1
PENGARUH BIAYA OPERASIONAL TERHADAP LABA BERSIH (Studi pada PT.
Akasha Wira Internasional Tbk)
Oleh:
Abstrack
Laba merupakan ukuran yang sering kali dipakai untuk menilai
berhasil tidaknya manajemen suatu perusahaan pada PT. Akasha Wira
International Tbk diketahui terdapat permasalahan kenaikan dan
penurunan laba setiap tahunnya. Adapun yang dapat mempengaruhi laba
salah satunya adalah biaya. Perusahaan harus mampu menekankan biaya
produksi maupun biaya operasional serendah mungkin dengan
mempertahankan tingkat harga jual dan volume penjualan yang ada,
perusahaan mampu menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai
dengan laba yang dikehendaki, dan mampu meningkatkan volume
penjualan sebesar mungkin. Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Biaya
Operasional Terhadap Laba Bersih”.
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh positif
antara biaya operasional dengan laba bersih. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran biaya operasional,
gambaran laba bersih dan pengaruh biaya operasional terhadap laba
bersih PT. Akasha Wira International Tkb.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif deskriptif dan asosiatif. Adapun teknik analisa data
yang dipakai adalah uji korelasi pearson product moment, uji
regresi linier sederhana, dan koefisien determinasi.
Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil perkembangan biaya
operasional dan laba bersih secara keseluruhan mengalami kenaikan
dan penurunan (fluktuatif). Nilai koefisien korelasi sebesar 0,922
hal ini berarti menunjukan hubungan antara keduanya adalah sangat
kuat. Sedangkan dari hasil perhitungan koefisien determinasi
diperoleh hasil sebesar 0,850 yang berarti kontribusi Biaya
operasional terhadap Laba Bersih yaitu sebesar 85% dan sisanya 15%
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak dibahas pada
penelitian ini. Hasil dari persamaan regresi linier sederhana Y=
35.306+1.084X artinya apabila biaya operasional di naikan 1% persen
maka laba bersih akan naik sebesar 1.084%.
Kata Kunci: Biaya Operasional, Laba Bersih.
Pendahuluan Latar Belakang Penelitian
Persaingan usaha yang semakin kompetitif. Perusahaan dituntut untuk
semakin efisien dalam menjalankan aktivitasnya, sehingga perusahaan
dapat lebih efektif dan efisien untuk mendapatkan kinerja keuangan
dalam sebuah perusahaan yang lebih baik.
Dari kinerja keuangan sebuah perusahaan berdampak pada laba
perusahaan yang merupakan suatu hal penting. Laba secara umum
merupakan selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam
jangka waktu (priode) tertentu. Semua perusahaan akan selalu
mengusahakan peningkatan laba. Untuk memperoleh laba maksimal,
salah satunya dengan meminimalisir biaya produksi dan biaya
operasional yang akan di keluarkan perusahaan. Dengan laba membuat
perusahaan tumbuh dan berkembang, bisa menggunakan kemampuan yang
lebih besar, bisa memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada
investor, dan perusahaan bisa memperkuat kondisi perekonomian
secara keseluruhan.Tujuan perusahaan antara yang satu dengan yang
lainnya belum tentu sama, tapi secara umum tujuan perusahaan yaitu
memperoleh laba yang sebesar-besarnya untuk menjaga kelangsungan
hidup perusahaan agar segala kegiatan dalam perusahaan dapat
berlangsung dengan baik.
Apabila laba meningkat maka akan investasi akan banyak di pasar
modal menurut Undang-Undang No 8 tahun 1995. Tentang pasar modal
menyatakan bahwa tujuan
2
pembangunan nasional adalah terciptanya suatu masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Pasar
Modal mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan nasional
sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana
investasi bagi masyarakat, agar Pasar Modal dapat berkembang
dibutuhkan adanya landasan hukum yang kukuh untuk lebih menjamin
kepastian hukum pihak-pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal
serta melindungi kepentingan masyarakat pemodal dari praktik yang
merugikan.
Secara sederhana, biaya operasional adalah biaya yang terkait
dengan menjalankan dan mengelola bisnis. Biaya ini kadang-kadang
disebut juga sebagai biaya dalam mengoperasikan perangkat, mesin
atau peralatan. Biaya ini adalah sumber daya dalam organisasi untuk
mempertahankan proses bisnis, karena biasanya biaya ini adalah
biaya sehari-hari yang dikeluarkan dalam kegiatan bisnis normal.
Tentunya biaya-biaya ini muncul pada laporan laba rugi. Beberapa
hal dapat mempengaruhi biaya ini adalah seperti strategi penetapan
harga, harga bahan baku atau biaya tenaga kerja, tetapi karena
item-item ini secara langsung berkaitan dengan keputusan yang
diambil manajer sehari-hari, tindakan finansial berdasarkan biaya
operasional juga merupakan ukuran fleksibilitas manajerial dan
kompetensi, khususnya selama menghadapi masa ekonomi yang sulit.
