Download pptx - Slide Lapkas Trauma Kapitis

Transcript
Page 1: Slide Lapkas Trauma Kapitis

PENATALAKSANAAN

KEGAWATDARURATAN PADA TRAUMA

KAPITIS

LAPORAN KASUS

QARINA HASYALA PUTRI 080100367ROMULUS P. SIANIPAR 100100180DEWI MEILINDATARI NST 100100253AL FIRMAN 100100324

Page 2: Slide Lapkas Trauma Kapitis

TRAUMA KAPITIS

Page 3: Slide Lapkas Trauma Kapitis

Trauma kapitis dapat terjadi akibat benturan langsung atau tanpa benturan langsung pada kepala. Kelainan dapat berupa cedera otak fokal atau difus dengan atau tanpa fraktur tulang tengkorak.

Berdasarkan patofisiologinya trauma kapitis dibagi menjadi:- trauma kapitis primer- trauma kapitis sekunder

Page 4: Slide Lapkas Trauma Kapitis

KLASIFIKASI TRAUMA KAPITIS Berdasarkan mekanisme trauma:

- trauma kapitis tumpul- cedera tembus

Berdasarkan morfologi trauma:- fraktur kranium- cedera intrakranial

Berdasarkan beratnya trauma kapitis:- trauma kapitis ringan- trauma kapitis sedang- trauma kapitis berat

Page 5: Slide Lapkas Trauma Kapitis

PERDARAHAN EPIDURAL

Hematoma epidural merupakan pengumpulan darah diantara tengkorak dengan duramater (hematom ekstradural). Cirinya berbentuk bikonveks atau menyerupai lensa cembung. Sering terletak di area temporal atau temporo-parietal yang disebabkan oleh robeknya arteri meningea media akibat retaknya tulang tengkorak.

Page 6: Slide Lapkas Trauma Kapitis

PERDARAHAN SUBDURAL

Perdarahan subdural lebih sering terjadi daripada perdarahan epidural (kira-kira 30% dari trauma kapitis berat). Perdarahan ini sering terjadi akibat robeknya vena-vena jembatan yang terletak antara korteks serebri dan sinus venosus tempat vena tadi bermuara, namun dapat juga terjadi akibat laserasi pembuluh arteri pada permukaan otak.

Page 7: Slide Lapkas Trauma Kapitis

KONTUSIO & PERDARAHAN INTRASEREBRAL Kontusio serebri murni biasanya jarang terjadi.

Kontusio serebri hampir selalu berkaitan dengan perdarahan subdural akut. Kontusio serebri sangat sering terjadi di frontal dan lobus temporal, walaupun dapat terjadi juga pada setiap bagian otak, termasuk batang otak dan serebelum. Batas perbedaan antara kontusio dan perdarahan intraserebral traumatika memang tidak jelas. Kontusio serebri dapat saja dalam waktu beberapa jam atau hari mengalami evolusi membentuk perdarahan intraserebral.

Page 8: Slide Lapkas Trauma Kapitis

CEDERA DIFUS Cedera otak difus merupakan kelanjutan

kerusakan otak akibat cedera akselerasi dan deselerasi, dan ini merupakan bentuk yang sering terjadi pada trauma kapitis. Komosio serebri ringan adalah cedera dimana kesadaran tetap tidak terganggu namun terjadi disfungsi neurologis yang bersifat sementara dalam berbagai derajat.

Page 9: Slide Lapkas Trauma Kapitis

GAMBARAN KLINIS Derajat cedera dapat dinilai menurut tingkat

kesadarannya melalui system GCS, yakni metode EMV (Eyes, Verbal, Movement).

Sehubungan dengan tingginya insidensi kelainan/cedera sistemik penyerta (lebih dari 50%) pada kasus-kasus trauma kapitis berat, maka di dalam evaluasi klinis perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: cedera daerah kepala, leher, toraks, abdomen, pelvis, spinal, dan ekstremitas.

Page 10: Slide Lapkas Trauma Kapitis

PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan korban trauma kapitis yang

kesadarannya baik mencakup pemeriksaan neurologis yang lengkap. Sedangkan pada penderita yang kesadarannya menurun pemeriksaan yang diutamakan adalah yang dapat memberikan pedoman dalam penanganan di unit gawat darurat, yaitu:- Tingkat kesadaran- Kekuatan fungsi motorik- Ukuran pupil dan responsnya terhadap cahaya- Gerakan bola mata (refleks okulo-sefalik dan vestibuler)

Page 11: Slide Lapkas Trauma Kapitis

PEMERIKSAAN PENUNJANG CT-Scan

Untuk melihat letak lesi dan adanya kemungkinan komplikasi jangka pendek.

