7/27/2019 Referat Penatalaksanaan Diare Akut
http://slidepdf.com/reader/full/referat-penatalaksanaan-diare-akut 1/18
REFERAT
Oleh:
Freicillya Rebecca Clorinda
082011101039
Pembimbing:
dr. H. Ahmad Nuri, Sp. A
dr. Gebyar TB, Sp. A
dr. Ramzi Syamlan, Sp. A
dr. Saraswati, Sp. A
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD dr. SOEBANDI JEMBER
2012
7/27/2019 Referat Penatalaksanaan Diare Akut
http://slidepdf.com/reader/full/referat-penatalaksanaan-diare-akut 2/18
PENDAHULUAN
Penyakit diare di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Angka
kejadian kesakitan masih menempati posisi tertinggi pada anak usia balita. Mortalitas kurang
lebih 4-6 juta dari 1 miliar episode tiap tahun pada anak usia di bawah 5 tahun. Menurut hasilriset kesehatan dasar tahun 2007 terdapat mortalitas diare masih tinggi, yaitu 42%, sedangkan
hanya 24% yang disebabkan oleh pneumonia. Kematian oleh karena diare terjadi pada golongan
usia 1-4 tahun sebesar 25,2%. Penelitian di RSUD dr.Zaenal Abidin Banda Aceh terdapat 8,1%
penderita diare pada kelompok usia 1 bulan – kurang dari 2 tahun dan usia 2 – kurang dari 5
tahun masing-masing 23,1% dan 18,3% (Rikesda, 2007).
Diare merupakan buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai
perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung
kurang dari satu minggu (Juffrie, 2012). Terdapat banyak penyebab diare akut pada anak. Pada
sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan oleh virus,
bakteri, atau parasit. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat
kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Diare juga erat hubungannya dengan kejadian
kurang gizi, ini terjadi karena adanya kehilangan selera makan pada penderita diare sehingga dia
makan atau minum lebih sedikit daripada biasanya, dan kemampuan menyerap sari makanan juga
berkurang (Irwanto et al, 2009).
Secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk mencegah atau menanggulangi
dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit, mengobati kausa diare yang spesifik, serta
mencegah dan menanggulangi gangguan gizi. Untuk melaksanakan terapi diare secara
komperhensif dan efisien harus dilakukan secara rasional. Pemakaian cairan rehidrasi oral secara
umum efektif dalam mengkoreksi dehidrasi. Pemberian cairan intravena diperlukan jika terdapat
kegagalan oleh karena tingginya frekuensi diare, muntah yang terkontrol dan terganggunya
masukan oral karena infeksi (Juffrie, 2012).
7/27/2019 Referat Penatalaksanaan Diare Akut
http://slidepdf.com/reader/full/referat-penatalaksanaan-diare-akut 3/18
TINJAUAN PUSTAKA
DefinisiDiare akut adalah buang air besar dengan konsistensi lebih encer dari biasanya, dengan
frekuensi > 3 kali perhari, dapat atau tidak disertai dengan darah atau lendir yang timbul secara
mendadak dan kurang dari 14 hari (Subagyo, 2012).
Etiologi
Terdapat beberapa macam penyebab diare antara lain sebagai berikut:
1. Faktor Infeksi
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare,
meliputi infeksi bakteri ( Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, dan Aeromonas), Infeksi
virus ( Rotavirus, Adenovirus, Enterovirus), infeksi parasit ( E. hystolitica, Giardia lamblia),
dan Jamur (C.albicans) (Bherman, 2009).
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat yaitu disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan
penyebab diare yang tersering pada bayi dan anak.
3. Faktor makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi atau beracun.
4. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).
Bila dibandingakan antara diare cair akut dengan diare akut berdarah, diare akut berdarah
biasanya lebih lama sembuh dan berhubungan dengan komplikasi yang lebih banyak, antara lain
dapat mempengaruhi pertumbuhan anak dan memiliki resiko kematian lebih tinggi. Diare akut
berdarah pada anak biasanya disebabkan oleh Shigella, Salmonella, Campylobacter jejuni, E. coli
dan Entamoeba hystolitica. Sedangkan pada diare cair akut penyebab tertingginya adalah
rotavirus.
