Transcript
Page 1: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA

OPERASIONAL, DAN INTENSITAS PERSEDIAAN

TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK (STUDI EMPIRIS

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2016-2018)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

Lidya Christianti

1620210040

STIE MULTI DATA PALEMBANG

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PALEMBANG

2020

Page 2: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

iii

STIE MULTI DATA PALEMBANG

Program Studi Akuntansi

Skripsi Sarjana Ekonomi

Semester Gasal tahun 2019/2020

PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA

OPERASIONAL, DAN INTENSITAS PERSEDIAAN

TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK (STUDI EMPIRIS

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2016-2018)

Lidya Christianti

1620210040

Abstrak

Penerimaan pajak di Indonesia mendatangkan hasil yang cukup besar bagi

pelaksanaan pembangunan. Di sisi lain, bagi perusahaan pajak merupakan beban

sehingga perusahaan cenderung agresif terhadap pajak dengan melakukan

penghematan pajak melalui perencanaan pajak. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis pengaruh intensitas aset tetap, biaya operasional, dan intensitas aset

tetap terhadap agresivitas pajak. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2016-2018. Teknik penentuan sampel

yang digunakan adalah metode Purposive Sampling dan jumlah 65 perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa intensitas aset tetap berpengaruh

negatif terhadap agresivitas pajak, biaya operasional tidak berpengaruh terhadap

agresivitas pajak, dan intensitas aset tetap tidak berpengaruh terhadap agresivitas

pajak.

Kata Kunci : agresivitas pajak, intensitas aset tetap, biaya operasional, intensitas

persediaan.

Page 3: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang dan memiliki jumlah

penduduk yang sangat besar dan merupakan negara kepulauan dengan letak

geografis yang cukup strategis, sehingga banyak perusahaan dari dalam

maupun luar negeri yang berdiri di Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan

Indonesia untuk menambah penerimaan dalam sektor pajak,

(Gemilang,2017).

Pajak merupakan suatu tanggung jawab masyarakat yang menjadi

keharusan dan biasanya dibayar masyarakat untuk negara dan subsidinya

akan dipakai untuk keperluan masyarakat umum dan pemerintah, yaitu

misalnya perbaikan jalan raya, pembangunan LRT, dan sebagainya. Pajak

adalah sebuah penghasilan untuk negara, dan sebaliknya untuk perusahaan

pajak diartikan sebagai beban yang menyusutkan laba bersih. Pajak yang

diperkirakan sebagai biaya atau beban dapat sangat menaklukkan beberapa

pihak manajemen perusahaan dalam menaikan atau meningkatkan laba

(profit) .

Secara ekonomis pajak biasanya digunakan untuk pembiayaan

fasilitas di Indonesia yaitu misalnya pembangunan infrastruktur umum,

peningkatan pendidikan, dan serta pembangunan daerah lainnya yang

Page 4: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

2

ditujukan. Di Indonesia, usaha-usaha untuk mendobrak atau mengoptimalkan

penerimaan sektor pajak ini dilakukan melalui usaha intensifikasi dan

ekstensifikasi penerimaan pajak.

Namun demikian usaha untuk mengoptimalkan penerimaan sektor ini

bukan tanpa kendala, dan salah satu kendala dalam mengoptimalkan

penerimaan pajak adalah agresivitas pajak yang sering dilakukan perusahaan.

Di Indonesia juga banyak yang belum mampu membuat pemerintah

merealisasikan penerimaan pajak secara maksimal menimbulkan pertanyaan

apakah banyak perusahaan yang terdapat melakukan tindakan penghindaran

pajak, penggelapan pajak, atau pemungutan pajak yang dilakukan belum bisa

berjalan baik dan tidak maksimal. Penerimaan pajak harus mampu mencapai

tingkat yang maksimal dan bertujuan untuk digunakan pembiayaan belanja

negara. Di Indonesia juga harus bisa mengukur kemampuan suatu perusahaan

yang berguna menghasilkan suatu laba selama dalam jangka waktu tertentu

pada tingkat perusahaan nya dan profitabilitas akan berkembang sewaktu-

waktu pada perusahaan dalam penerimaan pajak.

