Transcript
Page 1: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN SOSIAL

TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh:

HERDIATI

NIM: 206070004176

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap
Page 3: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap
Page 4: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap
Page 5: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

“Don’t wait.............................

The time will never be just right.”

(Napoleon Hill)

"Manfaatkanlah waktu sebaik-baiknya karena

waktu sangat berharga”

(anonim)

PERSEMBAHANKU:

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

ibu dan bapakku, Teteh, Aa, dan Adikku, Guru-guruku

serta orang-orang yang kusayangi.

v

Page 6: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi

(B) Juli 2014

(C) Herdiati

(D) Pengaruh Self-Regulated Learning dan Dukungan Sosial Terhadap Prokrastinasi

Akademik Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

(E) xii + 84 halaman + lampiran

(F) Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh self regulated learning dan

dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan hasil uji regresi disimpulkan bahwa

secara menyeluruh ada pengaruh yang signifikan dimensi kognitif, motivasi,

perilaku dari self regulated learning dan dimensi emosional, penghargaan,

instrumental, informatif dari variabel dukungan sosial serta jenis kelamin

terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Selain itu varibel tersebut secara bersama-sama memberikan kontribusi

sebesar20,7% terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa, sedangkan 79,3 %

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

berganda. Data diperoleh melalui angket yang disebar kepada 248 orang

mahasiswa psikologi UIN yang diambil dengan teknik non-probability sampling.

Hasil uji hipotesis minor yang menguji ke tiga dimensi dari self regulated learnig

yang berpengaruh terhadap prokrastinasi adalah motivasi dan perilaku. motivasi

diperoleh koefisien regresi sebesar - 0,198 dengan signifikansi sebesar 0, 022 (p

<0.05). Sedangkan perilaku diperoleh koefisien regresi sebesar - 0,182 dengan

signifikansi sebesar 0, 028 (p < 0.05). Dan dari dukungan sosial yang

berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik adalah dukungan informatif

diperoleh koefisien regresi sebesar 0.187 dengan signifikansi sebesar 0,033 (p <

0.05)., selain itu variabel dimensi jenis kelamin juga memiliki pengaruh terhadap

prokrastinasi akademik,diperoleh koefisien regresi sebesar - 4,173 dengan

signifikansi sebesar 0,002 (p < 0.05).

(G) Bahan bacaan 39 (1984-2013): Buku: 18 + Jurnal: 17 + Tesis: 1 + Skripsi: 3

Page 7: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

KATA PENGANTAR

Assalamu`allaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh self-regulated learning dan dukungan

sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta”. Shalawat serta salam semoga tetap Allah limpahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita dapat

merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam. Penulis menyadari bahwa

terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada :

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Dr. Abdul Mujib

M.Ag,M.Si beserta seluruh wakil dekan yang telah membantu dan memberikan

izin kepada penulis untuk melakukan kegiatan penelitian.

2. Ibu Dra. Diana Mutiah, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

arahan, motivasi dan bimbingan yang sangat berarti dengan segenap

kesabarannya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan maksimal.

3. Bapak Dr.Abd.Rahman Shaleh, M.Si, yang telah memberikan arahan, bimbingan,

nasehat dan saran-saran selama mengikuti perkuliahan dan penulisan skripsi ini.

4. Pembimbing akademik Ibu Yunita Faela Nisa, M.Psi.Psi yang telah membimbing

penulis selama perkuliahan.

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu selama mengikuti

perkuliahan sampai akhir penulisan skripsi.

6. Staf akademik, bagian umum, dan petugas perpustakaan Fakultas Psikologi

Page 8: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak

membantu penulis untuk melakukan kegiatan penelitian, kususnya kepada Bapak

Ayung yang dengan ikhlas selalu membantu dan melayani penulis.

7. Saudara - saudaraku tercinta kakak-kakak dan adik - adikku serta ponakan-

ponakanku yang telah banyak memberikan dorongan, semangat, kasih sayang

dan khususnya kepada Abangku tercinta Edi Darnadi, Hardita, Detyawarman

dan adikku tercinta Permadi yang telah banyak membantu baik secara moril

maupun materiil demi lancarnya penyusunan skripsi ini.

8. Saudaraku yang kusayangi Linni Nasoetion dan Don yang selalu memberikan

semangat, doa, bantuan moril, juga materiil.

9. Teman-temanku Nur, Teti, Iin, Asep dan Deni, dukungan kalian semua sangat

berarti.

Penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini

masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis memohon maaf yang

sebesar-besarnya.Mudah-mudahan penelitian ini dapat bermanfaat sebagaimana

mestinya, terutama untuk penulis sendiri. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih

kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan penelitian ini.

Semoga Allah Subhanawata`ala memberikan balasan yang berlipat ganda kepada

semuanya, Aamiin Yaa Mujibassa`ilin.

Jakarta 15 Agustus 2014

Penulis

Page 9: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... iii

ABSTRAK................................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR............................................................................................... vii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL...................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR................................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................. 6

1.2.1.. Pembatasan Masalah........................................................... 6

1.2.2. Perumusan Masalah............................................................ 7

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................... 7

1.3.1. Tujuan Penelitian................................................................ 7

1.3.2. Manfaat Penelitian.............................................................. 8

1.4. Sistematika Penulisan...................................................................... 8

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. Prokrastinasi Akademik................................................................. 10

2.1.1. Pengertian Prokrastinasi..................................................... 10

2.1.2. Prokrastinasi Akademik..................................................... 11

2.1.3. Teori Perkembangan Prokrastinasi akademik.................... 12

2.1.4. Bentuk-bentuk Prokrastinasi.............................................. 15

2.1.5. Dimensi-dimensi Prokrastinasi akademik.......................... 17

2.1.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi

Akademik........................................................................... 18

2.2. Self-Regulated Learning................................................................. 24

2.2.1. Definisi Self-Regulated Learning....................................... 24

2.2.2. Dimensi-dimensi Self-Regulated Learning........................ 26

2.3. Dukungan Sosial............................................................................ 28

2.3.1. Pengertian Dukungan Sosial.............................................. 28

2.3.2. Dimensi-dimensi Dukungan Sosial.................................... 29

2.4. Kerangka Berpikir.......................................................................... 32

2.5. Hipotesis Penelitian........................................................................ 34

2.5.1. Hipotesis Mayor................................................................. 34

2.5.2. Hipotesis Minor.................................................................. 34

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................... 36

Page 10: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

3.2. Teknik Pengambilan Sampel......................................................... 36

3.3. Variabel Penelitian........................................................................ 36

3.3.1. Identifikasi Variabel........................................................... 36

3.3.2. Prokrastinasi Akademik..................................................... 37

3.3.2.1. Definisi Operasional Prokrastinasi Akademik…. 37

3.3.2.2. Alat Ukur Prokrastinasi Akademik...................... 38

3.3.3. Self-Regulated Learning..................................................... 39

3.3.3.1. Definisi Operasional Self-Regulated Learning…. 39

3.3.3.2. Alat Ukur Self-Regulated Learning..................... 39

3.3.4. Dukungan Sosial................................................................ 41

3.3.4.1. Definisi Operasional Dukungan Sosial………… 41

3.3.4.2. Alat Ukur Dukungan Sosial................................. 41

3.4. Prosedur Pengumpulan Data......................................................... 42

3.5. Uji Validitas Konstruk.................................................................. 42

3.5.1. Skala Prokrastinasi Akademik........................................... 44

3.5.2. Skala Self-Regulated Learning.......................................... 46

3.5.2.1. Kognitif................................................................ 47

3.5.2.2. Motivasi................................................................ 48

3.5.2.3. Perilaku................................................................ 50

3.5.3. Skala Dukungan Sosial...................................................... 52

3.5.3.1. Emosional............................................................. 52

3.5.3.2. Penghargaan......................................................... 54

3.5.3.3. Instrumental.......................................................... 55

3.5.3.4. Informatif............................................................. 57

3.6. Metode Analisis Data.................................................................... 59

3.7. Prosedur Penelitian........................................................................ 61

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian............................................. 63

4.1.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin............................. 63

4.2. Uji Hipotesis Penelitian.................................................................. 64

4.2.1. Uji Regresi Berganda......................................................... 64

4.2.2. Pengujian Proporsi Varian Independent Variable.............. 69

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan.................................................................................... 73

5.2. Diskusi............................................................................................ 74

5.3. Saran............................................................................................... 79

5.3.1. Saran Teoritis..................................................................... 80

5.3.2. Saran Praktis....................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 82

LAMPIRAN............................................................................................................... 85

Page 11: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Variabel Penelitian

Tabel 3.2. Nilai tiap jawaban pada skala Prokrastinasi akademik

Tabel 3.3. Blue print Alat Ukur Prokrastinasi

Tabel 3.4. Nilai tiap jawaban pada skala Self- regulated learning

Tabel 3.5. Blueprint Alat Ukur Self- regulated learning

Tabel 3.6. Nilai tiap jawaban pada skala Dukungan sosial

Tabel 3.7. Blueprint Alat Ukur Dukungan sosial

Tabel 3.8. Muatan Faktor Item Prokrastinasi akademik

Tabel 3.9. Muatan Faktor Item Kognitif

Tabel 3.10. Muatan Faktor Item Motivasi

Tabel 3.11. Muatan Faktor Item Perilaku

Tabel 3.12. Muatan Faktor Item Emosional

Tabel 3.13. Muatan Faktor Item Penghargaan

Tabel 3.14. Muatan Faktor Item Instrumental

Tabel 3.15. Muatan Faktor Item Informatif

Tabel 4.1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2. Model Summary

Tabel 4.3. ANOVAa

Tabel 4.4 Coefficientsa

Tabel 4.5 Penghitungan Proporsi Varians Prokrastinasi Akademik

Page 12: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan kerangka berpikir

Gambar 3.1. Analisis Konfirmatorik dari Faktor Vaiabel Prokrastinasi akademik

Gambar 3.2. Analisis Konfirmatorik Faktor Kognitif

Gambar 3.3. Analisis Konfirmatorik Faktor Motivasi

Gambar 3.4. Analisis Konfirmatorik Faktor Perilaku

Gambar 3.5. Analisis Konfirmatorik Faktor Emosional

Gambar 3.6. Analisis Konfirmatorik Faktor Penghargaan

Gambar 3.7. Analisis Konfirmatorik Faktor Instrumental

Gambar 3.8. Analisis Konfirmatorik Faktor Informatif

Page 13: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Surat Izin Penelitian

LAMPIRAN B Kuesioner

LAMPIRAN C Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik (CFA)

Page 14: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap
Page 15: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah

penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas sumberdaya

manusia, karena dari sistem pendidikan akan melahirkan sumber daya manusia yang

sesuai dengan kebutuhan pembangunan sebuah bangsa. Kualitas pendidikan yang

merata dan layak, akan menjadikan sebuah negara berkembang dan besar. Salah satu

tempat dimana pendidikan diberikan secara formal adalah perguruan tinggi.

Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan dituntut untuk menghasilkan lulusan

berkualitas dan memiliki keterampilan dalam bidangnya masing-masing.

Mahasiswa sebagai subjek pendidikan di perguruan tinggi tidak terlepas dari

kewajiban mengerjakan tugas-tugas kuliah yang diberikan oleh dosen. Pada

umumnya dalam mengumpulkan tugas-tugas tersebut, dosen memberikan batas

waktu tertentu. Namun pada kenyataannya banyak mahasiswa yang tidak dapat

menyelesaikan pada waktu yang telah ditentukan. Proses belajar di tingkat perguruan

tinggi menuntut mahasiswa untuk lebih mandiri dan disiplin dalam mengatur waktu

dan proses belajarnya. Hal ini berbeda dengan saat mereka masih duduk di tingkat

sekolah menengah dan dibawahnya. Mahasiswa juga dituntut untuk dapat

menyesuaikan, mengatur dan mengendalikan dirinya termasuk saat menghadapi

Page 16: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

2

padatnya aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas kuliah yang sulit. Namun banyak

mahasiswa ditemui cenderung menggunakan waktu yang dimiliki untuk sekedar

melakukan aktivitas yang bersifat hiburan daripada harus membaca materi kuliah atau

mengerjakan tugas.

Seseorang yang melakukan penundaan tugas akademiknya, pada saat

mengerjakan tugas tersebut hingga mendekati batas waktu yang ditentukan maka

akan cenderung mengerjakannya dengan ceroboh dan terburu-buru. Hal ini

menunjukkan mahasiswa belum sepenuhnya dapat menghindari prokrastinasi

terhadap tugas-tugas akademik yang menjadi tanggung jawabnya.

Mahasiswa seringkali tidak menyadari jika mereka larut dengan aktivitas yang

bersifat non-akademik sehingga banyak waktu mereka terbuang sia-sia. Namun

demikian, mahasiswa tetap menjalankan kewajiban akademiknya seperti belajar dan

mengerjakan tugas meskipun tidak teratur atau disiplin, kesulitan untuk

berkonsentrasi, kekurangan referensi dan mengabaikan waktu yang tersedia.

Persoalan klasik yang hingga kini tetap ada dalam dunia pendidikan termasuk

dalam perguruan tinggi yaitu masih sering terjadinya prokrastinasi akademik yang

dilakukan oleh mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan sejumlah ahli bahwa

prokrastinasi akademik adalah fenomena umum yang terjadi pada mahasiswa di

perguruan tinggi selama beberapa dekade (Zeenath, 2012).

Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda dalam memulai atau

menyelesaikan kinerja secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak

berguna, sehingga kinerja menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat

Page 17: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

3

waktu serta sering terlambat dalam menghadiri pertemuan-pertemuan (Solomon &

Rothblum, 1984). Tuckman (2002) mendefinisikan prokrastinasi sebagai ketidak

mampuan pengaturan diri yang mengakibatkan dilakukannya penundaan pekerjaan

yang seharusnya dapat berada dibawah kendali atau penguasaan orang-orang tersebut.

Sekitar 25% sampai dengan 75% dari pelajar melaporkan bahwa prokrastinasi

merupakan salah satu masalah dalam lingkup akademis mereka (Ferrari dalam

Ghufron, 2003). Hasil penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa prokrastinasi

terjadi disetiap bidang kehidupan, salah satunya di bidang akademik. Penelitian

tentang prokrastinasi pada awalnya memang banyak terjadi di lingkungan akademik,

yaitu lebih dari 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi. Pada hasil survey majalah

New Statement 26 Februari 1999 juga memperlihatkan bahwa kurang lebih 20%

sampai dengan 70% pelajar melakukan prokrastinasi (Yuanita dalam Aini, 2010).

Penelitian tentang prokrastinasi akademik juga telah dilakukan di Indonesia dan

menghasilkan hasil penelitian yang beragam. Hasil penelitian oleh Tondok (2008)

terhadap 95 orang mahasiswa Fakultas Psikologi salah satu universitas di Surabaya

menunjukkan tingkat prokrastinasi akademik paling banyak dalam kategori sedang

yaitu sebanyak 45,3% atau 43 orang. Hal itu senada dengan pernyataan Steel (dalam

Burka & Yuen, 2008) mengemukakan salah satu dari empat faktor yang dapat

meningkatkan kecenderungan seseorang untuk melakukan prokrastinasi adalah

kesulitan untuk mengatur diri (self-regulation). Selain itu Fischer (1999) menyatakan

bahwa masalah utama pada prokrastinasi adalah ketidak mampuan memperkirakan

jumlah waktu yang dibutuhkan dalam mengerjakan tugas. Oleh karena itu,

Page 18: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

4

dibutuhkan suatu usaha aktif dan mandiri oleh mahasiswa untuk membantunya

mengarahkan proses belajar pada tujuan belajar yang ingin dicapai, yang disebut

dengan self-regulated learning.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Savira dan Yudi (2012)

disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara self-regulated

learning dengan prokrastinasi akademik. Penelitian tersebut sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Senegal, et al (1995) yang menyatakan bahwa self-

regulated learning berhubungan dengan perilaku prokrastinasi akademik pelajar

dengan sumbangan sebesar 25%.

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Ishtifa (2011) terhadap 200

mahasiswa psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyimpulkan bahwa banyak

mahasiswa yang memiliki kemampuan self-regulated learning yang rendah. Hal ini

mengakibatkan ketidak mampuan mahasiswa untuk memonitor, mengatur dan

mengontrol kognisi, motivasi dan perilakunya dalam proses belajar.

Self-regulated learning adalah proses aktif dan konstruktif mahasiswa dalam

menetapkan tujuan untuk proses belajarnya dan berusaha untuk memonitor,

meregulasi, dan mengontrol kognisi, motivasi dan perilaku, yang kemudian semuanya

diarahkan dan didorong oleh tujuan dan mengutamakan konteks lingkungan.

Zimmerman (dalam Schunk et al, 2008) mendefinisikan self-regulated learning

proses dimana mahasiswa mengaktifkan dan mengendalikan kognisi-kognisi,

perilaku-perilaku, dan perasaan-perasaan yang secara sistematis berorientasi pada

pencapaian tujuan.

Page 19: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

5

Prokrastinasi pada mahasiswa juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor

eksternal seperti faktor SES (status ekonomi sosial), keluarga atau pola asuh

orangtua, peer group, sibuk bekerja, kurangnya informasi yang diperoleh, kurang

atau tidak adanya dukungan moral dan spiritual dari Significant Others, dan

sebagainya (Ferrari & Ollivete dalam Husetiya, 2010).

Menurut Sarafino (2011) dukungan sosial adalah suatu dorongan yang

dirasakan, penghargaan, dan kepedulian yang diberikan oleh orang-orang yang berada

di sekeliling individu sehingga dukungan yang dirasakan akan sangat penting.

