Transcript

Satuan Acara Penyuluhan

PAGE 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. Mt DENGAN

PRE DAN POST APPENDIKTOMI DI RUANG AGATIS

RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA

TANGGAL 04 06 FEBRUARI 2002

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Akhir Program

Diploma III Akademi Keperawatan Depkes

Samarinda

Oleh :

Amin Mulyanto

NIM. 99102

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

AKADEMI KEPERAWATAN SAMARINDA

KELAS KHUSUS RUMAH SAKIT ISLAM

ANGKATAN I

2002

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut SKN 1990, keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian intrgral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio, psiko, sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik yang sakit maupun yang sehat dan mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Ilmu keperawatan berkembang terus menerus sesuai dengan perubahan ilmu pengetahuan dan tehnologi diberbagai bidang antara lain perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan masyarakat. Kemajuan tehnologi di bidang komputer dan informasi secara global sangat mempengaruhi pergeseran peran dan fungsi perawat. Tidak ketingalan pula pendidikan di bidang keperawatan berkembang mengikuti perubahan ilmu pengetahuan dan tehnologi tersebut yang dampaknya adalah kemajuan di bidang keperawatan, baik di rumah sakit maupun di masyarakat.

Dalam memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan harus memandang manusia sebagai satu kesatuan holistik dan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang komprehensif melalui proses keperawatan, perencanaan, tindakan keperawatan dan evaluasi. Atas dasar konsep keperawatan tersebut, maka perawat mempunyai peranan yang menentukan dalam membantu mengatasi masalah klien yang berhubungan dengan gangguan pada sistim tubuh klien maupun yang menyangkut psikososial maupun spritual klien.

Apendiksitis merupakan salah satu penyakit yang banyak di derita masyarakat yang pada umumnya di akhiri dengan tindakan operatif. Banyaknya kasus yang terjadi di masyarakat menyebabkan meningkatnya pula klien yang masuk ke rumah sakit untuk menjalani perawatan yang meliputi persiapan pre operatif dan post operatif.

Berdasarkan data yang di peroleh dari catatan medis Rumah Sakit Islam Samarinda penderita apendiksitis yang di lakukan oprasi dalam enam bulan terakhir :

Bulan Agustus 2001

: 60 orang

Bulan September 2001: 55 orang

Bulan Oktober 2001 : 46 orang

Bulan Nopember 2001: 66 orang

Bulan Desember 2001 : 27 orang

Bulan Januari 2002

: 46 orang

Dengan melihat jumlah kasus di atas penulis ingin mengetahui secara nyata penerapan asuhan keperawatan pada klien pre operatif dan post operatif apendiksitis di rumah Sakit Islam Samarinda.

B. Ruang Lingkup Bahasan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka ruang lingkup bahasan penulis kemukakan adalah mencakup pelaksanaan asuhan keperawatan Ny. Mt dengan kasus Appendiktomi di ruang Agatis Rumah Sakit Islam yang dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 4 Febuari 2002 sampai 6 Febuari 2002.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh pengalaman dan gambaran secara langsung asuhan keperawatan pada klien dengan kasus appendiktomi.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian pada Ny. Mt dengan Post Appendiktomi.

b. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Ny. Mt dengan Post Appendiktomi.

c. Dapat menyusun perencanaan suatu tindakan pada Ny. Mt dengan Post Appendiktomi.

d. Dapat melakukan tindakan sesuai dengan masalah keperawatan Ny. Mt yang dirawat dengan Post Appendiktomi.

e. Dapat melaksanakan evaluasi dari seluruh asuhan keperawatan yang diberikan pada Ny. Mt dengan Post Appendiktomi.

f. Dapat melaksanakan pendokumentasian terhadap pengumpulan data dan hasil medik pada Ny. Mt dengan Post Appendiktomi.

D. Metode Penulisan

Berdasarkan tujuan penulisan tersebut diatas untuk memperoleh bahan bahan penyusunan karya tulis, metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan studi perpustakaan. Adapun tekhnik tekhnik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Pengamatan secara langsung keadaan klien yang berhubungan dengan keadan umum.

2. Wawancara

Tekhnik ini digunakan dalam rangka menjalin dengan klien dan data tentang hal hal yang di keluhkan klien.