Patofisiologi
7/27/2019 Referat Penatalaksanaan Diare Akut
http://slidepdf.com/reader/full/referat-penatalaksanaan-diare-akut 4/18
Terdapat beberapa mekanisme dasar yang menyebabkantimbulnya diare yaitu:
1. Gangguan Osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam lumen
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare (Poorwo, 2003)
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi, air dan elektrolit kedalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare karena
peningkatan isi lumen usus
3. Gangguan Motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare (Poowo, 2003).
Mekanisme Patogenesis
1. Virus
Beberapa jenis virus seperti rotavirus, berkembang biak dalam epitel villi usus halus,
menyebabkan kerusakan sel epitel dan pemendekan vili. Hilangnya sel-sel vili yang secara
nomal mempunyai fungsi asorbsi dan penggantian sementara oleh sel epitel yang belum
matang, menyebabkan usus mensekresi air dan elektrolit. Kerusakan vili dapat juga
dihubungkan dengan hilangnya enzim disakaridase, yang menyebabkan berkurangnya
asorbsi disakarida terutama laktosa. Penyembuhan terjadi bila vili mengalami regenerasi
dan epitel usunya menjadi matang.
2. Bakteri
- Penempelan di mukosa. Bakteri yang berkembang biak dalam usus halus pertama –
tama
harus menempel mukosa untuk menghindarkan diri dari penyapuan. Penempelan terjadi
melalui antigen yang menyerupai rambut getar, disebut pili atau fimbria, yang melekat
pada reseptor di permukaan usus. Hal ini terjadi misalnya pada E. coli dan V. cholera.
Pada beberapa keadaan, penempelan dimukosa dihubungkan dengan perubahan epitel
7/27/2019 Referat Penatalaksanaan Diare Akut
http://slidepdf.com/reader/full/referat-penatalaksanaan-diare-akut 5/18
usus yang menyebabkan pengurangan kapasitas penyerapan atau menyebabkan sekresi
cairan
- Toxin yang menyebabkan sekresi. Bakteri mengeluarkan toxin yang menghambat fungsi
sel epitel. Toksin ini mengurangi absorbsi natrium melalui vili dan juga meningkatkan
sekresi klorida dari kripta yang menyebabkan sekresi air dan elektrolit. Penyembuhan
terjadi bila sel yang sakit diganti dengan sel yang sehat setelah 2-4 hari.
- Invasi mukosa, Shigella, Salmonella dapat menyebabkan diare berdarah melalui invasi
dan perusakan sel epitel mukosa. Ini terjadi sebagian besar di kolon dan ileum. Invasi
diikuti dengan pembentukan mikroabses dan ulkus superficial yang menyebabkan
terlihat adanya darah dalam tinja. Toksin yang dihasilkan oleh kuman ini menyebabkan
kerusakan jaringan dan sekresi air elektrolit dari mukosa.
3. Protozoa
- Penempelan mukosa. G. lamblia menempel pada epitel usus halus dan menyebabkan
pemendekan vili, yang kemungkinan menyebabkan diare.
- Invasi mukosa E. histolitica menyebabkan diare dengan cara menginvasi epitel mukosa
di kolon yang menyebabkan mikroabses dan ulkus.
Tabel 1. Mekanisme Diare Menurut Pembagian Diare Osmotik, Sekretorik dan Sindroma
Disentri
Diare Osmotik Diare sekretorik Sindroma disentri
Mekanisme Penurunan
permukaanabsorbs
peningkatan
osmotic lumen
usus
Toksin bakteri
dalam mukosausus halus
Invasif organism
responinflamasi pada
usus besar
Gambaran Klinis Diare berhenti bila Tinja berair dan Panas, nyeri perut,
7/27/2019 Referat Penatalaksanaan Diare Akut
http://slidepdf.com/reader/full/referat-penatalaksanaan-diare-akut 6/18
puasa lembek, tidak ada
perubahan dengan
puasa
tenesmus, tinja
ada darah
Karakteristik tinja Kadar Na < 70
mmol/L
PH < 5
Kadar Na > 70
mmol/L
Kadar klorida tinja
> 95 mmol/L
Penyebab Rotavirus, Laktosa V. cholerae,
Shigella, E. coli
dan salmonella
Shigella,
Campylobacter, E.
coli
Sumber: Suroto, 2012
Diagnosis
1. Anamnesis
Pada anamnesis perlu ditanyakan lamanya diare, frekuensi, volume, konsistensi tinja,
warna, bau ada tau tidaknya lendir dan darah. Bila disertai muntah ditanyakan volume dan
frekuensinya. Makanan dan minuman yang diberikan selama diare. Tindakan yang telah
dilakukan ibu selama anak diare seperti member oralit, atau telah membawa ke puskesmas.
