Transcript
Page 1: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI TERHADAP ASUPANPROTEIN, KALSIUM, ZAT BESI, ASAM FOLAT DAN STATUS GIZI PADA

WANITA USIA SUBUR DI DESA PALUH KEMIRI

SKRIPSI

KHAIRUN NISA

P01031214030

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV2018

Page 2: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI TERHADAPASUPAN PROTEIN, KALSIUM, ZAT BESI, ASAM FOLAT DAN STATUS GIZI

PADAWANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN PALUH KEMIRI

Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi

Diploma IV di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan.

KHAIRUN NISA

P01031214030

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV2018

Page 3: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul : Pengaruh Konseling Mengenai GiziPrakonsepsi Terhadap Asupan Protein,Kalsium, Zat Besi, Asam Folat dan StatusGizi Pada Wanita Usia Subur di KelurahanPaluh Kemiri

Nama : Khairun Nisa

Nomor Induk Mahasiswa : P01031214030

Program Studi : Diploma IV

Menyetujui :

Yenni Zuraidah, SP, M.KesPembimbing Utama

Mahdiah, DCN, M.Kes Riris Oppusunggu, S.Pd, M.KesPenguji I Penguji II

MengetahuiKetua Jurusan

Dr.Oslida Martony, SKM, M. KesNIP.196403121987031003

Tanggal Lulus : 14 Agustus 2018

Page 4: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

v

ABSTRAK

KHAIRUN NISA “(PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSITERHADAP ASUPAN PROTEIN, KALSIUM, ZAT BESI, ASAM FOLAT DANSTATUS GIZI PADA WANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN KEMIRI)” (DIBAWAHBIMBINGAN YENNI ZURAIDAH)

Wanita usia subur sebagai calon ibu merupakan kelompok rawan yang harusdiperhatikan status kesehatannya, terutama status gizinya. Kualitas seorang generasipenerusakan ditentukan oleh kondisi ibunya sejak sebelum hamil dan selamakehamilan.Kesehatan prakonsepsi sangat penting diperhatikan termasuk statusgizinya, terutama dalam upaya mempersiapkan kehamilan karena akan berkaitan eratdengan outcome kehamilan.

Tujuan mengetahui pengaruh konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadapasupan protein, kalsium, zat besi asam folat dan status gizi pada wanita usia subur(WUS) di Kelurahan Paluh Kemiri.

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Paluh kemiri. Waktu pengumpulan datadilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2018. Penelitian ini adalah penelitianQuasi Eksperimen dengan rancangan One Group Pre and Post test Design. Populasidalam penelitian ini adalah semua wanita usia subur yang sudah menikah padaperiode prakonsepsi yang ada di Kelurahan Paluh Kemiri dan sampel adalah yangmemenuhi kriteria inklusi yaitu sebanyak 30 orang.

Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa konseling yang dilakukan memberikanpengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan (p=0,000), sikap(p=0,001), asupan protein (p=0,000), dan asupan zat besi (p=0,000, sedangkanasupan kalsium, asam folat dan status gizi tidak memberikan pengaruh setelahdiberikan konseling.

Kata Kunci : Konseling, Gizi Prakonsepsi, Asupan Protein, Kalsium, Zat Besi, Asam

Folat, Status Gizi

Page 5: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

ABSTRACT

KHAIRUN NISA “EFFECT OF PRECONCEPTION COUNSELING ABOUTNUTRITION TOWARDS PROTEIN, CALCIUM, IRON, FOLATE ACID INTAKE ANDTHE NUTRITION STATUS OF FERTILE WOMEN IN THE VILLAGE OF PALUHKEMIRI)” (CONSULTANT : YENNI ZURAIDAH)

Women of childbearing age, the prospective mothers, are vulnarable groupswhose health status must be considered, especially their nutritional status. Thequality of a future generation is determined through the mothers conditions beforeand during pregnancy period. Preconception health status, incluiding the nutritionstatus is very important to note, to prepare the pregnancy that is closely related tonewborn quality.

The study aimed to find out thr effect to conseling about preconceptionnutrition towards protein, calcium, iron, folate acid intake and the nutrition status inwomen in childbearing age in the village of Kelurahan Paluh Kemiri

This reseaech was a Quasi Experiment study with One Group Pre and PosTest Design, carried out in Paluh Kemiri Village,. All married woman of childbearingage in the preconception period in the Paluh Kemiri Village become a studypopulation 30 woman are taken as samples after fulfilling the inclusion criteria. Thedata were collected from June to July 2018.

Through the statistical tests, it was found that the counseling gave asignificant influence of increasing knowledge (p=0,000), attitude (p = 0,001), proteinintake (p=0,000), and iron intake (p=0,000), while calcium intake, acid folate andnutritional status were not affected by the counseling.

Keywords : Pre-Conceptual Counceling,Nutrition, Protein Intake, Calcium, Iron,Folic Acid, Nutritional Status

Page 6: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

vi

KATA PENGANTARPuji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi, yang berjudul “Pengaruh Konseling mengenai GiziPrakonsepsi terhadap Asupan Protein, Kalsium, Zat Besi, Asam Folatdan Status Gizi pada Wanita Usia Subur (WUS) di Kelurahan PaluhKemiri ”.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik

Kesehatan Medan.

2. Bernike Doloksaribu S.ST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik

Kesehatan Medan (Periode 2014 s/d Juli 2018).

3. Yenni Zuraidah, SP, M.Kes selaku dosen pembimbing yang selalu

memberi bimbingan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

4. Mahdiah DCN, M.Kes selaku penguji I yang memberikan saran kepada

penulis dalam penyusunan skripsi.

5. Riris Oppusunggu, S.Pd, M.Kes selaku penguji II yang memberikan

saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi

6. Kepada kedua Orang Tua penulis Bapak Ahmad Cut dan Ibu Nur

Hayati yang selalu memberi doa, semangat dan dukungan.

7. Sahabat seperjuangan Permata Muloni, Selvy Ginting, Yuni Lubis, Cut

Rafika, Rotua, Christin dan teman – teman satu bimbingan yang tidak

dapat disebutkan satu persatu,terimakasih atas kerjasama, motivasi

dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik guna

perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.

Penulis

Page 7: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

vii

DAFTAR ISI

HalamanPERNYATAAN PERSETUJUAN .............................................................. iii

ABSTRAK ................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Perumusan Masalah........................................................... 4

C. Tujuan Penelitian................................................................ 5

1. Tujuan umum.................................................................. 5

2. Tujuan khusus................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian.............................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 6

A. Gizi Masa Prakonsepsi ...................................................... 6

1. Pengertian Gizi ............................................................... 6

2. Masa Prakonsepsi .......................................................... 6

3. Kebutuhan Gizi pada Masa Prakonsepsi ....................... 6

B. Asupan Gizi pada Masa Prakonsepsi ................................. 8

1. Protein ............................................................................ 8

2. Kalsium........................................................................... 10

3. Zat Besi ......................................................................... 10

4. Asam Folat ..................................................................... 12

C. Status Gizi .......................................................................... 13

1. Pengertian Status Gizi .................................................... 13

2. Penilaian Status Gizi....................................................... 13

Page 8: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

viii

3. Pengukuran Antropomentri ............................................. 13

4. Survey Konsumsi Makanan ........................................... 14

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi................ 15

D. Pengaruh Status Gizi Prakonsepsi terhadap Status Gizi

Kehamilan........................................................................... 18

E. Konseling Gizi..................................................................... 19

1. Keterampilan Konseling untuk Perubahan Perilaku........ 20

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konseling ............. 21

3. Media Konseling ............................................................. 22

F. Kerangka Teori ................................................................... 23

G. Kerangka Konsep .............................................................. 24

H. Definisi Operasional ........................................................... 25

I. Hipotesis .............................................................................. 27

BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................

A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................. 28

B. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................ 28

C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................ 28

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data.................................... 30

E. Intervensi yang Diberikan ................................................... 31

F. Pengolahan dan Analisis Data............................................ 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 38

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................. 38

1. Letak Geografis................................................................ 38

2. Demografi ........................................................................ 38

3. Sikap................................................................................ 43

B. Hasil ................................................................................... 38

1. Analisa Univariat .............................................................. 38

2. Analisa Bivariat ................................................................ 45

C. Pembahasan ..................................................................... 48

1. Karakteristik Sampel ....................................................... 48

Page 9: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

ix

. 2. Konseling mengenai Gizi Prakonsepsi............................. 50

3. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Pengetahuan ........... 50

4. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Sikap ....................... 52

5. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Asupan Protein ........ 53

6. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Asupan Kalsium....... 54

7. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Asupan Zat Besi ...... 55

8. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Asam Folat .............. 56

9. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Status Gizi ............... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 59

A. Kesimpulan ........................................................................ 59

B. Saran ................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 61

LAMPIRAN ............................................................................................ 65

Page 10: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman1. Kebutuhan Gizi Wanita Subur ........................................................... 7

2. Klasifikasi Asam Amino ..................................................................... 8

3. Klasifikasi Indeks Masa Tubuh (IMT)................................................. 14

4. Perbedaan konseling konsultasi dan penyuluhan.............................. 19

5. Definisi Operasional .......................................................................... 25

6. Jadwal Penelitian............................................................................... 31

7. Kategori Umur ................................................................................... 38

8. Tingkat Pendidikan ............................................................................ 39

9. Pekerjaan Sampel ............................................................................. 39

10. Rata-rata Pengetahuan ..................................................................... 40

11. Kategori Pengetahuan....................................................................... 40

12. Rata-rata Sikap.................................................................................. 41

13. Kategori Sikap ................................................................................... 41

14. Rata-rata Protein ............................................................................... 42

15. Kategori Protein................................................................................. 42

16. Rata-rata Kalsium.............................................................................. 42

17. Kategori Kalsium ............................................................................... 43

18. Rata-rata Zat Besi ............................................................................. 43

19. Kategori Zat Besi ............................................................................... 43

20. Rata-rata Asam Folat ........................................................................ 44

21. Kategori Asam Folat .......................................................................... 44

22. Rata-rata IMT .................................................................................... 44

23. Kategori IMT...................................................................................... 45

24. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Pengetahuan............................. 45

25. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Sikap ......................................... 46

26. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Asupan Protein.......................... 46

27. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Asupan Kalsium ........................ 47

Page 11: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

xi

28. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Asupan Zat Besi........................ 47

29. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Asam Folat ................................ 47

30. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Status Gizi................................. 48

Page 12: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman1. Kerangka Teori Penelitian ................................................................. 23

2. Kerangka Konsep .............................................................................. 24

3. Bentuk Rancangan One Group Pre – Post Test................................ 28

4. Alur Pengambilan Sampel ................................................................. 29

Page 13: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman1. Lampiran 1 ....................................................................................... 65

2. Lampiran 2 ........................................................................................ 67

3. Lampiran 3 ........................................................................................ 73

4. Lampiran 4 ........................................................................................ 80

5. Lampiran 5 ........................................................................................ 84

6. Lampiran 6 ........................................................................................ 89

7. Lampiran 7 ........................................................................................ 90

8. Lampiran 8 ........................................................................................ 91

9. Lampiran 9 ........................................................................................ 92

10. Lampran 10 ....................................................................................... 94

11. Lampiran 11 ...................................................................................... 95

12. Lampiran 12 ...................................................................................... 98

Page 14: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku gizi merupakan faktor yang sangat penting. Seseorang yang

berperilaku sehat jika makanan yang di konsumsi memberikan gizi

seimbang. Semakin beragam bahan makanan yang dikonsumsi, semakin

besar asupan gizi. Kesadaran untuk mengkonsumsi makanan yang sehat

inilah yang sampai kini belum dimiliki wanita usia subur (Dewantari, 2013).

Wanita usia subur sebagai calon ibu merupakan kelompok rawan

yang harus diperhatikan status kesehatannya, terutama status gizinya.

Kualitas seorang generasi penerusakan ditentukan oleh kondisi ibunya

sejak sebelum hamil dan selama kehamilan.Kesehatan prakonsepsi

sangat penting diperhatikan termasuk status gizinya, terutama dalam

upaya mempersiapkan kehamilan karena akan berkaitan erat dengan

outcome kehamilan (Paratmanitya, 2012).

Ibu hamil yang mengalami gizi kurang akan beresiko memiliki anak

stunting sebesar 7 kali, anak underweight 11 kali dan anak wasting 12 kali

dibandingkan dengan ibu hamil dengan status gizi baik. Ibu hamil yang

mengalami KEK beresiko mengalami intrauterine growth retardation atau

pertumbuhan janin terhambat, dan bayi yang dilahirkan akan mengalami

BBLR. ( Senbanjo, 2013 dalam Prabandari, 2016). Pada masa yang

akan datang anak yang dilahirkan dengan BBLR akan mengalami

masalah gizi kurang, penurunan perkembangan fungsi motorik dan mental

(ACC/SCN, 2000 dalam Prabandari, 2016).

Masa pra konsepsi merupakan masa sebelum hamil, wanita

prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur

yang siap menjadi seorang ibu, dimana kebutuhan gizi pada masa ini

berbeda dengan masa anak- anak, remaja, ataupun usia lanjut

(Rahman,dkk,2013). Status gizi prakonsepsi akan mempengaruhi kondisi

kehamilan dan kesejahteraan bayi yang akan lebih baik jika

penanggulangannya dilakukan sebelum hamil. Wanita usia 20 – 35

Page 15: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

2

merupakan usia yang paling tepat dalam mencegah terjadinya masalah

gizi terutama kekurangan energi kronik (Cetin, 2009 dalam Hamid, dkk,

2014).

Berdasarkan data Riskesdas (2007), proporsi wanita usia subur

berisiko KEK usia 15-19 tahun yang hamil sebesar 31,3% dan yang tidak

hamil sebesar 30,9%. Pada usia 20-24 tahun yang hamil sebesar 23,8%

dan yang tidak hamil sebesar 18,2%. Pada usia 25-29 tahun yang hamil

sebesar 16,1% dan yang tidak hamil sebesar 13,1%. Pada usia 30-34

tahun yang hamil sebesar 12,7% dan yang tidak hamil sebesar 10,2%.

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, proporsi wanita usia subur

KEK usia 15-19 tahun yang hamil sebanyak 38,5% dan yang tidak hamil

sebanyak 46,6%. Pada usia 20-24 tahun adalah sebanyak 30,1% yang

hamil dan yang tidak hamil sebanyak 30,6%. Pada usia 25-29 tahun

adalah sebanyak 20,9% yang hamil dan 19,3 yang tidak hamil. Pada usia

30-34 tahun adalah sebanyak 21,4% yang hamil dan 13,6% yang tidak

hamil. Hal ini menunjukkan proposi WUS resiko KEK mengalami kenaikan

dari 2007 ke tahun 2013.

Prevalensi wanita usia subur resiko KEK di Sumatera Utara menurut

riskesdas tahun 2013, umur 15-19 tahun yang hamil sebanyak 27,6% dan

yang tidak hamil sebanyak 36,9%. Pada usia 20-24 tahun yang hamil

27,6 dan yang tidak hamil sebanyak 24,3%. Pada usia 25-29 tahun 14,1%

yang hamil dan 15,9% yang tidak hamil. Pada usia 30-34 tahun adalah

sebanyak 15,5% yang hamil dan 13,1% yang tidak hamil.

Meningkatnya prevalensi KEK pada WUS menunjukkan adanya

masalah. Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan salah satunya

dengan cara memberikan konseling. Konseling merupakan salah satu

upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau

keluarga tentang gizi.(Cornelia,dkk, 2013). Dengan pemberian konseling

diharap akan meningkatkan asupan gizi pada wanita usia subur. Asupan

gizi yang mempengaruhi prakonsepsi adalah karbohidrat, lemak, protein,

asam folat, vitamin A,E, dan B12, mineral, zinc, besi, kalsium dan omega

3 (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).

Page 16: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

3

Protein sebagai zat pembangun atau pembentuk jaringan baru.

kekurangan asupan protein dapat menghambat pertumbuhan janin..

berdasarkan penelitian Muchlisa, dkk tahun 2013 didapatkan hasil bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi, protein, lemak

dan zat besi dengan status gizi berdasarkan IMT dan LILA.

Zat besi penting untuk transportasi darah dan oksigen didalam tubuh.

Kaum perempuan perlu menjaga keseimbangan proses ovulasi. Studi

menunjukkan bahwa 40% wanita yang mengalami masalah ovulasi

menjadi subur setelah menambah konsumsi zat besi (Dewantari, 2013).

Pada beberapa tahun terakhir asam folat menjadi topik paling favorit

karena pencegahannya cukup penting dan beragam. Asam folat yang

diberikan sebelum terjadi kehamilan dikaitkan dengan penurunan resiko

terjadinya kelainan kongenital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian suplemen folat pada perikonsepsi (sebelum dan sesaat setelah

terjadinya konsepsi) dapat menurunkan resiko NTD sebesar 70%

(Dewantari, 2013).

Kalsium merupakan zat gizi mikro yang memiliki peran dalam

mengurangi diemenorea. Hasil penelitian pada remaja wanita di SMK

Batik 2 Surakarta menunjukkan bahwa sebagian besar siswi memiliki

asupan kalsium rendah dan mengalami dismenorea. (Hidayati, 2015).

Kalsium juga dikaitkan dengan kesehatan reproduksi, utamanya pre–

eklampsia/eklampsia, berat badan lahir rendah, serta kelahiran prematur.

(Dewantari, 2013)

Pada penelitian Fauziah,dkk tahun 2014 dengan judul analisis faktor

resiko kekurangan energi kronik pada wanita prakonsepsi di kota makasar

diperoleh hasil bahwa asupan gizi merupakan faktor protektif KEK pada

wanita pra konsepsi.

Berdasarkan penelitian anny tahun 2012 dengan judul pengaruh

pendidikan kesehatan tentang nutrisi prakonsepsi terhadap tingkat

pengetahuan, sikap dan praktik konsumsi makanan sehat pranikah

diperoleh hasil bahwa peran pendidikan kesehatan meningkatkan

pengetahuan secara siginifikan dan ada kenaikan praktik konsumsi

Page 17: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

4

makanan yang diperlihatkan pada responden kelompok intervensi. Pada

pemenuhan karbohidrat dan protein, rata rata telah memenuhi kebutuhan

karbohidrat dan protein perhari. Dalam konsumsi buah, sebelum intervensi

sebagian besar tidak mengkonsumsi buah sama sekali dalam seharinya.

Setelah diberikan pendidikan kesehatan, pola konsumsi dan sayur

meningkat dengan mengkonsumsinya sebanyak 3 sajian perhari dari

gambaran data food recall.

Setelah dilakukan survey pendahuluan di Desa Paluh Kemiri dengan

10 orang responden didapatkan hasil pengukuran IMT dengan kategori

kurus 30%, normal 40% dan obesitas 30%, sedangkan pengukuran LILA

didapatkan hasil dengan kategori KEK 30% dan tidak KEK 70%.

Berdasarkan Latar belakang tersebut, peneliti ingin meneliti tentang

“Pengaruh Konseling mengenai Gizi Prakonsepsi terhadap, Asupan

Protein, Kalsium, Zat besi Asam folat dan Status Gizi pada Wanita Usia

Subur (WUS) di Desa Paluh Kemiri”.

B. Perumusan Masalah

Adakah Pengaruh Konseling mengenai Gizi Prakonsepsi terhadap

Asupan Protein, Kalsium, Zat besi Asam folat dan Status Gizi pada

Wanita Usia Subur (WUS) di Kelurahan Paluh Kemiri?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap

asupan protein, kalsium, zat besi asam folat dan status gizi pada wanita

usia subur (wus) di Kelurahan Paluh Kemiri.

2. Tujuan Khusus

a. Menilai pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah diberikan

konseling mengenai gizi prakonsepsi pada wanita usia subur di

Kelurahan Paluh Kemiri.

Page 18: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

5

b. Menilai asupan protein, kalsium, zat besi dan asam folat sebelum

dan sesudah diberikan konseling mengenai gizi prakonsepsi pada

wanita usia subur di Kelurahan Paluh Kemiri.

c. Menilai status gizi sebelum dan sesudah diberikan konseling

mengenai gizi prakonsepsi pada wanita usia subur di Kelurahan

Paluh Kemiri.

d. Menganalisis pengaruh konseling mengenai gizi prakonsepsi

terhadap pengetahuan dan sikap pada wanita usia subur di

Kelurahan Paluh Kemiri.

e. Menganalisis pengaruh konseling mengenai gizi prakonsepsi

terhadap asupan protein, kalsium, zat besi dan asam folat pada

wanita usia subur di Kelurahan Paluh Kemiri.

f. Menganalisis pengaruh konseling mengenai gizi prakonsepsi

terhadap status gizi pada wanita usia subur di Kelurahan Paluh

Kemiri.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman berharga dan wadah latihan untuk

memperoleh wawasan dan pengetahuan dalam rangka penerapan ilmu

pengetahuan yang telah diterima selama kuliah.