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik meliputi : Infeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.

4. Studi Dokumentasi

Dengan mengkaji catatan medis yang ada dan dokumentasi keperawatan berupa catatan catatan yang lain berkitan.

5. Studi Kepustakaan

Dalam studi kepustakaan ini menggunakan atau mendapatkan informasi dari buku buku yang ada hubungannya dengan judul yang dipilih sebagai landasan teoritis.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambarann secara singkat dan menyeluruh dari isi penulisan karya tulis ini, maka penulis memakai sistematika penulisan sebagai berukit :

BAB I PENDAHULUAN yang terdiri dari : Latar Belakang, Ruang Lingkup Pembahasan, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS terdiri dari Konsep Dasar : Pengertian, Etiologi, gejala gejala / patofisiolgi, dan pengobatan. Asuhan Keperawatan ; Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, pelaksanaan dan Evaluasi.

BAB III TINJAUAN KASUS terdiri dari: Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Rencana Keperawatan, Tindakan Keperawatan dan Evaluasi.

BAB IV PEMBAHASAN yang terdiri dari Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi.

BAB V PENUTUP terdiri dari Kesimpulan Dan Saran.

BAB II

DASAR TEORITIS

A.Appendiksitis

1. Pengertian

Appendiksitis adalah suatu peradangan yang mengenai semua lapisan dinding appendiks (Sylvia Aprice, 1994 hal. 401).

Apendiksitis adalah implamasi dari apendik ( John Gibson, 1994).

Dari pendapat di atas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa apendiksitis adalah suatu peradangan / inflamasi dari apendiks.

2.Etiologi

Pada umumnya disebabkan oleh obstruksi lumen atau penyumbatan, di mana penyebab obstruksi adalah :

a. Hiperplasia dari folikel limfoid, yang merupakan penyebab terbanyak.

b. Adanya fecolith dalam lumen appendiks.

c. Adanya benda asing seperti cacing (ofyuriasis vermicularis).

d. Striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya.

e. Sebab lain misalnya keganasan (karsinoma, karsinoid).

Disamping penyebab obstruksi, penyebab lainnya adalah infeksi, dapat mengenai semua umur, tetapi biasanya terjadi pada orang orang berumur 10 50 tahun dan paling umum laki laki.

Walaupun obstruksi ditemukan 30 50 % kasus, beberapa penelitian akhir akhir ini menunjukkan bahwa pada kebanyakan kasus didahului oleh ulserasi yang penyebabnya belum diketahui dan diperkirakan akibat virus.

3.Patofisiologi / Gejala

a. Patofisiologi

Appendikitis merupakan penyakit bedah mayor yang paling sering terjadi. Diduga bahwa faktor utama dalam patofisiologi appendikitis adalah obstruksi lumen yang diikuti dengan infeksi bakteri, penyumbatan oleh fekolit atau feaces keras yang berupa biji bijian yang dicerna oleh usus. Bila benda asing masuk dalam organ appendiks, maka terjadi obstruksi appendiks yang akan merangsang tunis serosa dan peritoneum viseral.

Obstruksi lumen yang diikuti oleh infeksi bakteri menyebabkan bakteri berkembang biak dan menginvasi dinding appendiks dengan hebat dan selanjutnya membahayakan arteri karena tekanan intra lumen yang tinggi. Akhirnya terjadi ganggren dan perforasi. Bila proses berlangsung lambat, organ organ yang berdekatan seperti ileum terminal, ceacum dan omentum dapat menutupi daerah appendiks, sehingga akan terbentuk abses yang terlokalisasi. Sedangkan perkembangan vaskuler cepat dapat menyebabkan perforasi dengan jalan bebas kerongga peritonium.

