Transcript

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN PAI

DI SMP NEGERI 3 TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

ENDANG

NIM 1110011000018

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMP NEGERI 3 TANGERANG SELATAN

Skripsi ini Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.I)

Oleh:

Endang

NIM: 1110011000018

Menyetujui,

Pembimbing

Tanenji, MA

NIP :19720712 199803 1 004

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP N 3 Tangerang Selatan” yang disusun oleh

Endang. NIM. 1110011000018, Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang

berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan

oleh fakultas.

Jakarta, 16 September 2014

Yang mengesahkan,

Pembimbing,

Tanenji, MA

NIP :19720712 199803 1 004

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)

Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMP N 3 Tangerang Selatan” yang ditulis oleh Endang. NIM :

1110011000018. Jurusan Pendidikan Agma Islam Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullaj Jakarta, telah di uji

kebenarannya oleh dosen pembimbing pada tanggal 16 September 2014.

Jakarta, 16 September 2014

Tanenji, MA

NIP :19720712 199803 1 004

i

ABSTRAK

Endang. NIM 1110011000018. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif

tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

PAI di SMP N 3 Tangerang Selatan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh strategi

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran PAI di SMP N 3 Tangerang Selatan. Metode yang digunakan

adalah metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek

penelitian adalah siswa kelasVIII-8 dan kelas VIII-5 SMP N 3 Tangerang Selatan.

Kelas VIII-8 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode Group

Investigation dan siswa VIII-5 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode

Puzzle. Instrument yang digunakan adalah tes hasil belajar. Soal tes hasil belajar

yang digunakan sebanyak 40 soal berbentuk pilihan ganda dan setelah melalui

proses uji validitas, terdapat 25 soal yang valid dengan reliabilitas 0,76 dan

termasuk kategori tinggi atau dengan kata lain instrumen ini layak digunakan

dalam penelitian. Teknik analisis data menggunakan metode statistik uji “t” (uji

beda), untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada tabel

distribusi “t” pada taraf signifikansi 0,05%.

Temuan hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh penggunaan metode

Group Investigation terhadap hasil belajar PAI siswa. Hal ini ditunjukan dari hasil

pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu

2,4 > 2,000 dengan taraf signifikasi 0,05 %. Selain itu di lihat dari hasil

perhitungan post test kelas eksperimen yang menggunakan metode Group

Investigation (nilai rata-rata 86) menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan

dengan kelas kontrol yang menggunakan metode Puzzle (nilai rata-rata 75). Dari

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode mengajar di Group Investigation

berpengaruh terhadap hasil belajar PAI siswa.

Kata kunci: Metode Group Investigation, Hasil Belajar, PAI.

ii

ABSTRACT

Endang. NIM 1110011000018. Effect of Cooperative Learning Strategies Group

Investigation to the Student Results on Subjects of PAI at Junior High School 3

Tangerang South..

One characteristic of batik from Cirebon are not found anywhere else is the

motive of "Mega Clouds", which is shaped like a cloud motif lumpy which usually

form a frame on the main picture. Class VIII-8 as an experimental class using

Group Investigation and the student class VIII-5 as a control by using a Puzzle.

Instrument used is the achievement test. Achievement test used by 40 multiple

choice questions of the test there are 25 questions were valid and reliability 0.76

including high category or in other words, these instruments are fit for use in

research. Analysis using statistical methods test "t" (difference test), to test the

hypothesis of the research carried out consultation on distribution table "t" at the

significance level of 0.05%.

The findings of this research is the influence of the use of methods of Group

Investigation on learning outcomes of students of PAI. It is shown from the results

of hypothesis testing using t-test obtained tcount> ttable ie 2,4 > 2.000 with a

significance level of 0.05%. In addition, in view of the results of post-test

calculations using the experimental class were Group Investigation (average

value 86) showed higher values than the control class that uses Puzzle method

(average value 75). From this study it can be concluded that the method of

teaching in the Group Investigation effect on student learning outcomes PAI.

Keywords: Method Group Investigation, Learning Outcomes, PAI.

iii

KATA PENGANTAR

Asalamu’alaikum Wr.Wb wr.wb

Al-hamdulillahi rabibbil-‘aalamiin. Puji syukur atas rahmat, taufiq dan

hidayah-Nya yang telah memberikan kelapangaan kepada penulis sehinnga dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Hanya kepada-Nya penulis memohon

pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Allahumma shali ‘alaa

sayyidina Muhammad wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad. Shalawat serta salam

semoga tetap tercurah kepada junjungan dan suri tauladan umat manusia, Nabi

Muhammad saw, makhluk mulia yang penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang

kepada sesama manusia dan membawa kita pada jalan yang di ridhai Allah swt.

Terimakasih yang teramat banyak kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda

Sutarmin dan Ibunda Supriati, atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang

tercurahkan, yang telah mengajarkan penulis tentang kebaikan, arti cinta, makna

kehidupan dan yang telah mendidik penulis dengan penuh kasih sayang.

Dalam proses penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), penulis banyak mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, maka penulis

mengucapkan terima kasih juga kepada:

1. Ibu Dr. Hj. Nurlena Rifa’i, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

2. Bapak Dr. H. Abdul Majjid Khon, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam.

3. Ibu Marhamah Saleh, Lc,. MA. Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam.

4. Bapak Tanenji, MA. Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan waktunya

untuk membimbing dan memotivasi kepada penulis.

5. Bapak Maryono, SE. M. M.Pd, Kepala sekolah SMP N 3 Tangerang Selatan

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di

SMP N 3 Tangerang Selatan.

iv

6. Ibu Chairunnisa S.Pd. Guru PAI di SMP N 3 Tangerang Selatan yang telah

memberikan saran dan pengarahan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

7. Mamas-mamas ku tersayang Arifuddin, Ardiyansyah dan Ariswana yang

selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis secara moril

maupun nonmoril.

8. Abang Mursal Darwis S.SI yang selalu memberikan nasehat yang terdengar

indah dan menggugah, yang selalu memberikan kritikan meskipun

menyakitkan, dan yang telah mengubah hidup penulis dengan berusaha

lebih serius.

9. Sahabat-sahabat ku Septia Rahayu, Alis Arsita, Suprapti, Siti Maesaroh, Uni

Fadlilah, Siti Pujiati dan Yully Khusniah serta sahabat PAI angkatan 2010

yang senantiasa membantu dalam menyelesaikan penelitian.

10. Adik-adik SMP N 3 Tangerang Selatan yang telah mendukung proses

berjalannya penelitian.

Begitu panjang perjalanan untuk menempuh sebuah proses yang dinanti

untuk mendapatkan sebuah kebanggaan, lika-liku perjuangan, pengorbanan,

harapan dan semoga pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin.

.

Jakarta, 23 Oktober 2014

Wasalam,

Endang

v

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

ABSTRAK. ...................................................................................................... i

ABSTRACT ..................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... …… 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... …… 6

C. Pembatasan Masalah .................................................................... …… 7

D. Perumusan Masalah ...................................................................... …… 7

E. Tujuan Penelitian ......................................................................... …… 8

F. Manfaat Penelitian ....................................................................... …… 8

BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Strategi Pembelajaran Kooperatif ................................................ 11

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif ......................... 11

2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif .................... 13

3. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kooperatif .................... 15

vi

4. Aturan Dasar Pembelajaran Kooperatif .................................. 15

5. Ketrampilan Pembelajaran Kooperatif ................................... 16

6. Tujuan Pembelajaran kooperatif ............................................ 17

B. Metode Pembelajaran Group Investigation .................................. 18

1. Pengertian Metode Pembelajaran Group Investigation .......... 18

2. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Group Investigation 19

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Group Investigation

................................................................................................. 20

C. Metode Pembelajaran Puzzle ........................................................ 21

D. Hasil Belajar Siswa ....................................................................... 22

1. Pengertian Hasil Belajar .......................................................... 22

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar................... 25

3. Kriteria Pengukuran Hasil belajar ........................................... 27

E. Hakekat Pendidikan Agama Islam ................................................ 28

F. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 29

G. Kerangka Pikir .............................................................................. 31

H. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 36

B. Metode dan Desain Penelitian ....................................................... 36

C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 37

D. Variabel Penelitian ........................................................................ 38

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38

F. Instrumen Penelitian...................................................................... 39

vii

G. Uji Coba Instrumen ....................................................................... 40

1. Uji Validitas ............................................................................ 40

2. Uji Reliabilitas ........................................................................ 41

3. Uji Taraf Kesukaran Soal ........................................................ 42

4. Daya Pembeda ......................................................................... 42

H. Teknis Analisis Data ..................................................................... 43

1. Uji Normalitas ......................................................................... 43

2. Uji Homogenitas ..................................................................... 44

3. Uji Hipotesis ........................................................................... 45

I. Hipotesis Statistik ......................................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................

A. Profil SMP N 3 Tangerang Selatan ............................................... 47

1. Sejarah Singkat Sekolah .......................................................... 47

2. Kategori Kelas ......................................................................... 47

3. Identitas, Georafis, dan Sarana Prasarana ............................... 48

4. Visi, Misi dan Motto ............................................................... 48

5. Guru dan Tenaga Kependidikan.............................................. 49

6. Siswa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan ............................... 53

7. Sarana dan Prasarana............................................................... 53

B. Deskripsi Data ............................................................................... 56

1. Hasil Uji Validitas Soal .......................................................... 56

2. Hasil Uji Reliabilitas Soal ...................................................... 56

3. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal .......................................... 56

4. Hasil Uji Daya Pembeda Soal ................................................ 57

viii

C. Kegiatan Pembelajaran.................................................................. 57

1. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen

(Metode Group Investigation) ................................................ 57

2. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Kontrol (Metode

Puzzle) ..................................................................................... 58

D. Deskriptif Data .............................................................................. 59

1. Data Hasil Belajar PAI Siswa ................................................. 60

E. Pengujian Persyaratan Analisis ..................................................... 73

F. Uji Homogenitas ........................................................................... 74

G. Pengujian hipotesis dan pembahasan ............................................ 75

1. Uji Hipotesis Penelitian .......................................................... 75

2. Pembahasan hasil penelitian................................................... 76

H. Keterbatasan penelitian. ................................................................ 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................

A. Kesimpulan ................................................................................... 78

B. Saran .............................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... xi

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel penilaian dalam ranah kognitif. ................................................ 24

Tabel 3.1 Tabel desain penelitian pre-test dan post test kontrol group design ... 37

Tabel 3.2 Tabel matrik variable. ......................................................................... 38

Tabel 3.3 Tabel kriteria reliabilitas soal ............................................................. 41

Tabel 4.1 Tabel daftar Kepala Sekolah SMP 3 Tangerang Selatan................... 47

Tabel 4.2 Tabel jenjang Pendidikan dan Status Guru ........................................ 50

Tabel 4.3 Tabel data Jumlah Guru dan Statusnya .............................................. 51

Tabel 4.4 Tabel jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya 52

Tabel 4.5 Tabel tenaga Perpustakaan dan Laboratorium ................................... 52

Tabel 4.6 Tabel jumlah Siswa SMP N 3 Tangerang Selatan.............................. 53

Tabel 4.7 Tabel sarana dan Prasarana ................................................................ 53

Tabel 4.8 Tabel klasifikasi tingkat kesukaran butir soal 56

Tabel 4.9 Tabel klasifikasi tingkat daya pembeda ............................................. 57

Tabel 4.10 Tabel nilai Hasil pre-tes eksperimen .................................................. 60

Tabel 4.11 Tabel disribusi hasil pre-tes ekperimen .............................................. 61

Tabel 4.12 Tabel nilai hasil pre-tes kontrol .......................................................... 62

Tabel 4.13 Tabel disribusi hasil nilai pre-tes kontrol ........................................... 64

Tabel 4.14 Tabel nilai Hasil post-tes eksperimen................................................. 65

Tabel 4.15 Tabel disribusi hasil nilai pos-tes ekperimen ..................................... 67

Tabel 4.16 Tabel nilai post-tes kontrol ................................................................. 68

Tabel 4.17 Tabel disribusi hasil post-tes ekperiimen ........................................... 70

Tabel 4.18 Tabel keterangan diagran hasil pre-tes kelas ekperimen dan

kontrol................................................................................................ 71

Tabel 4.19 Tabel keterangan diagran hasil post-tes kelas ekperimen dan

kontrol................................................................................................. 72

Tabel 4.20. Tabel hasil uji normalitas pre-tes ekperimen dan kontrol .................. 73

Tabel 4.21 Tabel hasil uji normalitas post-tes ekperimen dan kontrol ................. 74

Tabel 4.22 Tabel hasil uji homogenitas ................................................................ 74

Tabel 4.23 Tabel hasil Uji Homogenitas Post-test ............................................... 75

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram frekuensi nilai pre-tes kelas ekperimen. ................................ 61

Gambar 4.2 Diagram frekuensi nilai pre- tes kelas kontrol ..................................... 64

Gambar 4.3 Diagram frekuensi nilai post-tes kelas kontrol. .................................... 67

Gambar 4.4 Diagram frekuensi nilai post-tes kelas ekperimen. ............................... 69

Gambar 4.5 Diagram frekuensi hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas

kontrol. ................................................................................................ 70

Gambar 4.6 Diagram frekuensi hasil post test kelas eksperimen dan kelas

kontrol. ................................................................................................ 72

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hakikat manusia hidup di dunia ini adalah untuk belajar. Belajar

merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi,

ketrampilan dan sikap. Belajar adalah karakteristik yang membedakan

manusia dengan makhluk lain, yang merupakan aktivitas yang selalu

dilakukan sepanjang hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar.

Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang

pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik

ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya

sendiri. Oleh karenanya pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan

segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para

pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi

mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya

mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang

dicapai oleh peserta didik.1

Menurut Trianto, Anthony Robins mendefinisikan belajar sebagai proses

menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami

dan sesuatu (pengetahuan) yang baru.2

Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki

kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Belajar

juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian

1 Asep Jihad., Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi PressIndo, 2008),

h. 1. 2 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Prenada, 2010),

Cet 3, h. 15.

2

makna yang dilakukan oleh individu. Proses belajar pada dasarnya dilakukan

untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi personal.3

Ahli pendidikan modern merumuskan perbuatan belajar adalah sebagai

berikut: belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri

seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat

pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, timbul dan berkembangnya sifat-

sifat sosial, susila dan emosional.4

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, para ahli psikologi dan pendidikan

mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan keahlian mereka

masing-masing.

1. James O. Whittaker, merumuskan belajar sebagai proses dimana

tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

2. Cronbach berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior

as a result of experienc. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukan

oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

3. Howard L. Kingkey bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku

(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

4. Drs. Slameto merumuskan bahwa belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu

itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.5

Belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu

kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau latihan. Belajar

berbeda dengan pertumbuhan dewasa, dimana perubahan tersebut dari hasil

genetik. Perubahan tingkah laku individu sebagai hasil belajar ditunjukkan

dengan berbagai aspek seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, persepsi,

motivasi dan gabungan dari aspek-aspek tersebut.6

3 Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Dian Rakyat, 2009), h.

6. 4 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 256.

5 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Cet 2, h. 13.

6 Sudjana, nana. Teori-Teori Belajar dan Pengajaran, (Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1990), h. 55.

3

Sedangkan pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, dimana

kegiatan guru sebagai pendidik harus mengajar dan murid sebagai terdidik

yang belajar. Dari sisi siswa sebagai pelaku belajar dan sisi guru sebagai

pembelajar, dapat ditemukan adanya perbedaan dan persamaan. Hubungan

guru dan siswa adalah hubungan fungsional, dalam arti pelaku pendidik dan

pelaku terdidik. Dari segi tujuan akan dicapai baik guru maupun siswa sama-

sama mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Meskipun demikian, tujuan guru dan

siswa tersebut dapat dipersatukan dalam tujuan instruksional.

Proses pembelajaran pada prinsipnya proses pengembangan moral

keagamaan, aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi

dan pengalaman belajar. Namun demikian dalam implementasinya masih

banyak kegiatan pembelajaran yang mengabaikan aktivitas dan kreatifitas

peserta didik tersebut. Hal ini banyak disebabkan oleh model dan sistem

pembelajaran yang lebih menekankan pada penguasaan kemampuan

intelektual saja serta proses pembelajaran terpusat pada guru di kelas,

sehingga keberadaan peserta didik hanya menunggu uraian guru kemudian

mencatat dan menghafalnya.7

Dalam kegiatan belajar, Sardiman menjelaskan bahwa Rousscau

memberi penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan

pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri dengan bekerja

sendiri, dan dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani

maupun teknis.8 Hal ini menunjukan setiap orang yang belajar harus aktif,

tanpa ada aktifitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Untuk

menumbuhkan sikap aktif, kreatif dan inovatif dari peserta didik tidaklah

mudah. Proses pembelajaran memposisikan siswa sebagai pendengar yang

mengakibatkan proses pembelajaran cenderung membosankan dan

menjadikan peserta didik malas belajar. Sikap peserta didik yang pasif tidak

7 Zurinal., Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian Uin Jakarta dan

Jakarta Press, 2006), h. 117-118. 8 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.

96.

4

hanya terjadi pada satu mata pelajaran saja tetapi hampir pada semua mata

pelajaran termasuk Pendidikan Agama Islam (PAI).

Salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat

dari pencapaian hasil belajar peserta didik. Keberhasilan peserta didik dalam

belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Salah satu faktor

eksternal yaitu metode pembelajaran, guru sebagai fasilitator dalam

pembelajaran harus mampu membuat siswa aktif dengan menerapkan

berbagai metode pembelajaran aktif guna meningkatkan hasil belajar peserta

didik. Faktor internal dalam belajar meliputi bakat, minat, motivasi, dan

kemampuan peserta didik. Kemampuan awal merupakan kemampuan yang

dimiliki oleh peserta didik sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Keanekaragaman kemampuan peserta didik yang ada akan berpengaruh

terhadap penguasan meteri pelajaran yang diajarkan guru di dalam kelas,

dengan demikian guru diharapkan dapat memilih metode yang baik dan tepat

sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan efektif.

Kondisi di SMP N 3 Tangerang Selatan, masih sering dijumpai adanya

permasalahan yang berkaitan dengan metode pembelajaran dalam mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selama ini dalam proses kegiatan belajar

mengajar siswa sangat pasif, siswa tidak menghiraukan materi yang

disampaikan bahkan ada beberapa siswa yang bercanda dengan temannya.

Sering kali guru terjebak dengan cara-cara konvensional yaitu berpusat pada

guru (teacher centered) yang hanya berorientasi pada pencapaian aspek-aspek

kognitif yang mengandalkan metode ceramah dalam pembelajarannya

sehingga menyebabkan kejenuhan, membosankan, dan siswa tertekan karena

harus mendengarkan guru bercerita beberapa jam tanpa memperhatikan siswa

terlibat dalam proses pembelajaran, ditambah lagi sarana prasarana yang

kurang memadai, media pembelajaran yang tidak tepat, dan lingkungan di

luar sekolah siswa yang kurang mendukung sehingga menyebabkan minat

dan hasil belajar siswa rendah.

5

Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan suatu strategi pembelajaran

yang tepat, menarik dan harus efektif sehingga siswa dapat aktif dalam

kegiatan pembelajaran dan dapat menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa

setelah proses pembelajaran berlangsung.

Salah satu starategi pembelajaran yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif.

Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran

yang memungkinkan peserta didik bekerja sama untuk memaksimalkan

belajar mereka dalam kelompok. Selama belajar kooperatif, siswa akan

memiliki ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam

kelompoknya, seperti keterampilan menjadi pendengar aktif, keterampilan

memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi

dan lain sebagainya.

Pembelajaran kooperatif ini didasarkan pada pandangan bahwa setiap

peserta didik mempunyai perbedaan-perbedaan dan persamaan antara satu

dengan yang lainnya. Perbedaan itu bukanlah untuk dipertentangkan atau

dipisahkan, melainkan harus diintegrasikan. Seorang peserta didik yang

cerdas, dapat disatukan dengan peserta didik yang kurang cerdas, sehingga

peserta didik yang kurang cerdas dapat dibantu oleh peserta didik yang

cerdas. Demikian pula persamaan yang dimiliki antara peserta didik yang satu

dengan yang lainnya dapat disinergikan sehingga dapat saling menunjang

secara optimal.9 Pembelajaran kooperatif berpotensi menjadikan kelas

sebagai tempat yang produktif dan menyenangkan, dimana siswa bisa belajar

bekerja sama dan bekerja sama dalam belajar.10

Terkait dengan berbagai variasi dalam model pembelajaran kooperatif,

yang diantaranya adalah Student Teams Achievement Division (STAD), Teams

Games Tournament (TGT), Think Pair Share (TPS), Jigsaw (tim ahli), dan Group

Investigation (GI). Akan tetapi di dalam penelitian ini penulis menggunakan

9 Abudin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,

2009), h. 155. 10

Thomas Lickona, Pendidikan Karakter, Terj. Lita S, (Bandung: Nusa Media, 2013), h.

254.

6

model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (investigasi

kelompok).

Metode pembelajaran Group Investigation merupakan suatu model

pembelajaran kooperatif yang menekankan proyek investigasi kelompok,

dimana siswa akan diberi proyek investigasi terkait dengan kehidupan sehari-

hari sesuai dengan materi pokok yang diberikan.

Sebagai bagian dari investigasi, para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas. Sumber-sumber

(bermacam buku, institusi, orang) menawarkan sederetan gagasan, opini,

data, solusi, ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari. Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya menghasilkan buah

karya kelompok. Model pembelajaran ini dilakukan dengan 6 tahap, yaitu:

seleksi topik, merencanakan kerjasama, implementasi, analisis dan sistesis,

penyajian hasil akhir dan evaluasi.11

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP

INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 3 TANGERANG

SELATAN”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, beberapa masalah

diidentifikasikan, sebagai berikut:

1. Pada proses pembelajaran, guru kurang melakukan variasi-variasi metode

pembelajaran, hal ini menyebabkan pembelajaran berlangsung secara

monoton dan mengakibatkan siswa menjadi jenuh. Hal ini terlihat dari

11

Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa

Media, 2005), h. 216.

7

hasil observasi bahwa guru lebih sering menggunakan metode ceramah

dan penugasan.

2. Rendahnya perhatian dan partisipasi siswa dalam pembelajaran PAI, hal

ini berdasarkan hasil observasi yang menyatakan bahwa siswa lebih

senang mengobrol dengan temannya, siswa lebih banyak mendengar dan

mencatat dan siswa enggan untuk bertanya.

3. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PAI yang diperoleh masih

banyak yang dibawah Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) yang telah

ditentukan.

4. Siswa masih dianggap sebagai objek belajar yang tidak memiliki potensi

dan pengetahuan. Hal ini didasarkan pada hasil observasi bahwa siswa

tidak diberi kesempatan untuk menemukan pengetahuannya sendiri,

siswa cenderung pasif dan lebih banyak mendapatkan pengetahuan dari

apa yang disampaikan guru.

C. Pembatasan Masalah

Dari pernyataan yang timbul dalam identifikasi masalah dan agar

penelitian ini mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan, maka dalam

penulisan penelitian ini, penulis membatasi masalah ini pada:

1. Pemilihan metode Group Investigation dalam pembelajaran PAI di SMP

N 3 Tangerang Selatan.

2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI dengan materi menghindari

perilaku tercela.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, maka masalah yang akan

diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode Group

Investigation?

8

2. Bagaimana hasil belajar setelah menggunakan metode Group

Investigation?

3. Apakah ada pengaruh pembelajaran dengan metode Group Investigation

terhadap hasil belajar PAI di SMP N 3 Tangerang Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang

menggunakan metode Group Investigation?

2. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar setelah menggunakan metode

Group Investigation?

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pembelajaran dengan metode

Group Investigation terhadap hasil belajar PAI di SMP N 3 Tangerang

Selatan?

4. Manfaat Penelitian

Pembelajaran dengan menggunakan penelitian Metode Group

Investigation ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca untuk

dijadikan referensi dan dapat menjadi solusi kepada peneliti dalam

mengembangkan metode pengajaran khususnya untuk mata pelajaran PAI

sehingga peneliti dapat menerapkan metode pengajaran yang lebih

bervariasi kepada para siswa.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peserta Didik

1) Menumbuhkan kerja sama serta rasa kebersamaan antar siswa.

2) Mengajak siswa untuk menjadi lebih aktif dalam proses belajar.

3) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI.

9

4) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bervariasi

serta dapat memperoleh pengalaman belajar.

5) Menumbuhkan rasa tanggung jawab pada setiap siswa.

6) Membuat siswa mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam

diskusi kelompok.

b. Bagi Guru

1) Menambah wawasan tentang metode pembelajaran yang efektif

dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2) Memberikan masukan mengenai model pembelajaran kooperatif

tipe Group Investigation.

3) Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan

dan keterampilannya dalam menghidupakn suasana belajar di

kelas.

4) Mendorong guru untuk mempersiapkan metode belajar yang

bervariasi dalam setiap pembelajaran sehingga membuat belajar

mengajar lebih menyenangkan.

c. Bagi Sekolah

Memberikan masukan yang bermanfaat bagi sekolah dalam

rangka perbaikan proses belajar mengajar mata pelajaran PAI

khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya agar hasil

ketuntasan menjadi meningkat.

d. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Memberikan masukan kepada peneliti lain mengenai metode

Group Investigation sehingga dapat diteliti lebih lanjut mengenai

metode pembelajaran ini.

10

BAB II

KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Strategi Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis adalah

kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan

lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka

saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam

kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang

kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi

aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.12

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi

semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin

oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif

dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan

pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi

yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah

yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada

akhir tugas.13

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar

dan sengaja mengembangkan interaksi dan saling asuh antar siswa untuk

menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat

menimbulkan permusuhan.14

12

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2007), h. 41. 13

Agus Suprijono, Cooperatif Learning dan Teori Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:

Pustaka Belajar, 2009), h. 54. 14

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2010), h. 359.

