Transcript
  • 5/19/2018 Sindroma Koroner Akut - PBL Cardio LusyNovitasari

    1/14

    LUSY NOVITASARI

    1102011144

    SINDROMA KORONER AKUT Page 1

    SKENARIO 2

    CARDIOVASCULAR

    NYERI DADA SAAT MENONTON

    PERTANDINGAN BOLA

    1.MM Penyakit Jantung Koroner

    1.1.

    Definsi PJK

    1.2.

    Etiologi PJK

    1.3. Epidemiologi PJK

    1.4. Patofisiologi PJK

    1.5. Manifestasi Klinis PJK

    1.6. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang PJK

    1.7. Tatalaksana PJK

    1.8. Diagnosis PJK

    1.9.

    Komplikasi PJK1.10. Prognosis PJK

  • 5/19/2018 Sindroma Koroner Akut - PBL Cardio LusyNovitasari

    2/14

    LUSY NOVITASARI

    1102011144

    SINDROMA KORONER AKUT Page 2

    SKENARIO 2

    CARDIOVASCULAR

    NYERI DADA SAAT MENONTON PERTANDINGAN

    BOLA

    Bp. S, 45 tahun mengalami nyeri dada retrosternal yang menjalar ke

    ekstremitas atas kiri pada saat menonton pertandingan sepakbola. Nyeri dada

    disertai rasa sulit bernafas, dada terasa berat, badan lemas dan berdebar-debar.

    Bapak S langsung dibawa ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit. Dari anamnesis

    diketahui beliau merokok kretek 3 bungkus/hari dan jarang berolahraga. Padapemeriksaan fisik didapati Indeks Massa Tubuh (IMT) 24 kg/m2. Pada

    pemeriksaan EKG terdapat irama sinus 100x/menit, dijumpai ST elevasi pada

    sadapan precordial. Pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan kadar enzim

    jantung. Dokter segera memberikan obat anti agregasi trombosit dan antiangina

    serta menyarankan Bp. S untuk menjalankan pemeriksaan angiografi pada

    pembuluh darah coroner.

    Retrosternal : posterior sternum

    Sadapan precordial : V1V6 pada EKG

    IMT : Klasifikasi nilai IMT

    IMT Status Gizi Kategori

    < 17.0 Gizi Kurang Sangat Kurus

    17.0 - 18.5 Gizi Kurang Kurus

    18.5 - 25.0 Gizi Baik Normal

    25.0 - 27.0 Gizi Lebih Gemuk

    > 27.0 Gizi Lebih Sangat Gemuk

    sumber : Departemen Kesehatan RI

  • 5/19/2018 Sindroma Koroner Akut - PBL Cardio LusyNovitasari

    3/14

    LUSY NOVITASARI

    1102011144

    SINDROMA KORONER AKUT Page 3

    Penyebab Aterosklerosis

    Aterosklerosis adalah gangguan yang umum yang secara spesifik menyerang arteri medium dan arteri

    besar. Aterosklerosis terjadi jika lemak, kolesterol, dan bahan-bahan lainnya (trombosit, makrofag,

    leukosit, produk sampah seluler, kalsium)menumpuk di dinding arteri dan membentuk struktur keras yang

    disebut plak (plaque).

    Akhirnya plak dapat menjadikan arteri menyempit dan tidak lentur,sehingga darah susah untuk mengalir.

    Hal ini dapat menyebabkan nyeri dada (stable angina), sesak nafas, serangan jantung dan gejala-gejalalainnya.

    Kepingan-kepingan plak bisa pecah dan berpindah melalui arteri yang terserang menuju pembuluh darah

    yang lebih kecil, menyumbatnya dan menyebabkan kerusakan jaringan atau kematian jaringan. Ini

    merupakan penyebab yang umum dari serangan jantung dan stroke.

    Penggumpalan atau pembekuan darah dapat terjadi di sekitar celah retakan plak sehingga menyebabkan

    penyumbatan aliran darah. Jika gumpalan berpindah dalam arteri di jantung, otak, atau paru-paru,

    sehingga dapat menyebabkan, serangan jantung, stroke, atau penyumbatan paru-paru. Dalam beberapa

    kasus, plak aterosklerosis berkaitan dengan melemahnya dinding arteri sehingga menyebabkan

    pembengkakan pembuluh darah (aneurysm)

    Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran darah ke dalam

    dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit

    yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.

    Setiap daerah penebalan yang biasa disebut plak aterosklerotik atau ateroma, terisi dengan bahan

    lembut seperti keju yang mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan

    sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan juga arteri besar, tetapi biasanya

    mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera

  • 5/19/2018 Sindroma Koroner Akut - PBL Cardio LusyNovitasari

    4/14

    LUSY NOVITASARI

    1102011144

    SINDROMA KORONER AKUT Page 4

    pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk ateroma.

    Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus

    tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium,

    sehingga ateroma menjadi rapuh dan bisa pecah. Dan kemudian darah bisa masuk ke dalam ateroma yang

    telah pecah, sehingga ateroma akan menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri.

    Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu pembentukanbekuan darah atau trombus. Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbat arteri, dan

    bekuan darah tersebut akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah sehingga menyebabkan sumbatan

    di tempat lain (emboli).

    Perubahan patologis yang terjadi pada pembuluh yang mengalami kerusakan dapat diringkaskan sebagai

    berikut:

    Dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil yang tampak bagaikan garis

    lemak.

    Penimbunan lemak, terutama betalipoprotein yang mengandung banyak kolesterol pada tunika

    intima dan tunika media bagian dalam. Lesi yang diliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosis.

    Timbul ateroma atau kompleks plak aterosklerotik yang terdiri dari lemak, jaringan fibrosa,

    kolagen, kalsium, debris seluler dan kapiler.

    Perubahan degeneratif dinding arteria.

    Langkah akhir proses patologis yang menimbulkan gangguan klinis dapat terjadi dengan cara berikut:

    Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plaque

    Perdarahan pada plak ateroma

    Pembentukan thrombus yang diawali agregasi trombosit

    Embolisasi thrombus atau fragmen plak

    Spasme arteria koronaria

    1.1.Definsi PJK

    Penyakit jantung coroner merupakan penyakit jantung yang disebabkan karena penyempitan

    arteria koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau kombinasi keduanya.

    Sindroma koroner akut merupakan sindroma klinis akibat adanya penyumbatan pembuluh darah

    koroner baik bersifat intermiten maupun menetap akibat rupturnya plak atherosklerosis. Yang

    termasuk dalam kelompok tersebut adalah ST-segment elevation myocardial infarction (STEMI),

    nonST-segment elevation myocardial infarction (NSTEMI) atau unstable angina.

    Penggabungan ke 3 hal tersebut dalam satu istilah SKA, hal ini didasarkan kesamaan dalam

  • 5/19/2018 Sindroma Koroner Akut - PBL Cardio LusyNovitasari

    5/14

    LUSY NOVITASARI

    1102011144

    SINDROMA KORONER AKUT Page 5

    pathofisiologi, proses terjadinya aterosklerosis serta rupturnya plak atherosklerosis yang

    menyebabkan trombosis intravaskular dan gangguan suplay darah miokard.

    1.2. Epidemiologi PJK

    SKA merupakan penyebab kematian yang utama di Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah

    Tangga oleh Departemen Kesehatan. SKA juga menyebabkan angka perawatan Rumah Sakit

    yang sangat besar di Pusat Jantung Nasional dibandingkan penyakit jantung lainnya. Di Amerika

    Serikat dilaporkan jumlah penderita SKA baru sebanyak 1,5 juta orang setiap tahun (satu

    penderita setiap 20 detik).

    Prevalensi penyakit kardiovaskular di Indonesia semakin hari semakin meningkat dari tahun

    ketahun. Survey Kesehatan Runah Tangga Departemen Kesehatan RI tahun 1992 menunjukkan

    bahwa penyakit tersebut telah menempati urutan pertama dalam penyebab kematian di Indonesia.

    Di Amerika Serikat,karena upaya masyarakat ,pelayanan kesehatan yang baik dan peranan dari

    pemerintah dalam menanggulangi penyakit kardiovaskular angka kejadian penyakit tersebut

    menurun , namun masih merupakan penyebab utama kematian .

    Dilaporkan bahwa setiap tahun terdapat 1,5 juta penderita infark miokard dan terjadi kematian

    sejumlah 500.000 pasien pertahun. Ternyata 50 persen dari kematian tersebut justru terjadi

    sebelum penderita sampai di rumah sakit,yang terjadi pada jam-jam pertama serangan akibat

    komplikasi IMA terutama vibrilasi ventrikel (VF).

    1.3.

    Etiologi PJK

    Sindroma koroner akut ditandai oleh adanya ketidakseimbangan antara pasokan dengan

    kebutuhan oksigen miokard.