Jika timbul gangguan aliran vena sedangkan arteri belum terganggu, peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum parietal setempat sehingga menimbulkan rasa sakit pada perut kanan bawah dan keadaan ini dikenal dengan sebelumnya sebutan appendicitis supuratif akut.

b. Gejala

Urutan keluhan yang klasik pada appendicitis adalah :

1. Sakit perut

2. Mual dan muntah

3. Nyeri tekan daerah Mc. Burney

4. Peningkatan suhu tubuh

5. Perasaan sakit merupakan keluhan awal pada 97 100 % kasus,

walaupun beberapa kasus mengeluh gangguan pencernaan 1 atau 2 hari

sebelumnya. Biasanya penderita terbangun malam hari karena sakit

perut di epigastrium atau daerah periumbikal. Rasa sakit ini kadang

kadang difus di seluruh perut, atau bahkan terlokalisir diperut kanan

bawah sejak awal sakit. Sifat sakit seperti kolik, biasanya tidak begitu

berat bahkan kadang kadang tidak terlalu mengganggu sehingga

sering dikacaukan dengan keluhan lambung. Intesitas sakit mencapai

puncaknya dalam 4 6 jam.

kemudian timbul rasa sakit diperut kanan bawah yang makin hebat dan setiap gerakan badan terutama batuk dan ekstensi ekstrenitas akan menambah rasa sakit. Perpindahan lokasi sakit ini merupakan tanda yang penting untuk diagnosa.

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dari proses keperawatan secara keseluruhan pada tahap ini semua data atau informasi tentang klien yang dibutuhkan dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan diagnosa keperawatan adalah mengumpulkan data, mengelompokkan data, dan menganalisa data sehingga ditemukan diagnosa keperawatan.

Pada tahap pengkajian langkah yang dikaji adalah :

a. Identitas klien meliputi : nama, umur, alamat, agama, suku, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan serta nomor register.

b. Riwayat kesehatan meliputi : keluhan saat dikaji, riwayat penyakit, riwayat penyakit terdahulu, riwayat kesehatan keluarga.

c. Pola aktifitas sehari hari meliputi : pola tidur dan pola istirahat, pola eliminasi, pola makan dan minum, personal hygiene.

d. Keadaan psikologis meliputi : pola komunikasi orang yang paling dekat

e. Pemeriksaan fisik meliputi : Pemeriksaan fisik kepala, mata, hidung, telinga dan faring, leher, kulit dan abdomen.

f. Pemeriksaan penunjang meliputi : pemeriksaan laboratorium.

g. Terapi yang telah dan sedang dilakukan serta yang akan dilakukan.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status masalah kesehatan actual atau potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasikan : pertama, adanya masalah actual berdasarkan respon klien terhadap masalah atau penyakit ; kedua, faktor faktor yang berkontribusi atau penyebab adanya masalah ; ketiga, kemampuan klien untuk mencegah atau menghilangkan masalah. Diagnosa keperawatan ada dua actual dan potensial.

Berdasarkan teori keperawatan, seperti yang dikemukan oleh Doenges M.E., dkk, 1992. Diagnosa yang sering timbul pada klien appendiktomi adalah :

a. Infeksi, resiko tinggi terhadap tidak adekuatnya pertahanan

b. Kurangnya volume cairan resiko tinggi terhadap muntah, luka operasi, pembatasan pasca operasi (puasa)

c. Nyeri berhubungan dengan distensi, jaringan usus oleh implamasi/adanya insisi.

d. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan.

3. Perencanaan

Perencanaan dalam proses keperawatan lebih dikenal dengan rencana asuhan keperawatan atau rencana keperawatan yang merupakan tahap selanjutnya setelah pengkajian dan penentuan diagnosa keperawatan.

Adapun unsur unsur dari perencanaan, adalah sebagai berikut :

a. Memprioritaskan masalah apa yang memerlukan perhatian atau prioritas masalah yang ditemukan.

b. Perumusan tujuan, yaitu tujuan administrasi ditetapkan dalam bentuk jangka panjang atau jangka pendek, harus jelas, dapat diukur dan realistis.

c. Penentuan tindakan keperawatan, yaitu perawat mempertimbangkan beberapa alternatif tindakan keperawatan dan melaksanakan tindakan yang mungkin berhasil, mengurangi atau memecahkan masalah klien.

d. Rasionalisasi adalah alas an dari adanya dilakukannya tindakan keperawatan.

e. Penentuan kriteria evaluasi merupakan tolak ukur keberhasilan tindakan keperawatan.

4. Pelaksanaan.

Pelaksanaan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pelaksanaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal.

Tahap pelaksanaan merupakan bentuk tindakan yang direncanakan sebelumnya dan disesuaikan dengan waktu pelaksanaan tindakan.

