Transcript
Page 1: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

iv

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT

PERSPEKTIF DEMING

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd)

SAADATUL INSANIAH

1113018200060

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

iv

Page 3: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

iv

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT

PERSPEKTIF DEMING. yang disusun oleh: Saadatul Insaniah, NIM

1113018200060, Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah melalui

bimbingan dinyatakan syah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada

sidang munaqasyah sesuai ketentuan yang ditetapkan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

Jakarta, 28 Juli 2020

Yang Mengesahkan,

Pembimbing

Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd

NIP. 19661009 199303 1 004

Page 4: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

iv

Page 5: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

v

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF

DEMING

Abstrak

As published by US News in the 2020 Best Countries for Education survey.

Indonesia is ranked 70th out of 93 participating countries as the best education

provider. In the previous two years, the Program for International Student

Assessment (PISA) which constitutes as a program to measure student knowledge

in subjects such as mathematics, science, and reading disclosed the results of

PISA 2018 in which Indonesia ranked 13th out of a total of 15 countries in Asia

and ranked 5th from 10 Southeast Asian countries that took the test. Even though

there is a slim progress compared to the previous year, the results of the survey

still prove that the quality of education in Indonesia is still underperforming. It

becomes a big homework for educational institutions to improve their educational

system due to higher appeals and demands for schools with better quality. As

stated by several quality planning experts, especially Edward Deming, the

objective of such quality improvements is to attain the better quality of education

and produce the best output. The best output or high-quality graduates are not

only hold better values in the community and state development process, but they

will also appeal to the stakeholders to choose such schools over any other schools.

In the efforts to attain this objective, it is prominent to continuously improving the

quality of education in which the process required the quality perspectives of

experts. Thus, as such will be discussed in this paper the concept of quality

according to Edward Deming and its relevance in improving the quality of

education

Disebutkan oleh US News dalam survey The 2020 Best Countries for Education.

Negara Indonesia berada pada urutan ke 70 dari 93 Negara yang berpartisipasi

sebagai Negara penyelenggara pendidikan terbaik. Pada dua tahun sebelumnya,

Programme for International Student Assessment (PISA) sebagai program untuk

menakar pengetahuan siswa dalam bidang matematika, sains, dan membaca, hasil

PISA 2018, Indonesia berada di peringkat ke-13 dari total 15 negara di Asia dan

peringkat ke-5 dari 10 Negara Asia Tenggara yang mengikuti tes. Meskipun ada

sedikit kemajuan dari tahun sebelumnya namun hasil survey tersebut masih

membuktikan rendahnya tingkat mutu pendidikan di Indonesia. Hal ini tentunya

menjadi PR bagi lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas, karena

sekolah yang bermutu tentu akan memiliki banyak peminat dibandingkan yang

tidak bermutu. mengingat tujuan mutu yang dikemukakan oleh beberapa ahli

perencanaan mutu khususnya Edward Deming yaitu agar kulitas pendidikan

menjadi lebih baik dan menghasilkan output terbaik. Output terbaik atau lulusan

yang berkualitas tidak hanya memiliki nilai tinggi dalam lingkungan masyarakat

Page 6: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

vi

iv

dan proses pembangunan negara namun lulusan yang berkualitas akan menarik minat

stakeholder untuk memilih sekolah tersebut dibanding sekolah lain. Untuk mewujudkan

hal tersebut perlunya peningkatan mutu dalam pendidikan dan dalam prosesnya

dibutuhkan perspektif perspektif mutu para ahli seperti yang akan dibahas dalam tulisan

ini mengenai konsep mutu menurut Edward Deming dan relevansinya dalam penigkatan

mutu pendidikan.

Page 7: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

vii

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر� �سم الله الر�

Segala puji bagi Allah SWT pencipta alam semesta, segala pujian yang terbaik

atas seluruh nikmat-Nya, keagungan-Nya, serta kemulian-Nya. Atas segala rahmat,

anugrah, serta karunia jasmani dan rohani, akhirnya penyusunan skripsi yang berjudul

“Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat diselesaikan dengan

baik. Tak luput pula Shalawat serta Salam yang senantiasa saya panjatkan kepada

Junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing ummatnya dari zaman

zahiliyyah yang penuh dengan kegelapan hingga ke zaman yang terang dan dipenuhinya

ilmu penegetahuan.

Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

pada program Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis

menyampaikan banyak rasa terima kasih sebesar besarnya kepada semua pihak yang

telah ikut membantu langsung maupun tidak langsung dalam membuat skripsi ini,

khususnya kepada:

1. Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, pemberi Rahmat,

Ridho, Karunia, sehat jasmani dan rohani serta ilmu yang bermanfaat sehingga

penulis bisa sampai pada tahap ini dan menyelesaikan tugas akhir atau skripsi

dengan baik dan benar

2. Ibu, bapak serta keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik segi

moral, pengetahuan, motivasi, materi sehingga penulis tidak berhenti memiliki

tekad untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

beserta para staff Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dosen Drs. Mu’arif M.Pd. selaku ketua Program Studi Manajemen

Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

viii

iv

5. Bapak Dosen Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, selaku pembimbing atas waktu, tenaga,

pemikiran, saran dan motivasi. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat

dan keberkahan bagi bapak beserta keluarga.

6. Ibu Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah membimbing dan memberi saran baik dibidang Akademik maupun hal hal

lain sejak hari pertama sampai akhir perkuliahan

7. Para dosen program studi Manajemen Pendidikan yang telah memberikan

wawasan imu pengetahuan kepada penulis hingga mendapatkan gelar sarjana.

8. Para sahabat Titin, Diana serta seluruh keluarga besar MP 13 yang telah

memberikan dukungan saran, motivasi serta masukan yang berharga sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tulisan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran

yang membangun sangat diharapkan untuk penulis menjadi lebih baik dimasa depan.

Penulis berharap skripsi ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis namun juga pihak

pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 27 Juli 2020

Saadatul Insaniah

Page 9: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................iii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .........................................................iv

HALAMAN ABSTRAK ………….…..………………………………..……... v

HALAMAN KATA PENGANTAR................................................................ vii

HALAMAN DAFTAR ISI…...……………………………………………….... x

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Rumusan Maslah........................................................,,…... 3

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................... 3

BAB II : KAJIAN TEORITIK…………………………............................. 4

A. Landasan teori ……………………………............................. 4

B. Penelitian yang Relevan ........................................................ 10

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN………………............................ 11

A. Metode ………….…………………………............................ 11

B. Objek dan Waktu Penelitian .................................................... 13

C. Metode Penulisan………….................................................. 14

BAB IV : PEMBAHASAN PENELITIAN……………............................. 16

A. Konsep Deming ……………………………...........................16

B. Pendekatan Manajemen Mutu Pendidikan................................ 17

C. Penghambat Peningkatan Mutu…………............................... 23

D. Penyebab Kegagalan Mutu.................................................... 25

BAB V: PENUTUP……………………………………............................ 27

A. Kesimpulan …………………………….................................. 27

Page 10: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

ix

iv

DAFTAR PUSTAKA……………….……………………................................. 31

Page 11: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia sudah menjadi topic

yang tidak asing. Dalam peringkat pendidikan dunia tahun 2018 yang disusun

oleh Programme Internationa Student Assesment (PISA) posisi negara

Indonesia merupakan posisi yang dibilang tertinggal dari Negara tetangga

seperti Malaysia dan Brunei. Dengan hasil yang mengecewakan ini tentulah

Negara memberi bebab lebih kepada lembaga lembaga pendidikan untuk

melaksanakan perbaikan dengan tuntutan yang tidak hanya memperbaiki

peringkat kualitas pendidikan Indonesia namun juga mengahrapkan kemajuan

bangsa kedepannya.

Tuntutan dunia pendidikan pada era globalisasi ini memacu berbagai

lembaga pendidikan untuk lebih bersaing secara kompetitif. Salah satu cara

menghadapi persaingan ini, pendidikan dituntut untuk meningkatkan dan

mengembangkan kualitas baik dalam hal pelayanan, kualitas produk, maupun

keefektifan dan keefisienan agar tujuan pendidikan tercapai.1 Mutu

merupakan sesuatu yang dianggap salah satu bagian penting, karena mutu

pada dasarnya menunjukkan keunggulan suatu produk dibandingkan dengan

produk lainnya. Peningkatan mutu merupakan usaha dari setiap lembaga-

lembaga penghasil produk tidak hanya barang tetapi juga produk jasa.2

Edward Sallis pada Total Quality Management In Education mengungkapkan

“quality is at the top of most agendas and improving quality is probably the

most important task facing any institution. However, despite its importance,

many people find quality an enigmatic concept. It is perplexing to define and

1 Hasyim Asy’ari, Evaluasi Program Pelatihan Guru di Pusdiklat Tenaga Teknis

Pendidikan dan Keagamaan Kementrian Agama Republik Indonesia, (TADBIR : Jurnal Studi

Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 1, Mei 2020) 2 Muhammad Fadhi, Peningkatan Mutu Pendidikan, (TADBIR : Jurnal Studi Manajemen

Pendidikan vol. 1, no 02, 2017)

Page 12: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

2

often difficult to measure”. Mutu adalah bagian penting dari seluruh agenda

dalam organisasi dan meningkatkan mutu mungkin merupakan tugas yang

paling penting yang dihadapi institusi manapun. namun banyak orang yang

menganggap kualitas merupakan konsep yang membingungkan, rumit untuk

ditetapkan serta sulit diukur.3

Sistem manajemen mutu memang awal mulanya hanya terjadi pada

lingkup perusahaan barang maupun jasa, karna ketatnya persaingan antara

perusahaan satu dengan yang lain untuk mendapat konsumen sebanyak

mungkin dengan segala sumber daya yang ada. Namun karena semakin

selektifnya konsumen dalam memilih barang/jasa maka perusahaan mulai

menerapkan sistem manajemen mutu seperti definisi salah satu ahli yang

dikenal dengan the father of quality evolution. mutu sebagai pengembangan

yang terus menerus dari suatu sistem yang stabil. Definisi itu menekankan

pada dua hal yaitu yang pertama Semua sistem (administrasi, desain,

produksi, dan penjualan) harus stabil. Hal itu memerlukan pengukuran yang

diambil dari atribut mutu di seluruh perusahaan dan dipantau setiap waktu.

