Transcript
Page 1: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA

PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS 2

SMA NEGERI COLOMADU

TAHUN 2010/2011

Oleh:

FELI FIRDIANAWATI

K 7407180

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 7 Februari 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Siswandari, M.Stats Sri Sumaryati, S.Pd., M.Pd

NIP. 19590201 198503 2 002 NIP. 19691229 200501 2 001

Page 3: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal : Maret 2011

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang tanda tangan

Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd

Sekretaris : Drs. Sukirman, MM

Anggota I : Prof. Dr. Siswandari, M.Stats

Anggota II : Sri Sumaryati, S.Pd., M.Pd

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.

NIP 1316581653

Page 4: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Feli Firdianawati.K7407180.PENERAPAN PADA PENDEKATAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA MATA PELAJARAN

AKUNTANSI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI COLOMADU TAHUN

AJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari. 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model

pembelajaran kooperatif jigsaw dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa

akuntansi kelas XI IPS 2 SMA Negeri Colomadu tahun ajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan

menggunakan strategi siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2

SMA Negeri Colomadu yang berjumlah 40 siswa. Obyek penelitian pada

penelitian tindakan ini adalah aktivitas siswa yaitu keaktifan siswa ketika

bertanya, berdiskusi dan mengerjakan soal selama proses pembelajaran. Sumber

data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain informan, lokasi,

peristiwa, dokumen dan arsip. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua

siklus, masing masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu (1) perencanaan

tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi dan (4) refleksi.

Setiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, alokasi waktu masing-masing

pertemuan 6 x 45 menit.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

terdapat peningkatan aktivitas siswa pembelajaran akuntansi melalui penerapan

metode pembelajaran jigsaw. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator

sebagai berikut: (1) Peningkatan keaktifan bertanya 15% (dari 75% pada siklus 1

menjadi 90% pada siklus 2) (2) Peningkatan kerjasama siswa dalam diskusi

sebesar 25% (dari 70% pada siklus 1 menjadi 95% pada siklus 2) (3) Peningkatan

pencapaian hasil belajar sebesar 17,5% (dari 75% pada siklus 1 menjadi 92,5%).

iv

Page 5: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Peningkatan tertinggi terjadi pada kerjasama siswa, karena dalam

pembelajaran jigsaw ini, dituntut kerjasama kelompok untuk diskusi dan siswa

yang memiliki nilai yang bagus memberikan informasi ke siswa lain.

v

Page 6: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Feli Firdianawati. K7407180. THE APPLICATION OF JIGSAW MODEL

OF COOPERATIVE LEARNING APPROACH TO IMPROVE THE

STUDENT ACTIVITY IN ACCOUNTING LEARNING IN XI IPS 2

GRADERS OF SMA NEGERI COLOMADU IN THE SCHOOL YEAR OF

2010/2011. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta

Sebelas Maret University, February. 2011.

The objective of research is to find out the application of jigsaw model of

cooperative learning approach in the attempt of improving the accounting student

activity in XI IPS 2 Graders of SMA Negeri Colomadu in the school year of

2010/2011.

This study employed a classroom action research (CAR) approach using

cycle strategy. The subject of research was XI IPS 2 Graders of SMA Negeri

Colomadu consisting of 40 students. The object of research in this action research

was the student activity, that is, the student activeness in asking question,

discussion, and working on the problem during learning process. This study was

carried out in collaboration between the researcher, class teacher and involving

student participation. The data source employed in this action research included

informant, location, event, document and archive. The research process was

carried out in two cycles, each of which consists of four stages: (1) planning, (2)

acting, (3) observing and interpreting, and (4) reflecting. Each cycle was carried

out in 3 meetings, with time allotment 6 x 45 minutes for each meeting.

Considering the research conducted, it can be concluded that there is an

increase in student activity in accounting learning through the application of

jigsaw learning method. It is reflected by several indicators, as follows: (1) the

increase in asking question activeness is 15% (from 75% in cycle 1 to 90% in

vi

Page 7: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cycle 2); (2) the increase in student cooperation in discussion is 25% (from 70%

in cycle 1 to 95% in cycle 2); and (3) the increase in learning achievement is

17.5% (from 75% in cycle 1 to 92.5% in cycle 2), the score before

implementation is 67.75, while after implementation it increases to 80.12 in cycle

I and 86.2 in the end of cycle II. The highest increase occurs in student

cooperation, because in this jigsaw learning, the group cooperation in discussion

is required and the student with good mark gives information to other students.

vii

Page 8: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO:

Tak peduli bagaimana pun gelapnya permulaan, pandang ke depan dengan optimis! Lihat semua kemungkinan-kemungkinan karena sukses selalu ada di

sana, menanti kita datang. Optimis dan Berjuang ! (Andri Wongso)

Dengan berbagi kepada orang lain, entah itu perhatian, spirit, doa, materi, tenaga atau apa pun kepada orang yang membutuhkan, pasti kita akan merasa happy.

(Andri Wongso)

Ambilah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan, ambilah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan, ambilah waktu untuk mencintai & dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan, ambilah

waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju surga. (Penulis)

viii

Page 9: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

Ibuku Budi Sulistyowati dan Bapakku Sutafir yang tercinta yang selalu mendoakanku dan memberi dukungan terus menerus

Kakakku Faya dan saudara kembarku Fela yang selalu memberi motivasi, do’a dan memacuku menyelesaikan skripsi ini

Hakasa, Irwan, Ms Salim, Trahari, Tina, Yeri, Santi, Erna, Ryza, Bunga, Mey, Sawega, Alfi yang tersayang bersama kalian kita bisa sharing dan memperkaya

ilmu.

Teman-teman FKIP Akuntansi tetap semangat dan jangan menyerah.

Teman-teman Bougenvil semua yang tersayang yang memberikan pengalaman yang berharga.

ix

Page 10: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberi

kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama

pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dan berbagai

pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan

izin penulisan skripsi;

2. Drs. Saiful Bachri, M. Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang telah memberikan izin penulisan skripsi;

3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Ekonomi Akuntansi

yang telah memberikan izin penulisan skripsi;

4. Prof. Dr. Siswandari, M.Stats, pembimbing I dan Sri Sumaryati, S.Pd.,

M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan

dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan

dengan lancar;

5. Drs.Ngadiman, M.Si., Pembimbing Akademik, yang telah memberikan

arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Pendidikan

Ekonomi Akuntansi FKIP UNS;

6. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Ekonomi Akuntansi yang

secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis;

7. Drs. Sukarni, M.Hum., Kepala Sekolah SMA Negeri Colomadu, yang

telah memberikan izin penelitian di SMA Negeri Colomadu;

8. Dra.Siti Nurhayati., Guru Pamong SMA Negeri Colomadu, yang telah

memberikan arahan dan bimbingan selama penelitian, sehingga dapat

terselesaikan dengan baik;

9. Siswa-siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri Colomadu tahun ajaran

x

Page 11: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2010/2011 yang menjadi subjek dalam penelitian penulis, terima kasih

sebesar-besarnya karena membantu dalam memperoleh data penelitian ini

dan dengan sukarela bersedia penulis wawancarai;

10. Rekan-Rekan Akuntansi ’07 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

yang membantu dan memberikan kenangan selama menjadi mahasiswa

dan dalam menyelesaikan skripsi ini;

11. Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin

penulis sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para

pembaca.

Surakarta, Februari 2011

Penulis

xi

Page 12: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................................... i

PERSETUJUAN.............................................................................................................. ii

PENGESAHAN .............................................................................................................. iii

ABSTRAK .................................................................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................. viii

PERSEMBAHAN........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 3

C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 3

D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 6

A. Landasan Teori ............................................................................................ 6

1. Hakikat Belajar ............................................................................................. 6

2. Model Pembelajaran Kooperatif .............................................................. 7

a. Hakikat Model Pembelajaran .............................................................. 7

b. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ............................................ 7

c. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran .............................. 8

xii

Page 13: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Macam Model Pembelajaran Kooperatif ............................................. 9

3. Metode Pembelajaran Jigsaw ................................................................ 14

a. Hakikat Metode Jigsaw ...................................................................... 14

b. Langkah-langkah Metode Jigsaw ...................................................... 14

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Jigsaw ........................................ 16

4. Hakikat Aktivitas ................................................................................... 17

a. Prinsip-prinsip Aktivitas ...................................................................... 17

b. Pengertian Aktivitas Siswa .................................................................. 17

5. Hakikat Akuntansi .................................................................................. 19

B. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 20

C. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 22

D. Hipotesis Tindakan .................................................................................... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................. 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian436991 ........................................................ 25

B. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 26

C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 29

D. Prosedur Penelitian .................................................................................... 31

E. Proses Penelitian ....................................................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 35

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................................... 35

1. Riwayat Singkat ..................................................................................... 35

2. Keadaan Lingkungan Belajar ................................................................ 36

3. Visi dan Misi .......................................................................................... 37

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 02 SMA

Negeri Colomadu ....................................................................................... 38

C. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................... 39

xiii

Page 14: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Pembahasan ............................................................................................... 55

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................................... 61

A. Simpulan .................................................................................................... 61

B. Implikasi .................................................................................................... 62

C. Saran .......................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 64

LAMPIRAN ................................................................................................................... 66

iv

Page 15: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Nilai Nilai Siswa Sebelum Dilaksanakan Siklus I ........................................................ 2

2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ......................................................... 26

3. Indikator Ketercapaian Aktivitas Siswa ...................................................................... 33

4. Profil Hasil Penelitian Siklus I .................................................................................... 55

5. Profil Hasil Penelitian Siklus II .................................................................................. 56

6. Profil Hasil Penelitian Siklus I dan II ......................................................................... 57

xv

Page 16: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Kerangka Pemikiran .................................................................................................... 22

2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................................................... 28

3. Grafik Hasil Penelitian Siklus I .................................................................................. 55

4. Grafik Hasil Penelitian Siklus II ................................................................................. 56

5. Grafik Hasil Penelitian Siklus I dan II ........................................................................ 57

xvi

Page 17: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Dokumentasi Foto Wawancara Sebelum dan Sesudah Siklus dilakukan ................... 67

2. RPP Siklus I ............................................................................................................... 70

3.RPP Siklus II ................................................................................................................ 82

4. Catatan Lapangan ........................................................................................................ 91

5. Data Hasil Wawancara ................................................................................................ 92

6. Lembar Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar ..................................................... 103

7. Daftar Nilai Siswa ..................................................................................................... 107

8. Daftar Hadir Siswa .................................................................................................... 109

9. Perijinan ................................................................................................................. 111

xvii

Page 18: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya.

Perkembangan dan perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya

peningkatan mutu pendidikan untuk mewujudkan masyarakat yang mampu

bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Salah satu upaya yang

ditempuh untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui peningkatan mutu

pendidikan di sekolah. Sekolah adalah bagian dari masyarakat yang merupakan

tempat bagi pembinaan SDM yang sesuai dengan perkembangan sains dan

teknologi. Berbicara tentang pembelajaran di sekolah, khususnya pembelajaran

akuntansi, tidak akan terlepas dari masalah-masalah yang terdapat di dalam

pembelajaran akuntansi tersebut.

Aktivitas siswa sangat mempengaruhi pada hasil belajar siswa. Ketika

dilakukan pengamatan di kelas XI IPS 2 SMA N Colomadu, terdapat aktivitas

siswa yang masih kurang, terdapat siswa yang masih malu-malu untuk bertanya,

selanjutnya siswa tidak mau berpendapat karena dianggap tidak penting,

kemudian siswa diberikan waktu untuk diskusi cenderung digunakan untuk

bersendau gurau, ketika memecahkan soal banyak siswa yang mengalami

kesulitan. Berdasarkan pengamatan di kelas, khususnya materi pokok akuntansi,

masih terdapat nilai-nilai yang belum tuntas dalam mengerjakan ulangan pada

tahun ajaran 2009/2010, sehingga hasil belajar yang diberikan sangat kurang dari

KKM sekolah yaitu dengan skor nilai 65.

Page 19: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Tabel 1. Nilai-nilai siswa sebelum dilaksanakan siklus I dibawah ini.

Skor nilai Jumlah Siswa

81-90 6 siswa

71-80 13 siswa

61-70 3 siswa

51-60 13 siswa

41-50 5 siswa

31-40 1 siswa

Disamping itu guru masih memberikan metode ceramah, memberikan tugas

kemudian memberikan tes akhir, begitulah aktivitas ini berjalan terus. Rutinitas

model pembelajaran seperti itu yang kemudian menimbulkan rasa bosan dan

sungkan untuk memperhatikan guru yang sedang mengajar. Untuk pemilihan

metode dan pendekatan yang digunakan seorang guru harus memperhatikan

tujuan pengajaran. Selain itu, guru dalam memilih metode harus juga

memperhatikan jenis atau sifat bahan pengajaran. Fasilitas pengajaran lengkap,

siap dipakai, dan sesuai dengan mata pelajaran akan memberikan dorongan serta

peluang kepada guru untuk memilih suatu strategi pengajaran dalam rangka

mengoptimalkan proses dan hasil belajar yang dicapai.