Dukungan sosial adalah pemberian informasi baik secara verbal maupun non-verbal,

pemberian bantuan tingkah laku atau pemberian materi yang menuntut seseorang

meyakini bahwa dirinya diurus dan disayang.

Mahasiswa dengan dukungan sosial yang lebih tinggi akan memiliki pikiran

lebih positif terhadap situasi sulit dibandingkan dengan individu atau mahasiswa yang

memiliki tingkat dukungan sosial yang rendah. Dukungan sosial yang diterima dapat

membuat individu merasa tenang, diperhatikan, percaya diri, dan kompeten.

House (dalam Smet, 1994) membedakan empat jenis atau dimensi dukungan sosial:

a. Dukungan emosional, mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian

terhadap orang yang bersangkutan (misalnya: umpan balik, penegasan).

b. Dukungan penghargaan, terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan) positif

untuk orang itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan

individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang-orang lain, seperti

Page 20: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

6

misalnya orang-orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya

(menambah penghargaan diri).

c. Dukungan instrumental, mencangkup bantuan langsung, seperti kalau orang-orang

memberi pinjaman uang kepada orang itu atau menolong dengan pekerjaan pada

waktu mengalami stress.

d. Dukungan informatif, mencangkup memberi nasehat, petunjuk-petunjuk, saran-

saran atau umpan balik.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi

akademik pada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta”.

1.2. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1.2.1. Pembatasan Masalah

Agar tidak meluas penelitian ini dibatasi hanya pada variabel-variabel yang

diteliti, yaitu prokrastinasi akademik sebagai dependent variabel dengan self-

regulated learning dan dukungan sosial sebagai independent variabel. Adapun

definisi variabel-variabel tersebut sebagai berikut:

1. Prokrastinasi yang dimaksud adalah penundaan yang sering dilakukan ketika

memulai atau menyelesaikan tugas tepat pada waktunya (Ferrari dalam Husetiya,

2010 ).

2. Self-regulated learning adalah proses dimana mahasiswa mengaktifkan dan

mengendalikan kognisi - kognisi, motivasi, dan perilaku - perilaku, yang secara

Page 21: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

7

sistematis berorientasi pada pencapaian tujuan (Wolters, 2003).

3. Dukungan sosial adalah sebuah kepedulian perhatian dorongan positif, bantuan

langsung, pemberian nasehat dan petunjuk yang diterima individu dari orang

sekitarnya (House dalam Smet, 1994).

1.2.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah disampaikan diatas, maka dapat

dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara self-regulted learning dan dukungan

sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ?

2. Berapa besar sumbangsih masing-masing dimensi self-regulted learning terhadap

prokrastinasi akademik mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta ?

3. Berapa besar sumbangsih masing-masing dimensi dukungan sosial terhadap

prokrastinasi akademik mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta ?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. TujuanPenelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh self-regulted learning

dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 22: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

8

1.3.2. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan

dibidang psikologi khususnya psikologi pendidikan, mengenai prokrastinasi

2. Manfaat Praktis :

Penelitian yang dilakukan terhadap Mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta diharapkan dapat memberikan masukan kepada

mahasiswa, para pendidik (Dosen) dan pihak fakultas atau universitas untuk

melakukan tindakan antisipasi agar tidak terjadinya prokrastinasi pada tugas

akademik.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi atas lima bab, yaitu sebagai

berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini akan memuat latar belakang permasalahan, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan, dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB 2 KAJIAN TEORI

Didalam bab ini akan dibahas sejumlah teori prokrastinasi, self-regulated learning,

dan dukungan sosial serta kerangka berfikir dan hipotesis penelitian.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari pendekatan dan metode penelitian, definisi operasional variabel,

populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas konstruk, metode analisis data

Page 23: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

9

dan prosedur penelitian.

BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA

Bab ini akan memuat presentasi dan analisis data yang terdiri dari gambaran umum

responden dan hasil uji hipotesis.

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan merangkum keseluruhan isi penelitian dan menyimpulkan

hasil penelitian. Dalam bab ini juga akan dimuat diskusi dan saran

Page 24: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap
Page 25: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

10

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini dipaparkan beberapa kajian teori diantaranya mengenai prokrastinasi,

self-regulated learning, dan dukungan sosial serta kerangkan berpikir dan hipotesis.

2.1. Prokrastinasi Akademik

2.1.1. Pengertian Prokrastinasi

Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination dengan awalan

pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus yang

berarti keputusan hari esok, atau jika diartikan menjadi menangguhkan atau

menunda-nunda sampai hari berikutnya (Knaus, 1994). Ferrari (1995) prokrastinasi

adalah penundaan yang sering dilakukan ketika memulai atau menyelesaikan tugas

tepat pada waktunya.Ia juga menegaskan bahwa prokrastinasi adalah sebagai suatu

penundaan yang tidak perlu dilakukan untuk suatu tugas.

Burka dan Yuen (2008) mengemukakan penundaan yang dikategorikan

sebagai prokrastinasi apabila penundaan tersebut sudah merupakan kebiasaan atau

pola menetap yang selalu dilakukan seseorang ketika menghadapi tugas dan

penundaan tersebut disebabkan oleh adanya keyakinan-keyakinan yang irrasional

dalam memandang tugas.Solomon dan Rothblum (1984) juga mengungkapkan bahwa

suatu penundaan dikatakan sebagai prokrastinasi, apabila penundaan itu dilakukan

pada tugas yang penting, secara subyektif dirasakan oleh seseorang

prokrastinator.

Page 26: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

11

Douglass ( dalam Timpe, 2000 ) menyatakan bahwa prokrastinasi dapat

menyebabkan kebiasaan, sebab akan menimbulkan prokrastinasi selanjutnya. Senada

dengan pendapat diatas Burka dan Yuen (2008) menjelaskan bahwa para

prokrastinator tanpa disadari akan selalu mengulang penundaan yang dilakukan dan

pada akhirnya terjebak dalam “the cycle of procrastination” (lingkaran atau roda

prokrastinasi).

2.1.2. Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi dapat dilakukan pada semua jenis area atau pekerjaan (Burka &

Yuen, 2008). Prokrastinasi pada area atau bidang akademik yang pada umumnya

biasa dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa disebut prokrastinasi

akademik.Prokrastinasi akademik dan non-akademik sering menjadi istilah yang

digunakan oleh para ahli untuk membagi jenis-jenis tugas yang cenderung sering

ditunda oleh prokrastinator.

Prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis

tugas non-formal atau tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari,

misalnya tugas rumah tangga, tugas sosial, maupun tugas kantor (Ferrari, 1995),

sedangkan prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada

tugas-tugas formal yang berhubungan dengan jenis tugas akademik atau kinerja

akademik, contohnya menulis paper, membaca buku-buku pelajaran, mengetik

makalah, mengikuti tugas perkuliahan, mengerjakan tugas sekolah, belajar untuk

ujian, maupun membuat karya ilmiah, misalnya membuat skripsi (Aitken dalam

Ferrari, 1995).

Page 27: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

12

Senada dengan pernyataan tersebut Burka dan Yuen (1983) mengemukakan

tugas-tugas akademik yang sering diprokrastinasi antara lain: menghadiri kelas,

mengerjakan pekerjaan rumah (PR), menulis paper, belajar untuk ujian, konsultasi

dengan guru atau advisor, dan melengkapi program kelulusan (menyelesaikan karya

ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, presentasi).

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi

tugas akademik adalah kecenderungan menunda-nunda untuk memulai maupun

menyelesaikan tugas akademik tepat waktu.

2.1.3. Teori Perkembangan Prokrastinasi Akademik

Terdapat beberapa teori perkembangan yang menyangkut tentang

prokrastinasi akademik, yaitu:

a. Psikodinamik

Penganut psikodinamik beranggapan bahwa pengalaman masa kanak-kanak

akan mempengaruhi perkembangan proses kognitif seseorang ketika dewasa,

terutama trauma. (Ferrari, 1995). Seseorang yang pernah mengalami trauma akan

suatu tugas tertentu, misalnya gagal menyelesaikan tugas sekolahnya, akan cenderung

melakukan prokrastinasi ketika seseorang tersebut dihadapkan lagi pada suatu tugas

yang sama.

Seseorang tersebut akan teringat kepada pengalaman kegagalan maupun

perasaan tidak menyenangkan yang pernah dialami seperti masa lalu, sehingga

seseorang menunda mengerjakan tugas sekolah, yang dipersepsikannya akan

mendatangkan perasaan seperti masa lalu.

Page 28: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

13

Menurut Freud (dalam Ferrari, 1995) berkaitan konsep tentang penghindaran

dalam tugas mengatakan bahwa seseorang yang dihadapkan tugas yang mengancam

ego pada alam bawah sadar akan menimbulkan ketakutan dan kecemasan.

Perilaku penundaan atau prokrastinasi merupakan akibat dari penghindaran

tugas dan sebagai mekanisme pertahanan diri. Bahwa seseorang secara tidak sadar

melakukan penundaan, untuk menghindari penilaian yang dirasakan akan

mengancam, keberadaan ego atau harga dirinya. Akibatnya tugas yang cenderung

dihindari atau yang tidak diselesaikan adalah jenis tugas yang mengancam ego

seseorang, misalnya tugas-tugas di sekolah, seperti tercermin dalam perilaku

prokrastinasi akademik, sehingga bukan semata ego yang membuat seseorang

melakukan prokrastinasi akademik.

b. Behavioristik

Penganut psikologi behavioristik beranggapan bahwa perilaku prokrastinasi

akademik muncul akibat proses pembelajaran. Seseorang melakukan prokrastinasi

akademik karena dia pernah mendapatkan punishment atas perilaku tersebut.

Seseorang yang pernah merasakan sukses dalam melakukan tugas sekolah

dengan melakukan penundaan, cenderung akan mengulangi lagi perbuatannya.

Sukses yang pernah dia rasakan akan dijadikan reward untuk mengulangi perilaku

yang sama di masa yang akan datang (Ferrari, 1995). McCown dan Johnson (dalam

Ferrari, 1995) menambahkan bahwa adanya obyek lain yang memberikan reward

lebih menyenangkan daripada obyek yang diprokrastinasi, dapat memunculkan

perilaku prokrastinasi akademik.

Page 29: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

14

Seseorang yang memandang bermain video game lebih menyenangkan

daripada mengerjakan tugas sekolah, mengakibatkan tugas sekolah lebih sering

diprokrastinasi daripada bermain video game. Disamping reward yang diperoleh,

prokrastinasi akademik juga cenderung dilakukan pada jenis tugas sekolah yang

mempunyai punishment atau konsekuensi dalam jangka waktu yang lebih lama

daripada tugas yang tidak ditunda oleh karena punishment yang akan dihadapi kurang

begitu kuat untuk menghentikan perilaku prokrastinasi, misalnya ketika seseorang

disuruh memilih untuk menunda belajar ujian semester atau menunda untuk

mengerjakan pekerjaan rumah mingguan, maka kecenderungan untuk menunda

belajar untuk ujian semester lebih besar daripada menunda mengerjakan pekerjaan

rumah mingguan, karena resiko nyata yang dihadapi lebih pendek mengerjakan

pekerjaan rumah daripada belajar untuk ujian.

Perilaku prokrastinasi akademik juga bisa muncul pada kondisi lingkungan

tertentu. Kondisi yang menimbulkan stimulus tertentu bisa menjadi reinforcement

bagi munculnya perilaku prokrastinasi. Kondisi yang lenient atau rendah dalam

pengawasan akan mendorong seseorang untuk melakukan prokrastinasi akademik,

karena tidak adanya pengawasan akan mendorong seseorang untuk berperilaku tidak

tepat waktu (Ferrari, 1995).

c. Kognitif dan behavioral-cognitif

Ellis dan Knaus (dalam Ferrari, 1995) memberikan penjelasan tentang

prokrastinasi akademik dari sudut pandang cognitive-behavioral. Prokrastinasi

akademik terjadi karena adanya keyakinan irrasional yang dimiliki oleh seseorang.

Page 30: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

15

Keyakinan irrasional tersebut dapat disebabkan oleh suatu kesalahan dalam

mempersepsikan tugas sekolah, seseorang memandang tugas sebagai sesuatu yang

berat dan tidak menyenangkan (aversiveness of the task and fear of failure). Oleh

karena itu seseorang merasa tidak mampu untuk menyelesaikan tugasnya secara

memadai, sehingga seseorang menunda-nunda dalam menyelesaikan tugas tersebut.

Menurut Burka dan Yuen (2008) seseorang melakukan prokrastinasi karena

takut akan gagal (Fear of failure). Fear of failure adalah ketakutan yang berlebihan

untuk gagal, seseorang menunda-nunda mengerjakan tugas sekolahnya karena takut

jika gagal menyelesaikannya sehingga akan mendatangkan penilaian yang negatif

akan kemampuannya. Akibatnya seseorang menunda-nunda untuk mengerjakan tugas

yang dihadapinya. Ferrari (1995) menambahkan bahwa seseorang melakukan

prokrastinasi akademik untuk menghindari informasi diagnostik akan

kemampuannya. Prokrastinasi tersebut dilakukan karena seseorang tidak mau

dikatakan mempunyai kemampuan yang rendah atau kurang dengan hasil kerjanya.

Seseorang yang melakukan penundaan akan merasa bahwa bila mengalami kegagalan

atau hasilnya tidak memuaskan, itu bukan karena rendahnya kemampuan, akan tetapi

karena ketidak sungguhannya dalam mengerjakan tugas yang dihadapi, yaitu dengan

menunda-nunda.

2.1.4. Bentuk-bentuk Prokrastinasi

Menurut Ferrari (1995) bentuk-bentuk prokrastinasi ada dua yaitu :

1. Prokrastinasi fungsional (Functional Procrastination), yaitu: penundaan

mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap

Page 31: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

16

dan akurat.

2. Prokrastinasi disfungsional (Disfunctional Procrastination) penundaan yang

tidak bertujuan, berakibat jelek dan menimbulkan masalah.

Lebih lanjut ia menjelaskan ada dua bentuk prokrastinasi yang disfunctional

berdasarkan tujuan mereka melakukan penundaan, yaitu decisional procrastination

dan avoidance procrastination. Decisional procrastination adalah suatu penundaan

dalam mengambil keputusan. Bentuk prokrastinasi ini merupakan sebuah anteseden

kognitif dalam menunda untuk mulai melakukan suatu kerja dalam menghadapi

situasi yang dipersepsikan penuh stress.

Prokrastinasi dilakukan sebagai suatu bentuk coping yang digunakan untuk

menyesuaikan diri dalam perbuatan keputusan pada situasi-situasi yang dipersepsikan

penuh stress. Jenis prokrastinasi ini terjadi akibat kegagalan dalam

mengidentifikasikan tugas, yang kemudian menimbulkan konflik dalam diri individu,

sehingga akhirnya seorang menunda untuk memutuskan sesuatu. Sedangkan

Decisional procrastination berhubungan dengan kelupaan, kegagalan proses kognitif,

akan tetapi tidak berkaitan dengan kurangnya tingkat intelegensi seseorang.

Pada avoidance procrastination atau Behavioral procrastination adalah suatu

penundaan dalam perilaku tampak. Penundaan dilakukan sebagai suatu cara untuk

menghindari tugas yang dirasa tidak menyenangkan dan sulit untuk dilakukan.

Prokrastinasi dilakukan untuk menghindari kegagalan dalam menyelesaikan

pekerjaan, yang akan mendatangkan nilai negatif dalam dirinya atau mengancam self

esteem nya sehingga seseorang menunda untuk melakukan sesuatu yang nyata yang

Page 32: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

17

berhubungan dengan tugasnya. Avoidance procrastination berhubungan dengan tipe

self presentation, keinginan untuk menjauhkan diri dari tugas yang menantang, dan

implusiveness.

2.1.5. Dimensi-dimensi Prokrastinasi Akademik

Ferrari (1995) menyatakan dimensi-dimensi prokrastinasi akademik adalah

sebagai berikut:

a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi.

Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya

harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menunda-nunda

untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai

tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan sebelumnya.

b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas.

Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama

daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas.

Seorang prokratinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan

diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam

penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang

dimilikinya.Kadang-kadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak

berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai.Kelambanan, dalam arti lambannya

kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri yang utama dalam

prokrastinasi akademik.

c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.

Page 33: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

18

Seorang prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai

dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang prokrastinator sering

mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh

orang lain maupun rencana-rencana yang telah dia tentukan sendiri. Seseorang

mungkin telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada waktu yang telah

ia tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya tiba dia tidak juga melakukannya sesuai

dengan apa yang telah direncanakan, sehingga menyebabkan keterlambatan maupun

kegagalan untuk menyelesaikan tugas secara memadai.

d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas

yang harus dikerjakan.

Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan

tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang

dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran,

majalah, atau buku cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan musik, dan

sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk mengerjakan tugas yang

harus diselesaikannya.

2.1.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik

Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik, yang diambil dari

berbagai hasil penelitian dapat dikategorikan menjadi dua macam,yaitu faktor internal

dan faktor eksternal.

a. Faktor internal, yaitu :

Faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang mempengaruhi

Page 34: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

19

prokrastinasi. Faktor-faktor itu meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis dari

individu.

1. Kondisi fisik individu.

Faktor dari dalam diri individu yang turut mempengaruhi munculnya

prokrastinasi akademik adalah berupa keadaan fisik dan kondisi kesehatan individu

misalnya fatigue. Seseorang yang mengalami fatigue akan memiliki kecenderungan

yang lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi dari pada yang tidak (Ferrari dalam

Ghufron, 2003).