Dan yang kedua Perbaikan yang terus menerus dari berbagai sistem untuk

mengurangi penyimpangan dan lebih memenuhi kebutuhan pelanggan. Dari

pemapara deming tersebut sangatlah jelas bahwa tujuan mutu tidak hanya

memperbaiki kualitas suatu barang/jasa agar memenuhi kepuasan pelanggan

dan tentunya agar tidak tertinggal pada kompetisi individu maupun sekolah di

era globalisasi yang semakin ketat.

Seiring waktu berjalan, konsep perbaikan mutu mulai dikaji dan

diadopsi oleh lembaga pendidikan atau sekolah melihat lembaga pendidikan

juga termasuk dalam perusahaan jasa yang dituntut mengeluarkan output

terbaik kedepannya bukan hanya sekedar untuk kepuasan pelanggan

melainkan output yang berguna bagi masyarakat dan dipercaya dapat

memperbaiki negara pada masa yang akan datang, dan tentunya sesuai prinsip

utama mutu (tercapainya kepuasan pelanggan). jika lembaga pendidikan

3 Edward Sallis, Total Quality Management in Education, (Yogyakarta ; IRCiSoD, 2012),

Cet.16, h.38

Page 13: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

3

tersebut mempunyai keluaran terbaik maka konsumen pun akan

lebih tertarik memilih lembaga pendidikan yang bermutu daripada yang tidak

bermutu. Maka dari itu fokus pembahasan ini adalah mengenai

“PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF

DEMING” yang termasuk didalamnya 14 poin peningkatan mutu, 5 poin

penyakin yang menghambat peningkatan mutu dan 2 poin sebab sebab

kegagalan mutu dan penerapannya dalam pendidikan

B. Rumusan Masalah

Dengan bertitik tolak atas paparan latar belakang sebelumnya, amaka

rumusan masalah yang diperoleh sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan konsep konsep mutu Deming dalam lembaga

pendidikan?

2. Apakah perspektif deming ada pengaruhnya terhadap peningkatan mutu

pendidikan?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dalakukannya penelitian ini yaitu bertitik pada rumusan

masalah yang dibuat yaitu (1) untuk mengetahui bagaiamana penerapan

konsep dari teori Deming dalam lembaga pendidikan, (2) untuk

mengetahui relevansi perspekktif mutu Deming dalam peningkatan mutu

pendidikan.

Kegunaan penelitian ini agar dapat mengetahui lebih jelas

penerapan konsep mutu yang digagas oleh Edward Deming terhadap

lembaga pendidikan dan relevansinya terhadap peningkatan mutu. Selain

itu juga penelitian ini diharapkan menambah ilmu pengetahuan

peningkatan mutu menurut perspektif Deming secara tertulis kepada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan khususnya untuk Program Studi

Manajemen Pendidikan.

Page 14: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

4

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Landasan Teori

1. Mutu

Apakah yang dimaksud dengan mutu? banyak ahli yang

mengemukakan definisi mutu dengan perspektif masing masing. Tentu

kita tidak asing dengan 3 ahli dalam bidang mutu seperti deming, Crosby

dan juran.

Menurut W Edward Deming, Mutu ialah kesesuaian dengan

kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan yang bermutu ialah

perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai

dengan kebutuhan konsumen, sehingga menimbulkan kepuasan bagi

konsumen. Jika konsumen merasa puas, maka mereka akan setia dalam

membeli produk perusahaan baik berupa barang maupun jasa.4

Menurut Jhosep Juran, Mutu ialah kecocokan penggunaan produk

(fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

Kecocokan pengguna produk tersebut didasarkan atas lima ciri utama yaitu

(1) teknologi; yaitu kekuatan; (2) psikologis, yaitu rasa atau status; (3)

waktu, yaitu kehandalan; (4) kontraktual, yaitu ada jaminan; (5) etika,

yaitu sopan santun.5

Menurut Philip B Crosby, Mutu ialah conformance to requirement,

yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk

memiliki mutu apabila sesuai dengan standar atau kriteria mutu yang telah

ditentukan, standar mutu tersebut meliputi bahan baku, proses produksi,

dan produk jadi.6

4 Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu,

(Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm. 78 5 Prawirosentono, Suyadi, Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadutotal Quality

Management Abad 21 Study Kasus dan Analisis, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm, 5 6 Abdul Hadis, dan Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan, (Bandung: Penerbit

AlfaBeta, 2010), hlm .2

Page 15: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

5

Menurut Russel dalam (Purnama, 2006:14-15)

Mutu di deskripsikan atas dua perspektif. Perspektif pertama yaitu

perspektif produsen, menurut perspektif ini mutu dikaitkan dengan

produksi dan biaya. Perspektif kedua yaitu perspektif konsumen yang

artinya mutu produk dikaitkan dengan kualitas dan harga yang ditentukan.

berdasarkan bagan diatas kualitas produk dapat tercipta jika terjadi

kesesuaian antara perspektif produsen dengan perspektif konsumen yang

disebut dengan kesesuaian untuk digunakan (fitness for consumer use).

Sedangkan menurut Garvin (dalam Sower, 1999) terdapat lima perspektif

dalam mendefinisikan mutu

a. Berdasarkan target konsumen “mutu terdiri dari kapasitas untuk

memenuhi kepuasan pelanggan” Edwards C. D. (1968:37). “mutu

adalah kesesuaian dengan penggunaan”7 J.M. Juran (1988) seperti

baju yang dirancang untuk musim dingin serta baju yang dirancang

untuk musim panas.

7 Muhammad Basri, (BUDAYA MUTU DALAM PELAYANAN PENDIDIKAN Vol. I, No.

2, Oktober 2011)

Page 16: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

6

b. Berdasarkan target manufaktur. “Mutu adalah suatu kondisi dimana

produk sesuai dengan spesifikasi desain tertentu” (H.L. Gilmore

1974) “mutu adalah Kesesuaian terhadap persyaratan atau

keunggulan yang dipublikasikannya” seperti jam tahan air, sepatu

yang awet, atau dokter yang ahli.8

c. Berdasarkan target produk. “mutu mengacu pada sekumpulan

barang yang tidak berharga menjadi barang yang berharga” K.B

Leifler (1972)9

d. Berdasarkan target produk “keluasan pengukuran kualitas secara

umum dapat diterima sebagai dimensi daya saing perusahaan”

(Broh, 1982)10

e. Berdasarkan target kerelatifan “mutu sangat subjektif, sulit

digambarkan secara konkrit namun dapat dirasakan”

Dari beberapa tokoh tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa mutu

adalah suatu kebutuhan konsumen terhadap kepuasan pelanggan

sepenuhnya terhadap suatu barang yang di butuhkan. atau mutu merupakan

suatu ukuran yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan terhadap

sebuah produk.

