PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK
PENJELASAN DENAH MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD
(STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS)
PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH
TERPADU SALSABILA, KALISARI, PASAR REBO,
JAKARTA TIMUR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
oleh
Desi Anggraeni
NIM 1812018300156
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
iv
ABSTRAK
Desi Anggraeni (NIM: 1812018300156). Peningkatan Keterampilan
Menyimak Penjelasan Denah Melalui Pembelajara Kooperatif Tipe STAD
Pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari,
Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Menyimak mempunyai peranan yang penting sekali bagi kehidupan manusia,
penunjang keterampilan berbicara, membaca dan menulis, pelancar komunikasi
lisan, dan penambah informasi atau pengetahuan. Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
pelaksanaan pembelajaran keterampilan menyimak penjelasan denah. Penelitian
ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai November 2015 di Madrasah Ibtidaiyah
Terpadu Salsabila. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Nilai ketercapaian pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I sebesar 60,00% dan siklus II sebesar 93,00%. Adapun
ketuntasan hasil belajar siswa dalam menyimak penjelasan denah pada siklus I
67,06 dan siklus II 88,53. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa dengan penerapan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
keterampilan menyimak penjelasan denah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Disarankan kepada guru
agar dapat menyajikan pembelajaran yang inovatif dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif supaya pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan
bagi siswa.
Kata Kunci: Keterampilan, Menyimak, Denah, Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD.
v
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, segala puji bagi Allah yang telah
melimpahkan segala rahmat dan nikmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan kemampuan yang penulis miliki.
Skripsi yang ditulis dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menyimak
Penjelasan Denah Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas
IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur .”
Untuk meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah khususnya pada
siswa, serta menambah pengetahuan teman-teman guru menggunakan
pembelajaran kooperatif saat mengajar, juga memotivasi teman-teman yang lain
untuk mengadakan penelitian yang lain.
Penulis menyadari tanpa dukungan dan semangat dari semua pihak yang
telah memberikan bantuan dengan tulus dan ikhlas dalam proses penyusunan
skripsi ini, semua tidak akan berjalan dengan lancar dan terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.Ag., Kajur/Kaprodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd, Sekretaris Kajur/Kaprodi pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dindin Ridwanudin, M.Pd., Ketua Pengelola Program DMS UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., Dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan selama penyusunan
skripsi ini.
6. Dr. Hindun, M.Pd dan Ahmad Bahtiar, M.Hum, Dosen penguji skripsi yang
telah banyak memberi saran dan perhatian selama sidang skripsi berlangsung.
vi
7. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah membimbing penulis selama perkuliahan.
8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, terutama karyawan perpustakaan yang telah sabar
menunggu dan melayani penulis selama proses penyusunan skripsi..
9. H. Andi Abdullah Sa’ad, S.Pd.I., Kepala Madrasah Ibtidaiyah Terpadu
Salsabila yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian.
10. Choirus Salamah, S.Pd.I, Guru kelas IV, Diana, S.Pd.I, Guru kelas III,
Suryanih, S.Pd.I, Guru kelas I, Ratna Marlianti, S.Pd., Guru kelas II
Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila yang telah menemani dan membantu
penulis dalam proses pelaksanaan penelitian, serta semua teman-teman guru,
staf, karyawan, juga wali murid yang tidak saya sebutkan satu persatu, dan
tak lupa semua murid-muridku tersayang.
11. Suamiku tercinta Muhammad Yusuf dan buah hatiku yang selalu Ummi
sayangi Naaja Tsurayya Yusuf yang terus menginspirsi Ummi, terima kasih
atas pengorbanan, dukungan dan kasih sayang kalian selama ini.
12. Ibuku dan Ibu mertuaku yang selalu mendoakanku baik dalam keadaan
senang maupun susah,kakakku dan iparku yang selalu membantuku dan
seluruh keluarga besarku yang terus menguatkanku.
11.Teman-teman seperjuanganku di PGMI Dual Mode System khususnya kelas B,
Indri, Eka, Shohah, Kiki, Nina, Ufi, Ifa, Ii, Siti Mulya, Ika (Aisyah), Ernah
Pipit, Betty, Nurlis, Nela, Lela, Hany, Aburda, Irma, Syilvie, Umy, Nanik,
Widia, Aliyah, Turki, Abdurahaman (Omen), Hailani, Fahrul, Dwi, Pudin,
H.Basri, Syamsudin, Hasan Basri, Hilal, Jayadi, Kholil, Rohiman, Yusuf,
yang telah memberi bantuan, dukungan dan do’anya.
Terima kasih juga untuk semua pihak yang tidak saya sebutkan semua.
Semoga Allah SWT memberikan kita semua keimanan yang teguh, kesehatan,
kemurahan rezeki dan selalu di jalan yang diridhoi-Nya. Kritik dan saran demi
kesempurnaan karya ilmiah ini sangat diharapkan.
Jakarta, November 2015
D. A
vii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi ...........................................................i
Lembar Pengesahan ...........................................................................................ii
Surat Pernyataan Karya Ilmiah ..........................................................................iii
Abstrak ................................................................................................................iv
Kata Pengantar ...................................................................................................v
Daftar Isi .............................................................................................................vii
Daftar Tabel .......................................................................................................x
Daftar Gambar ....................................................................................................xi
Daftar Lampiran .................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ....................................3
C. Pembatasan Fokus Penelitian ...................................................4
D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................4
E. Tujuan Penelitian .....................................................................4
F. Kegunaan Hasil Penelitian …………………………………. 5
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Keterampilan Menyimak penjelasan denah
a. Keterampilan ...................................................................6
b. Menyimak .......................................................................7
c. Keterampilan Menyimak ................................................10
d. Denah ..............................................................................11
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a. Pembelajaran Kooperatif ................................................13
b. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ..............................17
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................19
C. Kerangka Berpikir .....................................................................20
viii
D. Hipotesis Tindakan .....................................................................21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................22
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ..............22
C. Subjek Penelitian ....................................................................24
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .............................24
E. Tahapan Intervensi Tindakan ..................................................24
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ..........................30
G. Data dan Sumber Data ............................................................31
H. Instrumen Pengumpulan data ..................................................31
I. Teknik Pengumpulan Data ......................................................32
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ......................................33
K. Analisis Data dan Interpretasi Data ........................................33
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ...................................35
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan
1. Penelitian Pendahuluan .....................................................36
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I .......................................38
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II .......................................49
B. Analisis Data ...........................................................................55
C. Pembahasan Temuan Penelitian .............................................59
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................61
B. Implikasi .................................................................................61
C. Saran .......................................................................................63
Daftar Pustaka .....................................................................................................64
Lampiran .......................................................................................................66
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok
Belajar Konvensional .........................................................................15
Tabel 2 Kegiatan Penelitian ............................................................................25
Tabel 3 Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan ............................................27
Tabel 4 Tahap Penelitian Siklus I ....................................................................28
Tabel 5 Tahap Penelitian Siklus II...................................................................29
Tabel 6 Kriteria Pemberian Skor dengan Menggunakan Rubrik ....................34
Tabel 7 Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus I .........................41
Tabel 8 Hasil Tes Akhir Siklus I Keterampilan Menyimak Penjelasan
Denah ............................................................................................44
Tabel 9 Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I Keterampilan Menyimak
Penjelasan Denah ................................................................................46
Tabel 10 Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siklus II ..................................52
Tabel 11 Hasil Tes Akhir Siklus II Keterampilan Menyimak Penjelasan
Denah ............................................................................................53
Tabel 12 Rekapitulasi Tingkat Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah ....54
Tabel 13 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Kelompok .......56
Tabel 14 Rekapitulasi Hasil pengukuran Keterampilan Menyimak Penjelasan
Denah ............................................................................................57
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Keterampilan Menyimak ..................................................................10
Gambar 2 Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ........................20
Gambar 3 Desain Model Kurt Lewin ................................................................23
Gambar 4 Guru Sedang Memberi Pengarahan .................................................43
Gambar 5 Aktivitas Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi ...........................44
Gambar 6 Grafik Hasil Tes Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah
Siklus I .............................................................................................45
Gambar 7 Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I ............................45
Gambar 8 Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I ............................46
Gambar 9 Grafik Hasil Tes Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah.........53
Gambar 10 Tingkat Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah .......................55
xi
DAFTAR LAMPIRAN
A. Lampiran I Perangkat Pembelajaran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ...................................66
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ..................................72
B. Lampiran II Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi Aktivitas Kelompok Siswa ...........................................77
2. Lembar Pengamatan Guru dalam Pembelajaran di Kelas ..........................78
3. Lembar Catatan Lapangan .........................................................................79
4. Pedoman Wawancara Guru .........................................................................80
C. Lampiran III Hasil Instrumen Penelitian
1. Daftar Hasil Tes Awal Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah ..........81
2. Daftar Hasil Tes Siklus I .............................................................................82
3. Daftar Hasil Tes Siklus II ............................................................................83
4. Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa ...............................................84
5. Hasil Observasi Peneliti ..............................................................................88
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan keterampilan tidak mudah begitu saja kita peroleh.
Sekolah merupakan salah satu sarana yang tepat untuk memperoleh ilmu
pengetahuan dan keterampilan. Sekolah juga sebagai tempat proses belajar
mempunyai kedudukan yang utama dalam menciptakan situasi interaktif yang
edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan
sumber belajar dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.
Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi
sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh penutur. Dalam pelaksanaannya
bermacam-macam fungsi tersebut dapat dipadukan melalui berbagai kegiatan
pembelajaran (bermain peran, percakapan mengenai topik tertentu, menulis
karangan, dsb).
Pembelajaran bahasa Indonesia adalah proses belajar dan mengajarkan bahasa
Indonesia. Tujuan utamanya adalah siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa
Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa Indonesia diajarkan kepada
siswa dengan kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Dalam
mempelajari bahasa Indonesia, siswa sudah memiliki bahasa pertama yaitu bahasa
daerah. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia ini merupakan
pembelajaran bahasa kedua setelah bahasa daerah.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, baik untuk
dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara. Semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin besar kesempatan untuk meraih kesuksesan.
Bahkan semakin tinngi pendidikan seseorang semakin mudah berkomunukasi
dengan siapa saja.
Pendidikan di Sekolah Dasar (SD/MI) bertujuan memberikan bekal
kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang
bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya. Terkait dengan
2
tujuan memberikan bekal kemampuan dasar baca dan tulis, maka peranan
pengajaran bahasa Indonesia di SD/MI yang bertumpu pada kemampuan dasar
baca dan tulis, pembelajaran tidak hanya pada tahap belajar di kelas-kelas awal
tetapi juga pada kemahiran atau penguasaan di kelas-kelas tinggi.
Di sebagian siswa, pembelajaran bahasa Indonesia sangat membosankan
karena mereka sudah merasa bisa dan penyampaian materi yang kurang menarik
sehingga secara tidak langsung siswa menjadi lemah dalam penangkapan materi.
Selama ini pengajaran bahasa Indonesia memang kita akui belum berjalan dengan
efisisen dan efektif. Kemampuan guru-guru bahasa Indonesia belum
dikategorikan sebagai kemampuan guru profesional. Penguasaan materi atau
bahan pengajaran masih perlu ditingkatkan. Metode penyampaian perlu
divariasikan agar lebih menarik dan sesuai tujuan pengajaran.
Sehubungan dengan penangkapan materi ada kaitannya dengan keterampilan
menyimak, masih banyak siswa yang masih kurang dalam hal menyimak materi
yang disampaikan oleh guru. Jika apa yang disimak kemudian dituliskan kembali
pada umumnya tidak sesuai dengan isi yang disimak, dalam hal ini di kelas IV
menyimak penjelasan denah.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti pada hari
Selasa, 11 Agustus 2015 di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila pada siswa
kelas IV terakait dengan persoalan menyimak di atas, diketahui bahwa
permasalahan menyimak memang masih perlu penanganan yang lebih baik lagi,
terutama tentang penjelasan denah. Pada waktu guru memperdengarkan tentang
penjelasan denah rumah, hanya sebagian siswa yang menyimak dengan baik, hal
ini dapat dilihat dari sebagian
siswa yang meminta diulang apa yang diperdengarkan oleh guru, bahkan ada
siswa yang sama sekali tidak peduli.
Walaupun demikian, para guru tidak boleh pesimis, tetapi justru data ini harus
jadi pemicu untuk bekerja lebih kreatif, semangat, dan cerdas. Guru dituntut lebih
profesional lagi, banyak belajar, mencari inovasi-inovasi baru untuk
perkembangan dan kemajuan putra-putri negeri ini sebagai generasi masa depan
yang penuh harapan.
3
Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan
denah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, peneliti akan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions).
Alasan peneliti menerapkan model tersebut karena tipe STAD adalah
pembelajaran kooperatif yang paling mudah diterapkan oleh guru dan mudah
diikuti oleh siswa dari pembelajaran kooperatif yang lain.
Dalam penerapan pembelajaran STAD, pertama-tama siswa mengikuti
serangkaian instruksi guru tentang keterampilan menyimak dan menulis,
kemudian praktik, lalu prapenelitian dan kuis hingga anggota-anggota di
dalamnya menyatakan benar-benar siap. Penghargaan (reward) juga akan
diberikan kepada kelompok-kelompok baik yang mampu atau pun kurang mampu
menunjukkan performa peningkatan dalam aktifitas menyimak. Bagi kelompok
yang kurang mampu bertujuan sebagai motivasi untuk pembelajaran selanjutnya.
Sesuai dengan permasalahan yang telah disampaikan di atas, maka perlu
diadakan Penelitian Tindakan Kelas tentang “Peningkatan Keterampilan
Menyimak Penjelasan Denah Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (
Student Teams Achievement Divisions) pada pembelajaran Bahasa Indonesia
siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo,
Jakarta Timur.”
B. Identifikasi Area dan Fokus penelitian
Dari uraian latar belakang masalah tersebut diketahui beberapa faktor yang
mempengaruhi kemampuan menyimak penjelasan denah pada siswa dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia, diantaranya yaitu:
1. Keterampilan menyimak penjelasan denah pada siswa relatif kurang baik.
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa membosankan.
3. Penyampaian materi yang kurang menarik.
4. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang sesuai dalam proses
pembelajaran.
5. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses belajar mengajar.
6. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam pengembangan strategi pembelajaran.
4
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah pada tujuan dan sesuai dengan identifikasi
masalah yang dipaparkan, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian
sebagai berikut:
a. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan
keterampilan menyimak penjelasan denah pada pembelajaran Bahasa
Indonesia.
b. Penelitian akan dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila, Kalisari,
Pasar Rebo, Jakarta Timur pada siswa kelas IV. Terhitung bulan Juni sampai
dengan bulan November 2015.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah penelitian di atas, maka rumusan
permasalahan yang dapat peneliti ajukan adalah:
Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
Teams Achievement Divisions) dalam meningkatkan keterampilan menyimak
penjelasan denah pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila,
Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan sejauh mana penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)
dalam menyimak penjelasan denah pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Terpadu Salsabila.
5
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Teoretis
Hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dan masukan bagi peneliti lain serta dapat menambah keilmuan di dunia
pendidikan.
2. Praktis
a. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia.
b. Bagi Guru
Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan memperoleh
keterampilan baru yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD (Student Teams Achievement Divisions) dalam menyimak
penjelasan denah pada siswa kelas IV.
c. Bagi Sekolah
Dapat digunakan sebagai bahan membuat kebijakan dalam meningkatkan
mutu proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia.
6
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah
a. Keterampilan
Pembelajaran di kelas tidak sekadar mengajarakan pengetahuan, akan tetapi
guru dituntut mengajarkan keterampilan.
Menurut Oemar Hamalik, “Suatu keterampilan adalah serangkaian gerakan-
gerakan. Keterampilan seringkali disebut keterampilan perseptual motorik
yang menitikberatkan pada kondisi persepsi (mata) dan tindakan motorik
(tangan). Keterampilan verbal titik beratnya adalah lidah, jadi bukan pada
tangan atau mata, yang mendasari belajar verbal”.1 Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, “terampil berarti cakap dalam menyelesaikan tugas;
mampu dan cekatan. Keterampilan: kecakapan untuk menyelesaikan
tugas”.2
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suatu keterampilan
sesungguhnya adalah keseluruhan pola respon. Keterampilan adalah
kecakapan yang dimiliki siswa setelah mendapatkan seluruh pembelajaran.
Pengajaran keterampilan dilaksanakan melalui langkah-langkah berikut:
(1) telaah keterampilan
(2) menilai tingkah laku dasar siswa
(3) mengembangkan latihan (training) dalam komponen unit
keterampilan atau abilitas keterampilan
(4) menentukan dan mampertunjukkan keterampilan bagi siswa
(5) menyediakan tiga kondisi belajar yang mendasar.3
1 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, ( Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), Cet.VIII, h. 173-174.
2Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Media Pustaka
Phoenix, 2010), Cet. V, h. 868.
3 Hamalik, op. cit. h. 174-178
7
Diharapkan dengan mengikuti langkah-langkah tersebut pengajaran
keterampilan dapat berjalan dengan lancar.
b. Menyimak
Komponen keterampilan dalam Bahasa Indonesia adalah
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut
adalah rangkaian yang tak terpisahkan.