Lumbal PungsiUntuk menentukan ada tidaknya darah pada LCS harus dilakukan sebelum 6 jam dari saat terjadinya trauma

EEGDapat digunakan untuk mencari lesi

Roentgen foto kepalaUntuk melihat ada tidaknya fraktur pada tulang tengkorak

Page 12: Slide Lapkas Trauma Kapitis

PENATALAKSAAN

Airway

Breathing

Circulation Disability

Exposure

Page 13: Slide Lapkas Trauma Kapitis

LAPORAN KASUS

Page 14: Slide Lapkas Trauma Kapitis

Anamnesis Nama : Bagus Iswanto Usia : 33 tahun 2 bulan 13 hari No. RM : 00.65.63.33 Alamat : Jalan Citarum no. 12 Dusun 1 Medan Krio Kecamatan

Sunggal Pekerjaan : Tukang Becak

KU : Penurunan Kesadaran Telaah : Hal ini dialami pasien ± 14 jam sebelum masuk rumah sakit,

perdarahan pada hidung dan telinga dijumpai saat pasien dibawa ke rumah sakit, perdarahan kira-kira satu gelas aqua kecil. Awalnya pasien mengendarai becak dan bertabrakan dengan pengendara sepeda motor lain. Pasien tidak menggunakan helm. Riwayat pingsan dijumpai, muntah dijumpai, muntah tidak menyembur, muntah berisi cairan. Riwayat kejang tidak dijumpai. Pasien merupakan rujukan dari rumah sakit sundari.

RPT : Tidak jelas RPO: Tidak jelas

Page 15: Slide Lapkas Trauma Kapitis

TIME SEQUENCE

10 Oktober 2015 pukul 22.45 WIB

Pasien datang ke IGD dengan penurunan

kesadaran

11 Oktober 2015 pukul 02.10 WIB Pasien

dikonsul kembali ke bagian Anestesi untuk

perawatan ICU dan managemen airway

11 Oktober 2015 pukul 09.55 WIB Pasien dibawa ke HCU

Page 16: Slide Lapkas Trauma Kapitis

Gejala dan Tanda Kesimpulan Penanganan Hasil A (airway)Airway unclearSnoring (-)Gargling (+)Crowing (-)

Adanya cairan atau mucus di saluran nafas

Dilakukan Jaw trust dan cervical controlDilakukan pemasangan intubasi dengan ETT 7.5Dilakukan suctioning

Airway ClearGargling (-)

B (breathing)Napas spontan (+)RR : 32 x / menitSP : Kiri : vesikulerKanan : vesikulerST : (-)Jejas di thorax (-) Flail Chest (-)SpO2 : 99%

Takipnea Pemberian oksigen via ambu bag 10 L/ menit

-

Page 17: Slide Lapkas Trauma Kapitis

Gejala dan Tanda Kesimpulan Penanganan Hasil C (circulation ) Akral : Hangat / Pucat / KeringCRT < 2”Perfusi perifer normalt/v = cukupTD = 127/74 mmHgHR = 90 x/i reguler

IV line 18 G dan dilakukan resusitasi cepat dengan cairan kristaloid ( R Sol)

D (Disability)Sens : SoporGCS 7 (E2V1M4) Pupil isokor diameter ka: 3mm/ ki:3mm, RC (+)/(+)

Penurunan kesadaran

Mempertahankan A-B-C clear

Pasien tetap dengan GCS 7 (E2V1M4)

Page 18: Slide Lapkas Trauma Kapitis

Gejala dan Tanda Kesimpulan Penanganan Hasil E (Exposure)Dijumpai lacerated wound di temporal kanan, lacerated wound di telinga kanan dan keluar darah dari telinga kanan.Dijumpai luka lecet dan bengkak pada lutut kanan.

Trauma pada telinga kiri dan lutut kanan

Melepas seluruh pakaian pasien dan mencari jejas, kemudian menyelimuti pasien dengan kain untuk mencegah hipotermi.

