TUGAS
REPRODUKSI JAMUR
Oleh :
Weindri Rianto Payung
L111 10 256
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jamur adalah organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan
makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil. Oleh karena
itu, jamur mengambil zat-zat makanan dari organisme lain untuk kebutuhan hidupnya. Pada
umumnya jamur hidup pada sisa makhluk lain yang sudah mati, misalnya pada tumpukan
sampah, serbuk gergaji kayu, atau pada batang kayu yang sudah lapuk (Suriawiria, 2006).
Lebih dari 70.000 jenis jamur yang sudah dikenal sejak lama umumnya masih hidup liar di
hutan, kebun atau pekarangan rumah. Walaupun jenis jamur yang memiliki nilai ekonomi masih
sedikit, tetapi potensi jamur di bidang pertanian, industri, lingkungan, bahan makanan dan
bahan obat sangat tinggi. Beberapa jenis jamur yang telah dibudidayakan dan memiliki nilai
bisnis besar diantaranya adalah jamur merang, jamur kuping, shitake, champingnon, lingzi dan
jamur tiram (Suriawiria, 2006).
Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur kayu, karena jamur ini banyak tumbuh
pada media kayu yang sudah lapuk. Disebut jamur tiram atau oyster musroom karena bentuk
tudungnya membulat, lonjong dan melengkung seperti cangkang tiram. Batang atau tangkai
tidak berada pada tengah tudung, tapi agak miring ke pinggir (Cahyana, 2005).
Jamur merupakan komoditi yang bermanfaat bagi manusia, karena jamur merupakan
bahan makanan yang bergizi tinggi dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Jamur pada
umumnya mengandung protein dan garam mineral dengan kadar garam tinggi, mengandung
besi , tembaga, kalium, kapur dan vitamin B. (Aryantha dan Rahmat, 1999).
Disamping memiliki manfaat, beberapa jamur mikroskopis dapat merugikan manusia,
organisme lain dan alam sekitar. Misalnya jamur yang sering menimbulkan penyakit pada ikan
mas dan nila, yaitu Saprolegnea sp. yang menyebabkan penyakit Saprolegniasis, Achlya sp.,
Branchiomyces sp.
Mengingat jamur sangat memiliki peranan dalam kehidupan manusia dan organimse lain,
khususnya pada lingkungan laut baik yang bermanfaat maupun yang merugikan, maka sangat
perlu mengetahui reproduksi jamur. Jamur yang merugikan perkembangannya bisa diatasi dan
jamur yang menguntungkan dapat dikembangbiakkan dengan melihat reproduksi dari jamur
tersebut.
B. TUJUAN DAN KEGUNAAN
Tujuan dari makalah ini untuk mengetahui reproduksi jamur. Sedangkan kegunaannya
agar mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui jenis reproduksi jamur dan dapat
digunakan sebagai literatur untuk tugas yang berhubungan dengan reproduksi bakteri.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. CIRI-CIRI JAMUR
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau
regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda
dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan
reproduksinya.
1. Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo
khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya
mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang
disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-
jalinan semu menjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.
Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung
organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori
besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir
dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa
senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan
sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria
yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan
substrat.
2. Cara Makan dan Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya,
jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur
menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya
dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada
substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua
zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit
obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
a. Parasit obligat
Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar
inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru
penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif
Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat
saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c. Saprofit
Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit
menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh.
Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh
hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam bentuk
sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu
yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat
pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak
organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan
berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau
saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
Morfologi jamur adalah sebagai berikut :-Jamur berupa sel tunggal-Jamur bisa tumbuh
membentuk misselium-Jamur terdiri dari dinding sel dari inti-Reproduksinya seksual dan
aseksual-Bentuknya oval, bulat dan memanjang (Yulia, 2010).
Jamur tersusun dari benang-benang sel panjangyang dihubungkan bersama dari ujung
ke ujung. Benang-benang itu disebuthifa. Hifa saling membelit membentuk massa benang,
massa ini disebut missellium (Volk, 1993)
B. KLASIFIKASI JAMUR
Jamur di bagi menjadi 6 divisi antara lain : Oomycotina, Zygomycotina, Ascomycotina,
Basidiomycotina, dan Deutromycotina.
1. Myxomycotina (Jamur lendir)
Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana mempunyai 2 fase hidup, yaitu:-
fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut plasmodium - fase
tubuh buah, reproduksi secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut
myxoflagelata. Contoh spesies : Physarum polycephalum.
