Transcript
Page 1: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

PROPOSAL PENELITIAN

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA

STUDI KUANTITATIF PADA BAYIUSIA 6-12 BULAN DIRW ... KELURAHAN PASAR MANGGIS KECAMATAN SETIA BUDI

FEBRUARI - MARET 2011

Ade Anggraini 2007730001

Ega Dianisya 2007730043

Feri Idham Laksono 2007730055

Lila Sandy Ismail 2007730073

Mia Shofianne L. 2007730080

Safitri Mayangsari 2007730109

Pembimbing:

dr. Kusdinar Achmad,MPH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

2011

Page 2: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

LEMBAR PENGESAHAN

Penelitian ini diajukan oleh :

Nama

Ade Anggraini 2007730001

Ega Dianisya 2007730043

Feri Idham Laksono 2007730055

Lila Sandi Ismail 2007730073

Mia Shofianne L. 2007730080

Safitri Mayangsari 2007730109

Program Studi : Kedokteran

Judul : Pemberian Asi Eksklusif dan Faktor-Faktor Yang Melatarbelakanginya, Studi Kuantitatif Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Rw ... Kelurahan Pasar Manggis Kecamatan Setia Budi, Februari - Maret 2011

Telah DISETUJUI dan DISAHKAN penelitian dengan judul “Pemberian Asi Eksklusif dan Faktor-Faktor Yang Melatarbelakanginya, Studi Kuantitatif Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Rw ... Kelurahan Pasar Manggis Kecamatan Setia Budi, Februari - Maret 2011”

PEMBIMBING

Pembimbing I : dr. Kusdinar Achmad,MPH (............................)

Ditetapkan di : .........................

Tanggal : .........................

Page 3: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan proposal penilitian ini. Penulisan proposan penilitian ini dilakukan dalam rangka menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Komunitas I Progran Studi Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas sampai pada penyusunan penilitian ini sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan proposal penilitian ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. dr. Kusdinar Achmad,MPH, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan fikiran untuk mengarahkan kami dalam penyusunan proposal penilitian ini;

2.

Page 4: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemberian ASI eksklusif, yang mana memberikan hanya ASI saja selama enam bulan

tanpa disertai dengan makanan dan atau minuman lainnya kepada bayi. Dengan

diberikannya ASI eksklusif dapat meningkatkan kualitas kesehatan, pertumbuhan, dan

perkembangan hidup bayi(Kasnodihardjo,1998; Winarsih, 2004).ASI eksklusif

meningkatkan jalinan kasih sayang karena bayi yang sering berada dalam dekapan ibu

akan merasa kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tentram yang akan

menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian dan percaya diri

serta menjadi dasar spritual yang baik (Oetami Roesli, 2000)

Menurut WHO hanya sekitar 35% anak-anak di dunia yang mendapatkan ASI

eksklusif. (www.ejhd.uib.no)UNICEF melaporkan bahwa persentase bayi yang telah ASI

eksklusif di beberapa negara antara lain Asia Selatan 45%, Asia Timur 32%, Timur

Tengah 29%, Eropa Tengah 27%, dan Afrika 22%. (www.breastfeedingbasics.org.com).

Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia di tahun 1997 dan 2003, angka

pemberian ASI eksklusif turun dari 49% menjadi 39%. Berdasarkan survei yang sama,

ternyata hanya 14% bayi di Indonesia yang mendapatkan ASI eksklusif, artinya 86% bayi

di Indonesia tidak mendapatkan ASI eksklusif. (www.menkokesra.go.id) Survei yang

dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition and Health Survailance System (NSS)

kerjasama dengan Balitbangkes dan Hellen Keller di empat perkotaan (Jakarta,Surabaya,

Semarang, Makassar) dan delapan pedeesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng,

Jatim,NTB, Sulsel) menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif diperkotaan berkisar 1-

13% sedangkan di pedesaan 2-13%.

Ibu-ibu yg tidak memberikan ASI eksklusif ternyata disebabkan oleh banyak faktor.

Beberapa faktor yang mempengaruhi praktek pemberian ASI eksklusif antara lain

berkaitan dengan pengetahuan ibu (Berg,1986;Afriana,2004), ibu yang bekerja (Wibowo,

Februhartanty,Fahmida,Roshita;2008), danvolume ASI (Kasnodihardjo, 1998). Selain itu,

gencarnya promosi susu formula (Utomo,1996; Judarwanto, 2006; Kasnodihardjo,1998)

serta faktor dukungan dari keluarga, masyarakat, dan tenaga medis (Utomo,1996;

Februhartanty,2008 ) juga ternyata berpengaruh terhadap berhasilnya pemberian ASI

eksklusif.

Page 5: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

Kelurahan pasar Manggis terdiri dari 12 RW, dimana terdapat 8 RW tidak

kumuh dan 4 RW kumuh.

Berdasarkan data yang didapat dari wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Pasar

Manggis, didapatkan jumlah bayi usia 7-12 bulan sebanyak 173 bayi.

Di kelurahan pasar manggis prevalensi pemberian asi eksklusif sangat rendah,

dimana dari 173 balita yang harusnya mendapatkan asi eksklusif, ternyata tidak

lebih dari 50 ( di ganti dengan persen ) balita yang mendapatkan asi eksklusif. Hal

ini menunjukkan rendahnya cakupan pemberian asi eksklusif pada bayi.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang

menurunnya pemberian asi eksklusif dan faktor – faktor yanng berhubungan dengannya

di kelurahan pasar manggis.

1.2 Rumusan Masalah :

Rendahnya persentase ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif pada wilayah pasar

manggis yaitu hanya....% pada periode 2011.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1.Berapa persen ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif di kelurahan Pasar Manggis

pada saat penelitian?

2.a Berapa persen ibu-ibu yang memiliki pengetahuan yang baik terhadap ASI eksklusif?

2.b Berapa persen ibu-ibu yang bekerja yang memberikan ASI eksklusif?

2.c Berapa persen ibu-ibu yang mempunyai volume ASI yang cukup?

2.d Berapa persen ibu-ibu yang memberikan susu formula kepada bayinya sebelum usia

6 bulan?

2.e Berapa persen ibu-ibu yang mendapatkan dukungan dari keluarga, masyarakat, dan

tenaga medis untuk memberikan ASI eksklusif?