2. Mutu pendidikan

Dalam konteks pendidikan menurut Rusman (2009) pengertian mutu,

mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam proses

pendidikan yang bermutu terlibat input, seperti guru, staff, kurikulum,

bahan ajar (kognitif, afektif dan piskomotorik) metodologi, sarana

prasarana dan sumber daya lainnya. Sedangkan Mutu dalam konteks hasil

8 Marita Lailia Rahman, (Model Pemgembangan Mutu Pendidikan Dalam Perspektif

Philip. B. Crosby) 9 K.B Leifler (ambiguous change in product quality, American economic review, 1972) 10Harianto Respati, (Total Quality Management Dan Daya Saing Perusahaan Sebagai

Antesensenden Kepuasan Pelanggan Menghadapi Perdagangan Bebas CAFTA 2010)

Page 17: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

7

pendidikan mengacu pada prestasi kebaikan yang dicapai oleh sekolah

pada setiap kurun tertentu.11

Ruang lingku mutu pendidikan, mutu mengacu pada proses dan hasil

pendidikan. Pada proses pendidikan, mutu pendidikan berkaitan dengan

bahan ajar, metodelogi, sarana dan prasarana, ketenagaan, pembiayaan,

lingkungan dan sebagainya. Sekolah yang berada di daerah kumuh dan

sekolah yang beroperasi di daerah elit, misalnya, meskipun menerima

calon siswa yang sama, tetapi karena kualifikasi guru, kelengkapan sarana

dan prasarana, suasana belajar yang berbeda, pengelolaan tingkat

efesiensinya juga tidak sama, maka proses pendidikan pada sekolah

didaerah elit jauh lebih baik karena faktor ketepatan, kelengkapan dan

efesiensi pengelolaan lebih sempurna. Keunggulan dalam proses

pendidikan dengan sendirinya akan menghasilkan produk yang berbeda12

Bagan ruang lingkup mutu pendidikan

3. Peningkatan Mutu Pendidikan

11 Rusman, Manajemen Kurikulum, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 555 12Hasyim Asy’ari, Zahruddin, Syipa Fauziah, Implementasi Prinsip-Prinsip Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Ekonomika Depok Jawa Barat, Manageria: Jurnal

Manajemen Pendidikan Islam Volume 2, Nomor 2, November 2017/1439

Output

Hasil

belajar

Input

siswa

Proses belajar

mengajar

INSTRUMENTAL INPUT KURIKULUM, GURU, STAF MEDIA,

SUMBER BELAJAR

INVIRONMENTAL OUTPUT

LINGKUNGAN FISIK SEKOLAH IKLIM SOSIAL BUDYA

Page 18: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

8

Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia sebenarnya sudah menjadi

agenda Negara dari tahun ketahun sejak saat jaman orde baru hingga

jaman reformasi saat ini. Berbagai upaya telah dilakukaan seperti dengan

berbagai pelatihan, peningkatan kepemimpinan dan sistem

manajemen,perbaikan sumber daya tenaga pengajar, perbaikan sarana dan

prasana dan sebagainya, namun belum ada peningkatan yang cukup

signifikan dan bahkan adanya beberapa fase penurunan. Maka dari itu para

pendidik mengkaji kembali bagaimana mutu pendidikan di Indonesia dapat

mengalami peningkatan yang signifikan.

Peningkatan mutu pendidikan sejatinya diawali dari program yang

diterapkan untuk satuan pendidikan, mulai jenjang pendidikan dasar (SD

dan SMP) hingga pendidikan menengah (SMA dan SMK). Direktur

Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Dirjen GTK Kemendikbud), Supriano mengungkapkan,

terdapat empat aspek yang harus diperhatikan dalam upaya meningkatkan

mutu pendidikan yaitu:

a. Kebijakan. meliputi kurikulum dan ujian nasional. Hal itu termasuk

kebijakan distribusi dan rekrutmen guru.

b. kepemimpinan kepala sekolah. eadership kepala sekolah, transparansi

keuangan, hubungan ekosistem berjalan di sekolah antara guru dengan

kepala sekolah, orang tua dengan guru, maupun dengan siswa dan

seluruh yang ada di satuan pendidikan, ekosistemnya harus berjalan.

kepala sekolah yang memiliki kreativitas dan inovasi bagus, bisa

membuat sekolah yang dipimpinnya menjadi bagus pula.

c. Infrastruktur. sarana dan prasarana terkait dengan kelas, laboratorium,

maupun teknologi informasi dan komunikasi. Itu semua berpengaruh

terhadap peningkatan mutu pendidikan, Apalagi sekarang dunia tanpa

batas. Siswa bisa belajar tidak hanya dari guru dan buku yang ada,

melainkan bisa belajar dari media sosial,

d. Proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang menyenangkan, yang

berinovasi dan penuh kreativitas dapat mendorong anak-anak

Page 19: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

9

terbangun motivasinya. Namun, proses pembelajaran juga tergantung

dari potensi guru, kecakapan guru, dan kemampuan guru. Proses

pembelajaran yang mendorong kreativitas juga mendukung untuk

memenuhi empat kompetensi yang harus dimiliki generasi bangsa

dalam menghadapi tantangan abad 21. Empat kompetensi yang biasa

disingkat 4C tersebut meliputi Critical Thinking (berpikir

kritis), Collaboration (kemampuan bekerja sama dengan baik),

communication (berkomunikasi), dan creativity (kreativitas)

4. Total Quality Management

Untuk menerapkan mutu pada perusahaan maka terbentuklah sistem

Manajemen mutu TQM (Total Quality Management) atau manajemen

mutu terpadu yang didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan

performa secara terus menerus (countinous performance improvement)

pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari

suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan

modal yang tersedia (Gaspersz, 2002). Banyak pengertian yang

menjelaskan tentang Total Quality Manajemen, secara sederhana TQM

merupakan pendekatan manajemen berorientasi jangka panjang dengan

tujuan memperoleh kepuasan pelanggan (Gaspersz, 2002).

Dalam ajaran TQM, lembaga pendidikan (sekolah) harus

menempatkan siswa sebagai “klien” atau dalam istilah perusahaan sebagai

“ stakeholders” yang terbesar, maka suara siswa harus disertakan dalam

setiap pengambilan keputusan strategis langkah organisasi sekolah. Tanpa

suasana yang demokratis manajemen tidak mampu menerapkan TQM,

yang terjadi adalah kualitas pendidikan didominasi oleh pihak – pihak

tertentu yang seringkali memiliki kepentingan yang bersimpangan dengan

hakekat pendidikan (Adnan Sandy Setiawan:2000).

Penerapan TQM berarti pula adanya kebebasan untuk berpendapat.

Kebebasan berpendapat akan menciptakan iklim yang dialogis antara

siswa dengan guru, antara siswa dengan kepala sekolah, antara guru dan

Page 20: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

10

kepala sekolah, singkatnya adalah kebebasan berpendapat dan keterbukaan

antara seluruh warga sekolah. Pentransferan ilmu tidak lagi bersifat one

way communication, melainkan two way communication. Ini berkaitan

dengan budaya akademis. Selain kebebasan berpendapat juga harus ada

kebebasan informasi. Harus ada informasi yang jelas mengenai arah

organisasi sekolah, baik secara internal organisasi maupun secara nasional.

Secara internal, manajemen harus menyediakan informasi seluas- luasnya

bagi warga sekolah Termasuk dalam hal arah organisasi adalah progran –

program, serta kondisi finansial.

Singkatnya, TQM adalah sistem menajemen yang menjunjung tinggi

efisiensi. Sistem manajemen ini sangat meminimalkan proses birokrasi.

Sistem sekolah yang birokratis akan menghambat potensi perkembangan

sekolah itu sendiri.

B. Penelitian yang Relevan

Dari pengamatan penulis terdapat beberapa buah karya yang mengacu

pada relevansi tema yang dipilih diantaranya:

1. Jurnal dari Therea Kristiyanti. Tahun 2005 dengan judul Peningkatan

Mutu Pendidikan Terpadu Cara Deming, yang merangkum

pembahasan tentang keberhasilan TQM Pendidikan dengan cara 14

prinsip mutu Deming.

2. Jurnal dari Marita Lailia Rahman dengan judul Model Pemgembangan

Mutu Pendidikan Dalam Perspektif Philip. B. Crosby, yang

merangkum pembahasan teori ahli mutu yang lain yaitu Philip. B.

Crosby terhadap perkembangan mutu pendidikan

Dari kedua penelitian dengan adanya tambahan dari penelitian lain maka

penulis memutuskan untuk membuat penelitian dengan pendekatan yang

berbeda yaitu dengan tema relevansi keseluruhan perspektif Deming

terhadap peningkatan mutu pendidikan. Dengan mendeskripsikan mulai

dari hal hal yang meningkatan mutu sampai hal hal yang menggagalkan

mutu melalui perspektif Deming.

Page 21: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian kepustakaan (library research). menurut Nawawi dan Martini (1994:

222) studi kepustakaan merupakan salah satu penelitian terapan dengan metode

historis. Menurut Nawawi dan Martini, penelitian studi kepustakaan dilaksanakan

dengan mempelajari berbagai karya ilmiah, seperti majalah, buku, jurnal,

ensiklopedia, surat kabar dan lain-lain. Dengan berbagai karya ilmiah itu,

dimanfaatkan untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi pada masa sekarang

di lingkungan tertentu, sebagaimana tujuan penelitian terapan yaitu penyelesaian

masalah nyata dalam kehidupan.

I Made Wirartha mengemukakan Penelitian kepustakaan merupakan

penelitian yang dapat dilakukan di perpustakaan atau di tempat lain selama ada

sumber bacaan yang relevan. (2006:39). Oleh karena itu, menurut peneliti,

penelitian ini menjabarkan secara detail mengenai apa yang diteliti dalam bentuk

uraian kalimat yang sumbernya diambil dari sumber-sumber kepustakaan.

Ciri Penelitian Kepustakaan Menurut Rina Hayati (2019) memiliki empat

ciri utama, yaitu:

1. Peneliti berhadapan langsung dengan teks (nash) atau data angka dan

bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi mata

(eyewitness) yang berupa kejadian,orang atau benda-benda lainnya.

