Transcript
Page 1: POTENSI HUTAN MANGROVE SEBAGAI … HUTAN MANGROVE SEBAGAI PELINDUNG PANTAI ... Gambar 3 memperlihatkan hasil digitasi posisi garis terluar hutan …

PROS ID ING 2 0 13 © HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIKArsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Volume 7 : Desember 2013 Group Teknik Perkapalan ISBN : 978-979-127255-0-6TP 4 - 1

POTENSI HUTAN MANGROVE SEBAGAI PELINDUNG PANTAITERHADAP SERANGAN GELOMBANG

Sabaruddin RahmanJurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea – Makassar, 90245Telp/Fax: (0411) 585637

e-mail: [email protected]

AbstrakPada penelitian ini, lebar tutupan mangrove dianalisis menggunakan peta digital GoogleEarth. Selain itu, perubahan garis terluar hutan mangrove di kelurahan Untia, Makassardianalisis menggunakan peta digital Google Earth tahun 2001, 2007, 2009 dan 2010. Datatersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh bangunan pantai terhadap pertumbuhanhutan mangrove di daerah penelitian. Pengukuran di lapangan menunjukkan kesesuaian yangakurat antara kondisi di lapangan dan data peta digital Google Earth. Hasil analisismenunjukkan bahwa lebar tutupan mangrove di daerah penelitian sudah sangatmemprihatinkan. Posisi garis terluar hutan mangrove mengalami kemajuan di daerahdownstream single groin. Sementara di daerah upstream, pertumbuhannya lebih lambat,bahkan terjadi kemunduran di satu lokasi. Pertumbuhan mangrove tersebut merupakandampak positif dari bangunan pantai (single groin) yang dibangun pada tahun 2006.Keberadaan bangunan mengakibatkan gelombang terdifraksi di daerah downstream sehinggamengendapkan sedimen di daerah tersebut dengan butiran sedimen yang relatif halus. Selainitu, pulau yang berada di ujung bangunan memiliki peranan penting terhadap pertumbuhanmangrove.

Kata Kunci: Google Earth, mangrove, wave attack

AbstractIn this study, the width of mangrove forest are analyzed by using digital map of Google Earth.Furthermore, the change of mangrove edge in Untia district, Makassar was analyzed by usingdigital map images from Google Earth in 2001, 2007, 2009 and 2010. These data were usedto investigate the effect of coastal structure on mangrove development in the study area. Insitu observation shows that the accuracy of the digital map in identifying the mangrove edgeis very high. Results indicated that the existing of mangrove in study area is in criticalcondition. The mangrove edge has been extended sea ward in the downstream area of thesingle groin. Meanwhile, in the upstream area, the development was too slow. This mangrovedevelopment is one of the positif effect of single groin which was built in 2006. The structurediffracts the incoming wave in the downstream area. Furthermore, small island which is closeto the edge of structure has an important role in mangrove development.

Keywords: Google Earth, mangrove, wave attack

PENDAHULUAN

Mangrove merupakan hutan atau ekosistem rawa yang tumbuh sepanjang garis pantai tropis dan sub tropis,biasanya pada perairan landai dan di berada sekitar muara sungai. Secara global, sekitar 75% garis pantai dataranrendah tropis menerima pasokan air tawar yang sangat mendukung pertumbuhan ekosistem mangrove. Akarmangrove memiliki fungsi sebagai pelarut nutrisi dan menangkap aliran, sedimen dan material suspensi yangterangkut dari sungai ke pantai. Fungsi tanaman mangrove, yang tidak dapat tergantikan, sebagai lahan pemijahandan tempat makan bagi berbagai ikan, kerang, dan berbagai jenis kepiting. Hutan dan akar-akarnya melindungilahan dan mencegah erosi pantai. Mangrove juga sangat penting bagi kesehatan dan kualitas air pada ekosistemdi sekitar pantai seperti dasar rumput laut dan terumbu karang yang dapat berkembang baik di air yang bersih.

