Download pdf - RINITIS AKUT, ALERGI, VASOMOTOR, MEDIKAMENTOSA,ATROFI.ppt

8/20/2019 RINITIS AKUT, ALERGI, VASOMOTOR, MEDIKAMENTOSA,ATROFI.ppt

1/81


2/81

- RADANG AKUT MUKOSA HIDUNG : INF. VIRUS ATAU BAKTERI

- SERING DITEMUKAN

- MERUPAKAN MANIFESTASI DARI : RINITIS SIMPLEX

INFLUENSA

PENY. EKSANTEM : MORBILI, VARIOLA, VARISELA, PERTUSIS

PENYAKIT SPESIFIK SEKUNDER : IRITASI LOKAL ATAU TRAUMA

INITIS AKUT


3/81

(PILEK, SELESMA, COMMON COLD, CORYZA)

- ETIOLOGI :

VIRUS→

SERING : RHINOVIRUS

YANG LAIN : MYXO V., V. COXSACKIE & V. ECHO

SANGAT MENULAR

FAKTOR PREDISPOSISI : FISIK ↓

MIS : DINGIN, LELAH, PENYAKIT MENAHUN

RINITIS SIMPLEKS


4/81

- GEJALA :

PRODMORAL → BEBERAPA JAM

HIDUNG : PANAS, KERING, GATAL, BERSIN BERULANG,

HIDUNG SUMBAT, SEKRET ENCER

MUKOSA HIDUNG→ MERAH – MEMBENGKAK

DEMAM & NYERI KEPALA INF. SEK. BAKTERI : SEKRET→ KENTAL (MUKOPURULENT)

SUMBATAN HIDUNG →

KOMPLIKASI (!) → SEMBUH " – #$ HARI SELF LIMITED

DISEASE, DENGAN ISTIRAHAT & ME!

NAIKKAN DAYA TAHAN TUBUH, TANPA

OBAT SEMBUH


5/81

KOMPLIKASI

- SINUSITIS, OTITIS MEDIA, FARINGITIS, BRONKITIS, PNEUMONI

TERAPI

TERAPI KHUSUS (!)

ISTIRAHAT CUKUP

SIMPTOMATIK : ANALGESIK – ANTIPIRETIK –

NASAL DEKONGESTAN – ANTIHISTAMIN (K%P)

A.B. – BILA ADA KOMPLIKASI


6/81

- ETIOL. : INFEKSI VIRUS

- GEJALA : =COMMON COLD, TETAPI UMUMNYA LEBIH BERAT :

DEMAM, MALAISE, SAKIT PADA OTOT

- TERAPI : AB SIMPTOMATIK

- ETIOL. : VIRUS- TERJADI SEBELUM TANDA KARAKTERISTIK ATAU

SKIN RASH MUNCUL

- DISERTAI INFEKSI SEKUNDER

RINITIS INFLUENZA

RINITIS EKSANTEMATOUS


7/81

- SULIT DIBEDAKAN DARI COMMON COLD

- SEKUNDER INFEKSI DARI RINITIS VIRAL

- TERAPI : A.B. ORAL

SIMPTOMATIK

- ETIOL. : DEBU, CHEMICAL FUMES, ASAP TEMBAKAU- GEJALA : SEKRET ENCER ! BERSIN

- TERAPI : ANTIHISTAMIN

RINITIS BAKTERI

RINITIS IRITAN


8/81

"#. YURITNA HARYONO,

S$. THT-KL (K)


9/81

IMUNOLOGI DASAR

TEORI : INTENSIF PADA A%AL ABAD KE-&'

FUNGSI DASAR SISTEM IMUNOLOGIK

- PENGENALAN ANTIGEN ASING (RECOGNITION)

- MENJAGA TUBUH DARI SERANGAN BENDA ASING (SURVEILLANCE)

REAKSI IMUNOLOGIK

- MENGUNTUNGKAN TUBUH→ PROTEKSI IMUNOLOGIK

- RESISTENSI TERHADAP PENYAKIT ATAU ELIMINASI SEL TUMOR- MERUGIKAN TUBUH → PENYAKIT IMUNOLOGIK - PENOLAKAN GRAFT (TANDUR)

- PENYAKIT ALERGI

- PENYAKIT AUTO IMUN


10/81

SISTEM KEKEBALAN TUBUH (SPESIFIK) ADA & :

. KEKEBALAN SELULER (SEL T)

&. KEKEBALAN HUMORAL (SEL B) →

MEMBENTUK ANTIBODI

ANTIBODI

- DISEBUT : IMMUNOGLOBULIN (I*)+

- FRAKSI GLOBULIN DARI PROTEIN SERUM PADA SISTEM HUMORAL,

KARENA ADANYA INTERAKSI DENGAN BENDA ASING.

