APPENDISITIS
I. PENGERTIAN
Appendisitis adalah inflamasi akut pada appendisits verniformis dan merupakan
penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Brunner & Suddart, 1997)
II. ETIOLOGI
Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh:
a. Fekalis/ massa keras dari feses
b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid
c. Benda asing
III. PATOFISIOLOGI
Hiperplasia folikel limfoid, fekalid, cacing, striktur, ca menyebabkan obstruksi appendiks
yang mengakibatkan mucus yang diproduksi mukosa menjadi terbendung, makin banyak
akan menekan dinding appendiks, sehingga akan mengganggu aliran limfe dan
mengakibatkan dinding appendiks edema serta merangsang tunika serosa dan peritoneum
veceral. Appendisitis Proses inflamasi pada appendiks meningkatkan tekanan intra
luminal, menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif dalam
beberapa jam, trlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen. Appendiks terinflamasi
berisi pus.
Terputusnya kontinuitas jaringan
Resiko terjadi infeksi
Nyeri
Resiko kurang volume cairan
IV. PATHWAYS
Idiopatik makan tak teratur Kerja fisik yang keras
Massa keras feses
Obstruksi lumen
Suplay aliran darah menurun
Mukosa terkikis
Perforasi Peradangan pada appendiks distensi abdomen
Abses
Peritonitis Nyeri
Menekan gaster
Appendiktomy pembatasan intake cairan peningk prod HCL
Insisi bedah mual, muntah
V. TANDA DAN GEJALA
Nyeri kuadran kanan bawah dan biasanya demam ringan
Mual, muntah
Anoreksia, malaisse
Nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burney
Spasme otot
Konstipasi, diare
(Brunner & Suddart, 1997)
VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Sel darah putih : lekositosis diatas 12000/mm3, netrofil meningkat sampai 75%
Urinalisis : normal, tetapi eritrosit/leukosit mungkin ada
Foto abdomen: Adanya pergeseran material pada appendiks (fekalis) ileus terlokalisir
Tanda rovsing (+) : dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri yang secara
paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa dikuadran kanan bawah
(Doenges, 1993; Brunner & Suddart, 1997)
VII. KOMPLIKASI
Komplikasi utama adalah perforasi appediks yang dapat berkembang menjadi
peritonitis atau abses apendiks
Tromboflebitis supuratif
Abses subfrenikus
Obstruksi intestinal
VIII. PENATALAKSANAAN
Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan
Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedhan dilakukan
Analgetik diberikan setelah diagnosa ditegakkan
Apendektomi dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi.
(Brunner & Suddart, 1997)
IX. PENGKAJIAN
1. Aktivitas/ istirahat: Malaise
2. Sirkulasi : Tachikardi
3. Eliminasi
Konstipasi pada awitan awal
Diare (kadang-kadang)
Distensi abdomen
Nyeri tekan/lepas abdomen
Penurunan bising usus
4. Cairan/makanan : anoreksia, mual, muntah
5. Kenyamanan
Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus yang meningkat berat dan
terlokalisasi pada titik Mc. Burney meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau
nafas dalam
6. Keamanan : demam
7. Pernapasan
Tachipnea
Pernapasan dangkal
(Brunner & Suddart, 1997)
X. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1. Resiko tinggi terjadi infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan utama,
perforasi,peritonitis sekunder terhadap proses inflamasi
Tujuan : tidak terjadi infeksi
Kriteria:
a. Penyembuhan luka berjalan baik
b. Tidak ada tanda infeksi seperti eritema, demam, drainase purulen
c. Tekanan darah >90/60 mmHg
d. Nadi < 100x/menit dengan pola dan kedalaman normal
e. Abdomen lunak, tidak ada distensi
f. Bising usus 5-34 x/menit
Intervensi:
a. Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri. Waspadai nyeri yang menjadi hebat
b. Awasi dan catat tanda vital terhadap peningkatan suhu, nadi, adanya pernapasan cepat
dan dangkal
c. Kaji abdomen terhadap kekakuan dan distensi, penurunan bising usus
