Transcript
Page 1: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

1

PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KURIKULUM 2013

Ratna Setiyani, Kriswandani S.Si.,M.Pd, Erlina Prihatnani S.Si.,M.Pd

Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAKKeberhasilan implementasi Kurikulum 2013 di kelas X SMK Negeri 2 Salatiga sangat diutamakan karena merupakan pilot project implementasi Kurikulum 2013 di Salatiga. Persepsi guru merupakan faktor yang berkontribusi dalam keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru matematika kelas X SMK Negeri 2 Salatiga terhadap pembelajaran matematika berbasis Kurikulum 2013. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan adalah wawancara. Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang yang berinisialkan A, N dan D. Penelitian ini memberikan hasil bahwa guru SMK Negeri 2 Salatiga mendukung implementasi Kurikulum 2013 karena siswa akan dilatih untuk aktif, kreatif, berpikir kritis dan dibekali dengan konsep pembelajaran sehingga mampu menyelesaikan permasalahan ketika terjun dalam dunia kerja maupun masyarakat. Implementasi pada tahun ajaran 2013/2014 dirasa kurang tepat karena sarana pembelajaran belum lengkap. Guru dituntut untuk menyiapkan RPP, kajian materi, alat peraga, bahan penilaian dan metode yang tepat sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Metode dan model yang dapat dikembangkan meliputi metode penemuan, pembelajaran berbasis alat peraga dan model pembelajaran project dalam kelompok. Model tersebut mampu meningkatkan interaksi antar siswa dan mempermudah siswa dalam melakukan penelitian. Waktu yang disediakan sangat kurang untuk menerapkan metode atau model pembelajaran dengan pendekatan scientific karena siswa memiliki kemampuan yang berbeda dalam menemukan konsep pembelajaran. Guru juga harus mengubah Mindset dari yang dulu sebagai nara suber menjadi fasilitator, dari yang dulu menilai siswa segi pengetahuan menjadi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Sistem penilaian tersebut akan menuntut guru untuk mengamati siswa sedangkan guru memiliki keterbatasan dalam melakukan pengamatan.

Kata Kunci : persepsi guru, pembelajaran matematika, Kurikulum 2013.

Page 2: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

2

PENDAHULUAN

Kurikulum secara umum dapat diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus

ditempuh atau diselesaikan oleh siswa dalam periode waktu yang sesuai ketentuan untuk

mencapai gelar atau ijazah tertentu (Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007:80).

Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala

sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti bangunan sekolah, alat

pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah dan staf sekolah

(Hamalik, 2008:17). Kurikulum pendidikan kerap kali berganti disesuaikan dengan

perkembangan situasi serta kondisi (Kuncoro, 2013).

Dikti (2014:69-118) menuliskan beberapa pergantian kurikulum di Indonesia sejak

kemerdekaan hingga tahun 2006. Perubahan kurikulum di Indonesia dimulai tahun 1947 yang

dinamakan dengan Reenjana Pelajaran 1947. Pada tahun 1952 kurikulum 1947 mengalami

penyempurnaan dan diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Pada tahun 1964

kurikulum pendidikan diubah menjadi Rencana Pendidikan 1964 yang menitikberatkan

konsep pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif dan produktif. Kurikulum 1968 merupakan

pembaharuan dari Kurikulum 1964. Pada tahun 1975 kurikulum diganti lagi menjadi

Kurikulum 1975. Pada tahun 1984, kurikulum diubah dengan nama Kurikulum 1984. Pada

tahun 1994 kurikulum diubah dengan nama Kurikulum 1994. Pada tahun 2004 kurikulum

diubah dengan diberi nama Rintisan Kurikulum Berbasis Komptensi (KBK). Pada tahun 2006

kurikulum diubah dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP

mengalami penyempurnaan yang dikenal dengan nama Kurikulum 2013 (Latifah,2013).

Kurikulum 2013 diberlakukan secara bertahap mulai Tahun Ajaran 2013/2014. Kepala

Disdikpora Kota Salatiga, Tedjo Supriyanto dalam Fajar (2013) menyampaikan bahwa saat

ini belum semua sekolah di Salatiga telah menerapkan Kurikulum 2013. Sebagai pilot

project, implementasi kurikulum pendidikan 2013 telah diterapkan di 10 SD, 6 SMP, 1 SMA

dan 3 SMK. Kemendikbud dalam EPIK (2013) menuliskan SMA dan SMK yang menjadi

pilot project adalah SMA N 1 Salatiga dengan no NPSN 20328447, SMK N 1 Salatiga

dengan no NPSN 20328453.0, SMK N 2 Salatiga dengan no SPSN 20328460.0, SMK N 3

Salatiga dengan no NPSN 20338571.0. Implementasi Kurikulum 2013 pada tingkat Sekolah

Menengah Atas atau Kejuruan (SMA/SMK) dilakssiswaan terbatas untuk kelas X. SMK

Negeri 2 Salatiga pada kelas X juga harus menerapkan Kurikulum 2013 pada semua mata

pelajaran termasuk matematika.

Unsur terpenting dalam implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran matematika

adalah kesiapan guru. Turmuzi (2013) menuliskan dalam menyiapkan kemampuan guru

Page 3: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

3

harus dimulai dari upaya membangun persepsi bahwa perubahan kurikulum sebagai

perbaikan mutu pendidikan. Mengingat bahwa perubahan itu biasanya menghasilkan

“penolakan“ baik secara mental maupun sikap dan perilaku sehingga bisa berakhir menjadi

tidak efektif dalam pelaksanaan. Pola pikir menentukan situasi emosi dan perilaku dalam

pelaksanaan tugas membangun persepsi positif atas perubahan kurikulum harus didahulukan.

Membangun persepsi serta keterampilan bahwa perubahan kurikulum adalah upaya

efektivitas kegiatan pembelajaran harus dapat dihayati secara mendalam oleh para guru kita.

Berhasil tidaknya implementasi kurikulum yang diperbaharui cenderung ditentukan oleh

persepsi yang dimiliki oleh tenaga pengajar atau guru. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian di SMK Negeri 2 Salatiga dengan judul “Persepsi Guru

Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga terhadap Pembelajaran Matematika Berbasis

Kurikulum 2013”.

