Transcript
Page 1: PERCOBAAN APLIKASI FORMULASI INSEKTISIDA KARBOFURAN

Risalah Seminar Ilmiah Penelitian daD pengembangan Aplikasi lsotop daD Radiasi 2004

PERCOBAAN APLIKASI FORMULASI INSEKTISIDAKARBOFURAN PENGLEPASAN TERKENDALI

PADA TANAMAN PAm

M. Sulistyati, Ulfa T. S., Sofnie M.Ch., Kuswadi. AN.PuslitbaDg Teknologi Isotop daD Radiasi -BATAN, Jakarta

ABSTRAK

PERCOBAAN APLIKASI FORMULASI INSEKTISIDA KARBOFURANPENGLEPASAN TERKENDALI PADA TANAMAN PAD!. Telah dilakukan penelitianmengenai pengujian formulasi penglepasan karbofuran {Z,3-dihidro Z,Z-dimetil-7-benzofuranil-N-metil karbamatJ pada tanaman padi varietas IR-64 di Pusakanegara, Jawa Barat. Formulasi dibuatdengan menggunakan campuran karbon aktif, tepung kanji, kaolin, Na-alginat sebagai penyangga.Pemberian formulasi penglepasan terkendali insektisida karbofuran tiga macam dosis yaitu20kg/ha; 30kg/ha dan 4Okg/ha, sedang insektisida karbofuran komersial 20kg/ha dilakukan satuminggu setelah tanam dan tanpa pemberian insektisida sebagai kontrol. Pengamatan dilakukanterhadap jumlah anakan, tingkat serangan hama ganjur Orseolia oryzae (Wood/Masonl, penggerekbatang padi ChilD suppressalis (Walker), hama putih palsu Cnaphalocrosis medinalis (Guenl 3minggu setelah aplikasi formulasi insektisida karbofuran kemudian selang 2 minggu sampaipanen. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah anakan yang tumbuh pada setiaprumpun pada minggu ke 3 daTi ke tiga macam dosis formulasi penglepasan terkendali insektisidakarbofuran berbeda nyata dibandingkan karbofuran komersial maupun kontrol selanjutnyaselama masa tanam tidak berbeda nyata. Tingkat serangan hama O.oryzae berbeda nyata padaminggu ke 7, 9, dan 11 untuk dosis formulasi insektisida 30kg/ha dan 40kg/ha dibandingkanterhadap karbofuran komersial. Tingkat serangan hama C.suppressalis terjadi pada minggu ke 5berbeda nyata antara dosis formulasi insektisida 40kg/ha dengan kontrol, minggu berikutnyatidak berbeda nyata. Selanjutnya terlihat bahwa tingkat serangan hama C. medinalis hanyaterjadi pada minggu ke 9,dan menunjukkan bahwa pada pemberian dosis formulasi insektisida20 kg/ha; 30kg/ha; dan 40kg/ha berbeda nyata terhadap karbofuran komersial dan besamyasekitar 50% lebih kecil daTi karbofuran komersial, sedangkan basil gabah kering yang didapattidak berbeda nyata antara kelima perlakuan terse but.

ABSTRACT

THE EXPERIMENT OF CARBOFURAN CONTROLLED RELEASE FORMULATIONINSECTICIDE APPLICATION ON RICE PLANTS. Field test of carbofuran insecticide (2,3-dihydro-2,2-dimethyl-7-benzofuranyl-N-methylcarbamate) controlled release formulation on riceplants of IR-64 variety was carried out in Pusakanegara, West Java. This insecticide formulationwas made by using the mixture of activated charcoal, tapioca, kaolin, Na-alginate as a fillermatrix .Insecticide formulation was applied one week after transplanting. The observations wereconducted on the number of tillers, damage level caused by Orseolia oryzae (Wood/Mason), ChilDsuppressalis (Walker), and Cnaphalocrosis medinalis (Guen! on new young plants. The observationwere carried out on three weeks after application of carbofuran insecticide formulation thenevery two weeks until harvest. The number of tillers were occured at the treatments ofcontrolled release formulation of 20kg/ha,30kg/ha, and 40kg/ha dose rate on the third weeks, itwas showed significant difference compared with commercial carbofuran, and the followingweeks were no significant difference between the treatments. The attact of Orseolia oryzae wasoccured at the treatments of controlled real ease formulation with dose rate of 30 kg/ha and4Okg/ha on the seventh weeks, ninth weeks, and eleventh weeks, those attacts were significantlydifference found compared with commercial carbofuran. The attact of ChilD suppressalis wasoccured at the treatments of controlled release formulation of 40kg/ha dose rate on the fifthweeks, it was showed significant difference which was compared to untreated carbofuran. Theattact of Cnaphalocrosis medinalis was occured on the ninth weeks, three dose rate of controlledreleased formulation were showed significant differences which compared with commercialcarbofuran and were showed 50% less than commercial carbofuran , while the grains dry wheigtwere no significant difference between the treatments.

