Download docx - Sop Perinatologi New

Transcript

RSU.AISYIYAH PONOROGOJl. Dr Sutomo 18-24ASFIKSIA NEONATORUM

No. DokumenNo. RevisiHalaman

PROSEDUR TETAPDitetapkanDirektur

Dr. Hj. RINI KRISNAWATI, MARS

PengertianAsfiksia Neonaforum adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada bayi baru lahir.Prinsip dasar : Asfiksia merupakan penyebab kematian neonatal dab kecacadan Asfiksia perinatal dapat terjadi selama antepartum,intra partum maupun post partum Ditandai dengan : bayi tidak bernapas atau napas megap-megap denyut jantung 38oC3. Korioamnionitis 4. Denyut jantung janin menetap 160 x/menit5. Ketuban berbau1. Ketuban pecah > 12 jam2. Ibu demam saat intrapartum > 37,5oC3. Nilai APGAR Score rendah pada menit ke-1 < 5, dan menit ke-5 37,7oC atau < 35,5oCg. Letargi/kesadaran menurunh. Aktivitas menuruni. Tidak bisa minumj. Tidak bisa menetekk. Tidak bisa menghisap4. Jika terdapat kadar CRP 10( bila fasilitas tersedia ) dan atau lekosit 30.000/L atau leukositopenia.5. Jika terdapat hasil kultur yang positif ( bila fasilitas tersedia ). Antibiotik dihentikan apabila:1. Bayi dengan 1 faktor risiko mayor dan klinis baik, antibiotik dapat dihentikan apabila pemeriksaan CRP ulang pada usia 48-72 jam didapatkan hasil 10 dan atau hasil kultur steril. Nilai leukosit mendekati normal.2. Bayi dengan sepsis (klinis dan atau kultur positif) yang telah mendapatkan antibiotik selama minimal 7 hari untuk infeksi bakteri Gram positif dan minimal 14 hari untuk infeksi bakteri Gram negatif; jika klinis baik dan hasil CRP terakhir 10. Jenis antibiotik :Antibiotic yang digunakan

Lini 1Sefotaksim 50 mg/kg IV setiap 12 jam DanGentamicyn : < 2 kg 4 mg/kg/IV sekali sehari > 2 kg, 5 mg/kg/IV sekali sehari

RSUAisyiyah PonorogoJl. Dr Sutomo 18-24PEMBERIAN TERAPI SEPSIS PADA BAYI

No. DokumenNo. RevisiHalaman

Antibiotika yang digunakan

Lini IICeftazedim 50 mg/kg/IV setiap 12 jamDan Amikasin 7,5 mg/kg/IV Usia gestasi < 28 mgg tiap 36 jam Usia gestasi 28-29mg tiap 24 jam Usia gestasi 30-35 mg tiap 18 jam Usia gestasi 36 mg tiap 12 jam

Lini IIIMeropenem 40 mg/kg/IV tiap 12 jam

Unit terkait R. Perinatologi

RSUAisyiyah PonorogoJl. Dr Sutomo 18-24PEMBERIAN NUTRISI PADA BBLR

No. DokumenNo. RevisiHalaman

PROSEDUR TETAPTanggal terbitDitetapkanDirektur

Dr. Hj. Rini Krisnawati, MARS

Pengertian Pemberian nutrisi pada BBLR adalah memberikan asupan nutrisi yaitu ASI yang sesuai dengan BB dan usia Pada bayi BBLRPemberian nutrisi dibedakan sesuai kondisi bayi yaitu sehat dan sakit

Tujuan Mempertahankan BB pada BBLR Memberikan nutrisi yang tepat sesuai umur dan kondisi bayi.

Kebijakan Dilakukan pada semua bayi BBLR Dilakukan oleh Sp.A, Dokter Umum/ bidan/perawat yang terlatih Manajemen BBLR

Prosedur 1. ASI merupakan pilihan utama2. Apabila bayi mendapatkan ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi mengisap3. Frekuensi pemberian : BB 1000g 1500g : 10-12X pemberian BB 1500g 2000g : 8 10 X pemberian4. Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2x/minggu5. Jumlah cairan dan ASI serta cara pemberiannya :

Table 1. Jumlah cairan yang dibutuhkan bayi (ml/kg)BeratUmur ( hari )

12345+

>1500g6080100120150

24 jam Bayi setelah 24 jam febris

Tujuan Untuk mencegah terjadinya dehidrasi pada bayi. Agar pemberian cairan dapat terkontrol. Agar tidak ada keluhan dari orang tua dan keluarga. Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar.