Persepsi adalah penafsiran unik terhadap suatu situasi (Suyasa dkk, 2004:63). Persepsi

adalah bagaimana kita melihat dunia sekitar kita (Simamora, 2008:102). Ivancevich dkk

(2007:116) juga berpendapat bahwa persepsi adalah proses kognitif seseorang individu

memilih, mengorganisasikan dan memberi arti kepada stimulus lingkungan. Persepsi bersifat

relatif yang berarti walaupun objek yang dilihat sama akan menimbulkan persepsi yang

berbeda terhadap orang yang melihatnya sehingga akan berpengaruh terhadap tindakan orang

itu (Ivancevich, 2008:116). Perbedaan persepsi tersebut dipengaruhi beberapa faktor.

Notoatmodjo (2012:138-139) menuliskan bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor eksternal

dan faktor internal. Faktor Eksternal meliputi kontras, perubahan Intensitas, pengulangan

(repetition), sesuatu yang baru (novelty) dan sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak.

Faktor Internal meliputi pengalaman atau pengetahuan, harapan (expectation) dan kebutuhan.

Mengacu pada faktor tersebut, Kurikulum 2013 merupakan sesuatu yang baru dan menjadi

perhatian orang banyak sehingga akan menimbulkan suatu persepsi.

UU No. 20 Tahun 2003 menegaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

nasional. Badan pengembangan sumber daya manusia pendidikan dan kebudayaan dan

penjaminan mutu pendidikan (2013:128) dalam materi pelatihan guru implementasi

Kurikulum 2013 SMA/MA dan SMK/MAK menuliskan pelaksanaan kurikulum di seluruh

sekolah dan jenjang pendidikan yaitu Juli 2013 Kelas I, IV, VII, dan X pada sekolah yang

menjadi pilot project. Terdapat beberapa perubahan pada Kurikulum 2013. Elemen yang

Page 4: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

4

berubah di jenjang SMK pada mata pelajaran matematika secara rinci dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1 Perubahan elemen jenjang SMK pada mata pelajaran matematikaKurikulum 2013

Elemen DeskripsiStruktur Kurikulum (Mata pelajaran dan alokasi waktu)(ISI)

1) Penambahan jenis keahlian berdasarkan spektrum kebutuhan (6 progam keahlian, 40 bidang keahlian, 121 kompetensi keahlian).

2) Pengurangan adaptif dan normatif, penambahan produktif.3) Produktif disesuaikan dengan trend perkembangan industri.

Proses pembelajaran

1) Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.

2) Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat

3) Guru bukan satu-satunya sumber belajar.4) Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan 1) Kompetensi ketrampilan yang sesuai dengan standar industi.

Penilaian hasil belajar

1) Penilaian berbasis kompetensi2) Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan

berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]

3) Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)

4) Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL 5) Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama

penilaian

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Langkah dalam penelitian ini menggunakan langkah kualitatif. Zuriah (2006:11) menuliskan

langkah penelitian kualitatif mulai dari Identifying a research topic, Reviewing the literatur,

Selecting participants, Collecting data, Analyzing and interpreting data hingga Reporting and

evaluating the research. Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang guru matematika

SMK Negeri 2 Salatiga yang berinisialkan A, N dan D. Ketiga subjek tersebut merupakan

guru matematika yang mengajar di kelas X SMK Negeri 2 Salatiga dan telah mengikuti

pelatihan implementasi Kurikulum 2013. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam penelitian ini adalah metode wawancara. Wawancara yang digunakan dalam penelitian

ini termasuk dalam kategori wawancara tidak terstruktur. Susunan pertanyaan dan susunan

kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara disesuaikan dengan kondisi

dan kebutuhan saat wawancara (Mulyana, 2008:181). Teknik yang digunakan untuk

menganalisis data meliputi reduksi data (data reduction), paparan data (data display) dan

Page 5: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

5

penarikan kesimpulan. Triangulasi data yang digunakan adalah triangulasi teoritik. Gunawan

(2013) menuliskan triangulasi teoritik mempunyai makna bahwa hasil akhir penelitian

kualitatif berupa sebuah rumusan informasi (thesis statement) akan dibandingkan dengan

perspektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau

kesimpulan yang dihasilkan.

HASIL DAN ANALISIS DATA

Guru matematika SMK Negeri 2 Salatiga memiliki persepsi implementasi Kurikulum

2013 memiliki kelebihan dan kekurangan. Tiga guru mengatakan bahwa Kurikulum 2013

baik untuk diterapkan pada saat sekarang ini karena dengan implementasi Kurikulum 2013

pada pembelajaran matematika, siswa akan dituntut lebih aktif, kreatif, berpikir kritis dan

mempersiapkan siswa sesuai kemampuan siswa itu sendiri. Hal ini sejalan dengan teori yang

diungkapkan badan pengembangan sumber daya manusia pendidikan dan kebudayaan dan

penjaminan mutu pendidikan (2013:84) dalam materi pelatihan guru implementasi

Kurikulum 2013 SMA/MA dan SMK/MAK yang menuliskan prinsip pembelajaran intra

kulikuler adalah proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif

melalui kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan,

tulis), menganalis (menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun cerita/konsep),

mengkomunikasi-kan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan lain-lain). pembelajaran

matematika pada Kurikulum 2013 juga akan dipersiapkan sesuai dengan kemampuan siswa

karena prinsip pembelajarannya adalah tidak menekankan jawaban tunggal sehingga siswa

bisa menggali potensi untuk menyelelesaikan permasalahan sesuai dengan kemampuannya.

Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menuju pembelajaran berbasis kompetensi yang akan

melihat kompetensi siswa sehingga yang dikembangkan pada pembelajaran adalah

kompetensi siswa tersebut.