Penting juga dicatat bahwa beberapa industri memiliki biaya
operasional yang lebih tinggi dari pada yang lain. Inilah sebabnya
mengapa membandingkan biaya operasional atau pendapatan hanya bisa
dilakukan jika pembandingnya adalah perusahaan dalam industri yang
sama dan efisiensi biaya “tinggi” atau “rendah” suatu laba harus
dibuat dalam konteks ini juga.
Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai
kinerja keuangan perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian
pembentuk laba ialah pendapatan dan biaya. Biaya merupakan salah
satu sumber informasi dalam analisis strategik perusahaan. Pada
dasarnya masalah yang sering timbul adalah perencanaan biaya yang
kurang sesuai dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Oleh sebab itu
untuk mencapai produksi yang efisien, maka diperlukan pengendalian
biaya yang akan dikeluarkan. Berhasil atau tidaknya tujuan
perusahaan tergantung pada mampu tidaknya perusahaan dalam mencapai
tujuan yang sebenarnya baik tujuan jangka pendek maupun jangka
panjang. Dalam mencapai laba perusahaan tidak akan lepas dari
penjualan serta biaya, termasuk biaya operasional. Laba bersih
berasal dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.
Transaksi ini diikhtisarkan dalam laporan laba rugi.
PT. Akasha Wira International Tbk yang berdiri pada tahun 1985 yang
berada di jakarta. PT. Akasha Wira Internasional yang bergerak di
bidang pengolahan dan distribusi air dalam kemasan yang bermerek
ades dan vica. Perseroan mengerluarkan produk baru yaitu prouk air
kemasan merek ades dengan kemasan baru dan Nestle Pure Life. PT.
Akasha Wira Internasional Tbk yang bergerak dalam bidang kosmetik
juga yang bermerek Makarizo.
Berdasarkan hasil yang diterima hal ini laporan neraca dan laporan
laba rugi PT. Akasha Wira Internasional Tbk, diketahui terdapat
perubahan laba bersih dari tahun 2014- 2019.
3
PT. Akasha Wira Internasional Tbk Tahun 2014-2019
Tahun Laba Perkembanga
n Laba % Keterangan
Sumber: Laporan Keuangan PT Akasha Wira Internasional Tbk
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa laba dan beban pajak
PT. Akasha
Wira International Tbk mengalami kenaikan dan penurunan selama 6
tahun terakhir yaitu tahun 2014 sampai tahun 2019. Pada tahun 2014
laba sebesar 298.902 dengan beban pajak 2014 sebesar 10.507 pada
tahun 2015 laba mengalami kenaikan sebesar 339.702 dengan
presentase sebesar 13,64% dan beban pajak 2015 sebesar 11.336
dengan presentase 7,88%. Pada tahun 2016 laba mengalami kenaikan
sebesar 459.835 dengan presentase sebesar 35,36% sedangkan beban
pajak mengalami penurunan sebesar 5.685 dengan presentase -49,85%.
Pada tahun 2017 laba mengalami penurunan sebesar 438.944 dengan
presentase sebesar -4,54% sedangkan beban pajak mengalami kenaikan
sebesar 12.853 dengan presentase sebesar 26,08%. Pada tahun 2018
laba juga mengalami penurunan sebesar 389.090 dengan presentase
sebesar -11,35% dengan beban pajak sebesar 17.102 dan presentase
sebesar 33,05%. Dan pada tahun 2019 laba mengalami kenaikan sebesar
417.049 dengan presentase sebesar 7,18% dan beban pajak sebesar
26.294 dengan presentase sebesar 53,74%. Kondisi ini menggambarkan
bahwa prusahaan dari segi biaya-biaya yang dikeluarkan semakin
besar dan tingkat penjualan yang menurun sehingga mengakibatkan
laba menuruan penuruna laba bersih disebabkan oleh beban
operasional perusahaan seperti biaya listrik dan bahan baku. Adapun
kenaikan laba bersih diakibatkan karena tingkat penjualan semakin
besar sehingga laba yang diperoleh meningkat.
Bersadarkan uraian tersubut di atas, maka penyusun tertarik untuk
melakukan penelitian dengan juduul: “Pengaruh Biaya Operasional
terhadap Laba bersih (Studi Pada PT. Akasha Wira Internasional
Tbk).”
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui: 1. Perkembangan Biaya Operasional pada PT. Akasha Wira
Internasional Tbk. 2. Perkembangan Laba Bersih pada PT. Akasha Wira
Internasional Tbk. 3. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Laba
Bersih Pada PT. Akasha Wira Internasional
Tbk.