2. Kondisi psikologis individu.

Prokrastinasi sering dihubungkan dengan persepsi individu terhadap tugas

menyenangkan atau tidak menyenangkan, kekurangan motivasi (Briordy dalam

Ferrari, 1995), paham tentang kesempurnaaan, takut kegagalan (Burka & Yuen,

1983). Beberapa hasil penelitian lain juga menyebutkan aspek-aspek lain pada diri

individu yang ikut mempengaruhi seseorang untuk mempunyai kecenderungan

prokrastinasi, antara lain rendahnya control diri, self-regulation yang kurang

(Wolters, 2003), dan locus of control (Wainer dalam Steel, 2001).

Ferrari dan Morales (2007) menyebutkan bahwa prokrastinasi adalah sesuatu

yang komplek yang berkaitan dengan variabel kepribadian. Ada beragam motif

terjadinya prokrastinasi tetapi motif utamanya adalah takut gagal, tugas yang tidak

menyenangkan, tugas yang sulit, dan membosankan.

Sementara itu, Solomon dan Rothblum (1984) menyatakan bahwa

prokrastinasi lebih dari buruknya manajemen waktu dan kemampuan belajar,

Page 35: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

20

termasuk komponen afektif-kognitif.

Ozer, Demir dan Ferarri (2009) menyatakan bahwa alasan seseorang

melakukan prokrastinasi antara lain karena takut gagal (fear of failure), pengambilan

resiko (risk taking), kemalasan (laziness), dan pemberontakan terhadap aturan yang

ada (rebellion against control).

Solomon dan Rothblum (1984) menambahkan bahwa alasan lain, yaitu

ancaman daritugas (task aversiveness), kurangnya penerimaan diri (lack of assertion),

dan kesulitan membuat keputusan (dificulty of making decisions).

Hal lain yang dapat mempengaruhi prokrastinasi adalah locus of control.

menurut Wainer (dalam Steel, 2001) locus of control dapat menjadi penyebab

prokrastinasi, karena berhubungan dengan performa dan motivasi. Prokrastinasi juga

dipengaruhi oleh identitas diri, perfecsionisme, dan penilaian diri sendiri seperti gaya,

identitas, perfectionism, self-consciousness (Ferrari, 1995).

Besarnya motivasi yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi

prokrastinasi secara negatif, di mana semakin tinggi motivasi intrinsik yang dimiliki

individu ketika menghadapi tugas, akan semakin rendah kecenderungannya untuk

melakukan prokrastinasi akademik (Briordy, dalam Ferrari, 1995).

b. Faktor eksternal, yaitu:

Faktor - faktor yang terdapat di luar diri individu yang mempengaruhi

prokrastinasi. Faktor - faktor itu antara lain berupa pengasuhan orangtua dan

lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan yang lenient.

1. Gaya pengasuhan orangtua.

Page 36: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

21

Hasil penelitian Palegrina, Linares, dan Casanova (dalam Hampton, 2005)

mengemukakan bahwa pada dewasa awal yang mempunyai orang tua lebih

demokratis atau permisive memiliki skor yang lebih tinggi dalam performa akademik,

motivasi akademik, kompetensi akademik, dan keberhasilan akademik.

Hasil penelitian Ferrari dan Ollivete (Ferrari, 1995) menemukan bahwa tingkat

pengasuhan otoriter ayah menyebabkan munculnya kecenderungan perilaku

prokrastinasi berbeda dengan pengasuhan otoriter, orangtua yang mendidik anaknya

dengan demokratis akan menyebabkan timbulnya sikap asertif karena anak merasa

diberi kebebasan dalam mengekspresikan diri sehingga memunculkan rasa percaya

diri.

2. Kondisi lingkungan yang lenient.

Kondisi lingkungan yang tingkat pengawasannya rendah atau kurang akan

menyebabkan timbulnya kecenderungan prokrastinasi dibandingkan dengan

lingkungan yang penuh pengawasan (Burka &Yuen, 2008).

2. Tugas yang terlalu banyak

Burka dan Yuen (2008) menjelaskan bahwa prokrastinasi terjadi karena tugas-

tugas yang menumpuk terlalu banyak dan harus segera dikerjakan. Pelakasanaaan

tugas yang satu dapat menyebabkan tugas yang lain tertunda .

3. Reward dan punishment

Menurut McCown dan Jonhson (dalam Ferrari, 1995) adanya objek lain yang

memberikan reward lebih menyenangkan daripada objek yang di prokrastinasi dapat

memunculkan prokrastinasi akademik.

Page 37: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

22

Disamping reward yang diperoleh prokrastinasi, prokrastinasi akademik juga

cenderung dilakukan pada jenis tugas sekolah yang mempunyai punishment atau

konsekuensi dalam jangka waktu yang lebih lama dari pada tugas yang memiliki

jangka waktu yang lebih pendek.

Steel (dalam Burka & Yuen, 2008) mengemukakan empat faktor yang dapat

meningkatkan kecenderungan seseorang untuk melakukan prokrastinasi:

1. Percaya diri yang rendah terhadap kemampuan sendiri untuk berhasil.

2. Mengira bahwa proses dan hasil tidak akan menyenangkan.

3. Ganjaran (reward) terlalu jauh untuk di capai.

4. Mengalami kesulitan untuk mengatur diri (self-regulation), termasuk sangat suka

bertindak sesuai dengan desakan hati (impulsiveness) dan mudah terganggu

(distractibility).

Selain faktor-faktor yang tersebut prokrastinasi juga di pengaruhi oleh faktor-

faktor lain, sebagaimana yang dijelaskan oleh para ahli sebagai berikut:

Menurut Burka dan Yuen (1983) terbentuknya tingkah laku prokrastinasi dipengaruhi

oleh faktor-faktor antara lain :

a. Kecemasan terhadap evaluasi yang akan diberikan,

b. Kesulitan dalam mengambil keputusan,

c. Pemberontakan terhadap kontrol dari figur otoritas,

d. Kurangnya tuntutan dari tugas,

e. Standar yang terlalu tinggi mengenai kemampuan individu.

Menurut Spillane (2003), sumber prokrastinasi dapat berupa:

Page 38: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

23

1. Ketakutan akan kegagalan karena sasaran tidak realistis

Prokrastinasi dilakukan untuk melindungi diri dari kemungkinan merasakan

kegagalan dan menurukan tingkat pengharapan atau standar yang diberikan oleh

lingkungan.

2. Ketakutan akan keberhasilan

Ketika seseorang melakukan suatu tugas dengan baik, mungkin ia akan berpikir

ketika diberi tugas selanjutnya ia akan mendapatkan pengharapan yang lebih yang

akan memberikan konsekuensi pemberian tanggung jawab tambahan.

3. Ungkapan penolakan atau pemberontakan

Prokrastinasi menjadi sebuah respon atau perlawanan dari jadwal yang padat,

pengharapan, standar, dan pengharapan.Pengharapan dapat berasal dari orang tua

dan rekan-rekan.

4. Kurangnya kecakapan dalam memecahkan masalah

Sebagian orang terlalu banyak memikirkan tindakan apa yang harus diambil,

sehingga mereka harus berjalan ditempat. Hal ini disebabkan oleh kepercayaan diri

yang seringkali disebabkan oleh didikan orang tua yang selalu memutuskan segala

sesuatu untuk anak.

5. Sikap perfeksionistik (menuntut kesempurnaaan)

Seseorang yang perfeksionis menuntut segalanya serba sempurna dan terkadang

memilikiharapan yang tidak realistik. Perfeksionisme membuat seseorang enggan

menyelesaikan tugas karena tidak mampu mencapai standar yang tinggi.

Page 39: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

24

2.2. Self-Regulated Learning

2.2.1. Definisi Self-Regulated Learning

Zimmerman (dalam Schunk, 2008) mendefinisikan self-regulated learning is

prosess where by student activate and sustain cognitions, behaviors, and affects that

are systematically oriented toward attainment of their goals. Atau dengan kata lain

proses dimana mahasiswa mengaktifkan dan mengendalikan kognisi-kognisi,

perilaku-perilaku, dan perasaan-perasaan yang secara sistematis berorientasi pada

pencapaian tujuan. Sedangkan Santrock (2008) mendefinisakan self-regulated

learning terdiri dari pembangkitan diri dan pengawasan diri dalam pikiran-pikiran,

perasaan-perasaan, dan perilaku-perilaku agar mencapai suatu tujuan.

Self-regulated learning (pengaturan diri dalam belajar) mencakup kemampuan

strategi kognitif, belajar teknik pembelajaran, dan belajar sepanjang masa. Pendapat

tersebut sejalan dengan pemikiran Schunk & Zimmerman (dalam Winne, 1997) yang

mengkategorikan self-regulated learning sebagai dasar kesuksesan belajar, problem

solving, transfer belajar, dan kesuksesan akademis secara umum. Self-regulated

learning menyangkut penerapan dari model umum regulasi dan regulasi diri (self-

regulation) dalam proses belajar.

Berdasarkan asumsi di atas self-regulated learning adalah proses aktif dan

konstruktif dengan jalan siswa menetapkan tujuan untuk proses belajarnya dan

berusaha untuk memonitor, meregulasi, dan mengontrol kognisi, motivasi, dan

perilaku, yang kemudian semuanya diarahkan dan didorong oleh tujuan dan

disesuaikan dengan konteks lingkungan (Pintrich, dalam Wolters, et al 2003).

Page 40: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

25

Pemaparan definisi diatas sejalan dengan definisi Zimmerman (1989) yang

memaparkan secara umum bahwa self-regulated learning pada siswa dapat

digambarkan melalui tingkatan atau derajat yang meliputi keaktifan berpartisipasi

baik itu secara metakognisi, motivasional, maupun perilaku dalam proses belajar.

Zimmerman (dalam Montalvo & Torres, 2004), telah memberikan gambaran

perbedaan karakteristik antara mahasiswa yang menerapkan dan tidak menerapkan

self-regulation dalam proses belajarnya akan diuraikan sebagai berikut:

a. Mengetahui cara menggunakan serangkaian strategi kognitif yang membantu

dalam mentransformasi, mengorganisasi, mengelaborasi, dan menemukan kembali

informasi.

b. Mengetahui bagaimana merencanakan, mengontrol, dan mengatur proses mental

menjadi prestasi dari tujuan individu (metakognisi).

c. Mampu menentukan keyakinan motivasi dan emosi yang tepat.

d. Merencanakan waktu dan usaha yang akan digunakan untuk mencapai tujuan.

e. Melakukan peningkatan yang menunjukkan usaha terbaik dalam proses belajar.

f. Mampu menjalani kondisi yang menuntut serangkaian strategi, yang bertujuan

mempertahankan konsentrasi, usaha, dan motivasi selama melakukan tugas

akademis.

Peneliti menyimpulkan bahwa definisi self-regulated learning adalah proses aktif dan

konstruktif mahasiswa dalam menetapkan tujuan untuk proses belajarnya dan

berusaha untuk memonitor, meregulasi, dan mengontrol kognisi, motivasi, dan

Page 41: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

26

perilaku, yang kemudian semuanya diarahkan dan didorong oleh tujuan dan

mengutamakan konteks lingkungan.

2.2.2. Dimensi-dimensi Self-Regulated Learning

Self-regulation merupakan fundamen dalam proses sosialisasi dan melibatkan

perkembangan fisik, kognitif dan emosi (Papalia, 2001). Mahasiswa dengan self-

regulation pada tingkat yang tinggi akan memiliki kontrol yang baik dalam mencapai

tujuan akademisnya.

Self-regulation yang diterapkan dalam self-regulated learning, mengharuskan

mahasiswa fokus pada proses pengaturan diri guna memperoleh kemampuan

akademisnya. Menurut Zimmerman (1989),self-regulated learning terdiri atas

pengaturan dari tiga aspek umum pembelajaran akademis, yaitu kognisi, motivasi dan

perilaku.

Sesuai dimensi di atas, selanjutnya Wolters (2003) menjelaskan secara rinci

penerapan strategi dalam setiap dimensi self-regulated learning sebagai berikut:

Pertama, strategi untuk mengontrol atau meregulasi kognisi meliputi macam-

macam aktivitas kognitif dan metakognitif yang mengharuskan individu terlibat

untuk mengadaptasi dan mengubah kognisinya.Strategi pengulangan (rehearsal),

elaborasi (elaboration / menggunakan kalimatnya sendiri untuk merangkum materi).

Kedua, strategi untuk meregulasi motivasi melibatkan aktivitas yang penuh

tujuan dalam memulai, mengatur atau menambah kemauan untuk memulai,

mempersiapkan tugas berikutnya, atau menyelesaikan aktivitas tertentu atau sesuai

tujuan.Regulasi motivasi adalah semua pemikiran, tindakan atau perilaku dimana

Page 42: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

27

siswa berusaha mempengaruhi pilihan, usaha, dan ketekunan tugas akademisnya.

Regulasi motivasi meliputi :

a. mastery self-talk / memuaskan keingintahuan menjadi lebih kompeten.

b. extrinsic self-talk / berpikir untuk memperoleh prestasi lebih tinggi.

c. relative ability self-talk / melakukan usaha yang lebih baik daripada rang lain

d. relevance enhancement / meningkatkan keterhubungan tugas dengan kehidupan

atau minat personal yang dimiliki.

e. situasional interest enhancement / menggambarkan aktifitas ketika berusaha,

meningkatkan motivasi.

Ketiga, strategi untuk meregulasi perilaku merupakan usaha individu untuk

mengontrol sendiri perilaku yang nampak. Sesuai penjelasan Bandura

(Zimmerman,1989) bahwa perilaku adalah aspek dari pribadi (person), walaupun

bukan “self” internal yang direpresentasikan oleh kognisi, motivasi dan afeksi.

Meskipun begitu, individu dapat melakukan observasi, memonitor, dan berusaha

mengontrol dan meregulasinya dan seperti pada umumnya aktivitas tersebut dapat

dianggap sebagai self-regulatory bagi individu.Regulasi perilaku meliputi regulasi

usaha (effort regulation), waktu dan lingkungan (time/ study environment), dan

pencarian bantuan (help-seeking).

Peneliti menarik kesimpulan bahwa dimensi self-regulated learning yang akan

dipakai dalam skala pada penelitian meliputi tiga dimensi yang telah dipaparkan oleh

Wolters (2003) yang meliputi dimensi kognitif, motivasi, dan perilaku. Ketiga

Page 43: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

28

dimensi tersebut akan digunakan peneliti untuk mengungkap perilaku pada self-

regulated learning.

2.3. Dukungan Sosial

2.3.1. Pengertian Dukungan Sosial

Menurut Sarafino (1998) dukungan sosial adalah suatu dorongan yang

dirasakan, penghargaan, dan kepedulian yang diberikan oleh orang-orang yang berada

di sekeliling individu sehingga dukungan yang dirasakan akan sangat penting.

Dukungan sosial adalah pemberian informasi baik secara verbal maupun non-verbal,

pemberian bantuan tingkah laku atau pemberian materi yang menuntut seseorang

meyakini bahwa dirinya diurus dan disayang.

Dukungan sosial merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk

menerangkan bagaimana hubungan sosial menyumbang manfaat bagi kesehatan

mental atau kesehatan fisik individu.Rook (dalam Smet, 1994) berpendapat dukungan

sosial sebagai satu diantara fungsi pertalian atau ikatan sosial.Ikatan sosial

menggambarkan tingkat dan kualitas umum dari hubungan interpersonal.Dukungan

sosial yang diterima dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan, percaya

diri, dan kompeten.

Mahasiswa dengan dukungan sosial yang lebih tinggi akan memiliki pikiran

lebih positif terhadap situasi sulit dibandingkan dengan individu atau mahasiswa yang

memiliki tingkat dukungan sosial yang rendah.

Menurut Ritter (dalam Smet, 1994) dukungan sosial mengacu pada bantuan

emosional, instrumental, dan finansial yang diperoleh dari jaringan sosial seseorang.

Page 44: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

29

Dukungan sosial merupakan kenyamanan psikis dan emosional yang diberikan

kepada individu oleh keluarga, teman, rekan, dan yang lainnya.Senada dengan hal

tersebut, Taylor (2003) mendefinisikan dukungan sosial sebagai pertukaran

interpersonal dimana salah seorang memberikan bantuan atau pertolongan kepada

yang lain.

Menurut Schwarzer dan Leppin (dalam Smet, 1994) dukungan sosial dapat

dilihat sebagai fakta sosial atas dukungan yang sebenarnya terjadi atau diberikan oleh

orang lain kepada individu (perceived support) dan sebagai kognisi individu yang

mengacu kepada persepsi terhadap dukungan yang diterima (recived support).

Dukungan sosial bukan sekedar memberikan bantuan tetapi yang paling penting

adalah bagaimana persepsi penerima terhadap makna dari bantuan itu.

Beberapa pengertian tersebut menunjukkan bahwa segala sesuatu yang ada di

lingkungan dapat menjadi dukungan sosial atau tidak tergantung pada sejauh mana

individu merasakan hal itu sebagai dukungan sosial.

2.3.2. Dimensi-dimensi dukungan Sosial

House (dalam Smet, 1994) membedakan dukungan sosial ke dalam empat

bentuk, yaitu :

a. Dukungan emosional:

Mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang

bersangkutan

b. Dukungan penghargaan:

Terjadi melalui ungkapan penghargaan positif untuk orang tersebut,dorongan maju

Page 45: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

30

atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu.

c. Dukungan instrumental:

Mencakup bantuan langsung sesuai dengan yang dibutuhkan, seperti memberikan

bantuan berupa uang, barang, dan sebagainya.

d. Dukungan informatif:

Mencakup pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk,saran ataupun umpan balik.