Guru matematika kelas X SMK Negeri 2 salatiga memiliki persepsi yang sama bahwa

implementasi kuriulum 2013 mampu membekali siswa ketika terjun dalam dunia kerja dan

masyarakat. menurut pak A dan pak N, siswa akan dibekali dengan konsep pembelajaran

sehingga ketika terjun dalam dunia kerja dan masyarakat akan bisa menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi. Mengacu Permendikbud No 65 tahun 2013 BAB I bahwa

pembelajaran pada Kurikulum 2013 dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik

mencari tahu dan melihat langkah dalam pembelajaran matematika yang berabsis ke

pendekatan scientific, maka konsep pembelajaran akan tertanam pada diri siswa. konsep-

konsep pembelajaran yang telah tertanam pada diri siswa akan berguna ketika siswa

Page 6: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

6

menyelesaikan masalah dalam dunia kerja maupun masyarakat.

Pak A dan pak N berpendapat bahwa Kurikulum 2013 juga memiliki kelemahan apabila

diterapkan pada tahun ajaran 2013/2014. Pak N mengungkapkan bahwa perlengkapan

pembelajaran pada tahun 2013 belum lengkap seperti buku paket pembelajaran. sedangkan

pak A mengungkapkan bahwa proses pembelajaran akan membutuhkan waktu yang lama

apabila diterapkan sesuai anjuran Kurikulum 2013. Hal ini bisa dilihat dari langkah metode

yang mengarah ke pendekatan scientific.

Guru SMK Negeri 2 Salatiga memiliki pendapat yang berbeda mengenai ketrampilan

dan kompetensi yang harus dimiliki untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada

pembelajaran matematika. Pak A dan pak D berpendapat kompetensi yang harus dimiliki

oleh seorang guru matematika untuk mengimplementasi Kurikulum 2013 adalah kompetensi

pedagogik, profesional, dan kompetensi sosial. Kompetensi itu sesuai dengan. UU no 14

tahun 2005 tentang guru dan dosen pada bab IV pasal 10 ayat 1 memberikan penjelasan

bahwa kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional. Pak A menjelaskan ketrampilan

yang dibutuhkan guru ketika proses pembelajaran ada beberapa macam, salah satunya adalah

ketrampilan mengevaluasi. Beliau juga menjelaskan yang terpenting bagi seorang guru SMK

adalah ketrampilan menghubungkan materi dengan jurusan yang sedang diajarnya. Pak D

juga mengemukakan bahwa kompetensi yang utama harus dimiliki guru dalam

mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada pembelajaran matematika adalah kompetensi

membaca psikologi siswa. Pak N memiliki persepsi yang berbeda terkait kompetensi dan

ketrampilan yang harus dimiliki guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada

pembelajaran matematika. Beliau mengungkapkan bahwa kompetensi yang terpenting dalam

mengimplementasikan Kurikulum 2013 mengarah pada kompetensi yang dimiliki siswa.

Siswa harus bisa menemukan konsep-konsep yang berhubungan dengan materi pembelajaran

maka yang lebih utama adalah kompetensi siswa. Pak N juga mengemukakan kalau seorang

guru akan mengikuti anjuran pemerintah misalkan pemerintah meminta guru membuat soal

cerita maka kompetensi yang harus dimiliki guru adalah kompetensi pedagogik.

Kelancaran proses pembelajaran matematika dalam Kurikulum 2013 juga penting. Guna

menunjang kelancaran proses pembelajaran, diperlukan persiapan atau perencanaan. Guru

SMK Negeri 2 Salatiga memiliki persepsi bahwa bahan yang perlu dipersiapkan sebelum

melakukan proses pembelajaran adalah RPP, kajian materi, pemilihan metode yang tepat,

bahan untuk mengajar seperti alat peraga (apabila menggunakan alat peraga) dan bahan

penilaian baik soal, jawaban maupun rubik penialain. Hal ini sejalan dengan Permendikbud

Page 7: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

7

No 65 tahun 2013 BAB II bahwa perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana

pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian

pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan RPP disesuaikan pendekatan

pembelajaran yang digunakan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana

kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari

silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai

Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun

RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Pak A dan pak N mengalami kendala dalam menyiapkan bahan-bahan tersebut. Pak A

mengalami kendala karena RPP pada KTSP tidak sama dengan RPP pada Kurikulum 2013.

Pak N juga menegaskan bahwa sebenarnaya KI.1 dan KI.2 tidak perlu dicantumkan dalam

RPP karena yang lebih penting dalam proses pembelajaran matematika adalah KI.3 dan KI.4.

permendikbud No 70 Tahun 2013 juga menuliskan Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk

kompetensi inti sikap spiritual; Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan Kompetensi Inti-4 (KI-4)

untuk kompetensi inti keterampilan. Jadi menurut pak N yang penting untuk dituliskan dalam

RPP adalah kompetensi pengetahuan dan ketrampilan.

Faktor lain yang menghambat dalam implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran

matematika ada beberapa macam. Pak A mengungkapan Faktor yang menghambat dalam

implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran matematika meliputi siswanya, keadaan

kelas, sistem penialain. Beliau menegaskan bahwa siswa merupakan salah satu faktor karena

pengetahuan siswa berbeda-beda sehingga kecepatan siswa dalam menemukan konsep

pembelajaran juga berbeda. Pak D memiliki persepsi bahwa yang menjadi faktor

pengahambat dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah perubahan mindset. Perubahan

minset yang dimaksud oleh pak D adalah pada Kurikulum 2013 seorang guru hanya sebagai

pendamping dan seorang guru harus menilai siswa dari segi pengetahuan, ketrampilan dan

sosial. Hal ini sejalan dengan Permendikbud No 70 tahun 2013 menegaskan bahwa pola

pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik.

Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki

kompetensi yang sama serta proses pembelajaran mengembangkan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan jadi guru juga harus melakukan penilaian dari segi sikap, pengetahuan, dan

Page 8: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

8

keterampilan.

