Transcript
Page 1: Sejarah Museum Jenderal Soedirman.doc

1. Sejarah Museum Jenderal Soedirman.

Museum Jenderal Soedirman didirikan oleh Yayasan Seruan Eling

Banyumas (Seruling Mas), sebuah yayasan dan paguyuban yang menyerukan agar

para warga yang berasal dari wilayah se-eks-Karesidenan Banyumas selalu ingat

kepada daerahnya untuk ikut serta berpartisipasi aktif bagi kemajuan dan

pembangunan Banyumas , yang dipimpin oleh Jenderal Soesilo Soedarman. Pada

awalnya Museum Jenderal Soedriman hanyalah berupa Monumen yang kemudian

dikembangkan lagi menjadi sebuah museum. Monumen tersebut didirikan di jalur

transportsi utama ke arah Jakarta, agar banyak dilewati oleh masyarakat yang

menuju ke Banyumas atau keluar dari Banyumas.

Museum Jenderal Soedirman diresmikan pada tanggal 10 Oktober 2001,

Awalnya Museum dikelola oleh Yayasan Seruling Mas kemudian diserahkan

kepada Pemerintah daerah dengan pengelola Dinas Pemuda Olahraga, Budaya dan

pariwisata (DINPORABUDPAR) Kabupaten Banyumas, bagian Budaya dan

pariwisata.

Museum ini terdiri dari dua lantai. Pada lantai bawah berisi foto-foto

perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam merebut Yogyakarta

kembali sebagai Ibu Kota Indonesia (pada saat itu) dari kolonial Belanda. Pada

lantai dua berisi relief sejarah bangsa Indonesia dalam perang Kemerdekaan 1945

dan Patung Jenderal Soedirman duduk diatas punggung Kuda yang terbuat dari

perunggu seberat 5,5 ton dengan tinggi 4,5 meter.

Museum ini terletak di pinggir sungai Logawa kecamatan karanglewas,

kurang lebih 4 km dari kota purwokerto. Museum ini dibangun untuk mengenang

perjuangan jenderal soedirman di kabupaten banyumas, khususnya purwokerto.

Berkat keahlian strategi dan kepandaian dalam bernegosiasi dengan penjajah

jepang makapengambilan kekuasan dari penjajah jepang kepada para pejuang di

kabupaten banyumas berjalan tanpa pertumpahan darah. Peristiwa tersebut terjadi

pada tanggal 15 oktober 1945 bertempat di Markas Komando Kesatuan

Pertahanan Jawa Tengah di Magelang.

Kiprah perjuangan Soedirman di kabupaten banyumas sudah dimulai sejak

pemerintah mulai merintis terbentuknya ketentaraan Negara di republik Indonesia

yang baru berdiri. Pada tanggal 1 s.d 3 september 1945 para bekas perwira PETA,

Page 2: Sejarah Museum Jenderal Soedirman.doc

Heiho, Seinendan, KNIL di kabupaten Banyumas bertemu untuk membicarakan

perihal pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Banyumas. Pertemuan

tersebut diadakan di gedung Yosodarmo di jalan Yosodarmo Purwokerto dan

dipimpin langsung oleh Soedirman.

Setelah BKR terbentuk dan Soedirman terpilih sebagai pimpinan

umumnya, mereka bermarkas di gedung Landraat yang terletak di sebelah timur

alun-alun purwokerto. Belum lama setelah BKR Kabupaten Banyumas terbentuk,

pada tanggal 5 Oktober 1945 pemerintah pusat mengeluarkan dekrit tentang

pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), maka para anggota BKR pun

mentransformasikan diri menjadi TKR dengan nama kesatuan yang baru yaitu

Divisi V TKR dengan Komandan Kolonel Soedirman.

2. Perkembangan Museum Jenderal Soedirman

Museum Jenderal Soedirman pada tahun 1984 pada awalnya hanyalah

berbentuk monumen lalu dikembangkan menjadi museum yang dikelola oleh

Yayasan Seruling Mas (Seruan Eling Banyumas). Pada tanggal 10 Oktober 2001

diserahkan kepada pemerintah daerah dan diresmikan.

Fasilitas yang ada sekarang berupa “Monumen Pangsar Soedirman”

dimaksudkan sebagai penghormatan terhadap jasa-jasa Pak Dirman, putra bangsa

yang mengharumkan nama Banyumas. Dalam Rencana Induk Pengembangan

Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Banyumas 2006-2015, lokasi obyek

wisata Taman Rekreasi Pangsar Soedirman berada di Satuan Wilayah

Pengembangan Pariwisata (SWPP) I.3 yang merupakan bagian dari kantong

pengembangan kawasan wisata peninggalan sejarah Banyumas.

Taman Rekreasi Pangsar Soedirman merupakan salah satu obyek dan daya

tarik wisata budaya – fisik utama sebagai pembentuk identitas kawasan. Aktivitas

pendidikan dan ketersediaan atraksi yang tidak monoton diharapkan dapat

menjadi keunggulan yang akan selalu dikembangkan di sini. Direncanakan untuk

dikembangkan ke depan adalah pameran tetap dan temporer, menonton film dan

sejenisnya, fasilitas perpustakaan yang baik, dan fasilitas permainan yang

membutuhkan gerak aktif, permainan individu maupun kelompok, maupun

kegiatan yang melatih kemampuan motorik halus misal menggambar, bermain

balok, dan sebagainya. Tentunya dikembangkan pula kegiatan pendukung seperti

Page 3: Sejarah Museum Jenderal Soedirman.doc

akomodasi, makan-minum, penjualan hasil kerajinan lokal, perparkiran,

keamanan, kebersihan, dan perawatan rutin.

Perkembangan kunjungan museum jenderal soedirman relatif stabil

dengan jumlah pengunjung perhari sekitar 21-25 orang. Pengunjung lebih banyak

dari kalangan pelajar dan mahasiswa, hal ini dikarenakan museum itu sendiri

merupakan tempat wisata edukasi.

3. Fasilitas

Failitas yang dimiliki oleh Museum Jenderal Soedirman adalah museum

itu sendiri yang terdiri dari dua lantai dengan lantai pertama berisi foto-foto

perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam merebut Yogyakarta

kembali sebagai Ibu Kota Indonesia (pada saat itu) dari Kolonial Belanda. Pada

lantai kedua berisi relief sejarah bangsa Indonesia dalam perang Kemerdekaan

1945 dan patung jenderal soedirman duduk diatas punggung kuda yang terbuat

dari perunggu seberat 5,5 ton dengan tinggi 4,5 meter.

Selain sebagai tempat wisata edukasi dan sejarah, area museum Jenderal

Soedirman dipergunakan pula sebagai area lomba burung berkicau yang

dilaksanakan setiap satu bulan sekali tepatnya pada minggu ke-empat. Selain itu

disediakan wahana bermain anak yang terdiri dari ayunan, kereta mainan dan

ATV, Mushola, pakiran.

http://wiedpatikraja.blogspot.com/2010/05/monumen-panglima-besar-

jenderal.html

http://jalan2.com/city/purwokerto/monumen-panglima-besar-jenderal-soedirman/

http://www.wisatabanyumas.com/item/museum-jend-sudirman-purwokerto.html

http://travel.detik.com/read/2010/12/09/110557/1513861/1032/museum-jenderal-

sudirman-purwokerto


Recommended