Kebijakan Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan dan keperawatan. Kebijakan rumah sakit

Prosedur1. Persiapan alat : Cangkir susu yang sudah disterilkan Sendok kecil Tissue2. Persiapan bayi : Orang tua dan keluarga diberitahu maksud dan tujuan dilakukan tindakan Orang tua dan keluarga dijelaskan tentang langkah langkah tindakan yang akan dilakukan.3. Pelaksanaan Petugas mencuci tangan dan mengeringkan dengan menggunakan tissue. Setelah botol susu dilakukan pemrosesan alat,botol susu diisi kembali dengan susu baru yang dilarutkan. Jika akan diberikan kepada bayi berikan dengan menggunakan botol pengukur sesuai dengan takaran yang dibutuhkan oleh bayi. Kemudian susu dipindahkan kedalam cangkir dan diberikan kepada bayi dengan menggunakan cawan.. Beri alas tissue dibawah leher bayi. Masukkan kedalam mulut bayi secara perlahan-lahan disesuaikan dengan penghisapan bayi. Tunggu hingga susu tertelan seluruhnya sampai habis yang berada dimulut bayi. Setelah selesai Bayi diangkat untuk dilakukan penepukan pada punggung bayi secara perlahan-lahan selama 5 menit agar bayi bersendawa. Selama pemberian pasi lakukan observasi terhadap bayi. Hentikan pemberian pasi bila : Reflek hisap lemah. Bayi muntah. Bayi kembung.

RSUAisyiyah PonorogoJl. Dr Sutomo 18-24PEMBERIAN SUSU FORMULA

No. DokumenNo. RevisiHalaman

Bayi tidak dapat BAB dalam 24 jam. Selesai memberikan minum tulis pada status bayi jumlah susu yang masuk atau yang sudah dihabiskan oleh bayi. Untuk pemberian disesuaikan dengan lembar pemberian minum pada bayi

Unit terkaitR. PERINATOLOGI

RSUAisyiyah PonorogoJl. Dr Sutomo 18-24TERAPI OKSIGEN

No. DokumenNo. RevisiHalaman

PROSEDUR TETAPTanggal terbitDitetapkanDirektur

Dr. Hj. Rini Krisnawati, MARS

PENGERTIANTerapi oksigen adalah penambahan tekanan partial oksigen pada udara inspirasi, dimana suplemen oksigen sangat diperlukan oleh bayi dengan masalah pernapasanIndikasi Terapi Oksigen : Gangguan napas yang berasal dari penyakit paru atau diluar paru Apnea pada premature Meresorpsi pneumothorak pada Bayi Cukup Bulan Hiperoksia tesTerapi Oksigen : Aliran Intermitten Aliran Kontinyu, ada 2 yaitu :1. Aliran tinggi High Flow : aliran > 3 liter/ menit2. Aliran rendah Low Flow : aliran < 3 liter/menit

TUJUAN Mencegah atau menghilangkan hipoksia jaringan Mengurangi kerja otot pernapasan Mengurangi kerja otot jantung

KEBIJAKANSesuai indikasi

PROSEDUR1. Cek Perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan : Sumber oksigen Alat yang dipakai untuk pemberian oksigen :a. Non invasive : Enclosure : incubator dan sungkup ( head box ) Masker Menaruh sumber oksigen di dekat wajah bayib. Semi invasive : Kanula nasal Kanula binasal Kateter nasoparing2. Beri aliran dan alat yang dipakai sesuai kondisi bayi dan penyakit bayi3. Weaning oksigen bila : Cyanosis hilang Saturasi oksigen 88-93% Tidak ada grunting, retraksi intercosta, Nafas cuping hidung 4. Turunkan konsentrasi dan aliran sesuai kondisi bayi5. Pantau terus saturasi oksigen, vitalsign, kondisi bayi dan scoredown bayi

UNIT TERKAITR. PERINATOLOGI

RSUAisyiyah PonorogoJl. Dr Sutomo 18-24PEDOMAN PEMBERIAN CAIRAN PADA BBLR

No. DokumenNo. RevisiHalaman

PROSEDUR TETAPTanggal terbitDitetapkanDirektur

Dr. Hj. Rini Krisnawati, MARS

PENGERTIANPemberan cairan adalah penatalaksanaan pemberian cairan melalui IV line sesuai kebutuhan dan kondisi bayi

TUJUAN Mencegah dehidrasi dan edematous pada bayi Untuk pemenuhan elektrolit dan mineral Pemenuhan kalori / glukosa

KEBIJAKANSesuai indikasi dan kondisi bayi

PROSEDUR1. Pantau kondisi bayi2. Pasang IV line3. Lakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui kebutuhan cairan dan elektrolit yang diperlukan4. Glukosa / kalori : BB < 1500gramHari 1 : pasang Infus D5%Hari 3 : pasang Infus D51/4NS atau KaEN 4B BB >1500gram Hari 1 : pasang Infus D10%Hari 3 : pasang Infus D51/4NS atau KaEN 4B Pantau kadar glukosa5. Natrium : Pertahankan Na : 135 -145 mEq/l6. Kalium : Pertahankan K : 3.5 5 mEq/l7. Pastikan pemberian cairan dan elektrolit sesuai BB dan umur bayi8. Gunakan infuse pump untuk pemantauan tetesan9. Lakukan penurunan pemberian cairan bila kondisi bayi stabil, tidak gangguan nafas dan bayi sudah mulai minum banyak10. Periksa elektrolit sesuai kondisi dan kebutuhan11. Dokumentasikan pada lembar pemberian cairan