Konten materi matematika kelas X yang barbasis Kurikulum 2013 tertuang dalam

kompetensi dasar. Kompetensi dasar adalah kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan

dan ketrampilan yang bersumber pada Kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik

(Permendikbud No 70 tahun 2013). Materi pemebelajaran matematika di SMA dan SMK

adalah sama. Persamaan tersebut dapat terlihat pada konten materi yang tertuang di dalam

permendikbud No 70 tahun 2013 tentang kerangaka dasar dan struktur kurikulum SMK dan

permendikbud No 69 tahun 2013 tentang kerangaka dasar dan struktur kurikulum SMA.

Materi pembelajaran matematika berbasis Kurikulum 2013 yang dimuat pada buku guru dan

buku siswa matematika kelas X SMA/SMK juga sama. menanggapi hal tersebut, guru SMK

Negeri 2 Salatiga memiliki persepsi yang berbeda.

Pak A dan pak N memiliki pendapat bahwa perubahan buku paket dan materi

pembalajaran matematika merupakan salah satu faktor penghambat dalam implementasi

Kurikulum 2013. Pak A mengemukakan bahwa dengan perubahan tersebut siswa harus

banyak belajar karena anatara SMA dan SMK buku serta materinya sama. Pak N

berpandangan bahwa materi di SMA dan SMK seharusnya berbeda karena di SMA adalah

ilmu murni sedangkan di SMK adalah ilmu terapan yang menjurus ke jurusan yang siswa

ambil. Ujian nasional antar SMA dan SMK juga memiliki tingkat kesulitan yang berbeda

jadi seharusnya materinya tidak sama. Pak N menjelaskan materi yang dipelajari semakin

bertambah karena pada kelas X KTSP ada 7 BAB sedangkan pada Kurikulum 2013 ada 12

BAB. Hal ini juga dituliskan pada silabus SMK Negeri 2 Salatiga pelajaran matematika dan

buku paket bahwa ada 12 BAB yang harus dipelajari dalam satu tahun. Beliau juga

menjelaskan bahwa belum ada batasan materi pembelajaran yang jelas dari pemerintah

sehingga anatara guru matematika yang satu dengan yang lain memiliki penafsiran yang

berbeda.

Pak N mengungkapkan buku pelajaran matematika pada Kurikulum 2013 memiliki isi

materi yang padat, singkat, dan kurang jelas untuk dipahami siswa. Pak N juga menegaskan

bahwa dalam buku paket matematika Kurikulum 2013 terdapat ketidaksesuaian anatara

materi dan soal-soal yang diberikan. Hal itu berlainan dengan penjelasan Nuh (2013) buku

Matematika Kelas X untuk Pendidikan menengah disusun dengan tujuan memberi

pengalaman konkret-abstrak kepada peserta didik. Pembelajaran matematika melalui buku

akan membentuk kemampuan peserta didik dalam menyajikan gagasan dan pengetahuan

konkret secara abstrak, menyelesaikan permasalahan abstrak yang terkait, dan berlatih

berfikir rasional, kritis dan kreatif.

Page 9: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

9

Pak D memiliki pandangan positif bahwa siswa SMK juga bisa mempelajari materi

yang tingkat kesulitannya sama dengan SMA. Beliau mengungkapkan tidak ada kendala

dengan perubahan materi karena pada materi pembelajaran matematika berbasis Kurikulum

2013, BAB yang dipelajari sama hingga kelas XII. Perbedaan materi antara kelas X, XI, dan

XII terletak pada batasan kompetensinya. Terkait dengan perubahan buku paket

pembelajaran matematika pada Kurikulum 2013 pak D tidak memiliki kendala karena

menurut beliau ada modul pendamping dari buku paket yang dibuat oleh guru. Pembuatan

modul tersebut disesuaikan dengan kompetensi siswa. Yang menjadi kendala justru

mengarah kesiapan guru dalam membuat modul tersebut.

Guru SMK Negeri 2 Salatiga memiliki persepsi setuju dan tidak setuju bahwa guru

berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Pak A dan pak D

berpendapat bahwa guru memiliki pengaruh atau berkontribusi dalam menentukan

keberhsilan implementasi Kurikulum 2013 pada pelajaran matematika. Mereka berpendapat

guru akan memilii peran penuh dalam mendampingi dan memberi arahan kepada siswa.

Guru diibaratkan sebagi seorang pengemudi yang akan mengarahkan siswa dalam kegiatan

pembelajaran. salah satu faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya siswa dalam

pembelajaran adalah sosok seorang guru dalam mendampingi dan memberikan arahan. Hal

ini sesuai dengan Tim pengembangan ilmu pendidikan FIP-UPI (2007:119) menuliskan

bahwa guru merupakan faktor utama karena tanpa guru bagaimanapun bagusnya dan

idealnya suatu kurikulum, maka kurikulum itu tidak mungkin dapat diaplikasikan.

Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran tergantung dari kepiawaian guru

dalam menggunakan metode, teknik dan taktik pembelajaran.

Pak N memilik persepsi yang sama bahwa guru sebagai pendamping siswa dalam

proses pembelajaran. Beliau menegaskan yang berkontribusi besar dalam menentukan

keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran matematika adalah siswa.

Siswa merupakan faktor utama karena siswalah yang aktif dalam proses pembelajaran untuk

menemukan konsep. Pak N mengukur keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 dari

keberhasilan siswa dalam menemukan konsep yang berhubungan dengan materi yang sedang

dipelajari.

Guru SMK Negeri 2 Salatiga memiliki pendapat yang berbeda mengenai metode

pembelajaran matematika dan beban belajar matematika pada Kurikulum 2013. Pak A dan

pak N berpendapat perubahan metode dan waktu pembelajaran memiliki pengaruh dalam

keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran matematika. Pak N memiliki

persepsi pembelajaran matematika berbasis scientific akan memiliki urutan mulai dari siswa

Page 10: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

10

melakukan pengamatan, kemudian guru menanyakan, mengevaluasi dan membuat jejaring.