2. Bagi Responden

Memberikan masukan pada masyarakat terutama pada WUS,

mengenai pengaruh asupan makan sebagai faktor terjadinya KEK.

3. Bagi Pelayanan Kesehatan

Pelayanan ini dapat dijadikan bahan evaluasi mengenai pencegahan

kejadian kurang energi kronis pada WUS.

4. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya.

Page 19: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gizi Masa Prakonsepsi

1. Pengertian Gizi

Kata gizi berasal dari kata “gizi” berasal dari bahasa Arab gidza, yang

berarti “makanan” (Almatsier, 2010). Didalam Undang Undang Nomor 18

Tahun 2012 tentang Pangan menyatakan bahwa gizi adalah zat atau

senyawa yang terdapat dalam pangan, yang terdiri atas karbohidrat,

protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air, dan komponen lain yang

bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.

Zat Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan

fungsinya, yaitu mengasilkan energi, membangun dan memelihara

jaringan, serta mengatur proses – proses kehidupan (Almatsier, 2010).

2. Masa Prakonsepsi

Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum hamil. Perempuan

prakonsepsi diasumsikan sebagai perempuan dewasa atau perempuan

usia subur yang siap menjadi seorang ibu. Kebutuhan gizi pada masa ini

berbeda dengan remaja, anak – anak, ataupun lansia. Prasyarat gizi

sempurna pada masa prakonsepsi merupakan kunci kelahiran bayi normal

dan sehat (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).

3. Kebutuhan Gizi pada Masa Prakonsepsi

Gizi prakonsepsi merupakan persiapan untuk melahirkan generasi

lebih baik. Kecukupan gizi pada pasangan terutama pada calon ibu dapat

menurunkan risiko bayi lahir BBLR, prematur, tingkat inflamasi dan infeksi

pada bayi, serta dapat memutus mata rantai masalah kekurangan gizi

pada masa kehamilan (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).

Asupan gizi yang cukup dan status gizi yang baik dari ibu penting

untuk perkembangan optimal janin. Diet bervariasi sehat penting sebelum

pembuahan dan selama kehamilan (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).

Untuk mengalisis kandungan zat gizi dilakukan dengan menggunakan

Daftar Komposisis Bahan Makanan (DKBM). Kemudian menilai tingkat

Page 20: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

7

konsumsi makanan (untuk energi dan zat gizi), diperlukan suatu standar

kecukupan yang dianjurkan atau Recomended Dietary Allowance (RDA).

Untuk Indonesia, Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang digunakan saat ini

secara nasional adalah hasil Widyakarya nasional Pangan dan Gizi VI

tahun 1998. Untuk mengetahui pencapaian tingkat konsumsi perindividu

adalah sebagai berikut (Supariasa, dkk, 2008) :

Tingkat Konsumsi Gizi = Asupan Gizi x 100%

AKG Individu

. Berdasarkan Buku Pedoman Petugas Gizi Puskesmas, Depkes RI

(1990) dalam Supariasa (2008), klasifikasi tingkat konsumsi yaitu :

b. Baik : ≥100%

c. Sedang : 80 – 99%

d. Kurang : 70 – 80%

Angka kecukupan gizi yang dianjurkan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Kebutuhan Gizi Wanita Usia Subur

Zat Gizi Wanita Usia Subur

16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun

Energi (kkal)

Protein (g)

Vitamin A (RE)

Vitamin D (µg)

Vitamin E (mg)

Vitamin K (µg)

Tiamin (mg)

Riboflavin (mg)

Niasin (mg)

Asam Folat (µg)

Piridoksin (mg)

Vit. B12 (µg)

Vit. C (mg)

2125

59

600

15

15

55

1,1

1,3

12

400

1,2

2,4

75

2125

56

500

15

15

55

1,1

1,4

12

400

1,3

2,4

75

2250

57

500

15

15

55

1,1

1,3

12

400

1,3

2,4

75

Page 21: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

8

Kalsium (mg)

Fosfor (mg)

Magnesium (mg)

Besi (mg)

Iodium (µg)

Seng (mg)

Selenium (µg)

Mangan (mg)

Flour (mg)

1200

1200

220

26

150

14

30

1,6

2,5

1100

700

310

26

150

10

30

1,8

2,5

1000

700

320

26

150

10

30

1,8

2,7

Sumber : AKG 2013

B. Asupan Gizi pada Masa Prakonsepsi

Zat gizi makro dan zat gizi mikro berperan penting untuk menunjang

kesehatan WUS. Gizi yang mempengaruhi prakonsepsi adalah

karbohidrat, lemak, protein, asam folat, vitamin A, E, dan B12, mineral,

zinc, besi, kalsium dan omega 3 (Susilowati dan Kuspriyanto 2016).

1. Protein

Protein mengandung karbon, hidrogen, sulfur, serta fosfor. Protein

berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan

virus. Disistem pencernaan, protein akan diurai menjadi sejumlah peptida

yang strukturnya lebih sederhana, terdiri atas asam amino, terdiri atas

asam amino. Tubuh manusia memerlukan sembilan asam amino esensial

(asam amino yang tidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh) dan sebagian

lagi merupakan asam amino non esensial dengan jumlah keseluruhan

sebanyak 20 asam amino (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).

Klasifikasi asam amino dapat dilihat di tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi asam amino menurut esensial, esensial

bersyarat, dan tidak Esensial.

Asam Amino

Esensial Esensial Bersyarat Tidak Esensial

Leusin

Isoleusin

Prolin

Serin

Alanin

Asam glutamat

Page 22: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

9

Valin

Triptofan

Fenilalanin

Metionin

Treonin

Lisin

Histidin

Agrinin

Tirosin

Sistein

Glisin

Glutamin

Asam aspartat

Asparagin

Sumber : Almatsier, 2010.

Angka Kecukupan Protein (AKP) orang dewasa menurut hasil – hasil

penelitian keseimbangan nitrogen adalah 0,75 gram/kg berat badan

(Almatsier, 2010).

Berdasarkan sumbernya protein dibagi menjadi dua yaitu protein

hewani dan protein nabati. Sumber protein hewani berasal dari telur,

susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati berasal

dari kacang kedelai dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe, serta

kacang – kacangan lainnya (Almatsier, 2010).

Protein memiliki fungsi yang sangat penting dalam tubuh, diantaranya

(Susilowati dan Kuspriyanto, 2016) :

1) Memperbaiki protein jaringan tubuh yang aus terpakai (proses

katabolisme).

2) Membangun jaringan baru (anabolisme) terutama pada periode

pertumbuhan, seperti pada bayi dan balita, anak – anak, remaja,

dan pada kehamilan.

3) Sebagai sumber energi yang menghasilkan 4 kkal/g.

4) Berperan dalam berbagai metabolisme dalam tubuh sebagai

komponen enzim dan hormon.

5) Mengatur proses osmotik antar/dari berbagai cairan tubuh (salah

satu manifestasi kekurangan protein akan terlihat dalam

bentuk/terjadinya oedema).

6) Mengatur keseimbangan asam – basa dalam darah dan jaringan

tubuh.

Page 23: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

10

7) Berperan dalam transport zat gizi, misalnya lipoprotein berperan

dalam transport trigleserida, kolesterol, fosfolipida, dan vitamin larut

lemak.

8) Membantu pembentukan antibodi yang akan melawan bibit

penyakit yang masuk ke dalam tubuh.

2. Kalsium (Ca)

Kalsium didalam tubuh, sebagian besar terdapat pada jaringan keras

seperti tulang, gigi dan sisanya tersebar dalam bagin tubuh lain. Sumber

kalsium yang baik adalah bahan pangan hewani seperti susu, keju, dan

sejenisnya. Kalsium juga terdapat pada kacang kacangan, roti, ikan, dan

sebagainya. Asupan yang cukup untuk remaja dan dewasa adalah 1000 –

1300 mg perhari (Darawati, 2016).

Faktor – faktor yang membantu penyerapan kalsium adalah vitamin D,

keasaman lambung, laktosa, dan kebutuhan akan kalsium. Faktor yang

menghambat penyerapan kalsium dalam tubuh ditemukan dalam bentuk

ion kalsium bebas dalam darah dan hidroksiapatit dalam tulang.(Darawati,

2016). Semakin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persedian kalsium

dalam tubuh semakin efesien absorpsi kalsium. Peningkatan kebutuhan

terjadi pada pertumbuhan, kehamilan, menyusui, defesiensi kalsium dan

tingkat aktivitas fisik meningkatkan densitas tulang (Almatsier, 2010).

Kalsium juga dikaitkan dengan kesehatan reproduksi, utamanya pre –

eklampsia/eklampsia, berat badan lahir rendah, serta kelahiran prematur.

Kalsium juga meningkatkan pH tubuh, yang menguntungkan bagi sperma

dan telur sudah dibuahi (Dewantari, 2013).

Kekurangan dapat mengakibatkan janin mengambil persediaan

kalsium pada tulang ibu yang menyebabkan ibu menderita kerapuhan

tulang atau osteoporosis (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).

3. Zat Besi (Fe)

Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini

diperlukan dalam hemopobosis (pembentukan darah), yaitu dalam sintesis

Page 24: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

11

hemoglobin (Hb). (Paath, dkk, 2016). Zat besi berperan dalam pengikatan

oksigen dan karbondioksida dari paru dan mengikat CO2 dari sel – sel,

dikeluarkan melalui paru dengan hemoglobin.(Agria, dkk, 2012). Menurut

AKG 2013 angka kecukupan zat besi pada wanita subur adalah sebanyak

26 mg/hari.

Penyerapan zat besi terjadi dibagian duodenum usus halus, yang

pengaturannya tergantung kebutuhan tubuh. Setelah diserap oleh usus,

Fe diangkut oleh darah dan didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh

dalam keadaan terikat pada protein transferin. Zat besi tersebut antara

lain digunakan untuk sintesis enzim – enzim pernafasan, Fe dalam plasma

darah, produksi hemoglobin dan sel darah merah dalam tulang, didalam

hati, limfa, dan lain – lain. Konsumsi daging, ayam, ikan, dan vitamin C

akan meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan nabati sampai 2 -3

kali. Adapun adanya serat pangan, asam fitat, asam oksalat, minuman

berkarbonasi, teh, dan kopi dapat menurunkan penyerapan zat besi

(Darawati, 2016).

Zat besi memiliki berbagai fungsi dalam tubuh, sebagai berikut

(Almatsier, 2010) :

a. Metabolisme energi

Didalam tiap sel, besi bekerja sama dengan rantai protein pengangkut

elektron, yang berperan dalam langkah – langkah akhir metabolisme

energi. Protein ini memindahkan hidrogen dan elektron yang berasal dari

zat gizi penghasil energi ke oksigen, sehingga membentuk air. Sebagian

besar besi berada didalam hemoglobin, yaitu molekul protein

mengandung besi dari sel merah dan mioglobin didalam otot. Hemoglobin

didalam darah membawa oksigen dari paru – paru ke seluruh jaringan

tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru –

paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Sebanyak kurang lebih 80% besi tubuh

berada didalam hemoglobin. Selebihnya terdapat didalam mioglobin dari

protein lai yang mengandung besi.

Page 25: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

12

b. Sistem kekebalan

Besi memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh. Respon

kekebalan tubuh oleh limfosit-T terganggu karena berkurangnya

pembentukan sel – sel tersebut, yang kemungkinan disebabkan oleh

berkurangnya sintesis DNA. Berkurangnya sintesis DNA ini disebabkan

oleh gangguan enzim reduktase ribonukleotida yang membutuhkan besi

untuk bekerja secara efektif dalam keadaan tubuh kekurangan besi.

4. Asam Folat (B9)

Asam folat Asam folat sangat berperan pada masa pembuahan dan

kehamilan trimester pertama.Menurut Sandjaja (2010) dalam Kamus Gizi

menyatakan asam folat adalah salah satu bagian dari vitamin B kompleks

yang diperlukan untuk replikasi dan perkembangan sel, metabolisme

asam amino, dan sintesis nukleat.

Folat terdapat luas didalam bahan makanan terutama dalam bentuk

poliglutamat. Folat terutama terdapat didalam sayuran hijau, hati, daging,

serealia utuh, biji – bijian, kacang – kacangan, dan jeruk. Karena asam

folat mudah rusak pada pemanasan, dianjurkan tiap hari makan buah dan

sayur mentah, atau sayur yang dimasak tidak terlalu matang (Almatsier,

2010).

Kekurangan asam folat terutama menyebabkan metabolisme DNA.

Akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi inti sel terutama sel – sel

yang sangat cepat membelah, seperti sel darah merah, sel darah putih

serta sel sel pitel lambung dan usus, vagina dan serviks rahim.

Kekurangan folat mengambat pertumbuhan, menyebabkan anemia dan

gangguan darah lainnya (Almatsier, 2010). Wanita dengan asam folat

yang tidak mencukupi berisiko tinggi melahirkan bayi dengan kecatatan

tabung saraf atau neural tube defects. Status asam folat yang tidak

adekuat juga dikaitkan dengan berat badan, prematur, dan retardasi

pertumbuhan janin. Angka kecukupan folat bagi wanita usia subur adalah

400 mcg (NIH, 2016).

Page 26: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

13

C. Status Gizi

1. Pengertian Status Gizi

Status Gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbanagn dalam bentuk

variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel

tertentu (Supariasa, dkk, 2008).

Status gizi merupakan keadaan tubuh akibat konsumsi makanan atau

ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi, adanya keseimbangan

antara jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis

seperti perkembangan fisik, perkembangan, aktivitas atau produktifitas,

pemeliharaan kesehatan dan lain – lain (Depkes, 2003).

2. Penilaian Status Gizi

Menurut Supariasa (2008), penilaian status gizi dapat dilakukan

dengan cara langsung dan tidak langsung.Penilaian status gizi secara

langsung dibagi menjadi empat yaitu antropometri, biokimia, klinis dan

biofisik. Sedangkan penilaian tidak langsung terdiri dari survey konsumsi

makanan, statistik vital dan faktor ekologi.

3. Pengukuran Antropometri

Pengukuran antropometri merupakan pengukuran yang paling sering

digunakan untuk menilai status gizi seseorang. Antropometri artinya

ukuran tubuh manusia. Dari sudut pandang gizi, antropometri

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan

komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Supariasa,

dkk, 2008).

Menurut sandjaja (2010), dalam Kamus Gizi menyatakan bahwa

antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh

manusia. Dalam bidang ilmu gizi digunakan untuk menilai status gizi.

Salah satu cara untuk memantau status gizi orang dewasa adalah

dengan mengukur indeks masa tubuh telah dikembangkan grafik IMT

orang dewasa (umur diatas 18 tahun) dengan menggunakan indeks berat

badan menurut tinggi badan (Supariasa, dkk, 2008).

Page 27: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

14

IMT = Berat Badan (kg)

Tinggi Badan(m2)

Tabel 3. Klasifikasi Indeks Masa Tubuh (IMT) menurut Depkes

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat

berat

<17.0

Kekurangan berat badan tingkat

ringan

17,0 – 18,5

Normal >18,5 – 25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat

ringan

>25,0 – 27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat .27,0

Sumber : Depkes, 2011.

4. Survey Konsumsi Makanan

Secara umum survey konsumsi makanan dimaksudkan untuk

mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan

makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan

perorangan serta faktor –faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi

makanan tersebut. Salah satu metode pengukuran konsumsi makanan

untuk individu adalah metode Food Recall 24 jam. Dalam metode ini,

responden disuruh menceritakan semua yang dimakan dan diminum

selama 24 jam yang lalu. Biasanya dimulai sejak ia bangun pagi kemarin

sampai dia istirahat tidur malam harinya. Beberapa penelitian menunjukkan

bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa beturut – turut, dapat

menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal. (Supariasa, dkk,

2008).

Metode recall 24 jam ini mempunyai beberapa kelebihan dan

kekurangan, sebagai berikut (Supariasa, dkk, 2008) :

Page 28: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

15

Kelebihan :

a. Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden.

b. Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan

tempat yang luas untuk wawancara.

c. Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden

d. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar – benar dikonsumsi

individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.

Kekurangan :

a. Tidak dapat menggambarkan asupan sehari – hari, bila hanya dilakukan

recall satu hari.

b. Ketepatan sangat bergantung pada daya ingat responden.

c. Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan dari

penelitian.

d. Untuk mendapatkan gambaran konsumsi makanan sehari – hari recall

jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pekan, pada

saat melakukan upacara – upacara keagamaan, selamatan dan lain –

lain.

5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Menurut Supariasa (2008) dalam Penilaian Status Gizi faktor-faktor

yang mempengaruhi status gizi yaitu :

a. Faktor Langsung

1) Keadaan Infeksi

Infeksi adalah masuknya dan berkembangnya serta bergandanya agent

penyakit menular dalam badan manusia atau binatang termasuk juga

bagaimana badan pejamu bereaksi terhadap agent tadi meskipun hal ini

tidak selalu tampak secara nyata. Menurut Scrimshaw, et.al (1959) seperti

yang dikutip oleh Supariasa at al (2008) menyatakan bahwa ada hubungan

yang sangat erat antara infeksi (bakteri, virus, dan parasit) dengan

malnutrisi. Mereka menekankan interaksi yang sinergis antara malnutrisi

dengan penyakit infeksi, dan juga infeksi akan mempengaruhi status gizi

dan mempercepat malnutrisi.

Page 29: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

16

2) Konsumsi Makanan

Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui

kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna

untuk mengukur status gizi. Di amerika serikat survei konsumsi mkanan

digunakan sebagai salah satu cara dalam penentuan status gizi, sedangkan

di Indonesia survey konsumsi sering digunakan dalam penelitian dibidang

gizi (Supariasa, dkk, 2008).

Menurut fauzi (2016) dalam Ilmu Gizi menyatakan makanan sebagai

suatu zat yang bergizi yang dikonsumsi, diminum atau dimasukkan ke

dalam tubuh dengan maksud untuk mempertahankan kehidupan, memberi

energi, meningkatkan pertumbuhan dan lain – lain.

3) Pengaruh Budaya

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh budaya antara lain

sikap terhadap makanan, penyebab penyakit, kelahiran anak, dan produksi

pangan. Dalam hal sikap terhadap makanan, masih banyak terdapat

pantangan, tahayul, tabu dalam mesyarakat yang menyebabkan konsumsi

makanan menjadi rendah.

b. Faktor Tidak Langsung

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan hal utama dalam peningkatan sumber daya

manusia. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kualitas dan kuantitas makanan, karena tingkat pendidikan

yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan dan informasi yang dimiliki

tentang gizi khususnya konsumsi makanan yang lebih baik. (Muliawati,

2013).

Namun seseorang dengan pendidikan rendah belum tentu kurang

mampu menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan

dengan orang lain yang pendidikannya lebih tinggi. Jika orang tersebut rajin

mendengarkan atau melihat informasi mengenai gizi, bukan mustahil

pengetahuan gizi nya akan lebih baik (Putri, 2017).

Page 30: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

17

Perlu dipertimbangkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan

mudah tidaknya seseorang memahami pengetahuan gizi yang diperoleh.

Dalam kepentingan gizi keluarga, pendidikan amat diperlukan agar

seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi di dalam keluarga

dan bisa mengambil tindakan yang cepat (Muliawati, 2012).

2) Pekerjaan

Pada tingkat pendidikan yang relatif tinggi, pekerja perempuan lebih

mampu memiliki akses terhadap pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik

karena proses selekse yang relatif lebih terbuka (Sianturi, 2002 dalam

Najoan, 2011). Karakteristik pekerjaan seseorang dapat mencerminkan

pendapatan, status sosial, pendidikan serta masalah kesehatan.

(Timmreck, 2005 dalam Najoan, 2011).

Hasil survey sosial ekonomi, hampir 50 persen perempuan dipedesaan

bekerja sebagai pekerja yang tidak dibayar. Angka dan fakta tersebut

menunjukkan, bahwa perempuan hanya dimanfaatkan untuk memenuhi

kebutuhan pasar demi kepentingan ekonomi negara. Oleh karena itu

perempuan adalah “pintu masuk” menuju perbaikan kesejahteraan keluarga

(Najoan, 2011).

3) Pendapatan

Pendapatan adalah hasil dari suatu pekerjaan yang diberikan berupa

material. Dalam hal ini, pendapatan keluarga sangat menentukan besar

kecilnya pemenuhan kebutuhan hidup sehari – hari dalam keluarga.

(Najoan, 2011).