UNIT TERKAIT,R. PERINATOLOGI

sumber : AHA, 2012RSUAisyiyah PonorogoJl. Dr Sutomo 18-24IKTERUS NEONATORUM

No. DokumenNo. RevisiHalaman

Prosedur TetapTanggal TerbitDitetapkanDirektur

Dr. Hj. Rini Krisnawati, MARS

Pengertian Ikterus neonatorum adalah diskolorisasi pada kulit atau organ lain akibat penumpukan bilirubin. Keadaan ini disebabkan oleh produksi bilirubia yang berlebih, ekskresi berkurang atau campuran antara keduanya.

Tujuan Mengatasi ikterus neonatorum pada neonatusmenurut penyebabnya dengan segera

Kebijakan Menangani semua kasus ikterus pada neonatus menurut penyebabnya dan dilakukan berdasar ilmu kedokteran berbasis bukti.

Prosedur Manajemen awal1.Mulai dengan terapi sinar2.Ambil sampel darah bayi untuk pemeriksaan kada bilirubin Tentukan apakah bayi memiliki salah satu factor risiko (lahir < 2500 gram atau umur kehamilan < 37 minggu, hemolisis atau sepsis) Bila kadar bilirubin serum di bawah kadar yang memerlukan terapi sinar, (lihat table indikasi terapi sinar) hentikan terapi sinar. Bila kadar bilirubin serum sesuai atau diatas kadar yang memerlukan terapi sinar, lanjutkan terapi sinar3.Bila ada riwayat ikterus hemolisis, atau inkompatibilitas factor Rh atau golongan darah ABO pada kelahiran sebelumnya : Ambil sampel darah bayi dan ibu dan periksa kadar haemoglobin, golongan darah bayi dan tes Coombs. Bila faktor Rh & golongan darah ABO bukan merupakan penyebab dari hemolisis, atau bila ada riwayat keluarga definisi G6PD, lakukan pemeriksaan G6PD Rencanakan tindak lanjut untuk jangka panjang karena risiko masalah perkembangan bayi

Unit terkaitSMF Ilmu Kesehatan Anak Instalasi Maternal-Perinatal

TABEL Terapi Ikterus berdasarkan kadar bilirubin serum UsiaTerapi sinarTransfusi tukara

Bayi SehatFaktor RisikoBayi SehatFaktor Risiko

Mg/dlmol/lMg/dlmol/lMg/dlmol/lMg/dlmol/l

Hari 1Setiap ikterus yang terlihatb1526013220

Hari 215260132201933015260

Hari 318310162703051020340

Hari 4Dst20340182903051020340

aLihat Prosedur Transfusi Tukarb. Ikterus yang terlihat pada tubuh pada ari 1 kehidupan perlu diteri dengan terapi sinar sesegera mungkin. Jangan menunda terapi sinar sampai diperoleh hasil pemeriksaan kadar bilirubinTABEL Diagnosis banding ikterusTemuana

RiwayatPemeriksaanPenyelidikan atau diagnosis lain yang diketahuiDiagnosis yang mungkin

Ikterus tidak timbul saat lahir, tapi timbul < 24 jam Pucat saat lahir Faktor Rh atau inkompatibilitas golongan daah ABO pada kelahiran sebelumnya Ikterus berat Pucat Edema menyeluruh Bayi laki-laki (penemuan pendukung hanya untuk defisiensi G6PD Hb < 13 g/dl (Ht < 40%) Tes Coombs (+) Inkompatibilitas Golongan Darah ABO atau Faktor Rinesus antara ibu dan bayi Pemeriksaan G6PD (+) Ikterus hemolitik

Riwayat defisiensi G6PD, ikterus, anemia, pembesaran hati dan limpa

Waktu timbul 2-5 hari Ikterus berat Bayi kecil (kurang dari 2500 gram saat kelahiran, atau lahir sebelum 37 minggu kehamilan)Ikterus pada prematuritas

Waktu timbul 2-7 hari Serious JaundiceSepsis Ikterus yang berkaitan dengan sepsis

Waktu timbul ikterus hari ke-2 atau lebih cepat Waktu timbul ensefalopati hari 3-7 Diagnosis akhir dan terapi serious jaundice Serious Jaundice Kejang Opistotonus Tes Coombs (+)Bilirubin ensefalopati (kernikterus)

* Diagnosis pada lajur sebelah kanan tidak dapat dilakukan bila daftar temuan yang dicetak tebal tidak ada. Temuan yang ada tidak menjamin diagnosis. Diagnosis dapat ditegukkan bila ditemukan daftar temuan yang digaris bawah. Temuan yang lain hanya merupakan pendukung untuk menegakkan diagnosis, tapi bila tidak ditemukan belum tentu menyingkirkan diagnosis ini.