Pak D juga mengemukakan bahwa pembelajaran matematika berbasis scientific itu dimulai

dari pengertian pengalaman hingga ke konfirmasi. Hal itu sejalan dengan teori yang badan

pengembangan sumber daya manusia pendidikan dan kebudayaan dan penjaminan mutu

pendidikan (2014:65-69) dalam materi pelatihan guru implementasi Kurikulum 2013

SMA/MA dan SMK/MAK tahun 2014 menuliskan langkah-langkah metode ilmiah dalam

mata pelajaran matematika ada lima langkah. Pertama, mengamati fakta (matematika) dalam

mengamati fakta matematika dapat dibagi menjadi dua pengertian yaitu pengamatan nyata

fenomena lingkungan misalnya pengamatan matematika kontekstual dan pengamatan objek

matematika. Langkah selanjutnya yaitu menanya (perwujudan dari berfikir divergen),

menalar (menentukan danmenemukan solusi selanjutnya), mencoba, dan menyimpulkan

(mengkaitkan dengan konsep lain).

Pak A mengungkapkan metode pembelajaran berbasis scientific itu memerlukan waktu

yang lama sehingga waktu yang disediakan dirasa kurang. Pak N menjelaskan dalam

pembelajaran siswa harus menemukan sendiri konsep pembelajaran dan kemampuan yang

dimiliki siswa berbeda sehingga waktu yang dibutuhkan akan berbeda pula. Apabila waktu

yang dibutuhkan oleh siswa lama, maka akan terkendala dalam menyelasaikan materi

pembelajaran matematika yang berjumlah 12 BAB dalam satu tahun. Siswa yang memiliki

kemampuan lemah akan sulit untuk melakukannya sehingga membutuhkan waktu yang lama.

Pak A juga mengemukakan bahwa metode pembelajaran berbasis scientific juga bisa

dilakssiswaan apabila tidak ada tes akhir karena soal yang diberikan kepada siswa sama.

Pak D memiliki pendapat yang berbeda bahwa perubahan watu pembelajaran

matematika dari 5 jam pelajaran per minggu menjadi 4 jam pelajaran per minggu tidak

berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Seorang guru juga harus

mengembangkan metode dalam pembelajaran matematika berbasis Kurikulum 2013. Hal itu

sejalan dengan Kusumah (2013) menuliskan beberapa model-model pembelajaran yang dapat

membuat peserta didik aktif dan dapat dijadikan acuan pengajaran keterampilan di kelas pada

Kurikulum 2013. Keberhasilan dalam implementasi Kurikulum 2013 cenderung ke pribadi

guru dalam menerapkan ke pendidikan matematikanya. Mulyana (2010:2-4) juga menuliskan

bahwa guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya,

tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of learning).

Guru SMK Negeri 2 Salatiga memiliki persepsi metode atau model yang baik untuk

diterapkan pada pelajaran matematika berbasis Kurikulum 2013 meliputi metode penemuan,

model pembelajaran berbasis alat peraga, model pembelajaran project dalam kelompok.

Page 11: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

11

Kusumah (2013) juga menuliskan beberapa model-model pembelajaran yang dapat membuat

peserta didik aktif dan dapat dijadikan acuan pengajaran keterampilan di kelas pada

Kurikulum 2013 meliputi model pembelajaran kolaborasi, pembelajaran individu,

pembelajaran teman sebaya, pembelajaran sikap, pembelajaran kelompok, pembelajaran

mandiri dan pembelajaran multimodel. pak A akan melihat situasi dalam menerapkan model

pembelajaran. beliau berpendapat bahwa model pembelajaran berbasis scientific akan baik

digunakan pada kelas yang siswanya memiliki kemampuan intelektual menengah ke atas dan

gagal apabila diterapkan pada. model pembelajaran berbasis scientific akan melibatkan

aktifitas penelaran dan dalam penalaran dibutuhkan intelektual yang baik. Siswa yang

memilki kemempuan intelektual rendah akan kesulitan ketika menalar.

Pak N mengemukakan bahwa model atau metode pembelajaran yang sering beliau

gunakan adalah metode menemukan dan model pembelajaran berbasis alat peraga. Model

pembelajaran alat peraga dirasa baik karena akan mempermudah siswa ketia melakukan

pengamatan sehingga siswa dengan mudah mengetahui bagian-bagian yang ditelitinya.

Konsep materi juga akan lebih mudah untuk ditemaukan apabila siswa melakukan kegiatan

mencoba dan mengamati secara langsung terkait materi yang sedang dipelajari. Akan tetapi,

pak N juga mengalami beberapa kendala dalam menggunakan metode penemuan. Salah satu

kendala tersebut adalah siswa susah untuk menemukan konsep sendiri karena belum terbiasa.

Beliau menegaskan bahwa siswa yang belum terbiasa untuk menemukan konsep akan

memerlukan waktu yang lama ketika menemukan konsep sendiri.

Mengingat materi yang dipelajari, pak A danpak N dalam keadaan tertentu akan kembali

menggunakan metode ceramah untuk mengejar materi agar selesai tepat waktu. Seperti yang

telah dijelaskan bahwa pak A dan pak N memiliki persepsi waktu yang disediakan dirasa

kurang apabila semua pembelajaran menggunakan metode yang mengarah ke pendekatan

scientific. Sehingga untuk menyelesaikan materi yang berjumlah 12 BAB per tahun pak A

dan pak N menggunakan metode ceramah. Hal ini berlainan dengan konsep pembelajaran

pada Kurikulum 2013 bahwa pembelajaran berubah dari siswa yang diberi tahu menjadi

siswa mencari tahu.

Pak D menggunakan model pembelajaran project dalam kelompok. Model tersebut

dirasa baik karena dapat meningkatkan interaksi anatar siswa dan siswa tidak canggung lagi

untuk saling bertukar informasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Kusumah (2013) bahwa

model pembelajaran kelompok (cooperative learning) sering digunakan pada setiap kegiatan

belajar-mengajar karena selain hemat waktu juga efektif, apalagi jika metode yang diterapkan

sangat memadai untuk perkembangan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain

Page 12: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

12

proyek kelompok, diskusi terbuka, bermain peran. Pak D akan memberi pengantar atau

konsep awal kepada siswa apabila materi yang dipelajari merupakan materi baru atau

sebelumnya belum pernah dipelajari. Setelah itu beliau akan menugaskan siswa dalam

kelompok untuk menemukan konsep selanjutnya. Guru dalam posisi ini bisa mengarahkan

siswa untuk menemukan materi dengan tema yang telah ditentukan atau mengarahkan siswa

untuk mencari di situs tertentu.