Page 2: PERCOBAAN APLIKASI FORMULASI INSEKTISIDA KARBOFURAN

Risalah Seminar Ilmiah Penelitian daD Pengembangan Aplikasi Isotop daD Radia~ 2004

PENDAHULUAN serangan hama. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui efektivitas formulasipenglepasan terkendali karbofuran terhadapserangan hama.

BAHAN DAN METODE

Percobaan dilakukan di daerah

Pusakanegara Jawa Barat, menggunakanrancangan acak berblok dengan 5 perlakuandalam 3 ulangan. Luas tiap plot 4 x 5 m , jaraktanam 20 x 20 cm, varietas padi yang digunakanIR-64. Perlakuan yang diuji adalah formulasiinsektisida karbofuran penglepasan terkendalidengan dosis 20 kg/ha, 30 kg/ha, 40 kg/ha,dibandingkan dengan karbofuran komersial 3Gdosis 20 kg/ha, dan kontrol (tanpa pemberianapa-apa). Pemberian insektisida karbofurandilakukan pada waktu padi berumur 1 minggusetelah tanam. Pengamatan dilakukan pada saatpadi berumur 4 minggu setelah tanam atau 3minggu setelah pemberian formulasi insektisidakarbofuran, selanjutnya selang 2 minggu selamamasa tanam. Data diambil daTi setiap rumpunper petak secara acak, sebanyak 20 rump un clanuntuk pengamatan berikutnya diambil rumpunyang sarna. Untuk mengenal rumpun yangdiamati diberi tanda. Dari setiap rump undiamati mengenai jumlah anakan, jumlah hamaganjur, hama sundep/penggerek batang, danhama putih palsu clan dihitung tingkat kerusakanyang disebabkan oleh hama-hama tersebut.

Bahan kimia.lnsektisida karbofuran yang digunakan

berasal daTi PT. Krikas-BASF Jakarta, kaolinberasal daTi PT. lndah Keramik, Tangerang,sedang bahan kimia yang lain pro-analisis buatanFisher.

Peralatan.Alat yang digunakan adalah kromatografi

cair kinerja tinggi (HPLC) buatan Hitachi dengankolom ODS.

Pembuatan formulasi.Formulasi yang pertama dibuat dengan

melarutkan Na-alginat dalam air sampaihomogen, berbentuk jeli, kemudian ditambahkancampuran karbon aktif, tepung kanji, clan kaolin,diaduk sampai homogen, terakhir karbofuranyang dilarutkan dalam etanol. Campuran inidiaduk sampai homogen, kemudian lewatkancorong, tetes-tetesnya ditampung dalam larutan0.5 % CaCl2 .Butiran yang terbentuk dikeringkanpada suhu kamar selanjutnya digunakan untukpercobaan, sebagian kecil clites kandungan bahanaktifnya dengan alai kromatografi cair kinerjatinggi.