Page 2: POTENSI HUTAN MANGROVE SEBAGAI … HUTAN MANGROVE SEBAGAI PELINDUNG PANTAI ... Gambar 3 memperlihatkan hasil digitasi posisi garis terluar hutan …

Potensi Hutan Mangrove sebagai… Sabaruddin RahmanArsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Perkapalan Volume 7 : Desember 2013TP 4 - 2

Informasi penting bagi ilmuwan pantai yang berkaitan dengan ekosistem mangrove adalah batasan wilayah, luaskerusakan dan kerapatan mangrove.

Citra satelit telah banyak digunakan sebagai metode efektif yang dapat digunakan untuk pengkajian spasial,dimana metode yang lain sulit untuk menjangkau wilayah yang relatif luas. Citra Landsat telah diaplikasikanuntuk mengkaji mangrove melalui interpretasi secara visual, index vegetasi, pengkelasan dan rasio kanal Wanget al. (2003). Penggunaan citra satelit telah digunakan terutama untuk inventarisasi dan pemetaan.

Studi perubahan garis pantai di masa lalu umumnya dilakukan untuk memprediksi perubahan di masa mendatang.Studi tersebut secara tradisional berdasarkan penyelidikan lapangan yang dilakukan berdasarkan menggunakanpersamaan empiris untuk transformasi gelombang di surf zone, angkutan sedimen sejajar pantai, angkutansedimen tegak lurus pantai dan perubahan garis pantai pada jangka waktu tertentu. Selain pergerakan sedimen didaerah pantai yang sangat rumit, persamaan empiris telah menunjukkan kegunaan praktis dalam mengestimasiperubahan garis pantai untuk skala waktu yang singkat diakibatkan oleh badai. Beberapa perubahan garis pantaiuntuk skala waktu yang panjang merupakan hasil proses yang kompleks dari beberapa kejadian yang dapatdibedakan ke dalam tiga kategori utama, yaitu: lingkungan (gelombang, arus, angin, aliran sungai, perubahanmuka air). Kategori berikutnya adalah faktor manusia (bangunan pantai, pengerukan, penambangan pasir).Kategori yang ketiga adalah faktor geologi dari wilayah pantai. Penggunaan citra satelit (yang memiliki resolusidalam skala puluhan sentimeter) dan pengembangan teknik GIS (Geographical Information System) dalambeberapa tahun terakhir memberikan nilai tambah pada metode empiris dan numerik untuk memprediksiperubahan garis pantai dalam skala waktu yang lebih lama.

Tulisan ini mengkaji penggunaan peta digital untuk mengetahui potensi hutan mangrove sebagai perlindunganalami pantai terhadap serangan gelombang. Pengukuran di lapangan dilakukan sebagai verifikasi dari hasilanalisis dari data peta digital.

Hutan Mangrove sebagai Pelindung Alami Pantai

Hutan mangrove memiliki kemampuan untuk mengurangi energi gelombang. Tanaman mangrove umumnyadapat ditemukan pada pantai tropis, utamanya pada daerah dengan serangan gelombang yang relatif kecil.Kemampuan hutan mangrove mengurangi energy gelombang ditentukan oleh nilai kerapatan dan lebar vegetasi.Peredaman gelombang karena terjadinya gesekan antara zat cair dan komponen vegetasi mangrove seperti akar,batang, ranting dan daun.

Hutan mangrove berumur enam tahun dengan lebar 1,5 km dapat mereduksi tinggi gelombang di pantai sebesar95% (Mazda et al., 1997). Pergerakan muka air pasang terjadi lebih cepat dibanding penurunan muka air di saatsurut di daerah yang ditumbuhi vegetasi mangrove, kondisi tersebut akan terjadi sebaliknya di daerah yang tidakditumbuhi mangrove (McIvor, et al., 2012).