4
sebuah laporan keuangan. Laporan keuangan adalah hasil proses
akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang,
dicatat dan diolah sedemikian rupa. Laporan akhirpun disajikan
dalam nilai uang. Laporan keuangan di susun berdasar dari catatan-
catatan dalam akuntansi sebagai sumbernya. Penyusunan laporan
keuangan biasanya dilakukan secara teratur dalam interval waktu
yang tertentu pula (pada umumnya dilakukan pada setiap akhir tahun
buku). Perusahaan akan mengusahakan peningkatan laba. Untuk
memperoleh laba maksimal salah satunya dengan meminalisir biaya
operasional yang akan dikeluarkan perusahaan. Biaya operasional
biaya berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan untuk mencapai
tujuannya.
Menurut Sofyan Syafri Haraphap (2011:4) menyatakan bahwa Biaya
adalah semua yang dibebankan kepada produk barang dan jasa yang
akan dijual untuk mendapatkan pendapatam.
Menurut Rudianto (2013:17) Biaya Operasional adalah komponen biaya
perusahaan di luar biaya produksi.
Menurut Mulyadi (2013:37) Biaya Operasional merupakan biaya yang
terkait dengan operasional perusahaan yang meliputi biaya penjualan
dan administrasi umum, biaya iklan, biaya penyusutan, serta
perbaikan dan pemeliharaan.
Menurut Supriyono (2011:43) Biaya Operasional adalah biaya yang
berkaitan langsung dengan pelaksanaan modal kerja. Pengertian dari
Biaya Operasional itu sendiri adalah semua biaya yang menunjang
penyelenggaraan.
Menurut Jopie Yusuf (2014:41) menyatakan bahwa: “Biaya Operasional
adalah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk
perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasi perusahaan
sehari-hari”. Sehingga terdapat sub variabel (dimensi) dan
indikator biaya operasional adalah sebagai berikut: 1. Biaya
Penjualan/pemasaran yaitu biaya yang berkaitan dengan penjualan.
Misalnya
biaya promosi, biaya pengemasan barang, biaya gaji, dan komisi
penjualan para salesman, dan lain-lain.
2. Biaya admnistrasi dan umum yaitu biaya-biaya yang tidak
berhungan dengan penjualan contohnya biaya gaji staf admistrasi,
biaya persediaan alat kantor, biaya penyusutan atau sewa gedung
kantor, gaji dan fasilitas direksi, dan lain-lain.
Adapun perhitungan yang digunakan dalam biaya operasional dengan
rumus:
Sumber: Jopie Yusuf (2014:41)
Dari pengertian tersebut di atas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa biaya operasional terdiri dari Biaya Penjualan/Pemasaran
(biaya yang berupa aktivitas jual beli) dan Biaya Administrasi Umum
(biaya yang bukan aktivitas jual beli). Biaya operasional adalah
biaya yang berhubungan atau mempengaruhi langsung pada aktivitas
perusahaan, secara umum tujuan dari aktivitas perusahaan adalah
untuk memperoleh laba, unsur terbesar dari laba adalah pendapatan
operasional, dengan kata lain biaya operasional merupakan sumber
ekonomi dalam upaya mempertahankan dan mencapai tujuan perusahaan
yang lebih maksimal.
Biaya Operasional = Biaya Penjualan/Pemasaran + Biaya
Administrasi
Umum
5
Menurut Mulyadi (2013:228) “Laba merupakan ukuran yang seringkali
dipakai untuk menilai berhasil tidaknya manajemen suatu perusahaan.
Diperoleh melalui hubungan antara harga jual, volume penjualan dan
biaya.”
Menurut Kasmir (2011:303) menyatakan bahwa Laba Bersih adalah laba
yang dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam
suatu periode tertentu termasuk pajak.
Menurut Henry Simamora (2013:46) Laba Bersih adalah yang berasal
dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Laba
dihasilkan dari selisih antara sumber daya masuk (pendapatan dan
keuntungan) dengan sumber daya keluar (beban dan kerugian) selama
priode waktu tertentu.
Menurut Rahardjo (2010:83), menyatakan bahwa: ”Laba bersih adalah
laba sesudah pajak penghasilan di dapatkan dengan mengurangkan laba
atau penghasilan sebelum kena pajak dengan pajak penghasilan yang
harus di bayar oleh perusahaan.”
Menurut Stice, Stice dan Skousen (2010:241) menyatakan laba sesudah
pajak atau laba bersih merupakan laba setelah dikurangi dengan
pajak. Laba Bersih dipindahkan kedalam perkiraan laba ditahan atau
Ratainer Earning. Dalam perkiraan ini akan diambil suatu jumlah
tertentu untuk dibagikan sebagai deviden kepada pemegang
saham.