Model pembelajaran yang dapat dipilih dan digunakan untuk XI IPS 2

adalah kooperatif jigsaw, karena jigsaw dapat meningkatkan rasa solidaritas bagi

teman satu kelas di XI IPS 2 ini. Cara ini dipilih dengan pertimbangan karena

dengan metode jigsaw siswa dapat saling berdiskusi, berpikir, mengemukakan

pendapat, menganalisis pendapat teman, sehingga aktivitas siswa akan meningkat

terus menerus. Menurut Doantara Yasa (2008) dalam Indah Kusharyati (2009:16)

mengatakan keunggulan metode jigsaw adalah:

1. Memacu siswa untuk berpikir kritis 2. Memaksa siswa untuk membuat kata-kata yang tepat agar dapat

menjelaskan kepada teman yang lain 3. Diskusi yang terjadi tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu tapi semua

siswa dituntut menjadi aktif

Page 20: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

4. Jigsaw dapat digunakan bersama strategi belajar yang lain 5. Jigsaw mudah dilakukan

Jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang

mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai pelajaran untuk

mencapai prestasi yang maksimal. Dalam metode belajar ini terdapat tahap-tahap

dalam penyelenggaraanya. Tahap pertama siswa dikelompokkan dalam bentuk

kelompok-kelompok kecil. Pembentukan kelompok-kelompok siswa tersebut

dapat dilakukan guru berdasarkan pertimbangan tertentu.

Dari uraian di atas, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan

judul : “Penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif metode jigsaw untuk

meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran akuntansi kelas XI IPS SMA N

Colomadu tahun ajaran 2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Masih rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari nilai Kriteria

Ketuntasan Minimum siswa SMAN Colomadu khususnya kelas XI IPS

2 yakni, pada tahun ajaran 2009/2010 semester 1 yakni, 65.

2. Kesulitan siswa SMA N Colomadu khususnya kelas XI IPS 2 dalam

memecahkan soal.

3. Interaksi antar guru & siswa, maupun interaksi antar siswa di SMA N

Colomadu khususnya kelas XI IPS 2 dalam pembelajaran yang masih

kurang.

4. Metode pembelajaran akuntansi di SMA N Colomadu untuk kelas XI

IPS 2 masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yakni

metode ceramah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti

dibatasi pada :

1. Subjek penelitian

Page 21: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA N Colomadu

tahun ajaran 2010/2011. Jumlah seluruhnya 40 orang

2. Objek penelitian

Objek penelitian meliputi :

Aktivitas siswa, yang diukur adalah bertanya, diskusi dan

mengerjakan soal.

3. Model pembelajaran yang digunakan adalah jigsaw.

Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling

membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi

yang maksimal. Dalam model belajar ini terdapat tahap-tahap dalam

penyelenggaraannya. Tahap pertama siswa dikelompokkan dalam

bentuk kelompok-kelompok kecil. Pembentukan kelompok-kelompok

siswa tersebut dapat dilakukan guru berdasarkan pertimbangan

tertentu.

4. Materi penelitian :

Materi pelajaran akuntansi yang dijadikan sebagai objek penelitian

dikhususkan pada pokok bahasan “Jurnal penyesuaian” di SMA Negeri

Colomadu kelas XI IPS 2.

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

Apakah penerapan dengan pendekatan pembelajaran kooperatif metode jigsaw

dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran akuntansi pada siswa

kelas XI IPS 2 semester genap SMA N Colomadu tahun ajaran 2010/2011?

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan

penelitian ini,yaitu :

Page 22: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Mendeskripsikan penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif model

jigsaw dalam usaha meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran akuntansi

kelas XI IPS 2 semester genap SMA N Colomadu.

F.Manfaat Penelitian

1.Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan pengembangan

ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan dunia pendidikan terutama

dalam meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran akuntansi jenjang

Sekolah Menengah Atas

b. Untuk lebih mendukung teori-teori yang telah ada sehubungan dengan

masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

2.Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan

yang sudah peneliti dapatkan dari bangku kuliah selama ini.

2) Meningkatkan dan memantapkan wawasan ilmu pengetahuan peneliti

mengenai masalah aktivitas siswa.

b. Bagi sekolah

1) Sebagai masukan kepada pengajar akuntansi tentang penerapan metode

jigsaw dalam proses belajar mengajar untuk memacu motivasi siswa,

dengan tujuan siswa akan meraih prestasi belajar yang optimal.

2) Memberikan gambaran kepada pengajar akuntansi tentang arti pentingnya

pemberian metode jigsaw dalam latihan soal-soal yang berupa nilai.

c. Bagi peneliti lain

1) Dapat memberikan informasi tambahan kepada peneliti lain yang

membahas mengenai masalah yang sejenis.

2) Memberikan dorongan kepada peneliti lain agar dapat mendalami

permasalahan mengenai aktivitas siswa.

Page 23: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Page 24: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Hakikat Belajar

Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003, Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses

belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Pandangan seseorang tentang

belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya yang berhubungan dengan

belajar, dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar.

Ada beberapa definisi tentang belajar, antara lain dapat diuraikan sebagai

berikut menurut Slameto (2010:02) : Belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Menurut Sardiman A.M (2010:20) : (1) Cronbach memberikan

definisi : Learning is shown by a change in behavior as a result of experience,(2)

Harold Spears memberikan batasan : Learning is to observe, to read, to imitate, to

try something themselves, to listen, to follow direction, (3 ) Geoch, mengatakan :

Learning is a change in performance as a result of practise. Menurut Cronbach

dalam Agus Suprijono (2009:4) menyatakan bahwa “Learning is to observe, to

read to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction” dengan

Page 25: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

kata lain bahwa belajar adalah mengamati, meniru, mencoba sesuatu, mendengar

dan mengikuti arah tertentu.

Jadi, berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses yang mengalami perubahan ke arah yang positif, baik itu

dalam bidang kognitif, afektif maupun psikomotorik.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

a.Hakikat Model pembelajaran

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil

penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang

berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada

tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai

pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan

memberi petunjuk kepada guru di kelas (Agus Suprijono, 2009:45-46)

b. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Drs. H. Isjoni (2010: 23) Pembelajaran kooperatif adalah suatu

model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan

belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk

mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang

tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli

pada yang lain. Model ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata

pelajaran dan berbagai usia. Dan menurut Robert E. Slavin (2010:41) mengatakan

bahwa terdapat dasar teoritis yang kuat untuk memprediksi bahwa metode-metode

pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan kelompok dan tanggung

jawab individual akan meningkatkan pencapaian prestasi siswa.

Dalam Agus Suprijono (2009:11), Roger dan David Johson menyatakan

bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif.

Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran

kooperatif harus ditetapkan. Lima unsur tersebut adalah :

1) Positive interdependence (saling ketergantungan positif)

Page 26: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan) 3) Face to face promotive interaction (interaksi promotif) 4) Interpersonal skill (komunikasi setiap anggota) 5) Group processing (pemrosesan kelompok)

Positive interdependence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya

kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana

keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.

Personal Responsibility, yaitu mengenai materi pelajaran dalam anggota

kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya, karena tujuan

dalam pembelajaran kooperatif adalah menjadikan setiap anggota kelompoknya

menjadi lebih kuat pribadinya.

Face to face promotive interaction, yaitu interaksi yang langsung terjadi

antar siswa tanpa adanya perantara, tidak adanya penonjolan kekuatan individu,

yang ada hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat verbal diantara siswa

yang ditingkatkan oleh adanya saling hubungan timbal balik yang bersifat positif

sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran.

Interpersonal skill, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi,

mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang

efektif.

Group processing, yaitu tujuan terpenting yang diharapkan dapat dicapai

dalam pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar keterampilan bekerjasama

dan berhubungan ini adalah keterampilan yang penting dan sangat diperlukan di

masyarakat.

Pada intinya, model pembelajaran kooperatif, didukung siswa yang

memiliki jiwa sosial dan tanggung jawab terhadap kelompoknya, sehingga dalam

menyelesaikan tugasnya dapat terselesaikan dengan cepat dan siswa lain juga

dapat sharing terhadap teman yang lebih pintar.

c.Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk peran siswa,

menurut Jarolimek & Parker (1993) dalam Isjoni (2010:24) mengatakan

keunggulan model pembelajaran Kooperatif adalah :

Page 27: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

1) saling ketergantungan yang positif 2) adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu 3) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas 4) suasana kelas yang rileks dan menyenangkan 5) terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru 6) memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

Model pembelajaran kooperatif selain memiliki kelebihan seperti yang telah

disebutkan diatas juga mempunyai beberapa kelemahan. Isjoni (2010:25)

menuliskan beberapa keterbatasan pembelajaran kooperatif : (1) guru harus

mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih

banyak tenaga, pemikiran dan waktu, (2) agar proses pembelajaran berjalan

dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup

memadai, (3) selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan

topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, (4) saat diskusi kelas, terkadang

didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

d.Macam Model Pembelajaran Kooperatif

Terdapat macam-macam model pembelajaran kooperatif , menurut Agus

Suprijono (2009:101) yaitu: (1) Think Pair Share, (2) Numbered Heads Together,

(3) Group Investigation, (4) Two Stay Two Stray, (5) Make a Match, (6) Listening

Team, (7) Inside-Outside Circle, (8) Bamboo Dancing, (9) Point Counter Point,

(10) The Power of Two, (11) Listening Team, (12) Jigsaw.

1) Think Pair Share

Pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu

terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru

memberikan kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya. Selanjutnya

peserta didik berpasang-pasangan, dan guru memberikan kesempatan kepada

pasangan untuk diskusi. Diharapkan diskusi dapat memperdalam makna dari

jawaban yang telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan pasangannya.

Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan

seluruh kelas.

Page 28: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2) Numbered Heads Together

Pembelajaran ini diawali guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok

kecil. Jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang

dipelajari.Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 orang dan

terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka

tiap kelompok terdiri 8 orang. Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok diberi

nomor 1-8. Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa

pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Guru memberikan

kesempatan pada tiap-tiap kelompok. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok

menyatukan kepalanya “Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban

atas pertanyaan dari guru. Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta

didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok, untuk

menjawab pertanyaan guru.

3) Group Investigation

Pembelajaran dengan metode group investigation dimulai dengan

pembagian kelompok. Selanjutnya guru dan peserta didik memilih topik-topik

tertentu dengan permasalahan-permasalahan yang dapat dikembangkan dari

topik-topik. Kemudian kelompok beraktivitas dari mengumpulkan data,

analisis data, sintesis, hingga menarik kesimpulan. Langkah berikutnya adalah

presentasi hasil oleh masing-masing kelompok.

4) Two Stay Two Stray

Metode two stay two stray atau metode dua tinggal dua tamu. Pembelajaran

dengan metode itu diawali dengan pembagian kelompok. Setelah kelompok

terbentuk guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang

harus mereka diskusikan jawabannya. Setelah diskusi intrakelompok usai, dua

orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk

bertamu kepada kelompok yang lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat

tugas sebagai tamu mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu

kelompok. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada

tamu tersebut. Yang bertugas sebagai tamu, wajib bertamu kesemua

Page 29: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

kelompok. Setelah selesai, semua kelompok membahas hasil kerja yang telah

mereka tunaikan.

5) Make a Match

Yang disiapkan pertama adalah kartu-kartu, yang berisi pertanyaan-

pertanyaan dan jawaban-jawaban. Kemudian guru membagi komunitas

menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama pembawa kartu-kartu pertanyaan,

kelompok kedua pembawa kartu-kartu jawaban, kelompok ketiga sebagai

kelompok penilai. Setelah dibagi, guru memberikan aba-aba agar kelompok

pertama bertemu dengan kelompok kedua saling bergerak mereke bertemu,

mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok. Selesai disamakan

pertanyaan dan jawaban, kelompok penilai memberikan nilai apakah jawaban

dan pertanyaan cocok. Berdasarkan kondisi inilah guru memfasilitasi diskusi

untuk memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik

menginformasikan hal-hal yang mereka telah lakukan yaitu memasangkan

pertanyaan-jawaban dan melaksanakan penilaian.

6) Listening Team

Pembelajaran dengan metode listening team diawali dengan pemaparan

materi pembelajaran oleh guru. Selanjutnya guru membagi kelas menjadi

kelompok-kelompok. Misal, 40 orang dalam suatu kelas dibagi menjadi 4

kelompok.Kelompok pertama merupakan kelompok penanya, kelompok

kedua dan kelompok ketiga adalah kelompok penjawab. Kelompok kedua

merupakan kumpulan orang yang menjawab berdasarkan perspektif tertentu,

sementara kelompok ketiga adalah kumpulan orang yang menjawab perspektif

berbeda dengan kelompok kedua. Kelompok keempat adalah kelompok yang

bertugas mereview dan membuat kesimpulan dari hasil diskusi.

7) Inside-Outside Circle

Pembelajaran dengan metode inside-outside circle diawali dengan

pembentukan kelompok. Jika kelas terdiri dari 40 orang bagilah menjadi 2

kelompok besar. Tiap-tiap kelompok besar terdiri dari 2 kelompok lingkaran

dalam dengan jumlah anggota 10 dan kelompok lingkaran luar terdiri dari 10

Page 30: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

orang. Anggota kelompok lingkaran dalam berdiri melingkar menghadap

keluar dan anggota kelompok lingkaran keluar berdiri menghadap ke dalam.

Sehingga anggota lingkaran luar dan dalam saling berhadapan. Setelah itu

guru memberikan tugas pada tiap-tiap pasangan. Karena dalam contoh ini ada

10 pasangan berarti ada 10 indikator pembelajaran. Setelah mereka

berdiskusi, guru meminta kepada anggota kelompok lingkaran dalam bergerak

berlawan arah dengan angota kelompok lingkaran luar. Setiap pergerakan itu

akan terbentuk pasangan-pasangan baru. Pasangan-pasangan ini wajib

memberikan informasi berdasarkan hasil diskusi dengan pasangan asal,

demikian seterusnya. Pergerakan baru dihentikan jika anggota kelompok

lingkaran dalam dan luar sebagai pasangan asal bertemu kembali. Hasil

diskusi di tiap-tiap kelompok besar tersebut diatas, kemudian dipaparkan

sehingga terjadilah diskusi antar-kelompok besar.