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung
dan pernafasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu mencari tanda-tanda utama dehidrasi.
Tabel 2 Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO 1995
7/27/2019 Referat Penatalaksanaan Diare Akut
http://slidepdf.com/reader/full/referat-penatalaksanaan-diare-akut 7/18
Sumber: Subagyo, 2009
3. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada umumnya tidak diperlukan, hanya
pada keadaan tertentu mungkin diperlukan misalnya penyebab dasarnya tidak diketahui.
Contohnya, pemeriksaan darah lengkap, kultur urine dan feses lengkap (Irwanto, 2009).
2.5 Penatalaksanaan
Departemen Kesehatan mulai melakukan soasialisasi panduan tata laksana pengobatan
diare pada balita, yang merujuk pada panduan WHO. Tata laksana ini sudah mulai diterapkan di
rumah sakit – rumah sakit. Memperbaiki kondisi usus dan menghentikan diare juga menjadi cara
untuk mengobati pasien. Untuk itu, departemen kesehatan menetapkan lima pilar
penatalaksanaan diare bagi semua kasus diare yang diderita anak balita baik yang dirawat di
rumah maupun sedang dirawat di rumah sakit, yaitu:
a. Rehidrasi
b. Dukungan nutrisi
c. Suplementasi zinc
d. Antibiotik selektif
e. Edukasi orang tua
Rehidrasi dengan oralit, dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit formula baru telah
dikembangkan dengan tingkat osmolaritas yang lebih rendah dan mendekati osmolaritas plasma,
sehingga kurang menyebabkan resiko terjadinya hipernatremia. Keamanan oralit ini sama dengan
oralit formula lama tetapi efektivitasannya lebih baik. Oralit formula baru ini bisa mengurangi
7/27/2019 Referat Penatalaksanaan Diare Akut
http://slidepdf.com/reader/full/referat-penatalaksanaan-diare-akut 8/18
pengeluaran tinja hingga 20% dan mengurangi kejadian muntah hingga 30% (Juffrie, 2012).
Ketentuan pemberian oralit formula baru:
a. Beri ibu 2 bungkus oralit
b. Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang, untuk persediaan 24
jam.
c. Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan kententuan, untuk
anak berumur < 2 tahun bisa diberikan 50-100 ml tiap kali BAB, sedangkan untuk anak
umur > 2 tahun diberikan 100-200 ml tiap BAB.
d. Jika dalam 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka sisa larutan harus
dibuang.
Tabel 3. Perbedaan Oralit Lama dan Oralit Baru
Oralit Lama Oralit Baru
Untuk kolera Untuk kolera dan non kolera
Osmolaritas lebih tinggi Osmolaritas lebih rendah
Kandungan:
Na : 90 mmol/L
Kalium : 20 mmol/L
Sitrat : 10 mmol/L
Klorida : 80 mmol/L
Glukosa : 111 mmol/L
Total = 311 mmol/L
Kandungan:
Na : 75 mmol/L
Kalium : 20 mmol/L
Sitrat : 10 mmol/L
Klorida : 65 mmol/L
Glukosa : 75mmol/L
Total = 245 mmol/L
Sumber: Suroto, 2012
ASI dan makanan tetap diteruskan sesuai usia anak dengan menu yang sama pada waktu
anak sehat, fungsinya untuk mencegah kehilangan berat badan serta pengganti nutrisi yang
hilang. Bila anak usia 6 bulan atau lebih, bisa diberikan bubur dengan menambahkan 2 sendok
teh minyak sayur tiap porsi. Atau diberikan pisang halus untuk menambahkan kalium. Adanya
perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan.
7/27/2019 Referat Penatalaksanaan Diare Akut
http://slidepdf.com/reader/full/referat-penatalaksanaan-diare-akut 9/18
Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut, zinc mengurangi lama dan beratnya diare.