3. Apakah ada hubungan, sebelum dan sesudah dikontrol dengan lokasi antara :

a. Pengetahuan ibu dengan ASI Eksklusif

Page 6: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

b. Ibu yang bekerja dengan ASI eksklusif

c. Volume ASI dengan ASI Eksklusif

d. Pemberian susu formula dengan ASI eksklusif

e. Dukungan keluarga,masyarakat,dan tenaga medis dengan ASI eksklusif

4. Manakah faktor yangpaling dominan yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI

Eksklusif ?

1.4 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum :

Diketahuinya gambaran pemberianASI eksklusif dan hubungannya dengan

pengetahuan ibu,ibu yang bekerja, volume ASI,promosi susu formula, serta

dukungan dari keluarga, masyarakat, dan tenaga medis di Kelurahan Pasar

Manggis.

1.3.2. Tujuan Khusus ( dari pertanyaan penelitian )

a. Diketahuinya persentasi angka pemberian ASI eksklusif pada bayi di

Kelurahan Pasar Manggis

b. Diketahuinya persentasi ibu-ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik

tentang ASI eksklusif di Kelurahan Pasar Manggis

c. Diketahuinya persentasi ibu-ibu yang bekerja yang memberikan ASI eksklusif

di Kelurahan Pasar Manggis

d. Diketahuinya persentasi ibu-ibu yang mempunyai volume ASI yang cukup di

Kelurahan Pasar Manggis

e. Diketahuinya persentasi ibu-ibu yang memberikan susu formula kepada

bayinya sebelum usia 6 bulan di Kelurahan Pasar Manggis

f. Diketahuinya persentasi ibu-ibu yang mendapatkan dukungan dari keluarga,

masyarakat, dan tenaga medis untuk memberikan ASI eksklusif di Kelurahan

Pasar Manggis

g. Diketahuinya faktor yang paling dominan yang mempengaruhi rendahnya

pemberian ASI eksklusif di kelurahan Pasar Manggis

Page 7: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Aplikatif ( peningkatan program )

1.4.1.1 Puskesmas Tempat Penelitian

Upaya peningkatan efektifitas peran puskesmas dalam menanggulangi

rendahnya pemberian ASI eksklusif di kelurahan pasar manggis.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah mengetahui pemberian ASI eksklusif serta

faktor-faktor yang berhubungan dengannya yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Kelurahan Pasar Manggis. Adapun responden penelitian adalah ibu-ibu yang memiliki

bayi berusia 6-12 bulan saat penelitian berlangsung. Penelitian ini dilakukan mulai bulan

Februari – Maret 2011 dengan metode cross sectional melalui kuesioner dan data primer

wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Pasar Manggis Kecamatan Setiabudi.

Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang Ilmu Kedokteran Komunitas yang

berjudul “ pemberian asi eksklusif dan faktor yang berhubungan dengannya “. Penelitian

ini akan dilakukan pada bayi usia 0-6 bulan di puskesmas kelurahan pasar manggis dan

penelitian ini dibuat untuk mengetahui hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan

faktor – faktor yang mempengaruhinya.

Page 8: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ASI eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu (ASI) selama enam bulan secara terus

menerus sejak bayi lahir tanpa diselingi pemberian makanan ataupun minuman tambahn

lainnya (www.pdgmi.org).

Pada tanggal 7 April 2004 Departemen Kesehatan RI mengeluarkan ketetapan

mengenai pemberian ASI eksklusif bagi bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan.

Ketetapan ini dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No 250/Menkes/SK/IV/2004. Dan dianjurkan memberikan ASI sampai usia 2 tahun

diikuti pemberian makanan tambahan yang sesuai. Sebelumnya Departemen Kesehatan

RI telah mengeluarkan SK Menkes No 237/Menkes/SK/IV/1997 yang berisi anjuran

pemberian ASI eksklusif kepada bayi sampai berumur 4 bulan dan dianjurkan untuk

menyusui sampai usia 2 tahun.

Menurut WHO, secara keseluruhan pemberian ASI eksklusif mencakup hal sebagai

berikut, yaitu hanya ASI saja sampai umur enam bulan dimana menyusui dimulai 30

menit begitu setelah bayi lahir dan tidak memberikan makanan pre-lacteal seperti air gula

atau air tajin kepada bayi yang baru lahir. Menyusui sesuai kebutuhan bayi, memberikan

kolostrum kepada bayi, menyusui sesering mungkin (tanpa jadwal), termasuk pemberian

ASI pada malam hari dan cairan yang dibolehkan hanya vitamin atau mineral dan obat

dalam bentuk drops atau sirup.

Komposisi ASI

ASI mengandung nutrisi legkap yang dibutuhkan oleh bayi ( Jellife, 1978; King,

1985; WHO, 1979; Roesli, 2000). Terdiri dari :

1. Air

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital dan tanpa air akan terjadi dehidrasi.

Kandungan air di dalam ASI sangat besar yaitu 88 % dimana kegunaannya untuk

melarutkan zat – zat yang terdapat dalam ASI dan juga bisa meredakan rangsangan haus

Page 9: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

pada bayi. Perbandingan air dan nutrisi di dalam ASI sangat seimbang. Oleh sebab itu

ASI merupakan makanan yang paling sempurna untuk bayi.

2. Protein

Protein merupakan salah satu bahan baku untuk tumbuh. Pada tahun pertama

kehidupan bayi, kualitas protein sangat berperan penting. Karena dimana saat itu

pertumbuhan bayi sangat cepat.

3. Karbohidrat

Karbohidrat utama dalam ASI adalah Laktosa. Laktosa didalam ASI lebih banyak

dibanding susu sapi yaitu sekitar 20-30 %. Laktosa mudah dicerna dan merupakan

sumber energi. Disalam usus laktosa dirubah menjadi asam laktat yang berfungsi untuk

membantu penyerapan kalsium, dimana penting untuk pertumbuhan tulang.

4. Lemak

Lemak utama yang terdapat dalam ASI adalah omega 3, omega 6, DHA, arachinoid

acid, yaitu lemak rantai panjang yang sangat penting untuk prtumbuhan otak.

5. Mineral

Mineral yang terkandung dalam ASI cukup lengkap. Walau jumlanya relatif rendah

namun cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi hingga usia 6 bulan.

6. Vitamin

ASI mengandung vitamin yang lengkap untuk bayi hingga berusia 6 bulan.

