Transcript
Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERKOTAAN

(STUDI KASUS IPAL SEMANGGI KOTA SURAKARTA)

DEVELOPMENT STRATEGY OF URBAN WASTEWATER MANAGEMENT (CASE STUDY SEMANGGI WWTP SURAKARTA CITY)

TUGAS SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sarjana

Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dikerjakan oleh :

DONI ARIEF KURNIAWAN

I0106053

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Doni Arief Kurniawan, 2011, Development Strategy of Urban Wastewater Management (Case Study Semanggi WWTP Surakarta City), Thesis. Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta need for optimization and maintenance of sanitation systems infrastructure urban environments, which include Waste Water Processing Installation (IPAL) Semanggi. Semanggi WWTP has a wider service area than other waste treatment installations in Surakarta. This study was made to create a strategic step in the development of urban waste water treatment facilities Semanggi WWTP Surakarta.

This study uses statistical description method with the method of SWOT analysis. SWOT analysis is used to identify factors that produce internal and external aspects of the strength (Strength), weakness (Weakness), opportunities (Opportunity) and threats (Threats) of the problems faced in the management of waste, especially those served by the WWTP Semanggi. Once the factors are known, it can be formulated strategies that are suitable for companies using Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) refers to the internal matrix, the external matrix, SWOT quadrants, and the matrix IE (Internal-External). Based from the results of research on the development strategy of urban waste water treatment (WWTP case study Semanggi Surakarta) produced three of the most attractive alternative strategies for development and proper management of urban waste water. The resulting strategy is the strengthening of policies related to the intensify of dissemination and communication in order to arouse public awareness and involvement of the importance of good sanitation. Maintain coordination with relevant agencies to strengthen the legal regulations. Increase Cash Flow and Levies by utilizing cooperation with relevant parties and the participation of the community.

Keywords: WWTP, SWOT, Strategy.

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Doni Arief Kurniawan, 2011, Strategi Pengembangan Pengelolaan Air Limbah Perkotaan (Studi Kasus IPAL Semanggi Kota Surakarta), Skripsi. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kota Surakarta perlu adanya optimalisasi dan pemeliharaan infrastruktur sistem sanitasi di lingkungan perkotaan, yang diantaranya adalah Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Semanggi. IPAL Semanggi mempunyai daerah layanan yang lebih luas daripada instalasi pengolah limbah lainya yang ada di Surakarta. Penelitian ini dibuat untuk membuat langkah strategis dalam upaya pengembangan pengelolaan air limbah perkotaan dengan fasilitas IPAL Semanggi Surakarta ini. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi statistik dengan metode analisis SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menghasilkan aspek kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity) dan ancaman (Threats) dari permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan limbah, khususnya yang dilayani oleh IPAL Semanggi. Setelah faktor-faktor diketahui maka dapat dirumuskan strategi yang cocok untuk perusahaan dengan teknik Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) mengacu pada hasil matriks internal, matriks eksternal, kuadran SWOT, dan matriks IE (Internal-Eksternal). Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan air limbah perkotaan (studi kasus IPAL Semanggi Kota Surakarta) dihasilkan tiga alternatif strategi yang paling menarik dan tepat untuk pengembangan pengelolaan air limbah perkotaan. Strategi yang dihasilkan adalah penguatan kebijakan terkait dengan mengintensifkan sosialisasi dan komunikasi guna menggugah kesadaran dan partisipasi masyarakat akan pentingnya sanitasi yang baik. Pertahankan koordinasi dengan lembaga terkait untuk memperkuat regulasi hukum. Meningkatkan Arus Kas dan Retribusi dengan memanfaatkan kerjasama dengan pihak terkait dan partisipasi dari masyarakat. Kata Kunci : IPAL, SWOT, Strategi.

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang aktif. Manusia dapat

secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang di

kehendaki. Kegiatan manusia ini dapat menimbulkan berbagai macam gejala yang

bersifat negatif, diantaranya adalah masuknya energi dan juga limbah bahan atau

senyawa lain ke dalam lingkungan yang menimbulkan pencemaran air, udara, dan

tanah yang akan menurunkan kualitas lingkungan hidup.

Air merupakan kebutuhan pokok kehidupan manusia di bumi ini yang tidak dapat

melangsungkan hidupnya tanpa tersedianya air. Hidup manusia mutlak

membutuhkan air, karena dalam penyusun tubuh manusia 85% komponennya

terdiri dari air. Sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, mandi,

mencuci, untuk pengairan pertanian, sanitasi, transportasi, baik di sungai maupun

di laut. Kegunaan air tersebut termasuk sebagai kegunaan air secara konvensional

(Arya W, 1995).

Aktivitas rumah tangga banyak yang memanfaatkan air khususnya air bersih

untuk keperluan sehari-hari. Akibat dari penggunaan air untuk aktivitas rumah

tangga maka menghasilkan air limbah yang berupa limbah rumah tangga.

Pencemaran air merupakan salah satu sumber pencemaran yang ada di Indonesia,

dan limbah rumah tangga adalah sumber penyebab pencemaran yang paling

dominan. Pencemaran air ini di timbulkan dari sektor-sektor industri maupun

rumah tangga. Dan akibat dari pencemaran air tersebut adalah menurunnya kadar

kualitas air yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.

Dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010

pasal 1 butir (1) tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, dinyatakan bahwa

limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha atau kegiatan

pemukiman (real estate), rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan,

apartemen dan asrama. Sedangkan Pengolahan Air Limbah Domestik Terpadu

1

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

adalah sistem pengolahan air limbah yang dilakukan secara bersama-sama

(kolektif) sebelum dibuang ke air permukaan (www.menlh.go.id).

Kota Surakarta mempunyai jumlah penduduk lebih dari 550.000 jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk rata-rata 0,64% pertahun dalam luas wilayah 44,040 km2.

Meskipun laju pertumbuhan penduduk relatif rendah namun dengan adanya

orang-orang yang datang pada siang hari untuk melakukan kegiatan bisnis di Kota

Surakarta maka penduduk Kota Surakarta seolah-olah menjadi 3 kali lipat dari

jumlah penduduk sebenarnya. Pengolahan limbah domestik Kota Surakarta telah

diputuskan dalam Surat Keputusan (SK) Walikota Surakarta Nomor 002 Tanggal

26 Juni 1998, menunjuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surakarta

sebagai pengelola air limbah domestik. Disamping itu juga terdapat Peraturan

Daerah Nomor 03 Tahun 1999 tanggal 27 Mei 1999 tentang pengolahan limbah

cair, yang mengatur tentang IPAL, Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT),

jaringan air limbah, sambungan rumah serta peralataan penunjang lainnya. Kota

Surakarta memiliki 3 unit pengolah air limbah, yaitu IPAL Semanggi, IPAL

Mojosongo dan IPLT Putri Cempo (Angen Santi, 2010).

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan aktivitas Kota Surakarta yang

menjadi sentra bagi kota di sekitarnya, dirasakan perlu adanya optimalisasi dan

pemeliharaan maupun perbaikan infrastruktur secara berkelanjutan. Salah satu

infrastruktur yang sangat penting diperhatikan adalah perihal perbaikan sistem

sanitasi di lingkungan perkotaan, diantaranya adalah perbaikan serta

pengembangan IPAL Semanggi. IPAL Semanggi mempunyai daerah layanan

yang lebih luas daripada instalasi pengolah limbah lainnya yang ada di Surakarta.

Pengamatan dan penelaah yang lebih lanjut di IPAL Semanggi sebelum diperluas

pelayanannya atau dilakukan perbaikan. Oleh karena itu penelitian ini adalah

membuat langkah strategis dalam upaya pengembangan pengelolaan air limbah

perkotaan dengan fasilitas IPAL Semanggi Surakarta ini. (www.solopos.co.id).

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah faktor-faktor internal dan eksternal yang terdapat dalam

IPAL Semanggi ?

2. Bagaimanakah strategi pengembangan dalam pengelolaan air limbah di

IPAL Semanggi ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal, yakni kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman yang terdapat pada IPAL Semanggi.

2. Mengetahui strategi pengembangan dalam pengelolaan air limbah di IPAL

Semanggi.

1.4. Manfaat Penelitian

Menambah pengetahuan dan gambaran permasalahan dalam pengelolaan air

limbah di Surakarta, khususnya di IPAL Semanggi serta mengetahui faktor –

faktor internal dan eksternal, memberikan masukan dan prioritas utama kepada

pihak PDAM tentang langkah strategis dalam pengelolaan dan pengembangan

sistem pengelolaan air limbah terkait dengan beberapa aspek.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan Masalah

1. Penelitian ini dilakukan di satu unit IPAL yang berlokasi di Kelurahan

Semanggi, Kota Surakarta.

2. Responden adalah Karyawan yang bekerja di IPAL Semanggi dan pejabat

dari instansi terkait selaku pengambil keputusan.

3. Metode analisis yang digunakan adalah SWOT dengan meliputi aspek

kelembagaan, teknis operasional, pembiayaan, hukum, masyarakat, teknologi

dan lingkungan.

4. Limbah yang ditinjau adalah limbah cair non tinja yang masuk ke dalam

IPAL Semanggi.

5. Untuk aspek kelembagaan, data primer berupa jawaban dari kuesioner yang

diisi oleh staf dan pejabat lembaga yang terkait dengan pengelolaan air

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

limbah di Kota Surakarta sejumlah 5 lembaga di Surakarta yaitu Dinas

Pekerjaan Umum (DPU), Instalasi Pengolah Air Limbah Semanggi (IPAL),

Perusahaan Daerah Air Minum Surakarta (PDAM), Badan Lingkungan

Hidup Pemkot Surakarta (BLH), Badan Lingkungan Hidup UNS.

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Pengembangan pengelolaan air limbah perkotaan ada tujuh aspek yang perlu

ditinjau, yaitu aspek teknis, aspek kelembagaan dan manajerial, aspek sosial,

aspek komersial, aspek finansial, aspek ekonomi dan aspek lingkungan (Robert J.

Kodoatie, 2003).

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengelolaan IPAL di Unit Pengolah

Limbah (UPL) PDAM Surakarta terbagi menjadi dua hal, yaitu faktor pendukung

dan faktor penghambat. Faktor pendukung adalah investasi dana, sarana dan

prasarana, sedangkan yang termasuk ke dalam faktor penghambat adalah Sumber

Daya Manusia (SDM), keadaan masyarakat dan kerjasama antara instansi terkait.

(Marina Pusparini, 2004).

2.2. Dasar Teori 2.2.1. Pengertian dan Pokok-Pokok Permasalahan Pengelolaan Air Limbah

Definisi limbah menurut UU No. 13 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup adalah sisa usaha dan/atau kegiatan. Limbah pada dasarnya berarti suatu

bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia,

maupun proses-proses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi,

bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif.

Menurut Robert J. Kodoatie (2003), berdasarkan konsep manajemen pengelolaan

air limbah persoalan yang muncul pada pengelolaan air limbah adalah :

1. Aspek Kelembagaan:

Bentuk kelembagaan yang cocok dengan besarnya kewenangan dan sumber

daya manusia sebagai salah satu unsur pengelola kurang memadai dari jumlah

maupun kualifikasinya.

5

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Aspek Teknis Operasional:

Keterbatasan sarana dan prasarana pengurasan dan pengumpulan (truk tinja),

instalasi pengolah lumpur tinja (IPLT), serta instalasi pengolah air limbah

(IPAL) sebelum dibuang ke badan air.

3. Aspek Pembiayaan:

Tidak seimbangnya besar biaya operasional – pemeliharaan (O dan M)

pengelolaan dan besarnya penerimaan retribusi sebagai konsekuesi logis

pelayanan pengelolaan.

4. Aspek Pengaturan:

Tidak dimilikinya kebijakan pengaturan pengelolaan di daerah yang mampu

memberikan motivasi kesadaran peran serta masyarakat untuk ikut secara

utuh dalam pengelolaan secara terpusat baik menyangkut pembiayaan dan

teknis operasional sehingga berwawaskan lingkungan.

5. Aspek Peran serta Masyarakat:

Kesadaran masyarakat untuk ikut serta secara utuh dalam pengelolaan perlu

ditingkatkan.

2.2.2. Gambaran Umum Pengelolaan IPAL Semanggi Sesuai dengan rencana peningkatan kapasitas pelayanan penanganan air limbah

terpusat bahwa pelayanan IPAL Semanggi ditingkatkan kapasitasnya dari 30

liter/detik menjadi 60 liter/detik dan direncanakan mampu melayani 25.000 SR.

IPAL Semanggi ini terletak di daerah Kentheng, Semanggi, Kecamatan Pasar

Kliwon. Wilayah pelayanannya meliputi:

a) Sistem Mangkunegaran (Kalurahan Mangkubumen, Timuran, Ketelan,

Punggawan, Kampung Baru dll).

b) Sistem Kasunanan (Kalurahan Pajang, Sondakan, Tipes, Panularan,

Sriwedari, Baluwarti, Kauman dll).

c) Tambahan baru (Kalurahan Joyosuran, Semanggi).

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Letak IPAL Semanggi dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini :

Pada lokasi tertentu kondisi lahan tidak memungkinkan mengalirkan air buangan

secara gravitasi, maka di bangun 3 stasiun pompa, yaitu :

1. Stasiun pompa Sibela (2 unit).

2. Stasiun pompa Dempo.

3. Stasiun pompa Malabar.

Kapasitas pompa masing – masing 7 liter/detik. Ketiga stasiun pompa tersebut

masing – masing melayani 200 jiwa dengan asumsi kebutuhan 160 liter/orang/hari

(untuk tahun 2012), faktor generasi air limbah 85% dan besarnya infiltrasi sebesar

5%, maka dalam satu harinya masing – masing pompa dioperasikan selama 1,2

jam per hari. Ketiga stasiun pompa tersebut akan mengalirkan air limbah untuk

ditampung pada slump pump yang berlokasi didekat Kalianyar, kemudian

dipompa ke IPAL dengan kapasitas pompa sebesar 20 liter/detik.

Kapasitas IPAL Semanggi Kota Surakarta ditingkatkan dua kali lipat karena

kapasitas semula 30 liter per detik telah dimanfaatkan sehingga ditambah menjadi

60 liter per detik. Direktur Jenderal Cipta Karya Budi Yuwono yang mewakili

Menteri Pekerjaan Umum meresmikan IPAL tersebut memberikan apresiasinya

terhadap komitmen Pemerintah Kota Surakarta dalam penyehatan sanitasi.

<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<

<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<

#################################################

#################################################

IPLT

IPAL MOJOSONGO(24 L/DET)

PENGGELONTORSISTEM JEBRES

IPAL SEMANGGI (30 L/SET)

#################################################

PENGGELONTORSISTEM MANGKUNEGARAN

PENGGELONTORSISTEM KASUNANAN

Gambar 2.1. Lokasi IPAL Semanggi Surakarta

Skala = 1:50.000

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Menurut Dirjen CK Budi Yuwono, “Dari 11 kota yang menjadi percontohan

pengolahan air limbah di Indonesia, baru Kota Solo yang instalasinya sudah

dimanfaatkan optimal sehingga bisa ditingkatkan. Kota lainnya bahkan seperti

Bandung, kapasitasnya baru termanfaatkan 30 persen meskipun sudah 15 tahun

beroperasi”. Ditambah dengan pendapat Wakil Walikota Surakarta FX.

Rudiyatmo, peningkatan kapasitas IPAL Semanggi menjadi dua kali lipat ini

menghabiskan biaya sebesar Rp 3,3 miliar yang dilakukan pada 2008. Ia

menargetkan kapasitas baru tersebut dapat termanfaatkan seluruhnya pada 2015.