ADA KELAS IMUNOGLOBULIN

. I*G, I*A, I*M, I*D, I*E → DISEBUT BERURUTAN SESUAI DENGAN

KOSENTRASINYA YANG TERBANYAK DALAM DARAH

. SECARA FISIK, KIMIA DAN BIOLOGIK KELIMA KELAS ITU SAMA


11/81

ANTIGEN ASING→

TUBUH→

REAKSI

. RESPON PRIMER

- TERJADI PROSES ELIMINASI DAN FAGOSITOSIS ANTIGEN (A*)

- SIFAT REAKSI : NON SPESIFIK

- BILA TDK BERHASIL, DIHILANGKAN→

RESPON SEKUNDER

&. RESPON SEKUNDER

- REAKSI : SPESIFIK

- MELALUI & SISTEM IMUNITAS : SELULER ATAU HUMORALATAU KEDUA IMUNITAS INI DIBANGKITKAN

- BILA A* BERHASIL DI ELIMINASI → REAKSI SELESAI

- BILA REAKSI MASIH ADA→ RESPON TERTIER


12/81

. RESPON TERTIER

- REAKSI INI→

TIDAK MENGUNTUNGKAN TUBUH- REAKSI DAPAT BERSIFAT SEMENTARA ATAU MENETAP

- TERGANTUNG DARI DAYA ELIMINASI A* OLEH TUBUH,

GELL DAN COOMBS+ → REAKSI INI ATAS / TIPE :

. TIPE ATAU REAKSI ANAFILAKTIK (IMMEDIATE HYPERSENSITIVITY)&. TIPE & ATAU REAKSI SITOTOKSIK 0 SITOLITIK

. TIPE ATAU REAKSI KOMPLEK IMUN

/. TIPE / ATAU REAKSI TUBERKULIN (DELAYED HYPERSENSITIVITY)

MANIFESTASI DIBIDANG THT PALING BANYAK

- TIPE I→

RINITIS ALERGI


13/81

INITIS ALE GI ( A)

- RA : PROSES INFLAMASI MUKOSA HIDUNG YANG DISEBABKAN

OLEH REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE-, DIPERANTARAI

I*E.

- ALERGI : REAKSI HIPERSENSITIVITAS, KHAS, TIMBUL PADA ORANG

ORANG YANG BERBAKAT ALERGI (ATOPI).

MUKOSA HIDUNG HIPERSENSITIF THD SUBSTAN : ALERGEN+

PERLU & FAKTOR :

- SENSITIVITAS THD ALERGEN

- KONTAK ULANG DGN ALERGEN SPESIFIK.


14/81

KEKERAPAN

- HAMPIR SEMUA GOL. UMUR

- ANAK ! DE%ASA MUDA

- ↓ USIA MENENGAH 0 TUA

- KOTA 1 DESA.

LK = PR, SUKU BANGSA (RAS) 0 GOL. ETNIK : SAMA

- FAKTOR HEREDITER : -

BILATERAL 2' 3-

UNILATERAL ' 3


15/81

BERDASARKAN SIFAT BERLANGSUNG

RA. : - MUSIMAN (SEASONAL, HAY FEVER, POLLINOSIS)

- DINEGARA / MUSIM

- ALERGEN SPESIFIK : TEPUNG SARI (POLLEN)

- SEPANJANG TAHUN (PERENIAL)

- TIDAK TERGANTUNG MUSIM, SEPANJANG TAHUN.- ALERGEN SPESIFIK : INDOOR ALERGEN

(ALERGEN DALAM RUMAH)

KLASIFIKASI


16/81

POLLEN GRANULE MAGNIFIED &,'' TIMES.


17/81

BERDASARKAN KLINIS

- INTERMITTEN (45"56*-45"56*)

- TIMBUL 7 / HARI DALAM SEMINGGU 0 7 / MINGGU.

- PERSISTEN (89695$)

- TIMBUL 1 / HARI DALAM SEMINGGU 0 1 / MINGGU.


18/81

BERDASARKAN BERAT GEJALA

- RINGAN (MILD)

APABILA TIDAK ADA GANGGUAN : TIDUR, AKTIVITAS

SEHARI-HARI, OLAH RAGA, SEKOLAH, PEKERJAAN.

- SEDANG ; BERAT (MODERATE ; SEVERE)

APABILA ADA SALAH SATU ATAU LEBIH GANGGUAN

TERSEBUT DIATAS.