11

Slavin mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah strategi

pembelajaran dimana peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6

orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya

dikatakan pula, keberhasilan dari kelompok tergantung dari kemampuan

dan aktifitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara

kelompok.15

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

berorientasi pada tim (kelompok). Pada pembelajaran kooperatif ini

peserta didik berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak

kurang lebih 4 sampai 5 orang. Dalam belajar secara kooperatif ini terjadi

interaksi antara anggota kelompok. Semua anggota kelompok harus turut

terlibat, karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas

anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu.16

Sehubungan dengan pengertian tersebut, penulis menambahkan

bahwa belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam

pembelajaran yang memungkinkan peserta didik bekerja sama untuk

memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam

kelompok.

Sebuah analisis penelitian menunjukan, dalam kelompok siswa-

siswa akan belajar lebih cepat, dan bahwa pengalaman kelompok sering

beralih ke anggota-anggota kelompok sehingga mereka bekerja lebih

efektif. Akan tetapi ada beberapa keterbatasannya. Beberapa siswa yang

pandai tidak menikmati manfaat dari pengalaman belajar berkelompok,

dan bagi mereka proses social yang terjadi di dalam kelompok sebenarnya

merupakan hambatan bagi kegiatan belajar mereka. Namun keuntungan

15

Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperatif Learning, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 4. 16

Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, Revolusi Mengajar, (Bandung : HDP

Press. 2012), h. 59.

12

kerja kelompok ini terletak pada perubahan yang menyangkut motivasi,

emosi dan sikap.17

Melalui strategi pembelajaran kooperatif, siswa bukan hanya

belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam proses belajar

mengajar, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus

mempunya kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain, sehingga

semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang

relative sama atau sejajar. Pada saat siswa belajar dalam kelompok akan

berkembang suasana belajar yang terbuka dalam dimensi kesejawatan,

karena pada saat itu akan terjadi proses belajar kolaboratif dalam

hubungan pribadi yang saling membutuhkan. Pada saat itu juga siswa

belajar dalam kelompok kecil akan tumbuh dan berkembang pola belajar

tutor sebaya dan belajar secara bekerjasama. Pada saat proses

pembelajaran, guru bukan lagi berperan sebagai satu-satunya nara sumber,

tetapi berperan sebagai mediator, stabilisator dan menejer pembelajaran.18

Strategi pembelajaran kooperatif tampak akan dapat melatih

peserta didik untuk mendengar pendapat-pendapat orang lain dan

menyimpulkan dalam suatu pendapat, belajar untuk saling tolong

menolong, pendidik membentuk peserta didiknya untuk mudah memahami

materi dan sesama peserta didik saling membantu. Hal ini memang sangat

dianjurkan dalam Al-Qur’an untuk saling tolong menolong yang

dijelaskan dalam surat At-Taubat ayat 71 :

17

Mukhtar., Martinis Yamin, Metode Pembelajaran yang Berhasil, (Jakarta: Sasama

Mitra Suksesa, 2002), h. 49. 18

Masitoh., Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), h. 232.

13

Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,

sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.

mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang

munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah

dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya

Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. At-Taubah: 71).19

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran

kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menekankan peserta

didiknya untuk belajar bekerja sama dalam memecahkan suatu

permasalahan yang ada, dengan bentuk kelompok kecil, yang bertujuan

untuk mengasah imajinasi peserta didik, yang memiliki tingkat

kemampuan dengan latar belakang yang berbeda, mulai dari tingkat

kemampuan yang tinggi, sedang maupun yang rendah. Serta dapat

melatih peserta didik untuk bisa berinteraksi dengan baik antar sesama,

akan menciptakan pribadi-pribadi yang memiliki rasa tanggung jawab

dan mampu menghargai pendapat orang lain.

2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif

Sanjaya mengungkapkan pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan

dalam beberapa perspektif, yaitu Perspektif motivasi artinya penghargaan

yang diberikan kepada kelompok yang dalam kegiatannya saling

membantu untuk memperjuangkan keberhasilan kelompok, perspektif

sosial artinya melalui kooperatif setiap peserta didik akan saling

membantu dalam belajar, karena mereka ingin semua anggota kelompok

memperoleh keberhasilan, perspektif perkembangan kognitif artinya

dengan adanya interaksi antar anggota kelompok dapat mengembangkan

prestasi peserta didik untuk berfikir mengolah informasi.20

19

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, (Jakarta: Departemen Agama, 2007), h. 198. 20

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 206.

14

Adapun karakteristik atau pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan

sebagai berikut: 21

a. Pembelajaran secara tim

Pembelajaran kooperatif pembelajaran yang dilakukan secara

tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan, oleh karena itu,

tim harus mampu membuat setiap peserta didik belajar. Setiap anggota

tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan.

b. Didasarkan pada manajemen kooperatif

Manajemen mempunyai tiga fungsi yaitu 1) fungsi manajemen

sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukan bahwa pembelajaran

kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-

langkah pembelajaran yang sudah ditentukan. Misalnya tujuan apa

yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang harus

digunakan untuk mencapai tujuan, dan lain sebagainya. 2) fungsi

manajemen sebagai organisasi, menunjukan bahwa pembelajaran

kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses

pembelajaran berjalan dengan efektif. 3) fungsi manajemen sebagai

kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu

ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun non

tes.

c. Kemampuan untuk bekerja sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan

secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama

perlu ditentukan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama

yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang

maksimal.

d. Keterampilan bekerja sama

Keterampilan bekerja sama itu dipraktkikan melalui aktivitas

dalam kegiatan pembelajaran secara kelompok. Dengan demikian,

peserta didik perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan

21

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, h. 208.

15

berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

Pembelajaran koopertif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan

penghargaan kooperatif. Peserta didik yang bekerja dalam situasi

pembelajaran kooperatif didorong dan dikehendaki untuk bekerja sama

pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengoordinasikan

usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam penerapan

pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu

sama lain untuk mencapai penghargaan bersama.

3. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kooperatif

Dalam menggunakan model pembelajaran, ada beberapa konsep dasar

yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas

b. Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar

c. Ketergantungan yang bersifat pasif

d. Interaksi yang bersifat terbuka

e. Tanggung jawab individu

f. Kelompok bersifat heterogen

g. Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif

h. Tindak lanjut

i. Kepuasan dalam belajar.22

4. Aturan Dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kelompok mempunyai aturan dasar, yaitu:

a. Siswa tetap berada dalam kelompoknya selama proses pembelajaran

berlangsung.

b. Siswa mengajukan pertanyaaan kepada kelompoknya sebelum

menayakan kepada gurunya.

22

Etin Solihatin dan Raharjo, Coopertif Learing Analisis Pembalajaran IPS, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2009), cet.4, h. 6-9

16

c. Siswa harus memberikan umpan balik pada ide-ide temannya dan

siswa dianjurkan untuk menghindari pemberian kritik.23

5. Ketrampilan Pembelajaran Kooperatif

Sebagai suatu ketrampilan belajar, ketrampilan kooperatif memiliki

tingkat-tingkat, yaitu:

a. Ketrampilan kooperatif tingkat awal

1) Menggunakan kesepakan

2) Menghargai pendapat

3) Menggunakan suara pelan

4) Mengambil giliran dan berbagi tugas

5) Berada dalam kelompok

6) Berada dalam tugas

7) Mendorong partisipasi

8) Mengundang orang lain untuk berbicara

9) Menyelesaikan tugas tepat waktu

10) Menyebut nama orang memandang pembicara

11) Mengatasi gangguan

12) Menolong tanpa member jawaban

13) Menghormati perbedaan induvidu

b. Ketrampilan kooperatif tingkat menengah

1) Menunjukakan penghargaan dan empati

2) Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima

3) Mendengarkaan secara aktif

4) Bertanya

5) Menggunakan pesan “saya”

6) Membuat ringkasan

7) Menafsirkan

8) Mengatur dan mengotganisasi

23

Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, Revolusi Mengajar, (Bandung: HPD Press.

2012), h. 63.

17

9) Memeriksa ketepatan

10) Menerima tanggung jawab

11) Menggunakan kesabaran

12) Tetap tenang atau mengurangi ketegaangan

c. Ketrampilan kooperatif tingkat mahir

1) Mengelaborasi

2) Memeriksa secara cermat

3) Menanyakan kebenaran

4) Menganjurkan suatu posisi

5) Menetapkan tujuan

6) Berkompromi

7) Menghadapi masalah khusus.24

6. Tujuan Pembelajaran kooperatif

Tujuan pokok belajar kooperatif memaksimalkan belajar siswa untuk

meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu

maupun kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan

sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai

latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-

keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah.25

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga

tujuan pembelajaran yang sangat penting, yakni:

1) Prestasi akademik

Meskipun pembelajaram kooperatif mencangkup bebagai tujuan

sosial, namun pembelajaraan kooperatif dapat juga digunakan untuk

meningkatkan pretasi akademik.

2) Penerimaan akan keanakaragaman

24

Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, Revolusi Mengajar, (Bandung: HPD Press.

2012), h. 63-64. 25

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010), h.

57.

18

Efek penting ke dua dari model pembelajaran kooperatif adalah

penerimaan yang lebih luas dari orang-orang yang berbeda

berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan

ketidakmampuannya.

3) Pengembangan ketrampilan sosial

Efek penting ke tiga adalah mengajarkan kepada siswa

ketrampilan-ketrampilan kerjasama dan kolaborasi.26

B. Metode Pembelajaran Group Investigation

1. Pengertian Metode Pembelajaran Group Investigation

Group Investigation merupakan salah satu bentuk model

pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas

siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan

dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku

pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan

sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk

mempelajarinya melalui investigasi. strategi ini menuntut para siswa

untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun

dalam keterampilan proses kelompok.

Dalam metode pembelajaran Group Investigation, interaksi sosial

menjadi salah satu faktor penting bagi perkembangan skema mental yang

baru. Dimana dalam pembelajaran ini memberi kebebasan kepada

pembelajar untuk berpikir secara analitis, kreatif, reflektif, dan

produktif.27

Menurut Sharan metode Group Investigation lebih menekankan

pada pilihan dan kontrol siswa dari pada menerapkan tehnik-tehnik

26

Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, Revolusi Mengajar, (Bandung: HPD Press.

2012), h. 63. 27

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 224.

19

pengajaran di ruang kelas. Dalam metode Group Investigation siswa

diberi kontrol dan pilihan penuh dan merencanakan apa yang ingin

dipelajari dan diinvestigasi. Menurut Rusman, Mafun menjelaskan bahwa

metode Group Investigation dapat dipakai guru untuk mengembangkan

kreatifitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. 28

Dalam penjelasan di atas bahwa metode Group Investigation

adalah dalam investigasi kelompok siswa diberikan tanggung jawab

terhadap pekerjaan mereka, baik secara individu, berpasangan maupun

dalam kelompok. Dimana dalam pembelajaran Group Investigation

menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri

materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari.

2. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Group Investigation

a. Mengidentifikasi topik dan mengatur murid kedalam kelompok

1) Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik,

dan mengategorikan saran-saran.

2) Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari

topik yang mereka pilih.

3) Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi

pengaturan.

b. Merencanakan tugas yang akan dipelajari

1) Para siswa merencanakan bersama mengenai:

Apa yang akan kita pelajari?

Bagaimana kita mempelajarinya?

Siapa melakukan apa? (pembagian tugas)

Untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini?

c. Melaksanakan investigasi

1) Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan

membuat kesimpulan

28

Dr. Rusman M. Pd, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 222.

20

2) Setiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang

dilakukan kelompoknya

3) Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan

mensintensis semua gagasan.

d. Menyiapkan laporan akhir

1) Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari

pembahasan mereka

2) Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan,

dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

3) Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasi rencana-rencana presentasi

e. Mempresentasikan laporan akhir

1) Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai bentuk

2) Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengaran

secara aktif

3) Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan

presentasi berdasarkan kriteria yang telah di tentukan seluruhnya

oleh anggota kelas.

f. Evaluasi

1) Para siswa saling memberi umpan balik mengenai topik tersebut

2) Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran

siswa

3) Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling

tinggi. 29

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Group

Investigation

Penulis menambahkan kekurangan dan kelebihan strategi

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah sebagai berikut:

29

Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa

Media, 2005), h. 218.

21

a. Kelebihan :

1) Dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir

mandiri, analitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif

2) Dapat melatih siswa untuk mengembangkan sikap saling

memahami dan menghormati (demokrasi)

3) Dapat melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam

berkomunikasi

4) Dapat menumbuhkan sikap saling bekerjasama antar siswa

b. Kelemahan:

1) Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat

menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah

2) Dapat terjadi siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang

pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai

3) Dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang relatif lama.

4) Sulit diterapkan apabila siswa tidak memiliki kemampuan

berkomunikasi yang baik.30

C. Metode Pembelajaran Puzzle

Mendesain tes uji pada teka-teki silang mengundang keterlibatan dan

partisipasi langsung. Teka-teki silang dapat diselesaikan secara individu

atau secara tim.

Prosedur pelaksanaaan Puzzle yaitu :

1. Mencurahkan gagasaan (brainstorming) beberapa istilah atau nama-

nama kunci yang berkaitan dengan pelajaran studi yang telah

diselesaikan.

2. Susunlah teka-teki silang sederhana, yang mencangkup item-item

sebanyak yang didapatkan. Hitamkan kotak-kotak yang tidak

diperlukan. (catatan : jika terlalu sulit untuk membuat teka-teki silang,

30

Penulis menambahkan kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation.

22

deselangi dengan item-item yang menyenangkan, yang tidak

berkaaitan dengan pelajaran).

3. Buatlah contoh-contoh item-item silang, gunakan di antara macam-

macam berikut ini :

a) Definisi pendek, contohnya : tes yang digunakan untuk

menentukan reliabilitas

b) Kategori yang sesuai dengan item, contohnya : jenis gas

c) Lawan kata, contohnya : lawan kata dari haram

4. Bagikan teka-teki kepada peserta didik, baik secara individual maupun

secara tim.

5. Tentukan batasan waktu. Serahkan hadian kepada individu atau tim

dengan benda yang paling konkret.31

Metode pembelajaran aktif Puzzle dapat divariasikan sebagai berikut :

a) Perintahkan seluruh kelompok bekerja secara kooperatif untuk

menyelesaikan teka-teki silang.

b) Sederhanakan teka-teki silang dengan menentukan satu kata yang

menjadi kuncu untuk seluruh pelajaran. Tulislah teka-teki itu secara

saling horizontal. Gunakan kata yang meringkas poin-pooin lain

dalam sesi latihan dan susunlah kata itu secara vertical ke dalam

kata kunci.32

D. Hasil Belajar Siswa

1. Pengertian Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar secara etimologi terdiri dari dua kata yaitu

kata “hasil” dan “belajar”, menurut kamus besar bahasa Indonesia kata

“hasil” adalah sesuatu yang diperoleh dengan usaha. Sedangkan kata

“belajar” adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, perubahan itu

31

Mel, Silberman. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta: Pustaka

Insan Madani, 2009), h. 246-246. 32

Mel, Silberman. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif., h.247.

23

dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada

kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.33

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

melalui kegiatan pembelajaran. Belajar itu sendiri merupakan suatu

proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk

perubahan perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan pembelajaran

atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar.

Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan

pembelajaran atau tujuan instruksional.34

Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman-

pengalaman belajarnya.35

Menurut Muhibin Syah hasil belajar adalah

Perubahan sebagai akibat pengalaman belajar dan proses belajar siswa.36

Dari teori yang dikemukakan para ahli tentang hasil belajar

tersebut di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa hasil

belajar merupakan hasil yang dapat dicapai oleh siswa setelah diadakan

proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu dan materi

penyajian yang tertentu pula sebagai akibat pengalaman belajar sesuai

dengan tujuan yang telah disusun dalam indikator pembelajaran.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dapat dilihat dari

tiga kategori ranah yaitu:

a) Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisis, sintesis dan penilaian.

b) Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif

meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau

33

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remadja Karya, 1984), h. 81 34

Asep Jihad., Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. (Yogyakarta: Multi PressIndo, 2008),

h. 14. 35

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2009, hlm. 22

36

Muhibin syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2009), h. 216.

24

reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau

kompleks nilai.

c) Ranah Psikomotor, meliputi keterampilan motorik, manipulasi

benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan,

mengamati).

Dalam penelitian ini hasil belajar menurut teori Taksonomi Bloom

dibatasi dengan ranah kognitif saja. Beberapa kemampuan kognitif antara

lain:

a) Pengetahuan, tentang suatu materi yang dipelajari.

b) Pemahaman, memahami makna materi

c) Aplikasi atau penerapan penggunaan materi atau aturan teoritis yang

prinsip

d) Analisa, sebuah proses analisis teoritis dengan menggunakan

kemampuan akal

e) Sintesa, kemampuan memadukan konsep, sehingga menemukan

konsep baru

f) Evaluasi, kemampuan melakukan evaluatif atas penguasaan materi

pengetahuan.

Untuk mengukur dan memperoleh data hasil belajar peserta didik

adalah mengetahui garis-garis besar indikator yang dikaitkan dengan

jenis hasil belajar yang hendak diukur. Agar memudahkan dalam

menggunakan alat dan kiat evaluasi yang dipandang tepat, berikut adalah

tabel penyusunan jenis, indikator dan evaluasi hasil belajar.37

Tabel 2.1

Penilaian Dalam Ranah Kognitif

Ranah /Jenis hasil

belajar

Indikator Cara evaluasi

Ranah Kognitif

1. Pengetahuan

1. Dapat menjelaskan

2. Dapat menunjukkan

1. Tes tertulis

2. Observasi

37

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda, 2008),

h. 151.

25

2. Pemahaman

3. Penerapan

4. Analisis

5. Sintetis

6. Evaluasi

3. Dapat menyebutkan

1. Dapat menjelaskan

2. Dapat menguraikan

3. Dapat membedakan

1. Dapat menentukan

2. Dapatmenerapkan

atau memberikan

contoh

3. Dapat

menggambarkan

1. Dapat menguraikan

2. Dapat menemukan

3. Dapat

menyimpulkan

1. Dapat melengkapi

2. Dapat

menyimpulkan

3. Dapat membentuk

1. Dapat membuktikan

2. Dapat

Menyimpulkan

1. Tes tertulis

2. Observasi

1. Pemberian

tugas

1. Tes tertulis

2. observasi

1.Tes tertulis

2. observasi

1. Tes tertuli

2. Pemberian

tugas

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa

dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Faktor Internal Siswa

26

Adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang

meliputi dua aspek, yakni:

1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) yang menyangkut

keadaan jasmani individu, yaitu keadaan jasmani, keadaan fungsi-

fungsi jasmani tertentu terutama panca indera.

2) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) yang berasal dari dalam

diri siswa seperti kecerdasan/intelegensi, bakat, minat, sikap dan

motivasi siswa.

b. Faktor Eksternal Siswa

Seperti halnya faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga

terdiri atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor

lingkungan non sosial. Faktor sosial adalah hubungan antar manusia

yang terjadi dalam berbagai situasi sosial, diantaranya yaitu keluarga,

sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan faktor non

sosial yaitu lingkungan alam dan fisik seperti keadaan gedung dan

letaknya, rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber

dan sebagainya.

c. Faktor Pendekatan Belajar

Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana

yang telah dipaparkan di atas, faktor pendekatan belajar juga

berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut.

Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep

misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar

yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar

surface atau reproductive.38

Faktor-faktor di atas sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

yang akan diperoleh dalam pencapaian tujuan.

38

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2011). Cet.ke 18, h. 129-136.

27

3. Kriteria Pengukuran Hasil belajar

Untuk mengetahui baik buruknya hasil belajar peserta didik maka

diperlukan suatu tindakan yaitu evaluasi. Evaluasi merupakan suatu

penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dalam sebuah program. Menurut Tardif, evaluasi adalah proses

penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa

sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.39

Dari pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa evaluasi sangat diperlukan dalam pendidikan dan

pengajaran untuk mengetahui tingkat kemampuan yang dicapai peserta

didik.

Dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran menempuh tiga fase

yaitu:

a. Pre tes (tes awal)

Dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat kemampuan

peserta didik terhadap materi pembelajaran yang akan dipelajari.

b. Proses-Proses

pembelajaran yang dilakukan pendidik berpegang pada

program kegiatan

c. Post tes (tes akhir evaluasi)

Materi pembelajaran yang diteskan dalam evaluasi sama

dengan pre tes.40

Melalui evaluasi tersebut akan dapat menghasilkan pengukuran yang

sesuai dengan kemampuan yang sebenarnya sehingga dapat diketahui

dengan pasti pada taraf masing-masing peserta didik itu memiliki

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Taraf kemampuan keberhasilan

dinyatakan dengan evaluasi yakni dengan nilai.

39 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Pt. Raja grafindo Persada, 2009), h. 197.

40 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2008), h. 12.

28

E. Hakekat Pendidikan Agama Islam

Sebelum membahas tentang pendidikan agama Islam terlebih dahulu

perlu dibahas tentang pengertian pendidikan itu sendiri. Para tokoh

berbeda pendapat dalam mendefinisikan pendidikan. Perbedaan itu

disebabkan karena masing-masing tokoh berbeda dalam memberikan

tekanan-tekanan dan tinjauan terhadap pendidikan.

Istilah pendidikan berasal dari kata didik dan memberikan awalan kata

“Pe” dan akhiran “Kan” yang mengandung arti “Perbuatan”. Istilah

pendidikan ini semua berasal dari bahasa Yunani yaitu “Pedadogik” yang

berarti bimbingan yang diberikan kapada anak. Paedagogy berasal dari

dua kata yaitu paedos yang berarti anak dan agoge yang berarti saya

membimbing atau memimpin. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke

dalam bahasa Inggris dengan “Education” yang berarti pengembangan

anak bimbingan.41

Dalam pengertian yang sederhana, pendidikan sering dimaknai

sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-

potensi pembawaan, baik potensi jasmani maupun rohani sesuai dengan

nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Selain itu dalam

pengertiaan yang umum, pendidikaan juga diartikan dengaan proses

bimbingan, pengajaran dan pelatihan yang dilakukan oleh manusia kepada

manusia lain dalam rangka pencapaian keedewasaan.42

Secara terminologi, para ilmuan mendefinisikan pendidikan dalam arti

luas pada beberapa versi, salah satunya yaitu menurut Abdul Rahman An-

Nahlawi mengartikan pendidikan merupakan kegiatan yang betul-betul

memiliki tujuan, sasaran, dan target.43

41

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002 ), cet.Ke-4.hlm. 1 42

Wahdi Sayuti dan Zurinal Z, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan

Pendidikan, (Jakarta: Jakarta Press, 2006), cet.I, h.1-2. 43

Abdul Rahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat,(Bina

Insani Press, 1995),h.21

29

Sedangkan pendidikan Islam menurut Zakiah Darajat adalah suatu

usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat

memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang

pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai

pandangan hidup.44

Dari beberapa pengertian yang dikemukan oleh beberapa ilmuan

dalam mendefinisikan pendidikan dan pendidikan Islam, maka penulis

mengambil kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu

proses bimbingan dan bantuan secara sadar dan sengaja terhadap anak

didik dengan berlandaskan kepada ajaran Islam dalam pertumbuhan serta

perkembangan jasmani dan rohaninya. Pendidikan Agama Islam bukan

hanya sekedar penambahan pengetahuan akan tetapi bagaimana

pengetahuan dan pelaksanaan yang telah didapatkan itu dapat dipraktikkan

dalam kehidupan sehari-hari.

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hasil penelitian sebelumnya

yang dianggap relevan sebagai acuan penelitian.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Ana Pertiwi (2010) Mahasiswa

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, yang berjudul “Penerapan

kooperatif tipe Group Investigation untuk meningkatkan hasil belajar dan

untuk meningkatkan respon positif siswa dalam pelajaran PKN”. Dari

hasil penelitiannya disebutkan bahwa terdapat Penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan

hasil belajar PKn pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Pekutatan. Hal

ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajarsiswa pada siklus I rata-rata

73,4 daya serap 73,4% dengan ketuntasan belajar 57,1% yang tergolong

dalam kualifikasi baik namun belum memenuhi KKM. Sedangkan skor

44

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama islam Berbasis Kompetensi:

Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet.ke-

3,h.130

30

rata-rata hasil belajar pada siklus II meningkat menjadi 76,1, daya serap

76, 1% dengan ketuntasan belajar 82,8% yang tergolong dalam kualifikasi

baik dan sudah memenuhi KKM. Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation dapat menumbuhkan respon positif

siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Pekutatan dalam pelajaran PKn. Hal

ini dapat dilihat dari adanya peningkatan respon siswa pada setiap

siklusnya. Pada siklus I diperoleh respon rata-rata 36,8 dan meningkat

pada siklus II menjadi rata-rata 38,7 dengan kriteria respon positif.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dalam

pelajaran PKn di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Pekutatan mengalami

kendala pada siklus I yaitu :(1) Pelaksanaan pembelajaran siklus I pada

pertemuan pertama siswa masih ribut dalam pembentukan kelompok dan

belum mampu memanfaatkan waktu seefisien mungkin sehingga

berpengaruh pada waktu jam pelajaran yang tersedia, (2) Pada pelaksanaan

siklus I ada anggota kelompok yang kurang aktif dalam hal kerjasamanya

untuk mengerjakan tugas diskusi, sehingga tugas yang diberikan lambat

terselesaikan, (3) Pada pelaksanaan siklus I ada anggota kelompok yang

ragu dalam mengemukakan pendapat, sehingga kelompok tersebut tidak

maksimal mendapatkan nilai yang diinginkan.45

2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuniata Haffidianti (2011),

mahasiswa fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo,

Semarang, yang berjudul “penerapan model pembelajaran Group

Investigation dalam upaya peningkatan hasil belajar peserta didik pada

materi pokok bangun ruang”. Dari hasil penelitian tersebut menunjukan

bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation pada

materi pokok bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

kelas VIII F MTs Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2010-2011. Hal ini

ditunjukan pada peningkatan hasil akhir tiap siklus yaitu pada pra siklus

rata-rata hasil belajar sebesar 52.97 dengan ketuntasan belajar 26.32%,

45

Sumber data diambil dari Perputakaan Digital Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

berbentuk PDF pada Tanggal 22 Juli 2014.

