Transcript
  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    1/53

    Oleh:

    Neovita Kriesna Lauranita G9911112102

    Khodijah Yahya G9911112085

    Ramadhan TiaraTimur G9911112118

    Cicie Arina G9911112039

    Della Undadewi Sanjaya G9911112124

    Heningtyas Suci Utomo G9911112075

    Denny Adriansyah G9911112044

    Ridhuan Ramadhan G0004183

    Pembimbing :dr. Djoko Susianto, Sp. M

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MATA

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR.MOEWARDI

    SURAKARTA2013

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    2/53

    STATUS PASIENIDENTITAS

    Nama : An. H

    Umur : 7 tahunJenis Kelamin : Laki-laki

    Agama : Islam

    Pendidikan : SD

    Alamat : Ngawi

    Tgl Pemeriksaan: 22 Februari 2012

    No. RM : 011799

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    3/53

    ANAMNESIS Keluhan utama

    mata kanan dan kiri tidak jelas untuk melihat

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien datang ke poliklinik mata RS Dr. Moewardi dengan keluhanmata kanan dan kiri tidak jelas untuk melihat. Sampai umur 7 tahunpasien mulai sekolah, pasien mengeluhkan mata kanan dan kiri tidak

    jelas untuk melihat, baik untuk melihat dekat maupun untuk melihatjauh. Keluhan tersebut oleh pasien dirasakan semakin memburuk.Penderita tidak mengeluhkan pusing, mual dan muntah, silau jika

    melihat cahaya (+), mata nerocos (-), blobokan (-), mata merah (-),nyeri (-), mata ngganjel (-).Pasien tidak dapat menjelaskan asal mula bagaimana pandangannyamenjadi kabur, pasien tidak pernah merasa kelilipan.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    4/53

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Riwayat Hipertensi : disangkal

    Riwayat DM : disangkal

    Riwayat trauma : disangkal

    Riwayat alergi : disangkal

    Riwayat Penyakit Keluarga

    R. Hipertensi : disangkal

    R. DM : disangkal

    R. sakit serupa : (+) ayah dan ibu pasien katarak

    Kesimpulan Anamnesis

    OD OS

    Proses Kongenital KongenitalLokalisasi Susp media refrakta Susp media refrakta

    Sebab Idiopatik Idiopatik

    Perjalanan Kronis Kronis

    Komplikasi Belum ditemukan Belum ditemukan

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    5/53

    PEMERIKSAAN FISIK Kesan Umum

    Keadaan umum baik, compos mentis, gizi kesan

    cukup

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    6/53

    Pemeriksaan subyektif OD OS

    Visus sentralis jauh 1/300 1/300

    Pinhole tidak ada perbaikan tidak ada perbaikan

    Koreksi non koreksi non koreksiRefraksi non refraksi non refraksi

    Visus Perifer

    Konfrontasi test tidak dilakukan tidak dilakukan

    Proyeksi sinar baik baik

    Persepsi warna

    Merah baik baik

    Hijau baik baik

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    7/53

    Pemeriksaan Obyektif OD OS Sekitar mata

    Tanda radang tidak ada tidak adaLuka tidak ada tidak adaParut tidak ada tidak adaKelainan warna tidak ada tidak adaKelainan bentuk tidak ada tidak ada

    Supercilium

    Warna hitam hitamTumbuhnya normal normalKulit sawo matang sawo matangGeraknya dalam batas normal dalam batasnormal

    Pasangan Bola Mata dalam Orbita

    Heteroforia tidak ada tidak adaStrabismus tidak ada tidak adaPseudostrabismus tidak ada tidak adaExophtalmus tidak ada tidak adaEnophtalmus tidak ada tidak adaAnopthalmus tidak ada tidak ada

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    8/53

    Ukuran bola mata OD OS

    Mikrophtalmus tidak ada tidak adaMakrophtalmus tidak ada tidak ada

    Ptisis bulbi tidak ada tidak ada

    Atrofi bulbi tidak ada tidak ada

    Buftalmus tidak ada tidak ada

    Megalokornea tidak ada tidak ada

    Gerakan Bola Mata

    Temporal superior normal normal

    Temporal inferior normal normal

    Temporal normal normal

    Nasal normal normal

    Nasal superior normal normal

    Nasal inferior normal normal

    Nistagmus (+) (+)