ASI menurut stadium laktasi

Berdasarkan stadium laktasi, ASI dibagi dalam 3 bagian ( King, 1985; Suraatmaja, 1997)

yaitu :

1. Kolostrum

Page 10: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

Kolostrum merupakan caira pertama yang keluar dari kelenjar mamae mulai dari

pertama sampai hari ketiga ataupun keempat, dimana volumenya berkisar 150-300 ml/24

jam, berwarna lebih kekuningan dibandingkan susu matur.

Kolostrum merupakan pencahar yang sangat ideal untuk membersihkan zat – zat

yang tidak terpakai di usus bayi yang baru lahir hingga akhirnya siap untuk menerima

makanan yang akan datang. Kolostrum banyak mengandung protein dibandingkan susu

matur. Tetapi selain itu, antibodi juga banyak terdapat dalam kolostrum sehingga

memberikan perlindungan terhadap bayi hingga usia 6 bulan.

Di dalam kolostrum kadar karbohidrat dan lemak jauh lebih rendah dibandingkan

dengan susu matur namun kadar minealnya jauh lebih tinggi.

2. ASI masa transisi atau peralihan

ASI transisi merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur, yang

dikeluarkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh masa laktasi. Pada masa ini, kadar

protein makin rendah namun kadar protein dan lemak makin tinggi. Volume ASI transisi

makin meningkat.

3. ASI matur

ASI matur adalah ASI yang keluar pada hari kesepuluh sampai seterusnya dan

volumenya relatif konstan. Merupakan cairan yang berwarna putih kekuning-kuningan,

mengandung faktor anti microbial dan tidak akan menggumpal jika dipanaskan. Pada ibu

yang sehat dengan produksi ASI yang cukup, ASI adalah makanan satu – satunya yang

cukup dan baik untuk pertumbuhan bayi hingga usia 6 bulan.

Beberapa faktor kekebalan yang terdapat pada ASI

Di dalam ASI terdapat 2 macam kekebalan ( Santosa h, 1997; Ebrahim G J, 1986;

Hayward, 1983 ) yaitu :

1. Faktor kekebalan non spesifik, yaitu :

a. Faktor pertumbuhan laktobasilus bifidus

Page 11: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

Faktor ini sering disebut sebagai faktor bifidus, dimana banyak terdapat dalam

kolostrum. Laktobasilus bifidus dalam usus bayi akan mengubah laktosa menjadi asam

laktat dan asam asetat yang menyebabkan suasana menjadi semakin asam. Suasana asam

ini akan menghambat pertumbuhan E.coli yang selalu meyebabkan diare pada bayi.

b. Laktoferin

Laktoferin mempunyai banya persamaan dengan kerja trasferin yitu suatu protein

yang mengikat Fe dalam darah. Namun selain itu Laktoferin juga menghambat

pertumbuhan Candida albicans dan E.coli.

c. Lisozim

Lisozim adalah suatu substrat anti infeksi yang bekhasiat memecahkan dinding sel

bakteri dari kuman – kuman gram positif.

d. Laktoperoksidase

Laktoperoksidase merupakan suatu enzim yang bersama zat lain akan membunuh

Streptokokus.

2. Faktor kekebalan spesifik, yaitu :

a. Sistem komplemen

ASI banyak mengandung komplemen C3 dan C4 ang dapat diaktifkan oleh antibodi

yang terdapat dalam IgA susu. Komplemen yang sudah diaktifkan dapat bekerja

menghancurkan sel bakteri dalam rongga usus.

b. Khasiat seluler

ASI mengandung berbagai macam sel, terutama makrofag 90 %, Limfosit dan

Leukosit polimorfonuklear sedikit. Makrofag bersifat ameboid dan fagositik terhadap

kuman – kuman Stafilokokus, E.coli dan Candida albicans. Limfosit dalam ASI terdiri

dari sel T dan sel B, dan ini aktif sebagai imunologik.

c. Immunoglobulin

Page 12: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

Di dalam ASI dijumpai semua macam immunoglobulin. IgA dengan konsentrasinya

paling tinggi merupakan immunoglobulin yang paling penting dalam ASI karena

berperan penting dalam fungsi biologis.

Tujuh Langkah keberhasilan ASI Eksklusif

Utami Roesli (2000) mengemukakan bahwa ada tujuh langkah untuk menuju keberhasilan ASI Eksklusif, yaitu:

1. Mempersiapkan payudara apabila diperlukan

2. Mempelajari ASI dan tata laksana menyusui

3. Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya

4. Memilih tempat melahirkan yang saying bayi

5. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI Eksklusif

6. Mencari klinik laktasi atau konsultasi lakstasi

7. Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui

2.2 Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif

Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan ASI eksklusif,yaitu :

A. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI eksklusif

Hasil penelitian Eki (2002) menyatakan bahwa persentase pemberian ASI eksklusif

lebih banyak pada ibu yang mempunyai tingkat pengetahusasn yang lebih baik

(60,9%) dibandingkan dengan ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan lebih rendah

(35,5%).

Ibu – ibu yang sering membaca surat kabar serta bisa mengikuti acara televise dan

radio akan mempunyai pengetahuan yang lebih tentang pemberian ASI eksklusif

secara benar dibandingkan dengan ibu yang jarang atau tidak pernah sama sekali

membaca Koran atau majalah. ( Kasnodiharjo, 1998 )

B. Pekerjaan Ibu

Makin banyaknya ibu-ibu yang bekerja dan berpendidikan sangat berpengaruh

terhadap pemberian ASI terutama di kota-kota besar.Hal ini sejalan dengan hasil

Page 13: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

penelitian di RSCM pada tahun 1989 mengungkapkan bahwa salah satu alasan tidak

menyusui ASI secara eksklusif adalah karena ibu bekerja (Kasnodiharjo,at.al,1998).

Bekerja selalu dijadikan alasan tidak memberikan ASI secara eksklusif pada bayi

karena ibu meninggalkan rumah sehingga waktu pemberian ASI pun berkurang.Akan

tetapi seharusnya seorang ibu yang bekerja tetap dapat memberi ASI secara eksklusif

kepada bayinya dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui,perlengkapan

memerah ASI,dan dukungan Lingkungan keluarga (Soetjiningsih,1997).

Menurut Durjati ( 1984 ) rata – rata peberian ASI pada umumnya berkisar 6 – 9 bulan

banyak faktor yang mempengaruhinya. Adanya kecenderungan ibu – ibu yang juga

harus bekerja mencari nafkah menjadi penyebab kegagalan pemberian ASI.Pada ibu-

ibu yang bekerja diluar rumah tidak ada waktu untuk menyusui bayinya selama masa

jam kerja. Oleh karena itu banyak yang menghentikan pemberian ASI kepada

bayinya (Soetjiningsih, 1997 dalam Astilah, 2005).