Sub variabel (dimensi) laba bersih menurut Stice, Stice dan Skousen
(2010:241) adalah: Laba = Laba kotor pada priode tertentu serta
Beban Pajak = Beban pajak perusahaan pada priode tertentu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Laba Bersih adalah
laba operasi dikurangi beban lain-lain termasuk pajak pada suatu
periode tertentu. Laba bersih yang berhubungan atau dapat
meningkatkan pada pendapatan secara umum tujuan dari aktivitas
perusahaan untuk meminimalisir biaya-biaya dengan unsur terbesar
dari beban adalah biaya operasional, dengan kata lain laba bersih
merupakan sumber keuangan dalam upaya mempertahankan dan mencapai
tujuan perusahaan yang lebih optimal.
Menurut Munawir (2012:35) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
laba bersih yaitu perusahaan harus mampu menekankan biaya produksi
maupun biaya operasional serendah mungkin dengan mempertahankan
tingkat harga jual dan volume penjualan yang ada, perusahaan mampu
menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang
dikehendaki, dan mampu meningkatkan volume penjualan sebesar
mungkin.
Menurut Jopie Jusuf (2014:43) bahwa pengaruh biaya operasional
terhadap laba bersih adalah: “Bila perusahaan dapat menekan biaya
operasional maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba bersih.
Demikian juga sebaliknya, bila terjadi pemborosan biaya, seperti
pemakaian alat kantor yang berlebihan, akan mengakibatkan penurunan
laba bersih.
Menurut Sugiyono (2016: 42) “paradigma penelitian diartikan sebagai
pola pikir yang menunjukkan hubungan antara varibel yang akan
diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan
masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan
untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik
analisis statistik yang akan digunakan.”
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat diperoleh paradigma
penelitian sebagai berikut:
Gambar 1
Metodologi Penelitian Metode Penelitian yang Digunakan
Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Sugiyono (2014:1). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif deskriptif
asosiatif dengan pendekataan kuantitatif. Pendekatan penelitian
deskriptif menurut Sugiyono merupakan penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau
lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan
dengan variabel lain Sugiyono (2016:53). Penelitian deskriptif
dilakukan untuk mengetahui biaya operasional dan laba bersih pada
PT. Akasha Wira Internasional Tbk., yang dijadikan sampel
penelitian. Sedangkan pendekatan penelitian asosiatif menurut
Sugiyono adalah merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih Sugiyono
(2016:55). Penelitian asosiatif dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh dari biaya operasional terhadap laba bersih baik
secara parsial maupun simultan. Adapun jenis data dalam penelitian
ini adalah data kuantitatif. Menurut Sugiyono (2016:14) “data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif
yang diangkakan”. Data yang digunakan berupa angka yang tertera
dalam laporan keuangan PT. Akasha Wira Internasional Tbk periode
tahun tertentu. Setelah data diperoleh, kemudian hasilnya
dipaparkan dan pada akhir penelitian akan dianalisis untuk menguji
hipotesis yang diajukan pada awal penelitian ini. Data
Penelitian
1. Data yang berhubungan dengan perkembangan biaya operasional PT.
Akasha Wira Internasional Tbk tahun 2014 sampai tahun 2019
2. Data yang berhubungan dengan laba bersih perusahaan PT. Akasha
Wira Tbk tahun 2014 sampai tahun 2019.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
: 1. Studi kepustakaaan berkaitan dengan kajian teoritis dan
referensi lain yang berkaitan
dengan nilai, budaya dan norma yang berkembang pada situasi sosial
yang diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat penting dalam
penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak lepas dari
literatur-literatur ilmiah. Sugiyono (2016:291).
2. Studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan mempelajari berbagai laporan manual dan materi tertulis
lainnya yang terdapat pada unit kerja yang menjadi objek penelitian
yang mengetahui kejadian apa saja yang bisa terjadi dan kemungkinan
penyebabnya. Sugiyono ( 2016: 138).