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    9/53

    Kelopak Mata OD OSGerakannya dalam batas normal dalam batas normalLebar rima 10 mm 10 mmBlefarokalasis tidak ada tidak ada

    Tepi kelopak mata

    Oedem tidak ada tidak adaMargo intermarginalis tidak ada tidak adaHiperemis tidak ada tidak adaEntropion tidak ada tidak adaEkstropion tidak ada tidak ada

    Sekitar saccus lakrimalisOedem tidak ada tidak ada

    Hiperemis tidak ada tidak ada Sekitar Glandula lakrimalis

    Oedem tidak ada tidak adaHiperemis tidak ada tidak ada

    Tekanan Intra OkulerPalpasi normal normalTonometer Schiotz tidak dilakukan tidak dilakukan

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    10/53

    Konjungtiva OD OS Konjungtiva palpebra

    Oedem tidak ada tidak adaHiperemis tidak ada tidak ada

    Sikatrik tidak ada tidak ada Konjungtiva Fornix

    Oedem tidak ada tidak adaHiperemis tidak ada tidak adaSikatrik tidak ada tidak ada

    Konjungtiva Bulbi

    Pterigium tidak ada tidak adaOedem tidak ada tidak adaHiperemis tidak ada tidak adaSikatrik tidak ada tidak adaInjeksi siliar tidak ada tidak ada

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    11/53

    Caruncula dan Plika Semilunaris OD OSOedem tidak ada tidak ada

    Hiperemis tidak ada tidak adaSikatrik tidak ada tidak ada

    SkleraWarna putih putihPenonjolan tidak ada tidak ada

    CorneaUkuran 12 mm 12 mmLimbus jernih jernihPermukaan rata, mengkilap rata, mengkilapSensibilitas normal normalMedium dalam batas normal dalam batas normal

    Belakang dalam batas normal dalam batas normalKeratoskop (Placido) tidak dilakukan tidak dilakukanFluoresin Test tidak dilakukan tidak dilakukan

    Kamera Okuli AnteriorIsi jernih jernihKedalaman normal normal

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    12/53

    Iris OD OSWarna coklat coklatGambaran spongious spongious

    Bentuk bulat bulatSinekia Anterior tidak ada tidak adaSinekia Posterior tidak ada tidak ada

    PupilUkuran 3 mm 3 mmBentuk bulat bulat

    Tempat sentral sentralReflek direct (+) (+)Reflek indirect (+) (+)Reflek konvergensi (+) (+)

    LensaAda/tidak ada adaKejernihan keruh keruh

    Letak sentral sentralShadow test (-) (-)

    Corpus vitreumKejernihan tidak dilakukan tidak dilakukan

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    13/53

    KESIMPULAN PEMERIKSAAN

    OD OS Visus sentralis jauh 1/300 1/300

    Pinhole tidak ada perbaikan tidak ada perbaikanKoreksi non-correction non-correctionRefraksi non-refraksi non-refraksi

    Visus sentralis dekat tidak dilakukan tidak dilakukan Sekitar mata dalam batas normal dalam batas normal Supercilium dalam batas normal dalam batas normal Pasangan bola mata dalam batas normal dalam batas normal

    dalam orbita Ukuran bola mata dalam batas normal dalam batas normal

    Gerakan bola mata dalam batas normal dalam batas normal Kelopak dalam batas normal dalam batas normal Sekitar saccus lakrimalis dalam batas normal dalam batas normal Sekitar glandula lakrimalis dalam batas normal dalam batas normal

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    14/53

    OD OS Tekanan IntraOkuler dalam batas normal dalam batas normal Konjunctiva bulbi dalam batas normal dalam batas normal Sklera dalam batas normal dalam batas normal Kornea jernih jernih Camera oculi anterior

    Kedalaman dalam batas normal dalam batasnormal

    Iris dalam batas normal dalam batas normal Pupil dalam batas normal dalam batas normal Lensa

    Kejernihan keruh keruhLetak sentral sentral

    Shadow test (-) (-) Corpus vitreum tidak dilakukan tidak dilakukan

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    15/53

    DIAGNOSIS BANDING Retinoblastoma

    Lentikonus

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    16/53

    DIAGNOSIS ODS Katarak Kongenital

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    17/53

    PLANNING USG

    Biometri

    Lab darah

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    18/53

    TERAPI OD Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler + IOL

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    19/53

    PROGNOSISOD OS

    Ad vitam bonam bonam

    Ad sanam bonam bonamAd fungsionam bonam bonam

    Ad kosmetikum bonam bonam

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    20/53

    OD OS

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    21/53

    TINJAUAN PUSTAKA

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    22/53

    Anatomi Lensa Mata

    Pada manusia, lensa mata berbentuk cakram bikonveks yangterletak di bagian posterior iris.