Pada tahun 2016 Direktorat Jenderal Pajak Kementrian Keuangan

(DJP Kemenkeu) menyatakan sebesar 2.000 perusahaan multinasional yang

beroperasi di Indonesia tidak membayar Pajak Penghasilan (PPh). Praktik

penghindaran pajak ini dilakukan dengan modus transfer pricing atau

mengalihkan keuntungan atau laba kena pajak dari Indonesia ke negara lain.

Sebesar 2.000 perusahaan yang terlibat dalam penghindaran pajak di

karenakan perusahaan sering mengalami kerugian. Ada tiga faktor utama

Page 5: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

3

yaitu. yang pertama, perusahaan tersebut termasuk perusahaan afiliasi yang

pusat perusahaannya berada diluar negeri sehingga sangat sering terjadi

proses transfer pricing. Kedua, ribuan perusahaan multinasional itu banyak

mengalami kerugian sehingga banyak perusahaan yang mendapatkan fasilitas

insentif pajak, seperti tax holiday dan tax allowance saat melakukan

pengunjungan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pada waktu

pengunjungan, perusahaan ini sering menaikkan harga pembelian barang

modalnya sehingga pada insentif pajak habis, sudah terakumulasi pembelian

barang modal yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan tingginya biaya

penyusutan. Ketiga, perusahaan ini sering berganti nama. Dengan Tujuan

untuk bisa mengurangi biaya pajak dan kemudian perusahaan tidak

mengalami kerugian lagi. DJP Kemenkeu telah berkoordinasi dengan BKPM

dan pihak-pihak yang terlibat untuk melakukan pencegahan terhadap praktik

transfer pricing maupun penghindaran pajak. (Sumber:liputan6.com).

Fenomena yang terjadi di Toyota Motor Manufacturing di Indonesia

telah lama diketahui pihak Direktorat Jenderal Pajak. Toyota Motor

Manufacturing menjauhi penyetoran pajaknya dengan transfer pricing.

Transfer pricing yaitu kebijakan dari perusahaan yang sangat sederhana,

perusahaan memindahkan beban keuntungannya dari berbagai negara,

sehingga dapat menetapkan tarif pajak yang lebih ekonomis (tax haven).

Pengalihan beban pajak PT Toyota Motor Manufacturing dilakukan dengan

memanipulasi biaya penjualan diluar tanggung jawab perusahaan tersebut

Page 6: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

4

kepada pihak perusahaan afiliasi yang berada di Singapura. (Kompasiana,

2017).

Direktorat Jenderal Pajak melaksanakan penyidikan atas laporan

keuangan Toyota. Toyata Motor Manufacturing di Indonesia menjual 17.181

unit Fortuner ke Singapura, aparat pajak menyatakan biaya penjualan

Fortuner adalah Rp 161 juta per unit. Pihak Toyota mengklarifikasi semua

barang Fortuner itu dijual 3,49 % sangat ekonomis ketimbang harga terebut.

hal yang serupa juga diperoleh pada pemasaran mobil Innova Diesel dan

Innova bensin, yang perunit tersebut dipasarkan dengan harga ekonomis

sebesar 1,73% dan 5,14 % dari biaya produksi per unit. Toyota Indonesia

menanggung seluruh kerugian dari penjualan mobil-mobil ke Singapura.

Selain fenomena di atas, mengenai penghindaran pajak terjadi pada

PT. Garuda Metalindo dari Neraca Perusahaan terlihat peningkatan jumlah

hutang (bank dan lembaga keuangan). Dalam laporan keuangan nilai utang

bank jangka pendek mencapai Rp. 200 miliar hingga Juni 2016, meningkat

dari akhir Desember 2015 senilai Rp. 48 miliar. Sehingga PT.Garuda

Metalindo memanfaatkan modal yang diperoleh dari pinjaman atau hutang

untuk menghindari pembayaran pajak yang harus ditanggung oleh

perusahaan.