C. Volume ASI

Banyak ibu yang merasa ASI-nya tidak keluar atau tidak cukup karena tidak

mengetahui bahwa kolostrum yang berjumlah sedikit sebenarnya suda hdapat

memenuhi kebutuhan bayi.

Menurut Cox (2006), dalam 48 jam pertama kehidupannya, bayi-bayi manusia tidak

membutuhkan air susu terlalu banyak, hanya setengah sendok teh kolostrum saat

pertama menyusu dan 1-2 sendok teh di hari kedua.

Cara termudah untuk mengevaluasi apakah seorang bayi telah mendapatkan ASI

yang diperlukannya adalah dengan menghitung berapa kali ia buang air kecil. Bila

bayi menggunakan popok kain, maka ia dapat dikatakan menerima cukup ASI bila

buang air kecil 6-8 kali dalam sehari (WHO,1993, La Leche League International,

1997).

Penyebab lain ASI tidak terasa cukup adalah adanya fase percepatan pertumbuhan

(growth spurt) pada bayi. Banyak pula ibu yang tidak mengetahui fase ini, dimana

kebutuhan asupan bayi melonjak secara tiba-tiba.Tandanya adalah bayi menjadi

gelisah dan lebih sering menyusu. Percepatan pertumbuhan ini lazim terjadi saat

bayi berusia 3 minggu, 6 minggu, dan 3 bulan dalam masa menyusui eksklusif (6

bulan) (La Leche League International, 1997). Namun, ibu tidak perlu merasa

khawatir dengan adanya percepatan pertumbuhan ini. Ibu hanya perlu menyusui atau

memerah payudara lebih sering agar produksi ASI meningkat (La Leche League

Page 14: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

International, 1997). Sehingga tidak perlu menambah asupan bayi dengan makanan

non-ASI seperti susu formula atau makanan lunak.

Memberikan makanan tambahan asupan selain ASI seperti susu formula atau

makanan lunak akan membuat bayi merasa kenyang, hal ini membuat bayi tidak

menstimulir payudara dengan isapan sehingga payudara tidak terpacu untuk

memproduksi lebih banyak ASI. Ini dapat mengganggu proses menyusui.

D. Pengaruh Susu Formula

Masyarakat lebih banyak memilih susu formula ketimbang ASI karena

imingimingnya: membuat anak sehat dan cerdas. Iklan-iklannya terus diulang di

media cetak maupun elektronik. Jelas, akan membuat para orangtua memilih

membeli susu formula yang sebenarnya berisiko tinggi bagi perkembangan bayi.

Gencarnya gerakan kembali ke ASI masih kalah jauh dibanding gencarnya promosi

susu formula.

E. Dukungan dari keluarga, masyarakat, dan tenaga kesehatan

Keluarga

Dukungan kelurga merupakan faktor pendukung yang pada prinsipnya adalah

bersifat emosional maupun psikologis kepada ibu dalam memberikan ASI.

( Roesli, 2001 ).

Di Indonesia, mengidentifikasi keyakinan ibu untuk menyusui (self efficacy)

dan lingkungan rumah, terutama dukungan dari ayah, merupakan faktor yang

mempengaruhi menyusui eksklusif pada ibu bekerja maupun pada ibu yang

tidak bekerja (Wibowo, Februhartanty, Fahmida, Roshita, 2008).

Pada tingkat kelompok, berbagai penelitian telah mengidentifikasi sosok ayah

sebagai salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku menyusui ibu

(Februhartanty, 2008; Littman, Medendorp, Goldfarb, 1994; Pisacane,

Continisio GI, Aldimucci, D’Amora, Continisio P, 2005).

Seorang ibu yang tidak pernah mendapatkan nasehat atau penyuluhan tentang

ASI dari keluarganya dapat mempengaruhi sikapnya ketika ia harus menyusui

sendiri bayinya. Hubungan harmonis dalam keluarga akan sangat

mempengaruhi lancarnya proses laktasi. ( Lubis, 2000 ).

Page 15: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

Masyarakat

Penelitian lain menyatakan jaringan sosial ibu merupakan faktor yang

mempengaruhi (Humphreys, Thompson, Miner, 1998).

Penelitian di Meksiko juga menemukan hubungan antara konseling kelompok

sebaya (peer counseling) dengan durasi menyusui karena semakin seringibu

menerima kunjungan konselor sebaya, semakin lama ia akan menyusui

bayinya (Morrow et al., 1999).

Melalui penelitian kualitatif mengenai menyusui di Inggris menyebutkan

bahwa ada ibu yang menganggap kegiatan menyusui sebagai sesuatu yang

tidak nyaman untuk dilakukan di depan umum dan merupakan suatu hal yang

tidak cocok dengan budaya barat yang modern sehingga memilih untuk

memberikan susu formula kepada bayinya (Earle, 2002). Ini menunjukkan

bahwa norma dan budaya yang berlaku di suatu masyarakat dapat

mempengaruhi keputusan ibu (Earle, 2002).

Tenaga Kesehatan

Ada kecenderungan makin banyak ibu tidak menyusui bayinya karena faktor

keterbatasan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan mengenai ASI

eksklusif yang benar. ( Soetjiningsih, 1993 )

F. Pendapatan Keluarga

Tingkat sejahtera atau status ekonomi suatu rumah tangga dapat dilihat melalui

besarnya pendapatan atau pengeluaran keluarga tersebut (badan pusat statistik, 1998)

Studi pada wanita di India di dapat < 80 % yang berpendidikan tinggi dari kelompok

sosial ekonomi tertinggi tidak sanggup menyusukan bayinya selama 6 bulan,

sedangkan diantara kelas sosial terbawah kegagalan menyusui bayi paling sedikit 6

bulan paraktis tidak terjadi (Berg & Muscat, 1987).

Hal yang serupa juga dinyatakan oleh Rulina (1983) dalam Wardah (2003) bahwa ibu

yang keadaan sosial ekonomi rendah terpaksa berusaha menyusui sendiri, namun

perbedaan gizi pada ibu hanya akan mempengaruhi kauntitas dan tidak pada kualitas

ASI. Pada penelitian yang dilakukan oleh Wardah (2003) didapatkan hasil dari 42,2%

Ibu yang sosial ekonominya rendah 8,8% memberikan ASI eklusif, akan tetapi dari

57,8%Ibu dengan sosial ekonomi tinggi hanya 7,9% memberikan asi ekslusif.