Zinc juga bisa mengembalikan nafsu makan anak. Zinc termasuk mikronutrien yang mutlak
dibutuhkan untuk memelihara kehidupan yang optimal. Pemberian zinc pada diare dapat
meningkatkan absorbs air dan elektrolit, meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus,
meningkatkan imunitas usus terhadap pathogen dan bisa menghambat induksi toksin kolera
(Suroto, 2012). Zinc untuk anak, usia < 6 bulan dosisnya adalah 10 mg (1/2 tablet) perhari,
sedangkan untuk usia > 6 bulan (1 tablet perhari). Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut
meskipun diare telah berhenti. Untuk bayi, tablet zinc bisa dilarutkan dengan air matang, ASI
atau oralit. Untuk anak-anak yang lebih besar dapat dikunyah (Subagyo, 2009)
Antibiotik jangan diberikan kecuali ada indikasi misalnya diare berdarah atau kolera.
Pemberian antibiotik yang tidak rasional justru akan memperpanjang lamanya diare karena
mengganggu keseimbangan flora usus sehingga diare sulit disembuhkan. Selain itu pemberian
antibiotik yang tidak rasional akan mempercepat resistensi kuman terhadap antibiotik dan akan
menambah biaya yang tidak perlu. Nasihat pada ibu untuk kembali segera jika BAB lebih sering,
muntah terus menerus, demam, tinja berdarah, makan atau minum sedikit atau belum membaik
dalam 3 hari (Juffrie, 2012).
1. Diare cair akut tanpa dehidrasi
a. Anak dirawat jalan
b. Ajari ibu mengenai 4 aturan untuk perawatan di rumah:
- Beri cairan tambahan
Jika anak masih mendapat ASI, nasihati ibu untuk menyusui anaknya lebih sering dan
lebih lama pada setiap pemberian ASI. Jika anak mendapat ASI eksklusif, beri larutan
oralit atau air matang sebagai tambahan ASI dengan menggunakan sendok. Setelah diare
berhenti, lanjutkan kembali ASI eksklusif kepada anak, sesuai dengan umur anak. Pada
anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, bisa diberikan larutan oralit, cairan rumah tangga
(sup, air tajin dan kuah sayuran), dan air matang. Untuk mencegah terjadinya dehidrasi,
nasihati ibu untuk memberi cairan tambahan sebanyak yang anak dapat minum.
- Beri tablet zinc
- Lanjutkan pemberian makan
- Nasihati kapan harus kembali
7/27/2019 Referat Penatalaksanaan Diare Akut
http://slidepdf.com/reader/full/referat-penatalaksanaan-diare-akut 10/18
Ibu membawa kembali, jika anaknya bertambah parah atau tidak bisa minum atau
menyusu, atau malas minum, atau demam, atau ada darah dalam tinja. Jika anak tidak
menunjukkan salah satu tanda ini namun tetap tidak menunjukkan perbaikan, nasihati ibu
untuk kunjungan ulang pada hari ke-5.
2. Diare cair akut dengan dehidrasi ringan
Pada umumnya, anak – anak dengan dehidrasi sedang atau ringan harus diberi larutan
oralit, dalam waktu 3 jam pertama di klinik saat anak berada dalam pemantauan dan ibunya
diajari cara menyiapkan dan memberi larutan oralit. Pada 3 jam pertama, beri anak larutan
oralit sesuai dengan yang diperlukan 75 ml/kgBB. Kemudian dilakukan pemeriksaan rutin
jika timbul masalah. Seperti, jika anak muntah maka tunggu selama 10 menit lalu berikan
larutan oralit 1 sendok tiap 2-3 menit. Jika kelopak mata anak bengkak, maka pemberian
oralit dihentikan dan diganti dengan minum air matang atau ASI.
Bila ibu tidak dapat tinggal di klinik hingga 3 jam, tunjukkan pada ibu cara
menyiapkan larutan oralit dan beri beberapa bungkus oralit agar bisa menyelesaikan rehidrasi
di rumah ditambah untuk rehidrasi dua hari berikutnya. Nilai kembali anak setelah 3 jam
untuk memeriksa tanda dehidrasi sebelumnya:
- Bila tidak terjadi dehidrasi, mengajari ibu mengenai empat aturan untuk perawatan
dirumah
- Bila anak masih mengalami dehidrasi sedang atau ringan, maka ulangi pengobatan 3 jam
berikutnya dengan larutan oralit, dan berikan ASI sesering mungkin.