19/81

- ETIOLOGI : - SPESIFIK

- NON SPESIFIK

- SPESIFIK

- AL. INHALAN : MASUK BERSAMA UDARA PERNAFASAN(BERPERAN) DEBU RUMAH, TUNGAU, SERPIH EPITEL,

BULU BINATANG, JAMUR, DLL.

- AL. INGESTAN : MASUK KE SAL. CERNA, BERUPA MAKANAN SUSU, TELUR, COKLAT, IKAN, UDANG.

- AL. INJEKTAN : MASUK MELALUI SUNTIKAN ATAU TUSUKAN

PENISILIN, SENGATAN LEBAH.

- AL. KONTAKTAN : MASUK MELALUI KONTAK KULIT 0 MUKOSA BAHAN KOSMETIK, PERHIASAN.


20/81

THE HOUSE DUST MITE &' TIMES ITS REAL SIZE.


21/81

- NON SPESIFIK

- IKLIM : LEMBAB ; PERUBAHAN SUHU, ANGIN

- HORMONAL : %ANITA ALERGI→ GRAVIDA, PIL KB,HIPERHIPERTIROIDI → KAMBUH

- PSIKIS ! EMOSI : MANIFESTASI ALERGI

- INFEKSI : MEMUDAHKAN ALERGI

- IRITASI : ASAP ROKOK ; BAHAN POLUSI

- GENETIK

SATU MACAM ALERGEN DAPAT MERANGSANG LEBIH DARI SATU

ORGAN SASARAN → MEMBERI GEJALA CAMPURAN.

MIS : DEBU RUMAH →

GEJALA ASMA BRONKIAL DAN RINITIS ALERGI.


22/81

-. PD. PAPARAN I DG ALERGEN → TUBUH MEMBENTUK I*.E SPESIFIK.

→

MENEMPEL PADA PERMUKAAN MASTOSIT 0 BASOFIL

YANG MENGANDUNG GRANUL (MEDIATOR)→ PROSES SENSITISASI

(SEL MEDIATOR YANG TERSENSITISASI )

-. BILA TERJADI PAPARAN ULANG DGN ALERGEN SPESIFIKNYA → ALERGEN BERIKATAN I*.E PADA PERMUKAAN SEL MASTOSIT 0

BASOFIL→ DEGRANULASI SEL → DILEPASKAN ZAT MEDIATOR :

HISTAMIN ; SEROTONIN ; BRADIKININ ; SRS-A ; ECF-A ; DLL →

GEJALA KLINIK BERUPA REAKSI ALERGI.FASE SEGERA (RAFS) ; &' MENIT PASCA PAPARAN ALERGEN DAN

BERAKHIR PADA


23/81

PADA RA MEDIATOR UTAMA :

HISTAMIN- EFEK DILATASI PEMB. DARAH KECIL

- PERMEABILITAS KAPILER→ CAIRAN KELUAR DARI P. DARAH

- EFEK PD SYARAF SENSORIS : SEKRESI KELENJAR ! BERSIN.

- KLINIS : RINORE, HIDUNG TERSUMBAT, SERING BERSIN

MANIFESTASI KLINIK TERGANTUNG PADA & FAKTOR :

. ORGAN SASARAN (LOKASI DAN JENIS)&. ALERGEN PENYEBAB (SIFAT, KONSENTRASI DAN CARA MASUK)


24/81

GEJALA KLINIS

! BERSIN 1 > 0 SERANGAN→

KHAS- RINORE : ENCER DAN BANYAK (RUNNING NOSE+)

- HIDUNG : TERSUMBAT, HIPOSMIA

- GATAL : MATA→ LAKRIMASI (TEARING+) ! TENGGOROK

- PD ANAK : GEJALA TDK LENGKAP, KDG HANYA HIDUNG TERSUMBAT.

ALLERGIC SHINER+, ALLERGIC SALUTE+, ALLERGIC CREASE+,

RA PERINEAL


25/81

THE ALLERGIC SALUTE+


26/81

DIAGNOSIS

. ANAMNESE CERMAT→ PENTING ? → ' 3 DAPAT DITEGAKKANDARI RI%AYAT ALERGI 0

KELUARGA

&. PEMERIKSAAN HIDUNG

- RIN. ANT. : MUKOSA OEDEM, BASAH, PUCAT (LIVIDE), SEKRET

ENCER (KHAS), KONKA : KEBIRUAN.- LAB.