    Lensa mata tidak mengandung pembuluh darah, tembuspandang, dengan diameter 9 mm, dan tebal sekitar 5 mm.

    Lensa terdiri dari kapsul, epitel lensa, korteks dan nucleus. Di bagian anterior, lensa berhubungan dengan aquos humour,

    bagian posterior berhubungan dengan vitreus humor. Di posterior iris, lensa digantung pada prosesus siliaris oleh

    zonula Zinii (ligamentum suspensorium lentis), yang melekat

    pada ekuator lensa, serta menghubungkannya dengan corpussiliare. Zonula Zinni berasal dari lamina basal epitel tidak berpigmen

    prosesus siliare. Zonula Zini melekat pada bagian ekuator kapsullensa, 1,5 mm pada bagian anterior dan 1,25 pada bagianposterior

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    23/53

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    24/53

    Permukaan lensa pada bagian posterior lebih cembung daripadapermukaan anterior. Lensa diliputi oleh kapsula lentis, yang bekerja

    sebagai membran semipermeabel, yang mengalirkan air dan elektrolituntuk makanannya. Di bagian anterior terdapat epitel subkapsulersampai ekuator.

    Di kapsul anterior depan terdapat selapis epitel subkapsular. Epitel iniberperan dalam proses metabolisme dan menjaga sistem normal dariaktivitas sel, termasuk biosintesa dari DNA, RNA, protein dan lipid.

    Substansi lensa terdiri dari nukleus dan korteks, yang terdiri darilamel-lamel panjang yang konsentris. Nukleus lensa lebih kerasdaripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-seratlamellar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaanmenjadi lebih besar dan kurang elastik.

    Nukleus dan korteks terbentuk dari lamellae konsentris yang panjang.

    Tiap serat mengandung inti, yang pipih dan terdapat di bagian pinggirlensa dekat ekuator, yang berhubungan dengan epitel subkapsuler.Serat-serat ini saling berhubungan di bagian anterior. Garis-garispersambungan yang terbentuk dengan persambungan lamellae iniujung-ke-ujung berbentuk {Y} bila dilihat dengan slitlamp. Bentuk {Y}ini tegak di anterior dan terbalik di posterior (huruf Y yang terbalik).

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    25/53

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    26/53

    Sebanyak 65% bagian dari lensa terdiri dari air, sekitar 35%protein (kandungan protein tertinggi di antara jaringan-

    jaringan tubuh), dan sedikit sekali mineral yang biasa adadi jaringan tubuh lainnya.

    Protein lensa terdiri dari water soluble dan waterinsoluble. Water soluble merupakan protein intraseluler

    yang terdiri dari alfa (), beta () dan delta () kristalin,sedang yang termasuk dalam water insoluble adalah ureasoluble dan urea insoluble.

    Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada dikebanyakan jaringan lain.

    Seperti telah disinggung sebelumnya, tidak ada serat nyeri,pembuluh darah atau saraf di lensa.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    27/53

    Fisiologi Lensa Mata Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina.

    Supaya hal ini dapat dicapai, maka daya refraksinya harus diubah-ubahsesuai dengan sinar yang datang sejajar atau divergen.

    Perubahan daya refraksi lensa disebut akomodasi. Hal ini dapat dicapaidengan mengubah lengkungnya lensa terutama kurvatura anterior.

    Untuk memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliarisrelaksasi, menegangkan serat zonula dan memperkecil diameteranteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil; dalam posisi ini,daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya pararel akanterfokus ke retina.

    Untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliarisberkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa yang

    elastik kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringioleh daya biasnya. Kerjasama fisiologik antara korpus siliaris, zonula dan lensa untuk

    memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi.Seiring dengan pertambahan usia, kemampuan refraksi lensaperlahan-lahan akan berkurang.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    28/53

    Pada foetus, bentuk lensa hampir sferis dan lemah. Padaorang dewasa lensanya lebih padat dan bagian posteriorlebih konveks.

    Proses sklerosis bagian sentral lensa, dimulai pada masakanak-kanak dan terus berlangsung secara perlahan-lahansampai dewasa dan setelah ini proses bertambah cepat

    dimana nukleus menjadi lebih besar dan korteksbertambah tipis.

    Pada orang tua lensa menjadi lebih besar, lebih gepeng,warna kekuning-kuningan, kurang jernih dan tampaksebagai "grey reflex" atau "senile reflex", yang sering

    disangka katarak. Karena proses sklerosis ini, lensamenjadi kurang elastis dan daya akomodasinya punberkurang. Keadaan ini disebut presbiopia, pada orangIndonesia dimulai pada umur 40 tahun.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    29/53

    Secara fisiologik, lensa memiliki sifat tertentu: Kenyal atau lentur karena memegang peranan penting

    dalam akomodasi untuk menjadi cembung

    Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai

    media penglihatan Terletak di tempatnya

    Keadaan patologik lensa dapat berupa:

    Kekenyalan berkurang pada orang tua sehingga

    mengakibatkan presbiopi Keruh atau disebut katarak

    Tidak berada di tempatnya atau subluksasi atauluksasi

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    30/53

    Katarak Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa

    yang dapat terjadi akibat hidrasi lensa, denaturasiprotein lensa, atau kedua-duanya.

    Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata danberjalan progresif ataupun dapat tidak mengalamiperubahan dalam jangka waktu yang lama.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    31/53

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    32/53

    Katarak umumnya merupakan penyakit pada usialanjut, tapi dapat juga akibat kelainan kongenital, ataupenyulit penyakit mata lokal menahun. Katarak dapatdisebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

    Fisik Kimia

    Penyakit predisposisi

    Genetik dan gangguan perkembangan

    Infeksi virus di masa pertumbuhan janin Usia

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    33/53

    Pasien dengan katarak mengeluh penglihatan sepertiberasap dan tajam penglihatan menurun secaraprogresif.

    Kekeruhan lensa mengakibatkan lensa tidak

    transparan, sehingga pupil akan berwarna putih atauabu-abu.

    Pada mata akan tampak kekeruhan lensa dalambermacam-macam bentuk dan tingkat.

    Kekeruhan juga dapat ditemukan pada berbagailokalisasi di lens seperti korteks dan nukleus.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    34/53

    Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarakadalah pemeriksaan slit lamp, funduskopi pada keduamata bila mungkin, dan sebaiknya dilakukan

    pemeriksaan tajam penglihatan sebelum dilakukanpembedahan untuk melihat apakah kekeruhansebanding dengan turunnya tajam penglihatan.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    35/53

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    36/53

    Katarak Kongenital Katarak kongenital adalah katarak yang terjadi segera

    setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun.

    Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaanpada bayi yang cukup berarti terutama akibatpenanganannya yang kurang tepat.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    37/53

    Katarak yang berkembang penuh pada waktu lahirakan menghambat perkembangan daya penglihatanyang normal, kecuali bila diatasi dengan cepat.

    Katarak kongenital bisa merupakan penyakitketurunan yang diwariskan secara autosomal dominanatau bisa disebabkan oleh infeksi kongenital yangdidapat dari ibu saat kehamilan atau berhubungandengan penyakit metabolik.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    38/53

    Katarak kongenital terjadi kira-kira 3 : 10.000 darikelahiran hidup. Dua dari tiga kasusnya merupakankatarak bilateral.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    39/53

    Etiologi Katarak Kongenital Penyebab katarak kongenital bisa bermacam-macam.

    Sebagian katarak bersifat idiopatik atau herediter.Dalam hal ini bisa dikaitkan dengan kelainan

    kromosom, misalnya Sindrom Down, Sindrom Lowe,dan Sindrom Marfan persisten Hyperplastic Vitreous(PHPV) unilateral juga dikatakan sebagai etiologinya.