    EtiologiSKA antara lain:

    1. Penyempitan arteri koroner karena robek/pecahnya thrombus yang ada pada plakaterosklerosis.

    2. Obstruksi dinamik karena spasme fokal yang terus-menerus pada segmen arteri koronerepikardium. Spasme ini disebabkan oleh hiperkontraktilitas otot polos pembuluh darah

    dan/atau akibat disfungsi endotel.3. Penyempitan yang hebat namun bukan karena spasme/thrombus, terjadi pada sejumlah

    pasien dengan aterosklerosis progresif atau dengan stenosis ulang setelah intervensi

    koroner perkutan (PCI).

  • 5/19/2018 Sindroma Koroner Akut - PBL Cardio LusyNovitasari

    6/14

    LUSY NOVITASARI

    1102011144

    SINDROMA KORONER AKUT Page 6

    4. Inflamasi: penyempitan arteri, destabilisasi plak, ruptur, trombogenesis. Adanya

    makrofag, dan limfosit T meningkatkan sekresi metalloproteinase, sehingga terjadi

    penipisan dan ruptur plak5. Keadaan/factor pencetus:

    -

    Kebutuhan oksigen miokard: demam, takikardi, tirotoksikosis- aliran darah koroner

    - pasokan oksigen miokard: anemia, hipoksemia

    Faktor-faktor resiko penyakit jantung koroner dibagi dua yaitu faktor resiko yang dapat

    dimodifikasi dan factor resiko yang tidak dapat dimodifikasi.Faktor resiko yang dapat dimodifikasi antara lain:

    1. Hipertensi

    2. Diabetes3. Hiperkolesterolemia

    4. Merokok

    5. Kurang latihan

    6. Diit dengan kadar lemak tinggi7. Obesitas

    8. Stress

    Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain:

    1. Riwayat PJK dalam keluarga

    2. Usia di atas 45 tahun

    3. Jenis kelamin laki-laki > perempuan4. Etnis tertentu lebih besar resiko terkena PJK

    Berdasarkan Jenisnya, Sindroma Koroner Akut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

    Jenis Penjelasan nyeri dada Temuan EKG Enzim Jantung

    Angina Pectoris

    Tidak Stabil(APTS)

    Angina pada waktu

    istirahat/ aktivitasringan, Crescendo

    angina, Hilang dengan

    nitrat.

    Depresi segmen T

    Inversi gelombang TTidak ada gelombang Q

    Tidak meningkat

    NonST elevasi

    Miocard Infark

    Lebih berat dan lama

    (> 30 menit), Tidak

    hilang denganpemberian nitrat. Perlu

    opium untuk

    menghilangkan nyeri.

    Depresi segmen ST

    Inversi gelombang T

    Meningkat minimal

    2 kali nilai batas atas

    normal

    ST elevasi Miocard

    Infark

    Lebih berat dan lama

    (> 30 menit), Tidak

    Hiperakut T

    Elevasi segmen T

    Meningkat minimal

    2 kali nilai batas atas

  • 5/19/2018 Sindroma Koroner Akut - PBL Cardio LusyNovitasari

    7/14

    LUSY NOVITASARI

    1102011144

    SINDROMA KORONER AKUT Page 7

    hilang dengan

    pemberian nitrat. Perluopium untuk

    menghilangkan nyeri.

    Gelombang Q

    Inversi gelombang T

    normal

    Berdasarkan berat/ ringannya Sindrom Koroner Akut (SKA) menurut Braunwald (1993) adalah:

    a. Kelas I: Serangan baru, yaitu kurang dari 2 bulan progresif, berat, dengan nyeri pada waktuistirahat, atau aktivitas sangat ringan, terjadi >2 kali per hari.

    b.Kelas II: Sub-akut, yakni sakit dada antara 48 jam sampai dengan 1 bulan pada waktu istirahat.

    c.Kelas III: Akut, yakni kurang dari 48 jam.

    1.4. Patofisiologi PJK

    a. Ruptur plak

    Ruptur plak ateroslerotik merupakan salah satu penyebab terjadinya SKA, yang diakibatkan oklusi

    subtotal atau total dari arteri koroner yang sebelumnya mempunyai penyempitan yang minimal. Plak

    aterosklerotik terdiri dari inti yang mengandung banyak lemak dan pelindung jaringan fibrotik. Plak yang

    tidak stabil terdiri dari inti yang banyak mengandung lemak dan adanya infiltrasi sel makrofag. Biasanya

    ruptur terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima yang normal atau pada bahu dari timbunan

    lemak. Kadang-kadang keretakan timbul pada dinding plak yang paling lemah karena adanya enzim

    protease yang dihasilkan makrofag dan secara enzimatik melemahkan dinding plak.4

    Terjadinya ruptur menyebabkan aktivasi, adhesi dan agregasi platelet dan menyebabkan aktivasi

    terbentuknya trombus. Bila trombus menutup pembuluh darah 100% akan terjadi STEMI, sedangkan bila

    trombus tidak menyumbat 100%, dan hanya menimbulkan stenosis yang berat akan terjadi UAP.4

    b. Trombosis dengan Agregasi Trombosit

    Terjadinya trombosis setelah plak terganggu disebabkan karena interaksi yang terjadi antar lemak,

    sel otot polos, makrofag, dan kolagen. Inti lemak merupakan bahan terpenting dalam pembentukan

    trombus yang kaya trombosit, sedangkan sel otot polos dan sel busa yang ada dalam plak tak stabil.