RSUAisyiyah PonorogoJl. Dr Sutomo 18-24PROSEDUR PENGGUNAAN CONTINUOS POSITIVE AIR WAY PRESSURE (CPAP)

No. DokumenNo. RevisiHalaman

Prosedur TetapTanggal terbitDitetapkanDirektur

Dr. Hj. Rin Krisnawati, MARS

PengertianCPAP merupakan suatu alat yang berfungsi mempertahankan tekanan positif pada saluran nafas BBL selama pernafasan spontan. Indikasi penggunaan CPAP:1.Bayi prematur dengan sindrom distress respirasi2.Bayi dengan transient tachypnea of the newborn3.Bayi dengan sindrom aspirasi mekoneum4.Bayi yang menderita apena of prematurity5.Bayi dengan paralisis diafragma 6.Bayi yang disapih dari ventilator mekanik7.Bayi dengan penyakit saluran nafas seperti trakeomalacia dan bronkiolitis 8.Bayi setelah pembedahan di bagian perut atau dada

KebijakanPenggunaan CPAP dengan prosedur yang benar dan sesuai indikasi

Prosedur1.Periksa kelengkapan Nasal CPAP meliputi sirkuit untuk nasal CPAP, nasal prong, botol outlet yang berisi air cuka 0,25% setinggi 7 cm dengan skala dari 1 sampai 7 cm, humidifier, blender O22.Pilih ukuran nasal prong sesuai dengan berat badan bayia.Ukuran 1 untuk berat badan 700-1000 gramb.Ukuran 2 untuk berat badan 1000-2000 gramc.Ukuran 3 untuk berat badan 2000-3000 gramd.Ukuran 4 untuk berat badan 3000-4000 grame.Ukuran 5 untuk berat badan > 4000 gram 3.Ujung sirkuit ekspirasi dimasukkan ke dalam botol outlet sedalam besarnya tekanan positif yang dikehendaki 4.Alat dicoba terlebih dahulu dengan cara mengaktifkan CPAP dan menutup kedua ujung nasal prong apabila muncul gelembung pada botol outlet berarti alat bekerja5.Bayi ditempatkan di inkubator atau di bawah pemancar panas atau di dalam boks bayi sesuai indikasi 6.Nasal prong dipasangkan di hidung bayi dengan nyaman, ujung nasal prong tidak mengenai septum nasi7.Setting awal nasal CPAP adalah a. Positive End Expiratory Pressure (PEEP) sebesar 5 cm H2O, dengan cara memasukkan ujung sirkuit ekspirasi sedalam 5 cmb. Fraksi O2 mulai 60%8.Pengamatan yang dilakukan:a. Amati sirkuit setiap 2 jam untuk melihat keefektifan sirkuit b. Periksa humldifier apakah menyala dan terdapat air dalam ukuran yang benarc.Amati apakah konsentasi O2 yang diberikan sudah sesuai

RSUAisyiyah PonorogoJl. Dr Sutomo 18-24PROSEDUR PENGGUNAAN CONTINUOS POSITIVE AIR WAY PRESSURE (CPAP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

d. Amati ada tidaknya air dalam selang sirkuit e. Amati apakah ujung selang pada botol outlet berada pada ketinggian 5 cm dan batas atas air pada 0 cmf. Amati apakah botol outlet mengeluarkan gelembung-gelembung g. Amati apakah bayi kembungh. Lakukan penghisapan lendir pada hidung bayi setiap 2 4 jam sekali9.Prosedur penyapihan CPAPa. Setelah pemasangan CPAP, bayi harus dapat bernafas dengan mudah disertai penurunan kecepatan respirasi dan berkurangnya retraksib. FiO2 harus diturunkan secara bertahap dengan penurunan 2-5% secara bertahap dipandu oleh pembacaan pulse-oximeter atau hasil pemeriksaan gas darah c. Jika bayi bernafas nyaman dengan CPAP pada FiO2 21%, bayi harus dicoba untuk lepas dari CPAPd. Bayi harus dinilai selama percobaan tersebut untuk munculnya tanda-tanda takipnea, retraksi, turunnya saturasi oksigen atau apnea. Jika tanda-tanda ini teramati maka percobaan dianggap10.Kriteria kegagalan CPAPBBL dengan CPAP nasal H2O 5 cm akan memerlukan ventilasi mekanik jika salah satu di bawah ini terjadi: FiO2 pada CPAP > 60% PaCO2 >65 mm Hg Asidosis metabolic yang terus bertahan dengan defisit basa -10 Retraksi yang jelas teramati ketika sedang diterapi CPAP Sering terjadi episode apnea dan/atau bradikardia

Unit terkaitSMF Ilmu Kesehatan Anak Instalasi Maternal-Perinatal

RSUAisyiyah PonorogoJl. Dr Sutomo 18-24PENANGANAN HIPERTERMIA PADA NEONATUS

No. DokumenNo. RevisiHalaman

Prosedur TetapTanggal TerbitDitetapkanDirektur

Dr. Hj. Rini Krisnawati, MARS

Pengertian Hipertermia adalah suhu tubuh lebih dari 37,50C

Tujuan a. Mencegah dan mengatasi hipertermia pada neonatus b. Menstabilkan termoregulasi pada bayi

