PERDARAHAN POST PARTUM
KEPERAWATAN MATERNITAS
PENGANTAR
Menurut Willams & Wilkins (1988) Perdarahan Paska Persalinan adalah perdarahan yang terjadi pada masa post partum yang lebih dari 500 cc segera setelah bayi lahir.
Perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir.
Menurut waktu terjadinya dibagi atas 2 bagian, yaitu: Perdarahan post partum primer (carly post partum
hemorrhage) yang terjadi 24 jam setelah anak lahir. Perdarahan post partum sekunder (late post partum
hemorrhage) biasanya terjadi antara hari ke 5-15 post partum
….
Menurut Wiknjisastro H. (1960) post partum merupakan salah satu dari sebab utama kematian ibu dalam persalinan, maka harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum yaitu: Penghetian perdarahan Jaga jangan sampai timbul syok Penggantian darah yang hilang
ETIOLOGY…
Atonia uteriFaktor terjadinya adalah: Umur: terlalu muda atau tua Paritas: sering dijumpai pada multipara dan
grandemulitipara. Partus lama dan partus terlantar. Utrus terlalu regang dan besar. Misal pada
qemeli, hidramnio dan janin besar. Kelainan pada utrus seperti mioma uteri,
solusio plasenta. Malnutrisi.
…
Sisa plasenta Jalan lahir: robekan perineum, vagina
serviks dan rahim Penyakit darah: kelainan pembekuan darah Misal: hipofibriogenemia yang sering
dijumpai pada Perdarahan yang banyak Solusio plasenta Kematian janin yang lama dalam kandungan Oreklansi dan eklansi Infeksi hepatitis dan septik syok
PATOFISIOLOGI
Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum spongiosum sehingga sinus-sinus maternalis ditempat insersinya plasenta terbuka.
MANIFESTASI KLINIS
Uterus tidak berkontraksi dan lembek Perdarahan segera setelah bayi lahir Syok Bekuan darah pada serviks atau pada posisi
terlentang akan menghambat aliran darah keluar Atonia uteri Darah segar mengalir segera setelah anak lahir Uterus berkontraksi dan keras Plasenta lengkap Pucat Lemah Mengigil Robekan jalan lahir
…
Plasenta belum lahir setelah 30 menit Perdarahan segera, uterus berkontraksi dan keras Tali pusat putus Inversio uteri Perdarahan lanjutan Retensio plasenta Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap Perdarahan segera Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus uteri tidak
berkurang Tertinggalnya sebagian plasenta Uterus tidak teraba Lumen vagina terisi massa Neurogenik syok, pucat dan limbung Inversio uteri
KOMPLIKASI
Syok hemoragie
Anemia
Sindrom Sheehan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pemeriksaan Laboratorium
Kadar Hb, Ht, Masa perdarahan dan masa pembekuan Pemeriksaan USG
Hal ini dilakukan bila perlu untuk menentukan adanya sisa jaringan konsepsi intrauterin
Kultur uterus dan vaginalMenentukan efek samping apakah ada infeksi yang terjadi
UrinalisisMemastikan kerusakan kandung kemih
Profil KoagulasiMenentukan peningkatan degradasi kadar produk fibrin, penurunan fibrinogen, aktivasi masa tromboplastin dan masa tromboplastin parsial
PENATALAKSANAAN
Pencegahan Obati anemia dalam masa kehamilan Pada pasien yang mempunyai riwayat perdarahan sebelumnya,
agardianjurkan untuk menjalani persalinan di RS
Jangan memijat dan mendorong uterus sebelum plasenta lepas Penanganan
Tentukan CGS atau skala kesadaran Bila syok dan koma maka kolaborasikan terapi intravena
berupa darah Kontrol perdarahan dengan pemberian O2 3lt/menit
Penatalaksanaan secara umum saat terjadinya perdarahan Hentikan perdarahan. Cegah terjadinya syock. Ganti darah yang hilang.
…
Penatalaksanaan khusus: Tahap I (perdarahan yang tidak terlalu banyak):
Berikan uterotonika, urut/ massage pada rahim, pasang gurita.
Tahap II (perdarahan lebih banyak): Lakukan penggantian cairan (transfusi atau infus), prasat atau manuver (Zangemeister, frits), kompresi bimanual, kompresi aorta, tamponade uterovaginal, menjepit arteri uterina.
Bila semua tindakan di atas tidak menolong: Ligasi arteria hipogastrika, histerekstomi.