    Setelah berhubungan darah, faktor jaringan berintinteraksi dengan faktor VIIa untuk memulai kaskade

    reaksi enzimatik yang menghasilkan pembentukan trombin dan fibrin.4

    Sebagai reaksi terhadap gangguan faal endotel, terjadi agregasi platelet dan platelet melepaskan isi

    granulasi sehingga memicu agregasi yang lebih luas, vasokonstriksi dan pembentukan trombus. Faktor

    sistemik dan inflamasi ikut berperan dalam perubahan terjadinya hemostase dan koagulasi dan berperan

    dalam memulai trombosis yang intermiten.4

    c. Vasospasme

    Terjadinya vasokonstriksi juga mempunyai peran penting terhadap terjadinya SKA. Diperkirakan

    adanya disfungsi endotel dan bahan vasoaktif yang diproduksi oleh platelet berperan dalam perubahan

  • 5/19/2018 Sindroma Koroner Akut - PBL Cardio LusyNovitasari

    8/14

    LUSY NOVITASARI

    1102011144

    SINDROMA KORONER AKUT Page 8

    pada tonus pembuluh darah dan menyebabkan spasme. Adanya spasme sering kali terjadi pada plak yang

    tak stabil dan mempunyai peran dalam pembentukan trombus.4

    d. Erosi pada Plak tanpa Ruptur

    Terjadinya penyempitan juga dapat disebabkan karena terjadinya proliferasi dan migrasi dari otot

    polos sebagai reaksi terhadap kerusakan endotel. Adanya perubahan bentuk dan lesi karena bertambahnya

    sel otot polos dapat menimbulkan penyempitan pembuluh dengan cepat dan keluhan iskemia. 4

    1.5. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang PJK

    Bila dijumpai pasien dengan nyeri dada akut perlu dipastikan secara cepat dan tepat

    apakah pasien menderita infark miokard atau tidak. Diagnosis yang terlambat atau salah, dalam

    jangka panjang dapat menyebabkan konsekuensi yang berat. Nyeri dada tipikal (angina)merupakan gejala kardinal pasien infark miokard. Seorang dokter harus mampu mengenal nyeri

    dada angina dan mampu membedakan dengan nyeri dada lainnya, karena gejala ini merupakan

    petanda awal dalam pengelolaan pasien infark miokard. Sifat nyeri dada angina sebagai berikut:5

    - Lokasi: substernal, retrosternal, dan perikordial.

    - Sifat nyeri: rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk,

    rasa diperas, dan dipelintir.

    - Penjalaran: biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke leher, rahang bawah,

    gigi, punggung/interskapula, perut, dan dapat juga ke lengan kanan.

    -

    Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat, atau obat nitrat.- Faktor pencetus: latihan fisik, stress emosi, udara dingin, dan sesudah makan.

    - Durasi: lebih dari 30 menit.

    - Onset: tibatiba.

    - Baru pertama kali atau sudah berulang.

    Pemeriksaan Fisik

    Sebagian besar pasien cemas dan tidak bisa tenang (gelisah). Seringkali ekstremitas pucat

    disertai keringat dingin. Kombinasi nyeri dada substernal >30 menit dan banyak keringat

    dicurigai kuat adanya SKA. Sekitar seperempat pasien infark anterior mempunyai manifestasi

    hiperaktivitas saraf simpatis (takikardia dan/atau hipotensi). Tanda fisis lain pada disfungsi

    ventrikular adalah S4 dan S3 gallop, penurunan intesitas bunyi jantung pertama dan split

    paradoksikal bunyi jantung kedua. Dapat ditemukan murmur midsistolik atau latesistolik apikal

  • 5/19/2018 Sindroma Koroner Akut - PBL Cardio LusyNovitasari

    9/14

    LUSY NOVITASARI

    1102011144

    SINDROMA KORONER AKUT Page 9

    yang bersifat sementara karena disfungsi aparatus katup mitral danpericardial friction rub.

    Peningkatan suhu sampai 380C dapat dijumpai dalam minggu pertama pasca STEMI.