- Bila belum terjadi dehidrasi berat, tetapi anak sama sekali tidak bisa minum oralit
misalnya karena anak muntah profus, dapat diberikan infus dengan cara intravena
secepatnya. Cairan yang bisa digunakan diantaranya ringer laktat jika tersedia bisa
menggunakan larutan NaCl. Dengan cara memberikan 70 ml/kgBB cairan dalam 5 jam
pada bayi dibawah 12 bulan, dan anak usia 12 bulan hingga 5 tahun dalam 2 ½ jam.
Kemudian periksa kembali setiap 1-2 jam.
3. Diare cair akut dengan dehidrasi berat
Penderita dehidrasi berat harus dirawat di puskesmas atau Rumah Sakit. Pasien yang
masih bisa minum meskipun hanya sedikit harus diberi oralit sampai cairan infuse terpasang.
7/27/2019 Referat Penatalaksanaan Diare Akut
http://slidepdf.com/reader/full/referat-penatalaksanaan-diare-akut 11/18
Disamping itu semua anak harus diberi oralit selama pemberian cairan intravena (5
ml/kgBB/jam), apabila dapat minum dengan baik, biasanya dalam 3-4 jam untuk bayi atau 1-2
jam untuk anak yang lebih besar. Pemberian tersebut dilakukan untuk memberikan tambahan
kalium yang mungkin tidak dapat disuplai dengan cukup dengan pemberian cairan intravena.
Untuk rehidrasi parenteral digunakan cairan ringer laktat dengan dosis 100 ml/kgBB. Cara
pemberiannya untuk < 1 tahun 1 jam pertama 30 cc/kgBB, dilanjutkan 5 jam berikutnya 70
cc/kgBB. Diatas 1 tahun ½ jam pertama 30 cc/kgBB dilanjutkan 2 ½ jam berikutnya 70
cc/kgBB. Lakukan evaluasi tiap jam. Setelah 6 jam pada bayi atau 3 jam pada anak lebih
besar, lakukan evaluasi, pilih pengobatan selanjutnya yang sesuai yaitu pengobatan diare
dengan dehidrasi ringan sedang atau pengobatan diare tanpa dehidrasi (Irwanto, 2009).
4. Pemberian makanan selama diare
Pemberian makanan harus diteruskan selama diare dan ditingkatkan setelah sembuh.
Tujuannya adalah memberikan makanan kaya nutrient sebanyak anak mampu menerima.
Sebagian besar anak dengan diare cair, nafsu makannya timbul kembali setelah dehidrasi
teratasi. Meneruskan pemberian makanan akan mempercepat kembalinya fungsi usus yang
normal termasuk kemampuan menerima dan mengabsorbsi bebagai nutrient, sehingga
memburuknya status gizi dapat dicegah atau paling tidak dikurangi. Sebaliknya, pembatasan
makanan akan menyebabkan penurunan berat badan sehingga diare menjadi lebih lama dan
kembalinya fungsi usus akan lebih lama.
Makanan yang diberikan pada anak diare tergantung kepada umur, makanan yang
disukai dan pola makan sebelum sakit. Pada umumnya makanan yang tepat untuk anak diare
sama dengan yang dibutuhkan dengan anak sehat. Bayi yang minum ASI harus diteruskan
sesering mungkin dan selama anak mau. Bayi yang tidak minum ASI harus diberi susu yang
biasa diminum paling tidak setiap 3 jam. Bila anak berusia 4 bulan atau lebih dan sudah
mendapatkan makan lunak atau padat, makanan ini harus diteruskan. Paling tidak 50% dari
energy diit harus berasal dari makanan dan diberikan dalam porsi kecil atau sering (6 kali atau
lebih) dan anak dibujuk untuk makan
Pada anak yang lebih besar dapat diberikan makanan seperti nasi, kentang, gandum atau
roti. Untuk meningkatkan kandungan energinya dapat ditambahkan 5-10 ml minyak nabati.
Sari buah segar atau pisang baik untuk menambah kalium.
7/27/2019 Referat Penatalaksanaan Diare Akut
http://slidepdf.com/reader/full/referat-penatalaksanaan-diare-akut 12/18
5. Pemberian makan setelah diare
Meskipun anak diberi makanan sebanyak dia mau selama diare, beberapa kegagalan
pertumbuhan mungkin terjadi terutama bila terjadi anoreksia hebat. Oleh karena itu perlu
pemberian ekstra makanan yang kaya akan zat gizi beberapa minggu setelah sembuh untuk
memperbaiki kurang gizi dan untuk mencapai serta mempertahankan pertumbuhan yang
normal.
