Transcript
Page 1: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Blok Keseimbangan Cairan Elektrolit Dan Asam Basa Dehidrasi

Wrap up

Kelompok: B-15 Ketua : Windy Nugraha Pratama 1102010204Sekretaris : Yushelly Dinda Pratiwi 1102010305Anggota :

1. 1102010170 : Mohammad Syarif Hidayatullah 2. 1102010204 : Nawar Najla Mastura3. 1102010188 : Mustika Zeinia Melinda4. 1102010221 : Prissilma Tania Jonardi 5. 1102010240 : Riezky Trinawati 6. 1102010258 : Rosa Ismasari Hosni Puteri 7. 1102008243 : Siti Masitoh

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS YARSI

JAKARTA2010/2011

Page 2: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

SKENARIO 1 DEHIDRASI

LI.1 Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan

LO.1.1 Menjelaskan pengertian Larutan dan Cairan

LO.1.2 Menjelaskan Klasifikasi Larutan dan Cairan

LO.1.3 Menjelaskan Fungsi Larutan dan Cairan

LO.1.4.Menjelaskan Distribusi Cairan

LI.2 Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan Tubuh

LO.2.1 Menjelaskan Kompertemen Cairan Tubuh

LO.2.2 Menjelaskan Presentase Kompertemen Tubuh Berdasarkan Umur dan Gender

LO.2.3 Menjelaskan Perbedaan Kompertemen Cairan Tubuh

LO.2.4 Menjelaskan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan Tubuh

LI.3 Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh (Dehidrasi)

LO.3.1 Menjelaskan Pengertian Dehidrasi

LO.3.2 Menjelaskan Faktor Penyebab Dehidrasi

LO.3.3 Menjelaskan Klasifikasi Dehidrasi

LO.3.4 Menjelaskan Manisfestasi Dehidrasi

LO.3.5 Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Dehidrasi

LO.3.6 Menjelaskan Diagnosi dan Diagnosis Banding

LO.3.7 Menjelaskan Penatalaksanaan Dehidrasi

LI.4 Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi Yang terjadi pada Anak

LO.4.1 Menjelaskana Faktor-faktor dehidrasi yang terjadi pada anak

LO.4.2 Menjelaskan Gejala Dehidrasi Yang Terjadi Pada Anak

LO.4.3 Menjelaskan Penanganan Dehidrasi pada Anak

LI.5 Memahami dan Menjelaskan Mengenai mineral:Natrium(Na),Kalium(K),dan Klorida

(Cl) ,Kalsium (Ca)

LO.5.1 Menjelaskan sumber-sumber dan kebutuhan mineral : Natrium (Na),Kalium

(K) Klorida (Cl) .

LO.5.2 Menjelaskan Peranan mineral Natrium (Na),Kalium (K),Klorida (Cl), Kalsium

(Ca) sebagai ko-faktor dalam reaksi enzim.

LO.5.3 Menjelaskan Penyakit bila kelebihan dan kekurangan mineral (Na,K,Cl)dalam

Tubuh

LO.5.4 Menjelaskan Absorbsi, Transport, distribusi, sekresi mineral : Natrium

(Na),Kalium (K),Klorida (Cl) dan Kalsium (Ca).

Page 3: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

LI.6 Memahami Gangguan Keseimbangan Elektrolit Dalam Tubuh ( Natrium dan Kalium )

LO.6.1 Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Natrium (Na)

LO.6.2 Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Kalium (K)

LI.7 Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam

LO.7.1 Menjelaskan Tata Cara Etika Minum dalam Islam

Page 4: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

LI.1 Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan

LO.1.1 Menjelaskan Pengertian Larutan dana Cairan

Definisi Larutan

Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih macam zat yang

terdiri dari solute (zat terlarut) dan solvent (zat pelarut) secara teoritis

berdasarkan definisi larutan makan ada sembilan kemungkinan macam larutan

a. Bila solven : Suatu Cairan

Solute : Gas, zat padat atau cairan lain

b. Bila solven : Suatu Zat padat

Solute : Gas,Cairan atau zat padat lain

c. Bila Solven : Suatu Gas

Solute : Cairan, zat padat atau gas lain

Definisi Cairan

Cairan : Bahan yang langsung mengalire secara alamiah buakn padat atau gas

LO.1.2 Menjelaskan Klasifikasi Larutan dan Cairan

Macam-macam Larutan

Berdasarkan Kepekatan :

Larutan Encer : Larutan yang menganduang relatif sedikit solute(zat yang

Dilarutkan ) dalam larutan

Larutan pekat : Larutan yang mengandung banyak solute(zat yang dilarutkan)

Dalam larutan

Larutan Jenut : Larutan dimana ada keseimbangan antara solute padat dan

Solute dalam larutan

Larutan Tidak Jenuh: Larutan yang mengandung jumlah solute yang kuranf dari

Larutan jenuh.

Berdasarkan Daya Hantar Listrik:

1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, dibedakan

atas:

a. Elektrolit Kuat

Larutan elektrolit kuat adalah yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat,

karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah

menjadi ion-ion (alpha = 1)

Page 5: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Asam-asam kuat seperti : HCL,HC103, H2S04, HNO3 Dan lain-lain.

Basa-basa kuat yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti

NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.

Garam-garam yang mudah larut seperti : NaCl, Al2(SO4)3 dam lain-lain.

b. Elektrolit Lemah

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah

dengan harga derajat ionisasinya sebesar : 0 < alpha < 1

Asam-asam lemah seperti : CH3COOH,HCN.H2CO3,H2S dam lain-lain.

Basa-basa lemah seperti : NH4OH. Ni(OH)2 dan lain-lain.

Garam-garam yang sukar larut seperti AgCl,CaCrO4 ,PbI2 dan lain-lain

2. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik,

karena zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-oin (tidak beion)

Tergolong kedalam jenis ini misalnya :

1. Larutan Urea

2. Larutan Sukrosa

3. Larutan Glukosan

4. Larutan Alkohol

Berdasarkan Kemampuan Menyerapnya :

1. Larutan ideal yaitu larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan

ideal tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran

larutan

2. Larutan tidak ideal yaitu larutan yang tidak memenuhi hukum Roult.

Larutan tak ideal ini dapat dibagi dua yaitu :

a. Larutan yang mengalamami pelepasan kalor pada saat pencampuran

sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif

dari hukum Roult.

b. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran

yang menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult.

Berdasarkan Wjud / Fasanya :

NoSolvent Solute

LarutanFasa Contoh Fasa Contoh

1 Cair Air Cair Alkohol Spiritus

Page 6: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

2 Cair Aseton Gas Asetilen Zat Untuk Las

3 Cair Air Padat Garam Larutan Garam

4 Padat Pd Gas H2 Gas Oven

5 Padat Cd Cair Hg Amalgam Gigi

6 Padat Au Padat Ag Sinsin

7 Gas O2 Gas He Gas Untuk Menyelam

8 Gas Udara Cair Minyak Wangi Spray

9 Gas O2 Padat Naftalen Kamfer

Macam-macam Cairan

a. Cairan Intrasel : Cairan yang terdapat didalam sel tubuh manusia. Volumenya

Lebih kurang dari 33 % berat badan (60% air tubuh total).

Kandungan air intrasel lebih banyak dibandingkan ektrasel.

Contoh : Kalium sebagai kation utama, fosfat sebagai anion

b. Cairan Ektrasel : Cairan yang terdapat diluar tubuh. Cairan ektrasel terdiri:

Cairan Intersisium atau cairan antar sel yang berada diantara sel

Cairan Intravaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan

bagian air dari plasma darah

Cairan Transeluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya

cairan otak ( likuor serebropinal), bola mata, sendi.

Cairan ektrasel berperan sebagai :

-Penghantar semua keperluan sel (nutrient, oksigen, baebagai ion, dan

regulator hormon)

-Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah

mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.

Contoh Na sebagai Kation, klorida sebagai anion.

LO.1.3 Menjelaskan fungsi larutan dan cairan

Fungsi Larutan:

Secara umum larutan berfungsi untuk membentuk suatu zat baru anatar solute

(zat yang dilarutkan) dan solven ( zat pelarut).

Faktor Faktor yang mempengaruhi kelarutan:

1. Suhu

Makin tinggi suhunya makin besar kelarutannya

Page 7: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

2. Sifat solut dan solvent

Berdasarkan polar dan non polarnya seperti hukum “like disolve like”

Suatu solut polar akan larut pada solvent yang polar juga.

3. Tekanan

Gas dalam cair tekanan parsial

Diatur oleh hukum henry

C=kp Gas yang larut secara fisika

Semakin tinggi tekanan, semakin kecil kelarutan

4. Pengaruh ion sejenis

Adanya ion sejenis akan memperkecil kelarutan.

Fungsi Cairan :

a. Mengatur suhu tubuh

Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik

b. Melancarkan peredaran darah

Jika tubuh kita kekurangan cairan,maka darah akan mengental. Hal ini disebankan

cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan

berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.

c. Membuang racun dan sisa makanan

Tersedia cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam

tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni dan

pernafasan.

d. Kulit

Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kuliat. Kecukupan air

dalam tubuh berguna untuk menjaga kelambaban, kelembutan dan elastisitas

akibat pengarus suhu udara dari luar tubuh.

e. Pencernaan

Pencernaan air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen

melalui darah untuk segera dikirim melalau sel-sel tubuh. Konsumsi air yang

cukup akan membantu kerja sistem pencernaan didalam usus besar karena gerakan

usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.

f. Pernafasan

Page 8: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basa dalam

bekerja memasukkan oksigen kedalam sel-sel tubuhn dan memompa

karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan

nafas kekaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang

dihembuskan pada kaca.

g. Sendi dan Otot

Cairan tubuh melindungin dan melumasi gerakan sendi dan otot. Otot tubuh akan

mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air

dengan cukup selama beraktifitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan

kelelahan.

h. Pemulihan Penyakit

Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai

berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.