5. Evaluasi

Penilaina atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematika dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.

Evaluasi asuhan keperawatan merupakan tahap akhir proses keperawatan yang bertujuan untuk menilai hasil dari keseluruhan tindakan keperawatan yang dilakukan, ditulis, dengan catatan perkembangan yang berfungsi untuk mendokumentasikan keadaan klien baik berupa keberhasilan maupun ketidak berhasilan yang dilihat berdasarkan masalah yang ada.

Evaluasi ini dapat bersifat formatif yaitu evaluasi yang dilakukan secara terus menerus untuk menilai hasil tindakan yang dilakukan, yang juga disebut sebagai tujuan jangka pendek. Dan dapat pula bersifat sumatif yaitu evaluasi dilakukan sekali gus pada akhir dari semua tindakan keperawatan yang disebut dengan mengevaluasi pencapaian tujuan jangka panjang.

BAB III

TINJAUAN KASUS

Asuhan Keperawatan klien dengan Pre dan Post Appendiktomi di ruang Agatis Rumah Sakit Islam Samarinda, di laksanakan selama tiga hari dari tanggal 4 Febuari sampai tanggal 6 febuari 2002 dengan pendekatan proses keperawatan dalam pemecahkan masalah keperawatan mulai dari tahap pengkajian, penentuan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian ini di laksanakan dengan cara observasi, wawancara pemeriksan fisik dan study dokumentasi dengan pasien, keluarga pasien, perawat ruangan dan dokter yang bertanggung jawab menangani pasien tersebut dari catatan medik maupun catatan keperawatan catatan perawatan. Hasil tersebut sebagai berikut :

1. Identitas Klien

Klien adalah seorang perempuan, umur 34 tahun pendidikan Sekolah Dasar, tempat tinggal di jalan Sultan Alimudin RT 04 No 76. Bekerja di sebuah perusahaan swasta (PT Santi Murni). Beragama Islam, suku Jawa, kebangsaan Indonesia, Masuk Rumah Sakit tanggal 4 Febuari 2002 jam 12.00 WITA. Dengan No. Medical Recard 184816.

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama :

Pre operasi :

- Nyeri perut pada kwandran kanan bawah

Rasa cemas

Post operasi :

- Nyeri luka operasi

b. Riwayat Penyakit

Sekitar satu minggu yang lalu pasien mengatakan nyeri perut kanan di sertai rasa mual.

Kemudian klien berobat ke dokter perusahaan dan di konsultasikan ke dokter spesialis bedah dianjurkan untuk dioperasi tetapi klien menolak menunggu suami pulang kampung ke Jawa.

Pada tanggal 4 Febuari 2002 di bawa ke Rumah Sakit Islam dan masuk di ruang Agatis jam 12.00 WITA dengan keluhan nyeri pada perut kanan bawah.

Tekanan darah 110/70 mm Hg, suhu tubuh 36oC Nadi 88

c. Riwayat Penyakit Terdahulu

Enam bulan terakhir klien sering sakit kepala dan batuk pilek.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan orang tua klien pernah di operasi usus buntu dan sudah pecah yang akhirnya meninggal. Penyakit keturunan DM. Hipertensi tidak ada.

3. Pola Aktivitas Sehari hari

a. Tidur dan Istirahat

Jam tidur / istirahat malam jam 22.00 WITA (Bila kerja siang)

Siang jam 13.00 WITA (Bila kerja malam)

Hal hal yang mengganggu tidur bila mendengar suara ribut.

b. Pola eliminasi

Kebiasaan BAB di rumah satu kali sehari, konsistensi lembek buang air kecil empat sampai lima kali sehari warna kuning jernih. Kesulitan buang air besar dan buang air kecil pesien mengatakan tidak ada.

c. Pola Makan Dan Minum

Kebiasaan pasien makan tiga kali sehari ( nasi, sayur, lauk pauk dan buah) jumlah cairan tidak tentu minimal lima sampai enam gelas kecil (200 CC) sehari. Jenis minuman yaitu air putih, air teh dan lain lain.

Waktu pemberian makan tidak tentu, pantangan tidak ada.

d. Personal Higine

Mandi dua kali sehari pagi dan sore.