Sarafino (2011) menyampaikan lima dimensi dukungan sosial, yaitu:

a. Dukungan emosional:

Mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang

bersangkutan.Dukungan emosional merupakan ekspresi dari afeksi, kepercayaan,

perhatian, dan perasaan didengarkan. Kesediaan untuk mendengarkan keluhan

seseorang akan memberikan dampak positif sebagai sarana pelepasan emosi,

mengurangi kecemasan, membuat individu merasa nyaman, tenteram, diperhatikan,

serta dicintai saat menghadapi berbagai tekanan dalam hidup mereka.

b. Dukungan penghargaan:

Terjadi lewat ungkapan penghargaan yang positif untuk individu, dorongan

maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan

positif individu dengan individu lain, seperti misalnya perbandingan dengan orang-

orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya.

Hal seperti ini dapat menambah penghargaan diri. Melalui interaksi dengan

orang lain, individu akan dapat mengevaluasi dan mempertegas keyakinannya dengan

membandingkan pendapat, sikap, keyakinan, dan perilaku orang lain. Jenis dukungan

Page 46: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

31

ini membantu individu merasa dirinya berharga, mampu, dan dihargai.

c. Dukungan instrumental:

Mencakup bantuan langsung, dapat berupa jasa,waktu, atau uang. Misalnya

pinjaman uang bagi individu atau pemberian pekerjaan saat individu mengalami

stres.Dukungan ini membantu individu dalam melaksanakan aktivitasnya.

d. Dukungan informatif:

Mencakup pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk,saran-saran, informasi atau

umpan balik. Dukungan ini membantu individu mengatasi masalah dengan cara

memperluas wawasan dan pemahaman individu terhadap masalah yang dihadapi.

Informasi tersebut diperlukan untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah

secara praktis.

Dukungan informatif ini juga membantu individu mengambil keputusan

karena mencakup mekanisme penyediaan informasi, pemberian nasihat,dan petunjuk.

e. Dukungan jaringan sosial :

Mencakup perasaan keanggotaan dalam kelompok. Dukungan jaringan sosial

merupakan perasaan keanggotaan dalam suatu kelompok, saling berbagi kesenangan

dan aktivitas sosial.

Menurut Defares (dalam Smet, 1994) jenis dukungan yang diterima dan

diperlukan oleh individu tergantung pada keadaan yang penuh tekanan.

Misalnya,dukungan instrumental akan lebih efektif apabila individu berada dalam

keadaan yang penuh kesukaran seperti kemiskinan. Dukungan informatif akan

bermanfaat apabila individu berada dalam kondisi kekurangan pengetahuan dan

Page 47: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

32

ketrampilan, dan dalam kondisi yang tidak jelas mengenai suatu persoalan. Hal

tersebut menunjukkan bahwa bentuk dukungan akan lebih efektif tergantung pada

suatu kondisi tertentu.

2.4. Kerangka Berpikir

Prokrastinasi akademik menjadi fenomena yang selalu ada dalam dunia

pendidikan dan sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar.Beberapa

penelitian mengenai prokrastinasi akademik menunjukkan presentase yang cukup

tinggi yakni 75% melakukan prokrastinasi akademik di perguruan tinggi (Burka &

Yuen, 2008).

Salah satu faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik adalah self-

regulated learning. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Wolters (2003) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan antara

prokrastinasi akademik dengan beberapa komponen penting dari self-regulated

learning. Salah satu komponennya adalah kognitif yang dapat digunakan individu

untuk mengontrol kognisi dalam proses belajar.

Rendahnya kemampuan self-regulated learning individu menjadi penyebab

terjadinya prokrastinasi akademik. Self-regulated learning terbagi menjadi tiga

dimensi yaitu kognitif(reherseal, elaboration), motivasi (mastery self-talk, extrinsic

self-talk, relative ability self-talk,relevance enhancement, situational interest

enhancement), dan perilaku (effort regulation, time/ study environment, help-

seeking). Semakin tinggi self-regulated learning yang dimiliki individu maka akan

semakin rendah perilaku prokrastinasi akademik, karena individu yang memiliki self-

Page 48: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

33

regulated learning yang baik diharapkan mampu menyeimbangkan peran yang harus

dijalankan dan cenderung lebih mampu mengelola waktu belajarnya dalam

menyelesaikan tugas yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

Rendahnya dukungan sosial yang diterima individu menjadi penyebab

terjadinya prokrastinasi akademik.Dukungan sosial terbagi menjadi empat dimensi

yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental,

dukungan informatif. Semakin tinggi dukungan sosial yang diterima individu maka

akan semakin rendah perilaku prokrastinasi akademik, karena individu yang memiliki

dukungan sosial yang baik diharapkan mampu meningkatkan potensi yang ada pada

diri individu untuk meningkatkan prestasi dalam proses belajar.

Selain faktor psikologis, dalam penelitian ini penulis mengikut sertakan faktor

demografis jenis kelamin dalam memprediksi perilaku prokrastinasi akademik

mahasiswa. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Ozer (2010) prokrastinasi

akademik lebih sering dilakukan oleh laki-laki daripada perempuan.

Berdasarkan uraian kerangka berpikir, ringkasan pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1:

Gambar 2.1

Bagan kerangka berpikir

Self-Regulated

Learning

Kognitif

Dukungan Sosial

Dukungan Instrumental

Prokrastinasi

Akademik

Dukungan Informatif

Dukungan Emosional

Motivasi

Perilaku Jenis Kelamin

Dukungan Penghargaan

Page 49: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

34

2.5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan asumsi peneliti terhadap suatu permasalahan yang masih harus

diujikan, maka hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti sebagi berikut :

2.5.1. Hipotesis Mayor

Ha: ada pengaruh yang signifikan self-regulated learning pada dimensi kognitif,

motivasi, perilaku, dan dukungan sosial pada dimensi emosional,

penghargaan, instrumental, informatif serta jenis kelamin terhadap

prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.5.2. Hiopotesis Minor

Ha1: Ada pengaruh yang signifikan antara dimensi kognitif dari variabel self

regulated learning terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ha2: Ada pengaruh yang signifikan antara dimensi motivasi dari variabel self

regulated learning terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ha3: Ada pengaruh yang signifikan antara dimensi perilaku dari variabel self

regulated learning terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ha4: Ada pengaruh yang signifikan antara dimensi dukungan emosional dari

variabel dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa

psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 50: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

35

Ha5: Ada pengaruh yang signifikan antara dimensi dukungan penghargaan dari

variabel dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa

psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ha6: Ada pengaruh yang signifikan antara dimensi dukungan instrumental dari

variabel dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa

psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ha7: Ada pengaruh yang signifikan antara dimensi dukungan informatif dari

variabel dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa

psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ha8: Ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin terhadap prokrastinasi

Akademik mahasiswa psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 51: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap
Page 52: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

36

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan metode penelitian yang akan digunakan diantaranya populasi

dan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel, variabel penelitian, metode

analisis data, dan prosedur penelitian.

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan data tahun 2014 (bagian akademik fakultas UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta) saat ini tercatat mahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 631 orang dari mulai angkatan 2009 hingga 2014 dan Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 248 responden laki-laki maupun

perempuan.

3.2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling yaitu

pengambilan sampel dimana setiap objek penelitian yang diambil tidak memiliki

peluang yang sama untuk dijadikan sampel penelitian (Noor, 2012).

3.3. Variabel Penelitian

3.3.1. Identifikasi Variabel

Variabel adalah sesuatu yang bevariasi, terdiri dari variabel terikat (dependent

variable) dan variabel bebas (independent variable). Dependent variabel dalam

penelitian ini adalah prokrastinasi akademik, dan independent variable penelitian ini

Page 53: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

37

adalah self-regulated learning berupa kognitif, motivasi, perilaku dan dukungan

sosial berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental,

dukungan informatif.variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Operasional Dimensi

1. Prokrastinasi Penundaan yang sering dilakukan Penundaan untuk memulai atau

Akademik ketika memulai atau menyelesaikan menyelesaikan tugas

tugas tepat pada waktunya

Keterlambatan dalam mengerjakan

tugas

Kesenjangan waktu antara rencana dan

kinerja aktual

Melakukan aktivitas yang lebih

menyenangkan

2. Self-regulated Mengaktifkan dan mengendalikan Kognitif

learning kognisi-kognisi, motivasi,dan perilaku Motivasi

yang secara sistematis berorientasi Perilaku

pada pencapaian tujuan.

3. Dukungan Sebuah kepedulian, perhatian, dorongan Emosional

sosial positif, bantuan langsung, pemberian Penghargaan

nasihat dan petunjuk yang diterima Instrumental

individu dari orang disekitarnya. Informatif

3.3.2. Prokrastinasi akademik

3.3.2.1. Definisi Operasional Prokrastinasi akademik

Penundaan yang sering dilakukan ketika memulai atau menyelesaikan tugas tepat

pada waktunya.

Page 54: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

38

3.3.2.2. Alat Ukur Prokrastinasi Akademik

Skala prokrastinasi akademik ini terdiri dari item favorabel dan unfavorabel dengan

jumlah item sebanyak 23 item dan dalam pengisiannya alat ukur ini menggunakan

skala likert dengan rentangan empat poin, yaitu mulai dari tidak pernah prokrastinasi

hingga selalu prokrastinasi, pilihan jawaban untuk skala prokrastinasi akademik

adalah sebagai berikut:

1. S, apabila subjek merasa Selalu atas pernyataan yang diberikan.

2. HS, apabila subjek merasa Hampir Selalu atas pernyataan yang diberikan.

3. HTP, apabila subjek merasa Hampir Tidak Pernah atas pernyataan yang

diberikan.

4. TP, apabila subjek merasa Tidak Pernah, atas pernyataan yang diberikan.

Dalam setiap jawaban, peneliti memberikan nilai sebagaimana terdapat pada table

3.2:

Tabel 3.2

Nilai Tiap Jawaban Pada Skala Prokrastinasi Akademik

Skala Favorabel Unfavorabel

(S) Selalu 4 1

(HS) Hampir Selalu 3 2

(HTP) Hampir Tidak Pernah 2 3

(TP) Tidak Pernah 1 4

Adapun blue print dari skala prokrastinasi akademik yang disajikan pada table 3.3:

Page 55: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

39

Tabel 3.3

Blueprint Alat Ukur Prokrastinasi Akademik

No Dimensi Item

Jumlah Favorabel Unfavorabel

1. Penundaan untuk memulai

maupun menyelesaikan tugas

kuliah

1,2,3,4 5,6 6

2. Keterlambatan dalam

mengerjakan tugas kuliah

7,8 9,10 4

3. Kesenjangan waktu antara

rencana dan kerja aktual

11,12,13 14,15 5

4. Melakukan aktivitas lain yang

lebih menyenangkan daripada

melakukan tugas kuliah yang

harus dikerjakan

16,17,18,19 20,21,22,23 8

Total 13 10 23

3.3.3. Self-Regulated Learning

3.3.3.1 Definisi Operasional Self-regulated learning

Mengaktifkan dan mengendalikan kognisi-kognisi, motivasi dan perilaku-perilaku,

yang secara sistematis berorientasi pada pencapaian tujuan.

3.3.3.2 Alat Ukur Self-regulated learning

Skala self-regulated learning ini terdiri dari item favorabel dan unfavorabel dengan

jumlah item sebanyak 30 item dan dalam pengisiannya alat ukur ini menggunakan

skala likert dengan rentangan empat poin, dimana pilihan jawabannya terdapat empat

respon jawaban, masing-masing menunjukkan kesesuaian pernyataan yang diberikan

dengan keadaan yang dirasakan responden. Pilihan jawaban tersebut sebagai berikut:

1. SS, apabila subjek merasa Sangat Setuju atas pernyataan yang diberikan.

2. S, apabila subjek merasa Setuju atas pernyataan yang diberikan.

Page 56: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

40

3. TS, apabila subjek merasa Tidak Setuju atas pernyataan yang diberikan.

4. STS, apabila subjek merasa Sangat Tidak Setuju atas pernyataan yang diberikan.

Dalam setiap jawaban, peneliti memberikan nilai sebagaimana terdapat pada table 3.4

Tabel 3.4

Nilai Tiap Jawaban Pada Skala Self- Regulated Learning

Skala Favorabel Unfavorabel

(SS) Sangat Setuju 4 1

(S) Setuju 3 2

(TS) Tidak Setuju 2 3

(STS) Sangat Tidak Setuju 1 4

Adapun blue print dari skala self- regulated learning disajikan pada table 3.5:

Tabel 3.5

Blueprint Alat Ukur Self- Regulated Learning

No Dimensi Indikator Item Jumlah

Favorabel Unfavorabel

1. Kognitif

Rehearsal (mengingat dan mengulang) 1,2 3,4 4

Elaboration (menggunakan kalimatnya untuk

merangkum materi) 5,6 7,8 4

2. Motifasi

Mastery self talk (memuaskan keingintahuan

menjadi lebih kompeten) 9,10,11 12 4

Extrinsic self talk (berpikir untuk memperoleh

prestasi lebih tinggi) 13,14 2

Relative ability self talk (melakukan usaha yang

lebih baik) 15,16 2

Relevance enhancement (meningkatkan

keterhubungan tugas dengan kehidupan) 17,18 2

Situational interest enhancement (meningkatkan

motivasi) 19,20 21 3

3. Perilaku

Effort regulation (meregulasi usaha) 22,23,24 3

Time/Study environment (mengatur waktu untuk

mempermudah proses belajar) 25,26,27 28 4

Help seeking (mencoba mendapatkan bantuan

dari teman sebaya, dosen, dan orang lain) 29 30 2

Total 22 8 30

Page 57: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

41

3.3.4. Dukungan sosial

3.3.4.1. Definisi Operasional Dukungan sosial

Sebuah kepedulian perhatian dorongan positif, bantuan langsung, pemberian nasehat

dan petunjuk yang diterima individu dari orang disekitarnya.

3.3.4.2. Alat Ukur dukungan sosial

Skala Dukungan sosial ini terdiri dari item favorabel dan unfavorabel dengan jumlah

item sebanyak 22 item dan dalam pengisiannya alat ukur ini menggunakan skala

likert dengan rentangan empat poin, dimana pilihan jawabannya terdapat empat

respon jawaban, masing-masing menunjukkan kesesuaian pernyataan yang

diberikandengan keadaan yang dirasakan responden.Pilihan jawaban tersebut adalah

sebagai berikut:

1. SS, apabila subjek merasa Sangat Setuju atas pernyataan yang diberikan.

2. S, apabila subjek merasa Setuju atas pernyataan yang diberikan.

3. TS, apabila subjek merasa Tidak Setuju atas pernyataan yang diberikan.

4. STS, apabila subjek merasa Sangat Tidak Setuju atas pernyataan yang diberikan.

Dalam setiap jawaban, peneliti memberikan nilai sebagaimana terdapat pada table

3.6:

Tabel 3.6

Nilai Tiap Jawaban Pada Skala Dukungan Sosial

Skala Favorabel Unfavorabel

(SS) Sangat Setuju 4 1

(S) Setuju 3 2

(TS) Tidak Setuju 2 3

(STS) Sangat Tidak Setuju 1 4

Page 58: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

42

Adapun blueprint dari skala dukungan sosial disajikan pada table 3.7:

Tabel 3.7

Blueprint Alat Ukur Dukungan Sosial

No Dimensi Item

Jumlah Favorabel Unfavorabel

1. Dukungan emosional 1,4,6 2,3,5,7 7

2. Dukungan penghargaan 8,10 9,11 4

3. Dukungan instrumental 12,13 14,15 4

4. Dukungan informatif 16,17,19,21 18,20,22 7

Total 11 11 22

3.4. Prosedur Pengumpulan data

Persiapan pertama dalam penelitian ini adalah mempersiapkan instrumen penelitian,

kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data sesungguhnya. Adapun prosedur

pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut:

1. Peneliti menemui responden mahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta untuk meminta kesediannya melakukan penelitian

yangdimulai dari tanggal 23 Juni hingga tanggal 26 Juni 2014 di Kampus 2 UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Peneliti memberikan kuesioner kepada responden.

3. Peneliti mengambil kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden untuk

segera diolah hasilnya.

3.5. Uji Validitas Konstruk

Uji validitas dilakukan dengan CFA (Confirmatory Factor Analysis) untuk pengujian

validitas instrument dengan menggunakan software LISREL 8.80. adapun langkah-

Page 59: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

43

langkah yang dilakukan yaitu:

1. Dilakukan uji CFA dengan model unidimensional (satu faktor) dan dilihat nilai chi

square yang dihasilkan. Jika nilai Chi-square tidak signifikan (p > 0,05) berarti

semua item telah mengukur sesuai dengan yang diteorikan, yaitu hanya mengukur

satu faktor saja. Jika ini terjadi maka analisis dilanjutkan ke langkah ketiga, yaitu

melihat muatan factor pada masing-masing item. Namun jika nilai Chi-square

signifikan (p < 0,05), maka diperlukan modifikasi terhadap model pengukuran

yang diuji sesuai langkah kedua berikut ini.

2. Jika nilai Chi-square signifikan, maka dilakukan modifikasi model pengukuran

dengan cara mengestimasi korelasi antar kesalahan pengukuran pada beberapa

item yang mungkin bersifat multidimensional. ini berarti bahwa selain suatu item

mengukur konstruk yang diniati ingin diukur (sesuai teori), juga dapat dilihat

apakah item tersebut mengukur hal yang lain (mengukur lebih dari satu hal).