Kebijakan Hipertermia pada neonatus ditangani dengan cara ilmu kedokteran mutakhir dan berbasis bukti

Prosedur Bila suhu diduga karena paparan panas yang berlebihan:1.Bila bayi tidak pernah diletakkan di dalam alat penghangat: Letakkan bayi di dalam suhu lingkungan yang normal (25-280C) Lepaskan sebagian atau seluruh pakaiannya bila perlu Periksa suhu aksiler setiap jam sampai dicapai suhu dalam batas normal Bila suhu sangat tinggi (> 390C), bayi di kompres atau dimandikan selama 10 sampai 15 menit dalam air yang suhunya 40C lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Jangan menggunakan air dingin atau air yang suhunya lebih rendah dari 40C dibawah suhu bayi. 2.Bila bayi pernah diletakkan di bawah pemancar panas atau inkubator; Kurangi pengatur suhu alat penghangat. Bila bayi di dalam inkubator, buka inkubator sampai suhu dalam batas normal;3.Lepas sebagian atau seluruh pakaian bayi selama 10 menit kemudian beri pakaian lagi sesuai dengan alat penghangat yang digunakan 4.Periksa suhu bayi setiap jam sampai suhu dalam batas normal5.Periksa suhu inkubator atau pemancar panas setiap jam dan sesuaikan pengatur suhu Bila bukan karena paparan panas yang berlebihan:1.Terapi untuk Kemungkinan besar Sepsis;2.Letakkan bayi di lingkungan suhu normal (25 280C);3.Lepas pakaian bayi sebagian atau selutuhnya bila perlu;4.Periksa suhu bayi setiap jam sampai dicapai suhu tubuh dalam batas normal. 5.Bila suhu sangat tinggi (lebih dari 390C), bayi di kompres atau dimandikan selama 10-15 menit dalam air yang suhunya 40C lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Jangan menggunakan air dingin atau air yang suhunya lebih rendah dari 4oC dibawah suhu bayi. Manajemen lanjutan suhu lebih dari 37,5oC1.Yakinkan Bayi mendapat cukup cairan atau minuman: Anjur ibu untuk menyusi bayinya. Bila bayi tidak dapat disusui, beri ASI peras dan gunakan cara alternatif pemberian minum. Bila terdapat tanda dehidrasi (mata atau ubun ubun besar cekung, elastisitas kulit berkurang, lidah dan membrane mukosa kering), tangani untuk dehidrasi 1. Periksa kadar glokuso darah, bila < 45 mg/dl (2.6 mmol/l), tangani untuk hipoglikemia

RSUAisyiyah PonorogoJl. Dr Sutomo 18-24PENANGANAN HIPERTERMIA PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

3. Cari tanda sepsis sekarang dan ulangi lagi bila suhu telah mencapai batas normal. 4.Setelah suhu bayi normal: Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu setiap 3 jam. 5.Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik serta tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit, bayi dapat dipulangkan. Nasehati ibu cara menghangatkan bayi di rumah dan melindungi dari pemanasan yang berlebihan.

Unit terkaitSMF Ilmu Kesehatan Anak Instalasi Maternal-Perinatal

TABEL Klasifikasi Suhu tubuh abnormal Temuana

RiwayatPemeriksaanKlarifikasi

Bayi terpapar dengan suhu lingkungan yang rendah Waktu timbulnya kurang dari 2 hari Suhu tubuh 32oC 36,4oC Gangguan napas Denyut jantung kurang dari 100 kali per menit Malas minum LetargiHipotermia sedang

Bayi terpapar dengan suhu lingkungan yang rendah Waktu timbulnya kurang dari 2 hari Suhu tubuh kurang dari 32oC Tanda lain Hipotermia sedang Kulit teraba keras Napas pelan dan dalam Hipotermia berat

Tidak terpapah dengan dinin atau panas yang berlebihan Suhu tubuh berfluktuasi antara 36oC 39oC Sedang berada di suhu lingkungan stabil Fluktuasi terjadi sesudah periode suhu stabil Suhu tubuh tidak stabil (lihat dugaan sepsis)

Bayi berada di lingkungan yang sangat panas, terpapar dengan matahari, berada di dalam inkubator, atau pemancar panas Suhu tubuh lebih dari 37,5oC Suhu tubuh lebih dari 37,5oC Tanda dehidrasi (elastisitas kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung, lidah dan membrane mukosa kering) Malas minum Frekuensi napas lebih dari 60 kali per menit Denyut jantung lebih dari 160 kali per menit Letargi Iritabel Hipertermia

RSUAisyiyah PonorogoJl. Dr Sutomo 18-24PENANGANAN HIPOGLIKEMIA PADA NEONATUS

No. DokumenNo. RevisiHalaman

Prosedur TetapTanggal TerbitDitetapkanDirektur

Dr. Hj. Rini Krisnawati, MARS

Pengertian Hipoglikemia adalah kadar glukosa darah < 45 g/dl pada bayi kurang bulan/ cukup bulan disertai gejala apnea, hipotomia, kejang, asfiksia, refleks isap turun, letargis, hipotermia, syok, ibu DM

Tujuan 1.Meningkatkan kadar glukosa sampai kadar yang tidak membahayakan bayi baru lahir/ neonatus.