6. Terapi medikamentosa
a. Antibiotik
Antibiotika pada umumnya tidak diperlukan pada semua diare akut oleh karena sebagian
besar diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self limited dan tidak dapat dibunuh
dengan antibiotika. Hanya sebagian kecil disebabkan oleh bakteri seperti V.cholera,
Shigella, Enterotoksigenik, E.coli, Salmonella, Camphylobacter dan sebagainya.
Tabel 2.2 Antibiotik pada diare
Penyebab Antibiotik Pilihan
Kolera Tetrasiklin50 mg/kgBB/hari
4 x sehari selama 3 hari
Shigella dysentriae Kotrimokxazole
10 mg/kgBB/hari
7/27/2019 Referat Penatalaksanaan Diare Akut
http://slidepdf.com/reader/full/referat-penatalaksanaan-diare-akut 13/18
2 x sehari selama 5 hari
Amoebiasis Metronidazole
30 mg/kgBB/hari
3 x sehari selama 5 hari ( 10 hari pada
kasus berat)
Giardiasis Metronidazole
15 mg/kgBB/hari
3 x sehari selama 5 hari
Sumber: Juffrie, 2012
b. Obat antidiare
Obat-obat ini meskipun sering digunakan tidak mempunyai keuntungan praktis dan tidak
diindikasikan untuk pengobatan diare akut pada anak. Beberapa obat-obat ini berbahaya.
Diantaranya:
- AdsorbenContohnya, attapulgite obat ini digunakan sebagai pengobatan diare atas dasar
kemampuannya untuk mengikat dan menginaktifasi toksin bakteri dan mempunyai
kemampuan melindungi mukosa usus. Walaupun demikian, tidak ada bukti keuntungan
penggunaan obat ini pada anak.
- Antimotilitas
Contohnya, loperamide obat ini mengurangi frekuensi diare pada orang dewasa akan
tetapi tidak mengurangi volume tinja pada anak. Selain itu, dapat memperpanjang infeksi
dengan memperlambat eliminasi dari organisme penyebab.
- Kombinasi obat
Banyak produk kombinasi adsorben, antimikroba atau bahan lain. Produsen obat
semacam ini tidak rasional, mahal dan lebih banyak efek samping daripada bila obat ini
digunakan sendiri-sendiri. Oleh karena itu obat ini tidak tepat untuk digunakan pada
anak-anak.
7/27/2019 Referat Penatalaksanaan Diare Akut
http://slidepdf.com/reader/full/referat-penatalaksanaan-diare-akut 14/18
- Obat-obat lain
1. Antimuntah, contohnya chlorpromazine yang dapat menyebabkan mengantuk
sehingga mengganggu pemberian terapi rehidrasi oral. Oleh karena itu obat anti
muntah tidak digunakan pada anak dengan diare, karena biasanya muntah berhenti
bila penderita dehidrasinya terasi.
2. Steroid, tidak diberikan karena tidak diindikasikan dan tidak memberi keuntungan
2.1 Upaya Pencegahan
Pencegahan diare dapat dilakukan dengan cara:
a. Mencegah penyebaran kuman pathogen penyebab diare
Kuman – kuman pathogen penyebab diare umumnya disebarkan secara fekal-oral.
Pemutusan penyebaran kuman penyebab diare perlu difokuskan pada cara penyebaran ini.
Upaya pencegahan diare yang terbukti efektif meliputi:
- Pemberian ASI yang benar
- Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI
- Penggunaan air bersih yang cukup
- Membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sehabis buang air besar dan
sebelum makan.
- Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh anggota keluarga
- Membuang tinja bayi yang benar.
b. Memperbaiki daya tahan tubuh pejamu (host)
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya than tubuh anak dan dapat
mengurangi resiko diare antara lain:
- Memberi ASI paling tidak sampai usia 2 th
- Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan member makanan dalam
jumlah cukup untuk memperbaiki status gizi anak.
- Imunisasi campak.
c. Probiotik
Probiotik adalah mikroorganisme hidup dalam makanan yang difermentasi yang
menunjang kesehatan melalui terciptanya mikroflora intestinal yang lebih baik.