LI.2 Memahami dan Menjelaskan Kompertemen Cairan Tubuh

LO 2.1 Menjelaskan kompartemen cairan tubuh

Cairan tubuh terbagi atas 2 kompartemen besar yaitu

1. Kompartemen intrasel

Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh.Volumenya ± 33%berat

badan (60% air tubuh total). Kandungan air intrasel lebih banyak dibandingkan

ekstrasel, presentase volume cairan intrasel pada anak lebih kecil dibandingkan orang

dewasa karena jumlah sel lebih sedikit dan ukuran sel lebih kecil.

Peranan cairan intrasel:

1. Pada proses menghasilkan,menyimpan,dan penggunaan energi

2. Proses perbaikan sel

3. Proses replikasi

4. Dan fungsi khusus: sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan

osmolalitas cairan ekstrasel

Kandungan Elektrolit Intrasel

Dalam cairan intrasel,kation utama adalah kalium, sedamgkan anion utama

adalah fosfat dan protein

Page 9: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

2. Kompartemen ekstrasel

Cairan ekstrasel terdiri atas:

1.cairan interstisium/cairan antar sel yang berada diantara sel sel

2. cairan intravaskular,yang berada dalam pembuluh darah

3. cairan tran-sel,yang berada dalam rongga rongga khusus misalnya cairan

otak, bola mata,sendi.Jumlah cairan trans-sel relatif sedikit

Tabel 3.Volume air tubuh pada masing masing kompartemen

Kompartemen Jumlah % BB % jumlah

cairan

Volume intraseluler 24.0 L 33 60

Volume ekstraseluler 16.0 L 22 40

Terdiri atas:

Volume interstisium 11,2 L 15,4 28

Volume plasma 3,2 L 4,4 8

Volume trans seluler ** 1,6 L 2,2 4

*sebagai model adalah seorang pria sehat BB=73 kg dan cairan tubuh total sejumlah 40

L(55%)

**cairan serebrospinal,gastrointestinal,traktus urinarius,duct of glands,cairan sereous cavities

Peran cairan ekstrasel:

1. Pengantar semua keperluan sel (nutrien,oksigen,berbagai ion,trace minerals,dan

regulator hormon/molekul)

2. Pengangkut CO2,sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami

detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.

Kandungan Elektrolit Sel

Kation utama dalam cairan ekstrasel adalah natrium (Na+). Kation ekstasel

lainnya adalah kalium (K+),Kalsium (Ca 2+)dan magnesium (Mg 2+).Anion adalah

klorida,bikarbonat,dan albumin.

LO 2.2 Menjelaskan presentase kompartemen tubuh berdasarkan umur dan gender

Keseimbangan cairan tubuh: Cairan tubuh ±60% dari berat badan

Page 10: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

1. Berdasarkan gender:

-Wanita : 50-55% dari berat badan

-Pria :55-60% dari berat badan

2. Berdasarkan usia

-Bayi :75% dari berat badan

-Usia lanjut :45% dari berat badan

Regulasi volume cairan

Orang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan tubuh

selalu dalam kondisi dan batas yang nyaman. Dalam kondisi normal intake cairan

sesuai dengan kehilangan tubuh yang terjadi. Kondisi sakit akan menyebabkan

gangguan pada keseimbangan cairan dan elektolit tubuh. Dalam rangka

mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilangan cairan,antara lain:melalui

proses penguapan ekspirasi, penguapan kulit, ginjal(urin),ekskresi pada proses

metabolisme.

a. Intake cairan

No Umur Berat badan Kebutuhan cairan (ml/l)

1 3 hari 3 250-300

2 1 tahun 9,5 1150-3000

3 2 tahun 11,8 1350-1500

4 6 tahun 20 1800-2000

5 10 tahun 28,7 2000-2500

6 14 tahun 45 2200-2700

7 18 tahun 54 2200-2700

Mekanisme haus:

Dehidrasi intrasel=sekresi angiostensin 2=penurunan tekanan darah =penurunan

volume darah= pusat haus di otak

b. Output cairan

1. Urine

Dalam kondisi normal,pengeluaran urin sekitar 1400-1500ml/hari atau

30-50ml/jam. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urin bervariasi dalam

Page 11: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

setiap harinya bila beraktivitas kelenjar keringat meningkat produksi urin

menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.

2. IWL (insesible water loss)

IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, melalui kulit dengan mekanisme difusi.

Pada orang dewasa normal,kehilangan cairan tubuh melalui proses ini berkisar

300-400 ml/hari.Tapi bila respirasi atau suhu tubuh meningkat IWL

meningkat

3. Keringat

Berkeringat terjadi akibat respon oleh tubuh dalam kondisi panas. Respon ini

berasal dari anterior hipotalamus. Sedangkan impulsnya oleh sumsum tulang

belakang yang dirangsang oleh susunan saraf simpatis pada kulit

4. Feses

Pengeluaran berkisar 100-200 ml/hari yang diatur oleh mekanisme reabsorpsi

kolon

LO.2.3. Menjelaskan perbedaan kompartemen cairan tubuh.

Cairan tubuh terdapat pada dua kompartemen besar, yaitu intrasel dan ekstrasel.

a. Kompartemen Intrasel

Cairan intrasel (intracellular fluid) adalah cairan yang terdapat dalam sel

tubuh. Volumenya lebih kurang 33% berat badan (60% tubuh total). Kandunga air

intrasel lebih banyak dibanding ekstrasel. Cairan intrasel berperan pada proses

menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan energi serta proses perbaikan sel.

Selain itu, cairan intrasel juga berperan dalam proses replikasi dan berbagai fungsi

khusus antara lain sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan

osmolalitas cairan ekstrasel.

Kandungan Elektrolit Intrasel

Kation utama adalah kalium, sedangkan anion utama adalah fosfat dan protein.

Ion K+, Mg2+ dan PO42+ merupakan solut yang dominan untuk menimbulkan efek

osmotik pada cairan intrasel. Ion K+ juga penting dalam proses biolistrik.

Konsentrasi kalsium intrasel sangat rendah.

b. Kompartemen Ekstrasel

Cairan ekstrasel adalah cairan yang terdapat di luar sel tubuh. Terdiri dari:

Cairan interstitium atau cairan antar-sel, yang berada diantara sel-sel.

Cairan intra-vaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan

bagian air dari plasma darah.

Page 12: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Cairan trans-sel, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya cairan

otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendi. Jumlah cairan trans-sel relatif

sedikit.

Denggan menggunakan berbagai marker, diperoleh volume cairan ekstrasel

sebesar 42-53% jumlah cairan tubuh total untuk marker klorida dan 30-33%

untuk marker inulin dan sulfat.

Cairan ekstrasel berperan sebagai:

Pengantar semua keperluan sel (nutrien, oksigen, berbagai ion, trace minerals

dan regulator hormon/molekul).

Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah

mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.

Kandungan Elektrolit Ekstrasel

Komposisi bahan yang terlarut dalam subkompartemen cairan ekstrasel

(plasma dan cairan interstitium) berbeda, hal ini disebabkan oleh pengaruh

keseimbangan Gibbs-Donnan3, kadarnya lebih tinggi pada cairan interstitium,

kecuali untuk ion Ca2+ dan Mg2+ karena ion ini banyak yang terikat pada protein

plasma. Perbedaan yang nyata antara cairan intrasel adalah pada kationnya. Kation

utama cairan ekstrasel adalah natrium (Na+) dan dalam cairan intrasel kalium (K+).

Kation ekstrasel lainnya adalah kalium (K+), kalsium (Ca2+), dan magnesium

(Mg2+). Untuk menjaga netralitas listrik, di dalam cairan ekstrasel terdapat anion

klorida, bikarbonat dan albumin.

Natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat merupakan elektrolit penting karena

kontribusinya sebagai daya osmotik untuk mempertahankan air dalam cairan

ekstrasel. Natrium dan kalium memperngaruhi tekanan osmotik kristaloid cairan

ekstrasel dan intrasel serta secara langsung berhubungan dengan fungsi sel dalam

proses biolistrik. Konsentrasi natrium merupakan kontributor utama dalam

osmolalitas serum dan penentu utama tonisitas plasma. Jumlah natrium di dalam

cairan ekstrasel merupakan hasil keseimbangan dua faktor, yaitu uptake natrium di

saluran cerna dan ekskresi natrium di ginjal dan tempat lain. Natrium adalah

komponen utama cairan ekstrasel karena selalu dipompa keluar sel oleh natrium-

natrium ATPase.

Perbedaan komposisi cairan tubuh berbagai kompartemen terjadi karena

adanya barier yang memisahkan mereka. Membran sel memisahkan cairan intrasel

dengan cairan interstitial, sedangkan dinding kapiler memisahkan cairan intersisial

Page 13: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

dengan plasma. Dalam keadaan normal, terjadi keseimbangan susunan dan

volume cairan dan elektrolit antar kompartmen.