Presiden Direktur Garuda Metalindo Ervin Wijaya mengatakan,

peningkatan nilai utang perusahaan dikarenakan perseroan menyiapkan

setidaknya Rp.350 miliar belanja modal (capital expenditure/capex) hingga

pertengahan tahun depan. Adapun sumber dana akan diambil dari kas internal

Page 7: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

5

perusahaan. Perusahaan tersebut diduga melakukan upaya-upaya

penghindaran pajak, padahal memiliki aktivitas cukup banyak di Indonesia.

Namun, yang menarik dari kasus ini adalah banyak modus mulai dari

administrasi hingga kegiatan yang dilakukan untuk menghindari kewajiban

pajak. Secara badan usaha sudah terdaftar sebagai perseroan terbatas, akan

tetapi dari segi permodalan perusahaan tersebut menggantungkan hidup dari

utang afiliasi. Lantaran modalnya dimasukkan sebagai utang megurangi

pajak, perusahaan ini praktis bisa terhindar dari kewajiban.

(http://investor.id).

Intensitas aset tetap menggambarkan rasio yang menyatakan intensitas

kepemilikan aset tetap pada perusahaan dengan total aset. Kepemilikan aset

tetap yang besar dapat mempengaruhi biaya penyusutan pada aset yang besar

pula, sehingga laba perusahaan berkurang akibat adanya total aset tetap yang

besar. Kemudian tingginya total aset yang ada diperusahaan akan

mewujudkan agresivitas pajak perusahaan. Intensitas kepemilikan aset tetap

bisa mengubah biaya pajak perusahaan sehingga timbulnya beban penyusutan

yang terikat pada aset tetap, (Adisamartha dan Noviari, 2015).

Intensitas aset tetap adalah aset berwujud yang dihasilkan dalam

bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan

dalam operasi perusahaan tidak dimasukkan untuk dijual dalam rangka

kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun

(PSAK No.16 tahun 2007 dalam Waluyo, 2014, h.108). Menurut Mulyani

dalam Purwanti dan Sugiarti (2017), intensitas aset tetap menjelaskan skala

Page 8: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

6

pada aset tetap ditemukan tempat kepada perusahaan untuk meningkatkan

beban yaitu beban penyusutan yang diakibatkan oleh aset tetap sebagai

penyusutan penerimaan, sebaliknya jika aset tetap lebih tinggi bahwa laba

yang dihasilkan akan lebih kecil, akibat adanya beban penyusutan yang ada

pada aset tetap sehingga bisa menyusutkan laba. contoh dari aset tetap berupa

properti, bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, furniture, dan

perlengkapan kantor.

Fenomena kasus yang mengejutkan muncul dari SIM (sistem

informasi manajemen dari perumahan), dimana ada penjualan rumah mewah

seharga Rp. 7,1 miliar di semarang, namun pada akte notaris hanya tertulis

Rp. 940 Juta atau ada selisih harga sebesar Rp. 6,1 miliar atas transaksi ini

ada potensi PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang seharusnya disetor sebesar

10 % dari Rp. 6,1 miliar atau Rp. 610 juta. Selain itu ada PPh (Pajak

Penghasilan) Final sebesar 5 % dari Rp. 6,1 miliar atau Rp. 300 juta.

Sehingga ada potensi total kekurangan pajak senilai Rp. 910 juta. Jika

developer atau perusahaan ini telah menjual ratusan unit rumah mewah,

kerugian negara dapat mencapai miliar rupiah dari suatu proyek perumahan.

Hal tersebut sengaja dilakukan untuk menyembunyikan nilai omset guna

penghindaran atas pajak property. (www.klikpajak.id)

Pada pengkajian yang dilakukan oleh Noor Et Al. dalam Amelia

(2015) menunjukan suatu perusahaan yang mempunyai skala yang tinggi

pada aset tetap akan menyetor jumlah pajak yang rendah, sehingga

perusahaan memperoleh profit dari depresiasi yang terikat atas aset

Page 9: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

7

tetap,sehingga bisa menyusutkan pajak perusahaan. Selain itu aset tetap

mempunyai peran penting dalam penerimaan sektor pajak,

Di dalam sektor pajak pada suatu perusahaan, biaya memiliki peranan

penting dalam mencapai keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai

tujuannya, semakin berkembang dan meningkat suatu perusahaan tersebut

maka akan semakin besar atau tinggi aktivitas yang dilakukan oleh

perusahaan. Semakin besar suatu aktivitas perusahaan tersebut semakin besar

pula biaya operasional yang akan dikeluarkan.