Gosok gigi tiga kali pagi, sore, malam.

Pakaian rata rata ganti tiga sampai empat kali sehari.

4. Keadaan Psikososial

Pola komunikasi pasien menggunakan bahasa Indonesia dan Jawa berkomunikasi lancar dan tidak ada hambatan. Orang yang paling dekat adalah suami. Klien mengatakan cemas dan kadang kadang mengekuh sakit, dan tampak gelisah.

5. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Bentuk kepala bulat, tidak ada benjolan, ketombe tidak ada rambut hitam subur dan lebat, bentuk wajah bulat oval.

b. Mata

Pada pengkajian mata di temukan mata lengkap dan simetris tidak menggunakan alat bantu mata.

Kelopak mata tidak ada oedema, konjuntiva dan sklera tidak tampak anemis, sklera tidak ikterus, pupil isokor.

Pada pengkajian tidak dilakukan pengukuran bola mata.

c. Hidung

Bentuk hidung simetris tidak ada massa pada lubang hidung.

d. Telinga

Bentuk telinga simetris, lubang telinga bersih tidak ada serumen, pendengaran baik dan tidak ada menggunakan alat bantu.

e. Mulut dan Faring

Bibir warna merah, halus dan tidak pecah pecah, tidak ada pembengkakan gusi, lidah bersih.

f. Leher

Tiroid tidak ada pembesaran dan pada palpasi tidak teraba dari luar, suara normal dan vena jugularis tidak ada peningkatan.

g. Kulit

Warna kulit tidak pucat, torgor kulit baik dan elastis.

h. Abdomen

Tidak terdapat benjolan, nyeri tekan pada perut kanan bawah peristaltik usus baik, pada perkusi suara redup.

6. Pemeriksaan penunjang

Laboratorium Darah lengkap

Hemoglobin : 12,0 90%

lekosit : 8200

7. Therapi yang telah / sedang / akan dilakukan

Terapi Post Operasi tanggal 4 Febuari 2002

a. IVFD KA EN 3B 20 tetes/menit

b. Tobrym 3 x 80 mg

B. Diagnosa Keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian kepada Ny. Mastiah dengan Appindektomi maka langkah selanjutnya adalah menentukan diagnosa keperawatan terhadap Ny. Mastiah sebagai berikut :

NoTanggal/

DitemukanNama : Ny. Mt

DX. Medis : AppedicitisTanggal teratasiParaf

1.

2.

3.

4.

5.

6.

704-02-2002

04-02-2002

04-02-2002

05-02-2002

05-02-2002

05-02-2002

05-02-2002Pre operasi

Cemas berhubungan dengan akan dilakukan tindakan operasi

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosedur operasi

Post Operasi

Pola napas tidak efektif berhubungan dengan efek anastesi

Nyeri berhubungan dengan luka insisi bedah

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya luka operasi dan rasa sakit bila bergerak

Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya infeksi

Gangguan pola eliminasi Bak berhubungan dengan distensi abdomen efek daerah anastesi04-02-2002

04-02-2002

05-02-2002

05-02-2002

06-02-2002

06-02-2002

RENCANA KEPERAWATAN

Hari

Tgl/jamDiagnosa keperawatanTujuan dan kriteria hasilRencana tindakanRasionalParaf

Senin

04/02/02

12.00

I

II

III

IV

Selasa

05/02/02

08.00

V

Rabu

06/02/02

VI

08.00Cemas b/d akan dilakukan tindakan operasi, ditandai dengan :

DS: Klien mengatakan masih takut untuk menjalani operasi

DO: Klien tampak gelisah dan bertanya tentang operasinya

Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi :

DS: Tidak tahu tentang prosedur operasi.

DO : Klien menanyakan prosedur operasi

Pola napas tidak efektif b/d efek anastesi, ditandai dengan :

DS : -

DO: Klien belum sadar penuh

RR : 24 x/menit

Nadi : 76 x/menit

TD : 130/60 mmHg

Nyeri b/d adanya insisi pembedahan ditandai dengan :

DS : Klien mengatakan nyeri didaerah luka operasi

DO : Klien tampak meringis menahan bila bergerak.