8) Bamboo Dancing

Pembelajaran dengan metode bamboo dancing serupa dengan metode inside

outside circle. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Guru

bisa menuliskan topik tersebut di papan tulis atau dapat pula guru bertanya

jawab apa yang diketahui peserta didik mengenai topik itu. Kegiatan sumbang

saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif yang telah

dimiliki peserta didik agar lebih siap mengahadapi pelajaran yang baru.

Langkah-langkahnya sama dengan metode inside outside circle.

9) Point Counter Point

Langkah pertama metode pembelajaran point conter point adalah membagi

peserta didik ke dalam kelompok-kelompok. Kelompok saling berhadapan,

guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk merumuskan

argumentasi-argumentasi sesuai dengan perspektif yang dikembangkannya.

Selanjutnya tiap kelompok mulai berdebat, mintalah tanggapan, bantahan atau

koreksi dari kelompok lain. Di penghujung waktu guru membuat evaluasi

sehingga peserta didik dapat mencari jawaban sebagai titik temu dari

argumentasi-argumentasi yang telah mereka munculkan.

Page 31: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

10) The Power of Two

Diawali dengan mengajukan pertanyaan, guru meminta kepada peserta didik

secara perorangan untuk menjawab yang diterimanya. Setelah semua

menyelesaikan jawabannya, guru meminta kepada peserta didik mencari

pasangan. Setiap pasangan menyusun jawaban baru yang disepakati bersama.

Di akhir pelajaran guru membuat rumusan-rumusan rangkuman sebagai

jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan.

11) Listening Team

Langkah-langkah metode tim pendengar adalah: (1) Guru membagi peserta

didik menjadi 4 tim: tim A perannya sebagai penanya dan tugasnya

merumuskan pertanyaan, tim B perannya sebagai pendukung dan tugasnya

menjawab pertanyaan yang didasarkan pada poin-poin yang disepakati

(membantu dan menjelaskannya, mengapa demikian), tim C perannya

penentang dan tugasnya mengutarakan poin-poin yang tidak disetujui atau

tidak bermanfaat dan menjelaskan mengapa demikian, tim D berperan sebagai

penarik kesimpulan dan tugasnya menyimpulkan hasil. Kemudian penyaji

memaparkan laporan hasil penelitiannya, setelah selesai beri waktu kepada

tiap kelompok untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan perannya masing-

masing.

12) Jigsaw

Pembelajaran dengan metode jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang

akan dibahas. Guru menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka

ketahui mengenai topik tersebut. Guru membagi kelas menjadi kelompok-

kelompok lebih kecil. Jumlah kelompok bergantung pada jumlah konsep yang

terdapat pada jumlah konsep yang terdapat pada topik yang dipelajari. Apabila

ada 4 konsep, bila satu kelas ada 40 orang, maka setiap kelompok

beranggotakan 10 orang. Keempat kelompok itu disebut kelompok asal. Sesi

berikutnya, membentuk kelompok ahli. Setiap kelompok ahli mempunyai 10

anggota yang berasal dari masing-masing kelompok asal. Karena jumlah

anggota setiap anggota kelompok asal adalah 10 orang, maka aturlah

Page 32: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

sedemikian rupa terpenting adalah di setiap kelompok ahli ada kelompok asal

yang berbeda-beda tersebut. Kemudian kelompok ahli diberikan kesempatan

untuk mendiskusikan masing-masing konsep. Setelah diskusi selesai, mereka

kembali ke kelompok asal. Setelah itu, berikan kesempatan untuk berdiskusi.

Kegiatan ini merupakan refleksi terhadap pengetahuan yang telah mereka

dapatkan dari hasil berdiskusi di kelompok ahli.

3. Metode Pembelajaran Jigsaw

a. Hakikat Metode Jigsaw

Dalam Isjoni (2010:57) menurut Aronson, jigsaw merupakan suatu kelompok kecil yang heterogen yang diberi nama tim jigsaw dan materi dibagi sebanyak kelompok menurut anggota timnya. Tiap-tiap tim diberikan satu set materi yang lengkap dan masing-masing individu ditugaskan untuk memilih topik mereka. Kemudian siswa dipisahkan menjadi kelompok “ahli” dan “asal”. b. Langkah-langkah Metode Jigsaw

Menurut Anita Lie (2010:69-70), langkah-langkah metode jigsaw adalah:

1) Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi dua bagian.

2) Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru.

3) Siswa dibagi dalam kelompok berempat. 4) Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama,

sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya.

5) Kemudian, siswa disuruh membaca/mengerjakan bagian mereka masing-masing.

6) Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca/dikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.

7) Kemudian dilakukan diskusi seluruh kelas. Apabila yang dikerjakan konsep materi cukup sulit, siswa bisa membentuk kelompok para ahli. Siswa berkumpul dengan siswa lain yang mendapatkan bagian yang sama dari kelompok lain. Mereka bekerjasama mempelajari bagian tersebut. Kemudian masing-masing siswa kembali ke kelompoknya sendiri dan membagikan apa yang telah dipelajarinya kepada rekan-rekan dalam kelompoknya.

Page 33: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Menurut Agus Suprijono (2009:89-91), langkah-langkah metode jigsaw

adalah: Pembelajaran dengan metode jigsaw diawali dengan pengenalan topik

yang akan dibahas. Guru menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka

ketahui mengenai topik tersebut. Guru membagi kelas menjadi kelompok-

kelompok lebih kecil. Jumlah kelompok bergantung pada jumlah konsep yang

terdapat pada jumlah konsep yang terdapat pada topik yang dipelajari. Apabila

ada 4 konsep, bila satu kelas ada 40 orang, maka setiap kelompok beranggotakan

10 orang. Keempat kelompok itu disebut kelompok asal. Sesi berikutnya,

membentuk kelompok ahli. Setiap kelompok ahli mempunyai 10 anggota yang

berasal dari masing-masing kelompok asal. Karena jumlah anggota setiap anggota

kelompok asal adalah 10 orang, maka aturlah sedemikian rupa terpenting adalah

di setiap kelompok ahli ada kelompok asal yang berbeda-beda tersebut. Kemudian

kelompok ahli diberikan kesempatan untuk mendiskusikan masing-masing

konsep. Setelah diskusi selesai, mereka kembali ke kelompok asal. Setelah itu,

berikan kesempatan untuk berdiskusi. Kegiatan ini merupakan refleksi terhadap

pengetahuan yang telah mereka dapatkan dari hasil berdiskusi di kelompok ahli.

Kemudian peneliti menyimpulkan langkah-langkah metode jigsaw sebagai

berikut:

1) Guru membagi materi pelajaran yang akan diberikan menjadi dua

bagian.

2) Sebelum materi pelajaran diberikan, guru memberikan pengenalan

mengenai topik yang akan dibahas dalam meteri pelajaran untuk hari

itu. Guru bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa

yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming

ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap

menghadapi materi pelajaran yang baru.

3) Siswa dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok asal adalah kelompok

awal siswa terdiri dari beberapa anggota kelompok ahli yang dibentuk

dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Sedangkan

kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota

Page 34: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kelompok asal, yang ditugaskan untuk mendalami sub topik tertentu

untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

4) Bagian pertama materi diberikan kepada siswa yang pertama,

sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian

seterusnya.

5) Setiap kelompok asal mengirimkan anggotanya ke kelompok lain atau

kelompok ahli. Di dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian

materi belajar yang sama. Kemudian setiap anggota merencanakan

bagaimana mengajarkan sub topik yang menjadi bagian anggota

kelompoknya semula (kelompok asal).

6) Setelah pembahasan selesai para anggota kelompok kemudian

kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman

sekelompoknya pengetahuan apa yang telah mereka dapatkan saat

pertemuan di kelompok ahli.

7) Selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok.

8) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.

9) Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor

penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar

individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Jigsaw

Menurut Doantara Yasa (2008) dalam Indah Kusharyati (2009:16)

pembelajaran metode jigsaw ini mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut :

1) Memacu siswa untuk berpikir kritis. 2) Memaksa siswa untuk membuat kata-kata yang tepat agar dapat

menjelaskan kepada teman yang lain. Hal ini akan membantu siswa mengembangkan kemampuan sosialnya.

3) Diskusi yang terjadi tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu tetapi semua siswa dituntut menjadi aktif.

4) Jigsaw dapat digunakan bersama strategi belajar yang lain. 5) Jigsaw mudah dilakukan.

Selain itu menurut Anita Lie (2010:69) metode jigsaw dapat membuat siswa

bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai

Page 35: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan

berkomunikasi.

Selain kelebihan-kelebihan diatas, menurut Doantara Yasa (2008) dalam

Indah Kusharyati (2009:16) jigsaw ini juga mempunyai kelemahan-kelemahan

diantaranya : (1) kegiatan belajar mengajarnya membutuhkan lebih banyak waktu

dibanding metode ceramah, (2) guru membutuhkan konsentrasi dan tenaga lebih

ekstra karena setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda-beda.

4. Hakikat Aktivitas

Kata aktivitas berasal dari bahasa Inggris “activity” yang artinya kegiatan.

Di dalam belajar perlu ada aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar itu adalah

berbuat, “learning by doing”. Menurut Sardiman A. M, (1994:94) menyatakan

bahwa aktivitas adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan

kegiatan. Rousseau dalam Sardiman A. M (2010:96-97) bahwa, “Dalam kegiatan

belajar segala pengetahuan harus diperoleh dengan bekerja sendiri, pengalaman

sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang

diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis”. Hal ini menunjukkan

bahwa setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa adanya aktivitas maka

proses belajar tidak mungkin terjadi.

a.Prinsip-Prinsip Aktivitas

Prinsip-prinsip aktivitas pada belajar dalam hal ini akan dilihat dari sudut

pandang perkembangan konsep jiwa menurut ilmu jiwa. Dengan melihat unsur

kejiwaan seseorang subjek belajar/subjek didik, dapatlah diketahui bagaimana

prinsip aktivitas yang terjadi dalam belajar itu. Karena dilihat dari sudut pandang

ilmu jiwa, maka sudah barang tentu yang menjadi fokus perhatian adalah

komponen manusiawi yang melakukan aktivitas dalam belajar-mengajar, yakni

siswa dan guru.

Menurut Sardiman (2010:97-100) untuk melihat prinsip aktivitas belajar

dari sudut pandangan ilmu jiwa ini secara garis besar dibagi menjadi 2 pandangan

yakni Ilmu Jiwa Lama dan Ilmu Jiwa Modern.

1) Menurut pandangan Ilmu Jiwa Lama

Page 36: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

John Locke dengan konsepnya Tabularasa, mengibaratkan jiwa (psyche)

seseorang bagaikan kertas putih yang tidak bertulis. Kertas putih ini

kemudian akan mendapatkan coretan atau tulisan dari luar. Terserah

kepada unsur dari luar yang akan menulis, mau ditulisi merah atau hijau,

kertas itu akan bersifat reseptif. Konsep semacam ini kemudian ditansfer

ke dalam dunia pendidikan. Siswa diibaratkan kertas putih, sedang unsur

dari luar yang menulisi adalah guru. Dalam hal ini terserah kepada guru,

mau dibawa ke mana, mau diapakan siswa itu, karena guru adalah yang

memberi dan mengatur isinya. Dengan demikian aktivitas didominasi oleh

guru, sedang anak didik bersifat pasif dan menerima begitu saja. Guru

menjadi seorang yang adikuasa di dalam kelas.

2) Menurut pandangan Ilmu Jiwa Modern

Aliran ilmu jiwa yang tergolong modern akan menerjemahkan jiwa

manusia sebagai sesuatu yang dinamis, memiliki potensi dan energi

sendiri. Oleh karena itu, secara alami anak didik itu juga bisa menjadi

aktif, karena adanya motivasi dan didorong oleh bermacam-macam

kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai organisme yang mempunyai

potensi untuk berkembang. Oleh sebab itu, tugas pendidik adalah

membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat

mengembangkan bakat dan potensinya. Dalam hal ini, anaklah yang

beraktivitas, berbuat dan harus aktif sendiri.

Pendidik tugasnya menyediakan makanan dan minuman rohani anak, akan

tetapi yang memakan serta meminumnya adalah anak didik itu sendiri.

Guru bertugas menyediakan bahan pelajaran, tetapi yang mengolah dan

mencerna adalah para siswa sesuai dengan bakat, kemampuan dan latar

belakang masing-masing. Belajar adalah berbuat dan sekaligus merupakan

proses yang membuat anak didik harus aktif.

b. Pengertian Aktivitas Siswa

Menurut Aceng Haetami dan Supriadi dalam penelitiannya (2008:4),

aktivitas siswa dalam kelompok selama proses belajar mengajar adalah : (1)

Page 37: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru, (2) mengerjakan LKS dalam

kelompok belajar, (3) berdiskusi dalam kelompok belajar, (4) mengajukan

pertanyaan atau menanggapi pertanyaan, (5) menghargai atau menerima pendapat,

(6) mempresentasikan hasil kerja kelompok.

Aktivitas siswa sangat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di kelas

dalam pembelajaran akuntansi. Melalui aktivitas siswa mampu meningkatkan

hasil belajar yang akan dicapai. Khususnya materi akuntansi mengenai jurnal

pnyesuaian, untuk materi ini siswa harus benar benar aktif selama pembelajaran,

memperhatikan materi tersebut yang dijelaskan oleh guru, mengerjakan latihan-

latihan soal dalam LKS. Aktivitas lain yang harus diterapkan adalah diskusi dalam

kelompok, hal ini dapat membantu siswa lain yang belum paham mengenai

perusahaan jasa. Apabila belum jelas dapat ditanyakan langsung kepada guru,

dengan belajar kelompok akan tahu hasil diskusi diadakan presentasi kelompok.