→ IN-VITRO : - SEKRET HIDUNG 0 SMEAR : EOSINOFIL

- NASAL SCRAPING

- DARAH TEPI : EOSINOFIL N 0

- I*E TOTAL : N 0- I*E SPESIFIK (RAST) : LEBIH BERMAKNA

→ IN-VIVO : - UJI KULIT : PRICK TEST, INTRAKUTAN,

SCRATCH TEST

- UJI INHALASI (PROVOKASI TEST)


27/81

RINITIS VASOMOTOR RINITIS ALERGI

GATAL (-) GATAL ()

MUKOSA : HYPEREMIS MUKOSA : PUCAT KEBIRUAN

RINITIS INFEKSI

DIAGNOSA BANDING


28/81

TERAPI

. (AVOIDANCE) : MENGHINDARI KONTAK DGN ALERGEN

PENYEBAB (IDEAL) DAN ELIMINASI

&. SIMPTOMATIS

- MEDIKAMENTOSA :

- SISTEMIS→

ANTIHISTAMIN DGN 0 TANPA VASOKONSTRIKTOR(DEKONGESTAN) PERORAL.

- LOKAL → TETES 0 SEMPROT HIDUNG YANG MENGANDUNG

VASOKONSTRIKTOR ATAU KORTIKOSTEROID.

- OPERATIF :

- PADA HIPERTROFI KONKA INFERIOR

- KAUTERISASI A*NO 0 TRIKLOR ASETAT

- KONKOTOMI (K0P)


29/81

. IMUNOTERAPI

DESENSITISASI - HIPOSENSITISASI- BILA GEJALA BERAT, BERLANGSUNG LAMA, CARA LAIN

TIDAK MEMUASKAN.

- PADA ALERGI MAKANAN

ANJURAN : - OLAH RAGA ?

- MEROKOK→ @


30/81

- POLIP HIDUNG

- OTITIS MEDIA→ T0U PD ANAK

- SINUSITIS

TDK LANGSUNG,

OK SUMBATAN HIDUNG

→ HAMBATAN DRAINASE

KOMPLIKASI


31/81


S$. THT-KL (K)


32/81

RINITIS VASOMOTOR

GANGGUAN VASOMOTOR HIDUNG

- TERDAPAT GGN FISIOLOGIK MUKOSA HIDUNG DISEBABKAN

AKTIVITAS PARASIMPATIS

- GEJALA MIRIP RINITIS ALERGI

ETIOLOGI : YANG PASTI

- DIDUGA GGN KESEIMBANGAN FUNGSI VASOMOTOR

- DISEBUT : VASOMOTOR CATARRH+

VASOMOTOR RINORRHEA+NASAL VASOMOTOR INSTABILITY+

NON SPECIFIK ALLERGIC RHINITIS+

- RANGSANGAN S. PARASIMPATIS→

DILATASI PEMB. DARAH

PADA KONKA - PERMEABILITAS KAPILER ! SEKRESI KEL.


33/81

FAKTOR YG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN VASOMOTOR

.

OBAT-OBATAN YG MENEKAN 0 MENGHAMBAT KERJA S. SIMPATIS :

ERGOTAMIN ; CHLORPROMAZIN ; ANTI HIPERTENSI ;

VASOKONSTRIKTOR TOPIKAL

&. FISIK : IRITASI : ASAP ROKOK - BAU-BAUAN TAJAM - UDARA DINGIN

- KELEMBABAN UDARA - LATIHAN JASMANI

(NORMAL : HAL TERSEBUT TIDAK MENGGANGGU)

. ENDOKRIN : KEHAMILAN ; PUBERTAS ; PIL KB ; HIPOTIROIDISME

/. PSIKIS : CEMAS, DLL.


34/81

GEJALA

- HIDUNG SUMBAT (BERGANTIAN KA0KI) → POSISI PASIEN

- RINORE : MUKUS ATAU SEROUS

- BERSIN : JARANG ; GATAL DIMATA : (-)

- GEJALA MEMBURUK PD PAGI HARI OK : PERUB. SUHU UDARA,

LEMBAB ; ASAP ROKOK, DLL.

- & GOLONGAN : - OBSTRUKSI (BLOCKERS)

- RINORE (SNEEZERS)

PROGNOSE

- GOL. OBSTRUKSI LEBIH BAIK

- GOL. RINORE : MIRIP RIN. AL→ PERLU ANAMNESE DAN

PEMERIKSAAN TELITI


35/81

DIAGNOSE

- ELIMINASI KEMUNGKINAN UNTUK DIAGNOSE PASTI

(MIS : ALERGI ; FUNGSI TIROID ; EMOSI, DLL)- ANAMNESE : - FAKTOR YG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN

VASOMOTOR

- SINGKIRKAN FAKTOR ALERGI

- PEMERIKSAAN :RINOS ANT. - UDEM MUKOSA HIDUNG (KHAS)

- KONKA MERAH TUA 0 GELAP (BEDAKAN DG. RIN AL I)

LICIN ATAU TDK RATA

- SEKRET MUKOID (SEDIKIT)

- GOL. RINORE : SEKRET SEROUS, 11

- LAB. : - UNTUK MENYINGKIRKAN RIN. AL..