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya luka pembedaha dan rasa sakit bila bergerak dan takut ingin bangun

DS: Klien mengatakan sakitbila bergerak dan takut bila ingin bangun

DO : Klien baring ditempat tidur dan meringis apabila bergerak

Resiko terjadinya infeksi b/d luka operasi ditandai dengan

DS :-

DO : Luka operasi terbalut kasa, luka tampak bersih

Gangguan pola eliminasi Bak b/d distensi abdomen efek dari anastesi ditandai dengan

DS : Klien mengatakan nyeri daerah vesikaurinaria

DO : Blas penuh dan kencang

Setelah dilakukan tindakan keperawatan + 30 menit selama dalam perawatan klien memahami dan cemas berkurang

Kriteria hasil :

Klien dapat tenang

Klien mengatakan mengerti dan perasaan cemas berkurang atau hilang.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan (penkes) + 15 menit klien dapat mengetahui dan memahami prosedur pre operasi dan perawatan

Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1 x 4 jam pola napas kembali efektif.

Kriteria hasil :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x4 jam nyeri berkurang dan terkontrol

Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1x24 jam klien dapat melakukan mobilisasi fisik

Kriteria hasil :

Selama perawatan tidak ditemukan tanda tanda infeksi

Kriteria Hasil

Tidak ditemukan tanda tanda radang

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x1 jam eliminasi kembali normal

Kriteria hasil :

- Blas tidak penuh.

tuh

1.1. Kaji tingkat cemas dan koping mekanisme klien terhadap cemas

1.2. Bina hubungan terpeutik/diskusi tentang masalah klien saat ini.

1.3. Bantu klien mengespresikan kekhawatiran dan kecemasan dengan mendengarkan secara aktif

2.1. Kaji tingkat pendidikan klien terhadap diagnosa, prosedur pembedahan dan setelah pembedahan

2.2. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman

3.1. Kaji tanda dan gejala ketidak efektipan pernapasan dan obsevasi vital sign tiap 4 jam

3.2. Baringkan klien dalam posisi semi fowler.

3.3. Berikan terapi oksigen yang dilembabkan 1 - 2 liter kalau perlu.

3.4. Pertahankan potensi jalan napas

4.1. Kaji tingkat nyeri kateristik skala nyeri (0-10)

4.2. Obsevasi vital sign tiap 4-6 jam

4.3. Berikan obatan analgetik sesuai program pengobatan

- injeksi tramal 3x50mg (advis dr. Dadik. A Sp.B)

5.1. Kaji tingkat keterbatasan gerak

5.2. Bantu klien dalam memenuhi dalan aktivitas sehari hari.

5.3. Anjurkan klien dan keluarga tentang latihan rileksasi

4.4. Berikan penjelasana kepada klien tentang pentingnya mobilisasi sedini mungkin dan efek immobilisasi terlalu lama.

6.1. Kaji tanda tanda infeksi

6.2. Lakukan pencucian tangan baik sebelum dan sesudah melakukan tindakan

6.3. Rawat luka dengan tehnik aseptik dan antiseptik

6.4. Jaga kebersihan lingkungan

6.5. Berikan antibiotik tobryn 3x1gr sesuai advis dokter

7.1. Kaji pola eliminasi bak fekuensi dan jumlah

7.2. Dorong klien untuk berkemih dan alirkan airkan air dari kran

7.3. Berikan kompres hangat diatas suprapubis1.1. Dengan mengkaji tingkat cemas untuk memberikan tindakan lanjut untuk mengurangi rasa cemas klien

1.2. Dengan hubungan terapeutik akan membuat klien tenang.

1.3. Untuk mengetahui sejauh mana kecemasan yang dirasakan pasien

2.1. Pendidikan yang tinggi dan pengetahuan klien terhadap diagnosa dapat membantu perawat dalam memberi penkes

2.2.Suasana yang nyaman dan tenang dapat menumbuhkan rasa tenang pada klien

3.1. Untuk mengidentifikasi kemampuan atau penyimpangan dari sasaran yang diharapkan.

3.2. Pengembangan secara penuh dapat dicapai pada posisi tegak.

3.3. PaO2 antara 5070 mmHg diperlukan untuk merangsang pernapasan terlalu banyak oksigen dapat menghentikan rangsangan untuk bernapas

