Transcript
Page 1: SISTEM PAKAR DETEKSI KERUSAKAN (TROUBLESHOOTING) PADA

Jurnal TIPS : Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer Politeknik Sekayu E-ISSN 2654-5071 Volume 9, No. 1, Januari-Juni 2019, h.17-25

Page 17

SISTEM PAKAR DETEKSI KERUSAKAN (TROUBLESHOOTING)

PADA SMARTPHONE BERBASIS MOBILE 1) Aidil Afriansyah, 2) Resty Annisa, 3) Zaid Romegar Mair Program Studi Teknik Informatika, Politeknik Sekayu 1,2,3) [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Sistem pakar merupakan salah satu implementasi dari bidang ilmu komputer yang tujuannya untuk memecahkan

masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu. Adapun masalah yang

sering terjadi pada sebagian pengguna smartphone adalah kesulitan ketika menghadapi kendala maupun

kerusakan yang terjadi pada smartphone. Pengguna tidak mencoba memperbaiki sendiri kerusakan yang terjadi

karena tidak mengetahui cara mengatasi masalah yang terjadi. Maka Peneliti merancang Sistem Pakar Deteksi

Kerusakan (Troubleshooting) Pada Smartphone Berbasis Mobile menggunakan Eclipse IDE (Integrated

Development Environment) dan Metode Rapid Application Development. Aplikasi sistem pakar ini dibuat untuk

mendiagnosa kerusakan smartphone dan solusi memperbaikinya dengan menggunakan backward chaining.

Sistem pakar ini membahas tentang kerusakan umum yang sering terjadi pada smartphone dan melakukan

diagnosa terhadap kerusakan berdasarkan gejala-gejala kerusakan yang dialami. Tujuan sistem pakar ini adalah

untuk mendeteksi kerusakan smartphone yang dapat membantu pengguna mengetahui kerusakan smartphone dan

mendapatkan solusi yang tepat untuk memperbaikinya. Aplikasi ini merupakan sebuah aplikasi sistem pakar

yang berjalan pada platform Android.

Kata Kunci : : Sistem Pakar, Smartphone, Eclipse IDE, Backward Chaining.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Teknologi dan informasi yang berkembang

pesat saat ini mempengaruhi perilaku dan kebiasaan

manusia. Sebuah sistem dapat dirancang untuk

menirukan keahlian seorang pakar dalam menjawab

pertanyaan dan menyelesaikan suatu permasalahan

baik di bidang kesehatan, bisnis, ekonomi,

keuangan dan lain sebagainya.

Sistem pakar (expert system) adalah sistem

yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia

ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan

masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli.

Dengan bantuan sistem pakar seorang yang awam

atau tidak ahli dalam suatu bidang tertentu akan

dapat

menjawab pertanyaan, menyelesaikan masalah

dan menjadi sebuah media penunjang dalam

mengambil keputusan yang biasanya dilakukan

oleh seorang pakar. Seperti halnya kerusakan yang

terjadi pada smartphone.

Smartphone tidak hanya digunakan untuk

telepon dan mengirim pesan singkat namun

smartphone dapat digunakan untuk mendapatkan

informasi di dunia internet, menyimpan data-data

penting dan terdapat aplikasi-aplikasi yang

memudahkan pengguna. Sebagaimana sebuah

barang teknologi maka smartphone juga tidak

terlepas kemungkinan terjadi kerusakan

dikarenakan pemakaian. Selama ini masyarakat

awam cukup mengalami kesulitan ketika

menghadapi kendala maupun kerusakan yang

terjadi pada smartphone. Sebagian masyarakat

tanpa mengetahui jenis kerusakan secara pasti

langsung membawanya ke jasa reparasi.

Solusi yang di berikan berupa informasi

bagaimana mengatasi kerusakan yang terjadi pada

smartphone, dibutuhkan suatu aplikasi sistem pakar

yang bisa mewakili seorang pakar yang ahli

dibidangnya untuk mengatasi permasalahan yang

ada. Sistem ini sebagai solusi mengatasi masalah

kerusakan yang mungkin bisa diatasi oleh

Page 2: SISTEM PAKAR DETEKSI KERUSAKAN (TROUBLESHOOTING) PADA

Page 18

pengguna itu sendiri atau mendapatkan referensi

kerusakan tersebut sebelum dibawa ke jasa reparasi.