Page 16: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

G. Umur Ibu

Belum terlalu banyak penelitian yang membahas mengenai hubungan umur ibu

dengan pola pemberian ASI maupun ASI eksklusif.Namun ada penelitian yang

menyatakan bahwa semakin bertambah umur ibu semakin kecil proporsi menyusui

ASI eksklusif.Persentase terbesar terdapat pada umur 21-30 tahun,yaitu sebesar

69,5%.Selanjutnya pada ibu dengan umur lebih dari 30 tahun akan menurun proporsi

menyusuinya (Sedia oetama,A.D.1997)

Apriningsih (1998) mengungkapkan bahwa semakin muda usia ibu semakin tinggi

kecenderungan untuk memberikan ASI.Hal ini mungkin disebabkan karena kurun

waktu yang paling aman secara biologis untuk reproduksi adalah 20 – 30 tahun

karena pada kurun waktu tersebut terjadi kematangan pertumbuhan organ genitalia

interna dan perkembangan horomon yang stabil(Madjid,1999).

Umur 35 tahun atau lebih bahi ibu beresiko tinggi dan erat kaitannya dengan anemia

gizi yang mempengaruhi produksi ASI yang dihasilkan (Husaini, 1989 dalam acep D,

2005). Penelitian Mulyati (2004) menyatakan 46,7% dari 15 ibu yang berumur kurang

dari 20 tahun memberikan ASI ekslusif dan hanya 45% ibu yang segera memberikan

ASInya segera bayi setelah lahir selama kurang dari 1 jam. Umur Ibu antara 20 – 35

tahun sebanyak 48,3% dari 172 ibu yang memberikan ASI eklusif dan 45,1% ibu

yang memberikan ASInya segera setelah bayi lahir. Sedangkan pada Ibu yang

berumur lebih dari 35 tahun sebanyak 81,3% dari 16 ibu memberikan ASI eklusif

pada bayinya dan 79,5% dari 16 Ibu yang memberikan ASInya segera setelah bayi itu

lahir.

H. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap sikap dan tingkah laku seseorang,semakin

tinggi tingkat pendidikan ibu terdapat adanya kecenderungan negatif dalam

pemberian ASI kepada bayinya.Hal ini mungkin disebabkan karena ibu yang

berpendidikan tinggi biasanya mempunyai banyak kesibukan di luar rumah,sehingga

cenderung sering meninggalkan bayinya.Sedang ibu yang berpendidikan rendah

lebih banyak tinggal di rumah sehingga lebih banyak mempunyai kesempatan untuk

menyusui bayinya (Depkes,2002).

Page 17: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

Pendidikan akan memberikan kesempatan kepada orang untuk membuka jalan

pikiran dalam menerima ide-ide atau nilai-nilai baru. Tingkat pendidikan ibu

merupakan salah satu aspek sosial yang umumnya berpengaruh pada tingkat

pendapatan keluarga sebagai faktor ekonomi, pendidikan juga dapat mempengaruhi

sikap dan tingkah laku manusia dalam memberikan inisiasi dini serta memberikan

ASI secara eklusif kepada bayinya. (Sukanto. 1982 dalam Astiah , 2005)

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan indonesia (SDKI) dai tahun 1991 –

1997 ibu yang tidak pernah sekolah cenderung membbrikan ASI lebih dini satu jam

pertama setelah kelahiran adalah 11% daripada yang sudah pernah sekolah yaitu 7-

9%.Kejadian pemberian ASI pada hari pertama ibu-ibu yang tidak pernah sekolah

lebih tinggi yaitu sebesar 61% dibandingkan dengan ibu yang pernah sekolah

sebesar 51-53%.

Berdasarkan analisis data SDKI 1994,ibu yang berpendidikan < tamat SMP

dianggap mempunyai tingkat pendidikan rendah,hanya 46,1% yang memberikan

ASI eksklusif kepada bayinya.Sedangkan pada ibu yang berpendidikan tamat SMP

ke atas (berpendidikan tinggi) ,49,6% diantaranya memberikan ASI eksklusif pada

bayinya.

Hasil penelitian Thaib dkk (1996) memperlihatkan bahwa semakin tinggi pendidikan

formal semakin rendah ibu yang memberikan ASI nya yaitu dengan tingkat

pendidikan formal SD terdapat 95,7% yang memberikan ASI kepada

bayinya.Pendidikan SLTP sebesar 76,1% memberikan ASI,dan yang berpendidikan

SLTA terdapat 64,2% yang memberikan ASI.

I. Paritas

Masalah laktasi atau menyusui sering terjadi terutama pada ibu yang baru pertama

kali menyusui bayinya (Soetjiningsih dan Suwendra 1991).

Amaliah (1996) menyatakan bahwa ibu yang baru memiliki anak pertama cenderung

untuk melakukan praktek menyusui kepada bayinya relatif rendah.Hal ini ungkin

disebabkan ibu yang berparitas satu sering mengalami masalah dalam menyusui

kaena selain kurang pengalaman juga mungkin berkaitan dengan kondisi payudara

yang kurang memadai (puting tenggelam,puting datar)untuk melakukan praktek

menyusui.Sebaliknya ibu yang berparitas dua atau lebih diasumsikan dapat

Page 18: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

melakukan praktek menyusui secara optimal,karena pada semua proses produksi

termasuk untuk menyusui membutuhkan proes latihan yang terus menerus.

Penelitian Rulina (1981) di RS.Dr.Cipto Mangunkusumo menunjukkan bahwa ASI

yang keluar pada hari pertama lebih banyak pada ibu-ibu yang multipara

(20,6%),sedangkan pada ibu-ibu yang primipara persentasenya 16,4%.

Marini (1998) mengungkapkan tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas

dengan pemberian kolostrum namun ada kecenderungan tingginya persentase ibu

yang memberikan kolostrum pada ibu yang paritasnya banyak.

J. Riwayat Pemeriksaan Kehamilan

Hasil penelitian Rulina (1981) di RS.Dr.Cipto Mangunkusumo menemukan

hubungan yang bermakna antara adanya penyuluhan antenatal care dengan

keluarnya ASI.Sebanyak 27,6% ibu sudah keluar ASI nya pada hari pertama,yang

tentu saja mendorong keyakinan ibu untuk terus menyusui secara

eksklusif.Sedangkan yang tidak menerima penyuluhan antenatal care hanya 13%

saja yang keluar ASI nya pada hari pertama.