Kebijakan Semua kasus hipoglikemia merupakan kasus darutat dan harus ditangani segera secara holistic oleh petugas yang telratih dan berdasarkan ilmu kedokteran berbasis bukti.

Prosedur Manajemen glukosa darah < 25 mg/dl atau terdapat tanda hipoglikemi 1.Pasang jalur IV jika belum terpasang2.Berikan glukosa 10% 2 ml/kg BB secara IV bolus pelan dalam lima menit. Jika jalur IV tidak dapat dipasang dengan cepat, berikan dengan dosis yang sama larutan glukosa melalui pipa lambung.3.Infus glukosa 10% sesuai kebutuhan rumatan menurut umur dan berat badan.4.Periksa kadar glukosa darah satu jam setelah bolus glukosa dan kemudian tiap tiga jam; Jika kadar glukosa darah masih tetap 25 mg/dl (1,1 mmol/l), ulangi pemberian bolus glukosa seperti tersebut di atas dan lanjutkan pemberian infus. Jika kadar glukosa darah 25 45 mg/dl (1,1 2,6 mmol/l), teruskan infuse dan ulangi pemeriksaan kadar glukosa setiap jam sampai kadar glukosa 45 mg/dl (2,6 mmol/l) atau lebih Bila kadar glukosa darah 45 mg/dl (2,6 mmol/l) atau lebih dalam dua kali pemeriksaan berturut-turut, ikuti petunjuk tentang frekuensi pemeriksaan kadar glukosa darah setelah kadar glukosa darah kembali normal 5.Anjurkan ibu menyusui, bila bayi tidak dapat menyusu berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternative cara pemberian minum6.Bila kemampuan minum bayi meningkat turunkan pemberian cairan infuse setiap hari secara bertahap. Jangan menghentikan infus glukosa dengan tiba-tiba.

Manajemen glukosa darah antara 25 mg/dL-45 mg/dL tanpa tanda Hipoglikemia 1. Anjurkan ibu menyusui, bila bayi tidak dapat menyusu berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum2. Pantau tanda hipoglikemia, bila dijumpai tanda tersebut, tangani seperti tersebut di atas

RSUAisyiyah PonorogoJl. Dr Sutomo 18-24PENANGANAN HIPOGLIKEMIA PADA NEONATUS

No. DokumenNo. RevisiHalaman

3. Periksa kadar glukosa darah dalam tiga jam atau sebelum pemberian minum berikutnya :a. Jika kadar glukosa darah kurang 25 mg/dl, atau terdapat tanda hipoglikemia, tangani seperti tersebut di atas b. Jika kadar glukosa darah masih antara 25 45 mg/dl, naikkan frekuensi pemberian minum ASI atau naikkan volume pemberian minum dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.c. Jika kadar glukosa darah 45 mg/dl atau lebih, lihat tentang frekuensi pemeriksaan kadar glukosa darah di bawah ini Frekuensi pemeriksaan glukosa darah setelah glukosa darah kembali normal Jika bayi mendapatkan cairan IV, dengan alasan apapun, lanjutkan pemeriksaan kadar glukosa darah setiap 12 jam selama bayi masih memerlukan infus. Jika kapan saja kadar glukosa darah turun, tangani seperti tersebut di atas. Jika bayi sudah tidak lagi mendapat infus cairan IV, periksa kadar glukosa darah setiap 12 jam selama dua kali pemeriksaan Jika kapan saja kadar glukosa darah turun, tangani seperti tersebut di atas Jika kadar glukosa darah tetap normal selama waktu tersebut, maka pengukuran dihentikan

Unit terkaitSMF Ilmu Kesehatan Anak Instalasi Maternal-Perinatal

RSUAisyiyah PonorogoJl. Dr Sutomo 18-24PEMANCAR PANAS (RADIANT WARMER)

No. DokumenNo. RevisiHalaman

Prosedur TetapTanggal TerbitDitetapkanDirektur

Dr. Hj. Rini Krisnawati, MARS

Pengertian Pemancar panas (radiant warmer). Merupakan salah satu cara menghangatkan bayi dan mempertahankan suhu tubuh bayi. Terutama ditujukan pada bayi dengan berat 1500 g dan bayi sakit, juga dapat digunakan sebagai pemeriksaan awal bayi, selama dilakukan tindakan, atau menghangatkan kembali bayi hipotermi.

Tujuan Untuk menghangatkan bayi dan mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap berkisar pada suhu normal dengan pemancar panas.

