REFERAT
TRAUMA KAPITIS
Disusun Oleh:Fivin Chazna Putri Utami, S.Ked (702010047)
Nilam Prariani, S.Ked (702010053)
Pembimbing:dr. Budiman Juniwijaya, Sp. S.
SMF ILMU PENYAKIT SARAFRS UMUM DAERAH PALEMBANG BARI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG2015
BAB IPENDAHULUAN
TRAUMA KAPITIS
INSIDEN TRAUMA KAPITIS
KLASIFIKASI TRAUMA KAPITIS
PENATALAKSANAANTRAUMA KAPITIS
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Trauma kapitis adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan
bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.5
ANATOMI
Kulit kepala (scalp)
1. Skin
2. Connective
3. Aponeurosis atau galea aponeurotika
4. Loose areolar tissue
5. Perikranium
Tulang tengkorak
Meningen
1. Duramater2. Arachnoid3. Piameter
Otak
1. Serebrum
2. Serebelum
3. Batang otak
Cairan serebrospinal
1. Normal produksi cairan serebrospinal adalah 0,2-0,35 mL per
menit atau sekitar 500 mL per 24 jam
2. Sebagian besar diproduksi oleh oleh pleksus koroideus yang
terdapat pada ventrikel lateralis dan ventrikel IV.
3. Tekanan Intra kranial meningkat karena produksi cairan serebrospinal melebihi jumlah yang diabsorpsi.
Tentorium
Tentorium serebeli membagi rongga tengkorak menjadi
ruang :
1. Supratentorial terdiri fosa kranii anterior dan media
2. Infratentorial berisi fosa kranii posterior
Fisiologi
1. Tekanan Intra Kranial2. Hipotesa Monro-Kellie
Patofisiologi
Pada cedera kepala, kerusakan otak dapat terjadi dalam dua tahap
yaitu :
1. cedera primer dan
2. cedera sekunder
Etilogi
1. Trauma tajam
2. Trauma tumpul
Klasifikasi
berdasarkan; mekanisme, beratnya cedera, dan morfologi.
1. Mekanisme Cedera Kepala
2. Beratnya Cedera Kepala
GCS 14-15 dikategorikan sebagai cedera otak ringan
GCS 9- 13 dikategorikan sebagai cedera otak sedang
kurang dari 8 didefinisikan sebagai cedera otak berat
Jenis pemeriksaan Nilai
Respon membuka mata (E)
Buka mata spontan
Buka mata bila dipanggil/rangsangan suara
Buka mata bila dirangsang nyeri
Tidak ada reaksi dengan rangsangan apapun
4
3
2
1
Respon verbal (V)
Komunikasi verbal baik, berorientasi
Bingung, disorientasi waktu, tempat, dan orang
Kata-kata tidak teratur
Suara tidak jelas
Tidak ada reaksi
5
4
3
2
1
Respon motorik (M)
Mengikuti perintah
Melokalisir nyeri
Fleksi normal
Fleksi abnormal
Ekstensi abnormal
Tidak ada reaksi
6
5
4
3
2
1
Ringan(commotio cerebri)
Kehilangan kesadaran < 20 menit atau sadarOrientasi baik/transientDefisit neurologis (-)/refleks patologis (-)Gejala subjektif : cepalgia, nausea, vomitus (+)Amnesia post traumatik < 24 jamGCS = 13 – 15
Sedang(conusio cerebri)
Kehilangan kesadaran ≥ 20 menit dan ≤ 36 jamSamnolen, dapat mengikuti perintah sederhanaDefisit neurologis (+): refleks patologis babynski (+)Amnesia post traumatik ≥ 24 jam dan ≤ 7 hariGCS = 9 - 12
Berat(contusio cerebri)
Kehilangan kesadaran > 36 jamTidak bisa mengikuti perintah sederhanaBicara kacauDapat melokalisir rangsang, kadang tidakAmnesia post traumatik > 7 hariGCS = 3 – 8
Morfologi
1. Fraktur kranium2. Lesi intra kranial
Pemeriksaan penunjang
1. CT – Scan
2. Lumbal Pungsi
3. EEG
4. Rontgen Foto Kepala
Diagnosa
1. Diagnosa trauma kapitis dapat dilihat berdasarkan
ada atau tidaknya riwayat trauma kapitis
2. Gejala-gejala klinis : Interval lucid, peningkatan TIK,
gejala laterlisasi
3. Pemeriksaan penunjang.
Komplikasi
1. Hematom epidural
2. Hematom subdural
3. Perdarahan intraserebral
4. Oedema serebri
5. Gangguan neurologis
6. Sindrom pasca trauma
Penatalaksanaan
Cedera Kepala RinganPerawatan selama 3-5 hariMobilisasi bertahapTerapi simptomatikObservasi tanda vital
Cedera Kepala SedangPerawatan selama 7-10 hariAnti cerebral edemAnti perdarahanSimptomatikNeurotropikOperasi jika ada komplikasi
Cedera Kepala BeratSeperti pada CKSPrimary Survey dan resusitasiAntibiotik dosis tinggiKonsultasi bedah saraf
Terapi medikamentosa
1. Cairan intravena
2. Hiperventilasi
3. Manitol
4. Furosemid
5. Steroid
6. Barbiturat
7. Anti kejang
Pencegahan
1. Pencegahan primer
2. Pencegahan sekunder
3. Pencegahan tersier
Prognosis
Tergantung kecepatan, ketepatan dalam mendiagnosa dan
penatalaksanaan kasus
BAB IIIKESIMPULAN
1. Trauma kapitis adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan
bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh
serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi
atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan
kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
2. Trauma secara langsung dan tidak langsung mengakibatkan luka
di kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak
dan kerusakan jaringan otak itu sendiri, serta mengakibatkan
gangguan neurologis.
3. Trauma kapitis dikategorikan menjadi 3 berdasarkan nilai
Glaslow Coma Scale (GCS), yaitu cedera kepala ringan (CKR)
apabila skor GCS 13-15, cedera kepala sedang (CKS) dengan
GCS 9-12, dan cedera kepala berat (CKB) dengan GCS ≤ 8.
semoga bermanfaat
TERIMA KASIH
wassalamualaikum.wr.wb
Recommended