Transcript
  • sophia laura Pembimbing : dr. Broto Sp.OT

  • Disebelah atas femur bersendi dengan acetabulum untuk membentuk articulatio coxae dan dibawah dengan tibia dan fibula untuk membentuk articulo genu. Ujung atas femur memiliki caput, collum, trochanter major dan trochanter minor. Diperdarahi oleh arteri femoralis , a. Profunda, a. Curcumflexa medial dan lateral , a.poplitea.

  • Fraktur leher femur umumnya terjadi pada usia tua dikarenakan penyakit seperti osteoporosis. Sedangkan pada usia muda umumnya terjadi karena adanya trauma seperti jatuh atau kecelakaan lalu lintas.

  • Stage 1 : incomplete (disebut juga abduksi atau impaksi ) dimana caput femur masih menempel.Stage 2 : complete tanpa adanya displasment Stage 3 : complete dengan adanya displasement parsialStage 4 : complete dengan displasment yang sempurna

  • Biasanya ada riwayat jatuh diikuti nyeri pada paha. Pada fraktur dengan dispalced pasien jatuh posisi berbaring dengan ekstremitas terotasi kearah lateral dan kaki terlihat pendek Tidak semua fraktur pada paha jelas, dengan fraktur yang impak pasien masih bisa berjalan dan pasien tidak ada keluhan sama sekali.

  • tindakan operasi wajib untuk dilakukan Fraktur dengan dispalced tidak akan menyambung tanpa adanya internal fixasi.untuk tindakan non operative adalah fraktur dengan impact garden I dimana frakturnya sudah lama, yang berarti pasien dapat berjalan dan tidak ada efek yang berarti yang timbul.

  • Fraktur biasanya terjadi karna adanya gaya dengan kecepatan tinggi seperti jatuh dari tempat yang tinggi atau kecelakaan lalu lintas. Patologis fraktur kadang kadang terjadi disebabkan oleh kista pada tulang dan tumor jinak. Pada anak anak dibawah 2 tahun patut dicurigai adanya kekerasan.

  • Fraktur undisplaced di terapi dengan immobilisasi dengan plaster spica selama 6 8 minggu . bagaimana pun posisi fraktur tidak selalu di rawat dan selalu ada resiko late displacement dan malunion atau non union. Fraktur displaced type IV juga dapat diterapi dengan non operative : reduksi tertutup, traksi dan spika immobilisasi. Selalu di observasi karena apabila posisinya berubah maka harus dilakukan operasi untuk fixasi.

  • Fraktur type I,II dan III diterapi dengan reduksi tertutup dan kemudian di internal fixasi dengan pin atau screw canul, jika gagal reduksi terbuka dibutuhkan.

  • Late : Avaskuler Nekrosis pada caput femur , Coxa Vara ; deformitas pada leher femur , Terganggunya pertumbuhan

  • Fraktur femur umum terjadi pada anak anak yang lebih tua dan biasanya karena benturan yang langsung.

  • Bayi baru lahir sampai berusia 5 tahun.Anak anak dengan berat 10 kg atau kurang dari 2 tahun , diimobilisasi dengan cara traksi bryan atau gallow . saat fraktur sudah menempel, plaster spica cast dapat digunakan sampai fraktur benar benar union dengan sempurna

    Posisi fragmen fraktur Dalam fraktur femoral shaft , proximal fragmen diposisikan dengan posisi flexi,mengikuti posisi muskulus ilio-psoas. Pada fraktur distal, displacement nya sedikit pada proximal fragmen karena muskulus utama kontak langsung pada shaft bagian atas yang berfungsi sebagai keseimbangan.

    Usia 5 tahun sampai remaja Diawal dapat diterapi dengan plaster spica cast kemudian diikuti dengan traksi sampai fraktur dinyatakan adequat. Yang dapat dilihat dari klinis berupa berkurangnya edem pada daerah yang mengalami fraktur. Tapi masalah lainnya yang dapat muncul yaitu kemungkinan terjadinya pemendekan paha.

  • Flexible nailing Trochanter entry point nails Plates dan screw diminimalkan dengan invasiv perkutan pada osteosyntesisExternal fixasi

  • Late : Shortening : overlapping dan comminution dari fragment tulang dapat memendekkan femur. Bagaimana pun semua yang lebih dari 2 cm masih sedikit dapat diterima pada anak anak. Malunion : angulasi dapat ditoleransi dengan batas batas tertentu.