    5

    Elektrokardiogram

    a. STEMI

    Sebagian besar pasien dengan presentasi awal elevasi segmen ST mengalami evolusi

    menjadi gelombang Q pada EKG yang akhirnya didiagnosa infark miokard gelombang Q

    sebagian kecil menetap menjadi infark miokard gelombang non Q. Jika obstruksi trombus tidak

    total, obstruksi bersifat sementara atau ditemukan banyak kolateral, biasanya tidak ditemukan

    elevasi segmen ST. Pasien tersebut biasanya mengalami UAP atau NSTEMI. Pada sebagian

    pasien tanpa elevasi ST berkembang tanpa menunjukkan gelombang Q disebut infark non Q.

    Sebelumnya, istilah infark transmural digunakan jika EKG menunjukkan gelombang Q atau

    hilangnya gelombang R dan infark miokard non transmural jika EKG hanya menunjukkan

    perubahan sementara segmen ST dan gelombang T, namun ternyata tidak selalu ada korelasi

    gambaran patologis EKG dengan lokasi infark (mural/transmural) sehingga terminologi infark

    miokard gelombang Q dan non Q menggantikan infark miokard mural/transmural.5

    b. NSTEMI

    Gambaran EKG, secara spesifik berupa deviasi segmen ST merupakan hal penting yang

    menentukan risiko pada pasien. Pada Trombolysis in MyocardialInfarction(TIMI) III Registry;adanya depresi segmen ST baru sebanyak 0,05 mV merupakan prediktor outcome yang buruk.

    Kaul et al, menunjukkan peningkatan risiko outcome yang buruk meningkat secara progresif

    dengan memberatnya depresi segmen ST, dan baik depresi segmen ST maupun perubahan

    troponin T, keduanya memberikan tambahan informasi prognosis pasien-pasien dengan

    NSTEMI.6

    c. UAP

    Pemeriksaan EKG sangat penting baik untuk diagnosis maupun stratifikasi risiko pasienUAP. Adanya depresi segmen ST yang baru menunjukkan kemungkinan adanya iskemia akut.

    Gelombang T negatif juga salah satu tanda iskemia atau NSTEMI. Perubahan gelombang ST dan

    T yang nonspesifik seperti depresi segmen ST kurang dari 0,05 mm dan gelombang T negatif

    kurang dari 2 mm, tidak spesifik untuk iskemia, dan dapat disebabkan karena hal lain. Pada

  • 5/19/2018 Sindroma Koroner Akut - PBL Cardio LusyNovitasari

    10/14

    LUSY NOVITASARI

    1102011144

    SINDROMA KORONER AKUT Page 10

    UAP, sebanyak 4% mempunyai EKG yang normal, dan pada NSTEMI, sebanyak 1-6% EKG

    juga normal.4

    Tabel 1. Letak Infark Berdasarkan Temuan EKG

    Letak infark EKG A.Koronaria Cab A.Koronaria

    Anterior ektensif I, aVL, V1-6 Kiri, LAM LAD, LCx

    Anteroseptal V 1-3 Kiri LAD

    Anterolateral I, aVL, V4-6 Kiri LCx

    Inferior II, III, aVF 80% kanan, 20% kiri PDA

    Posterior murni V 1-2

    (resiprok)

    Bervariasi kiri dan

    kanan

    LCx, PLA

    LAM = left main artery, LAD = left anterior descending, LCX = left circumflex, PDA =

    posterior descending artery, PLA= posteriolateral artery

    Biomarker Kerusakan Jantung

    Berdasarkan kriteria ESC/ACC tahun 2000 yang kemudian diperbarui pada tahun 2002

    dan 2006, bila didapatkan kenaikan kadar troponin maka didiagnosis sebagai miokard infark,

    sedangkan bila tidak ada kenaikan kadar troponin maka diagnosis IMA disingkirkan. Pada pasien

    dengan sangkaan UAP/STEMI maka risiko tinggi bila kadar troponin meningkat (cTnT >0,1

    ng/ml), risiko sedang (intermediate) bila kadar troponin maningkat ringan (cTnT antara 0,01