Bila terjadi perubahan konsentrasi atau tekanan di salah satu kompartmen, maka

akan terjadi perpindahan cairan atau ion antar kompartmen sehingga terjadi

keseimbangan kembali.

LO.2 4.Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh.

Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh

adalah:

a. Umur.

Usia sangat berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat

badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan

dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan

dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.

b. Iklim.

Orang yang tinggal di daerah panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya

rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.

Sedangkan seseorang yang beraktivitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan

cairan sampai dengan 5 L per hari.

c. Diet.

Diet berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika intake nutrisi tidak

adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga serum albumin dan

cadangan protein akan menurun, padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses

keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.

d. Stress.

Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan

glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga

bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.

e. Kondisi sakit.

Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan

elektrolit tubuh. Misalnya:

Trauma, seperti luka bakar.

Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulasi

keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.

Page 14: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan

pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya

secara mandiri.

f. Tindakan medis.

Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan

elektrolit tubuh, seperti suction dan nasogastric tube.

g. Pengobatan.

Pengobatan seperti pemberian diuretik atau laxative dapat berpengaruh pada

kondisi cairan dan elektrolit tubuh.

h. Pembedahan.

Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama

pembedahan berlangsung.

LI.3 Memahami dan Menjelaskan tentang Gangguan Keseimbangan cairan tubuh

(dehidrasi)

LO.3.1 Menjelaskan Pengertian Dehidrasi

Dehidrasi merupakan keadaan berkurangnya volume air tanpa elektrolit

(natrium) berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium dari ekstrasel.

Hal ini terjadi natrium dari ektrasel tinggi lalu cairan diintrasel masuk ke

ektrasel.Dehidrasi ini menyebabkan berkurangnya 60 % cairan intrasel 40% cairan

ekstrasel. Keadaan ini terjadi bila cairan yang keluar dari tubuh melebihi cairan yang

masuk.

LO.3.2 Menjelaskan Faktor yang menyebabkan dehidrasi

1. Aktifitas

Orang yang banyak aktifitasnya lebih banyak mengeluarkan cairan tubuh melalui

keringat dari orang yang tidak beraktifitas

2. Diare

Diare merupaka keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan

dalam jumlah besar. Diseluruh dunia, 4 juta anak-anak mati setiap tahun karena

dehidrasi akibat diare.

3. Usia

Semakin tua usianya, Kerja organ semakin menurun

4. Muntah

Page 15: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk menggantikan

cairan yang keluar dengan cara minum

5. Berkeringat. Tubuhn kehilangan banyak cairan saat berkeringat, Kondisi

lingkungan yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatuh suhu tubuh

dengan mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara

pemasukan cairam kurang maka tubuh dapat jatuh kedalam kondisi dehidrasi.

6. Diabetes.

Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis akan

menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalaui kencing sehingga

penderita diabetes akan menegluh sering kebelakang untuk kencing.

7. Luka Bakar.

Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairam

berlebihan pada kulit yang rusak oleh luka bakar.

8. Kesulitan Minum. Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu

sebab rentan untuk jatuh kekondisi dehidrasi.

9. Gantroenteritis.

Ini adalah paling umum dehidrasi.Jika disertai muntah dan diare, dehidrasi akan

semakin mudah terjadi

10. Stomatitis.

Nyeri dapat membatasi asupan oral

11. Diabetic Ketoasidosis (DKA).

Dehidrasi ini disebabkan oleh diuresis osmotik. Penurunan berat badan

disebabkan karena kehilanagn cairan yang berlebihan dan katabolisme jaringan.

Rehidrasi cepat, dapat menimbulkan hasil neurologis yang buruk.DKA sangat

spesifik dan memerlukan perawatan yang intensif.

12. Demam Penyakit.

Demam mengakibatkan peningkatan insensible loss water dan dapat

mempengaruhi nafsu makan.

13. Pharyngitis.

Ini dapat mengurangi asupan oral.

14. Congenital adrenal hiperplasia

Berhubungan dengan hipoglikemia, hipotensi, hiperkalemia, dan hiponatremia.

15. Cystic Fibrosis.

Page 16: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Mengakibatkan kerugian natrium dan klorida keringat, menenmpatkan pasien

pada resiko hiponatremia dan hipernatremia.

16. Heat Stroke.

Hyperpyrexia, kulit kering dan perubahan status mental dapat terjadi.

17. Diabetes Insipidus.

Output urin yang berlebihan yang sangat encerdapat mengakibatkan kerugian

besar air bebas dan hipernatremia.

18. Tirotoksikosis.

Berat badan yang diamati, meskipun nafsu makan meningkat. Diare terjadi.

Respon awal tubuh terhadap dehidrasi antara lain :

1. Rasa haus untuk meningkatkan pemasukan cairan yang diikuti dengan

2. Penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal mungkin cairan

yang keluar. Air seni akan tamapak lebih pekat dan berwarna gelap.

Jika kondisi awal ini tidak tertanggulangi maka tubuh akan masuk kekondisi

selanjutnya yaitu:

1. Mulut kering

2. Berkurangnya air mata

3. Berkurangnya keringat

4. Kekakuan otot

5. Mual dan Muntah.

6. Kepala terasa ringan terutama saat berdiri.

Selanjutnya tubuh dapat jatuh kekondisi dehidrasi berat yang gejalanya berupa gelisah

dan lemah lalu koma dan kegagalan multi organ. Bila ini terjadi makan akan sangat

sulit untuk menyembuhkan dan dapat berakibat fatal.

Mengobati Dehidarsi

Prinsip utama pengobatan dehidrasi adalah penggatian cairan. Penggatian

cairan ini dapat berupa banyak minum, bila minum gagal maka dilakukan

pemasukan cairan melalui infus, Tapi yang utama disini adalah pemggantian

cairan sedapat mungkin dari minuman.

Keputusan menggunakan cairan infus sangat tergantung dari kondisi pasien

berdasarkan pemeriksaan dokter. Keberhasilan pananganan dehidrasi dapat

dilihat dari produksi kencing.

Penggunaan obat obatan diperlukan untuk mengobati penyakit penyakit yang

merupakan penyebab dari dehidrasi seperti diare,muntah dan lain-lain.

Page 17: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Dehidarasi dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut:

1. Lingkungan.Dehidarasi yang disebabkan oleh faktor lingkungan sangat mungkin

un tuk dilakukan pencegahan. Jika memungkinkan .Janga jadwal kegiatan atau

aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jangan melakukan aktifitas

berlebihan pada siang hari.

2. Olahraga. Orang yang berolahraga pada kondisi cuaca yang panas harus minum

lebih banyak cairan.

3. Umur .Umur muda atau tua sama beresikonya untuk mengalami dehidarasi

Dehidrasi bukan kondisi yang tidak dapat dicegah namun bila terjadi dan

tetangani dengan baik maka kondisi yang tidak diinginkan bisa dihindari.

LO.3.3 Menjelaskan Klasifikasi Dehidrasi

Pembagian dehidrasi berdasarkan tonisitas dan kadar natriumnya

1. Dehidrasi isotonik

Dehidrasi ini tidak menyebabkan terjadinya perubahan konsentrasi elektrolitdarah.

Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam darah 130-150 mEq/L

2. Dehidrasi Hipotonik

Dehidrasi ini terjadi bila konsentrasi elektrolit darah menurun. Hal ini terjadi bila

kadar natrium dalam plasma kurang dari 130 mEq/L. Dehidrasi ini juga disebut

sebagai dehidrasi hiponatremia

3. Dehidrasi Hipertonik

Dehidrasi ini terjadi bila konsentrasi elektrolit darah naik, biasanya disertai

dengan rasa haus dan gejala neurologi. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam

plasma melebihi dari 150 mEq/L. Dehidrasi ini disebut juga sebagai dehidrasi

hipernatremia

Dehidrasi juga dibagi berdasarkan derajatnya:

1. Dehidrasi ringan

Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan sebesar 5% bb

2. Dehidrasi sedang

Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan sebesar 5%-10% bb

3. Dehidrasi berat

Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan sebesar 10% bb

Untuk mempertahankan volume plasma tubuh akan menggunakan cairan intrasel

Dan interstisial, sehingga terjadi dehidrasi intersel. Oleh karena itu, rehidrasi baru

Page 18: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Dianggap lengkap bila cairan eksrasel, intrasel,dan interstitial kembali normal.