Pak D mengalami kendala dengan penerapan model tersebut untuk siswa yang secara

intelektualnya menengah ke bawah sehingga beliau harus memberi perhatian yang lebih

kepada siswa tersebut. Kusuma (2013) juga menjelaskan pembelajaran kolaborasi

(collaboration learning) menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil dan memberinya

tugas di mana mereka saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok.

Dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu

mewujudkan belajar kolaboratif. Metode yang dapat diterapkan antara lain mencari

informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim quiz.

Guru SMK Negeri 2 Salatiga memiliki persepsi sistem penilaian atau evaluasi akan

menghambat implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran matematika. Penyebabnya

adalah banyaknya jenis penilaian yang harus diselesaikan oleh guru. Badan pengembangan

sumber daya manusia pendidikan dan kebudayaan dan penjaminan mutu pendidikan

(2013:84) dalam materi pelatihan guru implementasi Kurikulum 2013 SMA/MA dan

SMK/MAK menuliskan prinsip pembelajaran intra kurikuler Penilaian hasil belajar

mencakup seluruh aspek kompetensi. Permendikbud NO 66 tahun 2013 juga menuliskan

Teknik dan instrumen digunakan dalam melakukan penilaian sikap, pengetahuan dan

ketrampilan. Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian

diri, penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen

yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah

daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal

berupa catatan pendidik. Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan,

dan penugasan. Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu

penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan

menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.

Guru SMK Negeri 2 Salatiga juga menegaskan seorang guru memiliki keterbatasan

dalam melakukan penilaian kepada siswa sedangkan pada Kurikulum 2013 guru akan

dituntut untuk mengamati secara jeli setiap siswa untuk penilaian sikap dan kerohaniannya.

Hal ini sejalan dengan Kartono (2010) mengungkapkan bahwa penilaian yang baik tidak

Page 13: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

13

hanya dilakukan pada akhir suatu pokok bahasan melainkan setiap proses yang ada dalam

pembelajaran. Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi. Pak A

berpendapat bahwa penialaian dalam pembelajaran matematika berbasis Kurikulum 2013

dirasa sulit karena menuntut guru untuk lebih melakukan pengamatan kepada setiap siswa.

Guru tidak mungkin mengamati secara jeli satu per satu sehingga nilai yang diberikan kepada

siswa hanya tergantung dari sepengatahuan guru tersebut. Beliau juga menjelaskan dalam

pengisisn rubik seorang guru harus melihat keaktifan, keseriusan dan pengetahuan siswa

dalam belajar. Jika kelas yang diajarnya lebih dari satu, maka beliau harus menghafal nama

dan mengamati siswa yang jumlahnya banyak sehingga menyulitkan ketika melakukan

penilaian.

Terkait dengan masalah penilaian, Pak N belum melakssiswaan secara baik karena harus

menilai siswa dari segi pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Seorang guru harus mengamati

satu per satu siswanya ketika ingin menilai ketrampilan serta sikapnya sedangkan guru

memiliki keterbatasan dalam mengamati tingkah laku siswa sehingga nilai yang diberikan

kepada siswa sebatas yang guru tahu . Beliau juga menegaskan bahwa setiap siswa memiliki

6 macam penilaian yang harus masuk ke rapor dan semua nilai tersebut harus didiskripsikan

sehingga pak N merasa keberatan dengan sistem evaluasi yang ada pada pembelajaran

matematika berbasis Kurikulum 2013. Enam jenis penilaiannya dan cara menilainya seperti

yang dilakukan pak N adalah yang pertama penilaian pengetahuan yang terbagi menjadi dua

dan cara penilaiannya dengan memberikan soal-soal evaluasi. Penilaian yang dilakukan

adalah dengan cara memberikan skor pada sola yang diberikan. Siswa yang mengerjakan tiga

cara yang benar akan mendapatkan tiga skor apabila total cara yang ada dalam soal tersebut

adalah empat. Apabila siswa mengerjakan benar dua maka akan diberi skor dua walaupun

hasil akhirnya benar. Beliau mengungkapkan yang dinilai adalah proses bagaimana siswa

menjawab jadi step by step dalam menjawab soal sangat diperhatikan. Hal ini sesuai dengan

teori Badan pengembangan sumber daya manusia pendidikan dan kebudayaan dan

penjaminan mutu pendidikan kementrian pendidikan dan kebudayaan (2013:6) Penilaian

pada hasil belajar harus memperkuat PAP (PenilaianAcuan Patokan) yaitu pencapaian hasil

belajar didasarkan pada posisi skor yang diperoleh terhadap skor maksimal. Penilaian tidak

hanya pada level KD tetapi juga kompetensi inti dan SKL. Memanfaatkan portofolio yang

dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian. Kedua, penilaian sikap yang terbagi menjadi

sikap sosial dan spiritual. Cara melakukan penilaian sikap adalah dengan cara melihat sikap

siswa dalam proses pembelajarannya maupun di lingkungan sekolah. Sikap sosial terbagi lagi

yang meliputi tekun, kerja sama dengan teman, tanggung jawab, toleran, kejujuran, sopan

Page 14: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

14

santun dan responsif. Penilaian sikap spiritual terbagi menjadi memberi salam sebelum

pelajaran dan beribadah sesuai agama dan keyainan masing-masing siswa. Ketiga adalah

penilaian kreatifitas yang dinilai dari hasil, misalnya ketika membuat alat peraga ada siswa

yang membuat asal jadi dan ada siswa yang membuat sangat bagus dan kreatif jadi nilainya

berbeda.