- EOS. SEKRET HIDUNG : 0

- TES KULIT (-)


36/81

TERAPI

BERVARIASI→ TERGANTUNG PENYEBAB ! GEJALA YANG MENONJOL

. MENGHINDARI PENYEBAB

&. SIMPTOMATIS : - DEKONGESTAN ORAL - DIATERMI

KAUTERISASI KONKA HIPERTROPI- KORTIKOSTEROID TOPIKAL MIS :

BUDESONID & @ '' GR0HR

. OPERATIF : BEDAH BEKU ; ELEKTROKAUTER ; KONKOTOMI

KONKA INF.

/. NEUREKTOMI N. VIDIANUS

BILA TERAPI DIATAS TIDAK BERHASIL


37/81


S$. THT-KL (K)


38/81

RINITIS MEDIKAMENTOSA

DEFINISI

SUATU KELAINAN PADA HIDUNG BERUPA GANGGUAN RESPONNORMAL VASOMOTOR, AKIBAT PEMAKAIAN VASOKONSTRIKTOR,

TOPIKAL (TETES HIDUNG ATAU SEMPROT HIDUNG) DALAM %AKTU

LAMA ATAU BERLEBIHAN → SUMBATAN HIDUNG YANG MENETAP.

D.P.L. AKIBAT OVER USE+ 0 DRUG ABUSE+


39/81

MUKOSA HIDUNG SANGAT PEKA THD RANGSANGAN (IRITANT)

→

PEMAKAIAN VASOKONS. TOPIKAL →

HATI-HATI

VASOKONS. GOL. SIMPATOMIMETIK → SIKLUS NASAL TERGANGGU

DAN BERFUNGSI KEMBALI BILA PEMAKAIAN OBAT DIHENTIKAN

PEMAKAIAN VASOKONSTRIKTOR TOPIKAL YANG LAMA0BERULANG

→ DILATASI BERULANG (REBOUND DILATATION 0 PHENOMEN+)

SETELAH VASOKONSTRIKSI→ TIMBUL OBSTRUKSI.

PATOFISIOLOGI

OBSTRUKSI BERULANG → PASIEN LEBIH SERING ATAU BANYAK

MEMERLUKAN OBAT TERSEBUT →

EFEK VASOKONSTRIKSI→

77 - PH HIDUNG BERUBAH→

AKTIFITAS SILIA TERGANGGU→

OBSTRUKSI HIDUNG LEBIH HEBAT.


40/81

BILA OBAT DITERUSKAN→ DILATASI DAN KONGESTI JARINGAN.

SUMBATAN MENETAP DGN PRODUKSI SEKRET

PEMAKAIAN VASOKONST. SEBAIKNYA : ISOTONIK DGN SEKRET

HIDUNG NORMAL ; PH


41/81

- GEJALA : HIDUNG TERSUMBAT TERUS MENERUS

- PEMR. : KONKA EDEM ; SEKRET HIDUNG 11

TES ADRENALIN→

EDEM TIDAK BERKURANG

- DIAGNOSA : RI%AYAT PEMAKAIAN OBAT INTRA NASAL YANG

BERLEBIHAN

- TERAPI :

.

STOP ; PEMAKAIAN TETES ATAU SEMPROT HIDUNG&. KORTIKOSTEROID (TAPERING OFF : ↓ DOSIS 8*0#)

→ UNTUK SUMBATAN BERULANG (REBOUND CONGESTION)

. DEKONGESTAN ORAL (PSEUDOEPHEDRIN).


42/81


43/81

RINITIS ATROFI (OZAENA)

-. RADANG KRONIS MUKOSA HIDUNG

-. KHAS : - ATROFI PROGESIF MUKOSA ! TL. KONKA

- KERING ; KRUSTA→

PASASE TERGANGGU

-. KLINIS : MUKOSA HID. : SEKRET KENTAL ! CEPAT MENGERING→ KRUSTA BERBAU BUSUK. OK INF. BACTERI GRAM (-) :

OZAENA

-. RIN. ATROFI DENGAN KRUSTA KERING : RIN. SIKA

-. PEREMPUAN 11, USIA→ TAHUN, PUBERTAS

-. SERING PADA MASYARAKAT SOSIAL EKONOMI LEMAH DANLINGKUNGAN YANG BURUK


44/81

-. HISTOPATH :

. MUKOSA HIDUNG → TIPIS

&. SILIA→

HILANG

. METAPLASIA EPITEL TORAK BERSILIA

→ EPITEL KUBIK ATAU GEPENG BERLAPIS

/. KELENJAR BERDEGENERASI ! ATROFI.