K. Praktek Awal Menyusui

Memberikan Asi sedini mungkin akan lebih baik karena membantu bayi

mempersiapkan diri menerima perubahan situasi.Selan itu keunggulan ASI dapat

ditunjang dengan pemberian yang benar,misalnya pemberian segera setelah lahir

kira-kira 30 menit pertama (Soetjiningsih,1997).

Penelitian Tarigan (1993) di Jakarta menunjukkan 88,5% ibu memberikan ASI

pada bayinya dalam satu jam setelah kelahiran.Menurutnya hal itu sangat

penting untuk mendorong ibu supaya memberikan ASI pada bayi

seterusnya.Sehingga peluang untuk memberikan ASI secara eksklusif menjadi

semakin besar.

L. Tempat Bersalin dan Penolong Persalinan

Tempat persalinan dan penolong persalinan juga berperan aktif dalam keberhasilan

pelaksanaan menyusui secara optimal.Untuk itu kebijakan tempat persalinan di

pelayanan kesehatan milik pemerintah maupun swasta dalam melaksanakan rawat

Page 19: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

gabung yang memudahkan bagi ibu secara langsung dapat menyusui ibuna menjadi

sangatlah penting(Irianto,1998).

2.3 Program-program yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif

Pemerintah indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang

merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan penyelamatan kehidupan,

karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 2 2% dari bayi meninggal

sebelum usia satu bulan. Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali

dedngan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global. Ini

merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah, sehingga

diharapkan semua tenaga kesehatan di semua tingkatan pelayanan kesehatan baik

swasta maupun masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung

suksesnya program tersebut, sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya

Indonesia yang berkualitas.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui peraturan nomor :

450/Menkes/SKN/2004 mengajak Bangsa Indonesia melaksanakan pemberian hanya

ASI saja selama 6 bulan kehidupan bayi dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2

tahun (Nuchsan Umar Lubis, Cermin Dunia Kedokteran 168 vol. 36 no. 2 Maret-

April 2009).

Berdasarkan SK Menkes yang mengajak dan mendukung ASI eksklusif, Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta hingga kini terus menggalakkan program pemberian ASI

eksklusif melalui peningkatan kapasitas petugas kesehatan baik pemerintah maupun

swasta melalui program konseling menyusui. Program tersebut dilaksanakan dengan

berbagai dukungan lembaga swadaya masyarakat, juga tim penggerak PKK, untuk

terus menggalakkan program ASI eksklusif. (www.depkominfo.go.id diakses

tanggal 13 februari 211)

Untuk menggalakkan program pemberian ASI eksklusif, sejak Deklarasi akbar 1001

ibu hamil untuk melakukan inisiasi menyusui dini (IMD), Pemprov. DKI Jakarta

melakukan program peningkatan kapasitas petugas kesehatan dalam konseling

menyusui dan pemodelan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui, khususnya di

Page 20: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

Jakarta Utara (www.depkominfo.go.id diakses tanggal 13 februari 211)yaitu, 1).

Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan tentang penerapan 10 langkah

menuju keberhasilan menyusui dan melarang promosi PASI, 2) Sarana pelayanan

kesehatan melakukan pelatihan untuk staf sendiri atau lainnya 3) Menyiapkan ibu

hamil untuk mengetahui manfaat ASI dan langkah keberhasilan  menyusui,

Memberikan konseling apabila ibu penderita infeksi HIV positif, 4) melakukan

kontak dan menyusui dini bayi baru lahir (1/2 - 1 jam setelah lahir), 5) Membantu

ibu melakukan teknik menyusui yang benar (posisi peletakan tubuh bayi dan

pelekatan mulut bayi pada payudara, 6) Hanya memberikan ASI saja tanpa minuman

pralaktal sejak bayi lahir, 7) Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi, 8)

Melaksanakan pemberian ASI  sesering dan semau bayi, 9) Tidak memberikan dot/

kempeng, 10) Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana pelayanan

kesehatan (www.idai.co.id)

Program pemberian ASI ekslusif tidak hanya digalakan di ibukota saja. Sejak tahun

2007, pemberian ASI menjadi program utama Pemerintah Daerah di Kabupaten

Klaten paska gempa di Yogyakarta tahun 2006. Demikian pentingnya pemberian

ASI terutama di saat darurat, sehingga Pemerintah Kabupaten Klaten telah

menggariskan kebijakan berupa : 1) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) menjadi bagian

dari prosedur pertolongan Asuhan Persalinan Normal (APN), 2) Program dan

kegiatan jajaran kesehatan dan organisasi profesi bebas dari sponsor produsen susu

formula, 3) Diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten Klaten No. 7

tahun 2008 tentang IMD dan ASI Eksklusif sebagai payung hukum program serta

advokasi Dinas kesehatan kepada Bupati dan Dewan di Kabupaten Klaten. PERDA

tersebut memuat antara lain : (i) Beri perlindungan kepada ibu dan bayi (ii) Tidak

menghilangkan hak ibu; (iii) yang digarap adalah lingkungan disekitar ibu seperti

keluarga, masyarakat dan institusi; (iv) prioritas tersedianya ruang menyusui di

institusi, perkantoran pemerintah /swasta dan

tempat-tempat umum (terminal, stasiun, mall). (Lucia v. Perdede, Pekan ASI

Sedunia 2009 : BREASTFEEDING :”A Vital Emergency Response” Are You

Ready ?)

Page 21: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

2.4. Kerangka Teori

Tenaga Kes

Masyarakat

Keluarga

Fase percepatan pertumbuhan

ASI tidak keluar TPB / TNTV

Pernah baca / nonton tv

Ibu yang Bekerja

Tempat bersalin & penolong persalinan

Praktek awal menyusui

Riw. Pemeriksaan kehamilah

Paritas

Tingkat Pendidikan

Umur Ibu

Pengetahuan Ibu

Pendapatan keluarga

Dukungan

Pengaruh susu formula

Vol. ASI

ASI ekslusif

Page 22: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

BAB III

KERANGKA KONSEP

RW KumuhRW Tidak

Kumuh

Kelurahan Pasar Manggis

Tenaga Kes

Masyarakat

Keluarga

Fase percepatan pertumbuhan

ASI tidak keluar TPB / TNTV

Pernah baca / nonton tv

Ibu yang Bekerja

Pengetahuan Ibu

Dukungan

Pengaruh susu formula

Vol. ASI

ASI ekslusif

Page 23: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

1. Definisi operasional

Variabel Def.operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala

ukur

ASI

eksklusif

Pemberian ASI

terus menerus 6

bln pertama

kehidupan tanpa

makanan dan

atau minuman

tambahan

Kuisioner Wawancara ASI eks : +

ASI eks : -

Ordinal

Pengetahuan Tingkat

pemahaman

responden

tentang ASI

eksklusif

Kuisioner Wawancara Pengetahuan

>>

Pengetahuan

<<

Ordinal

Bekerja Jumlah waktu

yg digunakan

responden untuk

melakukan

aktivitas yang

menghasilkan

uang.

