikan melalui instrumen kebijakan yang lebih mencerminkan

kondisi faktual sesuai masalah yang dihadapi masyarakat miskin

Page 215: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

213

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Faizuddin, 2004. Practices of Poverty Measurement and Poverty

Profile of Bangladesh. ERD Working Paper Series No. 54, Asian Development

Bank. Manila

Anand, Paul, Stephen Lea. 2011. The Psychology and Behavioural

Economics of Poverty. Journal of Economic Psychology 32 pp.284-293

Arikunto, Suharsimi. 2002. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Awan, Masood Sarwar, Nasir Iqbal.2010.Determinants of Urban Poverty :

The Case of Medium Sized City in Pakistan.Pakistan Institute of Development

Economics (PIDE) Working Papers

Badan Pusat Statistik (BPS). 2008. Analisis dan Penghitungan Tingkat

Kemiskinan 2008. Jakarta

Badan Pusat Statistik (BPS). 2010. Provinsi Bali dalam Angka. Badan Pusat

Statistik (BPS). Bali

Badan Pusat Statistik (BPS). 2012. Provinsi Bali dalam Angka. Badan Pusat

Statistik (BPS). Bali

Badan Pusat Statistik (BPS). 2014. Provinsi Bali dalam Angka. Badan Pusat

Statistik (BPS). Bali

Badan Pusat Statistik (BPS). 2012. Statistik Daerah Kabupaten Klungkung

Tahun 2012. Kabupaten Klungkung

Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. Klungkung dalam Angka Tahun 2013.

Kabupaten Klungkung

Badan Pusat Statistik (BPS). 2014. Klungkung dalam Angka Tahun 2014.

Kabupaten Klungkung

Bappeda dan BPS Kabupaten Malinau. 2005. Kabupaten Malinau dalam

angka tahun 2004-2005. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan

Badan Pusat Statistik (BPS). Malinau.

BPS dan Bappeda Kabupaten Gayo Lues. 2005. Pemetaan Kemiskinan

Kabupaten Gayo Lues 2005’, Laporan Akhir Penelitian.

Page 216: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

214

Bappeda Kabupaten Klungkung. 2011. Dokumen Strategi Penanggulangan

Kemiskinan Daerah (SKPD) Kabupaten Klungkung Tahun 2011 – 2015.

Bappeda Kabupaten Klungkung. 2012. Dokumen Validasi/Up Dating Data

Rumah Tangga Sasaran Kabupaten Klungkung Tahun 2012.

Bastiaensen, Johan, Tom De Herdt, Ben D’Exelle. 2005. Poverty Reduction

as a Local Institutional Process. World Development Vol.33 No.6 pp.979-993

Bayo, A. A. 1996. Kemiskinan dan Strategi Memerangi Kemiskinan.

Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Cahyat, Ade, Christian Gonner, Michaela Haug. 2007. Mengkaji

Kemiskinan dan Kesejahteraan Rumah Tangga : Sebuah Panduan dengan Contoh

dari Kutai Barat, Indonesia. Center for International Forestry Research (CIFOR).

Bogor

de Janvry, Alain, Elisabeth Sadoulet. 2000. Rural Poverty in Latin America

Determinants and Exit Paths. Food Policy 25 pp.389-409

Dewilde, Craoline. 2004. The Multidimensional Measurement of Poverty in

Belgium and Britain : A categorical Approach. Social Indicators Research.

September:68

Dhanani, Shafiq, Iyanatul Islam. 2002. Poverty, Vulnerability and Social

Protection in a Priod of Crisis : The Case of Indonesia. World Development Vol.30

No.7 pp.1211-1231

Dostie, B, S.Haggblade, J.Randriamamonjy.2002. Seasonal Poverty in

Madagascar : Magnitude and Solutions. Food Policy 27 pp.493-518

Fukuda, Sakiko. 2004. The Millenium Development Goals : The Pledge of

World Leader to End Poverty will not be met with Bussiness as Usual. Journal of

Intrenational Development.16.925-932. Wiley Interscience.

Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro

Gonner,Christian, Ade Cahyat, Michaela Haug, Godwin Limberg. 2007.

Menuju Kesejahteraan: Pemantauan Kemiskinan di Kutai Barat Indonesia. Center for

International Forestry Research (CIFOR). Bogor.

Gonner, Christian, Michaela Haug, Ade Cahyat, Eva Wollenberg, Wil de

Jong, Godwin Limberg, Peter Cronkleton, Moira Moeliono, Michel Becker. 2007.

Page 217: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

215

Capturing Nested Spheres of Poverty : A Model for Multidimensional Poverty

Analysis and Monitoring, Occasional Paper CIFOR, 46.

Grootaert, Christiaan, Deepa Narayan. 2004. Local Institutions, Poverty and

Household Welfare in Bolivia. World Development Vol.32 pp.1179-1198

Haug, Michaela. 2007. Kemiskinan dan Desentralisasi di Kutai Barat :

Dampak Otonomi Daerah terhadap Kesejahteraan Dayak Benuaq. CIFOR

Harker, P.T dan Vargas, L.G. The Theory of Ratio Scale Estimation:

Saaty’s Analytic Hierarchy Process. Management Science, 33:1383-1403.