Tingkat pendapatan seseorang untuk memenuhi hidup disesuaikan

dengan penghasilan yang ada. Persiapan finansial bagi pasangan yang

menghadapi kehamilan akan sangat mempengaruhi pendapat ibu tentang

kesiapan kehamilan. Persiapan finansial yang dimiliki untuk mencukupi

kebutuhan selama kehamilan berlangsung sampai masa persalinan dan

masa pengasuhan (Oktalia, 2015).

Page 31: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

18

D. Pengaruh Status Gizi Prakonsepsi terhadap Status Gizi Kehamilan

Status gizi sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi

pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada

sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang

sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas

bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan

selama hamil (Agria, dkk, 2012)

Gizi optimal pada masa prakonsepsi berperan sangat sangat penting

dalam proses pembuahan dan kehamilan. Kecukupan gizi ibu hamil akan

mempengaruhi kondisi janin dalam tubuh kembangnya selama kehamilan.

Kekurangan gizi pada masa kehamilan akan menyebabkan ibu kekurangan

gizi dan berdampak janin yang dikandungnya juga mengalami kekurangan

gizi (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).

Janin yang kekurangan gizi dapat menyebabkan kondisi bayi berat lahir

rendah (BBLR) yang lebih rentan terhadap infeksi dan bayi prematur. Bayi

dengan kondisi kekurangan gizi apabila asupan gizinya tidak diperbaiki akn

tumbuh dan berkembang menjadi anak dan remaja yang kekurangan gizi.

Kondisi ini akan terus berlangsung sampai dewasa. Siklus ini tidak akan

berhenti apabila tidak ada perbaikan status gizi pada masa prakonsepsi.

Dampaknya, akan menyebabkan calon ibu dengan status gizi kurang

(Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).Kondisi kesehatan ibu yang baik,

sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan

gizi pada masa prahamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi yang

lebih sehat (Agria, dkk, 2012)

Kenaikan berat badan harus dijaga selama masa kehamilan, ibu hamil

tidak dianjurkan melakukan diet untuk menurunkan berat nadan selama

kehamilan. Hal ini yang perlu dilakukan adalah mengelola bert badan

selama kehamilan untuk memaksimalkan kesehatan ibu dan bayi. Akan

tetapi, kenaikan berat badan yangberlebihan juga harus dihindari, karena

kenaikan berat badan yang berlebih selama kehamilan memiliki resiko

lebih tinggi dari pada komplikasi yang terkait dengan kelebihan berat badan

Page 32: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

19

dan obesitas, diantaranya diabetes gestasioanl, keguguran, preeklamsia

dan kematian ibu (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).

Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai umur

kehamilan, berat badan yang bertambah normal akan menghasilkan anak

normal. Kenaikan berat badan ideal ibu hamil 7 kg untuk ibu yang gemuk

dan 12,5 kg untuk ibu yang tidak gemuk (Paath, dkk, 2016).

E. Konseling Gizi

Salah satu cara menyadarkan masyarakat akan pentingnya gizi adalah

melalui konseling gizi. Dalam Kamus Gizi (2010), dinyatakan konseling

adalah suatu proses komunikasi dua arah antara konselor dan pasien/klien

mengenali dan mengatasi masalah gizi. Menurut Cornelia, dkk (2013)

dalam Konseling Gizi menyatakan konseling adalah suatu bentuk

pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu

dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya serta

permasalahan yang dihadapi.

Secara umum, tujuan konseling adalah membantu klien dalam upaya

mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi, status gizi dan kesehatan

klien menjadi lebih baik (Supariasa, 2012).

Perbedaan konseling konsultasi dan penyuluhan dapat dilihat di tabel 4.

Tabel 4. Perbedaan Konseling, Konsultasi, dan Penyuluhan.

Aspek Konseling Konsultasi Penyuluhan

Tujuan Membantu klien

mengidentifikasi dan

menganalisis masalah

klien serta

memberikan

pemecahan masalah

Membantu klien

mengidentifikasi dan

menganalisis

masalah yang

dihadapi klien

Menyadarka

n masyarakat

Sasaran Individu Individu Individu dan

Kelompok

Proses Menggali informasi

dengan keterampilan,

Membantu klien

untuk memecahkan

Memberi

informasi,

Page 33: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

20

mendengarkan,

mempelajari, serta

membangun percaya

diri agar klien mampu

mengambil keputusan

untuk mengatasi

masalahnya sendiri

masalah sesuai

dengan masalah

yang dihadapi klien

menanamka

n keyakinan,

dan

meningkatka

n

kemampuan

Hubungan

atau

keduduka

n

Horizontal, yaitu

kedudukan klien dan

konselor sejajar. Yang

dihadapi konselor

adalah klien

Vertikal, yaitu

kedudukan

konsultan lebih

tinggi dari klien.

Yang dihadapi

konsultan adalah

masalah klien

Langsung

atau tidak

langsung.

Sumber : Cornelia, dkk, 2013.

1. Keterampilan Konseling untuk Perubahan Perilaku

Menurut Cornelia, dkk dalam Konseling Gizi terdapat beberapa teori

tentang perubahan perilaku, salah satunya model tranteoretikal.Dalam

model transteoretikal terdapat enam tahapan yang harus dilalui, yaitu

sebagai berikut.:

a. Prekontemplasi, yaitu pada tahap ini klien belum menyadari adanya

masalah. Oleh karena itu, memerlukan informasi untuk

menimbulkan kesadaran akan adanya masalah.

b. Kontemplasi, yaitu sudah timbul kesadaran akan tetapi masih ada

keraguan, antara ingin berubah dan tidak berubah.

c. Preparasi, yaitu kesempatan untuk melangkah maju atau kembali

ke tahap sebelumnya. Klien perlu bantuan dalam menentukan

strategi perubahan yang dapat diterima, dapat dicapai dan layak.

d. Aksi, yaitu, klien mulai menyadari perubahan. Tujuannya adalah

dihasilkannya perubahan perilaku sesuai masalah.

Page 34: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

21

e. Pemeliharaan, yaitu pemeliharaan perubahan perilaku yang telah

dicapai dan mencegah kekambuhan.

f. Relaps, yaitu saat terjadi kekambuhan, proses perubahan harus

dimulai dari tahap pertama kembali.

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konseling

Perubahan perilaku adalah tujuan dari konseling. Terdapat 3 faktor

yang mempengaruhi perubahan perilaku individu maupun kelompok yaitu

(Notoatmojo, 2012) :

a. Faktor predisposisi (Predisposing factor)

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap terhadap kesehatan,

tradisi dan kepercayaan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat

pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Faktor-faktor ini

terutama yang positif mempermudah terjadinya perilaku, maka sering

disebut faktor pemudah.

b. Faktor pendukung (Enabling factors)

Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana fasilitas

kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan. Fasilitas ini pada

hakikatnya mendukung terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor ini

disebut faktor pendukung atau pemungkin.

c. Faktor penguat (Reinforcing factors)

Faktor pendorong yaitu faktor yang memperkuat perubahan perilaku

seseorang dikarenakan adanya sikap dan perilaku yang lain seperti sikap

suami, orang tua, tokoh masyarakat atau petugas kesehatan.

3. Media Konseling

Yang dimaksud dengan media/alat bantu adalah alat yang digunakan

seseorang dalam menyampaikan bahan, materi atau pesan kesehatan.

Berdasarkan fungsinya, media dibagi menjadi tiga, yaitu (Notoatmodjo,

2012) :

Page 35: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

22

a. Media Cetak

Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan – pesan

kesehatan sangan bervariasi, antara lain sebagai berikut :

1) Booklet, ialah suatu media untuk menyampaikan informasi dalam

bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar.

2) Leaflet, ialah bentuk penyampaian informasi melalui lembaran

dilipat, baik dalam bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi.

3) Flyer, bentuk seperti leaflet, tetapi tidak berlipat.

4) Flip chart (lembar balik), ialah media dalam bentuk buku dimana

tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan lembar

baliknyaberisi kalimat sebagai pesan yang berkaitan dengan

gambar tersebut.

5) Rubrik atau tulisan – tulisan pada surat kabar atau majalah yang

membahassuatu masalah.

6) Poster, ialah media cetak yang biasanya ditempel ditembok

tembok, ditempat umum atau kendaraan umum.

b. Media Elektronik

Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan –

pesan berbeda jenisnya, yaitu :

1) Televisi

2) Radio

3) Video

4) Slide

5) Film strip

c. Media Papan (Billboard)

Papan (billboard) dipasang ditempat – tempat umum yang berisi

tentang pesan – pesan atau informasi.

Page 36: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

23

F. Kerangka Teori

Faktor predisposisi (meliputi pengetahun, sikap dan kepercayaan WUS yang

akan merubah perilaku WUS dalam pemilihan makanan sehingga akan

mengubah asupan dan status gizi WUS.

Faktor pendukung (sarana-prasarana kesehatan yaitu ketersediaan

makanan yang bergizi serta fasilitas pelayanan, jika sarana prasarana

mendukung tentunya akan mempermudah perubahan perilaku responden

khususnya untuk asupan dan status gizi WUS.

Faktor penguat meliputi faktor dukungan yang meliputi sikap dan perilaku

keluarga, lingkungan, dan petugas. Jika faktor ini mendukung secara efektif

maka arah perubahan perilaku pun akan lebih mudah khususnya dalam

perubahan asupan makan sehingga berdampak terhadap status gizi WUS.

Untuk mencapai pengetahuan, asupan makan yang baik dan status gizi

normal maka diberikan intervensi berupa konseling, sehingga hubungan antara

intervensi terhadap faktor perilaku untuk membina dan meningkatkan kesehatan

dapat disimpulkan sebagai berikut :

Faktor Predisposisi

(Pengetahuan,

sikap dan

kepercayaan)

Faktor Pendukung

(Lingkungan Fisik

Sarana atau

Fasilitas)

Faktor Pendorong

Sikap dan Perilaku

Petugas

Konseling

mengenai gizi

prakonsepsi

Asupan Zat Gizi:

- Protein

- Kalsium

- Zat Besi

- Asam

Status Gizi WUS

Pengetahuan &

Sikap WUS

Faktor Langsung Keadaan infeksi, Konsumsi Makanan, budaya

Faktor Tidak Langsung

Pendidikan,Pekerjaan,

dan Pendapatan

Status gizi

kehamilan

Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian

Sumber L.Green, 1993 dalam Notoatmodjo 2012

Page 37: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

24

G. Kerangka Konsep

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan variabel bebas

(konseling gizi), variabel perancu (pengetahuan dan sikap), serta variabel

terikat (asupan zat gizi).

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Konseling Gizi

Asupan Zat Gizi:

- Protein

- Kalsium

- Zat Besi

- Asam Folat

Status Gizi WUS

Pengetahuan

& Sikap

Page 38: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

25

H. Definisi Operasional

Tabel 5. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan Segala bentuk

pengetahuan wanita usia

subur sebelum dan

sesudah konseling

mengenai gizi prakonsepsi

yang diperoleh dengan

mengisi kuesioner yang

terdiri dari 10 pertanyaan.

Jawaban benar diberi skor 1

Jawaban salah diberi skor 0

Skor tertinggi untuk pengetahuan 10

Rasio

3 Sikap Segala bentuk sikap

wanita usia subur sebelum

dan sesudah konseling

mengenai gizi prakonsepsi

yang diperoleh dari

kuesioner pernyataan

positif dan negatif

sebanyak 5

Penilaian pernyataan positif:

Sangat Setuju : 4 Setuju : 3

Tidak Setuju : 2 Sangat Tidak Setuju : 1 Penilaian pernyataan

negatif: Sangat Setuju : 1

Setuju : 2 Tidak Setuju : 3 Sangat Tidak Setuju : 4

Skor maksimal adalah 40

dan skor minimal 10

Rasio

2 Asupan

Protein

Jumlah rata – rata

makanan, minuman dan

suplemen yang dikonsumsi

yang mengandung protein

selama dua hari secara

tidak berurutan sebelum

dan sesudah diberikan

konseling gizi

Dengan menggunakan

formulir food recall 24 jam.

Asupan protein=.......... gr Rasio

Page 39: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

26

3 Asupan

Kalsium

Jumlah rata – rata

makanan, minuman dan

suplemen yang dikonsumsi

yang mengandung kalsium

selama dua hari secara

tidak berurutan sebelum

dan sesudah diberikan

konseling gizi

Dengan menggunakan

formulir food recall 24 jam.

Asupan Kalsium =........mg Rasio

4 Asupan Zat

Besi

Jumlah rata – rata

makanan, minuman dan

suplemen yang dikonsumsi

yang mengandung zat besi

selama dua hari secara

tidak berurutan sebelum

dan sesudah diberikan

konseling gizi

Dengan menggunakan

formulir food recall 24 jam.

Asupan zat Besi=.........mg Rasio

5 Asam Folat Jumlah rata – rata

makanan, minuman dan

suplemen yang dikonsumsi

yang mengandung asam

folat selama dua hari

secara tidak berurutan

sebelum dan sesudah

diberikan konseling gizi.

Dengan menggunakan

formulir food recall 24 jam.

Asupan asam folat.=.....mcg Rasio

Page 40: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

27

I. Hipotesis

Ha1 : Ada pengaruh konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap

pengetahuan dan sikap pada WUS

Ha2 : Ada pengaruh konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap

asupan protein, kalsium, zat besi dan asam folat pada WUS

Ha3 : Ada pengaruh konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap status

gizi pada WUS.

5 Status gizi

WUS

Hasil penilaian diperoleh

dari pengukuran

antropometri yang dinilai

berdasarkan IMT WUS

IMT :...............m2/kg

Rasio

Page 41: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa Paluh kemiri. Waktu penelitian ini

berlangsung dari bulan Oktober 2017 – Juli 2018. Sedangkan

pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni–Juli 2018.

B. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen dengan rancangan

One Group Pre and Post test Design. Bentuk rancangan ini di gambarkan

sebagai berikut (Notoatmodjo, 2005) :

Gambar 3. Bentuk Rancangan One Group Pre-test Post-test Design

Keterangan :

01 : Pre test, yaitu pengukuran pengetahuan, sikap, asupan

protein,kalsium, zat besi, asam folat dan status gizi sebelum

perlakuan

X : Perlakuan, yaitu konseling mengenai prakonsepsi

02 : Post test, yaitu pengukuran pengetahuan, sikap, asupan

protein,kalsium, zat besi, asam folat dan status gizi setelah

perlakuan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita usia subur yang

sudah menikah pada periode prakonsepsi yang ada di Kelurahan Paluh

Kemiri, jumlah wanita usia subur di kelurahan paluh kemiri sebanyak 528

orang.

Pre test Perlakuan Post test

01 X 02

Page 42: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

29

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi. Pengambilan sampel dilakukan

dengan cara purposive sampling. Kemudian penentuan sampel dilakukan

dengan melakukan screening sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

Adapun kriteria inklusi sampel adalah :

1) Bersedia menjadi sampel

2) Dapat diajak berkomunikasi dengan baik

3) Sudah menikah

4) Umur 18 – 35 tahun

5) Sampel tidak menderita penyakit kronis

6) Tidak menggunakan alat kontrasepsi

Sedangkan kriteria eksklusinya adalah :

1) Tidak ikut dalam penelitian secara lengkap selama 1 bulan.

2) Pindah dari lokasi penelitian

Gambar 3. Alur pengambilan sampel

Pada uraian diatas, sampel yang yang diteliti berjumlah 30 orang

yang ditentukan pada kriteria inklusi dan eksklusi.

Populasi Sumber Wanita Usia Subur di Kelurahan Paluh Kemiri (n: 528)

Berdasarkan Perhitungan Kriteria Inklusi sudah menikah dengan

umur 18 – 35 tahun (n: 211)

Berdasarkan Perhitungan Kriteria Inklusi tidak mempunyai penyakit

kronis (n:180 )

Berdasarkan Perhitungan Kriteria Inklusi sampel tidak menggunakan

alat kontrasepsi (n:60 )

Sampel diambil secara acak dengan pertimbangan keterbatasan dana (n:30 )

Page 43: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

30

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data primer

dan data sekunder, yang meliputi:

a. Data Primer

1) Data identitas sampel meliputi nama, umur, alamat, pendidikan,

dan pekerjaan. Pengumpulan data identitas sampel yaitu dengan

mengisi formulir data diri melalui wawancara.

2) Data pengetahuan awal dan akhir diukur mengunakan kuesioner

yang diisi oleh responden

3) Data sikap awal dan akhir diukur menggunakan kuesioner yang

diisi oleh responden

4) Data berat badan wanita usia subur awal dan akhir diukur langsung

dengan menggunakan timbangan dengan ketelitian 0,1 kg.

5) Data tinggi badan wanita usia subur awal dan akhir diukur langsung

dengan menggunakan microtoise dengan 0,1 cm.

6) Data asupan makan awal dan akhir diperoleh dengan lembar food

recall 24 jam selama 2 hari secara tidak berurutan

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari

kantor lurah Keluruhan Paluh Kemiri.

2. Cara Pengumpulan Data

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Formulir data identitas sampel untuk mendapatkan karakteristik

sampel

7) Formulir penelitian (food recall 24 jam), buku foto makanan SDT

(Studi Diet Total) dan alat tulis menulis .

b. Formulir IC (Infirmed Consent) atau tanda persetujuan responden

untuk mengikuti kegiatan penelitian.

Page 44: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

31

c. Modul materi konseling (Materi I - IV).

Modul konseling yang diberikan adalah berupa leaflet yang

didalamnya memuat seluruh materi konseling, yang meliputi :

i. Materi 1 : Pentingnya gizi prakonsepsi

ii. Materi 2 : Kebutuhan gizi pada masa prakonsepsi

iii. Materi 3 : Gaya hidup dan asupan gizi prakonsepsi

iv. Materi 4 : Pengaturan Makanan Sehari Wanita Prakonsepsi

Penelitian ini dibantu oleh 4 enumerator untuk mengumpulkan data

pengetahuan, sikap, asupan, berat badan, dan tinggi badan .

Tabel 6. Jadwal Penelitian

No Tanggal Kegiatan Keterangan

1

21 Juni 2018 Melakukan recall 24 jam hari ke-1

pengukuran BB, TB & LILA Sebelum

konseling 23 Juni 2018 Melakukan recall 24 jam hari ke-2

& pengisian kuesioner

2

25 Juni 2018 Memberikan konseling materi I

dan II

Waktu pemberian konseling :

20 menit

Pertemuan

Ke-1

3

26 Juni 2018 Memberikan konseling materi III

dan IV

Waktu pemberian konseling :

20 menit

Pertemuan Ke-2

4

27 Juni 2018 Pengulangan materi I – IV

Waktu pemberian konseling :

20 menit

Pertemuan

Ke-3

5

29 Juni 2018 Melakukan recall hari ke-1 &

pengisian kuesioner Setelah

Konseling 01 Juli 2018 Melakukan recall hari ke-2 &

pengukuran BB, TB & LILA

E. Intervensi yang Diberikan

Pra Intervensi :

1. Menyiapkan materi

2. Mengembangkan modul, berupa leaflet

Page 45: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

32

3. Menyusun jadwal konseling. Berikut ini jadwal konseling yang

akan dilakukan :

4. Membuat formulir data responden dan formulir food recall 24 jam.

5. Pengembangan kuesioner tentang pengetahuan dan sikap

mengenai gizi prakonsepsi. Kuesioner disusun berdasarkan materi

konseling yang dikembangkan dalam leaflet. Jumlah kuesioner

pengetahuan adalah 10 multiple choice test dan 10 kuesioner

sikap.

6. Kemudian penentuan subjek melalui kriteria inklusi

7. Selanjutnya sebelum dilakukan pre test, responden terlebih dahulu

diberikan penjelasan mengenai penelitian. Setelah itu responden

diminta mengisi formulir persetujuan (Informed Consent).

8. Kemudian peneliti melakukan pre test dengan melakukan recall 24

jam 2 secara tidat berurutan, pengukuran BB, TB dan pengisian

kuesioner.

Intervensi :

Intervensi yang berikan kepada responden yaitu konseling untuk

meningkatkan pengetahuan, asupan protein, kalsium, zat besi, asam folat

dan status gizi. Peneliti memberikan materi secara berurutan mulai dari

materi 1 sampai materi 4. Kemudian responden akan menerima konseling

sebanyak 3 kali, dimana pada pertemuan ke-1 responden mendapat

materi 1 dan 2, pada pertemuan ke-2 responden mendapat materi 3 dan

4, dan pada pertemuan ke-3 pengulangan materi 1 sampai dengan 4.