Beras merupakan bahan makanan pokokuntuk rakyat Indonesia. Dewasa ini kebutuhanbeTas makin meningkat, di samping pendudukmakin bertambah juga panen kurang berhasilyang disebabkan oleh serangan tikus clan jugaserangga. Di daerah Indramayu kerusakan olehhama ganjur > 85 %, sedang oleh hamapenggerek batang padi sekitar 50-80 % (1).Kebutuhan beTas yang begitu besar kemungkinandapat dipenuhi hila tersedia varitas padi unggulyang tahan serangan hama. Hal ini masih jauhdaTi jangkauan .Pada mulanya pemerintah

menganjurkan petani agar menggunakanpestisida untuk memberantas hama tanamandalam rangka meningkatkan produksi. Petanitelah menggunakan berbagai cara , sepertimenyemprotkan pestisida langsung ke tanamanuntuk yang berbentuk cairan atau serbuk clanmembenamkannya dalam tanah ataumenebarkannya di sekeliling tanaman untukyang berbentuk butiran. U ntuk mengatasiserangan hama petani sering menggunakaninsektisida dalam jumlah yang berlebihan clanberulang-ulang, sehingga menimbulkanpencemaran lingkungan clan kekebalan terhadaphama. Formulasi penglepasan terkendali adalahsalah satu alternatif untuk mengurangipencemaran lingkungan clan lebih ekonomis,karena formulasi ini dapat melepaskan bahanaktifnya secara pelan-pelan. Formulasi ini dibuatdengan campuran karbon aktif, kanji, kaolin, Na-alginat sebagai bahan penyangga. Tujuannyaadalah untuk melindungi bahan aktif insektisidatersebut daTi degradasi awal sebelum membunuhserangga clan supaya terlepasnya bahan aktiftersebut tidak sekaligus, sehingga dimungkinkanumur bahan aktif lebih lama dibandingkankarbofuran komersial (2), sehinggapemakaiannya dapat efisien. MenurutHICKMAN clan SCRIEBER 13) penglepasanterkendali insektisida alaklor dapat mencegahpenguapan sekitar 64 % dibandingkan yangkomersial.

Pada penelitian ini digunakan insektisidakarbofuran (2,3-dihidro 2,2-dimetil-7-benzofuranil-N-metil karbamat), biasa dengannama dagang Furadan 3G, Curater 3G, Indofuran3G, semuanya berbentuk butiran. Karbofuranselain digunakan sebagai insektisida juga sebagainematisida, bersifat sistemik. Insektisida ini biasadigunakan untuk membasmi hama tanamanjeruk, kapas, cengkeh, lada, kentang, padi, tebu,clan tembakau (4). Formulasi penglepasanterkendali ini dibuat dalam bent uk butiran clandiaplikasikan pada tanaman padi varitas IR-64 didaerah Pusakanagara, Jawa Barat. Pengamatandilakukan terhadap jumlah anakan clan tingkat

Page 3: PERCOBAAN APLIKASI FORMULASI INSEKTISIDA KARBOFURAN

Risalah Seminar }j!miah Penelilian dan Pengembangan Aplikasi IsOfOp dan Radiasi 2004

Penaburan formulasi.Formulasi diberikan pada tanaman padi

umur 1 minggu setelah tanam dengan caramenaburkan pada petak berukuran 4x5 mterhadap dosis yang diambil 1kali; 11/2kali ;2kalidosis yang dianjurkan (lkali dosis setara dengan20kg/ha). Pengamatan dilakukan jumlah anakantanaman, hama ganjur, hama sundep, clan ham aputih pada saat padi berumur 3, 5, 7, 9, dan11minggu setelah pemberian formulasi insektisidakarbofuran. Evaluasi serangan ham a dilakukandengan membandingkan jumlah hama yang

menyerang setiap rumpun terhadap jumlahanakan tanaman tiap rumpun di kali 100 %.