KONSEP
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Identitas : Sering terjadi pada ibu usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun
2. Keluhan utama : Perdarahan dari jalan lahir, badan lemah, limbung, keluar keringat dingin, kesulitan nafas, pusing, pandangan berkunang-kunang.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan : Riwayat hipertensi dalam kehamilan, preeklamsi / eklamsia, bayi besar, gamelli, hidroamnion, grandmulti gravida, primimuda, anemia, perdarahan saat hamil. Persalinan dengan tindakan, robekan jalan lahir, partus precipitatus, partus lama/kasep, chorioamnionitis, induksi persalinan, manipulasi kala II dan III.
… Riwayat kesehatan : Kelainan darah dan hipertensi Pengkajian fisik :
Tanda vital : Tekanan darah : Normal/turun ( kurang dari 90-100
mmHg) Nadi : Normal/meningkat ( 100-120 x/menit) Pernafasan : Normal/ meningkat ( 28-34x/menit ) Suhu : Normal/ meningkat Kesadaran : Normal / turun Fundus uteri/abdomen : lembek/keras, subinvolusi Kulit : Dingin, berkeringat, kering, hangat, pucat, capilary
refil memanjang Pervaginam : Keluar darah, robekan, lochea ( jumlah dan
jenis ) Kandung kemih : distensi, produksi urin
menurun/berkurang.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b/d perdarahan pervaginam
2. Gangguan perfusi jaringan b/d perdarahan pervaginam
3. Cemas/ketakutan b/d perubahan keadaan atau ancaman kematian
4. Resiko infeksi b/d perdarahan5. Resiko shock hipovolemik b/d
perdarahan.
INTERVENSI
Kekurangan volume cairan b/d perdarahan pervaginamTujuan : Mencegah disfungsional bleeding dan memperbaiki volume cairanRencana tindakan : Tidurkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi
sedangkan badannya tetap terlentangR/ Dengan kaki lebih tinggi akan meningkatkan venous return dan memungkinkan darah keotak dan organ lain.
Monitor tanda vitalR/ Perubahan tanda vital terjadi bila perdarahan semakin hebat
Monitor intake dan output setiap 5-10 menitR/ Perubahan output merupakan tanda adanya gangguan fungsi ginjal
…
Evaluasi kandung kencingR/ Kandung kencing yang penuh menghalangi kontraksi uterus
Lakukan masage uterus dengan satu tangan serta tangan lainnya diletakan diatas simpisis.R/ Massage uterus merangsang kontraksi uterus dan membantu pelepasan placenta, satu tangan diatas simpisis mencegah terjadinya inversio uteri
Batasi pemeriksaan vagina dan rektumR/ Trauma yang terjadi pada daerah vagina serta rektum meningkatkan terjadinya perdarahan yang lebih hebat, bila terjadi laserasi pada serviks / perineum atau terdapat hematom. Bila tekanan darah semakin turun, denyut nadi makin lemah, kecil dan cepat, pasien merasa mengantuk, perdarahan semakin hebat, segera kolaborasi.
…
Berikan infus atau cairan intravenaR/ Cairan intravena dapat meningkatkan volume intravaskular
Berikan uterotonika ( bila perdarahan karena atonia uteri )R/ Uterotonika merangsang kontraksi uterus dan mengontrol perdarahan
Berikan antibiotikR/ Antibiotik mencegah infeksi yang mungkin terjadi karena perdarahan
Berikan transfusi whole blood ( bila perlu )R/ Whole blood membantu menormalkan volume cairan tubuh.
Masih INTERVENSI
Gangguan perfusi jaringan b/d perdarahan pervaginamTujuan: Tanda vital dan gas darah dalam batas normalRencana keperawatan : Monitor tanda vital tiap 5-10 menit R/ Perubahan perfusi jaringan menimbulkan perubahan pada tanda
vital Catat perubahan warna kuku, mukosa bibir, gusi dan lidah, suhu
kulit R/ Dengan vasokontriksi dan hubungan keorgan vital, sirkulasi di
jaingan perifer berkurang sehingga menimbulkan cyanosis dan suhu kulit yang dingin
Kaji ada / tidak adanya produksi ASI R/ Perfusi yang jelek menghambat produksi prolaktin dimana
diperlukan dalam produksi ASI Tindakan kolaborasi :▪ Monitor kadar gas darah dan PH ( perubahan kadar gas darah dan PH
merupakan tanda hipoksia jaringan )▪ Berikan terapi oksigen (Oksigen diperlukan untuk memaksimalkan
transportasi sirkulasi jaringan ).