Biaya operasional merupakan biaya yang digunakan untuk

pengeluaran uang dalam melaksanakan kegiatan pokok yaitu berupa

pengeluaran untuk biaya penjualan,dan administrasi untuk memperoleh

pendapatan. Biaya operasional juga dapat diartikan seperti biaya yang dipakai

saat memproduksi bahan baku menjadi barang yang dapat dipasarkan, apabila

tercantum dalam biaya depresiasi mesin, pembelian bahan baku, dan gaji

karyawan.

Sudarsono dan Edilius (2001, h.201) mengemukakan bahwa biaya

operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk biaya operasional usaha

sebuah perusahaan. Biaya operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan

mulai dari pembelian bahan baku kemudian diolah menjadi bahan jadi

(Matz,1999, h.44). Biaya operasional merupakan komponen terpenting dalam

biaya pada suatu perusahaan, di samping itu biaya operasional didefinisikan

sebagai seluruh pengorbanan yang dikeluarkan operasional perusahaan demi

mencapai tujuan yang ditargetkan.

Page 10: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

8

Fenomena yang terjadi pada PT. Multi Sarana Alvindo atas dugaan

perpindahan kuasa pertambangan yang mengakibatkan kurangnya kewajiban

pembayaran pajak pertambahan nilai atau PPN, gugatan 3 kali tahun 2007,

2009, dan 2010. Dengan mengugat sebesar Rp. 7,7 miliar DJP kalah

dipengadilan. Hingga kini, DJP masih melayangkan gugatan yang sama.

Kecurigaan DJP tidak sepenuhnya keliru terdapat perbedaan yang mencolok

antara besaran nya biaya produksi yang dihasilkan dengan jumlah

pembayaran pajak yang dilakukan. Namun, DJP yakin dapat menggungkap

lebih mendalam dan membongkar hal yang ada dibalik angka-angka laporan

yang bisa disajikan oleh PT. Multi Sarana Alvindo. (www.katadata.co.id).

Intensitas persediaan merupakan paparan bagaimana suatu perusahaan

menginvestasikan kekayaannya pada persediaan (Putri dan Lautania, 2016).

Tingginya tingkat persediaan dalam penerimaan pajak diperusahaan akan

menyebabkan banyak beban bagi perusahaan. PSAK 14 No.13 menyatakan

beberapa pemborosan yang dikarenakan tingginya tingkat persediaan, biaya-

biaya tersebut meliputi biaya bahan, biaya tenaga kerja, biaya produksi, biaya

penyimpanan, biaya administrasi, dan umum, dan biaya penjualan. Biaya –

biaya tersebut lalu diakui sebagai biaya diluar persediaan itu sendiri, biaya

tersebut nantinya akan mengurangi tingkat laba bersih perusahaan dan

mengurangi beban pajak.

Semakin tinggi intensitas persediaan dalam sektor pajak akan semakin

efisien dan efektif perusahaan dalam mengelola persediaannya. Apabila

intensitas persediaan perusahaan tinggi maka tingkat biaya-biaya tadi akan

Page 11: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

9

semakin berkurang dan meningkatkan jumlah laba, maka semakin tingginya

intensitas persediaan akan meningkatkan tingkat agresivitas pajak

perusahaan.