JUMLAHNYA→ BERKURANG ! BENTUKNYA → KECIL


45/81

ETIOLOGI : PASTI

. INFEKSI : KUMAN SPESIFIK : KLEBSIELLA OZAENA (SERING),

YANG LAIN : STAFILOKOKKUS, STREPTOKOKUS,PSEUDOMONAS AEROGINOSA, DLL.

&. DEFISIENSI FE

. DEFISIENSI VIT. A

/. SINUSITIS KRONIS

. KELAINAN HORMONAL : PUBERTAS, MENOPAUSE ( LK : PR = : )


46/81

. NAFAS BERBAU

&. SEKRET KENTAL, HIJAU DI NASAL ! POST NASAL

. KRUSTA HIJAU

/. GANGGUAN PENCIUMAN

. SAKIT KEPALA

GEJALA :


47/81

-. TRANSLUMINASI

-. RO SINUS PARANASAL

-. PEMERIKSAAN MIKROORGANISME ! UJI RESISTENSI KUMAN

-. DARAH TEPI

-. F9 SERUM

PEMERIKSAAN PENUNJANG :

-. PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI


48/81

-. KAUSAL ! MENGHILANGKAN GEJALA

A. KONSERVATIF

TERAPI :

- AB SPEKTRUM LUAS, SESUAI UJI RESISTENSI KUMAN DGN DOSIS

ADEKUAT→ TANDA INF. HILANG

- MENGHILANGKAN BAU BUSUK, MEMBERSIHKAN KRUSTA ! SEKRET.

DIPAKAI OBAT CUCI HIDUNG :. LAR. BETADIN C DLM '' AIR HANGAT, ATAU :

R% N5C 55 R0 N5#8 B5#65 &,/ *#

NH/C N5#8 B#5 &,/ *#

N5 HCO 555 N5#8 K#"5


49/81

LAR. DIMASUKKAN (DIHIRUP) KE DLM RONGGA HIDUNG DAN

DIKELUARKAN MELALUI MULUT ATAU DIKELUARKAN LAGI

DAN MENGHEMBUSKANNYA DENGAN KUAT.

DAPAT JUGA DILAKUKAN PENCUCIAN RONGGA HID. DGN LAR.GARAM HANGAT (GARAM DAPUR).

- NOSE DROPS → R0 STREPTO

OL. OLIVARUM

N5C FISIOL '- HORMONAL→ R0 OESTRADIOL '.''' U

OL. SESAMI CC

S. NASAL SPRAY

- VIT. A @ '.''' UNIT & MINGGU- PREPARAT F9

- PENGOBATAN SINUSITIS → TUNTAS, BILA MENDERITA SINUSITIS

- MENGURANGI PENGERINGAN → MENUTUP LUBANG HIDUNG

BERGANTIAN


50/81

A. PENGOBATAN OPERATIF

DILAKUKAN BILA DENGAN PENGOBATAN KONSERVATIF

TIDAK MEMPEROLEH KEMAJUAN

. OPERASI PENUTUPAN LUBANG HIDUNG

PRINSIP : DGN MENGISTIRAHATKAN HIDUNG→ MUKOSA AKANKEMBALI NORMAL PENUTUPAN DILAKUKAN PADA

NARES ANT. ATAU KOANA ; SELAMA & TAHUN

&. IMPLANTASI UNTUK MENYEMPITKAN RONGGA HIDUNG

- IMPLANTASI AUTOGENOUS BONE PADA SEPTUM

. LAUTEN SCHLAGER - MEDIALISASI KONKA INF.

/. MEMBUAT SALURAN YANG MENGHUBUNGKAN MULUT DAN

HIDUNG → RONGGA HIDUNG SELALU BASAH


51/81

KELAINAN – KELAINANPADA SEPTUM

Sub Bagian Rinologi

Bag. THT FK USU –RS H A Malik


52/81

KELAINAN PADA SEPTUM :

– Deviasi

– Hematoma – Abses

– Perforasi – Poi!