Teknik Analisis Data Analisi Biaya Operasional
Biaya operasional adalah keseluruhan biaya sehubungan dengan
operasional diluar kegiatan proses produksi, yang termasuk
didalamnya adalah biaya penjualan/pemasaran dan biaya administrasi
umum. Adapun perhitungan yang digunakan dalam biaya operasional
dengan rumus :
7
Laba bersih merupakan selisih antara pendapatan yang diperoleh
dengan biaya- biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, yang
diperoleh dari transaksi-transaksi atau kejadian yang mempengaruhi
badan usaha dalam suatu periode tertentu. Laba bersih dapat diukur
dengan rumus :
Dimensi laba bersih Menurut Stice, Stice dan Skousen (2010:241)
dapat di hitung yang dengan rumus:
Sumber: Stice, Stice dan Skousen (2010:241)
Analisis Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih
Untuk mengetahui pengaruh biaya operasional dan laba bersih
digunakan analisis data dengan metode statistik. Data yang
digunakan dalam analisis statistik ini adalah perkembangan biaya
operasional sebagai variabel bebas dan laba bersih sebagai variabel
terikat. Metode statistik yang digunakan antara lain:
Analisis Korelasi Sederhana (Korelasi Product Moment)
Analsis korelasi sederhana yang akan digunakan adalah rumus
koefisien korelasi yang biasa digunakan untuk data yang berbentuk
interval/rasio. Rumus yang digunakan menurut Sugiyono
(2016:248).
Sumber: Sugiyono (2016:248)
Tabel 2 Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Laba Bersih = Laba – Beban Pajak
Biaya Operasional = Biaya Penjualan/Pemasaran + Biaya
Administrasi Umum
Sumber: Sugiyono (2014: 231)
Adapun persamaan umum regresi sederhana dirumuskan sebagai
berikut:
Y = α + bX
Sumber: Sugiyono (2016:188)
Lokasi Penelitian
Lokasi peneliti ini Perkantoran Hijau Arkadia, Tower C, Lt. 15,
Jalan Tb Simatupang No.88, RT.1/RW.1, Kebagusan, Kec. Ps. Minggu,
Kota Jakarta Selatan.
Hasil Penelitian dan Pembahasaan Perkembangan Biaya
Operasional
Berikut adalah adalah tabel data perkembangan Biaya Penjualan PT.
Akasha Wira International Tbk.
Tabel 3
Perkembangan Biaya Penjualan PT. Akasha Wira International Tbk
Periode 2014-2019
Priode Biaya Penjualan Perkembangan
Sumber: Data Laporan Keuangan PT. Akasha Wira International
Tbk
9
Dari tabel tersebut, dapat dilihat Biaya Penjualan pada setiap
priodenya mengalami perubahan. Pada tahun 2015 biaya penjualan
mengalami kenaikan sebesar 29,23% yang disebabkan oleh kenaikan
pada biaya pemasaran. Pada tahun 2016, biaya penjualan PT. Akasha
Wira International mengalami kenaikan sebesar 23,65%. Hal ini
disebabkan karena adanya peningkatan yaitu biaya pemasaran.
Sementara pada tahun 2017, terjadi penurunan biaya penjualan yaitu
sebesar -3,03% ini disebabkan adanya penurunan yaitu penurunan
nilai piutang usaha. Sedangkan pada tahun 2018 penurunan yang
terjadi sebesar -21,52% disebabkan karena penurunan yaitu penurunan
perbaikan dan pemeliharaan dan penurunan piutang usaha. Pada tahun
2019 mengalami penurunan sebesar -7,54% disebabkan karena adanya
penurunan perbaikan dan pemeliharaan.
Dari beberapa penyebab kenaikan dan penurunan biaya penjualan
diatas, dapat diketahui bahwa komponen paling besar mempengaruhi
fluktuasi pada biaya penjualan adalah biaya pemasaran dan piutang
usaha pada PT. Akasha Wira International Tbk.
Berikut tabel data perkembangan Biaya admistrasi dan umum PT.
Akasha Wira International Tbk Priode 2014-2019.
Tabel 4 Perkembangan Biaya Administrasi dan Umum
PT. Akasha Wira International Tbk Priode 2014-2019
Priode Biaya
2015 71.139 -7.767 -9,84 Turun
2016 84.977 13.838 19,45 Naik
2017 82.415 -2.562 -3,01 Turun
2018 78.475 -3.94 -4,78 Turun
2019 78.542 67 0,86 Naik
Sumber: Data Laporan Keuangan PT. Akasha Wira International Tbk
Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa Biaya Aministrasi dan Umum
setiap priodenya mengalami fluktuasi, baik mengalami penurunan
maupun kenaikan. Pada tahun 2015, biaya administrasi dan umum PT.
Akasha Wira International mengalami penurunan sebesar - 9,84%,
disebabkan oleh sewa perijinan dan asuransi. Sedangkan pada tahun
2016 mengalami kenaikan sebesar 19,45% kenaikan yang cukup besar
ini disebabkan karena adanya peningkatan yang cukup besar pada
biaya administrasi dan umum adalah peningkatan pada gaji dan
tunjangan karyawan. Pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar
-3,01% disebabkan oleh amortisasi. Penurunan juga kembali pada
tahun 2018 yaitu sebesar -4,78% hal ini disebabkan oleh amortisasi.