Intensitas persediaan menjelaskan bahwa intensitas persediaan

berdampak pada banyaknya jumlah pajak yang akan dibayarkan oleh

perusahaan. Bertambahnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan

dikarenakan tidak adanya faktor pengurang pajak dalam kepemilikan

persediaan. (Richardson dan Lanis, (2007) , Noor Et Al, (2010) , dan Chiao

Et Al, (2012)). Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK,

2012) mendefinisikan persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual

dalam aktivitas usaha normal, dalam proses produksi dan dalam perjalanan

yang dalam, atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses

produksi pemberi jasa

Dalam bidang akuntansi, pajak termasuk suatu faktor dari biaya yang

bermanfaat atau dapat menurunkan laba suatu perusahaan. Di suatu

perusahaan selalu ingin menghasilkan suatu keuntungan laba dalam

perusahaan nya, dengan menetapkan biaya operasional pada usaha yang akan

dituju, oleh karena itu banyak berbagai cara yang harus dilakukan, misalnya

cara melakukan penghindaran dari agresivitas pajak. Tindakan agresivitas

pajak ini merupakan sebuah tindakan yang dilakukan dengan mengurangi

suatu laba kena pajak melalui perencanaan pajak baik menggunakan cara

yang tergolong atau tidak tergolong tax evasion, (Sari dan Martini (2009)

dalam Gemilang (2017)).

Page 12: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

10

Menurut Frank,et al. (2009) dalam Gemilang (2017), agresivitas pajak

merupakan kegiatan merekayasa pendapatan kena pajak yang dibuat melalui

tindakan perencanaan pajak (tax planning) baik dengan cara yang tergolong

secara legal (tax avoidance) atau illegal (tax evasion). Meskipun banyak tidak

yang termasuk melanggar peraturan, kemudian semakin banyak celah yang

digunakan ataupun semakin besar penghematan yang dilakukan maka

perusahaan tersebut dianggap semakin agresif terhadap pajak. Hlaing (2012)

mendefinisikan agresivitas pajak adalah kegiatan perencanaan pajak semua

perusahaan yang terlibat dalam usaha mengurangi tingkat pajak yang efektif.

Slemrod (2004) dalam Balakrishnan, et. al. (2011) berpendapat bahwa

agresivitas pajak menjelaskan kegiatan yang lebih spesifik, yaitu berupa

transaksi yang tujuan utamanya adalah untuk menurunkan kewajiban pajak

perusahaan. Balakrishnan, et al. (2011) menyatakan bahwa perusahaan yang

agresif terhadap pajak ditandai dengan transportasi yang lebih rendah.

Penelitian Adismartha dan Noviari, (2015) mengungkapkan bahwa

Leverage tidak berpengaruh pada tingkat agresivitas wajib pajak, Intensitas

persediaan berpengaruh positif pada tingkat agresivitas wajib pajak, intensitas

aset tetap tidak berpengaruh pada tingkat agresivitas wajib pajak. Sedangkan

penelitian Handayani dan Hariyanti, (2016) mengungkapkan bahwa komisaris

indenpenden tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap agresivitas pajak,

komite audit berpengaruh positf signifikan terhadap agresivitas pajak,

kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap agresivitas

pajak, kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap

Page 13: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

11

agresivitas pajak, intensitas persediaan tidak berpengaruh negatif signifikan

terhadap agresivitas pajak intensitas aset tetap tidak berpengaruh negatif

signifikan terhadap agresivitas pajak dan resiko perusahaan tidak berpengaruh

negatif signifikan terhadap agresivitas pajak.

Berdasarkan fenomena dan ketidakkonsistenan hasil penelitian

sebelumnya maka peneliti termotivasi dan tertarik untuk meneliti penelitian

yang berjudul “Pengaruh Intensitas Aset Tetap, Biaya Operasional, dan

Intensitas Persediaan terhadap Agresivitas Pajak pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

diatas adalah sebagai berikut :

1. Apakah intensitas aset tetap berpengaruh terhadap agresivitas pajak?

2. Apakah biaya operasional berpengaruh terhadap agresivitas pajak ?

3. Apakah intensitas persediaan berpengaruh terhadap agresivitas pajak?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka

penulis mengambil topik mengenai pengaruh intensitas aset tetap, biaya

operasional, dan intensitas persediaan pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.

Page 14: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

12

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka

penulis merumuskan tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh intensitas aset tetap terhadap agresivitas

pajak.