Kebijakan Menggunakan pemancar panas sesuai indikasi dan dengan cara yang benar.

Prosedur Cara menggunakan pemancar panas :1. Hangatkan ruangan (minimal 22o C) di mana pemancar panas akan digunakan.2. Bersihkan matras dan alas, tutup alas dengan kain bersih sebelum bayi diletakkan dibawah pemancar panas.3. Nyalakan alat 15 menit sebelum persalinan dipimpin dan atur suhu sesuai petunjuk (biasanya antara 36 37oC)4. Sebelum bayi datang, nyalakan alat untuk menghangatkan matras dan alas5. Bayi hendaknya tidak menggunakan pakaian atau dibungkus selimut, sebaiknya dibiarkan menggunakan popok atau pempers saja. 6. Bila mendapat cairan IV, hitung jumlah cairan yang diberikan (misalnya beri tambahan cairan 10%) untuk mengangganti cairan yang hilang.7. Pindahkan bayi ke ibu sesegera mungkin jika tidak ada tindakan atau pengobatan yang diberikan. agar bayi tidak kedinginan.

Unit terkaitSMF Ilmu Kesehatan Anak Instalasi Maternal-Perinatal

RSUAisyiyah PonorogoJl. Dr Sutomo 18-24MANAJEMEN PASCA RESUSITASI BAYI ASFIKSIA

No. DokumenNo. RevisiHalaman

Prosedur TetapTanggal TerbitDitetapkanDirektur

Dr. Hj. Rini Krisnawati, MARS

Pengertian Bayi dengan asfiksia yang telah dilakukan resusitasi memerlukan perawatan suportif dan berkelanjutan, pengawasan dan evaluasi diagnostic yang sesuai. Bayi yang memerlukan resusitasi berisiko membutuk setelah tanda-tanda vitalnya kembali normal. Program resusitasi pada bayi baru lahir mengacu pada 3 tahap perawatan pasca resusitasi barkut ini perawatan rutin, suporitif dan berkelanjutan.

Tujuan Mengelola bayi asfiksia pasca-resusitasi

Kebijakan Bayi dengan asfiksia yang telah dilakukan resusitasi memerlukan perawatan suportif dan berkelanjutan, pengawasan dan evaluasi keadaan klinis bayi.

Prosedur 1. Bayi masuk keruang Perinatologi untuk observasi selanjutnya2. Pantau vital sign seperti respirasi rate, frekuensi jantung, suhu dan saturasi oksigen3. Bila terjadi kejang karena hipoksi lakukan penanganan kejang ( lihat SOP Penanganan Kejang)4. Pantau kadar gula darah untuk menganisipasi hipoglikemia ( lihat SOP Penangana Hipoglikemia )5. Bila terjadi apnu ulangan lakukan penatalaksanaan apnu ( lihat SOP Apnea )6. Jaga bayi agar tetap hangat : letakkan bayi di incubator.7. Beri nutrisi bila kondisi bayi sudah stabil

Unit terkait Instalasi Maternal-Perinatal

RSUAisyiyah PonorogoJl. Dr Sutomo 18-24PENANGANAN HIPOTERMIA PADA NEONATUS

No. DokumenNo. RevisiHalaman

Prosedur TetapTanggal terbitDitetapkanDirektur

Dr. Hj. Rini Krisnawati, MARS

Pengertian Hipotermia pada bayi baru lahir adalah penutunan suhu tubuh sampai di bawah 36,5oC (normal 36,5-37,5oC).

Tujuan Mencegah dan mengatasi hipotermia pada bayi baru lahir/neonatus dengan factor risiko BBLR, premature, asfiksia atau kondisi lain

Kebijakan Hipotermi pada neonatus ditangani dengan cara Ilmu Kedokteran yang Berbasis Bukti

Prosedur 1.Tindakan pencegahan Siapkan ruang yang cukup hangat Berat lahir (gram)Suhu ruangan (oC)1000-150034 - 351500-200032 342000-250030 32> 250028 30 Bayi dengan asfiksia, distress respirasi atau sepsis membutuhkan suhu ruang lebih tinggi disbanding bayi dengan berat yang sama tanpa masalah. Gunakan pemancar panas hanya selama resusitasi. Bayi segera dikeringkan setelah lahir dengan handuk bersih dan lembut. Jangan memandikan bayi segera setelah lahir, lebih baik mandi ditunda. Jangan hilangkan verniks. Tutuplah kepala dengan handuk bersih dan kering Berikan bayi ke dada ibunya, dan selimuti keduanya Khusus bayi kecil (BBLR) lakukan perawatan bayi lekat (PBL) dengan metoda Kangguru (lihat cara PBL) bila kondisi sudah stabil Susukan bayi dalam 30 menit setelah lahir2.Penanganan hipotermia berat (suhu tubuh < 32oC) Segera hangatkan bayi dengan menggunakan pemancar panas yang sebelumnya telah dihangatkan (bila mungkin). Gunakan inkubator atau ruangan hangat bila perlu. Ganti baju yang dingin dan basah bila perlu. Beri pakaian yang hangat, pakai topi dan selimuti dengan selimut hangat. Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi sering diubah. Bila bayi dengan gangguan napas (frekuensi napas > 60 atau > 30 kali/ menit, retraksi dada, merintih) Pasang jalur IV dan beri cairan IV seusai dengan dosis rumatan, dan pipa infus tetap terpasang di bawah pemancar panas, untuk menghangatkan cairan