Sedangkan pada tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 0,86% yang
disebabkan oleh gaji dan tunjangan karyawan.
Dari beberapa penyebab kenaikan dan penurunan Biaya Administrasi
dan umum diatas, dapat diketahui bahwa komponen paling besar
mempengaruhi fluktuasi pada Biaya Administrasi dan umum PT. Akasha
Wira International Tbk adalah gaji dan tunjangan karyawan dan
amortisasi.
Berikut adalah hasil perhitungan data BiayaOperasional pada PT.
Akasha Wira International Tbk.
10
Periode 2014-2019
Priod e
Biaya Penjualan
2015 219.872 71.139 291.011 41.967 Naik
2016 28.265 84.977 383.242 92.231 Naik
2017 289.213 82.415 371.682 -11.560 Turun
2018 226.946 78.475 305.421 -66.261 Turun
2019 209.818 78.542 288.360 -17.061 Turun
Sumber: Data Laporan Keuangan PT. Akasha Wira International Tbk
yang telah diolah
Dari tabel dapat dilihat bahwa Biaya operasional pada perusahaan
PT.Akasha Wira International Tbk mengalami fluktuasi setiap
tahunnya. Pada tahun 2015 biaya operasional mengalami kenaikan
sebesar 41.967%, pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar
92.231%, sedangkan pada tahun 2016 biaya operasional mengalami
penurunan sebesar - 11.560%, penurunan juga kembali pada tahun 2018
yaitu sebesar -66.261%, pada tahun 2019 biaya operasional mengalami
penurunan sebesar -17.061%. Penurunan ini terjadi karena tidak
banyaknya biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya penjualan dan
biaya administrai dan umum. Perkembangan Laba Bersih
Untuk melihat perkembangan Laba Bersih penulis menyajikan data Laba
dan Beban Pajak sebagai komponen dari Laba Bersih PT. Akasha Wira
International Tbk.
Berikut adalah tabel perkembangan Laba PT. Akasha Wira
International Tbk periode 2014-2019 :
Tabel 6 Perkembangan Laba PT. Akasha Wira International Tbk
Periode 2014-2019
2015 339.702 40.800 13,64 Naik
2016 459.835 120.133 35,36 Naik
2017 438.944 -20.891 -4,54 Turun
2018 389.090 -49.854 -11,35 Turun
2019 417.049 27.959 7,18 Naik
Sumber: Data Laporan Keuanagn PT. Akasha Wira International Tbk
Dari tabel di atas dapat dilihat pada tahun 2015 laba PT. Akasha
Wira International
Tbk mengalami peningkatan yang cukup besar sebesar 13,64% yang
disebabkan oleh peningkatan penjualan yang dijual juga penurunan
beban pokok penjualan. Pada tahun 2016 mengalami peningkatan
sebesar 35,36%. Hal ini disebabkan oleh penjualan yang
11
dijual. Sementara pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar
-4,54% yang disebabkan oleh beban pokok penjualan. Pada tahun 2018
mengalami penurunan sebesar -11,35% yang disebabkan oleh penurunan
beban pokok penjualan. Sementara pada tahun 2019 mengalami kenaikan
sebesar 7,18%. Hal ini sebabkan oleh penjualan yang di jual.
Dari beberapa penyebab kenaikan dan penurunan Laba di atas dapat
diketahui komponen yang paling besar mempengaruhi fluktuasi pada
Laba PT. Akasha Wira International adalah penjualan yang dijual dan
beban pokok penjualan
Berikut adalah tabel data perkembangan Beban Pajak PT. Akasha Wira
International periode 2014-2019:
Tabel 7 Perkembangan Beban Pajak PT. Akasha Wira International
Tbk
Periode 2014-2019
2015 11.336 829 7,88 Naik
2016 5.685 -5.651 -49,85 Turun
2017 12.853 7.168 1,26 Naik
2018 17.102 4.249 33,05 Naik
2019 26.294 9.192 53,74 Naik
Sumber: Data laporan keuangan PT. Akasha Wira International Tbk
Dari data di atas dapat dilihat bahwa beban pajak penghasilan pada
PT. Akasha
Wira International pada tahun 2015 pajak penghasilan mengalami
kenaikan sebesar 7,88% disebabkan oleh pajak penghasilan yang harus
di bayar saat ini lebih besar. Pada tahun 2016 pajak penghasilan
mengalami penurunan sebesar -49,85% yang disebabkan oleh pajak
penghasilan yang harus di bayar saat ini lebih kecil dari pada
pajak penghasilan yang harus di bayar di masa mendatang. Pada tahun
2017 mengalami kenaikan sebesar 1,26% yang di sebabkan pajak
penghasilan yang hasrus di bayar saat ini lebih besar. Pada tahun
2018 mengalami peningkatan sebesar 33,05%. sementara pada tahun
2019 mengalami kenaikan yang sebesar 53,74% yang di sebabkan oleh
pajak penghasilan yang harus di bayar saat ini oleh perusahaan
lebih besar.