Kuisioner Wawancara Bekerja (+)

Bekerja (-)

Ordinal

Volume Jumlah ASI

yang diberikan

kepada bayi

dalam 1 hari

sampai bayi

terlihat puas

Kuisioner Wawancara Volume ASI

cukup

Volume ASI

kurang

Ordinal

Promosi

Susu

formula

Pengenalan ibu

terhadap susu

formula

Kuisioner Wawancara Terpengaruh

promosi

Tidak

terpengaruh

promosi

Ordinal

Page 24: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

Dukungan Dorongan

positif yang

diberikan

kepada

responden untuk

memberikan

ASI eksklusif

Kuisioner Wawancara Dukungan

(+)

Dukungan

(-)

Ordinal

2. Hipotesis

Adanya hubungan antara pengetahuan ibu, ibu yang bekerja, volume ASI, promosi

susu formula dan dukungan dari keluarga, masyarakat, serta tenaga kesehatan

terhadap pemberian ASI eksklusif.

Page 25: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

IV.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik studi cross sectional ( karena

prevalensi nya yg cukup besar berdasarkan data dari puskesmas ), melalui observasi dan

kuisioner pada ibu – ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan.

IV.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Pasar Manggis pada

tanggal 31 Januari 2011 – 2 April 2011.

IV.3 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah Ibu – ibu yang mempunyaianak balita di Wilayah Kerja

Kecamatan Setiabudi, salah satunya di Puskemas Kelurahan Pasar Manggis dimana

balita yang diambil berusia7-12 bulan yang memenuhi kriteria inklusi yaitu partus

normal. Sedangkan kriteria eksklusi nya yaitu bayi yang lahir kembar dan BBLR.

IV.4 Sampel Penelitian

IV.5 Cara Pengambilan Data

Penelitian dilakukan oleh 6 orang, dimana setiap peneliti melakukan observasi dan

kuisioner pada bayi usia 7-12 bulan.

Pengambilan responden dilakukan pada Rukun Tetangga ( RT ) yang telah ditentukan

di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Pasar Manggis secara proporsional yang

dilakukan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif

pada bayi usia 7-12 bulan.

Page 26: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

Sampel yang diambil harus memenuhi kriteria inklusi, yaitu ibu yang mempunyai

bayi usia 7-12 bulan yang tidak memliki cacat kongenital.

IV.6 Cara Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner dan obsevasi terhadap ibu bayi usia 7-

12 bulan yang melakukan pemberian ASI eksklusif serta ibu yang tidak memberikan ASI

eksklusif sebagai perbandingan.

Data sekunder, diperoleh dari puskesmas kelurahan pasar manggis.

Data terseir, diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan internet (situs) yang diakui

keabsahannya.

IV.7 Instrumen Penelitian / persiapan ke lapangan

a. Pengembangan Kuesioner uji coba kuisioner

IV.8 Pengolahan Data

Data-data yang diperoleh akan dilakukan pengolahan data dengan tahapan sebagai

berikut:

- Editing data : memeriksa ulang kelengkapan isi kuesioner

- Pengelompokan data : Seluruh jawaban dikelompokkan bervariabel

- Tabulasi : pengolahan data dilakukan secara manual

IV.9 Analisis Data

Untuk menganalisis penberian antara asi eksklusif dan faktor-faktor. yang

berhubungan dengannya, pengujian dilakukan dengan uji chi-square terhadap rasio

prevalensi

IV.10 Penyajian Data

Tekstural : penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan kalimat

Tabular : penyajian data dengan menggunakan tabel

Page 27: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

IV.11 Organisasi Penelitian

A. Pembimbing dari Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas

Muhammadiyah Jakarta, dr.Kusdinar Achmad,MPH

B. Pembimbing dari Puskesmas kecamatan, dr. Tri Murti

C. Penyusun dan pelakasana penelitian

Ade Anggraini 2007730001Ega Dianisya 2007730043

Feri Idham Laksono 2007730055Lila Sandi Ismail 2007730073Mia Shofianne L. 2007730080Safitri Mayangsari 2007730109

Lampiran 1

Page 28: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

KUISIONER

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN

ASI EKSLUSIF PADA BALITA USIA 7-12 BULAN DI PUSKESMAS KELURAHAN .....

TAHUN 2011

Instrumen penelitian

No :

Nama Kepala Keluarga :

Nama Responden :

Jenis Kelamin :

A. Identitas Responden & Karakteristik Sosial

A1 Umur Kepala Keluarga ……Tahun

A2 Umur Istri ……Tahun

A3 Jumlah Anak _ _ Orang

A4 Apa Pendidikan formal terakhir yang di tempuh oleh bapak ?

1. Universitas2. Akademi dan sederajat3. Tamat SMA atau sederajad4. Tamat SMP atau sederajad5. Tamat SD atau sederajad6. Tidak Tamat SD atau sederajad7. Tidak sekolah

A5 Apa pekerjaan utama Bapak saat ini ?

1. PNS2. Honorer3. Pegawai swasta4. TNI POLRI5. Dagang6. Buruh Banguna7. Industri rumah tangga8. Buruh Musimam9. Petani

Page 29: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

10. tidak bekerja11. lain-lain….

A6 Apa Pendidikan formal terakhir yang di tempuh oleh Ibu?

1. Universitas2. Akademu dan sederajat3. Tamat SMA atau sederajad4. Tamat SMP atau sederajad5. Tamat SD atau sederajad6. Tidak Tamat SD atau sederajad7. Tidak sekolah

A7 Apa pekerjaan Utama Ibu saat ini ?