    0,1 ng/ml) dan risiko rendah bila kadar troponin normal (cTnT

  • 5/19/2018 Sindroma Koroner Akut - PBL Cardio LusyNovitasari

    11/14

    LUSY NOVITASARI

    1102011144

    SINDROMA KORONER AKUT Page 11

    dan karenanya perlu diwaspadai. Diajukan pula keraguan mengenai pengaruh fungsi ginjal

    terhadap kadar troponin namun telah dibuktikan bahwa pengaruh troponin tidak tergantung pada

    fungsi ginjal.7

    Masih ada keluhan terhadap troponin melihat cukup sering terjadi lambatnya dapat

    dideteksi setelah serangan IMA, tidak dapat menjelaskan penyebab nekrosis, tidak dapatmendeteksi infark ulangan/susulan, masih ada interferensi oleh zat lain, dan masalah pembakuan

    metodik. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kepekaan diagnostik masih ada tempat bagi

    penanda jantung lain yaitu CKMB dan mioglobin.7

    a. STEMI

    Pemeriksaan yang dianjurkan adalah creatinin kinase CKMB dan cardiac specifik

    troponin (cTn)T atau cTn I dan dilakukan secara serial. cTn harus digunakan sebagai petanda

    optimal untuk pasien STEMI yang disertai kerusakan otot skeletal, karena pada keadaan ini juga

    akan diikuti peningkatan CKMB. Pada pasien dengan elevasi ST dan gejala infark miokard,

    terapi reperfusi diberikan segera mungkin dan tidak tergantung pada pemeriksaan biomarker.5

    Peningkatan nilai enzim di atas 2 kali nilai batas atas normal menunjukkan ada nekrosis

    jantung (infark miokard).5

    CKMB: meningkat setelah 3 jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak dalam 10-24 jam

    dan kembali normal dalam 2-4 hari. Operasi jantung, miokarditis dan kardioversi elektrik dapat

    meningkatkan CKMB.

    cTn: ada 2 jenis yaitu cTn T dan cTn I. Enzim ini meningkat setelah 2 jam bila ada infark

    miokard dan mencapai puncak dalam 10-24 jam dan cTn T masih dapat dideteksi setelah 5-14

    hari, sedangkan cTn I setelah 5-10 hari

    Mioglobin: dapat dideteksi satu jam setelah infark dan mencapai puncak dalam 4-8 jam.

    Creatinin kinase (CK): meningkat setelah 3-8 jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak

    dalam 10-36 jam dan kembali normal dalam 3-4 hari.

    Lactic dehydrogenase (LDH): meningkat setelah 24-48 jam bila ada infark miokard, mencapai

    puncak 3-6 hari dan kembali normal dalam 8-14 hari.

    b. NSTEMI

  • 5/19/2018 Sindroma Koroner Akut - PBL Cardio LusyNovitasari

    12/14

    LUSY NOVITASARI

    1102011144

    SINDROMA KORONER AKUT Page 12

    Troponin T atau troponin I merupakan petanda nekrosis miokard yang lebih disukai,

    karena lebih spesifik dari pada enzim jantung tradisional seperti CK dan CKMB. Pada pasien

    dengan infark miokard, peningkatan awal troponin pada darah perifer setelah 3-4 jam dan dapat

    menetap sampai 2 minggu.6

    c. UAP

    Pemeriksaan troponin T atau I dan pemeriksaan CKMB telah diterima sebagai petanda

    paling penting dalam diagnosa SKA. Menurut ESC dan ACC dianggap ada mionekrosis bila

    troponin T atau I positif dalam 24 jam. Troponin tetap positif dalam 2 minggu. Risiko kematian

    bertambah dengan tingkat kenaikan troponin.4

    CKMB kurang spesifik untuk diagnosa karena juga diketemukan di otot skeletal, tapi

    berguna untuk diagnosa infark akut dan akan meningkat dalam beberapa jam dan kembali

    normal dalam 48 jam.4

    Kenaikan CRP dalam SKA berhubungan dengan mortalitas jangka panjang. Marker yang

    lain seperti aminoid A, interleukin-6 belum secara rutin dipakai dalam diagnosa SKA.4

    Pemeriksaan penunjang dapat meliputi: pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan pencitraan.Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk tujuan skrining, diagnosis, evaluasi dan menilai

    prognosis.

    Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)

    Pemeriksaan EKGtidak dapat mendeteksi adanya sumbatan koroner secara langsung namundapat mendeteksi adanya gangguan aktifitas listrik jantung yang terjadi akibat adanya sumbatan

    di arteri koroner jantung.

    Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mendiagnosis klinis pada mereka yang mengeluh angina,

    disertai dengan adanya faktor risiko PJK/serangan jantung.

    Pemeriksaan ini dapat menghasilkan suatu negatif palsu, pada orang yang saat diperiksa tidak

    mempunyai keluhan.

    Pemeriksaan EKG Treadmill

    Pemeriksaan treadmillmerupakan pemeriksaan EKG dengan uji beban / uji latih jantung.