Gambar 1. Physarum polycephalum
2. Oomycotina
Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan mengandung
banyak inti, reproduksi:- Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat
dengan sporangium dan konidia.- Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk
oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru. Contoh spesies:a. Saprolegnia sp. :
hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga darat maupun serangga air.b. Phytophora infestans:
penyebab penyakit busuk pada kentang.
Hifa pada jamur ini bersifat senositik, yaitu tidak bersekat-sekat sehingga inti sel banyak
tersebar di dalam protoplasma. Dinding selnya tersusun atas selulosa, hal inilah yang
membedakan dengan golongan jamur lainnya. Pertumbuhan hifa jamur terjadi pada bagian
ujungnya yang menghasilkan beberapa percabangan. Pada akhir ujung percabangan itu
terbentuk gelembung sporangium yang dipisahkan oleh sekat. Hal ini merupakan awal
perkembangbiakan jamur secara tidak kawin (aseksual).
Dalam sporangium terdapat protoplasma yang banyak mengandung inti sel.
Protoplasma akan terbagi-bagi dan setiap bagian memperoleh satu inti sel yang berkembang
menjadi spora dengan dua flagel sebagai alat geraknya. Spora yang mempunyai flagel disebut
zoospora yang merupakan ciri khas Oomycotina. Selanjutnya, zoospora akan keluar dari
sporangium kemudian melepaskan flagelnya sambil membentuk dinding selulosa. Jika
zoospora ini sampai di tempat yang sesuai, maka akan menjadi tumbuh hifa baru.
a. Saprolegnia sp
Jamur ini umumnya hidup saprofit. Miseliumnya berkembang di dalam substrat,
sedangkan yang terlihat di luar substrat berfungsi untuk perkembangbiakan. Jika Anda amati
jamur ini dengan mikroskop, di bagian ujung miseliumnya akan tampak sporangium yang
menghasilkan zoospora.
Saprolegnia sp yang hidup saprofit mudah dikembang-biakkan dengan meletakkan
serangga mati atau biji kacang tanah pada cawan berisi air kolam. Hifa yang baru tumbuh akan
menembus tubuh serangga atau biji kacang tanah untuk mendapatkan makanan. Sebagian hifa
lainnya akan tumbuh keluar membentuk sporangium penghasil zoospora, sedangkan oogonium
dan anteridiumnya berperan pada perkembangbiakan seksual.
Contoh jamur dari Oomycotina lainnya adalah Achlya sp yang hidup saprofit seperti
Saprolegnia sp.; Plasmopora sp hidup parasit pada tanaman anggur; serta Sclerospora maydis
penyebab penyakit bulai pada jagung
Gambar 2. Sclerospora maydis
3. Zygomycotina
Tubuh multiseluler, habitat umumnya di darat sebagai saprofit, hifa tidak bersekat,
Reproduksi:- Vegetatif: dengan spora.- Generatif: dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-)
akan menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:a. Mucor mucedo : biasa hidup di kotoran ternak dan roti.b. Rhizopus
oligosporus : jamur tempe. Jamur ini hidup sebagai saprofit atau parasit. Sebagai jamur parasit
dapat menyebabkan pembusukan tanaman ubi jalar dan buah arbei, sedangkan sebagai jamur
saprofit dapat hidup pada roti, nasi, dan wortel. Perlu diketahui bahwa jamur saprofit ini sangat
bermanfaat dalam fermentasi pembuatan tempe.
Hifa yang menyusun jamur ini bersifat senositik (tidak bersekat-sekat sehingga inti sel
banyak tersebar di dalam protoplasma), sedangkan dinding selnya tersusun dari kitin (sejenis
karbohidrat mengandung nitrogen).
Contoh jenis jamur Zygomycotina yang mudah diperoleh adalah jamur tempe dan jamur
roti. Hifa kedua jenis jamur ini pendek bercabang-cabang dan berfungsi sebagai akar (rizoid)
untuk melekatkan diri serta menyerap zat-zat yang diperlukan dari substrat. Selain itu, terdapat
pula sporangiofor (hifa yang mencuat ke udara dan mengandung banyak inti sel, di bagian
ujungnya terbentuk sporangium (sebagai penghasil spora), serta terdapat stolon (hifa yang
berdiameter lebih besar daripada rizoid dan sporangiofor). Jenis jamur yang termasuk
Zygomycotina adalah Rhizopus stolonifer.
Gambar 3. Rhizopus stolonifer
4. Ascomycotina
Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multi seluler, Ascomycotina, multiseluler,
hifanya bersekat dan berinti banyak. Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang
bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut kerak). Reproduksi:- Vegetatif :
pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas, pada yang multiseluler membentuk spora dari
konidia.- Generatif Membentuk askus yang menghasilkan askospora.