    Penyebab lainnya adalah infeksi, misalnya infeksitoxoplasma dan rubella, kelainan metabolik sepertigalaktosemia, hipoglikemia, dan kondisi anoreksiajuga dapat menimbulkan katarak.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    40/53

    Patogenesis Katarak Kongenital Pada katarak kongenital, kelainan utama terjadi di nukleus

    lensa nukleus fetal atau nukleus embrional, tergantung padawaktu stimulus karaktogenik atau di kutub anterior atauposterior lensa apabila kelainannya terletak di kapsul lensa.

    Pada katarak developmental, kekeruhan pada lensa timbul pada

    saat lensa dibentuk. Jadi lensa belum pernah mencapai keadaannormal. Hal ini merupakan kelainan kongenital. Kekeruhanlensa, sudah terdapat pada waktu bayi lahir.

    Kekeruhan pada katarak kongenital jarang sekali mengakibatkankeruhnya seluruh lensa.

    Letak kekeruhannya, tergantung saat terjadinya gangguan padakehidupan janin, sesuai dengan perkembangan embriologiklensa.

    Bentuk katarak kongenital memberikan kesan tentangperkembangan embriologik lensa, juga saat terjadinya gangguanpada perkembangan tersebut.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    41/53

    Katarak kongenital yang menyebabkan penurunan

    penglihatan yang bermakna harus dideteksi secara dini sebaiknya di ruang bayi baru lahir oleh dokter anak ataudokter keluarga.

    Katarak putih yang dan besar dapat tampak sebagaileukokoria yang dapat dilihat oleh orangtua.

    Katarak infantilis unilateral yang padat, terletak di tengah,dan garis tengahnya lebih besar dari 2 mm akanmenimbulkan ambliopia deprivasi permanen apabila tidakditerapi dalam masa 2 bulan pertama kehidupan sehinggamungkin memerlukan tindakan bedah segera.

    Katarak bilateral simetrik memerlukan penatalaksanaanyang tidak terlalu segera, tetapi apabila penanganannyaditunda tanpa alasan yang jelas, dapat terjadi ambliopiadeprivasi bilateral.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    42/53

    Kekeruhan pada katarak kongenital dapat dijumpai dalamberbagai bentuk dan gambaran morfologik.

    Pada pupil mata bayi yang menderita katarak kongenital akanterlihat bercak putih atau suatu leukokoria.

    Pada setiap leukokoria diperlukan pemeriksaan yang lebih telitiuntuk menyingkirkan diagnosis banding lainnya. Pemeriksaanleukokoria dilakukan dengan melebarkan pupil.

    Bila fundus okuli tidak dapat dilihat dengan pemeriksaanoftalmoskopi indirek, maka sebaiknya dilakukan pemeriksaanultrasonografi.

    Jika pada katarak kongenital ini kekeruhannya hanya kecil sajasehingga tidak menutupi pupil, maka penglihatannya bisa baikdengan cara memfokuskan penglihatan di sekitar kekeruhan.

    Jika lubang pupil tertutup katarak seluruhnya makapenglihatannya tidak akan normal dan fiksasi yang buruk akanmengakibatkan terjadinya nistagmus dan ambliopia.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    43/53

    Patofisiologis Katarak Kongenital Lensa terbentuk saat invaginasi permukaan ektoderm mata. Nukleus embrionik berkembang pada bulan ke enam kehamilan.

    Sekitar nukleus embrionik terdapat nukleus fetus. Saat kelahiran, nukleus fetal dan nukleus embrionik membentuk

    hampir sebagian lensa.

    Setelah kelahiran, serat kortikal lensa terletak pada peralihanepithelium lensa anterior dengan serat kortikal lensa. Sutura Y merupakan tanda penting karena dapat mengidentifikasi

    besarnya nukleus fetus. Bagian lensa mulai dari perifer ke sutura Ymerupakan korteks lensa, dimana bahan lensa yang ada di sutura Yadalah nuklear. Pada pemeriksaan dengan slit lamp, posisi sutura Yanterior tegak, sedangkan sutura Y posterior terbalik.