d. Lakukan perawatan luka dengan tehnik aseptic
e. Lihat insisi dan balutan. Catat karakteristik drainase luka/drain, eriitema
f. Kolaborasi: antibiotik
2. Nyeri b.d distensi jaringan usus oleh inflamasi, adanya insisi bedah
Kriteria hasil:
a. Persepsi subyektif tentang nyeri menurun
b. Tampak rileks
c. Pasien dapat istirahat dengan cukup
Intervensi:
a. Kaji nyeri. Catat lokasi, karakteristik nyeri
b. Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler
c. Dorong untuk ambulasi dini
d. Ajarkan tehnik untuk pernafasan diafragmatik lambat untuk membantu melepaskan
otot yang tegang
e. Hindari tekanan area popliteal
f. Berikan antiemetik, analgetik sesuai program
3. Resiko tinggi kekurangan cairan tubuhb.d inflamasi peritoneum dengan cairan
asing, muntah praoperasi, pembatasan pasca operasi
Kriteria hasil;
a. Membran mukosa lembab
b. Turgor kulit baik
c. Haluaran urin adekuat: 1 cc/kg BB/jam
d. Tanda vital stabil
Intervensi:
a. Awasi tekanan darah dan tanda vial
b. Kaji turgor kulit, membran mukosa, capilary refill
c. Monitor masukan dan haluaran . Catat warna urin/konsentrasi
d. Auskultasi bising usus. Catat kelancara flatus
e. Berikan perawatan mulut sering
f. Berikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan peroral dimulai dan
lanjutkan dengan diet sesuai toleransi
g. Berikan cairan IV dan Elektrolit
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d
kurang informasi
Kriteria:
a. Menyatakan pemahamannya tentang proese penyakit, pengobatan
b. Berpartisipasi dalam program pengobatan
Intervensi
a. Kaji ulang embatasan aktivitas paska oerasi
b. Dorong aktivitas sesuai toleransi dengan periode istirahatperiodik
c. Diskusikan perawatan insisi, termasuk mengganti balutan, pembatasan mandi
d. Identifikasi gejala yang memerlukan evaluasi medik, contoh peningkatan nyeri,
edema/eritema luka, adanya drainase
(Doenges, 1993)
DAFTAR PUSTAKA
2. Doenges, Marilynn E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta. EGC
3. Price, SA, Wilson,LM. (1994). Patofisiologi Proses-Proses Penyakit, Buku Pertama. Edisi 4.
Jakarta. EGC
4. Smeltzer, Bare (1997). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & suddart. Edisi 8.
Volume 2. Jakarta, EGC
5. Swearingen. (1996). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 2. K\Jakarta. EGC
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF APENDISITIS PADA Nn SK
DI RUANG BOUGENVIL DAN KAMAR BEDAH RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO
I PENGKAJIAN
Hari : Senin
Tanggal : 4 Pebruari 2013
Jam : 15.00 WIB
Sumber : Pasien
Oleh : Teguh Yudiarto
A. Identitas Pasien
Nama : Nn S K
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Batur, Banjarnegara
Pekerjaan : Mahasiswa
Status : Belum Kawin
Diagnose : Appendisitis
No. RM : 551046
Tanggal Masuk : 4 Pebruari 2013
B. Penanggung Jawab
Nama : AJ
Umur : 55 tahun
Alamat : Batur, Banjarnegara
Hub. Dg Pasien : Ayah
C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh nyeri perut sebelah kanan bawah sejak 2 bulan yang lalu ketika
sedang kuliah di salah satu Perguruan tinggi di Jawa Barat. Nyeri dirasakan sangat
perih dan mengganggu aktivitas. Nyeri juga dirasakan secara tiba-tiba dengan durasi
waktu yang tidak menentu. Pasien memeriksakan diri ke Dokter di dekat kampusnya
dan di diagnose Apendisitis/Usus Buntu. Kemudian pasien pulang ke rumah dan
memeriksakan diri ke Poli Bedah RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo dengan
keterangan dan diagnose penyakit yang sama. Di poli bedah pasien diprogram operasi
pada tanggal 5 Pebruari 2013.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit yang serius dan belum pernah dirawat di
rumah sakit sebelumnya. Klien hanya kadang-kadang mengalami sakit biasa seperti flu
dan batuk.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga dari pasien yang mengalami keluhan serupa
yakni usus buntu,tidak ada riwayat penyakit kronis atau keturunan.