Dalam pengajaran bahasa, terutama pengajaran berbahasa lisan
sering kita jumpai istilah mendengar, mendengarkan, dan
menyimak. Ketiga istilah itu memang berkaitan dalam makna
namun tetap berbeda dalam arti. Mendengar diartikan sebagai
menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan berarti
mendengarkan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Sedang
menyimak berarti mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa
yang diucapkan atau dibaca orang.4
Menyimak mempunyai peranan yang penting sekali bagi kehidupan
manusia. Dengan menyimak, seseorang dapat mengenal bunyi
suatu bahasa. Bunyi-bunyi bahasa yang sering dan berulang-ulang
disimak itu akhirnya ditiru, diucapkan, dan dipraktikkan dalam
kegiatan berbicara. Menyimak juga mempunyai peranan penting
sebagai dasar belajar berbahasa, penunjang keterampilan berbicara,
membaca dan menulis, pelancar komunikasi lisan, dan penambah
informasi atau pengetahuan.5
Tertera dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “simak berarti
menyimak: mendengarkan, memperhatikan baik-baik apa yang
diucapkan atau dibaca orang”.6
Henry Guntur Tarigan mengungkapkan, “Menyimak adalah suatu
proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi menangkap isi atau pesan, serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan”.7
Dari uraian di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa
menyimak tidak hanya suatu kegiatan mendengarkan tetapi selain
4 Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2005), Cet VII, h. 2.5. 5 Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia di Kelas
Tinggi, Edisi I, (Bandung: UPI Press, 2007) h. 37. 6 Phoenix, op. cit. , h. 799.
7 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h. 31.
8
mendengarkan juga dapat mengungkapkan isi dari yang didengar.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Djago Tarigan bahwa “dalam
peristiwa menyimak ada tiga faktor dominan. Pertama, faktor
kesengajaan tampak dengan jelas dan nyata. Kedua faktor pemahaman
harus ada dan tampak pula dengan jelas sehingga faktor ketiga, yakni,
faktor penilaian dapat muncul dengan nyata pula.”8
Kegiatan menyimak dilakukan dengan bermacam tujuan, yang
antara lain sebagai berikut:
1) memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara,
artinya dia menyimak untuk belajar.
2) menikmati keindahan audial.
3) mengevaluasi.
4) mengapresiasi materi simakan.
5) mengkomunikasikan ide-ide.
6) membedakan bunyi-bunyi dengan tepat.
7) memecahkan masalah secara kreatif dan analisis.
8) meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang
selama ini diragukannya.9
Isah Cahyani dan Hodijah mengemukakan komunikasi dalam
menyimak bahwa, “perlu adanya unsur-unsur dasar yang mendukung
yaitu : (1) pembicara, (2) penyimak, (3) bahan simakan, dan (4)
bahasa lisan yang digunakan”.10
Kegiatan menyimak dalam prosesnya dilakukan melalui tahapan
berikut.
1. Tahap mendengar; dalam tahap ini kita baru mendengar segala
sesuatu yang dikemukakan oleh sang pembicara.
2. Tahap memahami; setelah mendengar maka ada keinginan untuk
mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang
disampaikan oleh si pembicara.
3. Tahap menginterpretasi; menyimak yang baik, yang cermat dan
teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi
ujaran sang pembicara.
4. Tahap mengevaluasi; setelah memahami serta dapat menafsir
atau menginterpretasikan isi pembicaraan, sang penyimak pun
mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat atau gagasan sang
8 Tarigan, op. cit, h. 2.6.
9 Resmini dan Juanda , op. cit., h. 25.
10Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung:
UPI Press, 2007), Cet. I, h. 28.
9
pembicara, di mana keunggulan dan kelemahan, di mana
kebaikan dan kekurangan sang pembicara, maka dengan
demikian sudah sampai pada tahap mengevaluasi.
5. Tahap menanggapi; merupakan tahap terakhir dalam kegiatan
menyimak, sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap
serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan sang
pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya.11
Penjelasan berikutnya selain berbagai hal di atas tentang
menyimak yaitu ragam menyimak diantaranya:
1. Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis
kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umumdan
lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah
bimbingan langsung dari seorang guru.
2. Menyimak Intensif
Kalau menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang
jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap suatu hal tertentu.12
Pada tahun 1949 Tulare County School menyusun sebuah buku
petunjuk mengenai keterampilan berbahasa yang berjudul “Tulare
County Cooperative Languange Arts Guide”. Khusus
keterampilan menyimak, dalam buku petunjuk tersebut terdapat
uraian berkaitan dengan bentuk kemampuan menyimak anak usia
TK-SD salah satunya yaitu:
Kelas tiga dan empat (71/2- 10 tahun)
1. Sungguh-sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai suatu
sumber informasi dari sumber kesenangan.
2. Menyimak pada laporan orang lain, pita rekaman laporan
mereka sendiri, dan siaran-siaran radio dengan maksud tertentu
serta dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan
dengan hal itu.
3. Memperhatikan keangkuhan dengan kata-kata atau ekspresi-
ekspresi yang tidak mereka pahami maknanya.13
Demikianlah penjelasan tentang menyimak. Semoga dapat
menambah pengetahuan tentang keterampilan bahasa terutama
keterampilan menyimak.
11Resmini dan Juanda. loc. cit.
12Henry Guntur Tarigan, op. cit., h. 38 dan 44.
13Resmini dan Juanda . loc. cit.
10
c. Keterampilan Menyimak
Dari uraian di atas tentang keterampilan dan tentang menyimak
selanjutnya akan dijelaskan kedua gabungan kata tersebut yaitu
keterampilan menyimak. Berikut uraiannya lebih lengkap.
Khundaru Saddhono dan St. Y. Slamet berpendapat keterampilan
menyimak merupakan aktivitas atau kegiatan yang paling awal
dilakukan oleh anak manusia bila dilihat dari proses pemerolehan
keterampilan bahasa. Sebelum anak dapat melakukan berbicara,
membaca, apalagi menulis, kegiatan (aktivitas) menyimaklah yang
pertama dilakukan. Secara berturut-turut pemerolehan keterampilan
bahasa itu pada umumnya dimulai dari menyimak, berbicara,
membaca, dan terakhir menulis.14
Keterampilan menyimak adalah satu bentuk keterampilan
berbahasa yang bersifat reseptif. Langkah pertama dari kegiatan
keterampilan menyimak ialah proses psikomotorik untuk menerima
gelombang suara melalui telinga dan mengirimkan impuls-impuls
tersebut ke otak. Keterampilan menyimak pada tahapan lebih tinggi
mampu menginformasikan kembali pemahamannya melalui
keterampilan berbicara maupun menulis.15
Keterampilan menyimak menurut Rost dalam buku Iskandarwassid
dan Dadang Sunendar digambarkan dalam gambarberikut ini:
Keterampilan
Mempersepsi: Keterampilan a. Membedakan bunyi Keterampilan Menyintesis:
bahasa. Menganalisis: a. Menghubungkan
b. Mengenali kata. a. Mengidentifikasi penanda bahasa
satuan gramatikal. dengan penanda lainnya
b. Mengidentifikasi
satuan pragmatis. b. Memanfaatkan latar
belakang
pengetahuan.
Gambar 1. Keterampilan Menyimak
14
Khundaru Saddhono dan St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Teori dan aplikasi), (Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), Cet. I, h. 11.
15
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: UPI
dengan PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. III, h. 227 dan 229.
KETERAMPILAN
MENYIMAK
11
Beberapa upaya untuk peningkatan keterampilan menyimak adalah
sebagai berikut:
1. Berbicaralah dengan pembelajar dalam Bahasa Indonesia.
2. Jadikanlah Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
3. Kenalkan pembelajar pada beberapa penutur Bahasa Indonesia,
secara pribadi atau melalui video atau kaset rekaman.
4. Berilah kesempatan kepada pembelajar agar mereka belajar
mandiri, mencari kesempatan menyimak di luar kelas atau
inisiatif sendiri.
5. Rancang aktivitas menyimak yang melibatkan para pembelajar
secara pribadi.
6. Lebih berfokuslah pada pengajaran daripada evaluasi.
7. Carilah cara yang efektif untuk memanfaatkan rekaman audio
atau video yang sejalan dengan bahan pembelajaran yang akan
disajikan.16
d. Denah
Seseorang yang ingin ke suatu tempat namun tidak tahu dapat
bertanya kepada orang lain. Denah juga dapat diperlukan hingga bisa
sampai ke tujuan.
Denah merupakan gambar yang menunjukkan letak kota, jalan,
atau suatu tempat. Denah juga dapat berarti rancangan rumah dan
bangunan.17
Dapat juga dikatakan denah merupakan gambar yang
menunjukkan letak kota, jalan, atau tempat tertentu. 18
Hal senada juga
dituliskan dalam Kamus Bahasa Indonesia Lengkap bahwa denah
berarti gambar peta yang menunjukkan keadaan tempat jalan,
bangunan, sungai, dan sebagainya.19
Menurut Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia “denah berarti rancangan, gambar rancangan.20
Jadi dapat
16
Ibid, 281-283. 17
New Teaching Resource, Seri Pendalaman Materi Plus, (Jakarta: Erlangga,
2009), h. 18. 18
Yessi Sitorus, Bahasa Indonesia Kelas 4 Denah, diakses tanggal 21 Agustus 2015
dari (http:/Sitorusyessi ca.blogspot.com/2013/0/bahasa-Indonesia-kelas-4
denah.html). 19
Daryanto S. S, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo, 1997), h.
162.
20 Ananda Santoso dan A. R. Al Hanif, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
(Surabaya: Alumni), h. 95
12
disimpulkan denah adalah gambar, rancangan atau bagan untuk
memberikan informasi letak sesuatu.
Dalam membuat denah ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
oleh si pembuat denah. Adapun syarat-sayarat membuat denah
antara lain:
1. Informasi yang diwujudkan bentuk gambar dalam denah tidak
membingungkan pembaca denah.
2. Denah dan segala isinya mudah dipahami.
3. Denah memberi gambaran yang sebenarnya tetapi diwujudkan
dalam simbol dan gambar.
4. Tampilan denah hendaknya menarik, rapi, dan bersih.
5. Kata-kata yang digunakan untuk memberikan nama tempat,
keterangan harus singkat, padat, informatif, dan mudah
dimengerti.
6. Simbol, tanda, atau keterangan dalam denah tidak mengganggu
pembaca untuk memahami isi denah yang sebenarnya.
7. Denah diberi tanda atau keterangan arah mata angin.21
Manfaat denah antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman atau petunjuk suatu tempat, misalnya, denah
perkawinan, denah perkemahan, dll.
2. Sebagai pedoman untuk melaksanakan suatu pekerjaan, misalnya
denah rumah dan denah sekolah.22
Jika sudah mengetahui syarat-syarat membuat denah dan manfaat
denah, berikut adalah langkah-langkah membuat denah.
1. Mengetahui dan memahami betul kenampakan wilayah (ciri-ciri
khas wilayah) yang akan dibuat denah. Selanjutnya ciri tersebut
digunakan sebagai penanda, misalnya jalan, gapura, tugu,
tempat ibadah atau sarana-sarana umum.
2. Menggambarkan kenampakan jalan-jalan yang terdapat di
wilayah yang akan menuju arah atau objek yang akan dituju.
Untuk memperjelas dan memudahkan pembaca, harus
dicantumkan nama jalan-jalan yang terdapat dalam denah.
3. Melengkapi denah dengan gambar atau objek-objek penting.
Objek yang penting ditandai dengan simbol-simbol yang umum,
misalnya terminal bus disimbolkan dengan gambar bus atau
rumah sakit disimbolkan dengan palang merah.
21Sitorus, loc. cit.
22
New Teaching Resource, loc. cit.
13
4. Mencantumkan tanda arah mata angin atau petunjuk agar
pembaca denah mengetahui letak atau posisi objek-objek yang
digambarkan pada denah.
5. Memberi judul pada denah. Judul denah digunakan untuk
memahami denah sebelum meneliti isi denah.23
Dari penjelasan tentang denah di atas, kita dapat memahami
denah dan dapat membuat denah dengan baik. Sebab denah penting
untuk mengetahui letak suatu tempat.
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a. Pembelajaran Kooperatif
Proses belajar di sekolah pastinya melibatkan guru dan siswa.
Dalam hal ini seorang guru dapat menggunakan model pembelajaran
kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat
sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademis, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).
Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok
akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu
menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian,
setiap anggota kelompok akan memiliki ketergantungan positif.
Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan
memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan
keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap
individu akan saling membantu, mereka akan memiliki motivasi
untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan
memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi
demi keberhasilan kelompok.Strategi Pembelajaran Kooperatif
(Cooperative Learning) (SPK). SPK merupakan strategi
pembelajaran kelompok yang akhir-akhir menjadi perhatian dan
dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan.24
Roy Killen dalam bukunya yang berjudul Effective Teaching
Strategies menjelaskan“cooperation means working together to
achieve share goals, so cooperative learning is an insructional
startegy in which learners work together in small groups to help
23 Sitorus, loc. cit.
24
Wina Sunjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. V,
h. 309.
14
another achieve a common learning goal.”25
Jadi penjelasan Roy
Killen yaitu pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi
pembelajaran bersama dalam grup kecil yang saling berinteraksi
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat
dijelaskan oleh Rusman sebagai berikut:
1. Pembelajaran secara tim
2. Didasarkan pada manajemen kooperatif
3. Kemauan untuk bekerja sama
4. Keterampilan bekerja sama26
Berikut terdapat empat dasar pembelajaran kooperatif, seperti
dijelaskan oleh Wina Sunjaya di bawah ini.
1. Prinsip Ketergantungan Positif (positive interdependence)
2. Tanggung Jawab Perseorangan (individual accountability)
3. Interaksi tatap Muka (face to face promotion interaction)
4. Partisipasi dan Komunikasi (participation communication)27
Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada
prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu sebagai berikut.
1. Penjelasan Materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaian
pokok- pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam
kelompok. Tujuan tahapan ini adalah pemahaman siswa
terhadap pokok materi pelajaran.
2. Belajar Kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru
memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok
yang telah dibentuk sebelumnya.
3. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa
dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu
atau kelompok.
4. Pengakuan Tim, adalah penetapan tim yang dianggap paling
menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan
25
Roy Killen, Effective Teaching Strategies, 5th Edition (Australia:
Thomson/Social Science Press, 2009), h. 212. 26
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
Edisi kedua, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), Cet. V, h. 207.
27
Sunjaya, op. cit., h. 310-311
15
penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim
untuk terus berprestasi lebih baik lagi.28
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif memiliki karakteristik, langkah-langkah, lingkungan
belajar dan sistem pengelolaan yang khas dibandingkan dengan
model pembelajaran konvensional. Berikut perbedaan antara
keduanya.
Tabel 1
Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok
Belajar Konvensional29
Kelompok Belajar
Kooperatif
Kelompok Belajar
Konvensional
Adanya saling ketergantungan
positif, saling membantu, dan
saling memberikan motivasi
sehingga ada interaksi promotif.
Guru sering memberikan adanya
siswa yang mendominasi
kelompok atau menggantungkan
diri pada kelompok.
Adanya akuntabilitas individual
yang mengukur penguasaan
materi pelajaran tiap anggota
kelompok, dan kelompok diberi
umpan balik, tentang hasil belajar
para anggotanya sehingga dapat
saling mengetahui siapa yang
memerlukan bantuan dan siapa
yang dapat memberikan bantuan.
Akuntabilitas individual sering
diabaikan sehingga tugas-tugas
sering diborong oleh salah
seorang anggota kelompok
sedangkan anggota kelompok
lainnya hanya ”mendompleng”
keberhasilan “pemborong”.
Kelompok belajar heterogen, baik
dalam kemampuan akademik,
jenis kelamin, ras, etnik, dan
sebagainya sehingga dapat saling
mengetahui siapa yang dapat
memberikan bantuan.
Kelompok belajar biasanya
homogen.
Pimpinan kelompok dipilih secara
demokratis atau bergilir untuk
memberikan pengalaman
memimpin bagi para anggota
kelompok.
Pemimpin kelompok sering
ditentukan oleh guru atau
kelompok dibiarkan untuk
memil;ih pemimpinnya dengan
cara masing-masing.
Keterampilan sosial yang
diperlukan dalam kerja gotong-
royong seperti kepemimpinana,
Keterampilan sosial sering tidak
secara langsung diajarkan.
28Rusman, op. cit., h. 212-213.
29
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Edisi I (Jakarta:
Kencana, 2009), h. 58-59.
16
kemampuan berkomunikasi,
memercayai orang lain, dan
mengelola konflik secara
langsung diajarkan.
Pada saat belajar kooperatif
sedang berlangsung guru terus
melakukan pemamtauan melalui
observasi dan melakukan
intervensi jika terjadi masalah
dalam kerjasama antar anggota
kelompok.
Pemantauan melalui observasi
dan intervensi sering tidak
dilakukan oleh guru pada saat
belajar kelompok sedang
berlangsung.
Guru memerhatikan proses belajar
kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar.
Guru sering tidak memerhatikan
proses belajar kelompok yang
terjadi dalam kelompok-
kelompok bealajar.
Penekanan tidak hanya pada
penyelesaian tugas tetapi juga
hubungan interpersonal
(hubungan antara pribadi yang
saling menghargai).
Penekanan sering hanya pada
penyelesaian tugas.
Setiap strategi pembelajaran apapun tidak ada yang unggul atau
paling baik dari yang lain. Dalam hal ini strategi pembelajaran
kooperatif memilki kelebihan dan kekurangan. Uraiannya sebagai
berikut:
Kelebihan dari strategi pembelajaran kooperatif adalah:
1. Siswa berkelompok sambil belajar mengenai suatu konsep atau
topik dalam suasana yang menyenangkan.
2. Optimalisasi partisipasi siswa.
3. Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk
berbagi dengan pasangan dengan sesama siswa dalam suasana
gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk
mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi.
4. Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk
berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan
teratur.