HASIL DAN PEMBAHASAN

J umlah anakan tanaman padi yang tumbuhper rump un tanaman ditunjukkan pada Tabel 1.Perlakuan yang diberikan pada tanaman padiadalah pemberian formulasi penglepasanterkendali insektisida karbofuran dengan tigamacam dosis yaitu 20kg/ha, 30kg/ha, dan 40kg/hadi samping itu karbofuran komersial 3Gsebanyak 20kg/ha (satu kali dosis lapangan) dankontrol/tanpa perlakuan. Pada pengamatanpertama (tiga minggu setelah pemberianformulasi insektisida karbofuranl jumlah anakanyang tumbuh setiap rumpun daTi masing-masingperlakuan daTi ke tiga macam dosis formulasipenglepasan terkendali insektisida karbofuranterlihat berbeda nyata (BNT 5% = 1,483)dibandingkan dengan karbofuran komersialyaitu jumlah anakan sekitar 12-13 batang. Padapengamatan ke dua (5 minggu setelah pemberianformulasi insektisida karbofuranj jumlah anakannaik menjadi sekitar 14-16 batang, pada 7 minggusetelah aplikasi formulasi insektisida karbofuranturun menjadi 9-12 batang dan pada 9 minggusetelah pemberian formulasi insektisidakarbofuran turun lagi menjadi 9-11 batang danakhirnya pada 11 minggu setelah aplikasiformulasi menjadi 9-10 batang per rumpun. Jelasterlihat di sini bahwa pad a pengamatanselanjutnya tiga minggu setelah aplikasiformulasi insektisida karbofuran sampai selamamasa tanam pemberian formulasi penglepasanterkendali tidak mempunyai pengaruh padapertumbuhan jumlah anakan, tidak berbeda

nyata.

lain. Pada pengamatan minggu ke 5 setelahaplikasi formulasi insektisida karbofuran tidakada beda nyata daTi masing-masing perlakuan,sedang pada 7 minggu ada perbedaan nyataantara pemberian formulasi penglepasanterkendali karbofuran dosis 30kg/ha dan 40kg/haterhadap karbofuran komersial ataupun kontrol(BNT 5% = 0,321 I, untuk karbofuran komersialdan kontrol menunjukkan basil sarna. Hal inimungkin disebabkan formulasi penglepasanterkendali dengan menggunakan campurankarbon aktif, tepung kanji, kaolin sebagai bahanpenyangga menyebabkan bahan aktif tersebuttidak mudah terurai menjadi senyawa lain.Menurut HUSSAIN, dkk.(51 waktu parohinsektisida tiobenkarb lebih lama setelahsenyawa tersebut dilapisi dengan alginatdibandingkan dengan yang komersial. Padapengamatan 9 minggu setelah aplikasi formulasiinsektisida karbofuran menunjukkan bahwaantara masing-masing perlakuan daTi kelimaperlakuan tersebut berbeda nyata(BNT5% -1,049), juga hal sarna terjadi pada 11minggu setelah aplikasi (BNT 5% =0,885 I.Kemungkinan hal tersebut disebabkanpenglepasan bahan aktif daTi formulasipenglepasan terkendali telah mencapai maksimalsehingga formulasi tersebut masih efektif. Halyang sarna ditunjukkan pada penelitiansebelumnya oleh SULISTYATI, M., dkk.(6).

Tabel 3 menunjukkan persentase tingkatserangan hama penggerek batang padi C.suppressalis terhadap kelima perlakuan yaitupemberian tiga macam dosis formulasipenglepasan terkendali 20kg/ha, 30kg/ha dan40kg/ha, insektisida karbofuran komersial20kg/ha dan tanpa pemberian insektisidakarbofuran(kontrol). Pada pengamatan mingguke-5 setelah aplikasi formulasi insektisidakarbofuran terlihat tingkat serangan padatanaman padi yang terjadi pada perlakuanpemberian formulasi penglepasan terkendaliinsektisida karbofuran 20kg/ha, 30kg/hadan40kg/ha berbeda nyata (BNT 5% -1,876 ! hiladibandingkan dengan insektisida karbofurankomersial dan kontrol Pada pengamatanminggu ke- 7 tingkat serangan pada tanamantidak berbeda nyata antara pemberian formulasipenglepasan terkendali insektisida karbofuranterhadap karbofuran komersial maupun kontrol.Menurut BACO JAFAR dkk. (7) pemberiankarbofuran pasaran 3% menimbulkan seranganhama C. suppressalis sebesar 1,34% untuk padiIR-64. Pada pengamatan selanjutnya minggu ke11masing-masing perlakuan daTi kelimaperlakuan tidak ada beda nyata. Dimungkinkanpenglepasan bahan aktif formulasi penglepasanterkendali sudah mencapai maksimal dan bersifatsarna dengan karbofuran komer"ial H~I v~n(J