Contoh spesies : Sacharomyces cerevisae, Neurospora sitophila, Peniciliium nojajum
dan Penicillium chrysogenum, Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti, Aspergillus
oryzae, Aspergillus wentii, Aspergillus flavus, Claviceps purpurea.
Gambar 4. Sacharomyces cerevisae
5. Basidiomycotina
Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagaibadan penghasil
spora, kebanyakan anggota spesies berukuran makroskopik.
Contoh spesies : Volvariella volvacea, Auricularia polytricha, Exobasidium, Amanita
muscaria dan Amanita, Ustilago maydis, Puccinia graminis.
Gambar 5. Volvariella volvacea
6. Deuteromycotina
Nama lain Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena pada
jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif.
Contoh : Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan Monilia sitophila
tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus namanya diganti menjadi
Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam Ascomycotina. Banyak penyakit kulit karena jamur
(dermatomikosis) disebabkan oleh jamur dari golongan ini, misalnya : Epidermophyton
fluocosum, Microsporum sp., Trichophyton sp.
Gambar 6. Epidermophyton fluocosum
C. PERANAN JAMUR
1. Jamur yang menguntungkan
Rhizopus stolonifer, Rhizopus oryzae, Rhizopus nigricans, terdapat pada tempe
Saccharomyces cerevisiae, mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dalam proses
fermentasi sehingga banyak digunakan sebagai pengembang roti dan kue.
Saccahromyces ellipsoides, utnuk fermentasi cairan buah anggur menjadi minuman
anggur.
Saccharomyces tuac, untuk mengubah air nira menjadi tuak
Apergillus niger, untuk menjernihkan sari buah dan penyebab otomycosis.
Aspergillus oryzae, untuk melunakan adonan roti.
Aspergillus wentii, untuk pembuatan kecap, tauco, sake, asam nirat dan asam oksalat.
Penicillium notatum penghasil zat aantibiotik
Penicillium chrysogenum penghasil zat antibiotik
Neurospora (Monilia sitophila), untuk pembuatan oncom
Trichoderma, penghasil enzim selulosa dalam jumlah yang cukup besar dan berfungsi
untuk mencerna selulosa.
Auricularia polytrica (jamur kuping), dapat dimakan.
2. Jamur yang merugiakan
Saprolegnia, merupakan jamur air yang tumbuh pada bangkai serangga juga pada luka
ikan
Phytophthora infestans, parasit pada tanaman kentang
Phytophthora faberi, parasit pada tanaman karet
Phytophthora nicotinae, parasit pada tanaman tembakau
Phytophthora palmivora, parasit pada tanaman kelapa
Pythium, penyakit busuk pada kecambah tembakau, kina, bayam dan penyebab busuk
pada tanaman kemiri, jahe, tembakau, nanas, bayam.
Sclerospora maydis, parasit pada butir jagung.
Agaricus malleus, parasit pada jeruk
Exobasidium vexan, parasit pada teh
Corticium salmonicolor, parasit pada ranting tumbuhan
Ustilago maydis, parasit pada jagung
Alternaria, penyebab busuk pada tanaman budidaya, tomat dan kentang.
Fusarium, menyerang tanaman kubis, tomat, padi pisang dll.
Epidermophyton floocosum, penyakit kaki atlit pada manusia.
Epidermophyton, penyebab penyakit kurap
Mikrosporium, penyebab penyakit kurap
Trighophyton, penyebab penyakit kurap
Jamur yang sering menimbulkan penyakit pada ikan mas dan nila, yaitu Saprolegnea sp.
yang menyebabkan penyakit Saprolegniasis, Achlya sp., Branchiomyces sp.
3. PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI JAMUR (SIKLUS HIDUP)
Daur hidup Basidiomycota
Reproduksinya ada dua macam yaitu secara aseksual dan seksual. Secara
aseksual ada dengan membentuk spora konidia. Sementara secara seksual terjadi
melalui perkawinan antara hifa yang berbeda jenis menghasilkan spora seksual
yaitu spora basidium.
Fase aseksual Basidiomycota ditandai dengan pembentukan konidium, sedangkan fase
seksualnya ditandai dengan membentuk basidiospora. Spora pada konidium maupun
basidiospora pada kondisi yang sesuai tumbuh membentuk hifa bersekat melintang yang berinti
satu (monokariotik). Selanjutnya , hifa akan tumbuh membentuk miselium. Di antara hifa ada
yang berjenis (+) dan ada yang (-). Jika hifa (+) dan hifa (-) bertemu, bersentuhan, maka dinding
sel yang membatasi keduanya akan melebur, sehingga terbentuk saluran sel. Hifanya
kemudian menjadi berinti dua (dikariotik). Sel hifa dikariotik terus tumbuh menjadi miselium.