5. Meningkatkan penerimaan.
6. Meningkatkan hubungan positif.
7. Motivasi intrinsik makin besar.
8. Percaya diri yang tinggi.
9. Perilaku dalam tugas lebih.
10. Sikap yang baik terhadap guru dan sekolah.
11. Siswa bertanggung jawab dengan belajarnya.
17
12. Siswa mengartikan “apa yang guru bicarakan” kepada “apa
yang dikatakan siswa” untuk peer mereka.
13. Siswa meningkat dalam “kolaborasi kognitif.” Mereka
mengorganisasi pikirannya untuk dijelaskan ide pada teman-
teman sekelas mereka.
Adapun kelemahan dari strategi pembelajaran kooperatif adalah:
1. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga
dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang
lemah.
2. Dapat terjadi siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa
yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
3. Pengelompokan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk
yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.30
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu dari sekian model
pembelajaran yang dapat diterapkan oleh seorang guru. Sehingga
proses pembelajaran menyenangkan dan tidak membosankan.
b. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Ada beberapa tipe pembelajaran kooperatif. Salah satu dari
beberapa tipe pembelajaran kooperatif yang akan dibahas di sini
adalah tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions).
Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya
di Universitas John Hopkin. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi
kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan,
jenis kelamin, dan sukunya. STAD merupakan suatu metode
generik tentang pengaturan kelas dan bukan metode pengajaran
komprehensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan pelajaran
dan materi mereka sendiri. Lembar tugas dan kuis disediakan bagi
kebanyakan subjek sekolah untuk siswa, tetapi kebanyakan guru
menggunakan materi mereka sendiri untuk menambah atau
mengganti materi-materi ini.31
Setiap kegiatan pembelajaran diperlukan adanya persiapan, dalam
hal ini pembelajaran kooperatif tipe STAD pun perlu persiapan,
menurut Trianto di antaranya “perangkat pembelajaran, membentuk
kelompok kooperatif, menentukan skor awal, pengaturan tempat
30
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Depag RI, 2009), Cet I, h. 248-249. 31
Rusman, op. cit., h. 215-216.
18
duduk, kerja kelompok.” 32
Setelah dilakukan persiapan, maka
berikutnya adalah langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe
STAD sebagai berikut menurut Rusman, “(1) Penyampaian Tujuan
dan Motivasi, (2) Pembagian Kelompok, (3) Presentasi dari Guru, (4)
Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim), (5) Kuis (Evaluasi), (6)
Penghargaan Prestasi Tim.33
Dari penjelasan di atas dapat dilihat
bahwa tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang
sederhana.
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif tipe
STAD Kebaikan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif
Metode STADSetiap model pembelajaran mempunyai kelebihan
dan kekurangan, begitu juga dengancooperative learning. Menurut
Slavin dalam Hartati (1997:21) cooperative learning mempunyai
kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
Kelebihan:
a. Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat
guru maupun tes baku.
b. Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol
untuk keberhasilan akademisnya.
c. Strategi kooperatif memberikan perkembangkan yang berkesan
pada hubungan interpersonal di antara anggota kelompok yang
berbeda etnis.
Menurut Slavin dalam Hartati (1997 : 21) cooperative learning
mempunyai kekurangan sebagai berikut:
a. Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu
menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam
kelompok maka dinamika kelompok akan tampak macet.
b. Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari
empat, misalnya tiga, maka seorang anggota akan cenderung
menarik diri dan kurang aktif saat berdiskusi dan apabila
kelompok lebih dari lima maka kemungkinan ada yang tidak
mendapatkan tugas sehingga hanya membonceng dalam
penyelesaian tugas.
c. Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik
yang timbul secara konstruktif, maka kerja kelompok akan
kurang efektif.34
32
Trianto, op. cit., h. 69-70.
33
Rusman. loc. cit. 34
http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.co.id/2012/08/student-team-achievement-
division-stad_3721.html, diakses tanggal 25 April 2016
19
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Leni Pawitri dengan judul skripsi “Peningkatan Kemampuan Membaca
Denah Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas IV SDN
Jagan 02, Jagan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo.”
Kesimpulannya bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan kemampuan membaca denah.
Perbedaan penelitian Leni Pawitri dengan skripsi ini adalah pada
penelitian yang saya lakukan untuk meningkatkan keterampilan menyimak.
Skripsi yang disusun Leni Pawitri adalah untuk meningkatkan kemampuan
membaca.
Damayanti dan Asri Susetyo Rukmi, dengan judul skripsi “Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menyimak Cerita Siswa SDN Mojongapit III Jombang.”
Kesimpulannya dengan penerapan model kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan keterampilan menyimak cerita.
Perbedaan penelitian Damayanti dan Asri Susetyo Rukmi dengan
skripsi ini adalah pada penelitian yang saya lakukan yaitu menyimak
penjelasan denah. Skripsi yang disusun Damayanti dan Asri Susetyo Rukmi
adalah menyimak cerita.
Ekhwani, Nanang Heryana, dan Abdussamad, dengan judul skripsi
“Peningkatan Keterampilan Mendeskripsikan Denah Dengan Diskusi
Kelompok Kelas IV A SD Gembala Baik I.” Kesimpulannya setelah
siklus dua dilaksanakan ada peningkatan keterampilan berbicara.
Perbedaan penelitian Ekhwani, Nanang Heryana, dan Abdussamad
dengan skripsi ini adalah pada penelitian yang saya lakukan yaitu menyimak
penjelasan denah melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Skripsi yang
disusun Ekhwani, Nanang Heryana, dan Abdussamad adalah
mendeskripsikan denah dengan diskusi kelompok.
Tampaknya model pembelajaran kooperatif khususnya tipe STAD
dilihat dari kajian temuan penelitian di atas menunjukkan efektifitas yang
tinggi bagi perolehan keterampilan siswa. Penguasaan materi pelajaran,
20
pengembangan sikap sosial serta keterampilan bahasanya yang diharapkan
dapat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan di masyarakat.
C. Kerangka Berpikir
Kemampuan menyimak penjelasan denah siswa kelas IV MIT
Salsabila masih rendah, hal ini disebabkan proses pembelajaran yang
dilakukan guru masih bersifat konvensional yang hanya berceramah dan
menggunakan metode penugasan, sehingga siswa kurang tertarik dalam
mengikuti pelajaran. Hal ini juga mengakibatkan siswa kurang mengerti
makna dan tujuan dari pembelajaran, sehingga Bahasa Indonesia selalu
dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, rumit dan kurang menarik serta
membosankan.
Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan
menyimak penjelasan denah siswa kelas IV MIT Salsabila adalah melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions), karena model pembelajaran kooperatif memiliki
beberapa keuntungan, yaitu dapat meningkatkan kepekaan dan
kesetiakawanan sosial, menghilangkan sikap egois, membangun
persahabatan dan belajar mengenai sikap, keterampilan, serta perilaku
sosial.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas perlu diadakan pembenahan
dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru khususnya dalam
pembelajaran menyimak. Solusi yang diambil adalah dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran menyimak
penjelasan denah. Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD siswa akan lebih tertarik dan antusias dalam mengikuti pelajaran
bahasa Indonesia khususnya menyimak penjelasan denah. Setelah
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD maka kemampuan
menyimak penjelasan denah siswa pun meningkat.
Adapun alur kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan
jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan,
21
maka kerangka pemikiran dilukiskan dalam sebuah gambar skema agar
penelitian mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian.
Adapun skema itu adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas. Maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas, yaitu melalui pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievemen Divisions) diduga dapat
meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Terpadu Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Kondisi
Awal
Dilakukan
tindakan
Kondisi
Akhir
Pembelajaran yang dilaksanakan
guru bersifat konvensional yaitu
hanya menggunakan metode
ceramah dan penugasan
Menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dalam
pembelajaran menyimak
penjelasan denah
Siswa menjadi lebih semangat
dalam pembelajaran sehingga
keterampilan menyimak
penjelasan denah siswa meningkat
Keterampilan
Menyimak
penjelasan
denah siswa
rendah
Siklus I
Siklus II
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MIT Salsabila, yang terletak di Jl. Batas I No.
50, Kelurahan Kalisari, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Penelitian
dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016, di bulan Juni sampai
dengan bulan November 2015.
Alasan pemilihan tempat adalah karena sekolah ini sebagai tempat mengajar
peneliti dengan pertimbangan bahwa data-data yang diperlukan mudah didapatkan
dan guru juga memerlukan inovasi pembelajaran.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki
peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu
pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.
Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK (guru)
mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan
memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas
melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah
atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati
pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan
dengan benar, artinya sesuai dengan kaidah-kaidah PTK. Upaya PTK
diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar (learning culture)
dikalangan para guru. PTK menawarkan peluang sebagai strategi
pengembangan kinerja sebab pendekatan penelitian ini menenmpatkan guru
sebagai peneliti, agen perubahan yang pola kerjanya bersifat kolaboratif.1
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa siklus, di mana tiap-tiap
siklus terdiri dari empat tahapan, diantaranya:
1. Perencanaan (planning) tindakan meliputi:
1Kunandar, Langkah Mudah penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), Cet. IX, h. 41.
23
a. semua langkah tindakan secara rinci;
b. segala keperluan pelaksanaan PTK (materi atau bahan ajar, metode
mengajar, serta teknik dan instrumen observasi);
c. perkiraan kendala yang mungkin timbul pada pelaksanaan.
2.Pelaksanaan (acting) tindakan: realisasi dari teori dan teknik mengajar serta
tindakan (treatment) yang sudah direncanakan sebelumnya;
3.Pengamatan tindakan (pengumpulan data dan informasi). Dalam
pengamatan atau observasi harus mengacu pada instrumen yang sudah
dibuat dan dimungkinkan melibatkan pengamat dari luar. Penggunaan
teknik pengumpulan data dalam PTK ditentukan oleh sifat dasar data yang
akan dikumpulkannya. Aspek yang diamati dalam PTK adalah:
a) proses tindakan
b) pengaruh tindakan
c) keadaan dan kendala tindakan
d) bagaimana keadaan dan kendala tersebut menghambat atau
mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya
e) persoalan lain yang timbul selama kegiatan PTK berlangsung.
4. Refleksi (reflecting) terhadap tindakan, yang meliputi:
(a) data yang dapat dianalisis
(b) dalam analisis dapat melibatkan orang luar
(c) menarik kesimpulan.2
Hubungan keempat komponen tersebut merupakan satu siklus, hal ini dapat
digambarkan sebagai berikur:
Gambar 3. Desain Model Kurt Lewin3
2 Ibid., h. 98-99.
3 Ruswandi Hermawan, dkk., Metode Penelitian Pendidikan SD, ( Bandung: UPI Press, 2007),
Cet. I, h. 127.
ACTING
OBSERVING REFLECTING
PLANNING
24
C. Subjek Penelitian
Adapun kelas yang dijadikan penelitian adalah kelas IV dengan jumlah siswa
17 orang yang terdiri dari 9 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Pertimbangan
dipilihnya kelas tersebut adalah berdasarkan hasil rundingan dengan guru kelas
dan hasil tes kemampuan menyimak penjelasan denah menunjukkan bahwa siswa
di kelas IV rata-rata memiliki kemampuan menyimak penjelasan denah yang
relatif rendah dan peneliti mengajar di kelas tersebut sehingga cocok sebagai
tempat penelitian.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana
kegiatan. Peneliti melakukan kegiatan awal berupa refleksi terhadap proses
pembelajaran menyimak di kelas dalam rangka mengamati dan mengidentifikasi
masalah-masalah yang ada. Kemudian peneliti merencanakan kegiatan,
melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan
menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian.
Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengajar. Peneliti
melaksanakan tindakan langsung berdasarkan rencana pembelajaran dan berusaha
sebanyak mungkin mengumpulkan data sesuai fokus penelitian. Selain itu
peneliti juga berperan membuat laporan dari apa yang dilaksanakan dengan
dibantu beberapa guru yang bertindak sebagai pengamat (observer) yang akan
memberikan saran atau pendapat-pendapatnya. Dengan keterlibatan peneliti
secara langsung diharapkan data yang diperoleh lebih akurat.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahapan penelitian ini diawali dengan dilakukannya prapenelitian atau
penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tindakan yang berupa siklus
terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi
serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada tindakan I
25
peneliti akan melanjutkan dengan tindakan II jika data yang diperoleh
memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan kembali pada siklus selanjutnya.
Tabel kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 2
Kegiatan Penelitian
Kegiatan Pendahuluan - Observasi awal proses KBM di kelas penelitian
- Wawancara guru
- Tes diagnosa awal
- Diperoleh masalah
Siklus I
Tahap Perencanaan
Perencanaan pembelajaran dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD
Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi
menyimak penjelasan denah untuk memperoleh
pemahaman yang optimal melalui metode diskusi
kelompok, tanya jawab, ceramah, dan presentasi.
Tahap Observasi dan Evaluasi
- Pengamatan proses pembelajaran
- Evaluasi proses dan pembelajaran
Tahap Analisis dan Refleksi
Analisi dan refleksi terhadap hasil pengamatan dan
evaluasi pembelajaran siklus I
Tahap Perencanaan
Perencanaan berdasarkan hasil refleksi dari proses
pembelajaran pada siklus I dengan pembelajaran
kooperatif tipe STAD
Tahap Pelaksanaan Tindakan
26
Siklus II
Pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi
menyimak penjelasan denah untuk memperoleh
pemahaman yang optimal melalui metode diskusi
kelompok, tanya jawab, ceramah, dan presentasi.
Tahap Observasi dan Evaluasi
- Pengamatan proses pembelajaran
- Evaluasi proses dan pembelajaran
Tahap Analisis dan Refleksi
Analisi dan refleksi terhadap hasil pengamatan dan
evaluasi pembelajaran siklus II.
Adapun prosedur yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Persiapan Pratindakan
a. Mendiskusikan rencana penelitian tindakan kelas sebagai upaya
meningkatkan kemampuan menyimak penjelasan denah Bahasa Indonesia
dengan guru kelas.
b. Merancang dan menyusun rencana tindakan pembelajaran yang akan
dilaksanakan menjadi dua siklus tindakan pembelajaran. Setiap tindakan
pembelajaran memuat tiga strategi pemahaman mandiri, yaitu menyimak
penjelasan guru, menuliskan hasil simakan, mempresentasikan hasil temuan
kelompok di depan kelas, dan membuat denah. Tindakan siklus I menyimak
penjelesan denah ruang, sedangkan tindakan pembelajaran siklus II
menyimak penjelasan denah toko.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Guru melaksanakan tindakan pembelajaran siklus I yaitu dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan menyimak
penjelasan denah ruang, kemudian diikuti dengan pelaksanaan tes,
menganalisis dan merefleksi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I yang
telah dilaksanakan. Untuk keperluan ini dilakukan kegiatan antara lain
27
memeriksa lembar observasi aktivitas peneliti dan siswa serta catatan
lapangan. Hasil analisis dan refleksi ini menjadi bahan perbaikan untuk
pelaksanaan tindakan berikutnya. Berdasarkan hasil analisis serta refleksi
terhadap hasil pembelajaran siswa dan aktivitas pembelajaran siklus I,
peneliti merancang rencana tindakan pembelajaran siklus II untuk pokok
bahasan menyimak penjelasan denah toko, kemudian diikuti dengan
pelaksanaan tes, menganalisis dan merefleksi terhadap pelaksanaan
tindakan siklus II yang telah dilaksanakan.
b. Guru melaksanakan tindakan pembelajaran siklus II yaitu dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD, kemudian diikuti dengan pelaksanaan
tes kemampuan menyimak penjelasan denah dengan menjawab pertanyaan
sesuai dari gambar denah, dan membuat kesimpulan tentang gambar denah
dalam beberapa kalimat. Menganalisis dan merefleksi terhadap pelaksanaan
tindakan pembelajaran siklus II yang telah dilaksanakan, kemudian hasilnya
menjadi bahan rancangan tindakan pembelajaran pada siklus selanjutnya
dan seterusnya.
c. Melakukan wawancara kepada guru kolaborator di akhir siklus untuk
mengetahui tanggapannya terhadap penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak
penjelasan denah.
3. Evaluasi Seluruh Tindakan
Menganalisis dan merefleksi keseluruhan hasil tindakan dan memberikan
interpretasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Prosedur penelitian di atas bila digambarkan seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 3
Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Pendahuluan
1. Observasi di MIT Salsabila.
2. Mengurus surat izin penelitian.
3. Membuat instrumen penilaian.
4. Menghubungi kepala sekolah.
28
5. Wawancara terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.
6. Menentukan kelas subjek penelitian.
7. Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian.
8. Mensosialisasikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
Tabel 4
Tahap Penelitian Siklus I
Tahap Perencanaan
1. Membuat rencana pengajaran.
2. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator.
3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan.
4. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), soal kuis, catatan lapangan, dan
keperluan observasi lainnya.
5. Menyiapkan soal tes untuk akhir siklus I.
6. Menyiapkan alat dokumentasi.
Tahap Pelaksanaan
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Guru menginformasikan bahwa pembelajaran yang akan diterapkan adalah
pembelajaran kooperatif tipe STAD yang memuat kegiatan guru membentuk
kelompok belajar yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen, memberikan
wacana, siswa bekerja sama saling mencocokkan hasil simakan dan
menjadikan satu pemahaman dan menuliskan serta menggambarkan denah
pada lembar LKS, mempresentasikan hasil kelompok, dan membuat
kesimpulan bersama dengan guru. Siswa diberi LKS yang memuat tugas
menuliskan hasil simakan dan menggambarkan denah tentang letak ruang.
3. Guru berkeliling dan memperhatikan proses pengerjaan siswa terhadap LKS
yang diberikan.
4. Guru memperagakan cara mempresentasikan hasil kelompok di depan kelas.
5. Guru meminta semua kelompok bergantian untuk mempresentasikan hasil
29
perolehan kelompoknya di depan kelas.