Jika setelah beberapa kesalahan pengukuran disebabkan untuk saling berkorelasi dan

akhirnya diperoleh model yang fit, maka model terakhir inilah yang akan digunakan

pada langkah selanjutnya.

1. Setelah diperoleh model pengukuran yang fit unidimensional (satu faktor) maka

dilihat apakah ada item yang muatan faktornya negative. Jika ada, item tersebut

harus didrop (tidak diikut sertakan dalam skoring).

2. Dengan menggunakan SPSS dan model unidimensional (satu faktor) kemudian

dihitung (diestimasi) nilai skor faktor (true score) bagi setiap orang untuk variabel

yang bersangkutan. dalam hal ini yang dianalisis faktor hanya item yang baik saja.

Page 60: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

44

Adapun kriteria item yang baik pada CFA yaitu:

1. Melihat signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktornya dengan melihat

nilai t bagi koefisien muatan faktor item. Perbandingannya adalah jika t > 1,96

maka item tersebut tidak akan didrop dan sebaliknya.

2. Melihat koefisien muatan faktor dari item. Jika item tersebut sudah diskoring

dengan favorabel (pada skala Likert 1-4), maka nilai koefisien muatan faktor harus

bermuatan positif dan sebaliknya. Apabila item favorabel, namun koefisien

muatan faktor item bernilai negatif, maka item tersebut akan didrop dan

sebaliknya.

3. Terakhir, apakah kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi, maka

item tersebut akan didrop. Sebab, item yang demikian selain mengukur apa yang

hendak diukur, ia juga mengukur hal yang lain.

3.5.1. Validitas Konstruk Skala Prokrastinasi akademik

Peneliti menguji 23 item, apakah ada yang bersifat satu faktor, artinya benar hanya

mengukur prokrastinasi akademik.Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 1557,73, df = 230, P-Value

= 0,00000, RMSEA = 0,153. Oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap

model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

dengan yang lainnya, maka diperoleh model fit sebagaimana disajikan pada gambar

3.1:

Page 61: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

45

Gambar 3.1

Analisis Konfirmatorik dari Faktor Vaiabel Prokrastinasi Akademik

Pada gambar 3.1, nilai Chi-square menghasilkan P-Value > 0,05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor dapat diterima, bahwa seluruh

item mengukur satu faktor saja yaitu prokrastinasi.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop

atau tidak.Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.8:

Page 62: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

46

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Prokrastinasi Akademik

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

1 0.63 0.06 10.65 V

2 0.49 0.06 8.12 V

3 0.58 0.06 9.80 V

4 0.69 0.06 11.10 V

5 -0.36 0.06 -5.80 X

6 -0.64 0.06 -10.70 X

7 0.16 0.06 2.54 V

8 0.58 0.06 9.77 V

9 -0.65 0.06 -11.14 X

10 -0.41 0.06 -6.60 X

11 0.38 0.06 6.14 V

12 0.48 0.06 7.88 V

13 0.62 0.06 10.73 V

14 -0.66 0.06 -10.74 X

15 -0.44 0.06 -7.30 X

16 0.56 0.06 9.44 V

17 0.64 0.06 10.50 V

18 0.47 0.06 7.63 V

19 0.38 0.06 6.30 V

20 -0.55 0.06 -9.20 X

21 -0.47 0.06 -7.86 X

22 -0.63 0.06 -10.83 X

23 -0.65 0.06 -10.74 X

Keterangan : tanda V = signifikan ( t > 1,96), X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.8 diatas, dapat dilihat bahwa 10 item tidak signifikan (t < 1,96)

dan 10 item koefisiennya bermuatan negatif, dengan demikian pada tahapan ini

ada item yang didrop yaitu item nomor 5,6,9,10,14,15,20,21,22,23. Artinya bobot

nilai pada item tersebut tidak akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

3.5.2. Validitas Konstruk Skala Self-regulated learning

Pada self-regulated learning, peneliti menguji tiga dimensi yang terdiri dari kognitif,

Page 63: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

47

motivasi, dan perilaku.

3.5.2.1. Kognitif

Pada kognitif, peneliti menguji delapan item apakah ada yang bersifat satu faktor,

artinya benar hanya mengukur kognitif. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 209,39, df = 20, P-

Value = 0,00000, RMSEA = 0,196. Oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu dengan yang lainnya, maka diperoleh model fit sebagaimana

disajikan pada gambar 3.2:

Gambar 3.2

Analisis Konfirmatorik Faktor Kognitif

Pada gambar 3.2 nilai Chi-square menghasilkan P-Value > 0,05 (tidak signifikan)

artinya model dengan satu faktor dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu

faktor saja yaitu kognitif. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item

Page 64: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

48

tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item

tersebut perlu didrop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, sebagaimana disajikan dalam tabel tabel 3.9:

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item Kognitif

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

1 0.22 0.06 3.46 V

2 0.78 0.07 8.67 V

3 -0.25 0.06 -3.94 X

4 0.13 0.06 -2.13 X

5 0.68 0.08 8.95 V

6 0.89 0.09 9.96 V

7 -0.16 0.06 -2.44 X

8 -0.13 0.07 1.87 X

Keterangan : tanda V = signifikan ( t > 1,96), X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.9, dapat dilihat bahwa 4 item tidak signifikan (t < 1,96)

dan 3 item koefisiennya bermuatan negatif, dengan demikian pada tahapan ini ada

item yang didrop yaitu item nomor 3,4,7,8. Artinya bobot nilai pada item tersebut

tidak akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

3.5.2.2. Motivasi

Pada motivasi peneliti menguji tiga belas item, apakah bersifat mengukur satu faktor

atau tidak. Padai awal analisis yang dilakukan dengan menggunakan Lisrel 8.80,

model satu faktor tidak fit dengan Chi-square = 300,80, df = 65, P-Value =0,00000,

RMSEA = 0,121. Namun setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana

Page 65: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

49

kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit sebagaimana disajikan pada gambar 3.3:

Gambar 3.3

Analisis Konfirmatorik Faktor Motivasi

Pada gambar 3.3 nilai Chi-square menghasilkan P-Value > 0,05 (tidak

signifikan) artinya model dengan satu faktor dapat diterima, bahwa seluruh item

mengukur satu faktor saja yaitu motivasi. Selanjutnya, dilakukan pengujian hipotesis

nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, sebagaimana disajikan dalam tabel 3.10:

Page 66: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

50

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Motivasi

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

9 0.79 0.06 14.15 V

10 0.69 0.06 12.01 V

11 0.65 0.06 11.09 V

12 -0.08 0.07 -1.21 X

13 0.62 0.06 10.46 V

14 0.58 0.06 9.48 V

15 0.42 0.06 6.54 V

16 0.68 0.06 11.57 V

17 0.71 0.06 11.77 V

18 0.63 0.06 10.63 V

19 0.52 0.06 8.39 V

20 0.51 0.06 8.19 V

21 -0.49 0.06 -7.75 X

Keterangan : tanda V = signifikan ( t > 1,96), X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.10, dapat dilihat bahwa 2 item tidak signifikan (t < 1,96)

dan 2 item koefisiennya bermuatan negatif, dengan demikian pada tahapan ini ada

item yang didrop yaitu item nomor 12, 21. Artinya bobot nilai pada item tersebut

tidak akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

3.5.2.3. Perilaku

Pada perilaku peneliti menguji sembilan item, apakah ada yang bersifat satu faktor,

artinya benar hanya mengukur perilaku. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 191,08, df = 27, P-

Value = 0,00000, RMSEA = 0,157. Oleh sebab itu peneliti melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan satu

dengan yang lainnya, maka diperoleh model fit sebagaimana disajikan pada gambar

Page 67: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

51

3.4:

Gambar 3.4

Analisis Konfirmatorik Faktor Perilaku

Dari hasil tersebut Chi-square menunjukkan P-Value > 0,05 (tidak signifikan)

berarti model dengan satu faktor dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu

faktor saja yaitu perilaku. Kemudian peneliti melakukan pengujian hipotesis nihil

tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan

dan sebaliknya, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak,

sebagaimana disajikan dalam tabel 3.11:

Page 68: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

52

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item Perilaku

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

22 0.41 0.07 5.45 V

23 0.38 0.08 5.02 V

24 0.60 0.07 8.04 V

25 0.56 0.07 7.71 V

26 0.60 0.07 8.15 V

27 0.58 0.07 7.95 V

28 -0.30 0.08 -3.94 X

29 0.45 0.07 6.04 V

30 -0.05 0.08 -0.61 X

Keterangan : tanda V = signifikan ( t > 1,96), X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.11 dapat dilihat bahwa 2 item tidak signifikan (t < 1,96)

dan 2 item koefisiennya bermuatan negatif, dengan demikian pada tahapan ini ada

item yang didrop yaitu item nomor 28, 30. Artinya bobot nilai pada item tersebut

tidak akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

3.5.3. Validitas Konstruk Skala Dukungan sosial

Pada dukungan sosial,peneliti menguji tiga dimensi yang terdiri dari dukungan

emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informatif.

3.5.3.1. Dukungan Emosional

Pada dukungan emosional peneliti menguji tujuh item, apakah ada yang bersifat satu

faktor, artinya benar hanya mengukur emosional. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata diperoleh model tidak fit dengan Chi-

square = 23,83, df = 14, P-Value = 0,04801, RMSEA = 0,053. Kemudian dilakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan

Page 69: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

53

berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit, sebagaimana disajikan pada

pada gambar 3.5:

Gambar 3.5

Analisis Konfirmatorik Faktor Emosional

Dari hasil tersebut menunjukkan P-Value > 0,05 (tidak signifikan) berarti

model dengan satu faktor dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu emosional. Kemudian peneliti melakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi

setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan

sebaliknya, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak,

sebagaimana disajikan pada tabel 3.12:

Page 70: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

54

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item Emosional

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

1 0.15 0.07 2.25 V

2 -0.58 0.06 -9.66 X

3 -9.59 0.06 -9.80 X

4 0.70 0.06 12.17 V

5 -0.88 0.05 -16.81 X

6 0.47 0.06 7.41 V

7 -0.90 0.05 -17.46 X

Keterangan : tanda V = signifikan ( t > 1,96), X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.12 dapat dilihat bahwa 4 item tidak signifikan (t < 1,96)

dan 4 item koefisiennya bermuatan negatif, dengan demikian pada tahapan ini ada

item yang didrop yaitu item nomor 2,3,5,7. Artinya bobot nilai pada item tersebut

tidak akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

3.5.3.2. Dukungan Penghargaan

Pada dukungan penghargaan peneliti menguji empat item, apakah bersifat mengukur

satu faktor atau tidak. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu

faktor,diperoleh model fit dengan Chi-square=1, 91, df = 2, P-Value = 0, 38389,

RMSEA = 0,00000.

Gambar 3.6

Analisis Konfirmatorik Faktor Penghargaan

Page 71: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

55

Dari hasil tersebut menunjukkan P-Value > 0,05 (tidak signifikan) berarti

model dengan satu faktor dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu penghargaan. Kemudian peneliti melakukan pengujian hipotesis nihil

tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan

dan sebaliknya, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak,

sebagaimana disajikan pada tabel 3.13:

Tabel 3.13

Muatan Faktor Item Penghargaan

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

8 0.59 0.07 8.69 V

9 -0.58 0.07 -8.47 X

10 0.35 0.07 5.09 V

11 -0.87 0.07 -12.15 X

Keterangan : tanda V = signifikan ( t > 1,96), X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.13 dapat dilihat bahwa 2 item tidak signifikan (t < 1,96)

dan 2 item koefisiennya bermuatan hnegatif, dengan demikian pada tahapan ini ada

item yang didrop yaitu item nomor 9,11. Artinya bobot nilai pada item tersebut tidak

akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

3.5.3.3. Dukungan Instrumental

Pada dukungan instrumental, peneliti menguji empat item apakah bersifat satu faktor

atau tidak. Dari hasil awal analisis yang dilakukan dengan menggunakan LISREL

8.80, model satu faktor diperoleh model tidak fit dengan Chi-Square = 23, 07, df = 2,

Page 72: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

56

P-value = 0,00001 MRSEA = 0. 207. Kemudian dilakukan modifikasi terhadap

model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fit, sebagaimana disajikan pada gambar 3.7:

Gambar 3.7

Analisis Konfirmatorik Faktor Instrumental

Dari hasil tersebut menunjukkan P-Value > 0,05 (tidak signifikan) berarti

model dengan satu faktor dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu Instrumental. Kemudian penulis melakukan pengujian hipotesis nihil

tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan

dan sebaliknya, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak,

sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.14:

Page 73: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

57

Tabel 3.14

Muatan Faktor Item Instrumental

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

12 0.37 0.10 3.74 V

13 0.07 0.05 1.26 V

14 -0.34 0.09 3.61 X

15 -1.26 0.27 -4.76 X

Keterangan : tanda V = signifikan ( t > 1,96), X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.14 dapat dilihat bahwa 2 item tidak signifikan (t < 1,96)

dan 2 item koefisiennya bermuatan negatif, dengan demikian pada tahapan ini ada

item yang didrop yaitu item nomor 14,15. Artinya bobot nilai pada item tersebut

tidak akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

3.5.3.4. Dukungan Informatif

Pada dukungan informatif , peneliti menguji tujuh item apakah bersifat satu faktor

atau tidak. Dari hasil awal analisis yang dilakukan dengan menggunakan LISREL

8.80, model satu faktor diperoleh model tidak fit dengan Chi-Square = 69, 16, df =

14 , P-value = 0.00000 MRSEA = 0. 126. Oleh sebab itu peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh model fit sebagaimana

disajikan pada gambar 3.8:

Page 74: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

58

Gambar 3.8

Analisis Konfirmatorik Faktor Informatif

Dari hasil tersebut menunjukkan P-Value > 0,05 (tidak signifikan) berarti

model dengan satu faktor dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu Informatif. Kemudian penulis melakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi

setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan

sebaliknya, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak,

sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.15:

Tabel 3.15

Muatan Faktor Item Informatif

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

16 0.82 0.06 13.42 V

17 0.82 0.06 13.40 V

18 -0.82 0.06 -13.40 X

19 0.37 0.07 5.47 V

20 -0.33 0.07 -4.90 X

21 0.40 0.07 6.02 V

22 -0.44 0.07 -6.46 X

Keterangan : tanda V = signifikan ( t > 1,96), X = tidak signifikan

Page 75: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

59

Berdasarkan tabel 3.15, dapat dilihat bahwa 3 item tidak signifikan (t < 1,96)

dan 3 item koefisiennya bermuatan negatif, dengan demikian pada tahapan ini ada

item yang didrop yaitu item nomor 18,20,22. Artinya bobot nilai pada item tersebut

tidak akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

3.6. Metode Analisis Data

Penulis mengolah data yang didapat dengan menggunakan teknik statistik multiple

regression analysis (analisis regresi berganda) bertujuan untuk menjawab pertanyaan

pengujian hipotesis penelitian ini yaitu apakah terdapat pengaruh signifikan dari

variable bebas (independent variable) yaitu self-regulated learning (kognitif,

motivasi, perilaku) dan dukungan sosial terhadap variabel prokrastinasi akademik

(dependent variable) mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Persamaan regresinya adalah sebagai berikut :

Y` = a + b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5…+bnXn+e

Keterangan:

Y` = Prokrastinasi akademik

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X1 = Kognitif

X2 = Motivasi

X3 = Perilaku

X4 = Emosional

Page 76: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

60

X5 = Penghargaan

X6 = Instrumental

X7 = Informatif

X8 = J.kelamin

bn = sampel ke n

Xn = Variabel ke n

e = Residu

1.R2 (koefisien determinasi berganda)

Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien nilai korelasi

berganda antara prokrastinasi akademik mahasiswa Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap self-regulated learning (kognitif,

motivasi, perilaku) dan dukungan sosial. Besarnya prokrastinasi akademik yang

disebabkan oleh faktor-faktor yang ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda

atau R2.R

2 menunjukkan variasi atau perubahan variabel terikat (Y) disebabkan

variabel bebas (X) atau digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) atau merupakan perkiraan proporsi varians

dari intense yang dijelaskan oleh self-regulated learning (kognitif,motivasi,perilaku)

dan dukungan sosial.

Untuk mendapatkan R2 digunakan rumusan sebagai berikut :

𝑅2 =𝑆𝑆𝑟𝑒𝑔𝑆𝑆y

2. Uji F

Untuk membuktikan apakah regresi Y pada X signifikan atau tidak, maka

Page 77: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

61

digunakan uji F untuk membuktikan hal tersebut menggunakan rumus:

𝐹 =𝑅2/k

(1− 𝑅2)/(N− k − 1)

Dimana k adalah jumlah independent variabel dan N adalah jumlah sampel.Dari hasil

uji F yang dilakukan nantinya dapat dilihat apakah variabel-variabel yang diujikan

memiliki pengaruh terhadap dependent variabel.

3. Uji T

Uji T digunakan untuk melihat apakah pengaruh yang diberikan variabel bebas (X)

signifikan terhadap variabel terikat (Y) secara sendiri-sendiri atau parsial. Uji ini

digunakan untuk menguji apakah sebuah variabel bebas (X) benar-benar memberikan

kontribusi terhadap variabel terikat (Y). Uji T ini dilakukan menggunakan rumus

sebagai berikut:

t =b

𝑆b

Dimana b adalah koefisien regresi dan Sb adalah standar deviasi sampling dari

koefisien b.