Dari miselium ini muncul tubuh buah (basidiocarp). Tubuh buah akan membentuk basidium. Di
dalam basidium, inti yang mula-mula dua buah (masing-masing haploid) melebur menjadi satu
inti diploid. Inti diploid akan membelah secara meiosis dan menghasilkan 4 basidiospora
haploid. Demikian seterusnya daur hidup berulang lagi.
Gambar Daur hidup Basidiomycota 7.
Daur hidup Zygomycota
Prosesnya dimulai dengan spora yang berkecambah tumbuh menjadi hifa senositik yang
bercabang-cabang, lalu pada empat hifa tertentu akan tumbuh sporangium yang disangga oleh
sporangiofor. Di dalam sporangium terbentuk spora aseksual dalam jumlah besar. Kumpulan
sporangiofor ditunjang oleh rizoid yang menyerap makanan dan air dari substratnya. Hifa di
antara dua kumpulan sporangiofor yang dinamakan stolon. Dinding sporangium yang sangat
rapuh luluh ketika spora menjadi matang. Setelah sporangium pecah, spora akan bertebaran
dibawa angin. Di tempat yang sesuai, spora tersebut akan berkecambah.
Gambar. 8 Daur hidup Zygomycota
Daur hidup Ascomycota
Ascomycota melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aksesual pada
ascomycota yang uniseluler dilakukan dengan membentuk kuncup atau tunas.
Gambar 9. Daur hidup Ascomycota
BAB III
PEMBAHASAN
Setap makhluk hidup bereproduksi untuk melanjutkan keturunannya. Reproduksi dapat dapat
dilakukan secara seksual, aseksual. Berikut ini adalah cara bereproduksi jamur :
a. Pertunasan
Organisme tertentu dapat membentuk tunas,berupa tonjolan kecil yang akan
berkembang dan kemudian mempunyai bentuk seperti induknya dengan ukuran kecil.
Kemudian tunas ini akan lepas dari induknya dan dapat hidup sebagai individu baru.
Pertunasan adalah pembelahan yang menghasilkan 2 sel yang tidak sama (sel yang
besar disebut induk dan sel yang kecil disebut anak).
Gambar 10. Pertunasan
b. Pembelahan
Berdasarkan cara pembelahannya. Para spora aseksual terjadi pembelahan mitosis dan
spora seksual terjadi pembelahan meiosis. Seksual berasal dari konjugasi dua hifa /
gametangium yang berlainan jenis, kemudian berkembang menjadi suatu bentuk yang
menghasilkan spora seksual. Proses diawali dengan meleburnya dinding pembatas dua hifa
yang brsinggungan, kemudian sitoplasma dengan inti haploidanya saling melebur sehingga
terjadi pembuahan.Hasil pembuhan beruapa zigot secara tumbuh menjadi sporangia.
Pada pembelahan ini dihasilkan spora yang haploid. Fase dalam siklus hidup jamur
dibedakan menjadi fase haploid dan fase diploid. Fase haploid berupa miselium dan fase diplod
berupa zigot, Kedua fase tersebut terjadi pada jamur bersel tunggal dan bersel banyak.
Gambar 11. Pembelahan
c. Pembentukan Spora
Secara aseksual dengan pembentukan spora seksual (mitospora), yaitu sporangi-ospora
berupa zoospora atau aplanospora dan konidiospora (konidi). reproduksi seksual dilakukan
melalui kontak gametangia, kopulasi gametangia, somatogami, spermatisasi yang kemudian
menghasilkan spora seksual, yaitu askospora dan basidiospora. Pedoman / Prinsipnya : Jamur
yang dewasa menghasilkan sporangium ( kotak spora ) pecah mengeluarkan spora - tumbuh
jadi hifa (benang)- membentuk mycelliun ( benang yang compleks) - menghasilkan sporangium
lagi - spora begitu seterusnya.
Spora aseksual
Spora aseksual membelah secara mitosis dan spora seksual membelah secara meiosis.
Contoh spora aseksual adalah zoospora, endospora, dan konidia.
Ada beberapa macam spora aseksual, di antaranya seperti berikut.
Konidiospora, merupakan konidium yang terbentuk di ujung atau di sisi hifa. Ada
yang berukuran kecil, bersel satu yang disebut mikrokonidium, sebaliknya
konidium yang berukuran besar dan bersel banyak disebut makrokonidium.
Sporangiospora, merupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung
yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus.
Ada dua macam sporangiospora yang tidak bergerak (nonmotil) disebut aplanospora
dan sporangiospora yang dapat bergerak karena mempunyai flagela yang disebut zoospora.