Persentase tingkat serangan hama ganjurOrseolia oryzae pada tanaman padi ditunjukkanpada tabel 2. Tingkat serangan hama dari limaperlakuan yaitu pemberian formulasipenglepasan terkendali dengan tiga macam dosis20kg/ha; 30kg/ha; 4Okg/ha; yang keempat ialahkarbofuran komersial clan kelima tanpapemberian karbofuran dibandingkan satu sarna

Page 4: PERCOBAAN APLIKASI FORMULASI INSEKTISIDA KARBOFURAN

RisaJah Seminar Ilmiah Penelitian daD Pengembangan Aplikasi lsotop daD Radiasi 2004

Serangan hama penggerek batang Chilosuppressalis pada minggu ke-5 berbeda nyataantara formulasi penglepasan terkendali dosis40/ha terhadap karbofuran komersial (BNT 5% =1,876 ), sedang pada minggu berikutnya sampaipanen tidak berbeda nyata.

Serangan ham a putih palsu Cnaphalocrosismedina lis pada minggu ke 9 berbeda nyata antaraformulasi penglepasan terkendali dosis 20 kg/ha;30 kg/ha; 40 kg/ha terhadap karbofurankomersial (BNT 5% = 0,133). Ketiga dosisformulasi ini mempunyai pengaruh yang sarnatingkat kerusakannya sekitar 50% lebih kecildibandingkan dengan karbofuran komersial.Hasil gabah kering yang didapatkan daTi ke limaperlakuan tidak berbeda nyata.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepadaKepala Kebun Percobaan Tanaman Pangan diPusakanagara, Jawa Barat atas penyediaan lokasipercobaan.

sarna terjadi pada percobaan sebelurnnya,ditunjukkan oleh SULISTYATI, M., dkk (6).

Tabel 4. rnenunjukkan persentase tingkatserangan harna putih palsu Cnaphalocrosismedinalis pada padi terhadap kelirna parlakuan.Ternyata serangan harna putih palsu hanyaterjadi pada rninggu ke-9, tingkat kerusakantanarnan yang terjadi pada perlakuan pernberianforrnulasi penglepasan terkendali insektisidakarbofuran dengan dosis 20 kg/ha; 30 kg/ha; clan40 kg/ha berbeda nyata (BNT 5%-0,133)dibandingkan dengan karbofuran kornersial.Ketiga rnacarn dosis forrnulasi penglepasanterkendali insektisida karbofuran yang diberikanyaitu 20kg/ha, 30 kg/ha, clan 40 kg/harnernpunyai tingkat kerusakan yang sarna,sekitar 50% lebih kecil dibandingkan terhadapkarbofuran kornersial, sedang untuk pernberianinsektisida karbofuran kornersial clan kontrol(tanpa pernberian insektisida karbofuran)rnengalarni tingkat kerusakan yang sarna.

Tabel 5 rnenunjukkan basil berat gabahkering kg/ha yang dihasilkan tanarnan padi daTike lima perlakuan pada percobaan. Ternyataantara ke lima perlakuan yaitu pernberianforrnulasi penglepasan terkendali insektisidakarbofuran dengan tiga rnacarn dosis yaitu 20kg/ha, 30 kg/ha, clan 40 kg/ha, satu rnacarn dosiskarbofuran kornersial 20 kg/ha clan tanpapernberian insektisida karbofuran (kontrol) tidakberbeda nyata daTi rnasing-rnasing perlakuan. Halini terjadi karena pada percobaan ini adaserangan tikus begitu besar daTi rnasing-rnasing

perlakuan.