Pak D berpendapat bahwa sistem penilaian pada pembelajaran matematika berbasis

Kurikulum 2013 masih rumit atau susah. Seorang guru juga harus mendiskripsikan dari

masing-masing nilai yang siswa dapat. Cara penilaian yang dilakukan adalah dengan cara

melihat form yang dibagikan untuk penilaian teman sejawat. Penilaian sikap dapat dilakukan

dengan cara melihat dari beberapa bagian siswa yang ada di kelas secara bergilir. Penilaian

ketrampilan dapat dilakukan dengan melihat topik pembelajaran, misalnya dalam apabila

topik yang dipelajari memungkinkan siswa untuk membuat alat peraga maka dilihat dari

hasilnya. Contoh lainnya adalah ketika siswa mengukur kolam maka bisa dilihat ketrampilan

siswa tersebut dalam melakukan pengukuran. Beliau juga menjelaskan dalam menilai

pengetahuan bentuk soal yang diberkan kepada siswa bisa dalam bentuk soal esai maupun

pilihan ganda. Pak D melakukan evalusi di setiap akhir pembelajaran kemudian ketika ingin

membuat diskripsi beliau merata-rata dari beberapa evalusi tersebut. Beliau akan melihat

standar minimal tiap siswa dalam melakukan evaluasi. Standar minimal tersebut dapat dilihat

dari kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Pak D mengalami kendala

dengan fasilitas karena penilaian dan tugas-tugasbiasanya beliau lakukan dalam equit

sehingga membutuhkan vasilitas yang berbasis IT. Permendikbud No 65 tahun 2013 BAB III

juga menuliskan adanya penerapan teknologi informasi dan komunikasisecara terintegrasi,

sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi

Penilaian yang dilakukan guru SMK Negeri 2 Salatiga sejalan dengan teori

Permendikbud NO 66 tahun 2013 memuat Standar Penilaian merupakan standar nasional

pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil

belajar peserta didik. Standar penilaian pendidikan dalam Kurikulum 2013 menggunakan

prinsip dan pendekatan objektif, terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel, edukatif. Teknik

dan instrumen digunakan dalam melakukan penilaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan.

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian

“teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan

untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala

penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.

Page 15: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

15

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang

menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan

tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Karakteristik penilaian pada Kurikulum 2013

adalah mengukur tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa guru SMK Negeri 2 Salatiga

mendukung implementasi Kurikulum 2013. Beliau mengungkapkan bahwa dengan

implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran matematika, siswa akan belajar menjadi

lebih aktif, kreatif, kritis, mandiri. Implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran

matematika juga dirasa baik karena mampu membekali siswa ketika terjun pada dunia kerja

dan masyarakat. Siswa akan dibekali dengan pemahaman konsep pada proses

pembelajarannya. Proses pembelajaran juga akan dikembangkan dengan melihat kompetensi

siswa, sehingga selain ditanamkan konsep pembelajaran, siswa akan terlatih untuk

menyelesaikan permasalahan dengan kompetensi yang dia miliki. Dengan demikan, siswa

akan lebih mudah dalam menemukan solusi ketika dihadapkan pada permasalahan yang

muncul pada dunia kerja dan masyarakat.

Guru SMK Negeri 2 Salatiga juga memiliki persepsi bahwa implementasi Kurikulum

2013 pada tahun ajaran 2013/2014 dirasa kurang tepat karena sarana pendukung

pembelajaran masih dirasa belum lengkap. Buku paket pembelajaran belum terpenuhi secara

sempurna sehingga akan menjadi kendala dalam implementasi Kurikulum 2013. Sarana

pendukung pembelajaran matematika lainnya seperri fasilitas berbasis IT juga belum

memadai untuk menerapkan Kurikulum 2013. Proses pembelajaran matematika pada

Kurikulum 2013 diarahkan untuk menggunakan fasilitas berbasis IT. Faktor penghambat

lainnya juga beraneka ragam mulai dari keadaan siswa, guru, buku pelajaran, materi

pelajaran, waktu pelajaran, metode pembelajaran dan sistem penilaian pembelajaran.

Guru SMK Negeri 2 Salatiga mempunyai persepsi bahwa metode pembelajaran

matematika berbasis scientific dirasa memerlukan waktu yang lama karena pengetahuan

siswa dan kecepatan siswa di SMK Negeri 2 Salatiga tergolong menengah ke bawah.

Keadaan siswa merupakan faktor yang menghambat karena dengan pengetahuan dan

ketrampilan yang berbeda maka kecepatan siswa dalam menemukan konsep pembelajaran

juga berbeda. Bila waktu yang digunakan siswa untuk menemukan konsep relatif lama maka

waktu yang tersedia dirasa kurang untuk mempelajari materi yang berjumlah 12 BAB dalam

satu tahun. Siswa juga akan merasa kesulitan apabila dimnta belajar dari buku paket

Page 16: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

16

pembelajaran matematika berbasis Kurikulum 2013. Kesulitan itu disebabkan oleh isi materi

yang padat, kebiasaan siswa yang menggunakan buku tipe lama, bahasa dalam buku yang

sulit untuk dipaham siswa dan adanya ketidak sesuaian anatara materi yang sedang dipelajari

dan contoh soal yang diberikan. Selain itu juga belum ada keterbatasan materi yang jelas dari

pemerintah sehingga guru di SMK Negeri 2 Salatiga memiliki penafsiran yang berbeda. Guru

SMK Negeri 2 Salatiga memilik persepsi bahwa materi SMK dan SMA seharusnya berbeda

dengan alasan SMK seharusnya lebih menjurus ke jurusannya. Akan tetapi, mereka meyakini

bahwa siswa SMK juga bisa mempelajari materi yang taraf kesulitannya sama dengan siswa

SMA.