Menurutnya penyatuan tagihan air minum dan air limbah mampu meningkatkan

jumlah pelanggan IPAL di Surakarta secara signifikan. Lokasi IPAL Semanggi

terletak searah dengan Pasar Klitikan Notoharjo, di Semanggi Selatan. IPAL

tersebut mengelola air limbah di tiga kawasan, Sistem Mangkunegaran

(Kelurahan Mangkubumen, Timuran, Ketelan, Punggawan dan lain-lain), Sistem

Kasunanan (Kelurahan Pajang, Sondakan, Tipes, Sriwedari, Kauman dan lain-

lain), serta tambahan baru, yakni Kelurahan Semanggi dan Joyosuran. Dengan

kemampuan 30 liter/detik menjadi 60 liter/detik diharapkan mendongkrak jumlah

pelanggan IPAL Semanggi dari 6.285 sambungan rumah menjadi 13.000 pada

tahun 2015 nanti.

Sejak dibangun pada 2001 hingga 2008, jumlah pelanggan air kotor Surakarta

dapat meningkat lebih dari 60 persen dari semula 6.600 sambungan rumah (SR)

menjadi 10.839 SR. IPAL Semanggi melayani wilayah selatan Surakarta,

sementara untuk wilayah utara dilayani oleh IPAL Mojosongo dengan kapasitas

24 liter per detik. Pelanggan IPAL Semanggi sendiri berjumlah 6.285 sambungan

rumah yang sebagian besar merupakan rumah tangga dan sisanya merupakan

limbah industri dan rumah sakit (Angen Santi, 2010).

2.2.3. Aspek Kelembagaan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengolah Limbah (UPL) PDAM, adalah

sebagai berikut:

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

STRUKTUR ORGANISASI

UNIT PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Pengelolaan Air Limbah

Menurut Angen Santi (2010), berdasarkan bagan susunan organisasi, maka

susunan organisasi UPL PDAM terdiri atas:

1. Kepala Bidang Limbah Cair

Sebagai pimpinan penyelenggaraan pengolahan air limbah yang berada di wilayah

Surakarta dan bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur PDAM.

2. Seksi Perencanaan Limbah Cair

a. Membantu Kepala Kepala Bidang Limbah Cair sesuai dengan bidangnya

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Mengadakan perencanaan dan evaluasi terhadap jalannya program

pengelolaan air limbah.

c. Merencanakan pengembangan jaringan dan proses pengelolaan serta

memonitor pelaksanaan analisis air limbah.

d. Menghimpun, menginventarisasi dan mengolah data.

e. Menyusun jadwal dan program kerja pengolahan air limbah.

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Limbah

Cair.

Kepala Bidang Limbah Cair

Ir. Nanang Pirmono

Direktur Utama

Ir. Singgih Triwibowo, M.Si

Direktur Teknik

Drs. Sudiyanto, MM

Seksi Instalasi Limbah Cair

Ir. Muchlis, MT

Seksi Pengolahan Limbah Cair

Nuri Mardewi

Seksi Perencanaan Limbah Cair

Ratih Hastuti, S.Si

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3. Seksi Pengolahan Limbah Cair

Tugas pokoknya adalah membantu Kepala Bidang Limbah Cair serta pelaksanaan

pengoperasian instalasi dan proses air limbah dan jaringan perpipaan.

a. Mengawasi dan menilai pekerjaan pembangunan dan perbaikan yang

diserahkan pada pihak ketiga.

b. Pengawasan operasional jaringan perpipaan air limbah.

c. Mengadakan pemantauan kualitas air.

d. Melaksanakan analisis kimia, fisik dan bakteriologi, pemakaian dan

pengendalian bahan kimia.

e. Melakukan penelitian terhadap kemungkinan terjadinya pencemaran-

pencemaran sumber air.

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kepala Bidang

Limbah Cair.

2.2.4. Sarana dan Prasarana Unit Pengolah Limbah di IPAL Semanggi Dari Angen Santi (2010), sistem pengolahan yang ada di IPAL semanggi dapat

dilihat pada Gambar 2.3 dibawah ini :

Gambar 4.2. Diagram Alir IPAL Semanggi

Gambar 2.3 Diagram Alir IPAL Semanggi

RRuummaahh TTaannggggaa

BBaakk AAeerraassii

BBaakk EEkkuuaalliissaassii SSccrreeeenn GGrriitt CCaammbbeerr

KKee SSuunnggaaii

RRuuaanngg KKoonnttrrooll PPoommppaa && GGeennsseett RRuuaanngg JJaaggaa

PPiippaa

BBaakk SSeeddiimmeennttaassii Pengolahan fisik

Pengolahan biologi

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1. Grit Chamber

Grit Chamber adalah bak yang berfungsi untuk menangkap pasir endapan dari

interseptor, pasir yang kasar akan mengendap secara gravitasi terlebih dahulu dan

pasir halus akan mengendap di ujung Grit Chamber. Air yang masuk dari jaringan

air limbah domestik mengalir secara gravitasi menuju ke unit Grit Chamber.

Bentuk Grit Chamber dapat dilihat pada Gambar 2.4 di bawah ini :

Gambar 2.4. Grit Chamber IPAL Semanggi

2. Bak Ekualisasi

Bak Ekualisasi adalah bak berguna untuk meratakan fluktuasi debit harian,

terutama pada jam-jam puncak, untuk dapat dipompa secara kontinu ke bak

Aerasi.

Gambar 2.5. Bak Ekualisasi IPAL Semanggi

3. Bak Aerasi

Bak Aerasi adalah bak yang berfungsi untuk mengupayakan perpindahan gas dan

penambahan oksigen untuk pengolahan biologi dan oksidasi zat terlarut, dan bola

biofilter sebagai media pelekat untuk mengasimilasi material organik tersebut.

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Gambar 2.6. Bak Aerasi IPAL Semanggi

Bentuk bola-bola filter yang ada dalam bak aerasi dapat dilihat pada Gambar 2.7

di bawah ini :

Gambar 2.7. Bola-bola biofilter Bak Aerasi IPAL Semanggi

4. Bak Sedimentasi

Bak Sedimentasi adalah bak yang berfungsi untuk mengendapkan flok yang

terbentuk pada unit aerasi dengan gaya berat flok itu sendiri. Bentuk bak

sedimentasi dapat dilihat pada Gambar 2.8 berikut ini :

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Gambar 2.8. Bak Sedimentasi IPAL Semanggi

5. Bak Pengering Lumpur (Sludge Driying Bed)

Bak Pengering Lumpur adalah bak yang berfungsi untuk menampung lumpur

encer dari unit Grit Chamber, unit aerasi, dan unit sedimentasi, dimana lumpur

akan mengendap dan air lumpur akan meresap ke dalam filter kerikil-kerikil yang

akan mengalir menuju unit Grit Chamber. Lumpur yang sudah mengendap dapat

dijadikan kompos. Bentuk bak pengering lumpur dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9. Bak Pengering Lumpur IPAL Semanggi

2.2.5. Kepegawaian 1. Menurut Satuan Unit Kerja

Pegawai UPL PDAM terdiri dari satu orang kepala dan beberapa orang kepala sub

bagian yang memiliki beberapa orang staf.

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Menurut Satuan Kerja

No Satuan Kerja Jumlah Persentase

1. Kepala UPL 1 7,14 %

2. Kepala Sub Unit 2 14,29 %

3. Staf Sub Unit Perencanaan Limbah 2 14,29 %

4. Staf Sub Unit Administrasi Limbah 1 7,14 %

5. Staf Sub Unit IPAL 5 35,71 %

6. Staf Sub Unit IPLT 3 21,43 %

Jumlah 14 100 %

Sumber: Profil UPL PDAM

Dari Tabel 2.1 di atas dapat diketahui bahwa jumlah pegawai yang menjadi bagian

dari Unit Pengelolaan Limbah hanya berjumlah 14 orang, namun demikian

kualitas dan kualifikasi pegawai tetap menjadi modal utama. Oleh karena itu

beberapa kegiatan dan pelatihan diadakan dengan maksud untuk meningkatkan

ketrampilan dan pendidikan bagi pegawai UPL sehingga akan mampu

meningkatkan kualitas hasil kerja yang diselenggarakan UPL dalam mewujudkan

kondisi lingkungan sanitasi yang sehat.

2. Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 2.2 Tingkat Pendidikan Pegawai Unit Pengelolaan Limbah PDAM

No Pendidikan Jumlah Persentase

1. S2 1 7,14 %

2. S1 4 28,57 %

3. Sarjana Muda 0 0 %

4. SLTA 8 57,14 %

5. SLTP 1 7,14 %

Jumlah 14 100%

Sumber: Profil UPL PDAM

Dari Tabel 2.2 di atas dapat diketahui bahwa jumlah pegawai yang mempunyai

pendidikan tinggi di atas sarjana muda dengan pendidikan menengah dari SLTA

ke bawah mempunyai rasio yang hampir sama.

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2.2.6. Visi Dan Misi Unit Pengelolaan Limbah PDAM

1. Visi

Menjadi Badan Pengelola Limbah Kota Surakarta dalam upaya pembangunan

lingkungan hidup.

2. Misi

a. Mengembangkan sanitasi Kota Surakarta.

b. Mengambangkan tradisi pengkajian di bidang pengelolaan limbah.

c. Senantiasa memperbaharui diri melalui proses organisasi sesuai dengan

dinamika lingkungan hidup.

d. Berpartisipasi dalam mengembangkan masyarakat yang sadar akan

lingkungan hidup.

2.2.7. Landasan Hukum Pengelolaan Limbah

Landasan hukum pengelolaan limbah PDAM Kota Surakarta antara lain :

1. Surat Perintah Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Surakarta

Nomor : 800 / 646 Tanggal 10 Juni 1998

2. Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Surakarta

Nomor : 002 Tahun 1998 Tanggal 26 Juni 1998

Tentang : SOT PDAM Kodya Dati II Surakarta

3. Peraturan Daerah Kotamadya Kepala Daerah Tingkat II Surakarta

Nomor : 3 Tahun 1999 Tanggal 27 Mei 1999

Tentang : Pengolahan Limbah Cair

4. Keputusan DPRD Kota Surakarta

Nomor : 29/DPRD/XI/2002

Tanggal : 29 November 2002

Tentang : Persetujuan Penetapan Tarif Pengolahan Limbah dan Golongan

Pelanggan

5. Keputusan Walikota Surakarta

Nomor : 15 Tahun 2002

Tanggal : 29 November 2002

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Tentang : Persetujuan Penetapan Tarif Pengelolaan Limbah dan Golongan

Pelanggan

6. Keputusan DPRD Surakarta

Nomor : 10/DPRD/VI/2002

Tentang : Persetujuan Perubahan atas Keputusan Walikota Surakarta

Nomor 15 Tahun 2002 Tentang Penetapan Tarif Pengolahan Limbah dan

Golongan Pelanggan

7. Keputusan Walikota Surakarta

Nomor : 5 Tahun 2004

Tentang : Perubahan atas keputusan walikota surakarta nomor 15 tahun

2002 tentang persetujuan penetapan tarif pengolahan limbah dan golongan

pelanggan

2.2.8. Pelaksanaan Pemungutan Retribusi

Pelaksanaan pemungutan retribusi berdasarkan pada SK Walikota Surakarta No.

15 tahun 2002 mengenai Penetapan Tarif Pengelolaan Limbah dan Golongan

Pelanggan Limbah. Obyek tarif pengelolaan limbah adalah jasa pelayanan

pengelolaan limbah yang dikelola dan atau dimiliki oleh perusahaan.

Jaringan instalasi pengelolaan limbah sebagaimana yang dimaksud adalah terdiri

dari:

1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

2. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

Subyek penetapan tarif pengelolaan limbah cair adalah orang pribadi atau badan

yang memperoleh jasa pelayanan pengelolaan limbah, badan yang dimaksud

dalam hal ini yaitu badan yang berbentuk badan hukum dan badan yang tidak

berbentuk badan hukum. Penetapan tarif pengelolaan limbah didasarkan pada

fungi bangunan. Penetapan struktur dan besarnya tarif pengelolaan limbah

ditentukan oleh golongan pelanggan.

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Tabel 2.3. Struktur Tarif Berdasarkan Golongan Pelanggan

Tarif Golongan

Pelanggan Status Peruntukan Bangunan

Tarif Per

Bulan

A Rumah

Tangga I

Rumah Tangga dengan luas bangunan < 21 m2

Tempat Ibadah

Panti Asuhan

Yayasan sosial

Rp. 5.000

B Rumah

Tangga II

Rumah Tangga dengan luas bangunan > 21 m2

MCK

Puskesmas

Rp. 7.500

C Komersial I Sekolah (TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi)

Pemerintahan (Saranan Instansi Pemerintahan, Pasar milik Pemerintah)

Toko kecil, warung kecil, wartel, bengkel sepeda motor, tempat cuci sepeda

motor

Praktek Dokter (Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi, Dokter

Hewan)

Kasatrian (TNI dan POLRI)

Pondok Pesantren

Toko Obat dan Apotek

Rp.

20.000

D Komersial

II

Toko Sedang dan Besar

Katering

Bengkel mobil dan tempat cuci mobil

Kantor swasta (Asuransi, Keuangan, Laboratorium swasta)

Tempat Hiburan (Diskotik, Karaoke, Pub, Panti Pijat, Bioskop, Salon, Cafe)

Poliklinik Swasta

Tempat Indekost, asrama

Rp.

30.000

E Niaga I Hotel Melati

Perusahaan Kecil (Pegawai < 100 orang)

Supermarket

Rumah Sakit Pemerintah

Rumah Makan

Show Room kendaraan bermotor

Rp.

50.000

F Niaga II Hotel Berbintang

Perusahaan Besar (Pegawai > 100 orang)

Restoran

Kantor Bangunan tinggi

Rumah sakit Swasta

Rp.

100.000

Sumber : PDAM Surakarta

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2.2.9. Pelaksanaan Koordinasi serta Kerja Sama dengan Dinas atau

Instansi/Lembaga Lain Guna Kelancaran Pelaksanaan Tugas

Pelaksanaan koordinasi dengan dinas atau instansi lain dalam pengelolaan IPAL

masih terbatas dan belum ada kooordinasi secara rutin yang diselenggarakan oleh

UPL Surakarta.

Koordinasi dan kerja sama dianggap juga sebagai salah satu cara terbaik untuk

mencegah ketidakefisienan. Mekanisasinya berawal dan bersumber pada

kesadaran dan kesediaan setiap instansi untuk berkoordinasi dan bekerja sama

dengan instansi atau lembaga lainnya dalam mencapai tujuan yang diharapkan dan

direncanakan.

Dalam Tugas Akhir Marina Pusparini (2004), dijelaskan bahwa pembahasan

mengenai pelaksanaan kooordinasi serta kerjasama dengan dinas atau instansi lain

yaitu mencakup:

1. P2SP (Proyek Pengembangan Sarana Perkotaan) Jawa Tengah

P2SP ini merupakan tangan panjang dari Menteri Pemukiman dan Prasarana

Wilayah yang bekerja sama dengan UPL dalam hal pembangunan proyek sanitasi

di perkotaan dan juga menopang dana operasioanal IPAL selama dua tahun yaitu

tahun 2002 dan 2003.

2. DPU (Dinas Pekerjaan Umum)

Koordinasi serta kerja sama yang dilakukan dengan DPU dalam rangka

pengelolaan limbah yaitu melihat bahwa jaringan limbah yang ada khususnya

peninggalan Belanda ini lebih detail yang memiliki gambarnya adalah DPU. Maka

dari itu UPL berkoordinasi serta bekerja sama dalam hal menangani keluhan-

keluhan dari pelanggan mengenai saluran pipa yang mampet atau tersumbat juga

mengontrol jaringan perpipaan yang merupakan peninggalan Belanda itu.

3. KLH (Kantor Lingkungan Hidup)

Bahwa koordinasi serta kerja sama yang dilakukan terkait dengan pengecekan

hasil olahan air limbah. Apakah sudah layak sebagai mutu air buangan atau

belum, dan juga pengurangan dari kadar “kimia ataupun unsur-unsur beracun”

lainnya yang terkandung dalam air limbah hasil olahan tersebut untuk dibuang ke

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

sungai. Biasanya pengecekan ini dilakukan sebulan sekali langsung dari KLH

sendiri yang melaksanakan.