3.4. Untuk memaksimalkan jalan napas

4.1. Berguna dalam pengawasan keefektifan obat dan kemajuan penyembuhan

4.2.Adanya peningkatan tekanan darah dan denyut nadi menandai adanya peningkatan rasa nyeri

4.3. Tramal dapat mengurangi rasa nyeri dan membantu mengurangi ketegangan otot otot abdomen

5.1. Untuk menentukan intervensi lanjut

5.2. Memenuhi kebutuhan klien

5.3. Dapat mengurangi rasa sakit dan klien dapat melakukan aktivitasnya

5.4. Mobilisasi ini dapat mempercepat proses penyembuhan dan immobilisasi memperlambat penyembuhan

6.1. Adanya infeksi ditandai adanya tanda tanda radang (dolor,kolor, rubor, tumor, dan fungsilaesa)

6.2. Menurunkan resiko penyebaran bakteri

6.3. Menurunkan resiko penyebaran penyakit

6.4. Menurunkan resiko penyebaran infeksi

6.5. Tobryn emempunyai aktifitas anti bakteri dalam menghambat sintesa mukopeptida pada dinding sel bakteri dan mempunyai aktifitas terhadap gram negatif dan gram positif

7.1. Untuk mengetahui adanya gangguan dalam proses pengeluaran urine

7.2. Merangsang untuk mengeluarkan urine.

7.3. Meningkatkan rileksasi otot dapat mengupayakan berkemih.

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas tentang pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada Ny. Mt. diruang agatis Rumah Sakit Islam Samarinda dengan kasus appendiktomi yang dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien, serta merumuskan diagnosis keperawatan.

Pada tahap pengkajian langkah yang dikaji :

a. Identitas klien meliputi : nama, umur, alamat, agama, suku, jenis kelamin, dan nomor register.

b. Riwayat kesehatan meliputi keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit keluarga.

c. Pola aktivitas sehari hari meliputi : pola tidur dan istirahat, pola eliminasi, pola makan dan minum

d. Keadaan psikososial meliputi : pola komunikasi, orang yang paling dekat status mental dan keyakinan

e. Pemeriksaan fisik meliputi : kepala, mata, hidung, mulut, leher, dan abdomen.

f. Pemeriksaan penunjang meliputi : pemeriksaan laboratorium.

g. Terapi yang telah atau sedang dilakukan meliputi : terapi pre operasi dan post operasi.

2. Diagnosa keperawatan

Setelah dilakukan pengumpulan data penulis melakukan analisa dan perumusan diagnosa keperawatan.

Adapun diagnosa keperawatan penulis tentukan adalah sebagai berikut:

a. Cemas berhubungan dengan akan dilakukan tindakan operasi.

b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosedur operasi.

c. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan efek anastesi.

d. Nyeri berhubungan dengan luka insisi bedah

e. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya luka operasi dan sakit bila bergerak

f. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi

g. Gangguan pola eliminasi bak berhubungan dengan distensi abdomen efek dari anastesi

Adapun diagnosa keperawatan berdasarkan teori dari buku Marilynn E. Doenges, Mary frances Moorhouse, Alince C. Geissler tahun 1993 adalah sebagai berikut:

a. Infeksi, resiko tinggi terhadap tidak adekuatnya pertahanan.

b. Kurangnya volume cairan resiko tinggi terhadap muntah pra operasi, pembatasan pasca operasi (puasa)

c. Nyeri (akut) berhubungan dengan distensi, jaringan usus oleh implamasi / adanya insisi.

d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan.

Dari tujuh diagnosa tersebut satu diagnosa keperawatan adalah resiko atau potensial sedangkan enam diagnosa adalah actual. Dari tujuh diagnosa tersebut empat diantaranya terdapat ddalm teori.

3. Perencanaan

Perencanaan adalah merupakan penentuan terhadap hal apa yang akan dilakukan untuk membantu klien memenuhi kebutuhan kesehatan dan mengatasi masalah keperawatan. Adapun langkah langkah dalam menyusun perencanaan yaitu : menetapkan aturan prioritas masalah, merumuskan tujuan keperawatan dan kriteria hasil yang akan di capai dan menentukan rencana tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa.