53/81

ANATOMI


54/81

SEPTUM DEVIASI

• L"r"s te#$a%

• Ri#$a# &e"%a# ' - (

• )erat s"mbata#

• ** Ti!e Le!torr%i#e

• Hi!ertrofi &o#&a

&om!e#satoir


55/81

ETIOLO+I

• Trauma langsung ( 90% )

- intrauterine

- sewaktu partus

- sesudah lahir

• Kongenital ( 10 % )

ketidak seimbangan pertumbuhan kartilago terus tumbuh walaupun

batas superior & inerior menetap

BENTUK BENTUK


56/81

BENTUK - BENTUK

DEFORMITAS

,. DEVIASI :

- bentuk huru ! atau "

- biasan#a melibatkan bagian kartilagomaupun tulang

2. DISLOKASI bag$ bawah kartilago keluar dari krista

maksila rongga hidung


57/81

3. PEO!OLA TL" # TL" RA$A :

Krista - memanang dari ant$ ke post$

- antara os 'omer & lamina

perpendikularis os etmoid

S!i#a sangat runing dan pipih

%. SIEKIA apabila de'iasi krista atau spina bertemu

dengan konka didepann#a


58/81

s!i#a

&o#&a meiaeviasi &a"a


59/81

eviasi se!t"m


60/81

"E!ALA KLIIS &

• "umbatan hidung

unilateral * bilateral

homolateral konka hipotroi

kontralateral konka hipertroi

• +#eri kepala dan sekitar mata

• ,angguan peniuman de'iasi di bag$ atas

• redisposisi teradin#a sinusitis

ostium tertutup

TERAPI


61/81

TERAPI&

• ,eala * keluhan ( - ) koreksi ( - )

• .perati

A. RESEKSI SU) MUKOSA 'SMR( KILLIAN

mukoperikondrium & mukoperiostium

kedua sisi dilepaskan dari kondrium dan ostium dibawahn#a

kondrium & ostium dikeluarkan

mukoperikondrium & mukoperiostium

kiri dan kanan bertemu di grs tengah

komplikasi hidung pelana ( saddle nose )

) SEPTOPLAST


62/81

). SEPTOPLAST

t"a#$ ra/a# 0$ be#$&o& i&e"ar&a#

ba$ia# 0$ berebi%a# ib"a#$

t$ ra/a# is"s"# &embai

%i"#$ !ea#a : 111


63/81

HEMATOMA SEPTUM

TRAUMA p$ darah sub mukosa peah

darah terkumpul diantara perikondium dan

kondrium septum HEMATOMA

/ tlg rawan darah masuk ke sisi lain

234T.34 "2T53 6784T248


64/81

:arah nutrisi thd tlg rawan terganggu

gangguan 'italitas tlg rawan

nekrosis

Kartilago dpt bertahan ; < hari

"etelah < hr kondrosit mati absorbsi

kartilago penebalan septum akibat timbul

ar$ ibrosis permanen


65/81

+E2ALA KLINIS

• "umbatan hidung

• +#eri

• inoskopi anterior

pembengkakan unilateral * bilateral pada

bagian anterior septum

bentuk bulat liin warna hiperemis

dpt meluas sampai dinding lateral hidung

obstruksi total

T247


66/81

T247

Drai#ase se$era 3e$a% #e&rosis

PUN+SI INSISI 4 DRAIN

Tam!o# %i"#$

A#tibioti&a 4 A#a$eti& K5P


67/81

KOMPLIKASI :

- abses se!t"m

- %i"#$ !ea#a ' sae #ose (

%ematoma se!t"m


68/81

ABSES SEPTUM

Tra"ma %ematoma i#fe&si se&"#er

A)SES

+E2ALA KLINIS :

- hidung tersumbat progresi - n#eri #ang hebat

- demam dan sakit kepala

T247


69/81

T247

• 4bses septum kasus darurat #e&rosis

• 7nsisi drainase pus

• 4ntibiotika dosis tinggi

• 4nalgetik * antipiretik k*p

• :estruksi tlg rawan rekonstruksi septum

KOMPLIKASI :

• :estruksi perorasi septum hidung pelana

• 7ntrakranial dan septikemia


70/81

PER6ORASI SEPTUM

&er"sa&a# !aa m"&osa i &e"a sisi se!t"m

"ba#$ !aa se!t"m

ETIOLO+I : A. 7ON+ENITAL 8ara#$

). A79UIRED seri#$

- TRAUMA : s"r$i3a ;#ose !i3&i#$


71/81

- Asim!tomatis → !emeri&saa# r"ti#

- - Kr"sta $# sei&it !erara%a#

- Perforasi a#t. ? &e3i → !e"it !aa i#s!.