Untuk hasil belajar, juga akan terlihat setelah adanya tes individual yang diberikan

oleh guru. Sehingga untuk hasil belajar dianalisis secara deskriptif dengan

menentukan rata- rata kelas.

Aktivitas yang dilakukan siswa tentunya cukup kompleks dan bervariasi.

Paul B. Diedrich dalam (Sadirman A. M, 2003:101) menyebutkan bahwa aktivitas

siswa dapat digolongkan sebagai berikut :

1) Visual activities : membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain.

2) Oral activities : merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, dan diskusi.

3) Listening activities : mendengarkan uraian, percakapan, musik dan pidato.

4) Writing activities : menulis cerita, karangan laporan, angket, dan menyalin.

5) Drawing activities : menggambar, membuat grafik, peta dan diagram. 6) Motor activities : melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,

mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak. 7) Mental activities : menganggap, mengingat, memecahkan soal,

menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil keputusan. 8) Emosional activities : menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.

Page 38: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Dalam penelitian ini aktivitas siswa yang dimaksud dibatasi pada bertanya,

diskusi, dan memecahkan soal.

5. Hakikat Akuntansi

Akuntansi menyangkut pembukuan, audit (pemeriksaan kebenaran catatan

akuntansi), analisis laporan keuangan, sistem akuntansi dan masih banyak lagi

bidang kajian akuntansi. Akuntansi sebagai ilmu pengetahuan diartikan sebagai

pengetahuan yang sistematis dan dapat dipelajari tentang pengidentifikasian,

pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan informasi dari kegiatan yang dilakukan

perusahaan yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan.

Akuntansi sebagai seni diartikan sebagai proses pengidentifikasian,

pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan informasi dari kegiatan yang dilakukan

perusahaan untuk digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan, yang tidak

memiliki aturan baku dan hanya mengedepankan sisi keindahan dan kemudahan

memahami isi informasi tersebut.

Menurut kegiatan utama usahanya, jenis perusahaan dapat digolongkan

menjadi tiga bidang, yaitu : perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan

industri. Pada kelas XI semester genap ini mata pelajaran akuntansi perusahaan

jasa. Contohnya : jasa salon kecantikan, jasa konsultan keuangan, jasa

transportasi, dan sebagainya. Proses akuntansi membentuk suatu siklus, yaitu:

a. Mempersiapkan dan mengumpulkan bukti transaksi

b. Mencatat transaksi dalam buku harian/jurnal

c. Memindahkan transaksi dari jurnal ke akun buku besar (posting)

d. Membuat neraca saldo

e. Mempersiapkan data penyesuaian

f. Membuat kertas kerja (worksheet)

g. Menyusun laporan keuangan

h. Membuat ayat penutup dan menutup akun buku besar

i. Membuat neraca saldo setelah tutup buku

j. Membuat ayat jurnal pembalik

Page 39: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

B. Kerangka Berpikir

Saat ini model pembelajaran pada SMA N Colomadu masih menggunakan

metode konvensional, akibatnya siswa XI IPS 2 kurang termotivasi dan kurang

semangat dalam proses belajar mengajar. Sehingga aktivitas siswa dan hasil nilai

yang dicapai sedikit, ketika pengamatan oleh peneliti dilakukan. Pada proses

pembelajaran, jika aktivitas siswa mengalami kesulitan, maka perlu dicari solusi

untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Salah satu pemecahannya adalah menggunakan pembelajaran kooperatif.

Dengan cara ini diharapkan kesulitan yang dialami siswa dapat didiskusikan

dengan teman-temannya dalam satu kelompok tetapi masih dalam bimbingan

guru. Pengajar harus mampu menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk

meningkatkan prestasi siswa. Misalnya dengan menggunakan model pembelajaran

jigsaw, merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas

siswa. Hal ini dilakukan karena metode jigsaw ini menekankan pada aktivitas

siswa dan hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran jigsaw ini, dituntut kerjasama

kelompok untuk saling berdiskusi, membaca sumber informasi, mendengarkan

apa yang diperintahkan guru, sehingga aktivitas siswa bisa memberikan hasil

belajar yang berkualitas.

Berdasarkan hasil observasi awal bahwa kurangnya aktivitas siswa dapat

menurunkan hasil belajar pada siswa. Terbukti 50 % belum mencapai batas

ketuntasan yaitu sebanyak 18 siswa dari 40 siswa. Sehingga diharapkan dengan

metode jigsaw dapat menambah aktivitas siswa dan hasil belajar yang meningkat

yaitu nilai siswa juga meningkat. Dari pemikiran di atas, dapat digambarkan

kerangka pemikiran sebagai berikut :

Page 40: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Kondisi

awal

Tindakan

Kondisi

Akhir

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Tjok Rai Partadjaja dan Made Sulastri (2007) dalam skripsinya yang

berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Untuk

Meningkatkan Aktivitas Dan Penalaran Mahasiswa Pada Mara Kuliah Ilmu

Budaya Dasar” menyimpulkan bahwa dari hasil penelitian yang telah dilakukan

dapat diketahui (1) pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan aktivitas

siswa dan penalaran mahasiswa semester I jurusan Bimbingan Konseling dalam

matakuliah IBD yang diukur adalah mencari dan memberi informasi, keberanian

mengemukakan pendapat, keberanian bertanya, keberanian menanggapi pendapat

Guru masih menggunakan metode konvensional

Suasana tidak kondusif dan siswa cepat bosan, kurang aktif dalam beraktivitas

Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw

Suasana kelas menjadi lebih hidup karena siswa menjadi lebih aktif

Guru melakukan refleksi pada siklus I kemudian melanjutkan perbaikan pada siklus II

Aktivitas siswa dan hasil belajar siswa meningkat

Page 41: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

atau pertanyaan teman/dosen, dan (2) kemampuan penalaran yang diukur melalui

kemampuan memahami dan mengaplikasi isi materi perkuliahan yang diukur dari

tes belajar. (3) Skor rata-rata aktivitas mahasiswa meningkat dari skor 7,37 pada

siklus I menjadi 10,2 pada siklus II. Masing-masing dari kategori cukup aktif

menjadi sangat aktif. Demikian pula skor rata-rata hasil belajar meningkat dari

67,67 pada siklus I menjadi 73,33 pada siklus II. Kentutasan belajarnya meningkat

dari 66,7% pada siklus I menjadi 96,7% pada siklus II.

Aceng Haetami dan Supriadi (2007) dalam skripsinya yang berjudul

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan

Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali

Kelarutan”, menjelaskan bahwa setelah dilakukan penelitian didapatkan

kesimpulan sebagai berikut: (1) Bahwa penerapan KTJ dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa untuk setiap siklus : dari rerata = 65,1% (siklus I) menjadi

rerata =89,0% (siklus II;2) meningkatkan hasil belajar kimia yang ditandai dengan

: (a) meningkatnya hasil belajar kimia untuk setiap siklus : siklus I (Rerata =86,4)

dan siklus II (Rerata =90,1) : (b) meningkatnya jumlah siswa yang bernilai lebih

dari 70,37 : dari siklus I (76,47%) menjadi siklus II (94,12%).

Indah Kusharyati (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan

Penguasaan Konsep Dalam Pembelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IS 5 SMA

Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009”, menjelaskan bahwa setelah

penelitian dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep pembelajaran akuntansi

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw pada

siswa kelas XI IS SMA Negeri 8 Surakarta, hal tersebut terefleksi dari beberapa

indikator berikut : (1) Siswa yang dapat menyebutkan nama contoh buku besar

meningkat dari 21 siswa pada siklus I menjadi 34 siswa atau 94,4% dari 36 siswa

pada siklus II. (2) siswa yang dapat menyebutkan ciri-ciri buku besar meningkat

dari 16 siswa pada siklus I menjadi 32 siswa atau 88,9% dari 36 siswa pada siklus

II. (3) siswa yang dapat memilih dan membedakan contoh dari yang bukan contoh

buku besar meningkat dari 21 siswa menjadi 34 siswa atau 94,4 dari 36 siswa

Page 42: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

pada siklus II. (4) siswa yang dapat menyelesaikan masalah atau soal yang

berkenaan dengan buku besar dan telah mencapai batas KKM meningkat dari 12

siswa pada siklus I menjadi 33 siswa atau 91,7% dari 36 siswa pada siklus II.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan

penelitian, yang masih harus diuji kebenarannya sampai terbukti melalui data

yang terkumpul. Berdasarkan kajian teori, kerangka pemikiran dari penelitian

tindakan kelas, serta hasil penelitian yang relevan seperti yang telah diuraikan

diatas maka dapat dirumuskan suatu hipotesis bahwa penerapan pendekatan

pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa

pembelajaran akuntansi kelas XI IPS 2 SMA Negeri Colomadu.

Page 43: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri Colomadu. Sekolah ini

dipimpin oleh Bapak Drs Sukarni, M.Hum selaku kepala sekolah. Sekolah ini

memiliki 25 kelas yang terdiri dari :

a. Kelas X sebanyak 7 kelas

b. Kelas XI sebanyak 7 kelas, terdiri dari 3 kelas jurusan IPA, dan

4 kelas jurusan IPS

c. Kelas XII sebanyak 7 kelas, terdiri dari 3 kelas jurusan IPA, dan

4 kelas jurusan IPS.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 dengan jumlah 40

siswa. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian ini adalah :

a. Menurut penelitian awal yang peneliti lakukan saat melaksanakan

Program Pengalaman Lapangan (PPL), dalam proses pembelajaran

akuntansi masih menggunakan model pembelajaran konvensional

sehingga para siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran

akuntansi akibatnya mereka cenderung tidak memperhatikan

penjelasan dari guru, kurangnya aktivitas siswa pada mata

pelajaran akuntansi belum memenuhi ketuntasan.

b. Sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian

sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata

pelajaran akuntansi yaitu Dra.Siti Nurhayati, yang membantu dalam penelitian

tindakan kelas ini, agar penelitian dapat dilakukan secara terarah dan menjaga

kevalidan data hasil penelitian.

Page 44: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2. Waktu Penelitian

Peneliti merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Oktober 2010

sampai Februari 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan

laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut :

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti adalah Classroom Action Research,

disingkat CAR dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan atau

disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Susilo (2007:16) dalam Indah

Kusharyati “Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh

guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar dengan penekanan pada

penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses pembelajaran”. PTK

merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas, sebagai

usaha atas kesadaran untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi

pada proses pembelajaran dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan.

Jenis Kegiatan

Oktober 2010

November

2010 Desember

2010 Januari 2011

Februari 2011

1. Persiapan Penelitian

a. Penyusunan Judul b. Penyusunan

proposal c. Perijinan 2. Perencanaan Tindakan 3. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I

b. Siklus II 4. Review 5. Penyusunan Laporan

Page 45: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan

kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok

peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja

dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama

dengan peserta didik, atau oleh peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru,

dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

PTK merupakan tugas dan tanggung jawab guru terhadap kelasnya.

Meskipun menggunakan kaidah penelitian ilmiah PTK berbeda dengan penelitian

formal akademik pada umumnya. Sifat-sifat khususnya seperti terlihat di dalam

matrik di bawah ini (Ibnu:2000)

Menurut Zainal Aqib (2006:16) karakteristik PTK meliputi :

1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional 2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya 3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi 4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik

instruksional 5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.

Disimpulkan bahwa karakteristik PTK adalah adanya tindakan nyata yang

dilakukan guru untuk memperbaiki praktik dan proses pembelajaran.Tindakan itu

harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya. Siklus

PTK dilakukan melalui empat tahap, yaitu: 1. Perencanaan tindakan, 2.

Pelaksanaan tindakan, 3. Pengamatan, dan 4. Refleksi. Dari pemikiran diatas,

dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :

Masalah penelitian Dari guru (aktual) Bukan dari guru

Peneliti utama Guru Guru hanya sebagai

pendamping

Desain penelitian Lentur/fleksibel Formal dan kaku

Analisis data Segera/seketika (Mungkin) ditunda

Format laporan Sesuai kebutuhan Formal dan kaku

Manfaat penelitian Jelas dan langsung Tidak langsung/tidak jelas

Page 46: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Menurut Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi 2009:16-19)

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti melakukan identifikasi masalah kemudian setelah

menemukan masalah, perlu segera melakukan langkah analisis terhadap penyebab

adanya masalah yang akan dijadikan landasan berpikir untuk mencari alternatif

suatu tindakan atau aksi yang dapat dikembangkan sebagai bentuk solusi atau

pemecahan masalah. Kegiatan ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di

mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Untuk

memperlancar kegiatan ini peneliti membuat sebuah instrument pengamatan

sebagai alat bantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan

berlangsung. Pada PTK di mana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda,

dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara keduanya.

2. Tahap Pelaksanaan tindakan (Acting)

Setelah ditetapkan bentuk tindakan yang dipilih sesuai dengan rencana

pelaksanaan tindakan, maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan

tindakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang

sudah dibuat oleh guru dan peneliti. Dalam refleksi, keterkaitan antara

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Pengamatan

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Refleksi

?

Page 47: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron

dengan maksud semula.