Berikut adalah hasil perhitungan data Laba Bersih pada PT. Akasha
Wira international Tb:
Tabel 8 Perkembangan Laba Bersih PT. Akasha Wira International
Tbk
Periode 2014-2019
% Selisih %
Sumber: Data olahan laporan keuangan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Laba Bersih pada perusahaan
PT. Akasha Wira International Tbk mengalami fluktuasi setiap
tahunnya pada tahun 2015 laba bersih mengalami kenaikan sebesar
39.871%, pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 125.884%, pada
tahun 2017 mengalami penurunan sebesar -28.059%, pada tahun 2018
mengalami penurunan sebesar -54.103% dan pada tahun 2019 mengalami
kenaikan sebesar 18.767%. Penurunan ini terjadi karena dari segi
biaya-biaya yang dikeluarkan semakin besar sehingga mengakibatkan
laba bersih menjadi menurun. Pengaruh Biaya Operasional terhadap
Laba Bersih
Untuk mengetahui apakah Biaya Operasional berpengaruh atau tidak
terhadap Laba Bersih pada PT.Akasha Wira International Tbk, maka
dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 teknik analisa, yaitu
analisa koefisien korelasi sederhana yang digunakan untuk mengukur
kuat lemahnya hubungan antara variabel X dan variabel Y, analisa
regresi sederhana yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh dari variabel X terhadap variabel Y, dan analisa koefisien
determinasi yang digunakan untuk mengukur besarnya presentase
kontribusi penentu variabel X yang mempengaruhi variabel Y.
Analisis Korelasi Sederhana
Analisis korelasi sederhana dalam penelitian ini menggunakan
bantuan SPSS v.21. Berikut tabel hasil perhitungan korelasi antara
Biaya Operaional terhadap Laba Bersih:
Tabel 9 Hasil Analisis Korelasi Sederhana
Correlations
13
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS v.21
Berdasarkan tabel 4.7 di atas diperoleh nilai korelasi sebesar
0,922. Untuk memberikan interprestasi terhadap nilai korelasi yang
diperoleh digunakan kriteria korelasi yang diberikan pada Bab III.
Nilai korelasi yang diperoleh sebesar 0,922, dimana nilai tersebut
berada pada interval 0,80-1,00 sehingga dapat ditafsirkan bahwa
hubungan antara Biaya Operasional (X) terhadap Laba Bersih (Y) pada
PT. Akasha Wira Internatuional Tbk. Mempunyai hubungan yang sangat
kuat. Analisis Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya presentase kontribusi penentu Biaya
operasional yang mempengaruhi variabel Laba Bersih, dapat dilihat
dari hasil berikut:
Tabel 10 Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summary
1 .
a. Predictors: (Constant), Biaya Operasional
Dari tabel di atas bahwa terlihat bahwa nilai R Square sebesar
0,850 %, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya
kontribusi Biaya Operasional (X) terhadap Laba Bersih (Y) adalah
sebesar 0,850% dan sisanya 15% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang tidak termasuk dalam biaya operasional.
Analisis Regresi Sederhana
Tabel 11 Hasil Analisis Regresi Sederhana
Coefficientsa
14
Biaya Operasional
1.084 .228 .922 4.763 .009
a. Dependent Variable: Laba Bersih Sumber: SPSS v.21, Data diolah
Secara umum rumus perhitungan regresi linier sederhana adalah Y= a
+ bx. Dari
hasil perhitungan SPSS v21 diatas maka dapat diketahui bahwa
persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
Y= 35.306+1.084X Dimana: a = angka konstan dari penelitian ini
nilai nya sebesar 35.306, artinya tanpa pengaruh dari
Biaya Operasional, maka nilai Laba Bersih sebesar 35.306. b = angka
koefisien regresi. Dalam penelitian ini nilainya 1.084, ini
menunjukan bahwa
setiap penambahan 1% Biaya Operasional maka Laba Bersih akan ikut
naik sebesar 1.084%.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan PT. Akasha Wira
International Tbk maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut: 1. Perkembangan Biaya Opersional PT.Akasha Wira
International Tbk selama 6 tahun dari
tahun 2014 sampai tahun 2019 secara keseluruhan cenderung mengalami
kenaikan dan penurunan (fluktuasi). Kenaikan dan penurunan
(fluktuasi) pada Biaya Operasional PT. Akasha Wira International
Tbk ini disebabkan karena adanya peningkatan dan penurunan
(fluktuasi) pula pada Biaya Penjualan dan Biaya Administrasi dan
Umum PT. Akasha Wira International Tbk.