DAFfAR PUSTAKA

KESIMPULAN

I. BACO,DJ,YASIN, M., dan SURTIKANTI,Prosiding Simposium Penelitian TanamanPangan III, Bogor (1993) 528-539

2. FARM CHEMICALS HANDBOOK, PesticideDictionary, MEISTER PUBLISHINGCOMPANY 11996).

3. HICKMAN, M.V. clan SCRIEBER, M.M.,Transport mobility, degradation andenvironmental impact of starchencapsulted formulation herbicides, F AO-IAEA Vienna 11993) 47-53

4. HUSSAIN, M. GAN, J.M., and RATHOR,N.U., Pestic. Sci. 3411992),341-345

5. LEWIS,D.H. clan COWSAR,D.R., Principles ofControlled Release Pesticides ACSSymposium Series, The AmericanChemical Society, Washington (19771 1-16

6. SULISTYATI.M., ULFA T.S., SOFNIE M. Ch.,KUSWADI.AN.,dan MADE S., RisalahPertemuan Ilmiah Penelitian clanPengembangan Teknologi Isotop clanRadiasi, BATAN, Jakarta,12000) 145

7. PUSA T INFORMASI PERT ANIAN TRUBUS,Hama padi, penyakit clan pengendalian-nya, Jakarta 11994) 608-634.

]umlah anakan yang tumbuh pacta tigaminggu setelah aplikasi formulasi insektisidakarbofuran menunjukkan berbeda nyata daTiperlakuan pemberian formulasi penglepasanterkendali insektisida karbofuran terhadapkontrol (BNT 5% = 1,483), pengamatanselanjutnya tidak berbeda nyata daTi semuaperlakuan. Pemberian formulasi penglepasanterkendali maupun karbofuran komersial tidakmempengaruhi jumlah anakan yang tumbuh.

Serangan hama ganjur Orseolia oryzae pactaminggu ke 7, 9, daD 11 berbeda nyata antaraformulasi penglepasan terkendali dosis 30kg/hadaD 40 kg/ha dibandingkan dengan karbofurankomersial daD kontrol (BNT 5% -0,321 ),minggu ke 9 (BNT 5% = 1,049), daD minggu ke11 (BNT 5% = 0,885), sedang minggusebelumnya tidak berbeda nyata.

Page 5: PERCOBAAN APLIKASI FORMULASI INSEKTISIDA KARBOFURAN

Risalah Seminar I/miah Peneli/ian dan Pengembangan Aplikasi Is%p dan Radiasi 2004

Tabell. Jumlah anakan padi selama masa tanam

Waktu pengamatan (minggu setelah pemberian InsektisidalPerlakuan

3 9 11A

B

C

516 :t 0,87

15 :to,45

15 :t 0,44

7

10:tO,67

11 :to,54

II:tO,O6

lO:tO,35

lO:tO,O8

lO:tO,15

~

10:t 1,25

10 :t 0,21

9 :t 0,31

13 :t 0,91

13 :to,73

12:t 1,08

F

K

BNT5%

13:!: 1,15

12 :!: 0,56

1,483

15 :!: 0,42

16:!:O,66

10 t 0,88

12 t 0,29

10::t 1,09

11 ::to/54

9t 1,00

10tO,38

tn tn tn tn

BNT1%

KK%

2,158

6,12

tn

5,87

tn

7,70

tn tn

11,677,62

Keterangan:A = Perlakuan dengan formulasi karbofuran 20 kg ! ha.B = Perlakuan dengan formulasi karbofuran 30 kg! haC = Perlakuan dengan fomulasi karbofuran 40 kg ! ha

F = Perlakuan dengan karbofuran komersial

K= Tanpa perlakuan karbofuranData tersebut rata-rata daTi tiga (3) ulangan

Tabel 2. Persentase tingkat serangan hama O.Oryzae selama masa tanam ( arcsin" %

Keterangan:A = Perlakuan dengan formulasi karbofuran 20 kg , ha.B = Perlakuan dengan formulasi karbofuran 30 kg' haC = Perlakuan dengan fomulasi karbofuran 40 kg , ha

F = Perlakuan dengan karbofuran komersial

K= Tanpa perlakuan karbofuranData tersebut rata-rata dari tiga (3) ulangan

Page 6: PERCOBAAN APLIKASI FORMULASI INSEKTISIDA KARBOFURAN

RisaJah Seminar I/miah Peneli/ian daD Pengembangan Apli/rasi Is%p daD Radiasi 2004

Tabel 3. Persentase tingkat serangan hama C. suppressalis selama masa tanam (arcsin'" %)

Keterangan:ABCFK

= Perlakuan dengan formulasi karbofuran 20 kg ! ha.= Perlakuan dengan formulasi karbofuran 30 kg! ha= Perlakuan dengan fomulasi karbofuran 40 kg ! ha.= Perlakuan dengan karbofuran komersial= Tanpa perlakuan karbofuran.