31

pada siklus I rata–rata hasil belajar peserta didik meningkat menjadi 57.89

dengan ketuntasan klasikal 52.63%, dan pada siklus II rata-rata hasil

belajar peserta didik lebih meningkat lagi mencapai 74.90 dengan

ketuntasan klasikal 91.89%.46

3. Penelitian yang dilakukan oleh Mutmainah (2013), mahasiswa Universitas

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berjudul “penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dalam meningkatkan

motivasi belajar Matematika di SDIT Bina Insani”, menunjukan bahwa

Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

dapat meningkatkan Motivasi belajar matematika siswa. Hal ini

berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian pada pengamatan,

angket motivasi, lembar panduan observasi dan wawancara.47

Pada hasil penelitian relevan di atas, peneliti mendapatkan kesimpulan

bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran Group

Investigation terhadap hasil belajar dan hasil penelitian diatas menggunakan

metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Karena dalam hasil ketiga

penelitian tersebut menggunakan Penelitian Tindakan Kelas maka dari itu

peneliti ingin peneliti hasil belajar siswa menggunakan metode penelitian

quasi ekperimen dan dari beberapa penelitian yang peneliti baca penelitian

yang dilakukan hanya meneliti mata pelajaran umum, maka dari itu peneliti

ingin meneliti dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

G. Kerangka Pikir

Pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup

seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah. Oleh karena itu,

islam mempedomani seluruh aspek kehidupan manusia muslim baik duniawi

maupun ukhrawi.

46

Sumber data diambil dari Perputakaan Digital IAIN Walisongo Semarang berbentuk PDF

pada Tanggal 22 Juli 2014. 47

Sumber data diambil dari Perputakaan Digital Universitas Islam Negeri berbentuk PDF

pada Tanggal 22 Juli 2014..

32

Upaya meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran PAI perlu

diperhatikan seingga proses pembalajaran yang dilakukan harus diupayakan

dan mampu menuntun siswa untuk berfikir kreatif, membentuk sikap positif,

memecahkan masalah dan memungkinkan siswa untuk mengorganisasikan

belajarnya sendiri, sehingga pada akhirnya siswa dapat memahami konsep

konsep PAI secara benar dan utuh serta dapat mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajaran terjadi ketika ada interaksi antara guru dengan

siswa, siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa. Guru berupaya

membelajarkankan siswa dengan berbagai cara, salah satunya dengan

pembelajaraan kooperatif. Pembelajaran kooperatif sebagai salah satu metode

yang dapat menjadikan siswa lebih aktif selama proses belajar mengajar,

selain itu juga melatih siswa untuk mampu mensosialisaskikan ilmunya dalam

kehidupan bermasyarakat.

Dalam proses belajar mengajar di kelas, cara seorang guru

menyampaikan materi pelajaran sangat mempengaruhi proses belajar

mengajar tersebut. Untuk itu guru dituntut kreatifitasnya dalam menciptakan

suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai.

Salah satunya adalah metode pembelajaran kooperatif learning.

Pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada

proses pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif learning siswa belajar

bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama

lain, namun pembelajaran kooperatif tidak sekedar kerja kelompok biasa

tetapi peran dan keaktifan siswa diutamakan dengan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengemukakan dan mengembangkan pemikirannya.

Pembelajaran kooperatif learning mempunyai banyak model, salah

satunya adalah metode Group Investigation. Dalam metode Group

Investigation siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing

kelompok dituntun untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan yang

diberikan oleh guru. Dengan metode Group Investigation siswa harus

33

berperan aktif dalam menjawab pertayaan yang mereka peroleh. Sehinga

terciptalah suasana belajar yang menyenangkan.

Metode Group Investigation adalah salah satu strategi dalam

pembelajaran kooperatif yang diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih

aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran akan terasa hidup,

menyenangkan dan tidak membosankan.

Metode pembelajaran Group Investigation yang diterapkan diharapkan

dapat meningkatkan motivasi siswa secara efektif, karena pembelajaran

kooperatif memiliki beberapa kelebihan dalam mengembangkan potensi

siswa, seperti terjadinya hubungan saling ketergantungan positif

mengembangkan semangat kerja kelompok, dan semangat kebersamaan, serta

menumbuhkan komunikasi yang efektif dan semangat kompetisi diantara

anggota kelompok. Atas dasar inilah metode Group Investigation diajukan

sebagai permasalahan penelitan untuk diterapkan di dalam kegiatan

pembelajaran dengan tujuan menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar

ke arah pembelajaran yang lebih menciptakan interaktif sesama siswa,

sehingga siswa dapat terlibat dalam proses belajar mengajar tidak hanya

mendengarkan guru saja yang menerangkan materi pelajaran, melainkan

siswa yang lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan

demikian siswa dapat terdorong minat dan motivasinya untuk belajar yang

pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Bila semua itu

dilakukan maka tujuan dari pembelajaran akan tercapai dan hasil belajar pun

akan lebih baik.

Sedangkan pembelajaran yang diterapkan di kelas kontrol ialah metode

Puzzle. Masih banyak di sekolah-sekolah para guru hanya menggunakan

metode-metode klasik dalam pembelajaran yang pada akhirnya berdampak

pada kejenuhan siswa dan tidak terjadi interaksi antara guru dengan murid.

Pembelajaran PAI bukan hanya mempelajari konsep-konsep semata yang

megharuskan siswa untuk mendengarkan keterangan guru di papan tulis juga

menjadikan buku satu-satunya sumber belajar sehingga pembelajaran terasa

kurang kondusif padahal guru dituntut untuk memiliki variasi-variasi

34

pembelajaran yang lebih menyenangkan ketimbang hanya menggunakan

metode-metode klasik.

Dari sini kita dapat mengetahui adanya perbandingan antara metode

Group Investigation pada kelas eksperimen dengan metode Puzzle pada kelas

kontrol antara lain:

1. Metode Group Investigation lebih mendorong motivasi belajar siswa yang

berdampak pada hasil belajarnya.

2. Suasana belajar lebih menyenangkan.

3. Terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

Dapat dilihat dari manfaat dan keuntungan dari metode Group

Investigation dibandingkan dengan metode Puzzle yang diterapkan pada kelas

kontrol ini memberikan pengertian bahwa siswa dapat mengembangkan pola

pikir dan pengetahuan mereka serta membuat suasana belajar lebih menarik

ketika pembelajarn itu dilakukan dengan metode Group Investigation.

Setelah mengkaji teori-teori metode Group Investigation dan hasil belajar

serta keterkaitan teoritis keduanya peneliti berasumsi bahwa “diduga terdapat

perbedaan hasil belajar antara pembelajaran yang menggunakan Group

Investigation dengan pembelajaran yang menggunakan metode puzzle pada

mata pelajaran PAI”.

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap suatu masalah

sampai terbukti kebenarannya oleh data atau fakta yang dikumpulkan dari

lapangan.48

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis

merupakan pernyataan atau jawaban sementara yang kebenarannya belum

dapat dipastikan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Maka hipotesis

yang didapat dari penelitian yaitu adanya pengaruh metode Group

48

Suharsimi Arikuto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2006), h. 71.

35

Investigation terhadap pembelajaran PAI di SMP 3 Tangerang Selatan

rincian sebagai berikut :

: Tidak ada pengaruh hasil belajar PAI kelas VIII dengan menggunakan

metode mengajar kooperatif tipe Group Investigation.

: Ada pengaruh hasil belajar PAI kelas VIII dengan menggunakan metode

mengajar kooperatif tipe Group Investigation.

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3. Bertempat di Jl. Ir. H. Juanda,

Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan

pada semester ganjil tahun pelajaran 2014-2015 yaitu pada tanggal 07

Agustus sampai tanggal 12 September 2014.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi

Eksperimen. Eksperimen ini juga sering disebut eksperimen semu. Tujuannya

adalah untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen

yang sebenarnya dan tidak ada manipulasi terhadap seluruh variabel yang

relavan.49

Metode ini dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada subjek

penelitian kemudian memberikan tes pada subjek penelitan. Desain ini

mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan

eksperimen. Quansi Ekxperimen digunakan karena pada kenyataannya sulit

mendapatkan kelompok control yang digunakan untuk penelitian.50

Desain penelitian yang digunakan adalah satu kelompok eksperimen

dengan pre-test dan post test (pretest-posttest control group design). Pada

desain ini, menggunakan satu kelompok eksperimen atau satu kelompok

kontrol. Kelompok eksperimen mendapatkan pre-test, perlakuan (treatment)

dengan pembelajaran dan setelah itu diberi post test. Kelompok kontrol

diberikan pre-test, perlakuan (treatment) dengan pembelajaran yang berbeda

dengan kelas eksperimen dan setelah itu diberi post test.

Desain penelitian dapat dilihat pada tabel diberikut ini:

49

Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 74. 50

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &

D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009), h. 114

37

Table 3.1

Desain penelitian pre-test dan post test control group design

Kelas Pre-test Treatment Post-test

Eksperimen T1 XE T2

Kontrol T1 XK T2

Keterangan:

T1 = pre-test (tes hasil belajar sebelum mendapatkan perlakuan)

T2 = post test (tes hasil belajar sesudah mendapatkan perlakuan)

XE = treatment (perlakuan) pada kelas eksperimen yaitu menggunakan

metode Group Investigation

XK = treatment (perlakuan) pada kelas kontrol yaitu menggunakan metode

Puzzle

C. Populasi dan Sample Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.51

Populasi juga

dibedakan antara populasi target dengan populasi terukur atau “accessible

population”.52

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP N 3 Tangerang

Selatan, yang berjumlah 1354 anak. terdiri dari 602 anak laki-laki dan 752

anak perempuan, sedangkan populasi terukurnya adalah siswa kelas VIII

perempuan SMP N 3 Tangerang Selatan yang berjumlah 405, terdiri dari 192

anak laki-laki dan 213 anak perempuan.

51

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R

& D, h. 80. 52

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Remaja

Rodsakarya, 2011), cet ke-7, h.251.

38

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.53

Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu

berdasarkan rekomendasi dari guru bidang studi PAI di SMP N 3 yaitu Ibu

Chairunnisa S.Pd, beliau merekomendasikan untuk mengadakan penelitian di

kelas VIII 8 dan VIII 5. Dan yang menjadi sampel untuk kelas kontrol adalah

kelas VIII 5 yang berjumlah 44 anak terdiri dari 22 anak laki-laki dan 22

anak perempuan dan kelas eksperimen adalah kelas VIII 8 dengan jumlah 45

terdiri dari 22 anak laki-laki dan 23 anak perempuan.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.54

Ada dua variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu variabel

metode mengajar Group Investigation sebagai variabel bebas yang

dilambangkan dengan (X) dan variabel hasil belajar PAI sebagai variabel

terikat yang dilambangkan dengan (Y). berikut ini tabel variabel beserta

lambangnya:

Tabel 3.2

Matrik Variabel

Variabel bebas Variabel terikat

Group Investigation (X) Hasil belajar PAI (Y)

E. Teknik Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Tes adalah cara atau

prosedur dalam rangka pengukuran dan penelitian dibidang pendidikan, yang

berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-

53

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R

& D., h. 118. 54

Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R

& D., h.38.

39

pertanyaan yang harus dijawab, sehingga data yang diperoleh dari hasil

pengukuran tersebut dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh

testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.55

Tes diberikan pada kedua kelompok sampel dengan pemberian tes yang

sama, yang dilakukan pada awal (pre-test) dan akhir (post test) pokok

bahasan materi yang telah dipelajari dan disusun berdasarkan silabus. Bentuk

soal berupa pilihan ganda yang memuat aspek-aspek kemampuan siswa.

Sebelum tes dilakukan, terlebih dahulu diujikan kepada siswa lain di luar

kelompok sampel. Uji coba tes tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah

tes telah memenuhi syarat tes yang baik, yakni memenuhi syarat validitas dan

realibilitas serta untuk mengetahui taraf kesukaran dan daya pembeda soal.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes

tertulis yang berbentuk pilihan ganda. Untuk mengetahui kualitas pelaksanaan

penerapan metode digunakan teknik observasi.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar

PAI. Tes hasil belajar yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pemahaman

materi peserta didik sebelum melaksanakan proses pembelajaran mata

pelajaran PAI. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

objektif yang berupa pilihan ganda. Masing-masing item pada soal pilihan

ganda terdiri dari 4 alternatif jawaban dengan satu jawaban yang benar. Soal

yang digunakan dalam penelitian berjumlah 20 soal. Tes hasil belajar PAI

diberikan setelah seluruh peserta didik mempelajari materi PAI dengan

metode mengajar Group Investigation, dengan kisi-kisi instrumen tes

(terlampir).

55

Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), h. 67.

40

G. Uji Coba Instrumen

Sebelum diberikan kepada subjek penelitian, soal terlebih dahulu

diujicobakan pada peserta didik kelas IX SMP N 3 Tangerang Selatan. Uji

coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi

persyaratan seperti validitas, realibilitas, tingkat kesukaran maupun daya

beda.

1. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata valid yang artinya cocok atau sah, atau

benar.56

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi

pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.57

Untuk mengetahui setiap item soal memiliki validitas yang baik, maka

setiap item soal dihitung validitasnya. Untuk mengukur validitas tes

objektif dengan pilihan ganda, yaitu dengan menggunakan rumus korelasi

poin biseral:58

Keterangan:

= Angka indeks korelasi poin biseral

= Mean (Nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai oleh peserta tes

(testee) yang menjawab betul, yang sedang dicari korelasinya

dengan tes secara keseluruhan.

= Mean skor total, yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta tes

(testee).

= Deviasi standar total (Deviasi standar dari skor total).

= Proporsi siswa yang menjawab benar

= Proporsi siswa yang menjawab salah

56

Harianto dan Ismet Basuki, Asesmen Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2014), Cet I, h.23 57

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D, (Bandung: Alfabeta,

2009), cet.8, h.267 58

Anas Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2008), h. 258.

41

Adapun Kriteria pengujiannya ialah:

Antara 0,800 sampai dengan 1,00: sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800: tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,600: cukup

Antara 0,200 sampai dengan 0,400: rendah

Antara 0,00 sampai dengan 0,200:s angat rendah59

2. Uji Reliabilitas

Untuk memperoleh data yang dipercaya, instrumen penelitian yang

digunakan harus reliabel. Reliabilitas adalah instrumen cukup dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena data tersebut sudah

baik. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan adalah rumus K-R 20

sebagai berikut:

r11 =

Keterangan:

r11 = Reliabilitas soal secara keseluruhan (reliabilitas instrumen)

k = Banyaknya butiran pertanyaan

Vt = Varians total

p = Proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap butiran pertanyaan

q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada tiap butiran pertanyaan60

Adapun kriteria pengujiannya adalah:61

Tabel 3.3

Kriteria Reliabilitas Soal

Reliabilitas Kriteria

0,90-1,00 Sangat tinggi

59

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2012) h.

89 60

Anas Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2008)., h. 115 61

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D, h. 102.

42

0,70-0,90 Tinggi

0,40-0,70 Sedang

0,20-0,40 Rendah

0,00-0,20 Sangat rendah

3. Uji Taraf Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal merupakan salah satu analisis sederhana. Hasil

hitungannya merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang

menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes.62

Untuk

mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau

sukar, maka digunakan rumus sebagai berikut :63

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Jumlah skor maksimal siswa yang menjawab benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria untuk indeks tingkat kesulitan adalah sebagai berikut:

Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang

Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah

4. Daya Pembeda

Menurut Suharsimi daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk

membedakan antara peserta didik yang berkemampuan rendah dan peserta

didik yang berkemampuan tinggi. Rumus yang digunakan untuk daya

pembeda adalah:

62

Ahmad Sofyan., Tonih Feronika dan Burhanudin Bulama, Evaluasi Pembelajaran IPA

Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2006), h.

103. 63

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2012) , h.

223.

43

Keterangan :

D = Daya Pembeda

BA = Jumlah skor maksimal kelompok atas yang menjawab soal dengan

benar

BB = Jumlah skor maksimal kelompok bawah yang menjawab soal

dengan benar

JA = Jumlah skor maksimal kelompok atas

JB = Jumlah skor maksimal kelompok bawah

Klasifikasi daya pembeda:

D : 0,00 < D ≤ 0,20 = jelek (poor)

D : 0,20 < D ≤ 0,40 = cukup (satisfactory)

D : 0,40 < D ≤ 0,70 = baik (good)

D : 0,70 < D ≤ 1,00 = baik sekali (excellent).64

H. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang

digunakan yaitu uji kai kuadrat (chi square). Adapun prosedur

pengujian adalah sebagai berikut:

a) Perumusan hipotesis

Ho : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha : Data berasal dari papulasi yang tidak berdistribusi normal

b) Menentukan rata-rata.

64

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2012) , h.

226-232

44

R

K

c) Menentukan standar deviasi

d) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi

(1) Rumus Banyak kelas

K = 1 + 3,3 log (n), dengan n adalah banyaknya subjek.

(2) Rentang (R) = skor terbesar - skor terkecil

(3) Panjang kelas (P) =

(4) Cari hitung dengan menggunakan rumus:65

∑( )

Keterangan:

= harga kai kuadrat (chi square)

= frekuensi observasi

= frekuensi ekspektasi

e) Cari tabel dengan derajat kebebasan (dk) = banyak kelas (K) – 3

dan taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikansi (α) = 5%

f) Kriteria pengujian:

Jika X2hitung ≤ X

2tabel, maka Ho diterima.

Jika X2hitung ≥ X

2tabe, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Uji Homogenitas

Populasi-populasi dengan varians yang sama besar dinamakan populasi

dengan varians yang homogen.66

Uji homogenitas dilakukan dengan

menggunakan uji Fhiser, menurut Sugiyono rumus uji Fhiser adalah

sebagai berikut:

Keterangan:

65

Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama,

2010), h.190 66

Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: PT Tarsito Bandung, 2005), h.249

45

.67

Langkah-langkah pengujian homogenitas adalah sebagai berikut:

1) Mencari statistik hitung

2) Mencari statistik tabel

3) Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel

Jika

Jika

Hipotesis uji homogenitas:

3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan

uji normalitas dan uji homogenitas, maka dilakukan uji hipotesis dengan

menggunakan uji-t. Rumus uji-t yang digunakan adalah. 68

t =

dengan S = √

( ) ( )

( – )

Kriteria Pengujian tolak Ho jika t hitung >ttabel dan terima Ho jika t hitung

<ttabel :

Keterangan :

= rata-rata hasil belajar kelas eksperimen

= rata-rata hasil belajar kelas kontrol

= jumlah siswa kelas eksperimen

= jumlah siswa kelas kontrol

= varians kelas eksperimen

= varians kelas control

67

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: CV ALFABETA, 2007). h.140 68

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian,, h. 238-239.

46

Setelah diperoleh nilai statistik hitung, kemudian mencari nilai

dalam statistik tabel dengan taraf signifikansi α = 0.05. Selanjutnya

membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel. Jika t hitung lebih

besar daripada ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, jika t hitung lebih

kecil daripada ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. 69

I. Hipotesis Statistik

Perumusan hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

Ho: µ1 ≤ µ2

Ha : µ1> µ2

Keterangan:

Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil

belajar PAI dengan menggunakan metode Group Investigation

Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil

belajar PAI dengan menggunakan metode Group Investigation

µ1 = Nilai rata-rata hasil belajar PAI yang telah diajarkan dengan metode

Group Investigation (kelas eksperimen)

µ2= Nilai rata-rata hasil belajar PAI yang diajarkan dengan metode Puzzle.

69

Husaini, Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2008), h.141-142

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil SMP N 3 Tangerang Selatan

1. Sejarah Singkat Sekolah

SMP N 3 Tangerang Selatan Berdiri sejak tahun 1977 dengan

nama SMPN 2 Tangerang dan dikukuhkan menjadi SMPN 2 Filial tahun

1979. Bulan Februari 1983 menjadi sekolah mandiri dengan nama SMP

Negeri 1 Ciputat. Perubahan nomenkelatur pada tahun 1999 untuk

kecamatan ciputat menjadikan SMP Negeri 2 Ciputat hingga SMPN 3

Tangerang Selatan saat ini.71

Sejak berdirinya SMPN 3 Tangerang Selatan telah dipimpin oleh 7

orang kepala sekolah:

Tabel 4.1

Daftar Kepala Sekolah SMP 3 Tangerang Selatan

No NAMA Masa Jabatan

1 R. Soeharto 1977

2 Drs. H. Wanhar 1977-1989

3 Drs. H. Munadjat Indria 1989-1996

4 Dra. Hj. Ade Halimatus’diah 1996-2000

5 Drs. H. Kuswanda M.Pd 2000-2006

6 Drs. H. Nurhadi MM 2006-2009

7 H. Maryono, SE. M.MPd 2009-sekarang

2. Kategori Kelas

SMPN 3 Tangerang Selatan memiliki beberapa kategori kelas,

yaitu:

a. Akselerasi

71

Data diperoleh dari bagian tata usaha SMP N 3 Tangerang Selatan, berbentuk soft copy

pada tanggal 07 Agustus 2014.

48

b. Bilingual

c. Reguler

3. Identitas, Georafis, dan Sarana Prasarana

Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda Ciputat

No. Telepon : (021) 7401312

Fax. : (021) 7401312

Kecamatan : Ciputat

Kotamadya : Tangerang Selatan

Provinsi : BANTEN

Kode Pos : 15412

Nama Kepala Madrasah : H. Maryono, SE. M.MPd

Status Madrasah : Negeri

Akreditasi Madrasah : A

Standar Madrasah : Rintisan MSN

Nomor Statistik Madrasah (NSM) : 201 280 310 002

Tahun Didirikan/Dibangun : 1977

Status Tanah : Sertifikat

Luas Tanah : 4.811 M2

4. Visi, Misi dan Motto

a. Visi

49

Adapun visi yang diusung oleh SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

adalah:

1) Terunggul dalam prestasi

2) Teladan dalam bersikap dan bertindak

3) Konsisten dalam menjalankan ajaran agama

4) Menciptakan lingkungan sehat dan hijau

b. Misi

Adapun misi dari SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah:

1) Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan

2) Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA /

SMK Negeri

3) Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta

tanah air

4) Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan

yang layak serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan

keikhlasan

5) Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan.

6) Menuju sekolah berwawasan lingkungan

c. Tujuan SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

Adapun tujuan dari SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah:

1) Meningkatkan perilaku akhlak mulia bagi peserta didik

2) Meningkatkan pengetahhuan dan keterampilan yang sesuai

dengan minat dan bakat peserta didik

3) Mengembangkan kepribadian manusia yang utuh bagi peserta

didik

4) Mempesiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota

masyarakat yang mandiri dan berguna.

5) Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan

lebih lanjut.

50

6) Meningkatkan pemahaman sekolah berwawasan lingkungan sehat

bagi seluruh komponen sekolah.

5. Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4.2

Jenjang Pendidikan dan Status Guru

N

o

Tingkat

Pendidikan

Status Guru Jenis Kelamin

Jumlah

Ket

.

GT GTT Laki-laki Perempuan

1 S3 / S2 7 2 2 7 9

2 S1 42 6 18 30 48

3 D-4 - - - - -

4 D3/Sarmud 3 1 3 1 4

5 D2 - - - - -

6 D1 - - - - -

7 SMA - - - - -

T o t a l 52 9 23 38 61

Rata-rata Beban Mengajar Guru :

(31 kelas x 36 jam) : 61 guru = 1116 : 61 guru =19 jam

51

Tabel 4.3

Data Jumlah Guru dan Statusnya

No

Mata Pelajaran

Jumlah

Guru

Status Guru

PNS GTT Bantu Ho

1 Pendidikan Agama 3 2 - - 1

2 Pendidikan

Kewarganegaraan

3 3 - - -

3 Matematika 7 6 - - 1

4 Bahasa Indonesia 7 6 - - 1

5 Bahasa Inggris 6 5 - - 1

6 Ilmu Pengetahuan Alam 6 5 - - 1

7 Ilmu Pengetahuan Sosial 9 9 - - -

8 Penjaskes 3 3 - - -

9 Pendidikan Seni Budaya 3 3 - - -

10 Tikom 3 - - - 3

11 Muatan Lokal 3 3 - - -

12 BP / BK 3 2 - - 1

T o t a l 61 52 - - 9

52

Tabel 4.4

Jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya

No

Tingkat

Pendidik

an

Status Kepegawaian Jenis Kelamin

Jumlah PNS Honor Laki2

Peremp

1 S1 / S2 2 2 2 2 4

2 D3/Sarm

ud

- - - - -

3 D2 - - - - -

4 D1 - - - - -

5 SMA - 2 2 2

T o t a l 2 4 4 2 6

Tabel 4.5

Tenaga Perpustakaan dan Laboratorium

No

Jenis Tenaga

Status Jenis Kelamin Tingkat

Pendid. PNS Honor Laki2

Perem

1 Tenaga

Perpustakaan

- - - - -

2 Tenaga Lab.

IPA

- - - - -

3 Tenaga Lab. - 3 3 - S1

53

Komp.