3. Tahap pengamatan (Observing)

Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas

dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara obyektif

tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari tindakan yang

dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Kegiatan pengamatan dilakukan

pada waktu tindakan sedang dilakukan serta dapat dilaksanakan oleh peneliti dan

guru. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data dengan

observasi ini adalah: (a) jenis data yang dihimpun memang diperlukan dalam

rangka implementasi tindakan perbaikan, (b) indikator-indikator yang ditetapkan

harus tergambarkan pada perilaku siswa secara terukur, (c) kesesuaian prosedur

pengambilan data, dan (d) pemanfaatan data dalam analisis dan refleksi.

4. Tahap Refleksi (Reflecting)

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan. Istilah “refleksi” dari kata bahasa Inggris reflection, yang

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai pemantulan. Refleksi dilakukan

untuk mengadakan evaluasi yang dilakukan guru atau pengamat. Kegiatan refleksi

lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah melakukan tindakan, kemudian

berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan

tindakan. Pada kegiatan refleksi ini ditelaah aspek-aspek mengapa, bagaimana,

dan sejauh mana tindakan yang dilakukan mampu memperbaiki masalah secara

bermakna. Melalui refleksi inilah maka guru bersama peneliti akan memutuskan

langkah selanjutnya, untuk melakukan siklus lanjutan ataukah berhenti karena

sudah mencapai tujuan yang diharapkan.

Siklus pertama ini terdapat empat tahapan yang sudah dijelaskan di atas

mulai dari perencanaan sampai refleksi, sebagai bentuk evaluasi terhadap

penerapan siklus sebelumnya apakah tindakan yang dilaksanakan tersebut sudah

mencapai tujuan atau belum dan apakah penelitian perlu dilanjutkan ke siklus

berikutnya atau tidak.

Page 48: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan

dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data perlu digunakan

teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar valid.

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian adalah:

1. Observasi adalah pengunpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati

secara sistematik gejala-gejala yang muncul dalam hal kegiatan PTK yaitu

dengan melakukan observasi terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan

penerapan tipe jigsaw. Fokus observasi ditekankan pada peran serta siswa

dalam kegiatan apersepsi, keaktifan dalam kelompok serta keaktifan siswa

dalam menyelesaikan masalah terutama saat presentasi.

2. Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung

secara lisan dengan dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara

langsung informasi-informasi dari nara sumber. Wawancara ini dilakukan

oleh peneliti kepada guru mata pelajaran akuntansi dan siswa terhadap

kegiatan belajar mengajar yang dimaksudkan untuk mengungkap

permasalahan yang dihadapi dan untuk memperoleh informasi tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran akuntansi.

Wawancara ini dilaksanakan sebelum penerapan metode dan ketika kegiatan

pembelajaran selesai atas dasar pengamatan dari setiap siklus. Jenis

wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas

terpimpin dimana pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang

akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti

situasi.

3. Tes merupakan pengumpulan data yang dilakukan pada setiap akhir

penyajian bahan ajar atau akhir siklus. Pemberian tes dimaksudkan untuk

mengetahui hasil belajar siswa setelah kegiatan pemberian tindakan apakah

sudah memenuhi target. Tes ini berupa tes tertulis.

4. Dokumentasi dalam penelitian ini terdiri dari dokumen tentang keadaan

sekolah secara umum, data siswa, rancangan pelaksanaan pembelajaran,

lembar observasi, pedoman untuk wawancara, serta lembar skor kelompok

Page 49: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dan hasil nilai evaluasi dari setiap siklus. Peneliti juga mengambil foto ketika

proses kegiatan belajar mengajar di kelas.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah rinci yang ditempuh untuk

melaksanakan penelitian mulai dari awal penelitian sampai akhir penelitian. Agar

penelitian dapat berjalan dengan teratur sehingga hasil penelitian dapat

dipertanggungjawabkan. Terdiri beberapa tahap kegiatan yaitu:

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah dan Guru mata pelajaran

akuntansi SMA Negeri Colomadu Karanganyar.

b. Observasi untuk mendapatkan gambaran mengenai permasalahan

dalam pembelajaran akuntansi di kelas XI IPS 2.

c. Penyusunan jadwal penelitian.

2. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan

Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu: siklus I dan siklus II.

Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi, serta tahap analisis dan refleksi. Masing-masing

siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pada tahap ini peneliti menyusun

instrumen-instrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, yang terdiri

dari: RPP, lembar observasi, pedoman wawancara, serta soal tes untuk siklus I

dan siklus II.

3. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan isi rancangan mengenai tindakan di kelas.

Pada tahap ini peneliti menentukan alternatif tindakan yang dipandang paling

tepat yang mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Tindakan yang

diambil pada penelitian ini adalah peningkatan aktivitas dan hasil belajar dalam

pembelajaran akuntansi menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe

jigsaw.

4. Tahap Observasi atau Pengamatan

Page 50: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tahap observasi yaitu tahap pelaksanaan pengamatan oleh peneliti.

Kegiatan ini dalam PTK dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran

lengkap secara obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh

dari tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas yang dinyatakan dalam bentuk

data.

5. Tahap Penyusunan Laporan

Tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah

dilakukan selama penelitian.

E. Proses Penelitian

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya

aktivitas siswa dalam pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IPS 2 SMA

Negeri Colomadu Karanganyar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif

dengan tipe jigsaw. Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut

dirancang dalam satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: 1.

Perencanaan Tindakan, 2. Pelaksanaan Tindakan, 3. Observasi dan Interpretasi,

dan 4. Refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini,

direncanakan dalam dua siklus.

1. Rancangan Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain:

1) Menyusun skenario pembelajaran sebagai berikut :

a) Guru menciptakan suasana yang kondusif dan teratur

kemudian memberikan pengetahuan awal kepada siswa

mengenai perusahaan jasa.

b) Guru membagi materi perusahaan jasa. Kemudian guru

membagi siswa dalam kelompok-kelompok asal dan

meminta ketua dari kelompok asal membagi materi yang

menjadi tanggung jawab setiap anggotanya. Untuk siklus I

aktivitasnya yaitu: bertanya, diskusi dan memecahkan soal.

Page 51: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Sedangkan pada siklus II aktivitasnya yaitu sama dengan

siklus I.

c) Guru memberitahukan bahwa masing-masing kelompok

asal akan mengirimkan anggota kelompoknya ke kelompok

ahli, yakni siswa yang rata-rata nilainya diatas batas tuntas,

untuk mendiskusikan mengenai perusahaan jasa sesuai

tanggung jawab masing-masing.

d) Setelah menyelesaikan diskusi di kelompok ahli, siswa

diminta kembali mengunjungi kelompok asalnya masing-

masing untuk memberikan informasi dari hasil diskusi yang

diperoleh dalam kelompok ahlinya kepada kelompok asal

yang lain, dalam hal ini setiap anggota diminta untuk

mengajarkan materi yang menjadi tanggung jawabnya.

Kemudian setiap kelompok diberi kesempatan untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka.

2) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis

3) Menetapkan indikator ketercapaian, yaitu:

Dibawah ini merupakan Tabel 3. Indikator Ketercapaian Aktivitas Siswa

Aspek yang diukur Persentase

target

pencapaian

Cara Mengukur

Menanyakan kesulitan

dalam jurnal penyesuaian

90% Diamati saat

pembelajaran dengan

menggunakan lembar

observasi dan dihitung

dari jumlah apakah siswa

bertanya secara struktural,

deklaratif maupun tidak

relevan.

Page 52: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini dilakukan dengan menggunakan skenario pembelajaran yang telah

direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak

tindakan.

c. Tahap Observasi dan Interpretasi

Tahap ini dilakukan dengan mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar

terutama dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif dengan tipe jigsaw dan peran siswa dalam proses belajar mengajar

yang langsung diamati oleh peneliti dengan bantuan guru.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi ini, dilakukan analisis dan interpretasi terhadap

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan hasil peningkatan aktivitas siswa, serta

hasil belajar terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Data yang

diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk memperbaiki

proses pembelajaran berikutnya dalam siklus II.

2. Rancangan Siklus II

Kerjasama dalam diskusi

yang diberikan oleh guru

90% Diamati saat

pembelajaran dengan

menggunakan lembar

observasi dan dihitung

dari jumlah siswa yang

berdiskusi dengan sangat

baik, baik atau kurang.

Mengerjakan soal yang

diberikan oleh guru

dengan batas tuntas 75

90% Diamati saat

pembelajaran dengan

menggunakan lembar

observasi dan dihitung

dari jumlah siswa yang

berhasil melampaui batas

tuntas.

Page 53: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Rencana PTK pada siklus II ini disesuaikan dengan kekurangan-kekurangan

yang ditemukan pada siklus I, sehingga rencana tindakan bertujuan untuk

memperbaiki kekurangan ataupun masalah pada siklus sebelumnya, yang sesuai

dengan mata pelajaran akuntansi, termasuk perwujudan tahap pelaksanaan,

observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi yang juga mengacu pada

siklus sebelumnya.

Page 54: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Page 55: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Riwayat Singkat

Berdirinya SMA N Colomadu dalam kwantitas penyelanggara pendidikan

SMA di Kecamatan Colomadu masih belum memadai. Apalagi jika mengingat

bahwa Kecamatan Colomadu merupakan daerah perbatasan sebelah utara dan

barat Kecamatan Ngemplak. Dan juga di daerah tersebut belum ada Sekolah

Menengah Atas. Berdasarkan keadaan tersebut, dirasa perlu diadakan sebuah

SMA Negeri. Melalui musyawarah warga Colomadu, telah diambil kesepakatan

untuk mengajukan permohonan kepada DEPDIKBUD. Sampai akhirnya

DEKDIKBUD menyetujuinya, dengan syarat asal sudah disediakan tanah oleh

Kecamatan Colomadu.

Berdasarkan Surat Pernyataan HIBAH Bupati Karanganyar Nomor :

590/1903.6 tanggal 2 mei 1990, Bupati Karanganyar pada waktu itu,

menghibahkan tanah kurang lebih 2 ha di Desa Baturan, Kecamatan Colomadu

untuk dibangun sebuah Sekolah Menengah Atas. Pada tahun 1991 secara resmi

SMA Negeri 1 Colomadu diresmikan. SMA Negeri Colomadu berdiri pada

tanggal 23 Mei 1992 dengan Nomor Pendirian Sekolah 0216/01/1992, Nomor

Statistik 301031312030 dan Nomor Induk Sekolah 30011. SMA Negeri

Colomadu didirikan diatas tanah seluas 8000 m2 dan terletak di Desa Baturan

Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. SMA Negeri Colomadu mulai

tahun pelajaran 1991/1992 bertempat di SMA PGRI Colomadu di Desa Gawanan.

Semester pertama tahun pelajaran 1991/1992 SMA Negeri Colomadu dibawah

naungan Kepala Sekolah SMA Negeri Kebakkramat yaitu Bapak Winarno, BA.

Sejak berdiri sampai saat SMA Negeri Colomadu telah mengalami tiga kali

pergantian Kepala Sekolah, yaitu :

Page 56: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

1. Bapak Drs. Supadi Sarsoto tahun pelajaran 1992 sampai 1999

2. Bapak Drs. Wagiman, M.Pd tahun pelajaran 1999 sampai awal 2007

3. Bapak Drs. Maryanto, MM tahun pelajaran 2007 sampai 2009

4. Bapak Sukarni, M.Hum tahun pelajaran 2009 sampai sekarang

2. Keadaan Lingkungan Belajar

SMA N Colomadu yang berlokasi di Komplek Perum Fajar Indah

Baturan, Colomadu ini mempunyai beberapa faktor yang mempengaruhi proses

belajar mengajar di sekolah tersebut yaitu:

a. Faktor Internal

Keadaan lingkungan belajar siswa SMA N Colomadu pada umumnya

cukup baik. Hal ini terlihat dari:

1) Kebersihan

Kebersihan lingkungan sekolah di SMA Colomadu sudah baik.

Hal ini dapat dilihat dari kondisi kelas, halaman sekolah, ruang guru,

kantin, dan tempat parkir. Siswa bertanggung jawab pada kebersihan

kelasnya masing-masing dengan adanya regu piket untuk setiap

kelasnya. Sedang penjaga sekolah bertanggung jawab pada kebersihan

tempat-tempat umum, misalnya : kamar mandi, halaman sekolah,

ruang guru, lapangan olah raga, masjid dan lain-lain.

2) Kerapian

Kerapian di SMA Negeri Colomadu dapat dilihat dari tempat

parkir yang tertata rapi. Tempat parkir antara guru dan siswa

terpisah. Kerapian di SMA Colomadu juga dapat dilihat dari

seragam yang dikenakan oleh siswa, guru maupun staff kantor.

3) Ketenangan

SMA Negeri Colomadu cukup tenang karena terletak cukup

jauh dari jalan raya. Sehingga dalam belajar mengajar siswa tidak

terganggu.

4) Keamanan

Page 57: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Kondisi keamanan di SMA Negeri Colomadu cukup baik,

dapat dilihat dari adanya penjagaan yang lebih baik oleh penjaga

sekolah dan penjaga parkir.

5) Ketertiban

Ketertiban di SMA Negeri Colomadu cukup baik, dapat dilihat

dari keseharian siswa mentaati tata tertib di sekolah.

b. Faktor Eksternal

Ada beberapa faktor eksternal yang kurang mendukung untuk terciptanya suasana

belajar yang nyaman. Faktor tersebut antara lain: lokasi yang sulit dijangkau

transportasi umum dan jauh dari jalan raya, sehingga terdapat siswa yang

menggunakan transportasi umum, kemudian jalan kaki untuk menuju ke sekolah.