Pasien tidak hipotermi

Page 19: Slide Lapkas Trauma Kapitis

Penanganan di Blue Line IGD: Bebaskan jalan nafas dengan jaw thrust

dan proteksi jalan nafas Dilakukan intubasi dan pemasangan

ETT 7.5 Pemberian oksigen 10 liter/menit via

ambu bag Penentuan derajat perdarahan

Page 20: Slide Lapkas Trauma Kapitis

Estimated blood loss = 15% EBV= 15% x 70 x 60= 15% x 4200 ml= 630 ml

Berikan cairan Kristaloid (R-Sol) 1 flash Nilai ulang hemodinamik.

Page 21: Slide Lapkas Trauma Kapitis

SECONDARY SURVEY A : tidak dijumpai alergi makanan

maupun obat M : tidak dijumpai riwayat pemakaian

obat P : tidak dijumpai riwayat penyakit

sebelumnya L : makan minum terakhir tidak jelas E : -

Page 22: Slide Lapkas Trauma Kapitis

PEMERIKSAAN FISIK Kepala

Bentuk: bulat, simetrisMata: pupil isokor diameter 3 mm / 3 mm, refleks cahaya (+/+)Hidung: terpasang NGT no 16, keluar warna kuning pekat.Telinga / mulut: keluar darah dari telinga kiri

LeherStruma: dalam batas normalPembengkakan KGB: -Gerakan leher: bebasJejas/luka/fraktur: -

Page 23: Slide Lapkas Trauma Kapitis

PEMERIKSAAN FISIK Dada

Paru-paruInspeksi: gerakan simetris Palpasi: stem fremitus Kanan = KiriPerkusi: SonorAuskultasi: RR: 32 kali/menit, suara pernapasan: vesikuler, suara tambahan: -JantungPerkusi: batas jantung dalam batas normalAuskultasi: HR: 96 kali/menit, reguler. S1, S2 (+), desah (-)

PerutInspeksi: simetris, jejas/luka: -Palpasi: soepel, hepar/lien tidak teraba massa (-)Perkusi: timpaniAuskultasi: peristaltik (+) normal

Page 24: Slide Lapkas Trauma Kapitis

PEMERIKSAAN FISIK Genitalia

Laki-laki, kateter urin terpasang, UOP: 100 cc/ 2 jam

EkstremitasAkral: hangat/merah/keringCRT: < 2 detikEdema: + Luka/fraktur: fraktur genu dekstra (+)Terpasang IV line No. 18 G di tangan kanan.

Page 25: Slide Lapkas Trauma Kapitis

PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah Lengkap

Hb : 12.7 gr/dlLeukosit : 20.09 x 103 /mm3

Ht : 36.60 %Trombosit : 197 x 103/mm3

Kesan : Leukositosis

Faal HemostasisPT : 14.3 (14.0)APTT : 27.5 (34,0)TT : 16.0 (16,7)INR : 1.02

Metabolisme KarbohidratKGD (sewaktu): 154.00 mg/Dl

Fungsi GinjalUreum : 26.90 mg/dLKreatinin :0.71 mg/dL

ElektrolitNatrium : 139 mEq/LKalium : 3.0 mEq/LKlorida : 104 mEq/L

Page 26: Slide Lapkas Trauma Kapitis

FOTO SCHAEDEL & CERVICAL

Kesan: tidak tampak kelainan pada foto

Page 27: Slide Lapkas Trauma Kapitis

FOTO TORAKS Kesan: infiltrat (-),

CTR <50%

Page 28: Slide Lapkas Trauma Kapitis

FOTO PELVIC

Kesan: tidak tampak kelainan pada panggul

Page 29: Slide Lapkas Trauma Kapitis

FOTO GENU Kesan: tampak

fraktur pada patella kanan

Page 30: Slide Lapkas Trauma Kapitis

CT SCAN Kesan: Kontusio

Temporal Base + Kontusio Temporal Dekstra + Subarachnoid Hemorrhage

Page 31: Slide Lapkas Trauma Kapitis

PEMBAHASAN MASALAH

Page 32: Slide Lapkas Trauma Kapitis

TEORI Airway: Pada tahap ini dilihat apakah jalan napas bebas

atau tidak. Keadaan seperti trauma langsung pada jalan napas, edema, benda asing, dan ketidakmampuan mempertahankan jalan napas akibat penurunan kesadaran dapat menyebabkan sumbatan jalan napas. Untuk membuka jalan napas dapat diberikan maneuver head tilt, chin lift, maupun jaw thrust. Dapat juga dilakukan pemasangan oropharyngeal/nasopharyngeal tube ataupun dilakukan intubasi endotrakeal untuk menjaga patensi airway. Selain itu dilakukan pula stabilisasi dari vertebra servikal, pencegahan trauma sekunder, dan proteksi medula spinalis untuk mencegah komplikasi yang lebih berat.