4 Tenaga Lab.

Bahasa

1 - 1 - S1

T o t a l 1 3 4 - -

6. Siswa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan memiliki banyak siswa. Adapun

rinciannya sebagai berikut:

Tabel 4.6

Jumlah Siswa SMP N 3 Tangerang Selatan

No Jenis Kelas L P Jumlah

1 Akselerasi VII 10 15 25

IX 17 7 24

2 Billingual

VII 18 24 42

VIII 19 23 42

IX 12 29 41

3 Regular

VII 188 228 416

VIII 192 213 405

IX 146 213 359

7. Sarana dan Prasarana

Tabel 4.7

Sarana dan Prasarana

No Jenis Ruangan Jumlah Ukuran

P x L (m)

Kondisi Ruangan

B CB TB

A. RUANG BELAJAR

1 Ruang Kelas 30 8 x 7

2 Ruang Perpustakaan 1 10 x 7

54

3 Ruang Lab. Bahasa 1 8 x 7

4 Ruang Lab. IPA 1 10 x 7

5 Ruang Lab.

Komputer

2 8 x 7

6 Ruang Kesenian 1 6 x 7

7 Ruang Keterampilan 1 6 x 7

8 Ruang Aula 1 12 x 7

9 Ruang Multimedia 1 8 x 7

B. RUANG KANTOR

1 Ruang Kepala

Sekolah

1 6 x 7

2 Ruang

Wa.Kep.Sekolah

1 3 x 7

3 Ruang Guru 1 10 x 7

4 Ruang Tata Usaha 1 6 x 7

5 Ruang Komite

Sekolah

1 3 x 7

C. RUANG PENUNJANG

1 Ruang Gudang 1 6 x 7

2 Ruang BP / BK 1 6 x 7

3 Ruang UKS 1 8 x 7

4 Ruang PMR –

Pramuka

1 6 x 4

5 Ruang OSIS 1 6 x 3

6 Ruang Ibadah /

Masjid

1 10 x 11

7 Ruang WC Kep-Sek 1 2 x 2

8 Ruang WC Guru 2 2 x 2

9 Ruang WC Siswa 8 2 x 3

10 Ruang WC TU 1 2 x 2

55

11 Ruang Koperasi 1 4 x 7

12 Ruang Kantin 1 8 x 7

13 Ruang Penjaga 1 3 x 3

D. SARANA PENUNJANG

1 Lapangan Olah Raga

a. Futsal/Bola 1 12 x 22

b. Basket 1 12 x 22

c. Volley 1 14 x 7

d. Badminton 1 12 x 6

e. Meja

Pingpong

1 4 x 2

2 Lapangan Upacara 1 25 x 100

3 Tempat Parkir 1 16 x 8

4 Kendaraan

Operasional

1 Mini Bus

Di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, selain memiliki ruangan dan

tempat di atas, sekolah ini memiliki ruangan Green House, dan lokasi

Rumah Toga. Green House adalah suatu ruangan di mana didalamnya

terdapat tanaman dan kolam ikan yang memiliki manfaat untuk sekolah

seperti praktikum lapangan pelajaran MIPA, dan sebagai pelindung

sekolah atau sebagai penyerapan air hujan.

Di depan ruang kantin dan koperasi, ada sebuah rumah herbal yang

disebut dengan rumah toga (tanaman obat keluarga) yang merupakan

lokasi untuk tanaman-tanaman obat berkhasiat tinggi, meliputi tanaman

Jarak dan tenaman herbal lainnya.

Di gerbang utama sekolah (di depan meja piket) ada sebuah lemari

yang berisi kumpulan prestasi dan keterampilan belajar siswa yang

56

dibuktikan dengan banyaknya piala, sertifikat dan piagam penghargaan

dari panitia pelaksana kegiatan atau acara yang mereka ikuti.72

B. Deskriptif Data

Penelitian ini dimulai dengan menguji instrument tes kepada siswa di luar

sampel penelitian yaitu siswa SMP N 3 Tangerang Selatan kelas IX. Hasil uji

instrument tes yang dilakukan pada penelitian ini adalah:

1. Hasil Uji Validitas Soal

Berdasarkan hasil analisis butir soal dengan menggunakan program

ANATES, dari 40 butir soal yang diberikan terdapat 25 soal yang valid,

yakni nomor: 8, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26,

27, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 38, dan 39. Untuk nomor soal yang tidak valid

terdapat 15 butir soal, yakni nomor 1,2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 28, 34, 36,

37, dan 40.

2. Hasil Uji Reliabilitas Soal

Berdasarkan hasil perhitungan ANATES, diperoleh hasil bahwa nilai

reliabilitas instrumen tes adalah 0,76. Nilai ini termasuk kategori tinggi

atau dengan kata lain instrumen ini layak digunakan dalam penelitian.

3. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal

Berdasarkan perhitungan menggunakan program ANATES, dapat

dilihat tingkat kesukaran pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Kategori Nomor Soal Jumlah

Soal

Sangat sukar - -

72

Data diperoleh dari bagian tata usaha SMP N 3 Tangerang Selatan, berbentuk soft copy

pada tanggal 07 Agustus 2014.

57

Sukar 3, 15, 20, 21, 23, 24, 25, 29, 35, 36, 40 11

Sedang

1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,

16, 17, 18, 19, 22, 26, 27, 28, 30, 31,

32, 33, 34, 37, 38, 39

29

Mudah - -

Sangat mudah - -

Jumlah item 40

4. Hasil Uji Daya Pembeda Soal

Berdasarkan perhitungan menggunakan program ANATES, dapat

dilihat daya pembeda pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Klasifikasi Tingkat Daya pembeda

Kategori Nomor Soal Jumlah Soal

Jelek 1, 2, 5, 6, 7, 20, 28, 37, 16 9

Cukup 3, 4, 9, 12, 13, 14, 17, 24, 27, 34, 36,

40 12

Baik 8, 10, 11, 15, 18, 19, 21, 22, 23, 25,

26, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 38, 39 19

Baik Sekali - 0

Jumlah item 40

C. Kegiatan Pembelajaran

1. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen

(Metode Group Investigation)

Untuk kelas eksperimen (Group Investigation) peneliti mengambil

kelas VIII 8 Jumlah siswa di kelas ini adalah 45 orang terdiri dari 42

muslim dan 3 non muslim, dan yang diteliti adalah siswa yang beragama

Islam yang terdiri dari 20 anak laki-laki dan 22 anak perempuan. Tingkat

58

kecerdasan di kelas ini cukup merata, ini dibuktikan dengan nilai individu

siswa hasil pre-test atau tes diawal pertemuan sebelum diberikannya

materi.

Dalam penerapan metode mengajar di luar kelas Group Investigation

ini siswa dapat belajar secara kelompok dan menginvestigasi suatu

masalah secara bersama-sama dengan materi menghindari perilaku tercela.

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation, Pertama-tama, peserta didik

ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil, masing-masing kelompok

diberi tugas atau proyek yang berbeda.

Dalam kelompoknya, setiap anggota berdiskusi dan menentukan

informasi apa yang akan dikumpulkan, bagaimana mengolahnya,

bagaimana menelitinya, dan bagaimana menyajikan hasil penelitiannya di

depan kelas. Semua anggota harus andil dalam menentukan topik

penelitian apa yang akan mereka ambil. Mereka pula yang memutuskan

sendiri pembagian kerjanya. Selama proses penelitian atau investigasi ini,

mereka akan terlibat dalam aktivitas-aktivitas berfikir tingkat tinggi,

seperti membuat sintesis, ringkasan, hipotesis, kesimpulan, dan

menyajikan laporan akhir.

2. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Kontrol

(Puzzle)

Untuk kelas control, peneliti menggunakan metode Puzzle, peneliti

mengambil kelas VIII 5. Jumlah siswa di kelas ini adalah 44 orang, terdiri

dari 42 muslim dan 2 non muslim, dan yang diteliti adalah siswa yang

beragama Islam yang terdiri dari 21 anak laki-laki dan 21 anak perempuan.

Tingkat kecerdasan di kelas ini cukup merata, ini dibuktikan dengan nilai

individu siswa hasil pre-test atau tes di awal pertemuan sebelum

diberikannya materi.

Pada kelas control ini di awali dengan membagi siswa menjadi 2

kelompok yang di dalamnya terdapat 15 anggota. Kemudian guru

59

menyampaikan materi secara ringkas dan setelah materi selesai di

sampaikan, guru memberikan kesempataan kepada siswa untuk berdiskusi

sesuai dengan tema. Setelah berdikusi selesai guru membagikan kertas

karton yang sudah terdapat kotak Puzzle, kata-kata yang terdapat pada

kertas karton dan clue. Setela semua sudah mendapatkan maka guru

mengintruksikan agar menyusun dan menempel kata-kata yang sudah

mereka dapat. Setelah selesai maka kertas karton di tempel dipapan tulis

dan dikoreksi bersama-sama. Setelah semua kegiatan metode selesai guru

memberikan post-test untuk mengetahui hasilnya.73

D. Deskriptif Data

Penelitian ini dilakukan di SMP N 3 Tangerang Selatan pada kelas VIII

yang terdiri dari dua kelas sebagai sempel. Kelas VIII 5 sebagai kelas kontrol

yang diberi perlakuan metode Puzzle dan kelas VIII 8 yang diajarkan dengan

Metode Group Investigation.

Materi pelajaran PAI yang diajarkan pada penelitian ini adalah Sifat-

Sifat Tercela dengan 2 kali treatment, untuk mengetahui hasil belajar kedua

kelompok, setelah diberi perlakuan yang berbeda antara kelompok

eksperimen dan kontrol lalu kedua kelompok tersebut diberikan tes berupa

post-test. Sebelumnya tes tersebut diujicobakan terlebih dahulu kepada kelas

IX yang sudah pernah mendapatkan materi tersebut. Setelah dilakukan uji

coba dan dilakukan uji validitas dari 40 butir soal pilihan ganda yang

diberikan terdapat 23 soal yang valid dan 17 soal yang tidak valid.

1. Data Hasil Belajar PAI Siswa

a. Hasil Pre-test Kelas Eksperimen (Group Investigation) dan Pre-

test Kelas Kontrol (Puzzle)

Hasil nilai yang diperoleh siswa dari pre-test yang dilakukan

pada kelas eksperimen (Group Investigation) dan Pre-test kelas

kontrol (Puzzle) dapat ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut:

73

Mel Silberman, Active Laerning 101 Strategi Pembelajaran aktif, (Yogyakarta: Pustaka

Insan Madani, 2009), cet.6, h. 246

60

Tabel 4.10

Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen (VIII 8)

No Nama Pre-Test

1. Adine Adisty 50

2. Amanda Shanum 80

3. Amelia Fidriyanti 75

4. Aprilia Adinda 80

5. Dianna nurul 75

6. Deborah 85

7. Elsa Nadya 60

8. Eriana 80

9. Fay Chilla 65

10. Hanifa Febiani 80

11. Helmi Azzahra 50

12. Ismi Apriani 70

13. Lulu Teges 75

14. Milania Fitri 65

15. Muthia Melati 80

16. Novita Dian 70

17. Nowela Bintang 60

18. Nur Afiah 75

19. Nur Amanah 75

20. Putri Yustika 75

21. Qoiria Fathonah 60

22. Rahma Dita 80

23. Aldino 85

24. Andika Febriansyah 50

25. Aqilzu Putra 80

26. Arief Rachman 75

27. Arya Nugraha 75

61

28. Erich Febi 85

29. Fauzan Rizki 60

30. Fiktor Adrianto 80

31. Galib Abdilah 75

32. Galuh Budi 85

33. M. Chairul 80

34. M. Daffa 85

35. M. Irfan 65

36. M. Taufik 65

37. Rafif Zakki 75

38. Ridwan Kusuma 80

39. Satrio 65

40. Sultan Althaf 65

41. Syawaludin 80

42. Teguh Pandu 75

Nilai yang diperoleh siswa dari Pre-test yang dilakukan pada

kelas eksperimen (Group Investigation) dapat ditunjukkan pada

gambar berikut:

Gambar 4.1

Diagram frekuensi nilai pre-test kelas eksperimen

0

2

4

6

8

10

12

14

16

50-55 56-61 62-67 68-73 74-79 80-85

62

Tabel 4.11

Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kelas Eksperimen

No Kelas Interval Nilai Tengah f F. Kum

1 50-55 52,5 3 3

2 56-61 58,5 4 7

3 62-67 64,5 6 13

4 68-73 70,5 2 15

5 74-79 76,5 11 26

6 80-85 82,5 16 42

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui

bahwa siswa yang paling banyak adalah siswa yang berkemampuan

tinggi, yaitu 16 orang siswa yang memperoleh nilai interval 80-85.

Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah ada 3 orang siswa

yang memperoleh nilai pada interval 50-55. Dan siswa yang

berkemampuan sedang ada 15 orang siswa yaitu memperoleh nilai

interval 68-73.

Tabel 4.12

Nilai Pre-Test Kelas Kontrol (VIII 5)

No Nama Pre-Test

1. Aisya Sabrina 65

2. Aisyah Salsabila 70

3. Amelia Suryana 55

4. Anindita 75

5. Anisa Rahmadania 50

6. Defita Eka 80

7. Dian Nur 60

8. Dinda Tri 80

9. Dilla Alianza 75

10. Fadhilah Arneta 35

63

11. Nabila Amelia 80

12. Nadia Putri 50

13. Nita Efendi 65

14. Nurul Fadilah 75

15. Tengku Syafira 40

16. Wafiq Syifa 80

17. Wilda Nadia 50

18. Yolanda Widuri 55

19. Zahra Putri 70

20. Zahwa 40

21. Zalzabilah 75

22. Adit Faqih 50

23. Aditya Dewanto 75

24. Bagas Setyo 65

25. Diaf Ahmad 50

26. Dimas Hugo 70

27. Donni Ardian 80

28. Fallah Azhar 55

29. Farhan Irsyad 65

30. Farrel Nugroho 75

31. Faza Hafiz 40

32. Fazan Izzat 70

33. Galih Rizki 55

34. Haris Hasan 75

35. M. Aditya 70

36. M. Alfain 50

37. M. Bagas 55

38. M. Iqbal 55

39. M. Rizki 75

40. Refi Ridwan 50

64

41. Ridwan Syahputra 75

42. Saldo Rialis 55

Nilai yang diperoleh siswa dari Pre test yang dilakukan pada

kelas kontrol (Puzzle) dapat ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 4.2

Diagram frekuensi nilai pre-test pada kelas control

Tabel 4.13

Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol

No Kelas Interval Nilai Tengah F F. Kum

1 35-42 38,5 4 4

2 43-50 46,5 7 11

3 51-58 54,5 7 18

4 59-66 62,5 5 23

5 67-74 70,5 5 28

6 75-82 78,5 14 42

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui

bahwa siswa yang berkemampuan sedang yaitu 5 orang siswa yang

memperoleh nilai interval 59-66. Sedangkan siswa yang

0

2

4

6

8

10

12

14

35-42 43-50 51-58 59-66 67-74 75-82

Kontrol

65

berkemampuan rendah ada 4 orang siswa yang memperoleh nilai pada

interval 35-42. Dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 14 orang

siswa yaitu memperoleh nilai interval 75-82.

b. Hasil Post-test Kelas Eksperimen (Group Investigation) dan Post-

test Kelas Kontrol (Puzzle)

Hasil nilai yang diperoleh siswa dari Post-test yang dilakukan

pada kelas eksperimen (Group Investigation) dan Post-test Kelas

Kontrol (Puzzle) dapat ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut:

Tabel 4.14

Nilai Post-test Kelas Eksperimen (VIII 8)

No Nama Post-Test

1. Adine Adisty 65

2. Amanda Shanum 90

3. Amelia Fidriyanti 85

4. Aprilia Adinda 100

5. Dianna nurul 95

6. Deborah 90

7. Elsa Nadya 70

8. Eriana 100

9. Fay Chilla 75

10. Hanifa Febiani 100

11. Helmi Azzahra 65

12. Ismi Apriani 80

13. Lulu Teges 90

14. Milania Fitri 70

15. Muthia Melati 95

16. Novita Dian 80

17. Nowela Bintang 70

18. Nur Afiah 100

66

19. Nur Amanah 90

20. Putri Yustika 85

21. Qoiria Fathonah 70

22. Rahma Dita 95

23. Aldino 90

24. Andika Febriansyah 60

25. Aqilzu Putra 90

26. Arief Rachman 90

27. Arya Nugraha 90

28. Erich Febi 100

29. Fauzan Rizki 65

30. Fiktor Adrianto 90

31. Galib Abdilah 90

32. Galuh Budi 95

33. M. Chairul 100

34. M. Daffa 90

35. M. Irfan 70

36. M. Taufik 80

37. Rafif Zakki 90

38. Ridwan Kusuma 100

39. Satrio 85

40. Sultan Althaf 100

41. Syawaludin 90

42. Teguh Pandu 100

Nilai yang diperoleh siswa dari Post test yang dilakukan pada

kelas eksperimen (Group Investigation) dapat ditunjukkan pada

gambar berikut:

67

Gambar 4.3

Diagram frekuensi nilai post test pada kelas eksperimen

Tabel 4.15

Distribusi Frekuensi Hasil Post-Test Kelas Eksperimen

No Kelas Interval Nilai Tengah F F. Kum

1 60-66 62 4 4

2 67-73 69 5 9

3 74-80 76 4 13

4 81-87 83 3 16

5 88-94 90 13 29

6 95-101 97 13 42

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui

bahwa siswa yang berkemampuan sedang, yaitu 16 orang siswa yang

memperoleh nilai interval 81-87. Sedangkan siswa yang

berkemampuan rendah ada 4 orang siswa yang memperoleh nilai pada

interval 60-66. Dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 13 orang

siswa yaitu memperoleh nilai interval 95-101.

0

2

4

6

8

10

12

14

60-66 67-73 74-80 81-87 88-94 95-101

Eksperimen

68

Tabel 4.16

Nilai Post-Test Kelas Kontrol (VIII 5)

No Nama Post-Test

1. Aisya Sabrina 70

2. Aisyah Salsabila 80

3. Amelia Suryana 85

4. Anindita 90

5. Anisa Rahmadania 70

6. Defita Eka 90

7. Dian Nur 75

8. Dinda Tri 85

9. Dilla Alianza 80

10. Fadhilah Arneta 50

11. Nabila Amelia 90

12. Nadia Putri 65

13. Nita Efendi 70

14. Nurul Fadilah 80

15. Tengku Syafira 70

16. Wafiq Syifa 90

17. Wilda Nadia 60

18. Yolanda Widuri 70

19. Zahra Putri 80

20. Zahwa 55

21. Zalzabilah 85

22. Adit Faqih 60

23. Aditya Dewanto 65

24. Bagas Setyo 75

25. Diaf Ahmad 65

26. Dimas Hugo 80

27. Donni Ardian 90

69

28. Fallah Azhar 70

29. Farhan Irsyad 75

30. Farrel Nugroho 80

31. Faza Hafiz 60

32. Fazan Izzat 85

33. Galih Rizki 70

34. Haris Hasan 80

35. M. Aditya 80

36. M. Alfain 65

37. M. Bagas 75

38. M. Iqbal 70

39. M. Rizki 85

40. Refi Ridwan 65

41. Ridwan Syahputra 90

42. Saldi Rialis 75

Nilai yang diperoleh siswa dari Post test yang dilakukan pada

kelas kontrol (Puzzle) dapat ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 4.4

Diagram frekuensi nilai post test kelas kontrol

0

2

4

6

8

10

12

50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91

Kontrol

70

Tabel 4.17

Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Kelas Kontrol

No Kelas Interval Nilai Tengah F F. Kum

1 50-56 53 1 1

2 57-63 60 4 5

3 64-70 67 12 17

4 71-77 74 5 22

5 78-84 81 8 30

6 85-91 88 12 42

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui

bahwa siswa yang berkemampuan sedang, yaitu 22 orang siswa yang

memperoleh nilai interval 71-77. Sedangkan siswa yang

berkemampuan rendah ada 1 orang siswa yang memperoleh nilai pada

interval 50-56 dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 12 orang

siswa yaitu memperoleh nilai interval 85-91.

c. Perbandingan Hasil Pre-test dan Post test Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil skor pre-test kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat diperoleh rekapitulasi hasil skor pre-test kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada gambar berikut:

Gambar 4.5

Hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol

71

Keretangan:

Garis vertikal menunjukkan jumlah nilai dan garis Horizontal

menunjukkan siswa, yaitu dengan rincian sebagai beriku:

Tabel 4.18

Keterangan Diagram

Nilai Pre-test GI Pre-test Puzzle

5-10 - -

11-20 - -

21-30 - -

31-40 - 3

41-50 5 7

51-60 6 8

61-70 9 9

71-80 17 15

81-90 5 -

Jumlah 42 42

Dari diagram di atas, terlihat bahwa nilai pre-test sebagaian besar

siswa pada kelas eksperimen memperoleh nilai antara 71–80

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40

pre-test eksperimen

pre-test kontrol

72

sebanyak 17 siswa atau sebesar 40% begitu juga pada kelas kontrol

sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 71-80 sebanyak 15

siswa atau sebesar 35%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan

sebagian besar nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas control

tidak jauh berbeda.

d. Hasil post test kelas eksperimen dan kelas control

Berdasarkan hasil skor post test kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat diperoleh rekapitulasi hasil skor post test kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada gambar berikut:

Gambar 4.6

Hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol

Keterangan:

Garis vertikal menunjukkan jumlah nilai dan garis Horizontal

menunjukkan siswa, yaitu dengan rincian sebagai beriku:

Tabel 4.19

Keterangan Diagram

Nilai Post-test GI Post-test Puzzle

0-20 - -

20-40 - -

40-60 1 5

0

20

40

60

80

100

120

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40

Post test eksperimen

post test kontrol

73

60-80 12 26

80-100 29 11

Jumlah 42 42

Dari diagram di atas, terlihat bahwa nilai post test sebagaian

besar siswa pada kelas eksperimen memperoleh nilai antara 80-100

sebanyak 29 siswa atau sebasar 69 % begitu juga pada kelas kontrol

sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 60-80 sebanyak 26

siswa atau sebesar 61%. Berdasarkan hasil analisis distribusi

frekuensi nilai post test kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan

dengan distribusi frekuensi nilai post test kelas kontrol.

E. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengukur tingkat normalnya suatu

data dalam penelitian. Adapun data yang dianggap normal adalah L hitung

< L tabel. Pada penelitian ini, uji normalitas akan diproses menggunakan

Chi-Square sehingga hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.20

Hasil Uji Normalitas Pre-test Kelas Kontrol dan Eksperimen

Variabel Jumlah

Sempel

Taraf

Signifikan

Lhitung

(Lh)

Ltabel

(L t )

Ket

Pretest

Eksperimen 42 0,05 12,54 15,1 Normal

Pretest

Kontrol 42 0,05 14,24 15,1 Normal

74

Tabel 4.21

2. Hasil Uji Normalitas Post-test Kelas Kontrol dan Eksperimen

Variabel Jumlah

Sempel

Taraf

Signifikan

Lhitung

(Lh)

Ltabel

(L t ) Keterangan

Post-test

Eksperimen 42 0,05 10,42 15,1 Normal

Post-test

Kontrol 42 0,05 13,90 15,1 Normal

F. Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang dilakukan adalah Uji-Fisher. Dari hasil perhitungan

diperoleh nilai varians pre-test kelas eksperimen adalah 9,8301 dan varians

pre-test kelas kontrol adalah 13,0758. Sehingga diperoleh nilai Fhitung

1,3693 dengan taraf signifikan = 0,05 untuk dk 42 dan dk penyebut = 42

maka didapat Ftabel 1,6709 maka karena F hitung pada pretest kelas kontrol

dan eksperimen 1,3693 < 1,6709 dari F tabel maka Ho diterima jadi kedua

distribusi populasi adalah mempunyai varians yang sama atau Homogen.

Sedangkan diperoleh varians nilai diperoleh nilai varians post-test kelas

kontrol adalah 10,4180 dan varians pos-test kelas eksperimen adalah 11,8968.

Sehingga diperoleh nilai Fhitung 0,7668 dengan taraf signifikan = 0,05

untuk dk 42 dan dk penyebut = 42 maka didapat Ftabel 1,6709 maka karena F

hitung pada posttest kelas kontrol dan eksperimen 0,7668 < 1,6709 dari F

tabel maka Ho diterima jadi kedua distribusi populasi adalah mempunyai

varians yang sama atau Homogen.

Tabel 4.22

Hasil Uji Homogenitas Pretest

Varians Taraf

Signifikan F-hitung F-tabel Ket

Eksperi

men Kontrol 0, 05 1,3693 1,6709 Homogen

75

9,8301 13,0758

Tabel 4.23

Hasil Uji Homogenitas Post-test

Varians Taraf

Signifikan F-hitung F-tabel Ket

Eksperi

men Kontrol

0, 05 0,7668 1,6709 Homogen

11,8968 10,4180

G. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

1. Uji Hipotesis Penelitian

Setelah uji prasyarat dilakukan dan diketahui bahwa dua kelas

berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian selanjutnya adalah

pengujian hipotesis dengan uji-t. Dari data hasil penelitian diperoleh nilai

rata-rata posttest kelas eksperimen 1 = 86,3 dengan varians

= 11

sedangkan untuk kelas varians kontrol diperoleh nilai rata-rata = 75

dengan varians

= 10.

Ho menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara

metode Group Investigation dengan hasil belajar dengan menggunakan

uji-t.

Bedasarkan pengujian nilai rata-rata hasil belajar PAI dengan

menggunakan uji-t, diperoleh harga t hitung = 5,8521. Dengan taraf

signifikan = 0,05 dan derajat kebebasan (db = 84 ) diperoleh nilai t tabel

= 2,000. Sehingga t hitung berada diluar penerimaan Ho atau dengan kata

lain Ho ditolak. Dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan

metode pembelajaran aktif Group Investigation lebih tinggi dari pada

siswa yang diajarkan dengan metode Puzzle.

76

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya

diperoleh bahwa Ho ditolak. Dengan demikian, Hipotesis alternatif (Ha)

yang menyatakan hasil belajar PAI siswa yang diajar dengan

menggunakan metode pembelajaran aktif Group Investigation lebih tinggi

dari pada siswa yang diajarkan menggunakan metode pembelajaran Puzzle

pada taraf signifikan 0,05.