4. Kelurahan

Yaitu kelurahan sebagai media atau tempat untuk diadakan penyuluhan ataupun

sosialisasi antara UPL dengan warga, terkait pengelolaan limbah dan juga

memberi pengetahuan mengenai pentingnya menggunakan fasilitas saluran

sanitasi air limbah yang dialirkan ke IPAL itu sendiri.

Melihat koordinasi yang selama ini sudah dilakukan oleh UPL dengan

dinas/instansi lain demi kelancaran tugas UPL di atas maka dapat disimpulkan

koordinasi yang rutin itu terkait dengan dana proyek pembagunan IPAL dan biaya

operasional yaitu dengan P2SP serta pihak lain seperti kelurahan, DPU, dan KLH

untuk kemajuan pengelolaan limbah.

2.3. Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2007) dalam Irwan Taufik (2011) statistik deskriptif adalah

statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap

objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa

melakukan analisis dan membuat kesimpulan.

Nugraha Setiawan (2005) dalam Irwan Taufik (2011) menyatakan bahwa analisis

statistik deskriptif lebih berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data,

serta penyajian hasil peringkasan tersebut. Data-data statistik yang diperoleh dari

hasil sensus, survey, atau pengamatan lainnya umumnya masih acak, mentah, dan

tidak terorganisasi dengan baik. Data-data tersebut harus diringkas dengan baik

dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau grafik sebagai dasar untuk berbagai

pengambilan keputusan.

2.4. Metode Sampling

Menurut Uma Sekaran (1992) dalam Irwan Taufik (2011) teknik pengambilan

sampel adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari sejumlah

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

populasi, sehingga penelitian terhadap sampel, dan pemahaman tentang sikap atau

karakteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau

karakterstik tersebut pada elemen populasi. Keuntungan dari teknik sampling

antara lain mengurangi biaya, mempercepat waktu penelitian dan memperbesar

ruang lingkup penelitian.

Menurut Nugraha Setiawan (2005) dalam Irwan Taufik (2011) ada 2 cara

pengambilan sampel yaitu pengambilan sampel secara acak (probability

sampling) dan pengambilan sampel secara tidak acak (non probability sampling).

1. Pengambilan sampel secara acak (probability sampling) adalah metode

sampling yang setiap anggota populasinya memiliki peluang yang spesifik dan

bukan nol untuk terpilih sebagai sampel. Peluang setiap anggota populasi

tersebut dapat sama, dapat juga tidak sama. Pengambilan sampel secara acak

terdiri dari :

a. Pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling) adalah

suatu teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi memiliki

probabilitas terpilih sama.

b. Pengambilan sampel acak sistematis (systematic sampling) adalah suatu

teknik pengambilan sampel dimana titik mula pengambilan sampel dipilih

secara random dan kemudian setiap nomor dengan interval tertentu dari

daftar populasi dipilih sebagai sampel.

c. Pengambilan sampel acak terstratifikasi (stratified sampling) adalah suatu

teknik pengambilan sampel dimana terlebih dahulu dilakukan pembagian

anggota populasi ke dalam kelompok-kelompok kemudian sampel diambil

dari setiap kelompok tersebut secara acak. Stratifikasi atau pembagian ini

dilakukan berdasarkan ciri atau karakteristik tertentu dari populasi yang

sesuai dengan tujuan penelitian.

d. Pengambilan sampel secara kelompok (cluster sampling) adalah suatu

teknik pengambilan sampel dimana sampling unitnya bukan individual

melainkan kelompok individual (cluster) berdasarkan ciri atau

karakteristik tertentu, selanjutnya dipilih satu cluster secara acak dan

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

diambil sampel dari cluster terpilih ini. Masing-masing cluster dianggap

homogen sehingga tidak dilakukan pengambilan sampel semua cluster.

e. Pengambilan sampel secara bertahap (double sampling) adalah suatu

teknik pengambilan sampel dilakukan secara bertahap. Tahap pertama

dilakukan untuk mendapatkan informasi awal. Tahap selanjutnya

dilakukan wawancara ulang dengan tambahan untuk mendapatkan

informasi detail.

2. Pengambilan sampel secara tidak acak (non probability sampling) adalah

metode sampling yang setiap anggota populasinya tidak memiliki peluang

yang sama untuk dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota populasi

tertentu untuk terpilih tidak diketahui. Pengambilan sampel secara tidak acak

meliputi:

a. Accidental sampling (convenience sampling) adalah suatu teknik

pengambilan sampel dimana sampel yang diambil merupakan sampel yang

mudah diketahui dan dijumpai.

b. Purposive sampling (judgmental sampling) adalah suatu teknik

pengambilan sampel dimana pemilihan sampel dilakukan dengan memilih

orang-orang yang terseleksi oleh peneliti berdasarkan ciri-ciri khusus yang

dimiliki sampel tersebut yang dipandang mempunyai sangkut paut yang

erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui

sebelumnya.

c. Quota sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana sampel

diambil dari subpopulasi yang mempunyai karakteristik-karakteristik

tertentu dalam batasan jumlah atau kuota yang diinginkan.

d. Snowball sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel yang sangat

sesuai digunakan untuk mengetahui populasi dengan ciri khusus yang sulit

dijangkau. Pemilihan pertama dilakukan secara acak, kemudian setiap

responden yang ditemui diminta untuk memberikan informasi mengenai

rekan-rekan lain yang mempunyai karakteristik sama yang dibutuhkan.

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

2.4.1. Ukuran Sampel

Menurut Uma Sekaran (1992) dalam Irwan Taufik (2011) sekurang-kurangnya

ada 4 hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan ukuran sampel yaitu :

1. Seberapa ketelitian yang dibutuhkan dalam menaksir karakteristik populasi

yang diteliti.

2. Berapa besar keyakinan yang benar-benar diperlukan.

3. Tingkat variabilitas populasi yang diperlukan.

4. Analisis biaya dan manfaat dari meningkatkan ukuran sampel.

Menurut Uma Sekaran (1992) dalam Irwan Taufik (2011) memberikan usulan

dalam menentukan jumlah sampel yaitu sebagai berikut:

1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan sekurang-kurangnya 500 adalah tepat untuk

kebanyakan penelitian.

2. Seumpama sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, senior/junior,

dan sebagainya) ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah

tepat.

3. Penelitian multivariate (termasuk analisis regresi multivariate) ukuran

sampel sebaiknya beberapa kali) lebih disukai lebih dari 10 kali atau lebih

besar dari jumlah variabel yang akan dianalisis.

4. Penelitian eksperimen yang sederhana dengan kontrol eksperimen yang

ketat, ukuran sampel bisa 10-20 elemen.

Akan tetapi, dalam kasus ini hanya digunakan beberapa sampel saja. Dikarenakan

responden yang akan dijadikan sampel mempunyai jumlah yang jelas dan pasti,

sehingga untuk teori ukuran sampling yang harus berjumlah antara 30-500 tidak

dapat dipergunakan. Jumlah responden yang dipergunakan itu adalah pejabat yang

ada di tiap instansi yang terkait di dalam pengelolaan limbah cair di Kota

Surakarta, khususnya di wilayah pelayanan yang dimiliki oleh IPAL Semanggi

Kota Surakarta.

Page 26: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2.5. Kuesioner

Adapun teknik untuk mengetahui pendapat responden dengan menggunakan

pengukuran secara langsung dengan pertanyaan atau pernyataan mengenai

seberapa besar pengharapan suatu atribut yang dirasakan dan responden menilai

antara kesesuaian antara apa yang diharapkan dan yang didapatkan dari pelayanan

selama ini. Pertanyaan atau pernyataan tersebut dapat berupa wawancara atau

kuesioner.

Menurut Yusuf Kuntioaji (2009) dalam Irwan Taufik (2011) kuesioner adalah

daftar pertanyaan yang didistribusikan untuk diisi dan dikembalikan atau dapat

juga dijawab di bawah pengawasan peneliti. Responden diberi kuesioner yang

diisi dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang diberikan dan berapa

besar penilaian tersebut. Responden diminta memberi saran atau pendapat

sehubungan pelayanan yang diberikan secara langsung memberikan pernyataan

semisal: sangat penting, penting, cukup penting, tidak penting atau tidak sangat

penting dan sebagainya.

2.6. Skala Pengukuran

Setiap pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner atau wawancara biasanya

mewakili satu variabel. Setiap variabel diukur atau dinilai dengan menggunakan

suatu skala agar dapat diolah. Menurut Supranto (1993) dalam Irwan Taufik

(2011) uji skala Likert adalah pengujian yang dirancang untuk memungkinkan

pelanggan menjawab dalam berbagai tingkatan pada setiap butir yang

menguraikan jasa atau produk.. Skala Likert memungkinkan responden untuk

mengekspresikan intesitas perasaan mereka secara lebih luas dan untuk mengukur

atribut diberi skor. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah

sampai paling tinggi. Skala Likert mempunyai beberapa kelemahan yaitu:

1. Ukuran yang digunakan adalah ukuran ordinal, maka skala likert hanya dapat

mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak dapat membandingkan berapa

kali satu individu lebih baik dari individu lain.

Page 27: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2. Kadangkala total skor dari individu tidak memberikan arti yang jelas, karena

banyak pola respons terhadap beberapa item akan memberikan skor yang

sama.

2.7. Strategi dan Metode Analisis SWOT

Dalam penelitian ini, untuk menentukan strategi pengembangan IPAL Semanggi

yang tepat digunakan analisis SWOT.

Menurut Freddy Rangkuti (2002) dalam Riska Bahar (2009) analisis SWOT

(Strenghth, Weakness, Opportunities, Threats) merupakan bentuk analisis situasi

dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini didasarkan

pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang

(opportunities) dan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman

(threats). Analisis ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi

atau yang mungkin akan dihadapi oleh instansi.

2.7.1. Tahap Identifikasi Faktor Strategi

Dalam menganalisis data digunakan teknik deskriptif statistik guna menjawab

perumusan permasalahan mengenai apa saja yang menjadi kekuatan dan

kelemahan yang ada pada objek penelitian dan apa saja yang menjadi peluang dan

ancaman dari luar yang harus dihadapinya. Sebuah perumpamaan analisis SWOT

berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika berhasil membuat peta,

langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana kita akan

pergi, tetapi peta akan menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika

mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan akan berguna jika tujuan telah

ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan tergantung visi misi dan program suatu

organisasi.

Menurut Kuncoro Mudrajad (2006) dalam Riska Bahar (2009) dalam analisis ini

terbagi atas empat faktor dasar yaitu :

Page 28: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari

organisasi atau program pada saat ini.

2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari

organisasi atau program pada saat ini.

3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar

organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa

depan.

4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang

datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi

dimasa depan.

Menurut Kuncoro Mudrajad (2006) dalam Riska Bahar (2009) faktor diatas

menghasilkan faktor-faktor internal dan eksternal dengan pembobotan untuk

mengukur posisi institusi yang bersangkutan. Pembobotan dilakukan dengan

memberikan nilai variabel terhadap kekuatan dan peluang serta kelemahan dan

ancaman. Menurut Riska Bahar (2009) tahap – tahap analisis data dengan faktor

SWOT sebagai berikut:

1. Pemilihan faktor – faktor SWOT

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh responden, faktor – faktor

internal dan eksternal yang ada dipilih dahulu. Pemilihan ke dalam kelompok

strength, weakness, opportunities dan threats dilakukan dengan cara :

a. Skala ordinal Likert untuk rating ditransformasikan terlebih dahulu

menjadi nilai sebagai berikut:

a) Sangat Lemah : -2

b) Lemah : -1

c) Sedang : 0

d) Kuat : 1

e) Sangat kuat : 2

b. Nilai rating yang sudah ditransformasikan dikalikan dengan bobot (hasil

kuesioner) untuk masing – masing faktor

c. Hasil perkalian untuk masing – masing faktor dijumlahkan dari seluruh

responden.

Page 29: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

d. Tiap faktor internal dan eksternal diurutkan dari jumlah nilai yang

terbesar.

e. Menghitung nilai rata-rata rating dalam skala 1-4

f. Untuk Pemilahan Faktor-faktor ditentukan dengan memilih 5 faktor yang

mempunyai nilai rating terbesar dimasukan dalam kelompok Strength

atau Opportunities, sedangkan 5 faktor dengan nilai rating yang terendah

dimasukan dalam kelompok Weakness atau Threats. Hal ini dimaksudkan

agar semua faktor dapat diketahui masuk kelompok masing-masing.

2.7.2. Tahapan Perencanaan Strategi

Proses penyusunan strategis dilakukan dengan melalui tiga tahap analisis, yaitu

tahap masukan, tahap analisis, dan tahap keputusan. Tahap akhir analisis kasus

adalah memformulasikan keputusan yang akan diambil. Keputusannya didasarkan

atas justifikasi yang dibuat secara kualitatif maupun kuantitatif, terstruktur

maupun tidak terstruktur, sehingga dapat diambil keputusan yang signifikan

dengan kondisi yang ada.

Untuk jelasnya, proses penyusunan perencanaan strategis dapat dilihat pada

kerangka formulasi strategis seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.4 berikut ini :

Tabel 2.4. Proses Penyusunan Perencanaan Strategi

1. Tahap Masukan (Input Stage)

Matrik Evaluasi

Faktor Internal

(IFE)

Matrik Evaluasi

Faktor Eksternal

(EFE)

2. Tahap Analisis dan Penyesuaian (Analysis and Matching)

Matriks SWOT / TOWS Matriks Internal

Eksternal (IE)

Kuadran SWOT

3. Tahap Pengambilan Keputusan (Decision Stage)

Matrik Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)

(Quantitave Strategic Planning Matrix)

Sumber: Rangkuti,1997

Page 30: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

2.7.3. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT

Pendekatan kuantitatif analisis SWOT agar diketahui secara pasti posisi organisasi

yang sesungguhnya. Setelah ditentukan letak posisi perusahaan, maka dapat

disimpulkan srtategi yang cocok sesuai dengan posisi dan kondisi perusahaan.

Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan tahap-tahapan sebagai berikut :

1. Penentuan rating faktor – faktor SWOT

Setelah dilakukan pemilahan tiap kelompok faktor–faktor SWOT, maka

selanjutnya mengurutkan nilai rating skala 4 sesuai dengan urutan faktor

SWOT.

2. Penentuan bobot relatif faktor SWOT

Penghitungan bobot relatif faktor terlebih dahulu menghitung severity index

dari tiap faktor SWOT. Faktor strength atau weakness dibuat dalam satu set

dan faktor opportunities atau threats dibuat dalam satu set tersendiri. Jumlah

bobot untuk faktor - faktor S/W dan O/T adalah 1.

Rumus pengukuran Severity Index (Is) adalah

Is = 1005

.5

1∑=ixiai

Dengan :

N = Jumlah total responden

Ni = Jumlah frekuensi jawaban yang menjawab bobot tertentu

αi = Nilai skala likert yang menyatakan bobot yang diberikan respon ke-i

xi = ni / N

Berdasarkan nilai severity index dilakukan analisis ranking dengan

mengurutkan terlebih dahulu faktor S/W dan O/T berdasarkan nilai severity

index dari yang terbesar. Selisih severity index kemudian ditranformasikan ke

skala Saaty dengan ketentuan seperti Tabel 2.5. Jumlahkan nilai hasil

tranformasi (skala Saaty) untuk tiap faktor, kemudian dihitung nilai eigen

value-nya. Nilai eigen value dilakukan pembulatan (bila perlu) sehingga

diperoleh Bobot faktor Relatif yang selanjutnya digunakan untuk perhitungan

Page 31: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pada matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor

Evalution).

Tabel 2.5. Transformasi dan Severity Index ke Skala Saaty Selisih Severity Index Skala Saaty 0 – 5 1 6 – 10 2 11 – 15 3 16 – 20 5 21 – 30 7 31 keatas 9

Sumber: Riska Bahar (2009)

3. Pembuatan matriks IFE (Internal factor Evaluation) dan matriks EFE

(External Factor Evaluation) dan menghitung skor bobot.