    Aktifitas listrik jantung direkam ketika aktifitas jantung meningkat akibat latihan (berjalan di

    atas papan treadmill).

    Pemeriksaan ini dilakukan bila hasil EKG hasilnya negatif-palsu.

    http://familiamedika.net/group-keluarga-jantung/berbagai-pemeriksaan-jantung-untuk-deteksi-penyakit-jantung-koroner.htmlhttp://familiamedika.net/group-keluarga-jantung/berbagai-pemeriksaan-jantung-untuk-deteksi-penyakit-jantung-koroner.htmlhttp://familiamedika.net/group-keluarga-jantung/berbagai-pemeriksaan-jantung-untuk-deteksi-penyakit-jantung-koroner.htmlhttp://familiamedika.net/group-keluarga-jantung/berbagai-pemeriksaan-jantung-untuk-deteksi-penyakit-jantung-koroner.htmlhttp://familiamedika.net/group-keluarga-jantung/berbagai-pemeriksaan-jantung-untuk-deteksi-penyakit-jantung-koroner.htmlhttp://familiamedika.net/group-keluarga-jantung/berbagai-pemeriksaan-jantung-untuk-deteksi-penyakit-jantung-koroner.html
  • 5/19/2018 Sindroma Koroner Akut - PBL Cardio LusyNovitasari

    13/14

    LUSY NOVITASARI

    1102011144

    SINDROMA KORONER AKUT Page 13

    Bila aktifitas treadmill tidak dapat dilakukan oleh karena sesuatu sebab (misal penderita juga

    mempunyai radang/nyeri lutut), maka dilakukan uji beban dengan menginjeksikan obat yang

    dapat meningkatkan aktifitas jantung.

    Pemeriksaan Laboratorium

    Pemeriksaan laboratorium seperti memeriksa profil kolesterol dilakukan untuk menilai besarnya

    risiko seseorang, dan bukan dilakukan untuk mendiagnosis adanya penyakit jantung koroner.

    Pemeriksaan kadar kolesterol-LDL untuk menilai keberhasilan target terapi kadar kolesterol

    tinggi.

    Pemeriksaan gula darah untuk penapisan diabetes melitus. Bila mempunyai diabetes melitus,

    pemeriksaan HbA1c dilakukan untuk menilai kendali gula darah dalam 3 bulan terakhir.

    Pemeriksaan pencitraaan

    Sumbatan koroner dapat terdeteksi dengan pemeriksaan pencitraan. Yang dimaksud denganpemeriksaan pencitraan adalah pemeriksaan yang memperlihat citra (gambar) anatomis dari

    suatu organ.

    Berbagai pemeriksaan pencitraan mempunyai keunggulan dan kekurangan. Saat ini pemeriksaan

    angiografi koroner merupakan gold standar yang akurasinya tinggi dalam mendeteksi adanya

    sumbatan koroner, namun merupakan pemeriksaan invasif dan paparan radiasi sinar X yangditimbulkannya cukup tinggi.

    Pemeriksaan ekokardiografi

    Pemeriksaan ekokardiografi merupakan pemeriksaan pencitraan dengan alat ekokardiogram.

    Pemeriksaan ini dilakukan bukan untuk tujuan melihat adanya sumbatan koroner secara

    langsung. Otot-otot jantung yang tidak cukup mendapatkan pasokan darah akan mengalami

    gangguan kontraksi.

    Pemeriksaan ini dapat dilakukan bila dokter ingin mengamati struktur jantung:

    Katup jantung

    Otot jantung, seperti penebalan otot jantung,

    Sekat jantung (yang membagi jantung menjadi 4 ruangan jantung), serta

    Kantung jantung

    Selain itu, pemeriksaan ekokardiogram dilakukan bila dokter ingin menilai apakah jantung dapat

    menjalankan fungsinya (memompa darah) secara efesien, yaitu dengan menghitung ejectionfraction. Organ jantung yang normal dapat memompa lebih dari 60 persen darah dari ventrikel

    ke seluruh tubuh.Bila ada kerusakan (kematian) otot jantung, ejection fraction nya akan turun

    (fungsi jantung dalam memompa telah berkurang).

  • 5/19/2018 Sindroma Koroner Akut - PBL Cardio LusyNovitasari

    14/14

    LUSY NOVITASARI

    1102011144

    SINDROMA KORONER AKUT Page 14

    Angiografi koroner

    Pemeriksaan angiografi koronersering disebut juga sebagai pemeriksaan kateterisasi jantung,sebab pada pemeriksaan ini suatu kateter akan dimasukkan melalui pembuluh darah di lipat paha

    atau lengan hingga menuju jantung. Ketika ujung kateter telah mencapai arteri koroner jantung,

    suatu zat kontras di injeksikan sehingga gambaran sumbatan di pembuluh darah pada hasil fotoRontgent akan tampak dengan jelas.