…
Cemas/ketakutan berhubungan dengan perubahan keadaan atau ancaman kematianTujuan : Klien dapat mengungkapkan secara verbal rasa cemasnya dan mengatakan perasaan cemas berkurang atau hilang.Rencana tindakan : Kaji respon psikologis klien terhadap perdarahan paska persalinan
R/ Persepsi klien mempengaruhi intensitas cemasnya Kaji respon fisiologis klien ( takikardia, takipnea, gemetar )
R/ Perubahan tanda vital menimbulkan perubahan pada respon fisiologis Perlakukan pasien secara kalem, empati, serta sikap mendukung
R/ Memberikan dukungan emosi Berikan informasi tentang perawatan dan pengobatan
R/ Informasi yang akurat dapat mengurangi cemas dan takut yang tidak diketahui
Bantu klien mengidentifikasi rasa cemasnyaR/ Ungkapan perasaan dapat mengurangi cemas
Kaji mekanisme koping yang digunakan klienR/ Cemas yang berkepanjangan dapat dicegah dengan mekanisme koping yang tepat.
Lagi-lagi INTERVENSI
Resiko infeksi sehubungan dengan perdarahanTujuan : Tidak terjadi infeksi ( lokea tidak berbau dan TV dalam batas normal )Rencana tindakan : Catat perubahan tanda vital
R/ Perubahan tanda vital ( suhu ) merupakan indikasi terjadinya infeksi Catat adanya tanda lemas, kedinginan, anoreksia, kontraksi uterus
yang lembek, dan nyeri panggulR/ Tanda-tanda tersebut merupakan indikasi terjadinya bakterimia, shock yang tidak terdeteksi
Monitor involusi uterus dan pengeluaran locheaR/ Infeksi uterus menghambat involusi dan terjadi pengeluaran lokea yang berkepanjangan
Perhatikan kemungkinan infeksi di tempat lain, misalnya infeksi saluran nafas, mastitis dan saluran kencingR/ Infeksi di tempat lain memperburuk keadaan
…
Berikan perawatan perineal,dan pertahankan agar pembalutjangan sampai terlalu basahR/ pembalut yang terlalu basah menyebabkan kulit iritasi dandapat menjadi media untuk pertumbuhan bakteri,peningkatanresiko infeksi.
Tindakan kolaborasi▪ Berikan zat besi ( Anemi memperberat keadaan )▪ Beri antibiotika ( Pemberian antibiotika yang tepat
diperlukan untuk keadaan infeksi ).
… Resiko shock hipovolemik s/d perdarahan.
Tujuan: Tidak terjadi shock(tidak terjadi penurunan kesadarandan tanda-tanda dalam batas normal)Rencana tindakan : Anjurkan pasien untuk banyak minum
R/ Peningkatan intake cairan dapat meningkatkan volume intravascular sehingga dapat meningkatkan volume intravascular yang dapat meningkatkan perfusi jaringan.
Observasitanda-tandavital tiap 4 jamR/ Perubahan tanda-tanda vital dapat merupakan indikator terjadinya dehidrasi secara dini.
Observasi terhadap tanda-tanda dehidrasi.R/ Dehidrasi merupakan terjadinya shock bila dehidrasi tidak ditangani secara baik.
…
Observasi intake cairan dan outputR/ Intake cairan yang adekuat dapat menyeimbangi pengeluaran cairan yang berlebihan.
Kolaborasi dalam:▪ Pemberian cairan infus / transfusi
R/ Cairan intravena dapat meningkatkan volume intravaskular yang dapat meningkatkan perfusi jaringan sehingga dapat mencegah terjadinya shock
▪ Pemberian koagulantia dan uterotonikaR/ Koagulan membantu dalam proses pembekuan darah dan uterotonika merangsang kontraksi uterus dan mengontrol perdarahan.
Akhirnya Selesai…!!!
SEKIAN Dan
TERIMA KASIH
FEED BACK
Resky : intervensi Dx.1 ttg massage, Dx.2 ttg ASI kaitannya dengan Dx?
Wiwin: apa penanganan gadar dengan kasus demikian? Resiko pada <20 dan >35 tahun
Okky: Eti. Ttg Partus lama dan partus terlantar. Maksdnya dan mengapa?
Diagnosa yang aktual…. Alsan dx. Cairan dan perfusi jaringan.
okky - Partus Lama/ Prolonged Labor : persalinan yang
berlangsung lebih dari 24 jamsehingga terjadi komplikasi pada ibu maupun janin
persalinan terlantar adalah persalinan yang disertai komplikasi ibu atau janinnya. Pada umumnya telah berlangsung lebih dari 24 jam atau di tolong dengan paksa. Persalinan terlantar merupakan upaya tubuh untuk menyelamatkan diri dari ruptur uteri dengan mekanisme perlindungan his menghilang sehingga kedudukan janin stasioner (tetap.
Secara umum dikarenakan kelainan tenaga, janin atau jalan lahir - Kelainan letak janin - Kelainan panggul - Kelainan his - Pimpinan partus yang salah - Janin besar/kelainan congenital - Perut gantung - Ketuban pecah dini
Recommended