Selama uji t, peneliti akan menulis R2. Signifikan tidaknya dilakukan dengan

menggunakan rumus yang telah dijelaskan sebelumnya. Seluruh perhitungan

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS 20.

3.7. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :

1. Sebelum turun kelapangan, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti

Page 78: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

62

kemudian mengadakan studi pustaka untuk melihat masalah tersebut dari

sudut pandang teoritis. Tidak hanya itu peneliti juga melakukan studi

pendahuluan guna memperdalam permasalahan yang muncul. Setelah

mendapatkan teori-teori secara lengkap kemudian menyiapkan, membuat, dan

menyusun alat ukur sebagaimana dijelaskan sebelumnya.

2. Membuat surat ijin penelitian kepada pihak fakultas psikologi dan membuat

surat ijin meminta data populasi mahasiswa/i Psikologi S1 Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang saat ini tercatat aktif kuliah ditahun

2009-2014 kepada bagian akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Menyebarkan angket dengan meminta kesediaan para mahasiswa/i Psikologi

S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang tercatat aktif

kuliah ditahun ajaran 2009-2014 untuk menjadi responden dalam penelitian

ini kemudian peneliti membagikan alat ukur berupa kuesioner kepada

mahasiswa/i Psikologi S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta secara langsung.

4. Setelah mendapatkan data, peneliti memberikan kode dan melakukan scoring

terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden.

5. Setelah selesai skoring, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan

menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis).

Terakhir, setelah mendapatkan data yang diinginkan peneliti kemudian melakukan

pengolahan, pengujian, dan menganalisis data yang sudah didapatkan.

Page 79: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap
Page 80: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

63

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab empat ini peneliti akan membahas hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

Pembahasan tersebut meliputi gambaran umum subjek, analisis dan hasil uji

hipotesis.

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Dalam sub bab ini akan dibahas mengenai populasi dan sampel yang digunakan

dalam penelitian. populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa/i psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang masih aktif kuliah tahun

angkatan 2009-2014. Dalam penelitian ini tidak semua populasi mahasiswa/i

psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta digunakan sebagai

responden penelitian.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 248

responden laki-laki maupun perempuan.

4.1.1. Responden Berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, responden dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagaimana pada tabel 4.1 :

Tabel 4.1.

Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

1 Perempuan 171 69%

2 Laki-laki 77 31%

Total 248 100%

Page 81: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

64

Jenis kelamin merupakan salah satu indikator yang mengukur prokrastinasi

akademik. Responden berjenis kelamin perempuan diberi nomor 1 sedangkan yang

berjenis kelamin laki-laki diberi dengan nomor 2. Dari tabel diatas maka diketahui

yang berjenis kelamin perempuan sebesar 171 responden dengan presentase 69% dan

yang berjenis laki-laki 31 responden dengan presentase 31%.

4.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Uji Hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara masing-masing

Independent Variable terhadap Dependent Variable. Untuk hal ini peneliti melakukan

analisis regresi dengan menggunakan SPSS.2.0

Dalam melakukan analisis regresi ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Melihat apakah independent variable berpengaruh signifikan terhadap dependent

variable.

2. Melihat besaran R square untuk mengetahui besaran sumbangan (persentase)

Independent variable terhadap varians pada dependent variable.

3. Melihat signifikan/tidaknya koefisien regresi dari masing-masing Independent

Variable

4.2.1 Uji Regresi Berganda

Langkah pertama peneliti menganalisis besaran R square untuk mengetahui berapa

persen (%) varians pada dependent variable yang dijelaskan oleh independent

variable. Nilai tabel R square dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :

Page 82: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

65

Tabel 4.2

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .455 a

.207 .181 9.05066

a.Predictors: (Constant), J.kelamin, Kognitif, Instrumental, emosional,

Perilaku, Penghargaan, Motivasi, Informatif

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa perolehan R square sebesar 0.207 atau 20,7 %.

Artinya proporsi varians dari prokrastinasi akademik yang dijelaskan oleh semua

independent variable adalah sebesar 20,7 % sedangkan sisanya 79,3 % dipengaruhi

oleh variabel lain di luar penelitian ini. Langkah kedua peneliti menganalisis dampak

dari seluruh independent variable terhadap prokrastinasi akademik. Jika melihat

kolom signifikan (p< 0.05) pada tabel 4.3, maka hipotesis nihil yang menyatakan

tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh variabel independent terhadap

prokrastinasi akademik ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan self-regulated

learning pada dimensi kognitif, motivasi, perilaku, dan dimensi dukungan sosial

emosional, penghargaan, instrumental, informatif serta jenis kelamin terhadap

prokrastinasi akademik pada mahasiswa psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3

ANOVAa

Model Sum of aquares df Mean square F Sig.

1 Regression 5121.715 8 640.214 7.816 .000b

Residual 19577.569 239 81.915

Total

Page 83: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

66

a. Dependent Variable: Prokras

b. Predictors: (Constant), Jenis Kelamin, Kognitif, Instrumental, Emosional,Perilaku, Penghargaan, Motivasi,

Informatif

Langkah ketiga adalah melihat koefisien regresi tiap independen variabel.Jika

p< 0,05 maka koefisiensi regresi tersebut signifikan yang berarti bahwa independent

variable tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap prokrastinasi akademik.

penyajian hasil koefisien regresi dapat dilihat pada tabel 4.4.Berdasarkan koefisien

regresi pada tabel 4.4, nilai B pada kolom kedua dapat disampaikan persamaan

regresi sebagai berikut :

Tabel 4.4

Coefficientsa

Model

Unstandarized Coefficients

t Sig. Standarized Coefficients

B Std.

Error Beta

1

(Constant) 71.477 4.097 17.447 .000

Kognitif -.019 .076 -.019 -.254 .800

Motivasi -.198 .086 -.198 -2.314 .022

Perilaku -.182 .082 -.182 -2.215 028

Emosional -.119 .072 -.119 -1.662 .098

Penghargaan -.090 .083 -.090 -1.091 .276

Instrumental .050 .070 .050 .717 .474

Informatif .187 .087 .187 2.149 .033

J.kelamin -4.173 1.309 -.193 -3.189 .002

a.Dependent Variable Prokras

(* signifikan)

Dari tabel 4.4, untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang

dihasilkan, bisa dilihat dari nilai signifikan pada tabel 4.4. Jika sig < 0,05, maka

Prokrastinasi Akademik = 71,477 - 0,019 Kognitif - 0,198 Motivasi *

- 0,182 Perilaku * - 0.119 emosional - 0,090 Penghargaan + 0,050

Instrumental + 0.187 informatif * - 4,173 J.kelamin * + e

Page 84: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

67

koefisien regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap prokrastinasi

akademik dan sebaliknya. Dari hasil diatas ada empat koefisien regresi yang

signifikan yaitu motivasi, perilaku, informatif, dan Jenis.kelamin. Sedangkan

kognitif, emosional, penghargaan, instrumental tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa

dari delapan hipotesis minor ada empat yang signifikan dan terdapat empat yang tidak

signifikan.

Nilai koefisien regresi pada tabel 4.4 yang diperoleh masing-masing

independent variable untuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut :

1. Variabel Kognitif

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar – 0, 019 dengan signifikansi sebesar

0,800 (p>0.05 ). Dari hasil tersebut berarti variabel kognitif tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa.

2. Variabel Motivasi

Diperoleh koefisien regresi sebesar - 0,198 dengan signifikansi sebesar 0, 022 (p<

0.05 ). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel motivasi secara negatif

berpengaruh signifikan terhadap prokrastinasi akademik.Dapat disimpulkan bahwa

semakin tinggi motivasi maka semakin rendah prokrastinasi akademik mahasiswa.

3. Variabel Perilaku

Diperoleh koefisien regresi sebesar - 0,182 dengan signifikansi sebesar 0, 028 (p<

0.05 ). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel perilaku secara negatif

berpengaruh signifikan terhadap prokrastinasi akademik.Dapat disimpulkan bahwa

semakin tinggi mahasiswa dalam meregulasi dirinya maka semakin rendah mereka

Page 85: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

68

melakukan prokrastinasi akademik.

4. Variabel Emosional

Diperoleh koefisien regresi sebesar -0.119 dengan signifikansi sebesar 0, 098

(p>0.05 ). Dari hasil tersebut berarti variabel emosional tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa.

5. Variabel Penghargaan

Diperoleh koefisien regresi sebesar - 0,090 dengan signifikansi sebesar 0,276 (p>

0.05). Dari hasil tersebut berarti variabel penghargaan tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa.

6. Variabel Instrumental

Diperoleh koefisien regresi sebesar 0,050 dengan signifikansi sebesar 0,474 (p>

0.05). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel instrumental tidak

berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa.

7. Variabel Informatif

Diperoleh koefisien regresi sebesar 0.187 dengan signifikansi sebesar 0,033 (p<

0.05 ). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel informatif secara

signifikan berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik.Dapat disimpulkanbahwa

semakin banyak dukungan sosial berupa informasi yang mahasiswa terima maka

semakin rendah prokrastinasi akademik yang merekalakukan.

8. Variabel Jenis Kelamin

Diperoleh koefisien regresi sebesar - 4,173 dengan signifikansi sebesar 0,002

(p<0.05). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa (p<0.05 ). Dari hasil tersebut

Page 86: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

69

menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin secara negatif berpengaruh signifikan

terhadap prokrastinasi akademik. maka hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa

laki-laki maupun mahasiswa permpuan berpengaruh terhadap prokrastinasi

akademik.

Kemudian langkah selanjutnya peneliti menguji penambahan proporsi varians dari

tiap variabel independen jika independent variable tersebut dimasukkan satu persatu

ke dalam analisis regresi.tujuannya adalah untuk melihat penambahan (incremented)

proporsi varians dari tiap independent variable. Dimana independent variable

tersebut akan danalisis secara satu persatu.

4.2.2 Proporsi varians untuk masing-masing variabel independen

Langkah terakhir adalah menganalisis besarnya nilai proporsi varians dari tiap

tiapindependent variable terhadap dependent variable.Pengujian pada tahapan ini

bertujuan untuk melihat apakah signifikan atau tidak penambahan (incremented)

proporsi varians dari tiap independent variable. Dimana independent variable

tersebut akan dianalisis secara satu persatu.

Pada tabel 4.5 kolom pertama adalah independent variable yang di analisis

secara satu persatu. Pada kolom ketiga merupakan total penambahan varians

dependent variable dari tiap independent variable yang dianalisis satu persatu

tersebut. Kolom ke enam merupakan nilai murni varians dependent variable dari tiap

independent variable yang dimasukkan secara satu per satu. Kolom ke tujuh adalah

harga f hitung bagi independent variable yang bersangkutan, kolom df adalah derajat

bebas bagi independent variable yang bersangkutan pula, yang terdiri dari numerator

Page 87: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

70

dan denumerator. Kolom terakhir adalah kolom Sig F Change yang fungsinya untuk

mengetahui signifikansinya. Apabila p< 0,05 maka independent variable memiliki

sambungan yang signifikan. Jika signifikan artinya bahwa penambahan (incremented)

proporsi varians dari independent variable yang bersangkutan, dampaknya signifikan.

Besarnya proporsi varians dari masing-masing independent variable terhadap

prokrastinasi akademik untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Penghitungan Proporsi Varians Prokrastinasi Akademik

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistic

R.

Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .251a .063 .059 9.69859 .063 16.584 1 246 .000

2 .357b .127 .120 9.38048 .064 17.968 1 245 .000

3 .380c .145 .134 9.30491 .018 4.996 1 244 .026

4 .394d

.155 .141 9.2664 .011 3.032 1 243 .083

5 .394e

.155 .138 9.2850 .000 .027 1 242 .869

6 .402f

.162 .141 9.26880 .006 1.846 1 241 .175

7 .417g

.174 .150 9.22190 .012 3.458 1 240 .064

8 .455h

.207 .181 9.0506 .034 10.167 1 239 .002

1. Predictors: (Constant), Kognitif

2. Predictors: (Constant), Kognitif, Motivasi

3. Predictors: (Constant), Kognitif, Motivasi, Perilaku

4. Predictors: (Constant), Kognitif, Motivasi, Perilaku, emosional

5. Predictors: (Constant), Kognitif, Motivasi, Perilaku, emosional, Penghargaan

6. Predictors: (Constant), Kognitif, Motivasi, Perilaku, emosional, Penghargaan,Instrumental

7. Predictors: (Constant), Kognitif, Motivasi, Perilaku,emosional,Penghargaan,Instrumental,Informatif

8. Predictors: (Constant), Kognitif, Motivasi, Perilaku, emosional,Penghargaan,Instrumental,

Informatif, Jenis.kelamin

Dari tabel 4.5 dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Variabel Kognitif memberikan sumbangan varians sebesar 6,3% pada prokrastinasi

akademik. Sumbangan ini signifikan dengan F = 16,584 dan df = 1,246, p< 0,05.

Page 88: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

71

2. Variabel motivasi memberikan sumbangan varians sebesar 6,4% pada

prokrastinasi akademik. Sumbangan ini signifikan dengan F= 17, 968 dan df =

1,245, p< 0,05.

3. Variabel perilaku memberikan sumbangan varians sebesar 1,8% pada prokrastinasi

akademik. Sumbangan ini signifikan dengan F = 4,996 dan df = 1,244, p< 0,05.

4. Variabel emosional memberikan sumbangan varians sebesar 1,1% pada

prokrastinasi akademik. Sumbangan ini tidak signifikan dengan F = 3,032 dan df =

1,243, p> 0.05.

5. Variabel penghargaan tidak memberikan sumbangan, dan varians sebesar 0,0%

pada prokrastinasi akademik. Sumbangan ini tidak signifikan dengan F = 0,027

dan df = 1,242, p> 0.05.

6. Variabel instrumental memberikan sumbangan varians sebesar 0,6% pada

prokrastinasi akademik. Sumbangan ini tidak signifikan dengan F = 1,846 dan df =

1,241, p> 0.05.

7. Variabel informatif memberikan sumbangan varians sebesar 1,2% pada

prokrastinasi akademik. Sumbangan ini tidak signifikan dengan F = 3,458 dan df

= 1,240, p> 0.05.

8. Variabel Jenis kelamin memberikan sumbangan varians sebesar 3,4% pada

prokrastinasi akademik. Sumbangan ini signifikan dengan F = 10,167 dan df =

1,239, p< 0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat empat variabel, yaitu

kognitif, motivasi, perilaku, dan jenis kelamin yang signifikan terhadap prokrastinasi

Page 89: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

72

akademik. Hal ini dilihat dari besarnya pertambahan R2 yang dihasilkan setiap kali

dilakukan penambahan independent variable (sumbangan proporsi varians yang

diberikan).Untuk mengetahui independen variabel mana yang memberikan kontribusi

paling besar terhadap dependent variable dapat dilihat dari nilai R2change-

nya.semakin besar maka semakin banyak kontribusi yang diberikan terhadap

dependent variable.

Dari tabel perhitungan proporsi varians prokrastinasi akademik dapat diketahui

bahwa independent variable yang signifikan memberikan kontribusi dari yang

terbesar hingga terkecil yaitu motivasi dengan R2 change 6,4 %, kognitif dengan

R2change 6,3 %, Jenis kelamin dengan R

2 change 3,4 %, perilaku dengan R

2 change

1,8 %

Page 90: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap
Page 91: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

73

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab 5 penulis akan memaparkan lebih lanjut hasil dari penelitian yang telah

dilakukan. Bab ini terdiri dari tiga bagian yaitu kesimpulan, diskusi dan saran.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian, maka kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian ini adalah, “ada pengaruh yang signifikan antara self-regulated learning

(kognitif, motivasi, perilaku) dukungan sosial (emosional, penghargaan, instrumental,

informatif) dan jenis kelamin terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa

psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”. Hal tersebut

ditunjukkan dari hasil uji F sebesar 7,816 yang menguji seluruh independent variable

(IV) terhadap dependent variable (DV) “.

Besarnya pengaruh yang diberikan oleh independent variable secara keseluruhan (

self-regulated learning, dukungan sosial, dan jenis kelamin) terhadap dependent

variable (prokrastinasi akademik) sebesar 20,7 % sedangkan 79,3 % dipengaruhi oleh

variabel lain di luar penelitian ini. Kemudian dari hasil uji hipotesis minor yang

menguji signifikansi masing-masing koefisien regresi terhadap dependent variable,

diperoleh empat koefisien regresi yang signifikan terhadap prokrastinasi akademik

yaitu variabel self-regulated learning (motivasi, perilaku), dukungan sosial

(informatif) dan jenis kelamin.

Page 92: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

74

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu:

dimensi kognitif, motivasi, perilaku dari self-regulated learning, dukungan sosial

emosional, penghargaan, instrumental, dan informatif serta jenis kelamin secara

menyeluruh memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prokrastinasi akademik

mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Variabel-

variabel tersebut secara menyeluruh memberikan sumbangsih atau proporsi varians

sebesar 20,7% terhadap prokrastinasi akademik mahasisawa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, sedangkan sisanya 79, 3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti

oleh variabel ini.

Variabel lain yang diduga memiliki pengaruh terhadap prokrastinasi akademik

mahasiswa antara lain: kepribadian, asertivitas, locus of control, dll. Hal tersebut

didukung oleh pernyataan Ferrari (2007) yang menyebutkan bahwa prokrastinasi

adalah sesuatu yang komplek yang berkaitan dengan variabel kepribadian.Ada

beragam motif terjadinya prokrastinasi tetapi motif utamanya adalah takut gagal,

tugas yang tidak menyenangkan, tugas yang sulit, dan membosankan.