2. Data pustaka bersifat ‘siap pakai’ (ready made). Ini artinya yaitu peneliti

tidak pergi kemana mana, kecuali hanya berhadapan langsung dengan

bahan sumber yang sudah tersedia di perpustakaan.

3. Data pustaka umumnya berupa sumber sekunder, yang berarti bahwa

peneliti mendapatkan bahan dari tangan kedua dan bukan data orisinil dari

tangan pertama di lapangan.

4. Kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Peneliti

berhadapan dengan informasi statis, tetap.

Page 22: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

12

Adapun metode yang dapat digunakan dalam penelitian kepustakaan,

antara lain:

a. Pencarian kata kunci

Cari kata kunci yang relevan dalam katalog, indeks, mesin pencari, dan

sumber teks lengkap. Ini berguna baik untuk mempersempit pencarian ke

judul subjek tertentu dan untuk menemukan sumber yang tidak ditangkap

di bawah judul subjek yang relevan. Untuk mencari basis data secara

efektif, mulailah dengan pencarian Kata Kunci, temukan catatan yang

relevan, dan kemudian temukan Judul Subjek yang relevan. Di mesin

pencari, sertakan banyak kata kunci untuk mempersempit pencarian dan

Pencarian subjek hati-hati mengevaluasi apa yang Anda temukan.

b. Pencarian subyek

Judul Subjek (kadang-kadang disebut Penjelas) adalah istilah atau frasa

khusus yang digunakan secara konsisten oleh indeks online atau cetak

untuk menggambarkan tentang buku atau artikel jurnal. Ini berlaku untuk

Katalog perpustakaan serta banyak basis data perpustakaan lainnya.

c. Cari buku dan artikel ilmiah terkini

Dalam katalog dan basis data, urutkan berdasarkan tanggal terbaru dan cari

buku-buku dari majalah ilmiah dan artikel dari jurnal ilmiah. Semakin baru

sumbernya, semakin banyak referensi dan kutipan terbaru.

d. Pencarian kutipan dalam sumber-sumber ilmiah

Lacak referensi, catatan kaki, catatan akhir, kutipan, dll dalam bacaan yang

relevan. Cari buku atau jurnal tertentu di Katalog perpustakaan. Teknik ini

membantu Anda menjadi bagian dari percakapan ilmiah tentang topik

tertentu.

e. Pencarian melalui bibliografi yang diterbitkan (termasuk set catatan kaki

dalam dokumen subjek yang relevan)

Daftar pustaka yang diterbitkan tentang subjek-subjek tertentu sering kali

mencantumkan sumber yang terlewatkan melalui jenis pencarian lainnya.

Bibliografi adalah judul subjek dalam Katalog, jadi pencarian yang

Page 23: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

13

dipandu dengan Bibliografi sebagai subjek dan topik Anda sebagai kata

kunci akan membantu Anda menemukannya.

f. Mencari melalui sumber orang (baik melalui kontak verbal, email, dan

lain-lain)

Orang sering kali lebih bersedia membantu daripada yang Anda kira.

Orang-orang tersebut misalnya profesor atau pustakawan dengan

pengetahuan yang relevan.

g. Penjelajahan sistematis, terutama sumber teks lengkap yang diatur dalam

pengelompokan subjek yang dapat diprediksi

Perpustakaan mengatur buku berdasarkan subyek, dengan buku-buku

serupa disimpan bersama. Menjelajahi tumpukan adalah cara yang baik

untuk menemukan buku yang serupa; namun, di perpustakaan besar,

beberapa buku tidak berada di tumpukan utama (misalnya saja, mereka

mungkin diperiksa atau di ReCAP), jadi gunakan katalog juga.

B. Objek dan waktu Penulisan

Penelitian ini bersifat kualitatif, penelitian kualitatif didasarkan pada

pandangan kontekstualisme dan organisme kejadian (event) dan konteksnya dan

analisis kualitatif tentu harus dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjuk

pada pernyataan keadaan, dan ukuran kualitas.13 disebutkan juga dalam buku lain

bahwa perhatiannya lebih banyak ditujukan pada pembentukan teori substantif

berdasarkan dari konsep-konsep yang timbul dari data empiris.14 berarti bahwa

dalam penelitian ini tidak terjun langsung pada objek penelitian lapangan namun

mencari sebuah teori untuk meyakinkan teori peningkatan mutu dan relevansinya

menurut perspektif Deming.

C. Metode Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, dicantumkan pula daftar-daftar buku rujukan

yang telah dilakukan oleh peneliti peneliti terdahulu sebagai pijakan atau dasar

13 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. (Rineka Cipta: Jakarta, Cet. Ke 5, 2000)

Hlm. 352 14 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Rineka Cipta: Jakarta, Cet. Ke 2, 2000)

Hlm. 35.

Page 24: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

14

penggunaan teorinya maka dalam penulisan skripsi ini menggunakan beberapa

metode antara lain:

1. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang sesuai dengan

topik permasalahan tersebut penulis menggunakan penelitian kepustakaan

(library research), yaitu metode untuk memperoleh data dari buku-buku

yang relevan dengan masalah-masalah tersebut.15 Yakni buku-buku yang

berhubungan dengan teori-teori mutu menurut Edward Deming dan

beberapa ahli lainnya, serta melibatkan teori-teori peningkatan mutu

pendidikan.

2. Metode Analisa Data Metode analisis adalah jalan yang dipakai untuk

mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan perincian terhadap obyek

yang diteliti, atau cara penanganan terhadap suatu obyek ilmiah tertentu

dengan jalan memilah milah antara pengertian satu dengan pengertian-

pengertian yang lain, untuk sekedar memperoleh kejelasan mengenahi

halnya.16 Setelah data-data berhasil penulis kumpulkan, tahap selanjutnya

adalah analisis data. Dalam tahap ini penulis menggunakan beberapa

metode diantaranya17yang penulis anggap representatif untuk

menyelesaikan pembahasan penelitian ini, di antaranya:

a. Deduktif

Deduktif adalah pemikiran yang bertolak pada fakta-fakta yang

umum kemudian ditarik pada suatu kesimpulan yang bersifat khusus.

Prinsip deduksi adalah sebagai berikut: apa saja yang dipandang benar

pada semua peristiwa dalam suatu kelas atau jenis berlaku juga

sebagai hal yang benar pada semua peristiwa yang termasuk dalam

kelas atau jenis itu. Jika orang dapat membuktikan bahwa suatu

peristiwa termasuk dalam kelas yang dipandang benar, maka secara

logik dan otomatik orang dapat menarik kesimpulan bahwa kebenaran

15 Sutrisno Hadi., Metodologi Reasearch: Untuk Penulisan Paper, Skripsi, Thesis dan

Desertasi. (Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta, Jilid I,

Cet XI, 1981) Hlm. 42. 16 Sudarto. Metodologi Penelitian Filsafat. (Raja Grafindo Persada: Jakarta. 1996)hlm.

59. 17

Page 25: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

15

yang terdapat dalam kelas itu juga menjadi kebenaran bagi peristiwa

yang khusus itu18

b. Induktif

Yaitu dengan cara mengambil suatu konklusi atau kesimpulan dari

situasi yang konngkrit menuju pada hal-hal yang abstrak atau dari

pengertian yang khusus menuju pengertian yang bersifat umum.

Dengan deduksi kita berangkat dari pengetahuan yang sifatnya umum,

dan bertitik-tolak pada pengetahuan yang umum itu kita hendak

menilai suatu kejadian yang khusus

c. Interpretatif

Menginterpretasikan makna perspektif Deming ke dalam makna

normatif. memiliki nilai yang baik atau buruk. Nilai itu didasarkan

pada hukum atau norma obyektif dalam masyarakat.

d. Komparatif

Membandingkan beberapa teori mutu serta prinsip prinsipnya yang

ada untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar.

18 Sutrisno Hadi, Metodologi Reasearch: Untuk Penulisan Paper, Skripsi, Thesis dan

Desertasi. (Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta, Jilid I,

Cet XI, 1981) Hlm. 36.

Page 26: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

28

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Konsep Deming

William Edwards Deming (14 Oktober 1900 - 20 Desember 1993 M),

adalah seorang Amerika statistik, Profesor, Penulis, Dosen dan Konsultan.

Deming secara luas dikreditkan dengan meningkatkan produksi di Amerika

Serikat selama Perang Dingin, meskipun ia mungkin paling dikenal untuk

karyanya di Jepang. Sejak tahun 1950 dan seterusnya ia mengajar manajemen

puncak bagaimana memperbaiki desain (dan layanan), kualitas produk, pengujian

dan penjualan (yang terakhir melalui pasar global) melalui berbagai cara,

termasuk penerapan metode statistik.