Tahapan analisis data diatas dapat dibentuk faktor internal dan eksternal

kemudian dapat diketahui kelompok strength atau opportunities dan

kelompok weakness atau threats.

Menurut Freddy Rangkuti (2002) dalam Riska Bahar (2009) analisis strength,

weakness, opportunities dan threats dilakukan dengan mengembangkan

matriks IFE dan matriks EFE.

2.7.3.1. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor – faktor dominan internal

kegiatan pengembangan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan.

Langkah – langkah analisis sebagai berikut

1. Membuat secara spesifik faktor dominan baik kekuatan dan kelemahan.

2. Menentukan tiap - tiap faktor dengan bobot tertentu. Nilai bobot ini berkisar

antara 0,0 – 1,0. Total bobot dari seluruh faktor harus sama dengan satu.

3. Menentukan nilai rating dalam skala 1 – 4 untuk tiap faktor dominan. Nilai

rating merupakan degree of severity. Nilai 4 = sangat bagus, 3 = di atas rata

rata, 2 = di bawah rata – rata, 1 = buruk sekali

Page 32: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

4. Mengkalikan nilai rating pada tiap – tiap faktor untuk mendapatkan score

bobot (Weighted Score).

5. Total skor bobot adalah penjumlahan skor bobot tiap faktor. Nilai rata – rata

adalah 2,5. Nilai di bawah 2,5 menandakan posisi lemah, sedangkan nilai di

atas 2,5 menandakan posisi kuat. Hasil total skor selanjutnya menjadi nilai

atau titik pada sumbu X dalam pemetaan di Matrik IE

6. Selanjutnya dilakukan pengurangan untuk jumlah total skor bobot kekuatan

dengan total skor bobot kelemahan, perolehan angka selanjutnya menjadi nilai

atau titik pada sumbu X dalam pemetaan di kuadran SWOT.

2.7.3.2. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)

Matriks EFE digunakan untuk mengetahui faktor - faktor dominan eksternal

kegiatan pengembangan yang berkaitan dengan peluang dan ancaman. Langkah

analisis sebagai berikut:

1. Membuat secara spesifik faktor dominan baik peluang dan ancaman.

2. Menentukan tiap - tiap faktor dengan bobot tertentu. Nilai bobot ini berkisar

antara 0,0 – 1,0. Total bobot dari seluruh faktor harus sama dengan satu.

3. Menentukan nilai rating dalam skala 1 – 4 untuk tiap faktor dominan. Nilai

rating merupakan degree of severity. Nilai 4 = sangat bagus, 3 = di atas rata –

rata, 2 = di bawah rata – rata, 1 = buruk sekali.

4. Mengkaitkan nilai rating pada tiap - tiap faktor untuk mendapatkan skor bobot

(Weighted Score).

5. Total skor adalah penjumlahan dari skor bobot tiap faktor. Nilai rata –rata

adalah 2,5. Nilai di bawah 2,5 menandakan posisi lemah merespon peluang dan

mengatasi ancaman, sedangkan nilai di atas 2,5 menandakan posisi kuat dalam

merespon peluang dan mengatasi ancaman. Hasil total skor selanjutnya

menjadi nilai atau titik pada sumbu Y dalam pemetaan di Matrik IE

6. Selanjutnya dilakukan pengurangan untuk total skor bobot peluang dengan

total skor bobot ancaman, perolehan angka selanjutnya menjadi nilai atau titik

pada sumbu Y dalam pemetaan di kuadran SWOT.

Page 33: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2.7.3.3. Kuadran SWOT

Setelah didapatkan hasil perhitungan dari matriks IFE dan EFE, selanjutnya

memetakan titik koordinat X dan Y yang sudah didapatkan kedalam kuadran

SWOT. Kuadran SWOT dapat dilihat pada Gambar 2.10 sebagai berikut:

Gambar 2.10. Kuadran SWOT

Keterangan :

1. Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi

strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima

dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,

memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

2. Kuadran II (positif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan

yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi,

artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan

berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus

berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karena itu,

organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

3. Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.

Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi

Page 34: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama

dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus

memperbaiki kinerja organisasi.

4. Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan

besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya

kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya

organisasi disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan

kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil

terus berupaya membenahi diri.

2.7.3.4. Matriks IE (Internal Eksternal)

Parameter yang digunakan dalam matrik internal-eksternal ini meliputi parameter

kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan

penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat

yang lebih detail. Matriks IE bermanfaat untuk memposisikan suatu Strategic

Business Unit (SBU) perusahaan ke dalam matriks yang terdiri dari atas 9 sel.

Matriks IE terdiri dari 2 dimensi, yaitu total skor dari matriks IFE pada sumbu X

dan total skor pada matriks EFE pada sumbu Y. Matriks IE dapat dilihat pada

Gambar 2.11 sebagai berikut.

Gambar 2.11. Matriks IE

Page 35: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Dari posisi kesembilan Sel dapat diberikan strategi alternatifnya sebagai berikut :

1. SBU yang berada pada sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai Grow

and Build. Strategi yang cocok adalah strategi intensif seperti market

penetration, market development dan product development. Strategi yang

juga bisa dipilih adalah strategi integrasi, seperti backward, forward

(vertikal integration) dan horizontal integration.

2. SBU yang berada pada sel III, V, atau VII dapat digambarkan sebagai

Hold atau Maintain. Strategi yang cocok adalah market penetration atau

product development.

3. SBU yang berada pada sel VI, VIII, atau IX strateginya adalah Harvest

atau Divesture.

Perusahaan yang paling sukses adalah perusahaan yang mampu mengendalikan

bisnis yang berada pada sel I.

2.7.4. Pendekatan Kualitatif Analisis SWOT

Pendekatan kualitatif matriks SWOT menampilkan delapan kotak, yaitu dua

paling bawah adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan

dua kotak sebelah atas adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat

kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik

pertemuan antara faktor-faktor internal dan eksternal.

Setelah hasil analisis SWOT dilakukan yang menghasilkan faktor-faktor internal,

maka berdasarkan hasil tersebut digunakan untuk menentukan strategi-strategi,

yaitu:

1. Startegi SO dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan

kekuatan (S) untuk mengambil manfaat dari peluang (O) yang ada.

2. Strategi WO yaitu mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan

peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada.

3. Strategi ST yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam

memanfaatkana kekuatan (S) untuk menghindari ancaman (T).

Page 36: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

4. Strategi WT yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam

mengurangi kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T).

Setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT dalam tabel matriks seperti Tabel 2.6.

di bawah ini :

Tabel 2.6 Matriks SWOT

Analisis SWOT Strength /kekuatan(S)

Daftar semua kekuatan yang dimiliki

Weakness/kelemahan (W)

Daftar semua kelemahan yang dimiliki

Opportunities/peluang (O)

Daftar semua peluang yang dapat diidentifikasi

Strategi SO

Mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk mengambil manfaat dari peluang (O) yang ada.

Strategi WO

mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada

Threats/ancaman (T)

Daftar semua ancaman yang dapat diidentifikasi

Strategi ST

mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk menghindari ancaman (T)

Strategi WT

mengembangkan suatu strategi dalam mengurangi kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T)

Sumber : Irwan Taufik, 2011

Kendati demikian analisis SWOT mempunyai keterbatasan. Keterbatasan yang

dipunyai analisis SWOT antara lain :

1. Kekuatan tidak selalu menjadi suatu keunggulan

2. Analisis SWOT terhadap lingkungan eksternal terlalu sempit

3. SWOT memberikan analisis pada keadaan statis dan tidak dinamis

4. SWOT terlalu menekankan pada strategi satu dimensi.

Page 37: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2.7.5. Tahap Pengambilan Alternatif Strategi

Dari beberapa alernatif yang didapatkan, dipilih strategi yang terbaik

menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Teknik ini secara

obyektif memberikan penilaian strategi mana yang terbaik. QSPM menggunakan

input dari matriks eksternal, matriks internal, kuadran SWOT, matriks SWOT dan

matriks IE, yang digunakan sebagai sumber informasi untuk membuat alternatif

strategi yang akan digunakan.

Setelah tahapan-tahapan terdahulu dibuat dan dianalisa, maka tahap selanjutnya

disusunlah daftar prioritas yang harus diterapkan. QSPM merupakan teknik yang

secara obyektif dapat menetapkan strategi altematif yang diprioritaskan.Sebagai

suatu teknik, QSPM memerlukan good intuitive judgement. Tabel perhitungan

QSPM dapat dilihat pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Faktor Kunci Bobot Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Internal Faktor Eksternal Total Skor Sumber : Fajar S. Handayani, 2009

Keterangan :

AS = Alternative Score

TAS = Total Alternative Score

Langkah-langkah dalam menyusun QSPM adalah sebagai berikut :

1. Buatlah daftar faktor eksternal (kesempatan/ancaman) dan faktor internal

(kekuatan/kelemahan) di sebelah kiri dari kolom matrik QSPM.

2. Berilah bobot untuk setiap faktor eksternal dan internal (dari perhitungan

nilai Bobot).

3. Analisis matrik yang sesuai dari langkah kedua dengan mengidentifikasikan

strategi alternatif yang harus diimplementasikan.

Page 38: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

4. Berikan skor altematif (SA) dengan rentang skor sebagai berikut :

1 = tidak memiliki daya tarik

2 = daya tariknya rendah

3 = daya tariknya sedang

4 = daya tariknya tinggi

5. kalikan bobot dengan SA pada masing-masing faktor eksternal / internal

pada setiap strategi untuk mendapatkan nilai TAS.

6. Jumlahkan seluruh skor TAS.

Dari Hasil Perhitungan akan didapatkan nilai TAS untuk tiap alternatif strategi.

Pemilihan strategi didasarkan oleh perolehan nilai TAS yang terbesar, jika

terdapat selisih yang tidak terlalu besar diantara alternatif yang ada, maka dapat

dilakukan combination strategy untuk kedua alternatif tersebut.

Page 39: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif statistik dengan

menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif melalui analisis SWOT untuk

mengetahui strategi pengembangan limbah perkotaan IPAL Semanggi.

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu di IPAL Semanggi Surakarta khususnya yang aktif

digunakan sebagai pusat penerima limbah cair dan dengan meninjau wilayah yang

mempunyai sambungan penyalur limbah ke IPAL Semanggi.

3.2.2. Populasi

Populasi sampel penelitian adalah pejabat ataupun petugas yang mengurusi serta

yang mengetahui tentang kebijakan maupun kegiatan pengolahan air limbah.

3.2.3. Responden

Responden adalah orang yang telah mengerti benar tentang perihal yang diamati

yaitu kinerja pengelolaan dan pelayanan kegiatan pengolahan air limbah. Dalam

hal ini Pejabat ataupun petugas dari instansi yang terkait dalam kegiatan

pengolahan air limbah di IPAL Semanggi.

3.2.4. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pada penelitian ini

teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam aspek kelembagaan digunakan

teknik Purposive Sampling.

36

Page 40: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3.3. Data yang Diperlukan

Data yang diperlukan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data

primer adalah data yang diperoleh dari survey dan hasil wawancara dengan cara

menyebarkan kuesioner kepada pejabat dari IPAL serta dari instansi terkait.

Data sekunder adalah data yang diperlukan untuk membantu dan menunjang

pelaksanaan survey maupun penelitian. Data sekunder ini merupakan studi

literatur yang diambil dari buku, jurnal, dan literatur lainnya yang berkaitan.

Selain itu juga didapat dari peraturan yang berlaku.

3.4. Peralatan Yang Digunakan

3.4.1. Perangkat Lunak (Software)

Berikut ini beberapa perangkat lunak yang digunakan serta kegunaan dari

perangkat tersebut, antara lain:

a. Microsoft Excel

Digunakan sebagai alat bantu untuk menampilkan hasil analisis data dalam

bentuk grafik proporsi, mengolah data membuat tabel.

b. Microsoft Word

Digunakan sebagai alat bantu untuk mengolah kata dan membuat tabel.

3.4.2. Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang digunakan berupa form kuesioner yang digunakan untuk

mendapatkan data-data yang diperlukan.

3.5. Tahapan Penelitian

3.5.1. Latar Belakang Masalah

Latar belakang dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi pengembangan di

IPAL Semanggi Surakarta dimana pejabat dalam instansi yang terkait dalam

bidang sanitasi serta dari pihak IPAL Semanggi belum dikaitkan sebagai alat ukur

Page 41: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

tentang Pelayanan Pengolahan Air limbah dalam penilaian pengembangan

pengolahan IPAL Semanggi Surakarta. Biasanya atribut alat ukur dikembangkan

berdasarkan pendapat ahli di bidang tersebut.

3.5.2. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor internal maupun

eksternal guna menyusun langkah strategi pengembangan di IPAL Semanggi

Surakarta. Dimana pejabat dari instansi yang terkait dalam bidang sanitasi sebagai

sasaran alat ukur utama.

3.5.3. Studi Pustaka dan literatur

Studi pustaka dan literatur dilakukan untuk mendapatkan atribut awal. Hal ini

dilakukan dengan penelusuran melalui internet, buku-buku literatur dan jurnal-

jurnal yang terkait.

3.5.4. Desain Kuisioner

Alat ukur penelitian ini adalah pendapat dan persepsi tentang penilaian terhadap

pengolahan limbah maka digunakan skala Likert. Dalam penelitian ini digunakan

dua penilaian dalam setiap variabel, yaitu penilaian dengan pembobotan dalam

pengaruhnya terhadap pengelolaan dan penilaian dengan rating dalam

pengaruhnya terhadap pengembangan. Adapun skor atau penilaian setiap variabel

disajikan seperti tabel dibawah ini.

Tabel 3.1 Pembobotan Dalam Pengaruhnya Terhadap Pengelolaan.

Tingkat kepentingan

(RATING)

Tingkat Kualitas

(BOBOT)

Nilai atau skor

Sangat penting Sangat Baik 5

Penting Baik 4

Cukup penting Sedang 3

Tidak penting Buruk 2

Sangat tidak penting Sangat Buruk 1

Sumber : Riska Bahar, 2009

Page 42: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Skala likert mempunyai beberapa kelemahan yaitu :

a. Karena ukuran yang digunakan adalah ukuran ordinal, skala likert hanya dapat

mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak dapat membandingkan berapa

kali satu individu lebih baik dari individu lain.

b. Kadangkala total skor dari individu tidak memberikan arti yang jelas, karena

banyak pola respons terhadap beberapa item akan memberikan skor yang

sama.

3.5.5. Metode Pengumpulan Data

Data yang diambil dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data

primer diambil kuesioner yang disampaikan langsung kepada responden oleh

peneliti sehingga responden dapat menanyakan hal – hal yang kurang jelas dan

peneliti dapat melakukan wawancara sehubungan jawaban responden. Sebagai

tanda bukti bahwa kuesioner telah dilakukan, peneliti meminta tanda tangan dari

responden.

Selain data dari kuisioner, peneliti juga akan melakukan pengamatan/observasi

dilapangan terkait pengelolaan limbah di IPAL Semanggi.

Data sekunder yang diambil mengenai jumlah karyawan, jumlah sambungan

rumah dan data pendukung lainnya berupa data literatur, peraturan, jurnal karya

tulis dan data lain yang membantu tercapainya penelitian ini.

3.5.5.1. Identifikasi Faktor Strategi

Setelah data sekuder, kemudian dilakukan identifikasi faktor strategi. Identifikasi

faktor strategi dilakukan dengan menganalisa data-data sekunder untuk kemudian

mencari kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), dan

ancaman (Threatment) berdasarkan data-data yang ada. Keseluruhan data-data

yang ada, baik yang berupa angka maupun berupa informasi, diterjemahkan dalam

bentuk penjelasan yang singkat, padat, jelas dan logis. Rincian identifikasi faktor

strategi sebagai berikut :

Page 43: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

1. Identifikasi faktor-faktor Internal

Identifikasi faktor-faktor inernal merupakan proses dimana perencana strategi

mengkaji mengenai aspek-aspek yang berasal dari dalam lingkungan obyek yang

diteliti, yang dalam hal ini meliputi aspek teknis operasional, kelembagaan

internal, pembiayaan serta pengaturan. Dimana dengan analisis lingkungan

internal perusahaan dapat meningkatkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan

untuk dapat memanfaatkan peluang dan dapat menangani ancaman yang akan

dihadapi. Untuk faktor-faktor internal yang akan diteliti dapat dilihat pada Tabel

3.2.

