Transcript
Page 1: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

PRINSIP INFERENSI HUBUNGAN KAUSALBy : ELWITRI SILVIA

Page 2: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

INFERENSI KAUSALInferensi Kausal dalam Epidemiologi adalah hubungan statistik dalam asosiasi kausal, yang dijelaskan dalam pengertian probabilistik yaitu bahwa keberadaan faktor A (pajanan) akan meningkatkan peluang terjadinya faktor B (timbulnya penyakit)

Page 3: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

INFERENSI KAUSALHubungan kausal memiliki atribut-atribut yaitu : asosiasi, urutan, waktu dan arah. Kausa sesuatu yang diasosiasikan dengan efeknya, yang muncul sebelum atau paling tidak pada saat yang bersamaan dengan efek tersebut, dan bertindak terhadap efeknya. Sebuah kausa dapat diharuskan-tanpanya efek tidak akan muncul dan/atau memadai-dengannya efek akan muncul walaupun tidak ada atau ada faktor lain yang terlibat didalamnya

Page 4: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

HUBUNGAN ASOSIASI Hubungan asosiasi dalam epidemiologi adalah

keterikatan atau saling pengaruh antara dua atau lebih variabel. Hubungan tersebut dapat bersifat hubungan sebab akibat maupun yang bukan hubungan sebab akibat.

Hubungan keterikatan adalah hubungan antar variabel, jika ada perubahan pada variabel yang satu (independent) maka akan mempengaruhi variabel yang lainnya (dependent)

Page 5: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

HUBUNGAN ASOSIASI

HUBUNGAN SEMU

HUBUNGAN ASOSIASI BUKAN KAUSAL

HUBUNGAN ASOSIASI KAUSAL

Page 6: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

HUBUNGAN SEMUHubungan antara dua atau lebih variabel yang bersifat semu (tidak benar) palsu yang timbul karena faktor kebetulan atau karena adanya bias pada metode penelitian / cara penilaian yang dilakukan.

Page 7: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

HUBUNGAN ASOSIASI BUKAN KAUSAL Hubungan asosiasi yang bersifat bukan

hubungan sebab akibat, dimana variabel ketiga tampaknya mempunyai hubungan dengan salah satu variabel yang terlibat dalam hubungan kausal tetapi unsur ketiga ini bukan faktor penyebab

Dalam hubungan asosiasi bukan kausal, kita dapat menjumpai berbagai bentuk hubungan yang dipengaruhi oleh perjalanan waktu dan akibat yang timbul

Page 8: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

HUBUNGAN ASOSIASI KAUSAL Hubungan antara dua atau lebih

variabel, salah satu atau lebih diantara variabel tersebut merupakan variabel penyebab kausal (primer atau sekunder) terhadap terjadinya variabel lainnya sebagai hasil akhir dari suatu proses terjadinya penyakit.

Page 9: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

PENDEKATAN KAUSALITASAda dua pendekatan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara faktor yang diteliti dan penyakit :

Pendekatan Determinasi

Pendekatan Probabilitas

Page 10: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

PENDEKATAN DETERMINASI Hubungan antara variabel dependent

(penyakit) dan variabel independent (faktor penelitian) berjalan sempurna, diasumsikan tidak terdapat satu jenis kesalahan (error) pun yang mempengaruhi sifat hubungan kedua variabel itu

Page 11: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

PENDEKATAN PROBABILITAS Memberikan ruang terhadap kemungkinana

terjadinya kesalahan-kesalahan, baik yang bersifat acak (sampling error), bias maupun kerancuan (confounding)

Dalam pendekatan probabilitas digunakan teori statistik untuk meyakinkan apakah terdapat hubungan yang valid antara faktor penelitian dan penyakit

Penaksiran hubungan yang valid adalah penaksiran hubungan yang telah memperhitungkan faktor peluang, bias dan kerancuan

Page 12: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

MODEL DETERMINASI MURNI

Hub kausal antara faktor X (agent) dan faktor Y (penyakit) memiliki bentuk yang konstan, k, satu lawan satu sehingga satu faktor dapat memprediksi kejadian satu faktor lainnya dengan sempurna

Sebuah agent X dikatakan sebagai penyebab penyakit Y, jika hubungan X dan Y memiliki spesifitas akibat dan spesifitas penyebab

Faktor X Penyakit Y

Page 13: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

POSTULAT HENLE-KOCHSuatu agent adalah penyebab penyakit , apabila ketiga syarat berikut dipenuhi : 1. Agent tersebut selalu dijumpai pada setiap kasus

penyakit yang diteliti (necessary cause), pada kenyataan yang sesuai

2. Agen tersebut hanya mengakibatkan penyakit yang diteliti, tidak menyebabkan penyakit lain (spesifitas efek)

3. Jika agen diisolasi sempurna dari tubuh, dan berulang0ulang ditumbuhkan dalam kultur yang murni, ia dapat menginduksikan terjadinya penyakit (sufficient cause)

Page 14: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

MODEL DETERMINASI DENGAN MODIFIKASIJika spesifitas penyebab dan spesifitas efek terlalu sulit untuk dipenuhi

Page 15: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

MODEL KAUSASI MAJEMUK Peran faktor-faktor penyebab dalam

model kausalitas majemuk bersifat kumulatif.

Model yang menggambarkan relasi faktor-faktor penyebab penyakit adalah :

a. Klaster Faktor Penyebabb. Segitiga Epidemiologic. Jala-Jala Kausasid. Modek Roda

Page 16: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

KLASTER FAKTOR PENYEBABMerupakan konsep relasi faktor-faktor

penyebab dan penyakit. Penyebab yang mencukupi bukanlah faktor tunggal, tetapi sejumlah faktor yang membentuk sebuah kelompok

Page 17: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

SEGITIGA EPIDEMIOLOGIMerupakan relasi tiga komponen

penyebab penyakit yaitu penjamu, agen dan lingkungan dalam bentuk segitiga.

PENJAMU

AGEN LINGKUNGAN

Page 18: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

JALA-JALA KAUSASIDicetuskan oleh Mc Mahon dan PughSetiap efek (penyakit) tak pernah

tergantung pada sebuah faktor penyebab, tetapi tergantung pada sejumlah faktor dalam rangkaian kausalitas sebelumnya

Page 19: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

MODEL RODAHubungan manusai dan lingkungan

sebagai sebuah rodaTerdiri atas manusia dengan substansi

genetik pada bagian intinya dan komponen lingkungan biologi, sosial, fisik mengelilingi penjamu

Ukuran komponen roda bersifat relatif, tergantung problem spesifik yang bersangkutan

Page 20: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

KRITERIA KAUSALITASBaik pendekatan determinisme maupun probabilitas membutuhkan pertimbangan yang mendalam untuk sampai pada keputusan hubungan kausal. Kriteria kausalitas yang dirumusakn oleh Brandford Hill adalah : a. Kekuatan Asosiasib. Konsistensic. Spesifitasd. Kronologi Waktue. Efek Dosis-Responsf. Kredibilitas Biologik Suatu Hipotesisg. Koherensih. Buku Eksperimenti. Analogi

Page 21: Prinsip Inferensi Hubungan Kausal

Terima Kasih