6. Guru memberi penilaian terhadap penampilan siswa serta mengoreksi
kesalahan penyampaian informasi oleh siswa.
7. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui kemampuan menyimak penjelasan
denah .
8. Dokumentasi
Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari
observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi selama
proses pembelajaran
Tahap Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus I yang akan
dijadikan dasar pelaksanaan siklus II.
Tabel 5
Tahap Penelitian Siklus II
Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi siklus I maka dilakukan perbaikan dengan
perencanaan:
1. Membuat rencana pengajaran.
2. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator
3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan.
4. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), soal kuis, catatan lapangan, lembar
wawancara guru, dan keperluan observasi lainnya.
5. Menyiapkan soal tes untuk akhir siklus II.
6. Menyiapkan alat dokumentasi.
Tahap Pelaksanaan
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Guru menginformasikan bahwa pelajaran yang akan diterapkan masih
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Siswa menyimak untuk
30
memperoleh pemahaman yang optimal untuk menjawab pertanyaan sesuai
yang disimak, menjelaskan gambar denah yang sudah dibuat, dan
menyimpulkan gambar denah dalam beberapa kalimat.
3. Siswa diberi LKS yang memuat tugas menulis isi simakan, gambar denah,
dan menjawab pertanyaan sesuai isi simakan.
4. Guru berkeliling dan memperhatikan proses pengerjaan siswa terhadap LKS
yang diberikan.
5. Guru memperagakan kembali bagaimana tahapan menjelaskan kembali di
depan kelas.
6. Guru meminta semua kelompok bergantian untuk mempresentasikan hasil
perolehan kelompoknya di depan kelas.
7. Guru memberi penilaian terhadap penampilan siswa serta mengoreksi
kesalahan penyampaian informasi oleh siswa.
8. Siswa mengerjakan tes untuk mengetahui kemampuan menyimak penjelasan
denah.
9. Dokumentasi.
Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari
observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi selama
proses pembelajaran, kemudian menganalisis data yang telah terkumpul pada
setiap pertemuan.
Tahap Refleksi
Setelah proses analisis dan evaluasi selesai, peneliti berkolaborasi dengan guru
kelas merencanakan untuk membuat kesimpulan hasil penelitian.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Penelitian ini mengungkap masalah rendahnya keterampilan menyimak
penjelasan denah. Data rendahnya keterampilan menyimak diperoleh dari hasil
observasi prapenelitian. Kemudian dengan memanfaatkan teori-teori yang ada
sebagai bahan pendukung dilakukan penelitian tindakan yaitu dengan mengubah
31
pembelajaran yang bersifat menjenuhkan dengan pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan berdasarkan
asumsi bahwa keterampilan menyimak penjelasan denah akan meningkat setelah
diterapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Divisions).
Penelitian tindakan ini diupayakan untuk memberikan solusi terhadap masalah
yang dihadapi, yakni meningkatnya keterampilan menyimak penjelasan denah.
Jika hasil yang diharapkan sudah tercapai maka penelitian ini dihentikan atau
siklus berakhir. Penelitian ini berakhir atau dihentikan dengan indikator
keberhasilan sebagai berikut.
a. Tes Kemampuan menyimak penjelasan denah yang diperoleh pada akhir siklus
menunjukkan nilai rata-rata kelas > 6,8.
b. Dari hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa melalui lembar observasi
aktivitas kelompok siswa pada akhir siklus menunjukkan bahwa rata-rata
keseluruhan mencapai lebih besar dari 60 %.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
1. Data kualitatif: hasil observasi proses pembelajaran, catatan lapangan,
wawancara terhadap guru, dan hasil dokumentasi.
2. Data kuantitatif: hasil tes kemampuan menyimak penjelasan denah setiap
siklus.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru, dan peneliti.
H. Instrumen Pengumpulan Data
1. Lembar Soal Tes
Lembar soal tes digunakan untuk mengukur keterampilan menyimak
penjelasan denah setelah diberikan perlakuan.
2. Pedoman Observasi Proses Pembelajaran
Pedoman observasi proses pembelajaran ada dua, yaitu pedoman observasi
peneliti dan siswa. Pedoman observasi peneliti digunakan untuk menilai proses
32
mengajar peneliti, sedangkan pedoman observasi siswa digunakan untuk
memantau aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
3. Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru pada awal dan akhir penelitian.
Wawancara di awal penelitian dilakukan untuk mengetahui kesulitan belajar
Bahasa Indonesia siswa dan metode belajar yang digunakan guru. Sedangkan
wawancara di akhir penelitian dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru
terhadap penelitian yang telah dilaksanakan.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk merekam kejadian-kejadian selama
proses pembelajaran berlangsung yang tidak dapat teramati oleh lembar
observasi.
5. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai bukti otentik proses pembelajaran yang
dilakukan selama penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi, atau kejadian yang
berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk
menjawab pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Nilai tes kemampuan menyimak penjelasan denah yang diperoleh dari hasil tes
siswa pada setiap akhir siklus.
2. Hasil observasi proses pembelajaran, data hasil observasi terhadap tindakan
penelitian ini ada dua. Pertama, data hasil observasi terhadap tindakan
pembelajaran peneliti yang diisi oleh observer. Kedua, data hasil observasi
proses pembelajaran siswa yang diisi oleh peneliti dan observer.
3. Hasil wawancara, peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas di awal
dan akhir penelitian . Wawancara di awal penelitian dilakukan untuk
mengetahui kesulitan belajar Bahasa Indonesia dan metode yang digunakan
guru. Sedangkan wawancara di akhir penelitian dilakukan untuk mengetahui
tanggapan guru terhadap penelitian yang telah dilaksanakan.
33
4. Hasil catatan lapangan, catatan lapangan ini dilakukan ketika proses
pembelajaran berlangsung untuk merekam kejadian-kejadian selama proses
pembelajaran yang tidak teramati dengan lembar observasi.
5. Hasil dokumentasi, dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang
diambil pada saat pembelajaran berlangsung.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Untuk memperoleh data yang valid digunakan teknik triangulasi. Teknik
triangulansi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu, dengan cara :
a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara;
Hasil wawancara : guru tidak mengajarkan keterampilan menyimak, guru
menggunakan metode ceramah, guru belum pernah menggunakan
pembelajaran kooperatif.
Hasil pengamatan: mengajarkan keterampilan menyimak, menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b) Membandingkan apa yang dikatakan oleh seseorang di depan umum dengan
yang dikatakan secara pribadi;
c) Membandingkan apa yang dikatakan oleh seseorang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;
d) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang lain;
e) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.4
Hasil wawancara : guru mendukung pembelajaran kooperatif tipe STAD,
pembelajaran siswa menjadi lebih menyenangkan.
Isi dokumen : dituliskan langkah-langkah pemebelajaran kooperatif tipe STAD
dalam RPP, ada peningkatan nilai keterampilan menyimak penjelasan denah.
Cara tersebut dapat mempermudah pengecekan atau pembanding terhadap data
peneliti yang sudah ada. 4Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), Cet. I, h. 84.
34
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan yaitu pada
saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan analisis data yang sudah terkumpul.
Data yang sudah terkumpul berupa hasil Lembar Kerja Siswa, hasil observasi
aktivitas siswa, catatan lapangan, dan lain-lain.
Tahap menganalisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada
dari berbagai sumber kemudian mengadakan reduksi data menyusunnya dalam
satuan-satuan dan mengkategorikannya kemudian diperiksa keabsahannya.
Selanjutnya data dianalisis sehingga data berupa kalimat-kalimat dan aktivitas-
aktivitas siswa menjadi data yang memiliki nilai ilmiah yang tinggi.
Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa:
1. Jawaban-jawaban siswa terhadap tipe soal uraian dianalisis dengan berpatokan
pada sistem rubrics. Adapun rentang skor yang digunakan adalah dengan
kriteria seperti dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 6
Kriteria Pemberian Skor dengan Menggunakan Rubrik
Soal Skor Kriteria
A
Menyimak
30 Siswa mendengarkan dan sedikit bertanya
20 Siswa mendengarkan dan banyak bertanya
10 Siswa kurang mendengarkan
B
Menuliskan hasil
menyimak
40 Jika kalimat sesuai dengan yang
diperdengarkan
30 Jika kalimat kurang sesuai dengan yang
diperdengarkan
20 Jika kalimat tidak sesuai dengan yang
diperdengarkan
C
Membuat gambar denah
30 Jika gambar tepat
20 Jika gambar kurang tepat
10 Jika gambar tidak tepat
Total skor 100
35
Penilaian/Nilai Akhir = 100maksimalskor Jumlah
benar yangskor Jumlah x
Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap kemampuan menyimak penjelasan
denah dengan cara melihat niali rata-rata siswa secara keseluruhan. Apabila
nilai rata-rata kelas tersebut mencapai > 6,8 maka penelitian dihentikan.
2. Menganalisis hasil observasi proses pembelajaran yaitu hasil observasi tindakan
pembelajaran peneliti dan hasil observasi terhadap proses aktivitas siswa dalam
kelompok. Setiap kategori pengamatan diinterpretasikan dengan sangat baik
(4), baik (3), sedang (2), dan kurang (1). Kemudian dari hasil pengamatan
tersebut dihitung persentase total skor nya menggunakan rumus sebagai
berikut.
Persentase total skor = %100maksimumskor Jumlah
skor alJumlah totx
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum
mencapai kriteria keberhasilan yaitu adanya peningkatan keterampilan menyimak
penjelasan denah, maka akan dilakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana
perbaikan pembelajaran. Penelitian ini berakhir apabila peneliti menyadari bahwa
penelitian ini telah berhasil menguji penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD terhadap peningkatan keterampilan menyimak sesuai dengan indikator
keberhasilan yang telah ditentukan pada pokok bahasan menyimak penjelasan
denah. Banyak faktor lain yang ikut mempengaruhi menyimak penjelasan denah,
untuk itu masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan faktor-faktor
lain tersebut.
36
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan
1. Penelitian Pendahuluan
PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini dimulai dengan melakukan
observasi awal di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila. Observasi ini
dilakukan peneliti selama dua kali yaitu pada tanggal 15 Juni 2015 dan 11
Agustus 2015. Pada hari Senin tanggal 15 Juni 2015 peneliti menemui guru
kelas IV yang mengajar Bahasa Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 11
Agustus 2015 peneliti memberikan tes awal di kelas tempat penelitian.
Observasi yang dilakukan peneliti pada hari Senin tanggal 15 Juni
2015 adalah untuk mengetahui silabus yang digunakan guru kelas yang
mengajar Bahasa Indonesia kelas IV sebagai bahan pertimbangan untuk
melakukan proses penelitian dan melampirkan kalender pendidikan yang
berlaku di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila. Selain itu, peneliti juga
melakukan wawancara terhadap guru kelas IV yang mengajar Bahasa
Indonesia dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kegiatan pembelajaran
yang biasa dilakukan dan untuk mengetahui permasalahan atau kendala yang
dihadapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV tersebut.
Kemudian pada hari Selasa, 11 Agustus 2015 peneliti memberikan
soal tes keterampilan menyimak penjelasan denah kepada siswa kelas IV
sebanyak dua butir pada pokok bahasan menyimak penjelasan denah yang
berjudul “Putri ke Rumah Dina”. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur skor
awal keterampilan menyimak penjelasan denah siswa yang akan
dibandingkan dengan skor keterampilan menyimak penjelasan denah siswa
pada setiap akhir siklus penelitian.
Adapun hasil pengamatan dari penelitian pendahuluan diantaranya:
a. Metode pembelajaran Bahasa Indonesia yang selama ini digunakan oleh
guru adalah metode ceramah dan penugasan.
37
b. Respon siswa dalam proses pembelajaran yaitu banyak bertanya karena
ketidaktahuan, tidak ada yang aktif mengemukakan pendapat ataupun
berdiskusi.
c. Pada saat kegiatan pembelajaran siswa kurang bersemangat dan kurang
termotivasi untuk belajar.
d. Kurangnya jiwa kompetisi sesama teman baik dari sikap maupun hasil
belajar siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia.
e. Siswa tidak terbiasa belajar kelompok.
f. Tingkat keterampilan menyimak penjelasan denah siswa rendah.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi menyimak penjelasan
denah yang berjudul “Denah Kelas Dodi”. Selama proses pembelajaran
disepakati bahwa guru kelas IV tahun lalu yang mengajar Bahasa Indonesia
bertindak sebagai observer yang mengamati peneliti, guru kelas IV tahun ini
sebagai observer yang mengamati siswa selama proses pembelajaran.
Sedangkan peneliti mengajar Bahasa Indonesia kepada siswa di kelas dengan
materi menyimak penjelasan denah yang berjudul “Denah Kelas Dodi”.
Dari hasil tes awal keterampilan menyimak penjelasan denah siswa
dengan judul “Putri ke Rumah Dina” diperoleh skor rata-rata kelas sebesar
66,47 dengan nilai terendah 40,00 serta nilai tertingginya 80,00 (terlampir).
Berdasarkan skor tersebut, dapat dilihat bahwa rata-rata keterampilan meyimak
penjelasan denah siswa masih rendah. Hal ini mendorong peneliti melakukan
suatu tindakan untuk meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah
siswa dengan menggunakan suatu model pembelajaran yaitu pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisisons).
Kegiatan selanjutnya peneliti berkonsultasi dan berdiskusi dengan guru
kelas IV untuk mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
disusun sebelumnya agar disesuaikan dengan kondisi kelas yang ada sehingga
peneliti melaksanakan setiap tindakan pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar. Kemudian peneliti mensosialisasikan kepada siswa yang ada di kelas
tempat penelitian tentang pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
38
Achievement Divisions) pada pokok bahasan menyimak penjelasan denah
dengan indikator keberhasilan siswa terampil menyimak, menuliskan hasil
simakan sesuai dengan yang diperdengarkan, menyampaikan pendapatnya,
membuat denah dari hasil simakan, dan menjelaskan kembali isi petunjuk
denah.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I
Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan awal yang sangat
penting, hal ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran ini akan
dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran di siklus II.
Kegiatan penelitian pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan, tiap
pertemuan selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Adapun tahapan pada siklus
I adalah:
a) Tahapan Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) Bahasa Indonesia dengan KD (Kompetensi Dasar) membuat
gambar/daerah berdasarkan penjelasan yang didengar. RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) dibuat dan didiskusikan bersama dengan guru
kolaborator agar rencana pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah
ditetapkan di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila.
Instrumen penelitian dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari lembar
observasi siswa, lembar observasi guru, catatan lapangan, pedoman
wawancara, LKS, dan soal tes. Perangkat lain yang perlu dipersiapkan adalah
media pembelajaran yaitu buku sumber Bahasa Indonesia.
Lembar soal tes akhir siklus I dibuat untuk mengetahui perkembangan
keterampilan menyimak penjelasan denah. Lembar observasi guru digunakan
untuk mencatat hasil pengamatan perilaku guru selama proses pembelajaran,
lembar observasi siswa digunakan untuk mencatat hasil pengamatan perilaku
siswa selama proses pembelajaran, catatan lapangan digunakan untuk mencatat
aspek-aspek aktivitas yang terjadi di kelas selama proses pembelajaran untuk
39
melihat tingkat keefektifan proses pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
Teams Achievement Divisions).
Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Divisions) dapat meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah
siswa. Target yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu siswa terampil
menyimak, menulis hasil simakan sesuai dengan yang diperdengarkan,
menyampaikan pendapat, dan membuat denah dari hasil simakan.
b) Tahap Pelaksanaan
Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan
dengan alokasi waktu (2 x 35 menit) tiap pertemuannya. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada lampiran 1.
(1) Pertemuan pertama (Selasa, 8 September 2015)
Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran)
yang dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan 08.40 BBWI. Pokok bahasan
yang disampaikan adalah menyimak penjelasan denah dengan judul “Denah
Kelas Dodi”. Kegiatan ini diawali dengan salam dan doa, guru menjelaskan
tujuan pembelajaran, apersepsi. Pada pertemuan pertama ini seluruh siswa
yang hadir berjumlah 17 orang. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia selaku
guru kelas IV hadir sebagai observer untuk mengamati dan memberikan
penilaian terhadap aktivitas siswa perkelompok dan wali kelas IV tahun lalu
melakukan pengamatan pada peneliti ketika proses pembelajaran berlangsung
kemudian dicatat pada lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.
Kegiatan pembelajaran selanjutnya yaitu kegiatan inti, peneliti
memberikan penjelasan mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), yaitu guru membagi siswa
menjadi empat kelompok dari 17 orang siswa dengan masing-masing
kelompok terdiri dari 3 kelompok berjumlah empat orang dan satu kelompok
berjumlah lima orang yang telah ditentukan sebelumnya dan sudah
didiskusikan dengan guru kelas IV yang mengajar mata pelajaran Bahasa
40
Indonesia. Ketika pembagian kelompok berlangsung, beberapa siswa menolak
untuk dikelompokkan namun hal tersebut dapat diselesaikan.
Setelah siswa duduk dalam kelompok yang telah ditentukan, siswa diberi
kesempatan untuk memberi nama kelompoknya masing-masing. Kemudian
Guru menjelaskan aturan belajar kelompok tipe STAD. Setelah itu guru
membagikan LKS pada masing-masing kelompok lalu guru menjelaskan cara
mengerjakan LKS tersebut yang memuat materi tentang denah, tugas menulis
hasil simakan penjelasan denah, kotak untuk menggambar denah dan
menjawab pertanyaan sesuai dengan hasil simakan dan gambar yang telah
dibuat.