D. Keadaan Umum
Kesadaran composmentis tak tampak kesakitan
E. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda Vital :
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi/HR : 68 x/ menit, isi dan tegangan cukup, kuat dan teratur
Suhu badan : 36,70C per axilla
Pernapasan : 18 x/menit teratur, tipe : torakoabdominal
Status Lokalis :
Abdomen : Supel, Peristaltik Normal, terdapat Nyeri Tekan pada Mc Bourney
F. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium 11 Januari 2013
Al : 14,4. 103/µl MCV : 86 fl
MCH : 29 pg MCHC : 33 g/dl
Hb : 14,4 g/dl CT : 4 menit
Golongan Darah : B BT : 2 Menit
Diff Count
Eosinofil : 5,90 % limfosit : 34,10 % Netrofil: 52,20 %
Basofil : 0,60 % monosit : 7,20 %
Kimia Klinik
SGOT : 17,0 U/l GDS: 115 mg/dL kreatinin: 0,70 mg/dL
SGPT : 15 U/l ureum: 17,5 mg/dL
Albumin : 4,48 g/dL mg/dL Globulin : 2,72 mg/dL HbsAg : Negatif
Foto Thorax tanggal 11 Januari 2013
II ASKEP PRE OPERASI
a. Data Fokus
Pasien mengatakan cemas dengan program operasi yang akan dijalaninya tidak tahu
tentang persiapan operasi lama penyembuhan dan perawatan setelah operasi. Pasien
mengatakan nyeri perut kanan bawah sejak 2 bulan yang lalu. Nyeri bertambah jika
melakukan aktivitas yang berat
b. Analisa Data Pre Operasi
No Hari/Tgl/Jam Data Masalah Etiologi
1 Senin 4/2/13
Jam 15.00
DS :
- Pasien mengatakan cemas
dengan program operasi
yang akan dijalaninya
- Pasien mengatakan tidak
tahu tentang persiapan
operasi
- Pasien mengatakan tidak
tahu tentang lama
penyembuhan dan
perawatan setelah operasi
DO :
- Pasien tampak khawatir
akan program operasi
- Pasien bertanya apa saja
persiapan yang dilakukan
- Pasien bertanya tentang
lama penyembuhan dan
perawatan pasca operasi
Ansietas Defisiensi
pengetahuan
(ketidaktahuan pasien
mengenai prosedur
pra operatif dan
harapan pasca
operatif)
2 Senin 4/2/13
Jam 15.00
DS :
- Pasien mengatakan nyeri
perut kanan bawah sejak 2
bulan yang lalu
- Nyeri bertambah jika
Nyeri
akut
Agen cidera biologis
(proses inflamasi pada
appendiks)
melakukan aktivitas yang
berat
- Skala nyeri 3
DO :
- Sesekali pasien tampak
kesakitan jika bergerak
- TTV :
TD : 120/70 mmHg
N : 68 x/menit
RR : 18 x/menit
S : 36,70 C
c. Rumusan Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan Defisiensi pengetahuan (ketidaktahuan pasien
mengenai prosedur pra operatif dan harapan pasca operatif)
2. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera biologis (proses inflamasi pada
appendiks)
d. Rencana Pre operasi
No Diagnose Tujuan Intervensi
1 Ansietas
berhubungan
dengan
Defisiensi
pengetahuan
(ketidaktahuan
pasien mengenai
prosedur pra
operatif dan
harapan pasca
operatif)
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
selama 1x 24 jam
ansietas berkurang/
terkontrol dengan
kriteria hasil :
- Pasien tidak tampak
cemas
- Pengetahuan pasien
bertambah tentang
persiapan/prosedur pra
operasi serta
perawatan pasca
operasi
- Bantu pasien untuk
mengidentifikasi situasi yang
mencetuskan ansietas
- Beri pengertian pada pasien
tentang persiapan/prosedur pra
operasi serta perawatan pasca