Kehilangan cairan berlebih dapat terjadi melalui:

1. Kulit misalnya banyak berkeringat pada udara panas ,demam,luka bakar,dan

sebagainya

2. Traktus digestivus misalnya muntah muntah,diare,fistel,dan lain lain

3. Traktus urinarius misalnya diabetes insipidus, diabetes melitus

4. Paru paru misalnya hiperventilasi

5. Pembuluh darah misalnya pendarahan

LO.3.4 Menjelaskan Manisfestasi Dehidrasi

Tanda dan

Gejala

Dehidrasi ringan Dehidrasi sedang Dehidrasi berat

Kehilangan berat

badan (%)

3-5 6-9 10 atau lebih

Kondisi umum Haus,sadar,gelisah Haus,sadar,hipotensi

postural

Biasanya sadar,ekstermitas

dingin,lembab,sianotik,kulit

jari tangan dan kaki

berkerut;kejang otot

Nadi radial Kecepatan dan

tekanan normal

Cepat dan lemah Cepat,sangat lemah,kadang

tidak teraba

Respirasi Normal Dalam mungkin

cepat

Dalam dan cepat

Foatanella

anterior

normal Cekung Sangat cekung

Tekanan darah

sistolik

normal Normal atau rendah

hipotensi ortostatik

Rendah mungkin tidak

terukur

Elastisitas kulit Cubitan segera

kembali

Cubitan kembali

perlahan

Cubitan tidak segera

kembali

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Air mata Ada Tidak ada atau

berkurang

Tidak ada

Keluaran

kencing

Normal Jumalh berkurang

atau pekat

Anuria/ oliguria berat

Gejala dehidrasi pada usia lanjut

Page 19: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

1. Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgor dan mata

cekung sering tidak jelas

2. Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunan berat badan akut

lebih dari 3%

3. Tanda klinis obyektif lainnya yang dapat membantu mengidentifikasi kondisi

dehidrasi adalah hipotensi ortostatik

4. Berdasarkan studi di divisi Geriatri Departemen Ilmu penyakit dalam FKUI-RSCM:

a.ditemukan aksila lembah/basah

b.suhu tubuh meningkat

c. Diuresis berkurang

d. berat jenis (b) urine lebihdari atau sama dengan 1,019 (tanpa adanya glukosuria dan

proteinuria

e. Rasio blood urea nitrogen atau kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9 (tanpa

adanya perdarahan aktif saluran cerna) maka kemungkinan terdapat dehidrasi pada

usia lanjut adalah 81% kriteria ini dapat dipakai dengan syarat: menggunakan obat-

obat sitostatik, tidak ada perdarahan saluran cerna, dan tidak ada kondisi overload

(gagal jantung, kongensif, sirosis, hepatis dengan hipertensi portal, penyakit ginjal

kronik stadium terminal, sindrom nefrotik).

LO.3.5 Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Dehidrasi

Umumnya, tidak mungkin untuk memastikan jumlah defisit cairan secara

langsung. Perkiraan harus didaptkan melalui pemeriksaan klinis. Pemeriksaan fisik

yang dapat dilakukan untuk memastikan terjadinya dehidrasi pada pasien yaitu:

Pemeriksaan denyut jantung.

Pemeriksaan tekanan darah pasien.

Pemeriksaan turgor kulit pasien (kelenturan kulit).

Dapat dilakukan pengecekan pada kuku-kuku pasien.

Pemeriksaan tekanan vena jugularis (JVP).

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:

Penggunaan kateter urin untuk memantau pengeluaran urin setiap menitnya.

Tes fungsi ginjal untuk menentukan jumlah ureum dan kreatinin pada urin

yang diproduksi ginjal.

Page 20: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Pemantauan yang invasif termasuk penurunan tekanan vena sentral (yang

menggambarkan tekanan atrium kanan) dan tekanan bagi kapiler pulmonal ,

yang menggambarkan tekanan atrium kiri.

LO.3.6 Menjelaskan Diagnosi dan Diagnosis Banding

Diagnosis penderita dehidrasi yaitu:

o Pada penderita dehidrasi, denyut jantung meningkat.

o Perubahan tekanan darah pada pasien. Awalnya berupa hipotensi

postural (penurunan tekanan darah postural akibat berkurangnya

volume darah, insufisiensi otonom, dan pengaruh obat-obatan), lalu

terjadi penurunan tekanan darah saat berbaring.

o Terjadinya penurunan turgor kulit (kelenturan kulit). Turgor kulit

dilakukan menilai tingkat kecukupan cairan dalam tubuh. Penilaian

turgor kulit dilakukan dengan cara mencubit kulit pasien, apabila kulit

tidak segera kembali ke posisi semula, maka dapat dikatakan bahwa

pasien menderita dehidrasi. Kondisi dehidrasi yang parah dapat

menyebabkan sianosi perifer, yaitu aliran darah banyak berkurang

sehingga sangat menurunkan saturasi darah vena, dan akan

menyebabkan suatu daerah tubuh pasien menjadi biru.

o Jika kuku pasien berwarna pucat dan tidak cerah maka pasien

kemungkinan mengalami dehidrasi.

o Tekanan vena jugularis (JVP) tidak terlihat, bahkan saat pasien

berbaring secara horizontal.

o Jika timbul confusion pada pasien (koma atau kematian).

o Produksi urin yang di bawah rata-rata.

o Jika gagal ginjal disebabkan oleh dehidrasi , ureum akan menigkat

dengan cepat dan tidak seimbang dibandingkan dengan peningkatan

kreatinin. Pada dehidrasi ringan-sedang, ureum meningkat sampai

dengan lebih kurang 10-20 mmol/L, sedangkan kreatinin tetap normal

dengan kadar > 120 μmol/L. Pada dehidrasi berat, kadar kreatinin juga

meningkat, misalnya sampai 2-300 μmol/L. Ureum pada saat itu lebih

kurang 30-40 mmol/L, sedangkan jika gagal ginjal disebabkan oleh

Page 21: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

patologi intrinsik ginjal, bukan dehidrasi, maka kadar ureum

seharusnya 10-15 mmol/L.

o Takikardia timbul pada dehidrasi yang berat (100x /menit).

Hal hal yang harus diperhatikan adalah:

o Keluhan haus tidak dapat diandalkan pada orang lanjut usia, atau jika

kehilangan garam atau cairan dalam jumlah yang sama (mekanisme

haus sebagian bekerja dengan mendeteksi peningkatan tonsisitas

plasma).

o Penurunan turgor jaringan dan lemahnya kulit hanya bermakna pada

orang lanjut usia ketika kehilangan cairan dalam jumlah besar.

o Penurunan aliran balik kapiler mengindikasikan adanya kehilangan

cairan dalam jumlah yang besar.

o Tekanan darah yang rendah seringkali bukan merupakan parameter

status cairan intravaskular yang dapat diandalkan. Jika terjadi hipotensi

postural (penurunan tekanan darah antara posisi berbaring dan duduk

atau berdiri) merupakan tanda kehilangan cairan intravaskular yang

lebih berguna. Jika terdapat hipotensi postural yang berat-penurunan >

30-40 mmHg- pasien akan mengeluhkan pusing atau presinkop saat

berdiri. Penyebab lain dari hipotensi postural yaitu diabetes dengan

komplikasi neuropati otonom, obat-obatan (misalnya antihipertensi,

obat obatan psikotropik, pengobatan antiparkinson) dan berbagai

kondisi neurologis (seperti sindrom Guillain-Barre dan sindrom

demensia tertentu).

o Pada perdarahan saluran pencernaan bagian atas, kadar ureum biasanya

meningkat di atas dan lebih dari peningkatan apapun yang disebabkan

dehidrasi, karena absorpsi protein dari saluran pencernaan dalam

jumlah yang besar. Pada gagal hati, kadar ureum dapat tetap rendah

bahkan ketika telah terjadi dehidrasi yang signifikan.

LO.3.7 Menjelaskan Penatalaksanaan Dehidrasi

Cairan harus diberikan untuk mengkoreksi jumlah kehilangan yang

terakumulasi, dan juga kehilangan cairan yang sedang berlangsung. Jenis cairan yang

diberikan tergantung dari cairan dan garam jenis apa yang telah hilang:

Jika yang telah hilang adalah darah, maka berikanlah darah.

Page 22: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Jika yang telah hilang adalah garam yang berimbang dengan cairan,

berikanlah salin fisiologis.

Jika yang telah hilang terutama air, pada tahap awal berika dekstrosa 5%, jenis

gula yang dimetabolisme dengan cepat sehingga meninggalkan sisa berupa air.

Jika dehidrasi berat, berikan ekspander volume (misalnya Haemaccel)

Terapi diarahkan dengan kadar elektrolit serum (periksa setiap hari), terutama kadar

Na:

Tinggi > mmol/L – infus dekstrosa 5%

Rendah akut 120-132 mmol/L-infus salin fisiologis

Hati-hati: banyak pasien dengan hiponatremia tidak mengalami kehilangan cairan dan

akan diperburuk dengan pemberian salin, misalnya pada gagal jantung, penyakit hati, SIADH

(syndrome of inappropiate antidiuretic hormone secretion). Perlu hati-hati dalam

memberikan salin pada pasien dengan kadar natrium yang sangat menurun, yaitu < 115

mmol/L, terutama jika di bawah pengaruh alkohol atau menderita malnutrisi, hal tersebut

dapat memicu mielinosis pons sentral (sindro batang otak yang berat dan ireversibel)

Natrium fisiologis: 2 liter salin fisiologis diberikan untuk setiap liter dekstrosa

5%.

Pada terapi penggantian cairan yang berlangsung lama, nutrisi juga harus

diberikan. Jangan memberikan kalium, karena darah sudah mengandung

kalium, kecuali jika kadarnya memang rendah < 3,5 mmol/L.

Terdiri dari 3 jalur pemberian cairan:

1. Jalur oral: defisit ringan dan pasien dalam keadaan sadar serta bisa menelan.

Kehilangan cairan masih dalam batas normal.

2. Jalur nasogastrik: gangguan menelan pada pasien dengan keadaan stabil dan

dalam terapi jangka panjang, misalnya pada pasien stroke.

3. Jalur intravena: terapi jangka pendek < 48 jam, terapi dalam jumlah besar atau

kehilangan yang berfluktuasi. Fungsi saluran pencernaan terganggu.

Kehilangan cairan dapat digantikan dengan cepat, misalnya 500 mL/jam,

kecuali pada penderita penyakit jantung dengan risiko edema paru, kecepatan

diperlambat menjadi 200 mL/ jam. Euvolemia ditandai dengan tidak adanya dehidrasi,

atau gagal jantung, produksi urin normal.