Selama siswa mengerjakan LKS, guru bersama observer berkeliling
memantau aktivitas kelompok siswa dari satu kelompok ke kelompok lain
untuk memberikan pengarahan jika ada kelompok yang kurang mengerti dan
pada saat itu observer melakukan observasi proses pembelajaran kelompok
siswa.
Mulai dari awal pembelajaran, saat guru menjelaskan tujuan pembelajaran
beberapa siswa terlihat berbicara. Dalam hal belajar kelompok untuk kerjasama
terlihat baik, namun ada satu orang siswa yang sibuk dengan mainannya
walaupun guru sudah beberapa kali mengingatkan. Lebih kurang 25 menit
sebelum jam pelajaran habis sebagian besar siswa telah menyelesaikan LKS
bersama kelompoknya. Guru kemudian memberi contoh cara
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Lalu guru meminta
perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas,
guru meminta beberapa siswa memberi tanggapan.
Dalam kegiatan akhir, 10 menit sebelum bel guru dan siswa membuat
kesimpulan, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait
dengan isi penjelasan denah. Sebelum diakhiri dengan doa siswa menjawab
pertanyaan guru terkait dengan isi penjelasan denah dan guru menyampaikan
tim hebat hari ini. Berikut ini petikan dari proses pembelajaran kooperatif tipe
STAD yang dilakukan siswa pada pertemuan pertama beserta analisi
deskripsinya.
41
1. Mencatat hasil simakan
Dari 17 siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD,
sebagian besar siswa/kelompok masih bingung bagaimana
menggabungkan hasil simakan. Namun ada beberapa siswa yang mampu
menggabungkannya yaitu siswa yang tergolong cukup pandai.
2. Menjawab pertanyaan sesuai dengan hasil simakan
Hampir setiap siswa/kelompok mampu menjawab pertanyaan sesuai
dengan hasil simakan.
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru dan observer selain
mengisi lembar observasi kelompok, observer juga mencatat temuan-temuan
yang tidak teramati oleh lembar observasi yang diperoleh selama pembelajaran
berlangsung ke dalam catatan lapangan untuk mengetahui aktivitas kelompok
selama proses pembelajaran.
(2) Pertemuan kedua (Selasa, 15 September 2015)
Pertemuan kedua sama waktunya dengan pertemuan sebelumnya
berlangsung selama 2x35 menit ( 2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul
07.30 sampai 08.40 BBWI. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka
kegiatan belajar dan apersepsi tentang pembelajaran sebelumnya. Pada
pertemuan kedua ini alhamdulillah seluruh siswa yang berjumlah 17 orang
hadir semua.
Pada pertemuan kedua ini siswa tetap duduk berkelompok walaupun akan
dilaksanakan tes akhir silklus I. Tes ini berbentuk soal uraian berjumlah 5 soal
terkait dengan menjawab pertanyaan sesuai isi hasil simakan. Tes ini
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keterampilan menyimak penjelasan
denah terhadap materi yang telah diajarkan sebelumnya.
Sebelum dilaksanakan tes, sesuai dengan rencana, selama 25 menit siswa
membuat denah dari hasil simakan pada pertemuan sebelumnya. Terakhir guru
dan siswa membuat kesimpulan bersama tentang hal-hal yang terkait dengan isi
hasil simakan. Tes ini dilaksanakan selama 15 menit. Selama proses
berlangsung, siswa mengerjakan dengan tenang, namun ada saja siswa yang
42
berusaha bertanya dengan teman sebangkunya dan guru segera menegurnya,
setelah waktu habis siswa segera mengumpulkan lembar jawaban tersebut.
c) Tahap Observasi
Tahap ini pada dasarnya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Pengamatan dilakukan oleh guru kolaborator yang mencatat seluruh
aktivitas siswa dan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran. Lembar
aktivitas kelompok siswa ini terdiri dari 10 aspek yang diukur dengan skor
penilaian 4 (baik sekali), 3 (baik), 2 (cukup), dan 1 (kurang). Hasil pengamatan
aktivitas kelompok siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel 7
berikut:
Tabel 7
Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus I
No Nama Kelompok Jumlah Skor Persentase Keterangan
1 Al-Baqarah 25 62,50 % Tidak Tercapai
2 Ali-Imran 26 65,00 % Tercapai
3 Al-Fajr 17 42,50 % Tidak tercapai
4 Al-Fatihah 28 70,00 % Tercapai
Rata-rata 24 60,00 % Tidak Tercapai
Keterangan:
1. Skor aktivitas siswa:
a. Skor maximum = 40
b. Skor minimum = 10
c. Skor rata-rata = 25 atau 63,00 %
2. Skor rata-rata 25 atau 63,00% dijadikan sebagai patokan ketercapaian.
Berdasarkan tabel 7 di atas dapat dilihat aktivitas kelompok Al-Fajr
masih cukup jauh dari standar ketercapaian. Hal ini dapat dilihat dari
persentase yang didapatkan kurang dari 63,00 % yaitu 42,50 % sehingga
banyak beberapa aspek yang perlu ditingkatkan lagi. Kelompok Al-Baqarah
jauh lebih baik dari kelompok Al-Fajr. Hal ini terlihat dari persentase yang
diperoleh yaitu sebesar 62,50%, ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan
lagi seperti kualitas pembagian kelompok, bekerjasama dalam kelompok,
43
menjelaskan hasil pengisian bahan diskusi, dan aktivitas mengikuti metode
pembelajaran.
Kelompok Ali-Imran sudah cukup lebih baik dari kelompok Al-Baqarah
dan Al-Fajr, hal ini terlihat dari persentase yang diperoleh yaitu 65,00 %,
namun ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi seperti aktivitas
mengikuti metode pembelajaran dan keaktifan bertanya.
Perolehan persentase terbesar didapatkan oleh kelompok Al-Fatihah
sebesar 70,00 %, siswa terlihat bekerjasama dalam kelompok dan aktif
mengikuti metode pembelajaran. Selain itu kualitas pembagian tugas dalam
kelompok dan keaktifan menjawab sudah cukup baik. Namun masih perlu ada
peningkatan dalam hal menjelaskan hasil pengisian bahan diskusi dan
keaktifan bertanya.
Berdasarkan hasil observasi dari seluruh kelompok pada saat
pembelajaran siklus I didapatkan bahwa rata-rata aktivitas kelompok siswa
masih perlu ditingkatkan lagi dalam hal kualitas pembagian tugas dalam
kelompok, menjelaskan hasil pengisian bahan diskusi, dan keaktifan bertanya.
Hal inilah yang perlu diperhatikan sebagai bahan perbaikan pada siklus II.
Pembelajaran masih harus dilanjutkan karena hanya dua kelompok sudah dapat
dikatakan baik aktivitasnya. Sedangkan dua kelompok lain masih perlu lebih
diperhatikan agar aktivitas pada siklus II menjadi lebih baik.
Berdasarkan catatan lapangan yang dilakukan observer pada
pembelajaran siklus I ini siswa cukup antusias untuk memperoleh hasil yang
lebih baik, hanya saja kendalanya siswa belum terbiasa mengerjakan soal
secara kelompok. Terlihat juga di sini masih ada yang hanya mengandalkan
teman yang dianggap pintar untuk menyelesaikan soal-soal dan yang lainnya
hanya diam saja.
Selama proses diskusi, peneliti memberikan pengarahan aktivitas setiap
kelompok siswa sebagaimana pada gambar berikut:
44
Gambar 4
Guru Sedang Memberi Pengarahan
Gambar 4menunjukkan guru sedang membimbing siswa dalam
kelompok belajarnya. Hal ini dilakukan agar siswa lebih terarah dalam proses
penyelesaian permasalahannya dan siswa terlihat serius dalam memperhatikan
penjelasan guru. Ini menunjukkan semangat siswa dalam belajar Bahasa
Indonesia cukup tinggi. Pada awal proses pembelajaran berlangsung, aktivitas
siswa dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD masih
terlihat kaku karena merupakan hal yang baru dalam proses pembelajaran yang
mereka alami. Salah satunya terlihat siswa masih malu-malu untuk tampil di
depan kelas, hal ini terlihat pada gambar berikut:
45
Gambar 5
Aktivitas Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi
Pada pertemuan kedua dilaksanakan tes keterampilan hasil simakan
penjelasan denah di siklus I. Hasil tes tersebut disajikan dalam tabel 8 berikut:
Tabel 8
Hasil Tes Akhir Siklus I
Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah
No. Nilai Jumlah Siswa Persen
1. 20 – 40 3 18
2. 41 – 60 6 35
3. 61 – 80 6 35
4. 81 – 100 2 12
Jumlah 17 100
46
Dari tabel 8 didapat rata-rata hasil tesnya adalah 67,06 dengan nilai
terendahnya 20 dan nilai tertinggi 100. Hasil tes akhir siklus I ini disajikan
dalam bentuk grafik sebagai berikut :
Gambar 6
Grafik Hasil Tes Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah Siklus I
Berikut ini gambar aktivitas siswa selama mengerjakan tes akhir
keterampilan menyimak penjelasan denah pada siklus I:
Gambar 7
Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I
0
1
2
3
4
5
6
20 - 40 41 - 60 61 - 80 81 - 100
3
6 6
2
siklus 1
12%
35%2
35%
18%
47
Gambar 8
Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I
Gambar6 dan gambar 7 siswa sedang mengerjakan tes keterampilan
menyimak penjelasan denah siklus I, suasana cukup tenang dan penuh
konsentrasi. Akan tetapi tetap saja masih ada siswa yang bertanya kepada
temannya atau bekerjasama.
(d) Tahap Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi guru dan
siswa, serta hasil tes keterampilan menyimak penjelasan denah, maka diperoleh
hasil analisis kegiatan refleksi yang dirangkum dalam tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 9
Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I
Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah
No Aspek Temuan Rencana
Perbaikan Guru Siswa
1. Penerapan
Model
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe STAD
Kurang perlahan
saat menjelaskan
model
pembelajaran
kooperatif tipe
STAD.
Apresiasi bagi
Beberapa
siswa
berbicara saat
guru
menjelaskan
model
pembelajaran
Menjelaskan
kembali model
pembelajaran
kooperatif tipe
STAD dengan
perlahan.
Memfokuskan
48
tim hebat masih
kurang baik.
kooperatif tipe
STAD.
Siswa masih
kesulitan
dalam
menjalankan
strategi
pembelajaran
kooperatif tipe
STAD.
siswa saat
menyampaikan
pembelajaran.
Guru
mengapresiasi
bagi tim hebat
dengan
memberikan
reward.
2. Aktivitas
Pembelajaran
Kesulitan
membimbing
siswa dalam
diskusi
kelompok.
Pengamatan
kurang merata.
Ada siswa
yang sibuk
dengan
mainannya.
Beberapa anak
kurang aktif
dalam
penyimpulan.
Memberi
motivasi
kepada siswa
untuk
melakukan
diskusi
kelompok.
Menciptakan
suasana kelas
yang lebih
santai agar
siswa berani
berpendapat.
Sebaiknya guru
berjalan ke
belakang untuk
menghampiri
siswa yang
kurang fokus.
3. Keterampilan Guru kurang Beberapa Guru akan
49
Menyimak
Penjelasan
Denah
perlahan
memperdengar
kan penjelasan
denah ke siswa
siswa
tertinggal
untuk menulis
hasil simakan
penjelasan
denah dari
guru.
memperdengar
kan penjelasan
denah lebih
perlahan.
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II
a) Tahap perencanaan
Tahap perencanaan siklus II ini dimulai dengan menyiapkan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), menyiapkan materi ajar, menyiapkan
soal tes keterampilan menyimak penjelasan denah siklus II, menyiapkan
lembar observasi peneliti dan siswa, lembar catatan lapangan, dan keperluan
pembelajaran lainnya.
Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini proses
pembelajaran harus lebih terarah. Guru akan menciptakan suasana kelas yang
lebih santai tapi serius, Memperhatikan siswa yang tidak fokus dan
memberikan ketegasan dalam mengkondisikan kelas, memperdengarkan
penjelasan denah dengan perlahan, dan memberikan reward kepada kelompok
atau tim yang hebat selama proses pembelajaran.
Materi yang akan dibahas pada siklus II ini adalah menyimak penjelasan
denah toko mainan melalui metode presentasi, dengan indikator keberhasilan
siswa terampil menyimak dengan menuliskan hasil simakan, menjelaskan hasil
simakan, menggambar denah hasil simakan, dan menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan hasil simakan dan denah yang telah dibuat. Target pada
siklus II ini siswa semakin baik dalam mengikuti model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan hasil tes keterampilan menyimak penjelasan denah
semakin meningkat dibandingkan dengan siklus I yaitu sesuai dengan target
pencapaian penelitian ini minimal nilai rata-rata kelas siswa mencapai >
50
68.Kemudian dari hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa melalui lembar
observasi > 65%.
b) Tahap Pelaksanaan
Tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemua
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit tiap pertemuannya RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) siklus II dapat dilihat pada lampiran.
(1) Pertemuan Ketiga (Selasa, 29 September 2015)
Pertemuan ketiga di siklus II berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam
pelajaran) yang dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan 08.40 BBWI.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka kegiatan pembelajaran dan
apersepsi berupa metode talking stick untuk menceritakan denah perjalanan
pulang dari sekolah ke rumah. Pada pertemuan ketiga ini seluruh siswa yang
berjumlah 17 orang hadir semua.
Kemudian guru pun mengkondisikan kelas dengan lebih tegas agar semua
siswa lebih disiplin. Kegiatan selanjutnya adalah guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dari materi siklus II ini dan memberikan penjelasan dan
pengarahan lebih baik lagi dan siswa semakin baik dalam mengikuti model
pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu dalam pembagian tugas kelompok,
bekerjasama mendiskusikan hasil simakan, mempresentasikan hasil simakan
setelah didiskusikan di depan kelas. Menyimpulkan dan menjawab pertanyaan
sesuai hasil simakan.
Setelah kegiatan pembuka dan siswa sudah terkondisi dengan baik, guru
memberikan LKS (2) lalu memperdengarkan penjelesan tentang denah toko.
Kemudian siswa menuliskan hasil simakannya di LKS dan mendiskusikan
dengan kelompok, guru mengingatkan untuk berbagi tugas dalam kelompok.
Selama siswa mengerjakan LKS (2), guru bersama observer berkeliling
memantau aktivitas siswa dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk
memberikan pengarahan jika ada kelompok yang kurang mengerti dan pada
saat itu peneliti dan observer melakukan observasi proses pembelajaran
kelompok siswa.
51
Pada pertemuan ketiga ini, siswa sudah terbiasa mengerjakan LKS
tersebut, bahkan sebelum guru menjelaskan mereka sudah tahu apa yang harus
dikerjakan, mereka sudah lebih pandai untuk mengisi LKS dengan benar
sehingga tercipta kerjasama yang baik untuk persiapan mempresentasikan hasil
diskusi dan terlihat mereka lebih semangat dari pertemuan pada siklus I.
Setelah waktu habis semua kelompok telah siap dengan hasil diskusinya.
Selanjutnya semua kelompok mempresentasikan bergantian, namun kali
ini satu dikelompok diwakili oleh dua anak agar lebih percaya diri dan guru
meminta siswa laki-laki yang maju dan suara lebih keras. Siswa terlihat lebih
fokus dan aktif dengan mendengarkan saat kelompok lain mempresentasikan
hasil diskusinya, memberikan tanggapan dan pertanyaan.
Dari 17 orang siswa yang mengikuti pembelajarn kooperatif tipe STAD,
hampir semua siswa dapat menyimak dengak baik, terlihat dari hasil simakan
yang mereka tulis, namun ada beberapa anak yang salah menuliskan satu nama
bangunan yang diperdengarkan oleh guru, mungkin karena kurang fokus saat
menyimak atau kata tersebut belum pernah mereka dengar sebelumnya. Hal ini
merupakan suatu kemajuan bahwa siswa lebih terampil menyimak dari
pertemuan sebelumnya di siklus I.
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dan observer
memberikan penilaian terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dan
menyimpulkan apa yang telah dilaksanakan. Sebagai penutup, peneliti meminta
siswa menyebutkan beberapa kalimat dari hasil simakan yang sudah ditulis di
LKS. Kemudian guru mengummumkan tim hebat dan memberikan reward
kepada masing-masing kelompok.
(2) Pertemuan keempat (Selasa, 13 Oktober 2015)
Pertemuan keempat sama halnya dengan pertemuan sebelumnya
berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul
07.30 sampai dengan 08.40 BBWI. Kegiatan pembelajaran diawali dengan
membuka pembelajaran dengan memberi salam dan berdo’a bersama kemudian
guru mengabsen, alhamdulilah semua siswa hadir.
52
Pertemuan ini tidak dilakukan diskusi kelompok tetapi siswa tetap duduk
berkelompok karena akan dilaksanakan tes akhir siklus II. Tes ini berbentuk
soal isian berjumlah lima soal dengan indikator keberhasilan siswa mampu
menjawab pertanyaan sesuai dengan isi dari hasil simakan. Tes ini
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keterampilan menyimak penjelasan
denah terhadap hasil simakan yang diperdengarkan pada pertemuan
sebelumnya.
Sebelum dilaksanakan tes, siswa membuat denah dari hasil simakan
penjelasan denah yang diperdengarkan guru pada pertemuan pertama di siklus
II di lembar LKS. Setelah denah selesai digambar, guru memberi kesempatan
siswa membaca kembali hasil simakan sebelum tes dimulai. Tes ini
dilaksanakan selama 15 menit. Selama tes berlangsung, siswa mengerjakan
dengan tenang dan serius. Setelah waktu habis siswa segera mengumpulkan
hasil jawaban tes tersebut.
c) Tahap Observasi
Proses pembelajaran siklus II ini dapat dikatakan sudah baik, karena dari
pertemuan ketiga pembelajaran dapat berjalan tertib dan lancar, tampak terlihat
keaktifan siswa dan semangat serta serius saat pembelajaran berlangsung.