operasi
- Jelaskan kepada pasien setiap
tindakan yang akan dilakukan
- Klien kooperatif dalam
setiap tindakan yang
diberikan petugas
2 Nyeri akut
berhubungan
dengan Agen
cidera biologis
(proses inflamasi
pada appendiks)
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
selama 1x 24 jam nyeri
terkontrol dengan
kriteria hasil :
- Nyeri
berkurang/hilang
- Skala nyeri 0
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi,
intensitas, waktu dan durasi)
- Berikan informasi tentang nyeri
terjadi
- Kurangi rangsangan atau
penekanan pada daerah abdomen
- Anjurkan klien berbaring dengan
menekuk pada kaki kanan
- Ajarkan dan motivasi untuk
melakukan relaksasi nafas dalam
jika nyeri timbul
- Kurangi aktivitas yang dapat
menimbulkan nyeri
e. Pelaksanaan Dan Evaluasi Pre Operasi
No DP
Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi
1 4/02/2013
Jam 15.30
Jam 24.00
- Menjelaskan pada pasien
tentang persiapan/
prosedur pra operasi serta
perawatan pasca operasi
- Memotivasi pasien untuk
mulai puasa pada jam
24.00
- Memotivasi pasien untuk
melakukan pencukuran
rambut area
operasi/rambut kemaluan
(skerent)
- Memotivasi ulang pasien
- Pasien mengatakan mengerti
penjelasan yang diberikan
- Pasien mengatakan sudah siap
dan mantap untuk dilakukan
operasi
- Pasien mengatakan akan
mencukur rambut kemaluan
sendiri saja
- Pasien mengatakan sudah mulai
5/02/2013
Jam 05.00
Jam 07.30
untuk memulai puasa
- Mamasang infuse RL 20
tetes/menit
- Melakukan lavement
tinggi
- Melakukan pengecekkan
hasil skerent
- Melakukan penimbangan
Berat badan
- Melakukan pengisian
lembar cek list persiapan
operasi
- Memakaikan baju operasi
puasa
- Infuse terpasang RL 20
tetes/menit
- Lavement tinggi berhasil, pasien
BAB
- Skerent bersih
- BB 50 Kg
- Pasien kooperatif
2 4/02/2013
Jam 15.00
- Mengkaji karakteristik
nyeri
- Memberikan penjelasan
pada pasien tentang nyeri
yang terjadi
- Menganjurkan pada klien
untuk berbaring dengan
menekuk pada kaki kanan
- Mengajarkan dan motivasi
untuk melakukan relaksasi
nafas dalam jika nyeri
- O : nyeri terjadi sekitar 2 bulan
yang lalu
P : nyeri bertambah jika
beraktivitas berat, dan jika terjadi
penekanan pada perut kanan
bawah
Q : Nyeri dirasakan perih
R : Nyeri hanya terjadi di daerah
perut kanan bawah
S : skala nyeri 2-4
T : nyeri yang terjadi hilang
timbul
- Pasien mengerti penjelasan yang
diberikan
- Pasien melakukan anjuran yang
diberikan
- Pasien akan melakukan nafas
dalam jika nyeri timbul
timbul
III ASKEP INTRA OPERASI
a. Data Fokus
Pasien mengatakan rasa cemasnya lagi ketika berada di Ruang Operasi. Pasien
mengatakan takut dengan keadaan di ruang operasi. Makan terakhir jam 17.30, minum
terakhir jam 21.00. Dilakukan Lavement Jam 05.00, keluar BAB banyak. Terpasang
infuse RL jam 24.00. Kulit area opersi tampak bersih, sudah dilakukan skerent.
Operasi dimulai jam 09.50 sampai jam 10.30 menggunakan jenis anestesi Regional,
teknik SAB, dengan luka incise sepanjang 7 cm, diameter 0,5 cm. Jenis operasi yang
dilakukan Appendiktomi, terpasang 2 drain. Dilakukan pemasangan DC.