2. Perkembangan Laba Bersih PT. Akasha Wira International Tbk dalam
6 periode terakhir secara keseluruhan cenderung mengalami kenaikan
dan penurnan (fluktuasi). Kenaikan dan penurunan (fluktuasi) pada
Laba Bersih PT. Akasha Wira International ini disebabkan karena
adanya kenaikan dan penurunan (fluktuasi) pula pada komponen Laba
dan Beban Pajak Penghasilan PT. Akasha Wira International
Tbk.
3. Berdasarkan hasil perhitungan di ketahui korelasi anatara Biaya
Operasional dengan Laba Bersih adalah 0,922 yang berarti bahwa
keduanya adalah hubungan yang “ Sangat Kuat”. Kemudian analisis
regresi linier sederhana Y=35.306+ 1.084X, artinya bahwa setiap
peningkatan 1% Biaya Opersaional akan mempengaruhi peningkatan Laba
Bersih sebesar 1.084%. Dan apabila Biaya Operaional = 0, maka nilai
Laba Bersih 35.306. Sedangkan dari hasil perhitungan koefisien
determinasi diperoleh nilai R Square 0,850, nilai ini mengandung
arti bahwa Biaya Operasional (X) terhadap Laba Bersih (Y) adalah
sebesar 85% dan sisanya sebesar 15% dipengaruhi oleh fakto-faktor
lain yang tidak termasuk dalam Biaya Opersaional.
Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis menyampaikan
saran-saran sebagai berikut: 1. Menurut Jopie Jusuf (2008:43) “Bila
perusahaan dapat menekan biaya operasional
maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba bersih. Demikian juga
sebaliknya, bila
15
terjadi pemborosan biaya, seperti pemakaian alat kantor yang
berlebihan, akan mengakibatkan penurunan laba bersih.” Perusahaan
pada PT. Akasha Wira International Tbk di harapkan dapat menekan
sebisa mungkin pengeluaran biaya yang digunakan agar tingkat Biaya
Operasional semakin menurun maka peningkatan laba perusahaan dapat
dicapai.
2. Menurut Hansen (2014:26) menyatakan bahwa “Laba Bersih merupakan
selisih positif laba usaha dengan beban diluar usaha. Laba bersih
menggambarkan hasil usaha perusahaan baik itu dari kegiatan uatama
perusahaan, maupun kegiatan di luar perusahaan. Laba bersih ini
memeberikan gambaran bahwa selama satu periode tertentu, perusahaan
telah berhasil memperoleh laba dari kegiatan utama perusahaan dan
kegiatan diluar kegiatan utama”. Perusahaan yang dalam hal ini
PT.Akasha Wira International Tbk di harapkan dapat menjaga laba dan
meningkatkan laba perusahaan dari kegiatan-kegiatan perusahaan agar
tujuan perusahaan secara umum dapat tercapai
3. Menurut Munawir (2012:35) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
laba bersih yaitu perusahaan harus mampu menekankan biaya produksi
maupun biaya operasional serendah mungkin dengan mempertahankan
tingkat harga jual dan volume penjualan yang ada, perusahaan mampu
menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang
dikehendaki, dan mampu meningkatkan volume penjualan sebesar
mungkin. Salah satu faktor yang mempengaruhi laba bersih adalah
biaya. Biaya operasional merupakan sejumlah biaya yang harus
dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk mendukung operasi atau
kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut. Dalam hal ini PT.
Akasha Wira International Tbk di harapkan dapat menggunakan biaya
operasional sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat meningkatkan
laba bersih di PT. Akasha Wira International Tbk ini.
Daftar Pustaka Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Krisis atas
Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Henry Simamora. 2013. Pengantar Akuntansi II.
Jakarta: Bumi Aksara. Jusuf, Jopie. (2014). Analisis Kredit untuk
Account Officer. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama. Kasmir, 2011, Analisis Laporan Keuangan, Edisi 1, Cetakan 4,
Penerbit PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta. Munawir. 2012. Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Liberty. Mulyadi. 2013.Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga,
Cetakan Keempat. Jakarta: salemba Empat. Rudianto. 2013. Akuntansi
Manajemen. Jakarta: Erlangga Rahardjo, Budi. (2010). Keuangan dan
Akuntansi untuk Manajer Non Keuangan. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Stice, Stice, Skousen. 2010.
Akuntansi Keuangan, Buku I Edisi 16. PT Raja Jakarta:
Grafindo Persada. Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif Kualitatif R&B.
Bandung: Aflabeta. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Administrasi.
Bandung: Alfabeta Supriyono. 2011. Akuntansi Biaya Pengumpulan
Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Buku 1
Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.