Menurut Azzahra (2015) lama waktu pemberian konseling adalah 20

sampai 30 menit dan media yang digunakan dalam pemberian konseling

adalah leaflet . Konseling akan dilaksanakan secara home visit dengan

suasana kondusif, dimana hanya ada reponden dan peneliti. Setelah

dilakukan konseling peneliti mewawancarai kembali responden mengenai

asupan yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu selama 2

hari tidak berturut – turut dan responden diminta untuk mengisi kembali

Page 46: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

33

kuesioner pengetahuan. Kemudian peneliti mengukur kembali berat

badan, dan tinggi badan responden.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Data Identitas Sampel

Data yang sudah dikumpulkan diolah secara manual menggunakan

komputer dengan tahapan secara berikut :

1) Memeriksa kelengkapan data

2) Mengentri data

3) Pengecekan ulang data

4) Mentabulasi data sesuai dengan kategori data.

b. Data Asupan Protein, Kalsium, Zat Besi dan Asam Folat

. Data diperoleh dengan metode food recall 24 jam, dengan

menggunakan formulir food recall 24 jam dilakukan 2 hari secara tidak

berturut – turut dan menunjukkan ukuran masing-masing bahan

makananan pada buku foto makanan SDT (Studi Diet Total) kepada

responden sebelum dan setelah diberikan konseling, kemudian dientri

menggunakan komputer ke dalam program Nutrisurvey, yang kemudian

asupan tersebut dirata – ratakan dan dibandingkan dengan AKG 2013

berdasarkan jenis kelamin perempuan dengan usia 18 – 35 tahun

Persen asupan protein dapat diperoleh dengan menggunakan rumus

yaitu :

% Asupan Protein : Rata – rata asupan protein x100

59 gr usia 16-18, 56 gr usia 19-29,

57 gr usia 30-49

% Asupan Kalsium : Rata – rata asupan kalsium x100%

1200 mg usia 16-18, 1100 mg usia 19-29,

1000 mg usia 30-49

Page 47: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

34

% Asupan Zat Besi : Rata – rata asupan zat besi x100

26 mg

% Asupan Asam Folat : Rata – rata asupan asam folat x100

400 mcg

Kemudian persen asupan dikategorikan menjadi 4 yaitu :

1) Baik apabila tingkat konsumsi >100%

2) Sedang apabila tingkat konsumsi 80 – 99%

3) Kurang apabila tingkat konsumsi 70 – 80%

4) Defisit apabila tingkat konsumsi <70%

c. Data Status Gizi

Status gizi dikumpulkan dengan menggunakan pengukuran Berat

badan, dan tinggi badan wanita usia subur.

Prosedur penimbangan berat badan dengan timbangan injak digital :

1) Tempatkan timbangan injak pada permukaan yang rata, datar dan

tidak licin.

2) Injak timbangan hingga muncul angka nol

3) Petugas berada di sebelah kanan responden yang akan di timbang

4) Responden yang akan di timbang di minta membuka alas kaki dan

jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat seperti kunci,

hand phone, dll

5) Responden berdiri pada timbangan tepat ditengah timbangan

dengan pandangan lurus ke depan, tegak lurus dan tidak

berpegangan.

6) Tunggu sampai angka pada timbangan berhenti berkedip dan

menunjukkan angka tertentu

7) Catat hasil penimbangan dan mintalah subyek untuk turun dari

timbangan

8) Alat timbang akan mati secara otomatis.

Page 48: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

35

Prosedur pengukuran tinggi badan dengan menggunakan microtoise :

1) Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang

microtoise di dinding agar tegak lurus.

2) Letakan alat pengukur di lantai yang datar tidak jauh dari bandul

tersebut dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan

atau tonjolan (rata).

3) Tarik papan penggeser tegak lurus keatas, sejajar dengan benang

berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela

baca menunjukkan angka 0 (nol).

4) Kemudian dipaku atau direkat dengan lakban pada bagian atas

microtoise. Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri

lagi perekat pada posisi sekitar 10 cm dari bagian atas microtoise

5) Minta responden melepaskan alas kaki (sandal/sepatu), topi

(penutup kepala).

6) Reponden diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser .

7) Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit

menempel pada dinding tempat microtoise di pasang.

8) Turunkan microtoise hingga mengenai /menyentuh rambut subjek

namun tidak terlalu menekan (pas dengan kepala) dan posisi

microtoise tegak lurus.

9) Catat hasil pengukuran

Pengukuran IMT dapat dikategorikan sebagai berikut :

1) Kurus apabila IMT <18.5

2) Normal apabila IMT berada dikisaran 18.5 – 25.0

3) Overweight apabila IMT berada dikisaran 25.1 – 27.0

4) Obesitas apabila IMT >27.0

d. Data Pengetahuan

Data pengetahuan dikumpulkan dari hasil kuesioner yang telah

dijawab oleh sampel sebelum dan sesudah diberikan konseling gizi

dengan menggunakan 10 pertanyaan. Setiap pertanyaan diberi skor

tertinggi 1 dan skor terendah 0. Maka didapatkan total skor tertinggi

Page 49: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

36

adalah 10. Nilai pengetahuan kemudian diklasifikasikan menjadi nilai

pengetahuan kategorikal dimana menurut Arikunto (2006) pengetahuan

seseorang dapat diketahui dan diinterpretasi dengan skala yang bersifat

kualitatif, yaitu :

Baik : hasil persentase 76 – 100%

Cukup : hasil persentase 56 – 75%

Kurang : hasil persentase < 56%

e. Data Sikap

Data dikumpulkan dari hasil kuesioner yang telah dijawab oleh

sampel pada saat sebelum dan sesudah diberikan konseling gizi dengan

menggunakan 10 pernyataan sikap yaitu 5 pernyataan positif dan 5

pernyataan negatif dengan kategori sangat setuju, setuju, tidak setuju dan

sangat tidak setuju. Hasil kuesioner dientri dan diolah program komputer,

jika pernyataan positif maka nilai untuk pilihan sangat setuju adalah 4,

setuju 3, tidak setuju 2 dan sangat tidak setuju bernilai 1 sedangkan pada

pernyataan negatif maka nilai untuk pilihan sangat setuju adalah 1, setuju

2, tidak setuju 3 dan sangat tidak setuju bernilai 4. Total skor tertinggi

adalah 40 dan terendah 10. Nilai sikap kemudian diklasifikasikan menjadi

nilai pengetahuan kategorikal dimana menurut Arikunto (2006)

pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasi dengan skala

yang bersifat kualitatif, yaitu :

Baik : hasil persentase 76 – 100%

Cukup : hasil persentase 56 – 75%

Kurang : hasil persentase < 56%

2. Analisis Data

a. Analisa Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel, yaitu : nama, usia, pekerjaan, pendidkan,

pengetahuan, sikap, asupan protein, kalsium, zat besi, asam folat dan

status gizi yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat yaitu untuk melihat :

Page 50: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

37

1) Adanya pengaruh konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap

pengetahuan WUS.

2) Adanya pengaruh konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap

sikap WUS.

3) Adanya pengaruh konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap

asupan protein WUS.

4) Adanya pengaruh konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap

asupan kalsium WUS.

5) Adanya pengaruh konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap

asupan zat besi WUS .

6) Adanya pengaruh konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap

asupan asam folat WUS .

7) Adanya pengaruh konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap

status gizi WUS.

Pada uji statistik apabila data berdistribusi normal maka uji yang

digunakan T-dependent, namun jika data tidak berdistribusi normal maka

digunakan uji Wilcoxon, dengan kesimpulan, jika diperoleh nilai p ≤0,05

maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan rata – rata pengetahuan, sikap,

asupan dan status gizi sebelum dan sesudah konseling gizi terhadap

pengetahuan, sikap, asupan protein, kalsium, zat besi, asam folat dan

status gizi di Kelurahan Paluh Kemiri.

Page 51: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

Lokasi penelitian untuk sampel yaitu di kelurahan Paluh Kemiri

kecamatan Lubuk Pakam. Luas wilayah kelurahan paluh kemiri yaitu 187

Ha, terdapat IV lingkungan, dan 3501 jiwa penduduk. Berikut batas-batas

wilayah kelurahan Paluh Kemiri :

- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Desa Bakaran Batu

- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Lubuk Pakam Pekan

- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Morawa

- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Petapahan

2. Demografi

Data pertahun 2017 Kelurahan Paluh Kemiri memiliki 3501 orang

penduduk, yang berjenis kelamin laki-laki 1759 orang, berjenis kelamin

perempuan sebanyak 1742 orang, dan jumlah KK sebanyak 936 KK.

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisa Univariat

Analisa univariat dalam hal ini dilakukan untuk melihat distribusi

karakteristik setiap variabel, yaitu : nama, usia, pekerjaan, pendidkan,

pengetahuan, sikap, asupan protein, kalsium, zat besi, asam folat dan

status gizi yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.

a. Karakteristik Sampel

a) Umur Sampel

Adapun kategori umur sampel disajikan sebagai berikut :

Page 52: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

39

Tabel 7. Kategori Umur Sampel

No Kategori Umur N %

1 18-26 4 13,3 2 27-35 26 86,7

Total 30 100

Pada tabel 7 diatas menunjukkan bahwa umur sampel yang paling

banyak adalah pada umur 27-35 tahun yaitu sebesar 86,7 % dengan

jumlah 26 orang.

b) Pendidikan Sampel

Distribusi sampel berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada

Tabel8.

Tabel 8. Tingkat Pendidikan Sampel

No Tingkat pendidikan N %

1 SD 9 30 2 SMP 9 30

3 SMA 10 33,7 4 S1 2 6,7

Total 30 100

Pada tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan sampel yang

paling banyak adalah SMA 10%, yang paling sedikit adalah S1 yaitu

6,7%, sedangkan SD dan SMA adalah 30%.

c) Pekerjaan Sampel

Distribusi sampel berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Pekerjaan Sampel

No Pekerjaan N %

1 PNS 1 3,3

2 IRT 24 80 3 Peg.Swasta 1 3,3 4 Wiraswasta 1 3,3

5 Guru 2 6,7 6 Buruh 1 3,3

Total 30 100

Pada tabel 9 menunjukkan bahwa rata rata pekerjaan sampel yaitu

Ibu Rumah Tangga (IRT) atau tidak bekerja.

Page 53: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

40

b. Pengetahuan

Dalam penelitian ini pengetahuan diukur dengan menggunakan

kuesioner dengan 10 pertanyaan. Skor pengetahuan diukur sebelum dan

sesudah intervensi. Rata-rata skor pengetahuan sampel adalah sebagai

berikut :

Tabel 10. Rata – Rata Pengetahuan

Waktu Pengukuran Rata – Rata Std. Deviasi

Sebelum Intervensi 6,40 1,923 Sesudah Intervensi 9,10 1,125

Peningkatan Pengetahuan 2,7

Tabel 10 menunjukkan bahwa rata – rata skor pengetahuan sampel

sebelum intervensi sebesar 6,40 dengan standar deviasi 1,923.

Sedangkan rata – rata skor pengetahuan sesudah intervensi yaitu 9,10

dengan standar deviasi 1,125. Rata-rata pengetahuan ini meningkat

setelah intervensi sebesar 2,7. Kategori pengetahuan sampel berdasarkan

jawaban yang diberikan adalah sebagai berikut :

Tabel 11. Kategori Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Intervensi

Kategori Pengetahuan Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi

n % n %

Baik 10 33,3 27 90 Cukup 9 30,0 3 10

Kurang 11 36,7 0 0

Total 30 100 30 100

Kategori pengetahuan sampel sebelum diberikan intervensi yang

paling banyak adalah kategori kurang sebesar 36,7 sementara kategori

baik hanya sebesar 33,3%. Sedangkan setelah diberikan intervensi 90%

sampel memiliki pengetahuan dengan kategori baik dan tidak ada lagi

sampel yang memiliki pengetahuan dengan kategori kurang.

c. Sikap

Dalam penelitian ini sikap diukur dengan menggunakan kuesioner

dengan 10 pertanyaan, yang terdiri dari 5 pertanyaan positif dan 5

Page 54: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

41

pertanyaan negatif. Skor sikap diukur sebelum dan sesudah intervensi.

Rata-rata skor sikap sampel adalah sebagai berikut :

Tabel 12. Rata – Rata Sikap

Waktu Pengukuran Rata – Rata Std. Deviasi

Sebelum Intervensi 30,43 3,181 Sesudah Intervensi 33,73 3,028

Peningkatan sikap 3,3

Rata-rata skor sikap WUS sebelum intevensi adalah 30,43 dengan

standar deviasi 3,181. Sedangkan rata – rata skor pengetahuan sesudah

intervensi yaitu 33,73 dengan standar deviasi 3,028. Rata-rata

pengetahuan ini meningkat setelah intervensi sebesar 3,3. Sedangkan

Kategori sikap sampel berdasarkan jawaban yang diberikan disajikan

pada tabel 13.

Tabel 13. Kategori Sikap Sebelum dan Sesudah Intervensi

Kategori Sikap Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi

n % n %

Baik 15 50,0 25 83,3 Cukup 15 50,0 5 16,7

Total 30 100 30 100

Kategori sikap sampel sebelum diberikan intervensi adalah kategori

baik 50 % dan kategori cukup 50%. Sedangkan setelah diberikan

intervensi 83,3% sampel memiliki sikap dengan kategori baik dan 16,7%

sampel lagi yang memiliki sikap dengan kategori cukup.

d. Asupan Gizi

Dalam penelitian ini asupan gizi yang diteliti yaitu Protein, Kalsium, Zat

Besi dan Asam Folat. Data diperoleh dengan metode food recall 24 jam,

dengan menggunakan formulir food recall 24 jam dilakukan 2 hari secara

tidak berturut – turut, yang kemudian asupan tersebut dirata – ratakan dan

dibandingkan dengan AKG 2013 berdasarkan jenis kelamin perempuan

dengan usia 18 – 35 tahun. Berikut rata-rata asupan responden

berdasarkan jumlah yang dikonsumsi adalah sebagai berikut :

Page 55: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

42

a) Protein

Tabel 14. Rata – Rata Asupan Protein

Waktu Pengukuran Rata – Rata Std. Deviasi

Sebelum Intervensi 60,23 5,844 Sesudah Intervensi 66,31 8,306

Peningkatan Asupan Protein 6,08

Tabel 14 menunjukkan bahwa rata – rata asupan protein sebelum

intervensi sebesar 60,23 dengan standar deviasi 5,844. Sedangkan rata –

rata asupan protein sesudah intervensi yaitu 66,31 dengan standar

deviasi 8,306. Rata-rata asupan protein terjadi peningkatan setelah

intervensi sebesar 6,08. Sedangkan asupan protein berdasarkan

kategori dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15. Kategori Asupan Protein Sebelum dan Sesudah Intervensi

Kategori Protein Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi

n % n %

Baik 20 66,7 27 90 Sedang 10 33,3 3 10

Total 30 100 30 100

Kategori asupan protein sebelum diberikan intervensi adalah kategori

baik 66,7%, dan sedang 33,3%. Setelah diberikan intervensi kategori baik

meningkat menjadi 90% dan kategori sedang berkurang menjadi 10 %.

b) Kalsium

Tabel 16. Rata – Rata Asupan Kalsium

Waktu Pengukuran Rata – Rata Std. Deviasi

Sebelum Intervensi 251,48 80,11

Sesudah Intervensi 244,05 68,74

Peningkatan Asupan Kalsium 7,43

Tabel 16 menunjukkan bahwa rata – rata asupan kalsium sebelum

intervensi sebesar 251,48 dengan standar deviasi 80,11. Sedangkan rata

– rata asupan kalsium sesudah intervensi yaitu 244,05 dengan standar

deviasi 68,74. Rata-rata asupan kalsium terjadi peningkatan setelah

Page 56: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

43

intervensi sebesar 7,43. Sedangkan asupan kalsium berdasarkan

kategori dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17. Kategori Asupan Kalsium Sebelum dan Sesudah Intervensi

Kategori Kalsium Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi

n % n %

Defisit 30 100 30 100

Total 30 100 30 100

Asupan kalsium sebelum dan sesudah diberikan intervesi dalam

kategori defisit.

c) Zat Besi

Tabel 18. Rata – Rata Asupan Zat Besi

Waktu Pengukuran Rata – Rata Std. Deviasi

Sebelum Intervensi 10,273 1,849

Sesudah Intervensi 12,227 2,353

Peningkatan Asupan Zat Besi 2,05

Tabel 18 menunjukkan bahwa rata – rata asupan zat besi sebelum

intervensi sebesar 10,273 dengan standar deviasi 1,849. Sedangkan rata

– rata asupan zat besi sesudah intervensi yaitu 12,227 dengan standar

deviasi 2,353. Rata-rata asupan zat besi terjadi peningkatan setelah

intervensi sebesar 2,05. Sedangkan asupan zat besi berdasarkan

kategori dapat dilihat pada tabel 19.

Tabel 19. Kategori Asupan Zat Besi Sebelum dan Sesudah Intervensi

Kategori Zat Besi Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi

n % n %

Defisit 30 100 30 100

Total 30 100 30 100

Asupan zat besi sebelum dan sesudah diberikan intervesi dalam

kategori defisit.

Page 57: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

44

d) Asam Folat

Tabel 20. Rata – Rata Asupan Asam Folat

Waktu Pengukuran Rata – Rata Std. Deviasi

Sebelum Intervensi 174,96 31,71 Sesudah Intervensi 183,98 32,93

Peningkatan Asupan Asam Folat 9,02

Tabel 20 menunjukkan bahwa rata – rata asupan asam folat sebelum

intervensi sebesar 174,96 dengan standar deviasi 31,71. Sedangkan rata

– rata asupan asam folat sesudah intervensi yaitu 183,98 dengan standar

deviasi 32,93. Rata-rata asam folat terjadi peningkatan setelah intervensi

sebesar 9,02. Sedangkan asupan Asam Folat berdasarkan kategori dapat

dilihat pada tabel 21.

Tabel 21. Kategori Asupan Asam Folat Sebelum dan Sesudah Intervensi

Kategori Asam Folat Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi

n % n %

Defisit 30 100 30 100

Total 30 100 30 100

Asupan asam folat sebelum dan sesudah diberikan intervesi dalam

kategori defisit.

e. Status Gizi

Didalam penelitian ini status gizi dikumpulkan dengan menggunakan

pengukuran berat badan, tinggi badan wanita usia subur.

IMT

Tabel 22. Rata – Rata IMT

Waktu Pengukuran Rata – Rata Std. Deviasi

Sebelum Intervensi 24,91 6,054

Sesudah Intervensi 25,04 5,824

Peningkatan IMT 0,13

Tabel 22 menunjukkan bahwa rata – rata status gizi berdasarkan IMT

sebelum intervensi sebesar 24,91 dengan standar deviasi 6,054.

Sedangkan rata – rata IMT sesudah intervensi yaitu 25,04 dengan

Page 58: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

45

standar deviasi 5,824. Rata-rata IMT terjadi peningkatan setelah

intervensi sebesar 0,13. Sedangkan IMT berdasarkan kategori dapat

dilihat pada tabel 23.

Tabel 23. Kategori IMT Sebelum dan Sesudah Intervensi

Kategori IMT Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi

n % n %

Kurus 3 10 2 6,7

Normal 16 53,3 17 56,7

Overweight 1 3,3 1 3,3

Obesitas 10 33,3 10 33,3

Total 30 100 30 100

Kategori status gizi berdasarkan IMT responden sebelum diberikan

intervensi adalah kategori kurus 10%, dan normal 16%. Sedangkan

setelah diberikan intervensi responden memiliki IMT dengan kategori

kurus 6,7 % dan 17% responden yang memiliki IMT dengan kategori

normal. Untuk kategori overweight dan obesitas tidak ada perubahan

sebelum dan setelah diberikan intervensi.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh

pemberian edukasi terhadap pengetahuan, sikap, asupan dan status gizi

sebelum dan sesudah konseling gizi terhadap pengetahuan, sikap,

asupan protein, kalsium, zat besi, asam folat dan status gizi di Kelurahan

Paluh Kemiri.

a. Pengaruh Pemberian Konseling Mengenai Gizi Prakonsepsi

Terhadap Pengetahuan

Tabel 24. Analisa pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi

Waktu Pengukuran Rata – Rata Std. Deviasi P Value

Sebelum Intervensi 6,40 1,923 0,000

Sesudah Intervensi 9,10 1,125

Peningkatan Pengetahuan 2,7

Page 59: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

46

Berdasarkan tabel 24. menunjukkan hasil uji statistik menggunakan

uji Wicoxon diperoleh nilai p=0,000 < 0,05 terlihat adanya perbedaan

yang signifikan sebelum dan sesudah intervensi, artinya adanya pengaruh

konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap pengetahuan WUS.

b. Pengaruh Pemberian Konseling Mengenai Gizi Prakonsepsi

Terhadap Sikap

Tabel 25. Analisa sikap sebelum dan sesudah intervensi

Waktu Pengukuran Rata – Rata Std. Deviasi P Value

Sebelum Intervensi 30,43 3,181 0,001

Sesudah Intervensi 33,73 3,028

Peningkatan sikap 3,3

Berdasarkan tabel 25. menunjukkan hasil uji statistik menggunakan

uji Paired T Test diperoleh nilai p=0,001 < 0,05 terlihat adanya perbedaan

yang signifikan sebelum dan sesudah intervensi, artinya adanya pengaruh

konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap sikap WUS.

c. Pengaruh Pemberian Konseling Mengenai Gizi Prakonsepsi

Terhadap Protein

Tabel 26. Analisa protein sebelum dan sesudah intervensi

Waktu Pengukuran Rata – Rata Std. Deviasi P Value

Sebelum Intervensi 60,23 5,844 0,000

Sesudah Intervensi 66,31 8,306

Peningkatan Asupan Protein 6,08

Berdasarkan tabel 26. menunjukkan hasil uji statistik menggunakan

uji Paired T Test diperoleh nilai p=0,000 < 0,05 terlihat adanya perbedaan

yang signifikan sebelum dan sesudah intervensi, artinya adanya pengaruh

konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap asupan protein WUS.