Oidium/artrospora, yaitu spora bersel tunggal yang terbentuk
karenaterputusnya sel-sel hifa.
Klamidospora, merupakan spora bersel satu, berdinding tebal, dan sangat
resisten terhadap keadaan yang buruk. Spora ini terbentuk dari sel-sel hifa
yang somatik.
Blatospora merupakan tunas/kuncup pada sel-sel khamir.
Gambar 12. Macam spora aseksual
Spora seksual
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua sel inti yaitu
melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium menyebabkan terjadinya
Singami, yaitu penyatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam tiga tahap, yaitu
plasmogami, kariogami, dan meiosis. Pada tahap plasmogami, terjadi penyatuan dua protoplas
membentuk sel yang mengandung dua inti yang tidak menyatukan diri selama pembelahan sel
(stadium dikariot). Pada saat bersamaan, terjadi pula pembelahan inti bersama. Setelah
pembentukan benda buah, terjadilah peleburan sel haploid (kariogami) inti zigot yang diploid.
Setelah ini, baru terjadi meiosis, yaitu pembelahan sel dan pengurangan jumlah kromosom
menjadi haploid kembali. Beberapa tipe spora seksual adalah askospora, basidiospora,
zigospora, dan oospora.
Gambar 13. Macam spora seksual
Perkembangbiakan jamur secara seksual dilakukan dengan peleburan inti sel/nukleus
dari dua sel induknya. Reproduksi secara seksual ini lebih jarang dilakukan dan jumlahnya lebih
sedikit dibandingkan secara aseksual. Perkembangbiakan ini terjadi apabila berada dalam
keadaan tertentu. Seperti halnya spora aseksual jamur, jenis spora seksual jamur pun
bermacam-macam, yaitu sebagai berikut.
Macam-Macam Spora Seksual Jamur
Askospora Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di dalam kantung yang
dinamakan askus. Dalam setiap askus terdapat askospora.
Gambar 14. Askospora
Basidiospora Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di atas struktur berbentuk
gada yang dinamakan basidium.
Gambar 15. Basidiopora
Zygospora Merupakan spora besar berdinding tebal, terbentuk dari ujung-ujung dua hifa
yang serasi yang dinamakan gametangia.
Gambar 16. Zygospora
Oospora Merupakan spora yang terbentuk dari pertemuan antara gamet betina
(oogonium) dan gamet jantan (anteridium), sehingga akan terjadi pembuahan (oosfer)
dan akan menghasilkan oospora.
Gambar 17. Oospora
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dipaparkan dari makalah dapat disimpulkan jamur
merupakan Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Jamur merupakan organism
eukariotik, dengan ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan,
struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya. Jamur di bagi menjadi 6 divisi antara lain :
Oomycotina, Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina, dan Deutromycotina. Reproduksi
jamur dapat dilakukan secara seksual dan aseksual. Reproduksi jamur yaitu pembelahan,
pertunasan, dan pembentukan spora. Pembentukan spora terbagi menjadi 2, yaitu : spora
aseksual meliputi Konidiospora dan Sporangiospora dan spora aseksual meliputi askospora,
basidiospora, zigospora, dan oospora.
B. SARAN
Saran untuk materi perkuliahan tentang reproduksi adalah sudah bagus karena sudah
ada interaksi antara dosen dan mahasiswa (SCL), dan sudah ada hardcopy yand dibagiakan
akan tetapi untuk sebaiknya pembagian kelompok ditambah agar pada setiap kelompok
memiliki anggota yang tidak terlalu banyak sehingga dalam pembuatan makalah dapat efisien
dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
http://biobakteri.wordpress.com/2009/06/07/6-sekilas-tentang-mikrobiologi/
http://blogthebloggy.blogspot.com/
http://hiperboladosman.blogspot.com/
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1990201-reproduksi-jamur/
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1990201-reproduksi jamur/#ixzz1wQywWu5n
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1990201-reproduksi-jamur/#ixzz1wQyHhaEU
http://mathedu-unila.blogspot.com/2010/06/ciri-ciri-umum-jamur.html
http://norrapissa.blogspot.com/2011/06/penjelasan-kingdom-fungi.html
http://sanggarseo.blogspot.com/2010/10/cara-reproduksi-jamur.html
http://thesinau.blogspot.com/2008/12/klasifikasi-jamur.html
http://www.facebook.com/contact_importer/api.php?type=1&flow=1&domain_id=2&tracked_params=[]&use_case=1&api_instance=3&login_str=kristennando%40yahoo.com&ext_sessions=
http://zendasendox.blogspot.com/2009/03/klasifikasi-jamur.html