Hal lain yang dapat mempengaruhi prokrastinasi adalah locus of control. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Tektonika (2012) menyimpulkan bahwa secara

menyeluruh locus of control memiliki hubungan terhadap prokrastinasi seseorang dan

semakin tinggi locus of control internal maka semakin rendah prokrastinasi akademik

mahasiswa. Penelitian tersebut senada dengan pendapat Wainer (dalam Steel, 2001)

yang menyatakan bahwa locus of control dapat menjadi penyebab prokrastinasi, yang

Page 93: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

75

menyatakan bahwa locus of control dapat menjadi penyebab prokrastinasi, karena

berhubungan dengan performa dan motivasi.

Faktor lain yang diduga memiliki pengaruh terhadap prokrastinasi adalah asertivitas

(bersikap tegas). Jika individu memiliki asertivitas yang baik dalam kegiatan belajar

seperti mengungkapkan keberatan atas tugas yang terlalu banyak diberikan oleh

dosen dan meminta tambahan waktu untuk mengumpulkan tugas tersebut, dengan

begitu individu dapat terhindar dari prokrastinasi akademik .Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Husetiya (2010) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara asertivitas dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa

Psikologi UNDIP.

Pada penelitian ini variabel yang memiliki pengaruh dan sumbangsih paling besar

terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri

Jakarta adalah dimensi motivasi dari variabel self regulated learning dengan

kontribusi 6,4%. Hal ini disebabkan karena motivasi pada dimensi self regulated

learning merupakan faktor internal yang dimiliki oleh mahasiswa yang kapasitasnya

dapat digunakan untuk performa dan prestasi belajar. Besarnya motivasi yang

dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi prokrastinasi secara negatif, dimana

semakin tinggi motivasi intrinsik yang dimiliki individu ketika menghadapi tugas,

akan semakin rendah kecenderungannya melakukan prokrastinasi akademik (Briordy

dalam Ferrari, 1995).

Dimensi selanjutnya dari self-regulated learning yang memiliki pengaruh terhadap

prokrastinasi akademik mahasiswa adalah dimensi perilaku dan memiliki kontribusi

Page 94: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

76

sebesar 1,8%. Dimensi perilaku merupakan sebuah upaya yang berorientasi pada

pencapain tujuan, hal ini berkaitan erat dengan kontrol diri mahasiswa. Kontrol diri

yang baik sangat berpengaruh pada rendahnya prokrastinasi akademik yang dilakukan

mahasiswa,sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhid (2009),

menyimpulkan bahwa semakin tinggi kontrol diri seseorang maka semakin rendah

prokrastinasi yang dilakukan.

Hal tersebut senada dengan pendapat Bandura (dalam Zimmerman, 1989) bahwa

perilaku adalah aspek dari pribadi (person) pada individu yang dapat melakukan

observasi, memonitor, dan berusaha mengontrol serta meregulasi aktivitas pada

umumnya dan dapat dianggap sebagai self-regulatory bagi individu.Regulasi perilaku

meliputi regulasi usaha (effort regulation), waktu dan lingkungan (time/ study

environment), dan pencarian bantuan (help-seeking).

Dimensi lain dari self-regulated learning pada penelitian ini adalah dimensi kognitif.

Pada dimensi kognitif tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prokrastinasi

akademik mahasiswa psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Namun dimensi

kognitif tersebut memberikan sumbangsih terbesar kedua setelah dimensi motivasi

yaitu sebesar 6,3%.

Hal tersebut diduga karena adanya beban tugas akademik yang terlalu banyak, dan

menimbulkan perasaan cemas dengan kondisi yang mereka persepsikan sehingga

pelaksanaan tugas yang satu menyebabkan pengerjaan tugas lain tertunda. Hal

tersebut didukung oleh pendapat Burka & Yuen (2008) menjelaskan bahwa

prokrastinasi terjadi karena tugas-tugas yang menumpuk terlalu banyak dan harus

Page 95: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

77

segera dikerjakan. Pelakasanaan tugas yang satu dapat menyebabkan tugas yang lain

tertunda. Prokrastinasi dilakukan sebagai suatu bentuk coping yang digunakan untuk

menyesuaikan diri dalam perbuatan keputusan pada situasi-situasi yang dipersepsikan

penuh stress. Jenis prokrastinasi ini terjadi akibat kegagalan dalam

mengindentifikasikan tugas, yang kemudian menimbulkan konflik dalam diri

individu, sehingga akhirnya seorang menunda untuk memutuskan masalah.

Secara dominan dimensidari variabel self-regulated learning memiliki pengaruh

terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini dibuktikan dua dari tiga dimensi self-regulated

learning yang diteliti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prokrastinasi

akademik, hal tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Wolters (2003) terhadap mahasiswa Urban University. Hasil penelitian menyatakan

bahwa self-regulated learning memiliki hubungan dengan prokrastinasi akademik.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Rizanti & Muhari (2013) menyimpulkan bahwa

ada hubungan yang negatif dan signifikan antara self-regulated learning dengan

prokrastinasi akademik dalam menghafal Al quran pada Mahasantri. Artinya,

semakin tinggi self-regulated learning Mahasantri maka semakin rendah

prokrastinasi yang dilakukannya.

Variabel independen lain yang diteliti dalam penelitian ini yaitu dukungan sosial

yang memiliki empat dimensi diantaranya, dukungan emosional, dukungan

penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informatif. Diantara ke empat

dimensi dari dukungan sosial tersebut hanya dukungan informatif yang memiliki

Page 96: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

78

pengaruh terhadap prokrastinasi akademik Mahasiswa psikologi Universitas Islam

Negeri Jakarta dengan sumbangsih 1,2%.

Dimensi informatif dari dukungan sosial mencakup pemberian nasehat, petunjuk-

petunjuk, saran ataupun umpan balik (House, dalam Smet 1994). Sarafino (2011)

menguraikan lebih lanjut bahwa dukungan sosial informatif mencakup pemberian

nasihat, petunjuk-petunjuk,saran-saran, informasi atau umpan balik. Dukungan ini

membantu individu mengatasi masalah dengan cara memperluas wawasan dan

pemahaman individu terhadap masalah yang dihadapi. Informasi tersebut diperlukan

untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah secara praktis. Dukungan

informatif ini juga membantu individu mengambil keputusan karena mencakup

mekanisme penyediaan informasi, pemberian nasihat,dan petunjuk.

Dimensi emosional dari dukungan sosial pada penelitian ini tidak memiliki pengaruh

terhadap prokrastinasi akademik tetapi memiliki sumbangsih sebesar 1,1%. Dimensi

selanjutnya pada variabel dukungan sosial adalah dimensi penghargaan. Dimensi

penghargaan pada penelitian ini tidak berpengaruh dan sama sekali tidak memberikan

kontribusi terhadap prokrastinasi akademik Mahasiswa psikologi Universitas Islam

Negeri Jakarta. Dimensi terakhir dari variabel dukungan sosial yaitu dimensi

instrumental. Dimensi tersebut memiliki sumbangsih sebesar 0,6% akan tetapi tidak

memiliki pengaruh terhadap prokrastinasi akademik.

Hasil pembahasan dimensi-dimensi variabel dukungan sosial tersebut menunjukkan

bahwa pada lingkup pendidikan, dimensi dukungan informatif lebih efektif atau

dibutuhkan oleh mahasiswa dalam menekan timbulnya prokrastinasi akademik. Hal

Page 97: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

79

tersebut terjadi karena mahasiswa lebih membutuhkan dukungan informatif dari

orang-orang disekelilingnya dalam mengerjakan tugas akademik dibandingkan

dukungan yang lain. Senada dengan pernyataan Defares (dalam Smet, 1994) yang

menyebutkan bahwa jenis dukungan yang diterima dan diperlukan oleh individu

tergantung pada keadaan yang penuh tekanan. Misalnya dukungan instrumental akan

lebih efektif apabila individu berada dalam keadaan yang penuh kesukaran seperti

kemiskinan. Dukungan informatif akan bermanfaat apabila individu berada dalam

kondisi kekurangan pengetahuan dan ketrampilan, dan dalam kondisi yang tidak jelas

mengenai suatu persoalan.

Adapun variabel demografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

kelamin. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan

jenis kelamin terhadap prokrastinasi dengan nilai signififikansi sebesar 0,002 (p<

0.05 ). Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ozer (2009)

yang menyimpulkan bahwa prokrastinasi akademik lebih sering dilakukan oleh laki-

laki daripada perempuan.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

memberikan beberapa saran yang terdiri dari saran teoritis dan saran praktis

berdasarkan hasil dan keterbatasan penelitian tersebut. Saran tersebut dapat dijadikan

pertimbangan bagi penelitian lain yang akan meneliti dependent variable yang sama.

Page 98: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

80

5.3.1 Saran Teoritis

1. Untuk penelitian selanjutnya, masih banyak faktor-faktor menarik lainnya yang

dapat dijadikan variabel independent untuk melihat pengaruh terhadap

prokrastinasi akademik mahasiswa. Mengingat bahwa keseluruhan independen

variable dalam penelitian ini hanya memberikan sumbangsih sebesar 20,7%

terhadap prokrastinasi akademik mahasisawa psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, sedangkan masih terdapat persentase yang cukup besar yaitu 79, 3% yang

diduga mempengaruhi prokrastinasi akademik mahasiswa. Variabel lain tersebut

misalnya faktor kepribadian, locus of control, kondisi fisik individu, pola asuh

orang tua, dll.

2. Pada penelitian ini, sampel yang digunakan berasal dari kelompok mahasiswa.

Oleh karena itu pada penelitian selanjutnya peneliti menyarakan agar mengunakan

sampel dalam kelompok siswa, guru, atau dosen sehingga mampu mendapatkan

gambaran lain yang lebih variatif lagi diluar penelitian ini.

5.3.2. Saran Praktis

1. Bagi mahasiswa, karena pada penelitian ini variabel self regulated learning

(motivasi dan perilaku) berpengaruh signifikan terhadap prokrastinasi akademik,

penulis menyarankan untuk mahasiswa agar menambah kemauan untuk memulai

dan menyelesaikan, dan mempersiapkan tugas berikutnya, serta berkeinginan

menjadi lebih kompeten dari pada orang lain. Selain itu mahasiswa dianjurkan

untuk melakukan observasi, memonitor, dan berusaha mengontrol tersebut

menjadi sebuah tindakan nyata untuk mencapai target menyelesaikan tugas-tugas

Page 99: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

81

akademik. Jika hal-hal tersebut dilakukan maka kemungkinan peluang terjadinya

prokrastinasi semakin kecil bahkan mungkin tidak ada.

2. Bagi para dosen pembimbing akademik hendaknya memberikan waktu lebih bagi

mahasiswa untuk berkonsultasi dan memberikan solusi terhadap kesulitan yang

dihadapi dalam menjalankan rutinitas akademik terutama dalam mengerjakan

tugas-tugas akademik. Selain itu dosen juga diharapkan mampu memberikan

arahan, nasehat, informasi, petunjuk, dan umpan balik kepada mahasiswa sebagai

upaya memberikan dukungan kepada mahasiswa, mengingat dalam penelitian

dimensi dukungan informatif memiliki pengaruh terhadap prokrastinasi akademik

mahasiswa.

3. Bagi pihak universitas, perilaku prokrastinasi akademik dalam dunia pendidikan

yang dilakukan mahasiswa sepatutnya mendapat perhatian yang lebih untuk segera

ditanggulangi karena akan berdampak negatif untuk pelakunya sendiri, orang lain,

dan terlebih lagi untuk dunia pendidikan. Universitas disarankan memiliki mentor

akademik disetiap fakutas maupun jurusan.

Page 100: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

82

DAFTAR PUSTAKA

Aini dan Iranita. (2011). Hubungan antara kontrol diri dan Prokrastinasi dalam

menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Universitas Muria Kudus. Journal

Psikologi Pitutur.1(2), 66-67.

Alsa, Asmadi.(2003). Pendekatan kuantitatif dan kualitatif serta kombinasinya dalam

penelitian psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cet.1

Arikunto, Suharsimi.(2006). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Jakarta:

Renika Cipta.

Burka, B. J., & Yuen, L. M.(2008).Procrastination: why do it, New York : Perseus

Books.

Ferrari,dkk.(1995). Procrastination and Task Avoidance: Theory, Research, and

Treatment. New York: Plenum Press.

Fischer, C. (1999). Read this paper later: Procrastination with time-inconsistent

Preference. New york: Resources for the future.

Ghufron, N.M.(2003). Hubungan kontrol diri dan persepsi remaja terhadap penerapan

disiplin orangtua terhadap prokrastinasi akademik. Tesis (Tidak Diterbitkan).

Jogjakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Hampton, A.E. Locus of control and procrastination. http://www.capital.edu/68/Arts-

andSciences/23608/

Husetiya, Yemima. (2010). Hubungan asertivitas dengan prokrastinasi akademik pada

mahasiswa fakultas psikologi universitas Dipnegoro Semarang.Skripsi.

Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Ishtifa, Hanny. (2011). Pengaruh self-efficacy dan kecemasan akademis terhadap self-

regulated learning mahasiswa fakultas psikologi Universitas Islam Negeri

Jakarta. Skipsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta.

Kerlinger, F.N. (2006). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Knaus, W. (2010). End Procrastination Now. New York: Mc Graw Hill Companies

Inc

Page 101: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

83

Montalvo, F.T., dan Torres, M.C.G.(2004). Self-regulated Learning: Current and

Future Direction. Electronic Journal Research in Educational Psychology.2. 1.

145-156.

Muhid, Abdul. (2009). Hubungan antara self of control dan self efficacy dengan

kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa.Journal. Program

Studi Psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Noor. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Ozer, B.U., Demir, A., & Ferarri, J.F.(2009). Exploring academic procrastination

among turkish student: possible gender in differences in prevalences and

reason. The Journal of Counseling Psychology, 31, 504-510.

Papalia, D.E., Olds, S. W. dan Feldman, R. D.(2001). Human Development. Eight

Edition. New York: McGraw-Hill Company.

Prasetyo & Lina.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Rizanti dan Muhari.(2013). Hubungan antara Self regulated learning dengan

prokrastianasi akademik dalam menghafal Al-Qur’an pada mahasantri

Ma’had’aly Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. 2(1), 5-6.

Ruslan, Rosady.(2003). Public relation dan komunikasi. Jakarta: PT. Raja

GrafindoPersada.

Santrock, J.W.(2008). Educational psychology. Boston: McGraw-Hill.

Sarafino, E.P.(2011). Health Psychology : Biopsychososial Interaction Third Edition.

New York: John Wiley & Sons Inc.

Sevilla, C.G. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press.

Savira dan Yudi. (2013). Self regulated learning dengan prokrastinasi akademik pada

siswa akselerasi. Journal.Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Malang.1(1) 65-66.

Schunk, D.H, Pintrich, P.R, & Meece, J.L.(2008). Motivationineducation: Theory,

research,and application 3rd ed. New Jersey: Pearson Merrill Prentice Hall.

Senecal, et.al (1995). Self regulated learning and academic procrastination. The

Journal of Social Psychology

Page 102: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

84

Smet, Bart.(1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta : Grasindo.

Solomon, LJ danRothblum, ED (1984). Academic Procrastination.The Journal of

Counseling Psychology

Spillane, J.J.(2003). Time management: Pedoman praktis pengelolaan

waktu.Yogyakarta:Kanisius.

Steel, et.al.(2001). Procrastination and personality, performance, and mood.

Personality andindividual differences, 30,95-106.

Taniredja dan Hidayati.(2012). Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Taylor, S. E. Peplau, L. A., Sears, D. O.(1997). Social Psychology.9th edition. New

Jersey: Prentice Hall International Editions.

Tektonika, Bintang. (2012). Hubungan antara locus of control dengan prokrastinasi

akademik siswa Muhammadiyah 2 Yogyakarta.Skripsi.Yogyakarta: Program

Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Timpe, A.D.(1999). Seri Manajemen Sumber Daya Manusia, Mengelola

Waktu.Terjemahan Susanto Boedidharmo. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, Kelompok Gramedia.

Tuckman, B.W.(2002). APA Symposium Paper, Chicago 2002 Academic

Procrastinators: TheirRationalizations And Web-CoursePerformance.

http://all.successcenterohiostate.edu/references/procrastinator_APA_paper.

Tondok MS. Ristyadi,H. Kartika,A (2008). Prokrastinasi Akademik dan Niat

Membeli Skripsi. Anima Indonesian Psychology Journal.24 (1),76-83

Winne, P.H.(1997). Experimenting to Bootstrap Self-Regulated Learning.Journal of

Educational Psychology. 89. 3. 397-410.

Wolters, C.A., Pintrich, P.R., dan Karabenick, S.A.(2003). Assesing Academic Self-

Regulated Learning. Conference on Indicators of Positive Development: Child

Trends.

Zeenath, dkk. (2012). Exploring Akademic Procrastination Among Undergraduated.

Journal.http://www.academia.edu/download/30990084/009-ICERI2012-

S00012.pdf.

Page 103: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

85

Zimmerman, B.(1989).A Social Cognitive View of Self-Regulated AcademicLearning.

Journal of Educational Psychology, 3, 329-339.