Deming memberikan kontribusi yang signifikan untuk kemudian reputasi

Jepang untuk inovasi produk berkualitas tinggi dan kekuatan ekonomi. Ia

dianggap sebagai orang yang memiliki dampak yang lebih pada Jepang

manufaktur dan bisnis daripada individu lain bukan dari warisan Jepang Meskipun

dianggap sesuatu pahlawan di Jepang, Edward Deming selama ini dikenal sebagai

The Father of Quality karena kontribusinya yang besar terhadap bidang

manajemen mutu. Menurut W Edward Deming, Mutu ialah kesesuaian dengan

kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan yang bermutu ialah perusahaan yang

menguasai pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan

konsumen, sehingga menimbulkan kepuasan bagi konsumen. Jika konsumen

merasa puas, maka mereka akan setia dalam membeli produk perusahaan baik

berupa barang maupun jasa.19 Deskripsi deming terhadap arti mutu itu sendiri

sama dengan arti mutu dalam bidang pendidikan dimana sekolah merupakan

perusahaan sedangkan output/barang nya adalah siswa lulusan dan lingkungan

masyarakat merupakan konsumen itu sendiri

19 Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Mutu, (

Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm. 78

Perusahaan

(Sekolah)

Output barang/jasa

(Siswa lulusan)

Konsumen

(siswa atau/masyarakat)

Page 27: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

17

Sesuai gambaran disimpulkan sekolah dikatakan memiliki mutu yang baik apabila

sekolah tersebut memiliki proses pendidikan dan pembelajaran yang baik

sehingga menghasilkan lulusan terbaik yang mampu menimbulkan kepuasan bagi

lingkup masyarakat.

Implementasi teori dari W.Edward Deming ini memang tidak semati mata

harus menggunakan nama TQM. Beberapa organisasi memasukkan filsofi TQM

dengan menggunakan nama mereka pilih. Ada yang member nama Total Quality

Control, Total Quality Service, Quality First dan lain sebagainya. Namun pada

intinya semua nama tersebut merujuk pada sebuah metode perbaikan mutu terus

menerus.Salah satu tokoh yang tidak bias kita anggap sepele dalam merumuskan

tentang mutu adalah Philip Crosby, menurutnya terlalu banyak pemborosan dalam

system saat mengupayakan peningkatan mutu. Kesalahan, kegagalan dan

pemborosan serta penundaan waktu adalah perilaku yang tidak bermutu.Maka

diperluakan sebuah system untuk menaggulanginya dengan semboyan Zero

Defect (Tanpa cacat). Gagasan bahwa peningkatan mutu semacam ini menarik

untuk dapat di implementasikan di dunia pendidikan. Selanjutnya Crosby

menyampaikan bahwa mutu itu adalah gratis ( quality is free) artinya jika

perbaikan mutu dilakukan secara terus menerus mulai dari awal hingga akhir

maka akan mengurangi kemungkinan kegagalan dan biaya yang ada padanya

merupakan biaya yang inheren sistemik yang melekat pada proses yang dilakukan.

Tidak perlu biaya lagi untuk mendapatkan mutu.20

Genderang Zero Deffect menarik untuk di implementasikan dalam

pendidikan dalam metode ini mampu memberikan jaminan kepada pelajar untuk

dapat memperoleh kesuksesan dan mengembangkan potensi mereka secara

optimal. Hal ini bias dilakukan sejak awal sejak mereka mulai mendaftarkan didri

di sekolah, dalam proses pendidikan hingga dia menyelesaikan masa studinya.

Siswa mendapatkan pelayanan bermutu dari sekolah sesuai dengan apa yang

seharusnya dia dapatkan sebagai customer.

20 Mohammad Iqbal Fardean, Implementasi teori Deming dalam dunia pendidikan, artikel

kompasiana, 24 Juni 2015

Page 28: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

18

Paradigmanya berubah dari Institusional Oriented menjadi customer

iriented. Artinya paradigm lama bahwa mutu itu merupakan ssuatu layanan yang

memuaskan dalam versi sekolah tetapi berubah menjadi memuaskan dalam versi

customer. Seperti contoh dengan guru menghukum murid dengan kekerasan,

mungkin hal itu akan memberi kepuasan pada guru tersebut namun tidak pada

murid sebagai customer. Dengan model pendekatan customer driven semacam ini

sekolah dengan sendirinya akan menahan diri dari perbuatan perbuatan yang tidak

bermutu yang dapat menghacurkan kepercayaan pelanggan kepada sekolah

Dengan model perbaikan mutu yang terus menurus mulai dari awal hingga

akhir disatu sisi akan menguntungkan sekolah untuk meningkatkan Competitive

Adventage. Artinya ketika sekolah dapat memuaskan pelanggan maka dengan

sendirinya pelanggan berada dalam kendali kita. Kualitas atau mutu yang baik

akan memungkinkan kita dapat menjual produk jasa dengan harga lebih tinggi

tanpa kita harus kawatir pelanggan beralih kepada competitor.

B. Pendekatan Manajemen Mutu Pendidikan

Menurut W Edward Deming masalah mutu terletak pada masalah

manajemen dalam hal ini mutu dihadapkan pada lembaga pendidikan harus

mengukur dari hal-hal yang berkaitan dengan manajemen. Ada 14 poin W Edward

Deming tentang manajemen mutu dan seruan terhadap manajemen untuk merubah

pendekatannya, yaitu21:

1. Ciptakan tujuan yang mantap demi perbaikan produk dan jasa.

Sekolah harus membimbing siswa agar mereka mempunyai tujuan yang

jelas kedepannya, bukan hanya menjadikan siswa menjadi lulusan tepintar

saja tapi juga menjadi siswa yang berguna dan memiliki tujuan di lingkup

masyarakat

2. Adopsi falsafah baru.

Sekolah megadopsi sistem sistem pembelajaran yang baru untuk diberikan

kepada siswa karena siswa berhak mendapatkan pembelajaran yang

21 Usman, Husaini, Manajemen: Teori, Praktek & Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi

Aksara, 2011 hlm. 503

Page 29: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

19

terbaik, sekolah juga harus mampu menerima timbal balik dari siswa

jangan hanya berfikir sekolah yang hanya punya wewenang

3. Hindari ketergantungan inspeksi massa untuk mencapai mutu.

Adanya evaluasi yang dilakukan sekolah secara terus menerus, sekolah

bukan hanya melaksanakan evaluasi diakhir disaat setelah dilakukannya

ujian akhir namun juga evaluasi saat proses pembelajaran masih

berlangsung. Sejalan dengan masalah evaluasi, masalah rekrutmen dalam

menentukan pimpinan kependidikan, beberapa prosedur “Fit and proper

test” bisa dilakukan dalam pengambilan keputusan22:

a. Melakukan “hearing” didepan tim, dengan menyampaikan

program, visi dan misi apabila terpilih menjadi pimpinan nantinya.

b. Menjawab pertanyaan lisan dan tertulis yang telah didesain

sedemikian rupa. Adapun pertanyaan yang diajukan dapat

menyangkut integritas, moralitas, profesionalisme, intelektualitas,

keahlian.

c. Keharusan mengumumkan harta kekayaan dari para calon Kepala

Sekolah sebelum yang bersangkutan menduduki jabatan yang

dipercayakan kepadanya. Kebohongan atas kekayaan ini dapat

mengakibatkan pemecatan (impeachmant).

d. Harus memahami sistem manajemen yang efektif dan efisien

terhadap lembaga yang akan dipimpinnya. Termasuk dalam

rekruitment karyawan, kesejahteraan, peningkatan kualitas hasil

dan kinerja.

e. Mengemukakan masalah pribadi, seperti apakah calon itu pernah

bercerai. Masalah anak bagaimana. Mengapa sampai terjadi

perceraian. Kemudian menyangkut masalah kebebasan dari

tekanan, intimidasi, teror atau ancaman.

f. Tim seleksi melakukan investigasi dan melacak semua kebenaran

informasi yang disampaikan lisan maupun tertulis. Apabila calon-

22 Therea Kristiyanti, Peningkatan Mutu Pendidikan Terpadu Cara Deming, Jurnal

Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV /Juli 2005

Page 30: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

20

calon tersebut tidak dapat memberikan jawaban secara

memuaskan, atau setelah melakukan investigasi ternyata terdapat

kebohongan-kebohongan, tentu saja yang bersangkutan tidak dapat

terpilih sebagai pimpinan.

4. Akhiri praktek menghargai bisnis dengan harga.

Masih banyak sekolah di Indonesia terutama di lokasi daerah yang kecil

yang menerima siswa sebanyak banyaknya. Mungkin karena faktor

kurangnya sekolah yang tersedia maka orang tua tidak punya pilihan selain

memilih sekolah tersebut. Akan tetapi masih ada faktor lain juga seperti

pemikiran jika menerima siswa banyak mungkin sekolah akan lebih

menghemat biaya dan biaya yang masuk juga mungkin berguna untuk

pengembangan sekolah, namun sekolah juga harus berfikir dengan

penambahannya siswa maka makin besar pula perbandingan guru dan

murid dan memungkinkan kedepannya akan mempengaruhi proses belajar

mengajar dan tentunya mempengaruhi mutu pendidikan sekolah tersebut.

5. Tingkatkan dengan secara konstan sistem produksi dan jasa untuk

meningkatkan mutu dan produktivitas.