' ;=HISTLIN+

NOISE< (

- Perforasi besar → t$ a# t$ ra/a# %ia#$

→

;SADDLE NOSE


72/81

- 7a"sative fa3tors @

- Ke"%a# '-( → ti#a&a# '-( - A!i&asi oi#tme#t ! !i#$$ir !erforasi →

&r"sta 1 1- Ka"ter $ A$ No → e!ista&sis 1 1

- Perforasi &e3i ' B 1 C mm( obt"rator' Siasti3 (

- Perforasi besar ' B * C mm ( $raft

HEREDITAR HAEMORRHA+I7


73/81

TELAN+IE7TASIA' RENDU - OSLER - =E)ER DISEASE (

famiia a"tosoma omi#a#t ' $e#eti& (

re s!ots ! bibir m"&osa m""t m"&a a# %i"#$

• Etio$i : - tia& i&eta%"i

- F RI=AAT KELUAR+A '4(

• +e8aa &i#is : - e!ista&sis re&"re# ' biatera (

• Pemeri&saa# &i#is :

- I#tra#asa tea#$ie3tasia i bebera!a tem!at

ter"tama i se!t"m a# &o#&a i#ferior ' a#t. ti! (.


74/81

re s!ot

POLIP SEPTUM


75/81

POLIP SEPTUM

• )e#t"& s!t !oi! #asi sifat ? asa berbea• Hi!eremis a# m"a% berara%

• T"mor !emb. ara% %ema#$ioma 5

a#$iofibroma

• Tera!i E&stra&si

Ka"sti& e#$a# :

- A$ NO

- Tri3%or a3eti3 a3i 8e#"% Li$asi

+AN++UAN PEN+HIDU


76/81

+AN++UAN PEN+HIDU

• I#ra !e#$%i" ' N I ( G i#ra !e#$e3a! ' N (

stim""s : r$s &imia/i

• Rese!tor re$io ofa&tori"s ' ,5 atas (

• Parti&e ba" me#ari& #afas ata"

ar"t aam e#ir i !erm"&aa#

m"&osa re$io ofa&tori"s

• +$# !e#$%i" !arti&e ba" t& bisa me#3a!ai re$io &eai#a# N I


77/81

MA7AM – MA7AM KELAINAN PEN+HIDU

A. ANOSMIA : a0a !e#$%i" %ia#$- tra"ma i aera% fro#ta 5 o&si!ita

- i#fe&si vir"s

- t"mor : osteoma me#i#$ioma

- !roses e$e#erasi

). HIPOSMIA : a0a !e#$%i" ber&"ra#$

- obstr"&si %i"#$ : ri#itis aer$i 5 vasomotor ri#itis atrofi

%i!ertrofi &o#&a eviasi se!t"m sb- sistemi& : DM $a$a $i#8a !ema&aia# obat – obat a#ti

%istami# e&o#$esta# a#tibioti&a a#ti tiroi

a#ti !eraa#$a#


78/81

7. PAROSMIA : se#sasi !e#$%i" ber"ba%

- tra"ma

D. KAKOSMIA : %a"si#asi ba"

- e!ie!si ob"s tem!orais

- &eai#a# !si&oo$i& : re#a% iri- &eai#a# !si&iatri& : e!resi a# !si&osis

PEMERIKSAAN :


79/81

PEMERIKSAAN :

• ANAMNESIS :

- ama ter"s me#er"s 5 i#termite# "#iatera 5 biatera

- !arosmia 5 &a&osmia ba" @@

- ri/a0at !e#0a&it ata" tra"ma

- !ema&aia# obat – obata#

- &eai#a# se#soris ai##0a @

• PEMERIKSAAN 6ISIK :

- Ri#os&o!i a#t 5 !ost &eai#a# a#atomi& i#fe&si t"mor

• PEMERIKSAAN PENUN2AN+ :,. !em. !e#$%i" seer%a#a : a&o%o &o!i !arf"m amo#ia&

C. foto si#"s !ara#asa

. aboratori"m : K+D re"&si "ri# sb

INTERPRETASI DAN TINDAKAN


80/81

INTERPRETASI DAN TINDAKAN

A. HIPOSMIA :

- %ia#$ timb" $# era8at bervariasi R RA SNS

- obstr. %i"#$ %ia#$&a# !e#0ebab

). ANOSMIA :

- i#f. vir"s N I r"sa&

- "sia a#8"t

- tra"ma &e!aa t"mor i#tra&ra#ia

7. KAKOSMIA :

- e!ie!si ob"s tem!orais &e. !si&oo$i& 5 !si&iatri

D. PAROSMIA :

- tra"ma &e!aa t"mor i#tra&ra#ia


81/81