Permasalahan yang ada membuat peneliti

merancang sebuah aplikasi sistem pakar yang dapat

memberikan alternative solusi untuk masalah

kerusakan pada smartphone.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat

diidentifikasikan beberapa masalah yang terjadi :

1. Smartphone sudah mulai menjadi kebutuhan

penting bagi manusia, tetapi masih banyak

masyarakat awam yang mengalami kesulitan

ketika menghadapi kendala maupun kerusakan

yang terjadi pada smartphone.

2. Sebagian masyarakat tanpa mengetahui jenis

kerusakan secara pasti langsung membawanya

ke jasa reparasi.

Berdasarkan identifikasi diuraikan maka

rumusan masalah pada penelitian ini Bagaimana

merancang dan membangun sistem pakar deteksi

kerusakan (troubleshooting) pada smartphone yang

dapat memberikan kemudahan kepada pengguna

awam dalam menangani kerusakan pada

smartphone ?

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terfokus dan terarah maka

dapat dibuat batasan masalah sebagai berikut :

1. Pada Penelitian ini, peneliti membuat

sistem pakar deteksi kerusakan pada

smartphone Samsung Young GT-S6310,

dan Samsung Galaxy S3 Mini GT-I8190.

2. Metode pelacakan mesin inferensi

mengunakan metode backward chaining.

3. Sistem pakar ini hanya membahas tentang

10 (Sepuluh) kerusakan umum yang sering

terjadi pada smartphone Samsung Young

GT-S6310 dan 12 (Dua Belas) kerusakan

umum yang sering terjadi pada Samsung

Galaxy S3 Mini GT-I8190, serta hanya

sebatas mengindentifikasi gejala kerusakan

dan memberikan output berupa

kesimpulan kerusakan beserta solusi pada

smartphone Samsung Young GT-S6310,

dan Samsung Galaxy S3 Mini GT-I8190.

4. Sistem pakar ini dirancang menggunakan

Eclipse IDE (Integrated Development

Environment) dan digunakan pada

platform Android.

1.3.1 Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Digunakan untuk mengetahui hasil diagnosa

awal kerusakan smartphone dari gejala

kerusakan yang dialami oleh pengguna

smartphone.

2. Membantu memecahkan masalah kerusakan

yang sedang dihadapi pengguna untuk

mengetahui cara memperbaiki kerusakan yang

dialami.

1.2. Metodologi

1.2.1. Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang

dilakukan oleh peneliti antara lain:

1. Studi Pustaka

Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan

berbagai macam literatur-literatur, buku

referensi yang menyangkut teori-teori

pendukung untuk melengkapi penelitian ini

agar lebih akurat dan valid.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data

yang dilakukan oleh peneliti dengan cara

menanyakan langsung apa yang menjadi

permasalahan kepada narasumber yang

dianggap dapat memberikan data dan

informasi yang akurat mengenai judul yang

diangkat peneliti.

Page 3: SISTEM PAKAR DETEKSI KERUSAKAN (TROUBLESHOOTING) PADA

Page 19

1.2.2. Metode Perancangan Sistem

Metode Rapid Application Development

(RAD) adalah strategi pengembangan sistem yang

menekankan pada sebuah keterurutan dalam proses

pengembangan perangkat lunak. Tahapan tersebut

dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1. Rapid Application Development

2. Landasan Teori

2.1 Definisi Sistem Pakar

Hayadi (2016) Sistem Pakar atau Expert

System yaitu suatu aplikasi komputer yang

ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan

atau pemecahan persoalan dalam bidang yang

spesifik.

Definisi lain Sistem pakar menurut Jusuf dan

Jumadi (2011) adalah sistem perangkat lunak

komputer yang mengunakan ilmu, fakta, dan teknik

berfikir dalam pengambilan keputusan untuk

menyelesaikan maslah-masalah yang biasanya

hanya dapat diselesaikan oleh tenaga ahli dalam

bidang yang bersangkutan.

2.2 Arsitektur Sistem Pakar

Gambar 2. Arsitektur Sistem Pakar

(Sumber: http://jurnalteknik.janabadra.ac.id/)

Fatsyahrina Fitriastuti dan Luluk Sri

Ekowati (2009), komponen utama dalam sebuah

arsitektur system pakar dapat dilihat pada Gambar

2. penjelasan untuk masing-masing komponen

adalah sebagai berikut :

1) Basis pengetahuan ( Knowledge base)

Desiani dan Arhami (2006), berisi

pengetahuan relavan yang diperlukan untu

memahami, merumuskan, dan memecahkan

persoalan. Basis pengetahuan mencakup dua

elemen dasar, yaitu :

a. Fakta, merupakan informasi tentang objek

dalam area permasalahan tertentu.

b. Aturan, merupakan informasi tentang cara

memperoleh fakta baru dan fakta yang telah

diketahui.