Page 60: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

47

d. Pengaruh Pemberian Konseling Mengenai Gizi Prakonsepsi

Terhadap Kalsium

Tabel 27. Analisa kalsium sebelum dan sesudah intervensi

Waktu Pengukuran Rata – Rata Std. Deviasi P Value

Sebelum Intervensi 251,48 80,11 0,548

Sesudah Intervensi 244,05 68,74

Peningkatan Asupan Kalsium 7,43

Berdasarkan tabel 27. menunjukkan hasil uji statistik menggunakan uji

Paired T Test diperoleh nilai p=0,548. Hal ini sesuai dengan penarikan

kesimpulan uji statistik dengan syarat p>0,05 maka H0 diterima. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa jika pemberian konseling tidak

memberikan dampak yang signifikan terhadap asupan kalsium.

e. Pengaruh Pemberian Konseling Mengenai Gizi Prakonsepsi

Terhadap Zat Besi

Tabel 28. Analisa zat besi sebelum dan sesudah intervensi

Waktu Pengukuran Rata – Rata Std. Deviasi P Value

Sebelum Intervensi 10,273 1,849 0,000

Sesudah Intervensi 12,227 2,353

Peningkatan Asupan Zat Besi 2,05

Berdasarkan tabel 28. menunjukkan hasil uji statistik menggunakan

uji Paired T Test diperoleh nilai p=0,000 < 0,05 terlihat adanya perbedaan

yang signifikan sebelum dan sesudah intervensi, artinya adanya pengaruh

konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap asupan zat besi WUS.

f. Pengaruh Pemberian Konseling Mengenai Gizi Prakonsepsi

Terhadap Asam Folat

Tabel 29. Analisa asam folat sebelum dan sesudah intervensi

Waktu Pengukuran Rata – Rata Std. Deviasi P Value

Sebelum Intervensi 174,96 31,71 0,124

Sesudah Intervensi 183,98 32,93

Peningkatan Asupan Asam Folat 9,02

Page 61: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

48

Berdasarkan tabel 29. menunjukkan hasil uji statistik menggunakan uji

Paired T Test diperoleh nilai p=0,124. Hal ini sesuai dengan penarikan

kesimpulan uji statistik dengan syarat p>0,05 maka H0 diterima. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa jika pemberian konseling tidak

memberikan dampak yang signifikan terhadap asupan asam folat.

g. Pengaruh Pemberian Konseling Mengenai Gizi Prakonsepsi

Terhadap Status Gizi

Tabel 30. Analisa status gizi sebelum dan sesudah intervensi

Waktu Pengukuran Rata – Rata Std. Deviasi P Value

Sebelum Intervensi 24,91 6,054 0,135

Sesudah Intervensi 25,04 5,824 Peningkatan IMT 0,13

Berdasarkan tabel 30. menunjukkan hasil uji statistik menggunakan uji

Paired T Test diperoleh nilai p=0,135. Hal ini sesuai dengan penarikan

kesimpulan uji statistik dengan syarat p>0,05 maka H0 diterima. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa jika pemberian konseling tidak

memberikan dampak yang signifikan terhadap asupan status gizi.

C. Pembahasan

1. Karakteristik Sampel

a. Umur

Rentang kehidupan yang diukur dengan tahun merupakan parameter

untuk mengetahui usia atau umur seseorang. Rentang umur wanita usia

subur yaitu 18-49 tahun (BKKBN, 2011). Menurut penelitian Meyclin dkk

tahun 2013 menyatakan bahwa setiap ibu hamil dan bersalin >35 tahun

berpengaruh terhadap kematian perinatal karena kehamilan >35 tahun

lebih memungkinkan terjadinya keguguran, bayi lahir mati atau cacat dan

kematian ibu.

Berdasarkan hasil yang didapatkan sampel yang paling banyak

adalah pada umur 27-35 tahun yaitu sebesar 86,7 % dengan jumlah 26

orang, yang memungkinkan mereka masih mampu menangkap informasi

yang diberikan dan bisa mengingat kembali.

Page 62: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

49

Usia seseorang sangat mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir

seseorang, semakin matang usia akan semakin bang pula daya tangkap

dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin baik.

Menurut penelitian Maulan (2012) menyatakan usia seseorang sangat

mempengaruhi faktor pengetahuan karena pada kelompok uasia dewasa,

suia reproduktif dalam teori Notoatmodjo (2005), seseorang akan semakin

mudah untuk memanfaatkan waktu untuk berkemmengikuti segala

kegiatannya.

b. Pendidikan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan

merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan.

Berdasarkan hasil yang didapatkan Tingkat pendidikan sampel yang

paling banyak adalah SMA 10%, hal ini menunjukkan bahwa sampel bisa

menerima konseling dengan baik.

Pendidikan yang di lalui seseorang baik formal maupun nonformal

akan meningkatkan pengetahuan, sehingga dapat menerapkan gizi

prakonseps dikehidupan sehari - harinya. Sampel yang memiliki riwayat

pendidikan yang tinggi akan mudah menerima informasi yang di berikan

BIasanya semakin tinggi pendidikan seseorang maka makin semakin baik

pula dalam menyaring informasi yang baik dan buruk sesuai dengan

kebutuhanya (Langitan, 2007).

. Pada saat konseling dilakukan sampel yang dengan pendidikan

SMA dan sarjana lebih mudah memahami konseling yang diberikan

dibanding sampel yang berpendidikan SMP dan SD. Untuk itu pendidikan

juga berpengaruh terhadap penyampain konseling yang diberikan.

c. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan salah satu sumber penghasilan bagi

individu/keluarga dimana penghasilan dari pekerjaan menjadi jembatan

guna memenuhi kebutuhan hidup individu/keluarga.

Page 63: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

50

Hasil menunjukkan bahwa rata rata pekerjaan sampel yaitu Ibu

Rumah Tangga (IRT) atau tidak bekerja. Yang beraati bahwa Wanita Usia

Subur tidak memiliki kesibukan lain selain mengurus urusan rumah tangga

dan menurus anak, sehingga diharapkan dapat mengubah prilaku dan

status gizi wanita usia subur.

2. Konseling Mengenai Gizi Prakonsepsi

Secara umum, tujuan konseling adalah membantu klien dalam upaya

mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi, status gizi dan kesehatan

klien menjadi lebih baik (Supariasa, 2012).

Dalam penelitian ini konseling gizi ditujukan kepada wanita usia

subur (WUS) untuk menghadapi kehamilan atau masa prakonsepsi.

Konseling yang dilakukan yaitu mengenai gizi masa prakonsepsi.

Pemberian materi langsung dilakuakn oleh peneliti dengan bantuan

enumerator yang didampingi oleh kader posyandu. Pemberian materi

menggunakan metode tanya jawab. Pelaksanaan edukasi dilakukan

dengan menggunakan leaflet. Konseling dilakukan sebanyak 3 kali yaitu

pada pertemuan pertama penyampaian materi 1 dan materi 2, pada

pertemuan kedua penyampaian materi 3 dan 4 dan pada pertemuan

ketiga pengulangan materi 1 sampai materi 4. Pada awal pemberian

edukasi, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang

mengenai gizi prakonsepsi. Setelah pemberian edukasi pengetahuan

sampel cenderung meningkat.

3. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Pengetahuan

Pendidikan kesehatan merupakan suatu cara penunjang program –

program kesehatan yang dapat menghasilkan perubahan dan peningkatan

pengetahuan dalam jangka waktu yang pendek (Utari dkk, 2014).

Pengetahuan merupakan salah satu dari tiga komponen yang

mempengaruhi perilaku manusia. Proses yang didasari oleh pengetahuan

kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan langgeng.

Page 64: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

51

Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari pengetahuan dan

kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2010).

Secara umum, terdapat perubahan pengetahuan responden setelah

diberikan intervensi berupa konseling. Skor pengetahuan responden yang

paling rendah adalah 6 dan tertinggi adalah 10 dari total skor 10.

Rata – rata pengetahuan sampel sebelum diberikan intervensi adalah

64,0 dengan standar deviasi 19,226. Hal ini berarti sebelum diberikan

konseling, responden hanya menguasai 64% dari semua pertanyaan yang

diberikan. Kategori pengetahuan sampel secara umum adalah kurang.

Sebelum diberikan konseling, ada 3 pertanyaan tentang pengetahuan

yang >50% dijawab salah oleh sampel, yaitu pertanyaan tentang

pengertian prakonsepsi (nomor 1); rentang waktu masa prakonsepsi

(nomor 2); dan porsi nasi (nomor 10) .

Setelah diberikan konseling gizi, diperoleh hasil bahwa pengetahuan

responden meningkat mengenai pertanyaan tersebut. Semua pertanyaan

telah dijawab sampel dengan persentase >80%.

Setelah diberikan konseling, skor pengetahuan yang paling rendah

adalah 6 dan tertinggi adalah 10. Rata-rata skor pengetahuan responden

meningkat sebesar 27,0 menjadi 91,0 dengan standar deviasi 1,125.

Sejalan dengan hal tersebut, kategori pengetahuan sampel juga berubah

menjadi baik dengan peningkatan persentase pengetahuan menjadi 91%.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata

pengetahuan sampel sebelum dan sesudah diberikan konseling. Nilai

signifikan juga diperoleh p = 0,000 (< 0,05) yang artinya ada pengaruh

konseling terhadap peningkatan pengetahuan sampel.

Adanya perubahan pengetahuan sesudah diberikan intervensi. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tiara et al (2014) di

Semarang dimana ibu yang mempunyai anak Stunting Usia 1-2 tahun

diberikan konseling gizi dan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap

pengetahuan sebelum dan sesudah mendapatkan konseling. Penelitian

serupa juga dilakukan oleh Khodijah (2015) mengenai konseling tentang

Page 65: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

52

infeksi menular seksual dapat meningkatkan pengetahuan wanita pekerja

seks.

4. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Sikap

Sikap menurut Notoatmodjo (2003) adalah merupakan reaksi respon

seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.

Sebelum diberikan konseling, skor sikap yang paling rendah adalah 24

dan tertinggi adalah 36 dari total skor 40. Rata-rata sikap awal sampel

adalah 75,83 dengan standar deviasi 8,060. Hal ini berarti sebelum

diberikan konseling responden sudah menguasai 75,8% dari semua

pertanyaan yang diberikan. Kategori sikap sampel secara umum adalah

cukup.

Sebelum diberikan konseling, ada 4 pertanyaan tentang sikap yang

responden masih memberikan jawaban yang salah yaitu <75% , yaitu

pernyataan nomor 3 mengenai konsumsi asam folat, pertanyaan nomor

4 tentang makanan tinggi asam folat dan fe sebelum hamil, pertanyaan

nomor 8 mengenai kurangnga konsumsi kalsium, asam folat dan fe dan

pertanyaan nomor 10 tentang konsumsi teh dan kopi setelah makan.

Setelah diberikan konseling, skor sikap yang paling rendah adalah 25

dan tertinggi adalah 39. Rata-rata skor sikap sampel meningkat sebesar

8,3 menjadi 84,13 dengan standar deviasi 7,624. Sejalan dengan hal

tersebut, kategori sikap sampel juga berubah menjadi baik dengan

peningkatan persentase sikap mencapai 84,3%. Hal ini membuktikan

bahwa konseking dapat meningkatkan atau merubah sikap WUS

mengenai Gizi Prakonsepsi. Perubahan sikap sampel setelah diberikan

konseling dikarenakan media promosi berupa leaflet yang mudah

dimengert. Hal ini dapat membantu WUS untuk mempersiapkan

kehamilan selanjutnya dengan menerapkan dikehidupan sehari –sehari

materi mengenai gizi prakonsepsi sehingga terhidar dari kekurangan

protein, fe, kalsium dan asam folat.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada WUS dengan

hasil uji statistik menunjukkan p=0,001 (p<0,05), hal ini menunjukkan

Page 66: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

53

adanya pengaruh konseling dengan peningkatan sikap. Penelitian ini

sejalan dengan penelitian Margareta dan Lilatul (2015) yang menunjukkan

adanya pengaruh konseling tentang pertumbuhan dan pemberian makan

balita terhadap sikap ibu ( p = 0,014).

Konseling meningkatkan sikap karena konselor dan klien berpikir

untuk memecahkan masalah secara bersama –sama. Hal ini mengandung

unsir kognitif dan afektif yang menimbulkan perubahan sikap dalam diri

seseorang (Ngestiningrum, 2010).

5. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Asupan Protein

Protein mengandung karbon, hidrogen, sulfur, serta fosfor. Protein

berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan

virus (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).

Kekurangan protein salah satunya dapat meyebabkan KEK. KEK

dapat memberikan dampak buruk bagi ibu dan janin. Kekurangan gizi

pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat

menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal,

cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam

kandungan) dan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Efek

jangka pendek KEK diantaranya yaitu anemia, perkembangan organ tidak

optimal dan pertumbuhan fisik kurang, sehingga mengakibatkan kurang

produktifnya seseorang. Sehingga perlu ada pencegahan terhadap

kejadian KEK (Umisah dan Dyah, 2017).

Hasil penelitian diperoleh p=0,000 yang menunjukkan ada pengaruh

konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap asupan protein. Hal ini

sesuai dengan penarikan kesimpulan uji statistik dengan syarat p<0,05

maka H0 ditolak. Asupan protein sebelum diberikan konseling sudah

terpenuhi karena sampel sudah mengkonsumsi lauk hewani 3 kali dalam

sehari, setelah diberikan konseling rata – rata sampel menambah

konsumsi lauk nabati 2 kali dalam sehari berupa tahu atau tempe. Rata-

rata asupan sampel setelah intervensi yaitu 66,3 gr, asupan protein yang

Page 67: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

54

dikonsumsi sampel sudah sesuai dengan asupan AKG yaitu 59 gr usia 16-

18, 56 gr usia 19-29, 57 gr usia 30-49.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Anny tahun 2012 yang

menyebutkan bahwa ada peningkatan asupan protein setelah diberikan

pendidikan kesehatan tentang nutrisi prakonsepsi yaitu p=0,000.

6. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Asupan Kalsium

Kalsium didalam tubuh, sebagian besar terdapat pada jaringan

keras seperti tulang, gigi dan sisanya tersebar dalam bagin tubuh lain.

Kalsium juga dikaitkan dengan kesehatan reproduksi, utamanya pre–

eklampsia/eklampsia, berat badan lahir rendah, serta kelahiran prematur.

Kalsium juga meningkatkan pH tubuh, yang menguntungkan bagi sperma

dan telur sudah dibuahi (Dewantari, 2013).

Kekurangan kalsium dapat mengakibatkan janin mengambil

persediaan kalsium pada tulang ibu yang menyebabkan ibu menderita

kerapuhan tulang osteoporosis (Susilowati dan Kuspriyanto 2016).

Hasil penelitian diperoleh p=0,548 yang menunjukkan tidak ada

pengaruh konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap asupan kalsium.

Hal ini sesuai dengan penarikan kesimpulan uji statistik dengan syarat

p>0,05 maka H0 diterima.

Rata – rata asupan kalsium sampel sebelum intervensi 251,48 mg

dan sesudah intervensi meningkat menjadi 244,05 mg, sedangkan

kebutuhan kalsium untuk WUS umur 18 – 35 tahun yaitu 1000-1200

mg/hari. Hal ini menunjukkan bahwa asupan kalsium masih jauh dari

Angka Kecukupan Gizi (AKG). Sampel jarang mengkonsumsi sumber

kalsium seperti susu, dalam 100 gr susu mengandung 125 mg, susu

sangat membantu untuk memenuhi sumber kalsium. Setelah dilakukan

wawancara ternyata banyak sampel yang tidak suka mengkonsumsi susu.

Sumber kalsium yang sering dikonsumsi sampel adalah ikan terutama

ikan kembung, dalam 100 gr ikan kembung mengandung 29,19 mg

kalsium (Susanti dkk, 2016).

Page 68: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

55

Adapun faktor internal yang mempengaruhi perilaku makan adalah

faktor fisik dan faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal yang

mempengaruhi perilaku makan adalah budaya, ekonomi, norma sosial,

pengetahuan, dan media (Pujiati et al, 2015).

7. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Asupan Zat Besi

Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini

diperlukan dalam hemopobosis (pembentukan darah), yaitu dalam sintesis

hemoglobin (Hb). (Paath, dkk, 2016). Zat besi berperan dalam pengikatan

oksigen dan karbondioksida dari paru dan mengikat CO2 dari sel – sel,

dikeluarkan melalui paru dengan hemoglobin.(Agria, dkk, 2012).

Kekurangan zat besi pada calon ibu bisa menyebabkan anemia

dengan menunjukkan gejala lelah, sulit konsentrasi dan gampang infeksi.

Fe sangat penting bagi calon ibu untuk memperlancar ovulasi dan

mengurangi resiko ibu hamil mengalami anemia gizi besi yang dapat

membahayakan ibu dan kandungannya (Susilowati dan Kuspriyanto

2016).

Hasil penelitian diperoleh p=0,000 yang menunjukkan ada

pengaruh konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap asupan zat besi.

Hal ini sesuai dengan penarikan kesimpulan uji statistik dengan syarat

p<0,05 maka H0 ditolak.

Penelitian ini didukung oleh penelitian Astuti dan Wijayanti tahun 2014

yang berjudul “Pengaruh Pemberian Konseling Gizi dan Pemberian Tablet

Zat Besi terhadap Kenaikan Kadar HB pada Ibu Hamil Trimester II”. Dari

dua kali intervensi sudah terlihat adanya kenaikan kadar HB yaitu >0,5 gr

%. Kenaikan kadar hemoglobin kemungkinan dipengaruhi oleh asupan

gizi terutama asupan zat besi, umur maupun paritas.

Asupan zat besi masih dalam kategori defisit yaitu dengan rata rata

asupan zat besi sebelum intervensi 10,27 mg dan setelah intervesi 12,22

mg, sedangkan asupan zat besi yang seharusnya dikonsumsi WUS

adalah 26 mg. Hal ini menunjukkan bahwasanya asupan zat besi sebelum

intervensi masih 40 %.

Page 69: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

56

8. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Asupan Asam Folat

Kekurangan asam folat terutama menyebabkan metabolisme DNA.

Akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi inti sel terutama sel – sel

yang sangat cepat membelah, seperti sel darah merah, sel darah putih

serta sel sel pitel lambung dan usus, vagina dan serviks rahim.

Kekurangan folat mengambat pertumbuhan, menyebabkan anemia dan

gangguan darah lainnya (Almatsier, 2010).

Asam folat sangat berperan pada masa pembuahan dan kehamilan

trimester pertama. Kecukupan nutrisi asam folat dapat mengurangi risiko

bayi lahir kecatatan sistem saraf dengan neural tube defect (NTD)

(Susilowati dan Kuspriyanto 2016).

Hasil penelitian diperoleh p=0,124 yang menunjukkan tidak ada

pengaruh konseling mengenai gizi prakonsepsi terhadap asupan asam

folat. Hal ini sesuai dengan penarikan kesimpulan uji statistik dengan

syarat p>0,05 maka H0 diterima.