Perkembangan Penggunaan Peta Berbasis Satelit

Peta digital Google Earth merupakan data pemetaan berbasis satelit yang penggunaannya meningkat dalambeberapa tahun terakhir. Data tersebut sangat murah, bahkan bisa dikatakan hampir gratis dalam mengaksesnya(Useng et al., 2011), karena hanya memerlukan biaya koneksi internet. Data tersebut tersedia dalam skala luasdan rentang waktu yang lebih panjang dengan tingkat resolusi yang cukup baik yaitu bisa mencapai 0.5 m.

Sejak peluncuran Google Earth pada tahun 2005, kita dapat dengan mudah menggunakannya untuk menjelajahibumi. Google Earth menyajikan permukaan bumi melalui penggabungan gambar yang diperoleh dari satelit, fotoudara dan GIS 3D globe (Cha, 2007). Untuk kegunaan yang lebih professional, Google Earth Pro memungkinkanuntuk mengimpor file GIS seperti .shp dan .tab melalui GIS Data Importing Module. Citra satelit dengan resolusitertinggi diperoleh menggunakan sensor Quickbird, yang diluncurkan pada 18 Oktober 2001 dan dioperasikanoleh Digital Globa, Inc.

Penggunaan data peta digital bisa untuk berbagai keperluan misalnya untuk mengkaji pertumbuhan tutupan lahandi delta sungai Jeneberang (Useng et al., 2011). Studi ini akan menggabungkan hasil pencitraan yang diperolehdari peta digital Google Earth untuk menyelidiki potensi hutan mangrove sebagai pelindung alami pantai.

Page 3: POTENSI HUTAN MANGROVE SEBAGAI … HUTAN MANGROVE SEBAGAI PELINDUNG PANTAI ... Gambar 3 memperlihatkan hasil digitasi posisi garis terluar hutan …

PROS ID ING 2 0 13 © HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIKArsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Volume 7 : Desember 2013 Group Teknik Perkapalan ISBN : 978-979-127255-0-6TP 4 - 3

Daerah Penelitian dan Metodologi

Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi, kota Makassar dan kabupaten Maros. Survey lapangan dilaksanakan didua lokasi yaitu kelurahan Untia kota Makassar dan desa Mattirotasi kabupaten Maros. Posisi geografis garispantai kota Makassar terbentang pada 5°12'52.21"S, 119°23'1.25"T dan 5° 3'33.01"S, 119°28'41.23"T, sementarakabupaten Maros pada 5° 3'33.01"S, 119°28'41.23"T dan 4°52'56.76"S, 119°31'6.81"T.

Secara umum, arah gelombang bangkitan angin mendekati kedua wilayah tersebut adalah dari Barat. Kondisiumum wilayah tersebut berupa rata-rata pasang surut air laut yaitu sebesar 1,13 m, gelombang laut berkisar antara0,5 m sampai 1 m. Jenis pemanfaatan lahan terdiri dari tambak dan sebagian kecil pemukiman.

Lebar tutupan mangrove yang terbentang pada garis pantai ditentukan dengan dua cara. Cara pertama yaitumenggunakan peta digital Google Earth. Lebar tutupan mangrove diukur pada setiap jarak 200 m sepanjang garispantai. Cara kedua dengan pengukuran langsung di lapangan untuk memverifikasi hasil pembacaan pada petadigital.

Posisi terluar hutan mangrove juga diukur pada kelurahan Untia kota Makassar. Hasil pengukuran ditunjukkanpada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengukuran Lapangan dari Garis Terluar Mangrove

Titik PosisiA 5o3’50,40”S dan 119o28’21,78”TB 5o3’52,14”S dan 119o28’19,68”TC 5o3’55,02”S dan 119o28’16,92”T

BS 5o3’59,88”S dan 119o28’15,42”TCS 5o4’2,76”S dan 119o28’12,72”T

Hasil pengukuran di Tabel 1 kemudian dimasukkan pada peta digital Google Earth yang ditunjukkan padaGambar 1. Gambar tersebut memperlihatkan kesesuaian yang sangat erat antara posisi garis terluar dari tanamanmangrove di lapangan dengan yang ada di peta digital Google Earth.