Artinya, sebelum diterapkan metode pembelajaran aktif Group

Investigation kegiatan belajar mengajar masih terfokus oleh guru dalam

menjelaskan dan pada kesimpulan akhir. Siswa kurang aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran. Akan tetapi setelah diterapkan metode

Group Investigation untuk kelas eksperimen proses pembelajaran lebih

aktif dan kreatif dibanding kelas kontrol yang menggunakan metode

Puzzle. Hal ini terbukti dengan beberapa faktor, diantaranya siswa lebih

semangat dengan adanya metode Group Investigation ini tumbuhnya

semangat belajar dan perhatian yang lebih serius, serta mengurangi rasa

kejenuhan.

Sebagaimana hasil yang telah dijelaskan di atas, dijelaskan bahwa

Ha diterima sehingga terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil

belajar PAI siswa dengan menggunakan metode Group Investigation

dengan menggunakan metode Puzzle pada bab sifat-sifat tercela.

H. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari penelitian belum sempurna, dikarenakan penelitian ini

mempunyai keterbatasan diantaranya :

1. Penelitian ini hanya ditujukan pada mata pelajaran PAI pada pokok

bahasan sifat-sifat tercela saja, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada

pokok pembahasan yang lain.

2. Sarana prasarana sekolah yang kurang memadai guru untuk menggunakan

Metode Group Investigation.

77

3. Alokasi waktu yang kurang sehingga diperlukan persiapan dan pengaturan

kelas yang baik.

4. Hasil penelitian ini tidak dapat menampilkan proses pada saat kegiatan

belajar mengajar berlangsung, karena peneliti tidak menggunakan alat

perekam atau mengabadikan proses gambar.

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dari pembahasan yang telah dilakukan, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode mengajar Group

Investigation berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan

dari hasil perolehan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t yaitu

diperoleh nilai thitung=5,8521 lebih besar dari ttabel=2,000 dengan taraf

signifikasi 0,05. Selain itu dilihat dari hasil perhitungan post test kelas

eksperimen yang menggunakan metode Group Investigation (rata-rata 86),

menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol

yang menggunakan metode Puzzle (rata-rata 75).

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan ini menyatakan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan strategi pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation terhadap peningkatan hasil belajar PAI

siswa. Dengan demikian temuan ini mengindikasikan bahwa untuk

mendapat hasil belajar yang baik, maka salah satu langkah yang bias

digunakan guru adalah dengan melakukan pembelajaran menggunakan

strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Sehingga

peserta didik akan lebih memahami materi dan akan lebih mudah dalam

menyerap serta memproses pengetahuan secara efektif.

B. Implikasi

Secara keseluruhan metode Group Investigation memberikan

pengaruh lebih besar dari pada pembelajaran Puzzle. Oleh karena

pentingnya metode Group Investigation sangat menentukan kualitas hasil

belajar, maka diharapkan dalam pelaksanaan pendidikan metode Group

Investigation dapat dijadikan rujukan dalam pelaksanaan pembelajaran di

sekolah selain mata pelajaaran PAI. Berdasarkan kesimpulan diatas yang

menyatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen

79

lebih tinggi daripada nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol. Dan

mempunyai implikasi sebagai berikut. Pertama, bahwa keterampilan

seorang guru dalam menggunakan metode ketika proses pembelajaran

perlu dikembangkan tidak hanya pada mata pelajaran umum akan tetapi

juga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kedua, sarana dan

prasarana yang telah disediakan oleh pihak sekolah seharusnya

dimanfaatkan secara optimal agar penerapan metode dalam proses

pembelajaran dapat terlaksana dengan mudah.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dan pengalaman dalam proses belajar

mengajar yang terjadi selama penelitian, maka penulis dapat memberikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Adanya kerjasama dalam hal perizinan pembelajaran Group

Investigation, adanya buku sumber untuk menunjang proses

pembelajaran, adanya fasilitas untuk dokumentasi, dan disediakan

fasilitas LCD untuk mempermudah siswa dalam mempresentasikan

hasil observasi.

2. Bagi Guru

Guru harus lebih bisa mengkondisikan kelas, informasi tentang

pembelajaran Group Investigation harus lebih jelas dan guru harus

lebih memperhatikan kondisi kelas.

3. Bagi Siswa

Siswa harus lebih mengerti etika dan disiplin dalam pembelajaran

di Group Investigation, ketika melakukan tugas kelompok tidak saling

mengandalkan satu sama lain dan adanya dokumentasi ketika proses

pembelajaran di Group Investigation.

4. Bagi Peneliti Lain

Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode

Group Investigation tetapi dalam indikator yang berbeda.

xi

DAFTAR PUSTAKA

A Pribadi, Benny. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat,

2011.

Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.

An-Nahlawi, Abdul Rahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan

Masyarakat. Jakarta: Bina Insani Press, 1995.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

2013.

Asmani, Jamal Ma’mur. 7 Tips Aplikasi Pakem. Yogyakarta: DIVA Press, 2011.

B Uno, Hamzah. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

E Slavin, Robert. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung: Nusa

Media, 2005.

Jihad, Asep., Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi PressIndo,

2008.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran. Jakarta: Departemen Agama, 2007.

Lickona, Thomas. Pendidikan Karakter. Bandung: Nusa Media. 2013.

Masitoh., Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009.

Muslihudin., Ade Sudrajat dan Ujang Hendra. Revolusi Mengajar. Bandung: HPD

Press. 2012.

xii

Nata, Abudin. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group. 2009.

Perpustakaan Digital Universitas Islam Negeri Jakarta.

Perputakaan Digital IAIN Walisongo Semarang.

Perputakaan Digital Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Rosda Karya, 2011.

Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011.

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2003.

Silberman, Mel. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:

Pustaka Insan Madani, 2009. Cet. 6

Slameto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2001.

Soemanto, Wasti. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta. 2006.

Solihatin, Etin., Raharja. Cooperatif Learning. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

2012.

Pengantar Statistik pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.

Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito, 2005.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2009.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rodsakarya, 2011.

Sumiati., Asra. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima, 2008.

xiii

Suprijono, Agus. Cooperatif Learning dan Teori Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:

Pustaka Belajar, 2012.

Syah, Muhibin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda,

2010.

Tohirin. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja

Grafindo Persada. 2005.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.

Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep Landasan, dan

Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:

Prenada Media Group, 2010.

Zurinal., Wahdi Sayuti. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Lembaga Penelitian Uin Jakarta

dan Jakarta Press, 2006.

Lampiran 1

Validitas Soal Penelitian

SMP N 3 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014-2015 Jl. Ir. H. Juanda, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten 1541

________________________________________________________________________________________

Nama: Kelas: Hari / Tanggal:

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling

tepat!

1. Orang yang mempunyai sifat dengki, hidupnya akan…

a. Tenang

b. Gelisah

c. Bahagia

d. Damai

2. Sikap yang kita tunjukan ketika menjadi objek namimah ialah…

a. Mendendam

b. Sabar

c. Membalas

d. Marah

3. Penyakit orang yang terlalu mencintai dunia dan melupakan akherat

disebut…

a. Hasad

b. Wahn

c. Gadab

d. Gibah

4. Pak Darkun sering marah tanpa sebab yang jelas. Dalam hal ini berarti

dalam diri pak Darkun terdapat sifat…

a. Qanaah

b. Gadab

c. Tawakkal

d. Gibah

5. Orang yang berjiwa penyabar akan selalu…

a. Dikasihi setan

b. Dikasihi Allah

c. Dekat dengan setan

d. Ditemani setan

6. Namimah adalah membicarakan seseorang dengan tujuan…

a. Menyenangkan orang lain

b. Mengadu domba

c. Membahagiakan sesame

d. Menghancurkan martabat

7. Marah datangnya dari setan, dan setan diciptakan dari…

a. Tanah

b. Api

c. Cahaya

d. Rembulan

8. Sikap hasad dapat memakan amal kebajikan ibarat seperti api memakan…

a. Batu karang

b. Kayu bakar

c. Rumah kayu

d. Rumah tembok

9. Salah satu cara yang tepat untuk meredam gejolak rasa amarah …

a. Minum sebanyak-banyaknya

b. Berwudhu

c. Makan sekenyang-kenyangnya

d. Pergi ke tempat hiburan

10. Orang yang egois akan selalu memikirkan…

a. Orang lain

b. Diri sendiri

c. Keluarganya

d. Sahabatnya

11. Seorang muslim di perintahkan oleh Allah untuk tidak…

a. Menyenangkan orang lain

b. Menceritakan kesalahan orang lain

c. Membantu orang yang sombong

d. Menceritakan kebaikan orang lain

12. Sikap suka mementingkan diri sendiri tanpa menghargai pendapat dan

saran orang lain adalah…

a. Namimah

b. Ananiah

c. Gibah

d. Qanaah

13. Sifat gadab dapat menimbulkan dosa, baik dosa kepada Allah maupun

dosa kepada…

a. Malaikat

b. Manusia

c. Setan

d. Iblis

14. Orang yang suka marah itu akan selalu…

a. Jauh dari setan

b. Dekat dengan setan

c. Dekat dengan Allah

d. Dikasihi oleh Allah

15. Contoh sikap ananiah, kecuali…

a. Tidak memiliki rasa kepedulian terhadap penderitaan orang lain

b. Ingin selalu diperhatikan oleh orang lain

c. Selalu berusaha untuk menang sendiri dalam segala hal

d. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan

16. Sifat ananiah sering juga disebut dengan…

a. Fanatisme

b. Egoisme

c. Animism

d. Dinamisme

17. Sikap suka mengadu domba dan menjelek-jelekan orang lain disebut…

a. Gibah

b. Namimah

c. Ananiah

d. Qanaah

18. Sabar dan qanaah termasuk…

a. Akhlak mahmudah

b. Akhlak mazmumah

c. Akhlak syariah

d. Akhlak syaithaniah

19. Berikut adalah sikap kita sebagai orang yang digunjingkan, kecuali…

a. Lapang dada

b. Bersikap sabar

c. Tidak dendam

d. Sangat dendam

20. Akibat buruk dari sifat marah, kecuali…

a. Tidak dapat berfikir tenang dalam menghadapi permasalahan

b. Menjadi iri dengan orang lain

c. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan secara baik

d. Jika sering terjadi, dapat menimbulkan tekanan darah tinggi yang

membahayakan kesehatan jasmani dan rohani

21. Akibat yang ditimbulkan oleh sifat gibah, kecuali…

a. Merusak keimanan seseorang kepada Allah swt

b. Menyebabkan serangan jantung

c. Menyebabkan penyakit hati

d. Merusak hubungan persaudaraan dalam masyarakat

22. Orang yang tidak suka melihat orang lain mendapat nikmat Allah adalah

orang yang bersifat…

a. Munafik

b. Hasad

c. Riya

d. Gibah

23. Namimah adalah sifat yang..

a. Menyenangkan orang lain

b. Membahayakan orang lain

c. Menolong orang lain

d. Member perhatian kepada orang lain

24. Ananiah mirip dengan sikap takabbur, takabur berarti…

a. Baik

b. Sombong

c. Jahat

d. Ramah

25. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat bukanlah orang yang…

a. Gemar menabung

b. Kuat bergulat

c. Rajin

d. Berbadan besar

26. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat adalah orang yang…

a. Harta berlimpah

b. Mampu mengendalikan diri

c. Berbadan kekar

d. Pintar bergulat

27. Bahaya yang ditimbulkan dari sifat ananiah, kecuali…

a. Menimbulkan kekecewaan orang lain

b. Menang dalam hal apapun

c. Merusak hubungan persaudaraan

d. Memutuskan hubungan silaturahim

28. Dalam hadis Rasulullah, sesungguhnya marah itu datangnya dari…

a. Allah

b. Setan

c. Hati

d. Pikiran

29. Kata lain dari hasad adalah…

a. Ramah

b. Dengki

c. Egois

d. Pemarah

30. Tidak mampu mengendalikan rasa amarah disebut…

a. Gibah

b. Gadab

c. Namimah

d. Hasad

31. Namimah sering disebut juga dengan…

a. Iri

b. Memfitnah

c. Bersabar

d. Takabur

32. Orang yang suka bergibah diumpamakan dengan…

a. Memakan sayur-sayuran

b. Memakan daging saudaranya sendiri

c. Memakan daging anjing

d. Memakan makanan haram

33. Orang yang menjadi objek perbincangan akan merasa malu dan harga

dirinya menjadi…

a. Tertolong

b. Hancur

c. Terangkat

d. Terdzalimi

34. Allah tidak menyukai orang yang berjalan di muka bumi dengan…

a. Membusungkan dada

b. Angkuh

c. Memalingkan wajah

d. Membuat onar

35. Qanaah adalah…

a. Merasa kurang atas apapun

b. Merasa cukup atas yang diperoleh

c. Merasa terbebani atas apa yang diperoleh

d. Merasa kurang beruntung

36. Sikap tidak senang terhadap orang lain, kecuali…

a. Memusuhi

b. Menjelekan

c. Mencemarkan nama baik

d. Mengasihi

37. Tabayyun merupakan salah satu cara untuk menghindarkan diri dari

perbuatan namimah. Tabayyun berarti…

a. Memojokan orang lain

b. Menjelaskan kebenaran berita

c. Menyebarkan kabar berita

d. Meneruskan kabar berita

38. Sifat hasad dapat menghapus…

a. Amal jahat kita

b. Amal kebajikan kita

c. Dosa kita

d. Kebencian

39. Gibah lebih dikenal dengan istilah…

a. Sombong

b. Menggunjing

c. Angkuh

d. Fitnah

40. Orang yang bersifat gibah akan dijauhi oleh…

a. Setan

b. Orang lain

c. Malaikat

d. Anak-anak

KUNCI JAWABAN

Validitas Soal

Soal nomor 1-40 kunci jawabannya adalah B

KUNCI JAWABAN

Soal Pre-Test dan Post-Test

1. A 11. C

2. A 12. C

3. B 13. B

4. B 14. B

5. C 15. C

6. C 16. C

7. D 17. A

8. D 18. A

9. D 19. B

10. D 20. B

SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek = 45 Butir soal = 40 Bobot utk jwban benar = 1 Bobot utk jwban salah = 0 Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah) Nama berkas: D:\SKRIPSI\ENDANG\ANATES No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 45 Respon... 32 8 0 32 32 2 41 Respon... 31 9 0 31 31 3 44 Respon... 28 12 0 28 28 4 42 Respon... 27 13 0 27 27 5 43 Respon... 23 17 0 23 23 6 21 Respon... 21 19 0 21 21 7 19 Respon... 18 22 0 18 18 8 22 Respon... 17 23 0 17 17 9 15 Respon... 16 24 0 16 16 10 16 Respon... 15 25 0 15 15 11 17 Respon... 15 25 0 15 15 12 14 Respon... 14 26 0 14 14 13 18 Respon... 14 26 0 14 14 14 23 Respon... 14 26 0 14 14 15 37 Respon... 14 26 0 14 14 16 12 Respon... 13 27 0 13 13 17 20 Respon... 13 27 0 13 13 18 30 Respon... 13 27 0 13 13 19 31 Respon... 13 27 0 13 13 20 38 Respon... 13 27 0 13 13 21 2 Respon... 12 28 0 12 12 22 8 Respon... 12 28 0 12 12 23 25 Respon... 12 28 0 12 12 24 9 Respon... 11 29 0 11 11 25 10 Respon... 11 29 0 11 11 26 24 Respon... 11 29 0 11 11 27 33 Respon... 11 29 0 11 11 28 36 Respon... 11 29 0 11 11 29 39 Respon... 11 29 0 11 11 30 6 Respon... 10 30 0 10 10 31 11 Respon... 10 30 0 10 10 32 32 Respon... 10 30 0 10 10 33 1 Respon... 9 31 0 9 9 34 3 Respon... 9 31 0 9 9 35 7 Respon... 9 31 0 9 9 36 26 Respon... 9 31 0 9 9 37 27 Respon... 9 31 0 9 9 38 13 Respon... 8 32 0 8 8 39 40 Respon... 8 32 0 8 8 40 4 Respon... 7 33 0 7 7 41 5 Respon... 7 33 0 7 7 42 28 Respon... 7 33 0 7 7 43 34 Respon... 7 33 0 7 7 44 35 Respon... 7 33 0 7 7 45 29 Respon... 6 34 0 6 6

RELIABILITAS TES ================ Rata2= 13.29 Simpang Baku= 6.29 KorelasiXY= 0.61 Reliabilitas Tes= 0.76 Nama berkas: D:\SKRIPSI\ENDANG\ANATES No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 45 Responden 45 18 14 32 2 41 Responden 41 15 16 31 3 44 Responden 44 15 13 28 4 42 Responden 42 12 15 27 5 43 Responden 43 13 10 23 6 21 Responden 21 9 12 21 7 19 Responden 19 9 9 18 8 22 Responden 22 8 9 17 9 15 Responden 15 5 11 16 10 16 Responden 16 7 8 15 11 17 Responden 17 9 6 15 12 14 Responden 14 7 7 14 13 18 Responden 18 10 4 14 14 23 Responden 23 8 6 14 15 37 Responden 37 8 6 14 16 12 Responden 12 5 8 13 17 20 Responden 20 10 3 13 18 30 Responden 30 9 4 13 19 31 Responden 31 6 7 13 20 38 Responden 38 5 8 13 21 2 Responden 2 6 6 12 22 8 Responden 8 6 6 12 23 25 Responden 25 8 4 12 24 9 Responden 9 6 5 11 25 10 Responden 10 4 7 11 26 24 Responden 24 8 3 11 27 33 Responden 33 4 7 11 28 36 Responden 36 6 5 11 29 39 Responden 39 4 7 11 30 6 Responden 6 6 4 10 31 11 Responden 11 5 5 10 32 32 Responden 32 3 7 10 33 1 Responden 1 4 5 9 34 3 Responden 3 5 4 9 35 7 Responden 7 5 4 9 36 26 Responden 26 2 7 9 37 27 Responden 27 4 5 9 38 13 Responden 13 3 5 8 39 40 Responden 40 3 5 8 40 4 Responden 4 4 3 7 41 5 Responden 5 1 6 7 42 28 Responden 28 6 1 7 43 34 Responden 34 2 5 7 44 35 Responden 35 3 4 7 45 29 Responden 29 3 3 6 KELOMPOK UNGGUL & ASOR ====================== Kelompok Unggul Nama berkas: D:\SKRIPSI\ENDANG TIA\ANATES

1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 45 Responden 45 32 - 1 - 1 1 - 1 2 41 Responden 41 31 - - - 1 - 1 - 3 44 Responden 44 28 1 - 1 - 1 1 - 4 42 Responden 42 27 1 1 - 1 1 1 1 5 43 Responden 43 23 - 1 1 1 - - 1 6 21 Responden 21 21 1 1 1 1 - 1 - 7 19 Responden 19 18 - - - - - - 1 8 22 Responden 22 17 - - - 1 1 1 - 9 15 Responden 15 16 - 1 - - 1 - - 10 16 Responden 16 15 - - - 1 - - - 11 17 Responden 17 15 - - - - 1 - - 12 14 Responden 14 14 - - - - - - 1 Jml Jwb Benar 3 5 3 7 6 5 5 8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 45 Responden 45 32 - 1 - 1 1 1 1 2 41 Responden 41 31 1 - 1 1 1 1 - 3 44 Responden 44 28 1 1 1 - 1 1 1 4 42 Responden 42 27 1 1 - - 1 - 1 5 43 Responden 43 23 - 1 1 1 - 1 - 6 21 Responden 21 21 - - 1 - 1 1 1 7 19 Responden 19 18 - - - 1 1 1 1 8 22 Responden 22 17 1 - - - 1 1 1 9 15 Responden 15 16 1 - 1 1 - - - 10 16 Responden 16 15 1 1 1 - - - - 11 17 Responden 17 15 - - - 1 - - - 12 14 Responden 14 14 1 - 1 - - 1 - Jml Jwb Benar 7 5 7 6 7 8 6 15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 45 Responden 45 32 1 1 1 1 1 1 1 2 41 Responden 41 31 1 1 1 1 1 1 1 3 44 Responden 44 28 1 - 1 1 1 1 - 4 42 Responden 42 27 1 1 1 - - - 1 5 43 Responden 43 23 1 - - 1 1 - 1 6 21 Responden 21 21 - - - - 1 1 1 7 19 Responden 19 18 1 1 - - - - - 8 22 Responden 22 17 1 1 - - 1 - 1 9 15 Responden 15 16 1 1 - 1 - - - 10 16 Responden 16 15 - - - - 1 - 1 11 17 Responden 17 15 - 1 1 1 1 - - 12 14 Responden 14 14 - - - 1 - - - Jml Jwb Benar 8 7 5 7 8 4 7 22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 45 Responden 45 32 1 1 1 1 1 1 1 2 41 Responden 41 31 1 1 1 1 1 1 1 3 44 Responden 44 28 1 - - 1 - 1 - 4 42 Responden 42 27 1 1 1 - 1 1 - 5 43 Responden 43 23 - 1 1 - 1 - 1 6 21 Responden 21 21 1 - - 1 1 1 - 7 19 Responden 19 18 1 1 1 - - - - 8 22 Responden 22 17 - 1 - - 1 - 1 9 15 Responden 15 16 - - - - 1 1 1 10 16 Responden 16 15 - - 1 - - 1 - 11 17 Responden 17 15 - - - 1 - - -

12 14 Responden 14 14 1 1 - - - - - Jml Jwb Benar 7 7 6 5 7 7 5 29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 45 Responden 45 32 1 1 1 1 1 - 1 2 41 Responden 41 31 1 1 1 1 1 - 1 3 44 Responden 44 28 1 1 1 1 - 1 1 4 42 Responden 42 27 - 1 1 - 1 1 - 5 43 Responden 43 23 1 - - 1 1 - 1 6 21 Responden 21 21 - 1 - - 1 - - 7 19 Responden 19 18 - - - 1 1 1 1 8 22 Responden 22 17 - - 1 - - - - 9 15 Responden 15 16 - 1 - - - 1 1 10 16 Responden 16 15 - 1 1 1 1 1 1 11 17 Responden 17 15 1 1 1 1 1 1 1 12 14 Responden 14 14 1 1 1 1 1 1 - Jml Jwb Benar 6 9 8 8 9 7 8 36 37 38 39 40 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 1 45 Responden 45 32 - 1 - 1 1 2 41 Responden 41 31 1 1 1 1 - 3 44 Responden 44 28 - 1 1 1 1 4 42 Responden 42 27 1 - 1 1 1 5 43 Responden 43 23 1 1 1 - - 6 21 Responden 21 21 - - 1 1 1 7 19 Responden 19 18 1 1 1 1 - 8 22 Responden 22 17 - - 1 1 - 9 15 Responden 15 16 1 - 1 - - 10 16 Responden 16 15 1 - - - - 11 17 Responden 17 15 - - - - 1 12 14 Responden 14 14 - - - 1 - Jml Jwb Benar 6 5 8 8 5 Kelompok Asor Nama berkas: D:\SKRIPSI\ENDANG\ANATES 1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 3 Responden 3 9 - 1 - - - - 1 2 7 Responden 7 9 - - - 1 1 - - 3 26 Responden 26 9 1 1 - - 1 - - 4 27 Responden 27 9 1 1 - - - 1 1 5 13 Responden 13 8 - - - - - 1 - 6 40 Responden 40 8 1 1 - - - 1 - 7 4 Responden 4 7 - - - - 1 - - 8 5 Responden 5 7 - - - 1 - - - 9 28 Responden 28 7 - - - - 1 1 1 10 34 Responden 34 7 - 1 - 1 - 1 - 11 35 Responden 35 7 - - - - - 1 1 12 29 Responden 29 6 - - - - - - 1 Jml Jwb Benar 3 5 0 3 4 6 5 8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 3 Responden 3 9 - - - - 1 - - 2 7 Responden 7 9 - 1 - - - - - 3 26 Responden 26 9 1 - - - - - 1

4 27 Responden 27 9 - - - - 1 1 - 5 13 Responden 13 8 - - - 1 1 - - 6 40 Responden 40 8 - - - - - - 1 7 4 Responden 4 7 - - - - - 1 - 8 5 Responden 5 7 - - 1 - - - - 9 28 Responden 28 7 - - - - - 1 - 10 34 Responden 34 7 - - - - - - - 11 35 Responden 35 7 - - - - - - - 12 29 Responden 29 6 - - - - - 1 - Jml Jwb Benar 1 1 1 1 3 4 2 15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 3 Responden 3 9 - - 1 - - - 1 2 7 Responden 7 9 1 - - - - - - 3 26 Responden 26 9 - - - - - 1 - 4 27 Responden 27 9 - - - - - - - 5 13 Responden 13 8 - - - - - - - 6 40 Responden 40 8 - - - - - - - 7 4 Responden 4 7 - - - - - 1 - 8 5 Responden 5 7 - 1 - - - - - 9 28 Responden 28 7 - - - - 1 - - 10 34 Responden 34 7 - 1 1 - - - - 11 35 Responden 35 7 - - - - - - - 12 29 Responden 29 6 - - - - - 1 - Jml Jwb Benar 1 2 2 0 1 3 1 22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 3 Responden 3 9 - - - - - 1 1 2 7 Responden 7 9 - 1 - - - - - 3 26 Responden 26 9 - - - - 1 - - 4 27 Responden 27 9 1 - - - - - - 5 13 Responden 13 8 1 - - - - - - 6 40 Responden 40 8 - - 1 - - 1 - 7 4 Responden 4 7 - - 1 - - - 1 8 5 Responden 5 7 - 1 - - - - 1 9 28 Responden 28 7 - - - - - 1 - 10 34 Responden 34 7 - - - - - - - 11 35 Responden 35 7 - - 1 - - - - 12 29 Responden 29 6 - - - - 1 - - Jml Jwb Benar 2 2 3 0 2 3 3 29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 3 Responden 3 9 - - - - - 1 - 2 7 Responden 7 9 - 1 - - 1 1 - 3 26 Responden 26 9 - - - - - 1 - 4 27 Responden 27 9 - 1 - - - - - 5 13 Responden 13 8 - - 1 1 - - - 6 40 Responden 40 8 - - - - - - - 7 4 Responden 4 7 - - 1 - - - - 8 5 Responden 5 7 - - - 1 - - - 9 28 Responden 28 7 - - - - - - 1 10 34 Responden 34 7 - - - - - 1 - 11 35 Responden 35 7 - - 1 - - - - 12 29 Responden 29 6 - - - 1 - - - Jml Jwb Benar 0 2 3 3 1 4 1 36 37 38 39 40