Page 23: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Rumus sederhana untuk mempertahankan euvolemia pada pasien yang tidak

demam adalah:

Asupan cairan/jam= produksi urin/jam + 20 mL/jam + kehilangan lainnya

(misalnya fistula, diare)/jam

LI.4 Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi Yang terjadi pada Anak

Dehidrasi adalah keadaan dimana berkurangnya volume air tanpa elektrolit

(natrium atau berkurangnya air jenuh melebihi berkurangnya natrium dari cairan

ekstrasel.Dibandingkan orang dewasa, bayi dan balita lebih rentan mengalami

dehidrasi atau kekurangan cairan. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar air dalam

tubuh, tingginya metabolisme dan imunitas ginjal.

LO.4.1 Menjelaskana Faktor-faktor dehidrasi yang terjadi pada anak

1. Diare

Pada saat mengalami diare, anak kerap kehilangan nafsu makan dan

seringkali tidak mau minum. Akibatnya, cairan yang masuk keluar dari tubuh

tidak keluar. Sejumlah mineral penting, seperti sodium, folasium, dan klorida

juga ikut terbuang.

2. Pneumonia

Bayi atau balita yang mengalami pneumonia atau radang paru-paru

biasanya mengalami demam tinggi dan nafas terengah-engah, hal ini akan

membuat cairan, berupa uap air yang keluar dari paru-paru juga meningkat.

Penanganan yang terlambat dan tidak tepat bisa mengakibatkan dehidrasi.

3. Kurang makan dan minum

Kondisi ini jarang terjadi pasalnya kalau lapar atau haus umumnya

bayi akan mengangis minta makan atau minum namun mungkin saja saat anak

sedang sakit, ia kehilangan nafsu makan dan minum selama 3-5 hari maka

dehidrasi bisa terjadi

LO.4.2 Menjelaskan Gejala Dehidrasi Yang Terjadi Pada Anak

Mengenali gejala dehidrasi pada anak, baik yang ringan, sedang, maupun

yang berat bisa membantu dalam mengevaluasi tingkat dehidrasi pada anak.

Serta merupakan langkah preventif terhadap dehidrasi. Berikut merupakan

gejala dehidrasi,

Page 24: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

1. Dehidrasi ringan

Pada dehidrasi ringan jarang terjadi gejala yang signifikan pada anak,

sehingga biasanya anak baru merasakan kondisi patologis dehidrasi

pada tahapan dehidrasi sedang. Pada tahapan dehidrasi ringan tubuh juga

kehilangan cairan mencapai 5 % bb. Serta perkiraan defisit cairan berkisar

antara 30-50 ml/kg sehingga dianjurkan agar anak banyak minum air

sehingga tidak berlanjut pada dehidrasi sedang

2. Dehidrasi sedang

Pada dehidrasi sedang sudah terlihat tanda patologis pada anak, sehingga

terjadi perubahan kondisi fisik yang signifikan, diantaranya:

- Anak menan

- gis tanpa air mata

- Mulut dan bibir kering

- Jika tubuh kekurangan cairan, hampir seluruh tubuh akan menjadi

kering. Kondisi ini biasanya ditandai pada bagian mulut dan bibir yang

kering.

- Penurunan berat badan, pada dehidrasi sedang tubuh kehilangan cairan

5%-10% berat badan

- Lihat ubun ubun nya bila cekung, atau lebih cekung dari biasanya

kemungkinan besar merupakan dehidrasi

- Jarang buang air kecil(BAK) waspadai jika air seni yang keluar sangat

sedikit dan berwarna gelap.

- Mata anak tampak cekung dan seakan tergenanang dan seakan terbenam

- Tidak bergairah, lemas,dan selalu mengantuk seperti: hanya tergolek di

tempat tidur tanpa aktivitas yang berarti

- Perkiraan defisit cairan 69-90 ml/kg

- Kulit tampak pucat,kering dan tidak elastis. Untuk lebih memastikan

cobalah mencubit kulit anak secara perlahan. Bayi yang mengalami

dehidrasi, setelah dicubit kulitnya tidak akan cepat kembali normal.

- Demam, terjadi peningkatan suhu tubuh samapi 38 derajat C bahkan

lebih

3. Dehidrasi berat

Pada dehidrasi berat tubuh kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan

Page 25: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Selain itu pada tahapan ini keadaan anak juga semakin kritis sehingga

dibutuhkan perawatan intensif serta dibutuhkan terapi rehidrasi parenteral

melalui infus. Berikut merupakan gejala dehidrasi berat:

- Kesadaran anak menurun,napas cepat, denyut jantung meningkat, hilang

kesadaran. Hal ini karena cairan yang sanagt dibutuhkan untuk

metabolisme tubuh berkurang maka seluruh sistem kerja organ tubuh

menjadi terganggu dan otak tidak berfungsi secara sempurna

- Pengeluaran cairan semakin tidak sebanding dengan kebutuhan tubuh,

yakni bisa mencapai 200-250 cc/kg berat badan dalam sehari. Kondisi

ini membuat berat badan anak turun secara drastis yaitu lebih dari 10%

bb asalnya.

- Tangan dan kaki yang dingin dan lembab.

- Ketidakmampuan untuk minum.

- Hilangnya keelastisan tubuh secara keseluruhan.

- Jika menangis tidak ada air mata.

- Lapisan lendir yang sangat kering pada mulut.

- Berkurangnya volume air seni.

LO.4.3 Menjelaskan Penanganan Dehidrasi pada Anak

- Dehidrasi sering dikategorikan berdasarkan osmolaritasnya (gangguan

distribusi air dalam tubuh dan di tingkatkan kekurangan cairan, yang dapat

membantu dalam menentukan terapi cairan yang akan diberikan)

- Berdasarkan kadar iodium serum, anak-anak mengalami:

a. Dehidrasi isotonik (130-150 mg/L)

b. Dehidrasi hipertonik (>150 mg/L)

c. Dehidrasi hipotonik (<130 mg/L)

- Tingkat keparahan dehiodrasi ditentukan dari jumlah cairan tubuh yang

hilang atau presentase kehilangan berat badan, sehingga dehidrasi:

a. Ringan ( 30 m/kg atau <5%)

b. Sedang (50-100m/kg atau 5-10%)

c. Berat (100m/kg atau >10%)

Page 26: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Menentukan derajat dehidrasi dibtuhkan untuk menentukan

pengobatan mana yang sesuai, selain itu juga dilakukan pemeriksaan fisik

pada anak, urin, dan berat badan

- Dehidrasi di atas dengan pemberian cairan yang jumlahnya dihitung sbb:

1. Previous loss atau defisit, yaitu jumlah cairan yang telah hilang biasanya

berkisar antara 5-15% berat badan.

2. Normal water losses yang terdiri dari urin ditambah jumlah cairan yang

hilang melalui pemnguapan pada kulit dan pernafasan.

3. Concomitant losses yaitu jumlah cairan yang hiolang melalui muntah dan

diare (kira kira 25 ml bb /24 jam), dengan suction, parasentesis asites,

dan sebagainya.

Jenis Cairan untuk Rehidrasi

o Cairan Rehidrasi Oral (CRO)

Biasanya diberikan pada penderita dehidrasi ringan dan sedang. Formula

lengkap mengandung NaCl, KCl, NaHCO3, dan glukosa: oralit.

CRO yang tidak mengandung keempat komponen di atas: larutan gula garam,

larutan tepung beras-garam, air kelapa, berdasarkan penelitian, air tajin

mengandung glukosa polimer, yaitu gula yang mudah diserap dan dicerna tubuh.

Protein poliglukosa yang dikandung dalam tepung tajin pun dapat membuat feses

lebih padat.

o Cairan Rehidrasi Parental

Pada pasien dengan dehidrasi berat, cairan yang diberikan secara parental

jenis cairannya adalah RL (Ringer Lactate) jumlah cairan yang diberikan infuse,

tergantung dari tingkat dehidrasi sesuai dengan umur dan berat badan.

Rehidrasi Parental untuk Dehidrasi Berat

Komposisi larutan RK pada bayi (< 12 bulan):

1 jam pertama: 30 ml/kgbb

5 jam berikutnya: 70ml/kgbb

Komposisi larutan RL pada anak (>12 bulan) :

1 jam pertama: 30 ml/kgbb

3 jam berikutnya: 70 ml/kgbb

Page 27: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

LI.5 Memahami dan Menjelaskan Mengenai mineral :Natrium (Na), Kalium (K), dan

Klorida (Cl) dan Kalsium (Ca)

LO.5.1 Menjelaskan sumber-sumber dan kebutuhan mineral : Natrium (Na),Kalium

(K) Klorida (Cl) dan Kalsium (Ca)

Sumber dan kebutuhan Mineral

1. Natrium (Na)

Sumber:garam dapur ,roti,keju,ketan tiram,biskuit,gandum,wortel,lobak,

bayam,kol,telur,kerang.

Kadar normal:135 mEg/L

Fungsi :kation utama dalam cairan ekstrasel,mempertahankan tekanan

osmotik,cairan tubuh,preservasi iritabilitas normal otot dan permeabilitas sel.

Kelebihan :Hipernatremia

Kekurangan :hiponetremia,penyakit addison ,berat badan menurun.

Eksresi: Keringat (20-50 mEg/L),urine,(5-35 mg),feses (20-50 mg),Kulit (25

mg).