2) Mesin Inferensi

Minarni dan Rahmad Hidayat (2013),

mekanisme inferensi yang utama pada sistem pakar

dapat dibedakan menjadi inferensi dengan

mekanisme pelacak mundur (backward chaining)

dan pelacak maju (forward chaining). Penalaran

dengan backward chaining dimulai dari

sekumpulan hipotesis menuju fakta-fakta yang

mendukung hipotesis tersebut. Forward chaining

merupakan kebalikan dari backward chaining, yaitu

penalaran di mulai sekumpulan data menuju suatu

kesimpulan atau goal.

3) Subsistem Penjelasan (Explanation

Subsystem)

Fatsyahrina Fitriastuti dan Luluk Sri Ekowati

(2009), subsistem penjelasan merupakan

kemampuan untuk memberikan penjelasan atas

sebuah kesimpulan yang diberikan.

4) Knowledge Acquisition

Fatsyahrina Fitriastuti dan Luluk Sri Ekowati

(2009), knowledge acquisition adalah proses

mendapatkan pengetahuan dari seorang pakar dan

biasanya ditampilkan oleh pengelola pengetahuan

(knowledge engineer). Pengolah pengetahuan

mewawancarai pakar-pakar dan mengumpulkan

pengetahuan yang ada dari manusia. Pengetahuan

Page 4: SISTEM PAKAR DETEKSI KERUSAKAN (TROUBLESHOOTING) PADA

Page 20

atau data-data yang dikumpulkan disebut sebagai

knowledge base.

5) User Interface

Minarni dan Rahmad Hidayat (2013), user

interface adalah penghubung antar program sistem

pakar dengan pengguna.

2.3 Representasi Pengetahuan

2.3.1 Kaidah Produksi

Kusrini (2008) menjelaskan kaidah

menyediakan cara formal untuk mempresentasikan

rekomendasi, arahan, atau strategi. Kaidah produksi

dituliskan dalam bentuk jika-maka (if-then). Kaidah

if-then menghubungkan anteseden (antecedent)

dengan konsekuensi yang diakibatkan. Berbagai

struktur if-then yang menghubungan objek atau

atribut sebagai berikut :

JIKA anteseden Maka konsekuen

JIKA masukan MAKA keluaran

JIKA kondisi MAKA tindakan

JIKA premis MAKA konklusi

JIKA tindakan MAKA tujuan

JIKA data MAKA hasil

Premis mengacu pada fakta yang harus benar

sebelum konklusi tertentu dapat diperoleh. Kondisi

mengacu pada keadaan yang harus berlaku sebelum

tindakan dapat diambil. Anteseden mengacu pada

situasi yang terjadi sebelum konsekuensi dapat

diamati. Data mengacu pada kegiatan yang harus

dilakukan sebelum hasil dapat diharapkan.

Tindakan mengacu pada kegiatan yang harus

dilakukan sebelum hasi dapat diharapkan. Kaidah

dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :

1) Kaidah derajat pertama adalah kaidah

sederhana yang berdiri dari anteseden

(antecedent) dan konsekuen.

2) Kaidah meta adalah kaidah yang

konsekuensinya anteseden (antecedent)

mengandung informasi tentang kaidah yang

lain

2.3.2 Metode Inferensi

Kusrini (2008), metode inferensi merupakan

proses untuk menghasilkan informasi dari fakta

yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah

konklusi logis atau implikasi berdasarkan informasi

yang tersedia. Ada dua metode inferensi yang

penting dalam sistem pakar, yaitu :

1) Runut Maju (Forward Chaining)

Berarti mengunakan himpunan aturan

kondisi-aksi. Pada metode ini data digunakan untuk

menentukan aturan mana yang akan digunakan

kemudian aturan tersebut dijalankan, mungkin

proses menambahkan data ke memori kerja, proses

diulang sampai ditemukan suatu hasil.