PreMedikasi Anestesi : Remopain 30 mg
Cendantron 4 mg
Medikasi : buvucain 20 mg
Fentanyl 25 mg
Anastar 3 mg
b. Analisa Data Intra Operasi
No Hari/Tgl/Jam Data Masalah Etiologi
1 Selasa 5/2/13
Jam 09.00
DS :
- Pasien mengatakan rasa
cemasnya lagi ketika
berada di Ruang Operasi
- Pasien mengatakan takut
dengan keadaan di ruang
operasi
DO :
- Pasien tampak takut dan
gelisah
- Wajah tampak tegang
- Pasien bertanya-tanya
kapan operasi akan dimulai
- TTV
Ansietas Krisis situasi
TD : 135/71 mmHgN : 82 x/menitRR : 24x/menitS : 37,50 C
2 Selasa 5/2/13
Jam 09.00
DS :
- Pasien mengatakan makan
terakhir jam 17.30 kemarin
sore
- Pasien mengatakan minum
terakhir jam 21.00 tadi
malam
- Pasien mengatakan telah
dilakukan Lavement Jam
05.00, keluar BAB banyak
DO :
- Keadaan Umum :
composmentis
- Terpasang Infus RL Jam
24.00, masuk 500 ml
Risiko
kekurangan
volume
cairan
Rencana tindakan
pembedahan dan
anestesi (adanya
program puasa
dan lavement)
c. Rumusan Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi
2. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Rencana tindakan
pembedahan dan anestesi (adanya program puasa dan lavement)
d. Rencana Intra operasi
No Diagnose Tujuan Intervensi
1 Ansietas
berhubungan dengan
krisis situasi
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
ansietas berkurang/
terkontrol dengan
kriteria hasil :
- Pasien tidak tampak
cemas
- Pasien mengerti
tindakan yang akan
dilakukan
- Klien kooperatif
dalam setiap
tindakan yang
diberikan petugas
-Identifikasi tingkat kecemasan
-Beri informasi prosedur dan
prognosis tindakan
-Motivasi pasien untuk relaksasi
nafas dalam
-Motivasi pasien untuk berdo’a
-Monitor TTV
2 Risiko kekurangan
volume cairan
berhubungan dengan
Rencana tindakan
pembedahan dan
anestesi (adanya
program puasa dan
lavement)
Setelah dilakukan
tindakan perawatan
kekurangan volume
cairan tidak terjadi
dengan kriteria hasil
- Tidak terjadi syok
hipovolemik
-Monitor tekanan darah dan nadi
-Monitor dan pertahankan intake
dan autput cairan
-Kaji keluaran urine dan
perdarahan
-Kolaborasi pemasangan DC
e. Pelaksanaan Dan Evaluasi Intra Operasi
No
DP
Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi
1 Selasa 5/2/13
Jam 09.15
-Memberi informasi tentang
prosedur dan prognosis
tindakan yang akan dilakukan
-Memotivasi pasien untuk
relaksasi nafas dalam
- Pasien mengerti tindakan
yang akan dilakukan
- Pasien melakukan tarik nafas
dalam
-Memotivasi pasien untuk
berdo’a
-Memonitor TTV
- Pasien berdo’a
- TTV
TD : 125/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 370 C
2 Selasa 5/2/13
Jam 09.15
-Memonitor tekanan darah dan
nadi
-Memonitor tetesan infuse
-Melakukan pemasangan DC
-TD : 125/70 mmHg
N : 80 x/menit
-Tetesan infuse lancar 30
tetes/menit
-DC terpasang
IV ASKEP POST OPERASIa. Data Fokus
Pasien mengatakan sangat nyeri pada luka post operasi, dengan skala nyeri 8. Klien
tampak tiduran terus. Klien terpasang infuse dan kateter menetap. Terdapat luka post
apendiktomi sepanjang 7 cm tertutup kassa. Luka tertutup kasa dan tidak ada tanda-
tanda infeksi. Hasil laboratorium tanggal 7/2/13 leukosit 15,5 ribu/mmk.