Absropsi : mudah di serap oleh ileum, pada tubulus proksimol (di pengaruhi

oleh Hormon aldosteron , norepenifrin, angiontensin 11),lengkung henle

Henle (Kotranspor NaCl), dan lengkung henle (Kontranspor NaK2Cl)

Distribusi: Natrium dalam tubuh

Cairan /Jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq/L

Seluruh tubuh 160 70

Plasma 330 143

Sel 85 37

Jaringan otot 60-160

Jaringan saraf 312

2. Kalium (k)

Sumber :jeruk,pisang,hati sapi,daging sapi, brokoli,ayam, daging anak kerbau.

Kadar normal: 3,5-5 mEg/L

Fungsi: kation utama dalam cairan intrasel, mempengaruhi Keseimbangan

Asam

Basa dan tekanan osmotik,penting umtuk metabolisme ,penting dalam biosintesis

protein ,penting pada fungsi saraf dan otot.

Kelebihan: hiprerkalemia

Page 28: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Kekurangan : hipokalemia

Eksresi:di pengaruhi oleh perubahan keseimbangan asam basa dan aktivitas

korteks

Adrenal.Di usus, di eksresi dengan cairan pencernaan lalu di iltrasi oleh

glomerulus ginjal dan desokresi di tubulus .

Absorpsi : pada usus halus

Distribusi Kalium dalam tubuh

Cairan/jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq/L

Seluruh tubuh 200 50

Plasma 20 5

Sel 440 112

Jaringan otot 250-400

Jaringan saraf 530

3 . Klorida ( Cl)

Sumber : garam dapur

Kadar normal:96- 106 mEg/L

Fungsi : anion utama cairan ekstraseluler, menjaga Keseimbangan cairan dan

Elektrolit ,mengatur tekanan osmotik ,peranan khusus dalam darah

Karena Fungsinya pada pergeseran klorida, membentuk asam

hidroklorida dalam

Getah lambung .

Kelebihan :hiperkloremik

Kekurangan : hipokloremik

Eksresi : tergantung oleh natrium , jika tubuh banyak Kehilangan natrium

tubuhpun

Akan kehilangan Klor.Tetapi ,Klor juga dapaat lebih banyak hilang

pada saat kehilangan Cairan lambung oleh muntah- muntah atau pada

obstruksi pilorus atau pada duodenum

Distribusi Klorida dalam tubuh

Page 29: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Cairan atau jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq/L

Seluruh darah 250 70

Plasma atau serum 365 103

Sel 190 53

Jaringan otot 440 124

Cairan spinal 40

Jaringan saraf 171

Tabel kebutuhan mineral dalam tubuh

Usia (Tahun) Natrium (mg) Kalium (mg) Klorida (mg)

Bayi0-0,5 115-130 350-925 275-200

0,5-1 250-750 425-1275 400-1200

Anak-

anak

dan

remaja

1-3 325-975 550-1650 500-1500

4-6 450-1350 775-2325 700-2100

7-10 600-1800 1000-3000 925-2775

11+ 900-2700 1525-4575 1400-4200

dewasa 110-3300 1875-5625 1700-5100

LO.5.2 Menjelaskan Peranan mineral Natrium (Na),Kalium (K),Klorida (Cl), Kalsium

(Ca) sebagai ko-faktor dalam reaksi enzim.

Natrium (Na):

Berguna menjaga keseimbangan asam basa tubuh, membantu

mempertahankan tekanan osmosa darah, mengantar impuls saraf,mempertahankan

aktivitas sel, meregulasi membran sel, dan sebagai penyerap serta pembawa zat gizi

Kalium (K):

Page 30: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Peranan kalium bersama-sama dengan klorida membantu menjaga tekanan

osmotik dalam cairan intraseluler, dan sebagian terikat dengan protein. Kalium juga

membantu mengaktivasi reaksi enzim, seperti piruvat kinase yang dapat menghasilkan

asam piruvat dalam proses metabolisme karbohidrat. Kalium mudah sekali diserap

tubuh; diperkirakan 90% dari yang dicerna akan diserap dalam usus kecil

Klorida (Cl):

Ion klorida mengaktifkan enzim amilase dalam mulut untuk memecah pati

yang dikonsumsi.

Kalsium (Ca):

Peranan kalsium dalam tubuh membantu membentuk tulang dan gigi,

mengatur proses biologis dalam tubuh dll

LO.4.3 Menjelaskan Penyakit bila kelebihan dan kekurangan mineral (Na,K,Cl)dalam

Tubuh

Natrium (Na): 

Tanda pertama kekurangan natrium adalah rasa haus. Bila terjadi kekurangan

natrium, maka cairan ekstraseluler berkurang, tekanan osmotik dalam cairan tubuh

tubuh menurun

menyebabkan air dari cairan ekstraseluler masuk ke dalam sel, sehingga

tekanan osmotik dari cairan ekstraseluler meningkat. Volume cairan, termasuk darah

akan menurun, mengakibatkan penurunan tekanan darah. Pada keadaan hilangnya

banyak natrium, orang akan muntah-muntah atau diare karena cairan yang ada dalam

usus banyak mengandung natrium. Keadaan hipertensi (tekanan darah tinggi) banyak

ditemukan pada masyarakat yang mengkonsumsi natrium dalam jumlah besar

Kalium (K):

Defisiensi kalium dapat menyebabkan stress fisik dan mental, oedema, serta

hipoglikemi.

Kekurangan kalium biasanya disebabkan sakit hati, cirrhosis, terlalu banyak

muntah-muntah, luka bakar, atau KKP (Kurang Kalori Protein) yang berat. Gejala

kekurangan kalium biasanya pelunakan otot

Klorida (Cl):

Kekurangan klorida dapat menyebabkan gangguan kesimbangan asam basa

pada tubuh

Page 31: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Kalsium (Ca):

Bila konsumsi kalsium menurun dapat terjadi kekurangan kalsium yang

menyebabkan osteomalasia, yang ditandai tulang menjadi lunak. Kekurangan kalsium

memyebabkan juga osteoporosis atau masa tulang menurun.

LO.5.4 Menjelaskan Absorbsi, Transport, distribusi, sekresi mineral:

Natrium (Na),Kalium (K),Klorida (Cl) dan Kalsium (Ca).

1. Natrium

Eksresi : keringat (20-50 mEq/L), Urine (5-35 mg), feses (20-50 mg) dan kulit

(25 mg).

Absorbsi : natrium mudah di serap oleh ileum, pada tubulus proksimal

(dipengaruhi oleh hormon aldosteron, norepinefrin, dan angiotensin II),

lengkung henle (kotranspor NaCl) dan lengkung henle (kotranspor NaK2Cl).

Distribusi Natrium dalam tubuh :

Cairan atau jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq/L

Seluruh darah 160 70

Plasma 330 143

Sel 85 37

Jaringan otot 60 – 160

Jaringan saraf 312

2. Kalium

Eksresi :dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan asam basa dan aktivitas

korteks adrenal. Di usus, disekresi dengan cairan pencernaan lalu difiltrasi

oleh glomerulus ginjal dan desokresi di tubulus.

Absorbsi terjadi pada usus halus

Distribusi kalium dalam tubuh :

Cairan atau jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq/L

Seluruh darah 200 50

Plasma 20 6

Sel 440 112

Jaringan otot 250 - 400

Jaringan saraf 530

Page 32: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

3. Klorida

Eksresi : tergantung oleh natrium, jika tubuh banyak kehilangan natrium,

maka tubuh pun akan kehilangan klorida. Tetapi klorida juga dapat lebih

banyak hilang pada saat kehilangan cairan lambung oleh muntah – muntah

atau pada obstruksi pilorus atau duodenum.

Distribusi klorida dalam tubuh :

Cairan atau jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq/L

Seluruh darah 250 70

Plasma atau serum 365 103

Sel 190 53

Cairan spinal 440 124

Jaringan otot 40

Jaringan saraf 171

LI.6 Memahami Gangguan Keseimbangan Elektrolit Dalam Tubuh (Natrium

Dan kalium)

LO.6.1 Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Natrium (Na)

Natrium merupakan kation utama di dalam cairan ekstraselular.Kadarnya

didalam tubuh diatur oleh ginjal dan di pengaruhi oleh hormon aldosteron.Apabila

kadar natrium dalam tubuh berkurang dapat terjadi suatu gangguan klinis berupa

hiponatremia.

Gejala dari hiponatremia bervariasi tergantung pada jumlah natrium yang

hilang. Hiponatremia ringan biasanya asimptomatik (tidak memiliki gejala klinis) dam

gejala awal biasanya berupa mual dan muntah.

LO.6.2 Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Kalium (K)

Kalium adalah kation intraselular utama, dan memainkan peranan penting

pada metabolisme sel. Terdapat sekitar 2% kalium dalam CES. Bagian terbanyak dari

kalium tubuh terletak dalam sel.

Distribusi kalium diantara CES dan CIS dipengaruhi oleh pH CES, serta oleh

banyak hormon, termasuk insulin, epinefrin, dan aldosteron. Tubuh menambah

kalium melalui makanan (terutama daging, buah, dan sayuran) dan obat-obatan.

Page 33: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Ginjal adalah pengatur utama keseimbangan kalium. Ginjal melakukan hal ini

dengan mengatur jumlah kalium yang dieksresikan dalam urine. Adanya aldosteron

juga meningkatkan eksresi kalium urine. Kalium serum normal 3,5-5,0 mEq/L.