Page 33: Slide Lapkas Trauma Kapitis

PASIEN Pasien datang ke IGD dengan keluhan

penurunan kesadaran. Pada penilaian jalan napas ditemui adanya gargling. Pada pasien trauma kepala, dianggap kemungkinan terdapat trauma servikal sehingga dilakukan maneuver jaw thrust. Kemudian dilakukan patensi jalan napas dengan ETT 7.5 dan dilakukan suctioning.

Page 34: Slide Lapkas Trauma Kapitis

TEORI Breathing: menjaga pernafasan berjalan baik

sehingga pertukaran Oksigen dan Karbon dioksida berlangsung dengan baik. Komponen paru, dinding dada, dan diafragma harus dievaluasi dengan cepat. Inspeksi dan palpasi dapat memperlihatkan kelainan dinding dada seperti pergerakan tidak simetris, flail chest, yang mungkin menunjukkan adanya tension pneumothorax. Perkusi dan auskultasi dapat dilakukan untuk memastikan udara masuk ke dalam paru. Suara perkusi dan auskultasi yang berbeda pada kedua lapangan paru menunjukkan kemungkinan tension pneumothorax.

Page 35: Slide Lapkas Trauma Kapitis

PASIEN Pasien datang ke IGD dengan takipneu.

Pada inspeksi dada tidak dijumpai kelainan. Pada perkusi dijumpai sonor pada kedua lapangan paru dan auskultasi menunjukkan suara napas vesikuler dan tidak dijumpai suara pernapasan tambahan. Oleh karena itu dipasang ambu bag dan diberikan juga 02 10L/menit untuk menjaga oksigenasi pasien.

Page 36: Slide Lapkas Trauma Kapitis

TEORI Circulation: Menilai volume darah, cardiac output

dan perdarahan. Maka diperlukan penilaian yang cepat untuk status hemodinamik pasien, ada tiga penilaian klinis yang dalam hitungan detik yang memberikan informasi mengenai keadaan hemodinamik pasien yaitu tingkat kesadaran, warna kulit dan nadi.

Pada pasien dengan trauma, dilakukan penghentian perdarahan yang sedang terjadi bila ada. Kemudian dinilai tingkat perdarahan yang terjadi dan berikan cairan pengganti sesuai kelas perdarahan yang terjadi.

Page 37: Slide Lapkas Trauma Kapitis

PASIEN Pasien datang ke IGD dengan Akral

hangat/pucat/kering, Tekanan Darah: 127/74 mmHg, HR: 96x/i ireg T/V: cukup, temp 37,0°C. Pasien disimpulkan dengan perdarahan kelas I. Maka dilakukan pemasangan iv line ukuran 18 G pada tangan kanan dengan cairan Kristaloid (R-Sol) 1 flash. Pemberian cairan dimaksudkan untuk mempertahankan kestabilan hemodinamik pasien untuk mencegah komplikasi hipotensi pada pasien sehingga diperlukan pemantauan berkala status hemodinamik pasien.

Page 38: Slide Lapkas Trauma Kapitis

TEORI Disability: Mengevaluasi keadaan

neurologis secara cepat yang dinilai adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil. GCS merupakan sistem skoring sederhana yang dapat menilai tingkat kesadaran pasien.

Page 39: Slide Lapkas Trauma Kapitis

PASIEN Pasien datang ke IGD dengan Sens :

Sopor GCS 7 (E2V1M4) pupil isokor diameter ka: 3mm/ ki:3mm,

RC (+)/(+)

Page 40: Slide Lapkas Trauma Kapitis

TEORI Exposure: Membuka seluruh pakaian

pasien untuk memeriksa dan mengevaluasi jejas lain pasien dan menjaga suhu tubuh pasien agar tidak hipotermi.

Page 41: Slide Lapkas Trauma Kapitis

PASIEN Dijumpai lacerated wound di temporal

kanan, lacerated wound di telinga kanan dan keluar darah dari telinga kanan.

Dijumpai luka lecet dan bengkak pada lutut kanan.

Page 42: Slide Lapkas Trauma Kapitis

TERIMA KASIH