Terlihat pembagian tugas dalam kelompok sudah baik sehingga penyelesaian
LKS pun tepat pada waktunya.
Jiwa kompetisi dari masing-masing kelompok lebih meningkat
dibandingkan siklus I. Pada siklus II keberanian siswa dalam
mempresentasikan hasil diskusi lebih baik, mereka lebih bisa mengingatkan
teman-temannya dan proses diskusi mengalami peningkatan. Jadi pada siklus II
ini siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
menjalankannya dengan baik, walaupun masih ada kekurangan.
Hasil pengamatan aktivitas kelompok melalui lembar observasi dapat
dilihat pada tabel 10 berikut:
53
Tabel 10
Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siklus II
No Nama Kelompok Jumlah Skor Persentase Keterangan
1. Al-Baqarah 38 95,00 % Tercapai
2. Ali-Imran 37 92,50 % Tercapai
3. Al-Fajr 37 92,50 % Tercapai
4. Al-Fatihah 37 92,50 % Tercapai
Rata-rata 37,25 93,00% Tercapai
Keterangan:
1. Skor aktivitas siswa:
a. Skor maximum = 40
b. Skor minimum = 10
c. Skor rata-rata = 25 atau 63%
2. Skor rata-rata 25 atau 63% dijadikan sebagai patokan ketercapaian.
Berdasarkan tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa aktivitas kelompok Al-
Fajr mengalami peningkatan sebesar 50% apabila dibandingkan dengan
aktivitas pada siklus sebelumnya yaitu 42,50% pada siklus I menjadi 92,50%
pada siklus II. Aktivitas kelompok Al-Baqarah pada siklus II juga mengalami
peningkatan sebesar 32,50% bila dibandingkan dengan siklus I. Persentase
aktivitas kelompok ini pada siklus II sebesar 95,00% sedangkan siklus I
sebesar 62,50%. Persentase aktivitas Ali Imran pada siklus I sebesar 65,00%
sedangkan persentase pada siklus II sebesar 92,50%, persentase tersebut
memperlihatkan kenaikan aktivitas siswa sebesar 27,50%.
Kelompok Al-Fatihah juga mengalami peningkatan namun pada siklus I
menunjukkan persentase paling tinggi, di siklus II tidak. Persentase paling
tinggi di siklus II adalah kelompok Al-Baqarah.
Berdasarkan hasil observasi dari seluruh aktivitas kelompok pada saat
pembelajaran siklus I dan siklus II diketahui bahwa semua kelompok
melebihi dari skor rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas kelompok
ketika proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD sudah baik.
54
Pada pembelajaran ini hampir semua siswa sudah terlihat lebih siap
mengikuti pelajaran. Aktif mengikuti metode pembelajaran dan lebih berani
tampil ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Pada pertemuan keempat dilaksanakan tes yang berhubungan dengan
keterampilan menyimak penjelasan denah. Hasil tes tersebut disajikan dalam
tabel 11 berikut:
Tabel 11
Hasil Tes Akhir Siklus II
Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah
No. Nilai Jumlah Siswa Persen
1. 20 – 40 1 6
2. 41 – 60 - -
3. 61 – 80 6 35
4. 81 – 100 10 59
Jumlah 17 100
Dari tabel 11 diperoleh rata-rata hasil tesnya adalah 88,53 dengan nilai
terendahnya 40 dan nilai tertingginya 100. Hasil akhir siklus II ini disajikan
dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 9
Grafik Hasil Tes Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
20 - 40 41 - 60 61 - 80 81 - 100
1 0
6
10
siklus II
59%
35%
0%
6%
55
(d) Tahap Refleksi
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions) yang digunakan guru dalam proses pembelajaran
telah sesuai walaupun dalam pelaksanaannya masih ada kekurangan tetapi hal
tersebut dapat diatasi pada siklus berikutnya dengan adanya kegiatan refleksi
pada siklus sebelumnya.
Berdasarkan pengamatan, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD selama proses pembelajaran dilaksanakan sudah baik. Hasil tes yang
berhubungan dengan keterampilan menyimak penjelasan denah di siklus II
sudah menunjukkan hasil yang baik. Rata-rata nilai tes yeng berhubungan
dengan keterampilan menyimak penjelasan denah mengalami peningkatan
dari 67,06 menjadi 88,53 dengan besar peningkatannya adalah 21,47.
B. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari
berbagi sumber baik tes maupun non tes. Diantaranya sebagai berikut:
1. Data hasil tes tentang keterampilan menyimak penjelasan denah pada setiap
akhir siklus.
Dari hasil analisis diperoleh tingkat keterampilan menyimak penjelasan denah
yang tertinggi. Tingkat keterampilan menyimak penjelasan denah yang terendah
dan rata-rata keterampilan menyimak penjelasan denah yang dirangkum dalam
tabel 12 berikut:
Tabel 12
Rekapitulasi Tingkat Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah
Tingkat
Keterampilan
Menyimak
Penjelasan
Denah
Hasil Tes Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah
Tes Awal Siklus I Siklus II
Nilai Tertinggi 80 100 100
Nilai Terendah 40 20 40
Rata-rata Nilai 66,47 67,06 88,53
56
Indikator ketercapaian keterampilan menyimak penjelasan denah dalam
penelitian ini adalah jika nilai rata-rata keseluruhan > 68, maka penelitian
dihentikan.Nilai rata-rata keterampilan menyimak penjelasan denah mengalami
peningkatan mulai dari tes awal ke siklus I sebesar 0,59 dan dari siklus I ke siklus
II sebesar 21,47. Peningkatan nilai keterampilan menyimak penjelasan denah
dapat dikonversikan dalam grafik berikut:
Gambar 10
Tingkat Keterampilan Menyimak Penjelasan Denah
2. Lembar Observasi
Setiap melaksanakan tindakan pembelajaran, peneliti didampingi oleh
observer. Observer tersebut adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas
III yang diberikan lembar observasi yang berfungsi sebagai alat pengamatan untuk
mengetahui dan mengukur kemampuan peneliti sebagai guru yang menerapkan
inovasi pembelajaran. Kemudian observasi juga dilakukan kepada siswa untuk
mengetahui dan mengukur aktivitas siswa dalam kelompok yang dilakukan
peneliti dan observer. Lembar catatan lapangan juga digunakan untuk
menganalisis dan merefleksi setiap siklus tindakan pembelajaran. Hasil dari
aktivitas kelompok siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 13 berikut:
0
20
40
60
80
100
Tes AwalSiklus I
Siklus II
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata Kelas
57
Tabel 13
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Kelompok
No Nama
Kelompok
Siklus I Siklus II
% Keterangan % Keterangan
1 Al-Baqarah 62,50 % Tidak Tercapai 95,00 % Tercapai
2 Ali-Imran 65,00 % Tercapai 92,50 % Tercapai
3 Al-Fajr 42,50 % Tidak tercapai 92,50 % Tercapai
4 Al-Fatihah 70,00 % Tercapai 92,50 % Tercapai
Rata-rata 60,00 % Tidak Tercapai 93,00% Tercapai
3. Hasil Wawancara
Selain data yang diperoleh dari hasil tes dan observasi aktivitas kelompok,
diperkuat lagi dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti sebelum
pelaksanaan penelitian dan sesudah pelaksanaan penelitian terhadap guru Bahasa
Indonesia yang bersangkutan untuk mengetahui pendapat guru Bahasa Indonesia
mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions). Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Guru yang mengajarkan Bahasa Indonesia di kelas IV tidak melakukan
pembelajaran keterampilan menyimak penjelasan denah.
2. Siswa banyak mengalami kesulitan saat membuat denah karena tidak
mendapatkan penjelasan tentang membuat denah.
3. Tingkat keterampilan siswa secara umum khusunya kelas IV untuk pelajaran
menyimak masih rendah, hal ini terlihat dari seluruh siswa hanya 50 % yang
nilainya mencapai KKM.
4. Metode yang selama ini digunakan guru untuk mengajar Bahasa Indonesia
adalah metode ceramah dan penugasan.
5. Guru yang bersangkutan pernah mendengar model pembelajaran kooperatif
tipe STAD namun tidak pernah digunakan.
6. Tanggapan guru mengenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat
mendukung proses pembelajaran.
58
7. Guru juga berpendapat dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
membuat siswa lebih memahami materi dan proses pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan.
8. Menurut guru yang bersangkutan, penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD sudah sesuai terutama dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
Rekapitulasi hasil pengukuran keterampilan menyimak penjelasan denah
dapat dilihat pada tabel 14 berikut:
Tabel 14
Rekapitulasi Hasil pengukuran Keterampilan Menyimak Penjelasan denah
No Instumen Tes
Awal
Ket. Siklus
I
Ket. Siklus
II
Ket
1. Tes
Keterampilan
66,47 Tidak
Tercapai
67,06 Tidak
Tercapai
88,53 Tercapai
2. Lembar
Observasi
Aktivitas
Siswa
- - 60,00
%
Tidak
Tercapai
93,00
%
Tercapai
3. Pedoman
Wawancara
Sebelum Penelitian
Guru tidak melakukan
pembelajaran
keterampilan menyimak
penjelasan denah.
Siswa kesulitan
mengikuti pembelajaran
tentang denah.
Guru bahasa Indonesia
tidak pernah
menggunakan
pembelajaran kooperatif
tipe STAD.
Sesudah Penelitian
Penerapan pembelajaran
kooperatif tipe STAD
membuat siswa memahami
materi dan menyenangkan.
Model pembelajaran
kooperatif tipe STAD sesuai
untuk pelajaran bahasa
Indonesia.
Guru bahasa Indonesia jadi
mengenal model
pembelajaran kooperatif
tipe STAD dan dapat
59
meningkatkan keterampilan
menyimak siswa tentang
penjelasan denah.
Indikator ketercapaian untuk:
a. Tes keterampilan menyimak penjelasan denah > 68
b. Persentase aktivitas siswa dalam kelompok > 65%
Berdasarkan wawancara guru, hasil pengamatan, catatan lapangan,
dokumentasi, dan hasil tes keterampilan menyimak penjelasan denah di setiap
akhir siklus terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan menyimak
penjelasan denah.
C. Pembahasan Temuan Penelitian
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions) dalam proses belajar dapat meningkatkan keterampilan
menyimak penjelasan denah.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam kegiatan belajar
mengajar pada pokok bahasan menyimak penjelasan denah dapat memberikan
pengalaman baru kepada siswa. Proses pembelajaran dengan cara
mengelompokkan siswa dengan berbagai karakter, saling bekerja sama
mendiskusikan hasil simakan, dan mempresentasikan hasil diskusi membuat
pembelajaran lebih bervariatif serta berbeda dari sebelumnya.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap keterampilan
menyimak penjelasan denah sangat berpengaruh, hal ini terbukti dengan hasil tes
keterampilan menyimak penjelasan denah yang selalu meningkat mulai dari skor
awal rata-rata keterampilan menyimak penjelasan denah sebesar 66,47 menjadi
67,06 pada siklus I dan 88,53 pada siklus II.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses belajar
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam kelompok, hal ini terbukti dari
persentase hasil pengamatan lembar observasi aktivitas siswa pada siklus I
60
sebesar 60,00 % sedangkan pada siklus II menjadi 93,00%, ini artinya aktivitas
siswa dalam kelompok mengalami peningkatan 33,00%.
Berdasarkan hasil tes keterampilan menyimak penjelasan denah di siklus II
dapat diketahui kondisi akhir dari tes tersebut. Siswa yang masih di bawah KKM
adalah satu orang (6,00%). Siswa yang telah mencapai nilai KKM adalah enam
belas orang (94,00%).
61
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang telah
dilaksanakan dalam dua siklus. Terjadi peningkatan keterampilan menyimak
penjelasan denah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD
(Student Teams Achievement Divisions) pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Terpadu Salsabila.
Hal tersebut dapat terlihat dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
yang semakin meningkat dalam setiap siklusnya, yaitu persentase rata-rata hasil
pengamatan aktivitas siswa dalam kelompok pada siklus I 60% dan meningkat
menjadi 93% pada siklus II. Hasil tes keterampilan menyimak penjelasan denah
yaitu pada siklus I didapatkan 9 dari 17 siswa telah mencapai nilai KKM dengan
nilai rata-rata kelas 67,06 kemudian meningkat pada siklus II didapatkan 16 dari
17 siswa telah berhasil mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata kelas sebesar
88,53.
Hipotesis yang telah dirumuskan ternyata terbukti kebenarannya bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
keterampilan menyimak penjelasan denah kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu
Salsabila, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur tahun 2015, sesuai dengan hasil
PTK (Penelitian Tindakan Kelas).
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada
pembelajaran menyimak penjelasan denah dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dalam
pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia. Kompetensi dasar yang dipakai
dalam penelitian ini adalah membuat gambar/daerah berdasarkan penjelasan yang
didengar. Pelaksanaan siklus I berlangsung pada hari Selasa tanggal 8 September
62
2015 dan hari Selasa tanggal 15 September 2015. Sedangkan pelaksanaan siklus II
berlangsung pada hari Selasa tanggal 29 September 2015 dan hari Selasa tanggal
13 Oktober 2015. Adapun indikator keberhasilannya adalah menyimak penjelasan
denah, mencatat isi penjelasan denah yang disimak, membacakan isi penjelasan
denah yang disimak, membuat gambar penjelasan denah sesuai dengan yang
disimak, dan menjelaskan kembali isi petunjuk denah.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan implikasi teoritis dan
implikasi praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Implikasi dari penelitian ini yaitu memungkinkan adanya temuan-temuan
posistif ke arah pengayaan pengetahuan dalam hal pembelajaran Bahasa
Indonesia. Penelitian ini dapat membuka wawasan pemahaman dan
pendalaman materi menyimak, khususnya menyimak penjelasan denah untuk
memperoleh pemahaman yang optimal dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Penelitian ini juga membuka wawasan guru terhadap penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)
yang selama ini tidak pernah diterapkan oleh guru.
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan simpulan dan data-data temuan hasil penelitian terbukti bahwa
keterampilan menyimak penjelasan denah dapat ditingkatkan dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions). Maka hasil penelitian dapat diimplikasikan sebagai
berikut:
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan yang tepat dalam
pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia aspek
menyimak dan pelajaran lain pada umumnya di Madrasah Ibtidaiyah.
b. Menunjukkan pentingnya kerjasama kelompok dalam pembelajaran yang
sudah terbukti dapat menciptakan suasana belajar yang aktif serta
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan
siswa.
63
c. Memperkaya ilmu pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas,
sehingga dapat memotivasi guru dan peneliti lain untuk melakukan
penelitian sejenis dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran.
C. Saran
Berdasarkan simpulan di atas beberapa saran yang dapat dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan uraian penutupan skripsi
ini adalah:
1. Berikan penjelasan kepada siswa setiap menerapkan model pembelajaran agar
siswa dapat mengikuti dengan baik.
2. Gunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak hanya dalam
pelajaran bahasa Indonesia tetapi juga dalam pelajaran lain sesuai dengan
materinya.
3. Sekolah dapat membuat kebijakan dari hasil penelitian ini dalam rangka
meningkatkan mutu proses pembelajaran khusunya pada mata pelajaran bahasa
Indonesia.
4. Jadikanlah hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi
peneliti lain.
64
DAFTAR PUSTAKA
Cahyani, Isah dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, Bandung:
UPI Press, Cet. I, 2007
Guntur, Henry Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
Bandung: Angkasa, 2008
Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Jakarta: Bumi Aksara, Cet.VIII, 2009
http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.co.id/2012/08/student-team-
achievement- division-stad_3721.html, diakses tanggal 25 April 2016
Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Gaung Persada Press, Cet. I, 2009
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung:
UPI dengan PT Remaja Rosdakarya, Cet. III, 2011
Killen, Roy, Effective Teaching Strategies, 5th Edition, Australia:
Thomson/Social Science Press, 2009
Kunandar, Langkah Mudah penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru, Jakarta: Rajagrafindo Persada, Cet. IX, 2013
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Depag RI, Cet I, 2009
New Teaching Resource, Seri Pendalaman Materi Plus, Jakarta: Erlangga, 2009
Resmini, Novi dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia di
Kelas Tinggi, Bandung: UPI Press, 2007
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
Edisi kedua, Jakarta: Rajagrafindo Persada, Cet. V, 2012
Ruswandi Hermawan, dkk., Metode Penelitian Pendidikan SD, Bandung: UPI
Press, Cet. I, 2007
S, Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: Apollo, 1997
Saddhono, Khundaru dan St. Y Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
Indonesia (Teori dan aplikasi), Bandung: Karya Putra Darwati, Cet. I, 2012
65
Santoso, Ananda dan A. R Al Hanif, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
Surabaya: Alumni
Sitorus, Yessi “Bahasa Indonesia Kelas 4 Denah”, http:/Sitorusyessi
ca.blogspot.com/2013/0/bahasa-Indonesia-kelas-4 denah.html, diakses
tanggal 21 Agustus 2015
Sunjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana, Cet. V, 2013
Tarigan, Jago, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, Jakarta: Universitas
Terbuka, Cet VII, 2005
Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Media Pustaka
Phoenix, Cet. V, 2010
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Edisi I, Jakarta:
Kencana, 2009
66
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/I
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan)
Nilai Karakter : religius, rasa ingin tahu, disiplin, tanggung jawab,
percaya diri, kerjasama, santun.
Standar Kompetensi : Mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah dan
simbol daerah/lambang korps.
I. Kompetensi Dasar:
Membuat gambar/daerah berdasarkan penjelasan yang didengar.