RSUAisyiyah PonorogoJl. Dr Sutomo 18-24PENANGANAN HIPOTERMIA PADA NEONATUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Periksa kadar glukosa darah, bila kadar glukosa darah < 45 mg/dl, tangani untuk hipoglikemia. Nilai bayi untuk tanda kegawatan (misalnya gangguan napas, kejang atau tidak sadar) setiap jam dan nilai juga kesiapan untuk minum setiap 4 jam sampai suhu tubuh kembali ke batas normal. Ambil sampel darah dan beri antibiotika sesuai standar pelayanan untuk penanganan Sepsis. Anjurkan menyusu secara setelah bayi siap. Bila bayi tidak dapat menyusu, beri ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatip cara pemberian minum. Bila refleksi menelan bayi tidak baik, pasang pipa lambung dan beri ASI peras begitu suhu bayi mencapai 35oC. Periksa suhu bayi setiap jam. Bila suhu naik paling tidak 0,5oC/jam, berarti upaya menghangatkan berhasil kemudian lanjutkan dengan memeriksa suhu bayi setiap 2 jam. Periksa juga suhu alat yang dipakai untuk menghangatkan dan suhu ruang setiap jam. Setelah suhu tubuh bayi normal: Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi Pantau bayi selama 12 jam kemudian, dan ukur suhunya tiap 3 jam. Pantau bayi selama 24 jam setelah penghentian antibiotika. Bila suhu bayi tetap dalam bayas normal dan bayi minum dengan baik dan tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit, bayi dapat dipulangkan dan nasehati ibu bagaimana cara menjaga agar bayi tetap hangat selama di rumah.3.Penanganan hipotermia sedang (suhu tubuh 32-35oC) Ganti pakaian yang dingin dan basah, dengan pakaian yang hangat, memakai topi dan selimuti dengan selimut hangat. Bila ada ibu/pengganti ibu, anjurkan menghangatkan bayi dengan melakukan kontak kulit dengan kulit (perawatan bayi lekat). Bila ada ada : Hangatkan kembali bayi dengan menggunakan alat pemancar panas. Gunakan inkubator dan ruangan hangat bila perlu. Periksa suhu alat penghangat dan ruangan hangat, beri ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatip cara pemberian minum dan sesuaikan pengatur suhu.

Unit terkaitSMF Ilmu Kesehatan Anak Instalasi Maternal-Perinatal

ALGORITMA RESUSITASI NEONATUS

Cukup bulan?Bernapas atau menangis?Tonus baik?

Yang tetap bersama ibu

Lahir IIIIIIIII30 detikIIII60 detik

Perawatan rutin : Berikan kehangatan Bersihkan jalan napas Keringkan Evaluasi

Bersihkan jalan napas monitor Spo2 Pertimbangkan CPAPLakukan langkah koreksi ventilasiPertimbangkan intubasi kompresi dada kordinasikan dengan VTPLakukan langkah koreksi ventilasiIntubasi bila dada tak berkembangEpinefrin IVFj di bawah 100dpm?

VTP, monitor Spo(VTP20-30/30 dtk)Sulit bernapas atau sianosis menetap?

Tidak Target Spo21 menit 60%-65%2 menit 65%-70%3 menit 70%-75%4 menit75%-80%5 menit80%-85%10 menit85%-95%

Tidak Hangatkan, bersihkan jalan napas bila perlu,keringkan, rangsangFj dibawah 100 dpm, megap-megap, atau apnu

Fj di bawah 60dpm?

Fj di bawah 60dpm?

Pertimbangkan Hipovolemia pneumotoraksPerawatan pasca resusitasiTidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya

LANGKAH KOREKSI VENTILASI

TINDAKANLANGKAH KOREKSI

M (S)Mask adjustment (S) ungkup melekat rapat Pastikan ada lekatan yang baik antara sungkup dan wajah

R (R)Reposition airway(R)eposisi jalan napas Kepala pada posisi menghidu (setengah tengadah)

S (I)Suction mouth and nose(I)sap mulut dan hidungPeriksa sekresi, isap jika ada

O (B)Open mouth(B)uka mulutVentilasi dengan mulut bayi sedikit terbuka dan angkat dagu ke depan

P (T)Pressure increase(T)ekanan dinaikanNaikan tekanan bertahap setiap beberapa napas, sampai terdengar suara napas belateral dab tampak gerakan dada pada setiap napas

A (A)Airway alternative(A)lternatif jalan napasPertimbangkan intubasi endotrakeal atau sungkup larings