    Pemeriksaan angiografi merupakan gold standar atau pemeriksaan baku emas yang sangatakurat untuk mendiagnosis adanya sumbatan di arteri koroner jantung.

    CT angiogram koroner (CT coronary angiogram)

    Pada saat scaning di tabung CT, zat kontras di injeksikan.

    CT angiogram dapat menilai skor kalsium, untuk menilai banyaknya masa kalsium di dinding

    pembuluh darah.

    Bila nilainya 0, artinya tidak ada endapan kalsium di dinding pembuluh darah..

    Bila nilainya >0, artinya ada endapan kalsium di dinding pembuluh darah

    http://forum.kompas.com/kesehatan/34011-tanda-dan-gejala-penyakit-

    sindrom-koroner-akut.html

    http://dokter-medis.blogspot.com/2009/06/sindrom-koroner-akut-

    penyakit-jantung.html

    http://www.heartcenter.co.id/list-artikel/30-pengobatan-penyakit-jantung-koroner-dengan-pembedahaan.html

    http://familiamedika.net/group-keluarga-jantung/deteksi-dan-diagnosis-

    penyakit-jantung-koroner.html#.UNOfomeVrSs

    http://familiamedika.net/group-keluarga-jantung/berbagai-pemeriksaan-jantung-untuk-deteksi-penyakit-jantung-koroner.htmlhttp://familiamedika.net/group-keluarga-jantung/berbagai-pemeriksaan-jantung-untuk-deteksi-penyakit-jantung-koroner.htmlhttp://forum.kompas.com/kesehatan/34011-tanda-dan-gejala-penyakit-sindrom-koroner-akut.htmlhttp://forum.kompas.com/kesehatan/34011-tanda-dan-gejala-penyakit-sindrom-koroner-akut.htmlhttp://forum.kompas.com/kesehatan/34011-tanda-dan-gejala-penyakit-sindrom-koroner-akut.htmlhttp://dokter-medis.blogspot.com/2009/06/sindrom-koroner-akut-penyakit-jantung.htmlhttp://dokter-medis.blogspot.com/2009/06/sindrom-koroner-akut-penyakit-jantung.htmlhttp://dokter-medis.blogspot.com/2009/06/sindrom-koroner-akut-penyakit-jantung.htmlhttp://www.heartcenter.co.id/list-artikel/30-pengobatan-penyakit-jantung-koroner-dengan-pembedahaan.htmlhttp://www.heartcenter.co.id/list-artikel/30-pengobatan-penyakit-jantung-koroner-dengan-pembedahaan.htmlhttp://www.heartcenter.co.id/list-artikel/30-pengobatan-penyakit-jantung-koroner-dengan-pembedahaan.htmlhttp://familiamedika.net/group-keluarga-jantung/deteksi-dan-diagnosis-penyakit-jantung-koroner.html#.UNOfomeVrSshttp://familiamedika.net/group-keluarga-jantung/deteksi-dan-diagnosis-penyakit-jantung-koroner.html#.UNOfomeVrSshttp://familiamedika.net/group-keluarga-jantung/deteksi-dan-diagnosis-penyakit-jantung-koroner.html#.UNOfomeVrSshttp://familiamedika.net/group-keluarga-jantung/deteksi-dan-diagnosis-penyakit-jantung-koroner.html#.UNOfomeVrSshttp://familiamedika.net/group-keluarga-jantung/deteksi-dan-diagnosis-penyakit-jantung-koroner.html#.UNOfomeVrSshttp://www.heartcenter.co.id/list-artikel/30-pengobatan-penyakit-jantung-koroner-dengan-pembedahaan.htmlhttp://www.heartcenter.co.id/list-artikel/30-pengobatan-penyakit-jantung-koroner-dengan-pembedahaan.htmlhttp://dokter-medis.blogspot.com/2009/06/sindrom-koroner-akut-penyakit-jantung.htmlhttp://dokter-medis.blogspot.com/2009/06/sindrom-koroner-akut-penyakit-jantung.htmlhttp://forum.kompas.com/kesehatan/34011-tanda-dan-gejala-penyakit-sindrom-koroner-akut.htmlhttp://forum.kompas.com/kesehatan/34011-tanda-dan-gejala-penyakit-sindrom-koroner-akut.htmlhttp://familiamedika.net/group-keluarga-jantung/berbagai-pemeriksaan-jantung-untuk-deteksi-penyakit-jantung-koroner.html