7/27/2019 Referat Penatalaksanaan Diare Akut
http://slidepdf.com/reader/full/referat-penatalaksanaan-diare-akut 15/18
Pencegahan diare dapat dilakukan dengan pemberian probiotik dalam waktu yang panjang
terutama untuk bayi yang tidak minum ASI. Mekanisme efek probiotik dalam pencegahan
diare adalah melalui perubahan lingkungan mikro lumen usun (pH, oksigen), produksi
bahan anti mikroba terhadap beberapa pathogen usus, kompetisi nutrient, mencegah
adhesi kuman pathogen pada enterosit dan modifikasi toksin (Subagyo , 2009).
d. Prebiotik
Prebiotik buakn merupakan mikroorganisme akan tetapi bahan makan. Umumnya
kompleks karbohidrat yang bila dikonsumsi dapat merangsang pertumbuhan flora
intestinal yang menguntungkan kesehatan. Oligosakarida yang ada dalam ASI dianggap
sebagai prototype prebiotik oleh karena dapat merangsang pertumbuhan Lactobacilli dan
Bifidobacteria didalam kolon bayi yang minum ASI. Data menunjukkan angka kejadian
diare akut lebih rendah pada bayi yang minum ASI (Subagyo , 2009).
Komplikasi
1. Dehidrasi
Diare berat yang disertai muntah menyebabkan asupan oral berkurang dan dapat
menyebabkan dehidrasi, terutama pada anak-anak. Dehidrasi bermanifestasi sebagai rasa
haus yang meningkat, berkurangnya jumlah buang air kecil dan tidak mampu berkeringat.
Hal ini disebabkan oleh tubuh yang senantiasa menjaga homeostasis. Rasa haus dan
pengeluaran urin yang sedikit saat tubuh kekurangan cairan bertujuan mengatur osmolaritas
cairan ekstraseluler
2. Asidosis Metabolik
Pada saat diare, sejumlah besar bicarbonate dapat hilang melalui tinja. Bila ginjal berfungsi
normal, kehilangan bicarbonate banyak diganti dan kehilangan basa yang berat tidak akan
terjadi. Namun begitu mekanisme kompensasi ini gagal bila fungsi ginjal menurun, seperti
yang terjadi bila aliran darah ke ginjal kurangkarena hipovolemi. Kemudian kekurangan
basa dan asidosis terjadi dengan cepat. Asidosis juga terjadi akibat produksi asam laktat
yang berlebihan ketika penderita mengalami syok hipovolemik. Gambaran utama dehidrasi
asidosis meliputi:
7/27/2019 Referat Penatalaksanaan Diare Akut
http://slidepdf.com/reader/full/referat-penatalaksanaan-diare-akut 16/18
- Konsentrasi bikarbonat serum berkurang, > 10 mmol/L
- Nafas cepat dan dalam
- Adanya muntah
3. Kejang
Pada anak yang mengalami dehidrasi, walaupun tidak selalu, dapat terjadi kejang baik
sebelum atau selama pengoatan rehidrasi. Penyebab kejang biasanya akibat gangguan
keseimbangan elektrolit dan beberapa anak dapat mengalami kejang bila mereka demam,
terutama ketika suhu mencapai 40oC.
7/27/2019 Referat Penatalaksanaan Diare Akut
http://slidepdf.com/reader/full/referat-penatalaksanaan-diare-akut 17/18
DAFTAR PUSTAKA
Bherman, Richard, 2009. Nelson textbook of Pediatrics. Sanders: Phyladelpia
Irwanto, 2009. Ilmu Penyakit Anak Diagnosa dan Penatalaksanaan. Jakarta: Salemba Medika.
Juffrie, Muhammad. 2011. Modul Pelatihan Diare. Jogjakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Gajah Mada
Poorwo sumarso. 2003. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi & Penyakit Tropis. Jakarta:
Badan penerbit IDAI
Subagyo, Bambang. 2009. Buku Ajar Gastroenterologi Hepatologi. Jakarta: Infomedika
Suroto, Emelia. 2012. Penatalaksanaan Diare Akut Terkini. Bandung: Rakernas dan Simposium
Ilmiah PGHNAI
7/27/2019 Referat Penatalaksanaan Diare Akut
http://slidepdf.com/reader/full/referat-penatalaksanaan-diare-akut 18/18