Forward Chaining adalah teknik pencarian

yang dimulai dengan fakta yang diketahui,

kemudian mencocokkan fakta-fakta tersebut dengan

bagian IF dari rules IF-THEN. Bila ada fakta yang

cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut

dieksekusi. Bila sebuah rule dieksekusi, maka

sebuah fakta baru (bagian THEN) ditambahkan ke

dalam database. Setiap kali pencocokan, dimulai

dari rule teratas. Setiap rule hanya boleh dieksekusi

sekali saja. Proses pencocokan berhenti bila tidak

ada lagi rule yang bisa dieksekusi.

2) Runut Balik (Backward Chaining)

Runut balik merupakan metode penalaran

kebalikan dari runut maju. Dalam runut balik

penalaran dimulai dengan tujuan kemudian merunut

balik ke jalur yang akan mengarahkan ke tujuan

tersebut, Kusrini (2006). Runut balik disebut juga

sebagai goal-driven reasoning, merupakan cara

yang efisien untuk memecahkan masalah yang

dimodelkan sebagai masalah pemilihan terstruktur.

Kedua metode inferensi tersebut

dipengaruhi oleh tiga macam penulusuran yaitu :

a. Depth-first search, melakukan penelusuran

kaidah secara mendalam dari simpul akar

bergerak menurun ketingkat yang dalam

berurutan.

Page 5: SISTEM PAKAR DETEKSI KERUSAKAN (TROUBLESHOOTING) PADA

Page 21

b. Breadth-first search, bergerak dari simpul

akar ke simpul yang ada pada setiap

tingkat diuji sebelum pindah ke tingkat

selanjutnya.

c. Best-first search, bekerja berdasarkan

kombinasi kedua metode sebelumnya.

2.4 Aplikasi Mobile

Irwansyah dan Moniaga (2014), Mobile

Applications adalah aplikasi perangkat lunak yang

dibuat khusus untuk dijalankan di dalam tablet dan

juga smartphone. Aplikasi Mobile juga dikenal

sebagai aplikasi yang dapat diunduh dan memiliki

fungsi tertentu sehingga menambah fungsionalitas

dari perangkat mobile itu sendiri.

2.5 Teori Pengujian Perangkat Lunak

Simarmata (2010, p.323) pengujian adalah

sebuah proses terhadap aplikasi atau program untuk

menemukan segala kesalahan dan segala

kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan

sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang

telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut

diserahkan kepada pengguna.

Ada dua jenis metode untuk melakukan

pengujian perangkat lunak, yaitu black box testing

dan white box testing.

2.5.1 Black Box Testing

Black box testing terfokus pada apakah unit

program memenuhi kebutuhan (requipment) yang

disebutkan dalam spesifikasi. Pada black box

testing, cara pengujian hanya dilakukan dengan

menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul,

kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai

dengan proses yang diinginkan.

Gambar 3. Pengujian Metode Black Box Testing

Sumber : http://scdc.binus.ac.id/

Teknik yang digunakan dalam Black Box

Testing antara lain :

a. Digunakan untuk menguji fungsi-fungsi

khusus dari perangkat lunak.

b. Kebenaran perangkat lunak yang diuji hanya

dilihat berdasarkan keluaran (output) yang

dihasilkan.

c. Kemampuan program dalam memenuhi

kebutuhan pemakai dapat diukur sekaligus

dapat diketahui kesalahan-kesalahannya.

2.5.2. White Box Testing

White Box testing adalah cara pengujian

dengan melihat ke dalam modul untuk meneliti

kode-kode program yang ada, dan menganalisis

apakah ada kesalahan atau tidak. Jika ada modul

yang menghasilkan output yang tidak sesuai dengan

proses bisnis yang dilakukan, maka baris-baris

program, variable, dan parameter yang terlibat pada

unit tersebut akan dicek satu persatu dan diperbaiki,

kemudian di-compile ulang.

Kesalahan dari program yang mungkin terjadi

dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk kesalahan,

yaitu:

1. Kesalahan bahasa, yang disebut juga dengan

kesalahan penulisan yaitu kesalahan di

dalam penulisan source program yang tidak

sesuai dengan yang telah diisyaratkan.

2. Kesalahan sewaktu proses, adalah kesalahan

yang terjadi sewaktu program dijalankan

bisa dieksekusi. Kesalahan ini akan

menyebabkan proses program berhenti

sebelum sesuai pada saatnya, karena

menemukan kondisi-kondisi yang belum

terpenuhi yang tidak bisa dikerjakan.