II. Indikator Keberhasilan:
A. Menyimak penjelasan denah.
B. Mencatat isi penjelasan hasil simakan.
C. Membacakan isi penjelasan hasil simakan.
D. Membuat sketsa penjelasan denah sesuai yang hasil simakan.
E. Menjelaskan kembali isi petunjuk denah.
III. Tujuan Pembelajaran:
Melalui kerjasama kelompok, diskusi, tanya jawab, dan bimbingan guru, maka
siswa diharapkan terampil menyimak, mencatat, membacakan, membuat
sketsa, dan menjelaskan kembali isi petunjuk denah.
IV.Model dan Metode Pembelajaran:
A. Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
B. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, tanya jawab, dan presentasi.
V. Materi Pembelajaran:
A. Materi Pokok : Menyimak penjelasan denah yang berjudul “Membuat
Denah Kelas Dodi”
67
B. Uraian Materi :
Denah merupakan petunjuk. Jika denah dijelaskan secara lisan,
diperlukan keterampilan menyimak yang baik. Hal ini sama ketika kita
mendengarkan petunjuk dari sumber lain, seperti brosur.
Pada saat penjelasan denah diperdengarkan, kamu harus
memperhatikan petunjuk atau informasi di dalamnya. Agar mudah
dipahami, kamu dapat menggambar tempat yang dimaksud.
Sebagai murid baru, Anton bertanya kepada siswa bernama Dodi.
Anton ingin tahu keadaan kelasnya. Inilah penjelasan Dodi dan Anton
mendengarkannya dengan seksama.
Kelas IV itu menghadap ke barat. Jumlah bangku sebanyak dua puluh
buah. Lemari buku diletakkan di depan kelas dekat pintu masuk. Meja
guru menghadap bangku siswa.
Ketika Dodi menjelaskan, Anton sibuk membuat denah kelas IV itu.
Berikut ini gambar yang dibuat Anton.
n
Denah Kelas IV
U
B T
S
PM
P Q R T
S
K L M N O
F G H I J
D C B A E
LB MG
PT
68
Keterangan:
PM : pintu masuk A-T : bangku siswa
LB : lemari buku MG : meja guru PT : papan tulis
VI. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Pertemuan pertama
1. Kegiatan Awal (15 menit)
a) Guru mengucapkan salam kemudian siswa menjawab salam.(santun)
b) Guru dan siswa memulai pelajaran dengan berdo’a. (religius)
c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini. Siswa
mendengarkan informasi yang disampaikan guru. (rasa ingin tahu)
d) Apersepsi: permainan kalimat berantai, siswa mengikuti petunjuk
guru. (disiplin)
2. Kegiatan Inti (45 menit)
a) Eksplorasi (15 menit)
(1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok (@ 4-5 orang), siswa
berkumpul dalam kelompoknya. (kerjasama)
(2) Guru menjelaskan aturan belajar kelompok kooperatif tipe STAD,
siswa mendengarkan penjelasan guru.
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai
berikut:
(1) Penyampaian tujuan dan motivasi
(2) Pembagian kelompok
(3) Presentasi dari guru
(4) Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)
(5) Kuis (evaluasi)
(6) Penghargaan prestasi tim
(3) Guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok.
(4) Guru menjelaskan cara mengerjakan LKS tersebut.
69
b) Elaborasi (15 menit)
(1) Guru memperdengarkan penjelasan denah, semua siswa
menyimak.
(2) Semua siswa menuliskan hasil simakan lalu mendiskusikan
dengan kelompoknya masing-masing. Guru membimbing kerja
siswa. (kerjasama)
(3) Kelompok menuliskan simakan hasil diskusi di LKS. Guru
memantau kerja siswa. (tanggung jawab)
c) Konfirmasi (15 menit)
(1) Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerja mereka secara bergantian. (percaya
diri)
(2) Siswa dari kelompok lain memberikan tanggapan.
(3) Guru meminta beberapa siswa membacakan hasil simakannya.
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a) Guru dan siswa membuat kesimpulan yang berkaitan dengan isi
penjelasan denah.
b) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, siswa
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti terkait dengan isi
penjelasan denah.
c) Siswa menjawab beberapa pertanyaan guru yang terkait dengan isi
penjelasan denah.
d) Guru menyampaikan tim hebat hari ini.
e) Guru dan siswa mengakhiri pelajaran dengan do’a dan salam.
B. Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru memberikan salam kemudian siswa menjawab salam.(santun)
b) Guru dan siswa memulai pelajaran dengan berdo’a. (religius)
c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini. Siswa mendengarkan
informasi yang disampaikan guru. (rasa ingin tahu)
70
d) Apersepsi: tanya jawab tentang isi penjelasan denah kemarin.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
a) Eksplorasi (10 menit)
(1)Mereview sekilas materi kemarin dan meminta beberapakelompok
menyebutkan isi dari penjelasan denah.
(2) Guru menjelaskan kembali cara mengerjakan LKS berikutnya.
b) Elaborasi (25 menit)
(1) Masing-masing kelompok mulai mengerjakan LKS yaitu membuat
denah dari hasil simakan kemarin.
(2) Guru membimbing cara membuat denah.
c) Konfirmasi (10 menit)
(1) Guru meminta kelompok mengumpulkan pekerjaannya.
(2) Masing-masing kelompok ke depan kelas secara bergantian
menjelaskan gambar denah yang sudah dibuat.
(3) Guru dan siswa merefleksi tentang kegiatan hari ini.
3. Kegiatan Akhir (15 menit)
a) Guru memberikan soal post tes yang terkait dengan penjelasan
denah.
b) Siswa mengerjakan soal post tes individual dengan dipantau guru.
c) Soal dikumpulkan.
d) Guru memberikan hadiah kepada tim hebat yang telah mencapai
kompetensi.
e) Guru dan siswa mengakhiri pelajaran dengan do’a dan salam.
VII.Media dan Sumber Belajar:
A. Buku Bahasa Indonesia kelas 4 Penerbit Erlangga.
B. Buku Bahasa Indonesia kelas 4 Penerbit Pusat Perbukuan Depdiknas.
C. Buku Bahasa Indonesia kelas 4 Penerbit Yudistira.
D. LKS yang dibuat oleh peneliti.
71
VIII. Penilaian
A. Prosedur Tes : Tes proses dan tes akhir
B. Jenis Tes : Tertulis
C. Bentuk Tes : Isian singkat
D. Instumen Tes :
Menjawab Pertanyaan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1. Siapa yang kelasnya dibuat menjadi denah?
2. Ke arah mana kelas 4 itu menghadap?
3. Berapakah jumlah bangku siswa di dalam kelas tersebut?
4. Apa yang berhadapan langsung dengan meja guru?
5. Di manakah letak lemari buku?
Kunci Jawaban
1. Kelas Dodi yang dibuat menjadi denah
2. Kelas 4 menghadap ke arah barat
3. Jumlah bangku siswa di dalam kelas tersebut adalah 20
4. Bangku murid yang berhadapan langsung dengan meja guru
5. Lemari buku terletak di dekat pintu masuk
E. Kriteria Penilaian : Skor 20 untuk setiap jawaban yang
Benar. Jadi skor maksimum 100.
F. Penghitungan Skor dan Nilai :
Penilaian/Nilai Akhir = 100maksimalskor jumlah
benar yangskor Jumlah x
Jakarta, 2 September 2015
Mengetahui,
Kepala MIT Salsabila Peneliti
H. Andi Abdullah Sa’ad, S.Pd. I Desi Anggraeni
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/I
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan)
Nilai Karakter : religius, rasa ingin tahu, disiplin, tanggung jawab,
percaya diri, kerjasama, santun.
Standar Kompetensi : Mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah dan
simbol daerah/lambang korps.
I. Kompetensi Dasar:
Membuat gambar/daerah berdasarkan penjelasan yang didengar.
II. Indikator Keberhasilan:
A. Menceritakan denah menuju tempat tinggal dari sekolah
B. Menyimak penjelasan denah.
C. Mencatat isi penjelasan hasil simakan.
D. Membacakan isi penjelasan hasil simakan.
E. Membuat sketsa penjelasan denah sesuai yang hasil simakan.
F. Menjelaskan kembali isi petunjuk denah.
III. Tujuan Pembelajaran:
Melalui kerjasama kelompok, diskusi, tanya jawab, dan bimbingan guru, maka
siswa diharapkan terampil menyimak, mencatat, membacakan, membuat
sketsa, dan menjelaskan kembali isi petunjuk denah, serta menceritakan
denah menuju tempat tinggal dari sekolah.
IV.Model dan Metode Pembelajaran:
A. Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
B. Metode Pembelajaran : Talking stick, diskusi kelompok, tanya jawab, dan
presentasi.
73
V. Materi Pembelajaran:
A. Materi Pokok : Menyimak penjelasan denah toko mainan
B. Uraian Materi :
Toko mainan terletak di jalan Nuri. Toko itu terletak di antara toko
buku dan toko sepatu. Toko itu menghadap ke arah selatan dan
berseberangan dengan Bank Artapura.
Toko Sepatu Toko Mainan Toko Buku
U
Bank Artapura
VI. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Pertemuan pertama
1. Kegiatan Awal (15 menit)
a) Guru mengucapkan salam kemudian siswa menjawab salam.(santun)
b) Guru dan siswa memulai pelajaran dengan berdo’a. (religius)
c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini. Siswa
mendengarkan informasi yang disampaikan guru. (rasa ingin tahu)
d) Apersepsi:Beberapa siswa menceritakan lokasi rumahnya dari
sekolah dengan metode talking stick.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
a) Eksplorasi (15 menit)
(1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok (@ 4-5 orang), siswa
berkumpul dalam kelompoknya. (kerjasama)
(2) Guru menjelaskan aturan kerja kelompok kooperatif tipe STAD,
siswa mendengarkan penjelasan guru.
74
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai
berikut:
(1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi
(2) Pembagian Kelompok
(3) Presentasi dari Guru
(4) Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)
(5) Kuis (Evaluasi)
(6) Penghargaan Prestasi Tim
b) Elaborasi (20 menit)
(1) Guru memperdengarkan penjelasan denah, semua siswa
menyimak.
(2) Semua siswa menuliskan hasil simakan lalu mendiskusikan
dengan kelompoknya masing-masing. Guru membimbing kerja
siswa. (kerjasama)
(3) Kelompok menuliskan simakan hasil diskusi di LKS. Guru
memantau kerja siswa. (tanggung jawab)
c) Konfirmasi (15 menit)
(1) Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan hasil kerja mereka secara bergantian.
(percaya diri)
(2) Siswa dari kelompok lain memberikan tanggapan.
(3) Guru meminta beberapa siswa membacakan hasil simakannya.
3. Kegiatan Akhir
a) Guru dan siswa membuat kesimpulan yang berkaitan dengan isi
penjelasan denah.
b) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, siswa
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti terkait dengan isi
penjelasan denah.
c) Siswa menjawab beberapa pertanyaan guru yang terkait dengan isi
penjelasan denah.
d) Guru menyampaikan tim hebat hari ini.
75
e) Guru dan siswa mengakhiri pelajaran dengan do’a dan salam.
B. Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru memberikan salam kemudian siswa menjawab salam.(santun)
b) Guru dan siswa memulai pelajaran dengan berdo’a. (religius)
c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini. Siswa
mendengarkan informasi yang disampaikan guru. (rasa ingin tahu)
d) Apersepsi: tanya jawab tentang isi penjelasan denah kemarin.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
a) Eksplorasi (10 menit)
(1) Mereview sekilas materi kemarin dan meminta beberapa
kelompok menyebutkan kesimpulan dari isi penjelasan denah.
(2) Guru menjelaskan kembali cara mengerjakan LKS berikutnya.
b) Elaborasi (25 menit)
(1) Masing-masing kelompok mulai mengerjakan LKS yaitu
membuat denah dari hasil simakan kemarin.
(2) Guru membimbing cara membuat denah.
c) Konfirmasi (10 menit)
(1) Guru meminta kelompok mengumpulkan pekerjaannya.
(2) Masing-masing kelompok ke depan kelas secara bergantian
menjelaskan gambar denah yang sudah dibuat.
(3) Guru dan siswa merefleksi tentang kegiatan hari ini.
3. Kegiatan Akhir (15 menit)
a) Guru memberikan soal post tes yang terkait dengan penjelasan
denah.
b) Siswa mengerjakan soal post tes individual dengan dipantau guru.
c) Soal dikumpulkan.
d) Guru memberikan hadiah kepada tim hebat yang telah mencapai
kompetensi.
e) Guru dan siswa mengakhiri pelajaran dengan do’a dan salam.
76
VII.Media dan Sumber Belajar:
A. Buku Bahasa Indonesia kelas 4 Penerbit Erlangga.
B. Buku Bahasa Indonesia kelas 4 Penerbit Pusat Perbukuan Depdiknas.
C. Buku Bahasa Indonesia kelas 4 Penerbit Yudistira.
D. LKS yang dibuat oleh peneliti.
VIII. Penilaian
A. Prosedur Tes : Tes proses dan tes akhir
B. Jenis Tes : Tertulis
C. Bentuk Tes : Isian singkat
D. Instumen Tes :
Menjawab Pertanyaan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Apa nama jalan tempat toko mainan berada?
2. Apa nama toko di samping kiri toko mainan?
3. Apa nama toko di samping kanan toko mainan?
4. Apa nama bangunan di depan toko mainan?
5. Ke mana arah toko mainan menghadap?
Kunci Jawaban
1. Nama jalan tempat toko mainan berada adalah jalan Nuri
2. Toko sepatu di samping kiri toko mainan
3. Toko buku di samping kanan toko mainan
4. Bangunan di depan toko mainan adalah bank Artapura
5. Toko mainan menghadap arah selatan
E. Kriteria Penilaian : Skor 20 untuk setiap jawaban yang
Benar. Jadi skor maksimum 100.
F. Penghitungan Skor dan Nilai :
Penilaian/Nilai Akhir = 100maksimalskor jumlah
benar yangskor Jumlah x
Jakarta, 2 September 2015
Mengetahui,
Kepala MIT Salsabila Peneliti
H. Andi Abdullah Sa’ad, S.Pd. I Desi Anggraeni
77
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS KELOMPOK SISWA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Siklus Ke : ..........
Petunjuk : Anda perhatikan perilaku siswa di dalam kelas.
Tulislah pengamatan anada dengan cara mencentang di kolom
skor pada setiap aspek yang diamati.
Nama Kelompok : ...................................................
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
1. Kesiapan mengikuti pelajaran
2. Tingkat pemahaman atas kejelasan guru
3. Kualitas pembagian tugas dalam kelompok
4. Bekerjasama dalam kelompok
5. Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai
dengan waktu yang diberikan.
6. Siswa menjelaskan hasil pengisisan bahan diskusi
7. Aktivitas mengikuti metode pembelajaran
8. Keaktifan bertanya
9. Keaktifan menjawab
10. Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban
bahan diskusi
Total Skor
Skor Maksimal 40
Skor Minimal 10
Keterangan Skor Penilaian: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang
Jakarta, September 2015
Observer Peneliti
( ............................ ) ( ....................................)
78
LEMBAR PENGAMATAN GURU
DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS
Pengamat : ........................
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Pokok Bahasan : Menyimak Penjelasan Denah
Petunjuk : Anda perhatikan perilaku guru di dalam kelas.
Tulislah pengamatan anda dengan cara mencentang di kolom
skala penilaian pada setiap aspek yang diamati.
No. Aspek yang diamati Siklus I Siklus II
Skala Penialain Skala Penilaian
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Menjelaskan tujuan
pembelajaran
2. Melakukan apersepsi
3. Guru membentuk kelompok
4. Guru memberikan LKS
untuk didiskusikan siswa
5. Penguasaan materi
6. Kualitas pengelolaan kelas
7. Kesesuaian metode
8. Kualitas interaksi
pembelajaran
9. Penggunaan media/sumber
belajar
10. Keterampilan bertanya
11. Memberikan penguatan
kepada siswa
12. Guru membuat kesimpulan
bersama siswa
13 Melakukan tes secara tertulis
sesuai tujuan pembelajaran
Jumlah
Nilai akhir
Rata-rata
Keterangan: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang
Jakarta, September 2015
Observer
79
CATATAN LAPANGAN
Siklus : ........................
Hari/Tanggal : ........................
Waktu : ........................
Pertemuan ke : ........................
Aspek Hal yang terjadi Komentar
Kegiatan Awal:
1. Mengkondisikan siswa
2. Apersepsi
3. Menjelaskan tujuan dan
langkah-langkah
pembelajaran
Kegiatan Inti:
1. Memperdengarkan
penjelasan denah
2. Menuliskan hasil
simakan, menggambar
denah
3. Mempresentasikan hasil
jawaban kelompok
Kegiatan Akhir:
1. Membuat kesimpulan
2. Melakukan tanya jawab
Observer Peneliti
( ...................................) ( ............................. )
80
Pedoman Wawancara Guru
Sebelum Penelitian
1. Apa saja kesulitan yang dialami siswa dalam belajar Bahasa Indonesia selama
ini?
2. Upaya yang ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh
siswa?
3. Bagaimana tingkat keterampilan menyimak penjelasan denah siswa kelas IV?
4. Apa saja kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyimak penjelasan denah?
5. Apa saja kesulitan yang ibu hadapi dalam mengajar Bahasa Indonesia khusus
nya pokok bahasan penjelasan denah?
6. Apa metode mengajar yang ibu terapkan dalam kegiatan belajar mengajar
Bahasa Indonesia khususnya pokok bahasan menyimak penjelasan denah?