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 1 3 Responden 3 9 - - - 1 - 2 7 Responden 7 9 - - 1 - - 3 26 Responden 26 9 - - - - 1 4 27 Responden 27 9 - 1 - - - 5 13 Responden 13 8 - - 1 1 - 6 40 Responden 40 8 1 1 - - - 7 4 Responden 4 7 - 1 - - - 8 5 Responden 5 7 - - - - 1 9 28 Responden 28 7 - - - - - 10 34 Responden 34 7 - 1 - - - 11 35 Responden 35 7 1 1 1 - - 12 29 Responden 29 6 - - - 1 - Jml Jwb Benar 2 5 3 3 2 DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 45 Klp atas/bawah(n)= 12 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\SKRIPSI\ENDANG\ANATES No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 1 3 3 0 0.00 2 2 5 5 0 0.00 3 3 3 0 3 25.00 4 4 7 3 4 33.33 5 5 6 4 2 16.67 6 6 5 6 -1 -8.33 7 7 5 5 0 0.00 8 8 7 1 6 50.00 9 9 5 1 4 33.33 10 10 7 1 6 50.00 11 11 6 1 5 41.67 12 12 7 3 4 33.33 13 13 8 4 4 33.33 14 14 6 2 4 33.33 15 15 8 1 7 58.33 16 16 7 2 5 41.67 17 17 5 2 3 25.00 18 18 7 0 7 58.33 19 19 8 1 7 58.33 20 20 4 3 1 8.33 21 21 7 1 6 50.00 22 22 7 2 5 41.67 23 23 7 2 5 41.67 24 24 6 3 3 25.00 25 25 5 0 5 41.67 26 26 7 2 5 41.67 27 27 7 3 4 33.33 28 28 5 3 2 16.67 29 29 6 0 6 50.00 30 30 9 2 7 58.33 31 31 8 3 5 41.67 32 32 8 3 5 41.67 33 33 9 1 8 66.67 34 34 7 4 3 25.00 35 35 8 1 7 58.33 36 36 6 2 4 33.33 37 37 5 5 0 0.00 38 38 8 3 5 41.67

39 39 8 3 5 41.67 40 40 5 2 3 25.00 TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 45 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\SKRIPSI\ENDANG\ANATES No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 17 37.78 Sedang 2 2 17 37.78 Sedang 3 3 13 28.89 Sukar 4 4 20 44.44 Sedang 5 5 15 33.33 Sedang 6 6 18 40.00 Sedang 7 7 14 31.11 Sedang 8 8 14 31.11 Sedang 9 9 17 37.78 Sedang 10 10 18 40.00 Sedang 11 11 16 35.56 Sedang 12 12 16 35.56 Sedang 13 13 19 42.22 Sedang 14 14 15 33.33 Sedang 15 15 12 26.67 Sukar 16 16 15 33.33 Sedang 17 17 14 31.11 Sedang 18 18 17 37.78 Sedang 19 19 18 40.00 Sedang 20 20 10 22.22 Sukar 21 21 13 28.89 Sukar 22 22 14 31.11 Sedang 23 23 11 24.44 Sukar 24 24 11 24.44 Sukar 25 25 8 17.78 Sukar 26 26 15 33.33 Sedang 27 27 20 44.44 Sedang 28 28 14 31.11 Sedang 29 29 12 26.67 Sukar 30 30 14 31.11 Sedang 31 31 14 31.11 Sedang 32 32 16 35.56 Sedang 33 33 14 31.11 Sedang 34 34 15 33.33 Sedang 35 35 13 28.89 Sukar 36 36 11 24.44 Sukar 37 37 22 48.89 Sedang 38 38 16 35.56 Sedang 39 39 17 37.78 Sedang 40 40 13 28.89 Sukar

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 45 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\SKRIPSI\ENDANG\ANATES No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0.104 - 2 2 0.163 - 3 3 0.144 - 4 4 0.268 - 5 5 0.202 - 6 6 0.152 - 7 7 0.131 - 8 8 0.370 Signifikan 9 9 0.288 - 10 10 0.203 - 11 11 0.301 - 12 12 0.421 Sangat Signifikan 13 13 0.336 Signifikan 14 14 0.308 Signifikan 15 15 0.618 Sangat Signifikan 16 16 0.338 Signifikan 17 17 0.401 Sangat Signifikan 18 18 0.369 Signifikan 19 19 0.392 Signifikan 20 20 0.319 Signifikan 21 21 0.483 Sangat Signifikan 22 22 0.478 Sangat Signifikan 23 23 0.472 Sangat Signifikan 24 24 0.389 Signifikan 25 25 0.558 Sangat Signifikan 26 26 0.429 Sangat Signifikan 27 27 0.347 Signifikan 28 28 0.169 - 29 29 0.424 Sangat Signifikan 30 30 0.524 Sangat Signifikan 31 31 0.378 Signifikan 32 32 0.309 Signifikan 33 33 0.501 Sangat Signifikan 34 34 0.096 - 35 35 0.506 Sangat Signifikan 36 36 0.298 - 37 37 0.169 - 38 38 0.391 Signifikan 39 39 0.443 Sangat Signifikan 40 40 0.270 - Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208 Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 45 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\SKRIPSI\ENDANG\ANATES No Butir Baru No Butir Asli a b c d * 1 1 11++ 17** 8++ 9++ 0 2 2 7+ 17** 9++ 12+ 0 3 3 5- 13** 19-- 8+ 0 4 4 5+ 20** 8++ 12+ 0 5 5 5- 15** 9++ 16- 0 6 6 5+ 18** 14- 8++ 0 7 7 7+ 14** 8++ 16- 0 8 8 3- 14** 16- 12++ 0 9 9 7+ 17** 14+ 7+ 0 10 10 4- 18** 8++ 15- 0 11 11 9++ 16** 11++ 9++ 0 12 12 7+ 16** 12++ 10++ 0 13 13 6+ 19** 3- 17-- 0 14 14 4- 15** 14+ 12++ 0 15 15 6+ 12** 15+ 12++ 0 16 16 5- 15** 11++ 14+ 0 17 17 3- 14** 15+ 13+ 0 18 18 5+ 17** 8++ 15- 0 19 19 3- 18** 11++ 13+ 0 20 20 10++ 10** 12++ 13++ 0 21 21 11++ 13** 13++ 8+ 0 22 22 7+ 14** 10++ 14+ 0 23 23 3- 11** 13++ 18- 0 24 24 9++ 11** 18- 7+ 0 25 25 5- 8** 16+ 16+ 0 26 26 5- 15** 9++ 16- 0 27 27 5+ 20** 10++ 10++ 0 28 28 4- 14** 14+ 13+ 0 29 29 5- 12** 16+ 12++ 0 30 30 8++ 14** 13+ 10++ 0 31 31 7+ 14** 10++ 14+ 0 32 32 5+ 16** 12++ 12++ 0 33 33 7+ 14** 10++ 14+ 0 34 34 6+ 15** 10++ 14+ 0 35 35 4- 13** 19-- 9++ 0 36 36 8+ 11** 14++ 12++ 0 37 37 5+ 22** 8++ 10+ 0 38 38 9++ 16** 12++ 8++ 0 39 39 4- 17** 16- 8++ 0 40 40 12++ 13** 8+ 12++ 0 Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 13.29 Simpang Baku= 6.29

KorelasiXY= 0.61 Reliabilitas Tes= 0.76 Butir Soal= 40 Jumlah Subyek= 45 Nama berkas: D:\SKRIPSI\ENDANG\ANATES Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 0.00 Sedang 0.104 - 2 2 0.00 Sedang 0.163 - 3 3 25.00 Sukar 0.144 - 4 4 33.33 Sedang 0.268 - 5 5 16.67 Sedang 0.202 - 6 6 -8.33 Sedang 0.152 - 7 7 0.00 Sedang 0.131 - 8 8 50.00 Sedang 0.370 Signifikan 9 9 33.33 Sedang 0.288 - 10 10 50.00 Sedang 0.203 - 11 11 41.67 Sedang 0.301 - 12 12 33.33 Sedang 0.421 Sangat Signifikan 13 13 33.33 Sedang 0.336 Signifikan 14 14 33.33 Sedang 0.308 Signifikan 15 15 58.33 Sukar 0.618 Sangat Signifikan 16 16 41.67 Sedang 0.338 Signifikan 17 17 25.00 Sedang 0.401 Sangat Signifikan 18 18 58.33 Sedang 0.369 Signifikan 19 19 58.33 Sedang 0.392 Signifikan 20 20 8.33 Sukar 0.319 Signifikan 21 21 50.00 Sukar 0.483 Sangat Signifikan 22 22 41.67 Sedang 0.478 Sangat Signifikan 23 23 41.67 Sukar 0.472 Sangat Signifikan 24 24 25.00 Sukar 0.389 Signifikan 25 25 41.67 Sukar 0.558 Sangat Signifikan 26 26 41.67 Sedang 0.429 Sangat Signifikan 27 27 33.33 Sedang 0.347 Signifikan 28 28 16.67 Sedang 0.169 - 29 29 50.00 Sukar 0.424 Sangat Signifikan 30 30 58.33 Sedang 0.524 Sangat Signifikan 31 31 41.67 Sedang 0.378 Signifikan 32 32 41.67 Sedang 0.309 Signifikan 33 33 66.67 Sedang 0.501 Sangat Signifikan 34 34 25.00 Sedang 0.096 - 35 35 58.33 Sukar 0.506 Sangat Signifikan 36 36 33.33 Sukar 0.298 - 37 37 0.00 Sedang 0.169 - 38 38 41.67 Sedang 0.391 Signifikan 39 39 41.67 Sedang 0.443 Sangat Signifikan 40 40 25.00 Sukar 0.270 -

Lampiran 2

Kisi-Kisi Istrumen Tes

Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Materi Soal Kunci

4. Menghindari

Perilaku Tercela

4.1. Menjelaskan

pengertian ananiah,

ghadab, hasad,

ghibah, dan

namimah

Menjelaskan

pengertian ananiah,

ghadab, hasad,

ghibah dan

namimah

Menjelaskan

pengertian dan

menyebutkan

contoh-contoh

perilaku Ananiah,

Ghadab, Hasad,

Gibah, dan

Namimah

4. Sikap suka mementingkan diri

sendiri tanpa menghargai

pendapat dan saran orang lain

adalah…

a. Namimah

b. Ananiah

c. Gibah

d. Qanaah

B

6. Sifat ananiah sering juga disebut

dengan…

a. Fanatisme

b. Animism

c. Egoisme

C

d. Dinamisme

11. Orang yang tidak suka melihat

orang lain mendapat nikmat

Allah adalah orang yang

bersifat…

a. Munafik

b. Riya

c. Hasad

d. Gibah

C

12. Namimah adalah sifat yang..

a. Menyenangkan orang lain

b. Menolong orang lain

c. Membahayakan orang lain

d. Member perhatian kepada

orang lain

C

13. Ananiah mirip dengan sikap

takabbur, takabur berarti…

B

a. Baik

b. Sombong

c. Jahat

d. Ramah

17. Tidak mampu mengendalikan

rasa amarah disebut…

a. Gadab

b. Gibah

c. Namimah

d. Hasad

A

18. Namimah sering disebut juga

dengan…

a. Memfitnah

b. Iri

c. Bersabar

d. Takabur

A

4.2. Menyebutkan

contoh ananiah,

ghadab, hasad,

Menyebutkan

contoh-contoh

perilaku ananiah,

Menjelaskan

pengertian dan

menyebutkan

1. Pak Darkun sering marah tanpa

sebab yang jelas. Dalam hal ini

A

ghibah dan

namimah

ghadab, hasad,

ghibah dan

namimah

contoh-contoh

perilaku Ananiah,

Ghadab, Hasad,

Gibah, dan

Namimah

berarti dalam diri pak Darkun

terdapat sifat…

a. Gadab

b. Qanaah

c. Tawakkal

d. Gibah

3. Salah satu cara yang tepat untuk

meredam gejolak rasa amarah …

a. Minum sebanyak-banyaknya

b. Berwudhu

c. Makan sekenyang-

kenyangnya

d. Pergi ke tempat hiburan

B

5. Contoh sikap ananiah, kecuali…

a. Tidak memiliki rasa

kepedulian terhadap

penderitaan orang lain

b. Selalu berusaha untuk

C

menang sendiri dalam segala

hal

c. Ingin selalu diperhatikan oleh

orang lain

d. Tidak dapat menyelesaikan

permasalahan

7. Sikap suka mengadu domba dan

menjelek-jelekan orang lain

disebut…

a. Gibah

b. Ananiah

c. Qanaah

d. Namimah

D

8. Sabar dan qanaah termasuk…

a. Akhlak mahmudah

b. Akhlak syariah

c. Akhlak syaithaniah

d. Akhlak mazmumah

A

9. Berikut adalah sikap kita sebagai

orang yang digunjingkan,

kecuali…

a. Lapang dada

b. Tidak dendam

c. Sangat dendam

d. Bersikap sabar

D

14. Berdasarkan hadis Rasulullah,

orang yang kuat bukanlah orang

yang…

a. Gemar menabung

b. Kuat bergulat

c. Rajin

d. Berbadan besar

B

15. Berdasarkan hadis Rasulullah,

orang yang kuat adalah orang

yang…

a. Harta berlimpah

C

b. Mampu mengendalikan diri

c. Pintar bergulat

d. Berbadan kekar

4.3. Menghindari

perilaku ananiah,

ghadab, hasad,

ghibah dan

namimah

Menghindari

perilaku ananiah,

ghadab, hasad,

ghibah dan

namimah

Menjelaskan

pengertian dan

menyebutkan

contoh-contoh

perilaku Ananiah,

Ghadab, Hasad,

Gibah, dan

Namimah

2. Sikap hasad dapat memakan amal

kebajikan ibarat seperti api

memakan…

a. Kayu bakar

b. Batu karang

c. Rumah kayu

d. Rumah tembok

B

10. Akibat yang ditimbulkan oleh

sifat gibah, kecuali…

a. Merusak keimanan seseorang

kepada Allah swt

b. Menyebabkan penyakit hati

c. Merusak hubungan

persaudaraan dalam

masyarakat, karena ada yang

D

merasa sakit hati

d. Menyebabkan serangan

jantung

16. Bahaya yang ditimbulkan dari

sifat ananiah, kecuali…

a. Menimbulkan kekecewaan

orang lain

b. Merusak hubungan

persaudaraan

c. Menang dalam hal apapun

d. Memutuskan hubungan

silaturahim

C

19. Orang yang suka bergibah

diumpamakan dengan…

a. Memakan sayur-sayuran

b. Memakan daging saudaranya

sendiri

c. Memakan daging anjing

d. Memakan makanan haram

B

20. Orang yang menjadi objek

perbincanganakan merasa malu

dan harga dirinya menjadi…

a. Tertolong

b. Hancur

c. Terangkat

d. Terdzalimi

B

JUMLAH 20

Lampiran 3

Soal Pre-Test

Kelas Eksperimen (Group Investigation)

SMP N 3 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014-2015 Jl. Ir. H. Juanda, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten 1541

________________________________________________________________________________

Nama: Kelas: Hari / Tanggal:

Berilah tanda silang ( x ) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!

1. Pak Darkun sering marah tanpa sebab yang jelas. Dalam hal ini berarti

dalam diri pak Darkun terdapat sifat…

a. Gadab

b. Qanaah

c. Tawakkal

d. Gibah

2. Sikap hasad dapat memakan amal kebajikan ibarat seperti api memakan…

a. Kayu bakar

b. Batu karang

c. Rumah kayu

d. Rumah tembok

3. Salah satu cara yang tepat untuk meredam gejolak rasa amarah …

a. Minum sebanyak-banyaknya

b. Berwudhu

c. Makan sekenyang-kenyangnya

d. Pergi ke tempat hiburan

4. Sikap suka mementingkan diri sendiri tanpa menghargai pendapat dan

saran orang lain adalah…

a. Namimah

b. Ananiah

c. Gibah

d. Qanaah

5. Contoh sikap ananiah, kecuali…

a. Tidak memiliki rasa kepedulian terhadap penderitaan orang lain

b. Selalu berusaha untuk menang sendiri dalam segala hal

c. Ingin selalu diperhatikan oleh orang lain

d. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan

6. Sifat ananiah sering juga disebut dengan…

a. Fanatisme

b. Animism

c. Egoisme

d. Dinamisme

7. Sikap suka mengadu domba dan menjelek-jelekan orang lain disebut…

a. Gibah

b. Ananiah

c. Qanaah

d. Namimah

8. Sabar dan qanaah termasuk…

a. Akhlak mahmudah

b. Akhlak syariah

c. Akhlak syaithaniah

d. Akhlak mazmumah

9. Berikut adalah sikap kita sebagai orang yang digunjingkan, kecuali…

a. Lapang dada

b. Tidak dendam

c. Sangat dendam

d. Bersikap sabar

10. Akibat yang ditimbulkan oleh sifat gibah, kecuali…

a. Merusak keimanan seseorang kepada Allah swt

b. Menyebabkan penyakit hati

c. Merusak hubungan persaudaraan dalam masyarakat, karena ada yang

merasa sakit hati

d. Menyebabkan serangan jantung

11. Orang yang tidak suka melihat orang lain mendapat nikmat Allah adalah

orang yang bersifat…

a. Munafik

b. Riya

c. Hasad

d. Gibah

12. Namimah adalah sifat yang..

a. Menyenangkan orang lain

b. Menolong orang lain

c. Membahayakan orang lain

d. Member perhatian kepada orang lain

13. Ananiah mirip dengan sikap takabbur, takabur berarti…

a. Baik

b. Sombong

c. Jahat

d. Ramah

14. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat bukanlah orang yang…

a. Gemar menabung

b. Kuat bergulat

c. Rajin

d. Berbadan besar

15. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat adalah orang yang…

a. Harta berlimpah

b. Mampu mengendalikan diri

c. Pintar bergulat

d. Berbadan kekar

16. Bahaya yang ditimbulkan dari sifat ananiah, kecuali…

a. Menimbulkan kekecewaan orang lain

b. Merusak hubungan persaudaraan

c. Menang dalam hal apapun

d. Memutuskan hubungan silaturahim

17. Tidak mampu mengendalikan rasa amarah disebut…

a. Gadab

b. Gibah

c. Namimah

d. Hasad

18. Namimah sering disebut juga dengan…

a. Memfitnah

b. Iri

c. Bersabar

d. Takabur

19. Orang yang suka bergibah diumpamakan dengan…

a. Memakan sayur-sayuran

b. Memakan daging saudaranya sendiri

c. Memakan daging anjing

d. Memakan makanan haram

20. Orang yang menjadi objek perbincanganakan merasa malu dan harga

dirinya menjadi…

a. Tertolong

b. Hancur

c. Terangkat

d. Terdzalimi

Lampiran 4

Soal Post-Test

Kelas Eksperimen (Group Investigation)

SMP N 3 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014-2015 Jl. Ir. H. Juanda, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten 1541

________________________________________________________________________________

Nama: Kelas: Hari / Tanggal:

Berilah tanda silang ( x ) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!

1. Pak Darkun sering marah tanpa sebab yang jelas. Dalam hal ini berarti

dalam diri pak Darkun terdapat sifat…

a. Gadab

b. Qanaah

c. Tawakkal

d. Gibah

2. Sikap hasad dapat memakan amal kebajikan ibarat seperti api memakan…

a. Kayu bakar

b. Batu karang

c. Rumah kayu

d. Rumah tembok

3. Salah satu cara yang tepat untuk meredam gejolak rasa amarah …

a. Minum sebanyak-banyaknya

b. Berwudhu

c. Makan sekenyang-kenyangnya

d. Pergi ke tempat hiburan

4. Sikap suka mementingkan diri sendiri tanpa menghargai pendapat dan

saran orang lain adalah…

a. Namimah

b. Ananiah

c. Gibah

d. Qanaah

5. Contoh sikap ananiah, kecuali…

a. Tidak memiliki rasa kepedulian terhadap penderitaan orang lain

b. Selalu berusaha untuk menang sendiri dalam segala hal

c. Ingin selalu diperhatikan oleh orang lain

d. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan

6. Sifat ananiah sering juga disebut dengan…

a. Fanatisme

b. Animism

c. Egoisme

d. Dinamisme

7. Sikap suka mengadu domba dan menjelek-jelekan orang lain disebut…

a. Gibah

b. Ananiah

c. Qanaah

d. Namimah

8. Sabar dan qanaah termasuk…

a. Akhlak mahmudah

b. Akhlak syariah

c. Akhlak syaithaniah

d. Akhlak mazmumah

9. Berikut adalah sikap kita sebagai orang yang digunjingkan, kecuali…

a. Lapang dada

b. Tidak dendam

c. Sangat dendam

d. Bersikap sabar

10. Akibat yang ditimbulkan oleh sifat gibah, kecuali…

a. Merusak keimanan seseorang kepada Allah swt

b. Menyebabkan penyakit hati

c. Merusak hubungan persaudaraan dalam masyarakat, karena ada yang

merasa sakit hati

d. Menyebabkan serangan jantung

11. Orang yang tidak suka melihat orang lain mendapat nikmat Allah adalah

orang yang bersifat…

a. Munafik

b. Riya

c. Hasad

d. Gibah

12. Namimah adalah sifat yang..

a. Menyenangkan orang lain

b. Menolong orang lain

c. Membahayakan orang lain

d. Member perhatian kepada orang lain

13. Ananiah mirip dengan sikap takabbur, takabur berarti…

a. Baik

b. Sombong

c. Jahat

d. Ramah

14. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat bukanlah orang yang…

a. Gemar menabung

b. Kuat bergulat

c. Rajin

d. Berbadan besar

15. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat adalah orang yang…

a. Harta berlimpah

b. Mampu mengendalikan diri

c. Pintar bergulat

d. Berbadan kekar

16. Bahaya yang ditimbulkan dari sifat ananiah, kecuali…

a. Menimbulkan kekecewaan orang lain

b. Merusak hubungan persaudaraan

c. Menang dalam hal apapun

d. Memutuskan hubungan silaturahim

17. Tidak mampu mengendalikan rasa amarah disebut…

a. Gadab

b. Gibah

c. Namimah

d. Hasad

18. Namimah sering disebut juga dengan…

a. Memfitnah

b. Iri

c. Bersabar

d. Takabur

19. Orang yang suka bergibah diumpamakan dengan…

a. Memakan sayur-sayuran

b. Memakan daging saudaranya sendiri

c. Memakan daging anjing

d. Memakan makanan haram

20. Orang yang menjadi objek perbincanganakan merasa malu dan harga

dirinya menjadi…

a. Tertolong

b. Hancur

c. Terangkat

d. Terdzalimi

Lampiran 5

Soal Pre-Test

Kelas Kontrol (Puzzle)

SMP N 3 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014-2015 Jl. Ir. H. Juanda, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten 1541

________________________________________________________________________________

Nama: Kelas: Hari / Tanggal:

Berilah tanda silang ( x ) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!

1. Pak Darkun sering marah tanpa sebab yang jelas. Dalam hal ini berarti

dalam diri pak Darkun terdapat sifat…

a. Gadab

b. Qanaah

c. Tawakkal

d. Gibah

2. Sikap hasad dapat memakan amal kebajikan ibarat seperti api memakan…

a. Kayu bakar

b. Batu karang

c. Rumah kayu

d. Rumah tembok

3. Salah satu cara yang tepat untuk meredam gejolak rasa amarah …

a. Minum sebanyak-banyaknya

b. Berwudhu

c. Makan sekenyang-kenyangnya

d. Pergi ke tempat hiburan

4. Sikap suka mementingkan diri sendiri tanpa menghargai pendapat dan

saran orang lain adalah…

a. Namimah

b. Ananiah

c. Gibah

d. Qanaah

5. Contoh sikap ananiah, kecuali…

a. Tidak memiliki rasa kepedulian terhadap penderitaan orang lain

b. Selalu berusaha untuk menang sendiri dalam segala hal

c. Ingin selalu diperhatikan oleh orang lain

d. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan

6. Sifat ananiah sering juga disebut dengan…

a. Fanatisme

b. Animism

c. Egoisme

d. Dinamisme

7. Sikap suka mengadu domba dan menjelek-jelekan orang lain disebut…

a. Gibah

b. Ananiah

c. Qanaah

d. Namimah

8. Sabar dan qanaah termasuk…

a. Akhlak mahmudah

b. Akhlak syariah

c. Akhlak syaithaniah

d. Akhlak mazmumah

9. Berikut adalah sikap kita sebagai orang yang digunjingkan, kecuali…

a. Lapang dada

b. Tidak dendam

c. Sangat dendam

d. Bersikap sabar

10. Akibat yang ditimbulkan oleh sifat gibah, kecuali…

a. Merusak keimanan seseorang kepada Allah swt

b. Menyebabkan penyakit hati

c. Merusak hubungan persaudaraan dalam masyarakat, karena ada yang

merasa sakit hati

d. Menyebabkan serangan jantung

11. Orang yang tidak suka melihat orang lain mendapat nikmat Allah adalah

orang yang bersifat…

a. Munafik

b. Riya

c. Hasad

d. Gibah

12. Namimah adalah sifat yang..

a. Menyenangkan orang lain

b. Menolong orang lain

c. Membahayakan orang lain

d. Member perhatian kepada orang lain

13. Ananiah mirip dengan sikap takabbur, takabur berarti…

a. Baik

b. Sombong

c. Jahat

d. Ramah

14. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat bukanlah orang yang…

a. Gemar menabung

b. Kuat bergulat

c. Rajin

d. Berbadan besar

15. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat adalah orang yang…

a. Harta berlimpah

b. Mampu mengendalikan diri

c. Pintar bergulat

d. Berbadan kekar

16. Bahaya yang ditimbulkan dari sifat ananiah, kecuali…

a. Menimbulkan kekecewaan orang lain

b. Merusak hubungan persaudaraan

c. Menang dalam hal apapun

d. Memutuskan hubungan silaturahim

17. Tidak mampu mengendalikan rasa amarah disebut…

a. Gadab

b. Gibah

c. Namimah

d. Hasad

18. Namimah sering disebut juga dengan…

a. Memfitnah

b. Iri

c. Bersabar

d. Takabur

19. Orang yang suka bergibah diumpamakan dengan…

a. Memakan sayur-sayuran

b. Memakan daging saudaranya sendiri

c. Memakan daging anjing

d. Memakan makanan haram

20. Orang yang menjadi objek perbincanganakan merasa malu dan harga

dirinya menjadi…

a. Tertolong

b. Hancur

c. Terangkat

d. Terdzalimi

Lampiran 6

Soal Post-Test

Kelas Kontrol (Puzzle)

SMP N 3 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014-2015 Jl. Ir. H. Juanda, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten 1541

________________________________________________________________________________

Nama: Kelas: Hari / Tanggal:

Berilah tanda silang ( x ) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!