Kam, Suan-Pheng, Mahabub Hossain, Manik Lal Bose, Lorena S.Villano.

2005. Spatial Patterns of Rural Poverty and Their Relationship with Welfare-

Influencing Factors in Bangladesh. Food Policy 30.pp.551-567.

Khan, Himayatullah. 2008. Poverty, Environment and Economic Growth :

Exploring The Links among Three Complex Issues with Specific Focus on The

Pakistan’s Case. Environment Development Sustain.10:913-929. Springer Science

Kincald, J. C. 1975. Poverty and Equality in Britain. Penguin Books.

Middlesex.

Kuncoro, M. 2006. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah, dan

Kebijakan, Edisi Keempat. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Labar, Kelly, Florent Bresson.2011. A Multidimensional Analysis of

Poverty in China from 1991 to 2006. China Economic Review 22 pp.646-668

Marianti, Ruly, Wawan Munawar. 2006. Moving Out of Poverty : The Case

of Desa Branta Pesisir, Kabupaten Pamekasan. SMERU. Desember

McCulloch, Neil, Michele Candrino. 2003. Vulnerability and Chronic

Poverty in Rural Sichuan. World Development Vol.31 No.3 pp.611-628

Moeliono, Moira, Christian Gonner, Eva Wollenberg, Ramses Iwan.2007.

Menuju Kesejahteraan : Pemantauan Kesejahteraan di Malinau, Indonesia. Center for

International Forestry Research (CIFOR).

Montalvo, Jose G., Martin Ravallion. 2010. The Pattern of Growth and

Poverty Reduction in China. Journal of Comparative Economics 38 pp.2-16

Mukherjee, Sanjukta, Todd Benson. 2003. The Determinants Poverty in

Malawi, 1998. World Development Vol.31 No.2 pp.339-358

Page 218: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

216

Mulyono, S. 1988. AHP Suatu Metode Baru Yang Serba Guna. Kajian

Ekonomi dan Keuangan Indonesia, 36(3).

Narimawati, Umi, Dadang Munandar. 2008. Teknik Sampling : Teori dan

Praktik dengan Menggunakan SPSS 15. Gava Media. Yogyakarta.

Pattinama, Marcus J.2009. Pengentasan Kemiskinan dengan Kearifan Lokal

(Studi Kasus di Pulau Buru-Maluku dan Surade-Jawa Barat). Jurnal Makara, Sosial

Humaniora. Vol 13 Nomor 1 Juli 2009:1-12

Pemerintah Provinsi Papua. 2006. Strategi Pengentasan Kemiskinan Daerah

Provinsi Papua 2007-1015. Tim Koordinasi Pengentasan Kemiskinan Daerah.

Pennings, Joost M.E, T.Philip Garcia. 2005. The Poverty Challenge : How

Individual Decision-Making Behavior Influence Poverty. Economics Letters 88

pp.115-119

Radhakrishna, K, K.Hanumantha Rao, C.Ravi, B.Sambi Reddy. 2006.

Estimation and Determinants of Chronic Poverty in India : An Alternative Approach.

Indira Gandhi Institute of Development Research Working Paper. Mumbai. October

Rangkuti, F. 1999. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Rodgers, Joan R. And John L.Rodgers. 2010. Chronic and Transitory

Poverty over the Life Cycle. Australian Journal of Labour Economics. Volume 13.

No.2

Ritonga, H dan F. Betke (2002). “Menuju Pendekatan Pemantauan

Kesejahteraan Rakyat yang Khas-Daerah dan Sayang Budaya. Laporan untuk Badan

Pusat Statistik dan Lembaga Kerjasama Teknis Jerman (GTZ)

Saaty, T.L. 1980. The Analytical Hierarchy Process. McGraw Hill Inc.

News York.

Soegijoko dan Kusbiantoro. 1997. Bunga Rampai Perencanaan

Pembangunan di Indonesia. Grasindo, Jakarta

Sumodiningrat, Gunawan. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat.

Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Sumodiningrat, Gunawan. 1999. Pemberdayaan Masyarakat Dan JPS. PT

Gramedia, Jakarta

Page 219: STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN … · Dinamika kemiskinan di Indonesia sampai dengan Maret 2012, tingkat kemiskinan menurun menjadi 11.96 persen atau 29.13 juta jiwa

217

Tiwari, Meera. 2009. Poverty and Wellbeing at The Grassroots-How Much

is Visible to Researchers?. Soc.Indic.Res. 90:127-140. Springer.

Tjiptoheijanto, P. 1997. Migrasi, Urbanisasi dan Pasar Kerja di Indonesia.

UI-Press. Jakarta.

Yunus, Muhammad. 1998. Poverty Alleviation : Is Economics any

Help?Lessons from the Grameen Bank Experience. Journal of International Affairs.

52.1