Tabel 3.2 Penilaian Setiap Atribut Faktor-Faktor Internal.

No Aspek Faktor Referensi 1. Kelembagaan a. Struktur Organisasi Robert J.Kodoatie (2003) b. Sumber daya Manusia Marina Pusparini, 2004 c. Kesejahteraan Pegawai Robert J.Kodoatie (2003) d. Orientasi perusahaan Robert J.Kodoatie (2003)

2. Teknis Operasional

a. Sarana dan Prasana penunjang kegiatan

Marina Pusparini, 2004

b. Instalasi pengolah air limbah Marina Pusparini, 2004 3. Pembiayaan a. Arus Kas dan Retribusi Freddy Nelwan,Kawik

Sugiana dan Budi Kamulyan (2003)

b. Ketersediaan Biaya/Modal Freddy Nelwan,Kawik Sugiana dan Budi Kamulyan (2003)

c. Investasi asing Marina Pusparini, 2004 4. Hukum &

Peraturan a. Kebijakan terkait Robert J.Kodoatie (2003)

b. Regulasi Hukum Robert J.Kodoatie (2003) Hasil Analisis, 2011

2. Identifikasi faktor-faktor eksternal

Faktor-faktor eksternal adalah faktor-fakor yang berada diluar perusahaan

sehingga suli dikendalikan oleh perusahaan tersebut. Perkembangan perusahaan

banyak dipengaruhi oleh dampak peristiwa, perkembangan, dan sifat perubahan

yang terjadi di lingkunganya. Lingkungan eksternal pada dasarnya diluar dan

terlepas dari perusahaan dan memberi kesempatan bagi perusahaan untuk maju

Page 44: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dan berkembang, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman bagi

perkembangan perusahaan.

Tabel 3.3 Penilaian Setiap Atribut Faktor-Faktor Eksternal.

No Aspek Faktor Referensi 1. Masyarakat a. Kesadaran Masyarakat Marina Pusparini, 2004

b. Keberadaan lembaga lokal Freddy Nelwan,Kawik Sugiana dan Budi Kamulyan (2003)

c. Partisipasi masyarakat Marina Pusparini, 2004

d. Koordinasi dengan lembaga terkait

Marina Pusparini, 2004

e. Gaya hidup masyarakat Freddy Nelwan,Kawik Sugiana dan Budi Kamulyan (2003)

f. Komunikasi dan sosialisasi Robert J.Kodoatie (2003)

g. Kesehatan masyarakat Freddy Nelwan,Kawik Sugiana dan Budi Kamulyan (2003)

2. Teknologi h. Teknologi baru Freddy Nelwan,Kawik Sugiana dan Budi Kamulyan (2003)

3 Lingkungan i. Dampak lingkungan Freddy Nelwan,Kawik Sugiana dan Budi Kamulyan (2003)

j. Kualitas, Kuantitas Dan

Kontinuitas Air Bersih

Freddy Nelwan,Kawik Sugiana dan Budi Kamulyan (2003)

Hasil Analisis, 2011

3.5.6. Analisis Data dan Pembahasan

Data hasil kuesioner yang terkumpul kemudian dilakukan analisis dengan analisis

SWOT. Variabel-variabel yang digunakan dalam analisis SWOT diperoleh dari

beberapa literatur. Dari beberapa literatur tersebut disesuaikan dengan adanya

kebijakan tentang pengembangan pengelolaan limbah guna selanjutnya dapat

ditentukan variabel yang termasuk dalam penilaian SWOT internal dan eksternal

yang akan digunakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan tersebut

adalah sebagai berikut:

Page 45: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

1. Potensi (Strength) : Kekuatan apa yang dapat dikembangkan agar lebih

tangguh, sehingga dapat bertahan di pasaran, yang berasal dari dalam

wilyah itu sendiri.

2. Masalah (weakness) : Segala faktor yang merupakan masalah atau kendala

yang datang dari dalam wilayah atau objek itu sendiri.

3. Peluang (opportunities) : Kesempatan yang berasal dari luar wilayah studi.

Kesempatan tersebut diberikan sebagai akibat dari pemerintah, peraturan,

atau kondisi ekonomi secara global.

4. Ancaman (treatment) : Merupakan hal yang dapat mendatangkan kerugian

berasal dari luar wilayah atau objek.

faktor kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities)

dan ancaman (Threats) dengan menggunakan skala ordinal likert dan di analisis

menggunakan metode statistic non parametic yaitu dengan menggunakan uji

tanda (Signtest).

Proses analisis dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pemilihan faktor-faktor SWOT.

2. Pemilahan faktor-faktor SWOT.

3. Penentuan rating faktor-faktor SWOT.

4. Penentuan bobot faktor-faktor SWOT.

5. Pembuatan matriks IFE (Intermal Factor Evaluation) dan matriks EFE

(Eksternal Factor Evaluation) dan menghitung skor bobot.

6. Pemetaan dengan Kuadran SWOT dan Matriks IE (Internal-Eksternal)

7. Pembuatan Matriks SWOT

8. Pemetaan Alternatif Strategi dengan QSPM (Quantitative Strategic Planning

Matrix)

3.5.7. Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan harus dapat menjelaskan rumusan masalah yang

telah ditentukan yaitu mengetahui strategi pengembangan IPAL Semanggi, yaitu

meningkatkan variabel yang berpengaruh dalam kegiatan pengolahan air limbah

mengingat tingkat pengaruh yang tinggi bagi responden tetapi kinerja masih

rendah. Peningkatan tersebut dinilai wajib untuk memaksimalkan pelayanan

Page 46: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

kepada pelanggan jasa. Variabel yang dinilai responden paling berpengaruh dalam

pengembangan IPAL tetapi jika kondisinya sudah sesuai yang diharapkan dapat

dipertahankan. Namun jika ternyata variabel yang paling berpengaruh dalam

pelayanan terhadap pelanggan pengguna jasa masih jauh dari yang diharapkan

dapat ditingkatkan pihak yang bertanggungjawab untuk memperbaikinya.

Page 47: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

3.6. Diagram Alir

Mulai

Latar belakang masalah, rumusan masalah, dan batasan masalah

Studi pustaka dan literatur

Desain Kuisioner

Pengumpulan data

Data Primer

1. Observasi / Pengamatan 2. Kuisioner

Data Sekunder

1. Tinjauan Pustaka 2. Instansi terkait :

a. Sarana dan prasarana IPAL

b. Jumlah Pelanggan dan Karyawan

selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian

Menentukan topik

Survey Pendahuluan

Kesimpulan dan saran

Analisis dan Pembahasan

Page 48: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Keterangan :

:Simbol titik terminal, menunjukkan awal dan akhir suatu

proses proses

:Simbol persiapan, menentukan nilai awal suatu penelitian

:Simbol proses, menunjukkan suatu langkah proses

penelitian penelitian

:Simbol kegiatan manual, bahwa urutan proses tersebut

dilakukan secara manual tanpa proses komputer

:Simbol dokumen, menunjukkan data tersebut input dan

output dikerjakan dengan proses manual dan computer

:Simbol keputusan, digunakan untuk suatu pengambilan

keputusan dalam penelitian

:Simbol penghubung, menunjukkan sambungan dari

bagan alir yang terputus di halaman berikutnya.

:Simbol proses identifikasi, menunjukkan suatu operasi

identifikasi yang rincian pembanding telah ditetapkan

:Simbol input atau output, memberikan input atau output

data yang berfungsi sebagai pembanding

Page 49: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

3.7. Diagram Alir Prosedur Metode Statistic Non Parametric

Prosedur Pembobotan

Hitung dengan rumus Is

Berdasarkan nilai Severity Index, Ambil faktor yang masuk 5 besar

urutkan faktor dari yang terbesar sehingga menjadi key faktor

untuk tiap kelompok faktor S/W untuk tiap kategori

atau O/P

Selisih Severity Index Jumlahkan nilai skala Saaty tiap

ditranformasikan ke skala faktor. Hitung total jumlah nilai

Saaty sesuai Tabel 3.1 skala Saaty tiap kelompok faktor

S/W atau O/P untuk menghitung

nilai Eigen Value-nya

Total nilai bobot faktor tiap Eigen value dilakukan kelompok

factor S/W atau O/P pembulatan (bila perlu) sehingga

harus sama dengan 1,0 diperoleh bobot faktor

Gambar 3.2 Diagram Alir Prosedur Metode Statistic Non Parametric

Data Kuisioner

Pemilahan Faktor SWOT

Transformasi ke Severity Index

Analisis Ranking

Tranformasi ke Skala Saaty

Hitung Eigen Value

Bobot Faktor

Page 50: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB 4

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strenghth, Weakness, Opportunities, Threats) merupakan bentuk

analisis situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis

ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan

peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan

kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Analisis ini semata-mata sebuah

analisis yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau

yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan analisis yang mampu

memberikan jalan keluar seluruh masalah.

Sebuah perumpamaan analisis SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta.

Ketika berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak

menunjukkan kemana kita akan pergi, tetapi peta akan menggambarkan banyak

jalan yang dapat ditempuh jika mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan akan

berguna jika tujuan telah ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan tergantung

visi misi dan program suatu organisasi.

4.1.1 Identifikasi Faktor Strategi

Berdasarkan ringkasan Philip Kotler (Kotler,2008) dalam Eni Dwi Saputri (2011)

diperoleh informasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Dalam

identifikasi faktor strategi dilakukan identifikasi terhadap setiap kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman secara mendetail terhadap perusahaan

berdasarkan informasi yang ada. Keseluruhan dara-data yang ada, baik yang

berupa angka maupun yang berupa informasi, diterjemahkan dengan penjelasan

singkat, padat, jelas dan logis.

47

Page 51: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

4.1.1.1. Identifikasi faktor internal

Identifikasi faktor-faktor internal merupakan proses dimana perencana strategi

mengkaji mengenai kelembagaan, teknis operasional, pembiayaan,

hukum&peraturan terkait, masyarakat, teknologi dan lingkungan. Dimana dengan

analisis lingkungan internal dapat meningkatkan kekuatan dan meminimalkan

kelemahan untuk dapat memanfaatkan peluang dan dapat menangani ancaman.

1. Faktor Kelembagaan

a. Struktur Organisasi

b. Sumber Daya Manusia

c. Kesejahteraan Pegawai

d. Orientasi Perusahaan

2. Teknis Operasional

a. Sarana dan Prasarana Penunjang Kegiatan

b. Instalasi Pengolah Air Limbah

3. Pembiayaan

a. Arus Kas Dan Retribusi

b. Ketersediaan Biaya/Modal

c. Investasi Asing

4. Hukum Dan Peraturan

a. Kebijakan Terkait

b. Regulasi Hukum

4.1.1.2. Identifikasi Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada diluar perusahaan

sehinga sulit dikendalikan oleh perusahaan. Perkembangan perusahaan sedikit

banyak dipengaruhi oleh dampak peristiwa, perkembangan, dan sifat perubahan

yang terjadi dilingkungannya.

1. Masyarakat

a. Kesadaran Masyarakat

b. Keberadaan Lembaga Lokal

c. Pertisipasi Masyarakat

d. Komunikasi dan Sosialisasi

Page 52: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

e. Koordinasi Dengan Lembaga Terkait

f. Gaya Hidup Masyarakat

g. Kesehatan Masyarakat

2. Teknologi

a. Teknologi Baru

3. Lingkungan

a. Dampak Lingkungan

b. Kualitas, Kuantitas Dan Kontinuitas Air Bersih

4.1.2. Analisa Faktor Strategi

Kuesioner ini dibuat untuk menentukan tingkat kepentingan dan kualitas setiap

komponen berdasarkan kondisi dari IPAL Semanggi. Data hasil kuesioner yang

ada dipilah dahulu ke dalam kelompok strength, weakness, opportunities, dan

threats. Data yang digunakan adalah data kinerja/kualitas variabel sebagai nilai

BOBOT dan data pengaruh variabel terhadap kepentingan pengembangan

pengelolaan air limbah perkotaan pada IPAL Semanggi sebagai nilai RATING.

Skala rating sebelumnya ditransformasikan seperti Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Skala Transformasi Rating

Pengaruh setiap variabel terhadap kualitas pengelolaan di IPAL Semanggi

Nilai atau skor Skala transformasi

Sangat Baik 5 2 Baik 4 1 Sedang 3 0 Buruk 2 -1 Sangat Buruk 1 -2

Sumber : Irwan Taufik, 2011

Selanjutnya pemilahan variabel ke dalam strength, weakness, opportunities, dan

threats. Contoh perhitungan untuk tahap pemilahan faktor SWOT seperti pada

Tabel 4.2 sebagai berikut:

Page 53: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 4.2. Contoh Rekapitulasi Data Kuesioner

Faktor Internal Lembaga 1 Lembaga 2 Lembaga 3 B R B R B R

1 2 3 4 5 6 7 Struktur Organisasi x y x y x y Sumber Daya Manusia x y x y x y

Sumber : Irwan Taufik, 2011

Keterangan:

Kolom 1 : Faktor-faktor Internal

Kolom 2,4,6 : Nilai bobot hasil kuesioner

Kolom 3,5,7 : Nilai rating hasil kuesioner

x : Nilai hasil kuesioner skala ordinal likert (1-5)

y : Nilai hasil kuesioner skala ordinal likert (1-5)

B : Bobot

R : Rating

Selanjutnya tata cara sama dengan langkah dalam Riska Bahar (2009) seperti

Tabel 4.3 dan 4.4.

Tabel 4.3. Rekapitulasi Data Kuesioner Faktor Internal

No Lembaga 1 2 3 4 5

Faktor Internal B R B R B R B R B R

KELEMBAGAAN

1 Struktur Organisasi 4 4 5 4 3 5 5 5 4 4

2 Sumber Daya Manusia 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5

3 Kesejahteraan Pegawai 4 5 4 5 3 4 5 5 4 4

4 Orientasi Perusahaan 4 5 4 5 3 4 5 5 4 4

TEKNIS OPERASIONAL

5 Sarana Dan Prasarana Penunjang

Kegiatan 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4

6 Instalasi Pengolah Air Limbah 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4

Di lanjutkan ke halaman 51

Page 54: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Lanjutan dari Tabel 4.3.

No Lembaga 1 2 3 4 5

Faktor Internal B R B R B R B R B R

PEMBIAYAAN

7 Arus Kas Dan Retribusi 4 4 5 4 2 4 3 5 4 4

8 Ketersediaan Biaya/Modal 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4

9 Investasi Asing 4 3 4 3 5 4 5 4 3 3

HUKUM & PERATURAN

10 Kebijakan Terkait 5 5 4 5 3 4 5 5 4 4

11 Regulasi Hukum 4 4 4 4 2 4 5 5 4 4

Hasil analisis, 2011

Keterangan :

1 = Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemerintah Kota Surakarta

2 = Badan Lingkungan Hidup Universitas Sebelas Maret

3 = Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Kota Surakarta

4 = Dinas Pekerjaan Umum (DPU)

5 = IPAL Semanggi

B = Bobot

R = Rating

Tabel 4.4. Rekapitulasi Data Kuesioner Faktor Eksternal

No Lembaga 1 2 3 4 5

Faktor Eksternal B R B R B R B R B R

MASYARAKAT

1 Kesadaran Masyarakat 5 5 4 4 2 4 5 5 2 4

2 Gaya Hidup Masyarakat 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4

3 Kesehatan Masyarakat 5 4 5 4 4 4 4 5 3 3

4 Partisipasi Masyarakat 4 5 5 5 3 4 5 5 2 2

5 Komunikasi Dan Sosialisasi 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4

Di lanjutkan ke halaman 51

Page 55: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Lanjutan dari Tabel 4.4.