Perubahan mindset guru juga menjadi salah satu faktor dalam menghambat implementasi

Kurikulum 2013. Seorang guru juga perlu belajar mengubah suatu kebiasaan dari yang dulu

merupakan nara sumber menjadi pendamping dan fasilitator, dari yang dulu melakukan

penilaian kepada siswa dari segi pengetahuan menjadi tiga ranah yaitu pengetahuan,

ketrampilan dan sosial. Guru SMK Negeri 2 Salatiga memiliki persepsi bahwa sistem

penilaian pada kuriulum 2013 dirasa sulit. Guru harus mengamati siswa baik di dalam proses

pembelajaran maupun di lingkungan sekolah untuk menilai sikap siswa. Penilaian terhadap

ketrampilan siswa juga akan menuntut guru untuk mengamati proses siswa dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan serta hasil pekerjaan siswa tersebut. Selain itu, beliau

juga merasa kesulitan apabila harus mendiskripsikan nilai setiap siswa dan setiap aspek

penilaian. Penilaian aspek pengatahuan, ketampilan dan sosial harus didiskripsikan sesuai

dengan kemampuan masing-masing siswa.

Guru SMK Negeri 2 Salatiga memiliki persepsi bahwa kompetensi guru yang dibutuhkan

untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah kompetensi pedagogik, profesional dan

sosial. Kompetensi pedagogik yang terpenting adalah menghubungkan materi dengan jurusan

kelas yang di ajarnya dan mengetahai kompetensi siswa. Selain kompetensi guru, kompetesi

siswa juga sangat penting karena siswa merupakan tokoh utama dalam proses pembelajaran.

Peran guru dalam pembelajaran sangat penting karena guru akan berfungsi untuk

mengarahkan dan mendampingi siswa dalam proses pembelajaran. Guru SMK Negeri 2

Salatiga juga mengungkapkan seorang guru harus menyiapkan beberapa bahan yang

menunjang kelancaran pembelajaran. Bahan tersebut meliputi RPP, kajian materi, bahan

untuk mengajar seperti alat peraga (apabila menggunakan alat peraga), bahan penilaian baik

soal, jawaban maupun rubik penialain dan pemilihan metode yang tepat. Metode yang dapat

dikembangkan dalam implementasi Kurikulum 2013 meliputi metode penemuan, model

pembelajaran berbasis alat peraga dan model pembelajaran project dalam kelompok.

Page 17: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

17

DAFTAR PUSTAKA

Badan pengembangan sumber daya manusia pendidikan dan kebudayaan dan penjaminan

mutu pendidikan kementrian. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum

2013 SMA/MA dan SMK/MAK matematika. Jakarta: Kemendikbud

_____. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMA/MA dan

SMK/MAK matematika. Jakarta: Kemendikbud

Dikti. 2014. perkembangan kurikulum.

http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Revisi_Bahan_Ajar_Cetak/BAC_

Pengkur_SD/UNIT-4_PERKEMBANGAN_KURIKULUM_.pdf, Diunduh pada 29

januari 2014 pukul 23.00 WIB

EPIK. 2013. Sekolah Sasaran : Jawa Tengah/ SMA.

http://kurikulum.kemdikbud.go.id/public/school/03/402882993e7dc3fc013e7dcf88f50

001, diunduh 29 januari pukul 22.00 WIB.

_____. 2013. Sekolah Sasaran : Jawa Tengah/ SMK.

http://kurikulum.kemdikbud.go.id/public/school/03/ff8081813e7d1548013e7d15facd0

000, diunduh pada 29 januari pukul 22.15 WIB.

Fajar. 2013. Dewan Pertimbangan Presiden Kunjungi Salatiga.

http://salatigakota.go.id/InfoBerita.php?id=597&Senin,%209%20September%202013

, diunduh 29 januari 2014 pukul 09.00 WIB

Gunawan, Imam. 2013. MetodePenelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2008.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Ivancevich, John M. 2008. Perilaku dan Manajemen Organisasi Jilid 1 Edisi 7. Jakarta: Erlangga

Kartono, ST dkk. 2010. Reformasi Pendidikan Sebuah Rekomendasi. Yogyakarta: Kanisius

Kuncoro. 2013. Pentingnya kurikulum berbasis kewirausahaan.

http://edukasi.kompasiana.com/2013/04/03/pentingnya-kurikulum-berbasis-

kewirausahaan--542473.html. Diunduh pada 28 januari 2014 pukul 11.00 WIB.

Page 18: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

18

Kusuma, Deden Cahaya. 2013. Komponen Pengembangan Kurikulum 2013 pada bahan Uji

Publik Kurikulum 2013. http://berita.upi.edu/2013/04/01/komponen-pengembangan-

kurikulum-2013-pada-bahan-uji-publik-kurikulum-2013/ diunduh pada 5 februari

2014

Kusuma, Wijaya. 2013. Contoh Model Pembelajaran di Kurikulum 2013.

http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/23/contoh-model-pembelajaran-di-kurikulum

-2013-594247.html. Diunduh 7 Mei 2014

Latifah. 2013. Perubahan atau Pergeseran Paradigma Belajar abad 21.

http://kaltim.tribunnews.com/2013/06/07/kurikulum-2013-perubahan-atau-

pergeseran-paradigma-belajar-abad-21. diunduh pada 28 januari 2014

Mulyana, Dedi. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif:Paradigma Baru Ilmu Komunikasi

dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Seni. Jakarta: Rineka Cipta

Nuh, Mohamad. 2013. Kurikulum 2013. Http://edukasi.kompas.co./read/2013/03/08/08205286/kurikulum2013. Diunduh 3 maret 2014

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 65 tahun 2013

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 66 tahun 2013

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 69 tahun 2013

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 70 tahun 2013

Simamora, Bilson. 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Suyasa, YS, dkk. 2004. Persepsi terhadap Dukungan Orang Tua dan Pembuatan Keputusan Karir Remaja. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan bagian

III. Jakarta: PT Imperial Bhakti Utama

Page 19: Persepsi Guru Matematika Kelas X SMK Negeri 2 Salatiga ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5652/3/T1_202010153_Full... · 1 PERSEPSI GURU MATEMATIKA KELAS X SMK NEGERI 2 SALATIGA

19

Turmuzi, Ahmad. 2013. Membangun Persepsi Guru dalam Menyongsong Penerapan

Kurikulum 2013. http://edukasi.kompasiana.com/2013/01/31/membangun-persepsi-

guru-dalam-menyongsong-penerapan-kurikulum-2013-529713.html . Diunduh 13

januari 2014

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara


Recommended