2. Untuk mengetahui pengaruh biaya operasional terhadap agresivitas pajak.

3. Untuk mengetahui pengaruh intensitas persediaan terhadap agresivitas

pajak.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran ilmiah di bidang perpajakan khususnya

permasalahan mengenai agresivitas pajak.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan refrensi bagi para

akademis dan dapat memperkaya pengetahuan yang sudah ada bagi

pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian.

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat menjadi tambahan pertimbangan pihak

manajemen dalam melakukan penghindaran pajak (agresivitas pajak)

Page 15: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

13

yang benar dan efisien tanpa melanggar undang-undang perpajakan

yang berlaku.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistemika penelitian terdiri dari beberapa bab meliputi :

BAB I PENDAHULUAN

Penulis akan membahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari

latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian

serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penulis akan membahas mengenai dasar teori yang digunakan

dalam penelitian kemudian bagaimana kaitan teori tersebut dengan

isu yang dibahas dan berbagai konsep mengenai topik. Dan

dilengkapi dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan

oleh peneliti sebelumnya.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bagian ini penulis akan membahas tentang metode penelitian

yang digunakan dengan memberi penjelasan tentang variabel-

variabel dalam penelitian, populasi dan sampel, jenis data

penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penulis akan membahas mengenai pengolahan terhadap data yang

telah diperoleh yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang

Page 16: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

14

sedang diteliti penulis. Di dalam bab ini terdapat gambaran umum

objek penelitian, hasil penelitian serta pembahasan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Penulis akan menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah

diperoleh dan penulis akan memberikan saran bagi perusahaan.

Page 17: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

DAFTAR PUSTAKA

Adisamartha, Ida Bagus Putu Fajar dan Noviari. (2015). Pengaruh Likuiditas,

Leverage, Intensitas Persediaan, dan Intensitas Aset Tetap Pada Tingkat

Agresivitas Wajib Pajak Badan. Jurnal : E-Jurnal Akuntansi, Universitas

Udayana Bali, Vol.13.3 Desember, 973-1000.

Agustinus, Michael. 2019. Manipulasi Laporan Keuangan Dirut PT. Hanson

Berujung Denda Rp. 5 M. Diakses Tanggal 30 Januari 2020. Dari

www.msn.com.

Amelia, Vicky. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas,

Intensitas Aset Tetap, Intensitas Persediaan dan Komisaris Independen

Terhadap Effective Tax Rate (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur

Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014). Skripsi.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah : Jakarta.

Ariyanti, Fiki. (2016). 2000 Perusahaan Asing Gelapkan Pajak Selama 10 Tahun.

Diakses Tanggal 10 Agustus 2019 , dari www.liputan6.com.

Assauri, Sofjan. (2004). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Press.

Balakrishnan, K.,J. Blouin, and W, Guay.(2011). “Does Tax Aggressiveness

Reduce Financial Reporting Transparency’. Diakses tanggal 20 Agustus

2019 dari www.google.co.id.

Blocher, E, J, et, al. (2007). Management :Manajemen Biaya Penekanan Strategis,

Jakarta : Selemba Empat.

Budi, Rahardjo. (2009). Dasar- dasar Analisis Fundamental Saham Laporan

Keuangan Perusahaan. Penerbit Gajah Mada University Press.

Chiao YC, Hsieh YC, Lin W. (2012). “Determinants Of Effect Tax Rates For Firm

Listed On China’s Stock Markets : Panel Models With Two-Sided

Cencors”. The Business & Management Review, Vol.3 Number 1.

Cyssco, Dhanny R. (2018). Pengertian atau Definisi Biaya Operasional

(Operating Expenses).Diakses tanggal 5 Mei 2019, dari

www.wibowopajak.com.

Page 18: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

Darmadi, Iqbal Nul Hakim. (2013). Analisis Faktor yang Mempengaruhi

Manajemen Pajak Dengan Indikator Tarif Pajak Efektif. Simposium

Nasional Akutansi 17 Mataram, Lombok.

Dharma, I Made Surya dan Ardiana, Putu Agus. (2016). Pengaruh Leverage,

Intensitas Aset Tetap, Ukuran Perusahaan, dan Koneksi Politik Terhadap

Tax Avoidance. E-Jurnal Akutansi.