Gambar 1. Koreksi Posisi Garis Terluar Tanaman Mangrove

HASIL DAN BAHASAN

Berdasarkan pembacaan pada peta digital Googel Earth, tutupan mangrove yang ada pada garis pantai Makassarsekitar sekitar 7 km atau sekitar 72% dari panjang garis pantai keseluruhan. Sementara di kabupaten Maros sekitar18 km atau sekitar 72% dari panjang garis pantai keseluruhan. Pada sub bahasan berikutnya akan membahastentang lebar tutupan mangrove pada kondisi sekarang dan dilanjutkan dengan bahasan perubahan posisi garisterluar mangrove dari tahun 2001 sampai 2012.

Page 4: POTENSI HUTAN MANGROVE SEBAGAI … HUTAN MANGROVE SEBAGAI PELINDUNG PANTAI ... Gambar 3 memperlihatkan hasil digitasi posisi garis terluar hutan …

Potensi Hutan Mangrove sebagai… Sabaruddin RahmanArsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Perkapalan Volume 7 : Desember 2013TP 4 - 4

Lebar Tutupan Mangrove

Lebar tutupan mangrove sangat penting bagi perlindungan kawasan pantai terhadap serangan gelombang.Berdasarkan hasil pengukuran pada peta digital Google Earth, diperoleh jumlah tampang yang memiliki lebartutupan mangrove sesuai yang ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Distribusi Lebar Tutupan Mangrove

Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa kondisi hutan mangrove di sepanjang pantai kota Makassar dankabupaten Maros sudah sangat memprihatinkan. Menurut Narayan et al. (2010) vegetasi mangrove akanmemberikan dampak yang signifikan jika lebar tutupannya lebih besar dari 300 sampai 400 m.

Perubahan Tutupan Mangrove

Gambar 3 memperlihatkan hasil digitasi posisi garis terluar hutan mangrove pada tahun 2001, 2007, 2009 dan2010 menggunakan program AutoCAD. Untuk memudahkan penjelasan, tanaman mangrove di daerah kajiandibagi ke dalam tiga segmen, yaitu segmen A, B dan C. Gambar tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadipertumbuhan mangrove yang signifikan di segmen A. Dari hasil survey lapangan yang dilakukan, endapansedimen di daerah tersebut sangat tipis di sekitar garis terluar hutan mangrove. Hal ini mengakibatkan sulitnyatanaman mangrove baru untuk tumbuh, bahkan keberadaan mangrove yang ada saat ini bisa terancampertumbuhannya. Hal yang berbeda terjadi pada segmen B. Peningkatan pertumbuhan mangrove terjadi antaratahun 2007 dan 2010. Pertumbuhan mangrove yang pesat di sekitar bangunan single groin tersebut terjadi karenagelombang yang melintas dari arah Barat terdifraksi oleh bangunan sehingga sedimen terendap di segmentersebut. Berdasarkan pengamatan di lapangan, ketebalan sedimen di garis terluar mangrove kurang lebih 1,0 m.

Gambar 3. Hasil digitasi posisi garis terluar hutan mangrove padatahun 2001 (merah), 2007 (hijau), 2009 (biru tua) dan2010 (biru muda)

Adapun pertumbuhan mangrove di segmen C terjadi sepanjang tahun 2001 sampai 2010. Pertumbuhan tersebutsudah tidak dipengaruhi lagi oleh bangunan single groin, melainkan sedimen yang dialirkan dari sungai danmengendap di sekitar muara menjadi faktor utama. Selain itu, pulau yang berada di ujung single groinmengakibatkan gelombang terdifraksi ke arah segmen C.