Tujuan rencana tindakan yang akan tetapkan harus memiliki kriteria yang dapat diukur, spesifik dan ada batasan waktu dapat dicapai dan relevan.

Berdasarkan prioritas masalah yang telah dibuat, maka tujuan dalam rencana keperawatan yaitu :

a. Mengurangi atau menghilangkan rasa cemas

b. Menambah pengetahuan klien tentang prosedur operasi

c. Membuat pola napas klien menjadi efektif

d. Mengurangi atau meghilangkan rasa nyeri

e. Membantu klien dalam melakukan aktivitas sehari hari.

f. Mencegah atau meghilangkan resiko terjadinya infeksi.

g. Pola eliminasi bak menjadi normal.

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah perwujudan dari rencana perawatan berupa tindakan - tindakan yang dilakukan perawat baik secara mendiri maupun kolaborasi dengan tim medis lain. Pada tahap ini ada bebrapa ghal yang perlu dikerjakan antara lain merupakan tindakan keperawatan yang ada dalam rencana tindakan, dan mendokumentasikan pada format asuhan keperawatan, adapun pelaksanaan tindakan keprawatan dapat dilihat pada bab tiga.

5. Evaluasi

Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi yang bertujuan untuk menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan, ditulis dalam catatan perkembangan yang berfungsi untuk mendokumentasikan keadaan klien baik berupa kemajuan atau kemunduran yang dilihat dari masalah yang ada dengan menggunakan tiga pertimbangan yang berbeda yaitu :

Evaluasi mengenai status klien

Evaluasi tentang kemajuan klien kearah pencapaian sasaran

Evaluasi mengenai status dan kejadian rencana perawatan.

Evaluasi dicatat dengan format soap dan dari delapan diagnosa yang timbul pada Ny. Mt. Dengan pre dan post appendiktomi, telah dilakukan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan dapat dievaluasi di rumah sakit.

Klien diperbolehkan pulang tanggal 06 februari 2002 setelah mendapatkan perawatan selama tiga hari di rumah sakit dan dianjurkan kontrol ke poli bedah.

BAB V

PENUTUP

Berdasrkan dari uraian yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya yaitu berbagai hal yang mengangkat dari pasien dengan kasus appendiktomi, dan pengkajian dimulai pre operasi dan post operasi appendiktomi dimulai dengan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, pelaksanaan asuhan keperawatan dan pembahasan maka penulis mengambil keseimpulan dan saran saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Appendiksitis adalah merupakan suatu implamasi yang disebabkan oleh onvasi bakteri, virus, jamur, parasit, tumor dan cacing.

2. Penanganan yang paling tepat dari appendisitis adalah dengan pengangkatan appendik atau disebut appendiktomi.

3. Hal yang sangat menunjang dari penegakan diagnosa klien dengan appendisitis selain dengan peperiksaan laboratorium adalah dengan anamnese yang lengkap dan jelas.

4. Asuhan keperawatan pada Ny. Mt. Mempunyai beberapa masalah yang komprehensif, dan penanganan secara professional dan komprehensif pula, dan keluarga sebagai support sistem terbesar dan terdekat dalam membantu klien untuk beradaptasi sesuai dengan kondisinya.

B. Saran saran

1. Perawatan pasien bedah yang harus diperhatikan oleh kita semua adalah kesterilan dalam melakukan tindakan dan alat alat yang digunakan, karena hal ini yang paling penting selain terapi pengobatan dan nutrisi dalam proses penyembuhan lika operasi.

2. Dalam melakukan perawatan klien yang harus kita perhatikan pula adalah bahwa manusia merupakan mahluk yang unik yang berbagai aspek yaitu : bio, psiko, sosio, budaya, dan spiritual.

3. Pendidikan kesehatah terhadap klien pre dan post operasi appendiktomi adalah sangat pentung karena fase itu klien mengalami kecemasan dan perubahan dan body imade berhubungan dengan efek pembedahannya.

4. Perawat yang mengetahui Persis perjalanan klien di rumah sakit selama 24 jam untuk itu perhatian dan perawatan yang khusus pada klien appendiktomi sangatlah penting dalam penyembuhan penyakitnya.