Rata – rata asupan folat sampel sebelum intervensi 174,96 mcg dan

sesudah intervensi meningkat menjadi 183,98 mcg, sedangkan kebutuhan

asam folat untuk WUS umur 18 – 35 tahun yaitu 400 mcg/hari. Hal ini

menunjukkan bahwa asupan asupan asam folat masih jauh dari Angka

Kecukupan Gizi (AKG). Sampel sangat sedikit mengkonsumsi sumber

asam folat seperti sayuran bayam dan brokoli, bayam mengandung asam

folat 104 mcg/100 gr dan brokoli 63 mcg, sayuran hijau sangat membantu

untuk memenuhi sumber asam folat. Setelah dilakukan wawancara

ternyata sampel mengkonsumsi sayur hanya sedikit. Dan konsumsi buah

sampel juga kurang dikarenakan sampel tidak membiasakan untuk

menyetok buah dirumah.

Untuk mengatasi masalah ini maka diperlukan kesadaran dari sampel

sendiri untuk mengubah persepsi dan perilaku mengenai gizi, dan

dibutuhkan juga peran orang terdekat sampel untuk memberikan motivasi

sehingga dapat meningkatkan asupan asam folat.

Page 70: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

57

9. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Status Gizi

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi

untuk anak diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status

gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh

keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status

gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri

(Supariasa, 2010).

Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan nilai yang mengindikasikan

status gizi seseorang berdasarkan data antropometri dengan

membandingkan antara berat badan dan kuadrat tinggi badan, sehingga

diketahui berat badan yang ideal untuk tinggi badan tertentu (Shanti dkk,

2017).

Hasil penelitian diperoleh p=0,135 yang menunjukkan tidak ada

pengaruh konseling gizi terhadap status gizi berdasarkan IMT. Hal ini

sesuai dengan penarikan kesimpulan uji statistik dengan syarat p<0,05

maka H0 diterima. Status gizi pada penelitian ini tidak berubah, karena

pemberian edukasi melalui konseling memberikan pengaruh secara tidak

langsung terhadap perubahan status gizi. Hal ini diperkuat oleh penelitian

Zakaria (2012) tentang pengaruh konseling gizi terhadap perubahan berat

badan yang menunjukkan bahwa berat badan setelah konseling gizi tidak

menunjukkan perubahan yang bermakna yaitu p=0,583.

Menurut supariasa (2002) bahwa perubahan berat badan dipengaruhi

banyak faktor, faktor langsung yaitu asupan dan penyakit infeksi serta

faktor tidak langsung salah satunya yaitu pengetahuan dan pengaturan

diet melalui konseling, namun jika WUS yang obesitas dan yang kurus

tidak mampu menerapkan pengetahuan dan dietnya dalam

mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan masalah gizinya atau

kesulitan dalam menerapkannya sehingga tidak terjadi perubahan berat

badan yang diinginkan.

Page 71: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

58

Untuk mengatasi masalah ini maka diperlukan kesadaran dari sampel

sendiri untuk mengubah persepsi dan perilaku mengenai gizi, dan

dibutuhkan juga peran orang terdekat sampel untuk memberikan motivasi

sehingga kualitas hidup meningkat dan pada akhirnya dapat memperbaiki

status gizi sampel.

Page 72: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai hubungan penerapan

prinsip gizi seimbang dengan status gizi pada Wanita Usia Subur,

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Peningkatan rata – rata pengetahuan 2,7 dan sikap 3,3 setelah

pemberian intervensi.

2. Peningkatan rata – rata asupan protein 6,08, kalsium 7,43, zat besi

2,05, dan asam folat 9,02 setelah pemberian intervensi.

3. Peningkatan rata – rata status gizi 0,13 setelah pemberian intervensi.

4. Ada pengaruh pengetahuan WUS sebelum dan sesudah pemberian

konseling mengenai gizi prakonsepsi dengan hasil, nilai p = 0,000

<0,05.

5. Ada pengaruh sikap WUS sebelum dan sesudah pemberian

konseling mengenai gizi prakonsepsi dengan hasil, nilai p = 0,001

<0,05.

6. Ada pengaruh asupan protein WUS sebelum dan sesudah pemberian

konseling mengenai gizi prakonsepsi dengan hasil, nilai p = 0,000

<0,05.

7. Tidak ada pengaruh asupan kalsium WUS sebelum dan sesudah

pemberian konseling mengenai gizi prakonsepsi dengan hasil, nilai p

= 0,548 >0,05.

8. Ada pengaruh asupan zat besi WUS sebelum dan sesudah

pemberian konseling mengenai gizi prakonsepsi dengan hasil, nilai p

= 0,000 <0,05.

9. Tidak ada pengaruh asupan asam folat WUS sebelum dan sesudah

pemberian konseling mengenai gizi prakonsepsi dengan hasil, nilai p

= 0,124 >0,05.

Page 73: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

60

10. Tidak ada pengaruh status gizi WUS sebelum dan sesudah

pemberian konseling mengenai gizi prakonsepsi dengan hasil, nilai p

= 0,135 >0,05.

B. SARAN

1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan dapat

mengubah perilaku Wanita Usia Subur tentang pentingnya pemberian

konseling mengenai gizi prakonsepsi.

2. Lefleat dapat digunakan sebagai media informasi tentang Gizi

Prakonsepsi dalam setiap konseling untuk Wanita Usia Subur.

3. Sebaiknya penelitian dalam waktu jangka panjang minimal 3 bulan,

untuk memaksimalkan penelitian dalam melihat status gizi Wanita

Usai Subur.

Page 74: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

61

DAFTAR PUSTAKA

Agria, Intan,Rury N.S, dan Ircham. 2012. Gizi Reproduksi.

Yogyakarta:Fitramaya.

Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:Gramedia

Pustaka Utama.

Azzahra, M.F, dan Lailatul M. 2015. Pengaruh Konseling terhadap

Pengetahuan dan Sikap pemberian MP-ASI. Media Gizi Indonesia.

Universitas Airlangga. Vol. 10, No.1: 20-25.

Cornelia, Edith S, Irfanny A, Rita R, Sri I, Triyani K, dan Hera N.2012.

Konseling Gizi. Jakarta:Penebar Plus.

Darawati, Made. 2016. Ilmu Gizi : Teori dan Aplikasi. Jakarta:ECG.

Departemen Kesehatan. 2003. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Jakarta

Departemen Kesehatan. 2011. Pedoman Praktis Memantau Status Gizi

orang Dewasa. Jakarta.

Destriyana, Meti. 2017. Hubungan Persepsi Budaya dan Ras terhadap

Resiko Kurang Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS)

di Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

Skripsi.Universitas Lampung.

Dewantari, Ni Made. 2013. Peranan Gizi dalam Kesehatan Reproduksi.

Jurnal Skala Husada. Vol.10, No.2:219-224.

Fauziah, Anny. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Nutrisi

Prakonsepsi terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Praktik

Konsumsi Makanan Sehat Pranikah. Tesis. Universitas Indonesia.

Hamid,F, A.Razak T, dan Abdul S. 2014. Analisis Faktor Resiko

Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Wanita Prakonsepsi di Kota

Makasar. Jurnal. Universitas Hasanuddin.

Hestuningyas, T.R dan Etika R.N. 2014. Pengaruh Konseling Gizi

terhadap Pengetahuan, Sikap, Praktik Ibu dalam Pemberian Makan

Anak dan Asupan Zat Gizi Anak Stunting Usia 1-2 Tahun di

Kecamatan Semarang. Journal of Nutrition College. Vol 3, No 1.

Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta

Page 75: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

62

Muliawati, Siti. 2012. Faktor Penyebab Ibu Hamil Kurang Energi Kronis di

Puskesmas Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali. Jurnal

Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan. Vol.3, No.3.

Najoan, Johanis A dan Aaltje E.M. 2011. Hubungan Tingkat Sosial

Ekonomi dengan Kurang Energi Kronik pada Ibu Hamil di

Kelurahan Kombos Barat Kecamatan Singkil Kota Manado.

Laporan Penelitian. Universitas Sam Ratulangi Manado.

National Institute of Health. 2016. Dietary Supplement Fact Sheet: Folat,

(Online), (http://ods.od.nih.gov./factsheets/Folate-

HealthProfessional/ diakses 14 Oktober 2017).

Ngestiningrum, A.H (2010). Perbandingan Antara Pengaruh Layanan

Informasi dan Konseling Kelompok terhadap Sikap tentang

Kesehatan Reproduksi Remaja. Jurnal Penelitian Kesehatan

Suara Forikes, 1 (1), 7-15.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku

Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.

Oktalia, Juli dan Herizasyam. 2015.Kesiapan Ibu Menghadapi Kehamilan

dan Faktor-faktornya yang Mempengaruhinya. Jurnal Ilmu dan

Teknologi Kesehatan. Vol.3, No.2:147-159.

Paath, Erna Francin, Yuyum Rumdasih, dan Heryati. 2016. Gizi dalam

Kesehatan Reproduksi. Jakarta:ECG.

Paratmanitya, Y, Hamam H, dan Susetyowati. 2012. Citra Tubuh,

Asupan Makan, dan Status Gizi Wanita Usia Subur

Pranikah.Jurnal Gizi klinik Indonesia. Vol.8, No.3:126-134.

Prabandari,Y, Diffah H, Risya C.AR, dan Dono, I.Hubungan Kurang

Energi Kronik dan Anemia pada Ibu Hamil dengan Status Gizi Bayi

Usia 6-12 Bulan di Kabupaten Boyolali. Penelitian Gizi dan

Makanan. Vol.39, No.1:1-8.

Pujiati, Arneliwati dan Siti R. 2015. Hubungan Antara Perilaku Makan

denga Status Gizi pada Remaja Putri. JOM. Vol.2, No,2.

Page 76: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

63

Putri, Meriska Cesia. 2017. Hubungan Asupan Makan dengan Kejadian

Kurang Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (Wus) di

Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi.

Universitas Lampung.

Rahman ,D.R, A.Razak M.T, dan Amiruddin S. 2013. Asosiasi

Pengetahuan dan Sikap Wanita Prakonsepsi tentang Kapsul Gizi

Mikro terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi di Kota Makasar. Jurnal.

Universitas Hasanuddin.

Riskesdas. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional 2013.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen

Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Sandjaja, Basuki B, Rina, H, Nurfi A, Moesijanti S, Gustina S, Suharyati,

Sudikno dan Dewi P.2010. Kamus Gizi. Jakarta:Kompas.

Shanti, Karina Muthia,dkk. 2017. Asupan Serat dan IMT Wanita Usia

Subur Suku Madura di Kota Malang. Indonesian Journal of Human

Nutrition. Vol, 4,No.1.

Sibuea, M.D, Hermie M.M.T dan Freddy W.W. 2013. Persalinan pada Usia

>35 tahun di RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-

Biomedik. Vol 1, No.1.

Susanti, Nia, Yulia S dan Ida M. 2016. Analisi Kalium dan Kalsium Ikan

Kembung dan Ikan Gabus. IJPST. Vol.3, No.1.

Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri, dan Ibnu Fajar. 2008.

Penilaian Status Gizi. Jakarta:ECG.

Susilowati dan Kuspriyanto.2016. Gizi dalam Daur

Kehidupan.Bandung:Refika Aditama.

Utari, Weni, Arneliawati dan Riri Novayelinda. 2014. Efektifitas Pendidikan

Kesehatan terhadap Peningkatan Pengetahuan Keluarga tentang

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jurnal. Universitas Riau.

Umisah, Igna N.A dan Dyah I.P. 2017. Perbedaan Pengetahuan Gizi

Prakonsepsi dan Tingkat Konsumsi Energi Protein pada Wanita Usia

Subur (WUS) Usia 15-19 tahun Kurang Energi Kronis (KEK) dan

Page 77: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

64

Tidak KEK Di SMA Negeri 1 Pasawahan. Jurnal Kesehatan. Vol.10,

No. 2.p

Zakaria, dkk. 2012. Pengaruh Konseling Gizi Terhadap Perubahan

Prilaku, Pola Makan dan Berat Badan Remaja Gemuk di SMA Negeri

Makassar. Media Pangan dan Gizi, Vol XIV.

Page 78: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

No Nama Responden Tanggal Lahir Umur Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan 1 Kategori Sikap 1 Kategori Pengetahuan 2 Kategori Sikap 2 Kategori BB 11 RN 10/10/1987 30 IRT SD 30 Kurang 60 Cukup 90 Baik 85 Baik 742 SU 09/11/1999 18 IRT SD 30 Kurang 67 Cukup 80 Baik 78 Baik 41,63 HM 27/03/1982 32 Guru SMA 40 Kurang 80 Baik 100 Baik 95 Baik 45,24 JT 01/06/1990 27 Guru S1 60 Cukup 90 Baik 100 Baik 90 Baik 52,25 NA 01/01/1990 28 IRT SMA 80 Baik 85 Baik 100 Baik 85 Baik 42,86 SS 01/05/1985 33 IRT SMP 70 Cukup 70 Cukup 70 Cukup 75 Cukup 52,77 SY 15/02/1991 27 IRT SMP 80 Baik 80 Baik 100 Baik 88 Baik 478 SIS 21/01/1999 19 IRT SMP 100 Baik 77 Baik 100 Baik 88 Baik 459 SH 21/01/1987 31 IRT SD 70 Cukup 62 Cukup 70 Cukup 63 Cukup 65

10 RM 03/04/1978 31 IRT SD 50 Kurang 68 Cukup 80 Baik 75 Cukup 5011 YN 12/12/1982 35 IRT SMP 70 Cukup 72 Cukup 90 Baik 78 Baik 43,712 LS 16/07/1982 35 IRT SMA 80 Baik 72 Cukup 100 Baik 75 Cukup 7013 NI 10/01/1989 29 IRT SMP 40 Kurang 63 Cukup 60 Cukup 83 Baik 4314 SH 30/06/1983 34 Peg.Swasta SMA 80 Baik 73 Cukup 90 Baik 88 Baik 69,915 RW 10/10/1995 22 IRT SMA 70 Cukup 80 Baik 100 Baik 75 Cukup 54,516 NS 20/03/1989 29 IRT SMA 70 Cukup 90 Baik 100 Baik 95 Baik 58,617 EY 24/07/1989 28 IRT SMP 80 Baik 70 Cukup 100 Baik 78 Baik 47,818 SY 01/05/1986 32 IRT SD 90 Baik 85 Baik 100 Baik 98 Baik 47,919 NH 05/12/1993 24 IRT SMA 70 Cukup 75 Cukup 100 Baik 85 Baik 7020 RB 15/08/1985 32 IRT SMP 70 Cukup 78 Baik 90 Baik 80 Baik 6921 LN 23/11/1986 31 IRT SD 40 Kurang 85 Baik 100 Baik 90 Baik 63,222 SH 15/06/1982 35 Wiraswasta SMA 70 Cukup 80 Baik 90 Baik 90 Baik 100,823 MS 25/02/1983 35 IRT SD 50 Kurang 75 Cukup 80 Baik 90 Baik 7324 AS 05/04/1985 33 IRT SMP 50 Kurang 80 Baik 80 Baik 83 Baik 47,825 ST 10/10/1988 29 IRT SD 40 Kurang 83 Baik 90 Baik 90 Baik 78,526 EB 10/10/1989 28 PNS S1 40 Kurang 68 Kurang 100 Baik 88 Baik 8127 SS 18/02/1986 32 IRT SD 50 Kurang 75 Cukup 80 Baik 90 Baik 44,628 YS 08/07/1983 34 IRT SMA 80 Baik 73 Cukup 100 Baik 90 Baik 57,129 SA 23/12/1987 31 IRT SMP 80 Baik 77 Baik 90 Baik 83 Baik 73,930 MD 10/03/1983 35 Buruh SMA 90 Baik 85 Baik 100 Baik 85 Baik 67

Master Tabel Pengetahuan, Sikap dan Pengukuran AntropometriLampiran 1

Page 79: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

TB 1 IMT 1 Kategori LILA 1 Kategori BB 2 TB 2 IMT 2 Kategori147 34,2 Obesitas 32 Tidak KEK 75 147 34,7 Obesitas

159,6 16,3 Kurus 21 KEK 43,4 159,6 17,0 Kurus145 21,5 Normal 24,8 Tidak KEK 45 145 21,4 Normal153 22,3 Normal 28,5 Tidak KEK 53,5 153 22,9 Normal

154,8 17,9 Kurus 23,7 Tidak KEK 43,5 154,8 18,2 Kurus148 24,1 Normal 30,6 Tidak KEK 54 148 24,7 Normal149 21,2 Normal 28 Tidak KEK 47 149 21,2 Normal150 20,0 Normal 26 Tidak KEK 45,5 150 20,2 Normal165 23,9 Normal 30,5 Tidak KEK 66,7 165 24,5 Normal161 19,3 Normal 26 Tidak KEK 52 161 20,1 Normal151 19,2 Normal 25 Tidak KEK 44 151 19,3 Normal153 29,9 Obesitas 32 Tidak KEK 69 153 29,5 Obesitas143 21,0 Normal 23,5 Tidak KEK 42 143 20,5 Normal159 27,6 Obesitas 32 Tidak KEK 69 159 27,3 Obesitas

155,5 22,5 Normal 27,5 Tidak KEK 54 155,5 22,3 Normal153,5 24,9 Normal 31 Tidak KEK 57,5 153,5 24,4 Normal

163 18,0 Kurus 24 Tidak KEK 50,5 163 19,0 Normal153 20,5 Normal 28 Tidak KEK 47,5 153 20,3 Normal152 30,3 Obesitas 34 Tidak KEK 70,2 152 30,4 Obesitas150 30,7 Obesitas 31,5 Tidak KEK 69,5 150 30,9 Obesitas160 24,7 Normal 29 Tidak KEK 63,4 160 24,8 Normal153 43,1 Obesitas 36 Tidak KEK 98,5 153 42,1 Obesitas150 32,4 Obesitas 34 Tidak KEK 73 150 32,4 Obesitas150 21,2 Normal 26 Tidak KEK 48,3 150 21,5 Normal158 31,4 Obesitas 36 Tidak KEK 78 158 31,2 Obesitas168 28,7 Obesitas 35 Tidak KEK 81 168 28,7 Obesitas155 18,6 Normal 25,5 Tidak KEK 46,5 155 19,4 Normal153 24,4 Normal 30 Tidak KEK 57 153 24,3 Normal152 32,0 Obesitas 32 Tidak KEK 73,6 152 31,9 Obesitas

158,5 26,7 Overweight 32 Tidak KEK 65,7 158,5 26,2 Overweight

Master Tabel Pengetahuan, Sikap dan Pengukuran AntropometriLampiran 1

Page 80: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

No Nama Responden Umur Protein 1 % Kategori Protein 2 % Kategori Kalsium 1 % Kategori Kalsium 2 % Kategori Zat Besi 1 % Kategori1 RN 30 56 98 Sedang 57,4 101 Baik 383,8 38 Defisit 276,4 28 Defisit 12,7 49 Defisit2 SU 18 54 92 Sedang 85,6 145 Baik 90,8 9 Defisit 275,8 28 Defisit 4,4 17 Defisit3 HM 35 53,6 94 Sedang 70,8 124 Baik 221,6 22 Defisit 398,7 40 Defisit 8,2 31 Defisit4 JT 27 57,5 103 Baik 55,2 99 Sedang 264 26 Defisit 196,2 20 Defisit 7,6 29 Defisit5 NA 28 54,2 97 Sedang 59,1 106 Baik 186,7 19 Defisit 164,5 16 Defisit 8,4 32 Defisit6 SS 33 62,5 110 Baik 65,4 115 Baik 346,1 35 Defisit 265,5 27 Defisit 11,2 43 Defisit7 SY 27 59,2 106 Baik 71,2 127 Baik 284 28 Defisit 256 26 Defisit 10,9 42 Defisit8 SIS 19 53,4 91 Sedang 54,5 92 Sedang 225 23 Defisit 226,3 23 Defisit 6,7 26 Defisit9 SH 31 56,5 99 Sedang 68,4 120 Baik 356,5 36 Defisit 245,7 25 Defisit 10,4 40 Defisit