7. Bagaimana sikap siswa dengan metode yang ibu gunakan?
8. Buku sumber dan LKS apa yang biasa ibu gunakan?
9. Apakah siswa selalu tepat waktu mengumpulkan tugas yang ibu berikan?
10. Apakah ibu sudah memusatkan perhatian atau kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan menyimak penjelasan denah siswa?
11. Pernahkah ibu mendengar tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD
(Student Teams Achievement Divisions)?
Sesudah Penelitian
1. Bagaimana tanggapan ibu terhadap model pembelajaran kooperatif tipe
STAD yang diterapkan dalam upaya meningkatkan keterampilan menyimak
penjelasan denah pada siswa?
2. Bagaimana penilaian ibu mengenai keterampilan menyimak penjelasan denah
siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
3. Bagaimana tanggapan ibu mengenai penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran Bahasa Indonesia?
4. Menurut pengalaman ibu, apa perubahan yang terjadi di kelas pada saat
dilaksanakannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
5. Menurut ibu, apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai untuk
pembelajaran Bahasa Indonesia? Berikan alasannya!
81
DAFTAR HASIL TES AWAL KETERAMPILAN MENYIMAK
PENJELASAN DENAH
NO. KODE SISWA NILAI TUNTAS TIDAK TUNTAS
1. A 60
2. B 70
3. C 60
4. D 80
5. E 40
6. F 80
7. G 70
8. H 80
9. I 40
10. J 70
11. K 70
12. L 70
13. M 60
14. N 60
15. O 70
16. P 80
17. Q 70
NILAI TERENDAH 40
NILAI TERTINGGI 80
NILAI RATA-RATA 66,47
82
DAFTAR HASIL TES SIKLUS I MENYIMAK PENJELASAN DENAH
NO. KODE SISWA NILAI TUNTAS TIDAK TUNTAS
1. A 40
2. B 60
3. C 60
4. D 80
5. E 40
6. F 60
7. G 100
8. H 80
9. I 20
10. J 60
11. K 80
12. L 80
13. M 60
14. N 80
15. O 60
16. P 100
17. Q 80
NILAI TERENDAH 20
NILAI TERTINGGI 100
NILAI RATA-RATA 67,06
83
DAFTAR HASIL TES SIKLUS II MENYIMAK PENJELASAN DENAH
NO. KODE SISWA NILAI TUNTAS TIDAK TUNTAS
1. A 80
2. B 100
3. C 85
4. D 100
5. E 80
6. F 100
7. G 80
8. H 100
9. I 40
10. J 80
11. K 100
12. L 100
13. M 80
14. N 100
15. O 100
16. P 100
17. Q 80
NILAI TERENDAH 40
NILAI TERTINGGI 100
NILAI RATA-RATA 88,53
84
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS KELOMPOK SISWA
Nama Kelompok : al-Baqarah Siklus: I
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
1. Kesiapan mengikuti pelajaran
2. Tingkat pemahaman atas kejelasan guru
3. Kualitas pembagian tugas dalam kelompok
4. Bekerjasama dalam kelompok
5. Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai
dengan waktu yang diberika.
6. Siswa menjelaskan hasil pengisisan bahan diskusi
7. Aktivitas mengikuti metode pembelajaran
8. Keaktifan bertanya
9. Keaktifan menjawab
10. Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban
bahan diskusi
Total Skor 25
Skor Maksimal 40
Skor Minimal 10
Siklus: II
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
1. Kesiapan mengikuti pelajaran
2. Tingkat pemahaman atas kejelasan guru
3. Kualitas pembagian tugas dalam kelompok
4. Bekerjasama dalam kelompok
5. Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai
dengan waktu yang diberika.
6. Siswa menjelaskan hasil pengisisan bahan diskusi
7. Aktivitas mengikuti metode pembelajaran
8. Keaktifan bertanya
9. Keaktifan menjawab
10. Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban
bahan diskusi
Total Skor 38
Skor Maksimal 40
Skor Minimal 10
Keterangan: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang
Observer Peneliti
Choirus Salamah, S.Pd.I. Desi anggraeni
85
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS KELOMPOK SISWA
Nama Kelompok : Ali-Imran Siklus: I
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
1. Kesiapan mengikuti pelajaran
2. Tingkat pemahaman atas kejelasan guru
3. Kualitas pembagian tugas dalam kelompok
4. Bekerjasama dalam kelompok
5. Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai
dengan waktu yang diberika.
6. Siswa menjelaskan hasil pengisisan bahan diskusi
7. Aktivitas mengikuti metode pembelajaran
8. Keaktifan bertanya
9. Keaktifan menjawab
10. Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban
bahan diskusi
Total Skor 26
Skor Maksimal 40
Skor Minimal 10
Siklus: II
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
1. Kesiapan mengikuti pelajaran
2. Tingkat pemahaman atas kejelasan guru
3. Kualitas pembagian tugas dalam kelompok
4. Bekerjasama dalam kelompok
5. Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai
dengan waktu yang diberika.
6. Siswa menjelaskan hasil pengisisan bahan diskusi
7. Aktivitas mengikuti metode pembelajaran
8. Keaktifan bertanya
9. Keaktifan menjawab
10. Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban
bahan diskusi
Total Skor 37
Skor Maksimal 40
Skor Minimal 10
Keterangan: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang
Observer Peneliti
Choirus Salamah, S.Pd.I. Desi anggraeni
86
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS KELOMPOK SISWA
Nama Kelompok : al-Fajr Siklus: I
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
1. Kesiapan mengikuti pelajaran
2. Tingkat pemahaman atas kejelasan guru
3. Kualitas pembagian tugas dalam kelompok
4. Bekerjasama dalam kelompok
5. Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai
dengan waktu yang diberika.
6. Siswa menjelaskan hasil pengisisan bahan diskusi
7. Aktivitas mengikuti metode pembelajaran
8. Keaktifan bertanya
9. Keaktifan menjawab
10. Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban
bahan diskusi
Total Skor 17
Skor Maksimal 40
Skor Minimal 10
Siklus: II
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
1. Kesiapan mengikuti pelajaran
2. Tingkat pemahaman atas kejelasan guru
3. Kualitas pembagian tugas dalam kelompok
4. Bekerjasama dalam kelompok
5. Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai
dengan waktu yang diberika.
6. Siswa menjelaskan hasil pengisisan bahan diskusi
7. Aktivitas mengikuti metode pembelajaran
8. Keaktifan bertanya
9. Keaktifan menjawab
10. Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban
bahan diskusi
Total Skor 37
Skor Maksimal 40
Skor Minimal 10
Keterangan: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang
Observer Peneliti
Choirus Salamah, S.Pd.I. Desi anggraeni
87
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS KELOMPOK SISWA
Nama Kelompok : al-Fatihah Siklus: I
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
1. Kesiapan mengikuti pelajaran
2. Tingkat pemahaman atas kejelasan guru
3. Kualitas pembagian tugas dalam kelompok
4. Bekerjasama dalam kelompok
5. Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai
dengan waktu yang diberika.
6. Siswa menjelaskan hasil pengisisan bahan diskusi
7. Aktivitas mengikuti metode pembelajaran
8. Keaktifan bertanya
9. Keaktifan menjawab
10. Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban
bahan diskusi
Total Skor 28
Skor Maksimal 40
Skor Minimal 10
Siklus: II
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
1. Kesiapan mengikuti pelajaran
2. Tingkat pemahaman atas kejelasan guru
3. Kualitas pembagian tugas dalam kelompok
4. Bekerjasama dalam kelompok
5. Berusaha menyelesaikan bahan diskusi sesuai
dengan waktu yang diberika.
6. Siswa menjelaskan hasil pengisisan bahan diskusi
7. Aktivitas mengikuti metode pembelajaran
8. Keaktifan bertanya
9. Keaktifan menjawab
10. Ketepatan waktu mengumpulkan hasil jawaban
bahan diskusi
Total Skor 37
Skor Maksimal 40
Skor Minimal 10
Keterangan: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang
Observer Peneliti
Choirus Salamah, S.Pd.I. Desi anggraeni
88
HASIL OBSERVASI PENELITI
Pengamat : Diana, S.Pd.I.
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Pokok Bahasan : Menyimak Penjelasan Denah
Petunjuk : Anda perhatikan perilaku guru di dalam kelas.
Tulislah pengamatan anda dengan cara mencentang di kolom
skala penilaian pada setiap aspek yang diamati.
No. Aspek yang diamati Siklus I Siklus II
Skala Penialain Skala Penilaian
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Menjelaskan tujuan
pembelajaran
2. Melakukan apersepsi
3. Guru membentuk kelompok
4. Guru memberikan LKS
untuk didiskusikan siswa
5. Penguasaan materi
6. Kualitas pengelolaan kelas
7. Kesesuaian metode
8. Kualitas interaksi
pembelajaran
9. Penggunaan media/sumber
belajar
10. Keterampilan bertanya
11. Memberikan penguatan
kepada siswa
12. Guru membuat kesimpulan
bersama siswa
13 Melakukan tes secara tertulis
sesuai tujuan pembelajaran
Jumlah 6 7 3 10
Nilai akhir 46 : 13 = 3,54 49 : 13 = 3,77
Rata-rata 3,66
Keterangan: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang
Jakarta, September 2015
Observer
Diana, S.Pd.I
89
LEMBAR PENGAMATAN GURU
DALAM PEMEBELAJARAN DI KELAS
Siklus : II
Pengamat : Diana, S.Pd.I.
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Pokok Bahasan : Menyimak Penjelasan Denah
Petunjuk : Anda perhatikan perilaku guru di dalam kelas.
Tulislah pengamatan anda dengan cara mencentang di kolom
skala penilaian pada setiap aspek yang diamati.
No. Aspek yang diamati Pertemuan I Pertemuan II
Skala Penialain Skala Penilaian
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Menjelaskan tujuan
pembelajaran
2. Melakukan apersepsi
3. Guru membentuk kelompok
4. Guru memberikan LKS
untuk didiskusikan siswa
5. Penguasaan materi
6. Kualitas pengelolaan kelas
7. Kesesuaian metode
8. Kualitas interaksi
pembelajaran
9. Penggunaan media/sumber
belajar
10. Keterampilan bertanya
11. Memberikan penguatan
kepada siswa
12. Guru membuat kesimpulan
bersama siswa
13 Melakukan tes secara tertulis
sesuai tujuan pembelajaran
Jumlah
Nilai akhir
Rata-rata
Keterangan: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang
Jakarta, September 2015
Observer
Diana, S.Pd.I
90
LEMBAR KERJA SISWA
Bahasa Indonesia
Nama : ................................................................... Kelas : ..........
DENAH
Denah merupakan petunjuk. Jika denah dijelaskan secara lisan, diperlukan
keterampilan menyimak yang baik. Hal ini sama ketika kita mendengarkan
petunjuk dari sumber lain, seperti brosur.
Pada saat penjelasan denah diperdengarkan, kamu harus memperhatikan
petunjuk atau informasi di dalamnya. Agar mudah dipahami, kamu dapat
menggambar tempat yang dimaksud.
Langkah-langkah membuat denah antara lain:
1. Mengetahui dan memahami betul kenampakan wilayah (ciri-ciri khas wilayah)
yang akan dibuat denah. Selanjutnay ciri tersebut digunakan sebagai penanda,
misalnya jalan, gapura, tugu, tempat ibadah atau sarana-sarana umum.
Standar Kompetensi: Mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah dan
simbol daerah/lambang korps.
Kompetensi Dasar: Membuat gambar/daerah berdasarkan penjelasan yang
didengar.
Tujuan Pembelajaran: Melalui kerjasama kelompok, diskusi, tanya jawab, dan
bimbingan guru, maka siswa diharapkan terampil
menyimak, mencatat, membacakan, membuat
sketsa, dan menjelaskan kembali isi petunjuk
denah.
Nilai Karakter: religius, rasa ingin tahu, disiplin, tanggung jawab, percaya
diri, kerjasama, santun.
91
2. Menggambarkan kenampakan jalan-jalan yang terdapat di wilayah yang akan
menuju arah atau objek yang akan dituju. Untuk memperjelas dan
memudahkan pembaca, harus dicantumkan nama jalan-jalan yang terdapat
dalam denah.
3. Melengkapi denah dengan gambar atau objek-objek penting. Objek yang
penting ditandai dengan simbol-simbol yang umum, misalnya terminal bus
disimbolkan dengan gambar bus atau rumah sakit disimbolkan dengan palang
merah.
4. Mencantumkan tanda arah mata angin atau petunjuk agar pembaca denah
mengetahui letak atau posisi objek-objek yang digambarkan pada denah.
5. Memberi judul pada denah. Judul denah digunakan untuk memahami denah
sebelum meneliti isi denah.
Uji Kompetensi I
Sebagai murid baru, Anton bertanya kepada siswa bernama Dodi. Anton ingin
tahu keadaan kelasnya. Inilah penjelasan Dodi dan anton mendengarkannya
dengan seksama.
A. Guru akan memperdengarkan penjelasan Dodi kemudian kalian tuliskan
pada titik-tik di bawah ini!
..............................................................................................................................
................................................................................................................................
............................................................................................................................
........................................................................................................................
.......................................................................................................................
B. Dari penjelasan di atas, dapat dibuat denah sebagai berikut!
92
C.Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1. Siapa yang kelasnya dibuat menjadi denah?
Jawab: ..........................................................................................................
2. Ke arah mana kelas 4 itu menghadap?
Jawab: .........................................................................................................
3. Berapakah jumlah bangku siswa di dalam kelas tersebut?
Jawab: ......................................................................................................
4. Apa yang berhadapan langsung dengan meja guru?
Jawab: .....................................................................................................
5. Di manakah letak lemari buku?
Jawab: ........................................................................................................
Skor Paraf Guru Paraf Orang Tua
Uji Kompetensi II
A. Simaklah penjelasan denah dari gurumu kemudian tulislah pada titik-
titik di bawah ini!
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
93
B.Dari penjelasan di atas, dapat dibuat denah sebagai berikut!
C.Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1. Apa nama jalan tempat toko mainan berada?
Jawab: ..............................................................................................................
2. Apa nama toko di samping kiri toko mainan?
Jawab: .......................................................................................................
3. Apa nama toko di samping kanan toko mainan?
Jawab: ..............................................................................................................
4. Apa nama bangunan di depan toko mainan?
Jawab: ......................................................................................................
5. Ke mana arah toko mainan menghadap?
Jawab: .......................................................................................................
Skor Paraf Guru Paraf Orang Tua
KISI-KISI PENULISAN SOAL
Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila Jumlah Soal : 5 butir
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Pilihan Ganda : - butir
Kelas/Semester : IV/ I Isian : 5 butir
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Uraian Terbatas : - butir
No
Urut
Kompetensi Yang Diujikan Materi Uraian Materi Indikator Soal Bentuk
PG Isian Uraian
1.
2.
3.
4.
5.
Standar Kompetensi :
Mendengarkan penjelasan
tentang petunjuk denah dan
simbol daerah/lambang korps
Kompetensi Dasar :
Membuat gambar/daerah
berdasarkan penjelasan yang
didengar
Denah Denah merupakan petunjuk. Jika
denah dijelaskan secara lisan, diperlukan
keterampilan menyimak yang baik. Hal
ini sama ketika kita mendengarkan
petunjuk dari sumber lain, seperti brosur.
Pada saat penjelasan denah
diperdengarkan, kamu harus
memperhatikan petunjuk atau informasi
di dalamnya. Agar mudah dipahami,
kamu dapat menggambar tempat yang
dimaksud.
Sebagai murid baru, Anton bertanya
kepada siswa bernama Dodi. Anton ingin
tahu keadaan kelasnya. Inilah penjelasan
Dodi dan Anton mendengarkannya
dengan seksama.
Kelas IV itu menghadap ke barat.
Jumlah bangku sebanyak dua puluh buah.
Lemari buku diletakkan di depan kelas
dekat pintu masuk. Meja guru
menghadap bangku siswa.
Ketika Dodi menjelaskan, Anton
Menuliskan nama siswa yang
kelasnya dibuat menjadi denah
Menuliskan arah kelas empat
menghadap
Menuliskan hasil menghitung
jumlah bangku dalam kelas
Menuliskan benda yang berhadapan
langsung dengan meja guru
Menuliskan letak lemari buku
sibuk membuat denah kelas IV itu.
Berikut ini gambar yang dibuat Anton.
Keterangan:
PM : pintu masuk A-T : bangku siswa
LB : lemari buku MG : meja guru PT : papan tulis
Denah Kelas IV
U
B T
S
PM
P Q R TS
K L M N O
F G H I J
D C B A E
LB MG
PT
KISI-KISI PENULISAN SOAL
Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Salsabila Jumlah Soal : 5 butir
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Pilihan Ganda : - butir
Kelas/Semester : IV/ I Isian : 5 butir
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Uraian Terbatas : - butir
No
Urut
Kompetensi Yang Diujikan Materi Uraian Materi Indikator Soal Bentuk
PG Isian Uraian
1.
2.
3.
4.
5.
Standar Kompetensi :
Mendengarkan penjelasan
tentang petunjuk denah dan
simbol daerah/lambang korps
Kompetensi Dasar :
Membuat gambar/daerah
berdasarkan penjelasan yang
didengar
Denah Toko mainan terletak di jalan Nuri.
Toko itu terletak di antara toko buku dan
toko sepatu. Toko itu menghadap ke arah
selatan dan berseberangan dengan Bank
Artapura.
Toko Sepatu Toko Mainan Toko Buku
u
Bank Artapura
Menuliskan nama jalan toko
mainan
Menuliskan nama toko di samping
toko mainan
Menuliskan nama toko di samping
kanan toko mainan
Menuliskan nama bangunan di
depan toko mainan
Menuliskan arah toko mainan
menghadap