Data terse but rata-rata daTi tiga (3) ulangan.

Tabel 4. Persentase tingkat serangan hama putih palsu C. medinalis selama masa Tanam( arcsin ..J %

Keterangan:ABCFK

= Perlakuan dengan formulasi karbofuran 20 kg , ha.= Perlakuan dengan formulasi karbofuran 30 kg' ha= Perlakuan dengan fomulasi karbofuran 40 kg , ha.= Perlakuan dengan karbofuran komersial= Tanpa perlakuan karbofuran.

Data tersebut rata-rata daTi tiga (3) ulangan.

Page 7: PERCOBAAN APLIKASI FORMULASI INSEKTISIDA KARBOFURAN

RisaJah Seminar llmiah Pcnclitian dan Pcngcmbangan Aplikasi lsotop daD Radiasi, 21XJ4

Tabel 5. Berat gabah kering yang dihasilkan (Kg/ha)

Keterangan: ABCFK

= Perlakuan dengan formulasi karbofuran 20 kg ! ha.= Perlakuan dengan formulasi karbofuran 30 kg! ha= Perlakuan dengan fomulasi karbofuran 40 kg ! ha.= Perlakuan dengan karbofuran komersial= Tanpa perlakuan karbofuran.

Data tersebut rata-rata daTi tiga (3) ulangan.

Page 8: PERCOBAAN APLIKASI FORMULASI INSEKTISIDA KARBOFURAN

Risalah Seminar I/miah Penelitian daD Pengembangan Aplikasi lsotop daD Radiasi, 2004

DISKUSI

CARKUMANONIM

Dari 4 formulasi yang digunakan terse but ,adakah pada formulasi terse but yang masa/habisnya zat-zat kimia di lahan( artinya bahankimia yang masuk ke dalam tanah yang membuatpolusi tanahl?

Mengapa yang dipakai adalah varietasIR-64 ?

MM. SULISTYATI

Varietas IR-64 adalah varietas yang rentanterhadap harna. Varietas ini dipakai untukrnengetahui kearnpuhan forrnulasi penglepasanterkendali, sebaliknya kalau varietas tahanterhadap harna, tak dapat dipakai untukrnengetahui apakah forrnulasi yang akan diujitersebut dapat rnernberantas Irnengendalikanharna atau tidak karena tidak ada kerusakanyang ditirnbulkan oleh harna tanarnan.

MM. SULISTYATI

ANONIM

Dikatakan bahwa Teknik Aplikasidilakukan dengan 2 cara yaittu:1. Penyemprotan2. PenaburandaTi kedua teknik terse but yang mana yang baikdilakukan pacta tanaman padi?

Formulasi penglepasan terkendali inimenggunakan bahan dasar (bahan pengikat): Na-alginat, tepung kanji, karbon (tepung karbon),clan kaolin. Bahan-bahan terbut ada di alamsehingga aman terhadap lingkungan ataupuntanah. Formulasi ini memang bentuk baruinsektisida karbofuran, karbofuran inilah yangmerupakan Imembuat polusi tanah untuksementara, karena karbofuran mudah teruraimenjadi senyawa yang kurang toksik, umurnyakira-kira 30 hari di dalam tanah.Dari 4 formulasi yang digunakan tersebut terdiriatas formulasi penglepasan terkendali dengandosis 20,30, clan 40kg/ha clan formulasikarbofuran komersial, semuanya menggunakanbahan aktif insektisida karbofuran.

MM.SULISTYATI

Tergantung pada bent uk insektisida tersebut.1. Untuk bentuk bubuk atau cairan dilakukan

dengan penyemprotan, bahan tersebutdilarutkan dahulu dalam air.

2. Untuk bentuk granular, misalnya formulasipenglepasan terkendali ini dilakukanpenebaran, karbofuran ini mempunyai sifatsistemik artinya dapat terbawa ke seluruhbagian tanaman lewat akar.


Recommended