Program therapy tanggal 5/02/13
Cefotaxim 2 x1 gr
Keterolac 2 x 1 30 mg
b. Analisa Data Post Operasi
No Hari/Tgl/Jam Data Masalah Etiologi
1 Selasa 5/2/13
Jam 13.45
DS- Pasien mengatakan sangat
nyeri pada luka post operasi- Skala nyeri 8DO- Pasien tampak meringis
menahan sakit- Terdapat luka post
apendiktomi sepanjang 7 cm tertutup kassa
Nyeri akut Agen cidera fisik
(incise
pembedahan)
2 Kamis 7/2/13
Jam 14.00
DS: -
DS:
Resiko
tinggi
Invasi kuman
sekunder adanya
- Terdapat luka post
appendiktomi sepanjang 7
cm tertutup kassa
- Luka tertutup kasa dan
tidak ada tanda-tanda
infeksi
- Terpasang kateter dan
infuse selama 3 hari dan
belum pernah dilakukan
perawatan
- Hasil laboratorium tanggal
7/2/13 leukosit 15,5
ribu/mmk
infeksi luka post
appendiktomi dan
prosedur invasive
c. Rumusan Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera fisik (incise pembedahan)
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Invasi kuman sekunder adanya luka
post appendiktomi dan prosedur invasive
d. Rencana Post operasi
No Diagnose Tujuan Intervensi
1 Nyeri akut
berhubungan
dengan Agen
cidera fisik
(incise
pembedahan)
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2x24 jam nyeri
dapat berkurang sampai
hilang dengan kriteria
hasil:
- Klien mengatakan
nyeri berkurang
sampai hilang
- Skala nyeri berkurang
sampai 3
- Klien tampak rileks
- Klien dapat miring,
- Monitor keluhan nyeri
- Berikan posisi yang nyaman bagi
klien
- Motivasi klien untuk relaksasi
nafas dalam saat nyeri timbul
- Anjurkan pada klien untuk
menggunakan gurita
- Kolaborasi medis pemberian
analgetik
duduk dan berdiri tanpa keluhan nyeri
- Klien mampu menggunakan teknik relaksasi nafas dalam saat nyeri timbul
2 Resiko tinggi
infeksi
berhubungan
dengan Invasi
kuman sekunder
adanya luka post
appendiktomi
dan prosedur
invasive
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2x24 jam tidak
terjadi infeksi pada luka
post Appendiktomi
dengan kriteria hasil:
- Tidak ada tanda-tanda
infeksi pada luka post
Appendiktomi
- Luka bersih, tidak ada
pus dan jahitan kering
- Monitor tanda-tanda infeksi pada
luka post Appendiktomi
- Lakukan perawatan luka setiap
hari dengan teknik aseptik
- Anjurkan klien untuk makan
makanan yang tinggi kalori dan
tinggi protein
- Lakukan perawatan kateter dan
dreesing infuse
- Berikan antibiotic sesuai program
cefotaxim 2 x 1 gr
e. Pelaksanaan Dan Evaluasi Post Operasi
No
DP
Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi
1 Selasa 5/2/13
Jam 13.45
- Memerikan posisi yang
nyaman bagi klien
- Memotivasi klien untuk
relaksasi nafas dalam saat
nyeri timbul
- Memasangkan gurita pada
klien
- Memberikan injeksi
Keterolac 30 mg/IV
- Pasien tertidur dengan posisi
kepala lebih tinggi
- Pasien melakukan tarik nafas
dalam
- Terpasang Gurita
- Injeksi Keterolac 30 mg masuk, pasien mengatakan nyeri berkurang
2 Kamis 7/2/13
Jam 14.00
- Melakukan perawatan
luka setiap hari dengan
teknik aseptik
- Menganjurkan klien untuk
- Ganti Verban (GV) dilakukan
setiap hari
- Pasien menghabiskan porsi
makan makanan yang
tinggi kalori dan tinggi
protein
- Melakukan perawatan
kateter dan dreesing infuse
makan yang diberikan petugas
Gizi
- Perawatan kateter dan dreesing
infuse dilakukan
f. Catatan perkembangan
No Tgl/Jam Diagnose perawatan
Evaluasi TTD
1 Jum’at
8/2/13
Jam
14.00
Nyeri akut
berhubungan
dengan Agen
cidera fisik (incise
pembedahan)
S:
Klien mengatakan nyeri berkurang,
skala nyeri 3
- Klien mengatakan saat mencoba nafas
dalam terasa lebih baik
- Klien mengatakan merasa nyaman
dengan posisi terlentang
- Klien mengatakan sudah mulai miring
kanan dan kiri dan sudah mencoba
untuk duduk, tetapi masih terasa nyeri
O:
- TD: 120/70 mmHg, N: 80 x/mnt, S:
36,6 °C, RR: 18 x/mnt
- Klien tampak berhati-hati saat
bergerak/mobilisasi
- Klien dalam posisi terlentang
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
Te
gu
h
2 Jum’at
8/2/13
Jam
14.00
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Invasi kuman sekunder adanya luka post appendiktomi dan prosedur invasive
S: O:- TD: 120/70 mmHg, N: 80 x/mnt, S:
36,6 °C, RR: 18 x/mnt- Luka bersih dan kering- Tidak tampak tanda-tanda infeksi pada
luka AppendiktomiA: masalah tidak terjadi
P: lanjutkan intervensi
Te
gu
h