Page 104: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

LAMPIRAN

Page 105: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

LAMPIRAN A

Surat Izin Penelitian

Page 106: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap
Page 107: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

LAMPIRAN B

Kuesioner

Page 108: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

KUESIONER PENELITIAN

Oleh:

HERDIATI

NIM: 206070004176

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 109: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

INFORMED CONSENT

Responden Yang Terhormat

Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta, sedang mengadakan penelitian untuk tugas akhir

perkuliahan (skripsi).

Saya mohon kesediaan anda untuk menjadi responden dalam penelitian ini, dengan

menyatakan bahwa :

1. Saya bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Herdiati

mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Data yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan

untuk kepentingan penelitian.

Peneliti mengharapkan anda tidak melewatkan satupun pernyataan yang ada

demi kelengkapan informasi, karena itu dimohon untuk memeriksa kembali

kelengkapan jawaban anda. Mohon maaf bila ada pernyataan yang kurang berkenan,

karena pernyataan-pernyataan tersebut hanyalah untuk penelitian semata.

Atas kesediaan Anda mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terimakasih.

Jakarata, 23 Jun 2014

TTD

Responden

Page 110: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

IDENTITAS DIRI

Nama/Inisial :

Semester :

Tempat tinggal : Keluarga/Kost

Peminatan : PIO / Pendidikan / Klinis

Jenis kelamin : Perempuan / laki-laki *

* Coret yang tidak perlu

PETUNJUK PENGISISAN

Berikiut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan fahami baik-baik

setiap pernyataan.

Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut

sesuai dengan diri anda, dengan cara memberi tanda ( √ ) pada salah satu dari

pilihan yang tersedia, pada kolom dibagian kanan.

Tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk setiap pernyataan, seluruh

jawaban adalah benar selama itu sesuai dengan diri anda.

Jika jawaban Anda Selalu, beri tanda pada kolom S. Jika jawaban Anda

Hampir Selalu, beri tanda pada kolom HS, Jika jawaban anda Hampir Tidak

Pernah, beri tanda pada kolom HTP, Jika jawaban anda Tidak Penah, beri tanda

pada kolom TP.

Page 111: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

Contoh:

Jika jawaban anda Tidak Pernah

No. S HS HTP TP

1. Saya lebih suka berdiam diri ketika seharusnya saya mengerjakan

tugas kuliah

Anda dapat mengganti jawaban anda dengan memberikan tanda ( = ) pada

jawabanyang lama, kemudian memberi tanda checklist ( √ ) pada jawaban yang baru.

Contoh jika anda ingin mengganti jawaban

No. S HS HTP TP

1. Saya membaca kembali materi yang sudah diajarkan Dosen

sebelum mengerjakan tugas dimulai

√ ≠

Skala 1

No Pernyataan Pilihan Jawaban

S HS HTP TP

1 Saya menunda mengerjakan tugas kuliah untuk segera di

kumpulkan hingga waktu yang ditentukan

2 Saya tidak mengerjakan tugas makalah jika batas akhir

pengumpulan masih lama

3 Saya lebih senang mengerjakan tugas-tugas perkuliahan

menjelang batas waktu akhir pengumpulan

4 Tugas kuliah yang banyak membuat saya malas untuk

memulai mengerjakannya

5 Saya yakin mampu menyelesaikan tugas makalah tepat waktu

6 Bagi saya mengerjakan tugas kuliah itu menyenangkan

sehingga saya tidak mau menunda untuk mengerjakannya

7 Saya berusaha mengerjakan tugas makalah dengan baik

sehingga sering terlambat mengumpulkannya

8 Saya terlambat dalam mengumpulkan tugas kuliah akibat

selalu menunda mengerjakannya

9 Saya langsung mengerjakan tugas makalah yang diberikan

dosen agar tidak terlambat mengumpulkannya

10 Mudah bagi saya untuk mengerjakan tugas-tugas makalah

dengan segera sehingga tepat waktu mengumpulkannya

11 Saya gagal dalam menyelesaikan tugas kuliah sesuai jadwal

yang telah saya susun

Page 112: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

12 Saya kesulitan untuk memenuhi jadwal yang sudah saya

tetapkan

13 Saya dikejar-kejar waktu dalam menyelesaikan tugas makalah

karena tidak mengikuti jadwal yang telah saya buat

14 Jadwal yang telah saya buat saya laksanakan sesuai rencana

15 Saya mampu mengerjakan tugas kuliah tepat waktu

16 Saya lebih suka mengerjakan kegiatan yang lain yang lebih

menyenangkan meskipun tugas kuliah sudah dekat batas

pengumpulannya

17 Saya memilih mengobrol dikantin bersama teman daripada

mendengarkan presentasi dari pemakalah dikelas

18 Saya memilih jalan-jalan di mall daripada mencari bahan-

bahan materi untuk tugas makalah di perpustakaan kampus

19 Saya baru bisa mengerjakan tugas kuliah setelah melakukan

kegiatan lain yang lebih menyenangkan

20 Saya akan mengutamakan tugas akademik daripada yang

lainnya

21 Saya memilih berdiskusi bersama teman satu kelompok tugas

makalah daripada bermain internet

22 Saya lebih mengutamakan untuk menyelesaikan tugas kuliah

daripada melakukan aktivitas lain

23 Saya memilih menyelesaikan tugas kuliah terlebih dahulu

kemudian mengerjakan kegiatan yang lain

Berikut adalah petunjuk pengisian untuk skala 2 dan skala 3. Jika jawaban anda

Sangat Setuju, beri tanda pada kolom SS. Jika jawaban anda Setuju, beri tanda pada

kolom S. Jika jawaban anda Tidak Setuju, beri tanda pada kolom TS. Jika jawaban

anda Sangat Tidak Setuju, beri tanda pada kolom STS.

Contoh :

Jika jawaban anda Sangat Setuju

No

Pernyataan PilihanJawaban

SS S TS STS

1 Saya membaca kembali materi yang sudah diajarkan

Dosen sebelum mengerjakan tugas dimulai √

Page 113: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

Skala 2

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

1 Saya membaca kembali materi yang sudah diajarkan sebelum

mengerjakan tugas makalah

2 Saya membuat catatan penting di setiap mata kuliah dan

mengingat catatan tersebut

3 Ketika materinya sulit, saya menyerah atau hanya mempelajari

bagian-bagian yang mudah saja

4 Saya mudah bosan ketika membaca ulang materi kuliah

5 Ketika membaca materi kuliah, saya mencoba menghubungkan

materi tersebut dengan apa yang sudah saya ketahui

6 Saya membaca materi kuliah dan mencoba menemukan ide yang

paling penting dari materi tersebut

7 Saya belajar semampunya saja tanpa menggunakan strategi-

strategi khusus dalam belajar

8 Selama perkuliahan berlangsung saya sering kehilangan poin

penting, karena saya sedang memikirkan hal lain

9 Saya mengingatkan pada diri sendiri bahwa saya harus belajar

lebih giat lagi

10 Saya meyakinkan pada diri sendiri bahwa saya harus belajar

lebih giat lagi

11 Saya bertanya pada diri sendiri, memastikan bahwa saya

memahami materi yang telah saya pelajari

12 Ketika saya berniat mengerjakan tugas perkuliahan, saya merasa

kesulitan untuk melaksanakannya

13 Saya mengingatkan diri sendiri tentang betapa pentingnya untuk

mendapatkan nilai yang baik

14 Saya mencoba berpikir bahwa mengerjakan tugas kuliah adalah

hal yang menyenangkan

15 Saya sudah belajar lebih baik dari pada teman saya

16 Saya meyakinkan diri sendiri bahwa penting untuk mempelajari

setiap materikarena akan bermanfaat dikemudian hari

17 Saya memikirkan cara untuk membuat tugas makalah nampak

menyenangkan

18 Saya berusaha untuk menghubungkan apa yang telah dipelajari

untuk kepentingan pribadi saya

19 Apabila saya membutuhkan pertolongan mengenai bahan-bahan

kuliah (jurnal dan buku), saya akan bertanya kepada teman dan

dosen

20 Saya mengatur waktu dengan baik saat mengerjakan tugas

makalah

21 Ketika menghadapi mata kuliah yang sulit, saya langsung

menyerah

22 Ketika membaca materi kuliah, saya mencoba menghubungkan

nya dengan materi yang sudah saya ketahui sebelumnya

Page 114: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

Skala 3

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

1 Ketika saya tidak masuk kuliah karena sakit, dosen menanyakan

kondisi saya

2 Setiap kali saya mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas

kelompok, teman kelompok saya tidak memahaminya

3 Keluarga tidak pernah mengerti kesulitan saya dalam

menjalankan perkuliahan

4 Ketika saya sedih, selalu ada teman yang mendengarkan keluh

kesah saya

5 Tidak ada yang peduli pada saya disaat saya membutuhkan

bantuan

6 Saya senang jika kegiatan perkuliahan saya diperhatikan keluarga

saya

7 Tidak ada seorangpun yang memberikan perhatian pada saya,

disaat saya mengalami kesulitan

8 Ketika saya stress mengerjakan tugas kuliah, keluarga saya

memberikan semangat

9 Orang tua saya tidak pernah memberikan teguran, ketika saya

melakukan kesalahan

10 Dosen saya memberikan pengarahan lebih mengenai tugas-tugas

perkuliahan

11 Saya tidak mendapatkan motivasi dari siapa pun untuk

mengerjakan tugas kuliah

12 Orang tua saya selalu memahami kebutuhan hidup saya

13 Teman-teman memberikan bantuan buku-bukuuntuk bahan-bahan

kuliah saya

14 Saya merasa kesulitan mendapatkan bantuan uang disaat saya

membutuhkannya

23 Saya mencoba untuk menghubungkan ide dalam mata kuliah

yang satu dengan ide mata kuliah lain jika memungkinkan

24 Saya membuat jadwal belajar untuk memudahkan saya

mengerjakan tugas-tugas kuliah

25 Saya mengatur jadwal bermain untuk memudahkan saya

mengerjakan tugas-tugas perkuliahan

26 Saya akan membuat grafik/diagram/tabel, untuk memudahkan

saya memahami materi kuliah

27 Saya memastikan tetap membaca dan mengerjakan tugas kuliah

setiap minggu

28 Saya sulit belajar sesuai jadwal yang telah saya buat

29 Apabila saya tidak mengerti materi kuliah, saya langsung

bertanya kepada dosen

30 Ketika saya kesulitan dalam mengerjakan tugas perkuliahan,

saya sungkan bertanya kepada siapapun

Page 115: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

15 keluarga tidak memberikan fasilitas untuk mempermudah saya

mengerjakan tugas kuliah

16 Saran-saran teman sangat membantu saya dalam mengerjakan

tugas kuliah

17 Teman kuliah memberikan informasi untuk mendapatkan bahan-

bahan kuliah yang saya butuhkan

18 Dosen tidak memberikan saran, ketika saya menghadapi kesulitan

dalam mengerjakan tugas

19 Mendiskusikan masalah dengan keluarga dapat memberikan saya

jalan keluar

20 Dosen tidak memberi petunjuk dengan jelas, mengenai tugas yang

dia berikan

21 Saya mendapat umpan balik dari dosen atas tugas-tugas yang saya

kerjakan

22 Teman kelompok saya tidak merespon mengenai tugas kelompok

yang saya tanyakan

Page 116: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

LAMPIRAN C

Hasil Analisis

Faktor Konfirmatorik (CFA)

Page 117: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

Syntax Uji Validitas Prokrastinasi akademik

UJI VALIDITAS PROKRASTINASI

DA NI=23 NO=248 MA=KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23

KM SY FI=prokras

SE

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23/

MO NX=23 NK=1 LX=FR TD=SY PH=SY

LK

PROKRASTINASI

FR TD 3 2 TD 8 7 TD 12 11 TD 18 17 TD 22 21 TD 9 6 TD 23 6 TD 15 10 TD 20 4 TD 7 6 TD 17 10

TD 23 22 TD 23 21 TD 3 1 TD 2 1 TD 5 4 TD 19 16 TD 19 18 TD 17 6 TD 13 15 TD 13 5 TD 13 12

TD 13 11 TD 23 4 TD 19 3 TD 19 12 TD 17 12 TD 11 1 TD 15 11 TD 18 14 TD 17 14 TD 14 8 TD

14 2 TD 23 1 TD 5 1 TD 20 2 TD 20 9 TD 9 4 TD 12 10 TD 16 2 TD 16 12 TD 19 2 TD 9 2 TD 14 4

TD 6 4 TD 16 14 TD 21 20 TD 12 15 TD 22 15 TD 22 11 TD 7 5 TD 13 8 TD 22 4 TD 13 3 TD 18 12

TD 19 13 TD 20 19 TD 22 20 TD 23 20 TD 20 15 TD 23 5 TD 22 5 TD 23 8 TD 23 10 TD 21 10 TD

21 18 TD 17 1 TD 14 1 TD 13 2 TD 17 3 TD 18 15 TD 15 5 TD 15 7 TD 15 8 TD 8 1 TD 11 8 TD 11

7 TD 7 1 TD 17 4 TD 23 17 TD 9 8 TD 8 6 TD 11 6 TD 10 6

LK

PROKRASTINASI

FR LX 1 - LX 23

PD

OU TV SS MI AD=OFF

Syntax Uji Validitas Self-Regulated Learning ( Kognitif )

UJI VALIDITAS KOGNITIF

DA NI=30 NO=248 MA=KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23

ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 ITEM30

KM SY FI=srl

SE

1 2 3 4 5 6 7 8/

MO NX=8 NK=1 LX=FR TD=SY PH=ST

LK

KOGNITIF

FR TD 6 2 TD 8 4 TD 8 7 TD 8 3 TD 4 3 TD 3 1 TD 8 2 TD 4 1 TD 5 4

LK

KOGNITIF

FR LX 1 - LX 8

PD

OU TV SS MI AD=OFF

Page 118: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

Syntax Uji Validitas Self-Regulated Learning ( Motivasi )

UJI VALIDITAS MOTIVASI

DA NI=30 NO=248 MA=KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23

ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 ITEM30

KM SY FI=srl

SE

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21/

MO NX=13 NK=1 LX=FR TD=SY PH=ST

LK

MOTIVASI

FR TD 9 8 TD 13 4 TD 5 2 TD 9 1 TD 6 1 TD 13 12 TD 7 3 TD 13 9 TD 13 10

FR TD 9 7 TD 12 4 TD 4 3 TD 11 5 TD 12 2 TD 7 5 TD 11 10 TD 11 6

LK

MOTIVASI

FR LX 1 - LX 13

PD

OU TV SS MI AD=OFF

Syntax Uji Validitas Self-Regulated Learning ( Perilaku )

UJI VALIDITAS PERILAKU

DA NI=30 NO=248 MA=KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23

ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 ITEM30

KM SY FI=srl

SE

22 23 24 25 26 27 28 29 30/

MO NX=9 NK=1 LX=FR TD=SY PH=ST

LK

PERILAKU

FR TD 2 1 TD 4 2 TD 4 3 TD 9 5 TD 6 3 TD 7 3

LK

PERILAKU

FR LX 1 - LX 9

PD

OU TV SS MI AD=OFF

Syntax Uji Validitas Dukungan Sosial ( Emosional )

UJI VALIDITAS DUKUNGAN SOSIAL EMOSIONAL

DA NI=22 NO=248 MA=KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22

KM SY FI=dsosial

Page 119: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

SE

1 2 3 4 5 6 7/

MO NX=7 NK=1 LX=FR TD=SY PH=SY

LK

EMOSIONAL

FR TD 4 2

LK

EMOSIONAL

FR LX 1 - LX 7

PD

OU TV SS MI AD=OFF

Syntax Uji Validitas Dukungan Sosial ( Penghargaan )

UJI VALIDITAS DUKUNGAN SOSIAL PENGHARGAAN

DA NI=22 NO=248 MA=KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22

KM SY FI=dsosial

SE

8 9 10 11/

MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY PH=SY

LK

PENGHARGAAN

FR LX 1 - LX 4

PD

OU TV SS MI AD=OFF

Syntax Uji Validitas Dukungan Sosial ( Instrumental )

UJI VALIDITAS DUKUNGAN SOSIAL INSTRUMENTAL

DA NI=22 NO=248 MA=KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22

KM SY FI=dsosial

SE

12 13 14 15/

MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY PH=SY

LK

INSTRUMENTAL

FR TD 2 1

LK

INSTRUMENTAL

FR LX 1 - LX 4

PD

OU TV SS MI AD=OFF

Page 120: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

Syntax Uji Validitas Dukungan Sosial ( Informatif )

UJI VALIDITAS DUKUNGAN SOSIAL INFORMATIF

DA NI=22 NO=248 MA=KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22

KM SY FI=dsosial

SE

16 17 18 19 20 21 22/

MO NX=7 NK=1 LX=FR TD=SY PH=SY

LK

INFORMATIF

FR TD 7 5 TD 3 2 TD 7 6

LK

INFORMATIF

FR LX 1 - LX 7

PD

OU TV SS MI AD=OFF

Page 121: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

Gambar 3.1

Analisis Konfirmatorik Faktor Prokrastinasi Akademik

Gambar 3.2

Analisis Konfirmatorik Faktor Kognitif

Page 122: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

Gambar 3.3

Analisis Konfirmatorik Faktor Motivasi

Gambar 3.4

Analisis Konfirmatorik Faktor Perilaku

Page 123: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

Gambar 3.5

Analisis Konfirmatorik Faktor Emosional

Gambar 3.6

Analisis Konfirmatorik Faktor Penghargaan

Page 124: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29856/1/HERDIATI... · pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap

Gambar 3.7

Analisis Konfirmatorik Faktor Instrumental

Gambar 3.8

Analisis Konfirmatorik Faktor Informatif


Recommended