No Lembaga 1 2 3 4 5

Faktor Eksternal B R B R B R B R B R

6 Keberadaan Lembaga Lokal 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2

7 Koordinasi Dengan Lembaga Terkait 5 5 5 5 5 4 5 5 2 2

TEKNOLOGI

8 Teknologi Baru 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3

LINGKUNGAN

9 Dampak Lingkungan 4 5 4 5 4 4 3 5 3 3

10 Kualitas, Kuantitas Dan Kontinuitas

Air Bersih 4 5 4 5 4 4 3 3 3 3

Hasil analisis, 2011

Keterangan :

1 = Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemerintah Kota Surakarta

2 = Badan Lingkungan Hidup Universitas Sebelas Maret

3 = Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Kota Surakarta

4 = Dinas Pekerjaan Umum (DPU)

5 = IPAL Semanggi

B = Bobot

R = Rating

4.1.2.1. Analisis Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness)

Analisis kekuatan dan kelemahan didapat melalui hasil kuesioner untuk faktor-

faktor internal. Dimana dari hasil kuesioner nantinya didapat nilai bobot dan

rating, kemudian dengan penjumlahan total nilai bobot dikalikan dengan nilai

rating yang sudah di konversikan melalui skala saaty maka akan didapat nilai dari

faktor internal tiap aspek yang ditinjau. Setelah didapatkan nilai dari setiap aspek

internal yang kemudian dibagi dengan jumlah seluruh aspek yang ada, maka akan

didapat nilai rata-rata dari faktor internal. Setelah didapat nilai rata-rata kemudian

hasilnya harus dijadikan skala 4 dengan dibagi 0,8. Kemudian hasil dari nilai

Page 56: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

setiap aspek internal tadi diambil dari lima urutan nilai rata-rata skala 4 yang

tertinggi, maka aspek tersebut masuk dalam kategori kekuatan (Strength).

Sedangkan untuk lima urutan nilai rata-rata skala 4 yang terendah, dikategorikan

sebagai kelemahan (Weakness). Untuk contoh perhitungan analisis kekuatan dan

kelemahan, dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Contoh Perhitungan Pengelompokan Kategori S/W Dan O/T

Faktor Internal Lembaga 1 Lembaga 2 ∑BxR' Nilai Rata-rata

Kategori Skala 5

Skala 4 B R R’ B R R'

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Struktur Organisasi x y x y

Sumber Daya Manusia x y x y

Sumber : Irwan Taufik, 2011

Keterangan :

Kolom 1 : Faktor-faktor internal

Kolom 2,5 : Nilai bobot hasil kuesioner

Kolom 3,6 : Nilai rating hasil kuesioner

Kolom 4,7 : Nilai rating hasil transformasi sesuai dengan Tabel 4.1.

Kolom 8 : Jumlah nilai bobot dikalikan dengan nilai rating hasil tansformasi

Kolom 9 : Membagi nilai rata-rata dengan jumlah lembaga yang ditinjau.

Kolom 10 : Pemilahan faktor internal berdasarkan nilai rating skala 4 dengan

cara mengalikan nilai dari skala 5 dengan 0,8 , kemudian

mengkategorikan untuk 5 faktor yang mempunyai nilai rating

skala 4 teratas dikelompokkan dalam kekuatan (Strength), dan 5

faktor yang mempunyai nilai rating terendah dikelompokkan

dalam kelemahan (Weakness).

Pemilahan faktor eksternal berdasarkan nilai rating skala 4,

dengan mengkategorikan untuk 5 faktor yang mempunyai nilai

rating skala 4 teratas dikelompokkan dalam peluang

(Opportunities) dan 5 faktor yang mempunyai nilai rating skala 4

terendah dikelompokkan dalam ancaman (Threats).

Page 57: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Dari hasil survei dengan penyebaran kuesioner ke setiap lembaga yang terkait

dalam permasalahan sanitasi dan pengelolaan di IPAL Semanggi, maka

didapatkan hasil seperti dalam Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Perhitungan Pengelompokan Kategori S/W

Faktor

Internal

1 2 3 4 5 ∑BxR' Kategori S/W

Rata-rata Rating Severty Index

B R R' B R R' B R R' B R R' B R R' R skala 5 R skala 4

X1 4 4 1 5 4 1 3 5 2 5 5 2 4 4 1 29 S5 4,4 3,52 88

X2 4 5 2 4 5 2 4 4 1 5 5 2 5 5 2 40 S1 4,8 3,84 96

X3 4 5 2 4 5 2 3 4 1 5 5 2 4 4 1 33 S2 4,6 3,68 92

X4 4 5 2 4 5 2 3 4 1 5 5 2 4 4 1 33 S3 4,6 3,68 92

X5 5 4 1 5 5 2 4 4 1 5 5 2 4 4 1 33 S6 4,4 3,52 88

X6 5 4 1 5 4 1 4 5 2 5 5 2 4 4 1 32 W1 4,4 3,52 88

X7 4 4 1 5 4 1 2 4 1 3 5 2 4 4 1 21 W2 4,2 3,36 88

X8 4 4 1 4 4 1 3 4 1 3 5 2 4 4 1 21 W3 4,2 3,36 84

X9 4 3 0 4 3 0 5 4 1 5 4 1 3 3 0 10 W5 3,4 2,72 76

X10 5 5 2 4 5 2 3 4 1 5 5 2 4 4 1 35 S4 4,6 3,68 92

X11 4 4 1 4 4 1 2 4 1 5 5 2 4 4 1 24 W4 4,2 3,36 84

Hasil analisis, 2011

Keterangan:

X1 : Struktur Organisasi.

X2 : Sumber Daya Manusia.

X3 : Kesejahteraan Pegawai.

X4 : Orientasi Perusahaan.

X5 : Sarana dan Prasarana Penunjang Kegiatan.

X6 : Instalasi Pengolah Air Limbah.

X7 : Arus Kas dan Retribusi.

X8 : Ketersediaan Biaya/Modal.

X9 : Investasi Asing.

X10 : Kebijakan Terkait.

X11 : Regulasi Hukum.

B : Bobot

R : Rating

R’ : Transformasi nilai rating skala ordinal likert sesuai Tabel 4.1

Page 58: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

∑B x R' : Jumlah nilai bobot dikalikan nilai rating hasil transformasi

Kategori S/W : Berdasarkan nilai rating skala 4 didapatkan nilai tertinggi teratas

mulai dari 3,84 sampai dengan 3,52 maka didapatkan enam faktor

dengan urutan nilai skala 4 teratas dikelompokkan dalam kekuatan

(Strength), dan lima faktor dengan urutan faktor dengan nilai rata-

rata terendah dikelompokkan dalam kelemahan (Weakness)

R Skala 5 : Rata-rata rating

R Skala 4 : Diperoleh dengan mengalikan rata-rata rating skala 5 dengan

0,8

Severity Index : Dihitung dengan rumus

Dengan keterangan :

N = Jumlah total 5 responden

Ni = Jumlah frekuensi jawaban yang menjawab bobot tertentu

αi = Bobot yang diberikan kepada respon ke-i

xi = ni / N

Adapun tata cara sama penghitungan severity index sama dengan langkah dalam

tugas akhir Riska Bahar (2009) seperti Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Jumlah Frekuensi Yang Menjawab Bobot Tertentu Pada Faktor Internal

Faktor Internal

Bobot Variabel Jumlah

1 2 3 4 5 responden X1 0 0 0 3 2 5 88 X2 0 0 0 1 4 5 96 X3 0 0 0 2 3 5 92 X4 0 0 0 2 3 5 92 X5 0 0 0 3 2 5 88 X6 0 0 0 3 2 5 88 X7 0 0 0 3 2 5 88 X8 0 0 0 4 1 5 84 X9 0 0 2 2 1 5 76

X10 0 0 0 2 3 5 92 X11 0 0 0 4 1 5 84

Hasil analisis, 2011

Page 59: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Contoh perhitungan severity index :

Severity Index X1 =

Berdasarkan hasil analisis data terhadap pengelompokan kategori S/W pada Tabel

4.6, diperoleh 6 faktor yang dikelompokkan dalam kekuatan (Strength), dan 5

faktor yang dikelompokan dalam kelemahan (Weakness). Adapun hasil pemilahan

faktor internal dapat dilihat seperti Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Hasil Pemilahan Faktor Internal

NO FAKTOR INTERNAL RATING KATEGORI

1. Sumber Daya Manusia 3.840 Strength

2. Kesejahteraan Pegawai 3.680 Strength

3. Orientasi Perusahaan 3.680 Strength

4. Kebijakan Terkait 3.680 Strength

5. Struktur Organisasi 3.520 Strength

6. Sarana dan Prasarana Penunjang

Kegiatan

3.520 Strength

7. Instalasi Pengolah Air Limbah 3.520 Weakness

8. Arus Kas dan Retribusi 3.360 Weakness

9. Ketersediaan Biaya/Modal 3.360 Weakness

10. Regulasi Hukum 3.360 Weakness

11. Investasi Asing 2.720 Weakness

Hasil analisis, 2011

4.1.2.2. Analisis Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats)

Analisa peluang dan ancaman merupakan hasil kategori yang didapat dari

pemilahan faktor-faktor eksternal, dimana untuk perhitungan data dari hasil

kuesioner sama dengan perhitungan untuk analisis kekuatan dan kelemahan pada

halaman sebelumnya. Sehingga hasil perhitungan dari kuesioner untuk faktor

eksternal dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Page 60: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 4.9. Perhitungan Pengelompokan Kategori O/T

Faktor Eksternal

1 2 3 4 5 ∑BxR' Kategori

O/T

Rata-rata Rating Severty Index

B R R' B R R' B R R' B R R' B R R' R skala 5 R skala 4 X12 5 5 2 4 4 1 2 4 1 5 5 2 2 4 1 28 O1 4,4 3,52 88

X13 4 4 1 4 4 1 3 4 1 5 5 2 4 4 1 25 T1 4,2 3,36 84

X14 5 4 1 5 4 1 4 4 1 4 5 2 3 3 0 22 T2 4 3,2 80

X15 4 5 2 5 5 2 3 4 1 5 5 2 2 2 -1 29 O5 4,2 3,36 44

X16 4 4 1 4 5 2 4 4 1 5 5 2 4 4 1 30 O2 4,4 3,52 48

X17 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 1 2 2 -1 14 T5 3,6 2,88 32

X18 5 5 2 5 5 2 5 4 1 5 5 2 2 2 -1 33 O4 4,2 3,36 44

X19 4 4 1 4 4 1 4 5 2 4 4 1 3 3 0 20 T3 4 3,2 28

X20 4 5 2 4 5 2 4 4 1 3 5 2 3 3 0 26 O3 4,4 3,52 28

X21 4 5 2 4 5 2 4 4 1 3 3 0 3 3 0 20 T4 4 3,2 24

Hasil analisis, 2011

Keterangan:

X12 : Kesadaran Masyarakat.

X13 : Gaya Hidup Masyarakat.

X14 : Kesehatan Masyarakat.

X15 : Partisipasi Masyarakat.

X16 : Komunikasi Dan Sosialisasi.

X17 : Keberadaan Lembaga Lokal.

X18 : Koordinasi Dengan Lembaga Terkait.

X19 : Teknologi Baru.

X20 : Dampak Lingkungan.

X21 : Kualitas, Kuantitas Dan Kontinuitas Air Bersih.

B : Bobot.

R : Rating.

R’ : Transformasi nilai rating skala ordinal likert sesuai Tabel 4.1.

∑B x R' : Jumlah nilai bobot dikalikan nilai rating hasil transformasi.

Kategori S/W : Berdasarkan nilai rating skala 4 didapatkan nilai tertinggi teratas

mulai dari 3,52 sampai dengan 3,36. Kemudian ditentukan lima

faktor dengan urutan nilai skala 4 teratas dikelompokkan dalam

Peluang (Opportunities), dan lima faktor dengan urutan faktor

Page 61: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dengan nilai rata-rata terendah dikelompokkan dalam ancaman

(Threats).

R Skala 5 : Rata-rata rating.

R Skala 4 : Diperoleh dengan mengalikan rata-rata rating skala 5 dengan

0,8.

Severity Index : Dihitung dengan rumus

Dengan keterangan :

N = Jumlah total 5 responden

Ni = Jumlah frekuensi jawaban yang menjawab bobot tertentu

αi = Bobot yang diberikan kepada respon ke-i

xi = ni / N

Adapun tata cara penghitungan severity index sama dengan langkah dalam tugas

akhir Riska Bahar (2009) seperti Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Jumlah Frekuensi Yang Menjawab Bobot Tertentu Pada Faktor Eksternal

Faktor Eksternal

Bobot Variabel Jumlah

1 2 3 4 5 Responden X12 0 0 0 3 2 5 88 X13 0 0 0 4 1 5 84 X14 0 0 1 3 1 5 80 X15 0 1 0 1 3 5 44 X16 0 0 0 3 2 5 48 X17 0 1 0 4 0 5 32 X18 0 1 0 1 3 5 44 X19 0 0 1 1 3 5 28 X20 0 0 1 1 3 5 28 X21 0 0 2 1 2 5 24

Hasil analisis, 2011

Berdasarkan hasil analisis data terhadap pengelompokan kategori O/T pada Tabel

4.9, diperoleh lima faktor yang dikelompokkan dalam peluang (opportunities),

dan lima faktor yang dikelompokkan dalam ancaman (threats). Adapun faktor-

faktor yang dikelompokkan seperti Tabel 4.11.

Page 62: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 4.11. Hasil Pemilahan Faktor Eksternal NO FAKTOR EKSTERNAL RATING KATEGORI

1. Kesadaran Masyarakat 3,520 Opportunity

2. Komunikasi Dan Sosialisasi 3,520 Opportunity

3. Dampak Lingkungan 3,520 Opportunity

4. Koordinasi Dengan Lembaga Terkait 3,360 Opportunity

5. Partisipasi Masyarakat 3,360 Opportunity

6. Gaya Hidup Masyarakat 3,360 Threats

7. Kesehatan Masyarakat 3,200 Threats

8. Teknologi Baru 3,200 Threats

9. Kualitas, Kuantitas Dan Kontinuitas

Air Bersih

3,200 Threats

10. Keberadaan Lembaga Lokal 2,880 Threats

Hasil analisis, 2011

4.1.3. Analisis Faktor Strategi Dengan Pendekatan Kuantitatif

4.1.3.1. Penentuan Rating Faktor Strategi

Selanjutnya setelah pemilahan tiap faktor-faktor SWOT (Strength, Weakness,

Opportunities, Threats) maka dihitung nilai rata-rata rating dalam skala 1-4.

Perhitungan penentuan rating faktor SWOT diperoleh dari penjumlahan semua

rating untuk tiap variabel kemudian dicari reratanya. Hasil rerata merupakan

rerata dengan skala Likert kemudian ditransformasikan menjadi skala 4 dengan

cara mengalikan dengan nilai 0,8 seperti dalam Tabel 4.6. dan Tabel 4.9 di atas.

Berdasarkan analisis data terhadap rating untuk tiap faktor internal dan eksternal

pada Tabel 4.6. dan Tabel 4.9 di atas kemudian disajikan dalam Tabel 4.12. dan

Tabel 4.13.