1. Pak Darkun sering marah tanpa sebab yang jelas. Dalam hal ini berarti

dalam diri pak Darkun terdapat sifat…

a. Gadab

b. Qanaah

c. Tawakkal

d. Gibah

2. Sikap hasad dapat memakan amal kebajikan ibarat seperti api memakan…

a. Kayu bakar

b. Batu karang

c. Rumah kayu

d. Rumah tembok

3. Salah satu cara yang tepat untuk meredam gejolak rasa amarah …

a. Minum sebanyak-banyaknya

b. Berwudhu

c. Makan sekenyang-kenyangnya

d. Pergi ke tempat hiburan

4. Sikap suka mementingkan diri sendiri tanpa menghargai pendapat dan

saran orang lain adalah…

a. Namimah

b. Ananiah

c. Gibah

d. Qanaah

5. Contoh sikap ananiah, kecuali…

a. Tidak memiliki rasa kepedulian terhadap penderitaan orang lain

b. Selalu berusaha untuk menang sendiri dalam segala hal

c. Ingin selalu diperhatikan oleh orang lain

d. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan

6. Sifat ananiah sering juga disebut dengan…

a. Fanatisme

b. Animism

c. Egoisme

d. Dinamisme

7. Sikap suka mengadu domba dan menjelek-jelekan orang lain disebut…

a. Gibah

b. Ananiah

c. Qanaah

d. Namimah

8. Sabar dan qanaah termasuk…

a. Akhlak mahmudah

b. Akhlak syariah

c. Akhlak syaithaniah

d. Akhlak mazmumah

9. Berikut adalah sikap kita sebagai orang yang digunjingkan, kecuali…

a. Lapang dada

b. Tidak dendam

c. Sangat dendam

d. Bersikap sabar

10. Akibat yang ditimbulkan oleh sifat gibah, kecuali…

a. Merusak keimanan seseorang kepada Allah swt

b. Menyebabkan penyakit hati

c. Merusak hubungan persaudaraan dalam masyarakat, karena ada yang

merasa sakit hati

d. Menyebabkan serangan jantung

11. Orang yang tidak suka melihat orang lain mendapat nikmat Allah adalah

orang yang bersifat…

a. Munafik

b. Riya

c. Hasad

d. Gibah

12. Namimah adalah sifat yang..

a. Menyenangkan orang lain

b. Menolong orang lain

c. Membahayakan orang lain

d. Member perhatian kepada orang lain

13. Ananiah mirip dengan sikap takabbur, takabur berarti…

a. Baik

b. Sombong

c. Jahat

d. Ramah

14. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat bukanlah orang yang…

a. Gemar menabung

b. Kuat bergulat

c. Rajin

d. Berbadan besar

15. Berdasarkan hadis Rasulullah, orang yang kuat adalah orang yang…

a. Harta berlimpah

b. Mampu mengendalikan diri

c. Pintar bergulat

d. Berbadan kekar

16. Bahaya yang ditimbulkan dari sifat ananiah, kecuali…

a. Menimbulkan kekecewaan orang lain

b. Merusak hubungan persaudaraan

c. Menang dalam hal apapun

d. Memutuskan hubungan silaturahim

17. Tidak mampu mengendalikan rasa amarah disebut…

a. Gadab

b. Gibah

c. Namimah

d. Hasad

18. Namimah sering disebut juga dengan…

a. Memfitnah

b. Iri

c. Bersabar

d. Takabur

19. Orang yang suka bergibah diumpamakan dengan…

a. Memakan sayur-sayuran

b. Memakan daging saudaranya sendiri

c. Memakan daging anjing

d. Memakan makanan haram

20. Orang yang menjadi objek perbincanganakan merasa malu dan harga

dirinya menjadi…

a. Tertolong

b. Hancur

c. Terangkat

d. Terdzalimi

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KELAS VIII

SEMESTER 1

SMP NEGERI 3

TANGERANG SELATAN

2014

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )

Kelas Eksperimen

Sekolah : SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas / Semester : VIII / 1

Standar kompetensi : 4. Menghindari Perilaku Tercela

Kompetensi Dasar : 4.1. Menjelaskan pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah,

dan namimah

4.2. Menyebutkan contoh ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan

namimah

4.3. Menghindari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan

namimah

Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit

A. INDIKATOR

1. Menjelaskan pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah

2. Menyebutkan contoh-contoh perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah

3. Menghindari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah

2. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan

namimah

3. Siswa dapat menghindari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah

C. MATERI PEMBELAJARAN

1. Materi pokok (terlampir)

Menghindari Perilaku Tercela

2. Uraian Materi

Menjelaskan pengertian dan menyebutkan contoh-contoh perilaku Ananiah, Ghadab,

Hasad, Gibah, dan Namimah

D. METODE

1. Group Investigation

2. Ceramah

3. Tanya Jawab

E. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan Waktu Nilai Karakter

1. Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi

a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan

memulai pelajaran dengan berdoa serta

membaca ayat suci Al-Quran

b. Guru memberikan motivasi dan interaksi

komunikatif tentang materi yang akan

diajarkan

c. Guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai

dari materi yang akan diajarkan

d. Guru memberikan soal Pre-Tes kepada siswa

15 menit Sabar

Rasa

hormat

Bersunggu

h-sungguh

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru memberikan buku sumber tentang

sifat-sifat tercela

b. Guru menyampaikan pengantar materi

tentang sifat-sifat tercela

c. Guru mengarahkan siswa untuk membaca

buku sumber dan mencari informasi yang

luas tentang materi

Elaborasi

a. Guru membagi siswa menjadi lima

kelompok

b. Guru meminta siswa untuk berkumpul

dengan kelompoknya masing-masing

c. Guru menyediakan topik-topik untuk

45 menit Percaya

diri

Kreatif

Saling

mengharg

ai

Peduli

Bertanggu

ng jawab

diselidiki dan guru mengarahkan siswa untuk

memilih topik

d. Guru meminta siswa untuk menginvestigasi

topik yang telah mereka pilih

(mengumpulkan informasi, menganalisis

data dan membuat kesimpulan)

e. Siswa menginvestigasi topic dan guru

mengawasi jalannya diskusi

f. Guru memberikan pertanyaan dengan

menuliskannya pada kertas dan

memberikannya pada masing-masing

kelompok agar dapat menganalisis informasi

yang telah mereka dapat

g. Guru meminta setiap kelompok untuk

menyajikan topik yang telah mereka

investigasi

h. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang topik yang disajikan

oleh kelompok lain

Konfirmasi

a. Guru memberikan informasi tambahan

mengenai sifat-sifat tercela

b. Siswa mengidentifikasi tentang hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam bab sifat-sifat

tercela

3. Kegiatan penutup

a. Guru memberikan refleksi materi yang telah

mereka pelajari

b. Guru melaksanakan ujian Post-Test

c. Menutup pelajaran dengan membaca

hamdalah dan salam

20 menit Rasa ingin

tahu

Cinta ilmu

F. SUMBER BELAJAR

1. Buku paket Teladan Utama Pendidikan Agama Islam kelas VIII (Penulis: Robingan)

2. Buku Terampil Belajar Pendidikan Agama Islam kelas VIII (Penulis: Mohammad

Fauzi Abdul Ghofur dan Masyudi)

3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII (Penulis: Ajat Sudrajat)

4. Terjemahan kitab Al-Qur’anul Karim

G. MEDIA PEMBELAJARAN

1. Papan tulis

2. Alat tulis lengkap

3. Buku sumber

H. PENILAIAN

Indikator pencapaian kompetensi

Tekhnik

Penilaian

Bentuk Instrumen

1. Menjelaskan pengertian ananiah,

ghadab, hasad, ghibah dan namimah

2. Menyebutkan contoh-contoh perilaku

ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan

namimah

3. Menghindari perilaku ananiah, ghadab,

hasad, ghibah dan namimah

Tes tertulis berupa

Pre-Test dan Post-

Test

Pilihan ganda

KUNCI JAWABAN

Soal Pre-Test dan Post-Test

1. A 11. C

2. A 12. C

3. B 13. B

4. B 14. B

5. C 15. C

6. C 16. C

7. D 17. A

8. D 18. A

9. D 19. B

10. D 20. B

Ciputat, 13 Agustus 2014

Mengetahui

Guru Pembimbing Mahasiswa

Chairunnisa, S.Pd Endang

(NIP 195711061986032002) (NIM 1110011000018)

Lampiran,

BAB IV

MENGHINDARI PERILAKU TERCELA

A. Ananiah

Ananiah disebut juga egois, yaitu sifat yang menilai sesuatu berdasarkan kepentingan

diri sendiri dan meremehkan orang lain. Perilaku ini harus dihindari karena tidak sesuai

dengan ajaran Islam. Islam mengajarkan agar kita senantiasa bertolong-menolong antar

sesama manusia.

Contoh sikap ananiah adalah:

1. Tidak memiliki rasa kepedulian terhadap penderitaan orang lain

2. Ingin selalu diperhatikan oleh orang lain

3. Selalu berusaha untuk menang sendiri dalam segala hal

4. Tidak memperhatikan perasaan hati orang lain

5. Tidak mau membantu kesusahan orang lain

6. Orang kaya yang tidak mau berderma

7. Merokok di tempat umum.

Sikap ananiah dapat ditemukan dengan mudah dalam kehidupan manusia

modern, terutama kalangan masyarakat atas. Sepintas, sikap ini akan

menguntungkan diri sendiri. Akan tetapi kenyataannya egois hanya akan

merugikan diri sendiri, karena hidup manusia selalu membutuhkan orang lain.

Adapun bahaya yang ditimbulkan dari perilaku ananiah adalah:

1. Menimbulkan kekecewaan orang lain

2. Merusak hubungan persaudaraan

3. Memutuskan hubungan silaturahim

4. Dijauhi dalam pergaulan dan dikucilkan oleh orang lain

5. Kaku dalam pergaulan, sehingga sulit mencapai ketenteraman hidup bersama

6. Menimbulkan kebencian, pertengkaran, dan permusuhan

7. Sulit menerima petunjuk kebenaran, karena merasa dirinya adalah yang paling

benar

8. Berdosa kepada Allah swt. karena Islam melarang sifat ananiah.

Allah swt. murka terhadap orang yang tidak mau memperhatikan kepentingan

orang lain. Al-Qur'an mengisahkan tentang Qarun yang tidak mau berderma,

lantaran memiliki sifat egois. Oleh karena itu, marilah kita jauhkan diri kita dari

sifat tercela ini!.

B. Gadab

Gadab berarti marah atau pemarah. Gadab termasuk sifat tercela, karena marah itu

bersumber dari setan. Rasulullah saw. bersabda:

Artinya: Sesungguhnya marah itu dari setan, dan sungguh, setan itu dijadikan dari api,

dan sungguh, api itu dapat padam dengan air. Jika seseorang kamu marah, segeralah

berwudu. (H.R. Abu Dawud).

Seseorang yang sedang marah memiliki kecenderungan tidak dapat mengontrol

dirinya. Untuk itulah sebagai orang Islam harus pandai-pandai mengendalikan diri agar

tidak sampai mudah marah. Orang yang dapat menahan amarah merupakan salah satu ciri

orang muttaqin.

Allah swt. berfirman:

Artinya: “Orang-orang yang menafkahkan, baik di waktu lapang maupun sempit, dan

orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan orang. Allah menyukai orang-

orang yang berbuat kebajikan. Orang-orang yang menafkahkan , baik di waktu lapang

maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan orang.

Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Q.S Ali Imran:134).

Akibat buruk dari sikap marah, antara lain,

1. Tidak dapat berfikir tenang dalam menghadapi permasalahan

2. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan secara baik berdasarkan pertimbangan

pikiran sehat

3. Jika sering terjadi, dapat menimbulkan tekanan darah tinggi yang membahayakan

kesehatan jasmani dan rohani

4. Sikap gadab dapat menimbulkan kekecewaan atau sakit hati orang lain

5. Dapat mengganggu ketenteraman masyarakat

6. Dapat menimbulkan kerugian materi, jika disertai dengan perbuatan anarkis.

Oleh karena sifat gadab merupakan sifat tercela maka, kita harus berusaha

menghindarkan diri dari sifat tersebut. Sebagai orang yang beriman dan bertakwa,

harus menghindari rasa marah. Meredam kemarahan dengan kesabaran. Hati yang

sabar akan membawa seseorang untuk berpikir secara cermat dalam menghadapi

suatu permasalahan

C. Hasad

Hasad adalah iri dan dengki, yaitu sifat dan sikap seseorang yang tidak senang

terhadap orang lain yang memperoleh kenikmatan. Iri dapat menjelma menjadi dengki.

Hasad dapat menjadikan seseorang terganggu ketenangan hidupnya.

Rasulullah saw. bersabda :

Artinya: “Hasad itu dapat memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar”

(H.R. Ibnu Majah).

Betapa buruknya orang yang memiliki sifat hasad ini, karena semua kebaikan akan

lenyap. Orang yang memiliki sifat hasad tidak suka apabila orang lain mendapat

kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan. Ia selalu berfikir, mengapa semua itu tidak

jatuh kepadanya?

Contoh sifat hasad yang harus kita hindari adalah tidak pernah merasa senang kepada

orang lain, dan dia mengharapkan agar kenikmatan yang diperoleh orang lain itu pindah

ke tangannya atau hilang dari tangan orang itu.

Sikap hasad sangat membahayakan. Sifat ini akan mengakibatkan seseorang menjadi

budak nafsunya dan selalu memiliki keinginan untuk lebih unggul dari orang lain. Sifat

ini tidak saja merugikan orang lain, akan tetapi juga merugikan diri sendiri. Oleh karena

sifat hasad akan merusak ketenangan dan ketentraman hati.

Hasad merupakan penyakit rohani yang sangat buruk pengaruhnya bagi perkembangan

pribadi. Orang yang berpenyakit demikian akan selalu diliputi oleh keresahan,

kegelisahan dan kecemasan. Pandangan hidupnya menjadi materialistis, shg mudah

tergoda dan diperbudak oleh harta kekayaan. Akibatnya dirinya jauh dari ketenangan dan

kebahagiaan.

D. Gibah dan Namimah

Gibah adalah menggunjing. Gibah seringkali disebut dengan gosip. Allah swt.

melarang orang beriman melakukan perbuatan gibah, karena gibah merupakan perbuatan

yang tercela. Allah swt. berfirman:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka, karena

sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan

janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka

memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik

kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat

lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Al-Hujurat: 12)

Perilaku gibah diibaratkan oleh Allah seperti memakan daging saudaranya sendiri

yang telah mati. Perbuatan ini sungguh amat jijik. Contoh perbuatan gibah adalah

menceritakan aib orang lain yang jelas-jelas orang lain tersebut tidak menyukainya,

sekalipun cerita itu benar adanya. Apabila yang diceritakan itu bukan hal yang benar,

maka perbuatan itu termasuk dusta.

Islam melarang gibah, karena akan menyebabkan kejelekan dalam hubungan antar

manusia. Akibat gibah, antara lain:

1. Merusak keimanan seseorang kepada Allah swt.

2. Menyebabkan penyakit hati, sehinga menjadi sulit menerima hidayah dari Allah swt.

3. Merusak hubungan persaudaraan dalam masyarakat, karena ada yang merasa sakit

hati.

Namimah adalah mengadu domba, yaitu orang yang memiliki kesengajaan untuk

mengadu satu orang dengan orang lain. Perbuatan adu domba sangatlah tercela, seperti

dalam sabda Nabi Muhammad saw berikut.

“Huzaifah r.a. berkata: Rasulullah saw. Bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang

suka adu domba” (H.R. Muslim).

Orang yang melakukan perbuatan namimah, tidak akan masuk surga sebagaimana

sabda Rasulullah tersebut. Oleh karena perilaku ini mendatangkan bahaya, jangan sekali-

kali kita memiliki sifat tersebut!

Lampiran 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KELAS VIII

SEMESTER 1

SMP NEGERI 3

TANGERANG SELATAN

2014

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )

Kelas Kontrol

Sekolah : SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas / Semester : VIII / 1

Standar kompetensi : 4. Menghindari Perilaku Tercela

Kompetensi Dasar : 4.1. Menjelaskan pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah,

dan namimah

4.2. Menyebutkan contoh ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan

namimah

4.3. Menghindari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan

namimah

Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit

A. INDIKATOR

1. Menjelaskan pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah

2. Menyebutkan contoh-contoh perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah

3. Menghindari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah

2. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan

namimah

3. Siswa dapat menghindari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah

C. MATERI PEMBELAJARAN

1. Materi pokok (terlampir)

Menghindari Perilaku Tercela

2. Uraian Materi

Menjelaskan pengertian dan menyebutkan contoh-contoh perilaku Ananiah, Ghadab,

Hasad, Gibah, dan Namimah

D. METODE

1. Puzzle

2. Diskusi

3. Ceramah

4. Tanya Jawab

E. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan Waktu Nilai Karakter

1. Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi

a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan

memulai pelajaran dengan berdoa serta

membaca ayat suci Al-Quran

b. Guru memberikan motivasi dan interaksi

komunikatif tentang materi yang akan

diajarkan

c. Guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai

dari materi yang akan diajarkan

d. Guru memberikan soal Pre-Tes kepada siswa

15 menit Sabar

Rasa

hormat

Bersung

guh-

sungguh

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru memberikan sedikit stimulun kepada

siswa tentang materi yang akan di sampaikan

b. Guru dan siswa berdiskusi sejenak tentang

pengalaman siswa

c. Guru menyampaikkan materi

Elaborasi

a. Guru menjelaskan prosedur yang akan

digunakan

b. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok.

c. Guru membagi kertas karton puzzle yang berisi

pertanyaaan kemudian setelah selasai diisi maka

diintruksikan untuk menempelkan kertas karton

45 menit Percaya

diri

Kreatif

Saling

menghar

gai

Peduli

Bertangg

ung

jawab

puzzle di white broad

Konfirmasi

a. Guru memberikan informasi tambahan

mengenai sifat-sifat tercela

b. Siswa mengidentifikasi tentang hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam bab sifat-sifat tercela

3. Kegiatan penutup

a. Guru memberikan refleksi materi yang telah

mereka pelajari

b. Guru melaksanakan ujian Post-Test

c. Menutup pelajaran dengan membaca hamdalah

dan salam

20 menit Rasa

ingin

tahu

Cinta

ilmu

F. SUMBER BELAJAR

1. Kertas puzzle

2. Buku paket Teladan Utama Pendidikan Agama Islam kelas VIII (Penulis: Robingan)

3. Buku Terampil Belajar Pendidikan Agama Islam kelas VIII (Penulis: Mohammad

Fauzi Abdul Ghofur dan Masyudi)

4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII (Penulis: Ajat Sudrajat)

5. Terjemahan kitab Al-Qur’anul Karim

G. MEDIA PEMBELAJARAN

1. Papan tulis

2. Alat tulis lengkap

3. Buku sumber

H. PENILAIAN

Indikator pencapaian kompetensi

Tekhnik

Penilaian

Bentuk Instrumen

1. Menjelaskan pengertian ananiah,

ghadab, hasad, ghibah dan namimah

Tes tertulis berupa

Pre-Test dan Post-

Pilihan ganda

2. Menyebutkan contoh-contoh perilaku

ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan

namimah

3. Menghindari perilaku ananiah, ghadab,

hasad, ghibah dan namimah

Test

KUNCI JAWABAN

Soal Pre-Test dan Post-Test

1. A 11. C

2. A 12. C

3. B 13. B

4. B 14. B

5. C 15. C

6. C 16. C

7. D 17. A

8. D 18. A

9. D 19. B

10. D 20. B

Ciputat, 15 Agustus 2014

Mengetahui

Guru Pembimbing Mahasiswa

Chairunnisa, S.Pd Endang

(NIP 195711061986032002) (NIM 1110011000018)

Lampiran,

BAB IV

MENGHINDARI PERILAKU TERCELA

A. Ananiah

Ananiah disebut juga egois, yaitu sifat yang menilai sesuatu berdasarkan kepentingan

diri sendiri dan meremehkan orang lain. Perilaku ini harus dihindari karena tidak sesuai

dengan ajaran Islam. Islam mengajarkan agar kita senantiasa bertolong-menolong antar

sesama manusia.

Contoh sikap ananiah adalah:

1. Tidak memiliki rasa kepedulian terhadap penderitaan orang lain

2. Ingin selalu diperhatikan oleh orang lain

3. Selalu berusaha untuk menang sendiri dalam segala hal

4. Tidak memperhatikan perasaan hati orang lain

5. Tidak mau membantu kesusahan orang lain

6. Orang kaya yang tidak mau berderma

7. Merokok di tempat umum.

Sikap ananiah dapat ditemukan dengan mudah dalam kehidupan manusia

modern, terutama kalangan masyarakat atas. Sepintas, sikap ini akan

menguntungkan diri sendiri. Akan tetapi kenyataannya egois hanya akan

merugikan diri sendiri, karena hidup manusia selalu membutuhkan orang lain.

Adapun bahaya yang ditimbulkan dari perilaku ananiah adalah:

1. Menimbulkan kekecewaan orang lain

2. Merusak hubungan persaudaraan

3. Memutuskan hubungan silaturahim

4. Dijauhi dalam pergaulan dan dikucilkan oleh orang lain

5. Kaku dalam pergaulan, sehingga sulit mencapai ketenteraman hidup bersama

6. Menimbulkan kebencian, pertengkaran, dan permusuhan

7. Sulit menerima petunjuk kebenaran, karena merasa dirinya adalah yang paling

benar

8. Berdosa kepada Allah swt. karena Islam melarang sifat ananiah.

Allah swt. murka terhadap orang yang tidak mau memperhatikan kepentingan

orang lain. Al-Qur'an mengisahkan tentang Qarun yang tidak mau berderma,

lantaran memiliki sifat egois. Oleh karena itu, marilah kita jauhkan diri kita dari

sifat tercela ini!.

B. Gadab

Gadab berarti marah atau pemarah. Gadab termasuk sifat tercela, karena marah itu

bersumber dari setan. Rasulullah saw. bersabda:

Artinya: Sesungguhnya marah itu dari setan, dan sungguh, setan itu dijadikan dari api,

dan sungguh, api itu dapat padam dengan air. Jika seseorang kamu marah, segeralah

berwudu. (H.R. Abu Dawud).

Seseorang yang sedang marah memiliki kecenderungan tidak dapat mengontrol

dirinya. Untuk itulah sebagai orang Islam harus pandai-pandai mengendalikan diri agar

tidak sampai mudah marah. Orang yang dapat menahan amarah merupakan salah satu ciri

orang muttaqin.

Allah swt. berfirman:

Artinya: “Orang-orang yang menafkahkan, baik di waktu lapang maupun sempit, dan

orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan orang. Allah menyukai orang-

orang yang berbuat kebajikan. Orang-orang yang menafkahkan , baik di waktu lapang

maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan orang.

Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Q.S Ali Imran:134).

Akibat buruk dari sikap marah, antara lain,

1. Tidak dapat berfikir tenang dalam menghadapi permasalahan

2. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan secara baik berdasarkan pertimbangan

pikiran sehat

3. Jika sering terjadi, dapat menimbulkan tekanan darah tinggi yang membahayakan

kesehatan jasmani dan rohani

4. Sikap gadab dapat menimbulkan kekecewaan atau sakit hati orang lain

5. Dapat mengganggu ketenteraman masyarakat

6. Dapat menimbulkan kerugian materi, jika disertai dengan perbuatan anarkis.

Oleh karena sifat gadab merupakan sifat tercela maka, kita harus berusaha

menghindarkan diri dari sifat tersebut. Sebagai orang yang beriman dan bertakwa,

harus menghindari rasa marah. Meredam kemarahan dengan kesabaran. Hati yang

sabar akan membawa seseorang untuk berpikir secara cermat dalam menghadapi

suatu permasalahan

C. Hasad

Hasad adalah iri dan dengki, yaitu sifat dan sikap seseorang yang tidak senang

terhadap orang lain yang memperoleh kenikmatan. Iri dapat menjelma menjadi dengki.

Hasad dapat menjadikan seseorang terganggu ketenangan hidupnya.

Rasulullah saw. bersabda :

Artinya: “Hasad itu dapat memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar”

(H.R. Ibnu Majah).

Betapa buruknya orang yang memiliki sifat hasad ini, karena semua kebaikan akan

lenyap. Orang yang memiliki sifat hasad tidak suka apabila orang lain mendapat

kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan. Ia selalu berfikir, mengapa semua itu tidak

jatuh kepadanya?

Contoh sifat hasad yang harus kita hindari adalah tidak pernah merasa senang kepada

orang lain, dan dia mengharapkan agar kenikmatan yang diperoleh orang lain itu pindah

ke tangannya atau hilang dari tangan orang itu.