10 RM 31 68,1 119 Baik 76,3 134 Baik 276,3 28 Defisit 254,1 25 Defisit 9,6 37 Defisit11 YN 35 64,5 113 Baik 72,6 127 Baik 134,6 13 Defisit 136,6 14 Defisit 8,5 33 Defisit12 LS 35 54,3 95 Sedang 67,5 118 Baik 290 29 Defisit 187,4 19 Defisit 8,6 33 Defisit13 NI 29 65,3 117 Baik 66 118 Baik 189,1 19 Defisit 202 20 Defisit 7,3 28 Defisit14 SH 34 55,8 98 Sedang 58 102 Baik 335,5 34 Defisit 226 23 Defisit 8,9 34 Defisit15 RW 22 65,4 117 Baik 66,7 119 Baik 156,6 16 Defisit 155,1 16 Defisit 10,2 39 Defisit16 NS 29 50,9 91 Sedang 51,4 92 Sedang 178,4 18 Defisit 179 18 Defisit 7,7 30 Defisit17 EY 28 62,1 111 Baik 70,9 127 Baik 166,5 17 Defisit 162,5 16 Defisit 13,1 50 Defisit18 SY 32 73,4 129 Baik 78,2 137 Baik 423 42 Defisit 426,6 43 Defisit 14,9 57 Defisit19 NH 24 53,5 96 Sedang 56,9 102 Baik 367,5 37 Defisit 368 37 Defisit 11,9 46 Defisit20 RB 32 60 105 Baik 66,4 116 Baik 228,1 23 Defisit 230,9 23 Defisit 12,8 49 Defisit21 LN 31 63,7 112 Baik 60,4 106 Baik 190,8 19 Defisit 194,1 19 Defisit 9,7 37 Defisit22 SH 35 66,9 117 Baik 75,3 132 Baik 165,3 17 Defisit 167,4 17 Defisit 10,4 40 Defisit23 MS 35 70,9 124 Baik 78 137 Baik 256,9 26 Defisit 260,9 26 Defisit 14,1 54 Defisit24 AS 33 59 104 Baik 68,1 119 Baik 222,4 22 Defisit 250,6 25 Defisit 11,5 44 Defisit25 ST 29 56,5 101 Baik 58,9 105 Baik 290,8 29 Defisit 281,4 28 Defisit 11,2 43 Defisit26 EB 28 55,8 100 Baik 57,9 103 Baik 210,6 21 Defisit 213,8 21 Defisit 9,6 37 Defisit27 SS 32 67 118 Baik 74,7 131 Baik 250,3 25 Defisit 289 29 Defisit 12,3 47 Defisit28 YS 34 65 114 Baik 69 121 Baik 279 28 Defisit 292,5 29 Defisit 12,1 47 Defisit29 SA 31 62,9 110 Baik 60,1 105 Baik 234,1 23 Defisit 257,8 26 Defisit 11,8 45 Defisit30 MD 35 59 104 Baik 68,4 120 Baik 340,2 34 Defisit 280,9 28 Defisit 11,5 44 Defisit

Master Tabel Asupan Protein, Kalsium, Zat Besi dan Asam Folat

Page 81: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

Zat Besi 2 % Kategori B9 1 % Kategori B9 2 % Kategori13,7 53 Defisit 182,3 46 Defisit 228,1 57 Defisit

8,4 32 Defisit 96,8 24 Defisit 251,6 63 Defisit10,9 42 Defisit 97,2 24 Defisit 131,1 33 Defisit11,3 43 Defisit 167,1 42 Defisit 155,6 39 Defisit12,6 48 Defisit 193,4 48 Defisit 192,1 48 Defisit13,6 52 Defisit 163,5 41 Defisit 188,1 47 Defisit12,8 49 Defisit 189,4 47 Defisit 204,2 51 Defisit10,1 39 Defisit 194,5 49 Defisit 224 56 Defisit11,7 45 Defisit 183,4 46 Defisit 196,5 49 Defisit10,7 41 Defisit 196,7 49 Defisit 188,6 47 Defisit10,9 42 Defisit 169,6 42 Defisit 156,9 39 Defisit11,3 43 Defisit 156,9 39 Defisit 147,2 37 Defisit12,8 49 Defisit 124,5 31 Defisit 104,5 26 Defisit

9,6 37 Defisit 156,5 39 Defisit 156,5 39 Defisit10,7 41 Defisit 169 42 Defisit 158,2 40 Defisit10,5 40 Defisit 198,5 50 Defisit 188,1 47 Defisit14,8 57 Defisit 212,6 53 Defisit 213,4 53 Defisit16,3 63 Defisit 178,6 45 Defisit 188,1 47 Defisit11,7 45 Defisit 223 56 Defisit 219,3 55 Defisit13,6 52 Defisit 196,7 49 Defisit 199 50 Defisit11,3 43 Defisit 169,1 42 Defisit 170,4 43 Defisit10,8 42 Defisit 173,3 43 Defisit 187 47 Defisit14,9 57 Defisit 221,6 55 Defisit 218,9 55 Defisit

12 46 Defisit 245,6 61 Defisit 240,1 60 Defisit11,7 45 Defisit 167,7 42 Defisit 166 42 Defisit12,4 48 Defisit 150,4 38 Defisit 152,5 38 Defisit14,6 56 Defisit 145,6 36 Defisit 156,2 39 Defisit15,8 61 Defisit 179,6 45 Defisit 180,3 45 Defisit13,2 51 Defisit 169,2 42 Defisit 170,1 43 Defisit12,1 47 Defisit 190,4 48 Defisit 186,9 47 Defisit

Master Tabel Asupan Protein, Kalsium, Zat Besi dan Asam Folat

Page 82: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P101 RN 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 3 302 SU 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 3 303 HM 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 4 404 JT 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 6 605 NA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 806 SS 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 7 707 SY 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 808 SIS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1009 SH 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 70

10 RM 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 5 5011 YN 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 7012 LS 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 8013 NI 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 4 4014 SH 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 8015 RW 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 7016 NS 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 7017 EY 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 8018 SY 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 9019 NH 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 7020 RB 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 7 7021 LN 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 4 4022 SH 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 7023 MS 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 5 5024 AS 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 5 5025 ST 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 4 4026 EB 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 4 4027 SS 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 5 5028 YS 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 8029 SA 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 8030 MD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90

13 14 24 24 24 21 21 19 17 1543,3 46,67 80 80 80 70 70 63,3 56,7 50

%

TABEL PENGETAHUAN DAN SIKAP PRE TEST

TotalNo Nama RespondenPertanyaan Pengetahuan

Page 83: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10Kurang 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 24 60 CukupKurang 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 27 67,5 CukupKurang 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 32 80 BaikCukup 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 36 90 BaikBaik 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 34 85 BaikCukup 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 72,5 CukupBaik 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 32 80 BaikBaik 3 4 3 2 4 4 4 3 3 1 31 77,5 BaikCukup 1 3 2 3 4 3 3 2 2 2 25 62,5 CukupKurang 2 3 3 2 4 3 3 2 3 2 27 67,5 CukupCukup 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 29 72,5 CukupBaik 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 72,5 CukupKurang 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 25 62,5 CukupBaik 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 29 72,5 CukupCukup 2 4 2 3 4 4 4 2 3 4 32 80 BaikCukup 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 36 90 BaikBaik 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 28 70 CukupBaik 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 34 85 BaikCukup 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75 CukupCukup 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 31 77,5 BaikKurang 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 35 87,5 BaikCukup 3 4 3 2 4 4 4 3 3 2 32 80 BaikKurang 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 30 75 CukupKurang 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 32 80 BaikKurang 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 33 82,5 BaikKurang 4 4 2 2 3 2 3 3 1 3 27 67,5 KurangKurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75 CukupBaik 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 72,5 CukupBaik 3 4 4 3 3 3 2 3 4 2 31 77,5 BaikBaik 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4 34 85 Baik

90 101 84 85 101 99 98 86 92 7775 84,2 70 70,8 84,2 82,5 81,7 71,7 76,7 64,167

Kategori % Kategori

TABEL PENGETAHUAN DAN SIKAP PRE TESTPertanyaan Sikap

Total

Page 84: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P101 RN 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 92 SU 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 83 HM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 104 JT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 105 NA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 106 SS 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 77 SY 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 108 SIS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 109 SH 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7

10 RM 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 811 YN 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 912 LS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1013 NI 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 614 SH 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 915 RW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1016 NS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1017 EY 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1018 SY 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1019 NH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1020 RB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 921 LN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1022 SH 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 923 MS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 824 AS 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 825 ST 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 926 EB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1027 SS 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 828 YS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1029 SA 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 930 MD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

29 29 28 29 28 29 28 25 24 2496,7 96,7 93,33 96,7 93,33 96,7 93,33 83,33 80 80

TABEL PENGETAHUAN DAN SIKAP POST TEST

No Nama RespondenPertanyaan Pengetahuan

Total

Page 85: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P1090 Baik 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 34 8580 Baik 3 4 2 2 4 4 3 3 3 3 31 77,5

100 Baik 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 38 95100 Baik 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 36 90100 Baik 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 34 85

70 Cukup 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75100 Baik 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 35 87,5100 Baik 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 35 87,5

70 Cukup 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 25 62,580 Baik 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 30 7590 Baik 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 77,5

100 Baik 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 7560 Cukup 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 33 82,590 Baik 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 35 87,5

100 Baik 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75100 Baik 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 38 95100 Baik 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31 77,5100 Baik 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 97,5100 Baik 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 34 85

90 Baik 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 32 80100 Baik 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 36 90

90 Baik 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 36 9080 Baik 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 36 9080 Baik 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 33 82,590 Baik 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 36 90

100 Baik 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 35 87,580 Baik 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 36 90

100 Baik 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 36 9090 Baik 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 33 82,5

100 Baik 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 34 85101 107 95 107 109 103 102 92 102 94

84,2 89,2 79,17 89,2 90,8 85,8 85 76,67 85 78,33

%

TABEL PENGETAHUAN DAN SIKAP POST TEST

% KategoriPertanyaan Sikap

Total

Page 86: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

BaikBaikBaikBaikBaikCukupBaikBaikCukupCukupBaikCukupBaikBaikCukupBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaikBaik

Kategori

TABEL PENGETAHUAN DAN SIKAP POST TEST

Page 87: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

Lampiran 5

No Nama Responden Tanggal Lahir Umur Pekerjaan Pendidikan Pengetahuan 1 Kategori1 RN 10/10/1987 30 IRT SD 30 Kurang2 SU 09/11/1999 18 IRT SD 30 Kurang3 HM 27/03/1982 32 Guru SMA 40 Kurang4 JT 01/06/1990 27 Guru S1 60 Cukup5 NA 01/01/1990 28 IRT SMA 80 Baik6 SS 01/05/1985 33 IRT SMP 70 Cukup7 SY 15/02/1991 27 IRT SMP 80 Baik8 SIS 21/01/1999 19 IRT SMP 100 Baik9 SH 21/01/1987 31 IRT SD 70 Cukup

10 RM 03/04/1978 31 IRT SD 50 Kurang11 YN 12/12/1982 35 IRT SMP 70 Cukup12 LS 16/07/1982 35 IRT SMA 80 Baik13 NI 10/01/1989 29 IRT SMP 40 Kurang14 SH 30/06/1983 34 Peg.Swasta SMA 80 Baik15 RW 10/10/1995 22 IRT SMA 70 Cukup16 NS 20/03/1989 29 IRT SMA 70 Cukup17 EY 24/07/1989 28 IRT SMP 80 Baik18 SY 01/05/1986 32 IRT SD 90 Baik19 NH 05/12/1993 24 IRT SMA 70 Cukup20 RB 15/08/1985 32 IRT SMP 70 Cukup21 LN 23/11/1986 31 IRT SD 40 Kurang22 SH 15/06/1982 35 Wiraswasta SMA 70 Cukup23 MS 25/02/1983 35 IRT SD 50 Kurang24 AS 05/04/1985 33 IRT SMP 50 Kurang25 ST 10/10/1988 29 IRT SD 40 Kurang26 EB 10/10/1989 28 PNS S1 40 Kurang27 SS 18/02/1986 32 IRT SD 50 Kurang28 YS 08/07/1983 34 IRT SMA 80 Baik29 SA 23/12/1987 31 IRT SMP 80 Baik30 MD 10/03/1983 35 Buruh SMA 90 Baik

rata - rata 64

Master Tabel Pengetahuan, Sikap dan Pengukuran Antropometri

Page 88: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

Sikap 1 Kategori Pengetahuan 2 Kategori Sikap 2 Kategori BB 1 TB 1 IMT 160 Cukup 90 Baik 85 Baik 74 147 34,267 Cukup 80 Baik 77,5 Baik 41,6 159,6 16,380 Baik 100 Baik 95 Baik 45,2 145 21,590 Baik 100 Baik 90 Baik 52,2 153 22,385 Baik 100 Baik 85 Baik 42,8 154,8 17,970 Cukup 70 Cukup 75 Cukup 52,7 148 24,180 Baik 100 Baik 87,5 Baik 47 149 21,277 Baik 100 Baik 87,5 Baik 45 150 20,062 Cukup 70 Cukup 62,5 Cukup 65 165 23,968 Cukup 80 Baik 75 Cukup 50 161 19,372 Cukup 90 Baik 77,5 Baik 43,7 151 19,272 Cukup 100 Baik 75 Cukup 70 153 29,963 Cukup 60 Cukup 82,5 Baik 43 143 21,073 Cukup 90 Baik 87,5 Baik 69,9 159 27,680 Baik 100 Baik 75 Cukup 54,5 155,5 22,590 Baik 100 Baik 95 Baik 58,6 153,5 24,970 Cukup 100 Baik 77,5 Baik 47,8 163 18,085 Baik 100 Baik 97,5 Baik 47,9 153 20,575 Cukup 100 Baik 85 Baik 70 152 30,378 Baik 90 Baik 80 Baik 69 150 30,785 Baik 100 Baik 90 Baik 63,2 160 24,780 Baik 90 Baik 90 Baik 100,8 153 43,175 Cukup 80 Baik 90 Baik 73 150 32,480 Baik 80 Baik 82,5 Baik 47,8 150 21,283 Baik 90 Baik 90 Baik 78,5 158 31,468 Kurang 100 Baik 87,5 Baik 81 168 28,775 Cukup 80 Baik 90 Baik 44,6 155 18,673 Cukup 100 Baik 90 Baik 57,1 153 24,477 Baik 90 Baik 82,5 Baik 73,9 152 32,085 Baik 100 Baik 85 Baik 67 158,5 26,7

75,8 91 84,3

Master Tabel Pengetahuan, Sikap dan Pengukuran Antropometri

Page 89: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

Kategori BB 2 TB 2 IMT 2 KategoriObesitas 75 147 34,7 Obesitas 1,47 2,1609Kurus 43,4 159,6 17,0 Kurus 1,60 2,5472Normal 45 145 21,4 Normal 1,45 2,1025Normal 53,5 153 22,9 Normal 1,53 2,3409Kurus 43,5 154,8 18,2 Kurus 1,55 2,3963Normal 54 148 24,7 Normal 1,48 2,1904Normal 47 149 21,2 Normal 1,49 2,2201Normal 45,5 150 20,2 Normal 1,50 2,25Normal 66,7 165 24,5 Normal 1,65 2,7225Normal 52 161 20,1 Normal 1,61 2,5921Normal 44 151 19,3 Normal 1,51 2,2801Obesitas 69 153 29,5 Obesitas 1,53 2,3409Normal 42 143 20,5 Normal 1,43 2,0449Obesitas 69 159 27,3 Obesitas 1,59 2,5281Normal 54 155,5 22,3 Normal 1,56 2,418Normal 57,5 153,5 24,4 Normal 1,54 2,3562Kurus 50,5 163 19,0 Normal 1,63 2,6569Normal 47,5 153 20,3 Normal 1,53 2,3409Obesitas 70,2 152 30,4 Obesitas 1,52 2,3104Obesitas 69,5 150 30,9 Obesitas 1,50 2,25Normal 63,4 160 24,8 Normal 1,60 2,56Obesitas 98,5 153 42,1 Obesitas 1,53 2,3409Obesitas 73 150 32,4 Obesitas 1,50 2,25Normal 48,3 150 21,5 Normal 1,50 2,25Obesitas 78 158 31,2 Obesitas 1,58 2,4964Obesitas 81 168 28,7 Obesitas 1,68 2,8224Normal 46,5 155 19,4 Normal 1,55 2,4025Normal 57 153 24,3 Normal 1,53 2,3409Obesitas 73,6 152 31,9 Obesitas 1,52 2,3104Overweight 65,7 158,5 26,2 Overweight 1,59 2,5122

Master Tabel Pengetahuan, Sikap dan Pengukuran Antropometri

Page 90: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

67

Lampiran 2

OUT PUT SPSS

1. Uji Normalitas a. Pengetahuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pengetahuan Pre Test .223 30 .001 .925 30 .037

Pengetahuan Post Test .288 30 .000 .787 30 .000

Lilliefors Significance Correction

b. Sikap

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Sikap Pre Test .093 30 .200* .973 30 .625

Sikap Post Test .135 30 .171 .940 30 .093

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

c. Status Gizi IMT

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

IMT_1 .134 30 .175 .926 30 .039

IMT_2 .150 30 .083 .922 30 .030

a. Lilliefors Significance Correction

Page 91: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

68

d. Protein

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Protein_1 .138 30 .148 .953 30 .200

Protein_2 .128 30 .200* .971 30 .576

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

e. Kalsium

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kalsium_1 .086 30 .200* .983 30 .893

Kalsium_2 .140 30 .135 .930 30 .050

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

f. Zat Besi

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

ZatBesi_1 .086 30 .200* .987 30 .971

ZatBesi_2 .112 30 .200* .974 30 .668

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

g. Asam Folat

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

B9_1 .135 30 .168 .942 30 .100

B9_2 .102 30 .200* .983 30 .898

a. Lilliefors Significance Correction

Page 92: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

69

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

B9_1 .135 30 .168 .942 30 .100

B9_2 .102 30 .200* .983 30 .898

*. This is a lower bound of the true significance.

2. Pengaruh Konseling terhadap Pengetahuan

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Pengetahuan Post Test -

Pengetahuan Pre Test

Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 27b 14.00 378.00

Ties 3c

Total 30

Test Statisticsb

Pengetahuan Post Test -

Pengetahuan Pre Test

Z -4.573a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

3. Pengaruh Konseling terhadap Sikap

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sikap Pre Test 30.43 30 3.181 .581

Sikap Post Test 33.73 30 3.028 .553

Page 93: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

70

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Sikap Pre Test & Sikap Post

Test 30 .571 .001

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Sikap Pre Test -

Sikap Post Test -3.300 2.879 .526 -4.375 -2.225 -6.279 29 .000

4. Pengaruh Konseling Terhadap Status Gizi

IMT

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

IMT_2 - IMT_1 Negative Ranks 11a 11.55 127.00

Positive Ranks 16b 15.69 251.00

Ties 3c

Total 30

Test Statisticsb

IMT_2 - IMT_1

Z -1.494a

Asymp. Sig. (2-tailed) .135

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 94: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

71

5. Pengaruh Konseling Terhadap Protein

Paired Samples Test

Paired Differences

t Df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Protein_1

-

Protein_2

-6.0800 6.8872 1.2574 -8.6517 -3.5083 -4.835 29 .000

6. Pengaruh Konseling Terhadap Kalsium

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Kalsium_

1 -

Kalsium_

2

7.4267 66.9588 12.2250 -17.5762 32.4295 .608 29 .548

7. Pengaruh Konseling Terhadap Zat Besi

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Std. Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 ZatBesi_1 -

ZatBesi_2 -1.9533 1.3821 .2523 -2.4694 -1.4373 -7.741 29 .000

Page 95: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

72

8. Pengaruh Konseling Terhadap Asam Folat

Paired Samples Test

Paired Differences

T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 B9_1 -

B9_2 -9.0233 31.1965 5.6957 -20.6723 2.6256 -1.584 29 .124

Page 96: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

73

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI TERHADAP ASUPAN PROTEIN, KALSIUM, ZAT BESI, ASAM FOLAT

DAN STATUS GIZI PADA WANITA USIA SUBUR WANITA DI KELURAHAN PALUH KEMIRI

Identitas Sampel

Hari/Tgl Pengukuran : /

No.Responden :

Nama Responden :

Tempat/Tgl Lahir : /

Umur : tahun

Alamat :

No.Hp :

Pekerjaan :

1. PNS 3. Pegawai Swasta 5. Petani

2. IRT 4. Wiraswasta 6. Dll :

Pendidikan terakhir :

1. SD 3. SMA 5. D3 7. S2

2. SMP 4. D1 6. DIV/S1

Page 97: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

74

1. Hasil Pengukuran

Berat Badan : kg

Tinggi Badan : cm

IMT : kg/m2

2. Kuesioner Pengetahuan

1. Apa yang dimaksud dengan Prakonsepsi?

a. Masa kehamilan

b. Masa sebelum kehamilan

c. Masa setelah kehamilan

2. Berapa lama rentang waktu masa prakonsepsi?

a. 1 – 3 bulan

b. 3 – 6 bulan

c. 6 – 9 bulan

3. Menurut anda bahan apa yang menjadi sumber zat besi?

a. Ayam, daging, sayuran berwarna hijau, dan kacang –

kacangan

b. Beras merah, pepaya, wortel, mangga dan keju

c. Wortel, susu, keju, pepaya, anggur, dan durian

4. Menurut anda bahan makanan apa yang menjadi sumber kalsium?

a. Kentang, singkong, susu

b. Susu, kacang – kacangan, ikan

c. Kentang, susu, kacang - kacangan

5. Apa yang disebut dengan makanan sehat?

a. Semua makanan yang enak dan menarik

b. Semua makanan yang awet/tahan lama jika disimpan

c. Semua makanan yang mengandung gizi dan manfaat bagi

tubuh

6. Apa yang dimaksud dengan menu seimbang

a. Makanan beraneka ragam yang terdiri dari karbohidrat, protein

hewani, protein nabati, sayur, dan buah

b. Makan beraneka ragam makanan yang hangat, dingin dan

Page 98: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

75

panas

c. Menu yang seimbang antara hewani dan nabati

7. Bagaimanakah yang dikatakan dengan makanan yang tidak

mengandung variasi nutrisi?

a. Makanan yang kaya kalori akan tetapi kurang protein, vitamin

dan mineral

b. Makanan yang cukup protein, vitamin dan mineral

c. Makanan yang cukup kalori, protein, vitamin, dan mineral

8. Menurut anda mengapa wanita prakonsepsi harus mengurangi

makanan dan minuman seperti coklat dan kopi?

a. Karena ketagihan

b. Karena mengandung kafein

c. Karena berwarna pekat

9. Menurut anda berapa porsi anjuran konsumsi sayuran bagi wanita

prakonsepsi perhari?

a. 1 porsi

b. 2 porsi

c. 3 porsi

10. Menurut anda berapa gram 1 porsi nasi ?

a. 100 gr

b. 150 gr

c. 200 gr

Page 99: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

76

3. Sikap

Petunjuk pengisian : Berilah tanda checklist (√) pada pernyataan

dibawah ini dengan memilih Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju

(TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).