Secara umum, gedung SMA Negeri Colomadu dalam keadaan baik dan

memenuhi syarat sebagai tempat berlangsungnya proses belajar, hal ini dapat

dilihat dari tanahnya yang luas juga didukung dengan tersedianya ruang-ruang

kegiatan yang mendukung fasilitas belajar mengajar.

3. Visi dan Misi

a. Visi Sekolah

Unggul dalam ilmu dan perbuatan.

b. Misi Sekolah

1) Memperluas pengetahuan, peningkatan ketrampilan siswa dan

menghasilkan lulusan yang siap melanjutkan ke jenjang yang lebih

tinggi.

2) Mengantarkan peserta didik untuk menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam menghadapi millenium III

3) Menyediakan wahana bagi pembinaan dan peningkatan ketrampilan

serta pembinaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai bekal para siswa

untuk hidupnya di kelak kemudian hari.

Page 58: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 2 di

SMA Negeri Colomadu

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan

kegiatan identifikasi masalah dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata

yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada tanggal 12 Agustus 2010 di

SMA Negeri Colomadu sebelumnya peneliti juga sudah mengetahui permasalahan

melalui observasi awal pada saat PPL. Hasil dari identifikasi tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Ditinjau dari segi siswa

a. Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai. Dapat dilihat

dari terbatasnya siswa yang mempunyai buku pendamping untuk pelajaran

akuntansi. Dalam pembelajaran akuntansi di SMA Negeri Colomadu ini

didukung dengan buku pendamping yang mana masing-masing siswa

sebenarnya dianjurkan mempunyai buku tersebut. Namun, kenyataannya

yang terjadi adalah tidak semua siswa mempunyai buku tersebut bahkan di

kelas XI IPS 2 yang mempunyai buku tersebut hanya 9 siswa dan yang

lain hanya LKS. Hal itu dikarenakan kurang kepedulian siswa akan

pentingnya buku pendamping untuk membantu mereka belajar akuntansi,

di lain pihak bila dilihat dari kemampuan ekonomi siswa sebenarnya dapat

dikatakan siswa di kelas itu tergolong ekonomi mampu, terbukti dari jenis

HP dan kendaraan yang mereka gunakan. Sehingga guru terpaksa

memberikan catatan setiap materi yang diajarkan, padahal dengan

mencatat, banyak waktu yang terbuang.

b. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran akuntansi dan cenderung tidak

mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang

mereka hadapi, siswa cenderung malu untuk mengungkapkan pendapatnya

jika diadakan tanya jawab. Mereka memilih diam tidak bertanya meskipun

sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang sedang dibahas.

c. Siswa lebih tertarik pada kebebasan dan keleluasaan.

Page 59: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Hal ini didasarkan pada hasil pengamatan peneliti pada saat survei

awal, bahwa sebagian besar siswa kelas XI IPS 2, mereka lebih menyukai

suasana pembelajaran yang santai dan bebas. Mereka lebih senang

bertanya kepada teman tentang soal yang belum mereka kuasai dari pada

bertanya kepada guru pengajar. Sesekali saat peneliti masih PPL

mengadakan diskusi kelompok, mereka sangat antusias bertanya dan

menjawab kepada guru maupun antar siswa.

2. Ditinjau dari segi guru

Guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat

untuk meningkatkan aktivitas siswa terhadap mata pelajaran akuntansi.

Pada saat pembelajaran akuntansi, siswa menunjukkan aktivitas yang

sedikit dan kurang antusias terhadap mata pelajaran akuntansi. Guru

selalu ceramah dan memberikan tugas terus menerus, sehingga siswa

terlihat bosan dan jenuh terhadap mata pelajaran akuntansi serta kurang

memperhatikan pelajaran dengan seksama. Guru sudah mencoba

meningkatkan aktivitas dengan memberikan pendekatan secara langsung

dan dengan memotivasi serta menegur siswa yang tidak mau

memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini ternyata belum mampu

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap pelajaran

akuntansi.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus

terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan,

(3) observasi dan interprestasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.

1. Siklus I

Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus pertama melalui pembelajaran

kooperatif dengan metode jigsaw adalah :

Page 60: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41 a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Kegiatan perencanaan tindakan pertama dilaksankan pada hari Senin,

11 Januari 2011 di ruang perpustakaan sekolah SMA Negeri Colomadu. Guru

bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan

dalam penelitian ini.

Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan dalam

memahami materi yang diberikan oleh guru dan siswa malas untuk

beraktivitas di dalam kelas ketika pembelajaran akuntansi. Kemudian

disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan

selama 3 kali pertemuan, yakni pada hari Selasa 11 Januari 2011, Jum’at 14

Januari 2011, Sabtu 15 Januari 2011.

Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut :

1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran

akuntansi pada kompetensi dasar jurnal penyesuaian menggunkan metode

jigsaw, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut :

a) Pertemuan pertama (2x45 menit)

(1) Guru mengucapkan salam pembuka, mengecek kehadiran

siswa.

(2) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk

membangkitkan minat siswa.

(3) Guru menjelaskan konsep jurnal penyesuaian untuk perusahaan

jasa.

(4) Guru memberi penjelasan mengenai metode pembelajaran yang

akan digunakan untuk pertemuan saat itu disertai dengan tujuan

yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

(5) Setelah selesai memberikan pengarahan dan penjelasan

kemudian dilanjutkan dengan mengkondisikan siswa ke dalam

kelompok-kelompok asal sesuai dengan daftar kelompok yang

telah dibuat.

Page 61: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

(6) Guru membagi materi Jurnal Penyesuaian untuk siklus I ke

dalam tiga bagian akun yaitu : (a) perlengkapan, (b) beban dibayar

di muka, dan (c) penyusutan aktiva tetap.

(7) Guru menetapkan posisi untuk kelompok ahli sesuai dengan

jumlah materi yang telah dibagi sebelumnya. Dalam hal ini ada

tiga kelompok ahli.

(8) Guru memberikan kesempatan untuk diskusi antara kelompok

asal dengan kelompok asal dan kelompok ahli dengan kelompok

ahli.

(9) Setelah selesai diskusi kelompok ahli, guru meminta siswa

untuk kembali ke posisi kelompok asalnya.

(10) Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yanng

menjadi tanggung jawabnya di rumah dan juga berlatih mengajar

teman kelompok untuk pertemuan selanjutnya.

(11) Salam penutup.

b) Pertemuan kedua (2x45 menit)

(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa

(2) Guru menyampaikan penjelasan mengenai materi sebelumnya

dan sedikit memberikan kelanjutan mengenai metode

pembelajaran jigsaw.

(3) Guru meminta siswa untuk duduk di kelompok asal masing-

masing.

(4) Guru memberikan kesempatan untuk diskusi dan siswa saling

mengajar pada anggota kelompok asal yang lain mengenai

informasi apa yang menjadi tanggung jawabnya untuk dibagikan

kepada siswa lain. Diskusi berlangsung selama 30 menit.

(5) Guru memberi kesempatan kelompok untuk presentasi dan

memberikan penghargaan pada kelompok yang aktif.

(6) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang.

(7) Salam penutup.

c) Pertemuan Ketiga (2x45 menit)

Page 62: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa

(2) Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah

dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.

(3) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal uraian

kepada siswa yakni soal latihan untuk materi jurnal penyesuian,

dan meminta siswa agar mengerjakan secara mandiri serta tidak

saling bekerja sama.

(4) Guru mengawasi dengan baik agar hasil evaluasi dapat

mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.

(5) Guru meminta lembar jawab soal.

(6) Guru bertanya soal yang masih sulit bagi siswa dan

membahasnya.

(7) Salam penutup.

2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

materi jurnal penyesuaian untuk perusahaan jasa dengan metode jigsaw.

3) Guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes.

Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).

Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang

dilakukan oleh peneliti dengan mengamati aktivitas siswa selama proses

belajar mengajar berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, seperti yang

telah direncanakan, yaitu pada hari Selasa tanggal 11 Januari 2011, Jum’at 14

Januari 2011, dan Sabtu 15 Januari 2011 di ruang kelas XI IPS 2. Pertemuan

dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP.

Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah (a) perlengkapan, (b) beban

dibayar di muka, dan (c) penyusutan aktiva tetap. Guru kemudian membagi siswa

menjadi kelompok-kelompok asal, siswa diminta untuk belajar secara jigsaw

Page 63: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44 dimana setiap tiga anggota kelompok asal dikirim ke kelompok ahli sesuai dengan

materi yang menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya pada pertemuan kedua,

kelompok ahli kembali ke kelompok asalnya. Pertemuan yang ketiga diisi dengan

evaluasi siklus I dengan mengadakan ulangan.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pertemuan pertama (Selasa, 11 Januari 2011)

(a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka,

kemudian melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran, seluruh

siswa masuk siswa.

(b) Siswa diberikan materi jurnal penyesuaian. Setelah itu guru

menjelaskan metode pembelajaran jigsaw yang akan digunakan pada

pertemuan itu dan bagaimana langkah-langkah pelaksanaannya serta

tujuan dari pembelajaran dengan metode tersebut.

(c) Pada pertemuan pertama guru memulai metode pembelajaran jigsaw

dengan terlebih dahulu membagi jumlah siswa ke dalam 5 kelompok asal.

Setiap kelompok asal terdiri 8 siswa yang heterogen baik dari latar

belakang prestasi akademis maupun jenis kelamin. Kemudian guru

memberikan handout materi jurnal penyesuaian dan soal untuk latihan

kepada masing-masing kelompok asal. Guru menentukan pembagian akun

menjadi tiga bagian yaitu : (a) perlengkapan, (b) beban dibayar di muka,

dan (c) penyusutan aktiva tetap. Guru meminta setiap kelompok asal

untuk menentukan tiga anggotanya untuk satu materi yang nantinya akan

dikirim ke kelompok ahli.

(d) Guru menentukan posisi kelompok ahli dan meminta anggota

kelompok asal berkumpul ke dalam kelompok ahli sesuai dengan materi

yang menjadi tanggung jawabnya. Karena waktunya sedikit dan siswa

banyak yang belum paham, dan kelompok ahli masih mendiskusikan

materinya, guru tidak meminta kelompok ahli untuk kembali ke kelompok

asal.

Page 64: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

(e) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan memberikan kesimpulan

dan menyuruh siswa agar tetap berkelompok seperti saat itu untuk

pertemuan berikutnya dan menyuruh siswa untuk mempelajari materi

yang sudah diajarkan.

2) Pertemuan kedua (Jum’at, 14 Januari 2011)

(a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa, dan semua siswa masuk.

(b) Guru menyampaikan materi pada pertemuan sebelumnya. Kemudian

kelompok ahli diminta kembali ke kelompok asal.

(c) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka rasa

belum jelas. Pada awalnya mereka masih malu-malu, tetapi selang waktu

5 menit Yohana bertanya pada guru mengenai perlengkapan pada metode

beban. Setelah terjawab, Fitroh juga bertanya mengenai sewa dibayar di

muka, kemudian Anggit, Fitri, Anis dan 10 siswa lainnya saling bertanya

pada guru, rata-rata dengan pertanyaan yang hampir sama, kemudian

dijawab jelas oleh guru.

(d) Guru meminta siswa untuk maju ke depan kelas mempresentasikan

hasil pekerjaanya yakni dengan menjawab soal dan menjelaskan cara

perhitungannya di depan kelas.

(e) Kelompok Fitroh adalah salah satu siswa yang mau mempresentasikan

hasil pekerjaannya mengenai materi : (a) perlengkapan, (b) beban dibayar

di muka, dan (c) penyusutan aktiva tetap beserta penjelasan

perhitungannya secara singkat.

(f) Pada saat presentasi berlangsung, banyak dari siswa bertanya kepada

Fitroh meskipun awalnya siswa masih kaku dalam mengungkapkan

pertanyaan, tetapi guru memberikan stimulus dan umpan agar siswa bisa

berpikir dan berani mengungkapkan pendapatnya. Sehingga terjadi tanya

jawab dan diskusi antar kelompok yang membangkitkan aktivitas siswa.

(g) Selanjutnya presentasi dilanjutkan dengan cara yang sama sampai soal

habis.

(h) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan memberikan kesimpulan

dan memberitahukan kepada siswa untuk pertemuan berikutnya diadakan

Page 65: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

evaluasi untuk jurnal penyesuaian khususnya tiga materi pokok yang telah

diajarkan, yakni : (a) perlengkapan, (b) beban dibayar di muka, dan (c)

penyusutan aktiva tetap.

3) Pertemuan Ketiga (Sabtu, 15 Januari 2011)

(a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa dan semua siswa masuk.

(b) Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah dijelaskan

pada pertemuan sebelumnya.

(c) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa seatwork, yakni

soal latihan mengenai jurnal penyesuaian pada materi : (a) perlengkapan,

(b) beban dibayar di muka, (c) penyusutan aktiva tetap dan meminta siswa

agar mengerjakan secara mandiri serta tidak saling bekerja sama.

(d) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat

mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.

(e) Guru meminta lembar jawab soal.

(f) Guru bertanya soal yang masih sulit bagi siswa dan membahasnya.

(g) Salam penutup.

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti mengamati pembelajaran akuntansi dengan menggunakan

metode jigsaw di kelas XI IPS 2. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas,

sebab guru kelas menginginkan agar peneliti dapat secara jelas mengamati

proses belajar akuntansi pada hari itu. Pada pertemuan pertama dan kedua

yaitu Jum’at 14 Januari 2011 dan Sabtu 15 Januari 2011, guru menyampaikan

materi (a) perlengkapan, (b) beban dibayar di muka, (c) penyusutan aktiva

tetap dengan model pembelajaran jigsaw sudah dijelaskan secara rinci dalam

pelaksanaan tindakan I.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar

mengajar akuntansi, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut :

Page 66: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

1) Siswa yang bertanya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung

sebesar 75%, sedangkan 25% lainnya belum bertanya dalam proses

pembelajaran.