Sitem produksi dalam sekolah merupakan sistem pembelajaran sedangkan

jasa adalah gurunya, untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar

dan membentuk siswa menjadi siswa unggul maka perlu pembenahan dan

pemikiran stratejik dari sekolah maupun guru agar terjadi proses belajar

mengajar yang baik.

6. Lembagakan pelatihan kerja.

Di jaman modern ini banyak hampir semua siswa sudah sangat ahli dengan

teknologi dan sebaliknya tidak sedikit guru yang kurang memahami

teknologi, maka dari itu Pelatihan tenaga kerja perlu dilakukan agar semua

staff sekolah memiliki skill dan pemahaman yang sama agar proses

kegiatan belajar mengajar nyaman dilakukan.

7. Lembagakan kepemimpinan.

Page 31: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

21

Kepemimpinan dalam bahasa inggris disebut Leadership, dalam

terminology yang dikemukakan oleh Marifield dan Hamzah.

Kepemimpinan adalah menyangkut dalam menstimulasi, memobilisasi,

mengarahkan, mengkoordinasi motif-motif dan kesetiaan orang-orang

yang terlibat dalam usaha bersama satu orang atau kelompok dengan

maksud mencapai suatu tujuan yang dinginkan bersama.23 Sedangkan

pemimpin adalah seseorang atau sekelompok orang seperti kepala,

komandan, ketua dan sebagainya.

Dari skema diatas dijelaskan kepala sekolah sebagai pemimpin yang

megarahkan, mengkoordinasi dan memobilisasi pengikutnya yang

merupakan seluruh staff sekolah mempengaruhi proses belajar mengajar

yang juga nantinya akan mempengaruhi mutu pendidikan yaitu output

berupa lulusan yang unggul dan diterima di masyarakat. Maka dari itu

kepemimpinan diperlukan suatu kelompok atau organisasi untuk dapat

mencapai tujuan bersama seperti rumusan kepemimpinan sebagai berikut

Keterangan :L= Leadership (kepemimpinan) f = Function (fungsi)

l=Leaders (pemimpin)

f= Follower (pengikut/yang dipimpin)

s = Situation (situasi)

23 Hamzah Zakub, Menuju Keberhasilan, Manajemen dan Kepemimpinan, Bandung, CV

Diponegoro, h.125

Kepala

sekolah

Seluruh staff

sekolah

Proses belajar

mengajar

Lulusan

yang

unggul

L = F (l, f, s)

Page 32: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

22

Secara umum, pada dasarnya terdapat delapan kunci tugas pimpinan untuk

melaksanakan komitmen perbaikan kualitas terus menerus, yaitu24:

a. Menetapkan suatu dewan kualitas

b. Menetapkan kebijaksanaan kualitas

c. Menetapkan dan menyebarluaskan sasaran kualitas

d. Memberikan dan menyiapkan sumber-sumber daya

e. Memberikan dan menyiapkan pendidikan dan pelatihan yang

berorientasi pada pemecahan masalah kualitas

f. Menetapkan tim perbaikan kualitas yang bertanggungjawab pada

manajemen puncak untuk menyelesaikan masalah-masalah kualitas

kronis

g. Merangsang perbaikan kualitas terus menerus

h. Memberikan pengakuan dan penghargaan atas prestasi dalam

perbaikan kualitas terus-menerus

Sementara itu, bagi kalangan follower/pengikut/bawahan seperti guru,

karyawan dan lain-lain, perlu memperhatikan ketentuan berikut25:

1) Mendukung program-program pimpinan yang baik dan benar

2) Memiliki kebutuhan berprestasi

3) Klarifikasi kemampuan, wewenang dan peran

4) Memiliki organisasi kerja

5) Kemampuan bekerja sama

6) Kecukupan sumber daya (kuantitas).

7) Memiliki koordinasi eksternal. Ditambahkan bahwa, untuk

melaksanakan tugas dan fungsi kepemimpinan, maka kepala

sekolah perlu memperhatikan dan mengontrol Variabel situasi,

yaitu seperangkat keadaan atau kondisi yang harus dikelola dan

diciptakan secara kondusif. Situasi ini antara lain:

a) kekuatan posisi

24 Vincent Gaspersz, Manajemen Kualitas, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1997, hlm.

203-204 25 Therea Kristiyanti, Peningkatan Mutu Pendidikan Terpadu Cara Deming, Jurnal

Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV /Juli 2005

Page 33: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

23

b) keadaan bawahan

c) tugas dan kemampuan menggunakan teknologi

d) struktur organisasi

e) keadaan lingkungan lembaga (fisik dan non-fisik)

f) ketergantungan eksternal

g) kekuatan sosial politik

h) rasa aman dan demokratis

i) Keseluruhan proses interaksi kepemimpinan antara

pemimpin, yang dipimpin dan situasi, ditujukan untuk

mencapai variabel hasil akhir yaitu Kepuasan pelanggan,

Loyalitas pelanggan, Profitabilitas. dan kepuasan seluruh

personil lembaga dan stakeholders.

8. Hilangkan rasa takut agar setiap orang dapat bekerja secara efektif.

Dalam proses peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukannya timbal

balik antara seluruh masyarakat sekolah satu dengan yang lain, murid

bertanya kepada guru, guru dan staf sekolah melapor masalah serta

menyatakan pendapat kepada pimpinan, jika hal hal tersebut dilakukan

tanpa adanya rasa takut maka akan menghasilkan kinerja yang maksimal

9. Uraikan kendala-kendala antar departemen.

Sama halnya jika departemen penjualan dalam perusahaan mengalami

kendala maka terhambatnya proses peningkatan kualitas produk, sama

seperti sekolah jika dalam departemen kesiswaan atu departemen

kurikulum mengalami kendala maka proses peningkatan mutu

pendidikan akan terhambat, karena untuk meningkatakan kualitas

diperlukannya kerja sama setiap anggota staff dari berbagai macam

departemen

10. Hapuskan slogan, desakan dan target serta tingkatkan produktifitas tanpa

menambah beban kerja.

Dalam sekolah jika mengoarngoarkan slogan sekolah bersih tanpa

sampah namun tidak ada penanggulangannya atau minim tindakan

tanggung jawab atas slogan tersebut maka slogan slogan hanyalah hal

Page 34: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

24

tidak penting dan tidak mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan.

Sama halnya desakan dan target, jika sekolah ingin menerapkan standar

internasional namun kurangnya skill dan pengetahuan staff sekolah maka

desakan dan target tersebut hanyalah menghambat peningkatan mutu

pendidikan

11. Hapuskan standar kerja yang mengunakan quota numerik.

Mutu tidak dapat diukur dengan hanya mengkonsentrasikan pada hasil

proses.26 Seperti telah dijelaskan sebelumnya, jika sekolah melakukan

pekerjaan yang hanya mengejar nilai kuantitatif sering menyebabkan

terjadinya pengurangan mutu pendidikan itu sendiri.

12. Hilangkan kendala-kendala yang merampas kebanggaan karyawan atas

keahliannya.

Kebanggaan diri atas hasil kerja yang dicapai perlu dimiliki oleh guru

dan siswa. Adanya kebanggaan dalam diri membuat guru dan siswa

bertanggungjawab atas tugas dan kewajiban yang disandangnya sehingga

mereka dapat menjaga mutu. Namun Deming juga bersikeras menentang

sitem penilaian yang berujung pada kompetisi, jika guru atau siswa hanya

berfikir untuk mendapatkan penilaian yang baik maka akan terjadi

kompetisi dan hanya berakhir dengn merusak kerjasama tim dalam

meningkatkan mutu.

13. Lembagakan aneka program pendidikan yang meningkatkan semangat

dan peningkatan kualitas kerja.

Perlunya sekolah membuat program pendidikan yang menarik yang

mampu meningkatkan minat dan semangat staff sekolah, karena dengan

adanya staff sekolah yang bersemangat dan berpendidikan baik yang

akan meningkatkan mutu pendidikan

14. Tempatkan setiap orang dalam tim kerja agar dapat melakukan

transformasi.

26 Edward Sallis, Total Quality Management in Education, (Yogyakarta ; IRCiSoD,

2012), Cet.16, h.102

Page 35: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

25

Transformasi merupakan tugas penting dalam sebuah manajemen dan

juga tugas bagi setiap orang dalam sebuah manjemen untuk mencapai

kultur mutu yang lebih baik.

C. Penghambat peningkatan mutu

Selain mengemukakan 14 poin yang perlu diperhatikan dalam manajemen

mutu, Deming juga mendeskripsikan 7 penyakit mematikan yang akan menjadi

kendala dalam manejemen mutu. Dalam Arco (1995) dari tujuh penyakit yang

akan mejadikan kendala bagi manejemen mutu dua diantaranya yaitu poin (6)

biaya medis yang terlalu berlebihan, dan (7) penggunaan pengacara yang

berlebihan tidak relevan dalam bidang pendidikan. Maka dari itu Menurut

Deming, terdapat lima penyakit yang signifikan dalam konteks pendidikanyang

dirangkum dalam tabel berikut.