Frank, M. M., Lynch, L. J., dan Rego, S. O. (2009). “Tax Reporting

Aggressiveness and Its Relation To Aggressive Financial Reporting’.

Journal of Accounting Review. Vol.84, No.2 hal 467-496.

Gemilang, Dewi Nawang. (2017). Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Ukuran

Perusahaan, dan Capital Perusahaan (StudiEmpiris Perusahaan Property

dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2013-2015. Skripsi.

Jurusan Akuntansi Syariah: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut

Agama Islam Negeri Surakarta.

Ghozali, Imam. (2013).Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,

Edisi Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,

Haharap, Sofyan Safri. (2004). Analisis Kritisatas Laporan Keuangan. PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta: 2008.

Handayani, Mei Dwi dan Hariyanti. (2017). Pengaruh Corporate Governance,

Intensitas Aset Tetap, Intensitas Persediaan dan Corporate Risk Terhadap

Agresivitas Pajak Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmu Manajemen

dan Akuntansi Terapan, Vol.8, No.2: ISSN 2086-3748.

Hlaing, Khin Phyo. (2012). Organizational Architecture Of Multinationals and Tax

Aggresiveness. University Of Waterloo.

.

Ikatan Akuntan Indonesia. (1995). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba

Empat.

Jansen dan Meckling, (1976). The Theory Of The Firm: Manajerial Behaviour,

Agency Cost, and Ownership Structure, Journal Of Financial and

Economics, 3:305-360.

Jimmy, dan Pratiwi Raisa. (2015). Pengaruh Profitabilitas, dan Biaya Operasional

Terhadap Agresivitas Pajak Penghasilan Badan (Studi Empiris Pada

Perusahaan Pertambangan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode

2014-2017). Jurnal Jurusan Akuntansi STIE Multi Data Palembang.

Jopie, Jusuf. (2006). Analisis Kredit Untuk Account Officer. Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Page 19: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

Kunjana, Gora. (2017). Garuda Metalindo Akuisisi Sister Company Rp. 279 M.

Diakses tanggal 30 Januari 2020. Dari https://investor.id.

Martini, F., dan al, e. (2012). Fundamentals Of Anatomy and Physiology ( 7 ed.).

Pearson Benjamin Cumings. P. 600.

Maftuchan, Ah. 2019. Gelombang Penghindaran Pajak Dalam Pusaran Batu Bara.

Diakses Tanggal 30 Januari 2020. Dari www.katadata.co.id.

Matz, U Hammer, (1999). Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian, Jilid

I. Erlangga : Jakarta.

Nilasari, Aprilia. (2018). Pengaruh Intensitas Persediaan, Intensitas Aset Tetap,

Likuiditas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat

Agresivitas Wajib Pajak Badan Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor

Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017.

Skripsi Thesis: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Noor Et Al. (2010). Corporate Tax Planning: A Study On Corporate Effective Taxe

Rates Of Malaysia Listed Companie. International Journal Of Trade,

Economics and Finance.

Nugraha, N.B. (2015). Pengaruh Corporate Social Responsibility, Ukuran

Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Capital Intensity Terhadap

Agresivitas Pajak. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan

Bisnis, Universitas Diponegoro.

Oktavia, Rizal, dan Ariani. (2017). Analisis Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya

Operasional Terhadap Laba Bersih Pada PT. Mayora Indah Tbk di Bursa

Efek Indonesia (BEI). Jurnal: STIE-IBEK Bangka Belitung Pangkal

Pinang, Indonesia.

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016 -

2018, Diakses tanggal 10 Agustus 2019.www.idx.co.id

Prayitno, Duwi. (2010). Paham Analisa Data Statistik Dengan SPSS. Media kom,

Yogyakarta.

Purwanti, Shinta Meilina dan Sugiyarti. (2017). Pengaruh Intensitas Aset Tetap,

Pertumbuhan Penjualan dan Koneksi Politik Terhadap Tax Avoidance.

Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, ISSN : 2338-1507.