2) Siswa yang bekerja sama dalam diskusi dengan baik sebesar 70%,

sedangkan yang lainnya masih diam saja dan ramai sendiri.

3) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I dapat diidentifikasikan

bahwa siswa yang sudah mampu mengerjakan soal jurnal penyesuaian

untuk materi (a) perlengkapan, (b) beban dibayar di muka, (c) penyusutan

aktiva tetap mendapatkan nilai 75 ke atas sebesar 75 %, sedangkan 25 %

siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan.

Hal ini disebabkan mereka masih kesulitan dalam memahami materi.

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,

peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah :

a) Guru kurang jelas dalam menyampaikan penjelasan tentang metode

jigsaw sehingga para siswa masih banyak yang mengalami kebingugan

untuk menerapkannya.

b) Guru dalam menjelaskan materi dan memberikan contoh soal terlalu

cepat sehingga sulit diikuti oleh siswa.

c) Guru belum dapat menjangkau semua siswa untuk dimonitoring hasil

pekerjaannya.

2) Beberapa kelemahan yang ditemukan dari segi siswa adalah sebagai

berikut :

a) Siswa masih belum berani untuk mengerjakan dan menjelaskan

jawaban di depan guru dan teman-temannya. Siswa masih belum

berani dalam mengutarakan pendapat.

b) Ketrampilan berkomunikasi di depan kelas seperti pada saat presentasi

masih kurang.

Page 67: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

c) Masih terdapat siswa yang mengeluh dalam pembagian kelompok dan

sulitnya berinteraksi antara anggota kelompok karena perbedaan dalam

kemampuan akademisnya.

d) Kurangnya rasa tanggung jawab anggota kelompok terhadap bagian

materinya masing-masing, sehingga ada siswa yang tidak mau

mengajar teman-temannya dalam satu kelompok.

e) Siswa yang sudah mencapai standar nilai 75 ke atas sebanyak 30

siswa ( 75% dari 40 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah

mencapai ketuntasan hasil belajar. Nilai tertinggi adalah 95, nilai

terendah adalah 63 dan nilai rata-rata kelas yaitu 80,12.

Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang dapat

dilakukan antara lain :

1) Guru lebih banyak lagi memberikan motivasi kepada siswa. Agar

siswa tidak merasa tertekan tetapi siswa dapat semangat dan ikut terlibat

aktif dalam mengikuti pembelajaran.

2) Guru harus memberikan penghargaan kepada siswa yang bisa

bekerjasama dan menyelesaikan tugas dengan baik. Penghargaan ini

bertujuan untuk memacu siswa agar semangat dalam beraktivitas di dalam

kelas.

3) Guru menambah waktu untuk tanya jawab, sehingga kesempatan

untuk mengungkapkan pertanyaan lebih luas.

2. Siklus II

Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus II melalui metode jigsaw

adalah :

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan hari Senin tanggal 17

Januari 2011 di ruang perpustakaan SMA Negeri Colomadu. Peneliti bersama

guru akuntansi mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam

penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan

Page 68: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

refleksi dari siklus I terdapat beberapa kekurangan, kemudian disepakati

bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama 3 kali

pertemuan, yakni hari Selasa 18 Januari 2011, hari Rabu 19 Januari 2011, hari

Kamis 20 Januari 2011 dengan rancangan sebagai berikut :

1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran

akuntansi materi pendapatan diterima dimuka, beban yang masih harus

dibayar, dan pendapatan yang masih akan diterima dengan menggunakan

metode jigsaw, yaitu dengan skenario pembelajaran sebagai berikut :

a) Pertemuan Pertama (2x45 menit)

1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa

2) Guru menciptakan suasana yang kondusif untuk

membangkitkan minat siswa.

3) Mengulang kembali penjelasan metode pembelajaran jigsaw

dan langkah-langkahnya, sehingga lebih mudah dalam

menerapkannya.

4) Memberikan materi mengenai pendapatan diterima dimuka,

beban yang masih harus dibayar, dan pendapatan yang masih akan

diterima

5) Guru membagi kelompok asal seperti pada siklus I.

6) Siswa diminta mempelajari materi selanjutnya pada hand out

yang sudah diberikan oleh guru pada siklus I.

7) Guru meminta kelompok asal untuk mengirimkan tiga

anggotanya masing-masing ke kelompok ahli.

8) Guru menetapkan posisi untuk kelompok ahli sehingga dalam

siklus ini ada tiga kelompok ahli.

9) Guru memberi waktu diskusi selama 30 menit, setelah selesai

siswa diminta untuk kembali ke kelompok asalnya.

10) Guru menyimpulkan pembelajaraan saat itu dan memberikan

kesempatan untuk bertanya sekaligus mengingatkan siswa untuk

mempelajari bagian materinya dan berlatih mengajar di rumah,

untuk memperlancar pertemuan berikutnya.

Page 69: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

11) Guru menutup pembelajaran.

b) Pertemuan kedua (2x45 menit)

1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.

2) Menjelaskan materi yang sudah diberikan pada pertemuan

sebelumnya.

3) Guru meminta siswa untuk duduk berkelompok sesuai dengan

kelompok asalnya masing-masing.

4) Guru memberi waktu untuk diskusi dengan kelompok asalnya

mengenai informasi yang di dapat dari kelompok ahli mengenai

materi pendapatan diterima dimuka, beban yang masih harus

dibayar, dan pendapatan yang masih akan diterima. Waktu diskusi

30 menit.

5) Guru memberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil

kelompok di depan kelas.

6) Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang

menunjukkan keaktifan

7) Guru membuat kesimpulan pembelajaran, dan memberikan

kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada yang belum

dipahami oleh siswa.

8) Guru menutup salam dan mengingatkan siswa bahwa

pertemuan berikutnya akan diadakan tes.

c) Pertemuan ketiga (2 x45 menit)

1) Guru memberikan salam pembuka dan mengecek kehadiran

siswa.

2) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir

atas materi yang telah dibahas.

3) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal esai

dan meminta siswa agar tidak saling bekerja sama.

4) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat

mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.

Page 70: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

5) Guru meminta lembar jawab soal.

6) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah diberikan agar

siswa mengetahui letak kesalahannya.

7) Salam penutup.

2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

materi jurnal penyesuaian untuk perusahaan jasa dengan metode

jigsaw.

3) Guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes.

Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).

Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi

yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati aktivitas siswa selama

proses belajar mengajar berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan II

Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, seperti yang

telah direncanakan, yaitu pada hari Selasa tanggal 18 Januari 2011, Rabu 19

Januari 2011, dan Kamis 20 Januari 2011 di ruang kelas XI IPS 2. Pertemuan

dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP.

Materi pada pelaksanaan tindakan II ini adalah pendapatan diterima dimuka,

beban yang masih harus dibayar, dan pendapatan yang masih akan diterima. Guru

kemudian membagi siswa menjadi kelompok-kelompok asal, siswa diminta untuk

belajar secara jigsaw dimana setiap tiga anggota kelompok asal dikirim ke

kelompok ahli sesuai dengan materi yang menjadi tanggung jawabnya.

Selanjutnya pada pertemuan kedua, kelompok ahli kembali ke kelompok asalnya.

Pertemuan yang ketiga diisi dengan evaluasi siklus I dengan mengadakan

ulangan.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Pertemuan pertama (Selasa, 11 Januari 2011)

Page 71: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

1) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka,

kemudian melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran, seluruh

siswa masuk.

2) Siswa diberikan materi sebagian dari kemarin yang dibagi 2 pada

jurnal penyesuaian, yaitu pendapatan diterima dimuka, beban yang masih

harus dibayar, dan pendapatan yang masih akan diterima. Setelah itu guru

meminta siswa untuk duduk berkelompok sesuai dengan kelompok

asalnya pada siklus I.

3) Guru membagi materi yang terdapat soal latihan juga, menjadi tiga

bagian yaitu tiga materi tadi, kemudian menetapkan posisi untuk

kelompok ahli. Anggota kelompok asal yang ditunjuk kemudian

berpindah posisi ke kelompok ahli lainnya untuk mendalami materi yang

menjadi tanggung jawab masing-masing. Diskusi ini berlangsung 30

menit.

4) Selesai diskusi, siswa yang ada di kelompok ahli kembali ke

kelompok asalnya. Kemudian, sebelum guru membuka sesi tanya jawab

pada soal latihan, Saiful langsung bertanya mengenai pendapatan yang

masih akan diterima. Setelah itu Nureyzwan bertanya, karena masih

belum jelas dalam penulisan pada debit kredit, selang waktu 4 menit

terdapat 15 siswa bertanya. Pada pertemuan kedua ini, banyak siswa yang

langsung berani bertanya kepada guru, sehingga sudah tidak malu-malu

lagi apabila ada kesulitan dan semua pertanyaan telah dijawab oleh guru

dengan jelas.

5) Kemudian guru menyampaikan salam penutup dan memberitahu

untuk pertemuan berikutnya diadakan presentasi hasil jawaban pada

latihan soal tersebut dan berlatih mengajar dengan serius supaya saat

mengajar anggota kelompok lain semua dapat paham.

b) Pertemuan kedua (Rabu, 19 Januari 2011)

1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa, dan siswa yang bernama

Dwi Astuti tidak masuk, dikarenakan sakit.

Page 72: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2) Guru menyampaikan materi pada pertemuan sebelumnya. Siswa

diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka rasa belum

jelas. Guru dibantu peneliti menjawab pertanyaan secara bergantian,

kerana banyak sekali yang bertanya.Guru berkeliling untuk memastikan

bahwa siswa benar-benar paham tentang soal yang dikerjakan. Kemudian

waktu presentasi dimulai, dan kelompok Anggit maju untuk presentasi.

Pada siklus kedua ini terdapat tiga kelompok yang maju setelah Anggit,

yaitu kelompok Fitri, Muariska dan Septeria. Setelah presentasi dibuka,

terdapat hampir semua siswa bertanya, kecuali 2 siswa yaitu Agri dan

Agus, siswa yang bertanya mengenai penyusutan dan belum paham

mengenai perhitungannya. Guru kemudian memberikan penghargaan

pada kelompok yang paling kompak.

3) Kemudian guru mengakhiri pembelajaran, dan meminta para siswa

untuk mempersiapkan besok akan diadakan evaluasi dan memberi tahu

Dwi Astuti apabila sudah sembuh dapat hadir untuk mengikuti tes.

4) Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup.

c) Pertemuan Ketiga (Kamis, 20 Januari 2010)

1) Guru memberikan salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa,

dan semua hadir.

2) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir atas

materi yang telah dibahas.

3) Guru membagikan soal dan meminta siswa agar tidak saling bekerja

sama.

4) Guru mengawasi dengan baik agar hasil evaluasi dapat mencerminkan

kemampuan mereka.

5) Guru meminta lembar jawab soal.

6) Guru membuat kesimpulan dari soal yang diberikan, agar siswa

mengetahui letak kesalahannya.

7) Guru mengucapkan salam penutup.

Page 73: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54 c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan

menggunakan model pembelajaran jigsaw di kelas XI IPS 2. Peneliti

mengambil posisi di dalam kelas yaitu di bagian belakang. Pada pertemuan

pertama yaitu hari Selasa 18 Januari 2011 guru memberikan materi dan soal

latihan materi pendapatan diterima dimuka, beban yang masih harus dibayar,

dan pendapatan yang masih akan diterima. Pertemuan kedua digunakan untuk

melakukan evaluasi akhir dari siklus II. Dari kegiatan tersebut, diperoleh

deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan

menggunakan model pembelajaran jigsaw seperti yang telah diungkapkan

dalam pelaksanaan tindakan I.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar

mengajar akuntansi, diperoleh informasi tentang aktivitas siswa selama kegiatan

belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut :

a) Siswa yang bertanya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar

90%, sedangkan 10% lainnya masih belum bertanya.

b) Siswa yang bekerja sama dalam diskusi selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung sangat baik sebesar 95 %, sedangkan 5% yang lainnya belum

berdiskusi secara menyeluruh, karena ada yang bersendau gurau.

c) Berdasarkan hasil evaluasi akhir siswa dapat diidentifikasi bahwa siswa yang

sudah mampu mengerjakan materi pendapatan diterima dimuka, beban yang

masih harus dibayar, dan pendapatan yang masih akan diterima. Yang sudah

mencapai nilai 75 ke atas sebesar 92,5% atau sebanyak 37 siswa, sedangkan

7,5% atau 3 siswa lainnya masih belum sempurna dalam menyelesaikan

evaluasi yang diberikan. Hal ini disebabkan masih terdapat siswa yang belum

paham mengenai jurnal penyesuaian.

d) Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II

Page 74: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II,

peneliti melakukan analisis sebagai berikut :

1) Kelemahan guru dalam siklus II ini adalah :

a) Guru terkesan mengabaikan beberapa siswa yang belum

berkonsentrasi pada saat diadakan apersepsi. Sebaiknya guru

memberikan perhatian menyeluruh pada siswa dari awal sampai jam

pelajaran akuntansi berakhir.

b) Guru ketika menyimpulkan materi pembelajaran pada pertemuan I

terlalu cepat sehingga siswa kurang jelas.

c) Guru sudah dapat memahami kondisi konsentrasi siswa meskipun

masih dirasa kurang bagi siswa.