    Beberapa kelainan seperti infeksi, trauma, kelainan metabolik padaserat nuklear ataupun serat lentikular dapat menyebabkan kekeruhanmedia lentikular yang awalnya jernih. Lokasi dan pola kekeruhan dapatdigunakan untuk menentukan waktu terjadinya kelainan serta etiologi.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    44/53

    Pada infeksi, seperti pada infeksi toksoplasma danrubella, virus dapat menembus kapsul lensa pada usia6 minggu kehamilan.

    Terdapat opasitas saat lahir tapi berkembang setelahbeberapa minggu sampai beberapa bulan kehamilan.Seluruh lensa bisa menjadi opaq. Virus bisa tetap adadalam lensa hingga usia 3 tahun.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    45/53

    Klasifikasi Katarak Kongenital Katarak Polaris Anterior

    Kekeruhan terdapat pada bagian depan lensa persis di tengah-tengah, katarak ini terjadikarena tidak sempurnanya pelepasan kornea terhadap lensa. Bentuk kekeruhannyaseperti pyramid dengan tepi yang jernih, sehingga apabila pupilnya midriasis maka visusakan lebih baik. Tipe ini umumnya tidak progresif.

    Katarak Polaris PosteriorKarena selubung vaskuler tak teresorbsi dengan sempurna, maka akan timbul kekeruhandi bagian belakang lensa. Keadaan ini diturunkan secara autosomal dominan, tidak

    progresif, dan visus membaik dengan penetesan midriatika. Katarak Zonularis

    Kekeruhan terdapat pada zona tertentu. Kekeruhan pada nukleus disebut kataraknuklearis. Pada umumnya visus buruk. Katarak ini diduga diturunkan secara autosomalatau resesif atau mungkin terangkai gonosom. Kekeruhan yang terdapat pada lamelayang mengelilingi area calon nukleus yang masih jernih disebut katarak lamelaris,gambarannya seperti cakram, dengan jari-jari radial. Penyebabnya diduga faktorherediter, dengan sifat pewarisan autosomal dominan. Namun mungkin juga terkaitdengan infeksi rubella, hipoglikemia, hipokalsemia, dan arena paparan radiasi.Sedangkan katarak yang terdapat pada sutura Y disebut dengan katarak stelata.

    Katarak MembranaseaLensa yang keruh menjadi sangat tipis seperti membran, dan sering berisi jaringan ikat.Pada umumnya disertai bermacam kelainan lain.

    Katarak TotalisSeluruh lensa menjadi keruh, hal ini sering terdapat pada galaktosemia.

    b l d

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    46/53

    Gambaran Klinis dan Diagnosis

    Katarak Kongenital

    Lensa yang keruh dapat terlihat tanpa bantuan alat khusus dantampak sebagai warna keputihan pada pupil yang seharusnyaberwarna hitam.

    Bayi gagal menunjukkan kesadaran visual terhadap lingkungandisekitarnya dan kadang terdapat nistagmus (gerakan mata yangcepat dan tidak biasa).

    Pada katarak kongenital total penyulit yang dapat terjadi makulalutea yang tidak cukup mendapatkan rangsangan.

    Proses masuknya sinar pada saraf mata sangat penting bagipenglihatan bayi pada masa mendatang, karena bila terdapat

    gangguan masuknya sinar setelah 2 bulan pertama kehidupan,maka saraf mata akan menjadi malas dan berkurang fungsinya. Makula tidak akan berkembang sempurna hingga walaupun

    dilakukan ekstraksi katarak maka biasanya visus tidak akanmencapai 5/5.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    47/53

    Untuk menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan mata

    lengkap oleh dokter ahli mata. Pemeriksaan lensa dilakukan dengan pemeriksaan dengan

    lampu biasa, penyinaran fokal, slit lamp, oftalmoskop pada pupilyang dilebarkan.

    Pemeriksaan untuk pencarian penyebab, membutuhkanpemeriksaan dari dokter yang berpengalaman di bidang

    kelainan genetik dan tes darah, atau pemeriksaan radiologi. pemeriksaan dengan slit lamp pada kedua mata (dilatasi pupil)

    tidak hanya melihat katarak tetapi juga mengidentifikasi waktuterjadinya saat di dalam rahim dan jika melibatkan sistemik danmetabolik.