Tabel penyakit manjemen mutu Deming dan Penerapannya di Bidang Pendidikan

No. penyakit manajemen mutu penerapannya dalam bidang pendidikan

1 Kurang konstannya tujuan. Penyakit ini yang menyebabkan sekolah

Tidak mau mengadopsi mutu sebagai

tujuan manajemen sekolah itu sendiri

dikarenakan tujuan sekolah yang masih

berubah ubah

2. Pola pikir jangka pendek. Poin ini berkaitan dengan poin pertama

yaitu jika sekolah hanya mempunyai

pola fikir jangka pendek maka sekolah

tersebut akan tidak akan bisa mengikuti

perkembangan dan perubahan

pendidikan di Indonesia yang sering

terjadi setiap tahunnya. Karena dengan

menghadapi hal tersebut strategi logis

jangka panjang.

Page 36: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

26

3. Evaluasi prestasi individu telah dijelaskan pada 14 poin Deming

sebelumnya dan pertentangan antara

pemikiran Deming dengan penilaian

yang menurutnya evaluasi memang

penting dilakukan untuk memperbaiki

kinerja namun hasil akhir bukanlah

sesuatu yang dapat diukur dengan nilai.

Apabila sekolah melakuksn evaluasi

prestasi individu ditakutkan akan adnya

kompetisi antar staf sekolah satu dengan

yang lain, maupun siswa yang satu

dengan yang lain yang akhirnya

menyebabkan tidak adanya kerjasama

tim dalam meningkatkan mutu sekolah

melainkan hanya adanya perbaikan

individual masing masing.

4. Rotasi kerja yang tinggi. Sekolah seringkali melakukan

pergantian, pemindahan guru dan staff,

dan tingginya tingkat rotasi kerja akan

sulit sekolah mempertahankan

konsistensi tujuan jangka panjang.

5. Manajemen yang menggunakan Deming menyatakan bahwa dalam

angka yang tampak kesuksesan organisasi diukur dari tingkat

kepuasan pelanggan bukan diukur

melalui indikator prestasi. Sekolah

sekolah yang hanya berorientasi pada

hasil ujian saja merupakan sekolah yang

akan mengalami penurunan tingkt mutu.

Page 37: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

27

D. Penyebab kegagalan mutu

Menurut Deming dalam Sallis (2012:103). Para manajer harus memahami

sebab sebab terjadinya kegagalan mutu karena setiap menyelesaikan masalah

perlu pemahaman terhadap penyeba penybabnya. Dan analisa terhadap kegagalan

mutu merupakan salah satu hasil terpenting dalam konsep teori Deming.

Menurutnya sebab sebab kegagalan mutu dibedakan menjadi dua yaitu:

a) Bentuk umum, bentuk kegagalan ini berasal dari ruanng lingkup

internal itu sendiri, dan masalah ini hanya bisa ditangani oleh system

beserta prosedur instansi itu sendiri.

b) Bentuk khusus, bentuk ini adalah sebab sebab lain yang berasal dari

manapun selain dari sistem internal, meskipun penyebabnya bersifat

eksternal namun variable variabel permasalahan ini nantinya akan

mempengarushi sistem internal.

E. Sebab sebab umum kegagalan mutu dalam pendidikan

Telah disebutkan sebelumnya bahwa sebab sebab umum kegagalan mutu

berasal dari sistem internal dari sebuah perusahaan, lalu apa saja penyebab

kegagalan mutu dalam pendidikan? Kegagalan atau rendahnya mutu pendikan

berasal dari sistem kurikulum yang lemah sehingga membuat proses belajar

mengajar menjadi buruk, bangunan dan atribut sekolah yang kurang layak pakai,

lingkungan serta jadwal kerja yang buruk, kurangnya sumberdaya dll yang

mencakup sistem manajemen, kebijakan, maupun sumber daya merupakan

karakteristik sebab umum kegagalan mutu dalam pendidikan.

Lalu bagaimana penyelesiannya?. Jika siswa SMP mengeluh tidak

nyamannya ruang kelas serta tidak layak pakai papan tulis sehingga

mempengaruhi proses belajar mereka, guru maupun staff sekolah tidak bisa

menyelesaikan masalah tersebut sendiri karena permasalhan tersebut berasal dari

internal manajemen dan yang punya wewenang menyelesaikan masalah tersebut

juga manajemen itu sendiri.

F. Sebab sebab khusus kegagalan mutu dalam pendidikan

Page 38: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

28

Sebab sebab khusus kegagalan sering diakibatkan oleh prosedur dan aturan

yang tidak diikuti atau tidak ditaati (Sallis 2012:103). Meskipun kegagalan

tersebut mungkin juga diakibatkan oleh kegagalan komunikasi atau kesalah-

pahaman. Dalam sekolah biasanya sebab sebab ini terjadi saat guru ataau staff

belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni. Atau

kurangnya motivasi guru dan staff dalam melakukan pekerjaannya sehingga

mempengaruhi proses belajar mengajar dan nantinya menjadi penyebab menurun

hingga kegagalannya mutu.

Meskipun permasalahan tersebut bukan termasuk permasalahan internal

dan dapat ditangani dan diselesaikan oleh staf itu sendiri, namun akan lebih baik

manajemen yang turun tangan untuk membatasi adanya kegagalan yang lebih

parah seperti deskripsi Deming yaitu masalah eksternal nantinya akan menjadi

variabel kecil masalah internal dan mempengaruhi sistem manajemen lebih jauh

jika pihak manajemen tidak segera menyelesaikannya.

Seperti contoh permasalaahn guru atau staff sekolah yang kurang skill atau

motivasi. Masalah tidak akan selesai jika pihak manjeman sekolah hanya menegur

mereka untuk bekerja lebih baik. Namun sebaliknya manajemen turun tangan

menyelesaikan permasalahan misalnya dengan cara membuat konseling terhadap

guru dan staff yang kurang motivasi, atau membuat pelatihan atau seminar untuk

para guru dan staff dengan guna meningkatkan skill dan pengetahuan mereka, dan

apabila penanggulangan tersebut sudah dilakukan maka kedepannya manajemen

sumberdaya memilih tenaga kerja dengan menekankan kriteria pengetahuan dan

keterampilan yang baik, maka dengan cara itu barulah masalah eksternal

kegagalan mutu terselesaikan.

Page 39: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

28

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

a. Kualitas pendidkan sangat diperlukan untuk menciptakan sumber daya

manusia yang unggul dan mampu bersaing di ketatnya era globalisasi

ini. Seiring dengan tekanan tersebut, lembaga pendidikan mulai

memperbaiki diri dengan mengadopsi sistem manajemen mutu yang

digunakan oleh persusahaan dengan pemikiran bahwa perusahaan dan

lembaga pendidikan mempunyai input dan output yang sama hanya saja

berbeda bentuknya.

b. Meskipun banyak ahli seperti Deming yang menjabarkan Mutu ialah

kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan yang

bermutu ialah perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena hasil

produksinya sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga

menimbulkan kepuasan bagi konsumen. Jika konsumen merasa puas,

maka mereka akan setia dalam membeli produk perusahaan baik

berupa barang maupun jasa.27 Crosby Mutu adalah conformance to

requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan.

Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai dengan standar atau

kriteria mutu yang telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi

bahan baku, proses produksi, dan produk jadi.28 Juran, Menurut Jhosep

Juran, Mutu adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use)

untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kecocokan

pengguna produk tersebut didasarkan atas lima ciri utama yaitu (1)

teknologi; yaitu kekuatan; (2) psikologis, yaitu rasa atau status; (3)

waktu, yaitu kehandalan; (4) kontraktual, yaitu ada jaminan; (5) etika,

27 Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Mutu,

(Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm. 78 28 Hadis, Abdul dan Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan, (Bandung: Penerbit

AlfaBeta, 2010), hlm. 2

Page 40: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

29

yaitu sopan santun.29. meskipun terdapat berbagai definisi tentang

mutu, kesimpulannya mutu merupakan ukuran kepuasan pelanggan

terhadap sutu produk atau jasa.

c. Perspektif mutu Deming menjunjung tinggi kepuasan pelanggan dan

pengaplikasiannya pada sekolah Deming juga membuat 14 poin yang

diguanakn sebaiagi acuan dalam peningkatan mutu pendidikan yaitu (a)

Ciptakan sebuah usaha peningkatan produk dan jasa dengan tujuan agar

bisa kompetitif dan tetap berjalan serta menyediakan lowongan

pekerjaan, (b) Adopsi falsafah baru, (c) Hindari ketergantungan

inspeksi massa untuk mencapai mutu, (d) Akhiri praktek menghargai

bisnis dengan harga, (e) Tingkatkan dengan secara konstan sistem

produksi dan jasa untuk meningkatkan mutu dan produktivitas, (f)

Lembagakan pelatihan kerja, (g) Lembagakan kepemimpinan, (h)

Hilangkan rasa takut agar setiap orang dapat bekerja secara efektif, (i)