12. PNS13. Honorer14. Pegawai swasta15. TNI?POLRI16. Dagang17. Buruh Banguna18. Industri rumah tangga19. Buruh Musimam20. Petani21. tidak bekerja22. lain-lain….98 tidak tahu/lupa

99 tidak ada jawaban

B Status Asi Ekslusif

B1 Apakah ibu menyusui / Memberikan Asi?

1. Ya2. Tidak

B2 Kapan ibu pertama kali menyusui bayi ibu yang baru lahir?

1. 0-30 menit setelah lahir sebelum bayi di bersihkan2. 30 menit – 1 jam setelah kelahiran3. 6 jam setelah kelahiran4. 6 – 24 jam setelah kelahiran lebih dari 24 jam

B3 Sampai usia berapa bayi ibu di berikan Asi saja?......Bulan

B4 Mulai usia berapa bayi ibu mulai di berikan makanan atau minuman selain asi ?........Bulan

Page 30: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

C. Pengetahuan Gizi ibu Mengenai Asi

C1 Menurut ibu sampai usia berapa bayi harus di berikan Asi saja?

1. < 4 bulan2. 4 – 6 bulan3. 6 – 12 bulan4. lain-lain….

C2 Menurut ibu apakah komposisi susu formula saat ini bisa menyamai komposisi Asi?

1. Ya2. Tidak

C3 Menurut ibu keunggulan dari Asi apa?

1. Mudah di cerna Oleh bayi 1. Ya 2 Tidak

2. Lebih ekonomis 1. Ya 2 Tidak

3. Asi mengandung zat antibody 1. Ya 2 Tidak

4. lain-lain………

C4 Menurut ibu manfaat dari menyusui itu apa?

1. Lebih mudah pemberiannya 1. Ya 2 Tidak

2. mempererat hub kasih sayang 1. Ya 2 Tidak

Ibu dan Anak

3. Mencegah obesitas pada bayi 1. Ya 2 Tidak

4. lain-lain….

C5 Menurut ibu bahaya apa yang dapat di timbulkan dari

pemberian susu formula ?

1. Botol susu mudah tercemar 1. Ya 2 Tidak

dan sulit di bersihkan

2. pencernaan bayi terganggu 1. Ya 2 Tidak

Page 31: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

3. Tidak mengandung Zat anti body 1. Ya 2 Tidak

4. Lain-lain…..

E. Ibu bekerja

D1 Selama ibu bekerja, apakah anda memeras/memompa Asi dan kemudian disimpan untuk diberikan ke bayi anda?

1. Ya2. Tidak, Alasannya…..

D2 Tahukah anda bahwa undang-undang tenaga kerja mengatur bahwa pekerja wanita patut di beri kesempatan un tuk menyusui bayinya?

1. Ya2. Tidak

D3 Apakah tempat anda bekerja memberikan waktu atau kesempatan bagi ibu untuk menyusui bayi ibu?

1. Ya2. Tidak

D4 Apakah di tempat anda kerja tersedia ruang khusus untuk memeras/memompa Asi?

1. Ya2. Tidak, sebutkan dimana Ibu memeras Asi

E. Dukungan Keluarga

E1 Apakah suami ibu mendukung ibu dalam pemberian Asi ?

1. Ya2. Tidak, alasan………

E2 Apakah suami ibu mendukung ibu dalam pemberian susu formula ?

1. Ya2. Tidak, alasan…………

E3 Apakah orang tua ibu atau mertua mendukung ibu dalam pemberian Asi ?

1. Ya2. Tidak, alasan…..

E4 Apakah orang tua ibu atau mertua mendukung ibu dalam pemberian susu formula ?

1. Ya2. Tidak, alasan…..

Page 32: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

F. Volume ASI

F1 Apakah Bayi langsung terlelap setelah disusui ?

1. Ya2. Tidak

F2 Apakah ibu merokok ?

1. Ya2. Tidak

F3 Apakah ibu makan teratur dan cukup gizi ?

1. Ya2. Tidak

F4 Apakah ibu mengkonsumsi alkohol ?

1. Ya2. Tidak

F5 Apakah ibu menggunakan pil kontrasepsi ?

1. Ya2. Tidak

G. Susu Formula

G1 Apakah anda pernah dihubungi oleh bagian pemasaran / produsen SusuFormula?

1. Ya 2. Tidak

G2 Apa yang Anda lakukan ketika Anda dihubungi oleh produsen Susu Formula?

a. Langsung menolak

b. Mendengarkan aau menerima saja semua penjelasannya

c. Berargumentasi

d. Lainnya, sebutkan

G3 (Bagi yang mengkonsumsi Susu Formula) Apakah Anda mengkonsumsi SusuFormula dari produsen tersebut?

Page 33: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

1. Ya 2. Tidak

G4 Pendapat Anda mengenai promosi Susu Formula saat ini:

a. Baik

b. Sedikit meresahkan namun tidak mengganggu

c. Sangat meresahkan dan menganggu

d. Lainnya, sebutkan

Lampiran 2

ORGANISASI PENELITIAN

Page 34: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

.

Lampiran 3

LEMBAGA PENELITAN

PENELITI

BENDAHARA SEKRETARIAT

PENELITIPENANGGUNG JAWAB PENGUMPULAN DATA

PENANGGUNG JAWAB

LAH - SIS DATA

SAMPEL SAMPEL SAMPEL SAMPEL

Page 35: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

JADWAL PENELITIAN ( 30 Januari – 02 April )

LAMPIRAN 4

Page 36: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi

BIAYA PENELITIAN

PEMASUKAN PENGELUARAN

ADE ANGGRAINI : Rp. 250.000,- Fotokopi : Rp. 50.000,-

EGA DIANISYA : Rp. 250.000,- Print : Rp. 150.000,-

FERI IDHAM LAKSONO : Rp. 250.000,- Penjilidan : Rp. 50.000,-

LILA SANDY ISMAIL : Rp. 250.000,- Transportasi : Rp. 400.000,-

MIA SHOFIANNE. L : Rp.250.000,- Souvenir Responden : Rp. 200.000,-

SAFITRI MAYANGSARI : Rp.250.000,- Pulsa : Rp. 200.000,-

Jumlah : Rp. 1.500.000,-

Konsumsi : Rp. 400.000,-

Biaya tak terduga : Rp. 50.000,-

Jumlah : Rp. 1.500.000,-

Page 37: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi
Page 38: PROPOSAL PENELITIAN Asi Eksklusif Setelah Revisi