Putri, Citra Lestari dan Maya Febrianty Lautania, (2016). Pengaruh Capital

Intensity Ratio, Inventory Intensity Ratio, Ownership Strucutre, dan

Profitability Terhadap Effective Tax Rate (ETR), Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Ekonomi Akuntansi, Vol. 1, No.1, 101-119.

Page 20: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

Putri, Rachma Kartika. (2015). Pengaruh Manajemen Keluarga Terhadap

Penghindaran Pajak. Jurnal Akuntansi, ISSN:2502-6380.

Rangkuti, F.(2007). Manajemen Persediaan, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Richardson, Grant dan Lanis, Roman. (2007). “ Determinant Of The Variability In

Corporate Effective Taxe Rates and Tax Reform: Evidance From

Australia”. Journal Of Accounting and Public Policy. 26. Hal 689-704.

Saham Ok. Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018,

Diakses Tanggal 10 Agustus 2019.https://www.sahamok.com

Salamah, Asri Anggun, Pamungkas Maria Gorelti, dan Yogi Kumara. (2016).

Pengaruh Profitabilitas, Biaya Operasional Terhadap Pajak Penghasilan

Badan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2012-2014), Jurnal Perpajakan, Vol.9, No.1.

Santosa, Arga Fajar, Linda Kusumaning Wedari, (2007. Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Kecendrungan Penerimaan Opini Audit Going

Concern. JAAI Volume 11, No.2, Desember 2007 : 141-158.

Santoso, Singgih. 2015. Menguasai Statistik Parametrik. Penerbit PT. Elex Media

Komputindo. Jakarta.

Sari dan Martani. (2010). Karakteristik Kepemilikan Perusahaan, Corporate

Governance, dan Tindakan Pajak Agresif.

Savitri, Dhian Andanarini Minar dan Rahmawati. (2017). Pengaruh Leverage,

Intensitas Persediaan, Intensitas Aset Tetap, dan Profitabilitas Terhadap

Agresivitas Pajak. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol.8

No.2 : ISSN 2086-3748.

Sudarsono dan Edilius, (2001). Manajemen Koperasi Indonesia, Rineka Cipta :

Jakarta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

.

Sulistyanto, H. Sri. (2008). “Manajemen Laba, Teori, dan Model Empiris. Jakarta:

Grasindo.

Suranggane. (2007). Pengaruh Aktiva Pajak Tangguhan dan Beban Pajak

Tangguhan Terhadap Manajemen Laba. E-Journal, Universitas

Diponegoro.Vol.4, No. 01, Hal 77-74.

Page 21: PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA OPERASIONAL, …

Suyanto, K.D dan Suparmono. (2012). Likuiditas, Leverage, Komisaris

Independen, dan Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan.

Jurnal Keuangan dan Perbankan.Vol 16, No.2, Hal 167-177.

Taniko, Hernando. (2017). Pengertian Umum, Jenis-Jenis, Manfaat dan Fungsi

Pajak Di Indonesia. Diakses tanggal 5 Mei 2019, dari www.aturduit.com.

tt. 2016. Pengertian Pajak, Fungsi, dan Jenis-Jenisnya. Diakses tanggal 5 Mei

2019, dari www.cermati.com.

tt. 2017. Dugaan Transfer Pricing Toyota. Diakses tanggal 10 Agustus 2019, dari

www. Kompasiana.com.

tt. 2018. Tax Evasion Dalam Pajak Perusahaan Properti. Diakses Tanggal 30

Januari 2020. Dari www.klikpajak.id

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Wahyuningtyas, Fitria. (2010). Penggunaan Laba dan Arus Kas Untuk

Memprediksi Kondisi Financial Distress (Studi Kasus Pada Perusahaan

Bukan Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005-

2008). Skripsi. Program Sarjana (S1) Pada Program Sarjana Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

Waluyo. (2014). Akuntansi Pajak. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Yani, Pamor Dani. (2018). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Intensitas

Persediaan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Agresivitas Pajak

Wajib Pajak Badan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Periode 2012-2016. Skripsi, Jurusan Akuntansi, Universitas

Maritim Raja Ali Haji Tanjung pinang, Kepulauan Riau.


Recommended