HIPOKALEMIA

Hipokalemia terjadi karena kehilangan kalium dari tubuh. Perubahan pada

kadar kalium serum menunjukkan perubahan pada kalium CES, bukan selalu

perubahan pada kadar total tubuh.

Pengkajian

1. Tanda dan gejala: Keletihan, kelemahan otot, kram kaki, otot lembek atau

kendur, mual, muntah, ileus, parestesia, peningkatan efek digitalis, penurunan

konsentrasi urine (mis: poliuria).

2. Pengkajian fisik: Penurunan bising usus karena kelemahan otot polos, nadi

lemah dan tak teratur, penurunan refleks, dan penurunan tonus otot.

Pemeriksaan Diagnostik

1. Kalium serum: <3,5 mEq/L

2. Gas darah arteri: Dapat menunjukkan alkalosis metabolik (peningkatan pH

dan HCO3-)

3. Elektrokardiogram (EKG): Depresi sekmen-ST, gelombang T datar,

adannya gelombang U, disritmia ventrikel.

Hipokalemia menimbulkan efek digitalis. EKG dapat menunjukkan tanda

toksisitas digitalis meskipun serum normal.

Penatalaksanaan Kolaboratif

1. Pengobatan penyebab dasar

2. Penggantian kalium: Baik melalui mulut (PO) (melalui penungkatan

masukan diet atau obat) atau IV. Dosis umum adalah 40-80 mEq/hari dalam

dosis yang dibagi-bagi. Kalium IV diperlukan bila hipokalemia berat atau

pasien tak mampu menggunakan kalium per oral. Kalium IV tidak boleh

diberikan pada kecepatan >10-20 mEq/jam atau konsentrasi >30-40 mEq/L

kecuali hipokalemia berat, karena ini dapat mengakibatkan hiperkalemia yang

mengancam hidup. Bila kalium diberikan melalui jalur perifer, kecepatan

pemberian perlu dikurangi untuk mencegah iritasi pembuluh darah. Pasien

menerima 10-20 mEq/jam harus pada pemantau jantung kontinu. Terjadi

Page 34: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

gelombang T datar menunjukkan adanya hiperkalemia dan memerlukan

perhatian dokter segera.

3. Diuretik pengikat kalium: Dapat diberikan pada suplemen kalium oral.

4. Penggantian garam kalium klorida: Dapat digunakan untuk masukan

tambahan kalium (satu sendok teh = 60 mEq kalium klorida).

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan faktor listrik (risiko

disritmia ventrikel) sekunder terhadap hipokalemia atau koreksi hipokalemia terlalu

cepat dengan akibat hiperkalemia.

Hasil yang diharapkan: EKG menunjukkan konfigurasi normal dan tak adanya

distrima ventrikel. Frekuensi dan irama nadi normal untuk pasien. Kadar kalium

serum dalam batas normal (3,5-5,0 mEq/L).

Page 35: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

1. Berikan suplemen kalium IV sesuai program. Hindari pemberian kalium klorida

IV pada frekuensi lebih cepat daripada yang dianjurkan, ini dapat menimbulkan

hiperkalemia yang mengancam jiwa. Jangan menambahkan kalium klorida pada

wadah larutan IV dalam posisi tergantung karena ini dapat menyebabkan

pelapisan obat. Sebaliknya, balikkan wadah larutan sebelum menambahkan obat

dan mencampurkan dengan baik. Catatan: Kalium klorida IV dapat menyebabkan

iritasi lokal vena dan flebitis kimia. Kaji tempat pemasangan IV terhadap eritema,

panas, atau nyeri. Waspadakan dokter terhadap gejala-gejala. Iritasi dapat

dihilangkan dengan memberikan kantung es, memberikan sedasi ringan, taua

membuat kebas tempat pemasangan IV dengan sejumlah kecil anestesi lokal.

Flebitis dapat memerlukan penggantian tempat IV.

2. Berikan suplemen kalium oral sesuai program. Catatan: Suplemen oral dapat

menyebabkan iritasi GI. Berikan dengan segelas air penuh atau sari buah;

anjurkan pasien untuk menghisap perlahan. Waspadakan dokter pada gejala nyeri

abdomen, distensi, mual, atau muntah. Jangan mengganti suplemen kalium tanpa

program dokter.

3. Anjurkan masukan makanan tinggi kalium. Pengganti garam dapat digunakan

sebagai suplemen kalium yang tidak mahal.

4. Pantau masukan dan keluaran setiap jam. Waspadakan dokter pada keluaran urine

<30 ml/jam. Kecuali berat, terjadi hipokalemia simtomatik, suplemen kalium tidak

diberikan bila pasien mempunyai keluaran urine tak adekuat karena hiperkalemia

dapat terjadi dengan cepat pada pasien dengan oliguria (<15-20 ml/jam).

Waspadakan dokter terhadap peningkatan nitrogen urea darah (BUN) atau kadar

kreatinin.

Page 36: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

5. Pantau terhadap adanya nadi tak teratur atau nadi lemah (bedakan antara frekuensi

nadi apikal dan radialis).

6. Indikator fisik abnormal kadar kalium sulit untuk mengidentifikasi pada pasien

yang sakit kritis. Pantau EKG terhadap tanda hipokalemia kontinu (depresi

segmen ST, gelombang T datar, adanya gelombang U, disritmia ventrikel) atau

hiperkalemia (gelombang T tinggi dan kecil; interval PR memanjang; depresi ST;

QRS melebar; kehilangan gelombang P), yang dapat terjadi selama penggantian

kalium.

7. Pantau kadar kalium serum dengan cermat, khususnya pada individu berisiko

terjadi hipokalemia, seperti pasien yang menggunakan diuretik atau menerima

penghisapan

8. Berikan kalium dengan hari-hati pada pasien yang menerima diuretik pengikat

kalium (mis: spironolakton atau triameteren) karena potensial terhadap terjadinya

hiperkalemia.

9. Karena hipokalemia dapat menimbulkan efek digitalis, pantau pasien yang

menerima digitalis terhadap tanda peningkatan efek digitalis: KVP multifokal atau

bigeminal, takikardi atrium paroksismal dengan berbagai blok AV, blok jantung

Wenckenbach (tipe I AV).

Pola nafas tak efektif yang berhubungan dengan kelemahan atau paralisis

otot-otot pernafasan sekunder terhadap hipokalemia berat (kalium <2-2,5 mEq/L)

Hasil yang diharapkan: Pasien mempunyai pola nafas efektif dibuktikan

oleh kedalaman, pola, dan kecepatan normal 12-20 nafas/menit.

1. Bila pasien menunjukkan tanda hipokalemia memburuk, waspadai bahwa

hipokalemia berat dapat menimbulkan kelemahan otot-otot pernafasan,

mengakibatkan pernafasan dangkal dan akhirnya, apnea dan henti nafas. Kaji

karakter frekuensi dan kedalaman pernafasan. Waspadakan dokter dengan

segera bila pernafasan menjadi cepat dan dangkal.

2. Pertahankan resusitator manual di samping tempat tidur pasien bila

hipokalemia berat dicurigai.

3. Reposisikan pasien setiap 2 jam untuk mencegah stasis sekresi penghisapan

jalan nafas sesuai kebutuhan.

HIPERKALEMIA

Page 37: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Hiperkalemia (kadar kalium serum >5,0 mEq/L) terjadi karena peningkatan

masukan kalium, penurunan eksresi urine terhadap kalium, atau gerakan kalium

keluar dari sel-sel.

Pengkajian

1. Tanda dan gejala: Peka rangsangm ansietas, kram abnomen, diare,

kelemahan (khususnya ekstremitas bawah), parestesia.

2. Pengkajian fisik: Nadi tak teratur; standstill jantung terjadi pada kadar >8,5

mEq/L.

Pemeriksaan Diagnostik

1. Kalium serum: Akan >5,0 mEq/L. Catatan: Beberapa faktor dapat

menyebabkan kalium serum tinggi palsu karena peningkatan pelepasan kalium

intraselular pada spesimen laboratorium (mis: jumlah trombosit tinggi,

penggunaan torniket lama pada waktu fungsi vena, hemolisis spesimen darah,

atau lambat pemisahan plasma dan sel-sel).

2. GDA: Dapat menunjukkan asidosis metabolik (penurunan pH dan ion

bikarbonat [HCO3-]).

3. EKG diagnostik: Perubahan progresif termasuk gelombang T tinggi dan

kecil; interval PR panjang; depresi ST; QRS melebar; kehilangan gelombang

P. Akhirnya QRS menjadi makin lebar dan terjadi henti jantung.

Penatalaksanaan Kolaboratif

Tujuannya adalah mengatasi penyebab dasar dan mengembalikan kadar

kalium serum ke normal.

Sub akut

1. Kation yang mengubah resin (mis: Kayzalate): Diberikan baik secara oral,

nasogastrik, atau melalui retensi enema untuk menukar natrium dengan kalium

di usus. Larutan biasanya dikombinasi dengan sorbitol untuk mencegah

konstipasi daro Kayexatale dan karena diare, sehingga meningkatkan

kehilangan kalim di usus.

Catatan: Kayexatale dapat berikatan dengan kation lain di saluran GI dan

memperberat terjadinya hipomagnesia atau hipokalsemia.

2. Penurunan masukan kalium: Diet menghindari makanan yang mengandung

kalium tinggi. Intravena khusus atau formula enteral dapat diatur untuk pasien

dengan gagal ginjal.