Page 63: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 4.12. Rating Faktor Internal

No Faktor Internal Rating(R)

Kekuatan (Strength)

1 Sumber Daya Manusia 3.840

2 Kesejahteraan Pegawai 3.680

3 Orientasi Perusahaan 3.680

4 Kebijakan Terkait 3.680

5 Struktur Organisasi 3.520

6 Sarana dan Prasarana Penunjang Kegiatan 3.520

Kelemahan (Weakness)

1 Instalasi Pengolah Air Limbah 3.520

2 Arus Kas dan Retribusi 3.360

3 Ketersediaan Biaya/Modal 3.360

4 Regulasi Hukum 3.360

5 Investasi Asing 2.720

Hasil analisis, 2011

Tabel 4.13. Rating Faktor Eksternal

No Faktor Eksternal Rating(R)

Peluang (Opportunities)

1 Kesadaran Masyarakat 3,520

2 Komunikasi Dan Sosialisasi 3,520

3 Dampak Lingkungan 3,520

4 Koordinasi Dengan Lembaga Terkait 3,360

5 Partisipasi Masyarakat 3,360

Ancaman (Threats)

1 Gaya Hidup Masyarakat 3,360

2 Kesehatan Masyarakat 3,200

3 Teknologi Baru 3,200

4 Kualitas, Kuantitas Dan Kontinuitas Air Bersih 3,200

5 Keberadaan Lembaga Lokal 2,880

Hasil analisis, 2011

Page 64: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

4.1.3.2. Penentuan Bobot Relatif Faktor Strategi

Penghitung bobot relatif faktor terlebih dahulu menghitung severity index dari tiap

faktor SWOT, kemudian dilakukan analisis rangking yaitu dengan mengurutkan

nilai hasil perhitungan dari yang terbesar sampai yang terkecil. Tahapan ini

faktor-faktor SWOT akan bergeser sesuai dengan posisi nilai severity index

masing-masing faktor. Selisih severity index kemudian ditransformasikan ke skala

Saaty dengan ketentuan pada Tabel 2.5 Jumlah nilai hasil transformasi (skala

Saaty) untuk tiap faktor, kemudian dihitung nilai eigen value-nya. Hasil

perhitungan severity index faktor internal dan eksternal seperti Tabel 4.7. dan

Tabel 4.10. kemudian dilakukan analisis rangking seperti Tabel 4.14. dan 4.15.

Tabel 4.14. Severity Index Faktor Internal

Faktor Internal IS (Severity Index) Struktur Organisasi 88 Sumber Daya Manusia 96 Kesejahteraan Pegawai 92 Orientasi Perusahaan 92 Sarana Dan Prasarana Penunjang Kegiatan 88 Instalasi Pengolah Air Limbah 88 Arus Kas Dan Retribusi 88 Ketersediaan Biaya/Modal 84 Investasi Asing 76 Kebijakan Terkait 92 Regulasi Hukum 84

Hasil analisis, 2011

Tabel 4.15. Severity Index Faktor Eksternal

Faktor Eksternal IS (Severity Index) Kesadaran Masyarakat 88 Gaya Hidup Masyarakat 84 Kesehatan Masyarakat 80 Partisipasi Masyarakat 44 Komunikasi Dan Sosialisasi 48 Keberadaan Lembaga Lokal 32 Koordinasi Dengan Lembaga Terkait 44 Teknologi Baru 28 Dampak Lingkungan 28 Kualitas, Kuantitas Dan Kontinuitas Air Bersih 24

Hasil analisis, 2011

Page 65: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Selanjutnya setelah memperoleh severity index masing-masing faktor internal dan

eksternal, maka mencari nilai eigen value-nya masing-masing faktor tersebut

dengan mencari selisih severity index dan ditranformasikan ke skala Saaty tiap

variabel. Hasil skala Saaty kemudian dicari nilai eigen value-nya. Hasil nilai eigen

value variabel nantinya sebagai nilai bobot relatif. Adapun tranformasi severity

index ke skala Saaty seperti Tabel 4.16.

Tabel 4.16. Tranformasi Severity Index ke Skala Saaty

Selisih Severity Index Skala Saaty

0 – 5 1

6 – 10 2

11 – 15 3

16 – 20 5

21 – 30 7

31 keatas 9

Sumber: Irwan Taufik, 2011

Adapun tata cara sama penghitungan nilai bobot relatif sama dengan langkah

dalam Riska Bahar (2009) disajikan ke dalam Tabel 4.17. dan 4.19.

Page 66: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Tabel 4.17. Perhitungan Nilai Bobot Relatif Faktor Internal

Keterangan IS Notasi S2 S3 S4 S7 S1 S5 S6 W1 W2 W4 W3 ∑ Eigen

Sumber Daya Manusia 96 S1 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 2,00 3,00 3,00 5,00 23,00 0,156

Kesejahteraan Pegawai 92 S2 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00 5,00 17,00 0,116

Orientasi Perusahaan 92 S3 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00 5,00 17,00 0,116

Kebijakan Terkait 92 S4 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 2,00 5,00 17,00 0,116

Struktur Organisasi 88 S5 0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 3,00 12,50 0,085

Sarana Dan Prasarana Penunjang Kegiatan 88 S6 0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 3,00 12,50 0,085

Instalasi Pengolah Air Limbah 88 W1 0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 3,00 12,50 0,085

Arus Kas Dan Retribusi 88 W2 0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 11,50 0,078

Ketersediaan Biaya/Modal 84 W3 0,33 0,50 0,50 0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 9,83 0,067

Regulasi Hukum 84 W4 0,33 0,50 0,50 0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 9,83 0,067

Investasi Asing 76 W5 0,20 0,20 0,20 0,20 0,33 0,33 0,33 0,50 0,50 0,50 1,00 4,30 0,029

146,97 1,000

Hasil analisis, 2011

Page 67: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Keterangan :

Kolom variabel = Faktor-faktor internal

Kolom IS = Severity index

Kolom notasi = Notasi untuk faktor internal

Kolom ∑ = Penjumlahan hasil transformasi ke skala Saaty

Langkah-langkah perhitungan :

1. Mencari selisih antar severity index kemudian ditransformasikan ke dalam

skala Saaty, dimasukkan pada kolom sesuai dengan kode pemilahan faktor

SWOT. Contoh pengubahan ke dalam skala Saaty seperti Tabel 4.18.

Tabel 4.18. Contoh Pengubahan Ke Dalam Skala Saaty

Kolom Selisih IS Skala Saaty S2:S2 96 - 96 = 0 1

S2:S3 96 - 92 = 4 1

S2:S4 96 - 92 = 4 1

Hasil analisis, 2011

2. Selanjutnya setelah melakukan perhitungan pada tahap pertama seterusnya

sampai baris pertama penuh maka didapatkan nilai ke skala Saaty yang

membentuk sebuah garis diagonal.

3. Perhitungan di bawah garis diagonal (kolom satu ke bawah) merupakan hasil

pembagian antara hasil skala Saaty pada faktor yang sama dengan hasil skala

Saaty selanjutnya.

Contoh : Kolom (S3,S2) =

Kolom (S4,S2) =

4. Baris kedua kolom kedua dilakukan dengan cara seperti perintah 1 sampai 3

kemudian baris ketiga kolom ketiga juga sama caranya sampai terakhir

Kolom Eigen = Hasil pembagian skala Saaty tiap variabel dengan jumlah

skala Saat Jumlah total eigen harus sama dengan 1.

Page 68: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 4.19. Perhitungan Nilai Bobor Relatif Faktor Eksternal

Keterangan Is Notasi T1 T2 T3 O1 O2 O3 T4 T5 T6 T7 ∑ Eigen

Kesadaran Masyarakat 88 O1 1,00 1,00 2,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 67,00 0,233

Gaya Hidup Masyarakat 84 T1 1,00 1,00 1,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 66,00 0,230

Kesehatan Masyarakat 80 T2 0,50 1,00 1,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00 65,50 0,228

Komunikasi Dan Sosialisasi 48 O2 0,11 0,11 0,11 1,00 1,00 1,00 5,00 5,00 5,00 7,00 25,33 0,088

Partisipasi Masyarakat 44 O5 0,11 0,11 0,11 1,00 1,00 1,00 3,00 5,00 5,00 5,00 21,33 0,074

Koordinasi Dengan Lembaga Terkait 44 O4 0,11 0,11 0,11 1,00 1,00 1,00 3,00 5,00 5,00 5,00 21,33 0,074

Keberadaan Lembaga Lokal 32 T5 0,11 0,11 0,11 0,20 0,33 0,33 1,00 1,00 1,00 2,00 6,20 0,022

Teknologi Baru 28 T3 0,11 0,11 0,11 0,20 0,20 0,20 1,00 1,00 1,00 1,00 4,93 0,017

Dampak Lingkungan 28 O3 0,11 0,11 0,11 0,20 0,20 0,20 1,00 1,00 1,00 1,00 4,93 0,017

Kualitas,Kuantitas Dan Kontinuitas Air Bersih 24 T4 0,11 0,11 0,11 0,14 0,20 0,20 0,50 1,00 1,00 1,00 4,38 0,015

286,94 1,00

Hasil analisis, 2011

Page 69: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Keterangan :

Kolom variabel = Faktor-faktor eksternal

Kolom IS = Severity index

Kolom notasi = Notasi untuk eksternal

Kolom ∑ = Penjumlahan hasil transformasi ke skala Saaty

Langkah-langkah perhitungan:

5. Mencari selisih antar severity index kemudian ditransformasikan kedalam

skala Saaty, dimasukkan pada kolom sesuai dengan kode pemilahan faktor

SWOT. Contoh pengubahan ke dalam skala Saaty seperti Tabel 4.20.

Tabel 4.20. Contoh Pengubahan ke Dalam Skala Saaty

Kolom Selisih IS Skala Saaty T1:T1 88 - 88 = 0 1

T1:T2 88 - 84 = 4 1

T1:T3 88 - 80 = 8 2

Hasil analisis, 2011

6. Selanjutnya setelah melakukan perhitungan pada tahap pertama seterusnya

sampai baris pertama penuh maka didapatkan nilai ke skala Saaty yang

membentuk sebuah garis diagonal.

7. Perhitungan di bawah garis diagonal (kolom satu ke bawah) merupakan hasil

pembagian antara hasil skala Saaty pada faktor yang sama dengan hasil skala

Saaty selanjutnya.

Contoh : Kolom (T1,T2) =

Kolom (T1,T3) =

8. Baris kedua kolom kedua dilakukan dengan cara seperti perintah 1 sampai 3

kemudian baris ketiga kolom ketiga juga sama caranya sampai terakhir

Kolom Eigen = Hasil pembagian skala Saaty tiap variabel dengan jumlah

skala Saat Jumlah total eigen harus sama dengan 1.

Page 70: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Hasil perhitungan nilai Eigen value untuk menentukan nilai bobot relatif pada

setiap faktor internal dan eksternal dijumlahkan dan hasilnya sama dengan 1,

penyajian data untuk tiap faktor internal dan eksternal ditunjukan pada Tabel 4.21.

dan Tabel 4.22.

Tabel 4.21. Bobot Faktor Internal

No Faktor Internal BOBOT (B) Kekuatan (Strength)

1 Sumber Daya Manusia 0,156 2 Kesejahteraan Pegawai 0,116 3 Orientasi Perusahaan 0,116 4 Kebijakan Terkait 0,116 5 Struktur Organisasi 0,085 6 Sarana Dan Prasarana Penunjang Kegiatan 0,085

Kelemahan (Weakness) 1 Instalasi Pengolah Air Limbah 0,085 2 Arus Kas Dan Retribusi 0,078 3 Ketersediaan Biaya/Modal 0,067 4 Regulasi Hukum 0,067 5 Investasi Asing 0,029

TOTAL 1,000 Hasil analisis, 2011

Tabel 4.22. Bobot Faktor Eksternal

No Faktor Eksternal BOBOT (B) Peluang (opportunities)

1 Kesadaran Masyarakat 0,233 2 Komunikasi dan Sosialisasi 0,088 3 Dampak Lingkungan 0,017 4 Koordinasi dengan Lembaga Terkait 0,074 5 Partisipasi Masyarakat 0,074

Ancaman (threats) 1 Gaya hidup masyarakat 0,230 2 Kesehatan Masyarakat 0,228 3 Teknologi Baru 0,017 4 Kualitas,Kuantitas dan Kontinuitas air bersih 0,015 5 Keberadaan Lembaga Lokal 0,022 TOTAL 1,000

Hasil analisis, 2011

Page 71: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

4.1.3.3. Pembuatan Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Selanjutnya setelah diperoleh hasil perhitungan rating (Tabel 4.12.) dan

perhitungan bobot relatif (Tabel 4.21.) maka dibuat matriks IFE dengan

mengambil data dari tabel tersebut. Hasil analisis data untuk perhitungan matriks

IFE ditunjukan pada Tabel 4.23.

Tabel 4.23. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

No Faktor Internal Bobot (B) Rating (R) Skor (BxR)

Kekuatan (Strength)

1 Sumber Daya Manusia 0,156 3,840 0,601

2 Kesejahteraan Pegawai 0,116 3,680 0,426

3 Orientasi Perusahaan 0,116 3,680 0,426

4 Kebijakan Terkait 0,116 3,680 0,426

5 Struktur Organisasi 0,085 3,520 0,299

6 Sarana Dan Prasarana Penunjang

Kegiatan 0,085 3,520 0,299

Total Kekuatan (S) 0,674 2,477

Kelemahan (Weakness)

1 Instalasi Pengolah Air Limbah 0,085 3,520 0,299

2 Arus Kas Dan Retribusi 0,078 3,360 0,263

3 Ketersediaan Biaya/Modal 0,067 3,360 0,225

4 Regulasi Hukum 0,067 3,360 0,225

5 Investasi Asing 0,029 2,720 0,080

Total Kelemahan (W) 0,326 1,092

Total Seluruh Faktor Internal 1,000 3,568

Hasil analisis, 2011

Setelah didapatkan hasil total untuk setiap faktor, kemudian dilakukan

pengurangan/selisih dari total skor fakor kekuatan dan kelemahan guna

mendapatkan posisi perusahaan yang digambarkan dalam sebuah kuadran SWOT

dan nantinya dapat digunakan sebagai rekomendasi strategi. Dari hasil

perhitungan di atas, didapat nilai total kekuatan (S) adalah 2,477 dan total skor

kelemahan adalah 1,092. Setelah dilakukan pengurangan sebagai berikut:

Page 72: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Nilai total skor S – W = 2,477 – 1,092 = 1,385 Digunakan sebagai koordinat

titik X.

4.1.3.4. Pembuatan Matriks EFE ( Eksternal Factor Evaluation )

Selanjutnya setelah diperoleh hasil perhitungan rating (Tabel 4.13.) dan

perhitungan bobot relatif (Tabel 4.22.) maka dibuat matriks IFE dengan

mengambil data dari tabel tersebut. Hasil analisis data untuk perhitungan matriks

IFE ditunjukan pada Tabel 4.24.

Tabel 4.24. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)

No Faktor Eksternal Bobot(B) Rating(R) Skor(BxR)

Peluang (Opprtunities)

1 Kesadaran Masyarakat 0.233 3.520 0.822 2 Komunikasi dan Sosialisasi 0.088 3.520 0.311 3 Dampak Lingkungan 0.017 3.520 0.061 4 Koordinasi dengan Lembaga Terkait 0.074 3.360 0.250 5 Partisipasi Masyarakat 0.074 3.360 0.250 Total Peluang (O) 0.488 1.693

Ancaman (Threats)

1 Gaya hidup masyarakat 0.230 3.360 0.773 2 Kesehatan Masyarakat 0.228 3.200 0.730 3 Teknologi Baru 0.017 3.200 0.055 4 Kualitas,Kuantitas dan Kontinuitas air

bersih 0.015 3.200 0.049

5 Keberadaan Lembaga Lokal 0.022 2.880 0.062 Total Ancaman (T) 0.512 1.669 Total Seluruh Faktor Eksternal 1,000 3,362

Hasil analisis, 2011

Dari hasil perhitungan di atas, didapat nilai total peluang (O) adalah 1,693 dan

total skor ancaman adalah 1,669. Setelah dilakukan pengurangan sebagai berikut:

Nilai total skor O – T = 1,693 – 1,669 = 0,023 Digunakan sebagai koordinat

titik Y.

Page 73: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

4.1.3.5. Pemetaan Hasil Matriks IFE dan EFE Kedalam Kuadran SWOT

Berdasarkan perhitungan matriks IFE dan EFE didapatkan koordinat untuk

kuadran SWOT dimana diperoleh data titik X dan titik Y dari hasil selisih tiap

faktor. Sehingga didapat hasil bahwa posisi perusahaan berada pada titik (1,385 ,

0,023).

Gambar 4.1. Kuadran SWOT

Berdasarkan Kuadran SWOT didapatkan hasil bahwa posisi perusahaan berada di

kuadran I yang menandakan sebuah perusahaan yang kuat dan berpeluang,

Sehingga rekomendasi strategi yang diberikan adalah dengan Progresif Strategi.