Sikap hasad sangat membahayakan. Sifat ini akan mengakibatkan seseorang menjadi

budak nafsunya dan selalu memiliki keinginan untuk lebih unggul dari orang lain. Sifat

ini tidak saja merugikan orang lain, akan tetapi juga merugikan diri sendiri. Oleh karena

sifat hasad akan merusak ketenangan dan ketentraman hati.

Hasad merupakan penyakit rohani yang sangat buruk pengaruhnya bagi perkembangan

pribadi. Orang yang berpenyakit demikian akan selalu diliputi oleh keresahan,

kegelisahan dan kecemasan. Pandangan hidupnya menjadi materialistis, shg mudah

tergoda dan diperbudak oleh harta kekayaan. Akibatnya dirinya jauh dari ketenangan dan

kebahagiaan.

D. Gibah dan Namimah

Gibah adalah menggunjing. Gibah seringkali disebut dengan gosip. Allah swt.

melarang orang beriman melakukan perbuatan gibah, karena gibah merupakan perbuatan

yang tercela. Allah swt. berfirman:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka, karena

sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan

janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka

memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik

kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat

lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Al-Hujurat: 12)

Perilaku gibah diibaratkan oleh Allah seperti memakan daging saudaranya sendiri

yang telah mati. Perbuatan ini sungguh amat jijik. Contoh perbuatan gibah adalah

menceritakan aib orang lain yang jelas-jelas orang lain tersebut tidak menyukainya,

sekalipun cerita itu benar adanya. Apabila yang diceritakan itu bukan hal yang benar,

maka perbuatan itu termasuk dusta.

Islam melarang gibah, karena akan menyebabkan kejelekan dalam hubungan antar

manusia. Akibat gibah, antara lain:

1. Merusak keimanan seseorang kepada Allah swt.

2. Menyebabkan penyakit hati, sehinga menjadi sulit menerima hidayah dari Allah swt.

3. Merusak hubungan persaudaraan dalam masyarakat, karena ada yang merasa sakit

hati.

Namimah adalah mengadu domba, yaitu orang yang memiliki kesengajaan untuk

mengadu satu orang dengan orang lain. Perbuatan adu domba sangatlah tercela, seperti

dalam sabda Nabi Muhammad saw berikut.

“Huzaifah r.a. berkata: Rasulullah saw. Bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang

suka adu domba” (H.R. Muslim).

Orang yang melakukan perbuatan namimah, tidak akan masuk surga sebagaimana

sabda Rasulullah tersebut. Oleh karena perilaku ini mendatangkan bahaya, jangan sekali-

kali kita memiliki sifat tersebut!

Lampiran 9

Nilai Pre-Tes

1. Kelas Eksperimen (VIII 8)

No Nama Nilai

1. Adine Adisty 50

2. Amanda Shanum 80

3. Amelia Fidriyanti 75

4. Aprilia Adinda 80

5. Dianna nurul 75

6. Deborah 85

7. Elsa Nadya 60

8. Eriana 80

9. Fay Chilla 65

10. Hanifa Febiani 80

11. Helmi Azzahra 50

12. Ismi Apriani 70

13. Lulu Teges 75

14. Milania Fitri 65

15. Muthia Melati 80

16. Novita Dian 70

17. Nowela Bintang 60

18. Nur Afiah 75

19. Nur Amanah 75

20. Putri Yustika 75

21. Qoiria Fathonah 60

22. Rahma Dita 80

23. Aldino 85

24. Andika Febriansyah 50

25. Aqilzu Putra 80

26. Arief Rachman 75

27. Arya Nugraha 75

28. Erich Febi 85

29. Fauzan Rizki 60

30. Fiktor Adrianto 80

31. Galib Abdilah 75

32. Galuh Budi 85

33. M. Chairul 80

34. M. Daffa 85

35. M. Irfan 65

36. M. Taufik 65

37. Rafif Zakki 75

38. Ridwan Kusuma 80

39. Satrio 65

40. Sultan Althaf 65

41. Syawaludin 80

42. Teguh Pandu 75

2. Kelas Kontrol (VIII 5)

No Nama Nilai

1. Aisya Sabrina 65

2. Aisyah Salsabila 70

3. Amelia Suryana 55

4. Anindita 75

5. Anisa Rahmadania 50

6. Defita Eka 80

7. Dian Nur 60

8. Dinda Tri 80

9. Dilla Alianza 75

10. Fadhilah Arneta 35

11. Nabila Amelia 80

12. Nadia Putri 50

13. Nita Efendi 65

14. Nurul Fadilah 75

15. Tengku Syafira 40

16. Wafiq Syifa 80

17. Wilda Nadia 50

18. Yolanda Widuri 55

19. Zahra Putri 70

20. Zahwa 40

21. Zalzabilah 75

22. Adit Faqih 50

23. Aditya Dewanto 75

24. Bagas Setyo 65

25. Diaf Ahmad 50

26. Dimas Hugo 70

27. Donni Ardian 80

28. Fallah Azhar 55

29. Farhan Irsyad 65

30. Farrel Nugroho 75

31. Faza Hafiz 40

32. Fazan Izzat 70

33. Galih Rizki 55

34. Haris Hasan 75

35. M. Aditya 70

36. M. Alfain 50

37. M. Bagas 55

38. M. Iqbal 55

39. M. Rizki 75

40. Refi Ridwan 50

41. Ridwan Syahputra 75

42. Saldo Rialis 55

Lampiran 10

Nilai Post-Tes

1. Kelas Eksperimen (VIII 8)

No Nama Nilai

1. Adine Adisty 65

2. Amanda Shanum 90

3. Amelia Fidriyanti 85

4. Aprilia Adinda 100

5. Dianna nurul 95

6. Deborah 90

7. Elsa Nadya 70

8. Eriana 100

9. Fay Chilla 75

10. Hanifa Febiani 100

11. Helmi Azzahra 65

12. Ismi Apriani 80

13. Lulu Teges 90

14. Milania Fitri 70

15. Muthia Melati 95

16. Novita Dian 80

17. Nowela Bintang 70

18. Nur Afiah 100

19. Nur Amanah 90

20. Putri Yustika 85

21. Qoiria Fathonah 70

22. Rahma Dita 95

23. Aldino 90

24. Andika Febriansyah 60

25. Aqilzu Putra 90

26. Arief Rachman 90

27. Arya Nugraha 90

28. Erich Febi 100

29. Fauzan Rizki 65

30. Fiktor Adrianto 90

31. Galib Abdilah 90

32. Galuh Budi 95

33. M. Chairul 100

34. M. Daffa 90

35. M. Irfan 70

36. M. Taufik 80

37. Rafif Zakki 90

38. Ridwan Kusuma 100

39. Satrio 85

40. Sultan Althaf 100

41. Syawaludin 90

42. Teguh Pandu 100

2. Kelas Kontrol (VIII 5)

No Nama Nilai

1. Aisya Sabrina 70

2. Aisyah Salsabila 80

3. Amelia Suryana 85

4. Anindita 90

5. Anisa Rahmadania 70

6. Defita Eka 90

7. Dian Nur 75

8. Dinda Tri 85

9. Dilla Alianza 80

10. Fadhilah Arneta 50

11. Nabila Amelia 90

12. Nadia Putri 65

13. Nita Efendi 70

14. Nurul Fadilah 80

15. Tengku Syafira 70

16. Wafiq Syifa 90

17. Wilda Nadia 60

18. Yolanda Widuri 70

19. Zahra Putri 80

20. Zahwa 55

21. Zalzabilah 85

22. Adit Faqih 60

23. Aditya Dewanto 65

24. Bagas Setyo 75

25. Diaf Ahmad 65

26. Dimas Hugo 80

27. Donni Ardian 90

28. Fallah Azhar 70

29. Farhan Irsyad 75

30. Farrel Nugroho 80

31. Faza Hafiz 60

32. Fazan Izzat 85

33. Galih Rizki 70

34. Haris Hasan 80

35. M. Aditya 80

36. M. Alfain 65

37. M. Bagas 75

38. M. Iqbal 70

39. M. Rizki 85

40. Refi Ridwan 65

41. Ridwan Syahputra 90

42. Saldi Rialis 75

Lampiran 11

Distribusi Frekuensi Pre-Tes Kelas Eksperimen

(Metode Group Investigation)

A. Banyak Data

50 50 50 60 60 60 60

65 65 65 65 65 65 70

70 75 75 75 75 75 75

75 75 75 75 75 80 80

80 80 80 80 80 80 80

80 80 85 85 85 85 85

N = 42

Modus = 75

B. Nilai terbesar : 85

Nilai terkecil : 50-

Rentang kelas : 35

C. Banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 log n

1 + 3,3 log 42 = 5,92 dibulatkan 6

D. Panjang kelas

R

K =

35

6 = 6

E. Tabel Distribusi Frekuensi

No Kelas

Interval

Batas

Kelas Fi Fk (xi) Xi

2 (fi.xi) fi.xi

2

1 50-55 49,5-55,5 3 3 52,5 2756 157 8268

2 56-61 55,5-61,5 4 7 58,5 3422 234 3422

3 62-67 61,5-67,5 6 13 64,5 4160 387 4160

4 68-73 67,5-73,5 2 15 70,5 4970 141 4970

5 74-79 73,5-79,5 11 26 76,5 5852 841 5852

6 80-85 79,5-85,5 16 42 82,5 6806 1320 6806

Mean = ∑

=

= 73

Median = b + p (

)

= 67,5 + 6 (

)

= 67,5 + 6 ( )

= 65,5 + 24

= 89,5

Varians = S2 =

( )

( )

= ( )

( )

=

( )

=

= 100,5 dibulatkan 101

Simpang baku = √S2

= √101

= 10,02

Lampiran 12

Distribusi Frekuensi Post-Tes Kelas Eksperimen

(Metode Group Investigation)

A. Banyak Data

60 65 65 65 70 70 70

70 70 75 80 80 80 85

85 85 90 90 90 90 90

90 90 90 90 90 90 90

90 95 95 95 95 100 100

100 100 100 100 100 100 100

N = 42

Modus = 90

B. Nilai terbesar : 100

Nilai terkecil : 60-

Rentang kelas : 40

C. Banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 log n

1 + 3,3 log 42 = 5,92 dibulatkan 6

D. Panjang kelas

R

K =

40

6 = 7

E. Tabel Distribusi Frekuensi

No Kelas

Interval

Batas

Kelas Fi Fk (xi) Xi

2 (fi.xi) fi.xi

2

1 60-66 59,5-66,5 4 4 62 3844 248 15376

2 67-73 66,5-73,5 5 9 69 4761 345 23805

3 74-80 73,5-80,5 4 13 76 5776 304 23104

4 81-87 80,5-87,5 3 16 83 6889 249 20667

5 88-94 87,5-94,5 13 29 90 8100 1170 105300

6 95-101 94,5-101,5 13 42 97 9409 1261 122317

Mean = ∑

=

= 85

Median = b + p (

)

= 80,5 + 7 (

)

= 80,5 + 7 ( )

= 80,5 + 18,6

= 99,16

Varians = S2 =

( )

( )

= ( )

( )

=

( )

=

= 144,5 dibulatkan 145

Simpang baku = √S2

= √145

= 12,02 dibulatkan 12

Lampiran 13

Distribusi Frekuensi Pre-Tes Kelas Kontrol

(Metode Puzzle)

A. Banyak Data

35 40 40 40 50 50 50

50 50 50 50 55 55 55

55 55 55 55 60 65 65

65 65 70 70 70 70 70

75 75 75 75 75 75 75

75 75 80 80 80 80 80

N = 42

Modus = 75

B. Nilai terbesar : 80

Nilai terkecil : 35-

Rentang kelas : 45

C. Banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 log n

1 + 3,3 log 42 = 5,92 dibulatkan 6

D. Panjang kelas

R

K =

45

6 = 8

E. Tabel Distribusi Frekuensi

No Kelas

Interval

Batas

Kelas Fi Fk (xi) Xi

2 (fi.xi) fi.xi

2

1 35-42 34,5-42,5 4 4 38,5 1482 154 5929

2 43-50 42,5-50,5 7 11 46,5 2162 325 15135

3 51-58 50,5-58,5 7 18 54,5 2970 381 20791

4 59-66 58,5-66,5 5 23 62,5 3906 312 19531

5 67-74 66,5-74,5 5 28 70,5 4970 352 24851

6 75-82 74,5-82,5 14 42 78,5 6162 1099 86271

Mean = ∑

=

= 62

Median = b + p (

)

= 50,5 + 8 (

)

= 50,5 + 8 ( )

= 50,5 + 11,42

= 61.92

Varians = S2 =

( )

( )

= ( )

( )

=

( )

=

= 206

Simpang baku = √S2

= √206

= 14,3 dibulatkan 14

Lampiran 14

Distribusi Frekuensi Post-Tes Kelas Kontrol

(Metode Puzzle)

A. Banyak Data

50 55 60 60 60 65 65

65 65 65 70 70 70 70

70 70 70 70 75 75 75

75 75 80 80 80 80 80

80 80 80 85 85 85 85

85 90 90 90 90 90 90

N = 42

Modus = 80

B. Nilai terbesar : 90

Nilai terkecil : 50-

Rentang kelas : 30

C. Banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 log n

1 + 3,3 log 42 = 5,92 dibulatkan 6

D. Panjang kelas

R

K =

40

6 = 7

E. Tabel Distribusi Frekuensi

No Kelas

Interval

Batas

Kelas Fi Fk (xi) Xi

2 (fi.xi) fi.xi

2

1 50-56 49,5-56,5 1 1 53 2809 53 2809

2 57-63 56,5-63,5 4 5 60 3600 240 14400

3 64-70 63,5-70,5 12 17 67 4489 804 53868

4 71-77 70,5-77,5 5 22 74 5476 370 27380

5 78-84 77,5-84,5 8 30 81 6561 648 52488

6 85-91 84,5-91,5 12 42 88 7744 1056 92928

Mean = ∑

=

= 75

Median = b + p (

)

= 63,5 + 7 (

)

= 63,5 + 7 ( )

= 63,5 + 9,3

= 72,83

Varians = S2 =

( )

( )

= ( )

( )

=

( )

=

= 108,8 dibulatkan 109

Simpang baku = √S2

= √109

= 10,4 dibulatkan 10

Lampiran 15

Perhitungan Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen

(Metode Group Investigation)

A. Menentukan batas kelas

49,5 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5

B. Mencari nilai Z-score

Z1 = -2,37959

Z4 = -0,58421

Z7 = 1,211167

Z2 = -1,78113

Z5 = 0,014249

Z3 = -1,18267

Z6 = 0,612708

C. Mencari luas tiap kelas interval

Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7

Z -2,37959 -1,78113 -1,18267 -0,58421 0,014249 0,612708 1,211167

0

Z

49,11

46,33

38,1

21,9

0,4

22,91

38,69

D. Mencari luas tiap kelas interval

49,11 – 46,33 = 2,78

46,33 - 38,1 = 8,23

38,1 – 21,9 = 16,2

21,9 + 0,4 = 21,5

0,4 + 22,91 = 23,31

22,91 + 38,69 = 61,6

E. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)

2,78 x 42 = 0,834

8,23 x 42 = 2,469

16,2 x 42 = 4,86

21,5 x 42 = 6,45

23,31 x 42 = 6,993

61,6 x 42 = 18,48

Tabel Pengujian Normalitas

Kelas Interval Fo fe (fo-fe) (fo - fe)2 Thitung

50-55 3 0.834 2.166 4.691556 5.625367

56-61 4 2.469 1.531 2.343961 0.949356

62-67 6 4.86 1.14 1.2996 0.267407

68-73 2 6.45 -4.45 19.8025 3.070155

74-79 11 6.993 4.007 16.05605 2.296017

80-85 16 18.48 -2.48 6.1504 0.332814

Chi Kuadrat

12.54112

F. Membandingkan Membandingkan X2 hitung dengan X

2 tabel

Jika X2hiutng ≥ X

2tabel artinya distribusi data tidak normal

Jika X2hiutng ≤ X

2tabel artinya distribusi data normal

- Perhitungan menggunakan kelas interval

Db = k – 1 = 6-1=5 dan taraf signifikansi 0,05

Berdasarkan data diatas didapatkan X2

hiutng ≤ X2

tabel yaitu 12,54112 ≤ 15.1

maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal

- Perhitungan menggunakan sampel (n)

Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 42 – 1 = 41

Berdasarkan data diatas didapatkan X2

hiutng ≤ X2

tabel yaitu 12,54 ≤ 42.557 maka

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal

Lampiran 16

Perhitungan Normalitas Post-Test Kelas Eksperimen

(Metode Group Investigation)

A. Menentukan batas kelas

59,5 66,5 73,5 80,5 87,5 94,5 100,5

B. Mencari nilai Z-score

Z1 = -2,13458

Z4 = -0,38811

Z7 = 1,275206

Z2 = -1,55243

Z5 = 0,194053

Z3 = -0,97027

Z6 = 0,776213

C. Mencari luas tiap kelas interval

Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7

Z -2,13458 -

1,55243

-

0,97027

-

0,38811 0,194053 0,776213 1,275206

0

-

Z

48,34 43,94 33,4 14,8 7,53 27,94 39,8

D. Mencari luas tiap kelas interval

48,34 – 43,94 = 4,4

43,94 - 33,4 = 10,54

33,4 – 14,8 = 18,6

14,8 + 7,53 = 7,27

7,53 + 27,94 = 35,47

27,94 + 39,8 = 67,74

E. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)

4,4 x 42 = 1,32

10,54 x 42 = 3,162

18,6 x 42 = 5,58

7,27 x 42 = 2,181

35,47 x 42 = 10,64

67,74 x 42 = 20,32

Tabel Pengujian Normalitas

Kelas Interval Fo fe (fo-fe) (fo - fe)2 Thitung

60-66 4 1.32 2.68 7.1824 5.441212

67-73 5 3.162 1.838 3.378244 1.068388

74-80 4 5.58 -1.58 2.4964 0.447384

81-87 3 2.181 0.819 0.670761 0.307547

88-94 13 10.641 2.359 5.564881 0.522966

95-101 13 20.322 -7.322 53.61168 2.638111

Chi Kuadrat

10.42561

F. Membandingkan Membandingkan X2 hitung dengan X

2 tabel

Jika X2hiutng ≥ X

2tabel artinya distribusi data tidak normal

Jika X2hiutng ≤ X

2tabel artinya distribusi data normal

- Perhitungan menggunakan kelas interval

Db = k – 1 = 6-1=5 dan taraf signifikansi 0,05

Berdasarkan data diatas didapatkan X2

hiutng ≤ X2

tabel yaitu 10,4256 ≤ 15.1 maka

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal

- Perhitungan menggunakan sampel (n)

Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 42 – 1 = 41

Berdasarkan data diatas didapatkan X2

hiutng ≤ X2

tabel yaitu 10,43 ≤ 42.557 maka

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal

Lampiran 17

Perhitungan Normalitas Pre-Test Kelas Kontrol (Metode Puzzle)

A. Menentukan batas kelas

35,5 42,5 50,5 58,5 66,5 74,5 82,5

B. Mencari nilai Z-score

Z1 = -1,88096

Z4 = -0,27866

Z7 = 1,393301

Z2 = -1,3933

Z5 = 0,27866

Z3 = -0,83598

Z6 = 0,835981

C. Mencari luas tiap kelas interval

Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7

Z -1,88096 -1,3933

-

0,83598

-0,27866 0,27866

0,835981

1,393301

0

Z

46,99 41,77 29,67 10,64 10,64 29,67 41,77

D. Mencari luas tiap kelas interval

46,99 – 41,77 = 5,22

41,77 - 29,67 = 12,1

29,67 – 10,64 = 19,03

10,64 + 10,64 = 21,28

10,64 + 29,67 = 40,31

29,67 + 41,77 = 71,44

E. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)

5,22 x 42 = 1,566

12,1 x 42 = 3,63

19,03 x 42 = 5,709

21,28 x 42 = 6,384

40,31 x 42 = 12,093

71,44 x 42 = 21,432

Tabel Pengujian Normalitas

Kelas Interval Fo Fe (fo-fe) (fo - fe)2 Thitung

35-42 4 1.566 2.434 5.924356 3.783114

43-50 7 3.63 3.37 11.3569 3.128623

51-58 7 5.709 1.291 1.666681 0.291939

59-66 5 6.384 -1.384 1.915456 0.30004

67-74 5 12.093 -7.093 50.31065 4.160312

75-82 14 21.432 -7.432 55.23462 2.577203

Chi Kuadrat

14.24123

F. Membandingkan Membandingkan X2 hitung dengan X

2 tabel

Jika X2hiutng ≥ X

2tabel artinya distribusi data tidak normal

Jika X2hiutng ≤ X

2tabel artinya distribusi data normal

- Perhitungan menggunakan kelas interval

Db = k – 1 = 6-1=5 dan taraf signifikansi 0,05

Berdasarkan data diatas didapatkan X2

hiutng ≤ X2

tabel yaitu 14,2412 ≤ 15.1 maka

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal

- Perhitungan menggunakan sampel (n)

Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 42 – 1 = 41

Berdasarkan data diatas didapatkan X2

hiutng ≤ X2

tabel yaitu 14,24 ≤ 42.557 maka

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal

Lampiran 18

Perhitungan Normalitas Post-Test Kelas Kontrol (Metode Puzzle)

A. Menentukan batas kelas

50,5 56,5 63,5 70,5 77,5 84,5 91,5

B. Mencari nilai Z-score

Z1 = -2,39631

Z4 = -0,47926

Z7 = 1,533638

Z2 = -1,82119

Z5 = 0,191705

Z3 = -1,15023

Z6 = 0,862671

C. Mencari luas tiap kelas interval

Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7

Z -2,39631 -1,82119 -1,15023 -0,47926 0,191705 0,862671 1,533638

0

Z

49,16 46,56 37,49 18,08 7,53 30,51 43,7

D. Mencari luas tiap kelas interval

49,16 – 46,56 = 2,6

46,56 - 37,49 = 9,07

37,49 – 18,08 = 19,41

18,08 + 7,53 = 25,61

7,53 + 30,51 = 38,04

30,51 + 43,7 = 74,21

E. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)

2,6 x 42 = 0,78

9,07 x 42 = 2,271

19,41 x 42 = 5,823

25,61 x 42 = 7,683

38,04 x 42 = 11,412

74,21 x 42 = 22,263

Tabel Pengujian Normalitas

Kelas Interval Fo fe (fo-fe) (fo - fe)2 Thitung

50-56 1 0,78 0,22 0,0484 0,062051

57-63 4 2,721 1,279 1,635841 0,601191

64-70 12 5,823 6,177 38,155329 6,552521

71-77 5 7,683 -2,683 7,198489 0,936937

78-84 8 11,412 -3,412 11,641744 1,020132

85-91 12 22,263 -10,263 105,329169 4,731131

Chi Kuadrat

13,90396

F. Membandingkan Membandingkan X2 hitung dengan X

2 tabel

Jika X2hiutng ≥ X

2tabel artinya distribusi data tidak normal

Jika X2hiutng ≤ X

2tabel artinya distribusi data normal

- Perhitungan menggunakan kelas interval

Db = k – 1 = 6-1=5 dan taraf signifikansi 0,05

Berdasarkan data diatas didapatkan X2

hiutng ≤ X2tabel yaitu 13,904 ≤ 15.1 maka

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal

- Perhitungan menggunakan sampel (n)

Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 42 – 1 = 41

Berdasarkan data diatas didapatkan X2

hiutng ≤ X2

tabel yaitu 13,9 ≤ 42.557 maka

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal

Lampiran 19

Perhitungan Uji Homogenitas

Uji Homegenitas yang dihitung menggunakan uji Fisher dengan Rumus :

F =

∑ ∑

Langkah-langkah perhitungannya :

1. Menentukan hipotesis

Ho = Data memiliki varians homogen

Ha = Data tidak memiliki varians homogeny

2. Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima jika Fhitung Ftabel

Ha ditolak jika Fhitung Ftabel

3. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians

terkecil)

db1 (pembilang) = n – 1 = 42 - 1 = 41

db2 ( penyebut) = n – 1 = 42 – 1= 41

4. Menentukan nilai F hitung

Berdasarkan tabel persiapan uji homogenitas, diperoleh

13,07 dan

9,83 pada pretest kontrol dan eksperimen sehingga diperoleh:

F hitung

= 1,330181

Dan diperoleh

10,41 dan 11,89 pada posttest sehingga diperoleh:

F hitung

= 0,875699

5. Menentukan nilai F tabel

Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F tabel adalah 1,0769

Karena tabel Fhitung Ftabel (1,3693 < 2,000) untuk hasil pretest eksperimen

dan kontrol, tabel Fhitung Ftabel (0,7668 < 2,000 untuk hasil posttest

eksperimen dan kontrol, maka Ho diterima. Untuk itu dapat disimpulkan

bahwa data tersebut memiliki varians yang homogen.

Lampiran 20

Perhitungan Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan

langkah perhitungan sebagai berikut :

a. Merumuskan Hipotesis

Ho : μ1 = μ2

H1 : μ1 μ2

Keterangan :

μ1 : Rata-rata hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan metode

Group Investigation

μ2 : Rata-rata hasil belajar kognitif siswa dengan tidak menggunakan

metode Group Investigation

b. Menentukan Kriteria Pengujian

Karena hipotesisnya berbentuk 1 ekor maka kriteria pengujiannya

Terima Ho jika thitung ttabel dalam hal lainnya Ho ditolak

c. Menentukan Uji Statistik

=

=

=

S = √

= 3,33

Lampiran 21

Perhitungan Uji t

t =

= –

=

=

=

=

= 2,4

Maka nilai thitung adalah 2,4

Untuk mencari ttabel karena hipotesisnya 1 ekor maka untuk menentukan

ttabel = t (1- ) (db)

Dengan (db) (n1 n2 - 2) = ( 42 42 – 2) = 82 dan taraf signifikan = 0,05

Maka nilai ttabel adalah 2,000

d. Pengambilan Kesimpulan

Karena didapat thitung ttabel ( 2,4 > 2,000 ) maka Ho ditolak atau Ha

diterima. Artinya rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran

PAI yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran Group

Investigation (GI).