No Pernyataan SS S TS STS

1 Makanan yang sehat dan bergizi itu harganya

mahal

2 Meningkatkan makan sayur dan buah –

buahan menjadikan saya merasa lebih baik,

dan juga lebih menyehatkan

3 Sulit bagi saya untuk mengkonsumsi makanan

yang banyak mengandung asam folat (Seperti

: sayuran hijau, hati, daging, serealia utuh, biji

– bijian, kacang – kacangan, dan jeruk)

4 Makanan tinggi asam folat, dan zat besi pada

saat sebelum hamil, dapat menghindarkan dan

melahirkan bayi yang cacat

5 Makanan yang dikonsumsi tiap hari harus yang

mempunyai nilai gizi

6 Membaca kandungan label makanan harus

dilakukan, saat membeli makanan di

toko/warung

7 Makanan tiap hari harus mengandung kalori,

protein, buah dan sayur

8 Tidak bermasalah buat kesehatan saya,

maupun bayi saya, jika kurang mengkonsumsi

kalsium, asam folat dan zat besi

9 Asap rokok dari orang lain yang dihirup baik di

rumah atau diluar tidak akan mengganggu

janin

10 Minum teh dan kopi boleh diminum tiap hari

dan baik sekali diminum setelah makan

Page 100: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

77

Lampiran 4

Formulir Food Recall 1 x 24 Jam (Sebelum)

Nama : Tanggal :

Umur : tahun Hari : I / II

Waktu Makan

Hidangan Bahan Makanan Jumlah

URT Gram

Pagi

Selingan

Siang

Selingan

Malam

Selingan

Page 101: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

78

Formulir Food Recall 1 x 24 Jam (Sebelum)

Nama : Tanggal :

Umur : tahun Hari : I / II

Waktu Makan

Hidangan Bahan Makanan Jumlah

URT Gram

Pagi

Selingan

Siang

Selingan

Malam

Selingan

Page 102: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

79

Formulir Food Recall 1 x 24 Jam (Sesudah)

Nama : Tanggal :

Umur : tahun Hari : I / II

Waktu Makan

Hidangan Bahan Makanan Jumlah

URT Gram

Pagi

Selingan

Siang

Selingan

Malam

Selingan

Page 103: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

80

Formulir Food Recall 1 x 24 Jam (Sesudah)

Nama : Tanggal :

Umur : tahun Hari : I / II

Waktu Makan

Hidangan Bahan Makanan Jumlah

URT Gram

Pagi

Selingan

Siang

Selingan

Malam

Selingan

Page 104: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

81

Lampiran 5

MATERI KONSELING I – IV

Materi I : Pentingnya Gizi Prakonsepsi

Masa prakonsepsi adalah masa dimana sebelum terjadinya

kehamilan, yakni pada masa kanak – kanak, remaja, dan dewasa. Pada

masa ini, calon ibu perlu menyiapkan diri agar pada masa kehamilan,

persalinan, dan bayi yang lahir nantinya dalam keadaan sehat. Oleh

karena itu, persiapan pernikahan untuk melahirkan generasi yang lebih

baik seharusnya mulai dilakukan jauh sebelum masa ini.

Gizi prakonsepsi yang cukup akan mendukung kelahiran bayi yang

sehat dan menurunkan resiko kesakitan pada bayi, menunjang fungsi

optimal dari alat – alat reproduksi dan meningkatkan produksi sel telur dan

spermayang berkualitas. Gizi optimal pada masa prakonsepsi dan juga

berperan sangat sangat penting dalam proses pembuahan dan kehamilan.

Kecukupan gizi ibu hamil akan mempengaruhi kondisi janin dalam tubuh

kembangnya selama kehamilan. Kekurangan gizi pada masa kehamilan

akan menyebabkan ibu kekurangan gizi dan berdampak janin yang

dikandungnya juga mengalami kekurangan gizi.

Janin yang kekurangan gizi dapat menyebabkan kondisi bayi berat

lahir rendah (BBLR) yang lebih rentan terhadap infeksi dan bayi prematur.

Bayi dengan kondisi kekurangan gizi apabila asupan gizinya tidak

diperbaiki akan tumbuh dan berkembang menjadi anak dan remaja yang

kekurangan gizi. Kondisi ini akan terus berlangsung sampai dewasa.

Siklus ini tidak akan berhenti apabila tidak ada perbaikan status gizi pada

masa prakonsepsi.

Page 105: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

82

Materi II : Kebutuhan Gizi pada Masa Prakonsepsi

Gizi yang mempengaruhi prakonsepsi adalah karbohidarat, lemak,

protein,asam folat, vitamin A, E, dan B12, mineral, zinc, besi, kalsium, dan

omega-3. Asupan gizi yang cukup dan status gizi yang baik dari ibu

penting untuk perkembangan optimal janin. Diet bervariasi sehat adalah

penting sebelum pembuahan dan selama kehamilan.

Pola diet yang dianjurkan pada masa prakonsepsi terdiri atas

karbohidrat kompleks (nasi, kentang, roti), sayuran, dan buah, protein

hewani (ikan, unggas, daging, telur, susu, keju, protein nabati (kacang –

kacangan dan hasil olahannya, seperti tahu, tempe, oncom). Makanan

dan minuman yang tinggi lemak dan gula hanya dikonsumsi dalam jumlah

terbatas.

Berikut pola makan yang disarankan pada wanita prakonsepsi untuk

mengonsumsi dalam jumlah yang mencukupi :

1. Protein

Berdasarkan sumbernya protein dibagi menjadi dua yaitu protein

hewani dan protein nabati. Sumber Protein hewani berasal dari telur,

susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati berasal

dari kacang kedelai dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe, serta

kacang – kacangan lainnya. Angka Kecukupan Protein menurut AKG

2013

Protein memiliki fungsi yang sangat penting dalam tubuh,

diantaranya:

a. Memperbaiki protein jaringan tubuh yang aus terpakai (proses

katabolisme).

b. Memperbaiki protein jaringan tubuh yang aus terpakai (proses

katabolisme).

c. Membangun jaringan baru (anabolisme) terutama pada periode

pertumbuhan, seperti pada bayi dan balita, anak – anak, remaja,

dan pada kehamilan.

Page 106: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

83

d. Berperan dalam berbagai metabolisme dalam tubuh sebagai

komponen enzim dan hormon.

e. Berperan dalam transport zat gizi, misalnya lipoprotein berperan

dalam transport trigleserida, kolesterol, fosfolipida, dan vitamin larut

lemak.

f. Membantu pembentukan antibodi yang akan melawan bibit

penyakit yang masuk ke dalam tubuh.

2. Asam folat (B9)

Asam folat sangat berperan pada masa pembuahan dan kehamilan

trimester pertama. Kecukupan nutrisi asam folat dapat mengurangi resiko

bayi lahir kecatatan sistem saraf dengan neural tube defect (NTD).Folat

terutama terdapat didalam sayuran hijau, hati, daging, serealia utuh, biji –

bijian, kacang – kacangan, dan jeruk. Karena asam folat mudah rusak

pada pemanasan, dianjurkan tiap hari makan buah dan sayur mentah,

atau sayur yang dimasak tidak terlalu matang. Angka kecukupan folat bagi

wanita usia subur adalah 400 mcg

3. Zat besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, dengan

menunjukkan gejala lelah, sulit konsentrasi dan gampang infeksi. Fe

sangat penting bagi calon ibu untuk memperlancar ovulasi dan menurangi

resiko ibu hamil mengalami anemia gizi besi yang dapat membahayakan

kandungannya. Makanan sumber fe, seperti hati, daging merah, kuning

telur, jeruk dan sayuran hijau. Konsumsi vitamin C akan meningkatkan

penyerapan zat besi. Adapun adanya serat pangan, asam fitat, asam

oksalat, minuman berkarbonasi, teh, dan kopi dapat menurunkan

penyerapan zat besi. Menurut AKG 2013 angka kecukupan zat besi pada

wanita subur adalah sebanyak 26 mg/hari.

4. Kalsium

Sumber kalsium yang baik adalah bahan pangan hewani seperti susu,

keju, dan sejenisnya. Kalsium juga terdapat pada kacang kacangan, roti,

ikan, dan sebagainya. Asupan yang cukup untuk remaja dan dewasa

adalah 1000 – 1200 mg perhari. Peningkatan kebutuhan terjadi pada

Page 107: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

84

pertumbuhan, kehamilan, menyusui, defesiensi kalsium dan tingkat

aktivitas fisik meningkatkan densitas tulang.Kalsium juga dikaitkan dengan

kesehatan reproduksi, utamanya pre –eklampsia/eklampsia, berat badan

lahir rendah, serta kelahiran prematur. Kalsium juga meningkatkan pH

tubuh, yang menguntungkan bagi sperma dan telur sudah dibuahi.

Materi III : Gaya hidup dan Asupan Gizi Prakonsepsi

Untuk memastikan perkembangan optimal janin, beberapa perubahan diet

dan gaya hidup yang diperlukan sebelum masa konsepsi, diantaranya :

1. Menghindari konsumsi makanan yang tidak mengandung variasi

nutrisi serta gizi yang cukup dan seimbang. Misalnya, makanan

yang kaya kalori, tetapi kurang protein, mineral, dan vitamin, seperti

fastfood (burger, ayam goreng,kentang goreng, dll).

2. Menu seimbang yang beraneka ragam terdiri dari, karbohidrat,

protein hewani, protein nabati, sayur, dan buah

3. Menghindari makan/minum berlebihan satu jenis

makanan/minuman tertentu.

4. Sebaiknya menurangi konsumsi makanan olahan yang diawetkan,

seperti pewarna, atau zat lainnya kurang mendukung tubuh untuk

meregenerasi sel sel tubuh terutama kualitas sel telur dengan baik.

5. Mengurangi atau menghindari minuman yang mengandung kafein,

seperti : kopi, teh, kola, dan coklat. Hasil risetmenunjukkan lebih

dari 200 – 300 mg kafein per hari dapat menurunkan fertilitas 27%.

6. Menghentikan konsumsi pemanis buatan, alkohol, obat penenang,

sigaret, dan semua yang berpotensi membahayakan.

Page 108: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

85

Materi IV : Pengaturan Makanan Sehari Untuk Wanita Prakonsepsi

Bahan

Makanan

Umur 16-18 tahun

2125 kkal

Umur 19-29 tahun

2250 kkal

Umur 30-49 tahun

2125 kkal

Nasi 5 p 5 p 4 ½ p

Sayuran 3 p 3 p 3 p

Buah 4 p 5 p 5 p

Tempe 3 p 3 p 3 p

Daging 3 p 3 p 3 p

Minyak 5 p 5 p 6 p

Gula 2 p 2 p 2 p

Keterangan :

1. Nasi 1 porsi : ¾ gelas : 100 gr : 175 kkal

2. Sayuran 1 porsi : 1 gelas : 100 gr : 25 kkal

3. Buah 1 porsi : 1 buah pisang ambon : 50 gr : 50 kkal

4. Tempe 1 porsi : 2 potong sedang : 50 gr : 80 kkal

5. Daging 1 porsi : 1 potong sedang : 35 gr : 50 kkal

6. Minyak 1 porsi : 1 sdt : 5 gr : 50 kkal

7. Gula 1 porsi: 1 sdm : 20 gr : 50 kkal

Page 109: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

86

Lampiran 6

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI SUBJEK PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan di bawahini :

Nama :

Usia :

Alamat :

Telp/HP :

Bersedia dan mau berpartisipasi menjadi sampel penelitian dengan

judul “ Pengaruh Konseling Gizi Terhadap Asupan Protein, Kalsium,

Zat Besi, Asam Folat Dan Status Gizi Pada Wanita Usia Subur

Prakonsepsi ” yang akandilakukanoleh:

Nama : Khairun nisa

Alamat : Jln. Masjid, Jati Sari

Instansi : Politekkes Kemenkes Medan Jurusan Gizi

No Hp : 0823 6192 6655

Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat dengan

sesungguhnya tanpa paksaan dari siapapun.

Lubuk Pakam,.......................2018

Mengetahui,

Peneliti Sampel

(Khairun nisa) ( )

Page 110: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

87

Lampiran 7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : Khairun Nisa

Tempat/Tanggal Lahir : Aceh Tengah, 15 Maret 1996

Alamat Rumah : Jl. Bireuen – Tekengon, Simpang Teritit, Aceh

No Handphone : 082361926655

Riwayat Pendidikan : 1. SDN 1 Gegerung

2. MTsS Al-Zahrah

3. MAS Al-Zahrah

4. Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Gizi

Hobby : Traveling

Motto : Your time is limited

Page 111: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

88

Lampiran 8

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Khairun Nisa

NIM : P01031214030

Menyatakan bahwa data penelitian yang terdapat di Skripsi saya adalah

benar saya ambil dan bila tidak saya bersedia mengikuti ujian ulang (ujian

utama saya dibatalkan).

Yang Membuat Pernyataan

(Khairun Nisa)

Page 112: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

89

Lampiran 9

Bukti Bimbingan Skripsi

Judul : Pengaruh Konseling mengenai Gizi

Prakonsepsi terhadap Asupan Protein,

Kalsium, Zat Besi, Asam Folat dan Status

Gizi pada Wanita Usia Subur (WUS) di

Kelurahan Paluh Kemiri

Nama : Khairun Nisa

Nomor Induk Mahasiswa : P01031214030

Program Studi : Diploma IV

Dosen Pembimbing

: Yenni Zuraidah, SP. M.Kes

No Tanggal Judul/Topik Bimbingan TTD

Mahasiswa

TTD Dosen

Pembimbing

1 02 Okt

2017

Mendiskusikan tentang

masalah yang ada di bidang gizi masyarakat.

2 03 Okt 2017

Menentukan judul dari topik topik yang dibahas

sebelumnya.

3 05 Okt 2017

Penulisan Bab I dan Bab II

4 13 Okt 2015

Perbaikan Bab I dan Bab II

5 16 Okt

2017

Penulisan Bab III

6 24 Okt 2017

Perbaikan Bab I, Bab II, dan Bab III

7 26 Okt

2017

Mendiskusikan materi

konseling

8 27 Okt 2017

Penyusunan daftar pustaka serta melengkapi lampiran-

lampiran usulan penelitian

9 01 Nov 2017

Fix proposal

Page 113: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

90

10 03 Agt 2018

Menambah pembahasan di Bab IV

11 06 Agt 2018

Menambah kekurangan dari pembaghasan dan

memperbaiki

12 07 Agt 2018

Perbaikan di hasil dan pembahasan

13 08 Agt

2018

Mendapat tanda tangan

pembimbing

Page 114: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

91

Lampiran 11

Dokumentasi

Page 115: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

92

Page 116: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

PENGATURAN MAKANAN SEHARI UNTUKWANITA PRAKONSEPSI

GAYA HIDUP DAN ASUPAN GIZIPRAKONSEPSI

1. Menghindari konsumsi makanan yang

tidak mengandung variasi nutrisi serta

gizi yang cukup dan seimbang.

2. Menu seimbang yang beraneka ragam

terdiri dari, karbohidrat, protein hewani,

protein nabati, sayur, dan buah.

3. Menghindari makan/minum berlebihan

satu jenis makanan/minuman tertentu.

4. Sebaiknya menurangi konsumsi ma-

kanan olahan yang diawetkan

5. Mengurangi atau menghindari minuman

yang mengandung kafein seperti : kopi,

teh, kola, dan coklat.

6. Menghentikan konsumsi pemanis bu-

atan, alkohol, obat penenang, sigaret.

Kementrian Kesehatan Republik IndonesiaPoliteknik Kesehatan Medan

Jurusan Gizi2017

BahanMakanan

Umur16-18 thn2125 kkal

Umur19-29 thn2250 kkal

Umur30-49 thn2125 kkal

Nasi 5 p 5 p 4 ½ p

Sayuran 3 p 3 p 3 p

Buah 4 p 5 p 5 p

Tempe 3 p 3 p 3 p

Daging 3 p 3 p 3 p

Minyak 5 p 5 p 6 p

Gula 2 p 2 p 2 p

GIZI

PRAKONSEPSI

Prasyarat gizi sempurnapada masa prakonsepsimerupakan kunci kelahiranbayi normal dan sehat

Page 117: PENGARUH KONSELING MENGENAI GIZI PRAKONSEPSI …

KEBUTUHAN GIZI PADA MASA PRAKONSEPI

Zat Gizi Fungsi Sumber Kebutuhan

Protein -Membangun jaringan baru terutama

pada periode pertumbuhan, seperti

pada bayi dan balita, anak – anak,

remaja, dan pada kehamilan.

-Memperbaiki protein jaringan tubuh

yang aus terpakai

Sumber protein hewani be-

rasal dari telur, susu, daging,

unggas, ikan, dan kerang.

Sumber protein nabati berasal

dari kacang kedelai dan hasil

olahannya seperti tahu dan

tempe, serta kacang – ka-

cangan lainnya.

16 – 18 tahun : 59 gr

19 – 29 tahun : 56 gr

30 – 49 tahun : 57 gr

Kalsium Kalsium dikaitkan dengan kesehatan

reproduksi, utamanya pre–eklampsia/

eklampsia, berat badan lahir rendah,

serta kelahiran prematur. Kalsium ju-

ga meningkatkan pH tubuh, yang

menguntungkan bagi sperma dan te-

lur sudah dibuahi.

Sumber kalsium yang baik

adalah bahan pangan hewani

seperti susu, dan hasil

olahannya, ikan, kacang-

kacangan, dan hasil

olahannya.

16 – 18 tahun : 1200

mg

19 – 29 tahun : 1100

mg

30 – 49 tahun : 1000

mg

Zat Besi Fe sangat penting bagi calon ibu un-

tuk memperlancar ovulasi dan menu-

rangi resiko ibu hamil mengalami ane-

mia gizi besi yang dapat membaha-

yakan kandungannya.

Sumber zat besi adalah ma-

kanan hewani seperti daging,

ayam, ikan, dan telur. Sumber

lainnya yaitu : kacang – ka-

cangan, sayuran hijau dan

beberapa jenis buah.

26 mg/hari.

Asam Folat Asam folat sangat berperan pada ma-

sa pembuahan dan kehamilan tri-

mester pertama. Kecukupan nutrisi

asam folat dapat mengurangi resiko

bayi lahir kecatatan sistem saraf

dengan neural tube defect (NTD).

Folat terutama terdapat dida-

lam sayuran hijau, hati, dag-

ing, serealia utuh, biji – bijian,

kacang – kacangan, dan jeruk.

400 mcg/hari

PENTINGNYA GIZI PRAKONSEPSI

Masa prakonsepsi adalah masa dimana sebelum

terjadinya kehamilan. Status gizi selama 3 sampai 6 bulan

pada masa prakonsepsi akan menentukan kondisi

kesehatan bayi. Gizi Prakonsepsi yang cukup akan men-

dukung kelahiran bayi yang sehat dan menurunkan resiko

kesakitan pada bayi.


Recommended