Progresif Strategi artinya adalah perusahaan yang berada pada kondisi prima dan

mantab, sehingga sangat dimungkinkan untuk terus dilakukan ekspansi,

memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

4.1.3.6. Pemetaan Strategi dengan Matriks Internal-Eksternal (IE)

Setelah hasil perhitungan dengan matriks IFE dan EFE (Tabel 4.23 dan Tabel

4.24) didapat skor untuk posisi internal adalah lebih dari 2,50 yaitu sebanyak

3,568. Sehingga berarti secara internal kuat. Sedangkan untuk posisi Eksternal

didapt skor juga lebih dari 2,50 yaitu 3,362, kelembagaan telah merespon dengan

STRENGTH (S)

THREATS (T)

WEAKNESS (W) 1,385 0

0,023

Posisi kelembagaan didalam Intalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Semanggi Menurut Kuadran SWOT.

OPPORTUNITIES (O)

KUADRAN I KUADRAN IV

KUADRAN II KUADRAN III

Page 74: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

baik peluang yang ada dan memiliki kemampuan yang baik dalam menghadapi

ancaman. Kemudian dari hasil skor tersebut dipetakan ke dalam matriks IE

dimana skor internal sebagai nilai sumbu X, dan skor eksternal sebagai nilai

sumbu Y,seperti yang terlihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Matriks IE

Dari matriks IFE didapat skor 3,568 sedangkan untuk matriks EFE didapat skor

3,362. Berdasarkan Gambar 4.2 untuk posisi kelembagaan dalam IPAL Semanggi

terletak pada sel I yang digambarkan sebagai Grow atau Build Strategy. Dengan

Strategi yang direkomendasikan adalah market development dan product

development.

4.1.4. Analisa Faktor Strategi Dengan Pendekatan Kualitatif

Berdasarkan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE

(Eksternal Factor Evaluation) diketahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan

(Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman

(Threats) untuk penerapan SWOT pada IPAL Semanggi adalah sebagai berikut:

1,00 4,00

0

1,00

4,00 I II III

IV V VI

VII VIII IX Unatractive

Moderate

Atractive

Excellent Moderate Weak

Businees Sektor Prospects

Businees Strength

3,568

3,362

Posisi kelembagaan didalam Intalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Semanggi Menurut Matriks IE

Page 75: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

1. Faktor Kekuatan/Strength (S):

a. Sumber Daya Manusia.

b. Kesejahteraan Pegawai.

c. Orientasi Perusahaan.

d. Kebijakan Terkait.

e. Struktur Organisasi.

f. Sarana Dan Prasarana Penunjang Kegiatan.

2. Faktor Kelemahan/Weakness (W):

a. Instalasi Pengolah Air Limbah.

b. Arus Kas Dan Retribusi.

c. Ketersediaan Biaya/Modal.

d. Regulasi Hukum.

e. Investasi Asing.

3. Faktor Peluang/Opportunities (O):

a. Kesadaran Masyarakat.

b. Sosialisasi dan Komunikasi.

c. Dampak Lingkungan

d. Koordinasi dengan Lembaga Terkait.

e. Partisipasi Masyarakat.

4. Faktor Ancaman/Threats (T):

a. Gaya Hidup Masyarakat.

b. Kesehatan Masyarakat.

c. Teknologi Baru.

d. Kualitas, Kuantitas Dan Kontinuitas Air Bersih.

e. Keberadaan Lembaga Lokal.

Setelah didapat kategori untuk faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan

kelemahan kemudian dilakukan perpaduan diantara faktor-faktor tersebut

menghasilkan sebuah strategi baru. Perpaduan faktor-faktor tersebut kemudian

dimasukkan ke dalam sebuah matriks yang dinamakan matriks SWOT, seperti

pada Tabel 4.25.

Page 76: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tabel 4.25. Matriks SWOT

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan/Strength (S): 1. Sumber Daya Manusia. 2. Kesejahteraan Pegawai. 3. Orientasi Perusahaan. 4. Kebijakan Terkait. 5. Struktur Organisasi. 6. Sarana Dan Prasarana

Penunjang Kegiatan.

Kelemahan/Weakness (W): 1. Instalasi Pengolah Air

Limbah. 2. Arus Kas Dan Retribusi. 3. Ketersediaan

Biaya/Modal. 4. Regulasi Hukum. 5. Investasi Asing.

Peluang / Opportunity (O) : 1. Kesadaran Masyarakat. 2. Sosialisasi dan Komunikasi. 3. Dampak Lingkungan 4. Koordinasi dengan Lembaga

Terkait. 5. Partisipasi Masyarakat.

Strategi SO : 1. Penguatan kebijakan terkait

dengan mengintensifkan sosialisasi dan komunikasi guna menggugah kesadaran dan partisipasi masyarakat akan pentingnya sanitasi yang baik. (S4,O1,O2,O5)

Strategi ST : 1. Meningkatkan Arus Kas

dan Retribusi dengan memanfaatkan kerjasama dengan pihak terkait dan partisipasi dari masyarakat. (W2 ,O4,O5)

2. Pertahankan koordinasi dengan lembaga terkait untuk memperkuat regulasi hukum. (W4,O4)

Ancaman /Threats (T) : 1. Gaya Hidup Masyarakat. 2. Kesehatan Masyarakat. 3. Teknologi Baru. 4. Kualitas, Kuantitas Dan

Kontinuitas Air Bersih. 5. Keberadaan Lembaga Lokal.

Strategi WO : 1. Meningkatkan potensi sumber

daya manusia serta akses sarana dan prasarana air limbah untuk perbaikan kesehatan masyarakat (S1, T2)

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan pegawai agar mampu memanfaatkan teknologi baru dalam menghadapi permasalahan pengelolaan air limbah (S1,S2,T3)

Strategi WT : 1. Penggunaan teknologi baru

pada instalasi pengolah ar limbah untuk menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas air bersih. (W1,T3,T4)

Hasil analisis, 2011

4.1.5. Perumusan Alternatif Strategi

Setelah tahap matching stage atau perpaduan antara faktor-faktor SWOT yang

menggunakan kuadran SWOT dan matriks SWOT, dihasilkan beberapa alternatif

strategi, seperti pada Tabel 4.26.

Page 77: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Tabel 4.26. Alternatif Strategi

NO ALTERNATIF STRATEGI

1. Product Development a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

dan kesejahteraan pegawai agar mampu

memanfaatkan teknologi baru dalam

menghadapi permasalahan pengelolaan air

limbah.

2. Market Development a. Meningkatkan potensi sumber daya manusia

serta akses sarana dan prasarana air limbah

untuk perbaikan kesehatan masyarakat.

b. Penggunaan teknologi baru pada instalasi

pengolah ar limbah untuk menjaga kualitas,

kuantitas dan kontinuitas air bersih.

3. Horizontal

Integration

a. Penguatan kebijakan terkait dengan

mengintensifkan sosialisasi dan komunikasi

guna menggugah kesadaran dan partisipasi

masyarakat akan pentingnya sanitasi yang baik.

b. Pertahankan koordinasi dengan lembaga terkait

untuk memperkuat regulasi hukum.

c. Meningkatkan Arus Kas dan Retribusi dengan

memanfaatkan kerjasama dengan pihak terkait

dan partisipasi dari masyarakat.

Hasil analisis, 2011

4.1.6. Tahap Pengambilan Keputusan

Setelah tahapan terdahulu dibuat dan dianalisis, sehingga didapatkan hasil berupa

alternatif strategi seperti pada Tabel 4.26, maka tahap selanjutnya adalah

menyusun daftar prioritas yang harus diimplemetasikan. Quantitative Strategic

Planning Matrix (QSPM) merupakan teknik yang secara obyektif dapat

menentukan strategi alternatif yang diprioritaskan. Sebagai sebuah teknik, QSPM

memerlukan sebuah good intuitive judgement. Sehingga QSPM untuk analisis

alternatif strategi yang sudah dibuat dapat dilihat pada Tabel 4.27 berikut.

Page 78: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Tabel 4.27. Quantitative Strategic Planning Matriks

Faktor Kunci Bobot Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

AS TAS AS TAS AS TAS

Sumber Daya Manusia 0,156 4 0,626 4 0,626 1 0,156 Kesejahteraan Pegawai 0,116 4 0,463 2 0,231 1 0,116 Orientasi Perusahaan 0,116 1 0,116 1 0,116 3 0,347 Kebijakan Terkait 0,116 2 0,231 1 0,116 4 0,463 Struktur Organisasi 0,085 1 0,085 1 0,085 3 0,255 Sarana dan Prasarana Penunjang

Kegiatan 0,085 3 0,255 4 0,340 1 0,085

Instalasi Pengolah Air Limbah 0,085 3 0,255 4 0,340 1 0,085 Arus Kas dan Retribusi 0,078 1 0,078 1 0,078 4 0,313 Ketersediaan Biaya/Modal 0,067 2 0,134 2 0,134 3 0,201 Regulasi Hukum 0,067 1 0,067 1 0,067 4 0,268 Investasi Asing 0,029 3 0,088 2 0,059 4 0,117 1,000 Kesadaran Masyarakat 0,233 1 0,233 1 0,233 4 0,934 Komunikasi Dan Sosialisasi 0,088 1 0,088 1 0,088 3 0,265 Dampak Lingkungan 0,017 1 0,017 2 0,034 1 0,017 Koordinasi Dengan Lembaga Terkait 0,074 1 0,074 1 0,074 4 0,297 Partisipasi Masyarakat 0,074 1 0,074 1 0,074 4 0,297 Gaya Hidup Masyarakat 0,230 1 0,230 1 0,230 2 0,460 Kesehatan Masyarakat 0,228 4 0,913 4 0,913 1 0,228 Teknologi Baru 0,017 4 0,069 4 0,069 1 0,017 Kualitas, Kuantitas Dan Kontinuitas

Air Bersih 0,015 1 0,015 4 0,061 1 0,015

Keberadaan Lembaga Lokal 0,022 1 0,022 1 0,022 4 0,086 1,000 Total Skor 4,134 3,991 5,024 Hasil analisis, 2011 Keterangan :

AS = Alternative Score

TAS = Total Alternative Score

Page 79: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Dari perhitungan Matriks Quantitative Strategic Planning tampak bahwa

alternatif 3 (Horizontal Integration) mempunyai nilai TAS yang terbesar yaitu

5,024, sehingga alternatif 3 merupakan strategi yang paling menarik untuk

digunakan, akan tetapi jika melihat hasil dari alternatif 1 (Product Development)

dan alternatif 2 (Market Development) yang memiliki perbedaan skor yang kecil,

yaitu 4,134 dan 3,991. Jadi dapat dilakukan Combination Strategy untuk alternatif

1 dan Alternatif 2.

Page 80: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah proses analisis, berikut ini dibuat kesimpulan mengenai pencapaian dalam

penelitian ini dan kemudian saran yang dapat diberikan dalam pelaksanaan

strategi yang dilaksanakan.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan air

limbah perkotaan (studi kasus IPAL Semanggi Kota Surakarta) dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang teridentifikasi dalam aspek internal sebagai kekuatan

(Strength), kelemahan (Weakness), serta faktor-faktor teridentifikasi dalam

aspek eksternal sebagai peluang (Opportunity), ancaman (Threats) pada

kelembagaan yang ada di Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Semanggi

Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

a. Faktor Internal

• Kekuatan (Strength) : Sumber Daya Manusia, Kesejahteraan

Pegawai, Orientasi Perusahaan, Kebijakan Terkait, Struktur

Organisasi, Sarana dan Prasarana Penunjang Kegiatan.

• Kelemahan (Weakness) : Instalasi Pengolah Air Limbah, Arus Kas

dan Retribusi, Ketersediaan Biaya/Modal, Regulasi Hukum,

Investasi Asing.

b. Faktor Eksternal

• Peluang (Opportunity) : Kesadaran Masyarakat, Komunikasi Dan

Sosialisasi, Dampak Lingkungan, Koordinasi Dengan Lembaga

Terkait, Partisipasi Masyarakat.

• Ancaman (Threats) : Gaya Hidup Masyarakat, Kesehatan

Masyarakat, Teknologi Baru, Kualitas, Kuantitas Dan Kontinuitas

Air Bersih, Keberadaan Lembaga Lokal.

77

Page 81: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

2. Alternatif Strategi yang paling menarik dan tepat untuk pengembangan

pengelolaan air limbah perkotaan dalam hal ini mengacu pada permasalahan

di dalam lingkungan IPAL Semanggi Kota Surakarta adalah Horizontal

Integration dengan jalan sebagai berikut :

a. Penguatan kebijakan terkait dengan mengintensifkan sosialisasi dan

komunikasi guna menggugah kesadaran dan partisipasi masyarakat akan

pentingnya sanitasi yang baik.

b. Pertahankan koordinasi dengan lembaga terkait untuk memperkuat

regulasi hukum.

c. Meningkatkan Arus Kas dan Retribusi dengan memanfaatkan kerjasama

dengan pihak terkait dan partisipasi dari masyarakat.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang telah penulis susun, maka penulis memberikan saran

sebagai berikut:

1. Penelitian ini perlu dilakukan studi literatur lebih lanjut terutama dalam

pemilihan variabel agar mendapatkan kuesioner yang efisien dan lebih detail

untuk diberikan kepada responden.

2. Dalam pemilihan variabel sebaiknya dilakukan survey pendahuluan terlebih

dahulu agar terjadi persamaan persepsi antara peneliti dengan obyek yang

akan diteliti.

3. Perlunya menambahkan aspek kemasyarakatan secara lebih luas, yang terkait

dengan pelayanan air limbah.

4. Untuk penelitian selanjutnya dapat diperluas bukan hanya pada satu lingkup

IPAL Semanggi saja, tetapi dengan meninjau dari IPLT Mojosongo.

Page 82: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Ajeng Peny. 2005. Peranan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Dalam Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Cair Melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Rumah Tangga Di Wilayah Surakarta (Suatu Studi Di Perusahaan Air Minum Daerah Di Surakarta. Skripsi, S1 Hukum, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Bahar, Riska. 2009. Kajian Terhadap Strength, Weakness, Opportunities, Threats Dalam Industri Jasa Konstruksi (Studi Kasus Kontraktor Gred 4,5,6 Untuk Pekerjaan Bangunan Air Di Surakarta). Skripsi, S1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Freddy Nelwan, Kawik Sugianan & Budi Kamulyan. 2003. Kajian Program Pengelolaan Air Limbah Perkotaan Studi Kasus Pengelolaan IPAL Margasari Balikpapan. UGM. Yogyakarta. Handayani, Fajar Sri. 2009. Manajemen Strategi Konsultan Golongan Kecil Dalam Menghadapi Era Kebebasan Investasi. Jurnal Teknik, Media Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pusparini, Marina. 2004. Peranan Unit Pengolahan Limbah (UPL) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surakarta. Tugas Akhir, Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Rangkuti, Freddy. 1997. Riset Pemasaran. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Robert J. Kodoatie, 2003. Pengantar Manajemen Infrastruktur. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Wardhana, Arya. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset. Santi, Angen, 2010. Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Semanggi Kota Surakarta. Tugas Akhir, Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Saputri, Eni dewi. 2011. Perancangan Strategi Pengembangan Usaha dengan Metode Strategi SWOT Analysis di Perusahaan Abon Diamond Ampel Boyolali. Skripsi, S1 Teknik Industri, Jurusan Teknik Insdustri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

80

Page 83: STRATEGI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR …/Strategi... · Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pengembangan pengelolaan ... pengaturan pengelolaan di daerah ... di daerah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Taufik, Irwan. 2011. Kajian Strategi Maintenance Gedung Perkuliahan Berdasarkan Persepsi Pengguna Gedung di Universitas Sebelas Maret. Skripsi, S1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Websites

www.pdamsolo.or.id. Profile PDAM. 10 Juli 2011

www.sanitasi.net

www.menlh.go.id

www.solopos.co.id


Recommended