Lebar Tutupan (m)

Page 5: POTENSI HUTAN MANGROVE SEBAGAI … HUTAN MANGROVE SEBAGAI PELINDUNG PANTAI ... Gambar 3 memperlihatkan hasil digitasi posisi garis terluar hutan …

PROS ID ING 2 0 13 © HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIKArsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Volume 7 : Desember 2013 Group Teknik Perkapalan ISBN : 978-979-127255-0-6TP 4 - 5

(a) 6 September 2001

(b) 20 Februari 2007

(c) 30 April 2009

(d) 13 Juli 2010

Gambar 4. Perubahan Daerah Tutupan Mangrove dari Tahun 2001 -2010

Page 6: POTENSI HUTAN MANGROVE SEBAGAI … HUTAN MANGROVE SEBAGAI PELINDUNG PANTAI ... Gambar 3 memperlihatkan hasil digitasi posisi garis terluar hutan …

Potensi Hutan Mangrove sebagai… Sabaruddin RahmanArsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Perkapalan Volume 7 : Desember 2013TP 4 - 6

Meskipun pertumbuhan mangrove terus terjadi, namun hal ini tidak sekaligus berarti luas tutupan lahan mangrovejuga bertambah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dengan membandingkan Gambar 4(a) dan Gambar 4(d).Gambar tersebut menunjukkan bahwa pembukaan lahan untuk pertambakan juga terus berlangsung. Hal inimenunjukkan bahwa kesadaran masyarakat masih perlu ditingkatkan untuk menjaga kelestarian mangrove. Selainitu, kajian mengenai tebal minimum mangrove yang dipersyaratkan perlu dilakukan untuk memperoleh kondisistabil dari ekosistem mangrove.

SIMPULAN

Penelitian ini membahas tentang potensi hutan mangrove yang ada di kota Makassar dan kabupaten Marossebagai pelindung alami pantai. Lebar tutupan mangrove yang ada saat ini berada pada rentang 25 - 50 m. Kondisiini sudah sangat memprihatinkan ditinjau dari segi fungsinya sebagai pelindung alami pantai terhadap serangangelombang. Penggunaan peta digital untuk menganalisis dampak bangunan pantai terhadap pertumbuhanmangrove juga dibahas dalam tulisan ini. Hasil analisis dari peta digital menunjukkan bahwa bangunan singlegroin berdampak positif terhadap pertumbuhan mangrove pada areal tertentu.

Pertumbuhan mangrove yang cukup baik di sekitar muara sungai lebih disebabkan oleh adanya material sedimenyang dialirkan dari sungai dan terendap di muara. Pertumbuhan mangrove tersebut tidak diimbangi dengankesadaran masyarakat yang tetap membuka kawasan mangrove sebagai lahan tambak.

Ucapan terima kasih

Penelitian ini terlaksana atas dukungan dana dari DIPA FT-UH tahun anggaran 2013.

DAFTAR PUSTAKA

Cha, S. dan Park, C., 2007. The utilization of Google Earth images as reference data for the multitemporal landcover classification with MODIS data of North Korea, Korean Journal of Remote Sensing, Vol. 23, No.5,483-491.

Mazda, Y., Magi, M., Kogo, M. dan Hong, P.N., 1997. Mangroves as a coastal protection from waves in the TongKing Delta, Vietnam. Mangroves and Salt Marshes, Vol. 1, pp. 127-135.

McIvor, A.L., Spencer, T., Moller, I. dan Spalding, M., 2012. Storm surge reduction by mangroves. NaturalCoastal Protection Series: Report 2. Cambrige Coastal Research Unit Working Paper 41. Published byThe Nature Conservancy and Wetlands International. 35. pages. ISSN 2050-7941.

Narayan, S., Suzuki, T., Stive, M.,J.,F., Verhagen, H.,J., Ursem, W.,N.,J. dan Ranasinghe, R., 2010. On theeffectiveness of mangroves in attenuating cyclone-induced waves. Coastal Engineering, pp. 1-10.

Useng, D., Prawitosari, T., Achmad, M. dan Salengke, 2011. Urban sprawl on Jeneberang delta of Makassar: Aremote sensing and GIS perspective. 2nd International Seminar on Sustainable Urban Development(ISOSUD2011).

Wang, Y., Bonynge, G., Nugranad, J. dan Traber, M., Ngusaru, A., Tobey, J. Hale, L., Bowen, R. and Makota,V., 2003. Remote sensing of mangrove change along the Tanzania coast. Marine Geodesy, 26: 35-48.


Recommended