3. Kesalahan logika, adalah kesalahan dari

program yang dibuat. Kesalahan seperti ini

sulit ditemukan, karena tidak ada

pemberitahuan mengenai kesalahannya dan

tetap akan didapatkan hasil dari proses

program.

Page 6: SISTEM PAKAR DETEKSI KERUSAKAN (TROUBLESHOOTING) PADA

Page 22

3. Perancangan Sistem

Perancangan sistem menggambarkan proses

kerja aplikasi sistem pakar yang akan dibuat, selain

itu juga sebagai gambaran sistem menyeluruh

terhadap aplikasi tersebut.

3.1 Perancangan Sistem dengan Model Use

Case Diagram

Gambar 4. Usecase Diagram Sistem

Pada gambar 4. menunjukkan pengguna dalam

sistem dapat melakukan diagnosa kerusakan dan

dapat melihat informasi, dan kamus yang terdapat

dalam sistem pakar ini.

3.2 Perancangan Sistem dengan Model Activity

Diagram

1) Activity Diagram Menu Diagnosa

Gambar 5. Activity Diagram Menu Diagnosa

Pada gambar 5. menjelaskan alur proses

diagnosa dimulai dari pengguna menjalankan

aplikasi, dan sistem menampilkan menu utama.

Setelah itu user memilih menu diagnosa dan

menjawab pertanyaan yang ada sesuai dengan

gejala kerusakan yang dialami.

2) Activity Diagram Menu Informasi Smartphone

Gambar 6. Activity Diagram Menu Informasi

Smartphone

Pada gambar 6. menjelaskan alur proses menu

informasi dimulai dari pengguna menjalankan

aplikasi, dan sistem menampilkan menu utama.

Setelah itu user memilih menu informasi dan

memilih informasi yang diinginakan.

3) Activity Diagram Menu Kamus

Gambar 7. Activity Diagram Menu Kamus User

Pada gambar 7. menunjukkan activity diagram

dimana user masuk kemenu data kamus dan melihat

data kamus, kemudian user melakukan input

pencarian kata. Selanjutnya sistem akan

menampilkan sesuai dengan kata yang telah

diinputkan pengguna

Page 7: SISTEM PAKAR DETEKSI KERUSAKAN (TROUBLESHOOTING) PADA

Page 23

4. Pembahasan dan Hasil

4.1 Pembahasan

Sistem Pakar Deteksi Kerusakan

(troubleshooting) Pada Smartphone Berbasis

Mobile dibuat menggunakan Eclipse IDE

(Integrated Development Environment). Sistem

pakar ini mempresentasikan kemampuan dan

keahlian seorang pakar atau orang yang

berpengalaman dibidang kerusakan pada

smartphone untuk membantu pengguna awam

mengetahui gejala awal dari kerusakan dan

memberikan solusi yang tepat. Kerusakan dapat

diindentifikasi melalui gejala yang terjadi sehingga

dapat diketahui diagnosa dari jenis kerusakan.

4.2.1 Tampilan Halaman Menu Utama

Merupakan halaman yang ditampilkan setelah

menu awal. Pada menu ini terdapat 4 pilihan yaitu

diagnosa, informasi, kamus, dan exit.

Gambar 8. Tampilan Halaman Menu Utama

4.2.2 Tampilan Halaman Menu Diagnosa

Menu diagnosa merupakan halaman yang

akan menampilkan pertanyaan yang berkaitan

dengan gejala kerusakan dan akan menampilkan

hasil diagnosa dari pertanyaan yang dijawab.

Gambar 9. Tampilan Halaman Menu Diagnosa

Pada gambar 9. menampilkan pilihan jenis

Smartphone. Setelah ITU maka akan tampil

halaman pertanyaan sesuai dengan pilihan. Untuk

jenis smartphone Young GT-S6310 terdiri dari 10

jenis kerusakan beserta solusinya dan terdapat 28

pertanyaan yang ditampilkan. Sedangkan untuk

jenis smartphone S3 Mini GT-I8190 terdiri dari 12

jenis kerusakan beserta solusinya dan terdapat 30

pertanyaan yang ditampilkan.

1) Tampilan Halaman Pertanyaan

Gambar 10. salah satu tampilan Pertanyaan

Pada tampilan halaman pertanyaan terdapat

pilihan ya atau tidak. Pilihan ya atau tidak untuk

menuju kepertanyaan selanjutnya dengan menekan

tombol lanjut. Tombol lanjut hanya bisa berfungsi

ketika sudah memilih pilihan ya atau tidak.