Akut

Page 38: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

1. IV kalsium glukonat: Untuk meniadakan efek neuromuskular dan jantung

terhadap hiperkalemia. Kadar kalium serum akan tetap tinggi. Kalsium klorida

juga dapat digunakan. Catatan: kalsium klorida dan kalsium glukonat tidak

dapat saling ditukar. Meskipun keudanya tersedia dalam ampul 10 ml, kalsium

glukonat mengandung hanya 4,5 mEq/kalsium, sedangkan klorida

mengandung 13,6 mEq kalsium.

2. IV glukosa dan insulin: Untuk memindahkan kalium ke dalam sel-sel.

Penurunan kalium serum ini sementara (kira-kira 6 jam). Biasanya glukosa

hipertonik (ampul D50W atau 250-500 ml D10W) diberikan dengan insulin

reguler.

3. Bikarbonat natrium: Untuk memindahkan kalium ke dalam sel-sel.

Penurunan kalium serum sementara (selama kira-kira 1-2 jam).

Catatan: Efek kalsium, glukosa dan insulin, dan natrium bikarbonat adalah

sementara. Biasanya, perlu untuk memberikan pengobatan ini dengan terapi

yang menghilangkan kalium dari tubuh, misalnya, dialisa atau pemberian

kation yang menukar resin.

4. Dialisis: Untuk membuang kalium dari tubuh. Dialisis paling efektif untuk

membuang kelebihan kalium.

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan faktor listrik (risiko

disritmia ventrikel) sekunder terhadap hipokalemia atau koreksi hipokalemia

terlalu cepat dengan akibat hiperkalemia.

Hasil yang diharapkan: EKG menunjukkan tak ada bukti disritmia ventrikel

yang berhubungan dengan hipokalemia (gelombang U, KVP) atau hiperkalemia

(gelombang T memuncak). Kadar kalium serum dalam rentang normal (3,5-5,0

mEq/L).

1. Pantau masukan dan keluaran. Waspadakan dokter terhadap keluaran urine

<30 ml/jam. Oliguria meningkatkan risiko terhadap terjadinya

hiperkalemia.

2. Pantau terhadap indikator hiperkalemia (mis: peka rangsang, ansietas,

kram abnomen, diare, kelemahan ekstremitas bawah, parestesia, nadi tak

teratur). Juga waspada terhadap indikator hipokalemia (mis: kelelahan,

kelemahan otot, kram kaki, mual, muntah, penurunan bising usus,

Page 39: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

parestesia, nadi lemah dan tak teratur) setelah pengobatan. Kaji terhadap

sumber kalium: obat-obatan (mis: kalium penicillin G); darah dari bank

(darah lama, jumlah kalium lebih besar karena pelepasan klaium saat SDM

mati dan rusak); pengganti garam; perdarahan GI; atau kondisi yang

menyebabkan peningkatan katabolisme, seperti infeksi atau trauma.

3. Pantau kadar kalium serum, khususnya pada pasien berisiko terjadi

hiperkalemia, seperti individu dengan gagal ginjal. Beri tahu dokter kadar

di atas atau di bawah normal.

4. Indikator fisik kadar kalium abnormal sulit untuk mengidentifikasi pada

pasien sakit kritis, pantau EKG terhadap tanda hipokalemia (depresi

segmen ST, gelombang T datar, adanya gelombang U, disritmia ventrikel),

yang dapat terjadi sekunder terhadap terapi, atau hiperkalemia lanjut

(gelombang T tinggi dan kecil; interval PR memanjang; depresi ST; QRS

lebar; kehilangan gelombang P). Beri tahu dokter stat bila perubahan EKG

terjadi. Perubahan EKG pada kadar kalium tertentu akan kurang dramatis

pada pasien ginjal kronis yang mengalami hiperkalemia lebih lambat.

5. Berikan kalsium glukosa sesuai program, berikan dengan kewaspadaan

pada pasien yang menerima digitalis karena toksisitas digitalis dapat

terjadi. Catatan: Jangan menambahkan kalsium glukonat pada larutan

yang mengandung natrium bikarbonat karena presipitasi dapat terjadi.

Namun, glukosa IV dan natrium bikarbonat (NaHCO3) dapat dikombinasi

tanpa presipitasi berbahaya. Insulin harus diberikan secara terpisah.

6. Bila pemberian kation penukar resin dengan enema, anjurkan pasien untuk

menahan larutan selama sedikitnya 30-60 menit untuk menjamin efek

terapeutik.

LI.7 Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam

LO.7.1 Menjelaskan Tata Cara Etika Minum dalam Islam

Aktivitas minum merupakan aktivitas yang lekat dengan kehidupan kita sehari

hari

Page 40: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Berikut merupakan etika minum dalam islam:

1. Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai pahala

Segala perkara yang mubah dapat bernilai pahala jika disertai dengan niat untuk

beribadah. Oleh karena itu, maka niatkanlah aktivitas minum kita dengan niat agar

dapat beribadah kepada Allah

2. Memulai minum dengan membaca basmalah

Diantara sunah Nabi adalah mengucapkan basmalah sebelum minum. Hal ini

berdasarkan hadist yang memerintahkan membaca bismillah sebelum

makan.Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan

bismillah tanpa tambahan ar rahman dan ar rahim

Dari Amr bin abi shalamah,Rasullulah SAW bersabda “ wahai anakku, jiks

engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu

dan makanlah makanan yang ada di dekatmu ( HR Thabrani dalam Mu’jam

kabirz)

3. Minum dengan tangan kanan

Raullulah SAW bersabda” wahai anakku jika salah seorang dari kalian hendak

makan,hendaklah makan dengan tangan kanan.Sesungguhnya setan makan dengan

tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya”(HR Muslim)

4. Tidak bernafas dengan dan meniup air minum

Termasuk adab ketika minum adalah tidak bernafas dan meniup air minum. Ada

beberapa hadist mengenai hal ini: Dari Abu qatadah, Nabi Saw bersabda “Jika

kalian minum maka janganlah kalian bernafas di wadah air minumnya”(HR

Bukhari Muslim)

Dalam Syarah Syahih Muslim, imam nawawi mengatakan, “Larangan bernafas

dalam wadah air minum termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut

mengotori air minum dan menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan

ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal hal semacam

itu”

Bau ini dapat menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih lebih jika orang

yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah.Ringkasnya hal ini disebabkan

nafas orang yang meniupnya akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu,

Rasullulah SAW melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah

air minum dan meniupnya.

5. Bernafas tiga kali ketika minum

Page 41: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

Dari Anas bin Malik ra,beliau mengatakan “ketika rasullulah SAW minum beliau

mengambil nafas di luar wadah sebanyak tiga kali” Dan beliau bersabda “ hal itu

lebih segar, lebih enak, dan lebih nikmat”

Annas mengatakan “Oleh karena itu ketika aku minum,aku bernafas tiga kali”

(HR Bukhari no 45631 dan muslim no 2028). Yang dimaksud bernafas tiga kali

dalam hadist diatas adalah bernafas di luar wadah air minum dan menjauhkan

wadah tersebut karena bernafas dalam wadah air minum adalah hal yang dilarang

seperti hal diatas.

6. Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret

7. Menutup bejana air pada malam hari

Biasakanlah diri kita untuk menutup bejana air pada malam hari.Sebagaimana

hadist dari Jabir bin Abdillah,Aku mendengar Rasullulah bersabda,”Tutuplah

bejana bejana dan wadah air.Karena dalam satu tahun ada suatu malam ketika itu

turun suatu wabah dan tidaklah ia melewati bejana bejana yang tidak tertutup

ataupun wadah air yang diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit” (HR

Muslim)

8. Tidak minum berlebihan

Minum berlebihan pada saat makan sangat tidak dianjurkan karena dapat

mengganggu pencernaan, hendaknya minum beberapa saat sebelum dan sesudah

makan.

9. Tidak minum dengan menggunakan tempat dari emas dan perak

Diriwayatkan dari Ummu salamah RA, dia berkata Rasullulah SAW bersabda “

orang orang yang makan dan minum dari bejana emas dan perak, sungguh ia telah

menuangkan pada perutnya api dari neraka” (HR Muslim)

10. Minum tiga tegukan yang diawali dengan basmalah dan diakhiri dengan hamdalah

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas R, dia berkata, Rasullulah SAW bersabda

“Janganlah kalian minum seperti minuman unta,tetapi minumlah dengan dua-dua

(teguk)Atau tiga-tiga (teguk) hendaklah kalian membaca basmalah ketika minum

dan mengakhiri dengan hamdalah setelah minum” (HR tirmidzi)

Daftar pustaka

Davey Patrick.At a glance medicine.Uk:Erlangga DR.dr.Amir Sjariffudin Madjid,SpAnKIC,dr Badrul Hegar,SpA(K)dkk.Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit Dan Asam-Basa.Buku ajar.Edisi ke 2. Jakarta:UPK-PKB FKUI;2008

Page 42: SKENARIO 1 DEHIDRASI  B 3 SEM 2

http://file.upi.edu/Direktori/E%20-%20FPTK/JUR.%20PEND.%20KESEJAHTERAAN%20KELUARGA/197807162006042%20-%20AI%20MAHMUDATUSSA%27ADAH/MINERAL.pdfhttp://rumahdiabetes.com/2007/07/vitamin-dan-mineral/

Kuliah Biokimia larutan oleh DRA linda weni M Mima,Pamela L.Swearingen.Keseimbangan Cairan Elektrolit dan asam

basa.Buku ajar.Edisi Ke 2.Jakarta:EGC;1995