2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu

sebagai berikut :

a) Masih terdapat siswa yang belum berani melakukan presentasi

terhadap jawaban soal yang telah dikerjakannya.

b) Masih terdapat siswa yang masih acuh terhadap kegiatan diskusi

dalam kelompoknya, karena ada yang suka mengganggu temannya.

c) Masih terdapat siswa yang malu-malu untuk bertanya ketika

menghadapi kesulitan.

d) Dari segi hasil belajar, siswa yang mendapat nilai 75 ke atas, sudah

mencapai 92,5%. Nilai ini sudah di atas nilai standar. Sehingga

dianggap pembelajaran sudah mencapai titik ketuntasan, meskipun

belum 100% siswa dinyatakan tuntas belajar.

Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan analisis

yang telah dilakukan adalah :

1) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang

kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

2) Guru harus lebih banyak memberikan motivasi yang lebih banyak,

agar siswa dapat lebih percaya diri.

Page 75: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

3) Guru harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan kepada

anak yang mengalami kesulitan, sehingga setiap siswa memahami tentang

materi yang diajarkan.

4) Guru harus lebih memahami mengenai model pembelajaran jigsaw

lebih baik, agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan

model pembelajaran jigsaw.

D. Pembahasan

1. Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I:

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat diketahui hasil

pengamatan keaktifan siswa bertanya, kerjasama siswa dalam berdiskusi dan

ketuntasan hasil belajar akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran

Jigsaw.

Tabel 4. Profil Hasil Penelitian Siklus I

Hasil Pengamatan Siklus I Jml siswa

Persentase

Keaktifan siswa bertanya

30 siswa 75%

Kerjasama siswa dalam berdiskusi

28 siswa 70%

Ketuntasan hasil belajar 30 siswa 75%

Aktivitas siswa pada siklus I dalam pembelajaran akuntansi tersebut juga

dapat dilihat grafik berikut ini:

Page 76: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Gambar 3. Grafik Hasil Penelitian Siklus 1

2. Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II:

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat diketahui hasil

pengamatan keaktifan siswa bertanya, kerjasama siswa dalam berdiskusi dan

ketuntasan hasil belajar akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran

Jigsaw.

Tabel 5. Profil Hasil Penelitian Siklus II

Hasil Pengamatan Siklus II Jml siswa

Persentase

Keaktifan siswa bertanya

36 siswa 90%

Kerjasama siswa dalam berdiskusi

38 siswa 95%

Ketuntasan hasil belajar 37 siswa 92,5%

Aktivitas siswa pada siklus II dalam pembelajaran akuntansi tersebut juga

dapat dilihat grafik berikut ini:

Page 77: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Gambar 4. Grafik hasil penelitian siklus 2

3. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II dapat

dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran pada mata

pelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw dari

siklus satu ke siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut

ini.

Tabel 6. Profil hasil penelitian siklus I dan II

Indikator Hasil Peningkatan

Keaktifan siswa bertanya Siklus I 30 siswa 75% 15% II 36 siswa 90%

Kerja sama siswa dalam berdiskusi

Siklus I 28 siswa 70% 25% II 38 siswa 95%

Ketuntasan hasil belajar Siklus I 30 siswa 75% 17.5% II 37 siswa 92.5%

Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran akuntansi tersebut juga dapat dilihat grafik berikut ini :

Page 78: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Gambar 5. Grafik hasil penelitian siklus 1 dan siklus 2

Grafik tersebut menunjukkan bahwa setelah adanya penerapan model

pembelajaran jigsaw berdampak pada proses dan hasil kegiatan pembelajaran

akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain siswa lebih memahami materi yang

disampaikan oleh guru, aktivitas siswa meningkat dan bersemangat dalam

mengikuti proses pembelajaran, dan siswa dapat mempresentasikan hasil

pekerjaannya. Selain itu, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan.

Pada Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) ini

dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan emapat tahap, yaitu :

(1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,

dan (4) analisis dan refleksi tindakan.

Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai dengan siklus II dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survey awal untuk

mengetahui kondisi yang ada di kelas XI IPS 2 SMA Negeri Colomadu dengan

cara observasi dan wawancara baik dengan guru kelas maupun dengan siswa. Dari

hasil survey ini, peneliti menemukan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran

akuntansi masih belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti mangadakan penelitian

Page 79: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60 tindakan untuk dapat meningkatkan aktivitas siswa dengan menerapkan model

pembelajaran jigsaw.

Setelah berdiskusi dengan guru, selanjutnya peneliti menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dalam siklus I tindakan

kelas. Sesuai kesepakatan, materi yang pada pelaksanaan tindakan siklus 1 ini

adalah jurnal penyesuaian pada bagian. Guru kelas menjelaskan materi pada akun-

akun (a) perlengkapan, (b) beban dibayar di muka, dan (c) penyusutan aktiva

tetap. Guru kemudian meminta siswa pada kelompok asal untuk mengirimkan tiga

anggotanya untuk membahas setiap bagian materi ke kelompok ahli. Pada

kelompok ahli, diadakan pembahasan pada materi yang sesuai bagiannya,

kemudian kelompok ahli kembali ke kelompok asalnya masing-masing untuk

mengajarkan pada anggota kelompok asalnya yang lain informasi yang diperoleh

dari kelompok ahli. Dan untuk pertemuan terakhir diadakan tes individu, untuk

mengukur capaian hasil belajar siswa pada siklus I. Namun, dari hasil pengamatan

terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat

kelemahan, yaitu siswa kurang bekerja sama dalam diskusi kelompok, sehingga

terdapat siswa yang belum paham, karena siswa ada yang tidak mau mengajarkan

pengetahuannya kepada temannya yang mengalami kesulitan. Oleh karena itu,

peneliti mencari solusi dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

siklus kedua untuk mengatasi kelemahan dalam mata pelajaran akuntansi pada

siklus I.

Pada siklus kedua, materi yang diberikan mengenai pendapatan diterima

dimuka, beban yang masih harus dibayar, dan pendapatan yang masih akan

diterima. Saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa, siswa merasa cukup

tertarik dengan pembelajaran menggunakan metode jigsaw, siswa menjadi lebih

aktif, siswa juga dapat meningkatkan rasa kerja sama antar kelompok, siswa juga

lebih memahami materi, karena siswa dapat langsung bertanya kepada teman

kelompok atau langsung bertanya pada guru. Selain itu siswa juga diminta untuk

mempresentasikan hasilnya, sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa.

Page 80: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61 Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi

pada siklus II, aktivitas siswa baik hasil maupun proses sudah menunjukkan

peningkatan, yaitu:

1. Selama proses pembelajaran siswa yang menunjukkan keaktifan bertanya

mereka pada siklus I sebanyak 75% atau 30 siswa, pada siklus II menunjukkan

peningkatan menjadi 90% atau 36 siswa.

2. Dalam kerja sama siswa berdiskusi sangat baik pada siklus I terdapat 28

siswa atau 70% sedangkan pada siklus II sebanyak 38 siswa atau 95%.

3. Pada ketuntasan hasil belajar siswa peningkatan ini ditunjukkan dari

banyaknya siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan minimal 30 siswa

atau 75%, sedangkan pada siklus II terdapat 37 siswa atau 92,5%.

4. Peningkatan tertinggi pada kerja sama berdiskusi, karena siswa mampu

berdiskusi dengan baik dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi

terhadap kelompoknya, hal ini dikarenakan guru menerapkan metode

pembelajaran jigsaw.

Siswa yang semula tidak aktif dan tidak bersemangat saat pembelajaran,

sekarang menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran. Walaupun begitu,

masih diperlukan juga pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya proses

belajar mengajar akuntansi. Oleh sebab itu masalah yang dihadapi pada

pembelajaran akuntansi sudah dapat teratasi dengan cara menerapkan model

pembelajaran jigsaw, yang secara langsung dapat meningkatkan aktivitas siswa,

meningkatkan pemahaman siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran

akuntansi yang menarik perhatian siswa, sehingga aktivitas dan hasil

pembelajaran akuntansi dapat meningkat. Keberhasilan pembelajaran akuntansi

dengan menggunakan metode jigsaw dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai

berikut :

1. Siswa sudah tidak malu dan berani untuk bertanya dan maju ke depan kelas

mempresentasikan tugas yang diberikan guru.

Page 81: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62 2. Siswa terlihat bersemangat dalam berperan mengajar teman sekolahnya.

3. Siswa terlihat antusias pada saat awal akan mengikuti kegiatan belajar

mengajar dan selama mengikuti kegiatan belajar mengajar.

4. Hasil belajar yang telah diberikan guru menunjukkan peningkatan dari

siklus I sampai siklus II, menunjukkan siswa berusaha lebih baik.

Page 82: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Page 83: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Pada Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS 2 SMA

Negeri Colomadu ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi empat

tahap, yaitu : perencanaan tindakan, observasi dan interprestasi, serta analisis dan

refleksi tindakan.

Untuk simpulan hasil penelitian yakni, terdapat peningkatan aktivitas siswa

dan hasil pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran

jigsaw pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri Colomadu. Adanya peningkatan

aktivitas siswa pada pembelajaran akuntansi terjadi, setelah guru menerapkan

metode pembelajaran jigsaw. Guru membangkitkan semangat siswa dengan

meningkatkan aktivitas berdiskusi, tanya jawab, diadakan presentasi untuk maju

ke depan dan melakukan latihan mandiri berupa post test. Sehingga guru dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran akuntansi. Guru juga

menyadari pentingnya melakukan suatu evaluasi terhadap proses pembelajaran,

agar segala kelemahan yang ada dapat teratasi dengan baik.

Penerapan model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa

pada pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri Colomadu.

Indikator peningkatan aktivitas siswa, antara lain :

1. Siswa terlihat sangat bersemangat dan antusias dalam mengikuti

pembelajaran akuntansi, aktivitas siswa bertanya dalam proses pembelajaran

terjadi peningkatan dari 75% pada siklus I menjadi 90%, terjadi peningkatan

sebesar 15%. Siswa menjadi lebih percaya diri untuk bertanya pada guru

apabila mengalami kesulitan.

2. Kerjasama siswa dalam berdiskusi sangat baik. Siklus I terdapat 28 siswa

sebesar 70%, pada siklus II terdapat 38 siswa sebesar 95%, terjadi

peningkatan sebesar 25%.

Page 84: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

3. Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hasil evaluasi

tersebut menunjukkan peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 75%

(30 siswa) menjadi 92,5% (37 siswa), terjadi peningkatan sebesar 17,5%.

Untuk nilai rata-rata kelas menunjukkan peningkatan pada siklus I nilai rata-

ratanya 80,12 dan pada siklus II menunjukkan peningkatan yakni 86,2.

4. Peningkatan tertinggi pada diskusi, karena dalam pembelajaran jigsaw ini,

dituntut kerjasama kelompok untuk diskusi dan untuk memberikan informasi

ke siswa lain, sehingga diskusi terjadi peningkatan paling tinggi.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik

implikasi teoretis maupun implikasi praktis sebagai berikut :

1. Implikasi Teoretis

Hasil penelitian ini terbukti secara empirik, kegiatan pembelajaran akuntansi

pada materi Akuntansi jurnal penyesuaian dengan menggunakan metode jigsaw

dapat meningkatkan aktivitas siswa dilihat dari segi siswa bertanya, berdiskusi

dengan teman kelompok dan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik. Hal ini

disebabkan model kooperatif dengan metode jigsaw menekankan aktivitas siswa

dalam proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih

baik, sehingga mendorong siswa aktif dalam pembelajaran, menjadi lebih

bersemangat dan terdapat rasa tanggung jawab dalam kerja kelompok.

2. Implikasi Praktis

Implikasi dari hasil penelitian ini adalah bahwa untuk meningkatkan

aktivitas siswa dan hasil belajar siswa secara optimal dalam pembelajaran

akuntansi, apabila guru memiliki kemampuan baik, maka guru dapat

menyampaikan materi dengan baik. Implementasi model pembelajaran kooperatif

metode jigsaw dapat dipertimbangkan sebagai salah satu pendekatan

Page 85: PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

pembelajaran yang tepat. Selain itu materi tersebut akan diterima siswa dengan

baik, apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif

dalam proses pembelajaran. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa melalui

penerapan model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa dari

siklus I sampai siklus II. Namun, kekurangan tetap ada dan dapat diatasi pada

pelaksanaan tindakan pada siklus II. Dari pelaksanaan tindakan yang kemudian

dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya

peningkatan kualitas baik proses maupun hasil dari pembelajaran akuntansi.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka dapat

dikemukakan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :

a. Guru harus lebih kreatif dalam menyampaikan materi serta mengelola

kelas, sehingga guru dapat menerapkan model pembelajaran jigsaw

secara baik dan aktivitas siswa dapat terus meningkat seiring dengan

peningkatan kemampuannya.

b. Agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik, sebaiknya guru

meningkatkan pelaksanaan pembelajaran kooperatif metode jigsaw

dengan memberikan sehingga dapat tercipta situasi kondusif yang

mendukung proses pembelajaran.

c. Guru hendaknya melakukan pendekatan dengan memberikan motivasi

ketika proses pembelajaran sehingga aktivitas siswa di kelas dapat

tercapai dan berdampak positif pada peningkatan hasil belajar siswa.

d. Siswa hendaknya mampu memiliki ketrampilan berkomunikasi yang

baik dimana hal ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa.

e. Siswa sebelumnya mempelajari materi yang akan diajarkan oleh guru.

Siswa lebih meningkatkan kemampuan berdiskusi serta bersosialisasi

dengan siswa lain dan saling membantu terhadap siswa lain.


Recommended