Uraikan kendala-kendala antar departemen, (j) Hapuskan slogan,

desakan dan target serta tingkatkan produktifitas tanpa menambah

beban kerja, (k) Hapuskan standar kerja yang menggunakan quota

numerik, (l) Hilangkan kendala-kendala yang merampas kebanggaan

karyawan atas keahliannya, (m) Lembagakan aneka program

pendidikan yang meningkatkan semangat dan peningkatan kwalitas

kerja, (n) Tempatkan setiap orang dalam tim kerja agar dapat

melakukan transformasi.30

d. Selain membuat 14 poin acuan peningkatan mutu pendidikan, Deming

juga menjelaskan 5 hal yang akan menghambat peningkatan mutu

pendidkan yaitu (a) Kurang konstannya tujuan. (b) Pola pikir jangka

pendek. (c) Evaluasi prestasi individu. (d) Rotasi kerja yang tinggi. (d)

Manajemen yang menggunakan angka yang tampak. Dan jika 5 poin

29 Prawirosentono, Suyadi, Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadutotal Quality

Management Abad 21 Study Kasus dan Analisis, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm, 5 30 Edwards, Deming W, Out Of The Crisis, (Cambridge University Press, 1986), hlm. 158

Page 41: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

30

tersebut diperhatikan maka akan mempengaruhi peningkatan mutu

pendidikan

e. Teori deming terakhir yaitu penyebab kegagalan mutu. (a) sebab

Umum terdiri dari desain kurikulum yang lemah, bangunan yang tidak

memenuhi syarat, lingkungan kerja yang buruk, sistem dan prosedur

yang tidak sesuai, jadwal kerja yang serampangan, sumber daya yang

kurang, dan pengembangan staf yang tidak memadai. (b) sebab

Khusus yaitu kurangnya pengetahuan dan keterampilan anggota,

kurangnya motivasi, kegagalan komunikasi, atau masalah yang

berkaitan dengan perlengkapan-perlengkapan.

f. Dari semua perspektif dan teori Deming dibantu dengan teori ahli mutu

yang lain sangat berguna penerapannya dalam rangka meningkatkan

mutu pendidikan. meskipun semua teori tersebut pada awalnya

hanyalah dibuat untuk manajemen perusahaan namun keputusan

lembaga pendidikan mengadopsi teori dan perspektif ini kedalam

lingkup pendidikan merupakan keputusan yang benar, melihat isi dari

perspektif tersebut berkaitan secara logis dengan sistem manajemen

pendidikan serta peningkatan mutunya.

g. Permasalahan pendidikan di Indonesia tidak hanya berpusat pada ilmu

keguruan saja, namun juga adanya kontribusi ilmu pendidikan lain

seperti salah satunya ilmu ekonomi yang berkaitan dengan ekonomi

pembangunan, akuntasi serta manjemen didalamnya.

h. Dengan perspektif Deming yang berupa “penyelidikan apa yang

diinginkan pelanggan”, dunia pendidikan pun mulai mengadopsi

falsafahnya beberapa dekade kebelakang. Dilihat saat zaman reformasi

peningkatan mutu pendidikan mulai terlihat jelas peningkatnya dilihat

dari masyarakat Indonesia mulai menjunjung tinggi demokrasi serta

menjunjung kemauan dan hak atas pribadi masing masing. Namun

karena kurangnya literatur yang cukup untuk menjelaskan falsafah

tersebut dan belum adanya kepastian proses penerapannya maka

pergerakan tersebut lambat laun menghilang dan peningkatan mutu

Page 42: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

31

pendidikan di Indonesia bisa dibilang stagnan jika melihat jarak dan

perubahan pada zaman reformasi hingga saat ini

i. Penerapan konsep ini dalam mutu pendidikan tidaklah mudah karena

dalam perealisasinnya perlu komitmen dikarenakan terjadinya

perubahan kultur mutu yang bukan hanya dengan komitmen palsu,

namun merupakan perjalana, proses serta bagaimana cara berfikir di

lembaga pendidikan, dengan bertolak ukur pada tujuan untuk perbaikan

secara terus menerus di sekolah agar melaksanakan pelayanan terbaik

bagi pelanggan.

j. Standarisasi dari berbagai perlakuan bermutu sangat dibutuhkan untuk

proses evaluasi kerja sama tim agar dapat di jalankan oleh semua stake

holder yang ada di sekolah

Page 43: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

32

DAFTAR PUSTAKA

Adnan Sandy Setiawan (200); “Manajemen Perguruan Tinggi Di Tengah

Perekonomian Pasar dan Pendidikan Yang Demokratis “, “INDONews

(s)”[email protected]. 24 Maret 2006

Arcaro J. (1995). Quality in Educatio, An Implementation Handbook. Florida: St.

Lucie Press

Asy’ari, Hasyim, Zahruddin, Syipa Fauziah, Implementasi Prinsip-Prinsip Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Ekonomika Depok Jawa Barat,

Manageria: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 2, Nomor 2,

November 2017/1439

Asy’ari. Hasyim. (2020). Evaluasi Program Pelatihan Guru di Pusdiklat Tenaga

Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kementrian Agama Republik

Indonesia TADBIR : Jurnal Studi Manajemen Pendidikan. Vol. 4. No. 1,

Mei 2020

Basri. Muhammad. (2011). Budaya Mutu Dalam Pelayanan Pendidikan. Vol. I,

No. 2, Oktober 2011

Deming W. Edwards. (1986). Out Of The Crisis, Cambridge University Press

Fadhi. Muhammad. (2017). Peningkatan Mutu Pendidikan. TADBIR : Jurnal

Studi Manajemen Pendidikan vol. 1, no 02,

Gaspersz, Vincent. (1997) Manajemen kualitas: penerapan konsep-konsep

kualitas dalam manajemen bisnis total. Jakarta : PT. Gramedia.

Hadari Nawawi & Mimi Martini, 1994, “Penelitian Terapan”, Yogyakarta:

Gajahmada University

Hadis. Abdul dan Nurhayati. (2010). Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung:

Penerbit AlfaBeta

Hasbullah. Manajemen Strategi Mutu Terpadu Dalam Pendidikan

Hayati, Rina. Penelitian Kepustakaan (Libarary Research), Macam, dan Cara

Menulisnya. https://penelitianilmiah.com/penelitian-kepustakaan/ 25 juli

2020

Page 44: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

33

Husaini. Usman. (2011). Manajemen: Teori, Praktek & Riset Pendidikan, Jakarta:

Bumi Aksara.

Juran, J.M., Ed. (1988). Quality Control Handbook. Fourth Edition. New York :

McGraw-Hill.

K.B Leifler. (1972). Ambiguous Change In Product Quality. American economic

review.

Kristiyanti. Therea. (2005) Peningkatan Mutu Pendidikan Terpadu Cara Deming,

Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV /Juli 2005

Mardalis. (1993). Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Rineka Cipta: Jakarta, Cet. Ke 2,

2000) Hlm. 35.

Mulyadi. (2010). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya

Mutu. Malang : UIN Maliki Press.

Prawirosentono. Suyadi. (2004). Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu

Terpadutotal Quality Management Abad 21 Study Kasus dan Analisis.

Jakarta: PT Bumi Aksara

Purnama. Nursya'bani. (2006) Manajemen Kualitas Perspektif global.Yogyakarta

: EKONISIA Tjiptono

Rahman. Marita Lailia. (2020). Model Pemgembangan Mutu Pendidikan Dalam

Perspektif Philip. B. Crosby. el Bidayah: Journal of Islamic Elementary

Education Volume 2, Number 1, March 2020

Respati. Harianto. (2010). Total Quality Management Dan Daya Saing

Perusahaan Sebagai Antesensenden Kepuasan Pelanggan Menghadapi

Perdagangan Bebas CAFTA. Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV

/Juli 2005

Sallis, Edward, (2008). Total Quality Management in Education. Jogjakarta:

IRCiSoI, Cet-7,

Sower. E. Victor. (2010).Essentials of Quality with Cases and Experiential

Exercises. John Wiley & Sons

Sudarto. Metodologi Penelitian Filsafat. (Raja Grafindo Persada: Jakarta.

1996)hlm. 59.

Page 45: PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MENURUT PERSPEKTIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52034/1... · “Peningkatan Mutu Pendidikan menurut Perspektif Deming” dapat

34

Sutrisno Hadi, Metodologi Reasearch: Untuk Penulisan Paper, Skripsi, Thesis

dan Desertasi. (Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah

Mada: Yogyakarta, Jilid I, Cet XI, 1981) Hlm. 42.

Sugiono. (2008). Metodo Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta,

Tim buku pintar. (2011). Undang Undang Dasar dan Perubahannya, Yogyakarta

; Buku Pintar,

Zahroh, Aminatul. (2016). TOTAL QUALITY MANAGEMENT : Teori dan Praktik

Manejemen untuk Mendongkrak Mutu Pendidikan. Yogyakarta ; Ar-Ruzz

Media

Zakub. Hamzah. Menuju Keberhasilan, Manajemen dan Kepemimpinan.

Bandung: CV Diponegoro