    Gejala dari katarak kongenital adalah:Hilangnya penglihatan tanpa rasa nyeriRasa silauKelainan refraksi

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    48/53

    Diagnosis Banding Katarak Kongenital

    Retinoblastoma

    Merupakan kanker pada retina yang menyerang anakberumur kurang dari 5 tahun, 2% dari kanker pada masaanak-anak.

    Gejalanya berupa pupil berwarna putih, mata strabismus.

    Mata merah dan nyeri serta gangguan penglihatan.

    Iris pada kedua mata memiliki warna yang berlainan, dapatterjadi kebutaan.

    Pemeriksaan mata dalam keadaan pupil dilatasi. Dapatdidiagnosis dengan CT Scan kepala dan USG mata.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    49/53

    Lentikonus

    Merupakan kelainan lensa dimana pada permukaananterior atau posterior lensa terdapat deformasiberbentuk konus.

    Lentikonus posterior lebih sering dijumpai daripadalentikonus anterior.

    Pada lentikonus posterior terdapat penggembungan diposterior lensa.

    Kejadian unilateral, namun bisa juga bilateral padakeadaan genetik dan Sindrom Lowe.Pada lentikonus anterior terdapat hubungan denganSindrom Alport.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    50/53

    Penatalaksanaan Katarak Kongenital

    Pada katarak kongenital banyak ahli berpendapat bahwa operasisebaiknya dilakukan saat bayi sekurang-kurangnya berumur 2tahun.

    Dengan menunggu sampai usia 2 tahun, diharapkan operasi

    akan lebih mudah karena ukuran bola mata lebih besar danmanipulasi operasi akan lebih mudah karena ukuran bola matalebih besar dan manipulasi operasi yang lebih mudah.

    Sebaliknya bila pada katarak kongenital total sebaiknya operasidilakukan pada waktu bayi usia 7 bulan sebab operasi pada usia

    yang lebih tua akan menyebabkan penurunan kemampuanpenglihatan atau ambliopia.

    Penanganan katarak kongenital meliputi konservatif, operatif,dan perawatan pasca bedah. Penanganan konservatifnya denganmemberi midriatikum.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    51/53

    Korteks dan nukleus lensa mata bayi mempunyaikonsistensi yang cair, bila kekeruhan lensa sudah beratsehingga fundus tidak dapat dilihat pada funduskopi

    maka untuk mencegah ambliopia dilakukanpembedahan secepatnya.

    Katarak kongenital sudah dapat dilakukanpembedahan pada usia 2 bulan pada satu mata. Paling

    lambat mata yang lainnya sudah dilakukanpembedahan bila bayi berusia 2 tahun.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    52/53

    Pembedahan katarak kongenital tergantung pada:

    Katarak total bilateral, diamana sebaiknya dilakukanpembedahan secepatnya, segera setelah terlihat.

    Katarak total unilateral, dilakukan pembedahan 6 bulan sesudahterlihat atau segera sebelum terjadi strabismus, bila terlalu mudaakan memudahkan terjadinya ambliopia bila tidak dilakukantindakan segera, perawatan untuk ambliopia sebaiknyadilakukan sebaik-baiknya.

    Katarak bilateral partial, biasanya pengobatan lebih konservatifsehingga sementara dapat dicoba dengan kacamata ataumidriatika, bila terjadi kekeruhan yang progresif disertai denganmulainya tanda-tanda strabismus dan ambliopia maka dilakukanpembedahan, biasanya mempunyai prognosis yang lebih baik.

  • 7/29/2019 Presentasi Katarak Kongenital

    53/53

    Prognosis Katarak Kongenital Prognosis penglihatan untuk pasien katarak anak-anak

    yang memerlukan pembedahan tidak sebaik prognosisuntuk pasien katarak senilis.

    Adanya ambliopia dan kadang-kadang anomali sarafoptikus atau retina membatasi tingkat pencapaianpenglihatan pada kelompok pasien ini.

    Prognosis untuk perbaikan ketajaman penglihatan setelahoperasi paling buruk pada katarak kongenital unilateraldan paling baik pada katarak kongenital bilateralinkomplit yang progresif lambat.

    Metope operasi EKEK ditambah dengan pemasangan IOLmengalami kemajuan tajam penglihatan. Sedangkankomplikasi yang ditimbulkan tidak terlalu banyak sehinggametode ini masih sesuai digunakan untuk menanganikatarak kongenital