2) Tampilan Halaman Hasil Diagnosa

Setelah pengguna menjawab pertanyaan maka

akan menampilkan halaman hasil diagnosa dan

dilengkapi video tutorialnya. Hasil diagnosa yang

ditampilkan terdiri dari 10 hasil diagnosa beserta

solusi untuk jenis smartphone Young GT-S6310

dan 12 hasil diagnosa beseta solusi untuk jenis

smartphone S3 Mini GT-I8190.

a) Tampilan Hasil Diagnosa 1

Gambar 11. Tampilan Halaman Hasil Diagnosa 1

Page 8: SISTEM PAKAR DETEKSI KERUSAKAN (TROUBLESHOOTING) PADA

Page 24

b) Tampilan Hasil Diagnosa 11

Gambar 12. Tampilan Halaman Hasil Diagnosa 11

4.2.3 Tampilan Halaman Menu Informasi

Menu Informasi merupakan halaman yang

menampilkan informasi mengenai Smartphone.

Gambar 13. Tampilan Halaman Hasil Informasi

Pada gambar 13. terdapat 3 sub menu, yaitu

Cara reset, Cara rooting, dan cara flashing

dilengkapi dengan video tutorial.

Gambar 14. Tampilan Halaman Menu Cara hard Reset

Gambar 15. Tampilan Halaman Menu Cara Rooting

Gambar 16. Tampilan Halaman Menu Cara Flashing

4.2.4 Tampilan Halaman Menu Kamus

Menu Kamus merupakan halaman yang

menampilkan menu untuk melakukan pencarian

kata yang tidak dimengerti mengenai Smartphone.

Gambar 17. Tampilan Halaman Menu Kamus

5 Penutup

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan penelitian, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil Akhir dari penelitian ini adalah sebuah

aplikasi sistem pakar deteksi kerusakan

(troubleshooting) pada smartphone berbasis

mobile.

Page 9: SISTEM PAKAR DETEKSI KERUSAKAN (TROUBLESHOOTING) PADA

Page 25

2. Sistem pakar ini membahas tentang 10

(Sepuluh) kerusakan umum yang sering terjadi

pada smartphone Samsung Young GT-S6310

dan 12 (Dua Belas) kerusakan umum yang

sering terjadi pada Samsung Galaxy S3 Mini

GT-I8190.

3. Sistem Pakar ini mempresentasikan

kemampuan seorang pakar atau orang yang

berpengalaman dibidang kerusakan pada

smartphone untuk membantu pengguna

smartphone mengetahui kerusakan

smartphone dari gejala-gejala yang terjadi dan

memberikan solusi yang tepat untuk

mengatasinya.

5.2 Saran

Pada penelitian ini beberapa saran yang

nantinya dapat dikembangkan diantaranya:

1) Membahas lebih banyak kerusakan dari

tipe-tipe smartphone yang lain, sehingga

sistem pakar ini tidak hanya digunakan

untuk tipe smartphone tertentu saja.

2) Penggunaan gambar perlu ditingkatkan

agar tampilan tidak monoton.

3) Sebaiknya sistem ini dapat digunakan

bukan hanya untuk platform Android saja.

DAFTAR PUSTAKA

Desiani, Anita., dan Arhami, M,. 2006. Konsep

Kecerdasan Buatan. Andi Offset,

Yogyakarta.

Fitriastuti, Fatsyahrina., dan Luluk Sri Ekowati. Juli

2009. “Aplikasi Sistem Pakar Berbasis WEB

Untuk Mendeteksi Kerusakan Perangkat

Keras Komputer Dengan Metode Backward

Chaining”. Janateknika. Volume 11, No.2.

Hayadi, B. Herawan. 2016. Sistem Pakar.

Depublish. Yogyakarta.

Irwansyah, Edy., dan Moniaga, Jurike V. 2014.

Pengantar Teknologi Informasi. Deepublish.

Yogyakarta.

Kusrini. 2008. Aplikasi Sistem Pakar Menentukan

Faktor Kepastian Pengguna dengan Metode

Kuantifikasi Pertanyaan. C.V Andi Offset.

Yogyakarta.

. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Andi.

Yogyakarta.

Minarni., dan Rahmat Hidayat. April 2013.

“Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar

Untuk Kerusakan Komputer Dengan Metode

Backward Chaining”. Jurnal Teknoif.

Volume 1, No.1,